Buku Fakta Tembakau | I Naskah Lengkap Buku Bunga Rampai - Fakta Tembakau Dan Permasalahannya, Edisi V, Tahun 2014

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Buku Fakta Tembakau | I Naskah Lengkap Buku Bunga Rampai - Fakta Tembakau Dan Permasalahannya, Edisi V, Tahun 2014 Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tobacco Control Support Center - IAKMI Bunga Rampai FAKTA TEMBAKAU dan Permasalahannya di Indonesia 2014 Buku Fakta Tembakau | i Naskah Lengkap Buku Bunga Rampai - Fakta Tembakau dan Permasalahannya, Edisi V, Tahun 2014 @2014 Tobacco Control Support Center - IAKMI 190 halaman 18.5 x 26.5 cm ISBN 978-602-1099-58-2 Diterbitkan pertama kali oleh Tobacco Control and Support Center - IAKMI Alamat : Gedung Mochtar Lt.2 Jalan Pegangsaan Timur No.16 Jakarta Pusat Email : [email protected] Website : tcsc-indonesia.org Hak cipta dilindungi Undang-undang Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara bentuk apapun tanpa seijin penulis dan penerbit ii | Buku Fakta Tembakau MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KATA SAMBUTAN Konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Tembakau adalah satu-satunya produk konsumen yang beredar legal namun dapat memakan jika digunakan secara terus-menerus. Berbagai upaya pengendalian konsumsi tembakau telah dilakukan secara bertahap dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Dalam upaya pengendalian konsumsi tembakau diperlukan data dan informasi terkini dari sektor kesehatan, pertanian dan industri yang mengungkapkan fakta-fakta penng terkait rokok dan produk tembakau lainnya. Buku Fakta Tembakau tahun 2014 mengemukakan dan mengupas secara mendalam fakta tentang Konsumsi Rokok dan Produk Tembakau lainnya, Hubungan antara Konsumsi Rokok dengan Penyakit ISPA dan Hipertensi, Beban Kesehatan dan Dampak Ekonomi Merokok, Pertanian Tembakau dan Industri Hasil Tembakau, Kebijakan Cukai Rokok dan Penggunaannya untuk Kesehatan, dan Kebijakan Pengendalian Tembakau. Buku ini merupakan buku kelima yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan Tobacco Control Support Centre – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. Buku pertama diterbitkan tahun 2004, buku kedua diterbitkan tahun 2007, buku kega tahun 2010 dan buku keempat tahun 2012. Saya berharap buku ini dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan di sektor pemerintah maupun non pemerintah, serta masyarakat luas. Fakta yang dikemukakan dalam buku ini berguna untuk merumuskan kebijakan yang tepat dan berpihak pada kepenngan rakyat. Di samping itu, informasi yang ada di dalam buku ini juga dapat digunakan sebagai bahan advokasi, pendidikan dan promosi kesehatan oleh semua pihak. Kepada semua pihak yang telah menyusun Buku Fakta Tembakau tahun 2014 saya sampaikan penghargaan dan terima kasih atas semua jerih payah dan kerja kerasnya. Upaya Saudara-saudara merupakan bagian dari upaya melindungi masyarakat Indonesia dari bahaya tembakau. Jakarta, Januari 2015 Menteri Kesehatan RI Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) Buku Fakta Tembakau | iii KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan buku dengan judul ‘Fakta Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia’, yang berisi gambaran di Indonesia mengenai konsumsi tembakau hisap dan kunyah yang dikaitkan dengan dampak negaf dan kebijakan yang telah berlaku. Konsumsi tembakau merupakan salah satu masalah yang terjadi dak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju yang menyebabkan banyak kerugian secara langsung maupun dak langsung. Dampak negaf dari konsumsi tembakau secara langsung yaitu mbulnya masalah pada kesehatan. Jika dampak tersebut terjadi di negara berkembang yang relaf memiliki lebih banyak keterbatasan dalam pengendalian konsumsi tembakau, maka menjadi masalah yang sangat besar. Dampak negaf yang dak langsung yaitu kerugian ekonomi yang bisa dimbulkan dari gangguan kesehatan. Permasalahan tersebut menjadi dasar penulisan buku ini, karena pemerintah membutuhkan fakta tentang masalah tembakau yang terkait dengan kesehatan, pertanian dan industri. Fakta tersebut diharapkan dapat digunakan untuk melakukan advokasi, perencanaan program, pengembangan dan pelaksanaan kebijakan yang lebih efekf. Fakta yang dituliskan dalam buku ini diolah dari berbagai sumber data, antara lain Riskesdas, Surkesnas, IMRSSP, DFID/ STOP TB, Sample Registraon System dan stask perkebunan Indonesia. Penggunaan data ini diharapkan dapat saling melengkapi informasi penng terkait dengan tembakau. Penghargaan yang nggi serta ucapan terima kasih yang tulus, kami berikan atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari m penulis serta semua pihak yang telah berparsipasi dalam proses penulisan buku ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam buku ini. Demi penyempurnaan isi dan manfaat dari buku ini, kami menerima saran dan krik yang bersifat membangun. Jakarta, Januari 2015 Kepala Badan Penelian dan Pengembangan Kesehatan - Kementerian Kesehatan RI Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K)., MARS, DTM&H., DTCE iv | Buku Fakta Tembakau UCAPAN TERIMA KASIH Assalamualaikumwr.wb. Puji syukur kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Buku Fakta Tembakau di Indonesia tahun 2014, yang merupakan pemutakhiran data mengenai tembakau dan rokok di Indonesia dari buku serupa yang pernah diterbitkan pada tahun 2004, 2007, 2010 dan 2012, dinjau dari berbagai aspek seper kesehatan, perdagangan, pertanian dan industri. Kajian dalam buku ini menggunakan data konsumsi rokok dan produk tembakau yang terbaru yaitu data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013.Dalam penerbitan kali ini ditambahkan juga fakta baru mengenai Hubungan antara Konsumsi Rokok dengan Penyakit ISPA dan Hipertensi. Data dan informasi yang disajikan di dalam buku ini dapat dipergunakan sebagai bahan advokasi mengenai masalah tembakau dan rokok dari berbagai aspek bukan hanya dari aspek kesehatan. Oleh karena itu, buku ini dapat dimanfaatkan oleh semua kalangan baik dari penentu kebijakan di parlemen, pemerintah pusat dan daerah, peneli maupun para penggiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Buku Fakta Tembakau di Indonesia tahun 2014 ini dalam seap babnya dapat menjadi rujukan mengenai tembakau dan kaitannya di bidang kesehatan, industri dan ekonomi. Bab satu menceritakan tentang konsumsi rokok dan produk tembakau lainnya di 33 provinsi di Indonesia berdasarkan data terkini sampai dengan tahun 2013. Bab dua menunjukkan hubungan antara konsumsi rokok dengan penyakit ISPA dan hipertensi, baik pada perokok akf maupun perokok pasif. Bab ga memberikan gambaran dampak kesehatan dan ekonomi akibat konsumsi tembakau di Indonesia dengan memperkirakan beban penyakit karena tembakau menggunakan Global Burden of Disease dengan ukuran DALYs (Disability Adjusted Life Years/ tahun produkf yang hilang). Bab empat menyampaikan mengenai pertanian tembakau dan cengkeh, dari segi produksi, petani tembakau, luas lahan, harga dan segi perdagangan. Bab lima menggambarkan industri pengolahan produk tembakaau dilihat dari segi produksi, pangsa pasar, jumlah industri, pekerja, perdagangan, rokok illicit dan kebijakan pemerintah terkait industri produk tembakau Bab enam menjelaskan tentang cukai serta harga rokok disertai gambaran tentang dampak peningkatan cukai tembakau, harga rokok, penerimaan pemerintah, rata-rata pengeluaran rumah tangga dan isu-isu yang terkait dengan cukai tembakau. Bab tujuh menyampaikan beberapa kebijakan pengedalian tembakau yaitu tentang kebijakan mengenai pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok, kebijakan tentang Buku Fakta Tembakau | v cukai dan pajak rokok serta retribusi, kebijakan tentang peringatan kesehatan pada kemasan produk tembakau, dan kebijakan tentang kawasan tanpa rokok, serta peta jalan pengendalian dampak konsumsi rokok bagi kesehatan. Kami, dari Tobacco Control Support Centre – Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia menyampaikan penghargaan serta terima kasih yang tulus atas kontribusi yang diberikan sehingga terwujudnya buku ini, khususnya kepada m dari Badan Litbangkes: Nunik Kusumawardani, Dwi Hapsari, Suwarta Kosen, Julianty Pradono, Pu Sari, Khadijah Azhar, dan m dari LDUI: Abdillah Ahsan, Nur Hadi Wiyono, Ayke Soraya, dan juga kepada semua staf TCSC-IAKMI : Ridhwan Fauzi, Zakiyah, Mohammad Ainul Ma'ruf, Kiki Soewarso dan Antarini Antojo. Tak lupa ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada m reviewer: Dr.Widyastu Soeroyo, Dr. Rita Damayan dan Dina Kania,SH,MH yang telah membantu mewujudkan buku ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan, kelemahan dan kesalahan dalam penulisan buku ini. Oleh karena itu, kami menunggu krik, masukan dan saran untuk penyempurnaan dan pemutakhiran buku fakta tembakau berikutnya. Billahiaufiq walhidayah, Wassalamualaikum wr. wb. Jakarta, Januari 2015 Ketua TCSC – IAKMI, Dr. Kartono Mohamad vi | Buku Fakta Tembakau RINGKASAN EKSEKUTIF KONSUMSI TEMBAKAU DAN RISIKO SAKIT Permasalahan konsumsi tembakau masih menunjukkan pola yang sama pada tahun 2013 dibandingkan dengan gambaran pada tahun-tahun sebelumnya. Prevalensi konsumsi tembakau cenderung meningkat baik pada laki-laki maupun perempuan. Peningkatan prevalensi lebih banyak pada perempuan dari 1.7% pada tahun 1995 menjadi 6.7% pada tahun 2013, sedangkan pada laki-laki dari 53.4% pada tahun 1995 menjadi 66% pada tahun 2013. Secara umum, prevalensi merokok lebih nggi pada penduduk dengan ngkat pendidikan dan ngkat pendapatan yang rendah, nggal di pedesaan dan status bekerja. Laki-laki cenderung lebih banyak yang mulai merokok pada usia muda, sedangkan pada kelompok perempuan lebih banyak yang mulai merokok pada usia lebih tua. Perokok pasif juga masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Perempuan anak-anak dan balita
Recommended publications
  • Sexuality and Power
    The Newsletter | No.54 | Summer 2010 12 The Study Sexuality and power A very Dutch view of the ‘submission’ of the Javanese – Nicolaas Pieneman’s (1809-1860) portrait of Dipanagara’s capture at Magelang on 28 March 1830 entitled ‘De onder- werping van Diepo Negoro aan Luitenant- Generaal De Kock, 28 Maart 1830’ (1833). Photograph courtesy of the Rijksmuseum, Amsterdam. ‘All Java knows this – how the Dutch allowed the kraton [of Yogyakarta] to be turned into a brothel and how [Prince] Dipanagara [1785-1855] has sworn to destroy it to the last stone’.1 Peter Carey Below: The mystic prince and his family. THE WORDS OF THE LEIDEN laWYER, Willem van Hogendorp a torrent of abuse against the Dutch officials of the pre-war Coloured drawing of Dipanagara in exile (1795-1838), then serving as a legal adviser to Commissioner- period and their inability to speak anything but market Malay, in Makassar (1833-55) reading a text on General L.P.J. du Bus de Gisignies (in office, 1826-1830), could complaining that ‘Chevallier [P.F.H. Chevallier, Assistant- Islamic mysticism (tasawwuf) accompanied not have been more blunt. Writing to his father Gijsbert Karel Resident of Yogyakarta, 1795-1825, in office, 1823-1825] and by his wife, Radèn Ayu Retnaningsih, and (1762-1834) during the second year of the Java War (1825-30), other Dutchmen had trotted into our [Yogyakarta] kraton as one of his sons, ‘Pangéran Ali Basah’, the 32-year-old Willem confided that the liberties that the though it was a stable and had shouted and called as though it who is having a vision of a Javanese spirit.
    [Show full text]
  • Richtlijnen Voor Een Ontwikkelingsplan Voor De Oostkust Van Sumatra
    Il) ff to hS Richtlijnen voor een ontwikkelingsplan voor de Oostkust van Sumatra R. van de Waal M08201.267 STELLINGEN 1. Naast de toevallige geschiktheid van de bodem en het klimaat van Sumatra's Oostkust voor de teelt van Deli-dekblad heeft met be- trekking tot de grpndruimte en het verkrygen van een goed han- teerbare rechtstitel op de grond het feit, dat dit gebied Ma• leis en Bataks kolonisatiegebied was, de vestiging van de on- dernemingslandbouw ten zeerste bevorderd. 2. Het Maleise adatrecht ten aanzien van de grond heeft de econo- mische ontplooiing van de inheemse samenleving ter Oostkust van Sumatra sterk geremd. 3. Ten onrechte stelt de Gewestelyke Baad voor Zuid-Holland van het Landbouwschap: "Wanneer een bepaald gebied in het uitbreidingsplan tot agra- "risch gebied wordt verklaard, mag geen beperking in het gebruik "worden aangebracht." (Richtlinien voor gemeentelijke uitbreidingsplannen, 's-Hage 1958, blz 11). 4. De wy'ze, waarop de uitbreiding van het wegennet in Nederland wordt voorbereid, is pianologisch onvoldoende. 5. De inrichting van niet bij een provincie ingedeelde gebieden, zoals de IJsselmeerpolders, behoort op een pianologische taak- stelling gebaseerd te zy'n. 6. De onwettige occupatie van ondernemingsgronden op de Oostkust van Sumatra moet in de eerste plaats uit een behoef te aan woon- gelegenheid verklaard worden en niet uit een gebrek aan grond voor de vestiging van nieuwe boerenbedrjjven. 7. Het verhogen van de wooncultuur in minder ontwikkelde gebieden kan op het gehele maatschappeljjke leven van invloed zyn. 8. Vruchtbaar pianologisch werk is vrywel onmogeljjk inlanden, waar onzekerheden bestaan ten aanzien van het institdtionele kader, waarbinnen dat werk moet geschieden, zoals dat in het huidige Indonésie het geval is.
    [Show full text]
  • Confirming the Existence of the Kingdom: the Efforts of Territorial Consolidation and Formation of Cultural Identity During
    Indonesian Historical Studies, Vol. 1, No. 2, 103-116 © 2017 Confirming the Existence of the Kingdom: The Efforts of Territorial Consolidation and Formation of Cultural Identity During the Reign of Hamengku Buwana I, 1755 – 1792 Sutarwinarmo,1* Agustinus Supriyono,2 Dhanang Respati Puguh2 1Arsip Nasional Republik Indonesia 2Master Program of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University *Corresponding Author: [email protected] Abstract This article discusses the efforts of territorial Consolidation and formation of cultural identity during the reign of Hamengku Buwana I. This article is written using historical method and utilizing primary sources in the form of VOC archives stored in the National Archives of the Republic of Indonesia and Java manuscripts stored in Yogyakarta Sultanate, as well as secondary sources in the form of articles and books. After Giyanti Agreement in 1755, Sultan Hamengku Buwana I attempted to consolidate his territory through negotiation, dispute Received: settlement and law enforcement in order to preserve the sovereignity 30 November 2017 and territorial integrity of his kingdom. He also developed Ringgit Swargen, Yogyakarta style leather puppets that have different shape Accepted: 18 December 2017 from Surakarta style leather puppets developed by Surakarta Sunanate as one of the cultural identity of Yogyakarta Sultanate. Leather puppet show was used to control the areas that were in the territory of the Sultanate of Yogyakarta, as the leather puppet show performed outside the palace must obtain permission from the palace puppet master. The efforts of Sultan Hamengku Buwana I failed, due to the conflict that caused the war destroyed the boundaries and the peace agreement that had been made.
    [Show full text]
  • Land System in the Islamic Kingdom of Mataram
    E3S Web of Conferences 202, 07082 (2020) https://doi.org/10.1051/e3sconf/202020207082 ICENIS 2020 TRADITIONAL AND FEODAL AGRICULTURAL ECOLOGY : LAND SYSTEM IN THE ISLAMIC KINGDOM OF MATARAM Sugiyarto*, Agustinus Supriyono Department History, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Semarang – Indonesia Abstract. This article discusses apanage land belonging to village heads, which is a legacy of the land system in the era of pre-colonial Surakarta and Yogyakarta kingdoms or what is termed as as Vorstenlanden. As the aim was to find out how the feudal and nobility system in Java, which in the colonial era was very vulnerable to intervention and politics of splitting or fighting. To answer this question, a study will be conducted on the history of the Islamic Mataram kingdom until the era of Surakarta and Yogyakarta, en focusing on analysis of the apanage and nobility systems. The method used is a historical method which consists of four steps, namely, heuristics (activities to search for and collect historical sources), textual criticism (testing and assessing the authenticity of historical sources both in form and content), interpretation (interpreting historical facts obtained through text criticism) and historiography, namely presenting research results in the form of articles. Keywords: Landssystem, Feodalism, Java 1 Introduction What is meant by the land system in this paper is, how are the lands exploited in a system of government in the era of pre-colonial kings. While what was meant by the era of pre-colonial kings was the era before the Dutch government representing the Dutch royal government in the archipelago (Indonesia), namely after the collapse of the VOC in 1799 and was replaced by the Dutch East Indies colonial government.
    [Show full text]
  • Acculturation of Colonial Industry and Javanese Agrarian Culture in Mangkunegaran Sugar Factory
    Eco. Env. & Cons. 27 (May Suppl. Issue) : 2021; pp. (S262-S269) Copyright@ EM International ISSN 0971–765X Acculturation of Colonial Industry and Javanese Agrarian Culture in Mangkunegaran Sugar Factory Purwanto Setyo Nugroho1,2, Nany Yuliastuti3 and Siti Rukayah4 1Department of Architecture, Sebelas Maret University, Surakarta, Indonesia 2 Doctoral Program of Architecture and Urban Sciences (PDIAP), Diponegoro University, Semarang, Indonesia 3 Departement of Urban and Regional Planning, Diponegoro University, Semarang, Indonesia 4 Departement of Architecture, Diponegoro University, Semarang, Indonesia (Received 5 November, 2020; Accepted 15 December, 2020) ABSTRACT Sugar factories from the colonial era throughout Java are part of an important industrial heritage because they have witnessed the glory of the sugar industry in the past, as well as a sign of the entry of modern industry to the Java. One of the biggest sugar factory in Java was the sugar factory owned by Mangkunegaran Kingdom (Praja Mangkunegaran). The sugar factory represented a capitalist industrial culture that prioritized rationality. On the other hand, the process of supplying raw materials for sugar factories in vorstenlanden area (Praja Kejawen) was highly dependent on Javanese farmers who were strong with their agrarian culture. This paper aimed to figure out the interaction between the two cultures, which together carried out the sustainability of the sugar industry in Java. The interaction of these two cultures was seen from the components of the actors, activities, and places of the Tasikmadu Sugar Factory owned by Praja Mangkunegaran as a case study with a historical approach. The finding of the study indicated that there was acculturation between capitalist industrial culture and Javanese agrarian culture, which could be seen in the aspects of the actors, activities, and architectural layout of the Tasikmadu sugar factory.
    [Show full text]
  • Analisis Pengangkatan Dan Pergantian Kekuasaan Di Kesultanan Palembang
    TRADISI POLITIK MELAYU : ANALISIS PENGANGKATAN DAN PERGANTIAN KEKUASAAN DI KESULTANAN PALEMBANG Dr. Mohammad Syawaludin Muhammad Sirojudin Fikri. M.Hum KATA SAMBUTAN Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Allah Swt, karena berkat limpahan rahmat dan inayah-Nya kita masih diberi nikmat kesehatan, sehingga mampu melaksanakan semua aktivitas keseharian kita. Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita pada pencerahan spiritual dan intelektual, sehingga menemukan hakikat makna kesejatian nilai-nilai kemanusiaan universal. Alhamdulillahirobbil’alamin, buku berjudul “Tradisi Politik Melayu : Analisis Pengangkatan dan Pergantian Kekuasaan di Kesultanan Palembang” telah selesai ditulis dan sudah terbit di tangan pembaca. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Namun, penulis tetap berharap agar laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran dari penulisan laporan penelitian ini sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada penulisan berikutnya. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih Akhirnya, semoga buku dihadapan pembaca ini dapat bermanfaat dan Allah Swt selalu memberi petunjuk dan hidayah-Nya pada kita semua.Amin.Selamat Membaca!. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Palembang, Oktober 2019 Penulis iii iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................
    [Show full text]
  • Study on the History and Architecture
    DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), Vol. 40, No. 2 December 2013, 77-88 DOI: 10.9744/dimensi.40.1.77-88 ISSN 0126-219X (print) / ISSN 2338-7858 (online) COLONIAL AND TRADITIONAL URBAN SPACE IN JAVA: A MORPHOLOGICAL STUDY OF TEN CITIES 1SUNARYO, Rony Gunawan, 2SOEWARNO, Nindyo, 3Ikaputra, and 4SETIAWAN, Bakti 1 Department of Architecture, Faculty of Civil Engineering & Planning, Petra Christian University, Surabaya; Student at Doctoral Program, Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering, Gadjah Mada University, Yogyakarta 2,3,4 Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering, Gadjah Mada University, Yogyakarta 1Email: [email protected]; [email protected] ABSTRACT Most of morphological studies of cities in Java tended to place the elements of traditional urban space – such as Alun- alun, Mosque, Palace and Market – as the main elements of city. Other elements such as the colonial urban space – Resident Office, Fort, Church, Park and so on – are often considered separately or placed as a complementary part. Through a morphological study by exploring ten cities in Java, I found both elements of traditional and colonial urban space were set in a unique and various pattern. There are some findings indicating that the elements of colonial urban space significantly influence the city structure as well as those of the traditional ones. Therefore, understanding the urban space form in Java should include and put elements of both of traditional and colonial urban space as an integral part. Keywords: Colonial urban-space, traditional urban-space. INTRODUCTION Dutch colonization process in Java lasted for several centuries, since their trading posts were built Morphology of cities in Java where we live in the coastal cities to control infrastructure of trans- today is formed through series of long process with a portation throughout Java.
    [Show full text]
  • State of Local Democracy Assessment in Indonesia (Sold Indonesia)
    State of Local Democracy Assessment in Indonesia (SoLD Indonesia) Editors: Abdul Gaffar Karim Hasrul Hanif Wigke Capri Arti Supported by: State of Local Democracy Assessment in Indonesia Copyright ©Penerbit Polgov, 2014 All rights reserved Printed I, October 2014 316 + xxviii pages, 16.5x24.5 cm ISBN 978-602-14532-7-8 Editors: Abdul Gaffar Karim, Hasrul Hanif, Wigke Capri Arti Layout and Cover: Oryza Irwanto Published by Polgov Press Polgov Press is published political and governance books, under the Research Centre for Politics and Government (Polgov), Department of Politics and Government Research Centre for Politics and Government is a research and publication unit of Department of Politics and Government (JPP) Fisipol Universitas Gadjah Mada. Polgov concerns on four keys issues; first local politics and regional autonomy, second party politics, electoral system, and parliament, third human rights and democracy, and four governance reforms and developing integrity system. Gedung BA 403 Jl. Sosio Yustisia No. 2, Yogyakarta, 55281 http://jpp.fisipol.ugm.ac.id Telp/Fax: (0274) 563362 ext.150 Surel: [email protected], [email protected] This report is a product of an assessment of the quality of democracy conducted on the basis of International IDEA's State of Local Democracy Assessment Framework. The report was developed by the Department of Politics and Government, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada with support and partnership of International IDEA. International IDEA has not participated in the content development nor the research leading to the report. Views expressed in this report do not necessarily represent the views of International IDEA, its Board or its Council members.
    [Show full text]
  • MS Thesis Upik Djalins
    COLONIAL KNOWLEDGE AND THE NATIVE SCHOLAR: SUPOMO, ADAT LAND RIGHTS AND AGRARIAN REORGANIZATION IN SURAKARTA 1900-1920s A Thesis Presented to the Faculty of the Graduate School of Cornell University in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Master of Science by Upik Wira Marlin Djalins January 2008 © 2008 Upik Wira Marlin Djalins ABSTRACT In this thesis, I analyze how a native scholar was an active agent in constituting colonial discourse on native land rights. Specifically, I examine a doctoral thesis written in the 1920s by Supomo, a young Javanese aristocrat and a colonial judicial officer studying in Leiden University. The thesis examined adat land rights and agrarian reorganization in Surakarta, Central Java. In the 1940s, Supomo contributed to writing Indonesia’s 1945 Constitution where his conception of adat and the state was institutionalized. Thus, his influence continues to reverberate in contemporary Indonesia. I propose that an internally fractured and multifaceted colonial discourse, particularly enticing in its civilizing appearance, made Supomo ambivalent in his relationship to colonial knowledge and to his mentor, Cornelis van Vollenhoven. I further suggest that his ambivalence was a form of resistance, manifested in his capacity to both mimic the colonizer’s technology of rule yet also challenge some of its underlying premises. In other words, Supomo was a native scholar whose ambivalence expressed a peculiar mode of resistance and engagement with colonial knowledge. I conclude by arguing that in addition to recognizing the epistemological claims of colonial knowledge, we must also recognize the capacity of a native scholar to identify and resist hegemonic arguments that often are concealed in complex colonial discourses.
    [Show full text]
  • Pendidikan Dan Perubahan Sosial Di Vorstenlanden 2
    LAPORAN PENELITIAN PAYUNG PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL DI VORSTENLANDEN Oleh: Prof. Dr. Husain Haikal Drs. Djumarwan Ita Mutiara Dewi, M.Si. Desyari Widi Astuti Hermawan Dwi S. FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL Alamat: Kampus Karangmalang Yogyakarta 55281 Tlp.548202, 586168. psw. 247, 248 PENGESAHAN USULAN PENELITIAN 1. Judul Penelitian PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL DI VORSTENLANDEN 2. Jenis Penelitian Penelitian Payung 3. Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar Prof. Dr. Husain Haikal b. NIP c. Jenis Kelamin Laki-laki d. Pangkat/Jabatan/Golongan Guru Besar/IV e. Fakultas/Jurusan Ilmu Sosial /Pendidikan Sejarah f. Institut/Universitas Universitas Negeri Yogyakarta g. Alamat Kampus FIS UNY Karangmalang Jalan Gejayan Gang Guru No. 1 Depok, Sleman, DIY 4. Jumlah Tim Peneliti Inti 4 Orang (2 Peneliti, 2 mahasiswa) 5. Lokasi Penelitian - 6. Kerja dengan Instansi Lain - 7. Lama Penelitian 3 bulan, dari bulan Oktober sampai Desember 2012 8. Biaya yang diperlukan a. Sumber Dana Depdiknas Rp 10.000.000,00 b. Sumber Lain Jumlah Rp 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah) Yogyakarta, 22 Oktober 2012 Peneliti, Prof. Dr. Husain Haikal NIP. Mengetahui: Dekan FIS UNY Ketua Jurusan Pend. Sejarah Prof. Dr. Ajat Sudrajat M. Nurrohman, M.Pd. NIP. NIP. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan penelitian ini Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam laporan ini, baik dalam penyajian materi, penulisan, dan sebagainya. Oleh karena itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami pun berharap agar laporan penelitian yang telah dikerjakan dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi kami sendiri sebagai penulis maupun bagi para pembaca.
    [Show full text]
  • Migration to South Sumatra and Some of Its Implications
    MIGRATION TO SOUTH SUMATRA AND SOME OF ITS IMPLICATIONS by IMRON HUSIN Thesis submitted in partial fulfilment of the Degree of Master of Arts in Demography at the Australian National University Canberra, April 1978 Except; where otherwise indicated, this thesis is my own work. April, 1978 Imron Husin ii ACKNOWLEDGEMENTS This study was conducted after the author completed the one year course work of M.A. Program in Demography at the Australian National University. The major data were provided by the Department of Demography from its computer tapes on the 1971 Population Census of Indonesia. It is a pleasure to acknowledge those who have had a part in its completion. Financial support was received from the Population Council. I am particularly grateful to Dr S.K. Jain, my thesis super­ visor, for his patience and encouragement which made the task of this study a smooth one. Thanks to Dr P.F. McDonald and Dr Terry Hull, whose perceptive comments contributed significantly to the quality of this work. I would like also to thank Dr D.W. Lucas for his help and supervision during his period of co-ordinatorship. I wish to thank Ms T. Sherlaimoff, Mr and Mrs P.A. Meyer for their contribution to the English correction. My thanks are also due to Mrs Pat Ashman, the secretary of the M.A. Program, for her assistance throughout. Of course, I am responsible for the weaknesses that remain in this work. In a special way I am grateful to my parents, my wife and my daughter whose sacrifices made the study possible.
    [Show full text]
  • Notes and References
    Notes and References Chapter 1: The Coming of Islam The contemporaneous evidence for Islamisation is described in Damais, 'L'epigraphie musulmane dans le Sud-Est Asiatique', with references to previous literature; see also Damais, 'Etudes javanaises, I: Les tombes musulmanes datees de Tr~l~j~'. Chinese records are translated in Rockhill, 'Notes on the relations and trade of China with the eastern archipelago'; and in Groenveldt, 'Notes on the Malay Archipelago and Malacca'. On Marco Polo's account see Jack-Hinton, 'Marco Polo in South-East Asia'. Cortesao, Suma Oriental, contains the crucial text of Tome Pires in Portuguese and English translation. The Indonesian chronicles described above are found in the following: Hill, 'Hikayat Raja-raja Pasai'; Brown, Sejarah Melayu; Olthof, Babad Tanah Djawi; Djajadiningrat, Sadjarah Banten. Other legends are described in R. Jones, 'Ten conversion myths'. The two sixteenth-century Javanese Islamic books have both been edited and translated by Drewes: ]avaanse primbon and Admonitions of Seh Bari. A survey of some of the controversies surrounding Islamisation, with special attention to the sources of Indonesian Islam, is in Drewes, 'New Light'. On the Sufi argument see Johns, 'Sufism as a category'. See also Ricklefs, 'Six centuries of Islamisation '. Some materials on Islam in the areas outside of Indonesia which are mentioned in this chapter can be found in Hardy, 'Modern European and Muslim explanations of conversion to Islam in South Asia'; and in Majul, Muslims in the Philippines. Chapter 2: General Aspects of Pre-Colonial States and Major Empires, c. 1300- 1500 The general principles which underlay Indonesian states have been investigated in Moertono, State and statecraft in old java; Schrieke, Indonesian sociological studies (see especially vol.
    [Show full text]