Vol. XI No.1 Th. 2012

DUNIA PEREMPUAN DALAM KARYA SASTRA PEREMPUAN (Kajian Feminisme)

Yenni Hayati

Fakultas Bahasa, Seni, dan Sastra Universitas Negeri Padang

Abstract This article describes the world of and images of women depicted in women fiction writer, particularly in short story literature. In depicting women’s world, an Indonesian writer tends to focus on their domestic than public life. This is because domestic life is considered safer for women, and women are considered best settled in the domestic life. There are six images closely associated with women; a mother, a loyal woman, a successful woman, a second woman, an ideal woman, and a bad woman. Mother image is the most found, 14 of 15 fictions examined in this research. The description of domestic life associates with mother image, because the two are closely related with the life of Indonesian women. Key words: women’s world, women’s image, women’s literature

Pendahuluan kanon sastra tradisional maupun pandangan Berhadapan dengan sebuah karya fiksi, tentang manusia dalam karya sastra pada pada dasarnya kita dihadapkan pada sebuah umumnya mencerminkan ketimpangan. Salah dunia, dunia rekaan, sebuah dunia yang sudah satu kegiatan kritik feminis adalah dilengkapi dengan penghuni dan permasalahan- mengungkapkan teks-teks karya perempuan nya. Dunia yang ditemui dalam karya fiksi bisa yang terlupakan dan tersisihkan dengan maksud dunia apa saja, seperti dunia binatang, politik, menilai ulang teks-teks itu sehingga tercipta apa ilmu pengetahuan, pendidikan bahkan dunia yang disebut gynocritism, yaitu suatu kegiatan kehidupan perempuan. kritik feminis yang memusatkan perhatian pada Dunia perempuan yang terdapat dalam tulisan-tulisan yang berfokus pada perempuan karya sastra diciptakan baik oleh pengarang (misalnya; representasi perempuan yang laki-laki maupun pengarang perempuan. berbeda dan lebih positif terhadap perempuan Sayangnya pada awal perkembangan karya yang tidak menikah, pengaruh penulis sastra Indonesia hanya karya pengarang laki- perempuan terhadap penulis perempuan laki yang diperhitungkan, sedangkan karya lainnya, penggambaran hubungan antar perempuan dianggap hanya sebagai karya perempuan atau komunitas perempuan dalam populer yang tidak layak diperhitungkan. teks-teks yang selama ini dianggap sepele Berkaitan dengan permasalahan tersebut karena pemilihan topiknya tidak sesuai dengan di atas para kritikus feminis berusaha untuk selera maskulin) untuk menyusun kanon sastra mengkaji karya-karya pengarang perempuan perempuan. Kegiatan yang juga sangat penting dengan tujuan agar karya pengarang perempuan dilakukan kritik feminis adalah menjelajahi pun layak dibaca, dikaji dan selanjutnya konkstruksi budaya gender dan identitas dalam diadakan penelitian terhadapnya. Dalam karya sastra. membedah karya sastra menurut kajian Pada awal perkembangan sastra feminisme ada kritik sastra yang berkaitan Indonesia, para pengarang yang dikenal dan dengannya yaitu “kritik sastra feminis”. dikaji karyanya sebagian besar adalah Menurut Djajanegara (2000:17-18), kritik sastra pengarang laki-laki, padahal pengarang feminis berawal dari kenyataan bahwa baik perempuan sudah ada sejak awal perkembangan

85 Dunia Perempuan dalam Karya ... sastra. Sebagai contoh, Hamidah dengan perempuan yang digambarkan oleh pengarang karyanya yang berjudul Kehilangan Mestika, laki-laki pun merupakan pencitraan laki-laki Selasih dengan karyanya Kalau tak Untung, dan terhadap perempuan, seperti tokoh Siti Nurbaya Suwarsih Djojopuspito dengan cerpen-cerpen- yang diciptakan Marah Rusli dalam novelnya nya yang sebagian besasr berbahasa Belanda. Siti Nurbaya, tokoh Tuti yang diciptakan Sutan Kemudian dekade 1950-an, NH Dini takdir Alisjahbana dalam novelnya Layar menyemarakkan sastra Indonesia dengan karya- Terkembang, dan tokoh Srintil yang diciptakan karyanya yang sangat bermutu dan bernilai oleh Ahmad Thohari dalam trilogi Ronggeng bagus. Prihatmi (1977: 5) malah menempatkan Dukuh Paruk-nya. NH Dini sebagai peringkat pertama menurut Hal lain yang membuat kumpulan cerpen kedudukan nilai literer karya-karyanya. ini menarik dikaji adalah, karena adanya asumsi Kemudian pada tahun 1998 pembaca karya yang menyatakan bahwa hanya perempuan sastra Indonesia dikejutkan oleh kehadiran yang bisa menghayati selera khalayak sastrawan perempuan yang dianggap sebagai perempuan. Kumpulan cerpen ini memuat pengarang yang berbeda gaya dari pengarang berbagai suara perempuan yang berbicara lainnya, dia adalah Ayu Utami dengan novelnya melalui karya sastra, mengungkapkan masalah- yang berjudul Saman. masalah perempuan dan mencoba memutuskan Menurut Rampan (1992:23) hingga awal mengenai berbagai hal, serta kumpulan cerpen 1990 tercatat + 40 penulis perempuan Indonesia ini menggambarkan dunia perempuan baik yang baik sebagai penulis prosa fiksi, puisi, maupun tersirat maupun yang tersurat yang berasal dari drama. Dalam tulisannya yang lain Rampan berbagai waktu dan tempat. Sehubungan (1991) mencatat ada 22 perempuan yang dengan itu kumpulan cerpen ini sangat pantas menulis cerpen yang dianggap sudah memiliki dikaji dengan kerangka kritik feminis. nilai sastra yang cukup menggembirakan. Hal nyata yang dilakukan oleh kritik Tulisan ini merupakan hasil dari sastra feminis adalah salah satunya dengan penelitian yang mengkaji karya-karya sastra mengumpulkan antologi cerpen yang kesemua pengarang perempuan khususnya cerpen. pengarangya adalah perempuan (Kartika: 2003; Cerpen-cerpen yang dikaji dalam penelitian 130). Kumpulan cerpen Dunia Perempuan diambil dari kumpulan cerpen Dunia merupakan contoh nyata dari hal tersebut. Maka Perempuan. Kumpulan cerpen Dunia makin lengkaplah alasan pengambilan Perempuan ini adalah kumpulan cerpen yang kumpulan cerpen ini sebagai objek penelitian memuat 55 buah cerpen yang dikarang oleh 55 kerangka kritik sastra feminis. orang pengarang perempuan. Cerpen-cerpen Dari 55 buah cerpen yang terdapat dalam yang dimuat dalam kumpulan tersebut adalah kumpulan ini, dengan berbagai alasan dipilih 15 cerpen-cerpen yang terbit pada tahun 1941 cerpen yang dianggap sebagai cerpen-cerpen sampai pada tahun 2000. Cerpen-cerpen yang paling representatif yaitu; (1)”Kalau tersebut dikarang oleh para pengarang Timur Masih Memanggil” karya saadah Alim perempuan yang berasal dari latar belakang (1941), (2) “Kesepian” karya Suwarsih kehidupan yang berbeda, seperti latar belakang Djojopuspito (1957), (3) “Dua Kerinduan” sosial budaya, ekonomi maupun pendidikan. karya Salsiah Tjahjaningsih (1963), (4) Meskipun mereka mempunyai latar belakang “” karya Totilawati Tjitrawarsita (1976), yang berbeda, mereka memiliki satu persamaan (5)”Meja Gambar” Karya Titis Basino (1976), yaitu sama-sama mengungkapkan dunian (6)”Lereng Pegunungan” karya NH Dini perempuan. (1982), (7)”Hati-hati terhadap Orang Asing” Kumpulan cerpen ini menarik dikaji karya Th. Sri Rahayu Prihatmi (1988), (8)”Tiga mengingat selama ini tidak banyak kajian yang Wanita” karya Yati Setiawan (1989), (9)” Istri memfokuskan objek kajian pada pengarang Model Baru” karya Rayni N Massardi (1992), perempuan dan juga pada cerpen. Selama ini (10)”Bintang Jatuh” karya Lili Munir C (1993), kajian sastra lebih banyak terfokus pada (11)”Perempuan” karya Fitri Asdtuti Lestari pengarang laki-laki dan karya sastra novel. (1996), (12) “Peristiwa Semalam” karya Sirikit Pengarang laki-laki tersebut bertutur juga Syah (1993), (13)”Dunia Ibu” karya Ratna tentang perempuan, tetapi pandangan dunia Indraswari Ibrahim (1994), (14)” Pernikahan yang mereka ungkapkan adalah pandangan Kisah Perempuan Nadin” karya Mona sylvia dunia mereka sebagai laki-laki. Citra (1996), dan (15)”Pemahat Abad” karya Oka 86 Vol. XI No.1 Th. 2012

Rusmini (2000). mempertimbangkan hubungan timbal balik Berdasarkan pemikiran yang telah antara keseluruhan karya dengan bagian- diuraikan tersebut di atas, artikel ini bertujuan bagiannya. Metode ini dilakukan dengan cara untuk menguraikan dan menerangkan dunia (1) mengindentifikasi unsur-unsur cerpen (2) perempuan yang digambarkan oleh pengarang mengklasifikasikan unsur-unsur tersebut perempuan dalam karya sastra khususnya berdasarkan fokus kajian yaitu latar dan cerpen. Di samping itu juga menggambarkan penokohan, (3) memberikan analisis tentang pencitraan yang diberikan oleh pengarang cara pengarang perempuan menggambarkan perempuan terhadap tokoh-tokoh perempuan dunia perempuan dalam karya sastra, (4) dalam karya sastra mereka. memberikan analisis tentang pencitraan Artikel yang disusun berdasarkan hasil pengarang perempuan terhadap tokoh penelitian ini diharapkan dapat memberikan perempuan dalam karya sastra, dan selanjutnya mamfaat yang berkaitan langsung dengan (5) memberikan kesimpulan terhadap hasil pengembangan bidang kajian sastra khususnya penelitian. Data penelitian ini disajikan dalam kritik sastra feminis. Penelitian ini juga bentuk diskriptif. diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti- peneliti selanjutnya yang akan mengkaji Hasil dan Pembahasan feminisme khususnya dalam karya sastra. Dunia Perempuan dalam Karya Sastra Dunia perempuan yang dibicarakan di Metode Penelitian sini menyangkut dua hal pokok, pertama dunia Penelitian yang dijadikan dasar penulisan perempuan sebagai dunia yang digeluti artikel ini adalah termasuk jenis content perempuan atau tempat perempuan melakukan analysis dengan metode kualitatif. Penelitian ini aktivitas (baik di dunia nyata maupun dalam melalui tiga tahap penelitian yaitu tahap karya sastra), dan kedua Dunia Perempuan pengumpulan data, penganalisisan data dan sebagai judul kumpulan cerpen yang memuat penyajian data. cerpen-cerpen yang menjadi objek kajian Data dikumpulkan dengan menggunakan penelitian ini. Pada bagian ini pembicaraan metode perpustakaan dengan cara lebih difokuskan pada hal yang pertama. menggunakan teknik analisis dokumen untuk Dalam melukiskan dunia yang digeluti memilih data yang akan dijadikan objek perempuan, pengarang perempuan penelitian. Teknik analisis dokumen dilakukan menggambarkannya melalui latar cerita. Latar dengan cara membaca semua dokumen yang atau setting yang disebut juga sebagai landas berkaitan dengan data penelitian baik data tumpu menyaran pada tempat, hubungan waktu, primer yaitu kumpulan cerpen Dunia dan lingkungan sosial tempat terjadinya Perempuan maupun data skunder yang berupa peristiwa-peristiwa yang diceritakan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek (Nurgiyantoro, 1995:216). Latar mempunyai penelitian. Teknik ini dilakukan untuk tiga unsur pokok yaitu, tempat, waktu, dan mengidentifikasi data. Data yang sudah sosial. Latar dunia dalam karya sastra diidentifikasi, diklasifikasikan . Klasifikasi pengarang perempuan merujuk kepada dilakukan dengan memilih cerpen-cerpen yang penggambaran situasi tempat dan situasi sosial akan diteliti (judul-judul cerpen tersebut sudah yang ada di sekitar tokoh perempuan tersebut. dibicarakan pada bagian pendahuluan). Latar dunia perempuan tersebut tidak selalu Kemudian data tersebut dikaji berdasarkan teori memperlihatkan waktu terjadinya peristiwa. dan pendekatan yang relevan. Di samping penggambaran latar tempat Setelah data dikumpulkan maka dan sosial, di dalam penggambaran dunia dilakukan penganalisisan data. Dalam perempuan ditemukan latar yang berfungsi menganalisis data digunakan metode sebagai atmosfer dan latar yang berfungsi hermeneutika. Menurut metode hermeneutika, sebagai metafor. Istilah atmosfer mengingatkan karya dipahami dengan cara pada lapisan udara tempat kehidupan menginterpretasikan unsur-unsur yang berlangsung. Ia berupa diskripsi kondisi latar membangunnya, khususnya bagian-bagian yang yang mampu menciptakan suasana tertentu, memiliki relevansi kontekstual dengan misalnya suasana ceria, romantis, sedih, dan feminisme dalam karya sastra. Proses marah. Latar ini tidak secara langsung interpretasi dilakukan dengan menggambarkakn situasi yang ingin 87 Dunia Perempuan dalam Karya ... disampaikan, namun pembaca dapat ordinasi oleh kekuasan laki-laki sehingga menangkap ‘sesuatu’ itu. Latar yang berfungsi perempuan tidak bisa melakukan segala apa sebagai metafor adalah latar yang yang diinginkan. menggambarkan perbandingan yang mungkin Dari 15 cerpen yang dijadikan objek berupa sifat keadaan, suasana, ataupun sesuatu penelitian, 14 cerpen menggambarkan dunia yang lain yang berhubungan dengan domestik yang digeluti perempuan dan hanya penggambaran latar dunia perempuan secara satu cerpen yang sepenuhnya menggambarkan tidak langsung (Nurgiyantoro, 1995: 241-243). dunia publik. Contoh penggambaran dunia Di bawah ini akan dijelaskan tentang cara domestik terlihat dalam cerpen “Dunia Ibu” pengarang perempuan menggambarkan dunia seperti kutipan berikut ini. perempuan melalui pelukisan latar dalam karya Pagi di rumah ibu. Dari kamar sastra. tercium bau masakan ibu, aroma nasi Latar dunia perempuan yang sangat goreng! Kemudian ibu muncul dari dapur dominan yang ditemukan dalam karya sastra membawa perlengkapan untuk sarapan adalah latar dunia domestik, latar campuran mereka. (domestik dan publik), dan latar dunia publik). … Latar dunia domestik lengkap dengan Dilihatnya ibu masuk ke dapur, ke permasalahannya merupakan latar dunia yang luar lagi membawa poci untuk kopi. sangat digemari pengarang perempuan dari dulu … (sejak dekade 1920-an) sampai sekarang Ibu masuk dapur lagi, kali ini beliau (dekade 2000-an). Hal tersebut mungkin meraik bumbu. Yah kehidupan ibu berjalan disebabkan karena dunia domestik ini adalah dengan rutinitas, cuma seputar rumah, dunia yang paling dekat dan paling dipahami hampir tanpa variasi.(DP: 273) oleh pengarang perempuan tersebut. Akan Kutipan tersebut memperlihatkan bahwa tetapi pada dekade 1980-an, beberapa dunia ibu (yang juga menjadi judul cerpen ini) pengarang perempuan sudah mulai menggarap adalah dunia domestik. Terlihat dari situasi ‘dunia lain’ sebagai latar cerita mereka. ‘Dunia tempat yang digambarkan oleh pengarang lain’ tersebut adalah dunia yang digeluti seperti dapur dan rumah. Di samping perempuan di samping dunia domestik, yaitu digambarkan secara jelas, penggambaran dunia dunia yang bersinggungan dengan hal-hal yang domestik juga melalu penggambaran latar berapa di luar lingkungan rumah tangga seperti sebagai metafor terlihat dari aktivitas tokoh dunia kerja, sosial masyarakat, hubungan perempuan yang digambarkan yaitu, memasak, dengan rekan sejawat, dan juga hubungan menyiapkan sarapan, dan meracik bumbu. dengan atasan maupun bawahan. Dua dunia ini Semua itu adalah kegiatan perempuan dalam merupakan dunai yang berbeda, tetapi keduanya rumah tangga. saling berhubungan dan hampir setiap Perempuan harus selalu di rumah perempuan menggeluti keduanya sekaligus. bergelut dengan dunia dometik yangs sejak Sebagai latar dunia yang paling dominan lama dilakoni oleh pengarang perempuan. Hal yang digambarkan oleh pengarang perempuan, tersebut bisa kita temukan sejak masa latar dunia domestik menggambarkan bahwa prasejarah. Pada masa ketika gada pemukul perempuan adalah ‘makhluk rumahan’ yaitu yang terbuat dari kayu yang berat masih dipakai makhluk yang selalu berada di rumah, dan binatang liar masih diburu di hutan mengerjakan pekerjaan yang berhubungan belantara, kelemahan perempuan menunjukkan dengan rumah seperti menyapu, memasak, kelemahan yang mencolok: seandainya alat mencuci, mengasuh anak, dan melayani suami. tersebut membutuhkan kekuatan yang sedikit di Pekerjaan tersebut seringkali dikategorikan atas perempuan, hal ini cukup membuat ‘pekerjaan gratis’. perempuan tidak berdaya dan akhirnya Dinamakan pekerjaan gratis karena mengambil keputusan dengan terpaksa untuk pekerjaan ini dianggap kurang bernilai atau tinggal dirumah saja (De Beauvoir, 2003:75). tidak bernilai secara finansial (Arivia, 2003;12). Kecendrungan pengarang perempuan Dalam masyarakat, pembagian tugas rumah menggambarkan dunia domestik sebagai dunia masih dibebankan sebagian besar kepada perempuan bukan berarti pengarang tersebut perempuan. Hal tersebut mmperlihatkan bahwa setuju dengan ungkapan bahwa dunia rumah perempuan adalah makhluk yang tersub- tangga adalah dunia yang aman dan dunia yang 88 Vol. XI No.1 Th. 2012

paling cocok untuk perempuan. Beberapa dari tangga. pengarang tersebut berusaha menggambarkan Ada akibat yang harus ditanggung oleh ‘dunia lain’, yang juga mampu digeluti oleh perempuan apabila dia berada di dua dunia perempuan, yaitu dunia publik. secara bersamaan. Tidak seperti laki-laki yang Ketika perempuan terjun ke dunia publik, bebas bekerja di luar rumah tanpa harus perempuan tidak akan pernah mampu bertanggung jawab pada kebersihan rumah dan meninggalkan dunia domestiknya, sehingga pengasuhan anak-anak, perempuan harus tetap timbul problema baru dalam kehidupan melakukan kewajibannya terhadap rumah perempuan. Di samping dia harus bertangung tangga meskipun pekerjaan di luar rumah juga jawab akan keberlangsungan rumah-tangganya, menuntut perhatian. perempuan juga dituntut keprofesionalannya di Berat sekali beban yang ditanggung tempat mereka bekerja. Posisi ini menjebak perempuan apabila dia menggeluti dua dunia perempuan dalam peran ganda yang tidak tersebut. Walaupun berat, masyarakat cendrung berkesudahan yang tentu saja tidak dialami oleh tidak menghargai pekerjaan perempuan. laki-laki. Peran ganda ini (campuran dunia Pekerjaan perempuan dalam rumah tangga domestik dan dunia publik) juga banyak hanya setara dengan pekerjaan buruh. Seperti digambarkan oleh pengarang perempuan. yang dikemukakan oleh Aristoteles dalam Dari 15 cerpen yang menjadi objek Arivia (2003:7) yang mengatakan bahwa penelitian delapan cerpen menggambarkan dua perempuan adalah makhluk inferior yang dunia yang digeluti oleh perempuan. Cerpen- tersubordinasi di bawah laki-laki, dan oleh cerpen tersebut adalah, “Meja Gambar”, karena itu dia haruslah melakukan sesuatu yang “Lereng Pegunungan”, “Hati-hati terhadap menyenangkan laki-laki. Salah satu cara Orang Asing”, “Tiga wanita”, “Istri Model menyenangkan laki yaitu dengan mengasuh Baru”, “Bintang Jatuh”, “Perempuan”, dan anak dengan baik, dan memenej rumah tangga “Dunia Ibu”. Sebagai contoh terlihat dalam dengan baik. Hal tersebut berarti bahwa kutipan berikut ini. perempuan harus memenuhi serangkaian peran Aku harus berbuat sesuatu bila yang oleh Mosse dalam Mayling (2003:37) dapurku ingin berasap. disebut sebagai ”tiga serangkai peran Mulut yang kecil-kecil perlu susu, perempuan” yaitu reproduksi, kerja ekonomi kue, vitamin dan otak mereka yang produktif (bekerja di luar rumah dan berkembang ingin permainan dan bacaan. menghasilkan uang), dan manajemen komunitas Aku harus memberikan semuanya itu. (rumah tangga). Aku mulai bekerja di kantor swasta. Contoh lain dari kesuksesan perempuan (DP, “Meja gambar”: 75) dalam menggeluti dua dunia secara bersamaan Cerpen yang dibuat pada tahun 1976 ini ini juga terlihat dalam cerpen “Perempuan” menggambarkan dua dunia yang digeluti karya Fitri astuti Lestari. Dalam cerpen ini Fitri perempuan. Dalam cerpen ini pengarang sudah menggambarkan bahwa dengan tekad yang kuat berani mengungkapkan bahwa perempuan pun perempuan juga bisa menduduki jabatan yang mampu bekerja di luar rumah dan dia juga sebelumnya hanya diperuntukkan bagi laki-laki mampu menghidupi rumah tangga. Hal tersebut yaitu jabatan di dunia politik. Kesuksesan itu bisa jadi disebabkn oleh imbas dari pergerakan terlihat dalam kutipan berikut ini. feminisme yang pada dekade ini (1970-an) …Sesungguhnya dia bernama Alam sudah berhasil membawa perubahan sosial di Ratna Mutu Manikam. Seorang politisi dunia di belahan barat, di mana isu-isu perempuan terkemuka di antara sekian perempuan tampil ke permukaan, seperti politisi yang lebih didominasi laki-laki. tuntutan perempuan terhadap hak-haknya Seorang seniwati dan ketua organisasi (Arivia, 2003:16). perempuan uang memperjuangkan hak- Cerpen ini dibuat oleh seorang hak kaum perempuan. (DP, perempuan yang bekerja sebagai pramugari. “Perempuan”:577) Kehidupan sosial yang dialaminya Dalam cerpen tersebut secara tidak mempengaruhi proses kreatifnya dalam langsung pengarang mengatakan bahwa berkarya. Melalui cerpen ini pengarang perempuan akan sukses di dunia publik apabila mencoba membuka pemikiran pembaca dia mampu mendobrak aturan-aturan yang perempuan juga bisa berkarya di luar rumah sudah dikonstuksi masyarakat dan budaya dan 89 Dunia Perempuan dalam Karya ... juga apabila dia mampu menolak fallosentrisme sedikitpun penggambaran dunia domestik yang yaitu suatu kecendrungan untuk memakai terlihat dalam cerpen ini. persfektif laki-laki untuk memandang dan Cerpen “Peristiwa Semalam” dikarang mendefenisikan sesuatu, dan menganggap oleh Sirikit Syah yang merupakan seorang pengalaman perempuan adalah sebagai sesuatu jurnalis lulusan Ilmu Jurnalistik Pertelevisian yang sepele. Cerpen “Perempuan” tersebut juga Universitas Syracuse, New York, Amerika mengemukakan kritikan kepada laki-laki yang Serikat. Pekerjaannya tersebut mempengaruhi hanya menjadikan perempuan sebagai objek ide kreatifnya dalam membuat cerpen. Hal itu seksual, seperti yang terlihat dalam kutipan terlihat dalam cerpennya “Peristiwa berikut. Semalam”ini. Mereka laki-laki itu, akan menjadi Cerpen ini menceritakan tentang tampak bodoh, udik dan tidak punya sopan kehidupan seorang perempuan yang bekerja santun. Bayangkan, mereka bersuit, sebagai wartawan teve yang sangat peduli berteriak, berdecak-decak, mengeluarkan terhadap nasib rekan kerjanya (laki-laki) yang kata-kata jorok dan busuk. Seolah-olah dipecat dari pekerjaannya karena salah mereka akan melumat tubuh perempuan membaca berita. Penggambaran dunia publik yang ada di hadapannya. yang digeluti oleh tokoh sangat jelas hampir di …Setiap laki-laki selalu mengincar setiap bagian cerita.Terlihat dalam kutipan tubuh perempuan, untuk dipandang, berikut. disentuhj, didekap, dan dinikmati. 00.45 (DP:574) Memasuki ruang redaksi, tak kulihat Perempuan dijadikan objek seks sebatang hidungpun. Kutanggalkan baju sebenarnya bukan di negara Indonesia saja. Di luarku, kusampirkan di kursi kerja. (DP, seluruh dunia perempuan selalu dijadikan :Peristiwa Semalam”:390) sebagai alat pemuas nafsu laki-laki. Di Rusia Seiring dengan perjalanan waktu, contohnya, kaum perempuan soviet diminta pemikiran masyarakatpun ikut berkembang. memperhatikan seksama pakaian mereka, Masyarakat tidak lagi menganggap tabu mempergunakan alat kecantikan, bersikap genit perempuan yang bekerja di luar rumah dan demi menarik perhatian para suami mereka, dan pekerjaan mereka pun sudah tidak lagi menghembuskan kobaran nafsu laki-laki, dia disamakan dengan pekerjaan buruh. Pekerjaan merupakan partner seksual, seorang reproduser, perempuan sudah dihargai sama dengan dan sosok objek erotik (De Beuvoir, 2003:85). pekerjaan laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan Kritikan pengarang terlihat dari kata-kata karena pergerakan perempuan di belahan dunia ‘bodoh’, ‘udik’, ‘tidak punya sopan santun’, batar sudah berkembang di Indonesia. Pada yang merupakan cercaan terhadap kebiasaan dekade 1990-an perempuan-perempuan jelek laki-laki yang menjadikan perempuan Indonesia sudah banyak yang beraktivitas di sebagi objek seks. dunia publik , dan juga sudah banyak mendapat Secara keseluruhan cerpen “Perempuan” pendidikan tinggi. ini memuat harapan pengarang agar perempuan Dalam menggeluti dunia publik (dunia mampu tegar dan mampu menolak keinginan yang lebih banyak dihuni oleh laki-laki) ini, laki-laki yang merugikan dirinya, dan perempuan tidak harus menjadi laki-laki. perempuan juga harus mau beraktivitas di dunia Meskipun selama ini perempuan menuntut publik tidak hanya mengungkung diri di dunia kesetaraan dengan laki-laki, tetapi harus tetap domestik. Mungkin akan ada pandangan negatif dengan identitasnya sebagai perempuan. dari masyarakat sekitar, tetapi perempuan harus Dengan demikian apa yang ditakutkan oleh bergerak maju dan sukses. Lucy Irrigaray-- seorang feminisme dari Kalau cerpen-cerpen sebelumnya Amerika-- tidak perlu terjadi. Dalam bukunya memperlihatkan kehidupan perempuan dalam yanng berjudul Aku, Kamu, Kita Belajar dunia domestik, campuran dunia domestik dan Berbeda (2005;100) dia mengatakan bahwa dia publik, cerpen “Peristiwa Semalam” ini tidak dapat membayangkan bagaimana merupakan satu-satunya cerpen di antara 15 perempuan berlaku seperti laki-laki di tempat cerpen yang menjadi objek penelitian ini yang kerjanya. Tentu saja ia dapat menjadi banci, menggambarkan dunia publik yang digeluti tidak bercinta lagi, tidak mengurus rumah perempuan secara keseluruhan. Tidak ada tangga lagi, tidak beranak lagi, mengubah 90 Vol. XI No.1 Th. 2012

suara, dan seterusnya. “ibu” itu sendiri. Istilah “ibu” adalah istilah Dari penjelasan di atas dapat dilihat sosial; sebagai nama—umi, mande, emak, bahwa pengarang perempuan Indonesia lebih embok, meme, ama, mama,--adalah frasa, kata cendrung menggambarkan dunia domestik dunia untuk ibu; nama itu milik bahasa, sebuah perempuan dalam cerpen-cerpen mereka. Hal kontruksi manusia. Pengalaman hampir seriap itu disebabkan oleh tradisi dan budaya yang manusia yang terikat dengan sosok ibu sudah mengkonstruksikan perempuan untuk ditegakkan di seluruh dunia oleh ideologi- lebih baik bekerja di rumah dari pada di luar ideologi mengenai peran perempuan sebagai rumah. ibu, bahkan di dukung oleh ajaran agama. Ajaran Katolik memiliki Perawan Maria Citra Perempuan dalam Cerpen-cerpen karya sebagai panutan, ibu yang mengorbankan Perempuan dirinya. Di India ‘keibuan’ dimuliakan dan Citra perempuan yang dimaksudkan di anak laki-laki memandang ibunya sebagai dewi. sini adalah gambaran atau kesan mental atau Bagi sebagian perempuan ortodoks Yunani dan gambaran visual yang ditimbulkan oleh sebuah Rusia, menjadi ibu adalah penebusan dosa kata, frase atau kallimat yang merupakan unsur karena lahir sebagai perempuan. dasar yang khas dalam karya prosa. Citra Selanjutnya, karena mennjadi ibu perempuan juga berarti konsepsi mengenai dipandang sebagi sesuatu yang alami bagi perempuan yang digambarkan secara visual perempuan maka tidak menjadi ibu dengan menggunakan sarana bahasa yang didefenisikan sebagai suatu penyimpangan. digunakan oleh pengarang perempuan. Bisa Perempuan yang terpaksa tidak memiliki anak juga dikatakan semua wujud gambaran mental dilihat dan melihat dirinya sebagai orang yang spritual dan tingkah laku keseharian perempuan terkutuk. Perempuan tersebut akan berusaha yang menunjukkan “wajah” dan ciri khas sekuat tenaga agar bisa mendapatkan anak perempuan. termasuk mengangkat anak seperti yang Dalam mengkaji 15 cerpen dengan terdapat dalam cerpen “Dua Kerinduan” kerangka kritik feminis ditemukan citra-citra karangan Salsiah Tjahjaningsih. perempuan sebagai berikut. Dari banyaknya jumlah cerpen yang menggambarkan citra ibu, menunjukkan bahwa Citra Ibu pengarang perempuan di Indonesia masih Citra ibu atau penggambaran perempuan menginginkan perempuan menyadari kodratnya sebagai ibu ditemukan dalam 12 cerpen, berarti sebagai seorang ibu, meskipun mereka juga 80% dari semua data menggambarkan menuntut kesetaraan dengan laki-laki. Dengan perempuan sebagai ibu, Salah satu contoh demikian dapat disimpulkan bahwa pengarang terlihat dalam kutipan berikut. perempuan tersebut menganut faham feminisme Dan perempuan setengah tua itu moderat, yaitu feminisme yang mempunyai menunduk saja, lalu mengangkat matanya ideologi yang tidak menentang perkawinan dan lagi, menatap anaknya dengan dalam. tidak menganjurkan perempuan untuk melajang Seluruh hatinya, seluruh kasihnya seumur hidup. Ideologi ini menjunjung tinggi memancar-mancar dari sinar matanya. kodrat perempuan yang memungkinkan (DP, “Dua Kerinduan” :63) perempuan untuk melahirkan dan merawat Citra ibu yang digambarkan oleh anak. Feminisme moderat mendukung pengarang perempuan dipengaruhi oleh perempuan untuk melakukan tugas-tugas alami. pemikiran bahwa secara akal sehat menjadi ibu Di samping itu feminisme moderat juga itu pastilah ‘alami’. Seorang perempuan yang menganjurkan agar perempuan bisa hidup menjadi ibu haruslah memiliki organ-organ mandiri, baik secara intelektual maupun secara yang melekat secara permanen di tubuhnya ekonomis karena kesanggupan ini akan seperti rahim, ovarium, payudara, sehingga membuat perempuan memiliki kedudukan perempuan tersebut bisa hamil, melahirkan dan sejajar dan akan melepaskan ketergantungan menyusui. Organ-organ biologis tersebut tidak dirinya pada laki-laki. dipunyai oleh laki-laki, maka laki-laki tidak akan pernah menjadi ibu. Citra Citra Perempuan yang Lain Kalau menjadi ibu adalah suatu hal yang Di samping menggambarkan perempuan alami, tidak demikian halnya dengan istilah sebagai ibu, cerpen-cerpen perempuan tersebut 91 Dunia Perempuan dalam Karya ... juga menggambarkan citra-citra lain di tetapi secara implisit, tersembunyi di balik antaranya; perempuan sebagai perempuan setia. cerita yang disampaikan. Citra perempuan setia ini terdapat dalam empat Di samping citra-citra perempuan yang cerpen yaitu;”Kalau Timur Masih memanggil”, bersifat “positif” seperti yang sudah dijelaskan “Kesepian”, “Meja gambar”, dan “Bintang di atas, ada juga pengarang perempuan yang Jatuh”. menggambarkan citra negatif perempuan. Citra Penggambaran citra perempuan setia ini negatif yang dimaksud di sini adalah dilatarbelakangi oleh posisi perempuan yang penggambaran sifat-sifat jelek yang dimiliki tersubordinasi dalam masyarakat. Dalam perempuan. Sesungguhnya sifat-sifat tersebut kehidupan masyarakat, kalau ada perempuan dimiliki oleh semua perempuan, namun ada yang tidak setia, atau menghianati perkawinan, perempuan yang mampu mengontrol sifatnya perempuan tersebut akan dikecam, dimaki, sehingga tidak mendominasi kepribadiaannya, seakan tiada maaf bagi perempuan. Akan tetapi dan ada juga perempuan yang tidak mampu apabila laki-laki yang melakukannya, maka mengontrol sifat jelek tersebut sehingga sifat- masyarakat akan memaklumi seakan perbuatan sifat tersebut menonjol ke luar dan menjadi ciri tersebut boleh dilakukan oleh laki-laki, tidak khas mereka. Citra negatif perempuan yang oleh perempuan. digambarkan oleh pengarang perempuan Citra perempuan sukses, citra perempuan tersebut adalah di antaranya, emosional, suka kedua, citra perempuan ideal juga digambarkan pamer, pegunjing, tidak pernah puas dengan apa dalam cerpen perempuan. Citra perempuan yang sudah dimiliki, dan materialistik. Citra ini sukses terdapat dalam enam buah cerpen. terdapat dalam tiga cerpen yaitu; “Tiga wanita”, Perempuan yang sukses adalah perempuan yang “Istri Model baru”, dan “Pemahat Abad”. mampu menjalankan peran gandanya, atau mampu menjalankan tiga serangkai peran Simpulan perempuan (sudah dibicarakan pada bagian Berdasarkan hasil penelitian tersebut di terdahulu). atas, dapat diambil berapa kesimpulan seperti Citra perempuan kedua merupakan berikut ini. penggambaran perempuan yang mengacaukan Pertama, di dalam menggambarkan kebahagiaan atau yang menyebabkan konflik dunia perempuan dalam karya sastra, pengarang bagi perempuan lain. Perempuan kedua ini perempuan cendrung menggambarkan dunia digambarkan hadir dalam kehidupan suami- domestik perempuan. Hal itu terlihat pada 14 suami bagi perempuan yang menjadi tokoh cerpen dari 15 cerpen yang diteliti. Kemudian dalam cerpen. Penggambaran citra perempuan penggambaran peran ganda perempuan yang kedua ini terdapat dalam tiga cerpen yaitu; membuat perempuan hidup dalam dua dunia “Kalau Timur Masih Memanggil”, “Kesepian”, sekaligus yaitu dunia domestik dan dunia dan “Bintang Jatuh”. publik yang terlihat dalam delapan cerpen. Dalam menggambarkan citra ini Penggambaran perempuan sepenuhnya di dunia pengarang tidak menghakimi perempuan kedua. publik terlihat dalam satu cerpen. Pengarang, melalui ceritanya menganggap Kecendrungan penggambaran dunia domestik kehadiran perempuan kedua adalah diakibatkan memperlihatkan bahwa pengarang masih oleh kesalahan suami (laki-laki), karena mereka dipengaruhi pola pikir masyarakat yang tidak mampu menahan nafsunya. Pengarang mengganggp bahwa perempuan memang lebih tidak menyalahkan perempuan, baik perempuan baik di rumah. sebagi istri, maupun perempuan yang menjadi Kedua, pengarang perempuan juga perempuan kedua. memberikan gambaran secara kebahasaan Citra perempuan ideal terdapat dalam tentang perempuan yang dinamakan citra sembilan cerpen. Perempuan ideal menurut perempuan. Ditemukan ada enam citra penggambaran pengarang perempuan tersebut perempuan yaitu, citra ibu yang terdapat dalam adalah perempuan yang mempunyai segala hal 13 cerpen, citra perempuan setia yang terdapat yang bisa dibanggakan, seperti tubuh bagus, dalam 4 cerpen, citra perempuan sukses yang wajah cantik, intelektual bagus, mempunyai terdapat dalam 7 cerpen, citra perempuan kedua keluarga bahagia, dan sukses bekerja di luar dalam 4 cerpen, citra perempuan ideal dalam 9 rumah. Penggambaran perempuan ideal dalam cerpen , dan citra negatif perempuan dalam 3 cerpen-cerpen tersebut tidak secara eksplisit, cerpen. Penggambaran citra ibu yang dominan 92 Vol. XI No.1 Th. 2012

memperlihatkan bahwa pengarang perempuan Penataran Metodologi Peningkatan di Indonesia menganut faham feminisme Peranan Wanita, , Cisarua, 25-30 moderat. September 2005. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Daftar Rujukan Fiksi. : Gajah Mada Arivia, Gadis. 2003. Filsafat Berperspektif University Press. Feminis. Jakarta: Yayasan Jurnal Prihatmi, Sri Rahayu Th. 1977. Pengarang- Perempuan. pengarang Wanita Indonesia. Jakarta: De Beuvoir, Simon. 1989. Second Sex, Fakta , Pustaka Jaya. dan Mitos. : Pustaka Promothea. Rampan, Korrie Layun. 1991. Apresiasi Cerita Djajanegara, Soenarjati. 2003. Kritik Sastra Pendek I Wanita Cerpenis Indonesia. Feminis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Flores: Nusa Indah. Gramedia Pustaka Utama. ______.1992. “Beberapa Irrigaray, Lucy. 2005. Aku, Kamu, Kita Belajar Wanita Cerpenis Indonesia” dalam Berbeda. Jakarta:Gramedia. Wanita Budaya Sastra. IB. Putra Yadnya Kartika, Sofia. 2003. “Kritik sastra Feminis: dkk.ed. Denpasar: Kanaka. Sebuah Jalam Menuju Kesetaraan ______.2002. Kumpulan Gender Melalui Dunia Sastra”. Jurnal Cerpen Dunia Perempuan. Yogyakarta: Perempuan. No.38. Hal.129. Bentang Budaya. Mayling, Oey-Gardiner. 1995. “Jender dalam Pasar Kerja”. Makalah disajikan pada

Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk tesis pasca sarjana (S2) tahun 2006.

93