Bentuk, Makna, Dan Fungsi Pertunjukan Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo Di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bentuk, Makna, Dan Fungsi Pertunjukan Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo Di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Dewi Kartikasari NIM 112160372 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014 i PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA KELAS X SMA NEGERI 1 KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Oleh Akbar Mubarok NIM 112160355 Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Menyetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Yuli Widiyono, M.Pd. Rochimansyah, M.Pd NIDN 0616078301 NIDN 0613048602 Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Yuli Widiyono, M.Pd. NIDN 0616078301 ii PENGESAHAN BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO Oleh Dewi Kartikasari NIM 112160372 Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo Pada tanggal 5 Februari 2014 TIM PENGUJI Yuli Widiyono, M.Pd NIDN 0616078301 ......................................... (Penguji Utama) Aris Aryanto, M.Hum NIDN 0625038601 .......................................... (Penguji/ Pembimbing I) Rochimansyah, M.Pd NIDN 0613048602 ........................................... (Penguji/ Pembimbing II) Purworejo, 5 Februari 2014 Mengetahui, Dekan FKIP Drs. H. Hartono, M.M NIP. 19540105 198103 1 002 iii PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Dewi Kartikasari NIM : 112160372 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar- benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, saya bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo, 5 Februari 2014 Yang membuat pernyataan, Dewi Kartikasari iv MOTO “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh (urusan) yang lain.” (QS. An- Insirah: 6-7) “Tuhan, damaikanlah hati ini dengan keyakinan bahwa kesulitanku hanya sementara dan penyelamatanku sudah dekat.” (Mario Teguh) “ Mengeluh tidak memperbaiki kehidupan. Ia merendahkan dan menekan kita di bawah jika kita jadikan mengeluh sebagai kebiasaan.” (Mario Teguh) “ Rasa mala situ meminderkan dan memiskinkan, jika kita gunakan untuk menghindari pelajaran atau bekerja.” (Mario Teguh) “ Jika anda bertemu dengan orang yang lebih baik dari anda, arahkan pikiran untuk menjadi serupa dengannya.” (Mario Teguh) “ Lebih baik disegani daripada ditakuti karena ditakuti suatu saat akan dilawan, bila disegani sampai kapanpun akan tetap disegani.” (Penulis) “ Buah dari kesabaran adalah kesuksesan.” (Penulis) v PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: 1. Allah Swt. yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya 2. Kedua orang tuaku Bapak Sunyoto dan Ibu Suratmi, terima kasih atas kasih sayang, cinta, doa, pengorbanan, dan dukungan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi ini. 3. Kakak-kakakku Tina Yuniarti dan Anis Dwiyanti, terima kasih atas kasih sayang, cinta, doa, pengorbanan, dan dukungan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi ini. 4. Adikku Dera Anggra Ratnania terima kasih atas kasih sayang, cinta, doa, pengorbanan, dan dukungan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan sripsi ini. 5. Belahan jiwaku Faiz yang senantiasa setia dan sabar mendengarkan keluh kesahku serta selalu mendoakan dan mendukungku. 6. Keponakanku tersayang Queensya Malika Ais Asari yang selalu senantiasa memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa angkatan tahun 2009, khususnya kelas A yang selalu memberikan dukungan kepadaku semoga kesuksesan selalu menyertai kalian. vi KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil”alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Bentuk, Makna, dan Fungsi Pertunjukan Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo” dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Jawa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penyelesaian skripsi ini berkat bantuan, bimbingan, dan motivasi yang sangat berarti dari berbagai pihak. Dukungan ini berupa saran, motivasi, dan dukungan material maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan kepada: 1. Drs. H. Supriyono, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi sesuai dengan bidang yang penulis minati. 2. Drs. H. Hartono, M.M. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan izin kepada penulis mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini. vii 3. Yuli Widiyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis menempuh studi. 4. Aris Aryanto, M.Hum dan Rochimansyah, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan II yang telah memberikan koreksi, arahan dan petunjuk dengan penuh ketulusan, kesabaran, dan ketelitian dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. 6. Kepala Desa Kaligono, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di salah satu grup kesenian yang ada di Desa Kaligono sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 7. Semua anggota Grup Kesenian Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah memberikan informasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Ayah, Ibu, Kakak- kakakku, adiku, dan keluarga tercinta, terima kasih atas kasih sayang, cinta, doa, pengorbanan, dan dukungan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. viii 9. Sahabat dan teman- teman, terima kasih atas dukungan, semangat dan masukannya semoga Allah Swt. memberikan kemudahan dan kesuksesan kepada kalian semua. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal baik, dukungan dan segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah Swt. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa juga perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang menyangkut budaya Jawa. Purworejo, 5 Februari 2014 Penulis Dewi Kartikasari ix ABSTRAK Dewi Kartikasari. Bentuk, Makna, dan Fungsi Pertunjukan Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa. 2014. Penelitian ini mendeskripsikan permasalahan (1) Bentuk Penyajian tari Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono, (2) Makna simbolik sesaji yang digunakan dalam pertunjukan tari Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono, (3) Fungsi pertunjukan tari Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono. Penelitian “ Bentuk, Makna, dan Fungsi Pertunjukan Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo” menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah informan antara lain ketua grup kesenian Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo, sesepuh grup kesenian Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo, penari Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui dokumentasi, studi kepustakaan dari buku- buku, internet, serta hasil penelitian yang terkait. Data primer dalam penelitian ini berupa informasi dari para informan yang diperoleh dari hasil wawancara. Video, foto, dan rekaman tarian Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo merupakan data sekunder dalam penelitian ini. Lokasi penelitian berada di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan analisis isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Selanjutnya teknik keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil dari penelitian bentuk penyajian tari Kuda Lumping Turonggo Tri Budoyo di Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo, (1) Pra pertunjukan, meliputi: (a) membuat perencanaan acara, (b) membersihkan lapangan untuk pertunjukan kuda lumping, (c) menyiapkan sesaji, (d) nyekar ke pepundhen, (e) obong menyan, (2) bentuk
Recommended publications
  • Analysis on Symbolism of Malang Mask Dance in Javanese Culture
    ANALYSIS ON SYMBOLISM OF MALANG MASK DANCE IN JAVANESE CULTURE Dwi Malinda (Corresponing Author) Departement of Language and Letters, Kanjuruhan University of Malang Jl. S Supriyadi 48 Malang, East Java, Indonesia Phone: (+62) 813 365 182 51 E-mail: [email protected] Sujito Departement of Language and Letters, Kanjuruhan University of Malang Jl. S Supriyadi 48 Malang, East Java, Indonesia Phone: (+62) 817 965 77 89 E-mail: [email protected] Maria Cholifa English Educational Department, Kanjuruhan University of Malang Jl. S Supriyadi 48 Malang, East Java, Indonesia Phone: (+62) 813 345 040 04 E-mail: [email protected] ABSTRACT Malang Mask dance is an example of traditions in Java specially in Malang. It is interesting even to participate. This study has two significances for readers and students of language and literature faculty. Theoretically, the result of the study will give description about the meaning of symbols used in Malang Mask dance and useful information about cultural understanding, especially in Javanese culture. Key Terms: Study, Symbol, Term, Javanese, Malang Mask 82 In our every day life, we make a contact with culture. According to Soekanto (1990:188), culture is complex which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society. Culture are formed based on the local society and become a custom and tradition in the future. Culture is always related to language. This research is conducted in order to answer the following questions: What are the symbols of Malang Mask dance? What are meannings of those symbolism of Malang Mask dance? What causes of those symbolism used? What functions of those symbolism? REVIEW OF RELATED LITERATURE Language Language is defined as a means of communication in social life.
    [Show full text]
  • Falidasi Data Lingkung Seni Se-Kecamatan Ujungberung Tahun 2014
    FALIDASI DATA LINGKUNG SENI SE-KECAMATAN UJUNGBERUNG TAHUN 2014 Tahun Tempat NO Nama Lingkung Seni Jenis Kesenian Pimpinan Alamat Perangkat Kesenian Anggota Legalisasi Berdiri Latihan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pasar Kaler RT.01 1 Pas Nada Elektone Ibu. Heny Organ, Kibord,Gitar, Kendang, Suling, 5 Orang Tidak Ada 2010 Rumah RW.01 Cigending RT.03 Gendang, Bedug, Goong, Terompet, Toa Ampli. 2 Sancang Pusaka Benjang Agus Sulaeman RW.03 Mixer, Badut, Kecrek, Kuda Lumping, Gendang, Goong, Bedug, Terompet, Kepang, 3 LS Benjang Kalimasada Benjang Gugun Gunawan Cipicung RT.04 RW.04 25 Orang Dalam Proses 2004 Rumah Lumping, Toa, Ampli,MixerBadut 4 Karinding Nukula Upit Supriatna Cipicung RT.01 RW.04 Karinding,Celempung,Toleot, Kecrex 15 Orang Tidak Ada 2011 Rumah Gendang, bedug, Goong, Terompet, Toa Ampli, Rumah ketua 5 Pusaka Gelar Putra Benjang Asep Dede Cinangka RT.02 RW.05 25 Orang Tidak Ada 2007 Barong, Badut, Kecrek RT Rumah ketua 6 Pusaka Wirahman Putra Penca Silat Enay Darso Cinangka RT.01 RW.05 Gendang Besar/Kecil, Golok (untuk atraksi) 25 Orang Tidak Ada 2010 RT Gendang, Rabab, Bonang, Goong, Kecrek, 7 Arum Gumelar Jaipongan I n d r a Cinangka RT.02 RW.05 30 Orang Tidak Ada 2006 Rumah Terompet 8 R e o g E m u l Cinangka RT.03 RW.05 Dog-dog, Goong, Gendang 9 Elektone Dangdut E m u l Cinangka RT.03 RW.05 Organ, Gendang Suling Gitar, Kecrex 7 Orang Tidak Ada 2010 Rumah Sakeburuy RT.01 RW 10 Dwi Shinta Rock Dangdut Dede Dadan Kibord, Gitar, Gendang, Suling, Kecrex 9 Orang Ada 1993 Gedung 06 Gendang, Goong, Bedug, Terompet, Toa, Ampli, 11 Pusaka Wargi Benjang Didi / Ono Ranca RT.01 RW.06 25 Orang Ada 1930 Hal.
    [Show full text]
  • Eksistensi Kesenian Masyarakat Transmigran Di Kabupaten Pringsewu Lampung Studi Kasus Kesenian Kuda Kepang Turonggo Mudo Putro Wijoyo
    Volume 10 No 2 Oktober 2017 ISSN: 1858-3989 P565-576 EKSISTENSI KESENIAN MASYARAKAT TRANSMIGRAN DI KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG STUDI KASUS KESENIAN KUDA KEPANG TURONGGO MUDO PUTRO WIJOYO Oleh: Mutiara Dini Primastri (Pembimbing Tugas Akhir: Dra. Budi Astuti M.Hum dan Indah Nuraini, S.S.T., M.Sn) Jurusan Tari Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indoonesia Yogyakarta Alamat Email: [email protected] RINGKASAN Penelitian ini merupakan sebuah analisis deskriptif yang menggunakan pendekatan sosiologi dan antropologi untuk membedah tentang eksistensi kesenian masyarakat transmigran berupa kesenian kuda kepang di Kabupaten Pringsewu Lampung. Kesenian kuda kepang yang eksis di Kabupaten Pringsewu yaitu komunitas seni Turonggo Mudo Putro Wijoyo (TMPW). Eksistensi adalah adanya sebuah keberadaan yang tidak hanya sebagai sesuatu yang “diam” akan tetapi menjadi sesuatu yang aktif dan memiliki peran di dalam lingkungannya. Melalui kajian sinkronik, kesenian kuda kepang TMPW tetap eksis saat ini karena memiliki fungsi sebagai seni pertunjukan yang menghibur (presentasi estetis), memuat nilai-nilai budaya, serta dapat menjadi identitas orang Jawa di Pringsewu. Kajian sinkronik didukung oleh kajian diakronik, yaitu kemunculan kesenian kuda kepang TMPW merupakan hasil dari rangkaian sejarah berupa eksistensi orang-orang yang bertransmigrasi di Pringsewu, melalui tahap eksistensi yaitu eksistensi estetis, etis dan religius. Eksistensi kesenian kuda kepang TMPW tidak lepas dari faktor-faktor pendukungnya. Komunitas TMPW terus menunjukkan eksistensinya
    [Show full text]
  • Television, Nation, and Culture in Indonesia
    Philip Kitley Political Science/Media Studies Kitley “T in Indonesia is that of a country invent- T elevision, Nation, and Culture in Indonesia ing itself by promoting a national cultural identity. Philip Kitley, who is not only a media scholar but has also worked as a diplomat in Indonesia, shows how important television has been to both the official and popular imagination since its beginnings in the early s. It’s a fascinating tale, with implications going well beyond re- gional specialists, since the use of popular media to promote nation, citizenship, and identity is common to many countries, new and old. “As Indonesia attracts increasing international attention in the post-Soeharto era, it is important to understand the cultural as well as political issues that have led to the current turbulent situation. Kitley’s book is a well-researched, wise, and elegantly written ac- count of the forces, dreams, and policies that link public and private life in and after ‘New Order’ Indonesia.” —John Hartley, Dean of Arts, Queensland University of Technology Philip Kitley is Senior Lecturer in the Department of Humanities and International Studies, University of Southern Queensland. Research in International Studies Southeast Asia Series No. elevision, Nation, and Culture in Indonesia ISBN 0-89680-212-4 T ,!7IA8J6-iacbce! Television, Nation, and Culture in Indonesia This series of publications on Africa, Latin America, and Southeast Asia is designed to present significant research, translation, and opinion to area specialists and to a wide community of persons interested in world affairs. The editor seeks manu- scripts of quality on any subject and can generally make a decision regarding publi- cation within three months of receipt of the original work.
    [Show full text]
  • Bandem, I Made Dada Mauraxa Danandjaja, James Durverger
    DAFTAR PUSTAKA Bandem, I Made 1996 Etnologi Tari Bali. Yogyakarta; Kanisius Dada Mauraxa 1973 Sejarah Kebudayaan Suku-suku Di Sumatera Utara. Medan; t.p Danandjaja, James 1986 Folklor Indonesia.Jakarta: Graviti Press Durverger, Maurice 1985 Sosiologi Politik. Terj. Naniel Dhakidae. Jakarta; C.V. Rajawali Erikson, Erik H 1989 Identitas Dan Siklus Hidup Manusia. Terj. Agus Cremers. Jakarta; Gramedia Geertz, Clifford 1983 Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Terj. Aswab Mahasin. Jakarta; Pustaka Jaya Hadiningrat, K 1982 Kesenian Tradisional Debus. Jakarta; Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Hamengku Buwono XII 1994 Konsep Nusantara Dalam Fialsafah Jawa Kaitannya Dengan Transmigrasi. Budaya Kepeloporan Dalam Mobilitas Penduduk (1997). Rofiq Ahmad (ed). Jakarta; Peneba Swadaya Haviland, William A 1985 Antropologijilid 2. Terj. R.G. Soekadijo. Jakarta; Erlangga Haviland, William A 1975 Cultural Anthropology. New York: Holt Rinehart and Winston, Inc 100 Heristina Dewi 1992 "Jaran Kepang Pada Masyarakat Desa Cengkeh Turi, Sumatera Utara: Suatu Studi Kasus Musik dan Trance dalam Konteks Sosio Budaya". Skripsi untuk mendapat kan gelar satjana sastra (SS) Universitas Sumatera Utara Herusatoto, Budiono 2000 Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Y ogyakarta; Hanindita Holt, Claire 1967 Art In Indonesia: Contiuties and Change. Ithaca, New York; Cornell University Press Kayam, Umar ( ed) 1987 Kebudayaan dan Pembangunan: Sebuah Pendekatan terhadap Antropologi Terapandi Indonesia. Jakarta; Yayasan Obor Indonesia Lincoln, Yvonna & Egon G Guba 1985 Naturalistik Inquiry. Beverly Hills; Sage Publications Lull, James 1998 Media, Komunikasi, Kebudayaan. Suatu Pendekatan Global. Jakarta; Yayasan Obor Indonesia Moleong, Lexy J 1994 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Remaja Rosdakarya Murgiyanto, Sal 1970 Ketika Cahaya Memudar. Jakarta; Deviri Ganan Pamungkas, Ragil 2006 Lelaku dan Tirakat. Cara Orang Jawa Menggapai Kesempumaan Hidup.
    [Show full text]
  • ISI LAPORAN Rev 14022020
    LAPORAN KINERJA 2019 Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME & Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kata Penganta Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tantangan gelombang perubahan Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat teknologi yang arusnya semakin deras dalam rahmatnya, kami mampu menyelesaikan era Revolusi Industri 4.0 telah menyebabkan Laporan Kinerja tahun 2019 ini dengan tepat adanya perubahan dalam gaya hidup serta waktu Berdasarkan amanat Peraturan pandangan hidup generasi muda penghayat Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang kepercayaan dan masyarakat adat selaku Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi pelestari tradisi. Kedepannya, terpaan Pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29 gelombang tersebut akan semakin kuat Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas membawa perubahan sosial-budaya dan sulit Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan bagi rasanya untuk menghindar dari proses instansi pemerintah untuk menyusun laporan perubahan tersebut. Berbagai kegiatan kinerja seLap tahun. Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME Laporan kinerja yang telah kami susun dan Tradisi sampai saat ini belum mencoba ini menyajikan capaian kinerja Direktorat menggunakan pendekatan inovaf dalam Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan merefleksikan rencana target kinerja Melalui laporan kinerja ini diharapkan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja. dapat memberikan gambaran objekLf tentang Perlu kami sampaikan bahwa pada tahun ini kinerja yang dihasilkan Direktorat kami telah menetapkan 4 (empat) sasaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi kegiatan dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja pada tahun 2019. Semoga laporan kinerja ini kegiatan dalam Perjanjian Kinerja Direktur dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi perencanaan program/kegiatan dan anggaran, tahun 2019.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia Sebagai
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki wilayah yang luas, terbentang dari Aceh sampai sampai ke Papua. Ada 17.504 pulau yang tersebar di seluruh kedaulatan republik Indonesia (Nuraeni dan Alfan 2012:19). Indonesia di kenal juga masyarakat majemuk. Masyarakat Indonesia yang majemukdapat di pandang secara horizontal dan vertikal.Pemahaman secara horizontal di dasarkan pada fakta yang menunjukkan adanya satuan-satuan yang keragamannya dicirikan berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat istiadat atau tradisi, dan perbedaan unsur-unsur kedaerahan.Kemudian, dipandang secara vertikal artinya ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antar lapisan sosial (Ali, 2007:271).Kemajemukan masyarakat Indonesia disatu sisi merupakan anugerah yang tidak ternilai, hal ini karena masyarakat yang majemuk tersebut tersimpan berbagai potensi budaya merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga tetap untuk dipertahankan dan terus dilestarikan. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009:144). Di samping istilah kebudayaan, ada pula istilah peradaban.Istilah tersebut biasa di pakai untuk menyebut bagian dan unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, misalnya kesenian. 2 Istilah “peradaban” sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai seni bangunan dan seni rupa (Koentjaraningrat, 2009:146). Kebudayaan tidak bisa dipisahkan
    [Show full text]
  • Reog Ponorogo
    Reog Ponorogo Reog Ponorogo is a traditional dance of Java tribe that a one tribe in Indonesia. Reog is a dance art with a main character of the dancer is using a mask likes a Chinese Barongsay. The different is in the Reog mask used is a big tiger masking with a decoration of peacock feathers. There are some version of popular story in the society about the origin of Reog and Warlock. Below is one of the versions. Article Directory: http://www.articledashboard.com The first dance performing by six or eight man in the black dress, with the face make up by red color. The dancer illustrated as a brave Lion. The next is a dance performing by six or eight woman by riding a horse. On the traditional Reog, the dancers usually a man that using a woman dress. This dance called as Jaran Kepang dance, this dance is different with the other traditional dance called Kuda Lumping dance. The other opening dance, if any, is a dance performing by a kid as a funny dance. Normally in one group of Reog performance consists of one old Warok, several young Warok, the dancer with a mask or pembarong, Bujang Ganong dancer, and Prabu Kelono Suwandono. Totally about 20 to 30 dancers, and central of role is at the hand of Sarasota dui attorney Warok and the pembarong. The wording of Reog originally is Reyog, that every character representing the first character of words of song of Macapat Pocung; Rasa kidung/Engwang sukma adiluhung/Yang Widhi/Olah kridaning Gusti/Gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa.
    [Show full text]
  • Heirs to World Culture DEF1.Indd
    15 New Sundanese dance for new stages Irawati Durban Ardjo In this essay I will discuss part of my life in dance, beginning with my experiences studying and performing dance in an era when con- ditions were very different to those of today both in Indonesia and abroad. My essay, unlike other contributions to this volume except for Melani Budianta’s, are based on personal experience. While Melani’s essay recounts her personal experience and the cultural life of Per- anakan Chinese in Malang, a town in East Java, I am writing about the experience of a Sundanese dancer on the national stage and my trav- els abroad which influenced developments in the arts in Indonesia.1 When I came to write about this experience, I discovered many things of which I had previously been little aware. The time, during the Soekarno period, when I began to know dance, to love it and to participate in it so enthusiastically was in fact an important period in the young nation in its efforts to shape Indonesian-ness; as a people, as a nation and in the arts. President Soekarno was a statesman and an artist who loved the arts, particularly the dance of Indonesia’s regions. The period that forms the timeframe of this book, 1950-1965, is fit- ting because we can consider it the period when the foundation pil- lars were set in the search for national culture and in awareness of the importance of regional arts within it. Furthermore, political and cultural contacts with the outside world resulted in a new context for regional dance and dancers, and new stages for them.
    [Show full text]
  • The Development of Jaranan Temanggungan As Indonesian Intangible Heritage
    Arts and Design Studies www.iiste.org ISSN 2224-6061 (Paper) ISSN 2225-059X (Online) Vol.77, 2019 The Development of Jaranan Temanggungan as Indonesian Intangible Heritage Slamet Indonesia Institute of the Arts, Surakarta, Indonesia Abstract Margowati was a village in Temanggung Regency. This village had the potential to be used as a tourist village. In Kapalan Hamlet there was a site similar with horse breeding grounds, marked with inscriptions in the form of horse footprint. This finding was also related to the name of the hamlet called Kapalan, which was another name for horse. Most of the Kapalan Hamlet people made handicrafts related to horses, such as kuda kepang (horse- shaped toys made of woven bamboo slats). The famous form of art was a Jaranan dance, or usually was called as Kuda Lumping. This research was about the identity of Jaranan dance in Temanggung Regency. Although Jaranan dance was found in many regions in Indonesia, each region had different characteristic. This research was a study of Jaranan Temanggungan as intangible cultural heritage. Jaranan was designated as an icon of intangible cultural heritage, not only from historical factors, but because of its current position in society. The form of choreography and performance of Jaranan was closely related to the function of Jaranan in its supporting community. Temanggung style Jaranan dance patterns had a distinctive characteristic hence it was called Jaranan Temanggungan. This research needed to be done to find out the dance pattern of Jaranan Temanggungan and the connection of Jaranan Temanggungan to the site of Kapalan Hamlet, Margowati Village.
    [Show full text]
  • Implementation of the Indonesian Culture Diplomacy Toward Australia Through Indofest Period 2012-2016 (Case Study: Adelaide and Canberra)
    IMPLEMENTATION OF THE INDONESIAN CULTURE DIPLOMACY TOWARD AUSTRALIA THROUGH INDOFEST PERIOD 2012-2016 (CASE STUDY: ADELAIDE AND CANBERRA) Ulyantraja Kelamor International Relations, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta [email protected] Abstract This journal discusses IndoFest activities which are conducted by Indonesia to Australia in 2012 to 2016 in Adelaide and Canberra. IndoFest was born in 2008, aims to introduce Indonesian culture in the international world. With the presence of IndoFest, it is also seen that cultural diplomacy continues to be done by Indonesia not only for improving good relations in both countries but also to introduce Indonesian art, culture, and exceptional food for more to the Australian people, in order to visit Indonesia. This journal also discusses Indonesia's cultural diplomacy towards Australia through IndoFest, as well as various activities in IndoFest to attract Australian tourists to come to Indonesia. As the research method, the qualitative method is used in this journal by library study, which is collecting the data from the literature related to the issue discussed. The results of the study stated that Indonesia successfully carried out its cultural diplomacy to Australia through IndoFest. Keywords: Cultural Diplomacy, IndoFest, Indonesia, Australia, Culture DOI: 10.33541/sp.v19i1.1642 Sociae Polites : Majalah Ilmiah Sosial Politik Faculty of Social and Political Science, Universitas Kristen Indonesia ISSN 1410-3745 print/ ISSN 2620-4975 online Volume 19, Number 1 (January – June 2018) Pages 33-52 33 1. Introduction The existence of a country on the international stage is now pressing for it a bond of cooperative relations that support each other for the achievement of interdependent needs each country involved.
    [Show full text]
  • Seni Pertunjukan Wisata Di Candi Borobudur Kabupaten Magelang
    SENI PERTUNJUKAN WISATA DI CANDI BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari oleh Ayu Nur Adilla 2501415152 JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 SENI PERTUNJUKAN WISATA DI CANDI BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Tari oleh Ayu Nur Adilla 2501415152 JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 i ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: “Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.” _Andrew Jackson_ PERSEMBAHAN : Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Almamater Universitas Negeri Semarang 2. Ibu dan Kakak tercinta v PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat terselesaikan penyusunan skripsi dengan judul SENI PERTUNJUKAN WISATA DI CANDI BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG yang disusun dalam rangka memenuhi tugas dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak, penulis skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak- pihak sebagai berikut : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas selama melaksanakan perkuliahan. 2. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti. 3. Dr.
    [Show full text]