Studi Di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Studi Di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah) SOSIALISASI NILAI KEJAWEN PADA GENERASI MUDA MASA KINI (Studi Di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Di susun oleh: Wening Nugrahastuti 110905037 DEPARTEMEN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 1 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini disetujui dan dipertahankan oleh Nama : Wening Nugrahastuti Nim : 110905037 Departemen : Antropologi Judul : SOSIALISASI NILAI KEJAWEN PADA GENERASI MUDA MASA KINI (Studi Di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah) Pada : Medan. Desember 2016 Dosen Pembimbing Ketua Departemen Drs. Agustrisno M.Sp. Drs. Fikarwin Zuska NIP. 196008231987021001 NIP. 196212201989031005 Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Dr. Muryanto Amin. S.Sos. M.Si NIP. 197409302005011002. 2 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PERNYATAAN ORIGINALITAS SOSIALISASI NILAI KEJAWEN PADA GENERASI MUDA MASA KINI (Studi Di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya. Medan, Desember 2016 Wening Nugrahastuti i Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Skripsi ini berjudul SOSIALISASI NILAI KEJAWEN PADA GENERASI MUDA PADA MASA KINI (Studi di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah) oleh Wening Nugrahastuti NIM 11090503, berjumlah 108 halaman dengan 7 gambar dan 4 tabel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai bagaimana para orangtua yang berada didesa Juwangi dalam mensosialisasikan nilai-nilai jawa atau kejawen pada generasi muda. Serta ingin melihat bagaimana para orangtua melestarikan nilai-nilai jawa atau nilai kejawen kepada generasi muda. Proses penelitian yang dilakukan menggunakan metode etnografi dimana peneliti menggunakan metode observasi partisipasi yakni ikut dan melihat langsung bagaimana sosialiasi dilakukan dan bagaimana cara menerapkannya pada generasi muda. Dalam Penelitian ini, peniliti mendapatkan sosialisasi yang dilakukan dapat diberikan kepada saja, bukan hanya penerus langsung dari penganut kejawen. Sosialisasi yang dilakukan berupa penanaman nilai-nilai Jawa atau nilai kejawen melalui nasehat-nasehat dan ceramah yang diberikan kepada generasi muda. dalam proses sosialiasi terdapat 3 pembagian proses pemberian atau pentransferan nilai kepada anak;a. enkulturasi yakni merupakan proses pembelajaran anak dan proses pengajaran kepada anak bagaimana nilai-nilai itu diajarkan. Kegiatan yang diajarkan ialah puasa yakni dimana si anak diajarkan bagaimana untuk menjalankan puasa dengan benar. Lalu nyadran yakni kegiatan bersih-bersih desa yang dilakukan menjelang puasa. Kegiatan ini berupa gotong royong antar warga. Dalam hal ini diajarkan bagaimana ia harus berbaur dan saling membantu antar warga lain. Kenduren yakni kegiatan doa bersama yang dilakukan oleh antar warga dalam memohon berkat dari Tuhan dalam memiliki hajatan atau acara tertentu. Anak di ajarkan untuk membantu orangtua dalam bentuk gotong royong dalam kegiatan kenduren tersebut. Selain itu anak diajak dalam setiap kenduren untuk membentuk etika sopan santun saat berada di rumah orang lain dan di ajarkan bagaimana berinteraksi dengan masyarakat yang lain. b. sosialisasi merupakan pentansferan nilai-nilai Jawa kepada generasi muda. Bentuk sosialisasi berupa pemberian dalam bentuk nasehat-nasehat sehari-hari. Nasehat-nasehat yang dipakai pada bab 3 yakni nilai-nilai kejawen dalam Prana Jati.c. inernaliasi merupakan prsoes penanaman nilai-nilai kedalam diri yang sudah terbentuk melalui proses enkulturasi dan sosialisasi. Dalam internelisasi lebih ditekankan melalui nasehat-nasehat sehar-hari agar anak dapat mengingat apa yang dipelajari. ii Universitas Sumatera Utara UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “SOSIALISASI NILAI KEJAWEN PADA GENERASI MUDA MASA KINI (Studi Di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dengan baik. Skripsi ini di susun untuk di ajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ilmu sosial dalam bidang Antropologi Sosial di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini, secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua saya TUGIYO dan ibu saya DIAN NUGRAHENI, SKM, M.KES yang penuh cinta dan kasih sayang telah membesarkan dan setia mendoakan, mendukung, dan selalu menyemangati serta selalu mencukupi kebutuhan penulis. Semoga apa yang saya berikan saat ini dapat menambah kebanggaan bagi orangtua. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan sejumlah kekurangan dan kelemahan. Untuk itu penulis membuka diri untuk menerima saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan penulis ucapkan terimakasih kepada: Bapak Dr. Muryanto. S,Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Terimkasih juga kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska, selaku Ketua Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Bapak Drs Agustrisno M.SP, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia membimbing dan memberi dukungan kepada saya dengan sebaik mungkin dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada seluruh dosen ilmu Antropologi Sosial dan dosen pengajar mata kuliah, yang telah memberikan materi kuliah selama penulis menjalankan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Terimakasih kepada bapak Gurit Agung prakoso dan bapak Siswadi selaku informan saya beserta seluruh informan yang ada di desa Juwangi khususnya para iii Universitas Sumatera Utara anggota dari PRANA JATI yang telah bersedia menjadi informan dan banyak membantu saya dalam proses penelitian. Terimakasih kepada sahabat-sahabat terdekat saya Halimah Riski Agustria, Wildani Agustina, Mariance Yustiti Sari, Lasni Nadeak, Devi, Ruth O Ginting, Deswita . Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan di Antropologi Sosial 2011 Medi harianja , Deswita Sari, Nurhasanah, Anisa solihati, Prasetyo Utomo, Maulana Gultom, Evelyna Santri Sihombing, dan semuanya. Tak ada satupun waktu yang tak berkesan saat kebersamaan masih menjadi milik kita semua. Sukses untuk kita semua. Terimakasih kepada saudari kembarku yang tersayang Weni Mulyantari, yang selalu ada buat saya saat duka dan suka, dan Heru kuncoro yang selalu menghibur, mendoakan, menyemangati dan terus memaksa agar segera menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga buat keluarga besar Koes co khususnya almarhum Eyang kakung saya Kusnanto Hadi Susilo, dan Eyang putri saya Ibu Hermuni yang selalu memotivasi sayaTerimakasih untuk para kerabat lintas stambuk saudara Denny, Adinda Veranisa, Adinda Tata dan semuanya yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu sukses untuk kita semua. Untuk para sahabat saya Hanna Maria Panggabean, Roslina Sinaga, Tiarma Sari Sinaga. Mas Sigit, kak Indri dan mbak Niken Yang selalu mendukung saya untuk meraih gelar sarjana, dan takkan terlupakan waktu saat saat kita masih duduk dibangku sekolah dulu,. Semoga kita selalu Rukun dan bersahabat sampai kita tua. Dan kepada semua yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya ucapkan terimakasih untuk dukungan, doa, serta semangat sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Medan, Desember 2016 Wening Nugrahastuti iv Universitas Sumatera Utara RIWAYAT HIDUP Wening Nugrahastuti, lahir di Grobogan, Purwodadi Jawa Tengah pada tanggal 22 Juli 1993. Anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Tugiyo dan Dian Nugraheni, beragama Katolik dan berdarah Jawa meskipun tinggal di Sumatera. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama dari SMA PUTRI CAHAYA Medan pada tahun 2011 dan melanjutkan pendidikan strata satu di Universitas Sumatera Utara pada tahun 2011 seleksi UMB PTN untuk masuk di Departemen Antropologi – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Pernah bergabung dalam KMK Don Bosco naungan FISIPOL menjadi Badan Pengurus Harian selama 1 periode pada tahun 2012. Dan selalu terlibat dalam kepanitiaan KMK Don Bosco selama 3 tahun berturut-turut. v Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan dan penyusunan penelitian ini dilakukan guna memnuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada bidang antropologi dari departemen antropologi. Skripsi ini berjudul SOSIALISASI NILAI KEJAWEN PADA GENERASI MUDA MASA KINI (Studi Di Desa Juwangi, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dalam
Recommended publications
  • Discourses Exploring the Space Between Tradition and Modernity in Indonesia
    In the 8th International Indonesia Forum Conference DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA i Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). ii In the 8th International Indonesia Forum Conference DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA Editorial Board: Hermanu Joebagio, Frank Dhont Pramudita Press iii In the 8th International Indonesia Forum Conference Sebelas Maret University, Solo, Indonesia 29 – 30 July 2015 Organized by: Sebelas Maret University and International Indonesia Forum DISCOURSES EXPLORING THE SPACE BETWEEN TRADITION AND MODERNITY IN INDONESIA Editorial Board: Hermanu Joebagio, Frank Dhont Paper Contributor:
    [Show full text]
  • Komunikasi Simbol : Peci Dan Pancasila
    KOMUNIKASI SIMBOL : PECI DAN PANCASILA Rama Kertamukti (Dosen Ilmu Komunikasi FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) ABSTRACT The use of peci in the activities of the community in Indonesia is an equivalent form of the symbol of amity and simple. Amity and the simplicity of it is visible in the form of a caps which usually contains only one element of black color and the shape of a tube-like caps follow the head of its users. The use of caps or songkok in Indonesia has been regarded as the culture (Pancasila). Caps in Indonesia became a symbol of resistance in a simplicity pattern to form a balance in society concerned with the material. Black in a psychology color have stimuli the nature of human emotion strong and have expertise are defined although official or formal. Symbol- ism key of mental life typical human and exceeding tiers animal of economics. Basic needs will symbolization clear in humans serves continuously and is a process of fundamental the human mind. As users and interpreter of symbol, human sometimes irrational to think of as if there natural of a connection between a symbol with what symbolized. : Peci, Pancasila, Symbol, Society A. Pendahuluan khas cara berpakaian sebagian umat muslim Sejarah adalah pondasi masa sekarang, di Indonesia. Sebagai Penutup kepala, Peci ada- ketika membaca buku sejarah Indonesia pada lah sunnah nabi dan mereka meyakini bahwa masa pergerakan melawan penjajahan menggunakan penutup kepala berarti mereka imperialisme, banyak terlihat para pejuang mencintai nabinya. Mereka berpendapat ke- bangsa semisal Soekarno, Sutan Sjahrir, Moh. biasaan menelanjangi kepala, tanpa peci atau Hatta selalu menggunakan peci hitam yang surban adalah kebiasaan orang di luar Islam.
    [Show full text]
  • A Subud Bibliography
    A Subud Bibliography By Matthew Clark COPYRIGHT 2003, 2004, 2005 July 15, 2005 version Welcome Brothers, Sisters, Booklovers and Fellow Bibliophiles to “A Subud Bibliography”, my labor of love (or rampant purification if you ask my wife)--In either case, the first step in my dream to one day see a comprehensive library or literary collection of Subud and Subud-related writings accessible to members and scholars everywhere. I have been an avid reader and book-collector since childhood. (My mother drove a bookmobile and used to bring home armloads of discarded books for us to read). When my father passed away in 1995, I was fortunate to inherit part of his esoteric book collection…and his great love of Subud books. That’s when the seed was planted…the idea of gathering under one roof everything written about Bapak and Subud and by Subud members. It has grown slowly since then until, with the advent of the Internet, it became possible to begin systematically collecting much of what has been written about Subud and by its members. This is certainly a work in process, far from finished; in fact, never to be finished as long as Subud continues. It is more than a list…it is a living history of Subud, beginning with Rofe’s first article in October 1951 in an obscure journal (discovered by divine inspiration in a sub-basement of the New York Public Library) and continuing through all the great (and some not-so-great) Subud-related books and articles of the past half century.
    [Show full text]
  • Kearifan Lokal Tahlilan-Yasinan Dalam Dua Perspektif Menurut Muhammadiyah
    KEARIFAN LOKAL TAHLILAN-YASINAN DALAM DUA PERSPEKTIF MENURUT MUHAMMADIYAH Khairani Faizah Jurusan Pekerjaan Sosial Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga Yogyakarta [email protected] Abstract. Tahlilan or selamatan have been rooted and become a custom in the Javanese society. Beginning of the selamatan or tahlilan is derived from the ceremony of ancestors worship of the Nusantara who are Hindus and Buddhists. Indeed tahlilan-yasinan is a form of local wisdom from the worship ceremony. The ceremony as a form of respect for people who have released a world that is set at a time like the name of tahlilan-yasinan. In the perspective of Muhammadiyah, the innocent tahlilan-yasinan with the premise that human beings have reached the points that will only get the reward for their own practice. In addition, Muhammadiyah people as well as many who do tahlilan-yasinan ritual are received tahlian-yasinan as a form of cultural expression. Therefore, this paper conveys how Muhammadiyah deal with it in two perspectives and this paper is using qualitative method. Both views are based on the interpretation of the journey of the human spirit. The human spirit, writing apart from the body, will return to God. Whether the soul can accept the submissions or not, the fact that know the provisions of a spirit other than Allah swt. All human charity can not save itself from the punishment of hell and can not put it into heaven other than by the grace of Allah swt. Keywords: Tahlilan, Bid’ah, Muhammadiyah Abstrak. Ritual tahlilan atau selamatan kematian ini sudah mengakar dan menjadi budaya pada masyarakat Jawa yang sangat berpegang teguh pada adat istiadatnya.
    [Show full text]
  • Rituals of Islamic Spirituality: a Study of Majlis Dhikr Groups
    Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Arif Zamhari THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY E P R E S S E P R E S S Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] This title is also available online at: http://epress.anu.edu.au/islamic_citation.html National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Author: Zamhari, Arif. Title: Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in East Java / Arif Zamhari. ISBN: 9781921666247 (pbk) 9781921666254 (pdf) Series: Islam in Southeast Asia. Notes: Includes bibliographical references. Subjects: Islam--Rituals. Islam Doctrines. Islamic sects--Indonesia--Jawa Timur. Sufism--Indonesia--Jawa Timur. Dewey Number: 297.359598 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design and layout by ANU E Press Printed by Griffin Press This edition © 2010 ANU E Press Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changesthat the author may have decided to undertake.
    [Show full text]
  • The Influence of Hinduism Toward Islam Bani: Study of Religious Thought of Muslim Champa, Viet Nam
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by ILMU USHULUDDIN THE INFLUENCE OF HINDUISM TOWARD ISLAM BANI: STUDY OF RELIGIOUS THOUGHT OF MUSLIM CHAMPA, VIET NAM Ismardi, Zulkifli, Kamiruddin, Afrizal Ahmad State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia [email protected] Abstract: This article would like to traceabout: when is the emergence of Bani Islam, what is the teachings of Islam Bani,what is the influence of Hinduism toward Muslim worship of Bani Vietnamese, andwhat are the Vietnamese Muslim businesses in purifying/renewing their teachings. This article was conducted in NinhThuan Province, Vietnam in 2017. The subject of the study were the figures of the Champa Muslim community (Bani and Cham Islam), then the worshipers of the two groups above. The object of this research was Hindu effect on Bani Islam.The population in this research were the Bani religious figures and Cham Islam/Sunni whose numbers could not be identified completely because they were spread in various regions. The analysis that the author used in this study was a Qualitative Descriptive analysis. This article concludes thatin Vietnam there are two Islamic groups namely Cham Islam and Early Cham (Cham Bani). The way to worship the Cham Bani group was influenced by Hinduism, which has become a tradition of Vietnamese society before the arrival of Islam. This happened due to the unfinished Islamization process.Cham Bani's way of worship is still going on nowadays, even though there have been purification efforts from various parties to improve the way they worship.
    [Show full text]
  • Charisma and Rationalisation in a Modernising Pesantren: Changing Values in Traditional Islamic Education in Java
    Charisma and Rationalisation in a Modernising Pesantren: Changing Values in Traditional Islamic Education in Java Achmad Zainal Arifin A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy Religion and Society Research Centre University of Western Sydney, Australia 2013 Principal Supervisor: Professor Dr. Julia Day Howell Associate Supervisor: Professor Dr. Bryan S. Turner Dedication My beloved wife, Irfatul Hidayah, and my children, Muhammad Zeva Wagiswari and Athifa Ramaniya, for your patience and support during my study My parents, Bapak Tholchah Aziz (Alm.) and Ibu Aisyah, and brothers and sisters, Mbak Iva, Mas Barok, Mas Mus, Mbak Ema, Yuni and Nuk, for your sincere prayers for my success Bapak Syamsuddin (Alm.) and Ibu Jauharoh, and all families in Tebon, for kindly support and help to me and my family Phd Thesis | Achmad Zainal Arifin | ii Acknowledgements My study would never have been undertaken without support from a number of people and institutions. First of all, I would like to thank AusAID officers, who granted me the Australian Leadership Award Scholarship (ALAS) and the Allison Sudrajat Award (ASA) to start my PhD program at Griffith University and finish it at University of Western Sydney (UWS). I also thank the Dean of the Social Sciences and Humanities Faculty (FISHUM) and staff, for their understanding in letting me finish this study, though I joined the faculty only a couple of months before, and KH. Ahmad Munawwar (Gus Tole), the board members of Komplek L, Pesantren al-Munawwir Krapyak, and all fellow santri, who helped and supported me in my application for the scholarship, as well as providing me with valuable data during my fieldwork.
    [Show full text]
  • Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Abstract: This article examines the religious specificities of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of this process reside in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhoods’ followers and the popularity of esoteric practices. These specificities implicate that the Islamizing of the region was very progressive within period of time and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam took through history. The dominant media- centered perspective also eludes the fact that cohabitation between religion and ritual initiation still composes the authority structure. This article aims to contribute to the knowledge of this phenomenon. Keywords: Islam, Banten, sultanate, initiation, commerce, cosmopolitism, brotherhoods. 1 Banten is well-known by historians to have been, during the Dutch colonial period at the XIXth century, a region where the observance of religious duties, like charity (zakat) and the pilgrimage to Mecca (hajj), was stronger than elsewhere in Java1. In the Indonesian popular vision, it is also considered to have been a stronghold against the Dutch occupation, and the Bantenese have the reputation to be rougher than their neighbors, that is the Sundanese. This image is mainly linked to the extended practice of local martial arts (penca) and invulnerability (debus) which are widespread and still transmitted in a number of Islamic boarding schools (pesantren).
    [Show full text]
  • NEW INTERPRETATION on PROHIBITION to SLAUGHTER COW for KUDUS SOCIETY (Paul Ricoeur‟S Social Hermeneutic Perspective)
    1 NEW INTERPRETATION ON PROHIBITION TO SLAUGHTER COW FOR KUDUS SOCIETY (Paul Ricoeur‟s Social Hermeneutic Perspective) THESIS Submitted to Ushuluddin and Humanity Faculty in Partial Fulfilment of the Requirement for the Degree of S-1 on Theology and Philosophy Departement Written by: Yulinar Aini Rahmah NIM: 124111038 SPECIAL PROGRAM OF USHULUDDIN AND HUMANITY FACULTY STATE ISLAMIC UNIVERSITY (UIN) WALISONGO SEMARANG 2016 2 DECLARATION I declare that this thesis is definitely my own work. I am completely responsible for content of this thesis. Other writer‟s opinions or findings included in the thesis are quoted or cited in accordance with ethical standards. Semarang, May 18, 2016 The Writer, Yulinar Aini Rahmah NIM. 124111038 3 4 5 MOTTO O mankind! We created you from a single (pair) of a male and a female, and made you into nations and tribes, that you may know each other (not that you may despise (each other). Verily the most honoured of you in the sight of Allah is (he who is) the most righteous of you. And Allah has full knowledge and is well acquinted (with all things). -Al-Hujuraat 13- 6 DEDICATION This Thesis is dedicated to: My beloved Mom and Dad, My Brother and My Sister, My Teachers , And everyone who loves the wisdom 7 ACKNOWLEDGEMENTS . All praises and thanks are always delivered unto Allah for his mercy and blessing. Furthemore, may peace and respect are always given to Muhammad peace unto him who has taught wisdom for all mankind. By saying Alhamdulillah, the writer presents this thesis entittled: NEW INTERPRETATION ON PROHIBITION TO SLAUGHTER COW FOR KUDUS SOCIETY (Paul Ricoeur‟s Social Hermeneutic Perspective) to be submitted on Ushuluddin and Humanity Faculty in partial fulfilment of the requirement for the Degree of S-1 on Theology and Philosophy Departement.
    [Show full text]
  • Fungsi Serta Makna Simbolik Gamelan Sekaten Dalam Upacara Garebeg Di Yogyakarta A.M
    Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis S2 Fungsi Serta Makna Simbolik Gamelan Sekaten dalam Upacara Garebeg di Yogyakarta A.M. Susilo Pradoko Deskripsi Dokumen: http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=81580 ------------------------------------------------------------------------------------------ Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fungsi serta makna-makna simbolik gamelan sekaten bagi masyarakat pendukungnya dalam upacara Garebeg Mulud di Yogyakarta. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan holistik. Pengumpulan data diperoleh melalui: studi literatur, wawancara dan observasi partisipasi serta perolehan data melalui camera video dan foto. Teknik analisa data dengan interpretasi makna, fungsional, dan causal serta analisis isi dari permainan musik gamelan serta teknik garap gendhingnya hingga menemukan inferensi-inferensi. Hasil inferensi-inferensi ini kemudian divalidasikan dengan para tokoh masyarakat pendukungnya serta key informan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Ternyata gamelan berfungsi bagi raja, ulama serta bagi masyarakat. Fungsi gamelan bagi Raja adalah: 1. Sebagai pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan raja. 2. Sarana memperkokoh kerajaan serta kolektifitas sosial. Sedangkan fungsi gamelan sekaten bagi Ulama adalah: Sebagai sarana untuk penyebaran agama Islam, syiar Islam. Fungsi bagi masyarakat adalah: 1. Mendapatkan kesejahteraan ekonomi, kesehatan badan dan jiwanya. 2. Sarana untuk hiburan dan rekreasi. Gamelan sekaten merupakan sub sistem simbol yang mewujudkan gambaran kolektif masyarakat pendukungnya yang memiliki makna proyektif tentang ajaran-ajaran untuk berperilaku dalam masyarakatnya. Gamelan sekaten memiliki makna ajaran-ajaran tentang: Ketuhanan, asal dan tujuan hidup manusia (sang/can paraning dumadi), harmonis , rukun, olah kanurasan, sabar, tepo seliro, go tong royong serta tatanan sopan santun yang sesuai dengan cara pandangan masyarakat pendukungnya untuk berperilaku dalam menanggapi kehidupannya. .
    [Show full text]
  • Kumpi Mangku Mendongeng.Pdf
    Made Taro ii ;wOaV ♦ ^ » i Memton^eim perpustakaan BADAN BAHASa BALAI BAHASA BALI 2018 No. kiduk: XO'O^-'S KUMPI MANGKU MENDONGENG Penulis Made Taro Ilustrator Wied N. Pracetak SlamatTrisila Penerbit Balai Bahasa Bali Jalan Trengguli I No. 34, Tembau Denpasar, Bali 80238 Telepon (0361|461.714 ■paksimile (0361 463656 Cetakan Pertama: 2018 ISBN 978-602-51338-7-9 . ■ S ' *■ . k • "! :j. ;• i'. .*'' ' 'a i Sekapur Sirih MENDONGENG LIMA MENIT, SEBUAH TEROBOSAN Tradisi lisan yang turun-temumn dalam bentuk mendongeng di rumah tangga tidak populer lagi. Sebut saja itu resiko perubahan zaman. Perubahan itu bukan saja melanda masyarakat Indonesia tetapi masyarakat di seluruh dunia. Sebabnya adalah karena perubahan poia hidup masyarakat yang menuntut kesejahteraan lahir-batin, dalam suasana persaingan. Penemuan teknologi modern yang serba canggih, efektif, efisien dan praktis, sangat memengaruhi suasana persaingan tersebut. Di satu sisi nilai-nilai budaya yang mentradisi itu tidak rela untuk ditinggalkan begitu saja. Penemuan baru boleh hadir, tetapi tidak harus merusak tatanan hidup yang diwarnai penanaman nilai moral. Diakui, tradisi mendongeng masih dibutuhkan dalam menegakkan nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model baru, seperti storytelling (mendongeng) yang dikemas dalam bentuk pertunjukan yang kini marak dilakukan di berbagai negara. Salah satu model storytelling yang saya tawarkan adalah 'mendongeng lima menit'. Model itu dapat dilakukan secara lisan maupun dalam bentuk kegiatan membaca atau membacakan untuk orang lain. Waktu yang diperlukan hanya lima menit (lebih kurang), sehingga terasa tidak menyiksa waktu yang dibutuhkan dalam memenuhi tuntutan hidup. Bentuk terobosan serupa itu juga berarti tidak menghilangkan tradisi lisan yang diakui keunggulannya sebagai kegiatan komunikatif (komunikasi timbal-balik), akrab, segar dan ill berisi.
    [Show full text]
  • Western Java, Indonesia)
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Université de Provence, Marseille. Abstrak Artikel ini membahas kekhasan agama di Banten pada masa awal Islamisasi di wilayah tersebut. Karakteristik utama dari proses Islamisasi Banten terletak pada hubungan antara perdagangan dengan jaringan Muslim, kosmopolitanisme yang kuat, keragaman praktek keislaman, besarnya pengikut persaudaraan dan maraknya praktik esotoris. Kekhasan ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi Banten sangat cepat dari sisi waktu dan perpindahan agama/konversi yang terjadi merupakan hasil dari proses saling mempengaruhi antara Islam, agama lokal, dan kosmologi. Akibatnya, muncul anggapan bahwa Banten merupakan benteng ortodoksi agama. Kesan yang muncul saat ini adalah bahwa Banten sebagai basis gerakan rigoris/radikal dipengaruhi oleh bentuk-bentuk keislaman yang tumbuh dalam sejarah. Dominasi pandangan media juga menampik kenyataan bahwa persandingan antara agama dan ritual masih membentuk struktur kekuasaan. Artikel ini bertujuan untuk berkontribusi dalam diskusi akademik terkait fenomena tersebut. Abstract The author examines the religious specifics of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of the process resided in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhood followers and the popularity of esoteric practices. These specificities indicated that the Islamizing of the region was very progressive within 16th century and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam 91 Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) took throughout history.
    [Show full text]