Jejak Penjaga Zaman
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Bacaan untuk Remaja Tingkat SMA MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Jejak Penjaga Zaman CERITA PARA TOKOH DALAM BERBAGAI PERISTIWA MENGALAHKAN KEGAGALAN Yulianti Kaspul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kehidupan orang-orang besar dapat mengingatkan kita bahwa kita bisa membuat kehidupan kita luhur. JEJAK PENJAGA ZAMAN Cerita Para Tokoh dalam Berbagai Peristiwa, Mengalahkan Kegagalan Penulis : Yulianti Kaspul Penyunting : Wenny Oktavia Ilustrator : Dedy RM Penata Letak: Alek Subairi Diterbitkan pada tahun 2018 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati barat IV Rawamangun, Jakarta Timur Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang “Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah” Katalog Dalam Terbitan (KDT) PB 398.209 598 Kaspul, Yulianti KAS Jejak Penjaga Zaman, cerita para tokoh dalam j berbagai peristiwa/Yulianti Kaspul; Penyunting: Martha Lena. A.M.; Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018 xviii; 117 hlm.; 21 cm. ISBN 978-602-437-499-0 1. CERITA RAKYAT-INDONESIA 2. KESUSASTRAAN ANAK INDONESIA iv Untuk anak, kemenakanku, belajarlah, terus berjuang. Sebuah Pesan Bercita-citalah, Jika harapkan jiwa merdeka dari kedudukan hina, Tanamkan asa seperti seorang Raja, Bergeraklah, Jika ingin dunia berwarna, maka berputarlah layaknya matahari yang mengitari cakrawala. Bangkitlah, Jika biji emas ingin tampak kemilaunya, maka jangan dikubur di bebatuan yang membuatnya tak ada beda dengan bongkah batu tak berharga, yang terbengkalai di tempat asalnya. Berusahalah, Jika ingin semerbak terbakar api laksana wangi gaharu, Jangan diamkan pepohonan layaknya dahan hutan yang tak berbau, Tampakkan jiwa bak lautan, meski permukaan penuh berserakan, namun di dalamnya tersimpan mutiara berharga .... (Diadaptasi dari bait syair Imam Syafi’i, 150--204 H) vii SAMBUTAN Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Demikian halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling menghormati, arif, bijaksana, dan religius seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan dan modern. Masyarakat sangat mudah tersulut emosinya, pemarah, brutal, dan kasar tanpa mampu mengendalikan diri. Fenomena itu dapat menjadi representasi melemahnya karakter bangsa yang terkenal ramah, santun, toleran, serta berbudi pekerti luhur dan mulia. Sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat, situasi yang demikian itu jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa yang cerdas cendekia, bijak bestari, terampil, berbudi pekerti luhur, berderajat mulia, berperadaban tinggi, dan senantiasa berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, dibutuhkan paradigma pendidikan karakter bangsa yang tidak sekadar memburu kepentingan kognitif (pikir, nalar, dan logika), tetapi juga memperhatikan dan mengintegrasi persoalan moral dan keluhuran budi pekerti. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penguatan pendidikan karakter bangsa dapat diwujudkan melalui pengoptimalan peran Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang memumpunkan ketersediaan bahan bacaan berkualitas bagi masyarakat Indonesia. Bahan bacaan berkualitas itu dapat digali dari lanskap dan perubahan sosial masyarakat perdesaan dan perkotaan, kekayaan bahasa daerah, pelajaran penting dari tokoh-tokoh Indonesia, kuliner Indonesia, dan arsitektur tradisional Indonesia. Bahan bacaan yang ix digali dari sumber-sumber tersebut mengandung nilai-nilai karakter bangsa, seperti nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai karakter bangsa itu berkaitan erat dengan hajat hidup dan kehidupan manusia Indonesia yang tidak hanya mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi juga berkaitan dengan keseimbangan alam semesta, kesejahteraan sosial masyarakat, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Apabila jalinan ketiga hal itu terwujud secara harmonis, terlahirlah bangsa Indonesia yang beradab dan bermartabat mulia. Salah satu rangkaian dalam pembuatan buku ini adalah proses penilaian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuaan. Buku nonteks pelajaran ini telah melalui tahapan tersebut dan ditetapkan berdasarkan surat keterangan dengan nomor 13986/H3.3/PB/2018 yang dikeluarkan pada tanggal 23 Oktober 2018 mengenai Hasil Pemeriksaan Buku Terbitan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Akhirnya, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Kepala Pusat Pembinaan, Kepala Bidang Pembelajaran, Kepala Subbidang Modul dan Bahan Ajar beserta staf, penulis buku, juri sayembara penulisan bahan bacaan Gerakan Literasi Nasional 2018, ilustrator, penyunting, dan penyelaras akhir atas segala upaya dan kerja keras yang dilakukan sampai dengan terwujudnya buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi khalayak untuk menumbuhkan budaya literasi melalui program Gerakan Literasi Nasional dalam menghadapi era globalisasi, pasar bebas, dan keberagaman hidup manusia. Jakarta, November 2018 Salam kami, ttd Dadang Sunendar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa x Sekapur Sirih Pelajaran Bahasa Indonesia mengajarkan berbagai teks sebagai upaya untuk memahami bahasa karena teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Oleh karena itu, diperlukan banyak bahan literasi sebagai sumber acuan pembelajaran, seperti teks yang disampaikan pada buku sederhana ini. Pernahkah membaca sebuah teks naratif, biografi tentang orang-orang mengagumkan dalam jejak kebaikan yang penuh perjuangan hidup? Ya, orang- orang yang mencapai keberhasilan di bidangnya dengan ketekunan dan keuletan. Alhamdulillah, buku ini berisi kumpulan cerita biografi singkat tentang tokoh-tokoh yang diharapkan dapat memberi inspirasi yang bermanfaat bagi yang membacanya. Biografi atau autobiografi adalah salah satu jenis teks naratif, yaitu teks penceritaan ulang dengan tujuan sosial menceritakan kembali peristiwa di masa lalu. Teks ini menceritakan tahapan kehidupan dengan struktur teks latar belakang, rekaman tahapan kehidupan, yang materinya dikaji dalam pembelajaran di SMA dalam Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum xi yang dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya melalui pembelajaran sejumlah materi pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Atas dasar kondisi itulah buku ini disusun, sebagai bagian dari buku-buku pendamping sehingga menjadi upaya yang membantu pembelajaran di kelas. Penulis menyajikan kumpulan biografi secara ringkas dan disampaikan secara ringan, menyajikan cerita menarik orang-orang yang tangguh dengan upaya yang mereka perjuangkan. Semoga buku kumpulan biografi singkat yang disampaikan ini dapat bermanfaat pada pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Penulis berharap buku ini menjadi bacaan sumber belajar. Belajar sebagai awal dari kekayaan, yakni awal dari spiritualitas. Tak dapat dilupakan, ungkapan terima kasih kepada semua yang mendukung terwujudnya buku ini. Semoga menjadi kebaikan yang menyebar. Samarinda, Juni 2018 Penulis xii Sebuah Pembuka Cerita Pepatah bijak berkata, perbincangan satu malam dengan orang yang hebat lebih baik dari belajar sepuluh tahun. Penulis mengisahkan jejak-jejak kebaikan para tokoh dalam biografi ini secara singkat. Dengan membaca kisah penga laman para tokoh yang menjadi pilar di bidang yang mereka geluti, pembaca diharapkan menjadi terinspirasi sehingga memperkaya wawasan. Sebab, masih menurut orang bijak, kekayaan bukanlah soal kecerdasan, melainkan lebih pada soal inspirasi. Mencari dan belajar adalah proses keajaiban. Pembaca perlu belajar mengarungi ilmu kehidupan yang luas ini dengan berbagai kecakapan, tidak hanya melalui pertemuan di rumah, lingkungan sekitar, kelas-kelas sekolah, tetapi juga dari dunia tempat engkau dapat bergerak untuk menemukan segala derap raga jika ingin menggapai takhta mulia. Imam Syafi’i menyebutkan seandainya kesejahteraan hidup itu diperoleh semata- mata dengan mengkhayal, tentu ia akan menggantungkan nasib ke bintang-bintang di langit. Namun, manalah mungkin itu terjadi. xiii Dari sembilan tokoh yang diceritakan, semuanya melalui kehidupan yang penuh perjuangan. Seperti sebuah kata bijak, nilai kehidupan bagian dari ilmu persemaian kemuliaan dan akar pahit yang berbuah manis. Membaca biografi orang-orang di buku ini memberi pesan bahwa kesuksesan hidup, selain karena meletakkan harapan besar pada Tuhan, juga ditentukan oleh ketekunan dan kesabaran. Oleh karena itu, disampaikan beberapa biografi singkat dari para