Analisis Keberhasilan Strategi Akuisisi Oleh Pt Elang Mahkota Teknologi Tbk

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Keberhasilan Strategi Akuisisi Oleh Pt Elang Mahkota Teknologi Tbk ANALISIS KEBERHASILAN STRATEGI AKUISISI OLEH PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI TBK Eric Taner1 Abstract: Indonesia, as a developing country needs every business segments to be able to maximize the growth of the Indonesian economy. From an economic point of view, merger, acquisition or consolidation is some of the strategic actions that could win the market competition. With merger, acquisition or consolidation, the company is expected to produce better performance, as well as ways to overcome the problem such as lack of funding for the company. One of the companies that are interested in doing the acquisition process is PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk, which acquired PT. Indosiar Karya Media Tbk. This study is aimed to rate the success of PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk’s acquisition strategy, based on the company’s goals, by using financial ratio analysis. The results showed that the company managed to achieve 3 out of 4 of its goals regarding the acquisition. Keywords: acquisition, sales, eficiency, TATO, FATO, EPS PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan peran dari setiap pelaku usaha untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi ini akan semakin berkualitas jika ditopang dari persaingan usaha yang sehat. Dari segala bidang perekonomian di Indonesia, industri penyiaran merupakan salah satu industri yang berkembang pesat. Dalam persaingan dalam industri penyiaran ini, perusahaan televisi yang mempunyai pendanaan yang kuat dan akses pasar yang lebih besar akan bertahan dalam persaingan memperebutkan pangsa pasar dan kemudian menguasai pangsa pasar dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan perusahaan penyiaran yang lainnya. Dengan pengusaan pasar yang cenderung dominan ini, perusahaan televisi dapat menciptakan suatu tembok untuk menghambat atau mengurangi persaingan antar perusahaan penyiaran. Apabila terjadi kecenderungan dimana suatu perusahaan tidak lagi mampu untuk menutupi semua biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan operasional perusahaan sebagai akibat ketidakmampuan bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya yang berada dalam pasar tersebut, maka salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pendanaan serta akses terhadap pasar yang lebih baik, dan menciptakan kemampuan untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih baik adalah dengan cara penggabungan usaha, baik dengan melakukan merger, akuisisi ataupun konsolidasi (Pandapotan, 2012). Merger dan akusisi masih sering dipandang sebagai keputusan kontroversial karena memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan hasil dan pandangan dalam penerapan strategi merger dan akuisisi. Sejumlah kalangan menilai, merger dan akuisisi dinilai positif dan mempengaruhi kinerja 1 Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara ([email protected]) 127 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148 perseroan karena memberi sinergi yang positif dan berpotensi untuk mendongkrak laba. Namun di sisi lain, banyak pihak yang juga dirugikan dari peristiwa merger dan akuisisi. Dampak yang merugikan bisa kita lihat dari sisi karyawan karena kebijakan ini sering disertai dengan pemutusan hubungan kerja yang jumlahnya sangat banyak. Pelaksanaan akusisi juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap posisi keuangan dari perusahaan pengakusisi apabila strukturisasi dari akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan kas atau melalui pinjaman. Proses akuisisi yang terjadi di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh perusahaan- perusahaan pemerintah, melainkan juga oleh perusahaan-perusahaan swasta. Perusahaan melakukan aktivitas tersebut untuk memperkuat keunggulan kompetitifnya. Salah satu perusahaan swasta yang tertarik untuk melakukan proses akuisisi tersebut adalah PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk dengan PT. Indosiar Karya Media, Tbk., sebagai dua perusahaan yang sama-sama bergerak dalam bidang lembaga penyiaran swasta (LPS) yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TELAAH KEPUSTAKAAN Penggabungan Usaha Berdasarkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 Tahun 2007, penggabungan usaha diartikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena saru perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aset dan operasi usaha lain. Penggabungan badan usaha dapat dilakukan melalui tiga bentuk (Moin, 2010). Berikut ini tiga bentuk penggabungan badan usaha yang akan dijelaskan dengan skema. Merger Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Akuisisi Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilan alih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Konsolidasi Konsolidasi atau peleburan merupakan bentuk khusus merjer dimana dua atau lebih perusahaan bersama-sama meleburkan diri dan membentuk perusahaan yang baru. Akuisisi Akuisisi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah acquisition atau take over yang berarti sebuah perusahaan mengambil kontrol modal (saham) atas perusahaan lain (one company taking over controlling interest in another company). Kata acquisition berasal dari kata acquire yang berarti mendapatkan sesuatu atau keuntungan atas usaha sendiri (to get or gain by one). Dalam dunia hukum dan bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi adalah setiap perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham dan atau aset dari perusahaan lain (Hariyani, Serfianto & Yustisia, 2011). 128 Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ... Latar Belakang Akuisisi Soebagjo (2006), mengkategorikan latar belakang akuisisi berdasarkan perusahaan yang melakukan akuisisi sebagai berikut: Strategic Buyer Perusahaan strategic buyer melakukan akuisisi dengan maksud untuk mengoperasikan perusahaan yang diakuisisi sendiri, bersama-sama dengan perusahaan yang sudah ada. Tujuannya adalah untuk memperluas, meningkatkan, menumbuhkan dan mengoptimalkan kinerja suatu kelompok usaha. Perusahaan ini mendasarkan keputusannya untuk melakukan akuisisi pada suatu perancanaan matang (plan-driven buyer) dan akan mencari strategic investment yang tepat. Financial Acquirer Perusahaan financial acquirer tidak memperhatikan ada atau tidaknya hubungan dan/atau kepentingan bersama suatu kelompok usaha, namun lebih mempertimbangkan apakah akuisisi yang dilakukannya (setelah dikurangi biaya- biaya dan pajak) masih menghasilkan keuntungan. Perusahaan financial acquirer umumnya bersifat opportunity takers, yang mendasarkan keputusan untuk melakukan akuisisi pada harga yang tepat dan tersedianya pembiayaan untuk maksud tersebut (deal driven buyer). Sedangkan menurut Moin (2010), secara garis besar motif merger dan akuisisi dapat dikategorikan sebagai berikut: Motif Ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Merjer dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Perusahaan harus melakukan implementasi program melalui langkah – langkah konkrit misalnya melalui efisiensi produksi, peningkatan penjualan, pemberdayaan dan peningkatan produksi sumber daya manusia. Disamping itu motif ekonomi merjer dan akuisisi yang lain meliputi : Mengurangi waktu, biaya dan resiko kegagalan memasuki pasar baru Mengakses reputasi teknologi, produk dan merk dagang Memperoleh sumber daya manusia yang profesional Membangun market power Membangun kekuatan untuk memonopoli Mengurangi persaingan Mendiversifikasi lini produk Mempercepat pertumbuhan Menstabilkan cash flow dan keuntungan 129 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148 Motif Sinergi Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merjer dan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merjer dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelummerjer dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen- elemen perusahaan yang bergabung. Bentuk-bentuk dari sinergi dapat dibagi menjadi sebagai berikut: Sinergi Operasi Sinergi operasi terjadi ketika perusahaan hasil kombinasi mencapai efisiensi biaya. Sinergi Finansial Sinergi finansial dihasilkan ketika perusahaan hasil merger memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah. Sinergi Manajerial Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan satu ke yang lain. Sinergi Teknologi Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan keunggulan teknik sehingga saling memetik manfaat. Sinergi Pemasaran Perusahaan yang melakukan merger akan memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya produk, bertambahnya lini produk yang dipasarkan dan semakin banyak konsumen yang bisa dijangkau. Motif Diversifikasi Diversifikasi adalah strategi perkembangan bisnis yang dapat dilakukan melalui merjer dan akuisisi. Diversifikasi dimaksudkan untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk
Recommended publications
  • Who Owns the Broadcasting Television Network Business in Indonesia?
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 11 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Capitalism Vs Business Ethics in Indonesia's Television
    SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case CAPITALISM VS BUSINESS ETHICS IN Study INDONESIA’S TELEVISION BROADCASTING Keywords Television Business, Capitalism, Business ethics, Broadcasting License, Broadcasting Guidelines JEL Classification D22; L50; L82; M20; P12 Abstract Generally, in every country, there is supervision of the television broadcasting system. In Indonesia, all television broadcasting is supervised by the Komisi Penyiaran Indonesia/KPI (Indonesian Broadcasting Commission). This commission oversees broadcast television, to ensure all TV broadcasts in Indonesia comply with government regulations. Often the KPI imposes sanctions, but frequent violations still occur. This article describes the results of research on the contradiction between business interests and ethics in the television industry in Indonesia. This study uses the method of evaluation research, where researchers analyze data, here in the form of sanctions documents released by broadcasting commissions. The results reveal that all national private television stations often violate regulations. They prioritize their business interests rather than follow broadcasting guidelines, especially since KPI does not have the full authority to grant and revoke a broadcasting license. The granting and revocation of permits remains under the authority of the government, where political lobbying plays a more significant role. 27 SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) INTRODUCTION liberal economic tradition such as America does not provide the business arrangements for Each country has its own system to manage the television to broadcast using market mechanisms television broadcasting business.
    [Show full text]
  • Dinamika Interaksi Agen Dan Struktur Dalam Mencegah Konsentrasi Kepemilikan Media Televisi
    64 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016 DINAMIKA INTERAKSI AGEN DAN STRUKTUR DALAM MENCEGAH KONSENTRASI KEPEMILIKAN MEDIA TELEVISI Nursatyo Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional, Jakarta Email : [email protected] ABSTRACT The acquisition PT IDKM by PT EMTEK that have an impact of the unification INDOSIAR and SCTV in the same holding company between period 2011 – 2012, bring a nation-wide discussion about concentration of media television ownership in Indonesia. Broadcast act no.32/2002 with Indonesia Broadcasting Commision as an independent regulatory body considered weak in the face of concentration. This paper provide a comprehensive description about the dynamics interaction between agent and structure of Indonesian broadcasting system particularly in order to organize commercial television media ownership. Keywords: media ownership concentration, Indonesian broadcasting structure Pendahuluan akan dipahami; bahwa semakin diberikan kebebasan seluas-luasnya bagi lembaga Proses demokratisasi di Indonesia penyiaran televisi untuk mengatur dirinya yang terjadi pasca reformasi membawa sendiri melalui mekanisme pasar, maka, pengaruh pada ranah penyiaran. Dunia akan dapat menciptakan program siaran penyiaran yang mengatur media radio yang bagus sesuai dengan keinginan pasar dan televisi dihadapkan pada paradigma (masyarakat). baru yang muncul dalam Undang-Undang no.32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Yang Sebaliknya, paradigma “ruang publik” dimaksud dengan paradigma baru tersebut menganggap, bisnis penyiaran berbeda adalah paradigma “ruang publik” yang dengan bisnis pada umumnya. Armando menempatkan publik sebagai pemilik mengemukakan tiga argumentasi mengapa dan pengendali utama ranah penyiaran. dunia penyiaran harus diatur ketat (high Hal ini berlawanan dengan paradigma regulated) untuk kepentingan publik “pasar”, yang memandang bisnis penyiaran (Armando, 2011). Pertama, media penyiaran harus didudukkan sama dengan dunia televisi diyakini memiliki kekuasaan yang bisnis pada umumnya, dengan semakin besar untuk mempengaruhi audiens.
    [Show full text]
  • Surya Citra Media Tbk (SCMA) Digital Segment As a Growth Driver
    Surya Citra Media Tbk (SCMA) Digital Segment as a Growth Driver SCMA managed to record a net profit of IDR 911 Bn in 9M20 (-8.1% yoy, +12.2% qoq), supported by recovery in ads spending and lower programming costs. While Free to Air TV remained the largest contributor in revenues, Online Digital segment had experienced an impressive growth with huge income potential in the future. Company Report | November 25, 2020 9M20 Profit Only Slightly Down. Until September 2020, SCMA was able to book revenue of IDR 3.5 Trillion (-13.5% yoy, +15.8% qoq). Recovery in advertisement spending has played a key factor for SCMA to achieve a relatively quick turnaround in its financial BUY performance. Moreover, the company also managed to reduce program and broadcasting Target Price (IDR) 1,800 costs by 22.4% yoy (IDR 1,560 Bn in 9M20 vs IDR 2,012 Bn in 9M19), which greatly Consensus Price (IDR) 1,695 helped its bottom line. Overall, SCMA’s net profit was down by only 8.1% yoy to IDR 911 TP to Consensus Price +6.2% Bn in 9M20, from IDR 991 Bn during the same period last year. We see that this result is a great achievement considering the many challenges that the economy has seen since the start vs. Last Price +17.6% of the Covid-19 pandemic. Shares data Still Depends on Free-to-Air TV. Advertising revenues from Free-to-Air broadcasting still Last Price (IDR) 1,530 contributed a significant portion of SCMA total income, with a 89.2% share (slightly down Price date as of 24 November 2020 52 wk range (Hi/Lo) 1,625 / 600 from 90.5% last year).
    [Show full text]
  • Commitment for Continued Performance
    LAPORAN TAHUNAN 2017 Annual Report 2017 Commitment for Continued Performance PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI TBK DISCLAIMER SANGGAHAN DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB This Annual Report contains financial conditions, operation results, Laporan Tahunan ini memuat pernyataan kondisi keuangan, projections, plans, strategies, policies, as well as objectives of the hasil operasi, kebijakan, proyeksi, strategi, serta tujuan Perseroan Company, which are classified as forward-looking statements in yang digolongkan sebagai pernyataan ke depan dalam the implementation of the applicable laws, excluding historical pelaksanaan perundang-undangan yang berlaku, kecuali hal-hal matters. Such forward-looking statements are subject to known yang bersifat historis. Pernyataan-pernyataan tersebut memiliki and unknown risks (prospective), uncertainties, and other factors prospek risiko, ketidakpastian, serta dapat mengakibatkan hasil that can cause actual results to differ materially from expected aktual yang secara material berbeda dari hasil yang diekspektasi. results. Prospective statements in this Annual Report are prepared based Pernyataan-pernyataan prospektif dalam Laporan Tahunan ini on numerous assumptions concerning current conditions and dibuat berdasarkan berbagai asumsi mengenai kondisi terkini future events of the Company and the business environment dan kondisi mendatang serta lingkungan bisnis dimana Perseroan where the Company conducts business. The Company shall menjalankan kegiatan usaha. Perseroan tidak menjamin bahwa have no obligation to guarantee
    [Show full text]
  • Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012
    1 Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012 2 Index Introduction…………………………………………………………….……….3 Media overview……………………………………………………………….16 Media groups………………………………………………………………….30 Radio overview………………………………………………………………..39 Radio networks………………………………………………….…………….44 Television overview……………………………………………….…………..66 Television networks…………………………………………………………...74 Print overview………………………………………………………………….98 Newspapers…………………………………………………………………..103 Magazines…………………………………………………………………….121 Online media………………………………………………………………….124 News weBsites………………………………………………………………..128 Traditional and informal channels of communication……………………..131 Media resources………………………………………………………………133 Telecoms overview…………………………………………………………...141 Telecoms companies…………………………………………………………145 3 Introduction Indonesia is the largest and most populous country in Southeast Asia. It has become an economic and political powerhouse in the region, with a growing international profile. This chain of more than 6,000 inhabited islands had an estimated population of 242 million people in 2011, according to the World Bank. More than half the population lives on the island of Java, where the capital Jakarta is situated. This large island of 140 million people is one of the most densely populated places on earth. The overthrow of President Suharto in 1998 ended six decades of authoritarian rule. It ushered in a new era of democracy, freedom of speech and economic prosperity. The local media has blossomed in this environment. Over 1,500 private radio stations and more than
    [Show full text]
  • Elang Mahkota Teknologi Bloomberg: EMTK.IJ | Reuters: EMTK.JK Technology Sector 29 April 2021 JCI Index: 5,964
    Elang Mahkota Teknologi Bloomberg: EMTK.IJ | Reuters: EMTK.JK Technology Sector 29 April 2021 JCI Index: 5,964 Not Rated Proxy of Indonesia’s Technology Target Price (IDR) n.a EMTK telah berkomitmen membangun ekosistem teknologi sejak tahun 2012, dimulai dari didirikannya KMK Online, yang saat ini menjadi induk dari bisnis digital. Selain itu, EMTK memiliki investasi pada nama-nama besar di dunia digital seperti: Bukalapak, Price Comparison DANA, Vidio, dan KlikDokter. Harga saham EMTK telah naik +366% dalam setahun Cons. Target Price (IDR) 3,400 terakhir, dan saat ini menempati urutan 10 di daftar saham dengan market cap terbesar SSI vs. Cons. (%) n.a di BEI. EMTK baru saja melakukan private placement dengan jumlah signifikan yaitu IDR 9.3 triliun (75% dari total equity FY20). Terdapat banyak rumor dan spekulasi dari aksi korporasi tersebut, namun manajemen menyatakan belum dapat memberikan Stock Information tanggapan maupun informasi lebih lanjut atas hal tersebut. Saat ini kami belum Last Price (IDR) 2,230 membuat proyeksi untuk EMTK, namun kami berharap laporan ini akan memberikan Shares Issued (Mn) 55,032 Market Cap. (IDR Bn) 141,366 pemahaman mengenai bisnis EMTK saat ini serta potensinya ke depan. 52-Weeks High/Low (IDR) 2,680/397 Memiliki ekosistem teknologi dan eksposur pada e-commerce. EMTK memiliki investasi 3M Avg. Daily Value (IDR Bn) 61.4 pada beberapa perusahaan digital ternama seperti: Bukalapak, DANA, Vidio, dan Free Float (%) 38.3 KlikDokter. Perjalanan digital EMTK dimulai sejak 2012, dengan didirikannya KMK Online Shareholder Structure: Eddy Sariaatmadja 22.3 yang saat ini menjadi holding dari bisnis digital EMTK. Beberapa spekulasi terkait rencana IPO dari Bukalapak dengan valuasi USD 4-5 miliar, dan merger Gojek-Tokopedia (GoTo) juga turut mendorong valuasi perusahaan e-commerce lain menjadi lehih tinggi.
    [Show full text]
  • Spasialisasi Dan Praktik Monopoli Emtek Group
    Spasialisasi dan Praktik Monopoli Emtek Group Muhammad Dicka Ma’arif Alyatalatthaf Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro Jl. Erlangga Barat VII No. 33, Semarang 50241 Telp: 081224517424, E­mail: [email protected] Abstract This study aims to determine the form of spatialization and monopolistic practices carried out by Emtek Group. This research uses descriptive qualitative in the critical analysis perspective of the Political Economy of Communication Theory by Vincent Mosco. The political economy of communication theory is used to describe the spatialization in the form of horizontal integration and vertical integration to strengthen the organization and to dominate market. This research uses documentation data collection techniques by observing and analyzing the business units of the Emtek Group and the historical record establishment of Emtek Group including the shift of shareholders from Emtek Group and its subsidiaries. The result shows that the spatialization carried out by Emtek Group has caused monopoly, monopsony and conglomeration practices that can threaten the principle of fair business competition. In addition, the practice of conglomeration also provides an imbalance effect on television content, between programs containing entertainment with information programs. Seeing these conditions, society must participate in terms of surveillance by acting as a watchdog, so that media corporations can be controlled more objectively. The government should provide detail information about the proportion between information and entertainment in television program content, and should restrict media cross-ownership. Keywords: political economy of communication, spatialization, monopoly, Emtek Group Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk spasialisasi dan praktik monopoli yang dilakukan oleh Emtek Group. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dalam perspektif analisis kritis Teori Ekonomi Politik Komunikasi dari Vincent Mosco.
    [Show full text]
  • Elang Mahkota Teknologi Bloomberg: EMTK.IJ | Reuters: EMTK.JK Technology Sector 29 April 2021 JCI Index: 5,964
    Elang Mahkota Teknologi Bloomberg: EMTK.IJ | Reuters: EMTK.JK Technology Sector 29 April 2021 JCI Index: 5,964 Not Rated Proxy of Indonesia’s Technology Target Price (IDR) n.a EMTK started its journey to build a tech ecosystem in 2012, with the establishment of KMK Online. Since then, EMTK has invested in several major players in Indonesia’s digital sector, such as Bukalapak, DANA, Vidio, and KlikDokter. EMTK's share price went Price Comparison up by +366% in the past year, and currently ranks 10th on the list of companies with the Cons. Target Price (IDR) 3,400 biggest market cap on the IDX. In March 2021, EMTK conducted a private placement, SSI vs. Cons. (%) n.a obtaining IDR 9.3 trillion (75% of its equity in FY20). There have been many rumors and speculations about the corporate action, but the company’s management hasn’t given any response or information on this matter. We have not made any projection for Stock Information EMTK, but we hope this report will provide an understanding of EMTK's businesses and Last Price (IDR) 2,230 its future potential. Shares Issued (Mn) 55,032 Market Cap. (IDR Bn) 141,366 Tech ecosystem and e-commerce exposure. EMTK has invested in several major players 52-Weeks High/Low (IDR) 2,680/397 in Indonesia’s digital sector; Bukalapak, DANA, Vidio, and KlikDokter. EMTK's digital 3M Avg. Daily Value (IDR Bn) 61.4 journey began in 2012, with the establishment of KMK Online, which is currently the Free Float (%) 38.3 holding company for EMTK's digital business lines.
    [Show full text]
  • Commit to User Library.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id LAPORAN TUGAS AKHIR PERAN ASISTEN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA LIPUTAN 6 &A
    library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id LAPORAN TUGAS AKHIR PERAN ASISTEN PRODUSER DALAM PROGRAM BERITA LIPUTAN 6 & FOKUS PAGI DAERAH DI SCTV – INDOSIAR BIRO JAWA TIMUR Disusun Oleh : YULI PURWITASARI (D1415040) Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A. Md) Dalam Bidang Komunikasi Terapan PROGRAM STUDI DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2018 commit to user i library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iii library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MOTTO “Bahagia memang sederhana, jangan lupa berusaha dan bahagia dengan selalu bersyukur atas semua yang telah didapatkan” “The means used by God to avenge our efforts that could fill the oceans and land area” (Prof. Dr. Nurcholis Madjid) commit to user v library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERSEMBAHAN Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan bagi Bapak, Ibu, dan Adik-adik yang mendukung serta memberi semangat bagi penulis. Tak lupa, penulis juga mempersembahkan laporan ini untuk : 1. Ibu Chatarina Heny Dwi Surwanti, S.Sos, M.Si selaku pembimbing akademik dan sekaligus pembimbing dalam pembuatan laporan tugas akhir ini. 2. Semua kru SCTV – Indosiar biro Jawa Timur yang telah menerima penulis dengan hangat selama dua bulan melaksanakan Kuliah Kerja Media. 3. Dosen – dosen yang menjadi pengampu mata kuliah selama penulis melaksanakan proses belajar mengajar di kampus. 4. Sahabat – sahabat yang memberikan semangat serta dukungan.
    [Show full text]
  • Mapping Media Policy in Indonesia
    Mapping Media Policy in Indonesia Report Series Engaging Media, Empowering Society: Assessing Media Policy and Governance in Indonesia through the Lens of Citizens’ Rights Oleh A joint research project of Yanuar Nugroho Muhammad Fajri Siregar Shita Laksmi Supported by Mapping Media Policy in Indonesia Published in Indonesia in 2013 by Centre for Innovation Policy and Governance Jl. Siaga Raya (Siaga Baru), Komp BAPPENAS No 43. Pejaten Barat, Pasar Minggu , Jakarta Selatan 12130 Indonesia. www.cipg.or.id Cover designed by FOSTROM (www.fostrom.com); all rights reserved. Except where otherwise noted, content on this report is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License Some rights reserved. How to cite this report: (Nugroho, Siregar, and Laksmi, 2012) - Nugroho, Y., Siregar, MF., Laksmi, S. 2012. Mapping Media Policy in Indonesia. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights. Research collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta: CIPG and HIVOS. Centre for Innovation Policy and Governance i Mapping media policy in Indonesia Acknowledgements The research was funded by the Ford Foundation Indonesia Office and undertaken by the Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Jakarta and HIVOS Regional Office Southeast Asia Principal Investigator : Dr. Yanuar Nugroho, University of Manchester Co-investigator (CIPG), Coordinator : Mirta Amalia
    [Show full text]
  • Upaya Pemerintah Mempertahankan Posisi Sebagai Regulator Utama Penyiaran Di Indonesia
    P-ISSN: 1907-848X, E-ISSN: 2548-7647 Volume 14, Nomor 1, Oktober 2019, Hal 23-40 DOI: 10.20885/komunikasi.vol14.iss1.art2 Upaya Pemerintah Mempertahankan Posisi Sebagai Regulator Utama Penyiaran di Indonesia Nina Mutmainnah Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Jl. Prof. Dr. Selo Soemardjan, Depok, Jawa Barat 16424, Indonesia. Email: [email protected] Abstract. This study aims to examine the attitude of the government to maintain its position in the broadcast media system. Using the case study method, the author examined series of regulation of broadcasting, minutes of meeting, and media reporting on two broadcasting bill -- the Broadcasting Act of 1997, the Broadcasting Act of 2002— and the revision of the Broadcasting Act on two parliament periods (2009 - 2014 and 2014 - 2019). The results of this study indicate the government is trying to maintain its position as the main regulator of broadcasting. Even though the Broadcasting Act of 2002 stipulates the Indonesian Broadcasting Commission (KPI) as the main regulator, the government still strives to be a broadcast regulator by giving birth to regulations that restore its position as the main regulator. This can be seen from the different standpoints in the two parliament periods in the revision of the Broadcasting Law: The 2009-2014 parliament strengthened the authority of the KPI, while the 2014-2019 parliament downgraded the KPI's authority and made the government the main regulator. The broadcast industry from the start wanted the government as the main regulator, while civil society rejected the government as the main regulator of broadcasting.
    [Show full text]