Implementasi Metode Granada dalam Penerjemahan Al- Qur’an (Studi di Panti Asuhan Putra Mulia Jakarta Timur). Ismail Ibrahim Ibnu Yassin dan Supriyanto

Abstract. Granada method as one method of translating the Qur'an that exists in the community has an important role in improving human resources (HR). Granada methods not only provide knowledge and technical skills but far more important to inculcate moral values and their application in every day, because once they understand the methods of Granada will be able to understand the meaning of the verses they read. The study of this thesis formulates three main issues as follows: 1). How is the implementation of Granada in the learning method of translation of the Qur'an. 2). How cans the effectiveness of Granada in the learning method of translation of the Qur'an. 3). What factors that support and hinder the implementation of the method of Granada. The purpose of this study is: 1). To know the implementation of Granada in the learning method of translation of the Qur'an. 2). Methods To determine the effectiveness of Granada in learning the translator 3). To find the supporting factors and obstacles in the implementation of Granada method in studying the translator of the Qur'an. The research methods used in the preparation of this paper is to use Qualitative Methods Naturalistic, a method that produces descriptive data. The data obtained from the manuscripts, interviews, field notes, photographs, tape recorders, and other official documents. As for things that support the implementation of Granada method is: First, teachers who oversee the learning process are the ones who truly understand the Arabic language. Because the teachers are recruited from graduates of Granada Method LIPIA (Indonesian Institute of Education Sciences Arabia) and graduate school and alumni of the training method of Granada. Second, participants assisted with the module and VCD tutorial that summarizes all the material that will be studied. Third, the method is very short and compact so it does not beat around the bush so it takes a long time. Fourth, the spirit wants to know who so profoundly from the participants. And the Fifth, the delivery of a varied pattern. In general, obstacles often faced by the participants is difficult to adapt to this method at the beginning of the meeting, especially for those who have never previously knew Arabic, and at the time of writing memorized study abroad (dictation ').

Pendahuluan mulia.1 Kitab Al-Qur'an adalah sebaik- Jika kita menghendaki umat baik kitab di antara kitab yang di- berjaya dan terpandang di masyarakat berikan kepada Rasul-rasul-Nya. Se- internasional, dan dakwah Islam dapat bab keotentikkannya mampu diperta- tersebar luas di dunia, maka umat hankan hingga akhir zaman dan Islam harus menaruh perhatian khusus pada Al-Qur'an dan sunnah rasul yang 1Abdurrab Nawabuddin, Teknik Meng- hafal Al-Qur'an, (Sinar Baru Algensindo, 2004) h. x.

28 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

cahaya-nya mampu menerangi alam  semesta.   Al-Qur'an diperuntukkan bagi   umat Islam yang telah dipilih oleh  Allah SWT. sebagai umat terbaik di  antara umat lainnya. Al-Qur'an ber-   fungsi sebagai penjelas perkara dunia   dan agama, sebagai firman-Nya :     ( ﻓﺎ ﻃﺮ : ٣٠  – ٢٩)   "Sesungguhnya orang-orang yang  selalu membaca kitab Allah SWT,   mendirikan shalat, dan menafkahkan  sebagian rizki yang kami anugerahkan  kepada mereka dengan diam-diam  dan terang-terangan, mereka itu  mengharapkan perniagaan yang tidak (اﻟﻨﺤﻞ -akan merugi, agar Allah SWT me : ٨٩ ) “… Kami turunkan kepadamu Al- nyempurnakan kepada mereka dan Kitab (Qur’an) untuk menjelaskan menambah kepada mereka karunia- segala sesuatu….” (QS. An-Nahl : Nya. Sesungguhnya Allah SWT Maha 89)2 Pengampun Lagi Maha Mensyukuri." Al-Qur’an adalah pedoman hidup (QS. Fathir : 29 – 30)3 manusia yang kekal hingga akhir zaman, kewajiban umat Islam adalah Al-Qur’an adalah kalam Allah mengimplementasikan nilai-nilai yang SWT yang diturunkan kepada nabi terdapat di dalam Al-Qur’an mulai SAW. sebagai satu dari membaca dan mengamalkannya, rahmat yang tiada taranya bagi umat menghafal dan menafsirkannya. Allah manusia dan alam semesta. Di SWT dan rasulullah SAW. telah dalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjanjikan bagi para pelestari kitab- menjadi petunjuk, pedoman, dan Nya yaitu berupa pahala, ditinggikan pelajaran bagi siapa saja yang derajatnya, dan diberi kemenangan di mempercayainya serta mengamal- dunia dan akhirat. kannya. Bukan itu saja, Al-Qur’an Allah SWT berfirman : juga merupakan kitab suci terakhir   yang diturunkan Allah SWT. yang   isinya mencakup segala pokok ajaran  yang terdapat dalam kitab-kitab suci  sebelumnya.  Al-Qur’an adalah menjadi bukti  kebenaran Nabi Muhammad SAW.,  bukti kebenaran tersebut dikemukakan  dalam tantangan yang sifatnya ber-   tahap dan seluruh mahluk-Nya tidak akan mampu dengan tantangan

2Departemen Agama Republik Indone- sia Jakarta, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: Syamil Cipta Media), Edisi Revisi, 2004 M 3 Ibid. h.437 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 29 tersebut.4 Pertama, menantang siapa- Al-Qur'an merupakan kitab suci pun yang meragukannya untuk yang kemurnian dan keotentikannya menyusun seperti Al-Qur’an secara tetap terpelihara hingga akhir zaman. keseluruhan (QS 52:34) 5. Kedua, Sebagaimana firman Allah SWT : menantang mereka untuk menyusun   sepuluh surah seperti Al-Qur’an (QS.  1:13)6. Ketiga, menantang mereka  untuk menyusun satu surah seperti Al-    ( اﻟﺤﺠﺮ : ٩) -Qur’an (QS.10;38)7. Keempat, menan tang mereka untuk menyusun sesuatu "Sesungguhnya Kamilah yang yang sama dengan satu surah dari Al- menurunkan Al-Qur'an dan sesung- Qur’an (QS.2;23) 8. Dalam hal ini, Al- guhnya Kami benar-benar memeliha- Qur’an menegaskan sebagai berikut: ranya." (QS. Al-Hijr : 9) 10   Demikianlah Allah SWT men-  jamin keotentikkan Al-Qur’an, . jaminan yang diberikan atas dasar  kemahakuasaan dan kemahatahuan-   Nya. Dalam memelihara kesucian  serta kemurnian Al-Qur'an, Allah   SWT. memberikan kemudahan kepada   hamba-hamba-Nya yang berminat dan  sungguh-sungguh untuk memahami  kandungannya. Untuk memahami Al-   Qur'an, sudah barang tentu diperlukan  suatu metode yang dapat memudahkan   usaha-usaha tersebut, sehingga ber- hasil dengan baik dan selesai dalam (اﻹﺳﺮاء : ٨٨) "Katakanlah (hai Muhammad) waktu yang relatif singkat.11 Abdullah sesungguhnya jika manusia dan jin Halim Mahmud mengatakan: “Para berkumpul untuk membuat yang Orientalis yang dari zaman ke zaman serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka berusaha keras untuk menunjukkan tidak akan mampu membuat yang kelemahan Al-Qur’an, namun mereka serupa dengannya, sekalipun sebagian tidak dapat menemukan celah untuk mereka menjadi pembantu bagi meragukan keotentikkannya.” 12 sebagian yang lainnya” (QS Al-Isra’ : 9 Al-Qur’an adalah firman Allah 88) SWT. yang diwahyukan kepada rasulullah SAW. yang berisi ajaran yang terjamin kebenaran dan keas- lianya. Dan tidak akan ada orang yang 4 Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan bisa merubahnya dan memuat ajaran Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, cet. XIV, yang sempurna sebagai pedoman 1997 M). h. 27. 5Departemen Agama Republik Indone- sia Jakarta, Al-Qur'an dan Terjemahnya, 10 Ibid. h. 265. (Bandung: Syamil Cipta Media), Edisi 11 Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Revisi, cet. 2004 M. Menghafal Al-Qur'an, (Banjaran Bandung: 6 ibid.h. 525 Mujahid Press, cet. Pertama, 2004 M). h. 5 7 Ibid. h. 213 12 M. Quraish Shihab, Membumikan 8 Ibid. h. 4 Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, cet. XIV, 9 Ibid. h. 291 1997 M). h. 21.

30 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

hidup ummat manusia dalam melak- penghuni syurga menggunakan baha- sanakan tugasnya sebagai khalifah di sa Arab.” (HR. Muslim)14 muka bumi ini, dalam menciptakan Oleh karenanya Umar bin Khathab kedamaian, keadilan dan kemakmuran sahabat rasulullah SAW. pernah (rahmatan lil alamien), sejarah telah mengatakan bahwa: mencatat bahwa dalam waktu 23 tahun “Hendaklah kalian tamak (antu- Al-Qur’an dapat merubah peradaban sias) dalam mempelajari bahasa Arab, jahiliyah menjadi peradaban yang karena bahasa Arab itu merupakan qur’ani. Bahkan Al-Qur’an telah bagian dari agamamu.” 15 terbukti mengantarkan kaum muslimin Dan masih banyak lagi ungkapan dalam membangun imperium raksasa para ulama yang menyatakan bahwa yang sangat menakjubkan mampu pentingnya belajar bahasa Arab. Allah menguasai dunia selama 800 tahun.13 SWT. telah menjamin kemudahan Terjaga dan mudahnya Al-Qur’an dalam mempelajari Al-Qur’an melalui untuk dipelajari sebagaimana yang firmannya dalam surat Al-Qomar, telah diutarakan sebelumnya sangat bahkan ayat yang menerangkan menggembirakan dan membanggakan, tentang hal itu diulang sampai empat akan tetapi, disisi lain tingkat kali yaitu, pada ayat 17, 22, 32, dan kepedulian kaum muslimin untuk 40.: mempelajari dan memahami ayat-ayat   Allah yang terangkum di dalam Al-  Qur’an masih sangat memperi-     (اﻟﻘﻤﺮ : hatinkan, padahal Al-Qur’an tidak ۶٠־٣٢־٢٢־١٧) -diturunkan melainkan sebagai petun juk dalam mengarungi hidup di dunia “Dan sesungguhnya telah kami ini. Di antara hal yang menjadi mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, penyebabnya adalah karena masya- maka adakah orang yang mau rakat pobia terhadap bahasa Al- mengambil pelajaran (mempelaj- Qur’an. Sementara bahasa Arab ari)?”16 adalah ilmu alat yang harus dipelajari Jaminan dalam ayat ini tidak ada untuk memahami maksud dan tujuan pengecualian, atau dengan kata lain dari kalam Allah SWT. (Al-Qur’an), asal memiliki kemauan pasti bisa dan tidak akan mungkin Al-Qur’an memahami Al-Qur’an. Sebagai petun- sebagai petunjuk bisa diamalkan tanpa juk manusia dan alam semesta melalui proses pemahaman yang tentunya sudah diperhitungkan oleh meliputi bahasa, tafsiran, dan ilmu- Allah SWT. kadar kemampuan ilmu pendukung lainnya. makhluknya. Allah SWT. telah Rasulullah pernah bersabda: menjamin mudah mempelajari Al- “Dari Ibnu Abbas cintailah baha- Qur’an dan selanjutnya dikembalikan sa arab karena tiga hal: saya adalah seorang bangsa Arab, Al-Qur’an 14Imam Al-Bukhari, Terjemahan Sho- berbahasa Arab, dan percakapan hih Bukhari (Kuala Lumpur: 1996). h. 15Syaifullah, Muhammad Al-Jurumi- yyah, Methode Pembelajaran Ilmu Nahwu Sistem 24 Jam, (Surabaya, Terbit Terang, 2005). h. 11 13 Tim Metode 40 Jam, Panduan 16Departemen Agama Republik Indo- Sekilas Tentang Metode Menerjemah Al- nesia Jakarta, Al-Qur'an dan terjemahnya, Qur’an Sistem 40 Jam (Jakarta: Istiqlal (Bandung : Syamil Cipta Media, Edisi Prees, 2001) h. V Revisi, 2004 ) h.530. Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 31 kepada mahluknya, mau atau tidak penghubung, dan kata tunjuk. Ketiga, mereka mempelajari pedoman hidup menguasai rumus Granada. Keempat, ini. Karena manusia tanpa menjadikan latihan yang istiqomah yang dibantu Al-Qur’an sebagai pedoman maka dengan alat-alat seperti: kamus Arab- bisa dipastikan dia akan merugi atau , Al-Qur’an terjemahan, dan npa ruh Al-Qur’an dia tafsir Ibnu Katsir.17شtersesat dan t akan menjadi makhluk yang terhina. Yang menarik pada metode ini Al-Qur’an dalam bahasa Arab, bagi adalah sangat mudah untuk dipelajari bangsa-bangsa non Arab yang tidak oleh siapapun dan tidak perlu modal menguasai bahasa Arab akan menga- pengetahuan bahasa Arab khusus, hal lami kesulitan dalam memahami isi ini menurut pengakuan dari bapak Al-Qur’an, untuk mengatasi kesulitan Mojiyono (teknisi AC) dan ibu tersebut diperlukan terjemahan Al- Rahimah (profesional) yang telah Qur’an ke dalam bahas yang digu- lulus dari pelatihan, ungkapan ini nakan masyarakat yang bersangkutan. penulis kutip dari VCD panduan Banyak metode menerjemahkan Metode Granada.18 Kelebihan lain Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia yang dimiliki oleh Metode Granada bermunculan, mulai dari yang belajar adalah proses pembelajaran yang tidak secara tradisional yaitu dengan cara berbelit-belit, sehingga tidak mema- mempelajari semua komponen bahasa kan waktu yang lama untuk mem- Arab seperti yang diterapkan diber- pelajarinya. bagai pondok , sampai Metode Granada ini telah dipa- metode yang peraktis seperti metode tenkan sejak tahun 200119 dan telah menerjemah Al-Qur’an sietem 40 menghasilkan para lulusan yang jam yang berkantor di masjid Istiqlal sangat memuaskan, seperti: pesantren Jakarta, yaitu hanya dengan mem- Tombo Ati Malang, Jawa Timur, Panti pelajari komponen-komponen yang Asuhan Putra Mulia Jln. Bangunan sering digunakan dalam bahasa Al- Timur No. 14 Jakarta Timur, Bape- Qur’an saja, bisa memahami dalda (Badan Pengendalian Dampak penerjemahan Al-Qur’an, atau maksud Lingkungan Daerah) DKI, BKPM dari ayat-ayat yang dibaca. Metode (Badan Koordinasi Penanaman Granada merupakan satu metode Modal), dan PT BUKAKA Cileungsi terbaru yang menjadikan kunci-kunci Bogor.20 (komponen-komponen inti) bahasa Al- Dari uraian di atas maka penulis Qur’an sebagai langkah-langkah untuk menjadikan Metode Granada ini menerjemah Al-Qur’an ke dalam sebagai penelitian dengan judul: bahasa Indonesia. “IMPLEMENTASI METODE GRA- Dalam penerapannya, Metode NADA DALAM PEMBELAJARAN Granada ini menggunakan empat langkah, Pertama, menguasai kom- 17 ponen kalimat dalam bahasa Arab Ahmad, Solihin Bunyamin, Panduan Belajar Mengajar Metode Granada Sys- seperti: Isim (kata benda), Fiil (kata tem 4 Langkah, (Jakarta: Granada Investa kerja), Huruf (kata yang tidak bisa Islami, cet. 5. 2007) h. 5 dipahami maknanya kalau tidak 18 Ahmad, Solihin Bunyamin, VCD disambungkan dengan yang lain), Panduan Belajar Mengajar Metode Gra- Kedua, menguasai kata-kata tak nada System 4 Langkah, (Jakarta: Granada berubah (yang tidak berakar), seperti: Investa Islami, cet. 5. 2007) 19 huruf bermakna, kata ganti, kata Loc cit. h. ii 20 Loc cit. h. 4.

32 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

PENERJEMAHAN AL-QUR’AN” Metode Granada telah dipatenkan (Studi Kasus Panti Asuhan Putra sejak tahun 200122 dan telah telah Mulia Jln. Bangunan Timur No. 14 menghasilkan para lulusan yang Jakarta Timur). sangat memuaskan, seperti: pesantren Granada adalah satu metode untuk Tombo Ati Malang, Jawa Timur, Panti memahami bahasa Al-Quran dengan Asuhan Putra Mulia Jln. Bangunan mempelajari rumus kunci komponen Timur No. 14 Jakarta Timur, bahasa Al-Qur’an, melalui modul dan BAPEDALDA (Badan Pengendalian kamus Granada, Sehingga nantinya Dampak Lingkungan Daerah) DKI, dapat mengartikan atau mener- BKPM (Badan Koordinasi Penanaman jemahkan Al-Qur’an dengan hitungan Modal), dan PT. BUKAKA Cileungsi huruf. Bogor.23 Metode Granada, merupakan satu metode yang terbaru yang menjadikan Paparan Data dan Temuan Pene- kunci-kunci (komponen-komponen litian initi) bahasa Al-Qur’an sebagai A. Deskripsi Data langkah-langkah untuk menerjemah Metode Granada ditemukan oleh Al-Qur’an. yang berusaha keras untuk ustazd Solihin Bunyamin Ahmad Lc., mewujudkan cita-cita mulia tersebut, Berawal dari keseriusan dia dalam dengan tujuan menciptakan kader- mengajarkan Al-Qur’an (Tahsin dan kader generasi muslim ideal mema- Tahfizd), bahasa Arab (Nahwu dan hami Al-Qur’an dengan baik, sehingga Shorof), mulai tahun 1998 sampai mampu memberikan solusi dan sekarang, dan dilakukan diberbagai menjawab tantangan zaman sesuai tempat, serta dengan berbagai meto- dengan nilai-nilai qurani. de, maka akhirnya menemukan satu Dalam penerapannya, metode ini metode yang dia namakan Granada.24 menggunakan empat langkah jitu, Metode ini telah diujicobakan Pertama, menguasai komponen ka- selama empat tahun yaitu dari tahun limat dalam bahasa arab seperti: Isim 1998 sampai dengan tahun 2001 dan (kata benda), Fiil (kata kerja), Huruf baru dipatenkan pada tanggal 15 Juli (kata yang tidak bisa dipahami tahun 2001, tingkat keberhasilan maknanya kalau tidak disambungkan metode ini mencapai 80% dan hingga dengan yang lain), Kedua, menguasai saat ini telah meluluskan lebih dari kata-kata tak berubah (yang tidak 5.500 peserta.25 Metode Granada juga berakar), seperti: huruf bermakna, kata dilengkapi dengan VCD tutorial yang ganti, kata penghubung, dan kata mempermudah proses pembelajaran. tunjuk. Ketiga, menguasai rumus Metode Granada beralamat di Jln. Granada. Keempat, latihan yang Mekar Baru 1 No. 19 Jakarta. istiqomah yang dibantu dengan alat- alat seperti: kamus Arab Indonesia, Al-Qur’an terjemahan departemen agama, dan tafsir Ibnu Katsir.21 22 Ibid.h.ii 23 Ibid. h.4. 24 Solihin Bunyamin Ahmad, Penemu Metode Granada, wawancara 16 Juni 2009 21Ahmad, Bunyamin Solihin, Panduan 25 Solihin Bunyamin Ahmad, Panduan Belajar Mengajar Metode Granada Sys- belajar dan mengajar Metode Granada tem 4 Langkah, (Jakarta:Granada Investa system 4 langkah (Jakarta, Granada Islami,cet. 5. 2007) h.5 Investa Islami, 2001).h. Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 33

Panti Asuhan Putra Mulia Jakarta melalui proses seleksi atau lulusan Timur berdiri di atas tanah seluas pondok pesantren yang berkualitas 8.470 m2 dengan luas bangunan 5.000 seperti Gontor dan pesantren-pesan- m2 yang terdiri dari satu masjid, tiga tren lain. blok bangunan bertingkat dua, dan 2). Peserta berdiri sejak tahun 1991. Panti Asuhan Dari hasil wawancara dengan Putra Mulia Jakarta Timur beralamat penemu Metode Granada, Ustadz di jalan Bangunan Timur, Kayu Putih Solihin Bunyamin Ahmad, ada bebe- Jakarta Timur. Murid yang mengikuti rapa syarat peserta yang merupakan pelatihan metode Granada di Panti suatu keharusan yaitu: Dari segi usia Asuhan Putra Mulia Jakarta Timur minimal 13 tahun maksimal 65 tahun sebanyak 30 orang, dan telah atau minimal pendidikan terakhir meluluskan sebanyak 310 peserta, sekolah menengah pertama (SMP) dan yang terdiri dari 11 angkatan. yang lebih penting lagi calon peserta harus lancar membaca Al-Qur’an serta B. Metode Pendidikan Metode yang tidak kalah penting dari syarat- Granada syarat sebelumnya adalah peserta Pemandu/Ustadz/Pengajar membe- harus memiliki semangat yang tinggi rikan kunci-kunci bahasa Al-Qur’an untuk bisa menerjemahkan ayat-ayat kepada Peserta didik secara global dan Al-Qur’an.26 gamblang tentang hal-hal berikut: Pertama, menguasai komponen kali- C. Temuan dan Pembahasan mat dalam bahasa Arab, dalam poin Penelitian pertama ini pembahasan terfokus pada Berdasarkan hasil observasi, dapat kata benda (Isim), kata kerja (Fiil), dipaparkan bahwa dalam pelaksanaan dan Huruf. Kedua, menguasai kata- Metode Granada pada pembelajaran kata tak berubah (kata-kata yang tidak penerjemahan Al-Qur’an, tidak jauh berakar) seperti: huruf bermakna, kata berbeda dengan proses pembelajaran ganti, kata penghubung dan kata mata pelajaran pada umumnya, yaitu tunjuk. Dan Ketiga, menguasai rumus awalnya Ustadz/Instruktur membuka Granada beserta aplikasinya. Serta pelajaran dengan salam, memuji Keempat, latihan yang istiqomah Allah, shalawat, dan mengulang kem- dengan dibantu beberapa alat. bali yang hasil pertemuan sebelumnya Alat bantu yang dipergunakan (kalau sudah pernah dimulai) kemu- adalah Kamus bahasa Arab-Indo-nesia dian dilanjutkan dengan prolog awal dan Indonesia-Arab; Terjemahan Al- dari apa yang akan dipelajari dan Qur’an Departemen Agama; Tafsir selanjutnya, sebelum masuk pelajaran Ibnu Katsir; VCD (Kondisional); baru para peserta didik diberikan Spidol; White board kesempatan untuk menanyakan hal-hal Pengajar dan Peserta yang mungkin belum mereka pahami 1). Pengajar dari pelajaran sebelumnya, setelah Pengajar Metode Granada harus menjawab berbagai pertanyaan baru memahami bahasa Arab dan perangkat kemudian Ustadz/Instruktur masuk pendukungnya. Oleh karenanya keba- kepada pembahasan yang selanjutnya. nyakan pengajar Metode Granada adalah minimal mahasiswa LIPIA tingkat enam dan lulusan atau lulusan 26 Solihin Bunyamin Ahmad, Penemu pelatihan metode ini, yang sudah Metode Granada, wawancara 16 Juni 2009

34 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

Berlatih menerjemah Al-Qur’an lengkapnya fasilitas pendukung seperti secara istiqomah bukan saja akan buku panduan yang sangat ringkas dan menambah kosa kata, pengalaman dan VCD tutorial dan para pengajar yang wawasan, tetapi juga akan mening- ahli dibidangnya. katkan kedekatan kita kepada Allah Selain pengakuan dari para SWT. Karena Al-Qur’an adalah responden, keevektifan metode ini firman-Nya dan setiap satu huruf dapat dilihat juga dari singkatnya bernilai sepuluh kebaikan jika dibaca. waktu yang diperlukan untuk mema- Apa lagi jika dibaca, dipelajari bahasa hami Metode Granada, yaitu hanya dan tafsirnya. Tentu Allah akan lebih dengan delapan jam atau delapan kali berpihak kepadanya dan akan lebih pertemuan, dengan alokasi waktu satu banyak mencurahkan rahmat-Nya. jam per-pertemuan, para peserta didik Dengan berlatih istiqomah mener- sudah bisa memahami maksud yang jemah Al-Qur’an, sering membaca Al- dikandung oleh ayat yang mereka Qur’an dan mencoba menerje- baca. Keevektifan Metode Granada mahkannya kata perkata sesuai dengan dapat dilihat juga dari alumni dan kaedah yang telah diperoleh maka tingkat kesuksesan yang dicapai peserta akan cepat dapat mengapli- hingga 80%.28 kasikan rumus-rumus yang telah Dari hasil pengamatan lapangan, mereka dapatkan. Jika selesai satu ada beberapa faktor yang mendukung ayat, maka terjemahan secara hari- proses pembelajaran Metode Granada fiyyah tadi diolah menjadi terjemah yaitu: Pengajar yang mengawal pro- maknawiyah yang mudah dipahami. ses pembelajaran adalah mereka yang Dalam proses penerjemahan makna- sangat memahami bahasa Arab. Ka- wiyah ini peserta dapat menjadikan rena para pengajar Metode Granada Al-Qur’an terjemah departemen aga- direkrut dari lulusan LIPIA (Lembaga ma atau yang lainnya. supaya tidak Ilmu Pendiddikan Indonesia Arabia) terjadi penafsiran atau pemahaman dan lulusan pesantren dan alumni dari yang keliru. Maka peserta harus men- pelatihan Metode Granada; Peserta jadikan tafsif sebagai rujukan. Tafsir dibantu dengan modul dan VCD rujukan yang dianjurkan adalah tafsir tutorial yang merangkum semua Ibnu Katsir. materi yang akan dipelajari; Metode Namun dalam poin terakhir ini yang sangat singkat dan padat (latihan yang istiqomah) para peserta sehingga tidak bertele-tele sehingga pelatihan Metode Granada akan di- tidakmemakan waktu yang lama; bimbing oleh ustazd/instruktur dengan Adanya semangat ingin tau yang menggunakan surat Al-Fatihah dan juz begitu mendalam dari para peserta; pertama kitab suci Al-Qur’an sebagai Pola penyampaian yang Variatif bahan latihan27 Dari hasil pengamatan lapangan Dari pengamatan yang penulis yang, ada hal yang menghambat lakukan di lapangan penelitian, para proses pembelajaran Metode Granada responden mengakui bahwa metode yaitu sebagai berikut: Latar belakang ini sangat efektif, karena sangat peserta yang berbeda-beda menjadikan mudah untuk dipahami dan dipelajari jalannya pelaksanaan proses pem- oleh siapapun ditambah lagi dengan 28 Solihin Bunyamin Ahmad, Panduan 27 Solihin Bunyamin Ahmad, Penemu belajar dan mengajar Metode Granada Metode Granada, wawancara 16 Juni system 4 langkah (Jakarta, Granada 2009 Investa Islami, 2001).h. iii Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 35 belajaran menjadi tersendat dan tidak terjemahan departamen agama, dan lancar karena kemampuan baca dan tafsir Ibnu Katsir. tulis peserta belajar yang berbeda- Metode pembelajaran yang dite- beda. rapkan pada Metode Granada adalah Berdasarkan hasil penelitian yang berusaha menghilangkan dikotomi penulis lakukan dari hasil observasi dalam pembelajaran karena sesung- dan wawancara ada beberapa hal yang guhnya ilmu milik Allah SWT. perlu dipaparkan dalam temuan Dengan dihilangkannya dikotomi penelitian yang merupakan fokus dalam pembelajaran dalam budaya penelitian ini adalah sebagai berikut: keilmuan Islam, akan menjadi model Pelaksanaan Metode Granada pada pembelajaran yang sempurna. Karena pembelajaran penerjemahan Al- Allah SWT. Tidak hanya mengajarkan Qur’an, tidak jauh berbeda dengan manusia akan tetapi kepada seluruh proses pembelajaran mata pelajaran makhluk-Nya baik yang ada di langit peda umumnya seperti bahasa Inggris maupun di bumi, sampai-sampai dan agama Islam, yaitu awalnya malaikatpun mau bersujud kepada ustazd/Instruktur membuka pelajaran nabiyyullah Adam as. Sebagaimana dengan salam, memuji Allah SAW., firmannya: sholawat dan mengulang kembali   yang hasil pertemuan sebelumnya  kemudian dilanjutkan dengan prolog  awal dari apa yang akan dipelajari dan    selanjutnya, sebelum masuk pelajaran  baru, para peserta didik diberikan   kesempatan untuk menanyakan hal-hal  yang mungkin belum mereka pahami  dari pelajaran sebelumnya, setelah   menjawab berbagai pertanyaan baru   kemudian ustazd/Instruktur masuk  kepada pembahasan yang selanjutnya.  Dalam penerapanya Metode Granada   memakai empat langkah yang harus  diikuti secara sistimatis yaitu: (1)    Menguasai komponen kalimat dalam   bahasa Arab. Dalam poin pertama ini    pembahasan terfokus pada kata benda   (Isim), kata kerja (Fiil), dan Huruf   (kata yang tidak bermakna kalau tidak  di gabungkan dengan yang lainnya);  . (2) Menguasai kata-kata tak berubah   (kata-kata yang tidak berakar) seperti:  huruf bermakna, kata ganti (Dhomir),  kata penghubung (Isim mausul) dan  kata tunjuk (Ismul Isyarah); (3)  Menguasai rumus Granada beserta   aplikasinya; (4) Latihan yang istiqo-   mah dengan dibantu beberapa alat,   seperti kamus bahasa Arab, Al-Qur’an  

36 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

   orang-orang yang benar!" 32. Mereka    menjawab: "Maha suci Engkau, tidak   ada yang Kami ketahui selain dari  apa yang telah Engkau ajarkan   kepada kami; Sesungguhnya Engkau-   lah yang Maha mengetahui lagi Maha  Bijaksana." 33. Allah berfirman: "Hai  Adam, beritahukanlah kepada mereka   Nama-nama benda ini." Maka setelah  diberitahukannya kepada mereka Na-  ma-nama benda itu, Allah berfirman:    "Bukankah sudah Ku katakan kepa-   damu, bahwa Sesungguhnya aku me-   ngetahui rahasia langit dan bumi dan  mengetahui apa yang kamu lahirkan  dan apa yang kamu sembunyikan?"     34. Dan (ingatlah) ketika Kami ber-  firman kepada Para Malaikat: "Sujud-   lah kamu kepada Adam," Maka   sujudlah mereka kecuali Iblis; ia  enggan dan takabur dan adalah ia  Termasuk golongan orang-orang yang  kafir. (QS. Al-Baqarah: 30-34)   Melihat pembahasan di atas seha- .  rusnya seluruh lembaga pendidikan  menghilangkan dikotomi pendidikan   untuk menciptakan kemajuan dan  kesehteraan umat manusia sebagai khalifah di muka bumi sebagaimana (٣٠־٣۶ : ةرقبلا) diterangkan oleh Allah SWT. Dalam “Ingatlah ketika Tuhanmu berfir- surat Al-Baqarah ayat 30. man kepada Para Malaikat: "Sesung- Dari pengamatan yang penulis guhnya aku hendak menjadikan seo- lakukan di lapangan, para responden rang khalifah di muka bumi." mereka mengakui bahwa metode ini sangat berkata: "Mengapa Engkau hendak efektif, karena sangat mudah untuk menjadikan (khalifah) di bumi itu dipahami dan dipelajari oleh siapapun orang yang akan membuat kerusakan ditambah lagi dengan lengkapnya padanya dan menumpahkan darah, fasilitas pendukung seperti buku Padahal Kami Senantiasa bertasbih panduan yang sangat ringkas dan dengan memuji Engkau dan men- VCD tutorial. sucikan Engkau?" Tuhan berfirman: Selain pengakuan dari para "Sesungguhnya aku mengetahui apa responden, keefektifan metode ini yang tidak kamu ketahui." 31. Dan dapat dilihat juga dari singkatnya Dia mengajarkan kepada Adam waktu yang diperlukan untuk mema- Nama-nama (benda-benda) seluruh- hami Metode Granada, yaitu hanya nya, kemudian mengemuka-kannya dengan delapan jam atau delapan kali kepada Para Malaikat lalu berfirman: pertemuan, dengan alokasi waktu satu "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda- jam per-pertemuan, para peserta didik benda itu jika kamu mamang benar sudah bisa memahami maksud yang

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 37 dikandung oleh ayat yang mereka peserta. Dan yang Kelima, pola baca. Keefektifan Metode Granada penyampaian yang berfariasi juga dapat dilihat dari alumni dan Pada umumnya hambatan yang tingkat kesuksesan peserta yang bisa sering dihadapi oleh para peserta menerjemahkan Al-Qur’an mencapai adalah susah beradaptasi dengan 80%.dari jumlah peserta29 metode ini pada awal-awal pertemuan, Adapun hal yang mendukung terutama bagi mereka yang sama penerapan metode Granada adalah sekali belum pernah mengenal bahasa karena metode granada memiliki mo- arab sebelumnya, dan pada saat dul panduan mengajar yang disusun balajar menulis hafal (Imla’). Dan dengan sistimatis sehingga para bagi para pendidik faktor penghambat pengajar tinggal mengikuti petunjuk yang sering di hadapi adalah latar modul, dan dilengkapi dengan VCD belakang peserta yang berbeda-beda tutorial pendukung. Faktor pendukung menjadikan jalannya pelaksanaan dalam mempelajari metode Granada pembelajaran menjadi tersendat dan yang lain adalah waktu yang di- tidak lancar, karena kemampuan baca butuhkan yang relatif singkat dalam dan tulis peserta yang berbeda-beda. mempelajarinya karma hanya dengan Oleh karenanya para pengajar Metode delapan kali pertemuan, sudah Granada harus menjaga semangat para langsung masuk pada praktek dan peserta pada pertemuan diawal-awal. ditambah lagi dengan para pengajar Adapun hambatan yang sering yang sangat menguasai. Untuk lebih dihadapi oleh para peserta adalah jelas, dari hasil pengamatan lapangan, susah beradaptasi dengan metode ini ada beberapa faktor yang mendukung pada awal-awal pertemuan, terutama proses pembelajaran Metode Granada bagi mereka yang sama sekali belum yaitu: pernah mengenal bahasa Arab. Pertama, pengajar yang mengawal proses pembelajaran adalah mereka Penutup yang sangat memahami bahasa Arab. Berdasarkan hasil penelitian yang Karena para pengajar Metode Granada telah penulis lakukan, seperti yang direkrut dari lulusan LIPIA (Lembaga telah dibahas pada bab-bab sebelum- Ilmu Pendiddikan Indonesia Arabia) nya, maka dalam bab ini dapat dan lulusan pesantren dan alumni dari disimpulkan sebagai berikut: pelatihan Metode Granada Kedua, Pelaksanaan Metode Granada pada peserta dibantu dengan modul dan pembelajaran penerjemahan Al-Qur’- VCD tutorial yang merangkum semua an, adalah dengan menerapkan metode materi yang akan dipelajari. Ketiga, pembelajaran yang aktif dan inovatif metode yang sangat singkat dan padat yang berkesinambungan, dihitung de- sehingga tidak bertele-tele sehingga ngan media pembelajaran yang ver- tidakmemakan waktu yang lama. agam serta kreatifitas pendidik dalam Keempat, adanya semangat ingin tau memodifikasi metode pembelajaran yang begitu mendalam dari para yang ada serta disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam penerapanya Metode Gra- nada memakai empat langkah yang 29Solihin Bunyamin Ahmad, Panduan harus diikuti secara sistimatis yaitu: belajar dan mengajar Metode Granada pertama, Menguasai komponen kali- system 4 langkah (Jakarta, Granada mat dalam bahasa Arab, dalam poin Investa Islami, 2001).h. iii

38 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

pertama ini pembahasan terfokus pada yang begitu mendalam dari para kata benda (Isim), kata kerja (Fiil), peserta. Dan yang Kelima, pola dan Huruf (kata yang tidak bermakna penyampaian yang berfariasi kalau tidak di gabungkan dengan yang Pada umumnya hambatan yang lainnya). Kedua, Menguasai kata-kata sering dihadapi oleh para peserta tak berubah (kata-kata yang tidak adalah susah beradaptasi dengan berakar) seperti: huruf bermakna, kata metode ini pada awal-awal pertemuan, ganti (Dhomir), kata penghubung terutama bagi mereka yang sama (Isim mausul) dan kata tunjuk (Ismul sekali belum pernah mengenal bahasa Isyarah). Ketiga, Menguasai rumus arab sebelumnya, dan pada saat Granada beserta aplikasinya dan lang- balajar menulis hafal (Imla’). Dan kah yang keempat, adalah dengan me- bagi para pendidik faktor penghambat lakukan latihan yang istiqomah yang sering di hadapi adalah latar dengan dibantu beberapa alat, seperti belakang peserta yang berbeda-beda kamus bahasa Arab, Al-Qur’an ter- menjadikan jalannya pelaksanaan jemahan departamen agama, dan tafsir pembelajaran menjadi tersendat dan Ibnu Katsir. tidak lancar, karena kemampuan baca Dari pengakuan para responden, dan tulis peserta yang berbeda-beda. keefektifan metode ini dapat dilihat habatan yang dihadapi oleh para dari singkatnya waktu yang diperlukan peserta adalah susah beradaptasi untuk memahami, yaitu hanya dengan dengan metode ini pada awal-awal delapan jam atau delapan kali per- pertemuan, terutama bagi mereka yang temuan, dengan alokasi waktu satu sama sekali belum pernah mengenal jam per-pertemuan, para peserta didik bahasa Arab. sudah bisa memahami maksud yang Untuk memudahkan dalam dikandung oleh ayat yang mereka memahami implikasi dari penelitian baca. Keefektifan Metode Granada implementasi Metode Granada dalam juga dapat dilihat dari alumni dan pembelajaran penterjemaha Al-Qur’an tingkat kesuksesan peserta yang bisa maka penulis menyusun dengan me- menerjemahkan Al-Qur’an mencapai ngikuti urutan pada fokus penelitian 80%.dari jumlah peserta sebagai berikut: Beberapa faktor yang mendukung Metode pembelajaran Granada proses pembelajaran Metode Granada dalam pembelajaran penterjemahan yaitu: Pertama, pengajar yang me- Al-Qur’an, merupakan metode pem- ngawal proses pembelajaran adalah belajaran yang diharapkan mampu mereka yang sangat memahami ba- menghasilkan generasi-generasi Islam hasa Arab. Karena para pengajar yang mampu memahami isi kan- Metode Granada direkrut dari lulusan dungan Al-Qur’an dengan baik dan LIPIA (Lembaga Ilmu Pendiddikan benar dan berwawasan islami, yang Indonesia Arabia) dan lulusan pe- mempunyai kemampuan memahami santren dan alumni dari pelatihan bahasa arab. Khususnya dalam Metode Granada Kedua, peserta memahami terjemahan dari teks-teks dibantu dengan modul dan VCD bahasa Arab. Dalam metode pem- tutorial yang merangkum semua belajaran bahasa Arab Metode Gra- materi yang akan dipelajari. Ketiga, nada merupakan salah satu alternative metode yang sangat singkat dan padat dalam pembelajaran penterjemahan sehingga tidak bertele-tele sehingga lebih khususl lagi dalam memahami tidakmemakan waktu yang lama. penerjemahan Al-Qur’an. Keempat, adanya semangat ingin tau

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 39

Keefektifan metode Granada dapat bagi para pendidik faktor penghambat dilihat dari singkatnya waktu yang yang sering di hadapi adalah latar diperlukan untuk memahami, yaitu belakang peserta yang berbeda-beda hanya dengan delapan jam atau menjadikan jalannya pelaksanaan delapan kali pertemuan, dengan pembelajaran menjadi tersendat dan alokasi waktu satu jam per-pertemuan, tidak lancar, karena kemampuan baca para peserta didik sudah bisa mema- dan tulis peserta yang berbeda-beda. hami maksud yang dikandung oleh habatan yang dihadapi oleh para ayat yang mereka baca. Keefektifan peserta adalah susah beradaptasi Metode Granada juga dapat dilihat dengan metode ini pada awal-awal dari alumni dan tingkat kesuksesan pertemuan, terutama bagi mereka yang peserta yang bisa menerjemahkan Al- sama sekali belum pernah mengenal Qur’an mencapai 80%.dari jumlah bahasa Arab. peserta Faktor pendukung dan penghambat Referensi metode granada dalam pembeljaran Ahmad, Bunyamin Solihin, Panduan penerjemahan Al-Qur'an terdiri dari Belajar dan Mengajar 8 Jam bisa faktor internal dan eksternal, adapun menerjemah Al-Qur’an metode faktor-faktor itu adalah sebagai Granada sistem 4 langkah, berikut: Jakarta: Granada Nadia, cet IV Faktor yang mendukung proses 2007 pembelajaran Metode Granada yaitu: Al-Khandhalawi, Maulana Zakariya, Pertama, pengajar yang mengawal Himpunan Fadhail 'Amal, Ban- proses pembelajaran adalah mereka dung:Pustaka , 2000 yang sangat memahami bahasa Arab. Colin, Rose dan Malcolm J. Nicholl, Karena para pengajar Metode Granada Accelerated Learning for the 21 st direkrut dari lulusan LIPIA (Lembaga Century, Bandung: Nuansa, cet. Ilmu Pendiddikan Indonesia Arabia) Kedua, 2002 dan lulusan pesantren dan alumni dari Departemen Agama Republik Indone- pelatihan Metode Granada Kedua, sia Jakarta, Al-Qur'an dan ter- peserta dibantu dengan modul dan jemahnya, Bandung : Syaamil VCD tutorial yang merangkum semua Cipta Media, Edisi Revisi, 2004 materi yang akan dipelajari. Ketiga, Departemen haji dan wakaf Saudi metode yang sangat singkat dan padat Arabia, Al-Qur’an dan Terje- sehingga tidak bertele-tele sehingga mahannya, Madinah Munawwarah tidakmemakan waktu yang lama. 1971. . Keempat, adanya semangat ingin tau Departemen Agama Republik Indone- yang begitu mendalam dari para sia, Metodologi Pendidikan Agama peserta. Dan yang Kelima, pola Islam, Jakarta: Direktorat Jenderal penyampaian yang berfariasi Pembinaan Kelembagaan Agama Pada umumnya hambatan yang Islam: 2001 sering dihadapi oleh para peserta Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pem- adalah susah beradaptasi dengan belajaran, Jakarta: Bumi Askara, metode ini pada awal-awal pertemuan, cet. keempat, 2005 terutama bagi mereka yang sama Imam Al-Bukhari, Terjemahan Shahih sekali belum pernah mengenal bahasa Bukhari, Kuala Lumpur: 1996 M. arab sebelumnya, dan pada saat Khaliq, Abdurrahman Abdul, Bagai- balajar menulis hafal (Imla’). Dan mana Menghafal Al-Qur'an, Ja-

40 Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011

karta Timur: Pustaka Al-Kautsar, Yokyakarta: PT. Verisia Yogya cet. Kesembilan, 2006 Grafika (milik badan wakaf Moleong, Lexy J. Metodologi Peneli- Universitas Islam Indonesia) 1995. tian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Nawabuddin, Abdurrab, Tehnik Meng- hafal Al-Qur'an, Bandung: Sinar Baru Algensindo, cet. Ke-empat, 2005 Nuryanis, Panduan Pendidikan Aga- ma Islam pada Masyarakat, Jakar- ta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2003 Percival, Fred, dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 1988 Prayitno, Irwan, Kepribadian Muslim, Jakarta: Pustaka Tarbiatuna, cet. Pertama, 2005 Prayitno, Irwan, Makrifatul Qur'an, Jakarta: Departemen Kaderisasi DPP Partai Keadilan, cet. Pertama, 2002 Rouf, Abdul Aziz Abdur, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur'an, Jakarta Timur: Al-Fin Press, cet. Ke enam, edisi, revisi, 1427 H. Rouf, Abdul Aziz Abdur, Tarbiyah Syahsiyah Qur'aniyah (memba- ngun kepribadian qur'ani), Jakarta Timur: Markaz Al-Qur'an, cet. Ketiga, 2006 Sanusi, Abu Fuad Firdaus Ahmad, Pedoman Pendidikan Islam Sejak Anak Dalam Kandungan Hingga Dewasa, Pustaka Abu Hurairah, cet. Pertama, 2005 Shihab, M. Quraish, Membumikan Al- Qur’an, Bandung: Mizan, cet. XIV, 1997 M. Sugianto, Ilham Agus, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur'an, Banjaran Bandung: Mujahid Press, cet. Pertama, 2004 Tim 40 Jam, Sekilas metode mener- jemah Al-Qur’an sietem 40 jam, Jakarta: 2003 Universitas Islam Indonesia, Mukad- dimah Al-Qur’an dan Tafsir,

Turats, Vol. 7, No. 1, Januari 2011 41