Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

INDUSTRI TRADISIONAL KHAS MELAYU DI KAWASAN SEBERANG KOTA JAMBI 1984 – 2016

*Isnawati, **Siti Heidi Karmela Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unbari

Abstract This research is a historical research with the theme of economic history with the main problem is the development of the traditional Malay industry that is traditionally inhabited by Jambi residents in the Seberang Region of Jambi City from 1984 to 2016. The purpose of this thesis is to explain the emergence and development of the traditional cake industry in Seberang area of Jambi City which eventually became the center of traditional Malay cake production. Another goal is to describe the contribution, role, and influence of the traditional culinary industry on the economic life of the population and other local economic sectors in the Seberang Region of Jambi City. Some theories used are Schumpeter's theory of the role of entrepreneurs who are also innovators in creating economic growth. For the research method is the historical method, through several stages, namely heuristics (the personal archive of cake makers, interviews, and other written sources), criticism, interpretation and writing. The findings in the field show that the business of making traditional in the Seberang area of Jambi City has been developing from time to time although it is still on a home industry scale, this is indicated by the continued increase in the number of traditional cake makers in Danau Teluk and Pelayangan Districts, as well as the expanding marketing area. traditional cake products to the regional level. In addition it is known that this type of traditional pastry business is in the form of a private business and there is also a joint / group business. Keywords: Home Industry, Traditional Cakes, Across the City of Jambi

Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang bertemakan sejarah ekonomi dengan permasalahan pokoknya adalah perkembangan industri kue tradisional khas Melayu Jambi yang ditekuni penduduk di Kawasan Seberang Kota Jambi sejak tahun 1984 hingga tahun 2016. Adapun Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk menjelaskan kemunculan dan perkembangan industri kue tradisional di Kawasan Seberang Kota Jambi yang pada akhirnya menjadi sentra produksi kue tradisional khas Melayu Jambi. Tujuan lainnya yaitu menggambarkan kontribusi, peranan, dan pengaruh industri kuliner kue tradisional terhadap kehidupan ekonomi penduduk dan sektor ekonomi lokal lainnya di Kawasan Seberang Kota Jambi. Beberapa teori yang digunakan adalah teori Schumpeter tentang peranan pengusaha yang juga menjadi innovator di dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Untuk metode penelitiannya adalah metode sejarah, melalui beberapa tahapan yaitu heuristik (arsip pribadi pembuat kue, wawancara, dan sumber tertulis lainnya), kritik, interpretasi dan penulisan. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa usaha pembuatan kue tradisional di Kawasan Seberang Kota Jambi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu meskipun masih berskala industri rumah tangga, hal ini ditandai dengan terus bertambahnya jumlah pembuat kue tradisional di Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan, serta makin luasnya daerah pemasarann produk kue tradisional hingga ke tingkat regional. Selain itu diketahui bahwa jenis usaha kue tradisional ini ada yang berbentuk usaha pribadi dan ada juga yang berbentuk usaha bersama/kelompok. Kata Kunci: Industri Rumah Tangga, Kue Tradisional, Seberang Kota Jambi

1

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

A. PENDAHULUAN memproduksi berbagai macam kue Industri kuliner yang berhubungan erat tradisional telah membuktikan bahwa dengan makanan sering dijadikan penanda industri kue tradisional baik itu berskala atau penciri dari suatu daerah karena tidak rumah tangga sekalipun, cenderung dapat ditemui di daerah lain, biasanya kuliner lebih bertahan pada situasi dan kondisi tersebut lebih kepada makanan tradisional. apapun jika dibandingkan dengan industri Sehingga dapat dikatakan juga makanan lain yang berskala menengah hingga industri tradisional adalah factor pendukung besar. Hal ini terbukti dari telah lama ada terkenalnya suatu daerah yang menjadi ciri penduduk di sana yang berprofesi sebagai khas sesuai dengan kondisi alam dan pembuat kue tradisional sejak tahun 1984 dan masyarakatnya. terus bertambah jumlahnya hingga tahun Makanan tradisional adalah makanan 2016. Mereka telah berhasil merubah dan dan minuman termasuk jajanan (kue) serta memanfaatkan fungsi makanan tradisional bahan campuran yang digunakan secara yang semula adalah produk budaya menjadi tradisional dan telah berkembang di daerah fungsi ekonomis dengan ikut terlibat dalam tertentu, biasanya diolah dari resep yang industri kuliner yang terus berkembang. sudah dikenal masyarakat setempat dengan Industri kuliner bahkan semakin terus bahan-bahan yang diperoleh dari sumber memperlihatkan eksistensinya, terutama lokal yang memiliki cita rasa yang relatif setelah pemerintah pusat melalui sesuai dengan selera masyrakat setempat. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Salah satu daerah yang kaya dengan sejak tahun 2016 telah mengidentifikasi ragam kuliner tradisional adalah di Jambi, kuliner sebagai salah satu dari 15 subsektor khususnya di Kawasan Seberang Kota Jambi industri kreatif yang saat ini sedang gencar- (Danau Teluk dan Pelayangan) yang telah gencarnya didorong sebagai salah satu sektor lama menjadi sentra awal produksi kue untuk menumbuhkan perekonomian daerah. tradisional khas Melayu Jambi baik kue Oleh karenanya makin terbuka besar peluang kering dan kue basah sebagai makanan ringan usaha bagi mayarakat di Kawasan Seberang atau disebut jajanan pasar dengan rasanya Kota Jambi yang bergerak dalam usaha yang enak, sehat, lezat, dan bercita rasa tinggi makanan tradisional. dengan harga yang terjangkau. B. METODE Industri kue tradsional di Kawasan Penelitian ini menggunakan metode Seberang Kota Jambi ini memamg masih yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, berskala industri rumah tangga saja, namun dan historiografi (Kuntowijoyo, 1995:95). begitu penduduk yang menjadi produsen/ Pada langkah pertama, peneliti telah mencari pembuat/penghasil kue tradisional di sana dan mengumpulkan sumber-sumber baik menjadikan usaha ini sebagai salah satu mata primer maupun sekunder yang berhubungan pencaharian penting dengan prospek tinggi. dengan tema yang daingkat. Adapun sumber Hal ini dikarenakan kue tradisional tersebut primer yang digunakan yaitu UU atau tidak hanya ditujukan untuk pemenuhan Peraturan Pemerintah berupa kebijakan konsumsi sehari-hari, melainkan juga untuk tentang pelestarian dan pengenalan makanan dijadikan bisnis kuliner yang bisa tradisional dalam rangka mendukung sektor mendatangkan keuntungan secara ekonomis. pariwisata dan arsip pribadi pembuat kue Ketekunan masyarakat di kawasan berupa S-PIRT (sertifikat perizinan industri Seberang Kota Jambi dalam mengolah dan rumah tangga) dari Dinas Perindustrian

2

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Perdagangan Kota Jambi dan Sertifikat Halal berdasarkan fakta yang telah ditafsirkan yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota dalam bentuk tulisan sesuai dengan penulisan Jambi. Selain itu juga ada sumber lisan sejarah yang benar. Pada langkah ini, peneliti berupa wawancara langsung dengan pelaku akan menyajikan sebuah tulisan sejarah yang usaha makanan tradisional di kawasan berjudul “Industri Kue Tradisional Khas seberang kota Jambi mulai dari produsennya Melayu di Kawasan Seberang Kota Jambi (pembuat dan pemilik usaha), anggota 1984-2016” dengan benar sesuai tata bahasa keluarga, pekerja, konsumen / pembeli, agen, buku. Penulisan sejarah atau historiografi distributor, dan masyarakat setempat dirangkai dan disajikan dalam sistematika termasuk pegawai di Kantor Kecamatan penulisan yang logis dan kronologis. Danau Teluk dan Pelayangan. Untuk sumber C. HASIL DAN PEMBAHASAN sekundernya berupa kajian literatur tertulis 1. Kuliner Tradisional berupa jurnal, skripsi, buku yang didapat Kuliner merupakan sebuah identitas melalui studi kepustakaan dan pencarian di budaya, setiap kali ada kunjungan ke daerah internet. maka kuliner dijadikan penanda atau penciri Langkah selanjutnya adalah kritik, untuk menunjuk kekhasan atau keunikan merupakan pengujian terhadap sumber- suatu daerah (Efi Endang Dwi Setyorini, sumber yang telah ditemukan, bertujuan et.al, 2018:58). Kata kuliner berasal dari untuk menyeleksi sumber tersebut menjadi bahasa Inggris, “Cullinary” lebih banyak fakta. Dalam tahapan ini peneliti melakukan diasosiasikan dengan tukang masak yang dua bentuk kritik, yaitu kritik intern dan bertanggungjawab menyiapkan masakan ekstern. Dalam kritik intern, peneliti telah terlihat lebih menarik dan lezat (Yuyun melakukan pengumpulan semua sumber, Alansyah, 2008:1). Adapun fase pertumbuhan kemudian dibaca sehingga bisa dilakukan kuliner di terdiri atas : Fase pengujian terhadap isi atau kandungan dari pertama, disebut original dimasa sumber itu sendiri. Tahap ekstern, peneliti kerajaan besar di Nusantara sebelum melalukan pengujian terhadap asli, otentik, kedatangan penjajah. Jenis hidangan yang turunan, palsu serta relevan tidaknya sumber populer diwarnai oleh ciri makanan yang dengan judul penelitian yang akan dilakukan. dikukus, dibungkus daun pisang, serta bahan Langkah ketiga adalah interpretasi, baku utamanya adalah beras dan umbi- yaitu penafsiran terhadap fakta. Pada langkah umbian. Fase kedua, disebut multicultural ini peneliti telah mencari keterkaitan antar food dimana hidangan sudah dipengaruhi berbagai fakta yang ditemukan diberbagai oleh seni memasak para pendatang terutama sumber, baik primer maupun sekunder dn Belanda, China, Arab. Di beberapa pusat kota semua fakta sejarah dikontruksi menjadi besar beredar jenis hidangan akulturasi yang sebuah rangkaian fakta sejarah yang harus merupakan campuran. Hidangan lokal dicari koherensinya dan sebab akibatnya dengan Belanda semacam bistik, sosis, untuk kemudian ditafsirkan. Penafsiran ini bergedel atau risole. Sementara perpaduan dilakukan setelah peneliti membaca dan antara budaya setempat dengan China menganalisis sumber-sumber, kemudian menghasilkan atau , melakukan analisis hasil dari penafsirannya sedangkan pengaruh Arab banyak terasa di berdasarkan pokok bahasan. perkampungan muslim seperti hidangan Langkah terakhir yaitu historiografi, semacam . Fase ketiga, adalah kuliner merupakan rekonstruksi masa lampau kontemporer yang banyak dipengaruhi oleh

3

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019 industri makanan yang mengarah pada instan diwariskan secara turun temurun oleh nenek (fast food). Seni kuliner ini dikuasai oleh moyang yang berfungsi sebagai selingan industri besar yang menyuplai makanan makanan pokok dan biasanya dihidangkan berupa gaya hidup instan, demikian juga bersama minuman baik untuk keperluan dengan restoran besar multinasional sehari-hari maupun khusus (Risqi Auliana. mempengaruhi cara hidangan dan makan. 2005:4). Ruang lingkup kuliner tidak hanya Teknik pengolahan kue tradisional menyangkut seni memasak, tapi juga sebuah berdasarkan karakteristik atau khasnya bisnis yang memerlukan manajerial agar bisa dikelompokkan menjadi : bertahan dan berkembang dari waktu ke a. Kue tradisional yang direbus. waktu. Kuliner bisa terdiri dari cara Mempunyai ciri berair, tekstur lunak, memasak, cara menyaji, dan cara makan. mudah basi, permukaan licin, warnanya Oleh karena kuliner bisa dihasilkan dari satu lebih kuat dibandingkan ketika mentah, daerah atau lokalitas tertentu, maka dikenal jika kue tradisional berbahan dasar dari istilah kuliner lokal dimaksudkan sebagai tepung maka akan saling lengket hasil olahan yang berupa masakan yang erat b. Kue tradisional yang dikukus. kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi Mempunyai ciri berai, tekstur lunak, sehari-hari dan menjadi gaya hidup di setiap mudah basi terutama yang menggunakan daerah dengan cita rasa yang khas. santan, sering dibungkus daun, lebih tahan Sementara makanan tradisional adalah lama jika dibandingkan dengan yang makanan yang bisa dikonsumsi oleh direbus. masyarakat tertentu dengan cita rasa khas c. Kue tradisional yang digoreng. yang diterima oleh masyarakat tersebut. Mempunyai ciri berlemak, tekstur ada Dalam pembuatan makanan tradisional yang lunak dan ada yang keras, lebih enak peranan budaya sangat penting yaitu berupa disajikan dalam keadaan panas, tidak keterampilan, kreativitas, sentuhan seni, mudah basi jika dibandingkan dengan kue tradisi, dan selera. Makin tinggi budaya suatu yang direbus atau dikukus. komunitas, makin luas variasi bentuk dan d. Kue tradisional yang dipanggang. makin kompleks cara pembuatannya serta Mempunyai ciri tidak berair, tidak mudah makin rumit cara penyajiannya (Didin basi, ada yang bertekstur keras dan lunak. Syarifuddin, et.al. 2018:58). Menurut 2. Kehidupan Masyarakat Seberang Kota Soekarto, daya tarik makanan seperti rasa, Jambi warna, bentuk, dan tekstur memegang Kawasan Seberang Kota Jambi atau peranan penting dalam menilai makanan siap yang dikenal dengan istilah Sekoja secara hidang (Soekarto. 1990). administratif pemerintahan merupakan Kue adalah kudapan atau makanan bagian dari Kota Jambi. Di kawasan tersebut ringan yang bukan makanan utama, biasanya saat ini terdiri dari dua kecamatan yaitu bercita rasa manis, gurih, dan asin. Kue Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan sering diartikan sebagai makanan ringan Pelayangan. Sebelum kemerdekaan, kedua yang dibuat dari adonan tepung baik tepung kecamatan ini masih menyatu dan baru pada beras, tepung sagu, tapioka, ataupun terigu. tahun 1967 terpisah menjadi kecamatan Kata “kue” berasal dari kata serapan dari sendiri dengan nama yang sama dan dipimpin Bahasa Hokkian (koe). Kue tradisional oleh seorang camat (Rader Jufri, 2014). adalah jenis makanan kecil dimana resepnya

4

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Kecamatan Danau Teluk terdiri dari Masing-masing bangsawan memiliki gelar lima kelurahan yang juga mempunyai sejarah sesuai dengan tingkat kedekatannya dengan tersendiri, yaitu Kelurahan Olak Kemang, Sultan Jambi, mulai dari gelar raden dan Kelurahan Tanjung Pasir, Kelurahan Pasir kemas (untuk laki-laki) serta ratu mas, tumas, Panjang, Kelurahan Ulu Gedong, dan dan nyimas (untuk perempuan). Semua Kelurahan Tanjung Raden. Sementara itu kelompok bangsawan ini dimasa lalu Kecamatan Pelayangan terdiri dari enam memiliki posisi tinggi dan hak-hak istimewa kelurahan yaitu Kampung Tengah, Jelmu, baik hak politik dan hak ekonomi yang Mudung Laut, Arab Melayu, Takhtu Yaman, berbeda dengan rakyat biasa. Namun setelah Tanjung Johor (Bappeda, 2007). kemerdekaan, kedudukan mereka dianggap Di beberapa kelurahan inilah diyakini sama dengan masyarakat seberang pada telah lama ada beberapa warga keturunan umumnya dan gelar yang masih dipakai yang tinggal dan menetap dengan hanya digunakan sebagai simbol budaya saja membentuk komunitasnya masing-masing untuk menghormati keturunan mereka. akibat kegiatan pelayaran dan perdagangan Kehidupan sosial penduduk di dimasa kuno. Kawasan Seberang Kota Jambi hampir sama Kawasan Seberang Kota Jambi dikenal dengan penduduk lain di Jambi, mereka sebagai daerah enclave pusat konsentrasi hidup dalam keharmonisan. Keberagaman penduduk Melayu Jambi dengan ras yang etnis menyebakan penduduk di Kawasan tergolong ras Melayu (Depdiknas, 1977:15). Seberang Kota Jambi termasuk penduduk Namun tidak hanya penduduk melayu saja yang heterogen, namun mereka tetap yang tinggal dan menetap di sana, telah lama harmonis contohnya gotong royong dan acara ada penduduk pendatang yang berasal dari keagaman (tahlilan, yasinan, pengajian) yang berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, dilakukan bersana yang menunjukkan adanya Banjar, Minangkabau, Bugis, Palembang. jiwa toleransi dan tolong menolong seperti Bahkan berdasarkan nama beberapa dalam acara pernikahan dan selamatan. kelurahan yang ada, mencerminkan asal Interaksi sosial yang terbentuk di pendatang yang berasal dari luar Indonesia Kawasan Seberang Kota Jambi menjadi dan menjadi warga keturunan seperti Arab (di pendukung terjadinya aktivitas-aktivitas Kampung Arab Melayu), Yaman/India (di sosial dalam kehidupan mereka yang Kampung Tahtul Yaman). Perkawinan dinamis, baik itu yang menyangkut hubungan campuran juga terjadi di antara sesama antar perorangan, antar kelompok, atau antar penduduk pendatang misalnya perkawinan individu dengan kelompok. Interaksi sosial antara pedagang Arab dengan perempuan adalah dasar dari proses sosial yang terjadi Cina yang memeluk Islam di Kampung akibat adanya hubungan-hubungan sosial Tengah (Kompas, 2007). yang dinamis (Soejono Soekamto, 2003). Penduduk di Kawasan Seberang Kota Interaksi tersebut terlihat dari kedekatan Jambi juga ada yang memiliki gelar penduduk Seberang Kota Jambi dalam bangsawan, yang diyakini merupakan kehidupan sehari-hari, apalagi tempat tinggal pengaruh budaya Jawa. Berdasarkan mereka termasuk perkampungan yang padat, historisnya, kelompok bangsawan Jambi rumah (ket: dominan berbentuk rumah tersebut terbagi atas suku keraton, suku panggung) yang tanpa jarak sehingga tejalin perban, suku raja empat puluh, dan suku kontak sosial yang yang berdasarkan kemas (A.M. Nasruddin, 1990:103-104). kekeluargaan.

5

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Menyusuri kawasan Seberang Kota serampang, lukah belut, dan lukah ikan. Jambi akan mudah didapati warga keturunan Semua jenis hewan sungai ini ada yang China dan Arab, namun sehari-harinya digunakan untuk dikonsumsi sendiri, dijual, mereka telah berdialek Melayu. Adapun bahkan ada yang mengolahnya menjadi budaya China diwarisi masyarakat setempat bahan baku pembuatan berbagai makanan lewat tradisi bertani. Pada masa lalu, banyak ringan seperti dan kerupuk petani China datang untuk mengolah tanah ataupun untuk makanan sebagai lauk pauk milik orang Melayu. Selain budaya China, seperti , tepek ikan, sambal pengaruh Arab yang kuat menjadikan lingkung, dan nugget (Wawancara Sopiah kawasan itu tumbuh sebagai kota santri. dan Eliza, 2019). Beberapa jenis ikan untuk Selama masa itu, anak-anak di didik agama dikonsumsi dan dijadikan bahan baku secara kuat, mereka berbaur dengan makanan yang ada di Sungai Batanghari masyarakat Melayu dan pendatang asal antara lain lambak, kelemak, baung, gabus, China (Irma, Kompas:2017). Hingga kini pun bujuk, betok, tembakang, sepat, teri, seluang, suasana Islam sangat kental di sana, terbukti lais, dan patin, sedangkan jenis belut seperti dengan banyaknya masjid, madrasah, dan belut tulang (Dinas Perikanan Jambi. pondok pesantren. 1999:74). Mengenai ciri dari dari pemukiman Sungai Batanghari juga dimanfaatkan penduduknya, dimana pemukiman atau sebagian penduduk di Seberang Kota Jambi rumah-rumah dibangun memanjang atau untuk mendukung sektor transportasi sungai, berderet mengikuti pola aliran sungai dan seperti ketek yang juga menjadi mata hampir tanpa jarak membentuk kampung- pencaharian mereka. Ketek bahkan kampung. Setiap kampung terdiri atas satu merupakan transportasi sungai utama masa atau beberapa baris rumah yang terletak di lalu hingga kini dan menjadi sarana bagi tepi jalan, di sekitarnya terdapat sawah, siapa saja yang datang dari Seberang Kota ladang, kebun, serta hutan yang hampir Jambi menuju Jambi kota/Ibukota begitu juga mengelilingi kampung. Pola pemukiman sebaliknya. seperti ini merupakan refleksi antara Di masa kini penduduk Seberang Kota lingkungan alam, tingkat teknologi, dan Jambi juga menjadikan Sungai Batanghari institusi yang berlaku dalam satu komunitas sebagai sarana penting dalam sektor untuk mengatur alam tersebut (J.R. Pearson, pariwisata lokal, adapun sebaran daya tarik 1972:128). wisata di tepi Sungai Batanghari yang dapat Kawasan Seberang Kota Jambi dapat menarik daya tarik wisata sejarah dan budaya dikatakan merupakan kawasan maritim antara lain kampung batik, kampung santri, karena letaknya yang berhadapan langsung dan bangunan bersejarah seperti Rumah Batu dengan Sungai Batanghari, oleh karenanya Olak Kemang, pesantren, dan makam aktivitas ekonomi yang mereka lakukan sejak Pangeran Wirokusumo. Namun wisata lama adalah dengan memanfaatkan dengan menyusuri sungai dengan keberadaan Sungai Batanghari. Salah satunya menggunakan river cruise masih belum adalah sektor perikanan dengan menangkap digarap dengan serius untuk dimanfaatkan berbagai jenis hewan yang hidup di Sungai sebagai daya tarik wisata dan memiliki nilai Batanghari seperti berbagai jenis ikan, udang, jual yang cukup tinggi. dan belut dengan menggunakan peralatan Mata pencaharian lain yang ditekuni sederhana antara lain perahu, , tangkul, penduduk Seberang Kota Jambi adalah

6

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

pembuatan kerajinan, yang telah turun memerlukan manajerial agar bisa bertahan temurun adalah batik. Tidak hanya menjadi dan berkembang dari waktu ke waktu. produk budaya, batik juga menjadi produk Hal ini juga terjadi di Kawasan ekonomi yang mendatangkan keuntungan. Seberang Kota Jambi yaitu di Kecamatan Ditekuninya aktivitas membatik menandakan Danau Teluk dan Kecamatan Pelayangan bahwa batik telah menjadi sumber yang tetap menjadi masyarakat pendukung penghasilan, baik itu secara sambilan bertahan dan berkembangnya kuliner lokal maupun sebagai mata pencaharian pokok setempat dengan terus memproduksi (Siti Heidi Karmela. 2011:74). Tidak hanya makanan tradisional yang berbasis budaya, batik, produk kerajinan lain yang juga dan kini dimanfaatkan menjadi salah satu menjadi warisan budaya yang dibuat mata pencaharian penting mereka dengan penduduk Seberang Kota Jambi adalah sulam menekuni usaha pembuatan kue tradisional benang emas dan tenun ikat/songket. khas Melayu Jambi. Kerajinan lain yang dihasilkan penduduk Hampir sama dengan kue-kue Seberang Kota Jambi adalah dimulai sejak tradisional di daerah lainnya, kue tradisional tahun 1980 an hingga saat ini adalah khas Melayu Jambi di Kawasan Seberang kerajinan tekstil, logam/pandai besi, bordir, Kota Jambi dapat dibagi menjadi dua jenis, manik-manik, dan kerajinan tali kur (Siti yaitu berdasarkan kadar airnya dan Heidi Karmela. 2018:3). Dan saat ini yang karakteristik teknik pengolahannya. Jika sedang dikembangkan adalah wisata kuliner berdasarkan kadar airnya, maka kue khas masyarakat sebrang kota Jambi. tradisional pada umumnya terbagi atas kue 3. Warisan Ragam Kue Tradisional kering dan kue basah, sedangkan berdasarkan Kuliner lokal sebenarnya merupakan karakteristik pengolahannya kue tradisional bagian dari budaya setempat suatu daerah dapat dimasak dengan cara dikukus, direbus, biasanya terdiri dari berbagai ragam jenis digoreng, dan dibakar/dipanggang/di oven. makanan mulai dari makanan pendamping Agar lebih jelas dapat lihat tabel di bawah nasi (lauk) hingga makanan ringan seperti ini: kue atau yang biasa disebut jajanan pasar. Tabel 1. Kuliner lokal awalnya berperan sebagai Kue Basah Tradisional Khas Melayu Jambi di Kawasan Seberang Kota Jambi produk budaya yang disajikan di berbagai 1984 – 2016 ritual maupun upacara adat, dimana dalam NO NAMA KUE BASAH pengolahan dan pembuatannya diturunkan 1 Maksuba 22 Bolu Kojo / Kemojo dari generasi ke generasi secara terus 2 Engkak Ketan 23 Pais Pisang menerus. Namun produk budaya berupa 3 Lapis Susu 24 Ketan 4 Lapis Legit 25 Ketan Serikaya makanan tradisional tersebut ternyata telah 5 Lapis Nanas 26 berubah fungsi menjadi produk ekonomi, 6 Putri Kandis 27 Kue Jalo / Roti Jalo manakala masyarakat pendukungnya 7 Putri Tonton 28 8 Padamaran / 29 Lumpang berinisiatif untuk menjual dan Kue Kapal memasarkannya sehingga menghasilkan 9 Muso 30 Sarang Semut keuntungan secara ekonomis. Hal ini 10 Putu Ayu 31 menandakan bahwa saat ini ruang lingkup 11 Putu Mayang 32 Semer Mendem 12 Ketan Serikaya 33 kuliner tidak hanya menyangkut seni 13 Ketan Kunyit 34 memasak, tapi juga sebuah bisnis yang 14 Sumping Tanah 35 Gomak / Roti Goreng 15 Jando Braes 36 Onde-Onde 7

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

16 Caro Lemak / 37 Martabak Kuah Kari 13 Kue Kacang Gandus 14 Nastar 17 Ipuk – Ipuk / 38 Cenil Sumber: Wawancara Pembuat Kue Tradisional Kubang Boyo 18 Jodoh Suri 39 Risoles 19 Apam 40 Berdasarkan nama-nama dari kue 20 Lempeng 41 Naem Ubi tradisional khas Melayu Jambi ini juga ada Gedok / Dada merupakan perpaduan dari lebih satu Rasap 21 Kue Pare pengaruh budaya, misalnya risoles atau Sumber : wawancara pembuat kue tradisional risole diyakini merupakan pengaruh dari masakan dan makanan Belanda, yaitu Jika dilihat dari nama-nama kue hidangan lokal Belanda semacam bistik, tradisional khas Melayu Jambi tersebut maka sosis, bergedel atau risole. Ada juga pengaruh terlihat bahwa ada penyebutan nama yang budaya Arab seperti hidangan semacam gulai berbeda oleh penduduk Seberang Kota dan kari, ini tampak pada kue jalo/roti jalo Jambi, yaitu untuk nama kue ipuk-ipuk bisa yang kuahnya memang seperti kuah gulai juga disebut kubang boyo, kue jalo lebih atau kari daging kambing. Nama kue-kue dikenal orang dengan nama roti jalo, caro tersebut selain adanya perpaduan budaya lemak jika untuk bahasa Indonesianya adalah juga memiliki makna filosofi yang terdapat gandus, padamaran bisa sama dengan kue pada nama-nama kue tradisonal khas melayu kapal, dan gomak untuk nama roti goreng. Jambi tersebut, seperti pada table dibawah Begitu juga penyebutan nama yang berbeda ini: tapi sama untuk beberapa kue kering seperti Tabel 3. joda bengen ada yang bilang kue bengen atau Makna Filosofis Kue – Kue Tradisional Khas Melayu Jambi Di Seberang Kota Jambi kue tanah, lempeng kapit atau semprong, dan NO JENIS NAMA MAKNA / ARTI kacang sembunyi sama dengan kacang KUE KUE 1 Kue Kacang Jangan membuka aib / ngintip. Selain kue basah, terdapat juga kue Kering Sembunyi keburukan / kelemahan diri kering seperti pada table berikut ini: sendiri dan orang lain, sebaiknya disembunyikan saja atau cukup dirinya Tabel 2. sendiri yang tau Kue Kering Tradisional Khas Melayu Jambi 2 Kue Kuping Manusia jangan sampai Di Kawasan Seberang Kota Jambi Kering Kancil memiliki penyakit hati / 1984 - 2016 sifat seperti kancil yang identik dengan sifat licik, NO NAMA KUE KERING pembohong, penipu. 1 Joda Bengen / Kue Tanah Sementara itu telinga 2 Kuping Kancil hendaklah berfungsi mendengar hal-hal yang 3 Lempeng Kapit / baik sesuai ajaran agama Semprong 3 Kue Kacang Jangan terlalu berlebihan 4 Sagon Bubuk Kering Ketawa mengekspresikan diri 5 Sagon (tertawa lepas) saat sedang bahagia 6 7 Keripik Bawang 4 Kue Kue Satu Manusia diajarkan untuk Kering satu kata dan satu perbuatan 8 Kacang Sembunyi / dalam hidup Kacang Ngintip 5 Kue Padamaran Identik dengan istila ketek, 9 Kembang Goyang Basah / transportasi sungai Kue Kapal tradisional orang Melayu 10 Kacang Ketawa Jambi yang harus tetap 11 Bangkit Susu dilestarikan 12 Putri Salju 6 Kue Putri Perempuan Melayu Jambi Basah Kandis identik dengan rapi dalam 8

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

mengurus pekerjaan rumah Tabel 4. tangga dan menjaga Kue Tradisional Khas Melayu Jambi kebersihan diri dan lingkungan Berdasarkan Karakteristik Pengolahannya 7 Kue Kue Jalo / Melambangkan alat DIKUKUS DIGORENG DIBAKAR / DIREBUS Basah Roti Jalo tradisional penangkap ikan DIPANGGANG orang Seberang Kota Jambi / DI OVEN 8 Kue Dada Rasap Identik dengan bahan baku Kue Basah : Kue Basah : Kue Basah : Kue Basah ubi yang bisa menjadi Padamaran / Onde – Maksuba, Basah : pengganti beras apalagi Kue Kapal, Onde, Engkak Ketan, Klepon setelah banjir di Seberang Muso, Putu Gomak / Roti Lapis Susu, Putri Kota Jambi, maka tanah Ayu, Putu Goreng, Kandis, Putri akan subur Mayang, Risoles, Tonton, Lemang 9 Kue Ipuk – Ipuk Istilah Boyo disebut juga Lempeng Martabak Basah / dengan buaya, binatang Gedok/ Kuah Kari Kubang yang diyakini pernah hidup Dada Rasap, Boyo di Sungai Batanghari seperti Bawang berenang. Namun tetap Putih, berbahaya sehingga Sumping manusia harus berhati-hati Tanah, dalam hidup menghadapi Jando Braes, masalah apapun Caro Lemak 10 Kue Lemang Identik dengan makanan / Gandus, Basah yang dimasak memakai Ipuk-Ipuk / bambu, dulu banyak tumbuh Kubang di sepanjang aliran Sungai Boyo, Pais Batanghari Pisang, Ketan Serundeng, Beberapa kue-kue tradisional khas Ketan Serikaya, Melayu Jambi yang sejak lama ada dan Lapis menjadi produk budaya yaitu disajikan pada Nanas, Kue Talam saat acara lamaran dalam adat pernikahan, peringatan maulid nabi (pengajian di masjid), Kue Kering Kue Kering : Kue Kering : Kue : Keripik Jodah Bengen / Kering : dan menyambut bulan puasa (sedekahan). - Bawang, Kue Tanah, - Saat acara itu penduduk di Seberang Kota Kuping Lempeng Kapit / Kancil, Semprong, Kue Jambi biasanya saling membantu sukarela Kacang Satu, Sagon tanpa dijual kepada pihak yang punya hajat Sembunyi/ Bubuk, Sagon Kacang Wijem, Sagon tersebut dan nanti akan dimakan sama-sama. Ngintip Seiring dengan perkembangannya dan makin Sumber : wawancara pembuat kue tradisional bertambahnya kebutuhan hidup penduduk di 4. Jenis Usaha dan Kelompok Pembuat Seberang Kota Jambi, kue – kue tradisional Kue Tradisional khas Melayu Jambi mulai berubah fungsi Jenis usaha pembuatan kue tradisional menjadi produk ekonomi yang dijual dan khas Melayu Jambi di Kawasan Seberang menjanjikan. Memasuki tahun 1980 inilah Kota Jambi, semuanya tergolong pada mulai ada penduduk Seberang Kota Jambi industri rumah tangga (IRT). Meskipun yang membuat kue tradisional namun untuk begitu sebenarnya daerah awal yang pertama dijual dengan berbagai cara pengolahannya, kali penduduknya membuat kue tradisional seperti pembagian pada tabel berikut: adalah Kelurahan Ulu Gedong di Kecamatan Danau Teluk dan Kelurahan Kampung Tengah di Kecamatan Pelayangan, baru setelah itu menyebar hingga ke kelurahan lain yang ada di dua kecamatan tersebut. Pembuat tersebut semuanya adalah perempuan yang 9

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Susu, Lapis telah merintis usaha kuenya bertahun-tahun, Nanas, Bolu, Putri Kandis, belasan tahun, hingga belasan tahun. Ada Jodah Suri) yang sejak awal masih merupakan usaha Kue Kering : Bangkit pribadi/milik sendiri dan ada juga yang telah Susu, Nastar, menjadi usaha bersama/kelompok. Mereka Keripik Bawang) tentu saja memiliki alasan tersendiri untuk 7 Hilmiah 56 Pribadi 30 Tanjung Kue Basah : tahun Pasir Gomak, menekuni profesi sebagai pembuat kue 1988 , tradisional/tukang kue/tukang masak. Apam) 8 Sinar 47 Pribadi 12 Tanjung Kue Basah : Mengenai jumlah pembuat kue tradisional di tahun Raden Muso, Onde- 2007 Onde, Dadar Kecamatan Danau Teluk dapat dilihat pada Gulung, Nagasari, tabel berikut: Ketan Tabel 5. Serikaya, Putu Ayu, Pembuat Kue Tradisional Khas Melayu Jambi Di Donat, Klepon, Kecamatan Danau Teluk Berdasarkan Umur, Wajik, Jenis Usaha, Lama Usaha, Lokasi, dan Produk Semer Mendem Kue 1984 – 2016 9 Lena 45 Pribadi 9 Tanjung Kue Basah : N Nama Umur Jenis Lama Lokasi Produk Kue tahun Raden Gomak, o Pembuat (tahun) Usaha Usaha (Kelurahan) 2010 Cenil, Kue (tahun) Donat, Putu 1 Rumlah 60 Pribadi 25 Ulu Gedong Kue basah : Ayu, tahun Maksuba, Nagasari, 1994 Engkak Pais Pisang, Ketan, Lapis Lumpang, Susu. Muso, 2 Mahmuda 40 Pribadi 15 Ulu Gedong Kue basah : Gandus tahun Maksuba, 1 Leni 45 Pribadi 12 Pasir Kue Basah : 2005 Putri Kandis, 0 tahun Panjang Padamaran, Engkak 2007 Muso, Ketan Gandus, Kue kering : Pare, Onde- kue bengen / Onde, kue tanah. Gomak, 3 Ningdap 50 Pribadi 20 Olak kue basah : Risol, Roti tahun Kemang maksuba, Kukus, Pais 1999 lapis susu, Pisang, padamaran, Kemojo, muso, pais Maksuba, pisang, Lapis Legit, gomak, Putri Kandis, dadar Engkak gulung, Ketan gandus, 1 Nurmah 65 Pribadi 35 Pasir Kue Basah : onde-onde, 1 tahun Panjang Padamaran, martabak 1984 Kemojo, 4 Hilal 40 Pribadi 19 Ulu Gedong Kue basah : Gandus, tahun donat dan Muso, 2000 Apam, dengan Ketan berbagai Serundeng, rasa Lumpang khususnya Sumber: wawancara pembuat kue rasa coklat, maksuba, putri kandis, lapis nanas, Tidak hanya perempuan saja, ternyata lapis susu, engkak pembuat kue tradisional yang telah lama ketan, muso, gandus, menekuni profesi ini ada juga laki-laki yaitu gomak, risoles, kue Ubay, yang hanya mengkhususkan diri untuk pare Kue kering : membuat kue kering jenis semprong dengan nastar, sagon, kue alasan memang dirinya awalnya menyukai kacang 5 Samsiah 45 Pribadi 3 Ulu Gedong Kue Basah : sejak kecil. Namun ibunya tahun Padamaran, 2016 Muso dulu hanya membuat kue ini di saat mau 6 Juhria 52 Pribadi 24 Tanjung Kue Basah : tahun Pasir Maksuba, saja, maka dirinya merasa ingin dapat 1995 Engkak Ketan, Lapis memakannya setiap saat sehingga lama Legit, Lapis 10

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019 kelamaan mencoba untuk membuatnya anak perempuan/anak perempuan dan suami. sendiri (Wawancara Ubaidiljani. 2019). Sebagaimana contohnya yang terjadi pada Berikut nama-nama pembuat kue tradisional usaha kue milik Hilal dimana anak khas Melayu Jambi di Kecamatan perempuannya sering membantu dirinya Pelayangan : dalam proses produksi kue misalnya Tabel 6. mengukus atau menggoreng kue yang dibuat, Pembuat Kue Tradisional di Kecamatan menyiapkann peralatan masak, namun tetap Pelayangan Berdasarkan Jenis Usaha, Lokasi, dan Produk Kue yang Dibuat Tahun 2004 - 2011 dirinya yang membuat dan mengaduk adonan N PEMBUAT JENIS LAMA LOKASI PRODUK kue (Wawancara Hilal dan Ani, 2019). O KUE USAHA USAHA (KELURAHAN) KUE 1 Rahmawati Pribadi 12 tahun Kampung Kue Basah : Bahkan anak laki-laki dari Mahmuda pun 2007 Tengah Maksuba, Engkak sering membantu dirinya memanggang kue Ketan, Roti isi coklat, atau terkadang mengantar kue ke rumah Kue Lapis pembeli yang sudah memesan kue Kue Kering : Jodah (Wawancara Mahmuda dan Rajaludin Al- Bengen, Kue Kacang, Asrof. 2019). Pihak keluarga inti lainnya Kuping Kancil yang membantu adalah para suami, 2 Elita Pribadi 12 tahun Kampung Kue Basah : 2007 Tengah Kue Bawang contohnya Juhria yang selalu dibantu suami Putih, Sumping mengantar dirinya belanja bahan baku kue Tanah, Jando Braes, yang akan dibuat (Wawancara Juhria dan Maksuba, Engkak, Arifi. 2019). Padamaran, Ketan Terkait dengan peralatan dan Serundeng, Ketan perlengkapan dalam pembuatan kue Serikaya, Bolu Kojo, tradisional tergantung dari kue yang akan Kubang Boyo, dibuat. Ada yang masih mempertahankan Lempeng Gedok, Putu peralatan dan perlengkapan memasak yang Mayang, Putu Ayu, tradisional warisan keluarga turun temurun Caro Lemak 3 Julaiha Pribadi 11 tahun Arab Melayu Kue Basah : dengan alasan karena kondisi fisiknya yang 2008 Maksuba, Engkak masih bagus, kenang-kenangan dari orang Ketan, Lapis Legit, Putri tua, rasa kue agar lebih enak, dan Kandis mempertahankan ciri dari tradisionalitas kue Kue Kering : Nastar, Kue tersebut (Wawancara Mahmuda. 2019). Kacang 4 Nurjanah Pribadi 9 tahun Tahtul Yaman Kue Kering : Sementara itu ada pembuat kue yang saat ini 2010 Kembang Goyang sudah menggunakan beberapa peralatan dan

5 Lina Pribadi 15 tahun Mudung Laut Kue Basah : perlengkapan modern saat memasak kue 2004 Maksuba, Engkak (Wawancara Emi. 2019). Ketan, Lapis Tabel 3.10. Legit, Lapis Susu, Putri Peralatan dan Perlengkapan Produksi Kue Kandis 6 Ubaidilljani Pribadi 8 tahun Tanjung Johor Kue Kering : Tradisional Di Seberang Kota Jambi 2011 Semprong PERALATAN / PERLENGKAPAN Sumber : Wawancara Dengan Pembuat Kue Tradisional Tradisional Modern Anglo Kompor Gas Kayu bakar Oven listrik Pihak yang membantu perempuan- Kompor minyak Mixer perempuan pembuat kue tradisional di Tungku kayu Tabung gas Cetakan / loyang kue Teflon Kawasan Seberang Kota Jambi umumnya Kuali Oven Gas berasal dari kalangan keluarga inti, yaitu Baskom Sealer Kukusan 11

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Sendok sayur rumah, hingga dijual di pinggir jalan yang Plastik Cetakan Kue banyak dilewati orang. Mereka umumnya Mika plastik hanya membutuhkan waktu hingga tengah Arang Lilin hari saja untuk menjual kue-kue tersebut, Kotak kue umumnya tiap hari habis terjual karena Plastik kue memang sengaja membuatnya dalam jumlah Sumber : Wawancara Pembuat Kue Tradisional terbatas saja. Mereka baru membuat dalam Pengemasan kue dilakukan dengan dua jumlah yang banyak jika ada yang memesan cara yaitu secara manual dengan untuk setiap harinya. Sementara itu ada juga menggunakan tangan dan bantuan peralatan pembuat kue yang hanya memproduksi kue sederhana seperti lilin, gunting, steples, lem jika ada pesanan saja dari pembeli, alasannya kertas, namun ada juga pembuat kue yang beragam mulai dari karena lebih efektif dan sudah mengemas produk kuenya dengan efisien, untung lebih banyak, hemat bahan menggunakan alat khusus untuk merekatkan baku, waktu, dan tenaga. plastik kue yaitu sealer. Untuk kue yang Pada perkembangannya beberapa dikemas manual, tampilannya masih pembuat kue telah berhasil memperluas sederhana, polos, tidak ada daerah pemasaran hingga skala regional keterangan/penjelasan apapun tentang mulai dari Kota Jambi hingga ke kabupaten produk kue nya. Sedangkan kue yang sudah yang ada di Provinsi Jambi, mereka tersebut dikemas dengan sealer umumnya sudah ada adalah Ubaidiljani, Sinar, dan Nurjanah. sticker/label di atas pembungkus kue, berisi Sistem pemasaran kue–kue tradisional informasi tentang nama dan jenis kue, mereka dilakukan secara tidak langsung komposisi kue, alamat produksi, kode IRT, dengan menggunakan agen-agen di toko-toko masa produksi dan expirenya, izin Dinkes kue, swalayan, dan mall di daerah pemasaran dan BPOM. hingga membuat online shop, Instagram, 5. Penjualan dan Pemasaran Kue facebook, dan media social lainnya. Tradisional 6. Penghasilan dan Pendapatan Terdapat dua jenis produk kue Setelah kue-kue tradisional berubah tradisional yang dijual di Seberang Kota fungsi menjadi produk ekonomi yang bisa Jambi yaitu kue kering dan kue basah, yang dijual, maka tujuan akhirnya adalah dijual setiap hari maupun pada saat ada mendapat keuntungan yang menjadi sumber pemesanan/orderan saja dari pelanggan/ penghasilan dan pendapatan bagi pembuat pembeli/konsumen. Hal ini tergantung dari kue. Besarnya penghasilan dan pendapatan masing-masing pembuat kue, apakah masing-masing pembuat kue di Seberang membuat dan menjual kue setiap hari Kota Jambi tentunya berbeda, tergantung dari umumnya untuk sarapan pagi atau hanya jumlah kue yang terjual setiap hari maupun memproduksi, menjual, memasarkannya jika yang hanya diproduksi saat dipesan/di order ada orderan saja. saja. Pembuat kue yang membuat kue basah Sebagai contohnya adalah Mahmuda dan kue kering untuk setiap hari menjualnya yang akan mendapat keuntungan besar dari secara langsung dengan cara menitipkan ke penjualan produk kue kering dan kue basah warung-warung pinggir jalan yang ada di saat momen penting seperti menjelang Hari sekitar rumah mereka, diantar sendiri ke Raya Idul Fitri, yang menyebutkan bahwa sekolah-sekolah, di pasar, dijual di depan dirinya bisa memproduksi kue basah seperti 12

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Maksuba dan Putri Kandis sampai 100 padamaran, muso, gandus, gomak, nagasari, bungkus yang dicetak dalam cetakan loyang onde-onde, risoles, kemojo, dan kue pare berukuran 30 x 30 cm, dimana satu loyang itu rata-rata 10 buah tiap kue tersebut dan dihargainya Rp. 200.000 / kue. Sementara itu dijualnya seharga Rp.800/biji di warung- untuk kue kering seperti kue bengen/kue warung di dekat rumahnya (Wawancara Leni. tanah bisa sampai 50 bungkus (plastik ukuran 2019). 0,5 kg) dengan harga Rp. 60.000/bungkus. 7. Kendala dan Persaingan Usaha Kue Jadi bisa diperkirakan saja seorang pembuat Tradisional kue seperti Mahmuda akan mendapat Berdasarkan informasi dari pembuat keuntungan di hari raya Idul Fitri sebesar Rp. kue tradisional diketahui bahwa mereka 20.000.000 untuk kue basah, sedangkan menemui kendala dalam usaha kue yang untuk kue keringnya sebesar Rp. 3.000.000. dijalaninya. Kendala yang pertama terkait Namun tentu saja keuntungan ini harus dengan persoalan beberapa bahan baku yang dikurangi dulu dengan modal awal untuk sulit di dapat, ditambah lagi dengan turun membeli bahan baku dan peralatan yang naiknya harga bahan baku kue. diperlukan untuk membuat kue. Mahmuda Kenyataannya pada hari dan momen penting mengakui bahwa maraknya acara pernikahan tertentu seperti menjelang hari raya (lebaran), dan kelahiran juga menyebabkan dirinya natal, dan tahun baru, maka harga bahan baku meraup untung lebih, satu pembeli yang meningkat dan lebih mahal. Hal ini punya hajatan tersebut bisa memesan menyebabkan mereka terkadang kesulitan masing-masing kue basahnya sebanyak 4 saat menetapkan harga untuk kue yang (empat) loyang dengan harga dan ukuran kue dibuat, jika terlalu murah maka tidak bisa yang sama untuk momen hari raya Idul Fitri. dapat untung namun jika terlalu mahal Keuntungan lain yang diperoleh adalah dikhawatirkan tidak ada yang mau Ubaidiljani yang menjual kue semprong membelinya (Wawancara Lina. 2019). dengan 3 (tiga) varian yang berbeda saat hari Kendala berikutnya adalah persoalan raya, dengan rincian semprong rasa original tempat untuk memasarkan kue tradisional, (ukuran plastik 0,5 kg) dijual dengan harga Julaiha menuturkan bahwa dirinya merasa Rp. 80.000/bungkus, rasa wijen dan keju Rp. terkendala saat akan menjual kue yang 90.000/bungkus, serta rasa Rp. dibuatnya. Keterbatasannya dalam hal 100.000/bungkus. Di masa hari raya ini teknologi dirasakannya menjadi salah satu biasanya dirinya mampu memproduksi kue penyebab dirinya hanya membuat kue jika semprong dengan varian yang berbeda ada yang memesannya, itupun biasanya sampai 300 kg. Ada juga Rahmawati yang hanya terbatas di sekitar Seberang Kota menjual kue kering dengan kemasan plastik 1 Jambi saja (Wawancara Julaiha. 2019). Lain (satu) kg seperti Jodah Bengen seharga Rp. halnya dengan ubaidiljani yang merasa 80.000/ bungkus, kuping kancil Rp. bahwa usaha kue miliknya terkadang kurang 70.000/bungkus dan kue keripik bawang diminati konsumen tertentu terutama dengan harga Rp. 60.000 / bungkus. generasi muda (pelajar/ mahasisiswa). Ada juga pembuat kue yang bisa dapat Dirinya menilai generasi muda sekarang penghasilan setiap hari terutama bagi mereka lebih tertarik mengkonsumsi kue-kue yang yang memang membuat dan menjual kue “modern” dari budaya barat yaitu makanan tradisional setiap hari, contohnya Leni yang cepat saji seperti pizza, hamburger, sosis, dan menjual kue basah setiap hari seperti lain-lain yang jelas bukan asli Jambi. Bahkan

13

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019 dirinya meyakini ada generasi muda yang baik yang dijual setiap hari ataupun yang tidak mengenal kue–kue tradisional khas hanya dijual waktu tertentu saja tergantung Melayu Jambi, apalagi membuat dan dari ada tidaknya pesanan. Keuntungan mempromosikannya. Oleh karenanya, dalam bentuk materi / uang inilah yang dapat dirinya berinovasi memasarkan produk membantu mereka meningkatkan kuenya dengan memanfaatkan teknologi kesejahteraan hidup. Ukuran kesejahteraan yaitu membuat online shop sendiri agar dapat mereka setidaknya dapat dilihat dari mempromosikan ke luar terutama kepada dialokasikannya pendapatan dari hasil generasi muda (Wawancara Ubaidiljani. penjualan kue untuk berbagai kebutuhan dan 2019). keperluan. mereka tidak lagi dipusingkan Ada juga pembuat kue yang untuk uang belanja setiap harinya / belanja menyatakan bahwa kendala yang dirasakan dapur, karena uang dari penjualan hari ini sebenarnya lebih tepat merupakan keluhan bisa dibelanjakan keperluan sehari-hari pada kepada pemerintah (pemprov dan pemkot esok harinya (Wawancara Juhria dan Leni. Jambi) yang kurang berperan dalam 2019). kemajuan usaha kue mereka. Pemerintah Bagi pembuat kue tradisional jika ada dirasa kurang melakukan promosi kue-kue pesanan atau moment tertentu tidak tradisional di even-even tertentu mulai dari mendapatkan untuk setiap hari. namun jika tingkat lokal, nasional, apalagi internasional, pada moment penting maka untung bisa sehingga usaha kue mereka masih terbatas banyak, dan uang tersebut bisa langsung pada industri rumah tangga belum menjadi digunakan untuk kebutuhan mulai dari industri berskala menengah apalagi berskala membayar uang sekolah anak, membeli industri besar (Wawancara Elita. 2019). kendaraan untuk membantu kelancaran Keterangan lainnya adalah Rohaya yang pemasaran kue, membeli peralatan dan menyebutkan bahwa pihak pemerintah perlengkapan membuat kue (Wawancara ataupun dinas terkait rasanya kurang sekali Mahmuda dan Ngindap. 2019). Ada juga memberikan penyuluhan, bimbingan, atau pembuat kue yang mengalokasikan apapun namnaya untuk pembuat kue keuntungan penjualan untuk hal lain seperti tradisional (Wawancara Rohaya. 2019). membayar upah tenaga kerja musiman yang 8. Keberadaan Industri Kue Tradisional mereka pakai jika orderan meningkat, di Sebrang Kota Jambi merenovasi tempat tinggal, membeli barang- Secara langsung dengan adanya barang berharga seperti perhiasan, dan industri kue tradisional yang dikelola oleh menabung dalam bentuk uang untuk modal masyarakat Sebeberang Kota Jambi akan pembuatan kue berikutnya (Wawancara Sinar memberikan peningkatan kesejahteraan bagi dan Nurjanah. 2019). pembuat kue/pemilik industri, dan para Pelanggan/pembeli/konsumen kue-kue pekerja serta memenuhi kebutuhan tradisional dari Kawasan Seberang Kota masyarakat dalam maupun luar kota dalam Jambi ada yang datang langsung bertransaksi mengkonsumsi kue-kue tradisional khas dengan pembuat kue di rumahnya, dan dapat Melayu Seberang Kota Jambi. juga memesan secara online kepada pembuat Khusus untuk kasus usaha kue kue yang telah memiliki online shop sendiri tradisional ini, pembuat kue tradisional di bagi pelanggan yang berada di luar Kota Seberang Kota Jambi mendapatkan Jambi. Tentu saja ada perbedaan pendapat di keuntungan dari hasil penjualan kue mereka antara pembeli saat memilih kue tradisional

14

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019 yang akan dibeli mereka, mulai dari memilih kelurahan di Kecamatan Danau Teluk dan pembuat kue, harga, cita rasa, dan jenis kue. Kecamatan Pelayangan Seberang Kota Dampak positif dari usaha pembuatan Jambi. kue tradisional di Kawasan Seberang Kota Usaha pembuatan kue tradisional ini Jambi berikutnya adalah mampu merekrut bahkan telah berlangsung sejak tahun 1984, tenaga kerja musiman terutama jika ada yang jenis usahanya milik pribadi dan pesanan/orderan yang tinggi di hari tertentu ada juga yang berbentuk usaha bersama/ dan moment penting. Salah satu kontribusi kelompok. Usaha kue tradisional ini industri kecil termasuk industri rumah tangga meskipun masih berskala industri rumah dalam perekonomian Indonesia adalah tangga, namun terus mengalami kemampuannya menyerap lebih banyak perkembangan. Hal ini terbukti dari makin tenaga kerja (UU No 13 Tahun 2013). bertambahnya jumlah pembuat kue Adapun tenaga kerja yang banyak terserap di tradisional di Seberang Kota Jambi hingga sektor ini umumnya adalah pihak perempuan tahun 2016, serta berhasilnya beberapa yang tingal di daerah pedesaan untuk mencari pembuat kue tradisional yang memperluas tambahan penghasilan (Peter Mc. Cawley. daerah pemasaran produk kue yang dibuat 1981:91). Dengan melibatkan diri dalam dan makin berinovasinya mereka dalam industri tersebut. Keterlibatan perempuan menciptakan sistem pemasaran agar dapat dalam kegiatan ekonomi ini memperlihatkan menjangkau berbagai kelompok pelanggan/ bahwa wanita dapat digerakkan menjadi embeli/konsumen. sumber daya produktif (Sjafri Sairin. Keberhasilan penduduk di Seberang 1993:40). Hal ini berarti perempuan dapat Kota Jambi dalam usaha kue tradisional ini mengaplikasikan peran ganda mereka, yaitu menandakan bahwa mereka telah mampu sebagai pengelola urusan rumah tangga mengolah dan merubah fungsi dari kue (home work) dan penyokong pendapatan tradisional khas Melayu Jambi yang awalnya ekonomi rumah tangga “income earning merupakan produk budaya menjadi produk work”(Pudjiwati Sajogyo. 1983:53). Oleh ekonomi yang dapat dijual dan menghasilkan karena itu, sektor industri kecil lebih keuntungan. Kue yang dibuat terdiri atas kue memungkinkan menyerap tenaga kerja kering dan kue basah yang dapat diproduksi perempuan karena sifat pekerjaannya yang setiap hari maupun hanya pada saat ada bisa dikombinasikan dengan pekerjaan pesanan/orderan saja di waktu dan moment domestik rumah tangga. tertentu saja. Kedua jenis kue tradisional D. KESIMPULAN yang diproduksi tersebut dibuat dengan cara Sektor kuliner khusunya pembuatan dikukus, digoreng, direbus, dibakar/ kue-kue tradisional khas Melayu Jambi dipanggang/ di oven dengan berbagai bentuk menjadi salah satu alternatif mata dan cita rasa yang tinggi. Oleh karena kue- pencaharian penting di Kawasan Seberang kue ini dibuat secara tradisional, maka Kota Jambi, ditunjang dengan keterampilan beberapa nama kue yang diproduksi memiliki memasak yang turun temurun dari keluarga makna filosofis yang digali dari unsur-unsur serta ditambah dengan karakter pekerja keras, budaya setempat dan kondisi geografis penduduk di Seberang Kota Jambi yang Seberang Kota Jambi, ada juga yang didominasi oleh perempuan telah lama merupakan perpaduan beberapa kebudayaan menekuni profesi ini. Usaha pembuatan kue asing yang telah lama berkembang di tradisional ini hampir terdapat di semua

15

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Seberang Kota Jambi (misalnya pengaruh Sajogyo, Pudjiwati. 1983. Peranan Wanita Arab, Cina, India). Dalam Perkembangan Masyarakat Perkembangan usaha kue tradisional Desa. : Rajawali Press. khas Melayu Jambi tersebut pada akhirnya Soekarto.1990. Penilaian Organoleptik berdampak positif bagi penduduk setempat Untuk Industri Pangan dan Hasil maupun bagi daerah Seberang Kota Jambi Pertanian. Jakarta: Bhatara Aksara. sendiri, yaitu peningkatan kesejahteraan Soekamto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu pembuat kue, menggerakkan sumber daya Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo produktivitas perempuan, memenuhi Persada. kebutuhan pembeli akan kue, perekrutan tenaga kerja musiman, dan mendorong sektor Artikel dan Hasil Penelitian: pariwisata lokal. Efi Endang Setyorini, et.al, 2018, E. DAFTAR PUSTAKA “Diversifikasi Sebagai Strategi Arsip: Untuk Meningkatkan Potensi Buku Tahunan Statistik Perikanan Tingkat Makanan Tradisional Klepon di Provinsi Jambi. 1999. Jambi : Dinas Kecamatan Gempol Pasuruan”, Perikanan Jambi. Jawsap Jurnal Akuntansi dan Refleksi 50 Tahun Pembangunan Provinsi Manajemen STIE Gempol Jambi, 2007, Jambi : Bappeda Provinsi Pasuruan, Vol. 3, No.2. Jambi. Didin Syarifuddin, et.al, 2018, “Memaknai Ras Melayu Jambi terbagi atas proto melayu Kuliner Lokal Sebagai Daya Tarik (melayu tua) dan deutro melayu (melayu Wisata Kota ”, Jurnal muda). 1977. “Menyeluk Daerah Kota Abdimas BSI Jurnal Pengabdian Jambi”, Hasil Survey Proyek Kepada Masyarakat, Vol. 1, No.1, Rehabilitasi dan Perluasan Museum Februari. Jambi. Jambi: Departemen Pendidikan Irma Tambunan, “Jejak Pecinan di Kota dan Kebudayaan Provinsi Jambi. Santri”, Kompas, 8 Juni 2017. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Noname. Jejak Akulturasi Arab- Melayu- Ketenagakerjaan Cina. Kompas, 28 April 2007. Parson, J.R. “Archaelogical Settlement Buku: Pattern”, Annual Review of Anne dan Peter Mc.Cawley. 1981. Ekononi Anthropology, vol.1, 1972. Orde Baru. (ed.). Jakarta: LP3ES. Siti Heidi Karmela, “Sejarah Industri Batik di Alansyah, Yuyun. 2008. Bangkitnya Bisnis Kota Jambi 1980-2001”, 2011, Kuliner Tradisional. Jakarta: Elex Media Tesis, : Program Komputindo Pascasarjana FIB UGM. Auliana, Risqie. 2005. Pangan Lokal dalam ______. 2018. ”Usaha Kerajinan Tradisional Makanan Jajanan Tradisional. Rakyat di Kawasan Danau Teluk Semarang : UNES. Kota Jambi: Kajian Sejarah Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Ekonomi 1980-2016”. Laporan Yogyakarta: Bentang. Penelitian. Jambi: FKIP Unbari. Nasruddin, A.M. 1990. Jambi dalam Sejarah Sairin, Sjafrin, dkk. 1993. Peranan Wanita Nusantara 692 – 1949 M. Jambi: Tanpa Dalam Ekonomi Rumah Tangga Di Penerbit.

16

Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019

Yogyakarta. Laporan Penelitian. Leni, Pembuat Kue Tradisional, Pasir Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM. Panjang, 22 Mei 2019. Lina, Pembuat Kue Tradisional, Mudung Wawancara: Laut, 2 Juni 2019. Sofia dan Liza, pembuat kerupuk ikan dan Julaiha, Pembuat Kue Tradisional, Arab lauk tepek ikan, 19 April 2019. Melayu, 5 Juni 2019. Ubaidiljani, Pembuat Kue Tradisional, Elita, Pembuat Kue Tradisional, Kampung Tanjung Johor, 28 April 2019. Tengah, 10 Juni 2019. Hilal dan Ani, Pembuat Kue dan Anak Rohaya, Pembuat Kue Tradisional, Tanjung Perempuannya, Ulu Gedong, 5 Mei Johor, 17 Juni 2019. 2019. Juhria dan Leni, Pembuat Kue Tradisional, Mahmuda dan Rijaludin Al-Asyrof, Pembuat Tanjung Pasir, 20 Juni 2019. Kue dan Anak Laki-Lakinya, Ulu Ningdap, Pembuat Kue Tradisional, Ulu Gedong, 7 Mei 2019. Gedong, 23 Juni 2019. Juhria dan Arifin, Pembuat Kue dan Sinar dan Nurjanah, Pembuat Kue Suaminya, Tanjung Pasir, 8 Mei 2019. Tradisional, Tanjung Raden, 28 Juni Emi, Pembuat Kue Tradisional, Kampung 2019. Tengah, 13 Mei 2019

17