Bab 4. Target Kinerja Dan Kerangka Pendanaan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bab 4. Target Kinerja Dan Kerangka Pendanaan BAB 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai salah satu persyaratan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, dibutuhkan pengukuran kinerja kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan, meliputi masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditandai dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 dengan tambahan indikator kegiatan yang bersifat strategis. Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 disusun sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama, yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan (3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai berikut: 4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi selama kurun waktu 2015-2019. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 1 4.1.1.1 MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu: 1. Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional : a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km), dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 1225 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 269 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 41 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 22 paket, Pengamanan perlintasan sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95 paket; b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight pada 48 Pelabuhan sesuai SK Dirjen Hubla Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 dengan baseline tahun 2014 sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi sebesar 0,638; c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun 2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan. 2. Jumlah pedoman standar keselamatan dan keamanan transportasi, dengan target capaian s/d 2019 sebanyak 141 dokumen : a. Transportasi Darat dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 19 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat sampai pada tahun 2019; b. Transportasi Perkeretaapian dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 2 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan dan keamanan bidang Perkeretaapian sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut dengan baseline 3 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 58 dokumen pedoman dan standar keselamatan dan keamanan transportasi laut sampai pada tahun 2019. Dalam rangka menurunkan angka kecelakaan Ditjen Hubla menerbitkan pedoman/standar terkait keselamatan dan keamanan pelayaran dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait; d. Transportasi Udara dengan baseline 2 dokumen pada tahun 2014, dan ditargetkan sebanyak 62 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 2 pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara sampai pada tahun 2019. 3. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan transportasi : a. Transportasi Darat berupa : 1) Jumlah Ketersediaan Marka Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 400.000 m2, ditargetkan menjadi 13.900.000 m2 sampai pada tahun 2019; 2) Jumlah Ketersediaan Rambu Lalu Lintas dengan baseline tahun 2014 sebanyak 800 Unit, ditargetkan menjadi 9.800 Unit sampai pada tahun 2019; 3) Jumlah Ketersediaan APILL dengan baseline tahun 2014 sebanyak 50 Unit, ditargetkan menjadi 1.645 Unit sampai pada tahun 2019; 4) Jumlah Ketersediaan Alat Penerangan Jalan Umum dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.500 Unit, ditargetkan menjadi 47.500 Unit sampai pada tahun 2019; 5) Jumlah Ketersediaan Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas UPPKB) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 0 Unit, ditargetkan menjadi 68 Unit sampai pada tahun 2019; 6) Jumlah Ketersediaan Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 20.000 m’, ditargetkan menjadi 370.500 m’ sampai pada tahun 2019; 7) Pembangunan SBNP dan Rambu Sungai (LLASDP) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 130 Unit, ditargetkan sebanyak 7.958 Unit SBNP dan rambu sungai sampai pada tahun 2019; b. Transportasi Perkeretaapian yaitu pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan perkeretaapian berupa : 1) Fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 29 Unit, ditargetkan menjadi 124 Unit sampai pada tahun 2019; 2) Perangkat Automatic Train Protection (ATP) ditargetkan menjadi 17 Unit sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut mencakup: 1) Pembangunan SBNP dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.269 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 3.023 Unit; 2) Pembangunan dan upgrade GMDSS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 73 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 216 Unit; 3) Pembangunan dan upgrade VTS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 34 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 69 Unit; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 3 4) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal patroli dengan baseline tahun 2014 sebanyak 315 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 599 Unit; 5) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal negara kenavigasian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 64 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 105 Unit. d. Transportasi udara berupa fasilitas keamanan dan PK-PPK melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan penerbangan, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 312 paket, dan ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 1.157 pengadaan fasilitas pelayanan darurat dan peralatan bidang keamanan penerbangan; 4.1.1.2 MENURUNNYA JUMLAH GANGGUAN KEAMANAN DALAM PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi (perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian tahun 2015-2019 sebanyak 221 kejadian/tahun, meliputi: a. Transportasi Perkeretaapian melalui Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian dengan target sampai tahun 2019 sebanyak 211 kejadian/tahun. b. Transportasi Laut melalui pelaksanaan patroli dan pengawasan pada jalur lalu lintas pelayaran dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun; c. Transportasi Udara melalui pembangunan fasilitas keamanan penerbangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun. 4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai 7 sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, (2) Meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan, (3) Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi, (4) Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 4 pada sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance. 4.1.2.1 MENINGKATNYA KINERJA PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu : 1. Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan target capaian s/d 2019 sebanyak 102 dokumen : a. Transportasi Darat melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/ norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur
Recommended publications
  • Peraturan Menteri Perhubungan Republik
    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 56 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 40 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan tugas pelayanan, keamanan, keselamatan, dan ketertiban pada bandar udara yang belum diusahakan komersial serta meningkatkan profesionalisme aparatur dan optimalisasi pemanfaatan dan pemenuhan jabatan fungsional yang berkembang di bidang Transportasi Udara, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2014 tentang Organisasi dap Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara; b. bahwa untuk menata organisasi dan tata kerja •! sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Kementerian Perhubungan telah mendapatkan Persetujuan Menteri - 2 - Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dalam Surat Nomor B/480/M.KT.01/2019 tanggal 31 Mei 2019 perihal Penataan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU); c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 3.
    [Show full text]
  • With Spectacular Wonders
    002 december 15, 2017 - january 14, 2018 Tourist Destinations with Spectacular Wonders Papua Coffee in Demand in other Countries Government Builds Baliem Dam with a Capacity of 200 Million M3 Editorial Composition of the of West Papua Tabloid Editor in chief Khariri Makmun Managing Editor Paulus Cahyono Editorial Staff Aan Humaidi F. Ozy Dominngus Eky Natalia Contributors Christian Hadi John L. Bustami Ricky Sanjaya Graphic Design George Ts. L. Website : westpapuatabloid.com Email : [email protected] Published by: West Papua Lovers Community (KPWP) Editor’s Note Dear Readers, region has its culinary wealth. All this affluence is strong enough Tourism is one of the primary sectors in the province of West to attract visitors. The natural beauty, the society’s affability, and Papua. This is what prompted this second edition of West Papua its culinary wealth serve as a capital in advancing the region. Tabloid to expound on the tourism potential of the region of West It is time for the provincial and district / municipality Papua. governments, private and other stakeholders to continuously West Papua Province has amazing tourism potential and is synergize to advance West Papua’s tourism. The tourism sector in not inferior with other regions in Indonesia. You will not see the the region should be motivated and given stimulus to spur tourist remarkable natural beauty of West Papua’s land and sea in other visits. regions. Indonesian tourists do not need to go abroad in the future. Other than the world-famous Raja Ampat, this province also Going around Indonesia is satisfying enough because their has many interesting attractions, such as the Cendrawasih Bay country’s tourism attractions are better.
    [Show full text]
  • With the Potential of Secondary Airports of Po
    Original Article Study of the multi-airport system in "Greater Jakarta" with the potential of secondary airports of Pondok Cabe or Budiarto Tri Sefrus1*, Sigit Priyanto2, Dewanti2, and Muhammad Zudhy Irawan2 1Department of Civil Engineering, Universitas Prof. Dr. Hazairin SH, Bengkulu, 38115, Indonesia. 2Department of Civil and Environmental Engineering, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 55281, Indonesia * Corresponding author : [email protected] Abstract Soekarno-Hatta International Airport is a major hub airport that serves as a transit point from 364 indirect domestic flight routes and serves more than 48 million air passengers annually. To cope with the enormous demand, in 2014 the Indonesian government opened Halim Perdana Kusuma Airport for commercial services, which was previously the headquarters of the Indonesian Air Force Operations Command. The current capacity is no longer able to serve the current demand. Taking the existence of the closest non-commercial airports into consideration, this study aims to determine how much potential passenger sharing would be if a multi-airport system was implemented. The approach is carried out using Jovanovic's theory and Ministerial Regulation No. 39 of 2019. The results indicated the Pondok Cabe and Budiarto predicted to be able to accommodate the generation of air passengers in the Greater Jakarta areas are 21-55% and 19-51% respectively. Keywords: Multi airport system, Soekarno-Hatta, passenger sharing. 1. Introduction Soekarno-Hatta International Airport is located in Tangerang City, Banten province, Indonesia. Although limited by the provincial administrative area, this airport is the backbone of air transportation which serves the country's capital (Jakarta) and surrounding areas. The service area of Soekarno-Hatta Airport covers the metropolitan area of Greater Jakarta, namely Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi.
    [Show full text]
  • Indigenous Knowledge and Practices for Marine Ecotourism Development in Misool, Raja Ampat, Indonesia
    INDIGENOUS KNOWLEDGE AND PRACTICES FOR MARINE ECOTOURISM DEVELOPMENT IN MISOOL, RAJA AMPAT, INDONESIA By: Nurdina Prasetyo A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy at the University of Otago, Dunedin, New Zealand February 2019 No matter how important local and national knowledge is within a specific spatial context, unless it is conveyed in English it has little chance to enter the global marketplace and be reproduced and recirculated. Somewhat ironically, given the desire to give voice to local and Indigenous perspectives, unless that voice can be spoken in English it is likely not to be heard. (Hall, 2013, p. 608) ABSTRACT This doctoral study examines the complexities of integrating Indigenous knowledge and practices into sustainable marine ecotourism development, with a focus on the case study of Misool, Raja Ampat, in West Papua Province, Indonesia. The research addresses the knowledge gaps on integrating Indigenous knowledge into marine ecotourism initiatives. Indigenous knowledge is often neglected as a key source of information, undervalued from the perspective of Western scientific knowledge, even though utilising Indigenous knowledge helps to increase the sustainability of development efforts and contributes to the empowerment of local communities. Literature on marine ecotourism shows an almost total absence of studies that draw from Indigenous knowledge, yet, local community participation is underlined as one of the most important factors in sustainable marine ecotourism development. This thesis thus aims to contribute new insights on how Indigenous knowledge can be optimally integrated or applied in marine ecotourism development. Misool is one of the islands in Raja Ampat which attracts scuba divers and marine tourists from around the world, due to its abundance marine life.
    [Show full text]
  • C. BAGAN ORGANISASI KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KELAS II
    MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA ORGANISASI DAN TATAKERJA KANTORUNITPENYELENGGARABANDARUDARA bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Pasal 233 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan perlu dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di bidang penye1enggaraan bandar udara dalam Peraturan Menteri Perhubungan; 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); Peraturan Pcmerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295); Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pe1ayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; www.regulasip.com 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten tang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/ 18/M.PAN/ 11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013; 9.
    [Show full text]
  • Kinesis Capital & Investment
    AIRPORTS KINESIS CANADA PROVIDING YOU MORE THAN A SIMPLE IDEA, WE MAKE IT REAL THROUGH A TURN KEY SOLUTION IMAGE PLACE HOLDER Kinesis Group IN FEW WORDS An Integrated Team approach Kinesis Group works in partnership with clients to achieve their goals and expectations using a professional Match your approach and the ability to manage expectations expectations. Kinesis Group is aware that every Kinesis Group it’s more than4 majors client is unique, they have a different companies all under a same holding culture, expectations and personalities. and a banner providing a turn key solution to Government and Private Our group commitment is to provide companies you personalized services that not only match but exceed your expectations. INTRODUCTION Kinesis Group a dynamic and innovative group very active since 2012 over the world by being the first in the world to propose turn key solution for airports and infrastructure projects Kinesis Group & THIS COMPANIES Airports Kinesis Consulting Worldwide was founded in 2011 with a vision to design efficient and sustainable next-generation airports and aeronautical infrastructures. Over the past four years, we have built a strong reputation for our range of expertise and offer of comprehensive services, including airport design and management, operations evaluation aircraft consulting and planning, traffic impact studies, and airline development planning for existing operators around the world. We have rapidly expanded our services from our headquarters in Montreal to 16 countries around the world.
    [Show full text]
  • Airport Expansion in Indonesia
    Aviation expansion in Indonesia Tourism,Aerotropolis land struggles, economic Update zones and aerotropolis projects By Rose Rose Bridger Bridger TWN Third World Network June 2017 Aviation Expansion in Indonesia Tourism, Land Struggles, Economic Zones and Aerotropolis Projects Rose Bridger TWN Global Anti-Aerotropolis Third World Network Movement (GAAM) Aviation Expansion in Indonesia: Tourism, Land Struggles, Economic Zones and Aerotropolis Projects is published by Third World Network 131 Jalan Macalister 10400 Penang, Malaysia www.twn.my and Global Anti-Aerotropolis Movement c/o t.i.m.-team PO Box 51 Chorakhebua Bangkok 10230, Thailand www.antiaero.org © Rose Bridger 2017 Printed by Jutaprint 2 Solok Sungai Pinang 3 11600 Penang, Malaysia CONTENTS Abbreviations...........................................................................................................iv Notes........................................................................................................................iv Introduction..............................................................................................................1 Airport Expansion in Indonesia.................................................................................2 Aviation expansion and tourism.........................................................................................2 Land rights struggles...........................................................................................................3 Protests and divided communities.....................................................................................5
    [Show full text]
  • Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 40 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Pasal 233 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan perlu dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di bidang penyelenggaraan bandar udara dalam Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176); 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 1 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/ 18/M. PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 8.
    [Show full text]
  • DEALING with UNCERTAINTIES in MEGAPROJECT PLANNING PROCESSES (Getting Insight on Strategic Choice Approach)
    DEALING WITH UNCERTAINTIES IN MEGAPROJECT PLANNING PROCESSES (Getting Insight on Strategic Choice Approach) Master Thesis A thesis submitted in partial fulfillment of the requirements for The Master Degree from University of Groningen and The Master Degree from Bandung Institute of Technology By DELPHINE RUG: S2446138 ITB: 25412032 Supervisors: Tim Busscher, M.Sc, Ph.D (RUG) Delik Hudalah, S.T, M.T, M.Sc, Ph.D (ITB) Double Master Degree Programme Environmental and Infrastructure Planning Faculty of Spatial Sciences University of Groningen And Department of Regional and City Planning School of Architecture, Planning and Policy Development Bandung Institute of Technology 2014 1 Uncertainty is always there, like a shadow of you. 2 Abstract It is well-known that megaproject planning process involves numerous numbers of actors. Different interests among these actors more or less bring uncertainties into the planning arena. This condition is clearly depicted in Indonesia planning practice since the decentralization with wide range of involvement and multi-layer of government takes place. Promoting new megaproject might be difficult on this context. By means of this background, this research aims to see how planning actors deal with uncertainties in megaproject planning processes. Using three types of uncertainties promoted by Friend and Hickling (2005) which are uncertainty about working environment, guiding values and related decision, this research portrays the Soekarno Hatta International Airport (SHIA) exceed capacity problem and how the actors involved struggle with those type of uncertainties. On this basis, the research found that many instruments can be used to deal with uncertainties in megaproject planning process. However, if these instruments are not used carefully, they can lead to a deadlock of “vicious cycle” among three types of uncertainties instead of solving the turbulences.
    [Show full text]
  • Aerotropolis Update
    Aviation expansion in Indonesia Tourism,Aerotropolis land struggles, economic Update zones and aerotropolis projects By Rose Rose Bridger Bridger TWN Third World Network June 2017 Aviation Expansion in Indonesia Tourism, Land Struggles, Economic Zones and Aerotropolis Projects Rose Bridger TWN Global Anti-Aerotropolis Third World Network Movement (GAAM) Aviation Expansion in Indonesia: Tourism, Land Struggles, Economic Zones and Aerotropolis Projects is published by Third World Network 131 Jalan Macalister 10400 Penang, Malaysia www.twn.my and Global Anti-Aerotropolis Movement c/o t.i.m.-team PO Box 51 Chorakhebua Bangkok 10230, Thailand www.antiaero.org © Rose Bridger 2017 Printed by Jutaprint 2 Solok Sungai Pinang 3 11600 Penang, Malaysia CONTENTS Abbreviations...........................................................................................................iv Notes........................................................................................................................iv Introduction..............................................................................................................1 Airport Expansion in Indonesia.................................................................................2 Aviation expansion and tourism.........................................................................................2 Land rights struggles...........................................................................................................3 Protests and divided communities.....................................................................................5
    [Show full text]
  • Aircraft Position in December 2013
    PT PELITA AIR SERVICE 2 Laporan Tahunan 2013 Annual Report Cerita Sampul Cover Story Tahun 2013 merupakan tahun peningkatan bagi PT Pelita Air Service (PT PAS) dalam menumbuhkan dan mengukuhkan komitmen untuk terus meningkatkan kinerjanya. Dengan terus menanamkan dan menerapkan 5C sebagai tata nilai perusahaan: Clean, Compliance, Customer care, Competitive, dan Confident, PT PAS secara konsisten berupaya untuk menuju ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Melalui nilai-nilai tersebut, serta didukung dengan kualitas dari setiap sumber daya manusia yang unggul, PT PAS berhasil meningkatkan kinerja dan mencatatkan peningkatannya pada tahun 2013. Gambar sebuah pesawat yang tengah lepas landas pada sampul Laporan Tahunan 2013, mengilustrasikan kesiapan serta komitmen PT PAS untuk terus tumbuh, meninggi dan meningkat menjadi perusahaan yang lebih baik dalam kinerjanya, kualitas pelayanan, sekaligus dalam mewujudkan visi dan misinya. Daftar Isi Table of Contents KILAS KINERJA 2013 LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM KEY PERFORMANCE 2013 REPORT TO THE SHAREHOLDERS 8 Ikhtisar Keuangan 14 Laporan Dewan Komisaris Financial Highlights The Board of Commissioners’ Report 11 Ikhtisar Operasional 20 Laporan Direksi Operational Highlights The Board of Directors’ Report 11 Informasi Saham dan Obligasi Information on Shares and Bonds PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE 28 Profil PT PAS 40 Profil Direksi 53 PT Indopelita Aircraft Services Profile of PT PAS Profiles of the Board of Directors PT Indopelita Aircraft Services 29 Alamat Kantor Pusat, Entitas Anak 46 Komposisi
    [Show full text]
  • Indonesian Tourism Discourse on Mood Analysis Arina Isti’Anah Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia
    Vol 6, No 2 (2020) P-ISSN: 2460-2280, E-ISSN: 2549-9017 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Indonesian Tourism Discourse on www.indonesia.travel: Mood Analysis Arina Isti’anah Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia. Email: [email protected] ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords: Tourism is an important topic to observe since it affects a country’s Discourse; mood; tourism; economic vibrancy and global image. Scholars have researched the tourism website website's lexical and visual features, yet none observed how the website builds an interpersonal relationship to the browsers. Thus, this paper sheds How to cite: light on how Indonesian tourism website exchanges information, goods, and Isti’anah, A. (2020). services to the browsers. Two problems are addressed in this paper: (1) how Indonesian tourism are the mood structures employed on the Indonesian tourism website? (2) discourse on what are tourism discourses revealed on the web? To answer them, ten www.indonesia.travel: sample articles of Medan, Raja Ampat, Bali, Banyuwangi, Jakarta, Mood analysis. Langkawi Yogyakarta, Bandung, Makassar, Lombok, and Wakatobi highlighted on the Journal of The Association for front page of the website, accessed on www.indonesia.travel, were analyzed Arabic and English, 6(2), through Discourse Analysis approach. The 461 collected clauses were 114-129. categorized into the mood structures and their speech functions. The results showed that the website was dominated by declarative mood functioning as DOI: statements, seen in 328 clauses, or 71.6% of the total clauses. It implied that http://dx.doi.org/10.3133 promotion was not thoroughly involved, proven by the limited number of 2/lkw.v0i0.1850 the speech function “offer”.
    [Show full text]