BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Pengumpulan Data Ada 3 Cara Metode Pengumpulan Data S

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Pengumpulan Data Ada 3 Cara Metode Pengumpulan Data S BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Pengumpulan Data Ada 3 cara metode pengumpulan data sesui dengan kebutuhan sistem yang akan dibuatyaitu : a. Wawancara Metode wawancara dilakukan secara langsung untuk mendapatkan informasi yang akurat dari seorang pakar ahli gizi. Wawancara dilakukan dengan Ibu Sari, Amd.GZ sebagai ahli gizi di RSUD Kota Madiun. Metode ini untuk menghindari kesalahan informasi serta menjadi pelengkap informasi. b. Studi literature Suatu proses penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data secara mendalam melalui buku, penelitian terdahulu, majalah, atau referensi lainnya untuk mendapatkan masalah atau landasan teori yang akan diteliti. c. Evaluasi Algoritma Evaluasi algoritma adalah suatu proses untuk menentukan tingkat pencapaian atau rule algoritma yang telah ditentukan sebelumnya melalui cara yang sistematis. 3.1.2 Algoritma Program Pada proses perancangan sistem terdapat algoritma pemrograman untuk membantu menyelesaikan masalah pemrograman komputer. Pada penelitian ini algoritma yang digunakan adalah forward chaining. Di dalam algoritma Forward chainingdimulai dengan informasi berupa data atau fakta, kemudian dilakukan pengecekan di dalam basis aturan. Berikutcara kerja algoritma forward chaining: 15 Gambar 3. 1 Cara Kerja Algoritma Forward Chaining Sumber : (Dewantara & Ghufron, 2019) Dari flowchart di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah forward chaining bahwa proses inferensi penalaran dilakukan dengan: memasukkan data berupa fakta yang diinput oleh pengguna. Kemudian data tersebut dikompilasi menjadi rule based rule, setelah itu dilakukan pengecekan apakah rule tersebut sudah sesuai atau belum. Jika tidak, maka pengguna akan kembali mengisi fakta lain, tetapi jika aturannya sesuai maka, aturan atau fakta disimpan dalam file-based pengetahuan dalam bentuk database yang kemudian diproses sampai pengguna dapat melakukan identifikasi proses. Dari identifikasi, akan melihat hasil inputan data yang menghasilkan sebuah kesimpulan. 3.1 Metodelogi Perancangan Tahapan metodelogi perancangan pada penelitian ini menggunakan metode Rapid Application Development (RAD) adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental 16 (bertingkat). Rapid Application Development (RAD) menekankan siklus perancangan yang cepat dan singkat. Berikut tahapan Rapid Application Development (RAD). a. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-Syarat) Dalam fase ini, pengguna dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010). b. RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD) Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop. Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010). c. Implementation (Implementasi) Pada fase implementasi ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring, sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan kepada organisasi (Kendall, 2010). 17 3.2 Perancangan Sistem Perancangan sistem menjelaskan tentang proses kinerja sistem secara terstuktur. Gambar 3. 2 Flowchart Perancangan Sistem Dari flowchart diatas dapat dijelaskan pengguna melakukan masukan data berupa berat badan, jenis kelamin, umur, faktor aktivitas, faktor injuri, dan tekanan darah. Kemudian melakukan pemrosesan data berupa perhitungan kalori. Dari perhitungan kalori data diproses menggunakan inferensi forward chaining yang berupa rule basis pengetahuan. Kemudian memperoleh hasil penentuan menu makanan yang sesuai kebutuhan gizi lansia. 3.3 Perancangan Antar Muka Dalam pembuatan aplikasi ini, merancang antar muka adalah sebagian hal bagian penting karena untuk mengetahui desain atau tampilan aplikasi yang akan dirancang. Dalam perancangan aplikasi ini terdapat beberapa rancangan yang nantinya akan ditampilkan, diantaranya sebagai berikut : 18 • Rancangan Halaman Depan Gambar 3. 3 Halaman Depan • Halaman Pendaftaran dan konsultasi Gambar 3. 4 Halaman Pendaftaran dan Konsultasi 19 • Halaman Masuk Gambar 3. 5 Halaman Masuk • Halaman Hasil Gambar 3. 6 Halaman Konsultasi 20 • Halaman Login Admin Gambar 3. 7 Halaman Login Admin • Halaman Admin Gambar 3. 8 Halaman Admin 21 3.4 Pembentukan Aturan a. Data rule Berikut adalah rule atau aturan perancangan sistem pakar pemilihan menu makanan lansia penderita hipertensi yang dijabarkan dalam bentuk table : Tabel 3. 1 Data Rule Rule IF Jumlah And Tekanan Darah Then Kalori R1 <1500 Prehipertensi Menu 1 R2 <1500 Hipertensi tahap 1 Menu 2 R3 <1500 Hipertensi tahap 2 Menu 3 R4 1500-1700 Prehipertensi Menu 4 R5 1500-1700 Hipertensi tahap 1 Menu 5 R6 1500-1700 Hipertensi tahap 2 Menu 6 R7 1701-1900 Prehipertensi Menu 7 R8 1701-1900 Hipertensi tahap 1 Menu 8 R9 1701-1900 Hipertensi tahap 2 Menu 9 R10 1901-2100 Prehipertensi Menu 10 R11 1901-2100 Hipertensi tahap 1 Menu 11 R12 1901-2100 Hipertensi tahap 2 Menu 12 R13 >2100 Prehipertensi Menu 13 R14 >2100 Hipertensi tahap 1 Menu 14 R15 >2100 Hipertensi tahap 2 Menu 15 22 b. Data Menu makan Data menu makanan terdiri dari 10 pilihan menu makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori lansia serta tekanan darah. Menu makanan akan dibagi menjadi menu makanan pagi, siang dan malam. Berikut adalah contoh menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori lansia. Tabel 3. 2 Menu Kalori > 1500 NO Makanan Pagi Makanan Siang Makanan Malam Nama Porsi Kalori Nama Porsi Kalori Nama Porsi Kalori Menu Menu Menu 1 Nasi Putih 100 g 129 Nasi 100 g 129 Nasi Putih 100 g 129 Putih Telur 1 butir 43 Rolade 1 buah 37 Capcay ½ 125 puyuh ayam ayam porsi Perkedel 1 buah 21 Tahu 1 potong 35 Tempe 1 34 kentang goreng potong Oseng 1 porsi 106 Sayur 1 80 Susu 1 gelas 122 Kangkung 85g Asem mangkok Susu 1 gelas 122 Air (240 ml) 0 Snack : Mineral Snack : Snack : Belimbing 1 buah 28 Melon 1 iris 34 Pepaya 1 iris 59 kecil Donat 1 sedang 198 23 2 Nasi 110 g 110 Nasi 110 g 110 Nasi 110 g 110 merah merah Merah Garang 1 porsi 115 Telur 1 butir 93 Udang 3 buah 21 asem ayam goreng Tahu 1 24 Perkedel 1 buah 91 Tempe 1 buah 34 bacem potong jagung Susu 1 gelas 110 Sup 100 g 31 Sayur 1 porsi 145 bobor Snack : Air 240 ml 0 Susu 1 gelas 122 Mineral Jeruk 1 buah 62 Snack : Snack : Apel 1 buah 110 melon 1 iris 34 Pudding 100 g 127 pisang 3 Bubur 100 72 Bubur 100 72 Bubur 100 72 gram gram gram Rolade 1 buah 32 Opor 1 porsi 392 Rolade 1 buah 37 tahu ayam ayam Asem 1 porsi 130 Tempe 1 potong 34 Tahu 1 35 asem potong daging Susu 1 gelas 122 Air 240 ml 0 Sayur 1 porsi 43 mineral bening Snack : Snack : Susu 1 gelas 122 24 Semangka 1 iris 86 Papaya 1 iris 59 Snack : kecil Pisang 1 besar 121 4 Nasi Putih 100 gr 129 Nasi putih 100 g 129 Nasi 100g 129 Rolade 1 buah 150 Tempe 1buah 34 Telur 3 butir 42 daging goreng puyuh Jamur 100 gr 26 Soto 1 porsi 312 Tempe 1 buah 34 Tumis ayam Susu 1 gelas 122 Air 240 ml 0 Cap jay 1 porsi 60 Mineral sayur Snack : Snack : Susu 1 gelas 122 Belimbing 1 buah 28 Semangka 1 iris 86 Snack : Lumpia 1 buah 63 Pepaya 1 iris 59 kecil 5 Nasi Putih 100 129 Nasi putih 100 g 129 Nasi putih 100 g 129 gram Udang 3 buah 21 Ayam 1 porsi 165 Telur 3 butir 42 lodho puyuh Perkedel 1 21 Bakwan 1 buah 91 Tahu 1 buah 35 kentang potong jagung Sayur 1 porsi 43 Air 240 ml 0 Sayur ½ porsi 81 bening Mineral lodeh Susu 1 gelas 122 Snack : Susu 1 gelas 122 25 Snack : Papaya 1 iris 59 Snack : kecil Semangka 1 iris 86 Lemper 1 buah 133 Anggur 3 buah 9 6 Bubur 100 g 155 Bubur 100 g 72 Bubur 100 g 72 Ayam Tempe 1 buah 34 Rolade 1 buah 37 Sup ayam 1 porsi 75 ayam Susu 1 gelas 122 Tahu 1 potong 24 Tempe 1 34 bacem potong Snack : Tumis 1 porsi 155 Susu 1 gelas 122 kacang panjang dan Apel 1 buah 110 Air 240 ml 0 Snack : mineral Snack : Pir 1 buah 96 Apel 1 buah 110 Anggur 5 buah 15 Nagasari 1 buah 154 7 Nasi 100 g 110 Nasi 100 g 110 Nasi 100 g 110 Merah Merah Merah Udang 3 buah 31 Tahu 1 buah 35 Telur 1 buah 77 goreng rebus Tempe 1 buah 34 Sup kimlo 1 porsi 328 Perkedel 1 buah 21 kentang 26 Tumis 1 porsi 70 Air 240 ml 0 Cah ½ porsi 96 buncis mineral bayam Susu 1 gelas 122 Snack : Susu 1 gelas 122 Snack : Apel 1 buah 110 Snack : Jeruk 1 buah 62 melon 1 iris 34 8 Nasi 100 g 129 Nasi 100 g 129 Nasi 100 g 129 Fuyunghay ½ 43 Ayam 1 porsi 400 Rolade 1 buah 37 porsi woku ayam Sup 1 porsi 137 Pepes 1 64 Sayur ½ 104 kacang tahu bungkus tahu toge porsi Susu 1 gelas 122 Air 1 gelas 0 Susu 1 gelas 122 Mineral Snack : Snack : Snack : Anggur 3 buah 9 Jeruk 1 buah 62 Melon 1 iris 34 9 Nasi 100 g 129 Nasi 100 g 129 Nasi 100 g 129 Sayur kari ½ 110 Telur 1 buah 77 Rolade 1 buah 37 porsi rebus ayam tempe 1 49 Tahu 1 buah 77 Tahu 1 24 bacem potong rebus bacem potong Susu 1 gelas 122 Gudeg ½ porsi 153 Tumis 100 g 88 labu siam Snack : Air 1 besar 0 Susu 1 gelas 122 Mineral Melon 1 iris 34 Snack: Snack : 27 Pisang 1 buah 121 Anggur 4 buah 12 besar 10 Nasi 100 g 129 Telur 1 butir 77 Nasi 100 g 129 rebus Soto ½ porsi 110 Tahu 1 buah 34 Rawon ½ 144 daging goreng daging porsi Tempe 1 34 Lontong 1 porsi 357 Tahu 1 24 potong Sayur bacem potong Susu 1 gelas 122 Air 240 ml 0 Susu 1 gelas 122 Mineral Snack : Snack : Snack : Papaya 1 56 Semangka 1 iris 86 Anggur 3 buah 9 potong kecil 28 Tabel 3.
Recommended publications
  • Jajanan Tradisional Asli Indonesia
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jajanan Tradisional Asli Indonesia Paskalina Oktavianawati Bacaan untuk Anak Setingkat SD Kelas 4, 5, dan 6 i MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Jajanan Tradisional Asli Indonesia Paskalina Oktavianawati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jajanan Tradisional Asli Indonesia Penulis : Paskalina Oktavianawati Penyunting : Puji Santosa Penata Letak : Dyanjar Diterbitkan pada tahun 2017 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Katalog Dalam Terbitan (KDT) PB 641.595 98 Oktavianawati, Paskalina OKT Jajanan Tradisional Asli Indonesia/ Paskalina j Oktavianawati; Puji Santosa (Penyunting), Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. x; 55 hlm.; 21 cm. ISBN: 978-602-437-249-1 MASAKAN – INDONESIA Sambutan Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Demikian halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling menghormati, arif, bijaksana, dan religius seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan
    [Show full text]
  • Tepung Kacang Hijau Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Produk Mung Bean Roll Cake Dan Canghi Putu Ayu
    TEPUNG KACANG HIJAU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PRODUK MUNG BEAN ROLL CAKE DAN CANGHI PUTU AYU PROYEK AKHIR Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik DISUSUN OLEH : JOSEPH IMANUEL BAGUS SETYARSO NIM. 14512134036 PROGRAM STUDI TEKNIK BOGA PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 TEPUNG KACANG HIJAU SEBAGAI DASAR BAHAN PEMBUATAN PRODUK MUNG BEAN ROLL CAKE DAN CANGHI PUTU AYU ABSTRAK Oleh : Joseph Imanuel Bagus Setyarso 2017 Penelitian ini dilakukan untuk 1) menemukan resep sponge roll cake yang aikembangkan dengan menggunakan tepung kacang hijau, 2) menemukan resep pembuatan putu ayu berbahan dasar kacang hijau, 3) mengetahui daya terima masyarakat akan produk olahan dari bahan dasar kacang hijau. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode R & D (Research and Development) dan model pengembangan yang dilakukan adalah 4D (Define, Design, Development, dan Dessiminate). Penelitian tersebut dilakukan di dapur jurusan Pendidikan Teknik, Boga, dan Busana. Data yang digunakan diperoleh menggunakan teknik menyebarkan borang penilaian uji kesukaan yang berasal dari penelis terlatih berjumlah 2-3 orang yang terdapat pada tahap validasi I dan II, semi terlatih berjumlah 30 orang yang berasal dari mahasiswa teknik boga, dan tidak terlatih berjumlah 75 orang yang berasal dari pengunjug pameran proyek akhir boga 2017. Penggunaan tepung kacang hijau sebagai komposisi pada produk mung bean roll cake sebanyak 100% dengan teknik olah yang digunakan dalam pembuatan cake yaittu sponge cake. Hasil yang didapatkan dari teknik tersebut adalah cake bertekstur lembut. Pada produk canghi putu penggunaan tepung kacang hijau sejumlah 60%. Teknik olah yang digunakan pada produk canghi putu ayu sama dengan pembuatan produk perrtama yaitu metode sponge cake.
    [Show full text]
  • Pedoman Kriteria Cemaran Pada Pangan Siap Saji Dan Pangan
    PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2012 Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan Pangan Industri Rumah Tangga Jakarta : Direktorat SPP, Deputi III, Badan POM RI, 2012 34 hlm : 15 cm x 21 cm PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA ISBN 978-602-3665-11-2 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI. DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA Diterbitkan oleh Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560. Telepon (62-21) 42875584, REPUBLIK INDONESIA Faksimile (62-21) 42875780, E-mail: [email protected] 2012 TIM PENYUSUN PENGARAH Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan DR. Roy A. Sparringa, M.App, Sc. Ir. Tetty H. Sihombing, MP Pangan Industri Rumah Tangga KATA SAMBUTAN KETUA Makanan yang bergizi saja tidak cukup untuk membentuk generasi penerus Ir. Gasilan bangsa yang sehat dan cerdas. Keamanan dari pangan yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan karena dampak dari pangan yang tercemar dapat mengakibatkan SEKRETARIS berbagai kerugian seperti food borne diseases, penyebaran penyakit menular, keracunan, dan lain-lain. Pratiwi Yuniarti M., STP Berkembangnya berbagai aneka Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) NARA SUMBER dapat meliputi Pangan Siap Saji (PSS) dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
    [Show full text]
  • Pergub DIY No. 25 Tahun 2017 Ttg Standardisasi Makanan
    SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa anak sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial; b. bahwa untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal perlu asupan makanan yang aman, sehat, bergizi dan layak dikonsumsi di lingkungan tumbuh kembangnya; c. bahwa masih ditemukan makanan jajanan anak sekolah yang tercemar bahan berbahaya baik fisik, kimia maupun kandungan mikrobiologi melebihi batas serta bakteri patogen; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standardisasi Jajanan Makanan Anak Sekolah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 6.
    [Show full text]
  • Breakfast Lunch Dinner Menu
    ALL DAY MENU DRINK MENU STARTERS MAIN COURSES TEA 15K BLACK TEA, MINT TEA, JASMINE TEA 25K SPRING ROLL 70K CHICKEN SATE VANILA TEA, GREEN TEA Vegetable or Chicken Grilled, marinated in coconut oil, sweet chilly & east java COFFEE peanut sauce served with steamed vegetable & rice. 30K SOUP OF THE DAY 15K PLUNGER COFFEE sml Pumkin Soup 40K GADO - GADO Traditional east java peanut sauce & steamed vegetables 30K PLUNGER COFFEE lge SNACKS fried tofu & tempe, shrimp crackers JUICES 30K TOASTED VEGETABLE WRAP 60K CURRY PINEAPPLE, CARROT, LEMON, MINT Grilled eggplant, zucchini, pumpkin, cheese with pesto souce Vegetable or Chicken traditional east java style, ORANGE, APPLE, WATERMELON, LEMON TOASTED CHICKEN WRAP served with white rice. 30K 40K Grilled chicken, smashed avocado, tomato, cheese 45K NASI GORENG | FRIED RICE CARROT, APPLE, HONEY, GINGER PAN FRIED CORN FRITTERS Vegetable or chicken or hot rendang, served with omlette, MANGO, PINEAPPLE, ORANGE JUICE 35K shrimp crackers Served with traditional sambal dip 45K MIE GORENG | FRIED NOODLE SMOOTHIES SIDE DISHES Vegetable or chicken or hot rendang, served with omlette, ORANGE, BANANA, YOGURT shrimp crackers 15K LOCAL RICE 45K PAPAYA, MELON, YOGURT 45K MIE SOTO AYAM | CHICKEN SOUP 25K URAP / BALINESE STYLE SALAD Served white rice & traditional javanese sambal PINEAPPLE, ORANGE, LIME JUICE Steamed green beans, cabbage, chopped cassava leaves, beanshoots, grated toasted coconut 85K FISH AND CHIPS SOFT DRINKS 15K SAMBAL TEMPE GORENG Beer battered fish, fresh lemon 15K DIET COKE, COCA-COLA, SODA
    [Show full text]
  • Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Kategori Pangan
    BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KATEGORI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kategori pangan merupakan suatu pedoman yang diperlukan dalam penetapan standar, penilaian, inspeksi, dan sertifikasi dalam pengawasan keamanan pangan; b. bahwa penetapan kategori pangan sebagaimana telah diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.42.4040 Tahun 2006 perlu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi di bidang produksi pangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Kategori Pangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3281); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867); BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - 5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4244); 6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 7.
    [Show full text]
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Labu Kuning Labu Kuning (Cucurbita Moschata)
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Labu Kuning Labu kuning (Cucurbita moschata) adalah salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, yang penanamannya tidak sulit, baik pembibitannya, perawatannya, hasilnya cukup memberikan nilai ekonomis untuk masyarakat. Tanaman ini dapat ditanam di lahan pertanian, halaman rumah atau tanah pekarangan yang kosong dapat dimanfaatkan (Hidayah,2010). Tanaman labu kuning merupakan famili Cucurbitaceae yang memiliki taksonomi sebagai berikut : Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Sub kingdom :Tracheobionta (Berpembuluh) Superdivisio :Spermatophyta (Menghasilkan Biji) Divisio :Magnoliophyta (Berbunga) Class :Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil) Sub class: Dilleniidae Ordo :Violales Familia :Cucurbitacea ( Suku labu labuan ) Genus :Cucurbita Spesies :Cucurbita Moschata Durch (Sumber : Santoso, 2013) Buah labu kuning mempunyai kulit sangat tebal dan keras, sehingga dapat berfungsi sebagai penghalang laju respirasi, keluarnya air melalui 8 penguapan, maupun masuknya udara penyebab proses oksidasi. Hal ini yang menyebabkan labu kuning menjadi awet atau tahan lama dibanding buah- buahan lainnya. Daya awet dapat mencapai 6 bulan atau lebih, tergantung pada cara penyimpanannya. Daging buah labu kuning banyak mengandung karbohidrat dan daging buahnya berwarna kuning. Pada bagian tengah buah labu kuning terdapat biji yang diselimuti lendir dan serat. Biji ini berbentuk pipih dengan kedua ujungnya yang meruncing dan rasanya manis (Suprapti, 2005). Kandungan gizi labu kuning cukup besar, labu kuning merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A dan C, mineral, serta karbohidrat dan daging buahnya pun mengandung antioksidan yang bermanfaat sebagai anti kanker (Kamsiati, 2010). Serat makanan yang ada pada labu kuning memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, yakni untuk mencegah diabetes, obesitas, penyakit jantung koroner, kanker usus besar, divertikular dan konstipasi (Muchtadi, 2001). Labu kuning ini juga mengandung β karoten yang cukup tinggi (180 SI/g) ( Gardjito, dkk., 2006).
    [Show full text]
  • MW Efficacy In
    Journal of International Dental and Medical Research ISSN 1309-100X Database of carboxymethyl lysine in foods http://www.jidmr.com Patricia Budihartanti Liman and et al Database Development of Carboxymethyl Lysine Content in Foods Consumed by Indonesian Women in Two Selected Provinces Patricia Budihartanti Liman1,2,3, Ratna Djuwita4, Rina Agustina1,3,5* 1. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 2. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia. 3. Human Nutrition Research Centre, Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 4. Department of Epidemiology, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia 5. Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) – Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstract Advanced glycation end products (AGEs) in foods are increased by heat processing, and high consumption of these compounds could contribute to the pathogenesis of non-communicable disease. Yet, the information on carboxymethyl lysine (CML) content, as a part of AGEs, in dietary intakes with predominantly traditional foods with diverse food processing is lacking. We developed a database of Indonesian foods to facilitate studies involving the assessment of dietary and plasma CML concentration by liquid-chromatography-tandem-mass spectrometry. We estimated dietary CML values of 206 food items from 2-repeated 24-h recalls of 235 Indonesian women with the mean age of 36±8 years old in a cross-sectional study. All foods were listed and grouped according to the Indonesian food composition table, completed for cooking methods, amount of consumptions, and ingredients.
    [Show full text]
  • Uji Mutu Fisik Dan Uji Mutu Kimia Kue Putu Ayu Dari Tepung Beras Hitam Sebagai Pangan Fungsional
    UJI MUTU FISIK DAN UJI MUTU KIMIA KUE PUTU AYU DARI TEPUNG BERAS HITAM SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL SKRIPSI INTAN LESTARI GARAMBA P01031214077 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV 2018 UJI MUTU FISIK DAN UJI MUTU KIMIA KUE PUTU AYU DARI TEPUNG BERAS HITAM SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan INTAN LESTARI GARAMBA P01031214077 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV 2018 PERNYATAAN PERSETUJUAN Judul : Uji Mutu Fisik dan Uji Mutu Kimia Kue Putu Ayu dari Tepung Beras Hitam Sebagai Pangan Fungsional. Nama Mahasiswa : Intan Lestari Garamba Nomor Induk Mahasiswa : P01031214077 Program Studi : Diploma IV Menyetujui Tiar Lince Bakara SP, M.Si Pembimbing Utama Rumida SP, M.Kes Erlina Nasution, S.Pd, M.Kes Penguji I Penguji II Mengetahui : Ketua Jurusan Gizi Dr. Oslida Martony, SKM, M. Kes NIP. 196403121987031003 iii ABSTRAK INTAN LESTARI GARAMBA “UJI MUTU FISIK DAN UJI MUTU KIMIA KUE PUTU AYU DARI TEPUNG BERAS HITAM SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL”. (DIBAWAH BIMBINGAN TIAR LINCE BAKARA) Pangan fungsional adalah makanan yang mengandung komponen bioaktif. Komponen bioaktif adalah senyawa aktif dalam pangan fungsional yang bertanggung jawab atas berlangsungnya reaksi metabolisme yang menguntungkan kesehatan. Pangan fungsional adalah makanan yang memiliki kandungan bahan pangan, yaitu tiga fungsi berupa fungsi primer (Karbohidrat, Lemak, Protein, Vitamin dan Mineral) fungsi sekunder dan fungsi tersier . Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mutu fisik dan mutu kimia kue putu ayu dari tepung beras hitam sebagai pangan fungsional. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan Lubuk Pakam dan waktu penelitian dilakukan 10 April 2018.
    [Show full text]
  • Por-Tugu-Ese? the Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia
    School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Supervisor: Brian Juan O’Neill, Full Professor ISCTE-IUL March, 2016 School of Social Sciences Department of Anthropology Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia. Raan-Hann Tan Thesis specially presented for the fulfilment of the degree of Doctor in Anthropology Jury: Dr. Shamsul Amri Baharuddin, Distinguished Professor, Institute of Ethnic Studies, National University of Malaysia Dr. Maria Johanna Christina Schouten, Associate Professor, Department of Sociology, University of Beira Interior Dr. Ema Cláudia Ribeiro Pires, Assistant Professor, Department of Sociology, University of Évora Dr. António Fernando Gomes Medeiros, Assistant Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE- University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) Dr. Marisa Cristina dos Santos Gaspar, Research Fellow, Orient Institute, School of Social and Political Sciences, University of Lisbon (ISCSP-UL). Dr. Brian Juan O’Neill, Full Professor, Department of Anthropology, School of Social Sciences, ISCTE-University Institute of Lisbon (ISCTE-IUL) March, 2016 ABSTRACT Por-Tugu-Ese? The Protestant Tugu Community of Jakarta, Indonesia Keywords: Mardijkers, Betawi, Portuguese identity, Christian village, Keroncong Tugu Although many centuries have passed since Portugal’s Age of Discoveries, enduring hybrid communities are still surviving in places where the Portuguese had been present. Portuguese identity in Malacca, Larantuka, and East Timor, for example, has always been associated with Catholicism. But in Batavia, the Portuguese-speaking population (the Mardijkers, slaves, and Burghers) was converted to Calvinism under Dutch colonization, forming the Protestant Portuguese community in Indonesia.
    [Show full text]
  • Dermaga 187 Juni 2014 REVISI.Indd
    kompas SUSUNAN REDAKSI Apa kabar pembaca ? ersis tengah tahun bulan ini dan sebentar lagi kita akan menyambut bulan Pelindung suci Ramadhan. Bagi umat Islam, puasa Ramadhan hukumnya wajib. Inilah Direksi PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) bulan dimana Allah SWT meng’obral’ pahala sehingga setiap ibadah dan perilaku kita mendapatkan poin yang berlipatganda. Bulan yang kita temui Psekali setiap tahun ini, hendaknya kita manfaatkan untuk menambah pahala dengan Pengarah meningkatkan iman dan ketaqwaan kita pada-Nya. Puasa Ramadhan hakikinya adalah Dothy menahan diri dan bukan sekedar menahan lapar dahaga. Lebih dari itu, dengan berpuasa kita bisa menahan lisan agar tak menyakiti dan menahan hawa nafsu karena setan sehingga derajat kita dihadapan Sang Pencipta dapat meningkat ke tingkatan Pemimpin Redaksi yang lebih baik...insyaAllah. Edi Priyanto Bulan Juni juga sarat dengan peringatan hari bersejarah, salah satunya peringatan Hari Dermaga. Hari Dermaga maksudnya adalah dermaga dalam arti sesungguhnya yaitu tempat bersandarnya kapal. Yang menarik adalah, Hari Dermaga tercantuk Redaktur Pelaksana sebagai hari bersejarah di Bulan Juni namun referensi mengenai peringatan hari Camelia Ariestanti tersebut sangat minim. Sebagai gantinya, DERMAGA mencoba untuk mengulas seputar dunia kemaritiman. Tulisan mengenai kapal perang dan kapal rudal lansiran Angkatan Laut RI akan mengisi ruang di DERMAGA kali ini. Masih di seputar dunia kemaritiman, DERMAGA juga mengurai kisah tentang Administrasi wisata bahari dengan menggunakan Kapal Artama milik Pelindo III. Saat ini, Ardella Trastiana Dewi Pemerintah Kota Surabaya sedang gencar mempromosikan wisata bahari. Kegiatan Festival Foto Surabaya 2014 misalnya, juga mengusung tema wisata bahari sebagai salah satu obyek foto. Pada event tersebut, puluhan fotografer ikut andil Koordinator Liputan mengabadikan pemandangan senja di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sambil & Fotografer naik Kapal Artama.
    [Show full text]
  • Kemas Ulang Informasi Jajanan Tradisional Di Kabupaten Pesisir Selatan
    KEMAS ULANG INFORMASI JAJANAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PESISIR SELATAN Yulvina Permata Sari1, Nurrizati2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: [email protected] Abstract This paper aims to describe the repackaging of traditional snacks information in the Kabupaten Pesisir Selatan. The method used is descriptive research method by collecting data through interviews conducted with traditional hawkers in the southern coastal districts. based on the discussion can be concluded stages in packing traditional snack information in the south coast district as follows. first, a typical type of traditional snacks in the southern coastal district consisting of 5 types of snacks. second, repackaging traditional snacks information in Kabupaten Pesisir Selatan has maps and book designs, the stages are as follows: (1) Identifying user needs, (2) Collecting information and selecting information sources, (3) Selecting sources that contain information value useful, (4) evaluating information validity, (5) reviewing, analyzing, extracting information into a more efficient form for users, (6) repacking information into a form that suits the needs of users, (7) distributing information in a promotional manner. (b) Coverage, (3) Preface, (4) Table of Contents, (5) Book Contents, (6) Closure Keyword: Information packaging, traditional snack, Kabupaten Pesisir Selatan. A. Pendahuluan Jajanan tradisional merupakan wujud budaya yang berciri kedaerahan, spesifik, beraneka macam dan mencerminkan potensi alam daerah masing-masing. Jajanan tidak hanya sebagai sarana untuk pemenuhan kebutuhan gizi seseorang melainkan jajanan juga berguna untuk mempertahankan hubungan antara manusia, simbol identitas suatu masyarakat tertentu, dan dapat pula dijual dipromosikan untuk menunjang pariwisata yang dapat mndukung pendapatan suatu daerah (Endang, dkk, 2013). Bebagai daerah di Indonesia mempunyai beraneka ragam masakan, jajanan, dan minuman tradisional yang telah lama berkembang secara spesifik di setiap daerah (Rosyidi, 2011).
    [Show full text]