NFECE 4 (1) (2015)

Journal of Non Formal Education and

Community Empowerment

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc

PROGRAM PELATIHAN IBU RUMAH TANGGA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN PANGAN SEMPRONG (STUDI KASUS PADA UKM NINING DI DESA BLAMBANGAN KABUPATEN MAGELANG)

Leolita Chairunisha  Utsman

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,

Info Artikel Abstrak ______Sejarah Artikel: Rumusan masalah ini adalah perencanaan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dapat meningkatkan kreativitas kegiatan usaha, Diterima Februari 2015 faktor pendukung dan penghambat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode pengumpulan data wawancara, observasi, dokumentasi. Subjek penelitian 6 orang terdiri dari 1 sebagai pengelola dan instruktur dan 5 warga Disetujui Maret 2015 belajar. Teknik analisis data pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian Dipublikasikan April 2015 perencanaan program pelatihan terdiri dari identifikasi kebutuhan disesuaikan penetapan tujuan, kurikulum tidak berasal ______dari Dinas, sumber belajarnya tutor, identifikasi warga belajar menggunakan persyaratan, sumber dana berasal dari bantuan Keywords: DINSPERINDAG, strategi tanya jawab, sarana dan prasarana memadai. Pelaksanaan program pelatihan alokasi waktu 6 Programs; Training; jam/hari, tempat di UKM NINING, warga belajar 9 orang, instruktur 1, metode 25% teori dan 75% praktek, materi pelatihan sesuai kebutuhan , media alat mendukung, penilaiannya secara formatif dan sumatif, evaluasi pelatihan penilaian Business Creativity dan pendampingan, peningkatan kreativitas kegiatan usaha dengan memberi materi pengolahan pangan. Faktor pendukung ______bantuan dana dari Dinas PERINDAG, motivasi warga belajar, instruktur berpengalaman dan berkompeten, sarana dan prasarana yang memadai. Faktor penghambat waktu pelatihan lama, ruang praktek sempit dan bocor, warga belajar tergesa – gesa mengikuti pembelajaran.

Abstract ______The formulation of this problem is the planning of training, training implementation can enhance the creativity of business activity, enabling and inhibiting factors. This study used a qualitative approach, the method of data collection interviews, observation, documentation. 6 study subjects consisted of one as a manager and instructor and 5 people learn. Data analysis techniques of data collection, data reduction, data presentation, drawing conclusions. Results of research planning training program consists of identifying the needs of customized setting of objectives, the curriculum does not come from the Department, tutor learning resources, identification of the citizens learn to use requirements, sources of funds derived from the aid DINSPERINDAG, question-answer strategy, adequate facilities and infrastructure. The implementation of a training program allocation 6 hours / day, place in UKM Nining, residents learned 9 people, the instructor 1, method 25% theory and 75% practice, training materials as needed, media support tools, as formative and summative assessment, evaluation of assessment training and assistance, increased business activity creativity by giving processing material. Factors supporting grants from the Department of Trade and Industry, motivated learners, instructors are experienced and competent, adequate facilities and infrastructure. Factors inhibiting training time long, narrow practice space and leak, residents learned haste - haste to follow learning. © 2015 Universitas Negeri Semarang

 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6331 Gedung A2 Lantai 2 FIP Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected]

55

Leolita Chairunisha / NFECE 4 (1) (2015)

PENDAHULUAN

Pengangguran merupakan seseorang Kabupaten Magelang mengalami peningkatan yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali, jumlah angkatan kerja sekitar 28.000 jiwa (Deas, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari 2012). dua hari selama satu minggu, atau seseorang Disampaikan juga jumlah pengangguran yang sedang berusaha mencari pekerjaan yang yang dapat dikaitkan dengan Pasal 27 UUD layak. Umumnya pengangguran terjadi 1945 ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan sebanding atau lebih besar jumlahnya ketimbang yang layak bagi kemanusiaan” Disnakersostrans jumlah lapangan kerja yang tersedia. Sektor memberikan sosialisasi tentang kesempatan- yang paling besar terkena dampak dari kesempatan kerja di sejumlah perusahaan pengangguran tersebut adalah sektor mereka setelah lulus tidak buta akan informasi perekonomian. Pasalnya, dengan adanya terkait pekerjaan. Sosialisasi yang dilakukan pengangguran maka produktivitas dan tersebut difokuskan di sekolah-sekolah pelosok pendapatan masyarakat akan berkurang Kabupaten Magelang yang notabennya sekolah sehingga akan menimlbukan kemiskinan di pelosok tersebut miskin akan informasi lingkup masyarakat. Disamping itu juga akan kesempatan keja. Hal ini bertujuan agar berdampak pada masalah-masalah sosial lainnya kesempatan kerja menjadi merata untuk seperti tingkat kriminalitas di lingkungan menekan pengangguran yang ada di Kabupaten masyarakat meningkat. Ketiadaan pendapatan Magelang. Untuk tahun 2011 sendiri yang disebabkan dari masyarakat yang Disnakesostrans telah behasil menekan angka menganggur membuat mereka harus pengangguran hingga hanya mencapai 33.103 mengurangi pengeluaran mereka yang berakibat jiwa saja. menurunnya kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya model pelatihan yang sesuai Pengangguran sendiri dapat dibedakan menjadi dengan kegiatan usaha yang berada di UKM beberapa bagian. Pengangguran yang “NINING” Kabupaten Magelang adalah berdasarkan pada jam kerja yaitu pengangguran pelatihan pengolahan pangan . terselubung, setengah menganggur, dan Peserta didik akan di ajarkan bagaimana cara penganggura terbuka. mengolah SDA dengan berbagai macam bentuk Di Indonesia sendiri jumlah dan rasa. Selain untuk mengembangkan pengangguran mencapai 7,24 juta jiwa di Tahun kreativitas pekerja, pelatihan ini juga bermanfaat 2013 tepatnya per Agustus lalu. Sedangkan bagi meningkatnya kreativitas usaha dalam jumlah penduduk miskin di tahun 2012 sendiri pengolahan pangan untuk lebih berkembang dan menyentuh angka 29,13 juta jiwa atau 11,96 % juga dapat membuka lowongan pekerjaan untuk dari jumlah penduduk di Indonesia (koran- para pencari kerja lainnya. Pelatihan perlu jakarta.com). Dari data tersebut menunjukkan diberikan kepada warga belajar baru maupun bahwa angka pengangguran di Indonesia cukup pegawai yang sudah berpengalaman. Warga tinggi. Jika hal ini dibiarkan maka akan belajar baru memerlukan pelatihan tentang berdampak besar bagi perkembangan Negeri ini. berbagai segi tugas pekerjaan yang dipercayakan Di wilayah kecil seperti Kabupaten Magelang, kepada mereka, sedangkan pelatihan untuk jumlah pengangguran menyumbang angka pegawai yang sudah berpengalaman perlu 132.132 jiwa ditahun 2010 silam dari total dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, penduduknya saat iu yang berjumlah 1,2 juta ketrampilan dan kemampuan karena selalu ada jiwa. Tingkat pengangguran di Kabupaten cara yang lebih baik untuk meningkatkan Magelang sendiri disebabkan karena jumlah produktivitas kerja. Apalagi bila ada pegawai angkatan kerja tidak seimbang daripada jumlah yang ditempatkan di tempat tugas yang baru, kesempatan kerja yang ada. Setiap tahunnya, tidak mustahil ada kebiasaan-kebiasaan kerja

56

Leolita Chairunisha / NFECE 4 (1) (2015) yang tidak atau kurang baik yang perlu NINING, sekaligus menjadi instruktur dihilangkan. pelatihan, serta 5 warga belajar. Undang – undang tentang UKM telah di atur pada Undang-undang No. 20 tahun 2008 HASIL DAN PEMBAHASAN tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UKM di negara berkembang, seperti di Hasil Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah- masalah ekonomi dan sosial dalam negeri UKM NINING terletak di Desa Blambangan seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya Rt 01/07 Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi UKM NINING berdiri pada tanggal 25 Agustus 2003 pendapatan, proses pembangunan yang tidak dengan Nomor Induk Pendaftaran Industri Kecil (NIPIK) 09.3308.01010-B, yang di sah kan oleh merata antara daerah perkotaan dan pedesaan, Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jl. serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM Letnan Tukiyat, Kota Mungkid. UKM NINING diharapkan dapat memberikan kontribusi positif menyediakan berbagai program pengolahan pangan yang signifikan terhadap upaya-upaya diantaranya pengolahan kue semprong, pengolahan penanggulangan masalah yang ada di , dan sirup jahe. Warga belajar masyarakat Desa Blambangan Kabupaten yang mengikuti pelatihan pengolahan pangan Magelang (Partomo, 2004). berjumlah 9 orang. Sejak dari tahun 2003 UKM Usaha Kecil Menengah (UKM) NINING telah mendidik warga belajar untuk mempunyai peranan yang penting dalam mengembangkan kreativitas kegiatan usaha dengan program pengolahan pangan. Hasil lulusan warga pertumbuhan ekonomi dan industry suatu belajar UKM NINING sebagian ada yang sudah Negara. Hampir 90 % dari total usaha yang ada mampu berwirausaha dan sebagian ada yang bekerja di dunia merupakan kontribusi dari UKM. di UKM NINING. Disamping itu, UKM mempunyai kontribusi UKM NINING sebagai teknis pelaksanaan terhadap penyerapan tenaga kerja. Studi empiric pendidikan nonformal yang menyelenggarakan menunjukkan bahwa UKM pada skala pelatihan tidak hanya memberikan suatu internasional merupakan sumber penciptaan keterampilan atau kreativitas saja, tetapi bagaimana lapangan pekerjaan. Kontribusi UKM terhadap warga belajar dalam kelanjutannya mempunyai suatu penyerapan tenaga kerja, baik di Negara maju pekerjaan atau berwirausaha sesuai dengan hasil pelatihan. Oleh karena itu UKM NINING dalam maupun Negara berkembang, termasuk penyelenggaraan program pelatihan bekerjasama Indonesia, mempunyai peranan yang signifikan dengan DISPERINDAG untuk lebih mendukung dalam penanggulangan masalah pengangguran kegiatan pelatihan. UKM NINING akan (Rahmana, 2008). mengarahkan lulusan pelatihan untuk bekerja di UKM NINING dan mampu berwirausaha. METODE PENELITIAN Perencanaan pelatihan pngolahan pangan yang ada di UKM NINING mencakup : Identifikasi Penelitian ini menggunakan pendekatan kebutuhan, pihak pengelola UKM mengumpulkan kualitatif. metode pengumpulan data calon warga belajar untuk diberikan sosialisasi dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan adanya pelatihan pengolahan pangan. Setelah warga belajar minat mengikuti, maka pihak pengelola dokumentasi. Teknik keabsahan data yang mengajukan proposal yang nantinya diajukan pada digunakan adalah triangulasi sumber dan teori. Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk Teknik analisis data adalah deskriptif kualitatif mendapat persetujuan dan biaya untuk melaksanakan dengan tahap pengumpulan data, reduksi data, program pelatihan. Tujuan pelatihan pengolahan penyajian, dan penarikan kesimpulan. pangan di UKM NINING sebagai berikut: 1) Lokasi penelitian di UKM NINING Desa Membantu meningkatkan kondisi ekonomi Blambangan Kabupaten Magelang. Subjek masyarakat yang lemah dengan memberikan dalam penelitian ini adalah pengelola UKM keterampilan dan kreativitas usaha, 2) Membantu warga belajar untuk mempunyai suatu pekerjaan atau berwirausaha, 3) Membantu meningkatkan kreativitas

57

Leolita Chairunisha / NFECE 4 (1) (2015) usaha ibu rumah tangga yang mengganggur, 4) bekerjasama dengan DINSPERINDAG untuk Membantu mengurangi tingkat pengangguran yang membantu warga belajar yang ingin bekerja secara ada di Kabupaten Magelang. Materi yang diberikan mandiri dengan mengajukan bantuan modal kepada telah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan DINSPERINDAG. program yang dipilih. Sumber belajar hanya dari Faktor pendukung dalam perencanaan instruktur. Proses perekrutan dimulai dengan a) pelatihan pengolahan pangan adalah adanya bantuan Pendaftaran calon warga belajar, melalui sosialisasi dana dari Dinas PERINDAG untuk jalannya atau bisa datang langsung ke UKM NINING, b) program pelatihan pengolahan pangan, berupa uang Persyaratan peserta, syarat untuk menjadi peserta cash yang digunakan untuk membeli alat, bahan, dan pelatihan yang pertama diutamakan perempuan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Motivasi berusia 18-45 tahun, memiliki kemauan untuk warga belajar itu sendiri yang ingin memperoleh berlatih. Besarnya dana program pelatihan yang keterampilan dalam mengolah pangan, yang dilaksanakan di UKM NINING berasal dari dana sebelumnya mereka belum mengetahui bagaimana bantuan Dinas PERINDAG 30 juta dan dana pribadi cara mengolah pangan, sehingga mereka termotivasi 10 juta. Untuk strategi pembelajaran teori 25% dan untuk mengikuti pengolahan pangan. Instruktur yang untuk prakteknya 75%. Untuk kelancaran berpengalaman dan berkompeten dalam bidangnya, pembelajaran, UKM NINING melengkapi semua karena instruktur sudah memiliki pengalaman dalam sarana dan prasarana pendukung yang terdiri dari mengolah pangan sejak tahun 1991, dan beliau juga gedung tempat pembelajaran, ruang praktek mengikuti kegiatan pelatihan serta seminar pelatihan, dan prasarana pendukung lainnya. pengolahan pangan sehingga menambah wawasan Pelaksanaan program pelatihan dimulai dari tentang dunia industri pangan. Sarana dan prasarana jam 08.00 sampai dengan jam 14.00 WIB. Jangka yang memadai seperti gedung tempat pembelajaran, waktu kegiatan pelatihan pengolahan pangan ruang praktek pelatihan, dan prasarana pendukung seminggu dilakukan 6x pertemuan dari hari senin lainnya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah sampai dengan sabtu. Pelatihan dilaksanakan di waktu pelatihan yang lama sehingga warga belajar UKM NINING tepatnya yaitu di Desa Blambangan merasa bosan, ruang praktek yang sempit dan bocor Rt 01/07 Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. saat hujan membuat warga belajar kurang konsentrasi Warga belajar yang mengikuti pelatihan pengolahan dalam mengikuti pembelajaran, cuaca yang tidak pangan di UKM NINING berjumlah 9 orang. mendukung seperti hujan sehingga warga belajar Instrukturnya hanya ada satu, metode yang sering terburu – buru dalam mengikuti pembelajaran, digunakan dalam pembelajaran pelatihan pengolahan atau jika panas mereka malas untuk mengikuti pangan ini adalah penyampaian materi secara pelatihan langsung yang bersamaan dengan praktek. Materi yang disampaikan hanya mengolah makanan, seperti Pembahasan membuat kue semprong, kue kembang goyang/lamtari, dan sirup jahe yang sudah Perencanaan adalah proses yang disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar. Media sistematis dalam pengambilan keputusan yang digunakan pembelajaran pelatihan pengolahan pangan antara lain selama teori ya kertas dan polpen, tentang tindakan yang akan dilakukan pada untuk prakteknya ada cetakan kue semprong, waktu yang akan datang (Sudjana, 2000:41-43). baskom, sendok, sumpit. Penilaian menggunakan tes Menurut Sudjana (2000: 45). Adapun formatif dan sumatif. perencanaan dalam proses pembelajaran Evaluasi pada program pelatihan pengolahan meliputi: 1) identifikasi kebutuhan adalah pangan yang ada di UKM NINING terdiri dari penentuan perbedaan keadaan nyata dan kondisi penilaian dan pendampingan. Untuk menekan angka yang diinginkan manusia; 2) tujuan adalah pengangguran, ibu rumah tangga diberdayakan dan sasaran yang ingin dicapai dalam proses diberi pelatihan agar mampu meningkatkan pembelajaran; 3) kurikulum adalah kumpulan kreativitas kegiatan usahanya melalui pelatihan yang ada di UKM NINING. Pelatihan yang ada di UKM pengalaman dan gagasan yang ditata dalam NINING adalah pelatihan pengolahan pangan yang bentuk kegiatan sebagai proses pembelajaran memang ditujukan untuk warga yang menganggur sedemikian rupa; 4) sumber belajar adalah khususnya ibu rumah tangga. Dalam melaksanakan semua sarana yang mampu menyajikan pesan; pelatihan pengolahan pangan, UKM NINING 5) sumber dana yaitu sumber pembiayaan dalam

58

Leolita Chairunisha / NFECE 4 (1) (2015) melaksanakan kegiatan pembelajaran; 6) strategi diselenggarakan dan diarahkan untuk pembelajaran adalah tipe pendekatan spesifik membekali, meningkatkan dan mengembangkan untuk menyampaikan informasi dan kegiatan kompetensi kerja guna meningkatkan yang mendukung penyelesaian tujuan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan. pembelajaran. Hal ini sesuai dengan hasil Menurut Kadarisman (2012:11), Pelatihan dan wawancara dengan pengelola sekaligus pengembangan merupakan dua konsep yang instruktur pelatihan, beliau berkata : sama, yaitu untuk meningkatkan kemampuan, “dalam menentukan perencanaan, kami pengetahuan, dan keterampilan. memiliki langkah yang pertama identifikasi Faktor pendorong sangat berperan masalah apa saja yang ada pada warga belajar, penting dalam keberhasilan suatu program kemudian kami menetapkan tujuan, kurikulum, pelatihan. Nuraida (2011:38) keberhasilan suatu sumber belajar, strategi yang sesuai dengan program pelatihan ditentukan oleh lima kebutuhan warga belajar, kemudian sumber komponen yaitu : 1) sasaran Pelatihan, setiap dana yang akan kita gunakan”. pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas Kegiatan pelaksanaan merupakan suatu yang bisa diuraikan kedalam perilaku yang proses yang dimulai dari implementasi awal, dapat diamati dan diukur supaya bisa diketahui implementasi dan implementasi akhir (Sudjana, efektivitas dari pelatihan iu sendiri, 2) pelatih 2000:63). Pelaksanaan dalam pembelajaran atau tutor, bisa mengajarkan bahan-bahan atau adalah waktu kegiatan, jangka waktu kegiatan, materi pelatihan dengan metode tertentu tempat kegiatan, peserta/ warga belajar, sehingga peserta akan memperoleh instruktur, metode. Hal ini sesuai dengan hasil pengetahuan, keterampilan dan sikap yang wawancara dengan pengelola sekaligus diperlukan sesuai dengan sasaran yang instruktur pelatihan, beliau berkata : ditetapkan, 3) materi atau bahan-bahan latihan, “pelaksanaan program pelatihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan pengolahan yang kami jalankan memiliki unsur yang telah ditetapkan sehingga para peserta waktu kegiatan, jangka waktu kegiatan, tempat pelatihan akan lebih mudah untuk menangkap kegiatan, peserta, instruktur, metode, materi, dan memahami materi yang disampaikan, 4) media, dan terakhir yaitu penilaian/evaluasi”. metode pelatihan, metode yang digunakan Evaluasi adalah proses penetapan secara haruslah metode yang mudah dipahami dan sistematik tentang nilai, tujuan, efektifitas atau dimengerti oleh peserta pelatihan, 5) peserta, kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan keberhasilan suatu program pelatihan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tergantung juga pada pesertanya. Pelatihan tidak (Kamil, 2012:54). selamanya berjalan secara lancar pada setiap “evaluasi dilakukan dengan cara tes kesempatan. Banyak faktor yang menjadi formatif dan sumatif. evaluasi pelaksanaan juga kendala atau penghambat dalam pelaksanaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pelatihan dan faktor-faktor itu adalah : keberhasilan pelatihan, diantaranya evaluasi 1) teori dengan praktek tidak sejalan, artinya peserta dan evaluasi penyelenggara. Evaluasi teori yang diberikan tidak bisa dipraktekkan peserta pada pelatihan pengolahan pangan yaitu pada saat menjalankan tugas-tugas yang dilakukan oleh instruktur untuk mengetahui dilakukan, 2) perubahan perilaku tidak bisa sejauh mana kemampuan warga belajar, diukur secara pasti karena materi yang diberikan evaluasi pada pelatihan pengolahan pangan tidak memenuhi standar, 3) kondisi lingkungan dilakukan dengan tes formatif, setiap 6 kali tidak kondusif untuk dimanfaatkan dalam pertemuan terakhir dilakukan evaluasi sumatif, pelatihan dan tidak bisa menunjang kinerja yaitu tes praktek dan hasil produk “. behaviors yang diperlukan dalam pelatihan, 4) Dalam Undang- Undang Republik Indonesia sumber-sumber yang diperlukan dalam kegiatan No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pelatihan tidak memadai, baik sumber finansial disebutkan bahwa pelatihan kerja (keuangan) maupun non finasial (sumber daya

59

Leolita Chairunisha / NFECE 4 (1) (2015) manusia, fisik dan teknologi), 5) pengembangan disesuaikan dengan penetapan tujuan, organisasi dianggap bisa dilakukan melalui kurikulum yang diberikan tidak berasal dari kegiatan non pelatihan, misalnya perubahan dinas atau instansi terkait, tetapi kurikulum yang kebijakan dan pengembangan proyek-proyek diberikan adalah dibuat sendiri oleh pengelola tertentu, 6) sasaran tidak memiliki motovasi pelatihan, dengan mengacu pada kebutuhan untuk dicapai kinerja yang diharapkan serta warga belajar yang telah di ketahui dari hasil tidak mempunyai kemampuan untuk mengikuti identifikasi kebutuhan belajar. Selain itu materi pelatihan yang diberikan (Nuraida pelatihan juga memiliki sumber belajar, yaitu (2011:38). Hal ini sesuai dengan hasil instruktur yang berkompeten dalam bidang wawancara dengan pengelola sekaligus pengolahan pangan, identifikasi warga belajar instruktur pelatihan, beliau berkata : juga dilaksanakan menggunakan persyaratan “faktor pendukung yang pertama, dana yang diberikan dari pihak pengelola. Sumber pengadaan program pelatihan lebih ringan, dana yang digunakan dalam program pelatihan karena adanya bantuan dana dari Dinas pengolahan pangan yaitu bantuan dana yang PERINDAG. Kedua, Dinas PERINDAG tidak diberikan dari Dinas PERINDAG dan dana hanya membantu dari segi dana saja, tetapi dari pribadi. Startegi yang digunakan yaitu tanya segi pemasaran, karena UKM NINING juga jawab dan memberikan teori 25% dan praktek sering mengikuti pameran kriya kuliner di dalam 75%. Sedangkan Sarana dan prasarana yang maupun luar kota yang diadakan oleh Dinas diberikan oleh pengelola pelatihan sudah sesuai PERINDAG. Ketiga, jaringan pemasaran dari dengan kebutuhan pelaksanakan kegiatan. produk UKM NINING telah dikenal oleh Pelaksanaan pelatihan meliputi: Waktu masyarakat luas, baik dari dalam maupun luar yang diberikan dalam pelaksanaan pelatihan kota. Keempat, adanya dukungan dari yaitu 6 jam, jangka waktunya 6 kali seminggu masyarakat sekitar dengan adanya pelatihan yaitu setiap hari Senin – Sabtu. Tempat kegiatan pengolahan pangan. Kelima adalah sarana dan pelatihan di UKM NINING, Desa Blambangan prasaran yang memadai juga menjadikan satu Kec. Mungkid, Kab. Magelang. Warga belajar unsur jalannya proses pelatihan, di UKM yang mengikuti pelatihan berjumlah 9 orang. NINING sudah disediakan sarana dan Sedangkan tutornya adalah Ibu Sumiyartingsih, prasarana untuk jalannya proses pelatihan. Jadi beliau merangkap menjadi pengelola sekaligus warga belajar bisa mengikuti proses pelatihan tutor. Metode pembelajaran yang digunakan dengan tenang dan nyaman“. adalah 25% teori dan 75% praktek. Selain itu “faktor penghambat dari pelatihan ini dalam pelaksanaannya juga menggunakan adalah Pertama, cuaca yang kadang tidak metode tanya jawab, dan curah pendapat. mendukung. Jika hujan warga belajar sering Materi yang diberikan sesuai dengan kompetensi terburu – buru dalam mengikuti pelatihan. warga belajar dan sesuai dengan kebutuhan. Kedua, dari segi sarana dan prasarana, ruang Media yang digunakan dalam pelaksanaan praktek kadang ada yang bocor, sehingga pelatihan, saat ceramah yaitu kertas dan mengganggu konsentrasi belajar warga belajar “. bolpoint, untuk prakteknya yaitu cetakan kue semprong, kompor gas 4 tungku, sumpit, SIMPULAN DAN SARAN baskom, dan alat – alat yang mendukung proses kegiatan pelatihan. Setelah itu ada juga Simpulan penilaian/ evaluasi, yang dilakukan dengan tes formtif dan sumatif. Evaluasi pelatihan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan pangan di UKM NINING pembahasan program pelatihan inu rumah dilaksanakan setelah pembelajaran teori dan tangga untuk meningkatkan kreativitas kegiatan pada saat pertemuan 6 kali terakhir. Tujuan usaha pengolahan pangan kue semprong, dilaksanakannya evaluasi yaitu untuk mengukur perencanaan meliputi: Identifikasi kebutuhan sejauh mana tujuan pembelajaran yang tercapai,

60

Leolita Chairunisha / NFECE 4 (1) (2015) pemahaman warga belajar dalam menyerap siang. Jadi satu kali pertemuan dalam pelatihan materi serta memperbaiki kekurangan selama hanya 3 jam. Kedua, mengenai perencanaan proses pelatihan berjalan. yang tidak melibatkan banyak warga belajar Program pelatihan pengolahan pangan sehingga tidak tahu waktu yang dibutuhkan dapat meningkatkan kreativitas kegiatan usaha untuk diadakan kegiatan pelatihan, maka melalui pelatihan pengolahan pangan yang disarankan agar dalam perencanaan calon warga diselenggarakan di UKM NINING dengan belajar di ajak untuk menentukan waktu mengolah SDA menjadi beberapa aneka kegiatan pelatihan, agar waktunya sesuai makanan. Materi yang diberikan dalam dengan kebutuhan dan kemampuan warga pelatihan juga bermacam – macam, mulai dari belajar. membuat kue semprong, kue kembang goyang/ 2) Berdasarkan temuan penelitian lamtari, dan sirup jahe. Dengan adanya mengenai sarana prasarana, yaitu kondisi pelatihan pengolahan warga belajar memiliki lingkungan atau sumber finansial yang tidak peningkatan, yaitu dari segi kognitif kondusif untuk dimanfaatkan dalam pelatihan (pengetahuan) mereka memiliki pengetahuan dan tidak bisa menunjang kinerja yang tentang mengolah bahan pangan yang beraneka diperlukan dalam pelatihan. Dengan adanya hal ragam untuk dijadikan bekal untuk bekerja atau tersebut peneliti menyarankan sebaiknya usaha secara mandiri. Dari segi psikomotorik pengelola mengajukan proposal kepada Dinas (keterampilan) mereka memiliki peningkatan PERINDAG agar mendapat bantuan dana keterampilan dalam kreativitas musaha, karena untuk menata dan memperbaiki ruang praktek mereka telah dibekali beberapa pengetahuan. agar warga belajar merasa nyaman ketika Dari segi afektif (sikap) mereka lebih gesit dalam mengikuti pembelajaran. bekerja dan lebih terarah dalam melaksanakan 3) Berdasarkan temuan penelitian kegiatan. mengenai cuaca dan kondisi lingkungan yaitu Faktor pendukung dalam perencanaan cuaca yang tidak mendukung, sehingga pelatihan pengolahan pangan yaitu: 1) Adanya mengganggu konsentrasi warga belajar. Dengan bantuan dana dari Dinas PERINDAG, 2) adanya hal tersebut sebaiknya instruktur harus Motivasi warga belajar, 3) Instruktur yang dapat mengalihkan warga belajar dengan berpengalaman dan berkompeten dalam memberikan materi lain atau curah pendapat, bidangnya, 4) Sarana dan prasarana yang dengan tujuan agar warga belajar merasa tidak memadai. Sedangkan faktor penghambatnya tergesa – gesa mengikuti pembelajaran. yaitu: 1) Waktu pelatihan yang lama, 2) Ruang praktek yang sempit dan bocor saat hujan, 3) DAFTAR PUSTAKA Cuaca yang tidak mendukung. Deas. 2012. Pengangguran di Kabupaten Magelang. http://deazsatya.blogspot.com. Diunduh 31 Saran Januari 2015

Partomo, T. S. (2004). Usaha Kecil Menengah dan Berdasarkan hasil penelitian dan Koperasi. Faculty of Economics University of pembahasan program pelatihan inu rumah Trisakti, Jakarta, 9. tangga untuk meningkatkan kreativitas kegiatan http://scholar.google.co.id/ . Diunduh 7 Mei usaha pengolahan pangan kue semprong, 2014 peneliti memberikan saran : Rahmana, Arief. 2008 . Peran Teknologi Informasi 1) Berdasarkan temuan penelitian Dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil mengenai alokasi waktu pelatihan yang lama Menengah. http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/han sehingga warga belajar merasa bosan. Peneliti dle/123456789/2008 . Diunduh 29 Maret menyarankan: Pertama, perlu adanya perbaikan 2015 alokasi waktu pelatihan dengan membagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pagi dan tahap

61

Leolita Chairunisha / NFECE 4 (1) (2015)

Kadarisman, 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Kharisma Putra Utama Offset Kamil, Mustofa. 2012. Model Pendidikan dan Pelatihan.:Alfabeta

Nuraida, Miyose Sangkari. 2011. Strategi Pelatihan Mekanik Otomotif Mobil Bagi Para Eks Pecandu Narkotika di Balai Rehabilitasi Sosial Mandiri Semarang II. Tidak diterbitkan. Skripsi PLS UNNES Sudjana. 2000. Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production

62