Analisis Keberhasilan Strategi Akuisisi Oleh Pt Elang Mahkota Teknologi Tbk
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ANALISIS KEBERHASILAN STRATEGI AKUISISI OLEH PT ELANG MAHKOTA TEKNOLOGI TBK Eric Taner1 Abstract: Indonesia, as a developing country needs every business segments to be able to maximize the growth of the Indonesian economy. From an economic point of view, merger, acquisition or consolidation is some of the strategic actions that could win the market competition. With merger, acquisition or consolidation, the company is expected to produce better performance, as well as ways to overcome the problem such as lack of funding for the company. One of the companies that are interested in doing the acquisition process is PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk, which acquired PT. Indosiar Karya Media Tbk. This study is aimed to rate the success of PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk’s acquisition strategy, based on the company’s goals, by using financial ratio analysis. The results showed that the company managed to achieve 3 out of 4 of its goals regarding the acquisition. Keywords: acquisition, sales, eficiency, TATO, FATO, EPS PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan peran dari setiap pelaku usaha untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi ini akan semakin berkualitas jika ditopang dari persaingan usaha yang sehat. Dari segala bidang perekonomian di Indonesia, industri penyiaran merupakan salah satu industri yang berkembang pesat. Dalam persaingan dalam industri penyiaran ini, perusahaan televisi yang mempunyai pendanaan yang kuat dan akses pasar yang lebih besar akan bertahan dalam persaingan memperebutkan pangsa pasar dan kemudian menguasai pangsa pasar dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan perusahaan penyiaran yang lainnya. Dengan pengusaan pasar yang cenderung dominan ini, perusahaan televisi dapat menciptakan suatu tembok untuk menghambat atau mengurangi persaingan antar perusahaan penyiaran. Apabila terjadi kecenderungan dimana suatu perusahaan tidak lagi mampu untuk menutupi semua biaya yang harus dikeluarkan terkait dengan operasional perusahaan sebagai akibat ketidakmampuan bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya yang berada dalam pasar tersebut, maka salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam pendanaan serta akses terhadap pasar yang lebih baik, dan menciptakan kemampuan untuk meningkatkan pangsa pasar yang lebih baik adalah dengan cara penggabungan usaha, baik dengan melakukan merger, akuisisi ataupun konsolidasi (Pandapotan, 2012). Merger dan akusisi masih sering dipandang sebagai keputusan kontroversial karena memiliki dampak yang sangat dramatis dan kompleks. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan hasil dan pandangan dalam penerapan strategi merger dan akuisisi. Sejumlah kalangan menilai, merger dan akuisisi dinilai positif dan mempengaruhi kinerja 1 Alumnus Program Studi Magister Manajemen Universitas Tarumanagara ([email protected]) 127 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148 perseroan karena memberi sinergi yang positif dan berpotensi untuk mendongkrak laba. Namun di sisi lain, banyak pihak yang juga dirugikan dari peristiwa merger dan akuisisi. Dampak yang merugikan bisa kita lihat dari sisi karyawan karena kebijakan ini sering disertai dengan pemutusan hubungan kerja yang jumlahnya sangat banyak. Pelaksanaan akusisi juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap posisi keuangan dari perusahaan pengakusisi apabila strukturisasi dari akuisisi melibatkan cara pembayaran dengan kas atau melalui pinjaman. Proses akuisisi yang terjadi di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh perusahaan- perusahaan pemerintah, melainkan juga oleh perusahaan-perusahaan swasta. Perusahaan melakukan aktivitas tersebut untuk memperkuat keunggulan kompetitifnya. Salah satu perusahaan swasta yang tertarik untuk melakukan proses akuisisi tersebut adalah PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk dengan PT. Indosiar Karya Media, Tbk., sebagai dua perusahaan yang sama-sama bergerak dalam bidang lembaga penyiaran swasta (LPS) yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TELAAH KEPUSTAKAAN Penggabungan Usaha Berdasarkan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 22 Tahun 2007, penggabungan usaha diartikan sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena saru perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh kendali atas aset dan operasi usaha lain. Penggabungan badan usaha dapat dilakukan melalui tiga bentuk (Moin, 2010). Berikut ini tiga bentuk penggabungan badan usaha yang akan dijelaskan dengan skema. Merger Merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau bubar. Akuisisi Akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini baik perusahaan pengambilan alih atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. Konsolidasi Konsolidasi atau peleburan merupakan bentuk khusus merjer dimana dua atau lebih perusahaan bersama-sama meleburkan diri dan membentuk perusahaan yang baru. Akuisisi Akuisisi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah acquisition atau take over yang berarti sebuah perusahaan mengambil kontrol modal (saham) atas perusahaan lain (one company taking over controlling interest in another company). Kata acquisition berasal dari kata acquire yang berarti mendapatkan sesuatu atau keuntungan atas usaha sendiri (to get or gain by one). Dalam dunia hukum dan bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi adalah setiap perbuatan hukum untuk mengambil alih seluruh atau sebagian besar saham dan atau aset dari perusahaan lain (Hariyani, Serfianto & Yustisia, 2011). 128 Taner : Analisis Keberhasilan Strategi ... Latar Belakang Akuisisi Soebagjo (2006), mengkategorikan latar belakang akuisisi berdasarkan perusahaan yang melakukan akuisisi sebagai berikut: Strategic Buyer Perusahaan strategic buyer melakukan akuisisi dengan maksud untuk mengoperasikan perusahaan yang diakuisisi sendiri, bersama-sama dengan perusahaan yang sudah ada. Tujuannya adalah untuk memperluas, meningkatkan, menumbuhkan dan mengoptimalkan kinerja suatu kelompok usaha. Perusahaan ini mendasarkan keputusannya untuk melakukan akuisisi pada suatu perancanaan matang (plan-driven buyer) dan akan mencari strategic investment yang tepat. Financial Acquirer Perusahaan financial acquirer tidak memperhatikan ada atau tidaknya hubungan dan/atau kepentingan bersama suatu kelompok usaha, namun lebih mempertimbangkan apakah akuisisi yang dilakukannya (setelah dikurangi biaya- biaya dan pajak) masih menghasilkan keuntungan. Perusahaan financial acquirer umumnya bersifat opportunity takers, yang mendasarkan keputusan untuk melakukan akuisisi pada harga yang tepat dan tersedianya pembiayaan untuk maksud tersebut (deal driven buyer). Sedangkan menurut Moin (2010), secara garis besar motif merger dan akuisisi dapat dikategorikan sebagai berikut: Motif Ekonomi Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi perusahaan dan bagi pemegang saham. Merjer dan akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Perusahaan harus melakukan implementasi program melalui langkah – langkah konkrit misalnya melalui efisiensi produksi, peningkatan penjualan, pemberdayaan dan peningkatan produksi sumber daya manusia. Disamping itu motif ekonomi merjer dan akuisisi yang lain meliputi : Mengurangi waktu, biaya dan resiko kegagalan memasuki pasar baru Mengakses reputasi teknologi, produk dan merk dagang Memperoleh sumber daya manusia yang profesional Membangun market power Membangun kekuatan untuk memonopoli Mengurangi persaingan Mendiversifikasi lini produk Mempercepat pertumbuhan Menstabilkan cash flow dan keuntungan 129 JURNAL BISNIS DAN MANAJEMEN/Volume 53/No.12/Desember -2016 : 127-148 Motif Sinergi Salah satu motivasi atau alasan utama perusahaan melakukan merjer dan akuisisi adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merjer dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelummerjer dan akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen- elemen perusahaan yang bergabung. Bentuk-bentuk dari sinergi dapat dibagi menjadi sebagai berikut: Sinergi Operasi Sinergi operasi terjadi ketika perusahaan hasil kombinasi mencapai efisiensi biaya. Sinergi Finansial Sinergi finansial dihasilkan ketika perusahaan hasil merger memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah. Sinergi Manajerial Sinergi manajerial dihasilkan ketika terjadi transfer kapabilitas manajerial dan skill dari perusahaan satu ke yang lain. Sinergi Teknologi Sinergi teknologi bisa dicapai dengan memadukan keunggulan teknik sehingga saling memetik manfaat. Sinergi Pemasaran Perusahaan yang melakukan merger akan memperoleh manfaat dari semakin luas dan terbukanya produk, bertambahnya lini produk yang dipasarkan dan semakin banyak konsumen yang bisa dijangkau. Motif Diversifikasi Diversifikasi adalah strategi perkembangan bisnis yang dapat dilakukan melalui merjer dan akuisisi. Diversifikasi dimaksudkan untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk