3 GAGASAN CERITA PANJI SEBAGAI ASPEK KETELADANAN

Henri Nurcahyo

Abstract The Panji story is a popular cultural heritage during the Majapahit period, spreading to various regions and countries of Southeast Asia. Panji's story is not just a romantic story of Panji Asmarabangun with Dewi Sekartaji but has many interesting aspects that can be studied from various sides. There are many fairy tales that tell the story of Panji, as well as the performing arts of tradition, art, the art of chanting, and even the Panji Story enshrined in reliefs of dozens of temples in East and hundreds of manuscripts of Panji scattered in various countries. From the various stories of Panji is contained noble values that can be a role model in the life of society and state. In the story of Panji there is a load of courage, heroism, unyielding spirit, creativity in running tactics, caring for others, love animals and flora, not vengeance, do not apply cruelly, love to study, devoted to mother, love and master various art and so on. The Panji is an ideal figure so much is personified by many Kings throughout history. The story of the Panji becomes intertwined between fairy tales and facts. The Panji story becomes a myth that eventually becomes a reference in life. In fact, the example of the Panji Story is not only reflected in its traits as a person but the moral of the story contained in it, as well as the inspiration that can be picked as a raw material for the creation of artwork and also the creative economy.

Keywords: Panji story, cultural heritage, exemplary, heroism, myth

PENDAHULUAN seakan tak pernah henti menimpa mereka Dalam pemahaman secara mainstream, sehingga justru semakin banyak melahirkan Cerita Panji dapat dikisah-singkatkan sebagai cerita-cerita baru lagi. sastra lisan yang berkisar mengenai percintaan Tetapi cerita yang seperti tersebut di atas Raden Panji Asmarabangun (Inu Kertapati atau hanyalah salah satu versi saja, masih banyak Panji Kudawanengpati), putera mahkota versi lain dalam Cerita Panji1. Bahkan, dalam kerajaan Jenggala, dengan Dewi Sekartadji pemahaman yang lebih luas, Cerita Panji tidak (Galuh Candrakirana), puteri kerajaan Panjalu hanya berurusan dengan Raden Panji dan atau Kadiri. Namun jalinan kasih sepasang sejoli Candrakirana, atau hanya berkisar mengenai ini tidak berjalan mulus, banyak romantika kerajaan Janggala dan Panjalu. Dan yang tidak berupa petualangan dan penyamaran hingga banyak tahu, bahwa masih banyak dongeng lain Cerita Panji kemudian melahirkan banyak versi yang tidak secara langsung merupakan dongeng dan varian berupa dongeng dan kisah-kisah Panji namun memiliki semangat yang sama. lainnya. Meski pada akhirnya mereka berhasil Cerita Sri Tanjung misalnya, dapat disebut menjadi sepasang suami isteri yang memerintah

Kerajaan Kadiri, namun berbagai persoalan 1 Dialog interaktif budaya “Aspek Keteladanan Pada Cerita Panji” 14 Februari 2018, bersama LPIK UNIPA Surabaya 117 sebagai cerita yang memiliki spirit Cerita Panji. peran pria dan wanita yang saling kasih, (d) Yaitu, kisah kasih yang terhalang, tentang berlatar sejarah Masa Hindu-Buddha atau masa kesetiaan seorang perempuan kepada sesudahnya, (e) berwilayah geografis Jawa – pasangannya, dan perjuangan sang lelaki yang khususnya Jawa Timur, dan terkadang pula tak kenal takut menghadapi bahaya demi menjangkau wilayah luar Jawa bahkan luar menunaikan sebuah tugas negara. Demikian pula Nusantara. Terhadap kisah-kisah Panji demikian, Angling Darmo di Bojonegoro, dan juga Damar Pigeaud (1967-1970,I:29) mengatagorikan Wulan. sebagai “Cerita Panji Minor (Minor Panji Arkeolog M. Dwi Cahyono berpendapat, Romance)’. bahwa yang dimaksud Cerita Panji adalah Cerita Panji berkembang pesat bersamaan berbagai kisah dalam beragam ekspresi dengan dengan tumbuhnya kerajaan Majapahit menjadi tokoh sentral Panji. Disebut Cerita Panji karena kerajaan klasik terbesar dan terakhir di memiliki pola-pola tertentu, yaitu (1) tokohnya nusantara. Majapahit sebagai kerajaan besar yang kekesatriaan, (2) memiliki pola integrasi- berkuasa di kepulauan tentunya dihormati oleh distegrasi-reintegrasi atau ketemu-pisah-ketemu kerajaan-kerajaan Asia Tenggara. Pada masa lagi dan mengalami siklus berulang. (3) Ada itulah Kisah atau Cerita Panji secara berangsur- kesan bermusuhan tetapi bersatu, seperti Romeo angsur menyebar berbarengan dengan Yuliet, ada upaya penyatuan. (4) Ada balada keharuman nama Majapahit di Asia Tenggara. yang segenerasi tapi bisa lintas generasi.2 Penduduk wilayah Asia Tenggara dan Tetapi M. Dwi Cahyono juga menyebut semenanjung tentu rela mengadopsi Kisah Panji adanya khasanah cerita lainnya yang dalam sebagai salah satu khasanah sastra mereka. Jadi sejumlah hal memiliki indikator serupa dengan Kisah Panji sebenarnya adalah simbol kejayaan cerita Panji, meski tidak ditokoh-sentrali oleh Majapahit itu sendiri, simbol pencapaian Panji Asmorobangun dan Dewi Sekartaji serta peradaban kedaton-kedaton di Jawa bagian tidak berlatarkan sejarah Jenggala-Pangjalu. timur dalam era Majapahit berkuasa.3 Indikator yang serupa dengan cerita-cerita Panji Meski “hanya” berupa kisah percintaan itu antara lain : (a) pola alur penceritaan dua anak manusia, seorang arkeolog asal Jerman, (integrasi-disintegrasi-reintegrasi), (b) melibatkan Lydia Kieven, ketika meneliti sosok yang tokoh peran dari kalangan ksatria bergelar ‘Panji’ mengenakan topi (tekes) di relief 20 candi di – sebagai tokoh peran utama, (c) bermuatan Jawa Timur, menemukan ada 7 (tujuh) candi kisah asmara dramatik, yang melibatkan tokoh yang dipastikan terkait dengan Cerita Panji dan 5

2 “Khasanah Panji Minor di Penjuru Jawa Timur. Sumber Keasi bagi Seni Budaya Panji”. Makalah Revitalisasi Seni Tradisi Berbasis Budaya Panji. UPT Laboratorium Pelatihan dan Pengembangan Kesenian Dinas 3 Agus Aris Munandar dan Ninie Susanti. “Makna Kisah Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Oktober Panji”. Makalah Seminar Cerita Panji sebagai Warisan 2016 Dunia. Perpustakaan Nasional, 28-29 Oktober 2014 Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 118 candi lain diduga terkait Cerita Panji.4 Sementara Prambanan, Taman Nasional Ujung Kulon, Agus Aris Munandar dan Ninie Susanti Situs Manusia Purba Sangiran, Taman Nasional mendeskripsikan ada 10 (sepuluh) bangunan Lorentz, Hutan Hujan Tropis Sumatera, dan kepurbakalaan dari era Majapahit yang Subak di . Sedangkan pusaka tidak berwujud mengandung relief Cerita Panji.5 Fakta yang (intangible heritage) dari yang juga diakui menarik ini melahirkan pertanyaannya, apakah oleh Unesco adalah , Keris, Batik, ada sesuatu yang luar biasa sehingga sampai Angklung, Tari Saman, dan 3 genre Tarian Bali sebegitu banyak bangunan kepurbakalaan yang yang terdiri dari tari sakral (wali), tari semi-sakral mengabadikan Cerita Panji? Lebih-lebih, semua (bebali), dan 3 tari hiburan (balih balihan).Cerita artefak itu ternyata dibangun pada masa Panji, dalam hal naskahnya, aalah jenis pusaka Majapahit. budaya yang tergolong Ingatan Dunia (Memory of Ada banyak keistimewaan Cerita Panji the World). Setelah menggandeng beberapa sebagaimana sudah dikaji oleh banyak ilmuwan. negara akhirnya naskah-naskah Panji berhasil Bahkan Cerita Panji yang merupakan cerita asli mendapatkan pengakuan Unesco sebagai Memory Indonesia yang bersumber dari kerajaan Kadiri of the World (MoW) sebagaimana yang sudah dan Jenggala ini ternyata menyebar ke seluruh pernah didapatkan oleh Indonesia atas Arsip Jawa, Bali, Nusa Tenggara, menyeberang ke VOC (bersama negara India, Afrika Selatan dan , , bahkan hingga ke negara- Sri Lanka), I , Babad Diponegoro, negara Malaysia (semenanjung Melayu), Negarakrtagama, dan Arsip Konperensi Asia Thailand, Kamboja, Laos dan Myanmar. Cerita Afrika Bandung 1955, oleh Indonesia (Arsip Panji adalah pusaka budaya yang sangat Nasional RI) bersama India, Pakistan, Srilanka berharga, pernah menjadi kebanggaan zaman dan Myanmar. Lantaran Naskah Panji memang Kerajaan Majapahit, dan sudah seharusnya terdapat tidak hanya di Indonesia, maka dikenali dan menjadi kebanggaan kembali oleh pengajuan ke Unesco juga melibatkan beberapa masyarakat Jawa Timur pada masa kini. negara lain, yaitu Malaysia, Kamboja, Belanda Cerita Panji adalah sebuah pusaka budaya dan Inggris. Sementara Thailand yang sebetulnya (Cultural Heritage). Pusaka (heritage) yang terdiri memiliki ratusan naskah Panji justru tidak dari pusaka berwujud atau bendawi (tangible terlibat dalam penganugrahan ini. Bersama heritage) dan tak berwujud (intangible heritage). dengan penetapan naskah Panji ini Unesco juga Yang termasuk Pusaka Bendawi sebagaimana menetapkan arsip-arsip renovasi Candi yang sudah ditetapkan oleh Unesco yaitu: Candi Borobudur dan Tsunami Asia Pasifik. Borobudur, Taman Nasional Komodo, Candi

4 Lydia Kieven meneliti hal ini sebagai bahan kajian disertasi doktoralnya di Sydney University dengan judul: “Following the Cap-Figure in Majapahit Temple Reliefs” 5 Agus, Ninie: opcit Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 119 DASAR TEORITIS keberadaan upacara adat itu dapat disebut Kondisi Faktual Cerita Panji sebagai benteng terakhir kebertahanan seni Pada masa sekarang ini, kebanyakan pertunjukan tradisional. Seni tradisi nampaknya masyarakat umum mengenal Cerita Panji dalam lebih banyak bertahan dalam fungsi sakral. bentuk dongeng, seperti Andhe-ande Lumut, Sementara seni tradisi dalam perannya sebagai Keong Mas, Panji Laras, Enthit dan banyak lagi. sarana hiburan atau fungsi profan nyaris tidak Bahkan mereka yang mengaku sudah akrab mendapat tempat atau malah semakin hilang dengan dongeng-dongeng tersebut tidak sama sekali. Meski tidak semua, sudah semakin menyadari bahwa apa yang sudah dikenalnya sedikit orang punya hajat atau ada perayaan sejak masih anak-anak itu tergolong Cerita Panji. tertentu yang mendatangkan seni pertunjukan Selain itu Cerita Panji juga menjadi bahan baku tradisi, khususnya yang berbasis Cerita Panji. cerita dalam seni pertunjukan tradisional seperti Sampai dengan tahun 2004, khususnya di Wayang Topeng, Wayang Beber, Wayang Jawa Timur, keberadaan Cerita Panji masih Krucil, Jaranan, Kethek Ogleng, dan sebagainya. sebatas menjadi pengetahuan para akademisi Sementara segolongan kecil lainnya mengetahui yang menjadikannya sebagai objek penelitian, Cerita Panji pada naskah-naskah kuno yang kajian ilmiah untuk meraih jenjang akademis ternyata jumlahnya mencapai ratusan dan yang lebih tinggi. Meskipun, bisa saja ada menyebar di berbagai negara. sejumlah akivitas terkait Cerita Panji seperti Pusaka budaya yang diklaim berasal dari mengangkat dalam sebuah lakon pertunjukan, Jawa Timur itu malah hampir tidak banyak kajian diskusi atau semacamnya. Keberadaan dikenali di tanah kelahirannya sendiri. Atau Cerita Panji timbul tenggelam seiring dengan setidaknya bukan menjadi sesuatu yang populer. perjalanan waktu. Belum terdengar ada sebuah Cerita Panji justru masih terpelihara dengan baik tekad untuk memopulerkan kembali Cerita Panji di Bali (yang disebut Malat) dan lebih terkenal di sebagaimana kejayaannya pada masa Majapahit. Semenanjung Melayu dengan sebutan Hikayat Cerita Panji adaah harta karun yang masih atau juga di Thailand dengan nama Kisah Inou tersimpan rapi di kotaknya dalam sebuah gua. dan Bossaba. Kondisi ini berdampak pada Maka pada tanggal 12 Agustus 2004, ada semakin memudarnya berbagai seni pertunjukan sebuah pertemuan kecil di Pusat Kerjasama yang mengambil bahan baku Cerita Panji, Budaya dan Bahasa Prancis (CCCL) Surabaya khususnya di Jawa Timur. yang diprakarsai oleh Soeprapto Suryodarmo Sejumlah seni (pertunjukan) tradisional (Padepokan Lemah Putih Solo), Lydia Kieven yang berbahan baku Cerita Panji masih sanggup (arkeolog dan pakar Panji dari Jerman) serta bertahan dengan adanya upacara adat berupa Suryo Wardoyo Prawiroatmojo (Ashoka Fellow bersih desa, ritual bulan Suro, saat ada nadzar dan pegiat lingkungan dan budaya, Trawas, atau acara ritual lainnya. Dengan kata lain, Mojokerto). Menurut catatan daftar hadir,

Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 120 termasuk ketiga pemrakarsa itu tercatat ada 19 sebagainya. Juga memperkenalkan musik nama yang mengikuti pertemuan ini, antara lain: pentatonis, perpaduan pentatonis dan diatonis. Sholeh Adipramono (padepokan Mangundarmo Untuk kalangan sekolah, bagaimana Malang), Henricus Supriyanto (budayawan, memperkenalkan dan menggunakan nama-nama Malang), Miroto dan Djarot (Solo), Sinarto serta istilah-istilah dalam budaya Panji, misalnya (Taman Budaya Jatim), Widodo Basuki (Majalah nama Taman Anggraeni untuk kebun sekolah. Jayabaya), Abdul Lathif (Kompas), Himawan Kedua, dengan mewariskan dan Cahya (Sekolah Ciputra), Michael Tendean menerapkan budaya leluhur ini diharapkan (Sekolah YPPI Surabaya), Diane Butler (Dharma manusia serta daerahnya diharapkan lebih Nature Centre, Bali), Mamik Santoso (Ubaya “santun” karena tidak terkontaminasi tata cara Trawas), dan beberapa nama lagi, termasuk dari yang kasar, serta teguh mempertahankan nilai CCCL sendiri. jati diri. Tujuan dan harapan pertemuan waktu itu Ketiga, perlu dikembangkan lebih lanjut antara lain: (a). Membicarakan rencana akar pada budaya pertanian. Bagaimana model penyelenggaraan suatu program Panji yang pertanian di Tumpang yang sudah komprehensif, menurut tataran seni budaya, mengembangkan pertanian “Jawa” Perlu sosiologi, sejarah sampai penanaman mengembalikan budaya pertanian ini, misalnya kebangsaan pada generasi muda. (b). dengan Beras Panji, Lombok jenis Panji, juga Membicarakan kemungkinan adanya suatu Panji sebagai simbol panen palawija, yang “Panji Centre” yang menggalang poros seni sebetulnya telah dikenal luas pada budaya budaya Panji: Bali – Jawa Timur – Jawa Tengah pertanian rakyat. Karena itu perlu dikembangkan dan DIY serta jaringan di negeri berbudaya lebih lanjut konsep sosial-budaya desa, dengan Panji, seperti Thailand, Cambodia dan Champa membawa konsep-konsep pertanian, tata desa, (Vietnam Selatan). tata ruang dan sebagainya. Dalam pertemuan tersebut lantas Keempat, perlu dikembangkan suatu mengemuka beberapa pernyataan penting: sistem “Taman Budaya Desa/Rural” dengan Pertama, bagi generasi muda yang mulai gagasan konsep holistik: kesenian, adat istiadat, tidak/kurang mengenali lagi budaya lokal dari kebiasaan hidup, peralatan-perlengkapan hidup leluhurnya, sebagai prioritas penting harus yang mencerminkan sejarah perkembangan dicobakan menerapkan beberapa cara, antara peradaban masyarakat secara luas, sebagaimana lain: memperkenalkan kembali seni budaya lokal masyarakat Indonesia 80 persen pedesaan. yang masih hidup, misalnya kunjungan ke Contoh peradaban dan budaya rural yang padepokan dan sanggar budaya, mendalami bertahan misalnya seperti di Jogja di lereng budaya dan ritual pertanian serta kehidupan Merapi dan Merbabu, lereng Gunung Lawu dan lainnya, seperti tumpengan, ruwatan dan masyarakat Tengger. Jika dapat diperluas lebih

Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 121 lanjut tentu akan mendapat simpati dan akhirnya merumuskan beberapa Rencana Tindak dukungan luas. Lanjut (RTL) yaitu: Kelima, pengembangan dan khususnya 1. Menyelenggarakan suatu “Pasamuan Budaya penamaan-peristilahan budaya Panji jangan Panji Mancanagari” dengan berbagai menggunakan nama Majapahit karena untuk kegiatan: workshop, seminar, pelatihan, beberapa kalangan di luar Jawa hal ini membawa pertunjukan tentang berbagai bentuk budaya citra penjajah dan militeristik yang mengganggu Panji; seni gerak, bunyi, kriya, lukis, motif, dan sangat merugikan. Lebih-lebih karena performance art, sastra, arsitektur bangunan rencana lanjutan budaya Panji ini sekali-sekali dan pertanian. tidak mengekspose politik dan kekuasaan, 2. Pasamuan direncanakan diselenggarakan namun mengungkapkan masalah nilai manusia September 2005 di lokasi Jawa Timur yang berguna. Budaya Panji sendiri jauh lebih dengan peserta semua wilayah yang tua daripada Majapahit walaupun berkembang berbudaya Panji; Siam (Thailand), Khmer – lebih luas pada zaman itu. Kambodia, Champa (Vietnam), Panji Keenam, perlu adanya tahapan dalam Melayu serta wilayah-wilayah di Jawa, Bali pengembangan Budaya Panji ini. Yang pertama dan Lombok. kali dilakukan adalah eksplorasi lebih lanjut, 3. Mengembangkan sarana-sarana Balai Budaya menentukan bentuk kegiatan lebih lanjut, Desa dengan Budaya Panji sebagai dasarnya, apakah festival, pasamuan atau kolaborasi dikembangkan pada berbagai aspek seperti dengan berbagai aspeknya, yaitu meliputi seni tersebut di atas, menjadi suatu Taman rupa, kriya, gerak dan bunyi, bentuk ukiran Budaya Desa. (disebut motif Panji Sosi) sampai kepada seni 4. Melanjutkan pengembangan nilai Budaya bangunan dan tata ruang wilayah. Panji melalui pendidikan. Ketujuh, pada tahun 2005, tepat 60 tahun 5. Melanjutkan serta mengembangkan cara- Indonesia merdeka adalah momen yang tepat cara pertanian sehat dan alami dari cara untuk penyelenggaraan suatu acara besar skala pertanian Budaya Panji. internasional berpusat pada Budaya Panji, Namun sayang sekali gagasan besar itu membahas berbagai segi lewat workshop, tidak (belum sempat) terlaksana, dan baru pada seminar, pelatihan, kajian ilmiah, diskusi serta tahun 2007 dapat diwujudkan sebagian berupa pertunjukan dan demo misalnya membahas seminar internasional di Universitas Merdeka sulukan dan janturan Panji Majapahitan, ritual Malang. Pada saat yang bersamaan juga desa, nilai sakral topeng, ruwayan dan dilakukan aktivitas kesenian berbasis Panji di sebagainya. Padepokan Mangundarmo, Tumpang, Malang Catatan notulensi Pertemuan Seni Panji dengan prakarsa M. Soleh Adipramono dan juga yang ditulis oleh Suryo W. Prawiroatmojo itu di Trawas oleh Suryo W. Prawiroatmojo.

Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 122 Demikianlah, sejak itu berbagai acara diperluas ke tingkat Asia pada bulan Juli tahun dengan tema Budaya Panji terus menggelinding, ini dimulai di Denpasar Bali, Surabaya, Kediri, yaitu “Pasamuan Budaya Panji Internasional” di Blitar dan Malang, berlanjut ke Yogyakarta dan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Jakarta. Seloliman, Trawas dan Candi Patirtan Jalatunda, Mojokerto, tahun 2008. Pada saat inilah Dewan Relevansi Cerita Panji Kesenian Jawa Timur sebagai salah satu Cerita Panji merupakan warisan sejarah penyelenggara mencanangkan program masa lalu yang adiluhung, pernah berjaya di Konservasi Budaya Panji. Bahkan juga masa lampau, khususnya era Majapahit, hingga mencanangkan Cerita Panji sebagai ikon budaya menyebar ke berbagai daerah di nusantara dan provinsi Jawa Timur. Tetapi lantaran saat itu beberapa negara Asia Tenggara. Bahwasanya Cerita Panji memang belum populer maka fakta Cerita Panji banyak terdapat di relief candi pencanangan ikon budaya itu hilang dihembus merupakan sebuah “misteri” tersendiri. angin. Sedemikian istimewakah Cerita Panji pada masa Hajatan berikutnya dilangsungkan di itu sehingga kemudian dipahatkan dalam banyak kompleks Candi Penataran (2009, 2010), Diskusi relief di candi-candi yang kesemuanya dibangun Intensif di Pusat Kebudayan Prancis Surabaya, pada akhir masa Majapahit. Malah di Candi bahkan event tahunan Malang Tempo Doeloe Selokelir di lereng gunung Penanggungan memiih tema utama Cerita Panji. Kemudian pernah ditemukan sebuah patung Raden Panji berlanjut ke Jombang (2011), dan terus yang kini berada di perpustakaan seni rupa ITB menggelinding di berbagai kota termasuk Bandung. Konon, patung ini tidak sendiri, bisa kawasan Pasar Klithik Solo, Pasuruan, Candi jadi ada patung Dewi Sekartaji yang entah Sukuh Karang Anyar, Museum Paduraksa dimana keberadaannya sekarang ini. Borobudur, Malang, Mojokerto, Kediri, Juga merupakan hal yang menarik dikaji, Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. Bahkan, mengapa banyak seni pertunjukan yang Festival Panji Internasional kemudian digelar di membawakan Cerita Panji, baik sebagai cerita Thailand awal tahun 2013. Disusul Festival satu-satunya, cerita utama, ataupun menjadi Topeng Internasional di Solo tahun 2014 yang salah satu referensi cerita yang dibawakan oleh sebagian besar menampilkan juga Cerita Panji. seni pertunjukan tersebut. Padahal, dalam dunia Dari serangkaian kerja swadaya ini seni pertunjukan biasanya dikuasai oleh cerita- akhirnya sanggup menggugah kepedulian cerita besar dari India yaitu Mahabarata dan pemerintah sehingga diselenggarakan Festival Ramayana. Bisa jadi bahwa Panji yang Nasional Panji di Kediri (Juli 2017) hasil merupakan Cerita asli Indonesia memang kolaborasi Pemkab Kediri, Pemprov Jatim dan sedang berdaya sebagai “Budaya Tanding” Kemendikbud RI. Acara serupa kemudian

Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 123 budaya dari luar, khususnya dalam konteks percaya kesetiaan isterinya, lantas menusukkan waktu itu adalah budaya India. senjata ke tubuh isterinya. Dengan penuh Belum lagi sekian banyak dongeng kesedihan Sri Tanjung bersumpah apabila berbasis Cerita Panji yang tersebar dan masih dirinya sampai dibunuh, jika yang keluar bukan populer di masyarakat hingga sekarang ini. darah, melainkan air yang harum, maka itu Sedemikian populernya dongeng-dongeng merupakan bukti bahwa dia tak bersalah. tersebut sampai-sampai kebanyakan orang tidak Akhirnya dengan garang Sidapaksa yang menyadari bahwa yang diketahuinya sejak masa sudah gelap mata menikam Sri Tanjung kanak-kanak sebagai dongeng pengantar tidur dengan keris hingga tewas. Maka keajaiban pun itu sesungguhnya adalah dongeng Panji. terjadi, benarlah persumpahan Sri Tanjung, dari Misalnya saja, dongeng Ande-ande Lumut, luka tikaman yang mengalir bukan darah segar Keong Emas, Panji Laras, Enthit, dan melainkan air yang beraroma wangi harum sebagainya. Khusus dongeng Timun Mas, ada semerbak. Raden Sidapaksa menyadari yang salah kaprah dengan dongeng ini. Bahwa kekeliruannya dan menyesali perbuatannya. dongeng Timun Mas yang menyebut-nyebut Sementara sukma Sri Tanjung terbang ke seorang gadis lahir dari buah timun, dibesarkan Swargaloka dan bertemu Dewi Durga. perempuan desa, melawan raksasa hingga Setelah mengetahui kisah ketidakadilan raksasa tenggelam dalam lumpur. Itu semua yang menimpa Sri Tanjung, Sri Tanjung sebetulnya bukan dongeng Panji melainkan dihidupkan kembali oleh Dewi Durga dan para dongeng dari Jawa Tengah. Memang ada dewa. Sri Tanjung pun dipersatukan kembali disebut-sebut dongeng Timun Mas sebagai dengan suaminya. Para dewa memerintahkan dongeng Panji, namun tidak ada gadis yang lahir Sidapaksa untuk menghukum kejahatan Raja dari buah timun karena gadis itu sebetulnya Sulakrama. Ia pun membalas dendam dan adalah Dewi Sekartaji yang sedang menyamar. berhasil membunuh Raja Sulakrama dalam suatu Juga tidak ada danau lumpur, meski disebut juga peperangan. Konon air yang harum mewangi itu ada raksasa yang mengejar Timun Mas namun menjadi asal mula nama tempat tersebut. Maka berhasil dikalahkan pemuda petani yang tidak sampai sekarang ibu kota lain adalah Raden Panji Inu Kertapati yang juga kerajaan Blambangan dinamakan Banyuwangiya sedang menyamar. ng bermakna "air yang wangi". Dongeng Sri Tanjung yang dikaitkan Legenda Sri Tanjung ini memiliki spirit dengan asal-usul kota Banyuwangi adalah juga Cerita Panji, yang oleh Pigeaud digolongkan bagian dari Cerita Panji. Dalam dongeng itu sebagai Panji Minor. Kesamaan dengan Cerita dikisahkan perihal seorang perempuan bernama Panji adalah mengisahkan kisah kasih yang Sri Tanjung dituduh selingkuh dengan Raja oleh terhalang, kesetiaan seorang perempuan kepada suaminya sendiri. Patih Sidopekso yang tidak pasangannya dan juga perihal perjuangan sang

Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 124 lelaki yang tak kenal takut menghadapi bahaya Cerita Panji dikenal sebagai Cerita Inao, berasal demi menunaikan sebuah tugas negara. dari kata Inu Kertapati. “Sepanjang pengetahuan Legenda ini dilukiskan antara lain dalam saya, tidak ada hasil kesusasteraan yang relief di Candi Surowono, dimana Patih bersemangat Jawa yang penyebarannya di Sidopeksa yang tahu Sri Tanjung tidak bersalah, seluruh Kepulauan Nusantara menyamai dia kemudian memangku jenasah isterinya dalam penyebaran Cerita Panji.” (Poerbatjaraka, 1968: posisi sangat mirip dengan Raden Panji 409-410) Bahkan sangat dimungkinkan sastra Asmarabangun berkisah kasih dengan Panji merupakan satu-satunya karya sastra Candrakirana. Indonesia yang hingga saat ini paling banyak dipelajari oleh berbagai bangsa di dunia.6 HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN Senada dengan hal itu maka guru besar Keistimewaan Cerita Panji Universitas Malaya, Abdul Rahman Kaeh, dalam Apakah keistimewaan Cerita Panji seminar internasional Budaya Panji di Malang sehingga layak dijadikan keteladanan? Cerita (2010) memberi kesaksian, bahwa: Orang Jawa Panji mewakili suatu mahakarya (masterpiece) boleh berbangga dengan Cerita Panji. Cerita ini kejeniusan kreatif manusia sebab digubah oleh memang asli kepunyaan mereka. Cerita-cerita para pujangga Jawa kuno dengan tema dan seperti Ramayana, Mahabarata, Adiparwa, lokasi cerita di Tanah Jawa sendiri. Cerita Panji Wirataparwa, Kakawin Arjuna Wiwaha, juga tidak mendapat pengaruh asing, namun Kakawin Smaradahana, Hikayat Seri Rama, justru mempengaruhi kebudayaan masyarakat Hikayat Sang Boma, dan sebagainya, tidak dapat Asia Tenggara secara luas, menjelaskan dikatakan asli kepunyaan mereka, kerana cerita- peradaban masyarakat Jawa Kuno antara abad cerita tersebut walaupun telah digubah dan ke 14-15 dan merupakan dokumentasi sejarah disesuaikan dengan lingkungan alam Jawa, tetapi kebudayaan di Asia Tenggara secara luas. kita masih dapat mengetahui negeri asalnya, iaitu Cerita Panji merupakan cerita asli India. Sebaliknya kalau kita mau mencari negeri Indonesia yang bersumber dari kerajaan Kadiri asal Cerita Panji ini di tempat lain tentulah tidak dan Jenggala ini ternyata menyebar ke seluruh mugkin, kerana cerita yang bersifat demikian Jawa, Bali, Nusa Tenggara, menyeberang ke hanya bisa kita temui di Jawa saja.7 Sumatra, Kalimantan, bahkan hingga ke negara- Manakala dirunut dari aspek sejarah, kisah negara Malaysia (semenanjung Melayu), ini terjadi pada masa kerajaan Kadiri, namun Thailand, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Asal justru muncul dua ratus tahun sesudah itu, yaitu tahu saja, Cerita Panji malah lebih memasyarakat 6 Bambang Pudjasworo, 2014: Cerita Panji sebagai di Thailand, dikenalkan di bangku sekolah dan Sumber Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan. (Dalam Prasetya, St. Hanggar B; Prosiding Seminar Tokoh Panji buku Cerita Panji itu sendiri ditulis oleh raja Indonesia, Depdikbud dan ISI Yogyakarta. 7 Kaeh, Abdul Rahman: “Cerita Panji, Sumber Kajian Thailand sendiri, yaitu Raja Rama. Di Thailand yang Masih Menarik”, dalam Panji Pahlawan Nusantara, editor Henri Supriyanto, belum diterbitkan. Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 125 pada masa kerajaan Majapahit.8 Dari sini saja Panji adalah lambang siang, matahari, lelaki; dan sudah memancing kajian sejarah dan aspek Candrakirana adalah lambang malam, rembulan politik yang menarik diperbincangkan. Bahkan, dan asas keperempuanan semesta. Berbagai mempersoalkan apakah Panji ini memang varian Cerita Panji selalu mengisahkan upaya merupakan fakta sejarah atau hanya dongeng pencarian yang dilakukan dengan sungguh- belaka, sudah menjadi bahan diskusi yang seru. sungguh, penuh dengan halang rintang, Dalam bab tersendiri di buku ini diulas kaitan termasuk harus melakukan penyamaran. Namun antara Cerita Panji dan aspek sejarah ini. usaha keras itu akhirnya tidak sia-sia. Cerita Cerita Panji adalah sastra klasik tingkat Panji mengajarkan perihal kesetiaan dan usaha dunia yang asli berasal dari Indonesia, khususnya keras untuk menjaganya, meski di saat yang dari Jawa Timur. Meski beragam Cerita Panji sama kesetiaan itu sendiri memiliki tafsir yang yang beredar namun semangatnya tetap sama berbeda. yaitu pengembaraan dan kemenangan sang Cerita Panji itu lahir lantaran masyarakat pahlawan yang hidup dalam budaya Jawa Kuna, pada saat itu merindukan bersatunya dua bukan budaya yang berasal dari India. Lydia kerajaan, Jenggala dan Kadiri yang dipimpin Kieven bahkan menyebut bahwa sastra Panji oleh dua raja bersaudara yang sama-sama adalah salah satu contoh khas untuk kreativitas keturunan Airlangga. Pada mulanya, ketika pada zaman Jawa Timur. Naskahnya atau versi Airlangga hendak mengundurkan diri sebagai lisan diciptakan pada zaman itu dan tidak Raja Jenggala lantaran usia lanjut, dia berdasarkan ada sastra India. Cerita Panji adalah kebingungan lantaran memiliki dua orang putera bukti kreativitas budaya Jawa Timur.9 yang dianggap sama-sama berhak menjadi Raja. Bahwa sesungguhnya Cerita Panji bukan Sementara puteri sulungnya, Dewi Kilisuci, hanya bercerita mengenai kisah percintaan tidak berminat menjadi pewaris dan memilih belaka. Filosofi Cerita Panji adalah mengenai bertapa sebagai Bikhu. Singkat cerita, meski “mencari dan menemukan”, seperti kisah kerajaan kemudian sudah dibagi dua untuk tentang rembulan dan matahari yang kakak beradik, namun keduanya masih sering digambarkan bagaikan sepasang kekasih. Bulan berseteru karena menganggap tidak adil. Dan hal adalah lambang kesetiaan dan ketulusan cinta. ini berlangsung hingga keturunan ketiga. Maka Janji bulan untuk tetap setia pada matahari. Jadi lahirnya Cerita Panji adalah sebuah simbolisme agar kedua bersaudara itu berdamai dengan cara

8 Perihal kapan Cerita Panji tercipta masih menjadi menjodohkan masing-masing putera dan perdebatan. Ada yang bilang sebelum Majapahit sudah puterinya.10 ada. Bahkan Puteri Gayatri, isteri Raden Wijaya konon disebut-sebut sebagai pengagum berat dan mempersonifikasikan diri sebagai Dewi Candrakirana. 9 Kieven, Lydia, 2014. “Simbolisme Cerita Panji dalam Relief-Relief di Candi Zaman Majapahit dan Nilainya pada 10 Tafsir mengenai hubungan saudara ini bisa bermacam- Masa Kini”, makalah dalam seminar di Perpusnas, macam. Ada yang menyebut saudara sepupu, namun ada Oktober 2014. yang mengatakan bahwa mereka merupakan keturunan Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 126 Cerita Panji berkembang pesat bersamaan berkembang dengan versi-versi baru yang dengan tumbuhnya kerajaan Majapahit menjadi digubah sendiri dalam pementasan Wayang kerajaan klasik terbesar dan terakhir di Topeng di Malang dan juga beberapa novel nusantara. Majapahit sebagai kerajaan besar yang populer. berkuasa di kepulauan tentunya dihormati oleh Berbeda dengan naskah-naskah kuno kerajaan-kerajaan Asia Tenggara. Pada masa tersebut di atas, popularitas Cerita Panji itulah Kisah Panji secara berangsur-angsur diceritakan dalam berbagai bentuk seni, menyebar berbarengan dengan keharuman nama termasuk cerita rakyat yang menandakan cerita Majapahit di Asia Tenggara. Penduduk wilayah ini juga tersebar di kalangan rakyat dan bukan Asia Tenggara dan semenanjung tentu rela hanya menjadi karya intelektual yang hanya mengadopsi Kisah Panji sebagai salah satu dikonsumsi kalangan elit dan terbatas. Cerita khasanah sastra mereka. Jadi Kisah Panji Panji tidak hanya berhenti pada naskah namun sebenarnya adalah simbol kejayaan Majapahit itu berkembang sebagai cerita anak-anak yang juga sendiri, simbol pencapaian peradaban kedaton- disukai orang kebanyakan. kedaton di Jawa bagian timur dalam era Dan kalau mau alasan lain untuk Majapahit berkuasa.11 menguatkannya, berikut ini simpulan Ternyata, meski sudah terkenal ternyata (theorema) yang disampaikan Agus Aris tidak diketahui siapa pencipta Cerita Panji. Munandar dalam makalahnya di Seminar “Panji Bandingkan dengan Negara Krtagama (Mpu dalam Berbagai Tradisi Nusantara” di Prapanca), kakawin Sutasoma (Mpu Tantular), Yogyakarta bulan Mei 2014,13 yang sekaligus kakawin Arjuna Wiwaha (Mpu Kanwa), Serat ditambahkan dalam urutan keistimewaan Cerita Dewa Ruci (Empu Siwamurti). Meskipun Kitab Panji. Pararaton dan Kidung Sudamala juga tidak Kisah Panji memiliki nilai universal luar diketahui penulisnya, namun Cerita Panji biasa, yaitu menjadi acuan kepahlawanan, merupakan mahakarya susastra yang digubah penghargaan kemanusiaan, mengetengahkan secara bersama-sama oleh masyarakat Jawa etika pergaulan, dan diplomasi pergaulan. Hal itu Kuna, bukan oleh satu dua Mpu. Kisah Panji terlihat dari sepak terjang Raden Inu atau Panji telah mengalami penambahan dan perluasan dalam kisah-kisahnya, tokoh tersebut pada narasi yang berbeda-beda sesuai dengan selera dasarnya selalu menjunjung nilai-nilai peradaban pujangga penggubahnya.12 Bahkan sampai dan kemanusiaan. sekarang pun Cerita Panji ini masih terus Kisah Panji mewakili suatu mahakarya

(masterpiece) kejeniusan kreatif manusia sebab ketiga. Sebagai karya sastra, hal ini tidak penting dipersoalkan. 11 Agus Aris Munandar dan Ninie Susanti. “Makna Kisah 13 Munandar, Agus Aris (2014): Panji dan para Kadeyan Panji”. Makalah Seminar Cerita Panji sebagai Warisan Mengembara dalam Kebudayaan Nusantara. Dalam Dunia. Perpustakaan Nasional, 28-29 Oktober 2014. Prosiding Seminar Tokoh Panji Indonesia: Panji dalam 12 opcit Berbagai Tradisi Nusantara. Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 127 digubah oleh para pujangga Jawa kuno dengan Lantas, bagaimana dengan sifat dan tema dan lokasi cerita di Tanah Jawa sendiri, karakter tokoh Panji itu sendiri? Dari beberapa tidak mendapat pengaruh asing, namun sumber sastra, babad, maupun data arkeologis, memengaruhi kebudayaan masyarakat Asia R.M. Yunani kemudian merumuskan karakter Tenggara secara luas. Panji sebagai berikut:15 Uraian Kisah Panji memberikan gambaran 1. Berwajah yang tampan sebagai kesatria tentang tahapan-tahapan penting dari sejarah 2. Bersikap pendiam dan anggun. kehidupan manusia. Kisah Panji menjelaskan 3. Berjiwa lemah lembut, manjing ajur ajer. peradaban masyarakat Jawa Kuno antara abad 4. Gemar menuntut ilmu dan gemar ke 14-15 dan merupakan dokumentasi sejarah membaca kebudayaan di Asia Tenggara secara luas. 5. Seniman gamben (piawai) dan mumpuni Secara langsung atau nyata terkait dengan berbagai cabang seni. suatu peristiwa atau tradisi kehidupan: Kisah 6. Bertabiat jujur dan lurus hati. Panji menjelaskan perihal tradisi perjodohan 7. Taat kepada orangtua terutama ibu. yang dikenal meluas di Asia Tenggara dengan 8. Menyayangi binatang, terutama hewan cara (a) dijodohkan (dipertunangkan), (b) piaraan. memilih sendiri, (c) pasangan merupakan hadiah 9. Ramah dan sopan terhadap sesamanya. sayembara. Diuraikan juga adanya tradisi 10. Setia dan menghormati para istrinya. pergantian kuasa raja-raja secara damai dan 11. Simpatik dan menarik karena memiliki sejahtera sebagaimana yang didambakan dalam ilmu asmara (asmaragama, asmaratantra, sejarah kebudayaan Asia Tenggara. asmaranala, dan asmaraturida). Satu hal yang istimewa, Cerita Panji 12. Pandai menulis di kertas lontar. memiliki autentisitas karya: Kisah Panji adalah 13. Pahlawan perang sehingga dijuluki otentik, tidak menjiplak atau meniru karya-karya Kusuma Yudha. lain, walaupun terdapat tema universal tentang 14. Piawai menari dan bermain gamelan. percintaan, namun keasliannya tetap tampil dan 15. Piawai mendalang wayang. hal itu diakui oleh masyarakat yang Dalam dunia pewayangan, karakter Panji mengapresiasinya. Cerita Panji dapat tersebut ternyata sama persis dengan sosok dibandingkan dengan karya lain sezaman Arjuna. Itulah sebabnya komikus R. Kosasih (Pararaton, Sri Tanjung, Sudamala dan Calon ketika melukiskan Panji dalam komik Panji Arang), maka Kisah Panji memunyai Semirang tidak sedikitpun berbeda dengan sosok kekhususan tersendiri.14 Arjuna yang (antara lain) dilukiskan dalam komik Arjuna Sasrabahu. Karena itu, sosok yang

14 Uraian selengkapnya dapat dibaca di buku “Memahami 15 RM. Yunani Prawiranegara: “Sang Panji Pahlawan Budaya Panji” oleh Henri Nurcahyo, Pusat Konservasi Kebudayaan”, dalam Konservasi Budaya Panji, Dewan Budaya Panji, 2016 Kesenian Jawa Timur, 2010, editor Henri Nurcahyo Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 128 diukir dalam sepasang cengkir dalam tradisi Diperlukan langkah inventarisasi Cerita mitoni masyarakat Jawa bukan hanya dapat Panji yang tersebar dalam bentuk dongeng, dimaknai sebagai Dewa Kamajaya dan Dewi lakon-lakon seni pertunjukan, kidung, maupun Ratih, bukan hanya Raden Arjuna dan Dewi yang sudah divisualisasikan dalam relief-relief Sembadra, tetapi juga Raden Panji dan Dewi candi. Hal ini karena cerita Panji banyak tersebar Sekartaji. di berbagai media namun belum ada yang Sedemikian idealnya karakter seorang mendokumentasikannya dalam sebuah buku Panji maka banyak perempuan ingin menjadi tersendiri. isterinya; Banyak orangtua yang ingin Sebagaimana sebuah harta karun maka mengambilnya menjadi menantu; Banyak raja Cerita Panji harus dikelola sedemikian rupa atau semua laki-laki ingin meniru sifat-sifatnya; dengan berbagai kreasi tanpa harus takut akan Dan tidak jarang ada Raja yang mengklaim kehabisan, sebab berbeda dengan sumberdaya sebagai personifikasi Panji. Itu sebabnya ada alam yang akan habis kalau digali maka Cerita kerancuan sejarah yang menganggap Cerita Panji Panji sebagai sumberdaya budaya justru akan sebagai sebuah fakta sejarah hanya karena ada semakin berlimpah manakala terus menerus raja bernama Panji yang beristerikan digali. Candrakirana. Keteladanan dari Cerita Panji bukan hanya Padahal, Panji bukanlah figur nyata yang yang tercermin dari sifat-sifatnya saja sebagai ada dalam sejarah. Panji adalah sebuah karakter pribadi namun moral cerita yang terdapat di protagonis. Panji adalah sosok ideal yang dapat dalamnya, dan juga inspirasi yang dapat dipetik melekat pada siapapun. Bahkan menurut I sebagai bahan baku penciptaan karya seni dan Wayan Dibia, masyarakat di Bali yang memiliki juga ekonomi kreatif. sifat jujur dan berani mendapatkan julukan Panji. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud dan ISI Yogyakarta, PENUTUP DAN KESIMPULAN 2014: Prasetya, St. Hanggar B (ed); Prosiding Lantaran sosok Panji memang identik Seminar Tokoh Panji Indonesia. dengan tokoh protagonis itulah maka sudah selayaknya Panji menjadi teladan dalam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi berkehidupan. Bagi dunia pendidikan, Cerita JawaTimur, Panji dapat dikemas sedemikian rupa sebagai 2016: “Revitalisasi Seni Tradisi Berbasis bahan ajar untuk anak didik. Para guru musti Budaya Panji.” Tidak diterbitkan. memahami lebih dulu apa itu cerita Panji, kemudian mengkreasikan dalam berbagai mata pelajaran yang diampunya.

Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 129 Kieven, Lydia, 2014. “Menelusuri Figur Bertopi Dalam Relief Candi Zaman Majapahit. Pendangan Baru terhadap Fungsi Religius Candi- candi Periode Jawa Timur Abad ke 14- 15. Kepustakaan Populer Gramedia.

Munandar, Agus Aris, 2014: “Catuspatha Arkeologi Majapahit”. Wedatama Widya Sastra. Nurcahyo, Henri, (ed) 2010: “Konservasi Budaya Panji”, Dewan Kesenian Jawa Timur.

Nurcahyo, Henri, 2016: “Memahami Budaya Panji”, Pusat Konservasi Budaya Panji.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2014: “Cerita Panji Sebagai Warisan Dunia”, prosiding seminar naskah kuna nusantara.

Simbolisme Cerita Panji dalam Relief-Relief di Candi Zaman Majapahit dan Nilainya pada Masa Kini”, makalah dalam seminar di Perpusnas, Oktober 2014.

Supriyanto, Henri (ed). “Panji Pahlawan Nusantara”, belum diterbitkan.

Jurnal Budaya Nusantara Vol. 1 No. 2 | 130