JURNAL

PERANG GERILYA JENDRAL DI TAHUN 1948- 1949

SUDIRMAN GENERAL WAR OF GUERRILLA IN KEDIRI AT 1948- 1949

Oleh: ARIF DWIWICAKSONO 12.1.01.02.0005

Dibimbing oleh : 1. Drs. HERU BUDIONO, M.Pd 2. Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

SURATPERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017

Yang bertanda tangan dibawah ini: NamaLengkap : ARIF DWIWICAKSONO NPM : 12.1.01.02.0005 Telepun/HP : 085707204924 Alamat Surel (Email) : [email protected] JudulArtikel : PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949 Fakultas – Program Studi : FKIP SEJARAH Nama Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Alamat Perguruan Tinggi :…………………………………………………………

Dengan ini menyatakan bahwa: a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggung jawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mengetahui Kediri, 02 Februari 2017

Pembimbing I Pembimbing II Penulis,

Drs. HERU BUDIONO, M.Pd Drs. SIGIT WIDIATOKO, M.Pd Arif Dwiwicaksono 0707086301 0717076301 12.1.01.02.0005

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 1||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

PERANG GERILYA JENDRAL SUDIRMAN DI KEDIRI TAHUN 1948-1949

Arif Dwiwicaksono 12.1.01.02.0005 FKIP Sejarah [email protected] Drs. Heru Budiono, M.Pd dan Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

ARIF DWIWICAKSONO: Perang Gerilya Jendral Sudirman Di Kediri Tahun 1948-1949, Skripsi, Pendidikan Sejarah, FKIP UN PGRI Kediri, 2016.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya penelitian tentang perang gerilya Jendral Sudirman di Kediri. Masyarakat Kediri hanya mengetahui bahwa Kediri masuk sebagai satu rute dalam perang gerilya Jendral Sudirman melalui acara napak tilas yang diadakan pada bulan November setiap tahunnya. Permasalahan penelitian ini adalah (1) Siapakah Jendral Sudirman? (2)Bagaimana perjuangan Jendral Sudirman? (3)Bagaimana perjuangan Jendral Sudirman selama bergerilya di Kediri?. Penelitian ini merupakan penelitian historis (sejarah). Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini lain: Heuristik, Verifikasi, Interpretasi dan Historiografi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi, dan wawancara. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: (1)Jendral Sudirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Purbalingga, Jawa Tenggah. Sebelum menjadi seorang jendral, beliau adalah guru di sekolah di Cilacap. Ketika jepang membentuk PETA, beliau mengikuti pelatihan bagi calon perwira PETA di . Beliau lulus dengan pangkat komandan batalyon dan di tempatkan di Kroya, Jawa Tenggah. Setelah merdeka, beliau membentuk BKR cabang Banyumas, dan ketika pemerintah membentuk TKR, maka BKR bergabung menjadi TKR Divisi V Banyumas dengan Sudirman sebagai pemimpinnya. Pada saat para pemimpin TKR mengadakan rapat di , Sudirman diangkat menjadi TKR dengan pangkat Jendral. (2)Perjuangan Jendral Sudirman yang paling terkenal salah satunya adalah Perintah Siasat Nomor Satu. Dimana dalam menghadapi Belanda akan diterapkan strategi wingate dan wehrkreise. (3)Jendral Sudirman berada di Kediri selama 14 hari dengan rincian; datang pada malam hari tanggal 23 Desember 1948, berada selama tiga hari di dusun Dasun. Lalu tinggal sementara selama Sembilan hari di Goliman mulai tanggal 27 Desember 1948. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: (1) Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pembanding (2) Saran bagi pemerintah Kediri agar lebih mengali lagi peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di daerahnya sebagai bagian dari sejarah lokal untuk melengkapi sejarah nasional.

KATA KUNCI : Gerilya, Sudirman, Kediri

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 2||

I. LATAR BELAKANG diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya, Jawa Panglima Besar Jenderal Tenggah.Setelah Indonesia Sudirman lahir pada tanggal 24 merdeka pada tanggal 17 Agustus januari 1916 di Purbalingga Jawa 1945, pemerintah mendirikanBadan Tenggah. “Sudirman lahir dari Keamanan Rakyat (BKR).Setelah pasangan Karsid Kartowirodji dan pembentukan BKR dimasing- Siyem”(Wahjudi Djaja,2009;5). masing daerah telah selesai, maka Namun sejak kecil Sudirman sudah Sudirman diberi tangung jawab diangkat anak oleh R. sebagai pemimpin BKR untuk Tjokrosoenaryo yang masih wilayah Banyumas. Sejak tanggal memiliki hubungan kerabat dari 5 Oktober 1945 penamaan BKR di ibunya, Siyem. ubah menjadi Tentara Keamanan Riwayat pendidikan Rakyat(TKR).Dan pada akhirnya Sudirman dimulai dari pada tahun ketika diadakan pertemuan antara 1925 ketika bersekolah di perwira senior TKR di Yogyakarta Hollands Inlands School(HIS) di pada bulan November 1945 Cilacap. Kemudian dilanjutkan di menetapkan Sudirman sebagai Meer Uitgebreid Lager Panglima Besar TKR. Onderwijs(MULO) Taman Siswa, Sebagai seorang yang dan setahun kemudian pindah ke dipercaya dan diberi tanggung Perguruan Parama Wirotomo dan jawab sebagai Panglima Besar pada tahun 1935 melanjutkan Angkatan Perang Republik pendidikan ke sekolah Hollandsche Indonesia tentulah Jenderal Indische Kweekschool(HIK) milik Sudirman bukan orang Muhammadiyah di Solo, meskipun sembarangan. Mengingat pada tidak sampai tamat. Setelah itu masa itu banyak nama besar para Sudirmanmengajar untuk beberapa perwira yang lebih berpengalaman tahun sebelum diangkat sebagai di bidang militer seperti Jenderal Kepala Sekolah Dasar . Muhammadiyah di Cilacap. Pada masa Agresi Militer Pendidikan militer pertama Belanda ll, Jenderal Sudirman sakit kali diperoleh ketika Sudirman parah dan sedang dirawat di rumah mengikuti latihan menjadi perwira sakit umum Panti Rapih di tentara Pembela Tanah Air(PETA) Yogyakarta.Akan tetapi dengan di Bogor. Sudirman kemudian ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

semangat juang yang tinggi, beliau dan di tarik peredaranya pada 1 tetap berangkat ke medan tempur September 1977). Bahkan untuk untuk memimpin pasukanya memperingati ulang tahun Jenderal berperang secara gerilya. Sudirman yang keseratus, Tentara Dalam bukunya, Arya Nasional Indonesia mengadakan Ajisaka (2008;96) kompetisi Piala Jenderal Sudirman mengatakan bahwa;Kisah teramat heroik terjadi ketika yang pada pertandingan final dalam kondisi sakit dan dilangsungkan tepat pada tanggal paru-paru tinggal sebelah, dia memimpin sendiri kelahiran Jenderal Sudirman atau prajuritnya dari atas tandu, 24 Januari. naik turun gunung dan keluar masuk hutan, untuk Untuk mengenang memimpin perang gerilya. kepahlawanan Jenderal Sudirman, Setelah ditandatanganinya di Kediri pun juga terdapat naskah persetujuan Roem-Roijen monumen patung Jenderal yang pada intinya Belanda Sudirman.Patung ini berdiri tegak mengembalikan pemerintahan menghadap utara dengan tangan Soekarno-Hatta ke Yogyakarta, kanan menunjuk kedepan di Jalan maka Jendral Sudirman pun Patimura. Selain dengan kembali ke Yogyakarta dengan mendirikan monumen, masyarakat kondisi badan yang Kediri juga mengadakan suatu memprihatinkan.Akhirnya, acara Napak Tilas Panglima Perang Panglima Besar Jendral Sudirman Jenderal Sudirman. Acara tersebut wafat pada tanggal 29 Januari 1950 diadakan setiap bulan November. di dan dimakamkan di Rute acara tersebut dimulai dari Taman Makam Pahlawan Kediri kota, lalu melewati lereng Kusumanegara Semaki, timur gunung Wilis dan berakhir di Yogyakarta. dusun Bajulan (wilayah Nganjuk). Nama besar Jenderal Masyarakat Kediri yang Sudirman sudah menyebar begitu menghormati Panglima keseluruh Indonesia. Mulai dari Besar Jenderal Sudirman pengunaan nama jalan utama, menyebabkan penulis penasaran monumen, dan gambar mata uang dan memutuskan untuk menulis pecahan 1000 Rupiah (yang mulai karya tulis berjudul “Perang di edarkan tanggal 13 Januari 1969

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 1||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Gerilya Jenderal Sudirman di penelitian. Menurut sifatnya Kediri Tahun 1948- 1949”. sumber sejarah di bedakan menjadi II. METODE dua macam sumber yaitu; 1) Sumber Primer Metode penelitian sejarah yang digunakan penulis dalam penulisan Sumber primer berasal dari ini adalah metode penelitian sejarah orang yang hidupnya sezaman yang di rumuskan oleh dengan peristiwa yang Kuntowijoyo. dikisahkan.Sumber sejarah disebut MenurutKuntowijoyo(2005;10) primer bila disampaikan oleh saksi metode sejarah adalah sebagai mata. Dalam penulisan skripsi ini berikut;metode sejarah mempunyai lima tahapan, yaitu pemilihan topic, penulis melakukan wawancara pengumpulan sumber(heuristik), dengan beberapa pelaku sejarah kritik sumber/ keabsahan sumber(verifikasi), yang masih ada. Selain dari analisis/sintesis(interpretasi) dan wawancara, sumber primer dari penulisan. a. Pemilihan Topik penelitian ini juga dari buku 2) Sumber sekunder Pemilihan topik merupakan langkah awal dalam sebuah Sumber sekunder adalah penelitian. Topik yang dipilih harus kesaksian seseorang yang bukan workable sehingga dapat merupakan saksi pandangan mata dikerjakan dalam waktu yang yakni seseorang yang tidak hadir tersedia.Tidak terlalu luas dan tidak pada waktu terjadinya peristiwa melampaui waktu. tersebut.Selain itu juga sumber b. Pengumpulan Sumber buku yang keteranganya diperoleh dari pihak kedua yang memperoleh Sumber menurut bahanya, berita dari sumber primer, dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumbernya tidak sejaman dengan sumber tertulis dan sumber tidak peristiwa dan diperoleh dari tertulis. seorang yang tidak lansung hadir Pengumpulan sumber dalam peristiwa yang dikisahkan. sendiri mengandung pengertian c. Kritik Sumber kegiatan sejarah untuk mengumpulkan sumber, jejak-jejak Kritik sumber atau sejarah yang diperlukan untuk verifikasi merupakan suatu proses

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 2||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

pengujian dan menganalisa secara e. Penulisan Sejarah kritis mengenai keontentikan Penulisan adalah suatu sumber-sumber yang berhasil puncak dari kegiatan penelitian dikumpulkan. Kritik ada dua sejarah.Fakta yang sudah terkumpul macam yaitu, kritik ekstren dan dan di lengkapi dengan penafsiran kritik intern. Kritik intern adalah yang melahirkan bagian sejarah yang kritik sumber yang digunakan utuh dan bermakna, kemudian ditulis untuk meneliti kebenaran isi dalam sebuah laporan penelitian dokumen atau tulisan tersebut. karya tulis.. Kritik ekstern merupakan kritik III. HASIL DAN KESIMPULAN yang dilakukan dengan melihat aspek-aspek ekstrinsik dari “Rombongan Jendral sumber.Kritik ekstren sangat Sudirman tiba di Dusun penting dilakukan untuk Karangnongko pada tanggal 25 memastikan bahwa peneliti sejarah Desember mengunakan sumber yang asli dan 1948”(,1993;144). bukan hasil rekayasa.Hal ini Suasana kota yang masih riuh dan terutama perlu diperhatikan pada semangat moral pasukan Belanda pengunaan sumber sumber berupa yang tengah memuncak seiring dokumen dan artefak. keberhasilan menjebol pertahanan d. Analisis Sumber Kediri dari Selatan setelah sebelumnya dibuat frustasi karena Analisis sumber adalah kesulitan menyerang kota dari menafsirkan fakta-fakta yang telah jurusan , membuat diuji kebenaranya, kemudian rombongan Jendral Sudirman menganalisa sumber yang pada berasumsi untuk lebih menjauh dari akhirnya akan menghasilkan suatu jangkauan tentara Belanda. Karena rangkaian peristiwa. Dalam tahap meskipun untuk mencapai dusun ini ini penulis diharuskan untuk harus melewati jalan yang cukup mencermati dan mengungkapkan menanjak, tapi jarak antara dusun data-data yang diperoleh. dengan kota kurang lebih hanya

10km saja. Dan untuk diketahui,

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 3||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Dusun Karangnongko ini terletak di Dasun ini. mereka diantar oleh Desa Joho, Kecamatan Semen. Yatijan dan Poniman Rombongan Jendral Selama di Dasun, Jendral Sudirman meninggalkan dusun Sudirman tinggal di rumah seorang Karangnongko sekitar pukul 06.30, warga yang bernama Bini. Rumah setelah sebelumnya sempat Pak Bini ini terletak di utara mesjid melakukan sembahyang sholat dengan posisi menghadap ke Selatan. Subuh di kediaman Bapak Mustajab Tapi sayangnya rumah tersebut Gombloh. Tapi sayangnya rumah sudah berubah total dikarenakan tempat Jendral Sudirman beristirahat kepemilikan yang berpindah tangan. sebentar untuk Sholat Subuh ini Karena suasana yang sekarang sudah dirubuhkan oleh dianggap cukup aman membuat pihak keluarga karena kondisi rumah rombongan ini tinggal selama tiga yang sudah termakan usia. hari di Dasun. Untuk kebutuhan Setelah dari Karangnongko, hidup sehari-hari, rombongan Jendral rombongan Jendral Sudirman tiba di Sudirman memperoleh bantuan Dusun Dasun. Dusun Dasun masih makanan dari warga, tapi untuk masuk di wilayah Desa Joho, tapi sebagian kebutuhan, Jendral tempatnya lebih masuk lagi ke dalam Sudirman juga mengunakan uang hutan. Setelah melalui medan yang beliau tanda tangani. Bantuan menanjak di seblah Utara makanan dari warga mayoritas Karangnongko, selanjutnya berupa ketela dan umbi-umbian, menuruni turunan curam yang mengingat pada saat itu beras juga berkelok ke Timur. mahal. Meskipun medan yang dilalui Selain mendapat bantuan masih berupa hutan tapi rombongan makanan dari warga, warga juga Jendral Sudirman tetap mampu sangat membantu dengan menemukan lokasi untuk beristirahat menginformasikan keberadaan karena di setiap lokasi yang akan tentara Belanda. Begitu mendengar dituju, selalu saja ada warga yang kabar bahwa Belanda sudah sampai membantu, baik untuk mengangkat Pagung, maka diputuskan untuk tandu maupun menunjukan jalan. mencari tempat lain yang lebih Seperti ketika rombongan tiba di aman. Untuk sementara keamanan

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 4||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Jendral Sudirman memang dalam yang telah ditentukan oleh Kolonel Sungkono, karena bahaya, ketika malam sebelum akan kalau mereka tetap berangkat meninggalkan Dasun, bermalam disitu, keesokan paginya akan dibantai oleh terdapat seorang pria misterius yang mitraliyur pesawat pemburu menanyakan keberadaan Jendral Belanda yang menyerang yang memuntahkan peluru Sudirman. Dugaan sementara pria dengan hebatnyapada pagi tersebut adalah mata-mata Belanda. buta itu, yang memetahi semua dahan pohon- Untuk mengecoh si mata- pohonan dan merusak mata, maka dibuatlah suatu rencana rumah serta bangunan yang ada disekitarnya. untuk mengalihkan perhatian. Salah Setelah peristiwa tersebut, seorang Letnan Muda Laut yang rombongan Jendral Sudirman mirip dengan Jendral Sudirman, meneruskan perjalanannya ke Utara didandani menyerupai Jendral menuju Dusun Goliman, Desa Sudirman. Ia juga ditandu Parang. Perjalanan ke Goliman di mengunakan tandu yang biasa di pandu oleh warga Dasun yang pakai oleh Jendral Sudirman. Dia bernama Paeran dan Santan. ditandu menuju arah Barat daya Setelah mengantar maka kedua dengan ditemani oleh Supardjo warga dari Dusun Dasun tersebut Rustam. Sedangkan Sudirman yang pulang kembali ke dusun Dasun. asli di gendong menuju ke Goliman. Jadi setelah sampai di Rencana pengalihan perhatian ini Dusun Goliman, rombongan berjalan sukses. Jendral Sudirman tinggal cukup Dalam bukunya, lama, yaitu selama Sembilan hari. Tjokropranolo(1993;146) mengatakan bahwa ; Dusun Goliman ini terletak di Desa Rombongan Pak Pardjo Parang, Kecamatan Banyakan. dengan Pak Dirman palsunya (Heru Kesser) Akses jalan untuk menuju kesana menuju ke posko baru pun terbilang cukup sulit karena (sebelah barat daya kota Kediri). Setelah berjalan meskipun sudah diaspal tapi medan beberapa jam kearah yang jalan yang naik turun bukit dengan berlawanan, mereka kemudian dapat menyusul tebing dan jurang di kanan kiri kembali rombongan Pak jalan menyebabkan butuh usaha Dirman yang sudah tidak lagi ditandu. Untunglah dan ekstra untuk mencapai dusun mereka tidak berjalan terus ini. sampai posko Pak Dirman Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 5||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Selama berada di Goliman, perbatasan dusun. Ini mungkin juga Jendral Sudirman tinggal di rumah untuk mengurangi kecurigaan Pak Badal. Sebenarnya, pada Belanda. Sebab, jika para prajurit rencana awal Jendral Sudirman pejuang itu berkumpul di suatu akan tinggal di rumah Kepala tempat maka akan menarik Dusun tapi karena pada saat itu perhatian dari pilot belanda yang rumah Kepala Dusun sedang ramai memantau dari pesawat di udara. maka Jendral Sudirman yang tujuan Kepada warga, Jendral awalnya memang sembunyi harus Sudirman mengaku sebagai kepala diinapkan di rumah yang tergolong guru. Jadi, selama berada di sepi. Pak Badal sendiri masih Goliman, warga tidak mengetahui saudara kandung dari Pak Kasun. siapa identitas Jendral Sudirman Di tempat ini berdiri papan yang sebenarnya. Rahasia ini terus bertuliskan Sasana Pangripta Gelar terjaga sampai pada hari terakhir Panglima Besar Jendral Soedirman. Jendral Sudirman berada di Yaitu tempat dimana Jendral Goliman. Adalah Pak Sudirman mengatur siasat untuk Tjokropranolo yang menghadapi serangan Belanda di memberitahukan kepada istri Pak Kediri dan sekitarnya. Dari tempat Badal siapa sebenarnya Jendral ini juga Jendral Sudirman Sudirman tersebut. Hal ini terpaksa memberikan perintah pada dilakukan karena istri Pak Badal pasukanya. Dan untuk mulai curiga dengan perlakuan berkomunikasi dengan petinggi istimewa yang di peroleh Jendral maupun staf dari Markas Besar Sudirman oleh keempat ajudanya. juga dapat tersambung dengan baik Akan tetapi istri dari Pak Badal karena adanya pemancar radio diminta untuk tidak sebagai alat komunikasi memberitahukan informasi ini Dalam keseharianya selama kepada siapapun. Sembilan hari di Goliman, Jendral Untuk kebutuhan sehari- Sudirman hanya didampingi oleh hari, Jendral Sudirman empat orang ajudannya, mengunakan uang kertas yang Sedangkan prajurit pengawalnya masih berupa gulungan. Uang ini siaga di perbatasan- harus di gunting terlebih dahulu.

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 6||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Bahkan menurut penuturan dari akan menyulitkan mobilisasi Pak Parmin, Ayahnya yang senjata berat Belanda dan masih bernama Pak Badal pernah diminta rimbunya pohon sehingga mampu untuk datang ke Bajulan guna menyembunyikan dari intaian para diberi imbalan uang sebagai ucapan pilot. terima kasih karena sudah Tapi meskipun begitu, tetap memperbolehkan tinggal di saja Belanda mampu melacak rumahnya. Pada kesempatan itu keberadaan Jendral Sudirman. juga, Jendral Sudirman meminta Sehingga pada tanggal 5 Januari maaf karena tidak bisa pamit pergi 1949 ada beberapa pesawat pada saat itu karena harus terburu- Belanda yang terbang rendah buru pergi meninggalkan Goliman. mengitari wilayah dusun tersebut. Karena Jendral Sudirman Istri dari Pak Badal yang merasa sedang sakit, maka kondisi cemas akan keselamatan tamunya kesehatanya selalu diperhatikan tersebut akhirnya berinisiatif untuk baik-baik oleh dr. Suwondo selaku menyembunyikan Jendral dokter pribadinya. Mulai dari Sudirman di bawah pohon pule pemilihan makanan. Selama di yang besar di sebelah Utara rumah. Goliman, Jendral Sudirman sering Tapi sayangnya pohon tersebut mengkonsumsi telur setengah sudah tidak ada karena ditebang matang. Jika terlalu matang, beliu oleh pemilik lahan. akan menolaknya. Selain itu untuk Ada kemungkinan Belanda keperluan mandi, Pak Badal yang mengetahui keberadaan Jendral selalu mengambilkan air dari Sudirman karena ada pejuang yang sumber mata air yang terletak di berhasil ditawan, tapi bisa juga bawah dusun . Karena Belanda menangkap Jika diliat secara geografis, gelombang sinyal radio yang sebenarnya tempat ini cocok Jendral Sudirman gunakan. Tapi dijadikan sebagai markas komando apapun alasanya, ajudan dari pada masa itu. Selain jauh dari Jendral Sudirman merasa kalau jalan besar, tempat ini juga tempat tersebut sudah mulai tidak memiliki mata air, kondisi kontur aman. Bukan hanya tidak aman tanah yang berbukit bukit sehingga untuk sang Jendral saja, tapi untuk

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 7||

ArtikelSkripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

rakyat juga. Sehingga Jendral Besar mencapai Bajulan. Mereka diwakili Sudirman merasa perlu oleh 4 orang warga Goliman untuk meninggalkan Goliman agar mennandu Jendral Sudirman Belanda tidak melakukan invansi sampai ke Bajulan. Ke empat orang ke daerah Goliman. tersebut adalah Karmo, Djuari, Guna menghindari intaian Dari, dan Marto. dari dari pihak Belanda, maka Setelah sampai ke Bajulan, perjalanan dari Goliman ke Bajulan keempat warga ini kembali ke dilaksanakan pada pagi hari setelah Goliman dan Jendral Sudirman shalat subuh. Kondisi langit masih kembali memimpin pasukanya lumayan gelap. Warga Goliman melanjutkan perlawanan dari pun ikut membantu Jendral untuk Bajulan. IV. DAFTAR PUSTAKA Arya Ajisaka, 2008. Mengenal Wahjudi Djaja, 2009. Jendral Pahlawan Indonesia. ; Soedirman. Klaten; Cempaka Kawan Pustaka Putih. Kuntowijoyo, 2003. Metodologi Wawancara dengan Bapak Mu’adi Sejarah. Yogyakarta; Tiara pada hari Minggu tanggal 11 Wacana Desember 2016 pukul 14.56 Tjokropranolo, 1993. Jendrral Soedirman, Pemimpin Wawancara dengan Bapak Parmin Pendobrak Terakhir Suwadi pada hari Kamis Penjajahan di Indonesia. tanggal 08 Desember 2016 Jakarta; Haji Masagung pukul 16.19

Arif Dwiwicaksono | 12.1.01.02.0005 simki.unpkediri.ac.id FKIP - Sejarah || 8||