MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru Di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru Di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan) MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru Di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S. Ag) Disusun Oleh: Muhammad Furqan Haqqy NIM: 11150321000026 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Furqan Haqqy NIM : 11150321000026 Fakultas : Ushuluddin Jurusan/Prodi : Studi Agama-Agama Alamat Rumah : Jl. Pancoran Timur II D No. 29, RT:012/002, Pancoran, Jakarta Selatan Telp/HP : 082298399178 Judul Skripsi : MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru Di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan) Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam Skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. Maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. ii MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru Di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S. Ag) Oleh: Muhammad Furqan Haqqy NIM: 11150321000026 Pembimbing: Siti Nadroh, M.Ag NUPN 9920112687 PRODI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H / 2021 M iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH Skripsi berjudul “MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) Program Strata Satu (S-1) pada Program Studi Studi Agama-Agama. Jakarta, 12 Juli 2021 Sidang Munaqasyah Ketua Sidang, Sekretaris Sidang, Syaiful Azmi, MA Lisfa Sentosa Aisyah, MA NIP.19710310 199703 1 005 NIP. 19750506 200501 2 003 Anggota, Penguji I, Penguji II, Dr. Hamid Nasuki, MA Drs. Moh. Nuh HS, M.Ag NIP.19630908199001 1 001 NIP. 19610312 198903 1 002 Pembimbing Siti Nadroh, M.Ag NUPN. 9920112687 iv ABSTRAK Muhammad Furqan Haqqy Judul Skripsi: MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru Di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan). Skripsi ini bermula pada banyaknya stereotype khalayak umum terhadap Agama Hindu dengan ciri khasnya akan Dewa-dewa yang berbentuk patung/arca sebagai identitas keagamaan. Kemudian, dari identitas simbolik tersebut, tentunya ada makna religi yang tersirat, baik secara keagamaan maupun ritual. Skripsi ini berupaya untuk menjelaskan simbol-simbol dewa Wisnu dalam Agama Hindu di Pura Parahyangan Jagat Guru di Nusa Loka BSD. Penelitian yang penulis lakukan adalah adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif. Penelitian dilakukan di Pura Parahyangan Jagat Guru, di Nusa Loka BSD, Sektor 14-6, Rw. Mekar Jaya, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, provinsi Banten. Penelitian lapangan dimulai sejak tanggal 10 Februari 2020. Penulis menggunakan pendekatan antropologi agama. Pendekatan ini digunakan dalam upaya memahami kebudayaan-kebudayaan produk manusia yang berkaitan dan berhubungan dengan agama. Adapaun teori yang penulis gunakan dalam membaca simbol-simbol adalah teori symbol dari Clifford Geertz. Geertz menekankan upaya untuk menemukan makna yang memandang penting simbol dari sekedar eksplanasi, dan pentingnya signifikansi konteks sosial sebagai unsur penting dalam memahami makna simbol. Dengan menggunakan teori Geertz, peneulis berusaha mengetahui bagaimana proses pemujaan serta pemaknaan dewa Wisnu, sekaligus mengidentifikasi hubungan ritual yang sifatnya rohani melalui media fisik pada simbol-simbol substantif dari Dewa Wisnu. Hasil dari penelitian ini, penulis mendapatkan bahwa sebuah simbol mempunyai sebuah makna. Simbol tersebut dapat juga berbentuk arca, agar dapat dengan mudah digunakan untuk kegiatan peribadatan persembahyangan. Arca yang mana sebagai simbol juga berfungsi sebagai pusat, titik fokus, atau perantara dalam berkomunikasi dengan Tuhan. Dengan begitu umat Hindu akan merasa sangat dekat dengan Sang Pencipta. Simbol-simbol itu dikatakan suci karena telah melalui proses pensakralan atau dinamakan dengan prayascita (upacara Malaspas). Melalui simbol-simbol tersebut manusia dapat membangkitkan imajinasi mereka dengan mengekspresikan diri, termasuk di dalam mengekspresikan aspek kehidupan beragama menggunakan simbol yang telah disepakati secara sosial di dalam ruang lingkup Pura tersebut. Diantaranya adalah patung atau arca Kura-Kura dan Garuda yang terdapat dalam Padmasana di Pura Parahyangan Jagat Guru sebagai penjelmaan (awatara) daripada dewa Wisnu. Dewa Wisnu yang merupakan bagian dari Tri Murti (meleburnya tiga dewa menjadi satu). Dengan meyakini Wisnu sebagai pemelihara alam, maka semakin bertambah keyakinan umat Hindu di Pura Parahyangan Jagat Guru. Kata kunci: Simbol, Dewa Wisnu, Agama Hindu, Pura Parahyangan Jagat Guru. v KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirabbil‘alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “MAKNA SIMBOLIK DEWA WISNU DALAM AGAMA HINDU (Studi Kasus: Pura Parahyangan Jagat Guru Di Nusa Loka BSD, Tangerang Selatan)” disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1), Jurusan Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi yang jauh dari sempurna ini tidak dapat selesai tanpa adanya dukungan dan banyak pihak baik secara lansung dan tidak lansung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada: 1. Kedua Orang tua tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, do’a, nasihat, motivasi, saran, dukungan dan dorongan moril maupun materil. Semoga penulis dapat membalas pejuangan orang tua (Heri Rosadi, dan Iis Israwati), kepada kedua adik saya, Nidiya Salmina, dan Eidelina Maghfirah, dan juga keluarga besar saya yang telah memberikan motivasi terbaiknya. 2. Dr. Yusuf Rahman, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Dra. Siti Nadroh, MA selaku dosen pembimbing saya yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan serta motivasi sehingga membuka cakrawala berpikir saya. 4. Bapak Syaiful Azmi, selaku Ketua Program Studi Agama-Agama, dan ibu Lisfa Sentosa Aisyah, selaku Sekretaris Program Studi Agama-Agama, dan juga kepada seluruh dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat disebut satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat atas ilmu dan pelajaran dalam perkuliahan atau di luar perkuliahan. vi 5. Seluruh jajaran pimpinan dan staff Fakultas Ushuluddin atas bantuan dalam perihal administratif dan yang lainnya. 6. Bapak I Nyoman Wintha, I Made Seroja Yudhyantara, dan Sukirno Hadi Raharjo, S.Pd.H.,M.Fil.H yang telah berkenan memberikan izin penulis sekaligus menjadi narasumber untuk melengkapi isi skripsi. 7. Kepada keluarga besar Pengajian Babussalam Bintaro, yang telah berperan membentuk kepribadian saya hingga saat ini. 8. Sahabat penulis Shakeel Ahmad, Muhammad Yusup, Fiqry Ramadhan Ismail, Riza Adiputra, Muhammad Hafiz Putra, Aji Joker, Imam Kutu Buku, Reza Tekno, Ariani Baroroh Barid, Nurul Audina, Durotun Nafi’ah, Seftia Rahmawati, Animatun Fatimah, dan Niswatun Nafisah yang selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan semangat. 9. Seluruh teman-teman Studi Agama-Agama angkatan 2015, terima kasih kalian sudah memberikan warna-warni yang indah untuk kehidupan penulis di Fakultas Ushuluddin. 10. Kepada teman-teman KKN SIAP 86: Fadil, Muniir, Farhan, Adit, Kiky, Aji, Syarif, Cila, Rizka, Amel, Nana, Risma, Selly, Dian, Atika, Handan, dan Endah yang telah memberikan doa dan semngat. Semoga kalian diberikan kelancaran dalam menyelesaikan urusan dan diberikan kesehatan. 11. Kepada teman-teman musisi bang Satam, bang Izzal, bang Deris, bang Steve, bang Ramdan, bang Cuke, kang Ashly, bang Zae, bang Karim, Gus Iqbal, Mekel Jeksen, Inayah Chandra Santoso, Ido, Odi, Jula, dan semua teman-teman musisi semoga kalian sehat dan sukses selalu. 12. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang belum disebutkan namanya, tanpa mengurangi rasa hormat, terimakasih. Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan dan kekurangan, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangannya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga penelitian ini bermanfaat. Wassalamu’alaikum wr. wb. vii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL..................................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iii
Recommended publications
  • Perkembangan Revitalisasi Kesenian Berbasis Budaya Panji Di Bali1) Oleh Prof
    1 Perkembangan Revitalisasi Kesenian Berbasis Budaya Panji di Bali1) Oleh Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum. Program Studi Sastra Jawa Kuna, FIB, UNUD Pendahuluan Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang diwariskan secara turun-temurun meliputi periode waktu yang panjang. Kekayaan budaya bangsa Indonesia yang terwarisi hingga hari ini ada yang berupa unsur budaya benda (tangible), seperti keris, wayang, gamelan, batik, candi, bangunan kuno, dan lain-lain; serta ada yang berupa unsur budaya tak benda (intangible), seperti sastra, bahasa, kesenian, pengetahuan, ritual, dan lain-lain. Kekayaan budaya bangsa tersebut merepresentasikan filosofi, nilai dasar, karakter, dan keragaman adab. Sastra Panji adalah salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia. Sastra Panji merupakan sastra asli Nusantara (Sedyawati, 2007:269). Sastra Panji diperkirakan diciptakan pada masa kejayaan Majapahit. Sastra Panji dapat dipandang sebagai revolusi kesusastraan terhadap tradisi sastra lama (tradisi sastra kakawin) (Poerbatjaraka,1988:237). Sebagaimana dikatakan Zoetmulder (1985:533) bahwa kisah-kisah Panji disajikan secara eksklusif dalam bentuk kidung dan menggunakan bahasa Jawa Pertengahan. Persebarannya ke pelosok Nusantara diresepsi ke dalam kesusastraan berbagai bahasa Nusantara. Sastra Panji telah banyak dibicarakan ataupun diteliti oleh para pakar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, antara lain Rassers (1922) menulis tentang kisah Panji dalam tulisan berjudul “De Pandji-roman”; Berg meneliti kidung Harsawijaya (1931) dan menerbitkan artikel
    [Show full text]
  • Monografi Kerukunan Umat Beragama Di Indonesia I MONOGRAFI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA
    Monografi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia i MONOGRAFI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA Hak cipta dilindungi Undang-Undang All Rights Reserved Editor: Dr. Kustini Desain Cover & Layout: Sugeng Pujakesuma Diterbitkan oleh: LITBANGDIKLAT PRESS Jl. M. H. Thamrin No.6 Lantai 17 Jakarta Pusat Telepon: 021-3920688 Fax: 021-3920688 Website: balitbangdiklat.kemenag.go.id Anggota IKAPI No. 545/Anggota Luar Biasa/DKI/2017 Cetakan: Pertama Oktober 2019 ISBN: 978-602-51270-6-9 ii Monografi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia PENGANTAR EDITOR Buku ini berisi deskripsi pengalaman-pengalaman baik (best practices) terkait kerukunan umat beragama di empat daerah yang kemudian disusun menjadi sebuah monografi. Mengacu kepada Surat Edaran Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Nomor 3 Tahun 2015 tentang Standarisasi Kegiatan Pengembangan Bidang Kelitbangan di lingkungan Badan Litbang dan Diklat menyatakan bahwa monografi adalah karya tulis ilmiah hasil penelitian dan pengembangan yang rinci pada sebuah topik tertentu dengan pembahasan yang mendalam dan ditulis dengan berbagai pendekatan keilmuan dalam bentuk format buku dan dipublikasikan secara khusus. Bagi Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, kajian atau penelitian terkait kerukunan, sebagaimana yang tertuang dalam naskah ini, bukanlah hal yang baru. Sejak lembaga Badan Litbang Kementerian Agama ini dibentuk tahun 1975 dan memiliki satu unit eselon II yang saat ini dikenal dengan nomenklatur Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, telah banyak dilakukan kegiatan terkait kerukunan dan toleransi. Kajian dimaksud dapat berupa penelitian, diskusi, seminar, lokakarya maupun dialog pengembangan wawasan multikultural. Kegiatan yang disebut terakhir ini, yaitu Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antara Pemuka Agama Pusat dan Daerah, telah dilakukan sejak tahun 2002 ke 34 provinsi.
    [Show full text]
  • DINAMIKA KEBUDAYAAN DI KOTA GIANYAR -.:: GEOCITIES.Ws
    DINAMIKA KEBUDAYAAN DI KOTA GIANYAR : Dari Kota Keraton sampai Kota Seni, 1771 – 1980-an A.A. Bagus Wirawan Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Unud Denpasar Disampaikan pada Konferensi Nasional Sejarah VIII di Jakarta 14 – 17 Nopember 2006 1. Landasan Tipologi Kota. Dalam proses sejarah, sebagian besar kota berasal dari komonitas elite bangsawan atau berkat adanya pasar. Kebutuhan ekonomi dan kebutuhan politik daerah milik seorang bangsawan dapat mendorong orang untuk melakukan perdagangan guna memenuhi permintaan yang hanya dapat terlaksana dengan bekerja ataupun dengan menukar barang. Dalam kota yang berasal dari komunitas seperti itu, barang keperluan keraton, dan istana bangsawan (puri) itu seringkali merupakan sumber pendapatan, bahkan merupakan sumber pokok bagi penduduk daerah. Apabila kondisi demikian itu merupakan konfigurasi yang berlainan dengan desa, maka wajarlah bila kota itu menjadi tempat tinggal raja, para bangsawan, baudanda bhagawanta (keraton, puri) maupun tempat pasar, bencingah, alun-alun, dan lain-lainnya (Sartono Kartodirdjo, 1977). Landasan tipologi terbentuknya kota Gianyar dan untuk memahaminya mengikuti sejarah perkembangan kota, lokasi serta ekotipenya, fungsinya, dan unsur- unsur sosio-kultural adalah menggunakan konsep dan tipe-tipe kota seperti yang terdapat di pelbagai negeri (Sartono Kartodirdjo, 1977). Akan tetapi, untuk menyoroti kota Gianyar akan dipilih tipe kota yang relevan terutama kota-kota kuno di Asia (M. Irfan Mahmud, 2003 : Bab II). Di kota-kota Asia, apa yang disebut gilde belum sepenuhnya terlepas dari ikatan kerabat seperti ikatan klan; (kewangsaan) yang sebagai suatu komunitas ingin memegang monopoli dalam suatu pertukangan serta pemasaran hasil karyanya. Dalam kegiatan tukar menukar barang, muncul pula orang-orang asing misalnya Cina atau Arab. Mengenai lokasi kota-kota dapat dikatakan bahwa kota terletak di berbagai lokasi.
    [Show full text]
  • ACCEPTED PARTICIPANTS for ISODEL 2018 Updated : 21 November 2018
    ACCEPTED PARTICIPANTS FOR ISODEL 2018 Updated : 21 November 2018 1. ParIcipants who already sent Lecer of Assignment will get Registraon Confirmaon Lecer with a barcode inside. For those who haven't, kindly send your Lecer of Assignment immediately to [email protected] (Please ignore if you have already sent Note : it) 2. The organising commicee will cover symposium fee only; including 2 Imes coffee break, lunch and symposium kits for 3 days. 3. Transportaon and accomodaon during the event will be borne by personal account LETTER OF NO NAME INSTITUTION ASSIGNMENT (SURAT TUGAS) KINDERGARTEN TEACHERS (TK, PAUD) 1 Sri Rahayu S.Pd TK PKK 4 Argomulyo √ 2 Fadilatul Ummah TK DWP Kedungrejo Kec. Pujon √ 3 Maya Lindayani TK Dharma Wanita Persatuan 13 √ 4 Brotojoyo Retnowa, MPd PAUD Ibu Bangsa √ 5 Dwi Indrawa TK Al Muhajirin √ 6 Sri Handayani Kindergarten √ 7 Andriyani Akib BAN PAUD PNF Prop Sulsel √ 8 Ita RosIa Ichsan TK Aisyiyah Mamajang √ 9 Fahmia Nur Eka Safitri TK Pelangi Bulukumba √ 10 Mahdalina TK Ihad Dampang Bulukumba √ 11 HJ. Jihadi TK Baburrahman Galungberu Bulukumba √ 12 A. Ina Mumina TK Al Fauzan Bulukumba √ 13 Dyanthy Purnamasari BAN PAUD & PNF √ 14 Patmawa TK Khairul Ummah Bantaeng √ 15 Ermawa KB Pelangi √ 16 A. Ulfa AsIna Adnan KB Pelangi √ 17 Tri Ulfa Rosyda TK Ananda Kota Batu Jam √ 18 SuprapI TK Ahmad Yani Malang Jam 19 Novitri Kurniawa TK Aisyiyah 66 Surabaya 20 Ari SusanI TK Aisyiyah 22 Surabaya 21 Yulia RisanI PAUD 22 Ida Ayu CinIya Nurina TK Negeri Pembina Gianyar 23 I Made Oka PAUD Pom-Pom School LETTER OF NO
    [Show full text]
  • Bab Xi Kerajaan Karangasem Bali Di Pulau Lombok
    BROWSING Oleh: DR. IR. LALU MULYADI, MTA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG TAHUN 2014 PRAKATA Sejarah merupakan hal yang sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Banyak orang yang rela mengeluarkan biaya untuk mencari tahu tentang sejarah sesuatu seperti sejarah kota, desa, permukiman tradisional, maupun sejarah sebuah komunitas tertentu. Buku ini kami cari melalui internet dan kami beri judul: SEJARAH GUMI SASAK LOMBOK . Setelah kami baca dan kami cermati isi dari buku ini, maka kesimpulan kami perlu penyempurnaan oleh sebab itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan dari buku ini. Diucapkan terima kasih kepada seluruh pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas amal kebaikan kita semua. Malang, 18 Agustus 2014 PULAU LOMBOK GUMI SASAK DALAM SEJARAH DAFTAR ISI PRAKATA BAB I : PENDAHULUAN 1 BAB II : GUMI SASAK PADA MASA PRASEJARAH 2 A. Zaman Prasejarah dan Asal Muasal Penghuni Gumi Sasak 2 B. Kehidupan Zaman Prasejarah di Gumi Sasak 4 C. Sistem Kepercayaan 4 BAB III : ZAMAN KUNO GUMI SASAK 6 A. Pengaruh Hindu Budha 7 B. Kerajaan Tertua Gumi Sasak 8 BAB IV : ASAL USUL NAMA SASAK LOMBOK 9 A. Asal Nama Sasak dan Lombok 9 B. Sasak dan Lombok Sebuah Satu Kesatuan 10 BAB V : MASUKNYA AGAMA ISLAM 11 A. Gumi Sasak Sebagai Pusat Perdagangan 11 B. Masuk dan Berkembangnya Agama Islam 12 C. Sunan Prapen Kembali Ke Lombok 13 D. Penyebaran Agama Islam di Beberapa Tempat 14 E. Munculnya Islam Waktu Telu 15 F. Tokoh-Tokoh Islam Pada Masa Penjajahan 16 BAB VI : KERAJAAN SELAPARANG 21 A. Berdirinya Seleparang dan Mumbul 21 B.
    [Show full text]
  • Babad Gumi 13
    CANDRASANGKALA: THE BALINESE ART OF DATING EVENTS. HANS HÄGERDAL [email protected] Department of Humanities University of Växjö Sweden 2006 1 Introduction 2 Babad Gumi 13 Babad Bhumi 42 Korn 1 74 Korn 2 93 Korn 3 100 Korn 4 105 Korn 5 113 Babad Tusan 132 Tattwa Batur Kalawasan 140 Pangrincik Babad 147 Sara Samuscaya Pakenca 156 Anjang Nirartha 164 Pasasangkalan 167 Pawawatekan 182 Postscript: Pasangkalan 198 Genealogies 201 Unpublished sources 204 Literature 206 2 INTRODUCTION Elements of Balinese historiography. History has deep roots on Bali, however one defines the word. To be more exact, Bali has a wider scope of historiographical continuity than anywhere else in Southeast Asia except for Vietnam and perhaps Burma. Pending some previous scholarly statements regarding the Balinese perception of time and the historical past, that are found in the anthropological literature about the island, such a statement may seem rather rash. However, it remains an astonishing fact. On Balinese soil historical texts were preserved and cherished; they informed ever new generations about ancient kingdoms far back in time, to the Javanese dynasties of Airlangga and Ken Angrok up to a thousand years ago. Certainly, these dynasties were mainly non-Balinese, but this is irrelevant for the self- perception of the Balinese elite groups, who found inspiration and raison d’être from tales of ancient Javanese realms. As against this, the genuinely historical memory barely goes back before the 13th century in Thailand, the 14th century in Laos and Cambodia, and the 15th century in the Malay world. Historical traditions from Java, Aceh, South Sulawesi and Maluku cease to be merely legends and start to take on a somewhat more plausible shape in about the 15th or 16th century.
    [Show full text]
  • Polarisasi Geo Politik Kerajaan Di Bali Abad Xvi-Xx
    ISSN 1412 - 8683 168 POLARISASI GEO POLITIK KERAJAAN DI BALI ABAD XVI-XX Oleh Desak Made Oka Purnawati Jurusan S1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji dua masalah pokok, yaitu : pertama, mengapa terjadi polarisai geopolitik kerajaan di Bali pada periode abad XVI sampai XX, yang ditunjukkan oleh faktor internal dari kerajaan-kerajaan di Bali dan kedua, menunjukkan faktor campur tangan Belanda yang mempercepat proses polarisasi geopolitik di Bali. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan memakai metode penelitian sejarah yang meliputi : heuristic dalam pengumpulan data, kritik ekstern dan intern untuk menentukan keabsahan dan keakuratan data, interpretasi untuk menganalisis dan mensintesis data-data yang sudah di dapat dan selanjutnya, historiografi dengan menyusun suatu cerita sejarah dengan memperhatikan prinsip-prinsip kausalitas, kronologis, serialisasi dan koligasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polarisasi geopolitik Kerajaan Bali pada abad XVI-XX mengalami fragmentasi dalam sembilan kerajaan kecil yang sekarang menjadi warisan dari geopolitik kabupaten/kota di Bali. Fragmentasi ini lebih disebabkan oleh perebutan hegemoni politik diantara kerajaaan kerajaan kecil di Bali sehingga memudahkan campur tangan pemerintah colonial Belanda untuk menguasainya yang dimulai saat penyerangan terhadap Kerajaan Buleleng, dan mengakhirinya dengan Perang Puputan Badung (1906) dan Perang Puputan Klungkung (1908). Kata-kata kunci : Polarisasi, geopolitik, kerajaan ABSTRACT This research is aimed at examining two major problems; firstly, why kingdom geopolitical polarization occurred in Bali in the periode of 15th until 20th century, which was indicated from internal factors of Balinese kingdoms; and secondly, to argue the role of the Dutch colony in the exhilaration of the process of geopolitical polarization in Bali.
    [Show full text]
  • Katalog Pameran.Pdf
    DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWl ATA DIREKTORAT J NO RAL JARAH AN PURBAKALA lR KT RA Nl AI JARAH 2008 PENGANTAR Dalam rangka memperingati dan merayakan 100 Tahun Kebangkitan NasionaL 20 Mei 1908- 20 Mei 2008, Direktorat TIM PENYUSUN Nilai Sejarah, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan da n Pariwisata menyelenggarakan Pengarah kegiatan Pameran Kesejarahan pada tanggalll - 13 Juli 2008 Drs. 5habri A di UPTD Museum Perjuangan Rakyat Bali, Jl. Puputan Niti I Mandala Denpasar Bali. Pameran Kesejarahan ini bertujuan Penyusun untuk meningkatkan pemahaman dan penanaman nilai-nilai Drs. Hartono 5amrin, MM Hartono 55 sejarah yang berkaitan dengan Kebangkitan Nasional kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Pameran Kesejarahan lata Letak kali ini memilih tema: Melalui Puputan Mewujudkan Yusuf Nasionalisme. DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Dalam kegiatan ini bersinergi antara Direktorat Nilai Sejarah DIREKTORAT JENDERAL 5EJARAH DAN PURBAKALA Jakarta, BPSNT Denpasar, UPTD Museum Perjuangan Rakyat I DIREKTORAT NILAI SEJARAH Bali, dan Dinas Pendidikan Bali. Untuk itu dengan buku katalog Jl. Jend. Sudirman pameran sebagai panduan kegiatan ini, diharapkan dapat sebagai media informasi pendukung pelaksanaan pameran 1 kesejarahan dalam rangka peringatan dan perayaan 100 Tahun I DAFTAR. IS Kebangkitan Nasional terse but bagi seluruh kalangan Pengantar -- ; masyarakat. 5ambutan Direktur Nilai 5ejarah -- ii Berbagai aspek dan objek sejarah akan dipamerkan dalam Foto-foto 5ejarah -- l kegiatan pameran kesejarahan ini seperti: foto-foto dan I gambar-gambar bersejarah. benda-benda lukisan dan benda­ Kilas Balik laseda -- 37 benda peninggalan bersejarah, serta buku-buku sejarah lainnya. Akhirnya berbagai macam kegiatan ini diharapkan dapat Kilas Balik Lasenas - 56 merefleksikan kembali tonggak-tonggak perjuangan dalam kebangkitan bangsa Indonesia masa lampau hingga masa kini.
    [Show full text]
  • Kerajaan Majapahit Bali”: Dinamika Puri Dalam Pusaran Politik Identitas Kontemporer
    Jurnal Sejarah Citra Lekha, Vol. 4, No. 1, 2019, hlm. 3-14 WACANA “KERAJAAN MAJAPAHIT BALI”: DINAMIKA PURI DALAM PUSARAN POLITIK IDENTITAS KONTEMPORER I Putu Gede Suwitha Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Denpasar - Indonesia Alamat korespondensi: [email protected] Diterima/Received: 10 Agustus 2018; Direvisi/Revised: 17 Januari 2019; Disetujui/Accepted: 14 Maret 2019 Abstract This study discusses the transformation of the identity of the contemporary Balinese community and the dynamics of palaces (puri) in the political rotation based on discursive development of the “Bali Majapahit Kingdom”. The discourse can be observed from the local newspapers in Bali such as Bali Post, Tokoh, and so forth. The discourse of the “Bali Majapahit Kingdom” inspired by the Majapahit kingdom as the image. The historical method applied in this study. The data were analyzed descriptively-qualitatively using historical analysis. The result of the study shows that the discourse of the “Bali Majapahit Kingdom” has been thrown by a central figure named Aryawedakarna for his political interest. He has smartly used the Majapahit kingdom and the resurgence of Hinduism as the inspiration to establish the image as a royal figure. Actually, what he has done is the political identity and was successfully appointed a member of the Regional Representative Council [Dewan Perwakilan Daerah] with more or less 200,000 votes in the 2014 election. Keywords: Politic of Identity; Dynamic of Palaces; Politic of Image. Abstrak Kajian ini membahas perubahan identitas masyarakat Bali Kontemporer, khususnya perkembangan puri dalam pusaran politik dengan mengikuti perkembangan wacana “Kerajaan Majapahit Bali”. Wacana ini dapat diamati lewat media pers di Bali khususnya koran Bali Post, Tokoh, dan beberapa koran lainnya.
    [Show full text]
  • Buku Dinamika Hindu 2019.Pdf
    Editor I Ketut Ardhana Ni Made Frischa Aswarini Editor: I Ketut Ardhana PHDI UNHI BP Ni Made Frischa Aswarini PHDI BP Universitas Hindu Indonesia Pustaka Larasan 2019 DINAMIKA HINDU DI INDONESIA Editor I Ketut Ardhana Ni Made Frischa Aswarini Penulis I Ketut Ardhana I Wayan Tegel Eddy I Gusti Ketut Widana Ni Made Frischa Aswarini Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo Sulandjari Ni Putu Suwardani Arya Suharja I Dewa Ketut Budiana Made Adi Widyatmika I Putu Sastra Wibawa I Putu Gelgel I Gusti Agung Paramita I Putu Gede Suwitha I Wayan Sukayasa I Wayan Budi Utama Pracetak Slamat Trisila Penerbit Pustaka Larasan (Anggota IKAPI Bali) Jalan Tunggul Ametung IIIA/11B Denpasar, Bali 80116 Ponsel: 087353433 Email: [email protected] bekerja sama dengan Universitas Hindu Indonesia, Denpasar dan Badan Penerbit Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat Cetakan I: 2019 ISBN 978-602-5401-54-1 ii DAFTAR ISI Sambutan Rektor UNHI Sambutan Ketua Harian PHDI Kata Pengantar Pengantar Editor Pendahuluan I Ketut Ardhana Dinamika Hindu di Provinsi Lampung I Ketut Ardhana Dinamika Komunitas Hindu di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan I Wayan Tegel Eddy, I Gusti Ketut Widana, Ni Made Frischa Aswarini Dinamika Hindu di Provinsi DKI Jakarta I Ketut Ardhana, Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo Dinamika Hindu di Provinsi Jawa Tengah Sulandjari Dinamika Pendidikan Hindu di Jawa Timur Ni Putu Suwardani, Arya Suharja, Sulandjari Dinamika Pendidikan Hindu di Provinsi Kalimantan Tengah I Dewa Ketut Budiana, Made Adi Widyatmika, I Putu Sastra Wibawa Hindu di Manado: Sejarah,
    [Show full text]
  • Religious Pluralism Education in Bali Indonesia: Study on Cultural and Religious Integration in Completing Contemporary Social Conflicts
    See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/348379186 RELIGIOUS PLURALISM EDUCATION IN BALI INDONESIA: STUDY ON CULTURAL AND RELIGIOUS INTEGRATION IN COMPLETING CONTEMPORARY SOCIAL CONFLICTS Article · January 2020 CITATIONS READS 0 4 2 authors, including: Saihu Saihu Institut PTIQ Jakarta, Indonesia 44 PUBLICATIONS 39 CITATIONS SEE PROFILE Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Arabi Linguistic and Literature View project All content following this page was uploaded by Saihu Saihu on 11 January 2021. The user has requested enhancement of the downloaded file. International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 7, (2020), pp. 3761-3770 RELIGIOUS PLURALISM EDUCATION IN BALI INDONESIA: STUDY ON CULTURAL AND RELIGIOUS INTEGRATION IN COMPLETING CONTEMPORARY SOCIAL CONFLICTS Saihu, Institut of PTIQ Jakarta, Indonesia Kidup Supriyadi, Tarbiyah Faculty of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia Karmawan, Islamic University of Syekh Yusuf Tangerang, Indonesia Fatkhul Mubin, STAI Al-Hikmah Jakarta, Indonesia Abstract This paper argues that culture is a part of religion in the sense that the latter (religion) authentically aims to help bless people as well to perpetuate peace among them. This article uses the term “culture” to refer to this perpetuated value. This action is in tandem with pluralism education; that is, an education that directs its students to free themselves up from any type of prejudice, and to be capable of not only learning knowledge in their classes, but also other cultures and perspectives available in the multicultural societies. Therefore, this pluralism education expects the students to qualify themselves with empathy, tolerance and solidarity to diverse groups of people in this world.
    [Show full text]
  • Data Terpilah Fasilitasi Merk 2015-2019
    PESERTA PENERIMA PROGRAM/KEGIATAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM TAHUN 2015-2019 NAMA KEGIATAN : FASILITASI PENDAFTARAN MEREK PRODUK KUMKM UNIT KERJA : DEPUTI BIDANG PRODUKSI DAN PEMASARAN TAHUN : 2015 S/D 2019 No Nama Penerima/ Nama Koperasi Jenis Kelamin Kab/Kota Propinsi Peserta /UKM 1 Jasmani Daud Skj Laki-Laki Kab. Aceh Besar Aceh 2 Nuraini Kerajinan Rotan AiniPerempuan Kab. Aceh Besar Aceh 3 Aminah A.Besar Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 4 Yusriani Humairah + Logo Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 5 Fajar Siddiq Rapa'i Natuwah + LogoLaki-Laki Kab. Aceh Besar Aceh 6 Siti Hajar Siti .Sh. Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 7 Wardiana Nyak Cut Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 8 Sulastri Logo +Karya Sulastri PerempuanIndah Kab. Aceh Besar Aceh 9 Ermawati Ermarizka Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 10 Keumalawati Jelita Klm Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 11 Erni Marlinda Balqis Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 12 Hamiah Kana Iti Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 13 Hasdawati Sejahtera Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 14 Sumarni Logo + Aneka-Aneka PerempuanSumarni Kab. Aceh Besar Aceh 15 Safrina Cut Neh Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 16 Sinta Dewi Usaha Ikan Asin PutraPerempuan Kab. Aceh Besar Aceh 17 Ridwan Rzm Laki-Laki Kab. Aceh Besar Aceh 18 Cut Putri Bileeh Rapoh Cut PutriPerempuan Kab. Aceh Besar Aceh 19 Safrizal Syalima Laki-Laki Kab. Aceh Besar Aceh 20 T. Tansri Sauhari "99" Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 21 Muchlis Rayeuk Laki-Laki Kab. Aceh Besar Aceh 22 Khairani Mandiri Khaerani Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 23 Mutia Rajamutia Perempuan Kab. Aceh Besar Aceh 24 Erliani Pasir Pulot Perempuan Kab.
    [Show full text]