PERJUANGAN DI KERAJAAN NUSANTARA TAHUN 1339-1376

Charles Robenta, Tontowi Amsia dan Yustina Sri Ekwandari FKIP Unila Jalan. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Telepon (0721) 704 947 faximile (0721) 704 624 e-mail: [email protected] Hp 085769447085

The purpose of this research is to know the process of struggle Adityawarman at Dharmasraya Kingdom archipelago at 1339-1376 . In this research the method use is historical method. The data collection techniques uses literature and documentation techniques. The data analysis technique in this research is qualitative data analysis technique. The results of this research showed that Adityawarman struggle process Dharmasraya Kingdom archipelago conquest led various kingdoms in the Malay Sultanate Aru Barumun among such as, Silo kingdom, and small kingdoms around it.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun 1339-1376. Metode penelitian ini menggunanakan metode historis. Tehnik pengumpulan data mengunakan tehnik kepustakaan dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan proses perjuangan Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya Nusantara yakni diawali dengan Mengadakan berbagai penaklukan kerajaan yang ada di Melayu diantaranya Kesultanan Aru Barumun, Kerajaan Silo, dan kerajaan kecil yang ada disekitarnya.

Kata kunci : adityawarman, kerajaan dharmasraya, perjuangan

PENDAHULUAN dengan Ekspedisi yang Kerajaan Dharmasraya adalah dilakukan oleh Kerajaan Singasari. Ketika kerajaan yang terletak di Sumatera, berdiri para pasukan tentara Kerajaan Singasari sekitar abad ke-11 Masehi. Lokasinya telah menyelesaikan tugasnya, mereka terletak di Selatan Sawahlunto, Sumatera membawa pulang dua putri Melayu yang Barat sekarang dan di Utara . bernama Dara Petak dan . Kerajaan Dharmasraya merupakan sebuah Pararaton menjelaskan sebagai berikut: Kerajaan yang dianggap penting Kira-kira sepuluh hari (sesudah pengusiran dikarenakan memiliki wilayah yang berada tentara Tartar) datanglah tentara ekspedisi dalam jalur perdagangan di Selat Malaka ke Malayu, membawa dua orang puteri. dan memiliki tambang emas. Eksistensi Yang satu dijadikan istri/ Permaisuri kerajaan tersebut selalu diakui oleh bernama Dara Petak. Yang berbagai kerajaan di Semenanjung Melayu tua bernama Dara Jingga, ia kawin dengan dan sekitarnya. (Mauliwarman) dewa dan menurut Raja di Pada perkembangannya, Kerajaan Tanah Malayu bernama Tuhan Janaka, Dharmasraya berhasil ditaklukan oleh bergelar Sri Marmadewa, mengambil Kerajaan Singasari pada saat Ekspedisi nama abhiseka Aji Mantrolot” (Slamet Pamalayu yang dicetuskan oleh Raja Sri Muljana, 1983: 176). Dari perkawinan itu Kertanegara. Adityawarman erat kaitannya lahirlah Adityawarman yang memiliki

darah Melayu dari ibunya. Hubungan menjalankan penaklukan ke Sumatera. antara Adityawarman dengan Jayanagara Kerajaan Dharmasraya merupakan wilayah adalah saudara sepupu sesama cucu Raja kekuasaan Kerajaan terdahulu yaitu Melayu dari Kerajaan Dharmasraya. Singasari, tetapi setelah runtuhnya Hubungan kekeluargaan yang begitu Kerajaan Singasari dengan otomatis dekat, maka ketika Jayanagara menjadi wilayah kekuasaan yang ada di seberang Raja, Adityawarman dikirim sebagai duta Tanah Jawa sulit dikendalikan. Kerajaan besar untuk Cina selama dua Majapahit sebagai penerus dari Kerajaan kali yaitu pada tahun 1325 dan 1332 Singasari juga belum mampu Masehi. Pengiriman Adityawarman mengendalikannya, dengan demikian sebagai utusan Majapahit untuk wilayah kekuasaan Singasari di Sumatera mengusahakan perdamaian antara berhasil dikuasai oleh Kesultanan Aru- Majapahit dengan bangsa Mongol, pasca Barumun yang ada di bagian Utara terjadinya perselisihan dan peperangan Sumatera. pada masa Singasari dan zaman Raden Dalam menjalankan misi penaklukan/ Wijaya. perluasan seorang panglima perang atau Pada masa pemerintahan menteri kerajaan mebutuhkan namanya Tribhuwanattunggadewi, Adityawarman perjuangan. Perjuangan merupakan suatu diangkat sebagai Wreddhamantri, atau usaha yang penuh kesukaran dan bahaya, perdana menteri di Kerajaan Majapahit. dilakukan dengan kekuatan fisik maupun Kedudukan Adityawarman di Majapahit mental untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dari pada waktu diinginkan. itu. Pada saat pelantikan Gajah Mada Menurut Moedjanto bahwa menjadi Patih Amangkubhumi Kerajaan perlawanan atau reaksi rakyat di Nusantara Majapahit, beliau mengucapkan sumpah mempunyai ciri-ciri, yaitu: perlawanan/ yang bernama Sumpah Palapa. Sumpah perjuangan bersifat kedaerahan atau lokal, Palapa berisi tentang wilayah-wilayah di yang menggantungkan pada tokoh Nusantara yang akan disatukan di bawah kharismatik. sementara perjuangan setelah kekuasaan Majapahit. Salah satu wilayah tahun 1900, mempunyai ciri, yakni: yang akan disatukan yaitu Kerajaan perjuangan bersifat nasional, strategi Dharmasraya di Sumatera. Sumpah Palapa perjuangan diplomasi, serta perjuangan Gajah Mada berbunyi sebagai berikut: dengan organisasi modern (Moedjanto, Lamun huwus kalah Nusantara ingsun 1988: 25). Menurut Slamet Muljana amukti palapa, Lamun kalah ring Gurung, perjuangan seseorang harus mempunyai ring Seran, Tangjungpura, ring Haru, ring ciri yaitu memiliki bentuk perjuangan, Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, faktor dan proses dalam menjalankan Palembang, Tumasek, samana ingsun perjuangan serta berusaha sekeras- amukti palapa”. Bila dialih-bahasakan kerasnya untuk melaksanakan cita-citanya, mempunyai arti: Jika telah berhasil dan untuk mencapai tujuan yang tinggi menundukkan Nusantara, saya baru akan .seperti seorang perajurit yang istirahat. Jika Gurun, Seran, Tanjungpura, mengumpulkan jasa dengan Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, mempertaruhkan jiwanya untuk Palembang, Tumasik, telah tunduk, saya memenangkan dalam peperangan (Slamet baru akan istirahat. Muljana, 1983: 138) Pelaksanaan Sumpah Palapa Gajah Faktor yang mendorong Kerajan Mada ini di awali dengan menaklukan Majapahit untuk menguasai Kerajaan Kerajaan Dharmasraya. Untuk Dharmasraya, dikarenakan Dharmasraya melaksanakan penaklukan tersebut, Ratu terletak di daerah strategis yang Tribhuwanattunggadewi mengutus merupakan tempat bertemunya panglima Kerajaan Majapahit untuk perdagangan asing di Selat Malaka yang

ingin mencari rempah-rempah, lada pada metode historis adalah proses menguji dan saat itu merupakan komoditi yang sangat menganalisa secara kritis rekaman dan laris untuk di perdagangkan, tetapi tidak peninggalan masa lalu (Louis Gottschalk, hanya lada yang menjadi komoditi dalam 1986: 32). perdangangan saat itu melainkan lilin Menurut Hadari Nawawi, mengatakan lebah, gading, tanduk burung enggang, bahwa metode penelitian historis adalah kayu gaharu, damar kayu tusam, dan prosedur pemecahan masalah dengan tanduk badak juga menjadi komoditi yang menggunakan data masa lalu atau sangat laris di pasar (Uli Kozok, 2006: 21). peninggalan-peninggalan, baik untuk Mengandalkan kekuatan militer memahami kejadian atau suatu keadaan pasukan tentara Majapahit, Adityawarman yang berlangsung pada masa lalu terlepas memimpin pasukannya melakukan dari keadaan masa sekarang maupun untuk penaklukan ke Sumatera yang dilakukan memahami kejadian atau keadaan masa dalam bentuk serangan militer. lalu, selanjutnya kerap kali juga hasilnya Adityawarman berusaha keras untuk dapat dipergunakan untuk meramalkan mencapai keinginan untuk menjadikan kejadian atau keadaan masa yang akan penguasa di Sumatera. Dilihat dari garis datang (Hadari Nawawi, 2001: 79). keturunan, Adityawarman adalah cucu raja Variabel adalah konsep dari gejala Kerajaan Dharmasraya yang bernama yang bervariasi yaitu objek penelitian. Tribuanaraja Mauliwarmadewa. Atas dasar Variabel adalah sesuatu yang menjadi itu, Adityawarman berhak atas tahta objek penelitian atau faktor-faktor yang Kerajaan Dharmasraya, kemudian timbul berperan dalam peristiwa atau gejala yang keinginannya untuk mendirikan kerajaan akan diteliti yang mandiri. Menurut Hadari Nawawi, variabel Dengan demikian, berdasarkan uraian adalah himpunan sejumlah gejala yang di atas penulis tertarik untuk mengkaji memiliki beberapa aspek atau unsur di lebih terkait mengenai Perjuangan dalamnya yang dapat bersumber dari Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya kondisi objek penelitian, tetapi dapat pula Nusantara tahun 1339-1376. berada di luar dan berpengaruh pada objek penelitian (Hadari Nawawi, 1993: 55). METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan Metode merupakan faktor penting variabel tunggal Proses Perjuangan untuk memecahkan masalah yang turut Adityawarman di Kerajaan Dharmasraya menentukan keberhasilan suatu penelitian. Nusantara tahun 1339-1376. Menurut Winarno Surahkmad, metode Dalam penelitian ini penulis adalah cara utama yang dipergunakan menggunakan teknik pengumpulan data untuk mencapai suatu tujuan, misalnya dengan menggunakan teknik kepustakaan untuk menguji serangkaian hipotesis dan dokumentasi. Menurut dengan menggunakan teknik serta alat Koentjaraningrat studi pustaka adalah tertentu (Winarno Surakhmad, 1982: 121). suatu cara pengumpulan data dan Menurut Husin Sayuti menegaskan bahwa informasi dengan bantuan bermacam- metode merupakan cara kerja untuk dapat macam materi yang terdapat diruangan memahami objek yang menjadi sasaran perpustakaan, misalnya koran, catatan- ilmu yang bersangkutan (Husin Sayuti, catatan, kisah-kisah sejarah, dokumen, dan 1989: 32). sebagainya yang relevan dengan penelitian Metode yang digunakan dalam (Koentjaraningrat, 1997: 8). penelitian ini adalah metode penelitian Menurut pendapat lain teknik studi historis, karena penelitian ini mengambil kepustakaan dilaksanakan dengan cara objek dari peristiwa- peristiwa yang terjadi mendapatkan sumber-sumber data yang pada masa lalu. Menurut Louis Gottschalk, diperoleh dari perpustakaan yaitu dengan

mempelajari buku-buku literatur yang Raja- raja yang memerintah Kerajaan berkaitan dengan masalah yang diteliti Dharmasraya sebagai berikut: (Hadari Nawawi, 1993: 133). 1. Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Teknik dokumentasi adalah cara Warmadewa mengumpulkan data melalui sumber 2. Srimat Tribhuwanaraja tertulis terutama berupa arsip-arsip dan Warmadewa termasuk juga buku-buku, teori, dalil-dalil 3. Srimat Sri Udayadityawarman atau hukum-hukum dan lain-lain, yang Pratapaparakarma Rajendra berhubungan dengan masalah yang akan di Maulimali Warmadewa teliti (Hadari Nawawi, 1993: 134). Menurut Tambo, pada tahun 1292 cicit Menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi dari Putri Jamilah bernama Putri Dara adalah mencari data mengenai hal-hal atau Jingga, pewaris Putri Mahkota dinikahkan variabel yang berupa catatan , transkrip, dengan panglima Kerajan Singasari yang majalah, surat kabar, agenda, dan bernama Mahisa Anabrang yang pada sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1989: masa itu melaksanakan Ekspedisi 188). Pamalayu ke Bumi Melayu. Pada akhir Data yang terdapat dalam penelitian ini tahun 1292 Kerajaan Singasari mengalami adalah data kualitatif dengan demikian keruntuhan disebabkan penyerangan Raja teknik analisis data yang digunakan dalam Jayakatwang yang mengakibatkan penelitian ini adalah teknik analisis data terbunuhnya Raja Kertanagara. Pada tahun kualitatif yaitu data yang berupa 1293 di tanah Jawa berdiri kerajaan baru fenomena-fenomena yang terjadi yang bernama Majapahit menggantikan dikumpulkan dalam bentuk laporan dan Kerajaan Singasari yang terdahulu. karangan para sejarahwan sehingga Kembalinya pasukan Mahisa Anabrang ke memerlukan pemikiran dalam tanah Jawa membawa kabar gembira atas menyelesaikan masalah penelitian. tujuan keberhasilan dalam penyerangan ke bumi penelitian ini adalah untuk mengetahui Melayu dengan membawa dua putri Raja Proses Perjuangan Adityawarman di Melayu yang bernama Dara Jingga dan Kerajaan Dharmasraya Nusantara tahun Dara Petak. 1339-1376. Kedatangan Mahisa Anabrang dan pasukan setelah selesai menjalankan HASIL DAN PEMBAHASAN Ekspedisi dan kembali ke tanah Jawa Kerajaan Dharmasraya atau Kerajaan untuk memberikan kabar tentang Melayu adalah kerajaan yang terletak di keberhasilannya kepada Raja Kerajaan , berdiri sekitar abad ke-11 Masehi Singasari yang bernama Sri Kertanagara, lokasinya terletak di selatan Sawahlunto, akan tetapi Kerajaan Singasari telah runtuh Sumatera Barat dan di Utara Jambi dalam dan digantikan oleh Kerajaan Majapahit Pararaton Dharmasraya merupakan ibu sebagai penerusnya, berita keberhasilan kota dari Negeri Bumi Melayu dengan disampaikan ke Raden Wijaya yang demikian Tribhuwanaraja dapat disebut menjadi Raja pertama Majapahit. sebagai Raja Malayu di Kerajaan Pararaton menjelaskan sebagai berikut: Dharmasraya, setelah Kerajaan Sriwijaya Kira-kira sepuluh hari (sesudah pengusiran musnah di tahun 1025 karena serangan tentara Tartar) datanglah tentara ekspedisi Kerajaan Chola dari India yang telah ke Malayu, membawa dua orang puteri. mengakhiri kekuasaan Wangsa Sailendra Yang satu dijadikan istri/ Permaisuri atas Pulau Sumatra dan Semenanjung Raden Wijaya bernama Dara Petak. Yang Malaya beberapa waktu kemudian muncul tua bernama Dara Jingga, ia kawin dengan sebuah dinasti baru yang mengambil alih (Mauliwarman) dewa dan menurut Raja di peran Wangsa Sailendra, yaitu yang Tanah Malayu bernama Tuhan Janaka, disebut dengan nama Wangsa Mauli. bergelar Sri Marmadewa, mengambil

nama Abhiseka Aji Mantrolot” (Slamet luhur, cerdas dan berwawasan luas serta Muljana, 1983: 176). memiliki jiwa kepemimpinan, terutama Putri Dara Jingga sedang hamil ketika Adityawarman adalah orang yang taat ia pergi mengikuti suaminya ke Singasari, beragama dan berbakti pada orang tua. tidak lama Putri Dara Jingga di Majapahit Adityawarman pernah dididik dan melahirkan anaknya yang diberi nama dibesarkan dalam lingkungan Kerajaan Adityawarman. Pararaton menjelaskan Majapahit bersama dengan Jayanagara sebagai berikut: mereka berdua adalah saudara sepupu Dyah Dara Jingga melahirkan seorang (Slamet Muljana, 1979: 125). putra yang bernama Tuanku Janaka Adityawarman pernah ditunjuk menjadi Warmadewa alias Mantrolot atau lebih utusan/duta Kerajaan Majapahit ke Negeri dikenal dengan nama Adityawarman, yang Cina untuk mempererat hubungan kemudian menjadi Raja Melayu yang diplomatik secara intens yang terbina sejak bergelar Uday Adityawarman masa pemerintahan Jayanagara (Esa Prataparakramarajendra Mauliwarmadewa Damar Pinulu. 2010: 27). yang mendirikan Kerajaan Melayu di Pada tahun 1325 dan 1332 namanya Pagaruyung pada pertengahan abad 14. disebut Seng K’ia-Lie-Yu-Lan, nama itu Pada tahun 1295, ayah dari Dara Jingga sama dengan nama raja Melayu yang yang bernama Datuk Ketumanggungan mengirim utusan ke Negeri Cina. Pada yang sudah menginjak usia tua memanggil tahun 1334 Adityawarman pernah bergelar pulang putrinya tersebut ke Mantri Praudhatara. Boleh dipastikan untuk menggantikan dirinya menjadi Raja bahwa yang dimaksud dengan istilah di Minangkabau dengan gelar Bundo Praudhatara sama dengan Wreddha Kandung, akan tetapi anak Dara Jingga Mantri pada piagam Blitar dan piagam yang bernama Adityawarman tetap tinggal O.J.O. LXXXIV. Gelar tinggi di istana di Kerajaan Majapahit, dikarenakan Putri Majapahit menandakan bahwa Dara Petak tidak mau melepaskan Adityawarman merupakan anggota Adityawarman dibawa pulang ke keluarga dari Raja Jayanagara, mungkin Minangkabau oleh Putri Dara Jingga. itulah salah satu alasan untuk mengangkat Adityawarman dibesarkan dan di didik di sebagai Wreddha Mantri. Nama itu Majapahit hingga dewasa dan menjadi tercantum dalam tulisan di belakang utusan Majapahit. patung Manjusri di Candi Jago Isinya Adityawarman pada masa mudanya menyebut bahwa patung Manjusri adalah seorang yang ambisius, seperti ditempatkan di tempat pendarmaan Jina dapat dilihat sewaktu memimpin oleh seorang bernama Adityawarman. penaklukan Bali 1343 namun di usia Tribhuwanatunggadewi dihadapkan senjanya di Minangkabau beliau adalah dengan pemberontakan dari daerah Sadeng seorang yang arif bijaksana. Pewarisan dan dan Keta yang bermaksud untuk penularan ilmu pengetahuan dan memisahkan diri dari kekuasaan Majapahit pengalaman di bidang ketatanegaraan dan melakukan persiapan serius adalah sedemikian rupa sehingga diantaranya adalah melakukan perekrutan mempengaruhi sedikit-banyak perubahan besar-besaran terhadap warga sipil untuk sistem nilai dan kebudayaan dididik keprajuritan di tengah hutan Alas Minangkabau. Walaupun demikian tiada Larang. Tujuannya adalah memperkuat keinginan dari beliau untuk mengukuhkan angkatan perang wilayah Sadeng dan Keta suatu sistem monarki atau merombak yang akhirnya akan perang dengan tatanan adat dan kemasyarakatan yang ada pasukan Majapahit. di Minangkabau. Menurut Pararaton terjadi persaingan Sebagai individu Adityawarman antara Gajah Mada dan Ra Kembar dalam digambarkan sebagai pribadi yang berbudi memperebutkan posisi panglima dalam

penaklukan Sadeng dan Keta. Maka Perluasan di Nusantara membuat obsesi Tribhuwana pun berangkat sendiri sebagai pembuka Ekpedisi Pamalayu Jilid 2 yang panglima menyerang Sadeng, didampingi mengutus Adityawarman pergi ke Adityawarman sebagai panglima di dalam Kerajaan Dharmasraya dalam menjalankan menyerang Sadeng dengan suatu politik Nusantara Adityawarman adalah perhitungan yang jitu, dapat menumpas keluarga raja yang meniti kariernya di pemberontakan Sadeng dan Keta yang dunia militer sebagai penerus ayahnya dipimpin oleh Wirota dan Wiragati kedua (Mahesa Anabrang yang bergelar kesatria tangguh yang terkenal dengan Adwayabrahma). Adityawarman adalah kesaktiannya memiliki ajian sirep, ajian generasi kedua panglima armada laut, panglimunan, dan kekuatan untuk ayahandanya dikenal sebagai panglima mendatangkan kabut yang bisa laut yang memimpin rombongan pertama menyulitkan daya penglihatan pasukan ekspedisi Pamalayu menuju mana pun. Pernah menjadi ksatria Kerajaan Dharmasraya (Sumatera). pelindung Raden Wijaya (Krisna Bayu Maka penunjukannya sebagai Panglima Adji, 2013: 71). yang dikirim ke tanah Sumatera di era Adityawarman turut serta dalam pemerintahan Tribhuwanatunggadewi ini ekspansi Majapahit ke Bali dengan mengingat banyak prajurit yang dahulu memimpin 15.000 prajurit menyerang Bali mengabdi kepada ayahnya dan telah setia dari arah Utara sedangkan Gajah Mada mendukung kepemimpinannya. Dikenal menyerang dari Selatan dengan jumlah tangguh di medan pertempuran, jago pasukan yang sama, pada tahun 1343 yang strategi, ulet menjalankan misi diplomasi, dipimpin oleh Patih Gajah Mada. Kerajaan dan pandai menyatukan pasukan yang Bedahulu adalah kerajaan kuno yang berasal dari beberapa negara bawahan. berdiri sejak abad ke-8 sampai abad ke-14 Sebagai utusan Kerajaan Majapahit di di Pulau Bali, dan diperintah oleh raja-raja Sumater Adityawarman mengemban misi keturunan wangsa Warmadewa. Ketika perluasan kekuasaan di Kerajaan menyerang Bali, Raja Bali yang menguasai Dharmasraya, ketika Adityawarman saat itu adalah seorang Bhairawis penganut memutuskan melakukan penaklukan ajaran Tantrayana. Untuk mengalahkan kerajaan yang ada di Sumatera, semua para Raja Bali Adityawarman juga menganut pembesar Ekspedisi Pemalayu Jilid 2 ajaran Bhairawis untuk mengimbangkan dipanggil pada suatu pertemuan agung kekuatan. yang dipimpin langsung oleh Setelah Gajah Mada mempersiapkan Adityawarman. segala sesuatu yang diperlukan untuk Setelah melalui perapatan serta saran- menyerang Bali maka terjadilah Ekspedisi saran dari para pembesar Kerajaan yang di ke Bali pada tahun 1334 dengan utus ke Sumatera untuk melakukan Candrasangkala Caka isu rasaksi Nabhi perluasan kekusaan Kerajaan Majapahit di (anak panah, rasa, mata pusat). Pasukan Sumatera. Para pimpinan perang pun Majapahit dipimpin oleh Gajah Mada diputuskan dan Adityawarman sendiri bersama panglima perang Adityawarman sebagai panglima perangnya serta dibantu oleh beberapa Arya. Setelah Kerajaan Dharmasraya sebagai pusat sampai di Pantai Banyuwangi, tentara pertahanan dan pusat persiapan angkatan Majapahit mengatur siasat peperangan perang. untuk mengalahkan Kerajaan Bali. Berbicara mengenai perang maka tidak Berkembangnya Kerajaan Majapahit terlepas dari kata perang dan strategi. Kata sebagai kekuatan besar di tanah Jawa dan strategi itu sendiri berasal dari bahasa diangkatnya Gajah Mada sebagai Patih Yunani strategos, yang secara sempit Kerajaan Majapahit yang terkenal dengan dirumuskan sebagai “seni seorang Sumpah Palapanya yang berisikan jenderal”. Istilah itu muncul karena pada

mulanya strategi berkaitan dengan siasat wilayah Sumatra bagian utara yaitu di militer bagaimana seorang jenderal Simalungun yang merupakan sisa tentara berusaha mengelabui musuh, dan Singasari yang menetap di Sumatra pada membagi-bagi pasukannya dalam perang. saat Ekspedisi Pamalayu yang dicetuskan Dalam teori perang, strategi dan taktik oleh Kertanegara pada tahun 1275 dengan umumnya ditempatkan dalam dua kategori pasukan yang dipimpin oleh Kebo yang berbeda. Dua bidang ini secara Anabrang atau juga disebut Mahesa tradisional dirumuskan menurut dimensi Anabrang yang menyeberangi laut dan yang berbeda. Strategi berkenaan dengan wakilnya Indrawarman (Kelak merupakan ruang yang luas, jangka waktu yang lama, pendiri kerajaan di Sumatera Utara) diutus serta gerak militer besar-besaran; untuk menaklukkan kerajaan yang ada sedangkan taktik merupakan aplikasi dari wilayah Swarnnabhumi yang berada di strategi. Dengan demikian, strategi Pulau Sumatera ( Uli Kozok, 2006: 29). diartikan prelude (pendahuluan) sebelum Tokoh Indrawarman ini tidak pernah terjun ke medan pertempuran, sedangkan kembali ke Jawa, melainkan menetap di taktik adalah kegiatan di medan perang. Sumatra dan menolak kekuasaan Kerajaan Majapahit terkenal memiliki Majapahit sebagai kelanjutan dari pasukan elit intelejen yang bernama Singhasari. Ketika Kebo Anabrang Bayangkara, dalam Kitab Pararaton yaitu kembali ke Jawa, ia tidak membawa semua pasukan yang telah telatih dan terdidik pasukan, tetapi meninggalkan sebagian di sebagai pasukan perang kerajaan, bawah pimpinan Indrawarman untuk Adityawarman serta pasukan militernya menjaga keamanan Sumatra. harus bekerja keras dan dengan berbagai Dikisahkan bahwa Indrawarman strategi yang brilian untuk menghadapi bermarkas di tepi Sungai Asahan. Ia jumlah musuh yang begitu besar, menolak mengakui kedaulatan Majapahit walaupun kemenangan diraih tapi jumlah yang didirikan oleh Raden Wijaya sebagai pasukan yang selamat ketika menjalankan ahli waris Kertanagara. Namun, ia juga misi perluasan Kerajaan Majapahit di tidak mampu mempertahankan daerah Melayu mengalami pengurangan Kuntu–Kampar yang direbut oleh dikarenakan mati di medan pertempuran. Kesultanan Aru–Barumun, Indrawarman Karena tugas ekspedisi Pamalayu takut apabila Kerajaan Majapahit datang belum selesai, maka Gajah Mada untuk meminta pertanggung jawabannya, mengucapkan Sumpah Palapa, yaitu tidak ia pun meninggalkan daerah Asahan untuk akan memakan rempah-rempah sebelum membangun kerajaan bernama Silo di berhasil menyatukan Nusantara pada tahun daerah Simalungun. Kerajaan dengan raja 1334 M. Pada tahun 1339 Adityawarman pertama Indrawarman. Datangnya pasukan ditugaskan sebagai uparaja atau Raja Majapahit di bawah pimpinan bawahan Majapahit di wilayah Adityawarman dapat menghancurkan Swarnnabhumi (Sumatra) melaksanakan Kerajaan Silo yang pimpin oleh perintah Tribhuwanatunggadewi untuk Indrawarman, Indrawarman tewas dalam menjalankan beberapa misi penaklukan serangan itu (Amir Sjarifoedin, 2011: (Amir Sjarifoedin, 2011: 187). 203). Adityawarman berangkat dengan Setelah menaklukan Kesultanan Aru pasukan besar ke Kerajaan Dharmasrya. Barumun yang telah berhasil menguasai Dalam tempo 2 tahun Adityawarman Kerajaan Dharmasraya dan memonopoli dengan pasukan besar yang dibawa dari perdagangan lada di Kampar Kiri-Kanan. Kerajaan Majapahit dapat menakhlukkan Akibat dari penguasaan Kerajaan Kesultanan Aru Barumun, Kesultanan Dharmasraya secara tidak langsung Kuntu-Kampar dan sekaligus dapat menghentikan perkembangan dari Ajaran menaklukan Kerajaan Silo yang berada di Agama Budha Tantrayana yang dibawa

oleh penguasa sebelumnya yaitu Kerajaan dan suku adalah dari garis keturunan Ibu. Singasari. Adityawarman merasa Dengan demikian tidak ada celah bagi terdorong untuk membebaskan Kerajaan Adityawarman untuk mengganti Dharmasraya sekaligus mengembalikan permaisurinya, dan jika nantinya dominasi penguasaan lada di Sungai Adityawarman mempunyai selir, tidak Kampar Kiri-Kanan serta Sungai mungkin keturunan selir menjadi Raja, Batanghari (Amir Sjarifoedin, 2011: 211). karena hanya anak Putri Jamilan yang Saat Adityawarman menjadi Raja berhak atas warisan tahta. Selain itu bawahan di Dharmasraya akan dengan menerapkan hukum Mamak- memperluas wilayah kekuasaannya di Kamanakan, dimana Mamak bertanggung bumi Melayu, salah satu wilayah yang jawab penuh atas kemenakannya, tetap akan ditaklukan serta disatukan ke dalam menjadikan penguasa penuh atas pewaris kekuasaan Dharmasraya adalah tahta di Minangkabau. Minangkabau, namun mendapat Akhirnya setelah urusan konstitusional pertentangan dari Datuk Katumanggungan ini selesai, barulah Datuk Perpatih nan yang merupakan mamak (paman) Sebatang bernegosiasi. Adityawarman Adityawarman sendiri, sebagai pemangku setuju penggabungan kedua Kerajaan Rajo Alam Minangkabau sudah dengan menikahi Putri Jamilan, dan setuju berkehendak untuk melawannya dengan pula dengan konstitusi Adat Minangkabau kekuatan militer namun dilain pihak Datuk yang tersebut di atas, akhirnya tanpa Perpatih Nan Sebatang sudah perang-tanpa pertumpahan darah, memperkirakan, bahwa tidak mungkin Adityawarman menjadi Raja Minangkabau menang menghadapi bala Minangkabau. Untuk memperluas tentara Adityawarman yang terlatih dan kekuasaan Majapahit sampai ujung Barat bahkan sudah berpengalaman dalam Suamtra yang pada saat itu ada dua pertempuran diantaranya pengalaman kerajaan yang berkuasa yaitu Kesultanan tempur disaat memadamkan Aru Barumun dan Kesultanan Pasai namun pemberontakan Sadeng atas Majapahit di dalam pelaksanaan penaklukan Kerajaan tanah Jawa. Samudera Pasai Kerajaan Majapahit Jika melawan pasukan Majapahit yang mengalami kegagalan. Serangan awal yang dibawa Adityawarman dipastikan pasukan dilakukan Majapahit di perbatasan Perlak Minangkabau akan mengalami kekalahan. mengalami kegagalan karena lokasi itu di Dengan usaha yang keras, akhirnya Datuk kawal ketat oleh tentara Kesultanan Perpatih nan Sebatang berhasil Samudera Pasai. Namun Gajah Mada tidak meyakinkan Adityawarman untuk membatalkan serangannya, ia mundur ke bernegosiasi dan menghindari peperangan, laut dan mencari tempat lapang di pantai dengan tetap mempertahankan harkat dan timur yang tidak terjaga. Akibat dari martabat Minangkabau dengan cara kegagalan Kerajaan Majapahit menikahkan Putri Jamilan dengan memusnahkan Kesultanan Aru Barumun Adityawarman yang merupakan penguasa dan Kesultanan Pasai serta gagal di Dharmasraya. Oleh Datuk Perpatih nan menguasai Selat Malaka yang merupakan Sebatang kekuasaannya sebagai Rajo jalur perdagangan di Nusantara. Alam Minangkabau digantikan oleh adik Adityawarman berani menghianati perempuanya, yaitu Putri Jamilan, yang Kerajaan Majapahit dan mendirikan selanjutnya akan dikawinkan dengan Kerajaan baru bernama Pagaruyung. Adityawarman. Pada tahun 1347 Adityawarman Datuk Perpati nan Sebatang telah menjadi Raja Melayu yang dipusatkan di menyiasati dengan cara merubah hukum Kerajaan Dharmasraya. Hal ini dapat monarki absolute yang Paterilinear diubah dibuktikan dengan prasasti yang menjadi Matrilinear, dimana pewaris tahta dipahatkan pada bagian belakang Arca

Amogapasa dari Padang Candi. Dalam daerah pendukung tetap diperintah oleh Prasasti itu Adityawarman memakai nama datuk setempat. : “UdayAdityawarman Pratakramarajendra Raja yang dianggap sebagai penjelmaan Mauliwarmadewa” dan bergelar dewa di dunia memegang otoritas tertinggi “Maharaja Diraja” dengan memakai gelar dan menduduki puncak hierarki kerajaan, tersebut rupanya Adityawarman hendak sedangkan dalam melaksanakan menyatakan bahwa dia merupakan raja pemerintahan, raja dibantu oleh sejumlah yang berdiri sendiri dan tidak ada lagi raja pembantu yang tidak lain adalah pejabat- yang berada di atasnya. Dengan demikian pejabat birokrasi kerajaan. Para putra dan dia sudah bebas dari Majapahit. kerabat dekat Raja diberi kedudukan tinggi Selama menjadi Raja Adityawarman dalam jabatan birokrasi (Marwati Djoened yang mengatur kehidupan masyarakat Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Minangkabau tetap hukum Adat Koto 1984: 452). Piliang dan Bodi Caniago. Dalam hal Pada masa pemerintahan Adityawarman ini Tambo mengatakan bahwa merupakan puncak kejayaan Kerajaan Adityawarman walaupun sudah menjadi Malayu sebagaimana dapat dilihat dari Raja yang besar, tetap saja merupakan lebih dari 20 prasasti yang seorang Sumando di Minangkabau, artinya ditinggalkannya. Diantaranya yang telah kekuasaannya sangat terbatas. Agar dibaca seperti Prasasti Arca Amogapasa, kehidupan masyarakat Minangkabau Kuburajo, Saruaso I dan II, Pagaruyung, jangan terpengaruh oleh kebiasaan yang Kapalo Bukit Gambak I dan II, Banda dibawa oleh Adityawarman dari Bapahek, dan masih banyak lagi yang Majapahit, Adityawarman boleh menjadi belum dapat dibaca. Pada tahun 1348 raja yang sangat besar, tetapi Kerajaan Dharmasraya di serang oleh kekuasaannya hanya terbatas di sekitar Kerajaan Majapahit lantaran pengangkatn istana saja, sedangkan kekuasaan langsung Adityawarman menjadi raja bukan menjadi terhadap masyarakat tetap dipegang oleh raja bawahan Kerajaan Majapahit, dengan sistem adat, untuk memantapkan begitu Gajah Mada memandang tindakan pengawasan wilayah yang telah Adityawarman akan menggagalkan Politik ditakhlukkan, maka Adityawarman Nusantara yang digagas oleh Gajah Mada melakukan patroli dan ekspedisi kecil. untuk menyatukan Nusantara ke dalam Patroli itu membawa pemuka kekusaan Kerajaan Majapahit. Minangkabau lama dari Nagari Pariangan. penyerangan ini bertujuan untuk memberi Patroli itu mencapai Wilayah Barat sampai peringngatan kepada Aditywarman. Gajah ke pantai, ke Utara sampai gunung Mada memimpin langsung penyerangan ke Malintang dan sungai Batahan, ke selatan Kerajaan Dharmasraya yang dipimpin oleh sampai gunung Sumbing dan sungai Ipuah Aditywarman agar tidak melanjutkan di selatan Kerinci di sana, dia tinggalkan tindakannya yang ingin melepaskan diri pasukan kecil dengan seorang komandan. dari Kerajaan Majapahit akan tetapi Adityawarman sebagai orang yang penyerangan itu mengalami kegagalan. dididik dan dibesarkan di Majapahit serta Sedangkan pada masa itu Gajah Mada telah pula pernah menjabat beberapa masih dalam proses pencapaian Sumpah jabatan penting di Kerajaan Majapahit, Palapanya. Satu tahun dari penyerangan tentulah paham betul dengan seluk beluk Gajah Mada ke Kerajaan Dharmasraya pemerintahan di Majapahit. Dengan Adityawarman berhasil menaklukan demikian corak pemerintahan Kerajaan Kesultanan Kuntu Kampar Pada tahun Majapahit sedikit berpengaruh pada corak 1349 yang merupakan wilayah penghasil pemerintahan Adityawarman di Kerajaan lada pada masa itu (Amir Sjarifoedin, Dharmasraya, dimana ibukota diperintah 2011: 211). Dalam memajukan secara langsung oleh raja, sementara Kerajaannya Adityawarman mengadakan

hubungan dengan negeri Cina pada tahun melaporkan kondisi wilayah yang menjadi 1357, 1375, 1376. bawahan atau taklukan kepada Kerajaan Pada tahun 1364 Masehi atau tahun Majapahit dan mengirim upeti kepada 1286 saka Gajah Mada mangkat (wafat) kerajaan pusat sebagai penanda taklu ditempat peristirahatannya, Madakaripura, terhadap Kerajaan Majapahit. Walaupun di lereng Gunung Tengger. Setelah Gajah pemberian upeti yang kecil sudah Mada meninggal. Disebutkan dalam dianggap sebagai bukti pengakuan Kakawin bahwa terhadap kekuasaan Majapahit atas daerah sekembalinya Hayam Wuruk dari upacara yang bersangkutan, dan oleh karenanya keagamaan di Simping, ia menjumpai daerah itu dianggap sebagai daerah bahwa Gajah Mada telah sakit. Gajah bawahan Majapahit, seperti Kerajaan Pu- Mada disebutkan meninggal dunia. Ni yang dipimpin oleh Hiawang hanya Meskipun Nagarakertagama menyajikan memberikan upeti sebesar 40 kati kapur uraian yang sifatnya memuja pemerintahan barus. Hayam Wuruk sepeninggalan Gajah Mada Sebagai raja bawahan di Kerajaan merasa kewalahan memerintah negara Melayu Adityawarman memiliki tugas tampabantuan Patih Amangkubhumi yaitu memperluas kerajaan yang dipimpin, seperti di uraikan dalam Pararaton memberi bantuan pasukan kepada menemui kesulitan untuk menunjuk Kerajaan Majapahit saat membutuhkan penggantinya (Slamet Muljana, 1983: pasukan untuk perluas kekuasan di 203). Nusantara, memberikan upeti kepada Raja Hayam Wuruk kehilangan orang kerajan pusat serta melaporkan keadaan/ yang sangat diandalkan dalam memerintah kondisi yang terjadi di Bumi Melayu kerajaan. Raja Hayam Wuruk pun kepada Kerajaan Majapahit namu semua mengadakan sidang Dewan Sapta Prabu itu tidak dilaksanakan oleh Adityawarman, untuk memutuskan pengganti Gajah Mada. seperti ketika pasukan Gajah Mada ingin Namun tidak ada satu pun yang sanggup memusnahkan Kerajaan Samudra Pasai menggantikan Patih Gajah Mada. Hayam dan ke Kesultanan Sultanan Kuntu Wuruk kemudian memilih empat Kampar mengalami kegagalan Mahamantri Agung dibawah pimpinan Adityawarman tidak memberikan Punala Tanding untuk selanjutnya dukungan dan bantuan kepada Gajah Mada membantunya dalam menyelenggarakan baik kekuatan militer maupun startegi segala urusan negara. Namun hal itu tidak peperangan untuk menaklukan kerajaan berlangsung lama. Mereka pun digantikan tersebut. oleh dua orang mentri yaitu Gajah Enggon Dalam Pararaton menyebutkan dari dan Gajah Manguri. Akhirnya Hayam sekian pemberontakan yang paling Wuruk memutuskan untuk mengangkat berbahaya semasa pemerintahan Gajah Enggon sebagai Patih Mangkubumi Jayanagara di Majapahit adalah menggantikan posisi Gajah Mada namun pemberontakan Ra Kuti yang mendapat semuanya belum mampu untuk dukungan dari Ra Yuyu, Ra Tanca dan menggantikan peran Gajah Mada sebagai Winehsuka pada tahun 1319 M (Krisna Patih Kerajaan Majapahit. Dengan Bayu Adji, 2013: 62) akibat dari demikian pengaruh kekuasaan Kerajaan pemberontakan Ra Kuti Sri Jayanagara Majapahit di Nusantara mulai melemah terpaksa mengungsi ke desa Badander sehingga banyak kerajaan bawahan pada waktu malam hari tampa seorang pun Kerajaan Majapahit melepaskan diri. yang mengetahui. Membantu mempersiapkan pasukan, Caturakiya dan Sapta Menteri Kerajaan perlengkapan dan persenjataan untuk Majapahit telah bersepakat untuk Kerajaan Majapahit saat melakukan menobatkan Adityawarman sebagai Raja perluasan kekuasan dalam perperangan, Majapahit menggantikan Prabu

Jayanagara, beberapa hari sebelum (Mandaling, Panai dan Asahan), Kerajaan dilakukan penobatan Gajah Mada berhasil Kerintang (Indragiri), Kerajaan Jambu menemukan dan membebaskan Prabu Lipo sekarang Terletak di (Sijunjung), Jayanagara sehingga Adityawarman tidak Kerajaan Siguntur, Kerajaan Indrapura, jadi dinobatkan menjadi Raja Majapahit Kerajaan Kuantan dan Kampar Kiri, (Amir Sjarifoedin, 2011: 180). Kerajaan di tanah Bersama dengan Patih Gajah Mada Melayu dan Kerajaan Kudangan di Adityawarman ikut memperluas kekuasaan Kotawaringin Barat” (Amir Sjarifoedin, Majapahit di Nusantara diantaranya 2011: 223). Adityawarman berhasil memadamkan Wilayah pengaruh politik Pagaruyung pemberontakan Sadeng dengan suatu dapat dilacak dari pernyataan berbahasa perhitungan yang jitu, Adityawarman Minang. Dari Sikilang Aia Bangih hingga pernah dikirim menjadi utusan Kerajaan Taratak Aia Hitam. Dari Durian Ditakuak Majapahit ke Negeri Cina dengan Rajo hingga Sialang Balantak Basi. kedudukan sebagai duta, Adityawarman di Sikilang Aia Bangih adalah batas Utara, kirim ke Melayu menjadi Raja bawahan sekarang di daerah Pasaman Barat, Kerajaan Majapahit Dharmasraya, namun berbatasan dengan Natal, Sumatera Utara. sekembalinya Adityawarman di Majapahit Taratak Aia Hitam adalah daerah Raja Majapahit sudah dipangku oleh Tri . Durian Ditakuak Rajo adalah Buwana Tunggadewi dan harapan wilayah di Kabupaten Bungo, Jambi. Yang Adityawrman untuk menjadi Raja terakhir, Sialang Balantak Basi adalah Majapahit pupuslah sudah (Amir wilayah di Rantau Barangin, Kabupaten Sjarifoedin, 2011: 183). Kampar, Riau sekarang. Adityawarman merupakan keturunan Adityawarman menjadi Raja terpenting dari Dara Jingga yang berasal dari tanah di Melayu dan memerintah Kerajaan Melayu, merasa memiliki darah Melayu Pagaruyung yang menguasai hampir yang mengalir didalam dirinya, ditambah seluruh Sumatra. Melihat hal itu, pihak Adityawarman memiliki peluang besar Majapahit merasakan adanya penghianatan untuk menjadi raja di Melayu dilihat dari Adityawarman yang ingin melepaskan diri Silsilah Kerajaan yang berkuasa di dari bawah naungan Kerajaan Majapahit Kerajaan Dharmasraya dengan demikian dan menyetarakan posisi Kerajaan Adityawarman lebih memajukan Pagaruyung sama dengan Kerajaan perkembangan kerajaan yang ada di Majapahit. Karena dari gelar yang Melayu di bandingkan Majapahit. disandang oleh Adityawarman jelas Wilayah yang telah ditaklukan menunjukan kesetaraan gelar dengan gelar Adityawarman bukan menjadi Wilayah raja di Majapahit, sehingga hal ini dapat Majapahit melainkan menjadi Wilayah menunjukan bahwa Adityawarman kekuasan Kerajaan Pagaruyung. “Nama memang ingin melepaskan diri dari Pagaruyung berasal dari penggabungan pengaruh Kerajaan Majapahit. dua kata “Paga” (Pagar) dan “Ruyuang” Adityawarman memerintahan Kerajaan (Ruyung) nama untuk kekuasaan Dharmasraya tidak lama dari itu Adityawarman yang dipagari ruyung Aditywarman memindahkan pusat artinya dipagari ruyung atau pohon kerajaannya ke Pagaruyung di daerah kuamang di wilayah Kabupaten Tanah tanah datar sekarang sejak saat itu Datar sekarang” (Amir Sjarifoedin, 2011: muncullah Kerajaan Pagaruyung dan 205). Aditywarman muncul sebagai raja yang Kerajaan Pagaruyung sebagai pusat pertama serta berhasil membawa Kerajaan pemerintahan dengan kerajaan bawahan Pagaruyung berada di puncak diantaranya. “Kerajaan Pariaman, kejayaannya. Bahkan dapat dikatakan pada Kerajaan Asahan, Kerajaan kota Pinang waktu itu bagian barat dikuasai

Kerajaan Pagaruyung dan Indonesia kemunduran Kerajaan Majapahit. dengan bagian Timur berada di bawah pengaruh kemunduran Kerajaan Majapahit banyak kekuasaan Majapahit. “Kedatangan utusan kerajaan-kerajaan yang berada di bawah Adityawarman ke Cina bermaksud naungan Majapahit melepaskan diri salah meminta pengakuan dari kaisar seperti satunya Kerajaan Pagaruyung. yang dilakukan oleh Raja- raja lainnya. Dengan kata lain Adityawarman ingin PEMBAHASAN melepaskan Kerajaan Pagaruyung dari Berdasarkan data yang di peroleh kekuasaan Majapahit” (Slamet Muljana, tentang perjuangan Adityawarman di 1983: 180). Melayu, pada saat perluasaan wilayah Pengiriman utusan ke Cina oleh kekuasaan Kerajaan Majapahit di Adityawarman dilakukan tanpa Nusantara, Adityawarman diutus menjadi sepengetahuan Majapahit. Oleh karena itu, raja bawahan di wilayah Melayu pada Kerajaan Majapahit merasa tidak senang tahun 1339 untuk membebaskan Kerajaan atas tindakan Adityawarman. Mendapat Dharmasraya sekaligus mengembalikan ancaman serangan dari Kerajaan dominasi penguasaan lada di Sungai Majapahit, tidak membuat para punggawa Kampar Kiri-Kanan serta Sungai Kerajaan Pagaruyung gentar. pasukan Batanghari. Penyerangan ini berhasil Kerajaan Majapahit tiba di Kiliran Jao, membebaskan Kerajaan Dharmasraya dari sebuah daerah di dekat perbatasan Kesultanan Aru-Barumun. Saat Kerajaan Pagaruyung, di tempat itu Adityawarman menjadi raja bawahan pasukan Kerajaan Majapahit mendirikan Majapahit di bumi Melayu dan ingin tenda-tenda sembari mengatur strategi memperluas kekuasan Kerajaan penyerangan ke Kerajaan Pagaruyung. Dharmasraya mendapat pertentangan dari Para pemimpin Pagaruyung pun segera Datuk Katumanggungan yang merupakan mengadakan perundingan untuk pemangku Raja Alam Minangkabau, tidak menghindari pertempuran fisik yang pasti meyetujui dikarenakan Adityawarman banyak memakan korban. kemudian tidak memiliki hak untuk menjadi raja, pemimpin Pagaruyung melakukan sengketa tersebut dapat diselesaikan diplomasi dengan pasukan Majapahit dan dengan cara diplomasi yang berupa mengusulkan agar peperangan tersebut pernikahan Adityawarman dengan Putri diganti dengan adu kerbau. Usul tersebut Jamilan dari Minangkabau. disetujui oleh pihak Majapahit. Ekspedisi Pamalayu Jilid 2 yang Orang Majapahit memilih kerbau jantan dipimpin oleh Adityawarman meraih hasil yang paling kuat sedangkan pihak yang gemilang dengan ditaklukannya Pagaruyung memilih anak kerbau yang Kerajaan Silo, Kesulatanan Kuntu Kampar sebelum diadu, beberapa hari tidak disusui dan berhasil memperluas kekuasaannya di oleh induknya. Ketika kedua kerbau Bumi Melayu. Tugas Adityawarman saat memasuki gelanggang, anak kerbau milik menjadi raja bawahan Kerajaan Majapahit pihak Pagaruyung mengejar kerbau jantan di Bumi Melayu yaitu untuk menguasai Majapahit untuk menyusu. Akan tetapi kembali Kerajaan Dharmasraya yang pada semua tau bahwa kerbau aduan Majapahit saat itu dikuasai Kesultanan Aru Barumun, adalah jantan, akhirnya kerbau jantan itu meperluas kekuasaan Adityawarman di lari keluar gelanggang. Dengan begitu Melayu dan melaporkan situasi/ kondisi kerbau Majapahit dianggap kalah dan yang terjadi di Melayu kepada Kerajaan pasukan Majapahit meninggalkan Majapaahit, namun Adityawarman tidak Kerajaan Pagaruyung (Slamet Muljana, melaporkan keberhasilannya dalam 1983: 181). menjalankan tugas di Kerajaan Pasca kegagalan Majapahit dalam Dharmasraya akan tetapi pada tahun 1347 penyerangan ke Pagaruyung semakin jelas Adityawarman memilih melepaskan diri

dari Kerajaan Majapahit dan mengangkat dari pengangkatan Adityawarman yaitu dirinya sebagai raja yang mandiri bukan pada tahun 1348 Adityawarman menjadi raja bawahan Kerajaan Majaphit di Raja mandiri mendapat penyerangan dari Kerajaan Dharmasraya. Patih Gajah Mada, penyerangan yang Beberapa faktor yang mendorong dipimpin langsung oleh Gajah Mada ke Adityawarman untuk mendirikan Kerajaan Kerajaan Dharmasraya hanya untuk Dharmasraya yang mandiri diantaranya memperingatkan Aditywarman agar tidak rasa kecewa Adityawarman saat akan melanjutkan tindakannya yang ingin dinobatkan menjadi Raja Kerajaan melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit Majapahit oleh Caturakiya dan Sapta namun penyerangan itu mengalami Menteri Kerajaan Majapahit yang telah kegagalan. bersepakat untuk menobatkan Satu tahun dari penyerangan Gajah Adityawarman sebagai Raja Majapahit Mada ke Kerajaan Dharmasraya menggantikan Prabu Jayanagara pasca Adityawarman berhasil menaklukan terjadi pemberontakan Ra Kuti yang paling Kesultanan Kuntu Kampar pada tahun berbahaya semasa pemerintahan 1349 yang merupakan wilayah penghasil Jayanagara, beberapa hari sebelum lada pada masa itu serpenti di daerah dilakukan penobatan Gajah Mada berhasil Sungai Kampar Kanan- Kiri dan Sungai membebaskan Prabu Jayanagara dan Batanghari. kembali memimpin Kerajaan Majapahit Dengan mangkatnya Gajah Mada pada sehingga penobatan Adityawarman tidak tahun 1364, membuat Kerajaan Majapahit jadi. Adityawarman merasa lebih besar melemah di Nusantara dengan peluang untuk menjadi raja di Melayu pengangkatan Gajah Enggon sebagai Patih yaitu di Kerajaan Dharmasraya lantaran Mangkubumi menggantikan posisi Gajah memiliki keturunan darah Melayu yang Mada, belum mampu untuk menggantikan berasal dari ibunya di dalam dirinya, peran Gajah Mada sebagai Patih Kerajaan ditambah dengan kegagalan Kerajaan Majapahit. Dengan demikian pengaruh Majapahit memusnahkan Kesultanan Aru kekuasaan Kerajaan Majapahit di Barumun, Kesultanan Samudra Pasai dan Nusantara mulai melemah sehingga tidak dapat menguasai Selat Malaka yang banyak kerajaan bawahan yang berada di merupakan pelabuhan dagang terpenting di naungan Kerajaan Majapahit melepaskan Nusantara. diri termasuk didalamnya kerajaan Akibat kegagalan Gajah Mada Dharmasraya, kemudian Adityawarman memusnahkan Kesultanan Aru Barumun memindahkan pusat kerajaannya dari dan Kesultanan Pasai serta menguasai Dharmasraya menjadi Kerajaan Selat Malaka yang merupakan jalur Pagaruyung. Dengan wafatnya Gajah perdagangan di Nusantara pada masa itu. Mada membuat luas pengaruh Adityawarman berani menghianati Adityawarman di Bumi Sumatera bahkan Kerajaan serta berani wilayah yang semula dikuasai Kerajaan mendirikan kerajaan baru yang bernama Majapahit dapat dikuasai oleh Kerajaan Pagaruyung. Pada tahun 1347 Adityawarman. Adityawarman mengangkat dirinya sebagai raja yang mandiri bukan raja KESIMPULAN bawahan Kerajaan Majapahit di Berdasarkan data- data yang diuraikan Dharmasraya, Pada masa itu Gajah Mada dalam hasil penelitian dan pembahasan masih dalam proses pencapaian Sumpah maka penulis mengambil kesimpulan Palapanya. Dengan begitu Gajah Mada Perjuangan Adityawarman di Kerajaan memandang tindakan Adityawarman akan Dharmasraya Nusantara, yakni menjadi menggagalkan Politik Nusantara yang raja bawahan Kerajaan Majapahit di telah digagas oleh Gajah Mada, setahun Melayu, membebaskan Kerajaan

Dharmasraya dari Kerajaan Aru Barumun Kozok, Uli. 2006. Kitab Undang-Undang serta berhasil memperluas Kerajaan Tanjung Tanah Naskah Melayu Yang Dharmasraya diantaranya menaklukan Tertua. Jakarta: Yayasan Naskah Kerajaan Silo, Minangkabau dan Nusantara. Kesulatanan Kuntu Kampar. Peluang Adityawarman menjadi raja di Kerajaan Moedjanto. 1988. Indonesia Abad ke-20. Dharmasraya lebih besar dari pada Yogyakarta: Kanisius. menjadi raja Kerajaan Majapahit, didukung dengan kegagalan Kerajaan Muljana, Slamet. 1983. Pemugaran Majapahit memusnahkan Kesultanan Aru Persada Sejarah Leluhur Majapahit. Barumun, Kesultanan Samudra Pasai dan Inti Idayu Press: Jakarta. semua itu merupakan titik awal berdirinya Kerajaan Pagaruyung. Nawawi, Hadari. 1993 Metode Penelitian Pada saat mangkatnya Patih Gajah Bidang Sosial. Gajah Mada Mada pada tahun 1364 menyebabkan University Press: Yogyakarta. melemahnya Kerajaan Majapahit di Nusantara, membuat kerajaan-kerajaan yang berada di bawah naungannya Nawawi, Hadari. 2001. Penelitian kerajaan majapahit berhasil melepaskan Terapan. Gajah Mada Press: diri termasuk di dalamnya Kerajaan Yogyakarta. Pagaruyung yang kemudian menjadi kerajaan yang mandiri di bawah pimpinan Notosusanto, Nugroho. 1984. Masalah Adityawarman sebagai raja. Penelitian Sejarah Kontemporer (Suatu Pengalaman). Jakarta: Inti DAFTAR PUSTAKA Idayu Prees. Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Pinuluh, Esa Damar. 2010. Pesona Rineka Cipta: Jakarta. Tebal Halaman Majapahit. Bukubiru: Jogjakarta. 274.

Bayu Adji, Krisna. 2013. Majapahit Sayuti, Husin. 1989. Pengantar (Menguak Majapahit Berdasarkan Metodologi Riset. Jakarta: Fajar Fakta Sejarah): Yogyakarta. Araska. Agung.

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah Sjarifoedin, Amir. 2011. Minangkabau: (Penerjemah Nugroho Notosusanto). Dari Dinasti Iskandar Zulkainain Universitas Jakarta: Indonesia Press. Sampai Tuanku Imam. Jakarta Timur: PT Gria Media Prima. Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Gramedia. Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.