Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pada Pangan Industri Rumah Tangga Dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pada Pangan Industri Rumah Tangga Dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah PEDOMAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2012 PEDOMAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2012 Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah Jakarta : Direktorat SPP, Deputi III, Badan POM RI, 2012 44 hlm : 15 cm x 21 cm Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI. Diterbitkan oleh Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560. Telepon (62-21) 42875584, Faksimile (62-21) 42875780, E-mail: [email protected] TIM PENYUSUN PENGARAH Pedoman Penggunaan DR. Roy A. Sparringa, M.App., Sc. Bahan Tambahan Pangan Ir. Tetty H. Sihombing, MP pada Pangan Industri KETUA Rumah Tangga dan Yusra Egayanti, S.Si., Apt Pangan Siap Saji Sebagai SEKRETARIS Pangan Jajanan Anak Yeni Restiani, S.Si., Apt Sekolah NARA SUMBER Prof. Dr. Winiati P. Rahayu Prof. Dr. Sugiyono Dr. Abdul Mun'im, Apt ., M.Si Dr. Ir. Hanifah Nuryani L., MSi ANGGOTA Dwi Agustyanti, SP Meliza Suhartatik, STP Desy Rasta Waty, S.Si., Apt RR. Aryudani Dewi Utami, STP Siti Maemunah, S.Farm., Apt Ganafi KATA SAMBUTAN Generasi muda yang kuat, sehat dan cerdas merupakan penentu keberlangsungan bangsa Indonesia. Salah satu faktor penting yang menentukan hal tersebut adalah jumlah asupan gizi yang mampu memenuhi kecukupan gizi. Asupan gizi dapat berasal dari pangan yang disediakan di rumah tangga, produk pangan olahan terkemas yang diperdagangkan secara komersial dan pangan jajanan yang dijual untuk langsung dikonsumsi. Pangan jajanan terdapat di berbagai tempat dan lokasi, salah satunya adalah di sekolah, dan umumnya disebut dengan Pangan Jajajan Anak Sekolah (PJAS). Maraknya PJAS yang mengandung bahan tambahan pangan yang melebihi batas yang diizinkan atau mengandung bahan yang dilarang pada pangan merupakan tantangan tersendiri ketersediaan PJAS yang aman. Bagi Badan Pengawas Obat dan Makanan keadaan tersebut merupakan pendorong untuk merumuskan standar PJAS, sebagai upaya melindungi generasi muda dari bahaya akan bahan tambahan pangan yang melebihi batas. Saya menyambut baik terbitnya Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah yang disusun atas sumbangsih dan diskusi berkesinambungan antara para ahli dibidang pangan, gizi dan farmasi serta instansi terkait, sehingga lebih memudahkan tim penyusun menyelesaikan Pedoman ini. Penghargaan dan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Pedoman ini, khususnya kepada tim yang telah berupaya keras menyajikan satuan untuk batas maksimum dalam bentuk ukuran rumah tangga, dan contoh-contoh perhitungan penggunaan bahan tambahan pangan yang diharapkan lebih mudah dipahami serta memberikan persepsi yang sama oleh pihak-pihak terkait. Terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Yahdiana Harahap, MS yang membantu menyunting Pedoman ini. i Pedoman ini tentu saja belumlah menjadi sesuatu yang sempurna, oleh karena itu saran dan kritik membangun dari para pembaca dan pemerhati yang budiman selalu kami harapkan untuk menjadikannya lebih baik dikemudian hari. Meskipun demikian, kami berharap semoga Pedoman ini dapat memenuhi harapan penyuluh keamanan pangan, pengawas keamanan pangan, produsen pangan, dan pemangku kepentingan. Jakarta, Desember 2012 DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA DR. Roy A. Sparringa, M.App., Sc. NIP. 19620501 198703 1 002 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Pedoman Penggunaan Bahan Tambahan Pangan pada Pangan Industri Rumah Tangga dan Pangan Siap Saji Sebagai Pangan Jajanan Anak Sekolah akhirnya dapat diselesaikan dan diterbitkan. Pedoman ini merupakan salah satu tools dalam rangka memperkuat program nasional yaitu Rencana Aksi Nasional Gerakan Menuju PJAS yang Aman, Bermutu dan Bergizi. Diharapkan, Pedoman ini dapat meningkatkan keamanan pangan melalui penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) secara benar. Selama berdiskusi dengan berbagai pihak terkait, Tim memperoleh masukan agar penyusunan Pedoman Penggunaan BTP menggunakan Ukuran Rumah Tangga (URT) dan dilengkapi dengan contoh-contoh perhitungan sehingga diharapkan lebih mudah dipahami oleh pelaku usaha dan institusi pemerintah yang melaksanakan pembinaan dan pengawasan. Ruang lingkup BTP dan jenis pangan yang dimuat dalam Pedoman ini masih terbatas pada jenis-jenis pangan tertentu, kedepan diharapkan dapat dilengkapi dengan jenis BTP dan pangan lain yang diperlukan. Disamping itu guna mempermudah penyebaran informasi tentang penggunaan BTP, maka akan disiapkan juga paket informasi berupa brosur dan leaflet. Kami berharap Pedoman ini dapat bermanfaat dan memberikan andil dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan cerdas. Jakarta, Desember 2012 DIREKTUR STANDARDISASI PRODUK PANGAN Ir. Tetty Helfery Sihombing, MP NIP. 19600120 198603 2 001 iii DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN .................................................................................. i KATA PENGANTAR .............................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1 1.1 LATAR BELAKANG ........................................................ 1 1.2 TUJUAN ........................................................................ 2 1.3 SASARAN ..................................................................... 2 1.4 RUANG LINGKUP ......................................................... 2 1.5 DEFINISI DAN ISTILAH UMUM .................................... 2 BAB 2 BAHAN TAMBAHAN PANGAN DAN BATAS MAKSIMUM PENGGUNAANNYA PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS ........... 5 2.1 BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS .................................................... 5 2.2 BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PADA PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN PANGAN SIAP SAJI SEBAGAI PJAS ........................................... 7 A. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PEWARNA .............................................................. 9 A.1 PEWARNA ALAMI ............................................ 9 A.1.1 Kurkumin ................................................. 9 A.1.2 Karmin dan ekstrak cochineal .................. 11 A.1.3 Klorofil ..................................................... 13 A.1.4 Karamel I ................................................. 15 A.1.5 Karbon tanaman ..................................... 17 A.1.6 Beta-karoten ............................................ 18 A.1.7 Karotenoid ............................................... 20 A.1.8 Merah bit ................................................. 23 A.1.9 Antosianin ............................................... 25 iv Halaman A.2 PEWARNA SINTETIS ........................................ 27 A.2.1 Tartrazin .................................................. 27 A.2.2 Merah allura ............................................ 29 A.2.3 Hijau FCF ................................................ 30 B. BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BTP PENGAWET ............................................................ 32 B.1 Asam sorbat dan garamnya ............................. 32 B.2 Asam benzoat dan garamnya .......................... 34 B.3 Asam propionat dan garamnya ........................ 35 2.3 PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP .......................... 36 2.3.1 CONTOH PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP DALAM URT .............................................. 36 2.3.2 PERHITUNGAN PENGGUNAAN CAMPURAN BTP ............................................... 38 A. Contoh Perhitungan Penggunaan Campuran BTP Pewarna ............................... 38 B. Contoh Perhitungan Penggunaan Campuran BTP Pengawet ............................. 40 BAB 3 PENUTUP ............................................................................ 43 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 44 v BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan segala jenis pangan yang dijual di lingkungan sekolah baik di kantin sekolah maupun di sekitar lingkungan sekolah. Pangan Jajanan Anak Sekolah umumnya berupa Pangan Siap Saji (PSS) dan Pangan Industri Rumah Tangga (Pangan IRT) yang diproduksi oleh produsen yang sebagian besar belum memahami keamanan pangan dengan baik, sementara konsumennya adalah anak-anak yang rentan terhadap masalah keamanan pangan. Oleh karena itu PJAS perlu diawasi dengan seksama sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi sumber daya manusia Indonesia yang sehat dan cerdas. Salah satu permasalahan PJAS adalah penggunaan Bahan Tambahan Pangan
Recommended publications
  • Jajanan Tradisional Asli Indonesia
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jajanan Tradisional Asli Indonesia Paskalina Oktavianawati Bacaan untuk Anak Setingkat SD Kelas 4, 5, dan 6 i MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Jajanan Tradisional Asli Indonesia Paskalina Oktavianawati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jajanan Tradisional Asli Indonesia Penulis : Paskalina Oktavianawati Penyunting : Puji Santosa Penata Letak : Dyanjar Diterbitkan pada tahun 2017 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Katalog Dalam Terbitan (KDT) PB 641.595 98 Oktavianawati, Paskalina OKT Jajanan Tradisional Asli Indonesia/ Paskalina j Oktavianawati; Puji Santosa (Penyunting), Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017. x; 55 hlm.; 21 cm. ISBN: 978-602-437-249-1 MASAKAN – INDONESIA Sambutan Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Demikian halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling menghormati, arif, bijaksana, dan religius seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan
    [Show full text]
  • Bika Ambon of Indonesia: History, Culture, and Its Contribution to Tourism Sector Chairy1* and Jhanghiz Syahrivar2
    Chairy and Syahrivar Journal of Ethnic Foods (2019) 6:2 Journal of Ethnic Foods https://doi.org/10.1186/s42779-019-0006-6 REVIEWARTICLE Open Access Bika Ambon of Indonesia: history, culture, and its contribution to tourism sector Chairy1* and Jhanghiz Syahrivar2 Abstract Indonesia is an archipelago with more than 17,000 islands and more than 300 ethnic groups. Today, the country has 35 provinces, and each province has its own local culture, language, and ethnic food. Medan is the capital of North Sumatra province which is one of the most populated provinces in Indonesia. One of the popular and authentic food souvenirs for tourists who visit Medan is Bika Ambon. Arguably, it is one of the most delicate cakes in terms of preparation and taste. The ingredients of Bika Ambon are tapioca or sago, wheat flour, sugar, coconut milk, and eggs and added bread yeast for fermentation. Bika Ambon has been a magnet for both local and international tourists visiting Medan. Keywords: Bika Ambon, Tourism, Food culture, Halal foods Introduction [3]. Moreover, Bika Ambon is rich in carbohydrates, fats, According to United Nations World Tourism Organization and proteins. (UNWTO) 2018 Tourism Highlights Report, there were a In its making, the dough is fermented before roasting. total of 1.32 million global tourist arrivals [1]. Travelers The ingredients used to make Bika Ambon are relatively now have many tourist destinations to choose from; hence, cheap and easy to obtain, which are tapioca or sago, many countries, including Indonesia, must compete for wheat flour, sugar, coconut milk, and eggs and added their attention.
    [Show full text]
  • Analisis Persepsi Dan Preferensi Konsumen Minuman Es Buah
    1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam menjalankan suatu usaha, produk merupakan unsur yang paling penting untuk diperhatikan. Beragam produk yang ditawarkan oleh produsen memiliki ciri khas masing-masing. Dalam satu produk yang serupa, seringkali produsen menambahkan keunikan atau sedikit pembeda agar produknya lebih menonjol dibandingkan dengan produk lain. Hal tersebut diharapkan agar konsumen akan lebih menyukai produk tersebut dibandingkan dengan produk milik produsen lain. Setiap konsumen memiliki kesukaan yang berbeda dari orang lain. Konsumen akan memilih produk yang keungulannya sesuai dengan keinginan atau kesukaannya. Dalam hal ini, konsumen memiliki preferensi tertentu terhadap suatu produk. Produsen diharapkan dapat mengidentifikasi kesukaan konsumen terhadap suatu produk secara mayoritas, sehingga produk yang dihasilkan disukai secara umum oleh konsumen. Preferensi konsumen menurut Sumarwan (2011a) adalah tingkat penerimaan konsumen terhadap suatu produk tertentu yang dipengaruhi perilaku konsumen dan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Keputusan akan suatu preferensi bersifat subjektif. Setiap konsumen memiliki pendapatnya sendiri akan suatu produk tertentu dan kemudian memutuskan untuk memilih seusai dengan keinginannya. Namun, pendapat tersebut tidak selalu bersifat subjektif. Pendapat tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal atau lingkungan konsumen, seperti pengaruh promosi akan suatu produk. Sebagai contoh, seorang konsumen memiliki derajat kesukaan standar terhadap suatu produk, kemudian menjadi lebih
    [Show full text]
  • Tepung Kacang Hijau Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Produk Mung Bean Roll Cake Dan Canghi Putu Ayu
    TEPUNG KACANG HIJAU SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN PRODUK MUNG BEAN ROLL CAKE DAN CANGHI PUTU AYU PROYEK AKHIR Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik DISUSUN OLEH : JOSEPH IMANUEL BAGUS SETYARSO NIM. 14512134036 PROGRAM STUDI TEKNIK BOGA PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 TEPUNG KACANG HIJAU SEBAGAI DASAR BAHAN PEMBUATAN PRODUK MUNG BEAN ROLL CAKE DAN CANGHI PUTU AYU ABSTRAK Oleh : Joseph Imanuel Bagus Setyarso 2017 Penelitian ini dilakukan untuk 1) menemukan resep sponge roll cake yang aikembangkan dengan menggunakan tepung kacang hijau, 2) menemukan resep pembuatan putu ayu berbahan dasar kacang hijau, 3) mengetahui daya terima masyarakat akan produk olahan dari bahan dasar kacang hijau. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah metode R & D (Research and Development) dan model pengembangan yang dilakukan adalah 4D (Define, Design, Development, dan Dessiminate). Penelitian tersebut dilakukan di dapur jurusan Pendidikan Teknik, Boga, dan Busana. Data yang digunakan diperoleh menggunakan teknik menyebarkan borang penilaian uji kesukaan yang berasal dari penelis terlatih berjumlah 2-3 orang yang terdapat pada tahap validasi I dan II, semi terlatih berjumlah 30 orang yang berasal dari mahasiswa teknik boga, dan tidak terlatih berjumlah 75 orang yang berasal dari pengunjug pameran proyek akhir boga 2017. Penggunaan tepung kacang hijau sebagai komposisi pada produk mung bean roll cake sebanyak 100% dengan teknik olah yang digunakan dalam pembuatan cake yaittu sponge cake. Hasil yang didapatkan dari teknik tersebut adalah cake bertekstur lembut. Pada produk canghi putu penggunaan tepung kacang hijau sejumlah 60%. Teknik olah yang digunakan pada produk canghi putu ayu sama dengan pembuatan produk perrtama yaitu metode sponge cake.
    [Show full text]
  • Print This Article
    SAGU, Maret 2019 Vol. 18 No. 1 : 39-47 ISSN 1412-4424 KARAKTERISTIK BIKA AMBON TAPIOKA DENGAN PUREE UBI JALAR UNGU [CHARACTERISTICS OF BIKA AMBON TAPIOCA WITH PURPLE SWEET POTATO PUREE] WASTRIANI BR TARIGAN*, FAIZAH HAMZAH, RAHMAYUNI Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru ABSTRACT Bika ambon is one of the typical cakes from Indonesian. The purpose of this research was to obtain the best ratio of tapioca and purple sweet potato puree on the characteristics of bika ambon. This research used a Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replications. The treatments in this research wer; without the addition of purple sweet potato (P0), ratio of tapioca and purple sweet potato puree 80:20 (P1), ratio of tapioca and purple sweet potato puree 60:40 (P2), ratio of tapioca and purple sweet potato puree 40:60 (P3), and ratio of tapioca and purple sweet potato puree 20:80 (P4). The results show that the ratio of tapioca and purple sweet potato puree significantly affected the moisture, fat, protein, crude fiber, antioxidant activity, colour, texture, as well as hedonic test, but not significant to sucrose, flavour, cavity, and taste. The best formulation of bika ambon was P3 with moisture 38.17%, fat 12.13%, protein 3.83%, sucrose 16.53%, crude fiber 1.23%, antioxidant activity 87.42 ppm. Organoleptic scores of P3 were colour score 3.53 (purple), aroma score 3.57 (flavored with typical fermentation and typical roast), cavity score of 3.93 (hollow) texture score 4.27 (soft), taste score 3.63 (sweet), and overall acceptance score 3.37 (like).
    [Show full text]
  • Pedoman Kriteria Cemaran Pada Pangan Siap Saji Dan Pangan
    PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2012 Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan Pangan Industri Rumah Tangga Jakarta : Direktorat SPP, Deputi III, Badan POM RI, 2012 34 hlm : 15 cm x 21 cm PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA ISBN 978-602-3665-11-2 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI. DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA Diterbitkan oleh Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560. Telepon (62-21) 42875584, REPUBLIK INDONESIA Faksimile (62-21) 42875780, E-mail: [email protected] 2012 TIM PENYUSUN PENGARAH Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan DR. Roy A. Sparringa, M.App, Sc. Ir. Tetty H. Sihombing, MP Pangan Industri Rumah Tangga KATA SAMBUTAN KETUA Makanan yang bergizi saja tidak cukup untuk membentuk generasi penerus Ir. Gasilan bangsa yang sehat dan cerdas. Keamanan dari pangan yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan karena dampak dari pangan yang tercemar dapat mengakibatkan SEKRETARIS berbagai kerugian seperti food borne diseases, penyebaran penyakit menular, keracunan, dan lain-lain. Pratiwi Yuniarti M., STP Berkembangnya berbagai aneka Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) NARA SUMBER dapat meliputi Pangan Siap Saji (PSS) dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
    [Show full text]
  • BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Pengumpulan Data Ada 3 Cara Metode Pengumpulan Data S
    BAB 3 METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN 3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Pengumpulan Data Ada 3 cara metode pengumpulan data sesui dengan kebutuhan sistem yang akan dibuatyaitu : a. Wawancara Metode wawancara dilakukan secara langsung untuk mendapatkan informasi yang akurat dari seorang pakar ahli gizi. Wawancara dilakukan dengan Ibu Sari, Amd.GZ sebagai ahli gizi di RSUD Kota Madiun. Metode ini untuk menghindari kesalahan informasi serta menjadi pelengkap informasi. b. Studi literature Suatu proses penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data secara mendalam melalui buku, penelitian terdahulu, majalah, atau referensi lainnya untuk mendapatkan masalah atau landasan teori yang akan diteliti. c. Evaluasi Algoritma Evaluasi algoritma adalah suatu proses untuk menentukan tingkat pencapaian atau rule algoritma yang telah ditentukan sebelumnya melalui cara yang sistematis. 3.1.2 Algoritma Program Pada proses perancangan sistem terdapat algoritma pemrograman untuk membantu menyelesaikan masalah pemrograman komputer. Pada penelitian ini algoritma yang digunakan adalah forward chaining. Di dalam algoritma Forward chainingdimulai dengan informasi berupa data atau fakta, kemudian dilakukan pengecekan di dalam basis aturan. Berikutcara kerja algoritma forward chaining: 15 Gambar 3. 1 Cara Kerja Algoritma Forward Chaining Sumber : (Dewantara & Ghufron, 2019) Dari flowchart di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah forward chaining bahwa proses inferensi penalaran dilakukan dengan: memasukkan data berupa fakta yang diinput oleh pengguna. Kemudian data tersebut dikompilasi menjadi rule based rule, setelah itu dilakukan pengecekan apakah rule tersebut sudah sesuai atau belum. Jika tidak, maka pengguna akan kembali mengisi fakta lain, tetapi jika aturannya sesuai maka, aturan atau fakta disimpan dalam file-based pengetahuan dalam bentuk database yang kemudian diproses sampai pengguna dapat melakukan identifikasi proses.
    [Show full text]
  • Humus, Babaganogh, Falafel, Tabouleh and Pita Breads FATTOUSH SALAD
    LUNCH STARTERS THE MEDITERANEAN (V) Humus, babaganogh, falafel, tabouleh and pita breads 50 FATTOUSH SALAD (V) Levantine bread salad made from toasted or fried pieces of pita bread (khubz 'arabi) combined with mixed greens and other vegetables 55 PRAWN GYOZA Japanese pan-fried dumpling, green nahm jihm and aromatic garnish 60 CAESAR SALAD (Salmon 65, Chicken 60, Prawn 65 and Plain 55) Baby romaine lettuce with shaving parmesan and caesar dressing RICE PEPPER ROLL Vietnam style spring roll, with caramelize chicken, crab meat, somen noodles, and green nahm jihm 55 CHINESE DUCK SALAD Roasted Peking duck in Chinese five spice, with mandarin pancake, cucumber, spring onion and plum sauce 70 CATALONIAN PUMPKIN SOUP( Don Antonio Blanco inspiration ) Pumpkin soup served with cheese stick, and nutmeg foam 45 SEAFOOD TOM YAM Balinese seafood served with thai spicy seafood stock and Asian mushroom 65 Note: The prices above are in ‘000 Indonesian Rupiah and subject to 17% government tax and service LUNCH CLASSIC DISHES SCRIBBLED LEATHERJACKET ALA MEUNIERE Sauté Scribbled Leatherjacket in butter with roasted baby potato and sauté baby bean 90 POULET ROTI Roasted half poussin with mashed potato and sauté spinach 85 STEAK CAFÉ DE PARIS Secondary cut wagyu beef, mixed salad and fries 150 FETTUCCINE CARBONARA Classic Italian carbonara sauce with fettuccine 70 PENNE ALL RAGU Penne pasta with beef ragu 70 BUCATINI ALL AMATRICIANA GAMBERI Bucatini pasta with chili prawn sauce 70 SPAGHETTI TONO E POMODORO Spaghetti pasta with tuna and tomato 70 CLUB SANDWICH
    [Show full text]
  • Pergub DIY No. 25 Tahun 2017 Ttg Standardisasi Makanan
    SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG STANDARDISASI MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa anak sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa, perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial; b. bahwa untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal perlu asupan makanan yang aman, sehat, bergizi dan layak dikonsumsi di lingkungan tumbuh kembangnya; c. bahwa masih ditemukan makanan jajanan anak sekolah yang tercemar bahan berbahaya baik fisik, kimia maupun kandungan mikrobiologi melebihi batas serta bakteri patogen; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Standardisasi Jajanan Makanan Anak Sekolah; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339); 6.
    [Show full text]
  • I Satuan Gramatikal Dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar Di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SATUAN GRAMATIKAL DAN DASAR PENAMAAN KUE JAJANAN PASAR DI KIOS SNACK BERKAH BU HARJONO PASAR LEMPUYANGAN KOTA YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Anindita Ayu Gita Coelestia NIM: 174114039 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Coelestia, Anindita Ayu Gita. 2021. “Satuan Gramatikal dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta”. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini mengkaji satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yakni (i) satuan gramatikal nama kue jajanan pasar dan (ii) dasar penamaan nama kue jajanan pasar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan satuan gramatikal dan dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Objek penelitian ini berupa nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak (pengamatan atau observasi), yaitu metode yang digunakan dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2005: 242). Selanjutnya digunakan teknik catat dan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh informannya (Mahsun, 2005: 92). Serta digunakan pula teknik wawancara. Selanjutnya data yang sudah diklasifikasi dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik sisip, bagi unsur langsung (BUL), dan teknik baca markah.
    [Show full text]
  • Bika Ambon and Bolu) Empowerment to Improve Production and Marketing Management in Serdang Bedagai and Deli Serdang District
    Healthy and Nutritional Food Enterprises (Bika Ambon and Bolu) Empowerment to Improve Production and Marketing Management in Serdang Bedagai and Deli Serdang District Tukiman1 and K. Rochadi1 1Department of Health Education and Behavioral Science, Faculty of Public Health, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia Keywords: Food Dealer, Health Promotion, Food Additive, Informal Sector. Abstract: Bika Ambon and bolu is one of Medan specialty food, which have unique texture and distinctive taste. In Bingkat Village, there is a Bika Ambon entrepreneur, in which the facility and infrastructure, processing, and production are still simple, and the marketing is yet to spread. In Sidodadi Ramunia Village, there is a bolu entrepreneur, in which the production has yet to vary and the nutritional and protein indulgence are insufficient. Therefore, through this community service the skill in producing healthy and nutritional cakes is being improved, better taste is being refined, and the marketing of product is being increased. The approach method performed with training, guidance, and assistance to the partnered entrepreneurs of bika ambon and bolu. From the result of community service conducted, empowerment is performed through lecture and discussion to improve the knowledge and skill of the partner in choosing the materials, and processing healthy and nutritional cakes. Moreover, they are also equipped with the facility and infrastructure to process healthy cakes. The entrepreneurs have been given an oven to cook and forty five baking pans for baking bika ambon and bolu. For the sake of business, then the bika ambon business is given the name Barokah. 1 BACKGROUND The increase of food safety for the food dealer in informal sector to preserve the food in order to avoid Recently, the trend of bread and cake has been materials damage, whether it is mechanical damage, increasing an average of 10% per year.
    [Show full text]
  • Tingkat Kepatuhan Pedagang Minuman Es Terhadap Cara
    Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri 145 Volume 6 No 3: 145-151 Tahun 2017 Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri http://www.industria.ub.ac.id ISSN 2252-7877 (Print) ISSN 2549-3892 (Online) https://doi.org/10.21776/ub.industria.2017.006.03.5 Tingkat Kepatuhan Pedagang Minuman Es terhadap Cara Produksi Pangan yang Baik di Kota Bogor Iced Drink Sellers’ Compliance Level on Good Manufacturing Practices in Bogor Winiati Pudji Rahayu*1,2, Qonitatin Wafiyah1, Siti Nurjanah1,2, Caecillia Chrismie Nurwitri1,3 1Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Technology and Engineering, Bogor Agricultural University 2SEAFAST Center, Bogor Agricultural University 3 Diploma Program, Bogor Agricultural University Jl. Raya Darmaga, Bogor 16680, Indonesia *[email protected] Received: 10th August, 2017; 1st Revision: 20th October, 2017; 2nd Revision: 28th November, 2017; Accepted: 29th November, 2017 Abstrak Minuman es seperti es kelapa, es buah, es campur, jus buah, es teh dan es dengan cincau banyak ditemukan di kota Bogor dan harus terjamin keamanannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kondisi pedagang minuman es, serta tingkat kepatuhannya terhadap pelaksanaan Good Manufacturing Practices/Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) selama proses pengolahan minuman es. Survei dan observasi dilakukan terhadap 90 orang pedagang minuman es yang menggunakan hancuran es untuk minumannya, dengan tiga skala usaha berdasarkan kelas ekonominya yaitu, skala kelas bawah yang terdiri dari pedagang kaki lima, skala kelas menengah yang terdiri dari rumah makan dan kedai, dan skala kelas atas yang terdiri dari restoran dan hotel. Pada umumnya pedagang membuat es batu menggunakan air dalam kemasan (56,23%).
    [Show full text]