Commit to User Library.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id 27 BAB III

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Commit to User Library.Uns.Ac.Id Digilib.Uns.Ac.Id 27 BAB III library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id27 BAB III DESKRIPSI LEMBAGA INSTANSI A. Sejarah Instansi 1. Sejarah Indosiar PT. Indosiar Visual Mandiri resmi mengudara sebagai televisi nasional pada tanggal 11 Januari 1995. Selanjutnya Indosiar melakukan perubahan status Perseroan menjadi Perseroan Terbatas Terbuka pada tahun 2004, sehingga nama Indosiar berubah menjadi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. Indosiar melakukan restrukturisasi Perseroan termasuk penghapusan pencatatan saham (delisting) dan go private pada 30 November 2004. Pada tahun 2013, induk perusahaan Indosiar, PT. Indosiar Karya Mandiri Tbk (IDKM) dan PT. Surya Citra Media Tbk (SCM) melakukan penggabungan perusahaan untuk meningkakan sinergi dan efisiensi dalam pengembangan bisnis. Dengan penggabungan tersebut, IDKM melebur ke dalam SCM, selanjutnya SCM menjadi induk perusahaan Indosiar terhitung sejak 1 Mei 2013. 2. Sejarah SCTV Pada tahun 1990 tanggal 1 Juni, SCTV melakukan percobaan siaran hingga diresmikan tepatnya tanggal 24 Agustus, SCTV (Surabaya Centra Televisi) yang terletak di Jl. Darmo Permai, Surabaya, diterima commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28 secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian, 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitar. Kemudian tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. 3. Sejarah SCM (Surya Citra Media) PT Surya Citra Media Tbk adalah perusahaan induk untuk layanan multimedia serta jasa konsultasi di media dan usaha terkait. SCM dibentuk pada tanggal 29 Januari 1999. Tujuan utama didirikannya perusahaan ini adalah untuk memperluas cakrawala PT Surya Citra Televisi (SCTV), yang merupakan salah satu stasiun TV terbesar penyiaran di Indonesia. Perusahaan ini memiliki visi menjadi pemimpin dalam memberi kontribusi sosial dan budaya bagi kesejahteraan bangsa lewat kreasi yang inovatif dan teknologi informasi yang terintegrasi, media dan telekomunikasi. Sebagai perusahaan media penyiaran, SCTV dibatasi oleh hukum sehingga hanya menyiarkan tayangan yang sudah mendapat lisensi. commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id29 Pembentukan SCM menandakan munculnya kelompok multimedia yang sangat prospektif dengan peluang pertumbuhan jangka panjang. SCM kemudian membeli 100% saham SCTV selama periode waktu antara November 2001 dan April 2002, dan go public pada Juli 2002. SCM mulai meluncurkan produksinya pada 2003 di bawah bendera "Surya Citra Pictures" dalam bentuk kerjasama dengan dua rumah produksi lokal. Dua drama seri berjudul Malam Pertama dan Bukan Cinderella. Sementara itu empat Sine TV yang diproduksi bersama Miles Production. Untuk membuat visi dan misinya menjadi kenyataan, SCM mempunyai strategi bisnis. Antara lain dengan berkomitmen untuk berinvestasi dalam program pelatihan dan pendidikan dalam perusahaan dan SCTV. Mempromosikan konten SCTV di luar Indonesia. Mengeksplorasi peluang baru di Indonesia dengan memanfaatkan kompetensi inti perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham. Serta berkonsentrasi pada industri TV untuk Mengembangkan bisnis media massa yang lebih luas. 4. PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) merupakan perusahaan industri/jasa yang menghasilkan produk berupa media, telekomunikasi, properti, dan yayasan yang didirikan oleh Eddy Kusnadi Sariaatmadja sejak 1983 dengan nama Elang Mahkota Komputer, namun commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30 berganti nama menjadi Elang Mahkota Teknologi sejak 1997. Perusahaan ini berpusat di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta. Awalnya, EMTEK didirikan sebagai perusahaan layanan komputer pribadi dan pernah menjadi distributor produk Compaq di Indonesia. Bisnis EMTEK berkembang pesat sehingga bisa menguasai Surya Citra Media melalui PT. Abhimata Mediatama sejak 2001. Pada 2008, SCM dikuasai langsung oleh EMTEK. Pada 13 Mei 2011, EMTEK resmi membeli dan menguasai Indosiar dengan saham 84,77%. Pada 1 Mei 2013, Indosiar Karya Media telah dileburkan dengan Surya Citra Media, sehingga Indosiar berada dalam satu kendali media dengan SCTV. EMTEK sendiri memiliki beberapa divisi yang salah satunya adalah divisi media, dimana di dalam divisi media tersebut terdapat PT Surya Citra Media Tbk yang menaungi beberapa perusahaan seperti PT Surya Citra Televisi (SCTV), PT Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), PT Omni Intivision (O Channel), dan PT Indonesia Entertainment Group. 5. SCTV – Indosiar Jawa Timur Biro Surabaya Jawa Timur berkedudukan di komplek gedung SCTV, Jalan Raya Darmo Permai III, Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur dimana kantor tersebut difokuskan pada divisi news yaitu memproduksi program berita Liputan 6 Pagi Daerah dan Fokus Pagi Daerah. Kantor SCTV – Indosiar Biro Jawa Timur telah melakukan siaran reguler berita harian (daily news) mulai dari hari Senin – Jumat, kecuali hari Sabtu dan Minggu siaran tersebut diproduksi oleh redaksi Jakarta. commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id31 Seluruh materi berita dan feature produksi Biro Surabaya dikemas dalam program Liputan 6 Pagi Daerah yang tayang pukul 05.30 WIB dan Fokus Pagi Daerah yang tayang pukul 04.30 WIB dengan durasi tiga puluh menit. Teknis penayangannya bersifat live on tape yang artinya siaran tidak langsung atau direkam beberapa jam sebelum penayangan di televisi. Awalnya Biro Surabaya memiliki dua tim dalam memproduksi program beritanya, yaitu tim untuk memproduksi Liputan 6 Pagi Daerah dan tim untuk memproduksi Fokus Pagi Daerah. Namun, setelah bergabungnya Indosiar, tim dari Liputan 6 Pagi dibubarkan dan program tersebut diserahkan kepada tim Fokus Pagi. Sehingga, hingga sekarang tim Fokus Pagi memproduksi dua program berita, yaitu Liputan 6 Pagi Daerah dan Fokus Pagi Daerah. Keberadaan Biro Jawa Timur di Surabaya baik fungsional dan kebijakannya berada di bawah kendali PT. Indosiar Visual Mandiri yang berkedudukan di Jalan Damai, no. 11, Daan Mogot, Jakarta Barat. Televisi nasional harus berjaringan di daerah, sehingga biro Jawa Timur sendiri dibentuk pada tahun 2002 hingga akhirnya pada tahun 2009 biaya operasional dianggap terlalu tinggi kemudian proses produksi dilakukan di Jakarta. Kantor SCTV kosong hingga tahun 2017 diisi oleh tim Indosiar yang awalnya dari Jl. Bumi Indah 50 pada tanggal 3 Februari 2017 resmi pindah. Tanggal 5 Februari 2017 Fokus dan Liputan 6 resmi siaran bersama di gedung SCTV. commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32 B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi dan Misi Indosiar Visi : Menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in – house production, kreatifitas dan sumber daya manusia yang handal. Misi : Futuristik (Berorientasi pada kemajuan dengan terobosan yang inovatif) Inovatif (Menjadi trendsetter dengan ide yang inovatif Kepuasan (Memprioritaskan kepuasan stakeholder) Kemanusiaan (Memelihara lingkungan sekitar dengan baik) 2. Visi dan Misi SCTV Visi : SCTV Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa. Misi : Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia dengan : - Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas yang membangun bangsa. - Melaksanakan tata kelola perusahan yang baik good corporate governance. - Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder. commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id33 3. Visi dan Misi SCM Surya Citra Media SCM selaku pemegang saham SCTV, juga memiliki visi dan misii perusahaan. Visi dari SCM Tbk yakni memposisikan SCM sebagai pemimpin garis depan bisnis dan jasa konsumen yang dapat berkontribusi dalam penciptaan social dan budaya menuju kesejahteraan Negara melalui kreasi yang inovatif dan integrasi antara teknologi informasi, media dan telekomunikasi. Sedangkan misi dari SCM yakni memaksimalisasikan peluang dalam pemusatan teknologi informasi, media dan telekomunikasi melalui pengenalan inti Dunia broadcasting di Indonesia dan pencapaian operasional yang oiptimal sebagai sokongan keuntungan dalam menciptakan nilai lebih dari para pemegang saham. 4. Visi dan Misi EMTEk Visi : Menjadi penyedia hiburan dan informasi terkemuka bagi masyarakat Indonesia dan mitra pilihan dalam layanan penyediaan solusi informasi, komunikasi dan teknologi bagi para pelanggan kami. Misi : - Kami berupaya setiap hari untuk menjadi pilihan utama dalam penyediaan konten berkualitas bagi masyarakat Indonesia dan membangun reputasi sebagai penyedia layanan terpercaya untuk ragam solusi lengkap dalam rangka memenuhi kebutuhan para pelanggan kami. commit to user library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id34 - Kami akan menjadi pilihan utama melalui upaya penyediaan konten yang menarik, pemberian layanan yang unggul dan pengembangan sumber daya manusia kami secara berkelanjutan. Dengan mewujudkan pencapaian tersebut kami akan menciptakan bisnis yang menguntungkan secara berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan kami. C. Logo Melihat usianya yang sekarang, tak menutup kemungkinan bagi stasiun televisi ini mengalami perubahan logo sebagai lambang mereka. Berikut logo dan juga artinya : 1. Indosiar
Recommended publications
  • Surya Citra Media Buy (SCMA IJ) (Upgrade)
    [Indonesia] Media Surya Citra Media Buy (SCMA IJ) (Upgrade) 3Q20 Earnings review: inline with better cost TP: IDR2,100 management; Vidio’s subscribers rising Upside: 39.1% Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya [email protected] 3Q20 net profit in line with SCMA’s 3Q20 bottom line reaches IDR312.7bn (-7.1%QoQ, -24.3%YoY) expectation due to a lot of cost SCMA booked a net profit of IDR312.7bn in 3Q20, declining by 7.1% QoQ and 24.3% YoY. savings Cumulatively in 9M20, bottom line hit IDR913.6bn, which we deem in line, at 76% run-rate against our FY20F estimate and 83% against the consensus’ FY20F expectation. GPM in 3Q20 rose by 7.2%p YoY to 53.2%, while NPM expanded by 9.2%YoY to 25.6% as the company has been doing a lot of cost savings during the pandemic by broadcasting re-runs of programs. SCMA will gradually increase programming costs along with increased revenue and maintain margins, which is well appreciated by the market in the midst of economic turmoil. Strong IVM revenue 3Q20 revenue reaches IDR1.2tr (-19%QoQ, -26.7%YoY) Meanwhile, revenue in 3Q20 declined by 19% QoQ and 26.7% YoY to IDR1.22tr. Cumulatively in 9M20, revenue came in at IDR3.5tr (-13.5% YoY), achieving 71% and 74% of our and the consensus’ FY20F forecast, respectively. SCTV achieved net revenue of IDR1.8tr for 9M20, a decrease of 25.2% YoY, while Indosiar Visual Mandiri (IVM) achieved net revenue of IDR1.4tr, an increase of 1.8%YoY.
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network Business in Indonesia?
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 11 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Capitalism Vs Business Ethics in Indonesia's Television
    SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case CAPITALISM VS BUSINESS ETHICS IN Study INDONESIA’S TELEVISION BROADCASTING Keywords Television Business, Capitalism, Business ethics, Broadcasting License, Broadcasting Guidelines JEL Classification D22; L50; L82; M20; P12 Abstract Generally, in every country, there is supervision of the television broadcasting system. In Indonesia, all television broadcasting is supervised by the Komisi Penyiaran Indonesia/KPI (Indonesian Broadcasting Commission). This commission oversees broadcast television, to ensure all TV broadcasts in Indonesia comply with government regulations. Often the KPI imposes sanctions, but frequent violations still occur. This article describes the results of research on the contradiction between business interests and ethics in the television industry in Indonesia. This study uses the method of evaluation research, where researchers analyze data, here in the form of sanctions documents released by broadcasting commissions. The results reveal that all national private television stations often violate regulations. They prioritize their business interests rather than follow broadcasting guidelines, especially since KPI does not have the full authority to grant and revoke a broadcasting license. The granting and revocation of permits remains under the authority of the government, where political lobbying plays a more significant role. 27 SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) INTRODUCTION liberal economic tradition such as America does not provide the business arrangements for Each country has its own system to manage the television to broadcast using market mechanisms television broadcasting business.
    [Show full text]
  • RE-ENVISIONING MATERNAL and NEWBORN HEALTH in INDONESIA How the Private Sector and Civil Society Can Ignite Change Suggested Citation: Rajkotia, Y., J
    October 2016 RE-ENVISIONING MATERNAL AND NEWBORN HEALTH IN INDONESIA How the Private Sector and Civil Society Can Ignite Change Suggested citation: Rajkotia, Y., J. Gergen, I. Djurovic, S. Koseki, M. Coe, et al. 2016. Re-envisioning Maternal and Newborn Health in Indonesia: How the Private Sector and Civil Society Can Ignite Change. Washington, DC: Palladium, Health Policy Plus. ISBN: 978-1-59560-146-9 Health Policy Plus (HP+) is a five-year cooperative agreement funded by the U.S. Agency for International Development under Agreement No. AID-OAA-A-15-00051, beginning August 28, 2015. HP+ is implemented by Palladium, in collaboration with Avenir Health, Futures Group Global Outreach, Plan International USA, Population Reference Bureau, RTI International, the White Ribbon Alliance for Safe Motherhood (WRA), and ThinkWell. Re-envisioning Maternal and Newborn Health in Indonesia How the Private Sector and Civil Society Can Ignite Change OCTOBER 2016 This publication was prepared by Yogesh Rajkotia,1 Jessica Gergen, 1 Iva Djurovic, 1 Sayaka Koseki,2 Martha Coe,1 Kebba Jobarteh, 1 Carol Miller,2 and Sujata Rana2 of the Health P olicy Plus project. 1 ThinkWell, 2 Palladium The information provided in this document is not official U.S. Government information and does not necessarily represent the views or positions of the U.S. Agency for International Development. CONTENTS List of Figures and Tables ......................................................................................................... iv Acknowledgments .....................................................................................................................
    [Show full text]
  • Capital Market Reactions Towards Improvement in United States Bonds Yields
    www.ijbcnet.com International Journal of Business and Commerce Vol. 7, No.01: [22-34] (ISSN: 2225-2436) Capital Market Reactions Towards Improvement In United States Bonds Yields Wihelmina Dea Kosasih Universitas Ma Chung, Malang [email protected] Asri Rahayu Universitas Ma Chung, Malang [email protected] Tarsisius Renald Suganda Universitas Ma Chung, Malang [email protected] ABSTRACT The aimof this study is to analyze the market and trade movements toward the increase in United States bond yields.Event studyis used as methodologies in this study. 43 companies are used as the sample of the research. The indicators of market reaction used in this research are abnormal return and trading volume activity.The window period used in this study is 7 days.The study found that there are negative significant abnormal return at t+1period,which is in line with the signaling theory explaining that the event of the increase in United States bond yields is hoped to have the negative information content and also found no change in trading volume activity before and after the event.The result shows that Indonesian capital market gives the reaction toward the increase in United States bond yields, it indicates that the increase in United States bond yields has the information content but still considered as a bad news. Keywords: abnormal return, trading volume activity, increase in US bond yields, Indonesian capital market Published by Asian Society of Business and Commerce Research 22 www.ijbcnet.com International Journal of Business and Commerce Vol. 7, No.01: [22-34] (ISSN: 2225-2436) PRELIMINARY Capital market is a place where various parties sell stocks and bonds as additional funds or to strengthen the company's capital (Fahmi, 2015).
    [Show full text]
  • Dinamika Interaksi Agen Dan Struktur Dalam Mencegah Konsentrasi Kepemilikan Media Televisi
    64 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016 DINAMIKA INTERAKSI AGEN DAN STRUKTUR DALAM MENCEGAH KONSENTRASI KEPEMILIKAN MEDIA TELEVISI Nursatyo Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional, Jakarta Email : [email protected] ABSTRACT The acquisition PT IDKM by PT EMTEK that have an impact of the unification INDOSIAR and SCTV in the same holding company between period 2011 – 2012, bring a nation-wide discussion about concentration of media television ownership in Indonesia. Broadcast act no.32/2002 with Indonesia Broadcasting Commision as an independent regulatory body considered weak in the face of concentration. This paper provide a comprehensive description about the dynamics interaction between agent and structure of Indonesian broadcasting system particularly in order to organize commercial television media ownership. Keywords: media ownership concentration, Indonesian broadcasting structure Pendahuluan akan dipahami; bahwa semakin diberikan kebebasan seluas-luasnya bagi lembaga Proses demokratisasi di Indonesia penyiaran televisi untuk mengatur dirinya yang terjadi pasca reformasi membawa sendiri melalui mekanisme pasar, maka, pengaruh pada ranah penyiaran. Dunia akan dapat menciptakan program siaran penyiaran yang mengatur media radio yang bagus sesuai dengan keinginan pasar dan televisi dihadapkan pada paradigma (masyarakat). baru yang muncul dalam Undang-Undang no.32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Yang Sebaliknya, paradigma “ruang publik” dimaksud dengan paradigma baru tersebut menganggap, bisnis penyiaran berbeda adalah paradigma “ruang publik” yang dengan bisnis pada umumnya. Armando menempatkan publik sebagai pemilik mengemukakan tiga argumentasi mengapa dan pengendali utama ranah penyiaran. dunia penyiaran harus diatur ketat (high Hal ini berlawanan dengan paradigma regulated) untuk kepentingan publik “pasar”, yang memandang bisnis penyiaran (Armando, 2011). Pertama, media penyiaran harus didudukkan sama dengan dunia televisi diyakini memiliki kekuasaan yang bisnis pada umumnya, dengan semakin besar untuk mempengaruhi audiens.
    [Show full text]
  • BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Surya Citra Media (SCM) 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Surya Citra Media (
    BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Surya Citra Media (SCM) 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Surya Citra Media (SCM) yang semula bernama PT. Cipta Aneka Selaras adalah perusahaan yang selalu berkembang dan berkonstribusi di industri media Indonesia sejak tahun 1999. Industri media menjadi salah satu industri yang berkembang sangat pesat di Indonesia sehingga tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Indonesia. PT Surya Citra Media (SCM) berkomitmen untuk memberikan tayangan, program, konten, dan layanan di bidang media yang bermakna dan memperkaya hidup audiensi Indonesia. Di tahun 2013 PT Indosiar Karya Mandiri Tbk (IDKM) bergabung dengan SCM. Keduanya menjadi kesatuan dalam PT Elang Mahkota Teknologi Tbk sebagai perusahaan induknya. Melalui dua saluran TV nasional terbesar di Indonesia, yakni Surya Citra Televisi atau SCTV dan Indosiar Visual Mandiri atau Indosiar, SCM terus mengembangkan kerja keras dan kreativitas untuk menghadirkan tayangan yang menghibur serta informasi dapat mengedukasi dan tepercaya. Selain itu, SCM juga berusaha memperluas layanan dalam pembuatan konten berkualitas, jasa periklanan dan manajeen artis yang unggul, serta manajemen fasilitas siaran dan produksi film yang saling berkesinambungan untuk 46 memberikan hiburan dan tayangan bermanfaat serta untuk memajukan industri media di Indonesia. Sebagai perusahaan media massa, SCM yang didalamnya terdiri dari saluran televisi SCTV dan Indosiar, selain menyampaikan informasi dan memberikan hiburan, perusahaan juga berupaya turut menangani masalah sosial dan kemanusiaan yang terjadi di Indonesia. Hal ini merupakan wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan. Tidak hanya itu tetapi juga menjadi jembatan dalam meningkatkan kepedulian masyarkat terhadap sesama yaitu melalui Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP). 4.1.2 Visi dan Misi Visi Menjadi penyedia hiburan dan informasi terdepan bagi bangsa Indonesia.
    [Show full text]
  • Surya Citra Media Tbk (SCMA) Digital Segment As a Growth Driver
    Surya Citra Media Tbk (SCMA) Digital Segment as a Growth Driver SCMA managed to record a net profit of IDR 911 Bn in 9M20 (-8.1% yoy, +12.2% qoq), supported by recovery in ads spending and lower programming costs. While Free to Air TV remained the largest contributor in revenues, Online Digital segment had experienced an impressive growth with huge income potential in the future. Company Report | November 25, 2020 9M20 Profit Only Slightly Down. Until September 2020, SCMA was able to book revenue of IDR 3.5 Trillion (-13.5% yoy, +15.8% qoq). Recovery in advertisement spending has played a key factor for SCMA to achieve a relatively quick turnaround in its financial BUY performance. Moreover, the company also managed to reduce program and broadcasting Target Price (IDR) 1,800 costs by 22.4% yoy (IDR 1,560 Bn in 9M20 vs IDR 2,012 Bn in 9M19), which greatly Consensus Price (IDR) 1,695 helped its bottom line. Overall, SCMA’s net profit was down by only 8.1% yoy to IDR 911 TP to Consensus Price +6.2% Bn in 9M20, from IDR 991 Bn during the same period last year. We see that this result is a great achievement considering the many challenges that the economy has seen since the start vs. Last Price +17.6% of the Covid-19 pandemic. Shares data Still Depends on Free-to-Air TV. Advertising revenues from Free-to-Air broadcasting still Last Price (IDR) 1,530 contributed a significant portion of SCMA total income, with a 89.2% share (slightly down Price date as of 24 November 2020 52 wk range (Hi/Lo) 1,625 / 600 from 90.5% last year).
    [Show full text]
  • O. BAB 1 (Bab1.Pdf)
    A-PDF WORD TO PDF DEMO: Purchase from www.A-PDF.com to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama RCTI didirikan pada tahun 1989 sebagai stasiun jaringan televisi swasta nasional pertama dengan target audience kelas menengah ke atas (ABC 5+). RCTI pertama kali mengudara secara terestrial pada tanggal 24 Agustus 1989 di Jakarta. RCTI yang terletak di Jalan Raya Perjuangan, Kebon Jeruk, Jakarta 11530 ini, menyajikan berbagai macam program berkualitas dan memiliki rating tinggi, yang terdiri dari program-program acara sinetron, berita, olahraga, reality show , musik, hiburan, beragam tayangan, acara anak-anak, serta film dokumenter sehingga membuat RCTI tumbuh dengan cepat menjadi agen perubahan dan pembaharu dalam dinamika sosial masyarakat Indonesia. Sampai akhir tahun 2010, RCTI memiliki 48 stasiun relai yang menjangkau sampai 473 kota besar dan kecil di Indonesia. RCTI masih menjadi pemimpin audience share televisi Indonesia dengan perolehan audience share sebesar 22,0%. Visi : “Media Utama Hiburan dan Informasi.” Misi : “Bersama Menyediakan Layanan Prima.” 1 Logo : Gambar 1.1. Logo RCTI Sumber : www.rcti.tv 1.1.2. PT. Surya Citra Televisi SCTV yang awalnya singkatan dari Surabaya Central Televisi, tanggal 24 Agustus 1990, siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan. Pada tahun 1991, kepanjangan SCTV berubah menjadi Surya Citra Televisi. Pada tanggal 1 Januari 1993, SCTV resmi mengudara secara nasional ke seluruh Indonesia dan secara bertahap memindahkan basis operasi media siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta.
    [Show full text]
  • PT SURYA CITRA MEDIA Tbk
    PAPARAN PUBLIK PUBLIC EXPOSE PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Jakarta, 25 Juni 2018 DEWAN KOMISARIS Komisaris Utama (President Raden Soeyono Commisioner) Wakil Komisaris Utama / Komisaris Suryani Zaini Independen (Vice President Commissioner / Independent Commissioner) Komisaris (Commissioner) Alvin W. Sariaatmadja Komisaris (Commissioner) Jay Geoffrey Wacher Komisaris Independen (Independent Glenn M. Surya Yusuf Commissioner) DIREKSI Direktur Utama (President Director) Sutanto Hartono Direktur (Director) Harsiwi Achmad Direktur (Director) Imam Sudjarwo Direktur (Director) Rusmiyati Djajaseputra Direktur Independen (Independent Mutia Nandika Director) AGENDA 1.Tinjauan Industri Media 2.Tinjauan Performa Perusahaan AGENDA 1 TINJAUAN INDUSTRI MEDIA (BIDANG USAHA SCM, PENETRASI MEDIA, BELANJA IKLAN MEDIA) TINJAUAN INDUSTRI MEDIA BIDANG USAHA TINJAUAN INDUSTRI MEDIA PENETRASI MEDIA DI INDONESIA (DALAM %) Sumber : Nielsen, 2017 TINJAUAN INDUSTRI MEDIA BELANJA IKLAN TV SECARA GROSS 2013 – 2018 (DALAM MILIAR RUPIAH) 107.624 97.635 Belanja iklan secara 79.167 nett diperkirakan flat 73.456 selama Jan-Mei 2018 67.714 64.664 58.411 47.868 48.438 43.351 41.663 ‐ +13% 48.438 39.224 42.961 JUN‐DEC 30.105 31.299 26.051 JAN‐MAY 2013 2014 2015 2016 2017 2018 *based on 11 TV Station : MNC(3), SCM (2), VIVA(2), TRANSCORP(2) METRO (1), TVRI (1) Sumber : Nielsen, 2018 AGENDA 2 TINJAUAN PERFORMA PERUSAHAAN (PROGRAM) TINJAUAN PERFORMA PERUSAHAAN PROGRAM : AUDIENCE SHARE PERFORMANCE ALL 5+, 11 CITIES, 16 TV STATIONS 01 JAN –24 MEI 2018 ALL TIME (02.00‐25.59) TV Average
    [Show full text]
  • Indonesia Strategy April: Managing Market Volatility
    Indonesia Strategy April: Managing market volatility Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya, CFA, CFP, CMT [email protected] Emma A. Fauni [email protected] Rising US Treasury yields Market volatility amid rising US Treasury yields takes center stage The US Treasury yields surged as the market anticipates for a meaningful acceleration in the US’ inflation ahead. The market is concerned about the possibility of taper tantrum and possibility of the US’ tightening monetary policy that could trigger massive capital outflow from emerging markets. If there is a taper tantrum someday in the future, there should be lighter capital outflow pressure on Indonesia’s equity compared to 2013 taper tantrum, in our view. Optimism on Accelerated vaccination pace, with possible extension to completion of the first wave vaccination progress Up until April 6, the government managed to vaccinate 22% of total first-wave target (vs. 5.2% progress as of March 3) for the first injection. As the first wave is targeted to be done this month, the current progress seems far behind the target; thus, we expect the completion of this wave to be extended beyond April. Ramadan effects in 2021 Although homecoming is banned, retailers should benefit from Ramadan effect Unlike Ramadan in 2020 when the government allowed companies to install or not pay the holiday allowance (THR) in full amount to their employees due to the severe impact of COVID-19 on their financial performance, now the government requires companies to pay it in full amount in 2021. We think that although the government bans homecoming (mudik), the revenue of retailers should increase, given the positive effect of Ramadan month in 2021.
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 7 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]