1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam menjalankan suatu usaha, produk merupakan unsur yang paling penting untuk diperhatikan. Beragam produk yang ditawarkan oleh produsen memiliki ciri khas masing-masing. Dalam satu produk yang serupa, seringkali produsen menambahkan keunikan atau sedikit pembeda produknya lebih menonjol dibandingkan dengan produk lain. Hal tersebut diharapkan agar konsumen akan lebih menyukai produk tersebut dibandingkan dengan produk milik produsen lain. Setiap konsumen memiliki kesukaan yang berbeda dari orang lain. Konsumen akan memilih produk yang keungulannya sesuai dengan keinginan atau kesukaannya. Dalam hal ini, konsumen memiliki preferensi tertentu terhadap suatu produk. Produsen diharapkan dapat mengidentifikasi kesukaan konsumen terhadap suatu produk secara mayoritas, sehingga produk yang dihasilkan disukai secara umum oleh konsumen. Preferensi konsumen menurut Sumarwan (2011a) adalah tingkat penerimaan konsumen terhadap suatu produk tertentu yang dipengaruhi perilaku konsumen dan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Keputusan akan suatu preferensi bersifat subjektif. Setiap konsumen memiliki pendapatnya sendiri akan suatu produk tertentu dan kemudian memutuskan untuk memilih seusai dengan keinginannya. Namun, pendapat tersebut tidak selalu bersifat subjektif. Pendapat tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal atau lingkungan konsumen, seperti pengaruh promosi akan suatu produk. Sebagai contoh, seorang konsumen memiliki derajat kesukaan standar terhadap suatu produk, kemudian menjadi lebih menyukai ketika dipengaruhi oleh promosi yang dilakukan. Promosi tersebut memberikan nilai tambah terhadap produk sehingga konsumen menilai positif terhadap produk tersebut. Hal tersebut meningkatkan derajat kesukaan konsumen terhadap produk tersebut sehingga konsumen lebih menyukai produk tersebut dibandingkan sebelumnya. Dalam hal ini, derajat kesukaan konsumen masih dapat dipengaruhi untuk ditingkatkan atau diturunkan sesuai dengan pesan yang disampaikan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pesan positif terhadap suatu produk sebagai suatu nilai tambah. Pesan positif tersebut diharapkan dapat memengaruhi pendapat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Minuman es buah merupakan produk minuman dengan bahan dasar buah baik sejenis maupun beragam, yang dapat dikombinasikan dengan bahan makanan lain seperti ketan, atau bahan lainnya. Dewasa ini, produk minuman es buah berkembang dengan cukup baik di Kota Bogor. Beberapa restoran di Kota Bogor mengusung berbagai produk minuman es buah sebagai kekuatan dari restoran tersebut, yaitu 77, Sop Buah Pak Ewok, Sop Duren Lodaya dan Sop Rancamaya. Sop Duren Lodaya dan Sop Durian Rancamaya merupakan usaha minuman es buah yang berasal dari Bogor. Dalam penelitian Fajrin (2015) disampaikan bahwa Sop Duren Lodaya bukanlah pelopor sop durian di daerah Bogor namun karena memiliki konsep yang berbeda dari restoran berbasis minuman es buah yang lain seakan-akan restoran ini adalah yang pertama. Saat ini Sop Duren Lodaya telah mengembangkan usahanya ke beberapa kota di Pulau Jawa. Sop Durian Rancamaya merupakan restoran sejenis yang menyaingi keberadaan Sop Duren Lodaya di Kota Bogor yang juga berkembang

2 dengan cukup baik di Kota Bogor. Lain halnya dengan Sop Buah Pak Ewok, Rochani (2007) menyampaikan bahwa usaha Sop Buah Pak Ewok berasal dari Kota Bandung dan kemudian pada tahun 2005 dikembangkan di Bogor oleh wirausahawan muda Bogor dengan konsep yang berbeda hingga menjadi usaha waralaba dengan pengembangan usaha sampai ke Sumatera. Demikian halnya dengan restoran Es Teler 77 yang merupakan usaha waralaba dan kini telah berkembang tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga di luar negeri (Wikipedia 2015). Dari keempat restoran tersebut, terdapat perbedaan karakteristik produk minuman es buah. Restoran Sop Duren Lodaya maupun Sop Durian Rancamaya mengusung satu jenis buah, yaitu buah durian, tanpa adanya tambahan gula sebagai kekuatan produk minumannya. Sedangkan Es Teler 77 dan Sop Buah Pak Ewok menggunakan beragam variasi buah dengan menambahkan pemanis gula sebagai kekuatan produk minumannya. Perbedaan tersebut yang secara menonjol membedakan produk pada restoran berbasis minuman es buah. Selain itu, produk minuman es buah pada restoran Sop Buah Pak Ewok, menggunakan variasi buah yang sangat beragam tanpa menambahkan kombinasi bahan lain pada produknya. Sedangkan produk minuman es buah pada restoran lainnya menambahkan kombinasi bahan lain seperti ketan, cendol, mutiara, dan lain-lain. Restoran berbasis minuman es buah tidak hanya mengedepankan kekuatan dari produknya itu sendiri. Masing-masing restoran mengembangkan keunggulan eksternal lainnya seperti memberikan promosi khusus, menata restoran dengan konsep berbeda, dan lain-lain. Pengembangan tersebut merupakan prinsip dasar dari bauran pemasaran yang terdiri dari 4P, product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi). Menurut Fuad et al. (2000), Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Konsep ini dukenal dengan nama marketing mix. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Prayudi (2010) yang memaparkan strategi pemasaran adalah bauran pemasaran yang terdiri dari empat elemen yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan saling berhubungan, yaitu: produk, harga, promosi dan saluran distribusi. Dalam usaha jasa seperti usaha restoran, Booms dan Bitner dalam Indrajaya (2006) serta Lovelock dan Wright (2005) menyatakan untuk menambahkan tiga komponen P yang lain dalam bauran pemasaran, yaitu people (partisipan), physical evidence (lingkungan fisik) dan process (proses). Persepsi konsumen yang terbentuk dari unsur tersebut dapat mempengaruhi konsumen dalam menilai produk maupun restoran secara keseluruhan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan dapat dilihat adanya perbedaan keunggulan produk yang ditawarkan oleh restoran berbasis minuman es buah di Kota Bogor, dua diantaranya adalah restoran Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya. Perbedaan produk yang dapat diidentifikasi adalah rasa produk, penggunaan variasi buah serta penambahan bahan lain sebagai kombinasi dari minuman es buah. Hal ini yang membentuk kesukaan konsumen dalam membeli produk minuman es buah pada masing-masing restoran tersebut.

3

Menurut Purnomohadi (2013), preferensi makanan adalah derajat kesukaan terhadap suatu makanan. Preferensi makanan merupakan tingkat kesukaan yang didasarkan atas sikap seseorang dalam memilih dan menentukan pangan yang dikonsumsinya yang akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan. Sifat-sifat sensori pada makanan seperti rasa, aroma, tekstur, penampakan, akan memengaruhi penerimaan / preferensi konsumen. Selera konsumen akan suatu produk sangat bervariasi, dimana setiap konsumen memiliki tingkat kegemaran masing-masing akan produk tertentu. Beberapa produk dapat unggul karena didukung dengan usaha promosi yang tepat ataupun penggunaan merek dagang yang sudah lebih dulu dikenal. Namun produk-produk tersebut tidak akan dapat bertahan apabila tidak didukung oleh citarasa produk yang istimewa atau memiliki keunikan dibandingkan dengan produk lain. Dengan mengetahui preferensi konsumen pada masing-masing restoran berbasis minuman es buah akan minuman es buah, pengembangan produk yang dilakukan akan lebih terarah. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen akan minuman es buah. Faktor eksternal konsumen turut mempengaruhi kesukaan konsumen terhadap suatu produk yang kemudian berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000), faktor eksternal konsumen turut memengaruhi konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan dimana salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur-unsur bauran pemasaran. Unsur bauran pemasaran terdiri atas 7 unsur P, yaitu product (produk), price (harga), place (lokasi) dan promotion (promosi), people (partisipan), physical evidence (lingkungan fisik) dan process (proses). Produsen akan mengembangkan unsur tersebut untuk mempengaruhi konsumen yang diharapkan dapat disukai oleh konsumen. Sangat penting bagi produsen untuk mengetahui persepsi konsumen yang terbentuk mengenai unsur bauran pemasaran. Konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah responden yang pernah melakukan pembelian di restoran tersebut. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan beberapa informasi, yaitu: 1. Perilaku pembelian konsumen Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya. 2. Persepsi bauran pemasaran terhadap kegemaran minuman es buah pada Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya. 3. Preferensi konsumen Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya. 4. Implikasi strategi pemasaran minuman es buah pada Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis perilaku pembelian konsumen Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya. 2. Menganalisis persepsi bauran pemasaran terhadap kegemaran minuman es buah pada Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya. 3. Menganalisis preferensi konsumen Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya.

4

4. Merumuskan strategi pemasaran minuman es buah pada Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Wirausahawan minuman es buah yang akan atau tengah mengembangkan usahanya. 2. Mahasiswa pemasaran secara umum sebagai bahan literatur maupun komparasi terhadap penggunaan teori, aplikasi penerapan penelitian, ataupun pengembangan penelitian dengan topik yang serupa. 3. Peneliti secara khusus dalam menerapkan teori dan memanfaatkan ilmu yang didapatkan pada sekolah pasca sarjana MB-IPB.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan mengenai persepsi dan preferensi konsumen pada restoran berbasis minuman es buah, Sop Buah Pak Ewok dan Sop Duren Lodaya Bogor. Persepsi konsumen dibatasi pada unsur bauran pemasaran masing-masing restoran. Sedangkan preferensi konsumen dibatasi pada produk minuman es buah yang ditawarkan oleh masing-masing restoran.

2 TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teoritis

Persepsi Menurut Mowen dan Minor (1999) persepsi merupakan tahap dimana konsumen mendapatkan pemaparan, perhatian dan pemahaman dalam suatu proses pengolahan informasi. Sedangkan proses pengolahan informasi sendiri diartikan sebagai proses dimana konsumen terpaparkan oleh informasi, terlibat didalamnya, memperhatikan, memahami, mengingat dan memanfaatkannya untuk kebutuhan di masa yang akan datang. Engel, Balckwell dan Miniard dalam Sumarwan (2011a) menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi (the information-processing model) yang digambarkan pada Gambar 2, yaitu sebagai berikut: 1. Pemaparan (exposure): pemaparan stimulus, yang menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut melalui pancainderanya. 2. Perhatian (attention): kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk. 3. Pemahaman (comprehension): interpretasi terhadap makna stimulus. 4. Penerimaan (acceptance): dampak persuasuif stimulus kepada konsumen. 5. Retensi (retention): pengalihan makna stimulus dan persuasi ke ingatan jangka panjang (long-term memory).

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB