INTEGRASI MODA DI PELABUHAN PENYEBERANGAN SIBOLGA

INTEGRATION MODE IN SIBOLGA FERRY PORT

Elviana Simbolon Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Antarmoda Jl. Merdeka Timur No.5, Jakarta Pusat 10110, email: [email protected] Diterima: 18 September 2017; Direvisi: 9 Oktober 2017; disetujui: 20 November 2017

ABSTRAK Pelabuhan Penyeberangan (ASP) Sibolga mempunyai peranan yang sangat penting bagi pelayanan transportasi dalam memperlancar arus barang dan manusia antara Pulau Sumatera ke Pulau , untuk melayani angkutan penumpang dan barang. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan pariwisata di Pulau Nias diperkirakan kebutuhan jasa transportasi dari tahun ke tahun selalu meningkat. Peningkatan perkembangan tersebut akan berdampak terhadap permintaan kebutuhan barang, mengingat hampir semua kebutuhan barang termasuk barang konsumsi di Pulau Nias didatangkan dari Pulau Sumatera. Selain itu, pertumbuhan perekonomian Kota Sibolga yang semakin meningkat juga membuat semakin tingginya barang maupun hasil perkebunan dan pertanian masuk ataupun keluar Kota Sibolga. Model proyeksi pertumbuhan barang menuju Kepulauan Nias memperlihatkan variabel yang berpengaruh terhadap volume barang ke Nias adalah jumlah penduduk, sedangkan model proyeksi pertumbuhan barang dari Kepulauan Nias memperlihatkan variabel yang berpengaruh terhadap volume barang dari Nias adalah produksi pertanian dan peternakan. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, maka sistem angkutan darat dan penyeberangan diperlukan harmonisasi operasional. Sehingga terwujud integrasi layanan angkutan barang yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini melakukan kajian pengembangan integrasi moda untuk angkutan barang di pelabuhan penyeberangan Sibolga, sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengembangan integrasi moda untuk angkutan barang di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga dengan memperhatikan kondisi pergerakan lalu lintas barang dan perkembangan wilayah. Data yang dikumpulkan diperoleh dari pengamatan lapangan dan data sekunder meliputi lalu lintas pergerakan angkutan barang, perkembangan perekonomian dan potensi wilayah dan perkembangan penduduk serta rencana pengembangan wilayah. Berdasarkan hasil analisa ULSA (Keunggulan, Kelemahan, kesempatan dan Ancaman) dapat disimpulkan bahwa integrasi moda angkutan darat dan penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan (ASP) Sibolga dapat memberikan layanan yang optimal dengan melakukan pengembangan yaitu a) penyediaan lahan parkir yang memadai bagi kendaraan pengguna layanan angkutan penyeberangan, b) penataan akses keluar masuk pelabuhan penyeberangan agar memudahkan pergerakan kendaraan barang di dalam dan disekitar kawasan pelabuhan, dan c) pengembangan simpul transportasi barang untuk menunjang kelancaran mobilitas angkutan barang. Kata kunci: pelabuhan penyeberangan, angkutan barang, integrasi moda, analisis ULSA

ABSTRACT Ferry Terminal (ASP) Sibolga has a very important role for transportation services in facilitating the flow of goods and people between the island of to Nias Island, to serve passenger and freight transport. With the development of economy and tourism in Nias Island is estimated that transportation service needs from year to year is always increasing. The increase in these developments will have an impact on demand for goods, since almost all of the needs of goods including consumer goods on the island of Nias imported from the island of Sumatra. In addition, Sibolga’s increasing economic growth also makes the higher the goods and the results of plantation and agriculture in and out of Sibolga City. The projected model of goods growth to the Nias Islands shows the variables affecting the volume of goods to Nias is the population, while the projected growth model of goods from the Nias Islands shows the variables affecting the volume of goods from Nias are agricultural and livestock production. To anticipate these conditions, the land and crossing transport systems required operational harmonization. In order to realize the integration of effective and efficient freight services. The purpose of this study is to study the integration of modes for the transportation of goods in the port of Sibolga crossing, as a consideration in determining the policy of integration of modes for the transportation of goods in the Port of Sibolga Crossing by considering the condition of goods traffic movement and regional development. The data collected were obtained from field observation and secondary data covering traffic of freight movement, economic development and potential of region and population development and regional development plan. From the results of the analysis of ULSA (Advantages, Weaknesses, Opportunities and Threats) it can be concluded that the integration of land

Integrasi Moda di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga - Elviana Simbolon | 111 transportation modes and crossings at the Sibolga Ports (ASP) can provide optimal services by developing a) adequate parking space for transportation users crossing, b) structuring access in and out of ferry ports to facilitate the movement of goods vehicles in and around the harbor area, and c) development of goods transport nodes to support the smooth mobility of freight transport. Keywords: ferry port, freight transport, modal integration, ULSA analysis

PENDAHULUAN sebagai sebuah sistem pelayanan transportasi dapat Pelabuhan yang merupakan salah satu sub sistem mengubah nilai ekonomis barang yang dipindahkan. transportasi laut sebagai titik atau node dimana Manfaat ekonomis dari sistem transportasi dapat pergerakan barang dan atau penumpang dengan memperlancar proses produksi, distribusi serta menggunakan moda laut akan dimulai, diakhiri atau pertukaran sumber daya antar kawasan. transit. Selain itu pelabuhan berperan besar dalam Oleh karena itu penyediaan transportasi yang pencapaian sistem transportasi laut yang efektif dan terpadu dan terintegrasi yaitu interkoneksi antara efisien, untuk tercapainya sistem yang efektif dan moda, ukuran moda dan karakteristik permintaan jasa efisien sangat dipengaruhi oleh kinerja dan tingkat pelayanan akan menjadi sangat penting, jenis-jenis pelayanan pelabuhan laut yang menghubungkan moda angkutan harus ditata sedemikian rupa sehingga jaringan transportasi darat dan laut. Kinerja maksimal dapat saling mendukung satu dengan yang lainnya dari pelabuhan tersebut hanya dapat dicapai jika dalam memperlancar arus barang, penumpang, dan pelabuhan tersebut didukung oleh fasilitas yang jasa serta dalam menciptakan simpul-simpul tata memadai, sumber daya manusia yang profesional niaga. Demikian pula dengan ukuran moda angkutan dan sistem manajemen yang baik. harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan sehingga Berkaitan dengan peranan pelabuhan laut tersebut secara ekonomi menguntungkan dan juga mampu maka Pelabuhan Sibolga yang terletak di Kota Sibolga, untuk memperlancar angkutan penumpang barang Provinsi Sumatera Utara adalah merupakan salah dan jasa. satu pelabuhan laut yang berperan penting bagi lalu Keterpaduan jaringan prasarana moda-moda lintas transportasi laut untuk mobilitas penumpang, transportasi mendukung penyelengaraan transportasi barang dan jasa dari atau ke Kota Sibolga - Pulau antarmoda/multimoda dalam penyediaan pelayanan Nias, demikian pula untuk mobilisasi penumpang, angkutan yang berkesinambungan. Simpul transportasi barang dan hewan keluar Provinsi Sumatera Utara merupakan media alih muat sebagai konektivitas yang yang dilakukan secara terjadwal setiap hari. mempunyai peran sangat penting dalam mewujudkan Kota Sibolga sudah sejak lama dikenal sebagai keterpaduan dan kesinambungan pelayanan angkutan. pintu gerbang kegiatan ekspor dan impor berbagai Jaringan prasarana transportasi jalan terdiri komoditas. Sejak dijadikan daerah otonom tahun dari simpul, yang berwujud terminal penumpang 1956, Kota Sibolga mengandalkan Pelabuhan Laut dan terminal barang, dan ruang lalu lintas yang Sibolga dan potensi perairannya sebagai sumber berupa ruas jalan yang ditentukan hirarkinya kehidupan penduduk. Kegiatan utama pelabuhan ini menurut peranannya. Jaringan prasarana transportasi selain melayani angkutan barang juga menghubungkan penyeberangan terdiri dari simpul yang berwujud jalur ferry ke daerah-daerah luar Kota Sibolga seperti pelabuhan penyeberangan, dan ruang lalu lintas Pulau Nias (Gunung Sitoli dan Teluk Dalam). Dari yang berwujud alur penyeberangan. Jaringan tahun ke tahun, jumlah masyarakat yang melakukan pelayanan transportasi penyeberangan disebut lintas penyeberangan ataupun bongkar muat barang dari atau penyeberangan. ke Kota Sibolga terus meningkat dan terjadwal setiap Meriam-Webster Dictionary mendefinisikan hari. Pertumbuhan perekonomian Kota Sibolga yang transportasi antarmoda sebagai “Dengan atau semakin meningkat juga membuat semakin tingginya melibatkan transportasi dengan menggunakan lebih barang maupun hasil perkebunan dan pertanian masuk dari satu alat angkut dalam satu perjalanan”. Definisi ini ataupun keluar Kota Sibolga. mengandung karakteristik dasar dari intermodalisme Dengan melihat peranan penting Pelabuhan yakni banyak alat angkut dalam satu kali perjalanan. Penyeberangan Sibolga sebagai prasarana transportasi Meskipun isu mengenai jaringan transportasi dalam mendukung aktivitas transportasi antar antarmoda belakangan sudah menjadi perhatian wilayah maka dipandang perlu untuk melakukan utama para penentu kebijakan di pemerintahan dan suatu kajian yang memuat Kajian Integrasi Moda industri, namun pada dasarnya konsensus mengenai di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga. Keterpaduan definisi transportasi intermoda belumlah ada (Jones et antar moda khususnya dengan moda angkutan barang all 2003; Holcomb 1996). Lebih lanjut, (McKenzie,

112 | Jurnal Transportasi Multimoda | Volume 15/No. 02/Desember/2017 | 111 - 122 North,Smith dalam buku Intermodal Transportation 2. Koneksi. Pengaliran barang/penumpang diantara – The Whole Story mendeskripsikan “pengiriman minimal dua terminal/simpul. Efisiensi koneksi suatu barang dalam kontainer menggunakan lebih dari ini umumnya diperoleh dari economies of scale. satu moda” sebagai definisi yang paling populer dan 3. Perpindahaan/Interchange. Proses perpindahan paling diterima dalam transportasi intermoda modern. moda disuatu terminal. Fungsi utama dari United States Department of Transportation intermoda dilakukan diterminal/simpul yang (US-DOT) memberikan 3 konteks intemodalisme. berperan menyediakan kontinuitas pergerakan Konteks 1: “ ...kontainerisasi, pengangkutan/ dalam rantai transportasi. piggyback, atau teknologi lainnya yang dapat 4. Dekomposisi. Proses pemisahan/fragmentasi menyediakan pergerakan yang menerus/seamless barang/penumpang di terminal terdekat dari untuk barang dan orang dengan menggunakan lebih tujuan dan ditransfer ke dalam jaringan distribusi dari satu moda transportasi” lokal/regional. Konteks 2: “...penyediaan koneksi diantara Efisiensi pengangkutan barang bila diukur moda yang berbeda, misalnya antara jalan dengan dengan rasio antara biaya transport persatuan unit pelabuhan atau antara layanan bus pengumpan barang dengan jarak tempuh ternyata sangat bervariasi dengan transit rel”. sesuai dengan pemilihan moda. Pemilihan moda Konteks 3: “...cara pandang yang holistik transportasi dilakukan dengan mempertimbangkan terhadap transportasi dimana semua moda saling aspek - aspek ekonomis, keamanan, kenyamanan bekerjasama sesuai perannya masing-masing untuk dan ketepatan waktu. Karakteristik masing masing menyediakan pilihan layanan terbaik bagi pengguna, angkutan barang dipaparkan pada tabel 1. dan sebagai konsekuensinya kebijakan di setiap moda Perkembangan ekonomi wilayah sangat harus disesuaikan. Cara pandang ini dulunya dikenal ditentukan oleh bagaimana sistem distribusi barang sebagai transportasi yang berimbang/balanced, dan jasa di wilayah yang bersangkutan disediakan dan terintegrasi/integrated, atau komprehensif”. dioperasikan. Efisiensi distribusi akan menentukan Dari sejumlah definisi di atas dapat disimpulkan biaya produksi, tingkat harga dan daya saing suatu secara umum bahwa pengertian transportasi komoditi di pasar. Demikian pentingnya proses intermoda adalah pengiriman barang atau pergerakan distribusi ini, maka lazimnya usaha pengembangan penumpang yang melibatkan lebih dari satu moda ekonomi wilayah selalu dikaitkan dengan penyediaan transportasi ketika melakukan satu perjalanan yang prasarana transportasi sebagai media distribusi. menerus. Untuk itu, diperlukan sistem transportasi yang baik, Terdapat 4 definisi fungsi utama dalam artinya pengaturan berbagai moda transportasi serta transportasi intermoda (Rodrigue, et al), yakni: simpul-simpul transportasi harus direncanakan 1. Komposisi. Pengumpulan dan konsolidasi dengan baik. Angkutan barang sebagai sarana dalam barang/penumpang di suatu terminal/simpul pendistribusian barang dari dan ke suatu wilayah yang memungkinkan terjadinya interface harus diatur dengan seksama, artinya harus ada intermoda antara sistem distribusi lokal/regional pengelolaan yang baik terhadap arus distribusi keluar dan sistem distribusi nasional/internasional. masuk barang.

Tabel 1. Karakteristik Angkutan Barang Multimoda Karateristik Jalan Raya Laut Kelebihan Waktu pengangkutan dilakukan kapan Tidak mengganggu lalu lintas jalan, biaya saja (tidak terjadwal), pengiriman murah untuk jarak jauh, dapat barang diatur sehingga lebih cepat dan mengangkut barang dalam jumlah besar aman Kekurangan Mengganggu kelancaran lalu lintas, Waktu pengangkutan lebih lama, proses mempercepat kerusakan jalan bongkar muat barang lebih lama, perlu sistem pergudangan di pelabuhan Kapasitas Barang yang diangkut lebih sedikit dari Kapasitas angkut barang lebih bear kereta api dibanding moda lain Prasarana Topografi jalan lebih kompleks (naik, Perairan (laut) bebas dapat dilalui turun, bergelombang) sehingga berbagai kapal angkutan barang prasarana lebih fleksibel digunakan Jenis Sarana Truk 2 as, truk 3 as, pick up dan Konvensional: general cargo, bag cargo, hantaran, truk kontainer, truk unitized, curah kering, curah cair. gandengan semi trailer Petikemas: semi container, full container, kapal/perahu motor, tongkang Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, 2013

Integrasi Moda di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga - Elviana Simbolon | 113 Angkutan ferry di Indonesia memiliki peran yang melayani angkutan regional juga memiliki tingkat sangat strategis dalam pembangunan infrastruktur prioritas yang tinggi sebagai bagian dari sistem Negara Indonesia. Sebagai angkutan penumpang, pergerakan perangkutan wilayah. Dalam penyediaan ferry mampu mengangkut jumlah penumpang yang sarana dan prasarana diperlukan banyak pertimbangan cukup banyak, selain itu, peran ferry dalam angkutan agar menciptakan perangkutan wilayah efektif dan barang adalah kemampuannya untuk mengangkut efisien dalam hal daya hubung. Sehingga baik sebagai jumlah angkutan barang (tonase) dan kendaraan destinasi akhir perangkutan juga dapat memberikan yang cukup besar jumlahnya. Karakteristik pelayanan kemudahan pencapaian segala sisi wilayah. penyeberangan yang sepenuhnya berfungsi sebagai jembatan bergerak yang memindahkan penumpang HASIL DAN PEMBAHASAN dan kendaraan beserta muatannya yang hendak A. Integrasi Moda Angkutan Barang di melanjutkan perjalanan ke jaringan jalan atau jalan Pelabuhan Penyeberangan Sibolga rel diseberang perairan. Infrastruktur jalan akses menuju Pelabuhan Angkutan truk mempunyai beberapa keunggulan Penyeberangan (ASP) Sibolga yaitu Jl. KH. dari segi penggunaannya yaitu dapat melayani Ahmad Dahlan relatif memadai dimana perkerasan layanan door-to-door karena aksesibilitas dan berupa rigid pavement dengan badan jalan fleksibilitas yang tinggi, sertaintransit visibility yang 11 meter. Sedangkan jaringan lintas angkutan sangat baik. Inilah karakteristik dari angkutan truk barang di Kota Sibolga sampai saat ini belum ada yang menyebabkan moda ini banyak dipilih untuk penetapan lintasan oleh pemerintah daerah. Selain pengiriman barang-barang jadi. belum ada penetapan jaringan lintas angkutan barang, di Kota Sibolga juga belum memiliki METODE PENELITIAN simpul angkutan barang. Ketiadaan simpul Untuk melaksanakan penelitian ini, diperlukan angkutan barang menyebabkan banyak terjadi landasan pemikiran yang dibangun guna memberikan aktivitas angkutan barang diberbagai ruas jalan arah dan fokus kajian agar hasil kajian dapat di kota yang sangat berdampak terhadap kinerja menjawab permasalahan yang diangkat dalam kajian. jaringan jalan diwilayah ini. Kerangka pikir studi didasarkan pada konsep pola Kondisi jaringan jalan yang menjadi rute pikir tentang pentingnya keberadaan terminal barang eksisting angkutan barang dari dan menuju Kota pada suatu wilayah. Sibolga tidak semuanya mempunyai kinerja yang Perkembangan tata guna lahan termasuk bagus. Dengan kondisi topografi yang berbukit didalamnya perkembangan perekonomian wilayah rentan terhadap potensi longsor dan amblesnya akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan badan jalan. Selain itu, kondisi jalan yang rusak sarana dan prasarana transportasi, dimana juga disebabkan oleh overloading muatan serta ketersediaan prasarana transportasi tersebut akan sarana angkut yaitu truk banyak yang sudah memperlancar aksesibilitas antar wilayah. Biasanya tidak layak jalan, bahkan ada yang memodifikasi perkembangan wilayah lebih cepat dibandingkan kendaraan yang sudah tidak laik jalan tersebut dengan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi agar dapat mengangkut muatan yang lebih yang dikembangkan. Kondisi prasarana transportasi banyak (masyarakat Kota Sibolga menamakan merepresentasikan kinerja sektor tersebut dalam kendaraan ini dengan nama “Truk Monster”). melakukan tugasnya khususnya dalam aktivitas distribusi barang, dimana keterhubungan transportasi B. Identifikasi Karakteristik Pengoperasian yang saling terkait membentuk sebuah sistem Kapal di Lintas Penyeberangan Sibolga transportasi distribusi barang. Pengoperasian kapal penyeberangan dari Perkembangan aspek kewilayahan yang sangat Pelabuhan Penyeberangan (ASP) Sibolga pesat akan berdampak besar terhadap kinerja dengan tujuan Pelabuhan Gunung Sitoli sangat transportasi, yaitu kelancaran dan keselamatan dipengaruhi oleh dinamikan yang terjadi di Pulau transportasi. Kelancaran dan keselamatan transportasi Nias. Dengan kondisi infrastruktur sekarang dipengaruhi oleh optimal tidaknya fungsi infrastruktur ini di Pulau Nias yang relatif belum memadai transportasi. Fungsi infrastruktur dapat optimal berdampak terhadap operasional Pelabuhan apabila sistem transportasi tertata dengan baik. Salah Penyeberangan (ASP) Sibolga yaitu: satu bentuk penataan tersebut adalah integrasi antar 1. Operasi kapal feri dengan rute Sibolga - Gunung moda dalam konteks ini adalah integrasi antar moda Sitoli dengan jarak 85 mil dimulai sekitar transportasi barang. pukul 20.00 WIB yaitu kapal feri yang dimiliki Ketersediaan sarana dan prasarana angkutan oleh pihak ASDP, dan pukul 22.00 WIB yaitu barang yang memadai diperlukan selain untuk kapal feri yang dimiliki oleh PT. Wira Jaya

114 | Jurnal Transportasi Multimoda | Volume 15/No. 02/Desember/2017 | 111 - 122 Logitama (WJL). Proses kendaraan dari lokasi Pelabuhan Penyeberangan Sibolga, asal barang kendaraan parkir sampai masuk kedalam kapal yang menuju Sibolga sebagian besar berasal dari ferry memakan waktu 15 menit tiap kendaraan Kota Medan. angkutan barang. Jadwal keberangkatan kapal Arus barang yang menuju Kota Sibolga tidak feri yang relatif malam disebabkan agar kapal seluruhnya digunakan atau dikonsumsi untuk sampai di Gunung Sitoli pagi hari. Hal ini dengan memenuhi kebutuhan penduduk Kota Sibolga, pertimbangan bahwa truk yang membawa barang namun sebagian lagi dikirim ke Pulau Nias unuk dapat sampai ke tujuan akhir di beberapa wilayah kebutuhan penduduk disana. pedalaman Pulau Nias sebelum malam hari. Hal Pada saat ini rute atau jalur yang dilintasi oleh ini dikarenakan faktor infrastruktur jalan dan kendaraan angkutan barang dari dan ke Kota keamanan selama perjalanan. Sibolga adalah sebagai berikut : 2. Operasi kapal feri dengan rute Gunung Sitoli 1. Pergerakan dari/ke Medan dengan rute Jl. - Sibolga sama seperti pada rute Sibolga - Tarutung - Jl. D.I.Panjaitan - Jl. Siswomiharjo - Gunung Sitoli yaitu dimulai dari pukul 20.00 Jl. Sisingamangaraja - Jl. Horas - Jl. KH. Ahmad WIB untuk kapal feri yang dimiliki oleh pihak Dahlan; ASDP, dan pukul 22.00 WIB yaitu kapal feri 2. Pergerakan dari/ke Tapanuli Tengah dengan yang dimiliki oleh PT. Wira Jaya Logitama rute Jl. Oswal Siahaan (Sibolga - Baros) - Jl. H. (WJL). Kondisi operasi seperti ini disebabkan Zainul Arifin - Jl. S. Parman - Jl. R Suprapto - Jl. truk pengangkut hasil perkebunan yaitu karet KH.Ahmad Dahlan; tiba di Pelabuhan Gunung Sitoli pada sore 3. Pergerakan dari/ke Sidempuan dengan hari. Sehingga operasional ferry mengikuti rute Jl. Padang Sidempuan - Jl. Sisingamangaraja pola dari kedatangan truk tersebut. Demikian - Jl. Horas - Jl. KH. Ahmad Dahlan. juga dengan pola kedatangan penumpang angkutan penyeberangan. Karena waktu tempuh C. Proyeksi Potensi Muatan di Pelabuhan dari tempat tinggal sampai ke pelabuhan Penyeberangan (ASP) Sibolga penyeberangan juga lama, sehingga kedatangan Proyeksi potensi muatan di Pelabuhan calon penumpang ferry tersebut hampir sama Penyeberangan (ASP) Sibolga dengan dengan angkutan barang. mendasarkan pada kendaraan angkutan barang 3. Operasional penyeberangan ke Pulau Nias itu yang diangkut oleh kapal penyeberangan dari dilayani oleh milik PT ASDP Indonesia Ferry Sibolga. (Persero) setiap hari, yakni KMP Belanak dan KMP Asumsi yang digunakan untuk melakukan berkapasitas angkut 22 unit kendaraan campuran proyeksi potensi muatan di Pelabuhan dan 340 penumpang, dan KM Manumbing Raya Penyeberangan Sibolga adalah sebagai berikut: berkapasitas angkut 19 unit kendaraan campuran 1. Besaran muatan yang diangkut didasarkan pada dan 202 penumpang. Ditambah kapal dari tonase muat maksimum dari kendaraan truk; pengusaha swasta seperti milik PT Wira Jaya 2. Arus pergerakan penumpang dan kendaraan Logitma (WJL) Lines Sibolga. Sedangkan PT. dengan menggunakan data dari ASDP Cabang Wira Jaya Logitma (WJL) memberdayakan lima Sibolga dalam periode 2007-2012; unit kapal ferry untuk melayani pengangkutan 3. Proyeksi barang dari Kota Sibolga didasarkan barang dan penumpang. Kelimanya yakni Kapal pada permintaan di Pulau Nias yang tercermin Motor (KM) Glory, KM Prime, KM Viktory, dari jumlah penduduk dan PDRB; KM Jayanti dan KM Niaga 99. Dari kelima unit 4. Proyeksi barang dari Kepulauan Nias didasarkan kapal ferry tersebut hanya tiga unit tetap rutin pada hasil komoditi. beroperasi, sementara dua unit kapal lainnya Tabel 2 dan 3 menunjukkan beberapa data berjenis kapal landing tidak beroperasi secara yang digunakan untuk melakukan proyeksi rutin hanya pada beroperasi pada kondisi tertentu, perkembangan barang selama kurun waktu 10 misal jika kendaraan truk yang diangkut banyak. tahun mendatang. Barang yang diangkut di Pelabuhan Hasil pemodelan proyeksi barang dari dan ke Penyeberangan (ASP) Sibolga tujuan Gunung Pelabuhan Penyeberangan (ASP) adalah sebagai Sitoli atau Pulau Nias hampir seluruhnya berupa berikut. barang konsumsi yaitu barang-barang kebutuhan 1. Pemodelan barang ke Kepulauan Nias pokok. Sedangkan barang yang diangkut dari Dalam pemodelan ini, Kepulauan Nias ditinjau Pulau Nias berupa hasil pertanian dan perkebunan sebagai satu wilayah kesatuan yang meliputi seperti kelapa, kakao, karet. Berdasarkan hasil Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Barat, Nias wawancara dengan pengendara truk yang ada di Utara dan Gunung Sitoli. Hasil pemodelan

Integrasi Moda di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga - Elviana Simbolon | 115 Tabel 2. Arus Pergerakan Penumpang dan Kendaraan yang Diangkut Dari Sibolga Ke Nias Tahun Perjalanan Penumpang Kendaraan Roda 2 Kendaraan Roda 4 & 6 2007 636 108379 5382 11746 2008 716 153766 6503 12526 2009 717 152866 6822 11558 2010 651 169647 7745 8731 2011 616 178571 9976 10508 2012 524 156948 6680 6791 Sumber: ASDP Cabang Sibolga

Tabel 3. Komoditas Perkebunan yang Dihasilkan di Pulau Nias

Kabupaten Nias Nias Nias Gunung N i a s Sibolga Komoditas Selatan Utara Barat Sitoli Perkebunan Karet Luas (ha) 382 420 1322 1407 - 1144 Produksi ton) 2917 8800 8272 2596 - 2571 Kelapa Sawit Luas (ha) - 678 - - - - Produksi ton) - 36.36 - - - - Kopi Robusta Luas (ha) 193 - 186 112 - 114 Produksi ton) 45 - 40 40 - 46 Kopi Arabika Luas (ha) - - - 15 - - Produksi ton) - - - 7 - - Kelapa Luas (ha) 2525 15431 9749 2782 - 1218 Produksi ton) 3213 12776 13228 2145 - 902 Coklat Luas (ha) 1521 4653 6522 1259 - 289 Produksi ton) 821 2523 2712 532 - 145 Cengkeh Luas (ha) 516 303 325 90 - 92 Produksi ton) 101 52 75 26 - 28 Nilam Luas (ha) - 290 - 1 - - Produksi ton) - 55 - 1 - - Kemiri Luas (ha) - - - 1 - 36 Produksi ton) - - - 1 - 3 Aren Luas (ha) 8 - 69 3 - - Produksi ton) 3 - 34 1 - - Pinang Luas (ha) 202 639 225 110 - 26 Produksi ton) 52 156 72 21 - 4 Pala Luas (ha) - 60 25 - - 36 Produksi ton) - 15 5 - - 9 Sumber: BPS Nias, Sibolga ekonometrik melalui SPSS memberikan hasil 1% pertambahan penduduk akan menaikkan seperti terlihat pada tabel 4 dan 5. 4,983% volume barang ke wilayah Nias. Hasil pemodelan memperlihatkan variabel yang Meskipun demikian, harus diakui bahwa nilai berpengaruh terhadap volume barang ke Nias R2 yang dihasilkan cukup kecil, dengan tingkat adalah jumlah penduduk. Apabila dituliskan signifikansi kesalahan variabel yang cukup dalam bentuk persamaan, model angkutan tinggi. Hal ini berarti model yang disusun tidak barang ke Nias dapat dituliskan sebagai berikut: cukup baik untuk menggambarkan kondisi Y = e-58,706. X4,983 ; R2 = 0,181: yang sesungguhnya. Hal ini dapat disebabkan dengan: oleh sedikitnya jumlah data yang tersedia yang Y =volume angkutan barang ke Kepulauan Nias dapat diolah. Berdasarkan perkembangan jumlah (ton) penduduk Nias per tahun yang rerata tumbuh X = jumlah penduduk Kepulauan Nias (orang) 8,45%, dapat dihitung proyeksi volume barang Persamaan tersebut menunjukkan nilai elastisitas ke Nias dapat terlihat pada tabel 6. yang cukup tinggi dari variabel jumlah penduduk 2. Pemodelan Barang dari Kepulauan Nias terhadap volume barang yang diangkut ke Model angkutan barang dari Kepulauan Nias wilayah tersebut, yaitu setiap perubahan disusun dengan memperhatikan komoditas

116 | Jurnal Transportasi Multimoda | Volume 15/No. 02/Desember/2017 | 111 - 122 Tabel 4. Hasil Pemodelan Barang ke Kepulauan Nias Menggunakan SPSS (Model Summary) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .425o .181 -.229 .1699322 a. Predictors: (Constant),pdd_n_In

Tabel 5. Hasil Pemodelan Barang ke Kepulauan Nias Menggunakan SPSS (Coefficientsa) Coefficientsa Model Unstandardized Coeeficients Beta t B Std. Error 1 (Constant) -58.706 101.579 -578 .622 Pdd_n_In 4.983 7.496 .425 .665 .575 a. Dependent Variable: brg_n_In

Tabel 6. Hasil Proyeksi Barang Dari Sibolga Ke Kepulauan Nias Tahun Penduduk Kepulauan Nias Volume Barang ke Kepulauan Nias 2017 811.965 8.944 2018 820.239 9.407 2019 828.598 9.895 2020 837.041 10.408 2021 845.570 10.947 2022 854.187 11.514 2023 862.891 12.111 2024 871.684 12.738 2025 880.566 13.399 2026 889.539 14.093

Tabel 7. Hasil Pemodelan Barang dari Kepulauan Nias Menggunakan SPSS (Model Summary) Model Summary Model R R Square Adjusted Std.Error of the R Square Estimate 1 .963a .927 .781 .0717720 Predictors: (Constant), pet_n_In, pert_n_In

Tabel 8. Hasil Pemodelan Barang dari Kepulauan Nias Menggunakan SPSS (Coeeficients) Coefficientsa Model Unstandardized Coeeficients Standardized t Sig. Coeeficients 1 (Constant) -10.103 5.353 -1.887 .310 pert_n_In .748 .234 1.261 3.196 .193 pet_n_In .839 .246 1.344 3.407 .182 a. Dependent Variable: brg_s_In

utama yang ada di Kepulauan Nias, yaitu produk persamaan adalah sebagai berikut: -10,103 0,748 0,839 2 pertanian (padi, ubi jalar, kelapa) dan peternakan Y = e . X1 .X2 ; R = 0,927 terutama babi. Hasil pemodelan terlihat pada dengan: tabel 7 dan 8. Y = volume angkutan barang dari Kepulauan Hasil pemodelan memperlihatkan variabel Nias (ton) yang berpengaruh terhadap volume barang dari X1 = produksi pertanian (ton) Kepulauan Nias adalah produksi pertanian dan X2 = jumlah ternak babi (ekor) peternakan sebagai komoditas yang dikiirm ke Persamaan tersebut memiliki nilai R2 yang luar daerah. Apabila dituliskan dalam bentuk cukup tinggi, yang artinya variabel bebas

Integrasi Moda di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga - Elviana Simbolon | 117 Tabel 9. Hasil Proyeksi Barang dari Kepulauan Nias ke Sibolga Tahun Komoditas Pertanian Komoditas Peternakan Volume Barang dari Kepulauan Nias Kepulauan Nias Kepulauan Nias 2017 115.586 353.313 11.331 2018 104.426 427.386 12.321 2019 94.345 516.987 13.397 2020 85.236 625.374 14.568 2021 77.007 756.484 15.840 2022 69.572 915.082 17.224 2023 62.856 1.106.929 18.728 2024 56.787 1.338.998 20.364 2025 51.305 1.619.720 22.143 2026 46.351 1.959.295 24.077

mampu menerangkan sebagian besar perilaku Pelabuhan Penyeberangan Sibolga merupakan variabel tergantung. Meskipun demikian, tingkat pelabuhan penyeberangan yang paling dekat signifikansi kesalahan variabel bebas masih lokasinya di kawasan pantai barat Sumatera cukup tinggi, yaitu 19,3% dan 18,2%, yang dengan Pulau Nias (yang merupakan wilayah mencerminkan bahwa variabel tidak cukup dengan pengembangan wilayah yang cukup signifikan dalam mempengaruhi perubahan pesat). Secara umum perairan pelabuhan tenang perilaku variabel tergantung. karena terhindar dari gelombang dan serangan Berdasarkan perkembangan volume peternakan angin. Pelabuhan Penyeberangan Sibolga juga (babi) dan pertanian (padi, ubi jalar, kelapa) di memiliki alur pelayaran yang lebar dan dalam. Nias, yang masing-masing sebesar 20,97% dan Kelemahan yang dimiliki diantaranya fasilitas 8,45% per tahun, proyeksi volume barang dari operasional pelabuhan penyeberangan masih Kepulauan Nias dapat terlihat pada tabel 9. minim, terutama fasilitas parkir kendaraan kurang memadai. Selain itu, lahan pelabuhan D. Analisis Permasalahan Pengembangan sangat terbatas sehingga sulit untuk melakukan Pelabuhan Penyeberangan Sibolga pengembangan jangka panjang. Sulitnya 1. Analisis Permasalahan mempertahankan keutuhan daerah lingkungan Pada bagian ini akan ditinjau suatu analisa kerja yang ada karena berdekatan dengan terhadap prospek dan masalah yang dihadapi kawasan pusat kegiatan ekonomi masyarakat pelabuhan Penyeberangan Sibolga dalam upaya maupun pemukiman juga menjadi salah satu pengembangan dan peningkatan fungsinya kelemahan. sebagai pintu gerbang pantai Barat Propinsi b. Faktor Eksternal Sumatera Utara. Dalam hal ini akan digunakan Faktor Eksternal dibagi menjadi 2 yaitu metode analisa SWOT (Strength, Weakness, kesempatan (S) dan ancaman (A). Kesempatan Oppurtunity and Treatment), atau disebut diantaranya adanya dukungan dari Pemerintah dengan analisa ULSA (keunggulan, kelemahan, Daerah Kota Sibolga dan stakeholder terkait di kesempatan dan ancaman) wilayah hinterland Pelabuhan Penyeberangan Untuk lebih memudahkan pembahasan tentang Sibolga yang ingin memanfaatkan Pelabuhan analisa ULSA ini, maka perlu pembatasan antara Penyeberangan Sibolga. Selain itu juga memiliki faktor internal dan faktor eksternal. Faktor daerah hinterland yang potensial, baik dari internal yaitu keunggulan dan kelemahan yang hasil perikanan, kehutanan, pertambangan, melingkupi Pelabuhan Penyeberangan Sibolga perdagangan dan dunia usaha. Kebijakan dan Kota Sibolga sebagai pusat pengembangan Pemerintah Daerah Kota Sibolga dalam Wilayah Pembangunan Pantai Barat Sumatera mengembangkan Pelabuhan Penyeberangan Utara. Sedangkan faktor eksternal, yaitu Sibolga salah satunya dengan merencanakan kesempatan dan ancaman yang meliputi seluruh pengembangan terminal angkutan barang di daerah tingkat II lainnya yang berada di wilayah wilayah Sibolga. Perkembangan perekonomian Pembangunan Pantai Barat Sumatera Utara. di Pulau Nias yang cukup baik dengan a. Faktor Internal pengembangan sektor pariwisata di wilayah Faktor internal dibagi menjadi 2 yaitu keunggulan tersebut, akan meningkatkan pergerakan ke (U) dan kelemahan (L). Keunggulan diantaranya Pulau Nias.

118 | Jurnal Transportasi Multimoda | Volume 15/No. 02/Desember/2017 | 111 - 122 Ancaman yang dimiliki Pelabuhan Penyeberangan yang akhirnya mendukung Sibolga sebagai pusat Sibolga diantaranya adalah kondisi jalan raya industri kehutanan/perkayuan. yang menghubungkan hinterland dengan d. Rencana Pengembangan yang Mungkin Pelabuhan Penyeberangan Sibolga yang terbukit Ditempuh dan rawan longsor. Belum adanya sinkronisasi Kondisi geografis Kota Sibolga sangat antara rencana dengan pelaksanaan terkait mempengaruhi pengembangan wilayah. Hal dalam pengembangan Pelabuhan Penyeberangan ini menyebabkan pembangunan jalan yang Sibolga, salah satunya adalah kawasan disekitar relatif sempit, tikungan dan tanjakan yang Pelabuhan Penyeberangan Sibolga merupakan tajam sehingga hanya dapat dilalui kendaraan kawasan padat dengan aktifitas perekonomian dengan ukuran tertentu. Arahan investasi masyarakat sehingga berdampak terhadap daerah dimasa datang ditujukan pada wilayah yang kerja pelabuhan. Selain itu, lebar kota yaitu kurang berkembang ekonominya dengan jarak dari garis pantai ke pegunungan sangat memanfaatkan potensi yang ada. Untuk sempit hanya lebih kurang 500 meter sedangkan menunjang keberhasilan investasi tersebut perlu panjangnya adalah 8.520 km. Karena sempitnya didukung dengan pembangunan prasarana dan daratan yang tidak sebanding dengan jumlah sarana yang meliputi pengembangan fasilitas penduduk, sehingga banyak tepian pantai yang pelabuhan penyeberangan. Pembangunan dan dijadikan lahan pemukiman. peningkatan jalan dari sentra-sentra produksi c. Prospek dan Kendala yang Dihadapi ke lokasi industri dan Pelabuhan Penyeberangan Dari analisa ULSA diatas dapat terlihat suatu Sibolga perlu dilakukan untuk mendorong gambaran bahwa Pelabuhan Penyeberangan kelancaran aliran barang. Dalam rangka Sibolga sangat strategis untuk dikembangkan mewujudkan dan mengembangkan Pelabuhan guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan Penyeberangan Sibolga sebagai pintu gerbang pembangunan di Wilayah Pantai Barat Sumatera Pantai Barat Sumatera Utara, beberapa rencana Utara umumnya, yaitu di Kepulauan Nias yang pengembangan yang dapat ditempuh seperti gilirannya akan memberikan dampak positif pembukaan dan peningkatan jalan menuju dan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi wilayah perbatasan maupun menuju kanong di Kota Sibolga. Prospek tersebut secara lebih produksi potensial sekaligus pembebasan desa rinci dapat dipaparkan sebagai berikut: terpencil. Pembukaan dan peningkatan jalan Perkembangan perekonomian di Kepulauan Nias menuju daerah hinterland untuk meningkatkan yang cukup baik dengan laju perkembangan hubungan perdagangan dan aktivitas sosial/ PDRB berdasarkan harga konstan sebesar ekonomi, sehingga mendorong kemungkinan 23,51% dan PDRB berdasarkan harga berlaku terbukanya jalur perhubungan laut dengan sebesar 15,22% (sumber diolah dari Nias Pelabuhan Penyeberangan Sibolga yang letak dalam angka, Produk Domestik Regional Bruto geografisnya sama-sama berada di Pantai barat Kabupaten/Kota Di Indonesia, Tinjauan Regional Sumatera. Peningkatan jalan menuju Tapanuli berdasarkan PDRB Pulau Sumatera 2006- Utara baik melalui jalur -Pakkat maupun 2009, Tinjauan Regional berdasarkan PDRB jurusan Sibolga-Tarutung terus ditingkatkan kabupaten/kota 2008-2011 serta perkembangan sehingga mendorong pergerakan komoditas yang penduduk di Kepulauan Nias sebesar 1,02% akan memanfaatkan Pelabuhan Penyeberangan (diolah dari Nias dalam angka, Nias Utara dalam Sibolga. Kemungkinan pembukaan jalan angka, Nias Selatan dalam angka, Gunung Sitoli jurusan Huta Nabolan menuju batas Tapanuli dalam angka) yang merupakan peluang bagi Utara maupun pembukaan jalan sebagai perkembangan angkutan penyeberangan. alternatif lain yaitu jurusan Sibolga-Tarutung Prospek lainnya adalah adanya kebijakan melalui Poriaha-Rampa Kecamatan Sibolga Pemerintah yaitu menjadikan Sibolga sebagai sepanjang 8 km. Penataan kawasan disekitar pusat pengembangan/ pertumbuhan, memperluas Pelabuhan Penyeberangan Sibolga yang dapat wilayah pengaruh Sibolga, termasuk kesebagian meningkatkan kelancaran arus pergerakan dari Tapanuli Selatan dan membuka akses ke dan ke Pelabuhan Penyeberangan Sibolga. Sidikalang, menjadikan wilayah hinterland Terakhir, peningkatan fasilitas Pelabuhan sebagai penghasil komoditi hutan dan perkebunan Penyeberangan Sibolga untuk meningkatkan layanan, terutama fasilitas parkir kendaraan.

Integrasi Moda di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga - Elviana Simbolon | 119 Tabel 10. Strategi Penanganan Berdasarkan Kondisi Eksisting Di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga No. Tinjauan Permasalahan Usulan Strategi Penanganan 1. Prasarana Fasilitas parkir kendaraan pengangkut  Pengembangan fasilitas parkir dengan Penunjang barang kurang memadai, mengakibatkan memanfaatkan areal pergudangan atau Pelabuhan kendaraan pengangkut barang parkir di mengalih fungsikan pasar yang berada Penyeberangan bahu atau badan jalan. Kondisi ini disisi timur Pelabuhan Penyeberangan menyebabkan gangguan kemacetan dan (ASP) Sibolga kecelakan pada pengguna jalan lainnya.  Pengembangan simpul transportasi Selain itu dapat menyebabkan kerusakan barang (bisa berupa terminal angkutan perkerasan jalan. barang ataupun integrated logistic center) untuk mengurangi volume pergerakan barang yang masuk ke kawasan perkotaan.

2. Akses menuju Kendaraan angkutan barang banyak yang  Manajamen pergerakan angkutan barang pelabuhan melewati kawasan permukiman dengan yang menuju pelabuhan penyeberangan. penyeberangan kemampuan jalan yang bukan Alternatif rute atau jalur pergerakan diperuntukkan untuk dapat dilintasi angkutan barang adalah: kendaraan berat. Kondisi ini berpotensi • Jl. Jenderal Sudirman - Jl. terjadinya gangguan kemacetan dan Sisingamangaraja - Jl. Horas - Jl. KH. kecelakaan pada pengguna jalan lainnya, Ahmad Dahlan serta mempercepat kerusakan jalan. • Jl. Sisingamangaraja - Jl. R. Suprapto - Jl. Putri Runduk - Jl. Zainul Arifin  Penataan tata guna lahan sehingga tidak terjadi mix antara fungsi guna lahan yang berbeda.

3. Waktu Utilisasi pelabuhan penyeberangan  Melakukan koordinasi dengan operasional (ASP) Sibolga relatif rendah, disebabkan pemerintah daerah di Kepulauan Nias dalam satu hari kapal ferry berangkat dalam meningkatkan keamanan pada dari Sibolga hanya dalam kurun waktu saat kendaraan melintas dari Pelabuhan tertentu, yaitu jam 20.00 dan 22.00. Pagi Gunung Sitoli ke daerah tujuan. hari yaitu jam 06.00 sampai 08.00 hanya Karakteristik operasional ini dipicu menerima kedatangan ferry dari Gunung bahwa ada potensi gangguan keamanan Sitoli. pada saat pengguna jasa penyeberangan yang tiba di Pelabuhan Gunung Sitoli melakukan perjalanan ke daerah tujuan. Hal ini disebabkan apabila waktu operasi dari Sibolga pada pagi hari maka kedatangan ferry di Gunung Sitoli pada sore atau bahkan malam hari. Dengan kondisi infrastruktur di Kepulauan Nias yang belum semua baik, sehingga rawan terhadap keamanan.

E. Strategi Peningkatan Keterpaduan Moda KESIMPULAN Berdasarkan kondisi fasilitas yang ada pada Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan saat ini dan hasil proyeksi permintaan layanan dalam kegiatan studi ini serta hasil pemodelan penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan yang dilakukan, volume barang ke Kepulauan Nias (ASP) Sibolga, diperlukan beberapa variabel yang berpengaruh adalah jumlah penduduk, pengembangan agar layanan kepada pengguna dengan pertumbuhan rerata pertahun sebesar 1,02% jasa penyeberangan dapat dioptimal. merupakan potensi bagi pertumbuhan angkutan Terdapat beberapa rekomendasi untuk barang terutama barang-barang konsumsi, mengingat mengatasi permasalah kesenjangan antara moda di wilayah Kepulauan Nias semua kebutuhannya penyeberangan dan moda jalan, dengan demikian didatangkan dari luar wilayah ini. Sedangkan untuk mengatasai kesenjangan tersebut disusun variabel yang berpengaruh terhadap volume barang sebuah rekomendasi berdasarkan permasalahan dari Kepulauan Nias adalah produksi pertanian dan kondisi eksisting di lapangan dapat dilihat pada peternakan dengan pertumbuhan masing-masing tabel 10. sebesar 20,97% dan 8,45% per tahun. Sehingga

120 | Jurnal Transportasi Multimoda | Volume 15/No. 02/Desember/2017 | 111 - 122 fasilitas Pelabuhan Penyeberangan Sibolga perlu tingkat gangguan keamanan dan kenyamanan untuk dikembangkan terutama fasilitas yang terkait pengguna jalan lainnya. dengan pelayanan angkutan barang seperti fasilitas Utilisasi Pelabuhan Penyeberangan yang parkir kendaraan angkutan barang dan penanganan terkait waktu operasi pelabuhan perlu ditingkatkan. daerah operasi pelabuhan disisi darat berupa penataan Karakteristik pola perjalanan angkutan barang saat wilayah sekitar agar tidak mengganggu kelancaran ini disebabkan waktu tempuh dari lokasi asal barang sirkulasi kendaraan angkutan barang dari dan keluar yaitu Medan relatif lama. Diperlukan koordinasi pelabuhan penyeberangan. dengan stakeholder terkait guna mengoptimalkan Penyediaan fasilitas parkir untuk kendaraan layanan Pelabuhan Penyeberangan (ASP) Sibolga. angkutan barang di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga belum memadai. Pada saat ini apabila UCAPAN TERIMA KASIH fasilitas parkir yang ada digunakan semuanya untuk Penulis mengucapkan terima kasih kepada kendaraan barang hanya mampu menampung 19 Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi kendaraan. Berdasarkan data dari PT. WJL rata- Antarmoda atas kesempatan yang diberikan sehingga rata kendaraan barang pada bulan Juni tahun 2016 tulisan ini dapat diterbitkan. sebanyak 36 kendaraan. Diperlukan penambahan kapasitas parkir yang cukup signifikan untuk dapat DAFTAR PUSTAKA menampung kendaraan barang yang akan berangkat Abbas, Salim H.A. Manajemen Transportasi. Jakarta: dari Pelabuhan Penyeberangan (ASP) Sibolga ke PT. Raja Grafindo Persada, 1995. Kepulauan Nias. Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan. Strategi penanganan untuk mengatasi Studi Pengembangan Sarana dan Prasarana Transportasi Darat di Kawasan Timur Indonesia. permasalahan fasilitas parkir kendaraan angkutan Ringkasan Laporan Penelitian. Badan Penelitian dan barang adalah pengembangan fasilitas parkir Pengembangan Perhubungan. 2013. dengan memanfaatkan areal pergudangan atau BPS Kota Sibolga. Kota Sibolga Dalam Angka 2014. mengalih fungsikan pasar yang berada disisi timur Sibolga: BPS Kota Sibolga, 2014. Pelabuhan Penyeberangan (ASP) Sibolga. Sedangkan Hany, Dinariyana. “Simulasi Sistem Transportasi Kapal pengembangan simpul transportasi barang (bisa Ferry Studi Kasus Pelabuhan Penyeberangan berupa terminal angkutan barang ataupun integrated Ketapang Gilimanuk”. Paper, Jurusan Teknik Sistem logistic center) untuk mengurangi volume pergerakan Perkapalan FTK - ITS, 2009. barang yang masuk ke kawasan perkotaan. Jennings B., and Holcomb M.C. “Beyond Containerization: Akses kendaraan barang menuju Pelabuhan The Broader Concept of Intermodalism.” Transportation Journal (1996): 5-13. Penyeberangan Sibolga belum ditetapkan rutenya, Jones, W.B, et al. Developing a Standard Definition meskipun pada saat ini sebagian angkutan barang of Intermodal Transportation. Departement of tersebut melewati ruas jalan yang sesuai dengan Transportation, University Transportation Centers fungsi dan kelasnya. Usulan rute pergerakan Program, Mississippi State University, 2003. kendaraan barang yang direkomendasikan didasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2001 pada fungsi dan kelas jalan tersebut. Rute angkutan tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan. barang yang diusulkan dinataranya Jl. Jenderal Jakarta: Kementerian Perhubungan RI, 2001. Sudirman - Jl. Sisingamangaraja - Jl. Horas - Jl. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 tentang KH. Ahmad Dahlan dan Jl. Sisingamangaraja - Jl. R. Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan. 2004. Suprapto - Jl. Putri Runduk - Jl. Zainul Arifin. Departemen Perhubungan. Jakarta: Kementerian Perhubungan RI, 2004. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 73 Tahun SARAN 2004 tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, dapat Danau. Jakarta: Kementerian Perhubungan RI, 2004. diambil beberapa rekomendasi dalam rangka tindak Mandaku, Hanok. “Studi Pengembangan Sistem lanjut dalam pengembangan keterpaduan antar moda Transportasi Penyeberangan Pulau Seram-Ambon.” angkutan penyeberangan dengan angkutan barang Jurnal Arika Vol. 06, No.1 (2012): 9-18. yaitu perlu adanya kajian yang mendalam terhadap McKenzie, D.R., North, M.C., Smith, D.S. Intermodal daya dukung atau kapasitas optimum dari Pelabuhan Transportation – The Whole Story. United States: Penyeberangan (ASP) Sibolga dalam melayani Simmons-Boardman Publishing Corporation, 1989. penyeberangan ke wilayah Kepulauan Nias dan Meriam-Webster Dictionary. “Definition of Intermodal”. Diakses pada 2017. http://www.m-w.com/cgi-bin/ pelabuhan penyeberangan lainnya seperti Singkil. dictionary. Saran berikutnya yaitu melakukan penataan Morlok, Edward. Pengantar Teknik Perencanaan angkutan barang salah satunya dengan menetapkan Transportasi. Jakarta: Erlangga, 1995. rute angkutan barang, sehingga dapat menekan

Integrasi Moda di Pelabuhan Penyeberangan Sibolga - Elviana Simbolon | 121 Peraturan Menteri Perhubungan, PM 81, 2011. Standar PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). Laporan Tahunan Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah (Annual Report) 2013. Laporan Tahunan. PT. ASDP Provinsi Dan Daerah Kabupaten / Kota. Jakarta: Indonesia Ferry (Persero), 2013. Kementerian Perhubungan, 2011. Rodrigue, Jean Paul, et al. The Geography of Transport Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Systems. London and New York: Routledge, 2017. Nomor PM 26 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Angkutan Penyeberangan. Jakarta: Kementerian R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Perhubungan, 2012.

122 | Jurnal Transportasi Multimoda | Volume 15/No. 02/Desember/2017 | 111 - 122