Swarnnadwipa Abad XIII-XIV Masehi Penggunaan Atas Sumber Emas Di Hulu Batanghari (Sumatra Barat)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Swarnnadwipa Abad XIII-XIV Masehi Penggunaan Atas Sumber Emas Di Hulu Batanghari (Sumatra Barat) Swarnnadwipa Abad XIII-XIV Masehi Penggunaan Atas Sumber Emas di Hulu Batanghari (Sumatra Barat) Bambang Budi Utomo Keywords: inscription, Ancient Melayu, Batanghari River, Adityawarman How to Cite: Utomo, B. B. Swarnnadwipa Abad XIII-XIV Masehi Penggunaan Atas Sumber Emas di Hulu Batanghari (Sumatra Barat). Berkala Arkeologi, 14(2), 221–226. https://doi.org/10.30883/jba.v14i2.728 Berkala Arkeologi https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/ Volume 14 No. 2, 1994, 221–226 DOI: 10.30883/jba.v14i2.728 This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License. SWARNNADWIPA ABAD XIII - XIV MASEHI PENGGUNAAN ATAS SUMBER EMAS DI HULU BATANGHARI (SUMATRA BARAT) Bambang Budi Utomo (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional} 1 . Pengantar Siguntu r, dan Padangroco di wilayah Provms1 Beberapa waktu yang lampau, pada tanggal Sumatra Barat. 7-8 Desember 1992 di Jambi telah diselenggara­ Berdasarkan identifikasi unsur pertanggalan kan Seminar Sejarah Melayu Kuna. Kemudian yang diperoleh dari paleografi tulisan-tulisan sing­ pada tanggal 26 Juni 1993 di Padang telah dise­ kat pada lempeng emas di Candi Gumpung (Boe­ lenggaran Oiskusi Arkeologi yang membicara­ chari, 1984:9; 1985:237-38), tulisan si ngkat pada ka n tokoh Adityawarman. Kedua peristiwa ini ber­ batu pipisan dari Koto Kandis (Bambang Budi tujuan mengangkat kembali nama Kerajaan Me­ Utomo, 1990: 1 48), tulisan singkat pada area Bud­ layu yang telah lebih dari 14 abad tenggelam da­ dha dari Solok Sipin (Boekhori, 1 979:28), dan pe­ lam hiruk- pikuknya lakon sejarah Nusantara. cahan-pecahan keramik (Bambang Budi Utomo, DaJam Seminar Sejarah Melayu Kuna ter­ 1990: 1 48) menunjukkan pertanggalan abad ke- ungkap lokasi kerajaan Melayu ada di daerah Su­ 13-1 4 Masehi (Bambang Budi Utomo, 1 992) ngai Batanghari, mulai dari daerah hilir di wilayah Pertanggalan situs tersebut menunjukkan di Provinsi Jambi hingga daerah hulu di wilayah Daerah Batanghari pada masa lampau terjadi Provinsi Sumatra Barat Bukti arkeologis menun­ pergeseran pemukiman. Pemuk.iman yang tua jukkan ada pergeseran pusat ke rajaan mulai dan berlokasi di daerah hilir Batanghari, sedangkan arah hilir ke arah hulu Batanghari (Bambang Bud, pemukiman yang muda berlokas1 di daerah hulu Utomo,1992: 1 83-84). Demikian juga bukti pra­ Batanghari di wi layah Sumatra Barat. Dalam se­ sasti menunjukkan bahwa prasasti-prasasti Mela­ jarah Jambi (Batanghari) wi layah ini pernah ter­ yu yang lebih muda ditemukan di derah hulu Ba­ dapat dua kerajaan yang berpengaruh di wilayah tanghari, di Sumatra Barat (Hasan Dj, 1992:50-80) sebelah barat Nusantara. Kedua kerajaan itu ada­ Jika dilihat dari pandangan geografis, dae­ lah Malayu dan Sriwijaya yang tumbuh dan ber­ rah hilir Sungai Batanghari lebih menguntungkan kembang pada waktu yang bersamaan . Dan beri­ jika dibandingkan dengan daerah hulu. Di wilayah ta cina yang ditulis oleh 1-tsing disebutkan bahwa pedalaman Sumatra Barat, jalan keluar menuju suatu saat (sekitar tahun 670-an) Malayu pernah Selat Malaka adalah Sungai lndragiri dan Sungai menjadi bagian dari Sriwijaya (Groenevwltd, 1960) Kampar Kiri Kedua sungai ini bermata-air di wila­ Setelah Sriwijaya melemah, Malayu kem udian yah Pagarruyung. Tentunya tidak memungkinkan merdeka kembali. Berdasarkan berita Cina rtu, untuk pelayaran sungai. Namun pada pertengah­ Hasan Djafar membagi melayu dalam tiga fase an abad ke-1 4 Masehi pusat Kerajaan Melayu (Hasan Djafar,1992: 77), yaitu: mencapai puncak kejayaannya? Gejala apakah Fase I : Fase awal, sek1tar pertengahan abad yang memacu perkembangan kerajaan in1. Untuk ke-7 Masehi, menjawab pertanyaan ini saya akan mengemu­ Fase II . Fase pendudukan Sriw1Jaya, se k1tar ta­ kakan pandangan dari sumberdaya alam yang hun 680 sampai sekitar perte ngahan tersed ia di wrlayah Provi ns, Sumatra Barat. abad ke- 11 Maseh1 Fase Ill Fase Akhir, sekitar pertengahan abad 2. Perpindahan Pusat Pf'merintahan ke-11 sampai sekitar akhir abad ke-1 4 Wilayah Ke rajaan Melayu Kuno secara geo­ Masehi. grafis terletak di sekitar aliran Sungai Batanghan Ketiga fase tersebut mengacu pada perJala­ yang meliputi Provinsi Jambi dan Provinsi Suma­ nan sejarah Kerajaan Malayu Kuno, tetap1 Mak tra Barat Di beberapa tem pat, di tepian Sungai menjelaskan lokasi pusat pemerintahannya. Se­ Bata nghari banyak ditemukan situs arkeolog1, bagaimana telah dikemukakan bahwa lokas1 geo­ mulai dari daerah hilir (di wilayah Provi nsi Jambi) grafis Melayu ada di daerah Batanghari. Bebera­ hingga daerah hulu (di wilayah Provinsi Sumatra pa pakar berpendapat bahwa Pusat Melayu Ku­ Barat. Situs-situs itu antara lain Muara Sabak. no, pada. fase awal berlokasi di sekitar Kota Jam­ Koto Kandis, Situs di daerah pertemuan Sungai b, sekarang (Slamet Mulyana, 1981 :30-42; lrfan. Batangharidan Sungai Kumpeh (Ujung Plancu, 1983:94-1 02). Pendapat ini didasarkan asumsr Suakkandis, dan Sematang Pundung), Muara bahwa pusat kerajaan adalah juga merupakan Jambi, dan Solok Sipm (Jambi) dr wilayah Pro­ Pelabuhan Malayu. Pelabuhan Malayu yang 1oka­ vi nsi Jambi; dan situs Rambahan, Pulau Sawah, sinya di tepi sungai Batanghari sangat.. baik untuk pelabuhan sungai. Sungai Batanghari yang - 221 Berka/a Arl<aologi EDIS/ KHUSUS 1994 panjangnya ± 800 km, lebamya ± 5CX) m dan ke-­ kerajaan Malayu. Raja Pagan mengirim pendeta dalamannya lebih dari 5 m cukup baik untuk pe­ Buddha untuk menterjemahkan naskah-naskah layaran sungai. Panjang sungai yang dapat dila­ agama Buddha atas perintah raja Malayu. Pen­ yan perahu atau kapal besar adalah ± 600 km. deta ini kemudian mengawini putri raja dan Selebihnya hanya dapat dilayari perahu kec il. tinggal di lstana Malayu{Adhyatman, 1990· 103) Sedikit data tertulis mengenai fase awal Me­ Setelah lepas dari Sriwijaya, kerajaan Mala­ layu yang sampai kepada kita. Nama Malayu un­ yu Kuno tetap diperhitungkan sebaga1 sebuah tuk pertama kalinya disebut dalam kronik Shin kerajaan yang memegang peranan panting. Pada Tang--shu. Datam kro nik itu disebutkan bahwa du­ waktu Malayu sudah merdeka, Kerajaan Singha­ ta MC>-l<>yeu datang ke istana kaisar iC na pada sari di Jawa sedang berselisih dengan Mongol d1 bulan 644dan 645 Masehi (Pelliot 1904:324,344). daratan Cina. Bahkan Singhasari sedang rneng­ Selanjutnya nama Melayu tercantum dalam catat­ hadapi ancaman penyerbuan tentara Mongol. Un an harian 1-tsing tinggal selama dua bulan sebe­ tuk tidak memperbanyak musuh, Singhasari de­ lum melanjutkan pelayaran ke Chieh�ha dan ngan raj anya Krtanagara berkeinginan menjahn menuiu Nalanda 0ndia)(Wheatly, 1961:41-42) Da­ persahabatan dengan Malayu. Besamya perhat1- ta in1 memberikan informasi pada waktu itu Ma­ an Krtanagara kepada Keraj aan Malayu mem layu masih merupakan negara yang merdeka buktikan bahwa pada abad ke-13 M. Kerajaan yang mengirimkan duta ke Negeri Cina. Malayu meru pakan negara utama di Sumatra Fase kependudukan Sriwijaya data tertulis­ Untuk itulah make. pada tahun 1 +75 Singhasan nya diperoleh dari catatan harian 1-tsing dan pra­ mengadakan ekspedisi pamalayu. sasti Karangberahi. 1-tsing menyebutkan bahwa Belita tertulis penting mengenai keberadaan sekembalinya dari Nalanda, pada tahun 685 M ia lokasi pusat Malayu id hulu Batanghari diperoleh singgah d1 MC>-l<>yeu yang sekarang menjadi Fo­ dari dua buah prasasti, yaitu Prasasti Dharmma­ she-to. Prasasti Karangberahi yang ditemukan di­ sraya yang berangkatahun 1 347 M. Selain itu ter­ tepi Sungai Merangin, cabang Sungai Batanghari; dapat prasasti-prasasti lain yang ditemukan di menyebutkan tentang persumpahan bagi yang ti­ daerah pedalaman Sumatra Barat (Pagarruyung dak mau tunduk kepada Kadatuan Sriwijaya. Ke­ dan Batusangkar). dua data ini menginformasikan kepada kita bah­ Prasasti Dharmmasraya menyebutkan pada wa pada waktu itu Malayu telah ditaklukkan oleh tahun 1288 M sebuah area Amoghapasa, keem ­ Sriwijaya. Masa Pendudukan Sriwijaya bertang­ pat-belas peng iringnya, dan septaratna dibewa sung cukup lama. Nama Malayu tidak lagi terde­ dari Bhumi Jawa l<e Swamnabhumi untuk ditem­ ngar sampai abad ke-13 Masehi. patkan di Dharmmasraya sebagai punya Sn Wis­ Masa pendudukan oleh Sriwijaya agaknya warupakumara. Sri Maharajadhiraja Krtanagara beriangsung cukup lama, mulai dari abad ke-7 memerintahkan Rakryan Mahamantri Dyah Ad­ sampai abad ke-11 M. Tetapi selama itu , ada wayabrahma, Rakryan Sirikan Dyah Sugatabrah­ juga masa di mana Sriwijaya agak lengah. Ke­ ma, Samgat Payanan Han Dipangkaradasa, dan sempatan itu digunakan untuk mengirimkan duta Rakryan Dmun Pu Wira untuk mengiringkan area ke Cina. Berdasarxan catatan Cina, Mo-lo-yeu tersebut. Seluruh rakyat malayu dari keempat mengirimkan utusanke Cina pada tahun 853 dan kasta bersuka-cita, terutama rajanya, Srimat Tri­ 871 M (Wolters,19 70: 41-42). Namun tindakan ini bhuwana-raja Mauli Warmmadewa (Hasan OJ, segera diketahu1 Sriwijaya. Oleh sebab ittilah, 1992:56-8). maka pada tahun 905 M Raja Sriwijaya mengi­ lsi prasasti tersebut memberikan informasi rimkan utusan ke Cina dan menegaskan bahwa raja Malayu, Srimat Tribhuwanaraja Mauliwar­ duta yang datang pada tahun 853 dan 871 M mmadewa berkedudukan di Dharmmasraya. Lo­ adalah "pemimpin dan Chan-pi" (Groenewldt, kasi Dharmmasraya terdapat di sekitar daerah 1 960:64). Sawah-lunto-sijunjung di kampung Rambahan. Matayu mulai melepas diri dari Sriwijaya pa­ tempat prasasti ditemukan sekitar tahu 1980-an da sekitar abad ke-1 1 M. Sebuah prasasti yang (Krom,1912:48). Di sekitar daerah ini ditemukan ditemukan di Srilanka menyebutkan bahwa pada juga beberapa kelompok bangunan candi yang jaman pemerintahan Vijayabahu di
Recommended publications
  • Global Journal of Human Social Sciences
    Global Journal of Human Social Science: F Political Science Global Journal of Human Social Science: F Political Science V olume 13 Issue 2 (Ver. 1.0) Open Association of Research Society *OREDO-RXUQDORI+XPDQ *OREDO-RXUQDOV,QF Social Sciences. 2013. $'HODZDUH86$,QFRUSRUDWLRQZLWK³*RRG6WDQGLQJ´Reg. Number: 0423089 6SRQVRUV Open Association of Research Society $OOULJKWVUHVHUYHG 2SHQ6FLHQWLILF6WDQGDUGV 7KLVLVDVSHFLDOLVVXHSXEOLVKHGLQYHUVLRQ RI³*OREDO-RXUQDORI+XPDQ6RFLDO 3XEOLVKHU¶V+HDGTXDUWHUVRIILFH 6FLHQFHV´%\*OREDO-RXUQDOV,QF $OODUWLFOHVDUHRSHQDFFHVVDUWLFOHVGLVWULEXWHG *OREDO-RXUQDOV,QF+HDGTXDUWHUV&RUSRUDWH2IILFH XQGHU³*OREDO-RXUQDORI+XPDQ6RFLDO 6FLHQFHV´ &DPEULGJH2IILFH&HQWHU,,&DQDO3DUN)ORRU1R 5HDGLQJ/LFHQVHZKLFKSHUPLWVUHVWULFWHGXVH WKCambridge (Massachusetts)3LQ0$ (QWLUHFRQWHQWVDUHFRS\ULJKWE\RI³*OREDO -RXUQDORI+XPDQ6RFLDO6FLHQFHV´XQOHVV 8QLWHG6WDWHV RWKHUZLVHQRWHGRQVSHFLILFDUWLFOHV 86$7ROO)UHH 86$7ROO)UHH)D[ 1RSDUWRIWKLVSXEOLFDWLRQPD\EHUHSURGXFHG RUWUDQVPLWWHGLQDQ\IRUPRUE\DQ\PHDQV 2IIVHW7\SHVHWWLQJ HOHFWURQLFRUPHFKDQLFDOLQFOXGLQJ SKRWRFRS\UHFRUGLQJRUDQ\LQIRUPDWLRQ VWRUDJHDQGUHWULHYDOV\VWHPZLWKRXWZULWWHQ Open Association of Research Society , Marsh Road, SHUPLVVLRQ Rainham, Essex, London RM13 8EU 7KHRSLQLRQVDQGVWDWHPHQWVPDGHLQWKLV United Kingdom. ERRNDUHWKRVHRIWKHDXWKRUVFRQFHUQHG 8OWUDFXOWXUHKDVQRWYHULILHGDQGQHLWKHU FRQILUPVQRUGHQLHVDQ\RIWKHIRUHJRLQJDQG QRZDUUDQW\RUILWQHVVLVLPSOLHG 3DFNDJLQJ &RQWLQHQWDO'LVSDWFKLQJ (QJDJHZLWKWKHFRQWHQWVKHUHLQDW\RXURZQ ULVN *OREDO-RXUQDOV,QGLD 7KHXVHRIWKLVMRXUQDODQGWKHWHUPVDQG FRQGLWLRQVIRURXUSURYLGLQJLQIRUPDWLRQLV
    [Show full text]
  • Oleon Palm Mill List 2019 Short.Xlsx
    Oleon NV palm mill list 2019 version 06/07/2020 # Mill name Mill parent company Country Location Latitude Longitude 1 AATHI BAGAWATHI MANUFACTUR ABDI BUDI MULIA Indonesia NORTH SUMATRA 2.05228 100.25207 2 ABAGO S.A.S. PALMICULTORES DEL NORTE Colombia Km 17 vía Dinamarca, Acacías - Meta 3.960839 -73.627319 3 ABDI BUDI MULIA 1 SUMBER TANI HARAPAN (STH) Indonesia NORTH SUMATRA 2.05127 100.25234 4 ABDI BUDI MULIA 2 SUMBER TANI HARAPAN (STH) Indonesia NORTH SUMATRA 2.11272 100.27311 5 Abedon Oil Mill Kretam Holdings Bhd Malaysia 56KM, Jalan Lahad DatuSandakan, 90200 Kinabatangan, Sabah 5.312372 117.978891 6 ACE OIL MILL S/B ACE OIL MILL SDN. BHD Malaysia KM22, Lebuhraya Keratong-Bahau, Rompin, Pahang 2.91192 102.77981 7 Aceites Cimarrones S.A.S. Aceites Cimarrones S.A.S. Colombia Fca Tucson II Vda Candelejas, Puerto Rico, Meta 3.03559 -73.11147 8 ACEITES S.A. ACEITES S.A. Colombia MAGDALENA 10.56788889 -74.20816667 9 Aceites Y Derivados S.A. Aceites Y Derivados S.A. Honduras KM 348, Carretera Al Batallon Xatruch, Aldea Los Leones, Trujillo, Colon 15.825861 -85.896861 10 ACEITES Y GRASAS DEL CATATUMBO SAS OLEOFLORES S.A. Colombia META 3.718639 -73.701775 11 ACHIJAYA ACHIJAYA PLANTATION Malaysia Lot 677, Jalan Factory, Chaah, Johor 85400 2.204167 103.041389 12 Adela FGV PALM INDUSTRIES SDN BHD Malaysia Adela, 81930 Bandar Penawar, Johor Darul Takzim 1.551917 104.186361 13 ADHIRADJA CHANDRA BUANA ADHIRADJA CHANDRA BUANA Indonesia JAMBI -1.6797 103.80176 14 ADHYAKSA DHARMA SATYA EAGLE HIGH PLANTATIONS Indonesia CENTRAL KALIMANTAN -1.58893 112.86188 15 Adimulia Agrolestari ADIMULIA AGRO LESTARI Indonesia Subarak, Gn.
    [Show full text]
  • Dinamika Maskulinitas Dan Nasionalisme Masyarakat Jawa Di Era Majapahit
    Satwika, vol 4 (2020) issue 1, 116-129 Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial ISSN: 2580-8567 (Print) – 2580- 443X (Online) Journal Homepage: ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC Dinamika Maskulinitas dan Nasionalisme Masyarakat Jawa di Era Majapahit Mega Widyawati a,1*, Eggy Fajar Andalas b,2 a Universitas Muhammadiyah Malang, Jalan Tlogomas 246 Malang, Indonesia, 65144 1 [email protected]; 2 [email protected] * Corresponding Author INFO ARTIKEL ABSTRAK Sejarah Artikel: Maskulinitas dan nasionalisme selama ini menggambarkan fenomena di Diterima: 12 November mana konsepsi negara atau bangsa, termasuk bagian dari kedaulatan dan 2020 identitas yang berkontribusi dalam kaitannya dengan peran gender. Direvisi: 12 November Artinya, mikrokultur maskulinitas dalam kehidupan sehari-hari 2020 mengartikulasikan dengan sangat baik dengan tuntutan nasionalisme. Disetujui: 15 November Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk 2020 maskulinitas dan nasionalisme yang beroperasi pada kultur masyarakat Tersedia Daring: 16 Jawa dahulu, tepatnya pada era Kerajaan Majapahit. Penelitian ini November 2020 menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian berupa Kata Kunci: novel Jayaning Majapahit (2014) karya Agus S. Soerono. Teknik Jawa pengumpulan data memakai teknik baca-catat. Analisis data dilakukan Kerajaan Majapahit dengan menyajikan data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan Maskulinitas berdasarkan tujuan yang dinyatakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa Nasionalisme novel Jayaning Majapahit mewacanakan
    [Show full text]
  • Multi-Page.Pdf
    Document of FILEOOPY The World Bank FOR OFFICIAL USE ONLY Public Disclosure Authorized Report No. P-3412-IND REPORT AND RECOMMENDATION OF THE PRESIDENT OF THE Public Disclosure Authorized INTERNATIONAL BANK FOR RECONSTRUCTION AND DEVELOPMENT TO THE EXECUTIVE DIRECTORS ON A PROPOSED LOAN IN AN AMOUNT EQUIVALENT TO $300.0 MILLION TO THE REPUBLIC OF INDONESIA Public Disclosure Authorized FOR A TWELFTH POWER PROJECT November 22, 1982 Public Disclosure Authorized This document has a restricted distribution and may be used by recipients only in the performance of their official duties. Its contents may not otherwise be disclosed without World Bank authorization. CURRENCYEQUIVALENTS Currency Unit - Indonesian Rupiah US$1 = Rp 625 Rp 100 = US$0.16 Rp 1 million = US$1,600 WEIGHTS AND MEASURES 1 metric ton = 1,000 kilograms (kg) 1 liter (1) = 0.0063 barrels 1 kilometer (km) = 0.6215 miles (mi) 1 kilovolt (kV) = 1,000 volts (V) 1 megavolt-ampere = 1,000 kilovolt-amperes (kVA) 1 kilovolt-ampere = 1,000 volt-ampere (VA) 1 megawatt (MW) = 1,000 kilowatts (kW) 1 gigawatt hour (GWh) = 1 million kilowatt hours (kWH) TCF = Trillion cubic feet ABBREVIATIONS AIP - Accelerated Investment Program of the National Electricity Authority (1982/83-1984/85) BAKOREN - The National Energy Board BATUBARA - National Coal Entity BWI - Beca-Worley International of New Zealand DGEP - Directorate-General of Electric Power, Ministry of Mines and Energy GENZL - Geothermal Energy of New Zealand GOI - Government of Indonesia LNG - Liquified Natural Gas LRMC - Long Run Marginal
    [Show full text]
  • Aparatur Sipil Negara, BUKAN Abdi Negara Biasa
    Media Edukasi dan Informasi Keuangan EDUKASI KEUANGAN ASN Aparatur Sipil Negara, BUKAN Abdi Negara Biasa Edisi 23/2014 Daftar Isi Salam Redaksi 2 Lintas Peristiwa 4 Liputan Utama 6 Liputan Khusus 14 Profil 18 Kuis 23 Serambi Ilmu 24 Mata Air 53 Klinik Sehat 55 Tips n Trik 56 English Corner 59 Selasar 60 Point Of Interest 61 Kalender Diklat 63 Resensi Buku 64 Kang Edu 65 Redaksi menerima kritik saran, pertanyaan, atau sanggahan terhadap EDUKASI masalah-masalah yang berkaitan dengan Kementerian Keuangan. K E U A N G A N Sampaikan melalui alamat email : [email protected] Salam Redaksi Belakangan ini muncul beberapa pertanyaan terkait dengan pegawai negeri sipil. Apa benar PNS berubah? Apakah jabatan dalam PNS juga diganti? Pertanyaan tersebut muncul sebagai konsekuensi dari disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-Undang tersebut menggantikan UU Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok Po- kok Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Undang- Undang tersebut secara istilah memang menggantikan istilah PNS. Undang-Undang ASN lahir dari usaha reformasi birokrasi di Indonesia, dimana sistem birokrasi menekankan pada efektifitas dan efisiensi. Banyak hal yang “berubah”, paradigma PNS sebagai sebuah pekerjaan mulai dikampanyekan bahwa PNS itu adalah profesi melalui sebutan barunya yaitu Aparatur Sipil Negara. Sebagai sebuah profesi, negara perlu mengatur adanya asas, nilai dasar, kode etik, sampai bagaimana mengembangkan ASN secara terpadu. Penajaman dan penekanan serta profesionalisme aparatur sipil negara terlihat pada butir-butir di Undang-Undang tersebut. Pengertian UU ASN, pokok pokok perubahan serta maksud dan tujuan dari perubahan tersebut kami tuangkan kedalam Liputan Utama Majalah edisi ke-23 ini.
    [Show full text]
  • Skripsi Geologi Dan Analisis Kestabilan Lereng Daerah Tanjung Bonai Aur
    SKRIPSI GEOLOGI DAN ANALISIS KESTABILAN LERENG DAERAH TANJUNG BONAI AUR, KABUPATEN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Geologi Universitas Sriwijaya Oleh: AFIFAH SHOLIHAH NIM. 03071181419007 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2019 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Penelitian : Geologi dan Analisis Kestabilan Lereng Daerah Tanjung Bonai Aur, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat 2. Biodata Peneliti a. Nama : Afifah Sholihah b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIM : 03071181419007 d. Alamat Tinggal : Rawabening Desa Srikaton, Kecamatan Buay Madang Timur, Kabupaten OKU Timur, Provinsi Sumatera Selatan e. No. HP/e-mail : 0822-8188-3089/[email protected] 3. Nama Penguji I : Dr. Ir. Endang Wiwik Dyah Hastuti, M. Sc. (_ _ _ _ _) 4. Nama Penguji II : Elisabet Dwi Mayasari, S.T., M.T. (_ _ _ _ _) 5. Nama Penguji III : Stevanus Nalendra Jati, S.T., M.T. (_ _ _ _ _) 6. Jangka Waktu Penelitian a. Persetujuan lapangan : 11 Desember 2017 b. Sidang sarjana : 24 Mei 2019 7. Pendanaan a. Sumber dana : Mandiri b. Besar dana : Rp.7.000.000,- (Tujuh Juta Rupiah) Indralaya, 11 Juli 2019 Menyetujui, Pembimbing Peneliti Budhi Setiawan, Ph.D. Afifah Sholihah NIP. 197211121999031002 NIM. 03071181419007 Menyetujui, Ketua Program Studi Teknik Geologi Dr. Ir. Endang Wiwik Dyah Hastuti, M.Sc. NIP.19590205 198803 2002 ii HALAMAN PERNYATAAN INTEGRITAS Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Afifah Sholihah NIM : 03071181419007 Judul : Geologi dan Analisis Kestabilan Lereng Daerah Tanjung Bonai Aur, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
    [Show full text]
  • Water Management in the Upper Sub-Basin of the Inderagiri River Basin in Indonesia: Issues and Implications Related to Integrated Water Resources Management
    Intersectoral Management of River Basins Water Management in the Upper Sub-Basin of the Inderagiri River Basin in Indonesia: Issues and Implications Related to Integrated Water Resources Management Helmi Lecturer, Centre for Irrigation, Land and Water Resources Development Studies Andalas University, Padang, Indonesia Abstract Integrated water resources management (lWRM) is an important development agenda for addressing institutional problems and capacity building for the 41se, control, preservation and sustainability of water systems. Pursuing this requires understanding of related issues and their implications for dev~/opment of effective water management institutions. Indonesia is in the process of reforming its water resources management policy, which will give emphasis to putting IWRM principles into action. One of the elements of the new policy is related to the improvement of river-basin management. Although experience on river-basin management has been developed in one basin (Brantas river basin in East Java), this was not the case for other regions of the country until lately. This paper discusses the dynamics of water use and management in the upper sub-basin of the Inderagiri river basin, in West Sumatra, Indonesia. Issues and implications related to IWRM are identified. The topics covered are: the policy and institutional context of river-basin management, with an overview of the water management policy reforms and related aspects of policy relevant to improvement of river-basin management in West Sumatra Province; a more specific discussion on the setting and hydrology of the upper sub-basin; a special case illustrating water use competition and water allocation in a river (Ombilin River) within the upper sub-basin.
    [Show full text]
  • The Dynamics of Inland and Maritime Cultures Relations in the History of Java Island, Indonesia
    Journal of Marine and Island Cultures (2013) 2, 115–127 Journal of Marine and Island Cultures www.sciencedirect.com Contest for hegemony: The dynamics of inland and maritime cultures relations in the history of Java island, Indonesia Singgih Tri Sulistiyono *, Yety Rochwulaningsih Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Semarang, Indonesia Received 22 May 2013; accepted 10 October 2013 Available online 5 December 2013 KEYWORDS Abstract The main purpose of this article is to analyze the dynamics of relation between inland Inland culture; and maritime cultures in an insular region by taking Java island, Indonesia, as an object of study. Maritime culture; Java island is located in the midst of Indonesian archipelago which is geographically recognized as Insular region; the ‘‘maritime continent’’ and the widest insular region in the world. During the history, Java has Maritime continent been one of the most important islands not only in the Indonesian archipelago but also in Southeast Asian region. It is interesting that Java has not only varied maritime cultures but also feudalistic inland culture. Moreover, during the course of history there has been a latent contesting relation- ship among the two different types of culture, which has been coloring the history of Indonesia at large till the present day. ª 2013 Production and hosting by Elsevier B.V. on behalf of Institution for Marine and Island Cultures, Mokpo National University. Introduction ognized as the widest insular region in the world (Lapian, 1996; Tangsubkul, 1984). 1 Many people possibly think that By taking Java island as the focus of the study, this article tries the culture which develops in Indonesian islands must have to construct a reality of cultural plurality developing in the 1 The Southeast Asian archipelagic state: Con- Indonesian archipelago as an area which is geographically rec- See P.
    [Show full text]
  • Download Free
    ASIAN DEVELOPMENT BANK SST: REG 99033 SPECIAL EVALUATION STUDY ON THE SOCIAL AND ENVIRONMENTAL IMPACTS OF SELECTED HYDROPOWER PROJECTS December 1999 ABBREVIATIONS 2 ADB – Asian Development Bank ARIS – Anai River Irrigation System BPM – Bukit Peninjau Miri DMC – developing member country EdL – Électricité du Laos EIA – environmental impact assessment EMP – environmental management plan EMCO – Environmental Management Cooperation Office H2S – hydrogen sulfide HEPC – Hunan Electric Power Company ISA – initial social assessment Lao PDR – Lao People’s Democratic Republic NCR – native customary right NGO – nongovernment organization PCR – project completion report PLN – Perusahaan Listrik Negara (State Electricity Enterprise) PRA – participatory rapid appraisal PRC – People’s Republic of China RRP – resettlement and rehabilitation program SALCRA – Sarawak Land Consolidation and Rehabilitation Authority SEIA – summary environmental impact assessment SESCO – Sarawak Electricity Supply Corporation TA – technical assistance THPC – Theun-Hinboun Power Company WSFS – West Sumatra Fisheries Service WEIGHTS AND MEASURES ha – hectare m3/s – cubic meter per second km – kilometer m – meter MW – megawatt NOTE In this report, “$” refers to US dollars. Operations Evaluation Office, SS-36 EXECUTIVE SUMMARY This study aims to provide recommendations for improving the design and processing of hydropower projects funded by the Asian Development Bank (ADB) to minimize the adverse environmental and social impacts. Four case studies were assessed for accuracy of identifying potential impacts; appropriateness of the mitigation measures designed; effectiveness in implementing them; and the procedures for monitoring, receiving feedback on, and evaluating progress. The study projects operate in a variety of regimes (Malaysia, Indonesia, People’s Republic of China [PRC], and the Lao People’s Democratic Republic [Lao PDR]), with different institutional systems for hydropower development and were exposed to different stages of development in ADB’s policies and guidelines.
    [Show full text]
  • Berkala Arkeologi
    BERKALA ARKEOLOGI Vol. 15 No. 2, NOVEMBER 2012 ISSN 1410 – 3974 Membaca Desain Komunikasi Visual pada Relief Cerita Kṛṣṇa di Caṇḍi Lara Jonggrang Reading the Visual Communication Design on the Relief of Kṛṣṇa‟s Story at the Temple of Lara Jonggrang Andri Restiyadi Verklaring: Bukti Tertulis Mobilitas Masyarakat Pribumi pada Awal Abad ke-20 Masehi „Verklaring‟: Written Evidence of Native Societies Mobility at the Early 20th Century Churmatin Nasoichah “Kotak Emas”, Pahatan Relung pada Dinding Tebing Lae Tungtung Batu di Dairi, Sumatera Utara „The Golden Box‟, Niches at the Wall of Lae Tungtung Batu Edge in Dairi, North Sumatra Dyah Hidayati Sebaran Sumatralith Sebagai Indikasi Jarak dan Ruang Jelajah Pendukung Hoabinhian Sumatralith Distribution as an Indication of Exploration Distance and Space of Hoabinhian People Ketut Wiradnyana Permukiman Gua di Sub-Cekungan Payakumbuh Cave Settlements at Payakumbuh‟s Sub-Basin Taufiqurrahman Setiawan Transformasi Makna Religi Borotan dalam Upacara Kurban Bius pada Masyarakat Batak Transformation of the Religious Meaning of „Borotan‟ in the Sacrificial Ceremony of „Bius‟ of the Bataknese Defri Elias Simatupang Emas dalam Budaya Batak Gold in Batak Culture Nenggih Susilowati KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BALAI ARKEOLOGI MEDAN Medan, November BAS VOL. 15 NO. 2 Hal 155 -- 277 ISSN 1410 – 3974 2012 BERKALA ARKEOLOGI Vol. 15 No. 2, NOVEMBER 2012 ISSN 1410 - 3974 Berkala Arkeologi “SANGKHAKALA” adalah wadah informasi bidang arkeologi yang ditujukan untuk memajukan arkeologi maupun kajian ilmu lain yang terkait, serta menyebarluaskan hasil-hasilnya sehingga dapat dinikmati oleh kalangan ilmuwan khususnya dan masyarakat luas umumnya. Redaksi menerima sumbangan artikel dalam bahasa Indonesia maupun asing yang dianggap berguna bagi perkembangan ilmu arkeologi.
    [Show full text]
  • Rb03d41h-Hubungan Malayu-Pendahuluan.Pdf
    1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berita pertama mengenai keberadaan Kerajaan Malayu Kuno didapatkan dari catatan Dinasti Tang, yaitu mengenai datangnya utusan dari daerah Mo-lo-yeu di Cina pada tahun 644 dan 645 Masehi. Nama Mo-lo-yeu ini sangat mungkin dihubungkan dengan kerajaan Malayu yang letaknya di pantai timur Sumatra dengan pusatnya sekitar Jambi (Soemadio, (ed.), 1984: 81). Kerajaan Malayu berkembang pada pertengahan abad ke-7 Masehi sampai dengan akhir abad ke-14 Masehi. Sampai saat ini, baru ditemukan sekitar 30 buah prasasti yang berasal dari kerajaan itu. Prasasti-prasasti itu tersebar di berbagai tempat, sebagian ada di wilayah provinsi Jambi, sebagian lagi di wilayah provinsi Sumatra Barat dan ada pula satu prasasti yang ditemukan di daerah Malang, Jawa Timur, yaitu prasasti pada patung Amoghapāśa di Candi Jago. Penelitian terhadap prasasti-prasasti itu telah lama dilakukan, namun sebagian prasasti hingga saat ini masih dipermasalahkan. Keadaan ini ditambah lagi dengan terbatasnya sumber sejarah yang berkaitan dengan kerajaan Malayu sehingga beberapa bagian dari kisah kerajaan Malayu masih belum jelas, bahkan belum dapat diketahui sama sekali (Djafar, 1992: 2). Universitas Indonesia Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009 2 Prasasti-prasasti Kerajaan Malayu umumnya dipahatkan di beberapa jenis batu, logam dan di belakang arca. Prasasti-prasastinya antara lain terdiri dari angka tahun, kata-kata mantra Buddha (dalam jumlah besar) dan prasasti-prasasti pendek. Prasasti-prasasti yang panjang dan memuat data yang agak jelas dikeluarkan setelah tahun 1208 Masehi (abad ke-13 – 14 Masehi), yang merupakan puncak kejayaan Malayu Kuno, sehingga sulit mengetahui keadaan kerajaan Malayu Kuno sebelum abad ke-13 Masehi karena data tertulis tidak mendukungnya (Djafar, 1992: 3).
    [Show full text]
  • T1 152016008 BAB IV.Pdf
    BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Kerajaan Majapahit Awal Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia yang didirikan oleh Raden Wijaya yaitu menantu dari Kertanegara pada tahun 1293. Kerajaan Majapahit didirikan dengan usahanya sendiri bukan merupakan warisan dari Kertanegara. Kertanegara adalah raja terakhir Kerajaan Singasari sebelum runtuh akibat serangan Jayakatwang. Kertanegara dan permaisurinya wafat akibat serangan tersebut. Raden Wijaya dan pengikutnya melarikan diri dengan melakukan pengembaraan dari Rabut Carat ke Pamawaran, Trung, Kulwan, Kembang Sari,karena di wilayah ini Raden Wijaya dan pengikutnya dikejar musuh mereka berjalan kembali ke Desa Kudadu sampai akhirnya Raden Wijaya disarankan meminta bantuan Aria Wiraraja di Madura. Setelah tinggal beberapa waktu di Madura atau lebih tepatnya wilayah Aria Wiraraja, Raden Wijaya dan Aria Wiraraja menyusun siasat untuk merebut kekuasaan Jayakatwang. Dengan segala tipu muslihatnya, Raden Wijaya menyatakan seolah-olah takluk pada kekuasaan Jayakatwang. Takluknya Raden Wijaya diterima baik oleh Jayakatwang untuk mengabdi padanya. Raden Wijaya pun dihadiahi tanah Tarik yang waktu itu berupa hutan (sekarang Mojokerto) untuk menjadi daerah kedudukannya. Saat sedang melakukan pembukaan hutan Tarik, salah seorang pasukan Raden Wijaya menemukan buah maja. Raden Wijaya memakannya, tetapi ketika dimakan rasanya pahit. Oleh karena itu, wilayah hutan Tarik ini kemudian diberi nama Majapahit. Pada tahun 1293, tentara Tartar datang ke Jawa hendak menyerang Kertanegara karena telah melukai salah satu utusannya, namun Kertanegara sudah wafat. Pasukan Tartar dengan dibantu pasukan Raden Wijaya kemudian menyerang Jayakatwang dan berhasil menundukkan Jayakatwang. Kesempatan ini dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang balik tentara Tartar dan 8 memukul mundur tentara Tartar dari wilayah Singasari. Dengan berakhirnya kekuasaan Jayakatwang, Raden Wijaya menobatkan dirinya menjadi raja baru dengan nama kerajaan Majapahit.
    [Show full text]