Swarnnadwipa Abad XIII-XIV Masehi Penggunaan Atas Sumber Emas Di Hulu Batanghari (Sumatra Barat)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Swarnnadwipa Abad XIII-XIV Masehi Penggunaan Atas Sumber Emas di Hulu Batanghari (Sumatra Barat) Bambang Budi Utomo Keywords: inscription, Ancient Melayu, Batanghari River, Adityawarman How to Cite: Utomo, B. B. Swarnnadwipa Abad XIII-XIV Masehi Penggunaan Atas Sumber Emas di Hulu Batanghari (Sumatra Barat). Berkala Arkeologi, 14(2), 221–226. https://doi.org/10.30883/jba.v14i2.728 Berkala Arkeologi https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/ Volume 14 No. 2, 1994, 221–226 DOI: 10.30883/jba.v14i2.728 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. SWARNNADWIPA ABAD XIII - XIV MASEHI PENGGUNAAN ATAS SUMBER EMAS DI HULU BATANGHARI (SUMATRA BARAT) Bambang Budi Utomo (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional} 1 . Pengantar Siguntu r, dan Padangroco di wilayah Provms1 Beberapa waktu yang lampau, pada tanggal Sumatra Barat. 7-8 Desember 1992 di Jambi telah diselenggara Berdasarkan identifikasi unsur pertanggalan kan Seminar Sejarah Melayu Kuna. Kemudian yang diperoleh dari paleografi tulisan-tulisan sing pada tanggal 26 Juni 1993 di Padang telah dise kat pada lempeng emas di Candi Gumpung (Boe lenggaran Oiskusi Arkeologi yang membicara chari, 1984:9; 1985:237-38), tulisan si ngkat pada ka n tokoh Adityawarman. Kedua peristiwa ini ber batu pipisan dari Koto Kandis (Bambang Budi tujuan mengangkat kembali nama Kerajaan Me Utomo, 1990: 1 48), tulisan singkat pada area Bud layu yang telah lebih dari 14 abad tenggelam da dha dari Solok Sipin (Boekhori, 1 979:28), dan pe lam hiruk- pikuknya lakon sejarah Nusantara. cahan-pecahan keramik (Bambang Budi Utomo, DaJam Seminar Sejarah Melayu Kuna ter 1990: 1 48) menunjukkan pertanggalan abad ke- ungkap lokasi kerajaan Melayu ada di daerah Su 13-1 4 Masehi (Bambang Budi Utomo, 1 992) ngai Batanghari, mulai dari daerah hilir di wilayah Pertanggalan situs tersebut menunjukkan di Provinsi Jambi hingga daerah hulu di wilayah Daerah Batanghari pada masa lampau terjadi Provinsi Sumatra Barat Bukti arkeologis menun pergeseran pemukiman. Pemuk.iman yang tua jukkan ada pergeseran pusat ke rajaan mulai dan berlokasi di daerah hilir Batanghari, sedangkan arah hilir ke arah hulu Batanghari (Bambang Bud, pemukiman yang muda berlokas1 di daerah hulu Utomo,1992: 1 83-84). Demikian juga bukti pra Batanghari di wi layah Sumatra Barat. Dalam se sasti menunjukkan bahwa prasasti-prasasti Mela jarah Jambi (Batanghari) wi layah ini pernah ter yu yang lebih muda ditemukan di derah hulu Ba dapat dua kerajaan yang berpengaruh di wilayah tanghari, di Sumatra Barat (Hasan Dj, 1992:50-80) sebelah barat Nusantara. Kedua kerajaan itu ada Jika dilihat dari pandangan geografis, dae lah Malayu dan Sriwijaya yang tumbuh dan ber rah hilir Sungai Batanghari lebih menguntungkan kembang pada waktu yang bersamaan . Dan beri jika dibandingkan dengan daerah hulu. Di wilayah ta cina yang ditulis oleh 1-tsing disebutkan bahwa pedalaman Sumatra Barat, jalan keluar menuju suatu saat (sekitar tahun 670-an) Malayu pernah Selat Malaka adalah Sungai lndragiri dan Sungai menjadi bagian dari Sriwijaya (Groenevwltd, 1960) Kampar Kiri Kedua sungai ini bermata-air di wila Setelah Sriwijaya melemah, Malayu kem udian yah Pagarruyung. Tentunya tidak memungkinkan merdeka kembali. Berdasarkan berita Cina rtu, untuk pelayaran sungai. Namun pada pertengah Hasan Djafar membagi melayu dalam tiga fase an abad ke-1 4 Masehi pusat Kerajaan Melayu (Hasan Djafar,1992: 77), yaitu: mencapai puncak kejayaannya? Gejala apakah Fase I : Fase awal, sek1tar pertengahan abad yang memacu perkembangan kerajaan in1. Untuk ke-7 Masehi, menjawab pertanyaan ini saya akan mengemu Fase II . Fase pendudukan Sriw1Jaya, se k1tar ta kakan pandangan dari sumberdaya alam yang hun 680 sampai sekitar perte ngahan tersed ia di wrlayah Provi ns, Sumatra Barat. abad ke- 11 Maseh1 Fase Ill Fase Akhir, sekitar pertengahan abad 2. Perpindahan Pusat Pf'merintahan ke-11 sampai sekitar akhir abad ke-1 4 Wilayah Ke rajaan Melayu Kuno secara geo Masehi. grafis terletak di sekitar aliran Sungai Batanghan Ketiga fase tersebut mengacu pada perJala yang meliputi Provinsi Jambi dan Provinsi Suma nan sejarah Kerajaan Malayu Kuno, tetap1 Mak tra Barat Di beberapa tem pat, di tepian Sungai menjelaskan lokasi pusat pemerintahannya. Se Bata nghari banyak ditemukan situs arkeolog1, bagaimana telah dikemukakan bahwa lokas1 geo mulai dari daerah hilir (di wilayah Provi nsi Jambi) grafis Melayu ada di daerah Batanghari. Bebera hingga daerah hulu (di wilayah Provinsi Sumatra pa pakar berpendapat bahwa Pusat Melayu Ku Barat. Situs-situs itu antara lain Muara Sabak. no, pada. fase awal berlokasi di sekitar Kota Jam Koto Kandis, Situs di daerah pertemuan Sungai b, sekarang (Slamet Mulyana, 1981 :30-42; lrfan. Batangharidan Sungai Kumpeh (Ujung Plancu, 1983:94-1 02). Pendapat ini didasarkan asumsr Suakkandis, dan Sematang Pundung), Muara bahwa pusat kerajaan adalah juga merupakan Jambi, dan Solok Sipm (Jambi) dr wilayah Pro Pelabuhan Malayu. Pelabuhan Malayu yang 1oka vi nsi Jambi; dan situs Rambahan, Pulau Sawah, sinya di tepi sungai Batanghari sangat.. baik untuk pelabuhan sungai. Sungai Batanghari yang - 221 Berka/a Arl<aologi EDIS/ KHUSUS 1994 panjangnya ± 800 km, lebamya ± 5CX) m dan ke- kerajaan Malayu. Raja Pagan mengirim pendeta dalamannya lebih dari 5 m cukup baik untuk pe Buddha untuk menterjemahkan naskah-naskah layaran sungai. Panjang sungai yang dapat dila agama Buddha atas perintah raja Malayu. Pen yan perahu atau kapal besar adalah ± 600 km. deta ini kemudian mengawini putri raja dan Selebihnya hanya dapat dilayari perahu kec il. tinggal di lstana Malayu{Adhyatman, 1990· 103) Sedikit data tertulis mengenai fase awal Me Setelah lepas dari Sriwijaya, kerajaan Mala layu yang sampai kepada kita. Nama Malayu un yu Kuno tetap diperhitungkan sebaga1 sebuah tuk pertama kalinya disebut dalam kronik Shin kerajaan yang memegang peranan panting. Pada Tang--shu. Datam kro nik itu disebutkan bahwa du waktu Malayu sudah merdeka, Kerajaan Singha ta MC>-l<>yeu datang ke istana kaisar iC na pada sari di Jawa sedang berselisih dengan Mongol d1 bulan 644dan 645 Masehi (Pelliot 1904:324,344). daratan Cina. Bahkan Singhasari sedang rneng Selanjutnya nama Melayu tercantum dalam catat hadapi ancaman penyerbuan tentara Mongol. Un an harian 1-tsing tinggal selama dua bulan sebe tuk tidak memperbanyak musuh, Singhasari de lum melanjutkan pelayaran ke Chieh�ha dan ngan raj anya Krtanagara berkeinginan menjahn menuiu Nalanda 0ndia)(Wheatly, 1961:41-42) Da persahabatan dengan Malayu. Besamya perhat1- ta in1 memberikan informasi pada waktu itu Ma an Krtanagara kepada Keraj aan Malayu mem layu masih merupakan negara yang merdeka buktikan bahwa pada abad ke-13 M. Kerajaan yang mengirimkan duta ke Negeri Cina. Malayu meru pakan negara utama di Sumatra Fase kependudukan Sriwijaya data tertulis Untuk itulah make. pada tahun 1 +75 Singhasan nya diperoleh dari catatan harian 1-tsing dan pra mengadakan ekspedisi pamalayu. sasti Karangberahi. 1-tsing menyebutkan bahwa Belita tertulis penting mengenai keberadaan sekembalinya dari Nalanda, pada tahun 685 M ia lokasi pusat Malayu id hulu Batanghari diperoleh singgah d1 MC>-l<>yeu yang sekarang menjadi Fo dari dua buah prasasti, yaitu Prasasti Dharmma she-to. Prasasti Karangberahi yang ditemukan di sraya yang berangkatahun 1 347 M. Selain itu ter tepi Sungai Merangin, cabang Sungai Batanghari; dapat prasasti-prasasti lain yang ditemukan di menyebutkan tentang persumpahan bagi yang ti daerah pedalaman Sumatra Barat (Pagarruyung dak mau tunduk kepada Kadatuan Sriwijaya. Ke dan Batusangkar). dua data ini menginformasikan kepada kita bah Prasasti Dharmmasraya menyebutkan pada wa pada waktu itu Malayu telah ditaklukkan oleh tahun 1288 M sebuah area Amoghapasa, keem Sriwijaya. Masa Pendudukan Sriwijaya bertang pat-belas peng iringnya, dan septaratna dibewa sung cukup lama. Nama Malayu tidak lagi terde dari Bhumi Jawa l<e Swamnabhumi untuk ditem ngar sampai abad ke-13 Masehi. patkan di Dharmmasraya sebagai punya Sn Wis Masa pendudukan oleh Sriwijaya agaknya warupakumara. Sri Maharajadhiraja Krtanagara beriangsung cukup lama, mulai dari abad ke-7 memerintahkan Rakryan Mahamantri Dyah Ad sampai abad ke-11 M. Tetapi selama itu , ada wayabrahma, Rakryan Sirikan Dyah Sugatabrah juga masa di mana Sriwijaya agak lengah. Ke ma, Samgat Payanan Han Dipangkaradasa, dan sempatan itu digunakan untuk mengirimkan duta Rakryan Dmun Pu Wira untuk mengiringkan area ke Cina. Berdasarxan catatan Cina, Mo-lo-yeu tersebut. Seluruh rakyat malayu dari keempat mengirimkan utusanke Cina pada tahun 853 dan kasta bersuka-cita, terutama rajanya, Srimat Tri 871 M (Wolters,19 70: 41-42). Namun tindakan ini bhuwana-raja Mauli Warmmadewa (Hasan OJ, segera diketahu1 Sriwijaya. Oleh sebab ittilah, 1992:56-8). maka pada tahun 905 M Raja Sriwijaya mengi lsi prasasti tersebut memberikan informasi rimkan utusan ke Cina dan menegaskan bahwa raja Malayu, Srimat Tribhuwanaraja Mauliwar duta yang datang pada tahun 853 dan 871 M mmadewa berkedudukan di Dharmmasraya. Lo adalah "pemimpin dan Chan-pi" (Groenewldt, kasi Dharmmasraya terdapat di sekitar daerah 1 960:64). Sawah-lunto-sijunjung di kampung Rambahan. Matayu mulai melepas diri dari Sriwijaya pa tempat prasasti ditemukan sekitar tahu 1980-an da sekitar abad ke-1 1 M. Sebuah prasasti yang (Krom,1912:48). Di sekitar daerah ini ditemukan ditemukan di Srilanka menyebutkan bahwa pada juga beberapa kelompok bangunan candi yang jaman pemerintahan Vijayabahu di