Pemberontakan Rakyat Sasak Terhadap Kerajaan Bali Di Lombok Tahun 1891-1894
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PEMBERONTAKAN RAKYAT SASAK TERHADAP KERAJAAN BALI DI LOMBOK TAHUN 1891-1894 Oleh: Mohammad Tanwir NIM : 100022018535 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1428 HI 2001 M PEMBERONTAKAN RAKYAT SASAK TERHADAP KERAJAAN BALI DI LOMBOK TAHUN 1891-1894 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sh·ata Satu (Sl) Oleh: Mohammad Tanwir NIM: 100022018535 Jurusan Sejarah dan Peradaban IsXan1 Fakultas Adah dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1426 H/2006 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH Skripsi yang berjudul Pcmbcrontakan Rakyat Sasak Terhadap Kcra,jaan Bali di Lombok Tahun 1891-1894, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Senin 12 Maret 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar smjana program strata (SI) pada Jurusai1 Sejarah dm1 Peradaban Islam. Jakarta, 13 Maret 2007 Sidang Munaqasyah Ketua Sekretaris Dr. H. Abdul Chair Uscp Abdul Matin, S.Ag., MA., MA NIP.150 216 746 NIP.150 288 304 Penguji Dr. H. Abdul Chair NIP. 150 216 746 KATA PENGANTAR Segenap potensi rasa, fikir dan gerakku bersimpuh di haribaan Allah SWT, seraya berucap syukur kepada-Nya. Dia telah mewahyukan teks knrmiyah dan tanziliynh untuk seluruh alam, sehingga pena sejarah telah mengabadikan hibriditas interpretasi untuk menggali al-hikmah, makna yang tersimpan di dalamnya. Rangkaian shalawat dan salam terhatur ke panutan Nabi Muhammad saw. Serpihan teks semiolisnya terus mengalir, menembus kontekstualitas zaman. Sehingga, seluruh lokus geo-intelektual mengakuinya sebagai the grent individual di pagelaran sejarah. Penulis persembahkan, seutuhnya jiwa raga ini, kepada kedua orang tua penulis (ayahanda Amaq Harni dan bundaku, Mar'ah), di Lombok yang tak pernah lelah, tanpa bat~s, senantiasa mengemanasikan cinta dan kasih sayangnya di tengah keresahan ekspresi hidup yang digandrungi putera mereka ini. Kebanggaan pun penulis haturkan kepada saudara/i tercinta: Kak Harni, Kak Mahidin, Kak Tiwi, Kak Manshur, Kak Danian, dan Ahmad Yani (jadilah insan lebih bijaksana dari kakak). Juga semua ini penulis persembahkan kepada Khairuddin dan Ahmad Zakky Riyan (bentuk masa depan kalian sendiri). Kehadiran semua jiwa ini, senantiasa menjadi energi pembakar semangat bagi penulis, dan makna keberadaannya adalah jawaban atas masa depan yang semakin multi-konteks. Ucapan terima kasih pun penulis sampaikan kepada: 1. Dr. H. Abdul Chair, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam (Drs. H.M. Ma'ruf Misbah, MA dan Usep Abdul Matin, S.Ag, MA) yang selalu memberikan ruang bagi penulis meskipun selalu merasa "terganggu" karena keteledoran penulis dalam menyelesaikan akhir kuliah ini. 3. Dr. Uka Tjandrasasmita, yang tidak hanya menjadi dosen pembimbing dalam skripsi ini, tetapi perkenalan dan perbincangan singkat dengan beliau telah membuai penulis ke horizon intelektual unlimited. 4. Drs. H. M. Ma'ruf Misbah, MA, sebagai dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah memotivasi penulis untuk secepatnya meninggalkan kampus. 5. Ketua Perpustakaan Daerah dan Museum Daerah NTB, yang telah mernberikan ruang seluas-luasnya kepada penulis untuk rnelakukan penelitian kepustakaan skripsi ini. 6. Salam ta'dzim kepada dosen-dosenku, di kampus multi pemikiran-UIN Syahid Jakarta, beliau semua telah memberikan pembelajaran cara berfikir yang bijaksana pada penulis. 7. Salam ta'dzim untuk guru-guruku, di Ponpes Uswatun Hasanah Cempaka Putih, Batukliang, Lombok Tengah. Beliau semua adalah yang menjadi panutan dalam setiap cielik langkah penulis, meskipun kadang harus berbeda arah. 8. Kawan-kawan Ikatan Mahasiswa Sasak (IMSAK) Jakarta, SPI 'millenium' 2000, serta kawan-kawan seperjuangan (basis Ciputat) yang tidak mungkin ditulis namanya satu persatu. Bergumul dengan kalian menjadi catatan sejarah tersendiri untuk penulis, ideologi dan keyakinan kita yang berbeda tidak menjadikan tembok besar untuk menyuarakan rintihan orang-orang yang tertindas di burni Indonesia ini. Masih tertanarn kuat dalam ingatanku, apa yang dikhutbahkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib: "Diam terhadap penindasan adalah lebih tidak berrnoral dari penindasan ilu sendiri. Janganlah engkau menjadi budak untuk siapapun, karena Tuhan telah rnenciptakan engkau sebagai manusia rnerdeka!". Ciputat, November 2006 Penulis DAFTARISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFI'AR ISI ........................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Pembatasan Masalah ................................................................ 9 C. Metode Penelitian ............................... :..................................... 10 D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 12 E. Sistematika Penulisan .............................................................. 13 BAB II KEKUASAAN KERAJAAN BALI DI LOl\1BOK (1838-1894) ............................................................................................................ 16 A. Masuk dan Berkembangnya Kekuasaan Kerajaan Bali ...... 16 B. Rakyat Sasak Dibawah Kekuasaan Raja-raja Bali: ............... 28 1. Kondisi Ekonomi ................................................................ 28 2. Kond isi Poli tik .................................................................... 32 3. Kondisi Sosial ..................................................................... 40 BAB III PEMBERONTAKAN RAKYAT SASAK TERHADAP KEKUASAAN KERAJAAN BALI TAHUN 1891-1894 ........... 44 A. Latar Belakang Meletusnya Pemberontakan ........................ 44 B. Tokoh Utama Penggerak Pemberontakan ............................ 79 BAB IV KONDISI RAKYAT SASAK PASCA-PEl\1BERONTAKAN ............................................................................................................ 84 A. Dalam Bidang Ekonomi ................ :......................................... 84 B. Dalam Bidang Politik ............................................................... 87 C. Dalam Bidang Sosial ................................................................ 92 BABV PENUTUP ........................................................................................ 96 A. Penutup ...................................................................................... 96 B. Saran-saran ................................................................................ 98 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 100 LAMPIRAN BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lombok, secara geografis merupakan salah satu pulau yang berada dalam wilayah Pemerintahan Daerah Propinsi Niwa Tenggara Barat (NTB). Propinsi ini terletak di sebelah timur pulau Bali, dan bagian timur berbatasan dengan Plores (NTT), di selatan Samudra Hindia dan di utara laut Plores. Di wilayah propinsi ini, pulau Lombok merupakan pulau terbesar setelah pulau Sumbawa, dengan jumlah penduduk sekitar 2.609.826 jiwa. Sekitar Iebih dari dua pertiga dari jumlah jiwa pulau Sumbawa (3.821.794 jiwa), berdasarkan sensus tahun 20001. Sasak adalah penduduk asli yang merupakan kelompok etnik mayoritas, suku ini meliputi Iebih dari 90% dari keseluruhan penduduk Lombok. Kelompok-kelompok etnik Iain seperti Bali, Sumbawa, Jawa, Arab, dan Cina adalah para pendatang. Masing-masing suku bertempat tinggal, berbahasa, dan beragama berdasarkan kelompok masing-masing. Suku Sasak, sebagai etnik mayoritas berada di seluruh belahan wilayah Lombok dan beragama Islam. Orang Bali Iebih banyak menempati 1 Pemerintah Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat," Profil Daemil Propi11si Nusa Te11ggara Bara/", Depdikbud, Mata;·am, 2000. 2 wilayah Lombok Barat dan sebagiannya Lombok Tengah, mayoritas dari mereka memeluk agama Hindu. Bali merupakan kelompok etnik terbesar setelah penduduk asli (orang Sasak), yang meliputi 3 % dari keseluruhan penduduk Lombok. Mereka pada umumnya telah memiliki tanah sendiri, kepemilikan ini bermula ketika orang Bali menganeksasi Lombok pada abad 17.2 Orang-orang Bali yang datang ke Lombok ini adalah keturunan dari Kerajaan Karangasem, yang kemudian sebagai penguasa di Lombok Orang-orang Jawa, banyak memilih tempat tinggal di Lombok Tengah, bahkan sampai ada yang dikenal dengan Kampong ]awa (pemukiman orang Jawa3) di Praya (Praye) Lombok Tengah. Sedangkan orang-orang Arab4 lebih banyak menempati wilayah Ampenan Lombok Barat dan dikenal dengan Kampong Arab Ampenan. Mayoritas dari mereka menganut Islam sebagai agamanya. Begitupun dengan orang-orang Sumbawa, adalah penganut Islam dan banyak berdomisili di Lombok Timur. Orang Cina, mayoritas adalah pedagang yang tinggal di pusat-pusat pasar 2 Capt. R. P. Suyono,"Peperangan Kcrnjaan Di Nusantara: Penelusuran Kepustakaan Sejarah", PT. Grasindo, Jakarta, 2003. 3 Belum bisa dipastikan secara final, kapan orang Jawa mulai menetap di Lombok. Dilihat dari sumber yang ada sekitar 1334 M, kerajaan-kerjaan kecil (Pematan, Lombok, Perigi, Selampang, dan Pejanggik) ditaklukkan oleh kerajaan Majapahit. Dan sekitar permulaan abad XVI putra Sunan Prapen yang membawa sejumlah pengiring dan ulama ulan1a dari Jawa, datang