Bab 4. Target Kinerja Dan Kerangka Pendanaan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai salah satu persyaratan terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, dibutuhkan pengukuran kinerja kegiatan untuk menilai tingkat keberhasilan pencapaian sasaran Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja Kementerian Perhubungan merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematis serta didasarkan pada indikator kinerja kegiatan, meliputi masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Tingkat keberhasilan suatu kegiatan ditandai dengan indikator kinerja utama Kementerian Perhubungan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Perhubungan yang telah disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2012 dengan tambahan indikator kegiatan yang bersifat strategis. Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan tahun 2015-2019 disusun sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang dikelompokkan dalam 3 (tiga) aspek utama, yaitu : (1) Keselamatan dan keamanan transportasi, (2) Pelayanan transportasi, dan (3) Kapasitas transportasi. Tiap aspek memiliki sasaran dan kebijakan, sebagai berikut: 4.1.1 KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Dalam rangka mewujudkan keselamatan dan keamanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai dua sasaran, yaitu : (1) Menurunnya angka kecelakaan transportasi; dan (2) Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi selama kurun waktu 2015-2019. Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 1 4.1.1.1 MENURUNNYA ANGKA KECELAKAAN TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya angka kecelakaan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu: 1. Ratio kejadian kecelakaan transportasi nasional : a. Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km), dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 1225 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 269 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, dan telekomunikasi KA sebanyak 41 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 22 paket, Pengamanan perlintasan sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 95 paket; b. Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap 10.000 freight pada 48 Pelabuhan sesuai SK Dirjen Hubla Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 dengan baseline tahun 2014 sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi sebesar 0,638; c. Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun 2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan. 2. Jumlah pedoman standar keselamatan dan keamanan transportasi, dengan target capaian s/d 2019 sebanyak 141 dokumen : a. Transportasi Darat dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 19 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Darat sampai pada tahun 2019; b. Transportasi Perkeretaapian dengan baseline 1 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 2 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan dan keamanan bidang Perkeretaapian sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut dengan baseline 3 dokumen pada tahun 2014, ditargetkan menjadi 58 dokumen pedoman dan standar keselamatan dan keamanan transportasi laut sampai pada tahun 2019. Dalam rangka menurunkan angka kecelakaan Ditjen Hubla menerbitkan pedoman/standar terkait keselamatan dan keamanan pelayaran dalam bentuk surat edaran dan surat keputusan baik yang ditetapkan oleh Dirjen Hubla maupun Direktur Teknis terkait; d. Transportasi Udara dengan baseline 2 dokumen pada tahun 2014, dan ditargetkan sebanyak 62 dokumen studi/kajian/desain/norma/standar/ Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 2 pedoman/kriteria/prosedur terkait keselamatan bidang Perhubungan Udara sampai pada tahun 2019. 3. Jumlah sarana dan prasarana keselamatan dan keamanan transportasi : a. Transportasi Darat berupa : 1) Jumlah Ketersediaan Marka Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 400.000 m2, ditargetkan menjadi 13.900.000 m2 sampai pada tahun 2019; 2) Jumlah Ketersediaan Rambu Lalu Lintas dengan baseline tahun 2014 sebanyak 800 Unit, ditargetkan menjadi 9.800 Unit sampai pada tahun 2019; 3) Jumlah Ketersediaan APILL dengan baseline tahun 2014 sebanyak 50 Unit, ditargetkan menjadi 1.645 Unit sampai pada tahun 2019; 4) Jumlah Ketersediaan Alat Penerangan Jalan Umum dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.500 Unit, ditargetkan menjadi 47.500 Unit sampai pada tahun 2019; 5) Jumlah Ketersediaan Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas UPPKB) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 0 Unit, ditargetkan menjadi 68 Unit sampai pada tahun 2019; 6) Jumlah Ketersediaan Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan dengan baseline tahun 2014 sepanjang 20.000 m’, ditargetkan menjadi 370.500 m’ sampai pada tahun 2019; 7) Pembangunan SBNP dan Rambu Sungai (LLASDP) dengan baseline tahun 2014 sebanyak 130 Unit, ditargetkan sebanyak 7.958 Unit SBNP dan rambu sungai sampai pada tahun 2019; b. Transportasi Perkeretaapian yaitu pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan perkeretaapian berupa : 1) Fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 29 Unit, ditargetkan menjadi 124 Unit sampai pada tahun 2019; 2) Perangkat Automatic Train Protection (ATP) ditargetkan menjadi 17 Unit sampai pada tahun 2019; c. Transportasi Laut mencakup: 1) Pembangunan SBNP dengan baseline tahun 2014 sebanyak 2.269 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 3.023 Unit; 2) Pembangunan dan upgrade GMDSS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 73 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 216 Unit; 3) Pembangunan dan upgrade VTS dengan baseline tahun 2014 sebanyak 34 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 69 Unit; Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 3 4) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal patroli dengan baseline tahun 2014 sebanyak 315 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 599 Unit; 5) Pembangunan/lanjutan/penyelesaian kapal negara kenavigasian dengan baseline tahun 2014 sebanyak 64 Unit, ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 105 Unit. d. Transportasi udara berupa fasilitas keamanan dan PK-PPK melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keamanan penerbangan, dengan baseline tahun 2014 sebanyak 312 paket, dan ditargetkan sampai tahun 2019 sebanyak 1.157 pengadaan fasilitas pelayanan darurat dan peralatan bidang keamanan penerbangan; 4.1.1.2 MENURUNNYA JUMLAH GANGGUAN KEAMANAN DALAM PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019 yaitu jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi (perkeretaapian, laut dan udara), dengan target capaian tahun 2015-2019 sebanyak 221 kejadian/tahun, meliputi: a. Transportasi Perkeretaapian melalui Kegiatan Sosialisasi Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian dengan target sampai tahun 2019 sebanyak 211 kejadian/tahun. b. Transportasi Laut melalui pelaksanaan patroli dan pengawasan pada jalur lalu lintas pelayaran dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun; c. Transportasi Udara melalui pembangunan fasilitas keamanan penerbangan dengan baseline tahun 2014 sebanyak 8 kejadian, dan ditargetkan sampai tahun 2019 menurun menjadi 5 kejadian gangguan keamanan/tahun. 4.1.2 PELAYANAN TRANSPORTASI Dalam rangka peningkatan pelayanan transportasi, Kementerian Perhubungan mempunyai 7 sasaran, yaitu : (1) Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, (2) Meningkatnya kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan diklat SDM perhubungan, (3) Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dalam mendukung pembangunan bidang transportasi, (4) Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance, (5) Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan, (6) Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 4 - 4 pada sektor tansportasi, dan (7) Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance. 4.1.2.1 MENINGKATNYA KINERJA PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI Untuk mencapai sasaran meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, Kementerian Perhubungan menetapkan Indikator Kinerja Utama untuk tahun 2015-2019, yaitu : 1. Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan target capaian s/d 2019 sebanyak 102 dokumen : a. Transportasi Darat melalui Penyusunan dokumen studi/kajian/desain/ norma/standar/pedoman/kriteria/prosedur