"34+VSOBM4FOJ3VQBEBO%FTBJO7PMVNF /PNPS %FTFNCFS

PENGELOLAAN LUKISAN-LUKISAN KOLEKSI MUSEUM ISTANA KEPRESIDENAN

Khoirul Anam Volume 22 Nomor 3 , Desember 2019 Program Studi Tata Kelola Seni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Yogyakarta

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memperoleh pemahaman yang benar serta mendalam, tentang pengelolaan lukisan-lukisan koleksi museum. Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dan pendokumentasian langsung terhadap pengelolaan lukisan-lukisan koleksi, mempelajari dan mencatat data dari berbagai sumber. Penelitian ini menggunakan landasan teori tentang pengelolaan koleksi museum yang meliputi struktur organisasi, pengadaan koleksi, pendataan, penyajian, pengamanan dan pemeliharaan koleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan koleksi museum ini, mempunyai struktur organisasi museum yang tidak seperti organisasi museum yang lain, seperti memiliki kepala museum dan jajarannya, museum hanya memiliki pengelola. Perbedaan ini dinilai menyebabkan kurang optimalnya pengelolaan koleksi. Adapun untuk pengalihan risiko dengan menggunakan asuransi belum dilakukan pengelola, namun di sisi lain secara menyeluruh, pengelolaan koleksi yang meliputi; pengadaan koleksi, pendataan, penyajian, pengamanan dan pemeliharaan koleksi berada dalam taraf baik.

Kata Kunci : pengelolaan, lukisan, koleksi, museum, , Yogyakarta

ABSTRACT This research aims to review and gain a true understanding and depth, about the paintings management of the museum's collection. The approach method used in this research is descriptive. The data collection is done by direct observation and documentation on the management of collection paintings, studying and recording data from various sources. This research uses the theoretical basis of the museum collections management that include organizational structure, collection procurement, data collection, presentation, security and collection maintenance. The results of this research indicate that the management of the collection at the museum, has a museum organizational structure that unlike other museum organizations, such as having the head of museum and his staff, the museum only has a manager. This difference is rated to be less optimal in collection management. As for the transfer of risk by using insurance has not been done by managers, but on the other hand as a whole, collection management that includes; collection procurement, data collection, presentation, security and maintenance of the collection is in good level.

Keywords: paintings, collections, Mmanagement, museum, Sukarno, Yogyakarta

Pendahuluan mengumumkan pemindahan kedudukan Ketika Belanda mencoba kembali pemerintah ke daerah yang bebas dari untuk menjajah bangsa Indonesia dengan gangguan Belanda, yaitu daerah Yogyakarta. menguasai pada 1946, Sukarno Pada 3 Januari 1946, Presiden pertama Ir.

174 Khoirul Anam, Pengelolaan Lukisan-lukisan..

Sukarno memboyong sang istri Fatmawati, ilmu pengetahuan atau barang kuno. (Susanto, anak pertama Guntur Sukarno, dan orang tua 2011:268) Museum berperan penting sebagai Fatmawati. Ibu Kota Republik Indonesia resmi lembaga yang merawat dan mengelola benda berpindah dari Jakarta ke Yogyakarta dan seni untuk menjaga sejarah kesenian dan menjadi pusat Pemerintahan Indonesia yang kebudayaan. Museum menjadi bukti konkret belum genap berusia lima bulan pada 4 Januari atas kepemilikan kesenian dan kebudayaan 1946. (Setiyono, 2017)Ratusan ribu orang ikut melalui arsip dokumen dan arsip benda seni mengungsi dari berbagai daerah yang diduduki dan benda bersejarah, dimana bangsa lain tidak Belanda ke Yogyakarta, tidak terkecuali para bisa serta-merta dengan mudah mengklaim seniman juga ikut bermigrasi pada masa antara ilmu pengetahuan, kesenian dan kebudayaan. 1946 – 1947. (Susanto, 2014:16) Yogyakarta mempunyai banyak sebutan, antara Sejak para seniman bermigrasi ke lain sebagai kota pelajar, kota gudeg, kota seni Yogyakarta, seni dan budaya tumbuh secara budaya, kota pariwisata dan sebagainya, kota signifikan, terutama bidang seni rupa. Pada ini juga pantas disebut sebagai kota museum. tahun 1946, para pelukis seperti Affandi, Rusli, Pasalnya ada 32 museum yang tercatat sebagai Hendra Gunawan, dan Harijadi S. membentuk anggota Badan Musyawarah Musea D.I Sanggar Masyarakat, dan disusul S. Sudjojono (Daerah Istimewa) Yogyakarta. (Barahmus, bersama Seniman Indonesia Muda (SIM) pada 2017) Selain itu, banyak juga museum yang tahun 1948. Affandi dan Hendra Gunawan lalu tidak terdaftar sebagai anggota BMM DIY, bergabung dengan SIM, tetapi kebersamaan itu seperti museum Rumah Garuda yang dikelola tidak lama karena ada perselisihan pendapat secara pribadi dan Museum Istana dengan S. Sudjojono. Setelah keluar, keduanya Kepresidenan Yogyakarta yang dikelola oleh mendirikan Pelukis Rakyat (PR) pada tahun Kementerian Menteri Sekretaris Negara 1947. Keduanya—SIM dan PR—mempunyai Republik Indonesia. pengaruh besar pada perkembangan seni rupa Topik penelitian ini dilatari oleh di Yogyakarta (Burhan, 2013:22) dibukanya Museum Istana Kepresidenan oleh Sukarno juga sering mengundang para Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang pelukis dan seniman untuk berdiskusi seputar Yudhoyono (SBY). Selain itu juga. masalah kesenian di pendopo belakang diresmikanya Museum Balai Kirti pada 18 Gedung Agung (Istana Kepresidenan Oktober 2014 yang ada di Istana Kepresidenan Yogyakarta). Setelah itu, lahirlah perguruan Bogor (Kemendikbud.go.id, 2017) dan tinggi seni rupa Indonesia yang bernama ASRI Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta yang (Akademi Seni Rupa Indonesia) diresmikan akhirnya bisa dinikmati publik pada tahun yang pada 15 Desember 1949. Banyak karya-karya sama. Selain itu, juga diadakannya pameran besar yang lahir dari seniman-seniman besar di besar di Galeri Nasional Indonesia yang ASRI dan kota ini. Selain itu, banyak kegiatan- memamerkan benda-benda seni koleksi Istana kegiatan seni yang lahir, seperti; Festival Presiden RI, yang belum pernah dipamerkan Kesenian Yogyakarta, Biennale Jogja, Artjog, untuk publik. Istana Kepresidenan mempunyai dan kegiatan pameran-pameran seni rupa yang koleksi benda seni mencapai 15.911 buah. Dari menjamur di galeri-galeri maupun ruang koleksi tersebut, ada 1.900an bingkai lukisan, alternatif. Maka dari itu, julukan Yogyakarta lebih dari 500 lukisan adalah karya-karya para sebagai kota seni rasanya suatu hal yang tidak perupa Indonesia maupun dunia yang telah berlebihan. diletakan di dinding-dinding Istana dan Sementara itu, melihat aktivitas sebagian diletakan di dalam museum-museum kesenian yang tumbuh semakin intensif, Istana Kepresidenan yang berada di Jakarta, aktivitas kesenian menghasilkan banyak ilmu Bogor, Cipanas, Yogyakarta, dan pengetahuan, benda seni dan sejarah. Oleh Tampaksiring. (Barahmus, 2017) sebab itu, museum sangat dibutuhkan, gedung Hal yang paling menarik dari Istana yang digunakan sebagai tempat untuk pameran, Presiden adalah pengelolaan koleksinya. Istana benda-benda yang patut mendapat perhatian Presiden menjadi museum terbaik yang umum seperti peninggalan bersejarah, seni dan mempunyai artefak bagi bangsa ini, memuat

176 "34+VSOBM4FOJ3VQBEBO%FTBJO7PMVNF /PNPS %FTFNCFS sejarah perjuangan merebut kemerdekaan angka. Hal itu disebabkan oleh adanya hingga sejarah perkembangan seni rupa penerapan metode kualitatif (Moeloeng, Indonesia berada di Istana Presiden yang 2007:11) tersebar di enam tempat tersebut. Pengkajian b) Metode Pengumpulan Data mengenai pengelolaan koleksi seni lukis Istana 1. Observasi Kepresidenan dinilai sangat penting untuk 2. Studi Pustaka mengetahui sejauh mana proses pemeliharaan 3. Wawancara artefak yang mempunyai sejarah penting 4. Dokumentasi bangsa ini. Selain itu bertujuan mengetahui c) Metode Analisis Data pesan-pesan untuk menyebarkan informasi Analisis data adalah tahap yang sangat atau nilai kesenian dan kebudayaan dari artefak pokok dalam menyimpulkan hasil suatu seni koleksi Istana Kepresidenan kepada penelitian. Menganalisis data merupakan publik. Rasa keingintahuan mengenai aspek suatu langkah yang sangat kritis dalam suatu pengelolaan koleksi seni Museum Istana penelitian. Peneliti harus memastikan pola Kepresidenan menjadi alasan yang mendasar analisis mana yang akan digunakan, apakah pada penelitian ini. analisi statistik (bersifat kuantitatif) ataukah analisis non statistik. (S. Suryabrata, Rumusan Masalah 1998:40) Penelitian ini menggunakan data Rumusan masalah yang akan dikemukakan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. adalah apa sajakah hal-hal yang terkait dengan pengelolaan lukisan-lukisan koleksi Museum Hasil Penelitian Dan Pembahasan Istana Kepresidenan Republik Indonesia Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta Yogyakarta? Di bagian sisi selatan gedung Istana Kepresidenan Yogyakarta pada 4 Juni 1822 Tujuan Penelitian didirikan sebuah bangunan sebagai “Societiet Penelitian ini bertujuan: de Vereeniging Yogyakarta”. Pemerkasa a) Pengadaan dan pendataan lukisan-lukisan pembangunan adalah Luitenant de Terria dan koleksi museum. Sri Sultan Hamengku Buwono IV sebagai b) Penyajian lukisan-lukisan koleksi museum. pelindung sekaligus penyedia tanahnya. c) Keamanan dan pemeliharaan lukisan- Pada masa penjajahan Hindia-Belanda lukisan koleksi museum. gedung ini berfungsi sebagai tempat hiburan seperti musik, opera, pesta minuman, dan Metode Penelitian tempat bermain billiard bagi kalangan Metode yang dipakai adalah metode penelitian masyarakat sipil maupun Militer Belanda. kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan Masyarakat menyebutnya sebagai “Kamar prosedur analisis atau menafsirkan fenomena Bola” atau “Gedung Jenewer”. Gedung ini yang terjadi dan dilakukan dengan jalan direnovasi, antara lain pada 1864 dan 1915. Di melibatkan berbagai metode yang ada, seperti masa kependudukan Jepang gedung ini wawancara, pengamatan dan pemanfaatan berganti nama menjadi “Balai Mataram”, dan data-data dokumen (Moeloeng, 2007:5). pada 1952 fungsinya beralih sebagai bioskop Metode penelitian tersebut digunakan sebagai dan berganti nama menjadi “Gedung suatu usaha dalam menyelesaikan Senisono” yang kemudian diperuntukkan permasalahan yang diajukan pada rumusan sebagai tempat di mana para seniman Yogya masalah. melakukan aktifitas keseniannya. Gedung ini a) Metode Pendekatan kemudian dikenal sebagai Art Gallery Senisono, Metode Pendekatan yang akan dipakai atau gedung Antara/PWI. adalah dengan metode pendekatan Sesudah diakuisi dan menjadi bagian deskriptif yaitu melakukan analisis hanya Istana Kepresidenan Yogyakarta, dan dipugar sampai pada taraf deskripsi. (Azwar, 2005:6) pada 1995 yang terdiri atas gedung auditorium, Melalui data yang dikumpulkan seperti ruang sidang kepresidenan serta ruang pamer berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka- dan museum. Gedung Senisono yang dulunya

177 Khoirul Anam, Pengelolaan Lukisan-lukisan.. dipakai sebagai ruang berkesenian. Sekarang memuat koleksi-koleksi seni dan memuat menjadi Museum Istana, tempat dimana sejarah Indonesia. Kedua, dari jenis koleksi-koleksi benda seni peninggalan pembiayaan; Museum Istana Kepresidenan Presiden RI ditampilkan, mulai dari Presiden Yogyakarta termasuk dalam jenis museum Soekarno yang meliputi lukisan, patung, kriya, pemerintah pusat, karena dibiayai langsung dari keramik, maupun berbagai cenderamata pemerintah pusat. Ketiga, dipandang dari jenis kepresidenan. Diresmikan kembali oleh area; Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada termasuk jenis museum nasional, karena 2014, bersamaan dengan diresmikanya berlatar belakang milik . Museum Balai Kirti pada 18 Oktober 2014 Keempat, dilihat dari jenis penonton: Museum yang ada di Istana Kepresidenan Bogor, yang Istana Kepresidenan Yogyakarta termasuk akhirnya bisa dinikmati publik pada tahun yang dalam kategori museum publik sejak dibuka sama. pada tahun 2014, yang sebelumnya masuk Istana Kepresidenan Yogyakarta kategori museum khusus (privat). Kelima, terletak di pusat keramaian kota, tepatnya di dilihat dari penyajian pameran; Museum Istana selatan Jalan Ahmad Yani, kini nama jalan Kepresidenan Yogyakarta termasuk dalam dikembalikan seperti sejarahnya yakni Jalan jenis museum tradisional, karena masih Margo Mulyo. Lokasinya tepat di jantung mengadopsi penyajian konvensional, tidak ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta, persis di melibatkan penyajian yang interaktif. sudut barat laut Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Lokasi Museum Istana Koleksi Lukisan Kepresidenan Yogyakarta sangat strategis, Istana Kep residena n Yogyaka rta karena berada di tengah kota dan berdekatan memili ki kole ksi 494 lukisan yan g ters ebar di dengak pusat pariwisata kota Yogyakarta yaitu Ged ung Kompleks Ist ana. Sejumlah 435 Malioboro. Dalam hal ini, meskipun sudah l ukisan suda h terd aftar Barang Milik Neg ara dibuka untuk umum dan mempunyai posisi (BMN) dan 59 lukisan yang baru ak an di strategis dalam segi lokasi, Museum Istana d aftarkan BMN. Koleksi luki san Mus eum Kepresidenan Yogyakarta masih tergolong sepi I stan a Ke presidenan Yogy akart a yang dibandingkan Museum Benteng Vredeburg b erjumlah 494 lukisan terdiri luk isan cat yang berada persis di depan istana. mi nyak, akrilik, kac a, batik , pastel, da n cat Meskipun dibuka untuk umum, pihak a ir. A dapun dengan tema luk isan koleksi museum tidak menargetkan kunjungan yang M useum Istana Kepre sidenan Yogy akarta banyak, hal ini disebabkan museum masih di memili ki koleksi lukis an den gan tema bawah naungan atau kompleks Istana a ntara lain; pemandangan alam, objek (still Kepresidenan Yogyakarta, belum berdiri l ife), po tret, f igure manusia, dekoratif , sendiri seperti Museum Balai Kirti yang berada l okalitas, kaligrafi, abstrak, sejara h, dan di Istana Kepresidenan Bogor. Jadi, jika kita kebangsaan. mengunjungi Istana Kepresidenan Yogyakarta, Adapun proses pengumpulan koleksi maka kunjungan tersebut satu paket dengan pada Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta kunjungan Museum Istana Kepresidenan menggunakan beberapa cara akuisisi koleksi. Yogyakarta, dan ketika istana sedang ditempati Sebagian besar koleksi Istana Negara, oleh Presiden RI, maka kunjungan akan khususnya Museum Istana Kepresidenan ditutup dan yang sudah reservasi akan Yogyakarta berasal dari peninggalan atau dibatalkan. warisan para Presiden Indonesia yang menjabat Museum Istana Kepresidenan pada saat itu. Koleksi tersebut didapatkan Yogyakarta sendiri termasuk dalam lima jenis dengan cara pembelian secara pemesanan, museum, yang masing-masing dapat dilihat maupun pembelian langsung dari sanggar dari beberapa sudut pandang. Pertama, dapat ataupun pameran-pameran, pertukaran dan dilihat dari jenis koleksi museum; Museum pemberian dari seniman atau pihak luar Istana Kepresidenan Yogyakarta termasuk (pemimpin negara, tamu kenegaraan, dan dalam jenis museum seni dan sejarah, karena masyarakat). Pengoleksian benda-benda seni

178 "34+VSOBM4FOJ3VQBEBO%FTBJO7PMVNF /PNPS %FTFNCFS dimulai pada masa pemerintahan Presiden Ir. Kedua, pameran temporer/insidental untuk Sukarno, ia adalah seorang connoisseur dan koleksi-koleksi yang tersebar di dinding- sekaligus kolektor benda-benda seni yang dinding Istana, tipe ini biasanya dengan cara sejati. Berbagai karya seni yang bermutu dari merotasi atau rolling lukisan yang dipajang. seniman-seniman ternama Indonesia maupun 2. Tahap Perancangan Konsep mancanegara yang menghiasi istana saat ini, a. Tema dan Proses Kurasi Koleksi merupakan koleksi yang dikumpulkannya Tema dan pengkurasian koleksi lukisan ketika menjadi presiden pertama Republik melibatkan pihak luar istana, yaitu Indonesia sejak kemerdekaan 1945 hingga dengan bekerjasama dengan tenaga ahli 1966. kurasi karya lukisan, memdalami pengetahuan tentang karya seni dan Pengelolaan Koleksi Lukisan sejarah seni koleksi Museum Istana Pendataan Koleksi Kepresidenan Yogyakarta. Tema 1. Registrasi kurasinya secara keseluruhan Kegiatan registrasi benda seni koleksi mengangkat tentang ke-Indonesiaan Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta yang berjudul “Semangat Nasionalisme”, yang dilakukan pengelola, ketika suatu yang dibagi dalam sub tema dalam benda telah diputuskan menjadi koleksi, ruang-ruang pamer museum, sub tema pencatatan tersebut meliputi dokumen- tersebut antara lain; tentang Presiden, dokumen yang terkait dalam koleksi. Perjuangan, Yogyakarta, 2. Inventarisasi Keanekaragaman Alam dan Inventarisasi koleksi dilakukan pengelola Keberagaman Budaya Indonesia. untuk mencatat benda koleksi Museum b. Alur Cerita (Story-line) Istana Kepresidenan Yogyakarta ke dalam Alur cerita di Museum Istana buku inventaris koleksi. Kepresidenan Yogyakarta adalah 3. Katalogisasi komponen dokumen yang disajikan Katalogisasi juga termasuk dalam kegiatan dalam pameran, memuat nilai-nilai inventarisasi koleksi, yaitu sama-sama edukasi yang dibuat oleh kurator, mencatat dan mendokumentasikan yang mengikuti garis besar kerangka pameran memuat data-data tentang koleksi. Media dan daftar koleksi yang sudah dikurasi. yang merekam baik secara visual maupun Berikut adalah alur cerita di museum; verbal. Adapun jenisnya mempunyai dua alur pertama memuat tentang potret dan macam; Pertama, katalog inventaris hanya representasi presiden-presiden Indonesia untuk pengelola, yang bertujuan membantu dari yang pertama hingga yang ke-enam, pendataan dan pengontrolan koleksi. dilanjutkan dengan potret wakil presiden, Kedua, Katalog pameran/istana untuk kemudian pendamping presiden, lalu pengunjung yang bertujuan menjelaskan tentang jogja dan perjuangan tentang seluk beluk Istana dan koleksi kemerdekaan, yang terakhir tentang museumnya. kenaeragaman alam, dan keberagaman budaya. Penyajian Koleksi 3. Tahap Perancangan Pameran 1. Tahap Pra Karsa a. Desain dan Layout Ruang Pamer Tahap pra karsa adalah tahap dimana Dalam hal desain dan penataan ruang pengelola dan kurator memutuskan hal-hal pamer, pengelola dan kurator pokok mengenai rencana penyajian koleksi mendiskusikan untuk menyesuaikan museum. Adapun penyajiannya koleksi dengan ruang pamer yang menggunakan dua jenis pameran; Pertama, akan dipakai. Penataan berdasar pada pameran tetap/permanen yang berada di arus lalu-lintas atau sirkulasi Ruang Museum Istana Kepresidenan penonton. Museum ini menggunakan Yogyakarta, tipe pameran ini penyajiannya metode pendekatan tata letak terkonsep dengan matang dan terstruktur. terstruktur dengan tujuan membatasi

180 Khoirul Anam, Pengelolaan Lukisan-lukisan..

pengunjung pameran. Pembatasan paparan cahaya yang dikeluarkan lampu, pengunjung ini merupakan strategi dapat diredam oleh adanya kaca akrilik pengelola untuk memudahkan yang dipasang di depan koleksi lukisan, petugas mengawasi pengunjung. untuk menghindari kerusakan terhadap Ruang pamer didesain dalam satu- benda koleksi, yang dapat arah arus lalu-lintas. Di sisi lain, mempengaruhi warna, pigmen, minyak, metode ini mempunyai kelebihan agar kanvas, atau kertas. pengunjung dapat melihat semua d. Teks Pameran dan Labelisasi Koleksi koleksi yang dipamerkan sebelum (caption) keluar museum. Penyampain informasi tidak hanya dilakukan oleh petugas pemandu pameran, tetapi juga dengan media teks pameran dan lebelisasi koleksi. Hal ini membantu pengunjung dalam memahami dan mengapresiasi yang disajikan di museum. terdapat empat elemen teks yang terdapat di Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta; teks judul, sub judul, teks pengantar kuratorial, teks grup, dan teks label koleksi.

Gambar. B.3.b.3.a Layout Lt. 1 dan 2 Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta Dokumen: Mikke Susanto Gamb ar 1. Tata cah aya m enggunakan lampu LE D tem bak, saat diku njung i di b. Penataan Koleksi Museum Istana Kepresid enan Yogyakarta Penataan koleksi lukisan termasuk dalam Foto: Khoirul Anam kerja kurator, hal ini bertujuan dengan mempertimbangkan komposisi akan e. Pem andu Pameran membuat nyaman pengunjung. Penataan Selain berf ungsi untuk memberi kan lukisan koleksi museum diposisikan bimbingan, penerangan, p etunjuk dan terpusat pada strata mata pengunjung, memberikan inform asi seput ar Istana untuk ukuran orang dewasa biasanya 1.6 dan Museum Istana, pemandu juga meter. Adapun dalam pengaturan objek berfungsi sebagai pen gawas dan lukisan pada garis tengah tingkatan mata, penjaga kemanan dari pengunjung yang penataan menggunakan beberapa datang. karateristik yang mempengaruhi 4. Tahap Evaluasi penempatan, antara lain; Keteraturan, Proses evalusi kerja di Museum Istana Garis Datar Tengah, Keseimbangan, Kepresidenan Yogyakarta tidak Mengapit, dan Spiral. dilakukan sendiri dalam lingkup c. Tata Cahaya pengelolaan museumnya. Dilakukan Pencahayaan menggunakan jenis menyeluruh bersama di bawah kendali pencahayaan elektrik dengan lampu Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta. Light Emitting Diode (LED). Tingkat Evalusai yang dilakukan pengelola

181 "34+VSOBM4FOJ3VQBEBO%FTBJO7PMVNF /PNPS %FTFNCFS

museum sebatas pada pengelolaan proses pengiriman, yaitu menggunakan peti koleksi, tetapi tidak pada target kayu yang di dalamnya menggunakan pengunjung, proses pameran, dan material palstik bergelembung (bubble wrap) keefektifan pameran. sebagai bungkusnya, namun sebelumnya dilapisi sejenis kain busa (foam polyethylene) Pemeliharaan dan Pengamanan Koleksi untuk menahan gerakan dan goresan 1. Konservasi terhadap koleksi lukisan. Selanjutnya Dalam kegiatan konservasi, pengelola dilengkapi dengan identitas karya (lebel dibantu petugas kebersihan melakukan karya) berupa foto karya, judul, ukuran, dan pengecekan secara rutin setiap hari, media. Kedua, yang bertujuan untuk pengecekan itu meliputi pencahayaan, suhu disimpan di dalam gudang penyimpanan, ruangan, kebersihan ruangan, kebersihan hampir sama dengan pengepakan yang koleksi, dan indikasi terjadinya kerusakan pertama, hanya saja tidak memakai peti kayu pada koleksi yang berada di ruang pamer dan diberi Silica Gel yang berfungsi maupun di gudang penyimpanan. Seteah menyerap kelembapan dan cairan partikel, dilakukan pengecekan dan terbukti tidak dari ruang yang berudara/bersuhu. sesuai standar konservasi, maka pengelola harus cepat tanggap terhadap koleksi- koleksi yang kotor, rusak dan teridikasi rusak. 2. Restorasi Kegiatan restorasi dilakukan dalam kurun waktu satu tahun sekali dengan skala prioritas, dimana yang paling penting masuk daftar pertama untuk direstorasi. Skala prioritas ini dilihat dari nilai aset lukisan tersebut. Ketika nilai tersebut lebih murah dari pada biaya restorasi, maka yang dilakukan hanya konservasi preventif atau Gambar 2. Kegiatan restorasi yang dilakukan Restorator (tenaga ahli) dibantu pengelola perawatan ringan saja, seperti kegiatan yang museum, bertempat di Ruang Restorasi. dilakukan pada bab sebelumnya. Kegiatan Foto: Istana Kepresidenan Yogyakarta restorasi tidak dapat dilakukan oleh pengelola museum sendiri, tetapi 5. Pengamanan Koleksi (Security) bekerjasama dengan tenaga ahli yang Keamanan lukisan koleksi tergolong baik. memiliki keahlian khusus dibidang restorasi. Semua itu karena museum masuk dalam Tim restorasi dipilih secara selektif oleh satu kompleks dengan tempat tinggal pengelola museum. Presiden Republik Indonesia (RI) yaitu 3. Reproduksi Istana Kepresidenan Yogyakarta. Otomastis Kegiatan Reproduksi sampai sejauh ini keamanan koleksi terjamin dengan adanya 4 belum pernah dilakukan pengelola. titik pengamanan. Adapun pengamanan Kasusnya reproduksi dilakukan pihak luar dilakukan oleh Detasemen Polisi Militer dengan meminta izin dari istana melalui (Denpom), Bataliyon Kavaleri 2/TC, Menteri kemudian turun ke Deputi, lalu ke Petugas Ketertiban Dan Keamanan Dalam Kepala Biro, selanjutnya ke Kepala Istana. Sekretariat Presiden (Tipkamdal Setpres). 4. Pengepakan Koleksi (Packing) Adapun untuk keamanan lukisan secara fisik menggunakan mika akrilik untuk Kegiatan pangepakan koleksi yang melindungi dari pengunjung yang berniat dilakukan pengelola menggunakan dua cara memfoto dan memalsukan lukisan koleksi yang disesuaikan dengan tujuan Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta. pengepakan. Pertama, yang bertujuan untuk dikirim, pengepakanya lebih dipastikan 6. Ruang Penyimpanan (storage) keamananya terhadap guncangan saat

182 Khoirul Anam, Pengelolaan Lukisan-lukisan..

Gudang penyimpanan dilengkapi dengan menyebabkan kurang maksimalnya standar keamanan seperti rak besi, perarel pengelolaan koleksi museum. berkunci, suhu 18-21, pencahayaan yang 2. Koleksi lukisan di museum memiliki enam cukup, keamanan anti kebakaran, kamera jenis lukisan, yang memiliki perawatan cctv, anti bocor, jeruji-jeruji, selebihnya berbeda-beda, antara lain; lukisan cat menggunakan keamanan istana. minyak, cat air, cat akrilik, kaca, batik, dan 7. Asuransi pastel. Upaya pengamanan belum sampai pada 3. Pengadaan koleksi lukisan di museum tahap asuransi. Entah itu asuransi koleksi paling banyak didapatkan melalui pembelian museum dan/atau bagunan museum. Pihak dan pemberian langsung dari seniman. pengelola hanya melakukan kegiatan 4. Pengelolaan data koleksi lukisan di museum asuransi untuk karya yang dipinjam keluar yang meliputi registrasi, inventarisasi, dan dari Istana Kepresidenan Yogyakarta. katalogisasi berada dalam taraf baik dan Seperti pada saat pameran “Goresan Juang lengkap, dilihat dari data yang mudah untuk Kemerdekaan 17:71” pada 2016 dan diakses dan tidak membingungkan. “Senandung Ibu Pertiwi” 2017 di Galeri 5. Pengelolaan koleksi dengan penyajian Nasional Indonesia Jakarta. lukisan di museum lebih mengarah pada 8. Pengurangan Koleksi pameran tetap/permanen, karena sudah Kegiatan pengurangan koleksi dilakukan terkonsep dengan matang. Sedangkan di dengan tiga cara. Pertama, dibuang begitu kompleks Istana yaitu di luar museum, saja. Kedua, dengan cara dijual di tempat penyajiannya mengarah pada pameran pelelangan. Ketiga, dengan menghadiahkan temporer/insidental, karena dapat berubah ke museum lain atau Institusi lain. Kegiatan sewaktu-waktu, untuk dilakukan pengurangan melalui penghapusan belum rolling/pergantian. Hal tersebut pernah terjadi pada koleksi lukisan sampai mengindikasikan bahwa penyajian dalam saat ini. Biasanya untuk benda seni yang taraf sangat baik. mengalami kerusakan, tidak dapat 6. Pemeliharan dan pengamanan lukisan diperbaiki, dan tidak mempunyai nilai aset koleksi museum berada dalam taraf baik, yang tinggi, harus diusulkan melalui Barang dilihat dari kegiatan konservasi, restorasi, Milik Negara (BMN). Adapun penghapusan pengepakan, dan pengamanan yang baik. data di BMN, prosesnya berawal dari usulan Adapun dalam hal pengendalian risiko pengelola museum. Jika benda koleksi secara finansial yang dilakukan dengan cara tersebut masih layak untuk dijual, dilakukan mengalihkan risiko dengan menggunakan kegiatan pengurangan koleksi dengan cara asuransi, belum dilakukan pihak pengelola dijual di balai pelelangan. terhadap koleksi dan bangunan museum.

Kesimpulan Daftar Pustaka Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Azwar, S. (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta: Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta Pustaka Pelajar. tentang pengelolaan koleksi lukisan, dapat Barahmus. (2017). Badan Musyawarah Musea disimpulkan dalam beberapa hal: D.I (Daerah Istimewa) Yogyakarta. 1. Struktur organisasi pengelolaan di museum Retrieved from berada dalam taraf baik, dilihat dari hasil http://barahmus.museumjogja.org/id/lin pengelolaan koleksi yang baik, dari segi k. penyajian, pemeliharaan dan pengamanan. Burhan, M. A. (2013). Seni Lukis Indonesia; Di sisi lain dalam struktur organisasi Masa Jepang Sampai LEKRA,. Surakarta.: museum tidak memiliki keorganisasian UNS Press. seperti organisasi museum yang lain, seperti Kemendikbud.go.id. (2017). Museum Balai memiliki kepala museum dan jajarannya. Kirti. Retrieved from Museum hanya memiliki pengelola, hal ini http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mus pres

183 "34+VSOBM4FOJ3VQBEBO%FTBJO7PMVNF /PNPS %FTFNCFS

Moeloeng, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. S. Suryabrata. (1998). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Radja Grafindo. Setiyono, B. (2017). Kembali ke Jakarta. Retrieved from url: https://historia.id/kota/articles/kembali- ke-jakarta-P4mm6 Susanto, M. (2011). Diksi Rupa. Yogyakarta: DiktiArt Lab & Djagad Art House. Susanto, M. (2014). Bung Karno; Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia. Yogyakarta: Dicti Art Lab.

184