KESENIAN KUDA LUMPING DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS

Oleh: Kuswandi 1 Saepul Maulana 2

ABSTRAK Hasi lpenelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Kesenian Kuda Lumping di Desa Banjaranyar telah lahir dan berkembang sejak tahun 2005, namun di dalam perjalanannya kesenian kuda lumping sempat berhenti sementara atau vakum padatahun 2008 dan diaktifkan kembali padatahun 2012 dengan mayoritas pemain yang berusia muda. Di dalam perkembangannya kesenian kuda lumping di Desa Banjaranyar bisa dikatakan maju walaupun pernah mengalami kevakuman, ini terbukti dengan eksisnya kesenian kuda lumping melakukan pementasan di acara-acara hajatan baik di daerah maupun di luar daerah. Upaya pelestarian kesenian kuda lumping di Desa Banjaranyar dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, seniman, serta aparat pemerintah di Desa Banjaranyar yang selalu berpartisipasi dan memberi dukungan di dalam perkembangan kesenian kuda lumping agar tetap eksis di kalangan masyarakat.

Kata Kunci: Kuda Lumping dan Kesenian Lokal

ABSTRACT The guideline of the result could be concluded that the act of Kuda Lumping at Banjaranyar had been started and developed since 2005, but in the trip of that art ever stopped for a while or vacuum at 2008, and it had been started again at 2012 with the mayority of the actor was young people. In the process of developing kuda lumping art could be said that it had a progress altought it ever stopped, it had been proven by the existantial of kuda lumping art to show the performance in any kluds of events or ceremony at the region or in other region. The effort of preserving the kuda lumping art at Banjaranyar was done by all of part of society, artist, and the government at Banjaranyar which always participate and give their support on the developing of kuda lumping art in ought’to be always exist in society.

Kata Kunci: Kuda Lumping and Local Arts

PENDAHULUAN Salah satu bentuk kebudayaan adalah sangat kaya akan budaya, dari kesenian. Kesenian yaitu bagian dari sabang sampai merauke terdapat ras dan suku kebudayaan dan merupakan sarana yang bangsa yang memiliki budaya tersendiri. digunakan untuk mengekspresikan rasa Perbedaan inilah yang menyebabkan negara keindahan dari dalam jiwa manusia. Banyak Indonesia kaya akan kebudayaan. Kebudayaan kesenian jaman dahulu yang masih dilestarikan, merupakan hasil karya manusia dalam namun banyak juga kesenian yang hilang akibat mempertahankan serta meningkatkan taraf tidak adanya generasi penerus yang tidak mau hidup, juga sebagai proses adaptasi lingkungan. melestarikannya. Berbagai bentuk kesenian Kebudayaan memiliki sifat dinamis atau selalu daerah tersebar di seluruh pelosok negeri berubah-ubah. Tidak ada kebudayaan yang tidak Indonesia. Kesenian daerah yang tersebar di mengalami perubahan secara mutlak, artinya Indonesia, khususnya didaerah Jawa seperti bagaimanapun keadaanya kebudayaan selalu kuda lumping, , , wayang mengalami perubahan.

Jurnal Artefak Vol. 2 No. 1 – Maret 2014 [ISSN: 2355-5726] Hlm: 87 - 94 1 Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh Ciamis 2 Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Halaman | 87

golek, kuda renggong, dan lain-lain, merupakan pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) warisan budaya dari leluhur bangsa Indonesia. verifikasi (kritik sejarah), (4) interpretasi, dan Di wilayah Kabupaten Ciamis, tepatnya (5) penulisan lebih jelasnya mengenai kelima Desa Banjaranyar Kecamatan Banjarsari, salah langkah tersebut dijelaskan Kuntowijoyo (2005: satu kesenian daerah yang ada dan berkembang 91) sebagai berikut. hingga saat ini adalah kuda lumping. Kuda Pemilihan topik, sebaiknya topik dipilih lumping lahir sebagai simbolisasi bahwa rakyat berdasarkan : (1) Kedekatan emosional, (2) juga memiliki kemampuan (kedigdayaan) dalam Kedekatan intelektual, dua syarat itu, subjektif menghadapi musuh ataupun melawan kekutan dan objektif sangat penting karena orang hanya elite kerajaan yang memiliki bala tentara. bekerja dengan baik kalau dia senang dan dapat. Disamping itu juga sebagai media menghadirkan Setelah topik ditemukan, berikutnya (3) hiburan murah meriah namun fenomenal kepada membuat rencana penelitian. rakyat banyak. Pertunjukannya biasa Pengumpulan sumber, sumber (sumber ditampilkan pada acara khitanan, acara pesta sejarah disebut juga data sejarah; data –dari pernikahan atau acara-acara khusus seperti bahasa inggris datum(bentuk tunggal] atau data kegiatan HUT Kemerdekaan RI atau kegiatan [bentuk jamak]; bahasa Latin datum berarti hari-hari besar lainnya. “pemberian”) yang dikumpulkan harus sesuai Kuda lumping adalah seni tari yang dengan jenis sejarah yang akan di tulis. Sumber dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, itu, menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua: yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan tertulis dan tidak tertulis, atau dokumen dan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali artifact. plastik atau sejenisnya yang digelung atau di Verifikasi: setelah diketahui secara persis kepang sehingga pada masyarakat Jawa sering topik yang diajukan dan sumber sudah disebut jaran kepang. Seni kuda lumping diiringi terkumpul, tahap berikutnya adalah verifikasi, oleh musik tradisional gamelan, Kuda-kudaan kritik sejarah atau keabsahan sumber. Verifikasi tersebut dikenakan oleh seorang pemain yang terdiri dua macam: autentisitas atau keaslian tidak ubahnya tengah menunggangi seekor kuda, sumber, atau kritik estern, dan kredibilitas atau dalam iringan musik. Didalam pertunjukannya kebiasaan yang dipercayai, atau kritik intern. kesenian kuda lumping mengandung unsur Interpretasi, interpretasi atau penafsiran magis yang dapat membuat para pemainnya sering disebut sebagai biang subjektifitas. Itu kesurupan dan melakukan atraksi seperti sebagian benar, tetapisebagian salah. Benar, memakan beling, di bacok tidak mempan dan karena tanpa penafsiran sejarawan, data tidak lainnya, (www.wikipedia.com). bisa berbicara. Sejarawan yang jujur, akan Kesenian kuda lumping merupakan asset mencantumkan data dan keterangan dari mana kesenian bangsa Indonesia yang didalamnya data itu diperoleh. Tahap interpretasi, paling sarat akan filosofi hidup. Kesenian kuda lumping tidak meliputi analisis dan sintesis. masih menjadi pertunjukan yang digemari oleh Penulisan, dalam penulisan sejarah, aspek masyarakat, namun perlu adanya perhatian yang kronologi sangat penting. Penyajian dalam lebih khusus dan kesadaran dari masyarakat bentuk tulisan mempunyai tiga bagian: (1) untuk tetap menjaga dan melestarikan kesenian Pengantar, (2) Hasil Penelitian, (3) Simpulan. kuda lumping ini agar menjadi aset keseniaan Dengan menempuh kelima langkah di bangsa Indonesia yang tidak akan punah serta atas, dapat dipastikan akan diperoleh hasil posisinya tidak akan tergantikan oleh budaya penelitian yang diharapkan. Tentunya langkah dan kesenian asing yang masuk ke tanah air. demi langkah harus dikuasai benar agar tidak terjadi kekeliruan yang tidak diharapkan METODE PENELITIAN sehingga berakibat pada kurang tercapainya Metode yang dipandang sesuai dengan tujuan penelitian ini. pokok permasalahan penelitian ini dan juga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai adalah PEMBAHASAN metode sejarah (historiografi). Ada lima langkah yang harus dilakukan saat menggunakan metode Latar Belakang Lahirnya Kesenian Kuda historiografi tersebut. Adapun kelima langkah Lumping tersebut sebagaimana di kemukakan oleh Kuntowijoyo (2005: 91) bahwa penelitian Kuda lumping adalah seni tari yang sejarah mempunyai lima tahap, yaitu: (1) dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan,

Halaman | 88 Kesenian Kuda Lumping di Desa Banjaranyar Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Kuswandi & Saepul Maulana yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan tahun 2005, namun karena sumber daya manusia lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tari akhirnya kesenian ini sempat vakum, lalu plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di diaktifkan kembali pada tahun 2012 dengan kepang, sehingga pada masyarakat jawa sering kebanyakan anggota yang berusia muda disebut sebagai jaran kepang. Pada dasarnya (wawancara dengan bapa Nakim, tanggal 10 kesenian kuda lumping termasuk kesenian yang april 2015). tergolong cukup diperhitungkan dalam hal umur Pada awal berdirinya kesenian kuda (www.wikipedia.com). lumping di Desa Banjaranyar hanya memiliki Kesenian kuda lumping masih menjadi beberapa anggota dan peralatan yang sangat sebuah pertunjukan yang cukup membuat hati minim. Setiap latihan kuda lumping selalu para penontonnya terpikat. Walaupun diadakan di halaman depan rumah para peninggalan budaya ini keberadaannya mulai anggotanya secara bergilir tiap minggunya, bersaing ketat oleh masuknya budaya dan latihan dipimpin oleh Bapak Kasimun. Setiap kesenian asing ke tanah air, tarian tersebut masih latihan di lakukan dengan peralatan yang memperlihatkan daya tarik yang tinggi. Hingga sederhana serta musik yang menjadi saat ini, tidak satupun catatan sejarah mampu pengiringnya pun tidak menggunakan gamelan menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat tetapi hanya menggunakan suara dari tape. verbal yang diturunkan dari generasi ke generasi Kesenian kuda lumping di Desa berikutnya. Banjaranyar pada awal pementasannya tidak Kesenian tradisional kuda lumping di langsung mementaskan pertunjukannya di Desa Banjaranyar Kecamatan Banjarsari hajatan-hajatan warga melainkan melakukan Kabupaten Ciamis masih tetap digemari oleh pertunjukan di depan halaman-halaman depan kalangan masyarakat, hal ini dikarenakan rumah para warga itupun dengan peralatan yang kesenian kuda lumping mampu hadir dalam sederhana mungkin dan tanpa memakai bentuk kesenian yang dapat menghibur dan kostum.pementasan itu pun dilakukan tanpa di menyenangkan semua lapisan masyarakat dalam undang ataupun dibayar, namun sebagai promosi pementasannya. dari grup kesenian kuda lumping kepada Berdasarkan hasil wawancara diperoleh masyarakat (wawancara dengan Bapak keterangan bahwa Kesenian tradisional kuda Kasimun, tanggal 4 juni 2015). lumping di Desa Banjaranyar Kecamatan Warga Desa Banjaranyar menilai positif Banjarsari Kabupaten Ciamis, telah lahir sejak dengan adanya grup kesenian kuda lumping ini tahun 2005 yang didirikan oleh Bapak Kasimun terbukti dengan antusias para warganya untuk dengan di dorong agar di Desa Banjaranyar ini mengikuti kesenian kuda lumping, serta aparat ada sebuah wadah untuk menampung dan pemerintah di Desa Banjaranyar mendukung menghidupkan jiwa seni dikalangan masyarakat. setiap aktifitas yang dilakukan kesenian kuda Kasimun, seniman kuda lumping di Desa lumping dan memberikan bantuan baik dari Banjaranyar menjelaskan dalam wawancaranya pemikiran ataupun dana.. pada tanggal 20 maret 2015, pukul 16.00 WIB di Kesenian kuda lumping di Desa rumah beliau, sebagai berikut : Banjaranyar Kecamatan Banjarsari Kabupaten “Kesenian kuda lumping di Desa Ciamis pada dasarnya hampir sama dengan Banjaranyar telah lahir sejak tahun 2005, grup-grup kesenian kuda lumping di daerah- namun didalam perjalanannya kesenian daerah lainnya yaitu menggabungkan seni tari kuda lumping ini sempat berhenti dan musik, serta bila dilihat dari bahan baku sementara dikarenakan usia dari para kuda lumpingnya sama terbuat dari anyaman pemainnya yang sudah berusia lanjut, tahun bambu yang di bentuk menyerupai kuda. 2012 kuda lumping ini diaktifkan kembali Ciri khas yang membedakan Kesenian dengan para pemainnya yang mayoritas kuda lumping di Desa Banjaranyar Kecamatan berusia muda, kesenian kuda lumping ini Banjarsari Kabupaten Ciamis, terdapat pada tata diaktifkan kembali agar didesa ini ada urutan didalam pementasannya serta seni tari sebuah wadah untuk menyalurkan jiwa seni yang berbeda dengan grup lainnya. Kesenian dari masyarakat Desa Banjaranyar.” kuda lumping di desa ini memiliki fungsi sebagai media hiburan di hajatan dan sebagai penumbuh Pendapat lain mengemukakan bahwa, jiwa seni di kalangan masyarakat. kesenian kuda lumping di Desa Banjaranyar Pada saat pementasan pemain kuda kecamatan Banjarsari Kabupaten berdiri sejak lumping kurang lebih berjumlah 20 orang, secara

Halaman | 89

umum para pemain dapat dibagi dalam beberapa masuklah kembali 8 penari dengan membawa peran, antara lain: kuda tiruan kedalam area pementasan, masih 1) Dukun atau pawang diiringi musik gamelan dengan irama lembut, 2) Penari mereka menari dengan kesadaran jiwa tinggi, 3) Pendamping hingga pada saat ditentukan irama gamelan 4) Sinden temponya berubah menjadi cepat dan pada 5) Barongan waktu itu dukun atau pawang menaburkan kemenyan pada bara api sambil membaca Tata Urutan penyajian Kesenian Kuda mantra, setelah beberapa menit akhirnya para Lumping pemain mulai kerasukan mereka bertingkah laku seperti binatang dan memakan serpihan Tata urutan penyajian kesenian kuda kaca serta tubuhnya menjadi kebal, adegan lumping adalah: ini merupakan puncak dari acara kuda a. Tahap Persiapan lumping. Setelah kurang lebih 45 menit Sebelum pertunjukan di mulai terlebih pemain kerasukan, lalu dukun dan dahulu pemain menyiapkan barang-barang pendamping masuk untuk menyadarkan yang akan digunakan pada saat pementasan, mereka. Pertunjukan kuda lumping diakhiri misalnya: gamelan, sesaji dan kostum. setelah semua pemain kembali normal dari Gamelan yang biasa digunakan pada saat kerasukan, mereka menari lagi dan dengan pentas diantaranya yaitu saron, kendang, diiringi gamelan penari keluar dari area goong, dan kenong, serta sesaji yang harus pementasan. disiapkan diantaranya, kelapa muda, air kopi Hingga saat ini di Desa Banjaranyar hitam, telur, bunga tujuh warna, pecahan Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis kaca, pisan raja atau pisang ambon, daun hanya ada satu grup kesenian kuda lumping dadap yang sudah direndam dengan air. di Desa ini yaitu Grup Turonggo Ireng Karya Pada saat pertunjukan akan dimulai Mekar. pawang atau dukun biasanya duduk sila di area pementasan sambil membaca mantra Perkembangan Kesenian Kuda Lumping dan menaburkan kemenyan diatas bara arang, dengan maksud meminta izin kepada Kesenian kuda lumping yang berkembang penunggu tempat agar pertunjukan berjalan di wilayah desa Banjaranyar sulit untuk dengan lancar. dipisahkan dengan satu grup kuda lumping yaitu b. Tahap Pertunjukan Inti grup Turonggo Ireng Karya Mekar karena hanya Tahapan-tahapan pada saat inilah grup kuda lumping yang ada di desa pementasan, Diawali dengan memainkan Banjaranyar. Grup kesenian kuda lumping ini di gamelan serta lagu berirama sunda, setelah ketuai oleh Bapak Kasimun. beberapa menit masih dengan iringan musik Pada awal perkembangannya kesenian masuk dua penari masuk ke area pertunjukan kuda lumping di Desa Banjaranyar lebih mereka menari sekitar 10 menit, setelah dua memfokuskan kepada penambahan jumlah penari itu selesai diganti dengan 8 penari anggotanya, setelah bertambahnya jumlah yang masuk ke dalam area pertunjukan anggota kesenian kuda lumping ini mulai latihan dengan mebawa kuda tiruan, pada saat ini mengenai tarian-tarian dan atraksi-atraksi magic. mereka masih menari dengan penuh Usaha-usaha yang keras dilakukan oleh para kesadaran. Selesainya mereka menari lalu anggota dan khususnya para seniman kuda masuk barongan (pemain mengenakan lumping untuk mengembangkan kuda lumping topeng kayu dan kostum yang terbuat dari ini walaupun dengan fasilitas yang masih kain). Barongan menari dengan diiringi kurang. permainan musik, dan setelah beberapa menit Kesenian kuda lumping ini banyak dukun mendekati barongan dan membisiki mengalami kemajuan pada perkembangannya telinganya dengan mantra lalu masuk arwah terbukti dengan banyaknya tawaran manggung kedalamnya, seketika pemainnya tidak sadar kepada kelompok kesenian kuda lumping ini diri(kerasukan), pada adegan ini kaki tangan untuk melakukan pementasan di hajatan para dan tubuhnya dipecut oleh salah satu warga serta pernah meraih juara 1 pada saat rekannya, serta barongan seolah bertindak perlombaan kesenian kuda lumping tingkat seperti binatang. Setelah adegan ini selesai kecamatan.

Halaman | 90 Kesenian Kuda Lumping di Desa Banjaranyar Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Kuswandi & Saepul Maulana

Namun pada tahun 2008, popularitas unsur magis dan atraksinya pun mulai di kesenian kuda lumping di desa Banjaranyar kembangkan lagi. Dan durasi tiap pernah mengalami penurunan dikarenakan usia pementasannya di perlama. para pemain kuda lumping yang telah lanjut dan Modifikasi-modifikasi ini dilakukan oleh tidak adanya generasi. Turunnya popularitas kelompok kesenian kuda lumping di Desa kesenian kuda lumping di desa Banjaranyar Banjaranyar agar kesenian ini tetap bertahan dan membuahkan dampak yang cukup serius bagi posisinya tidak tergantikan di jaman modern perkembangan kesenian kuda lumping. Setelah yang semakin berkembang dengan masuknya mengalami penurunan popularitas, kesenian budaya-budaya asing ke negara Indonesia. kuda lumping di desa Banjaranyar untuk Perkembangan kesenian kuda lumping sementara mengalami kevakuman dalam waktu hingga kini berkat usaha gigih dan kerja keras yang cukup lama. Dengan kondisi vakum dari seniman ataupun budayawan serta semua tersebut membuat kesenian kuda lumping untuk lapisan masyrakat di Desa Banjaranyar. Tidak beberapa lama dilupakan oleh masyarakat. heran kesenian kuda lumping ini memiliki Setelah mengalami kondisi vakum, berkat anggota yang semakin banyak, peralatan yang seorang tokoh yang bernama Kasimun, kesenian komplit, serta banyaknya tawaran untuk kuda lumping di Desa Banjaranyar dapat di melakukan pertunjukan di hajatan para warga. populerkan kembali pada tahun 2012, dengan mayoritas pemainnya yang berusia muda. Upaya Pelestarian Kesenian Kuda Lumping Kesenian kuda lumping bisa melakukan pertunjukan seperti sedia kala. Bahkan, setelah Indonesia merupakan Negara yang kaya bangkit dari keterpurukan kesenian kuda akan kebudayaan, banyak beranekaragam lumping tidak hanya melakukan pertunjukan di kebudayaan yang lahir di pelosok-pelosok daerah setempat namun kesenian kuda lumping Negara ini. Namun dengan kemajuaan jaman dapat melakukan pertunjukan di daerah lain, tarif dan ilmu teknologi kebudayaan bisa tumbang untuk memakai jasa kesenian kuda lumping satu seperti pohon jikalau tidak ada orang yang peduli kali tampil yaitu sebesar 3 juta rupiah untuk di akan kebudayaan. Manusia sebagai pencinta dari dalam daerah namun jika di luar daerah tarifnya kebudayaan mempunyai peranan yang penting 3,5 juta rupiah tetapi tidak termasuk transport, didalam menjaga dan melestarikan kebudayaan konsumsi, dan lain-lainnya di tanggung oleh tersebut. Diperlukan pewarisan nilai-nilai yang mengundang (wawancara dengan Bapak budaya bangsa yang perlu ditanamkan pada Kasimun, Tanggal 4 Juni 2015). jiwa-jiwa generasi penerus bangsa agar Perkembangan-perkembangan kesenian senantiasa menyadari arti penting dari kuda lumping di Desa Banjaranyar setelah kebudayaan tersebut. diaktifkan kembali dari kevakuman. Di dalam Kesenian kuda lumping di Desa bidang peralatan, kesenian kuda lumping yang Banjaranyar Kecamatan Banjarsari Kabupaten semula hanya memiliki peralatan yang minim, ciamis, terus mengalami perubahan seiring kini mulai melengkapinya, peralatan yang telah dengan kemajuan jaman serta kemajuan ilmu lama atau telah rusak di modifikasi kembali pengetahuan dan teknologi, kesenian kuda dalam berbagai jenis, demikian juga variasi dari lumping ini perlu dilestarikan agar kostum untuk pementasannya. keberadaannya tetap ada dan tidak tergantikan Dari segi musik dan seni tari, musik yang oleh kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk menjadi pengiring pada saat pementasannya ke negeri ini. sudah memakai seperangkat gamelannya yang Sebagaimana halnya nasib kesenian kumplit, serta memodifikasi dengan cara tradisonal lainnya, seiring dengan menambah unsur-unsur modern kedalam iringan perkembangan jaman serta kemajuan ilmu music dan tarian-tariannya pun dimodifikasi pengetahuan dan teknologi. Perkembangan dengan menambahkan kreatifitas dan inovasi kesenian kuda lumping semakin tergerus oleh baru, namun didalam memodivikasi dan kemajuan jaman dan tersaingi oleh budaya- menambahkan unsur-unsur tersebut tidak budaya asing yang masuk ke negera Indonesia. menghilangkan nilai-nilai yang terkandung Keberadaanya semakin hari semakin kian dalam kesenian kuda lumping. tergeserkan oleh kesenian modern. Hajatan- Dari segi pertunjukan, kesenian kuda hajatan para warga di desa yang semula lumping lebih banyak menambahkan menggunakan kesenian kuda lumping, kini pertunjukan-pertunjukan yang mengandung semakin langka dan jarang ditemukan. Oleh

Halaman | 91

karena itu, berbagai upaya pelestarian dan d. Mengadakan pertemuan dengan para pewarisan kesenian kuda lumping harus di seniman dan budayawan untuk membahas lakukan dengan baik dan berkelanjutan tentang perkembangan kesenian kegenerasi penerusnya. Karena upaya pelestarian merupakan 2. Seniman upaya memelihara untuk waktu yang sangat 1) Memotivasi, menjaga dan mewariskan lama maka perlu dikembangkan pelestarian budaya ke generasi selanjutnya sebagai upaya yang berkelanjutan (sustainable). 2) Pemain yang sudah senior dapat membina Jadi bukan pelestarian yang mode sesaat, generasi muda supaya saat generasi tua berbasis proyek, berbasis donor dan elitis (tanpa tidak berkarya lagi, maka generasi muda akar yang kuat di masyarakat). Pelestarian tidak dapat menggantikan dan meneruskan agar akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak tetap lestari. didukung oleh masyarakat luas dan tidak 3) Mengikuti kegiatan perlombaan sebagai menjadi bagian nyata dari kehidupan kita. Para ajang kreatifitas dan peningkatan mutu pakar pelestarian jangan hanya diperbincangkan 4) Mempromosikan kesenian kuda lumping dalam seminar para intelektual di hotel mewah, ke masyarakat apalagi hanya menjadi hobi orang kaya. 5) Selalu mengadakan latihan rutin sekali Pelestarian harus hidup dan berkembang di tiap minggunya masyarakat. Pelestarian harus di perjuangkan oleh masyarakat luas (Hadiwinoto, 2002: 30). 3. Masyarakat Di dalam perjalanannya kesenian kuda 1) Selalu menyaksikan bila ada pementasan lumping di Desa Banjaranyar pernah mengalami kuda lumping kevakuman, agar hal ini tidak terulang kembali 2) Mendorong anaknya agar mengikuti grup perlu peran serta dari seniman atau budayawan, kesenian kuda lumping tokoh masyarakat dan masyarakat setempat, 3) Mendukung aktifitas kesenian kuda serta aparat pemerintah didalam upaya lumping pelestariaanya agar kesenian kuda lumping tetap 4) Selalu menggunakan jasa kesenian kuda eksis di kalangan masyarakat. lumping di desa ini bila akan Upaya pelestarian jangan hanya dilakukan menampilkan kuda lumping di hajatan sesaat dan tanpa akar yang kuat di kalangan mereka masyarakat tetapi haruslah dilakukan secara berkelanjutan dari generasi sebelumnya ke PENUTUP genarasi selanjutnya, agar didalam perjalanan- nya kesenian kuda lumping akan terus bertahan Simpulan dan berkembang. Bedasarkan hasil penelitian yang telah Adapun upaya-upaya pelestarian yang penulis lakukan, didapatkan simpulan sebagai telah dilakukan di Desa Banjaranyar: berikut: 1. Aparat Pemerintah 1. Kuda lumping adalah kesenian yang Menurut Tata selaku Kepala Desa menggabungkan seni tari (tari yang di Banjaranyar, adapun upaya pelestarian mainkan dengan menggunakan properti kuda kesenian kuda lumping dari aparat tiruan yang terbuat dari anyaman bambu) dan pemerintah, diantaranya: seni musik serta mengandung unsur magic. a. Mempromosikan dan menghimbau agar Kuda lumping biasanya dimainkan oleh 15 masyarakat di desa Banjaranyar agar sampai 20 orang pemain, yang terbagi menggunakan kesenian kuda lumping kedalam beberapa peran, diantaranya yang ada di desa ini bila mana akan dukun/pawang, penari, sinden, pendamping, mengadakan hiburan di acara hajatan barongan. mereka. 2. Kesenian kuda lumping di Desa Banjaranyar b. Memberikan bantuan pemikiran ataupun Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis bantuan berupa dana untuk menunjang telah lahir sejak tahun 2005, namun didalam kemajuan kesenian kuda lumping. perjalanannya kesenian kuda lumping ini c. Mempermudah perijinan jikalau akan sempat berhenti sementara dikarenakan usia pentas di daerah ataupun luar daerah. dari para pemainnya yang sudah berusia lanjut, tahun 2012 kuda lumping ini diaktifkan kembali dengan para pemainnya

Halaman | 92 Kesenian Kuda Lumping di Desa Banjaranyar Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis Kuswandi & Saepul Maulana

yang mayoritas berusia muda, diaktifkannya mewariskan budaya ke generasi muda kembali kesenian kuda lumping ini juga di secara berkelanjutan agar tetap terjaga dorong agar di Desa Banjaranyar ini ada kelestariannya. sebuah wadah untuk menampung dan b. Melakukan pengembangan-pengembang- menghidupkan jiwa seni dikalangan an yang kreatif dan inovatif tanpa masyarakat. Hingga saat ini di Desa mengurangi dan menambah keaslian dari Banjaranyar hanya ada satu grup kesenian nilai-nilai budaya. kuda lumping yaitu Grup Turonggo Ireng 3. Untuk Aparat Pemerintah Karya Mekar. a. Mengadakan pembinaan secara rutin 3. Kesenian kuda lumping di Desa Banjaranyar, terhadap para seniman kuda lumping. pernah mengalami penurunan popularitas di b. Memotivasi, mempromosikan dan meng- kalangan masyarakat dikarenakan usia para himbau masyarakat agar menggunakan pemainnya yang sudah lanjut yang kesenian kuda lumping didalam acara- berdampak kesenian kuda lumping ini acara hajatan. mengalami kevakuman pada tahun 2008. c. Mengadakan kerjasama dengan lembaga Namun berkat seorang tokoh seniman yang terkait didalam perkembangan dan ke- bernama Kasimun, kesenian kuda lumping majuan kesenian kuda lumping. ini dapat dipopulerkan kembali pada tahun 2012 dengan mayoritas pemainnya yang DAFTAR PUSTAKA berusia muda. Setelah bangkit dari Darini, Ririn. 2013. Sejarah Kebudayaan kevakuman kesenian kuda lumping bisa Indonesia Masa Hindu Budha. melakukan pertunjukan seperti sedia kala, : Ombak bahkan tidak hanya melakukan pertunjukan Kearifan Budaya Sunda, Pemerintah Kab. didaerah setempat namun dapat melakukan Ciamis Dinas Kebudayaan & Pariwisata pertunjukan di luar daerah. Ciamis, 2010, Elis Suryani NS, CV Danan 4. Upaya pelestarian kesenian kuda lumping di Jaya Desa Banjaranyar dilakukan oleh semua Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. lapisan masyarakat, seniman, serta aparat Yogyakarta: Tiara Wacana pemerintah di Desa Banjaranyar yang selalu Rafiek, M. 2012. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. berpartisipasi dan memberi dukungan Yogyakarta: Aswaja Pressindo didalam perkembangan kesenian kuda Ranjabar, Jacobus. 2014. Sistem Sosial Budaya lumping agar tetap eksis di kalangan Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: masyarakat. Alfabeta

Rekomendasi Dalam upaya mempertahankan keberada- an kesenian kuda lumping sebagai salah satu aset budaya bangsa yang merupakan warisan dari leluhur bangsa Indonesia yang patut dilestarikan serta di hargai, diperlukan kepedulian dari semua lapisan masyarakat, para seniman maupun aparat pemerintah. 1. Untuk Masyarakat a. Masyarakat harus merasa mencintai, memiliki, dan melestarikan kesenian kuda lumping sebagai aset budaya bangsa Indonesia yang tak pernah ternilai harganya. b. Masyarakat harus selalu berpartisipasi dan memberi dukungan didalam setiap kegiatan ataupun aktifitas yang dilakukan oleh kesenian kuda lumping. 2. Untuk Seniman a. Mengembangkan kesenian kuda lumping dengan cara memotivasi, membina dan

Halaman | 93

Halaman | 94