ANALISA PERKEMBANGAN BISNIS PARIWISATA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR DENGAN ADANYA PEMBANGUNAN “DANAU TOBA SEBAGAI MONACO OF ASIA”
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
Disusun Oleh:
GRACE ROTUA MARIANI S 130907134
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : GRACE ROTUA MARIANI S
NIM : 130907134
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
Analisa Perkembangan Bisnis Pariwisata Di Kabupaten Toba Samosir Dengan
Adanya Pembangunan Danau Toba Sebagai “Monaco Of Asia”.
Merupakan hasil karya dan pekerjaan saya sendiri serta seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar sesuai dengan ketentuan. Apabila terbukti tidak demikian, Saya bersedia menerima sanksi yang berlaku.
Medan, 2 Mei 2017
Grace Rotua Mariani Siregar
Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : Grace Rotua Mariani S NIM : 130907134 Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Judul : Analisa Perkembangan Bisnis Pariwisata Di Kabupaten Toba Samosir Dengan Adanya Pembangunan Danau Toba Sebagai “Monaco Of Asia”.
Medan, 2 Mei 2017
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA NIP. 19590816 198601 1 003 NIP. 19590816 198601 1 003
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Muryanto Amin S.Sos, M.Si NIP. 19740930 200501 1 002
Universitas Sumatera Utara ABSTRAK ANALISA PERKEMBANGAN BISNIS PARIWISATA DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR DENGAN ADANYA PEMBANGUNAN DANAU TOBA SEBAGAI “MONACO OF ASIA”
Nama : Grace Rotua Mariani S NIM : 130907134 Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis pariwisata di kawasan Danau Toba tepatnya di Kabupaten Toba Samosir dengan adanya pembangunan Danau Toba sebagai Monaco of Asia ataupun destinasi wisata berkelas internasional. Teknik analisis yang digunakan adalah kualitatif, yaitu dengan menguraikan dan menjelaskan hasil-hasil penelitian dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik studi kepustakaan, observasi, wawancara dan penelusuran data online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembangunan Danau Toba sebagai Monaco of Asia bukan berarti menjadikan kawasan Danau Toba seperti negara Monako. Monaco of Asia lebih kepada istilah dan penyemangat kepada masyarakat maupun pemerintah agar dapat menyaingi negara Monako karena kawasan Danau Toba memiliki kondisi geografis yang hampir sama dengan Monako. Bisnis pariwisata di Kabupaten Toba Samosir telah mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya minat masyarakat untuk membuka usaha di bidang pariwisata baik dalam penyediaan barang dan jasa yang dilakukan di lokasi wisata. Pemerintah juga telah turut mempromosikan potensi pariwisata melalui berbagai media baik cetak seperti koran dan majalah wisata, maupun elektronik seperti stasiun televisi dan promosi langsung seperti ikut ambil bagian dalam kegiatan pariwisata seperti menjadi tuan rumah dan juga penyelenggara kegiatan. Dampak langsung yang dirasakan bagi masyarakat sekitar objek wisata seperti membuka lapangan pekerjaan, memberi kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk menambah pendapatan sehari-hari dengan cara berdagang maupun menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan selama datang berkunjung. Dalam mengembangkan potensi pariwisata Danau Toba, kabupaten Toba Samosir memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan juga tantangan . Kekuatan terbesar yang dimiliki adalah pariwisata alam dan juga pariwisata budayanya. Kelemahan yang dimiliki adalah SDM yang kemampuannya masih perlu ditingkatkan, sarana dan prasarana yang masih perlu untuk dibenahi, dan keterbatasan modal yang dimiliki. Untuk itu perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat setempat agar pengembangan bisnis pariwisata di kabupaten Toba Samosir dapat ditingkatkan lebih baik lagi.
Kata Kunci : Pariwisata, Pembangunan, Danau Toba, Monaco of Asia
Universitas Sumatera Utara ABSTRACT
ANALYSIS OF THE DEVELOPMENT OF BUSINESS TOURISM IN THE DISTRICT OF TOBA SAMOSIR WITH THE DEVELOPMENT OF THE LAKE TOBA AS “MONACO OF ASIA”
Name : Grace Rotua Mariani S NIM : 130907134 Department : Business Administration Faculty : Social and Political Science Advisor : Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA
The study aims to find out how the business tourism in the area of Lake Toba in Toba Samosir regency, with the development of Lake Toba as Monaco of Asia or a tourist destination of classy international community. The analysis used are qualitative, namely by outlining and explain the results of research in the form of words spoken or written. The gathering data using engineering study of literature, observation, interviews and the search data online. The results showed that the Development of Lake Toba as Monaco of Asia does not mean to make the area of Lake Toba like the Monaco, Monaco of Asia is the term and encouragement to the community as well as the government in order to compete with countries Monaco because of the Lake Toba have geographical conditions similar to Monaco. The business of tourism in Toba Samosir regency, has increased which is characterized by increased interest in the community to open a business in the field of tourism in the provision of goods and services done at tourist sites. The government also has to promote the potential of tourism through various media, print such as newspapers and magazines of the tour, and electronics such as television station and promotion instantly like take part in the activities of tourism as host and also the activities. The direct effect is felt for people around the tourist attractions like a job, provide an opportunity for the residents nearby to add revenue on a daily basis by way of trade and provide goods and services needed tourists for came to visit. In developing tourism potential of Lake Toba, Toba Samosir regency, has the power, weaknesses, opportunities and also a challenge. power that is owned tourism of nature and also tourism culture. The weakness of the country had was people that it still needs to be improved, facilities and infrastructure that still need to be addressed, and limited capital . For that we need the good cooperation between the government and local communities to the development of business tourism in the district of Toba Samosir regency, can be improved.
Keywords: Tourism, Development, the Lake Toba, Monaco of Asia.
Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan dan Kasih-Nya yang telah diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisa Perkembangan Bisnis Pariwisata Di Kabupaten Toba Samosir Dengan Adanya Pembangunan Danau Toba Sebagai “Monaco Of Asia”. ”. Penulisan skripsi ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis (S.AB) pada program S-1 Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penyusunan skripsi berlangsung. Dengan segala kerendahan hati saya ingin menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos , M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara, sekaligus dosen pembimbing saya yang telah memberikan arahan, bimbingan, mengajari saya sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik dan tepat pada waktunya. 3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara. 4. Kak Siswati Saragi, S.Sos,MSP dan Bang Farid selaku staf Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Sumatera Utara atas kebaikan hati dan kesabarannya dalam membantu penulis dalam mengurus dan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh staf pengajar dan pegawai FISIP USU terutama di Departemen Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga atas masukan dan bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara 6. Orang tua saya, Bapak Dionicius Siregar dan Ibu Riris Siagian yang selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi saya dalam penulisan skripsi ini hingga selesai. 7. Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian dan SKPD terkait (BAPPEDA, KESBANG dan DISBUDPAR) yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan memperoleh data yang dibutuhkan. 8. Sahabat-sahabat terbaik penulis yang selalu memberikan dukungan dan membantu penulis selama penelitian hingga meyelesaikan penulisan skripsi ini yaitu Samuel Malau, Starsia, Asri Putri, Pinta, Rahmadani dan Rindu Awalia. 9. Teman-teman kelas B Angkatan 2013 S1 Ilmu Administrasi Bisnis USU yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati menerima kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Medan, 2 Mei 2017
Penulis
Grace Rotua Mariani Siregar
Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL ...... vii DAFTAR GAMBAR ...... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 6 1.3 Tujuan Penelitian ...... 6 1.4 Manfaat Penelitian ...... 7
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pariwisata ...... 8 2.1.1 Pengertian Pariwisata ...... 8 2.1.2 Bentuk Pariwisata ...... 11 2.1.3 Jenis Pariwisata ...... 13 2.1.4 Potensi Pariwisata ...... 15 2.1.5 Objek dan Daya Tarik Wisata ...... 17 2.1.6 Manfaat Pariwisata ...... 21 2.2 Pembangunan ...... 24 2.2.1 Defenisi Pembangunan ...... 24 2.2.2 Pembangunan Regional ...... 26 2.2.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pariwisata ...... 27 2.3 Ekowisata ...... 30 2.3.1 Pengertian Ekowisata ...... 30 2.3.2 Konsep Dasar dan Prinsip Ekowisata ...... 31 2.4 Penelitian Terdahulu ...... 32 2.5 Kerangka Berpikir ...... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...... 37 3.2 Lokasi Penelitian ...... 37 3.3 Informan Penelitian ...... 38 3.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 38 3.5 Teknik Analisis Data ...... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...... 42 4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir ...... 42 4.1.2 Kondisi Geografis dan Topografi ...... 43 4.1.3 Kondisi Kependudukan ...... 44 4.1.4 Kondisi Umur dan Angka Beban Ketergantungan ...... 46
Universitas Sumatera Utara 4.1.5 Kondisi Ketenagakerjaan ...... 47 4.1.6 Visi dan Misi Kabupaten Toba Samosir ...... 48 4.2 Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ...... 48 4.2.1 Kedudukan ...... 48 4.2.2 Tugas Pokok ...... 49 4.2.3 Struktur Organisasi ...... 51 4.2.4 Uraian Tugas dan Fungsi Masing-masing Jabatan...... 54 4.3 Infrastruktur, Sarana dan Prasarana Kabupaten Toba Samosir ...... 76 4.3.1 Jalan dan Jembatan ...... 76 4.3.2 Irigasi ...... 76 4.3.3 Pasar ...... 77 4.3.4 Dermaga ...... 77 4.3.5 Bandar Udara ...... 78 4.4 Potensi Pariwisata Kabupaten Toba Samosir ...... 78 4.4.1 Kawasan Pariwisata Alam ...... 79 4.4.2 Kawasan Pariwisata Budaya ...... 79 4.4.3 Kawasan Pariwisata Buatan ...... 80 4.4.4 Kawasan Pariwisata Minat Khusus ...... 80
4.5 Perkembangan Bisnis Pariwisata di Kabupaten Toba Samosir Dengan Adanya Pembangunan DAnau Toba Sebagai Monaco of Asia ...... 80 4.5.1 Promosi dan Pengembangan Pariwisata ...... 84 4.5.2 Strategi Dan Target Untuk Menjadikan Danau Toba Sebagai Monaco of Asia ...... 88 4.5.3 Dampak Langsung Pembangunan Pariwisata Danau Toba Terhadap Masyarakat ...... 90 4.6 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba ...... 95 4.6.1 Kekuatan Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba ...... 96 4.6.2 Kelemahan Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba ...... 97 4.6.3 Peluang Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba ...... 98 4.6.4 Tantangan Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba ...... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...... 100 5.2 Saran ...... 101
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 Objek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir ...... 3 Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015 ...... 45 Tabel 4.2 Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin ...... 47 Tabel 4.3 Kronologis Pengembangan Destinasi Danau Toba ...... 82 Tabel 4.4 Langkah Pengembangan SDM dan Industri Pariwisata ...... 87 Tabel 4.5 Jumlah Kedatangan Wisatawan ke Kabupaten Toba Samosir ...... 91 Tabel 4.6 Kegaiatan Pariwisata Yang Akan Dilaksanakan Di Kabupaten Toba Samosir ...... 98
Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...... 36 Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif ...... 41 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata ...... 53
Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat diandalkan dalam pembangunan nasional karena pariwisata dapat meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan daerah serta devisa negara. Pariwisata juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran sekaligus menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dalam realitanya, sektor pariwisata dijadikan sebagai alat untuk menormalkan kembali ekonomi yang kurang stabil.
Untuk mendukung sektor pariwisata, maka diperlukan adanya partisipasi dari masyarakat dan keprofesionalan dari pihak pengelola pariwisata sesuai dengan peraturan dan ketetapan yang berlaku. Di samping itu dengan adanya perhatian yang serius dari pemerintah terhadap kepariwisataan, maka usaha di bidang kepariwisataan di Indonesia diharapkan berkembang dengan baik.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Selain kekayaan alam, pesona alam Indonesia juga tidak kalah menakjubkan dengan negara lain dan membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi destinasi wisata favorit para wisatawan mancanegara.
Namun, masih banyak pesona alam Indonesia yang belum digali potensinya untuk dimanfaatkan sebagai destinasi wisata. Selain itu, pemerintah masih berfokus pada pembenahan daerah wisata yang sudah cukup dikenal para wisatawan. Hal ini membuat daerah - daerah yang memiliki potensi wisata yang belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat dan wisatawan kurang mendapat perhatian.
Universitas Sumatera Utara Danau Toba merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang terdapat di Sumatera Utara dan merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi apabila berada di Sumatera Utara. Sebagai salah satu keajaiban dunia, danau Toba memiliki potensi wisata yang luar biasa. Danau terbesar di Asia
Tenggara ini memiliki keindahan alam yang luar biasa dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Danau Toba berada pada ketinggian antara 900 – 2.200 mdpl (BPS, 2013), dikelilingi oleh pegunungan serta dataran tinggi yang tersebar ditujuh kabupaten. Letak geografis tersebut menjadikan masyarakat di kawasan danau Toba bermata pencarian dari hasil pertanian, peternakan dan dari hasil hutan.
Tujuh kabupaten yang mengelilingi danau Toba yaitu Kabupaten Toba
Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang
Hasundutan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Tanah
Karo. Selain kekayaan alam yang melimpah, warisan budaya yang dimiliki oleh tujuh kabupaten yang mengelilingi danau Toba juga sangat menarik untuk dibahas. Banyaknya potensi yang ada di dalamnya dapat digunakan untuk menaikkan taraf kehidupan demi kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata.
Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi pariwisata sangat besar dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah obyek wisata yang terdapat di kabupaten Toba Samosir.
Ditambah lagi dengan adanya pembenahan dan pembangunan besar-besaran di kawasan Toba Samosir membuat destinasi wisata yang ada semakin bertambah.
Pariwisata Toba Samosir menjadi sektor yang potensial bagi pendapatan daerah dan masyarakat. Pariwisata Toba Samosir mencakup ekonomi kreatif berbasis
Universitas Sumatera Utara kebudayaan, kuliner tradisional dan pariwisata MICE. Toba Samosir beribukotakan Balige dan dapat ditempuh melalui transportasi darat dan transportasi udara. Toba Samosir terdiri atas 16 kecamatan dan cukup memadai bagi wisatawan.
Tabel 1.1 Objek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
Nama Objek Wisata Jenis Objek Wisata Lokasi Pantai Lumban Silintong Wisata Alam Desa Lumban Silintong Long Beach Ajibata Wisata Olahraga dan Alam Desa Ajibata Pantai Pasifik Wisata Olahraga dan Alam Porsea Siregar Aek Nalas Wisata Alam Porsea Pantai Janji Maria Tambunan Wisata Alam Lumban Julu Huta Parmalim Hutatinggi Wisata Religi Laguboti Museum TB Silalahi Center Wisata Budaya dan Sejarah Balige Pasar Onan Runggu Wisata Belanja Onan Runggu Balige Wisata Belanja Balige Salib Holong Wisata Alam Onan Runggu Tampahan Wisata Alam Tarabunga Dolok Tolong Wisata Alam Lumban Julu Parhoda Aerosport Area Wisata Olahraga Lumban Julu Jangga Dolok Village Wisata Budaya Lumban Julu Sirkuit Alam Sibodiala Wisata Olahraga Sibodiala Institut DEL Sitolu Ama Wisata Alam dan Pendidikan Balige Makam Nomensen Wisata Religi Sigumpar Perbukitan Tara Bunga Wisata Alam Tarabunga Taman Eden 100 Wisata Alam Tarabunga Bukit Senyum Motung Wisata Alam Tarabunga Tugu DI Panjaitan Wisata Sejarah Balige Desa Meat Wisata Budaya Desa Meat Hariara Nabolon Sukkean Wisata Budaya Desa Sukkean Sumber: PariwisataSUMUT.Net (2016)
Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Daerah Tingkat II
Tapanuli Utara setelah menjalani waktu yang cukup lama dan melewati berbagai proses. Kabupaten Toba Samosir akhirnya terwujud menjadi kabupaten baru dengan Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan
Kabupaten DATI II Toba Samosir dan resmi pada tanggal 9 Maret 1999
Universitas Sumatera Utara bertempat di Kantor Gubernur Sumatera Utara oleh Menteri Dalam Negeri
Syarwan Hamid atas nama Presiden Republik Indonesia.
Apabila kita lihat sekarang ini, danau Toba mulai kehilangan pesonanya dan dapat dikatakan menyedihkan saat kita menyusuri tepi danau tekto-vulkanik terbesar di dunia ini. Penataan tepi danau yang tidak tepat, keramba-keramba yang dibuat di danau tanpa memperhatikan nilai estetika, dan sampah yang mengambang. Belum lagi limbah kimia dari pabrik-pabrik yang membuang langsung limbahnya ke danau Toba tanpa melakukan filterisasi terlebih dahulu.
Industri pariwisata di daerah sekitaran danau Toba dapat dikatakan lesu dan kurang mendapat perhatian dibalik potensi wisatanya yang luar biasa.
Sekarang ini, pemerintah mulai memberikan perhatian pada potensi wisata Danau
Toba. Danau Toba Go Internasional akan diwujudkan dan terbukti dengan menjadikan danau Toba sebagai Ikon Wisata Internasional berbasis ekonomi menuju Monaco Of Asia. Hal ini telah diresmikan dengan adanya Perpres No.81
Tahun 2014 yaitu menjadikan danau Toba sebagai Kawasan Strategis Nasional, danau Toba sebagai geopark global network, dan danau Toba menjadi “Monaco
Of Asia” melalui pembentukan Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba.
Selain itu pada tanggal 10 Maret 2016, pemerintah pusat telah mengeluarkan sembilan langkah strategis mendorong percepatan pengembangan
Danau Toba menjadi Monaco Of Asia. Kesembilan langkah strategis mengembangkan Danau Toba tersebut antara lain:
1. Mempercepat pengembangan akses udara dengan memperpanjang
landasan pacu dan layanan Banda Udara Sibisa di Kecamatan Ajibata,
Toba Samosir.
Universitas Sumatera Utara 2. Membangun sarana pendukung penginapan (tourist resort) di kawasan
Danau Toba.
3. Membangun jalan tol dari bandara Kuala Namu International Airport
(KNIA) menuju Parapat.
4. Mengeruk dan memperdalam Danau Toba di kawasan Tano Ponggol.
5. Membersihkan kawasan Danau Toba.
6. Menyediakan wilayah Toba seluas 500 hektar untuk Eco-Tourism.
7. Membuat Peraturan Presiden (Perpres) Badan Otoritas Pariwisata
Danau Toba..
8. Menggalakkan bersih, senyum bagi warga sekitar Danau Toba.
9. Menggencarkan promosi lengkap dengan sejarah terbentuknya Danau
Toba.
Pembangunan destinasi wisata Danau Toba yang menelan anggaran Rp 21 triliun akan diambil dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) sebesar
Rp 10 triliun dan sisanya dari pihak ketiga taupun investor yang menjadi mitra pemerintah.
Bukan hanya pembangunan infrastruktur, pembangunan lingkungan pun turut dibenahi agar semakin mendukung suasana yang menarik wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Keseriusan pemerintah juga terbukti dengan kedatangan Presiden Joko Widodo ke Sumatera Utara dengan memboyong lima menterinya yakni Menteri Kemaritiman, Menteri
Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Pariwisata, Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Universitas Sumatera Utara Kesepakatan pembangunan kawasan Destinasi Danau Toba digelar dalam
Rapat Koordinasi Pengembangan Destinasi Danau Toba yang berlangsung di
Institut Teknologi DEL Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Rakor Tindak Lanjut
Badan Otoritas Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba yang dipimpin
Menteri Kemaritiman Rizal Ramli dihadiri Pelaksana Petugas (Plt) Gubernur
Sumut, Tengku Erry Nuradi, Bupati/Walikota 7 daerah, Kapolda Sumut Irjen Pol.
Ngadino, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, tokoh masyarakat dan adat se-
Tobasa.
Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana perkembangan bisnis pariwisata di daerah sekitar danau Toba dengan adanya proses pembangunan berskala internasional di danau Toba, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisa Perkembangan Bisnis Pariwisata Di
Kabupaten Toba Samosir Dengan Adanya Pembangunan “Danau Toba Sebagai
Monaco Of Asia”.”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah peneliti ini adalah “Bagaimana perkembangan bisnis pariwisata di kabupaten Toba Samosir dengan adanya pembangunan “Danau Toba Sebagai Monaco Of Asia”?”
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan bisnis pariwisata di kabupaten Toba Samosir dengan adanya pembangunan “Danau Toba
Sebagai Monaco Of Asia”.
Universitas Sumatera Utara Pembatasan masalah suatu penelitian diperlukan agar pembahasan tidak meluas dan hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebatas menganalisa perkembangan bisnis pariwisata di Kabupaten Toba Samosir dengan adanya kebijakan pembangunan berkelas internasional di area Danau Toba untuk mewujudkan Danau Toba sebagai Monaco of Asia.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat merupakan suatu yang diharapkan ataupun yang didapatkan ketika penelitian telah selesai dilakukan. Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi program studi Administrasi Bisnis USU, dapat menjadi tambahan
referensi bagi penelitian selanjutnya.
b. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan sebagai bahan kajian terutama
mengenai perkembangan bisnis pariwisata yang dapat digunakan dalam
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah daerah dan instansi yang terkait yang berada di daerah
sekitaran danau Toba, dapat menjadi referensi dan acuan dalam
pengembangan sektor pariwisata di daerah sekitaran Danau Toba.
b. Memberikan kesempatan pada peneliti lain bahwa perkembangan bisnis
pariwisata di daerah sekitaran danau Toba dapat digunakan sebagai bahan
kajian melalui penelitian ilmiah.
Universitas Sumatera Utara BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Pariwisata
2.1.1 Pengertian Pariwisata
Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berulang-ulang, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian, jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berputar-putar, berulang-ulang atau berkali-kali (Wikipedia diakses pada 26 November 2016).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Menurut Soekadijo dalam Purnamawati (2001: 50) pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.
Berdasarkan pengertian ini dapat dinyatakan bahwa adanya
Universitas Sumatera Utara wisatawan yang berkunjung membuat aktivitas pemerintah daerah, swasta dan anggota masyarakat di daerah tujuan wisata menjadi bertambah. Pemerintah melalui jalur birokrasinya mengatur kedatangan dan kepulangan wisatawan.
Swasta berperan dalam menyediakan tempat penginapan (hotel), hiburan (diskotik dan karaoke), dan tempat makan minum (restoran). Sementara itu masyarakat setempat berperan sebagai penunjuk jalan (guide) dan menyediakan barang- barang cenderamata.
Pariwisata menurut Robbert dalam Purnamawati (2001:51) adalah aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan perjalanan, tetapi bukan untuk mencari nafkah maupun menetap. Institut of Tourism in Britain
(sekarang Tourism Society in Britain) di tahun 1976 mendefinisikan pariwisata sebagai kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja sehari-hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut. Ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan sehari atau darmawisata.
Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan.
Pariwisata dapat menjadi suatu tuntutan hasrat seseorang untuk mengenal kebudayaan dan pola hidup bangsa lain dan sebagai suatu upaya untuk mengerti
Universitas Sumatera Utara mengapa bangsa lain itu berbeda. Pariwisata menjadi suatu sarana untuk memulihkan kesehatan moral seseorang dan untuk memantapkan kembali keseimbangan emosi seseorang.
Suwantoro (2004:3) menyatakan bahwa pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata , yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dapat dilakukan oleh seorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Menurut World Tourism Organization (WTO) dan International Union of
Office Travel Organization (IUOTO), yang dimaksud dengan wisatawan adalah setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari
6 (enam) bulan di tempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain:
1. Berlibur
2. Rekreasi
3. Olah raga
4. Binis
Universitas Sumatera Utara 5. Mengunjungi teman dan keluarga
6. Menghadiri pertemuan
7. Konferensi
8. Kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, atau kegiatan keagamaan.
2.1.2 Bentuk Pariwisata
Menurut Suwantoro (2004:14), ada berbagai macam perjalanan wisata bila ditinjau dari berbagai macam segi, antara lain :
1. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas :
a. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan
wisatayang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami istri.
b. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan satu sama lain.
c. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang
bertanggungjawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya.
Biasanya paling sedikit 10 orang dengan dilengkapi diskon dari
perusahaan prinsipal bagi orang kesebelas. Potongan ini besarnya
berkisar antara 25% hingga 50% dari ongkos penerbangan atau
penginapan.
2. Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas :
a. Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang
jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi,
akomodasi maupun objek-objek yang akan dikunjungi. Biasanya wisata
Universitas Sumatera Utara jenis ini diatur oleh suatu lembaga yang khusus mengurus, mengatur
maupun menyelenggarakan perjalanan wisata dengan bekerja sama dengan
semua instansi atau lembaga yang terkait dengan kepentingan tersebut. b. Package Tour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu produk
perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan Biro Perjalanan atau
Perusahaan Transport yang bekerjasama dengannya dimana harga paket
wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas
lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya. Dengan kata
lain paket wisata ini adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu
komposisi perjalanan yang disusun dan dijual guna memberikan
kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan wisata. c. Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang
dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata
dan merupakan perjalanan wisata yang diselenggarakan secara rutin,
dalam jangka yang telah ditetapkan dengan rute perjalanan yang tertentu
pula. d. Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang
disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau
lebih sesuai dengan kepentingannya. e. Optional Tour (wisata tambahan / manasuka), yaitu suatu perjalanan
wisata tambahan di luar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan
pelaksanaannya, yang di lakukan atas permintaan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara 2.1.3 Jenis Pariwisata
Menurut Pendit (1987:36), di samping bentuk pariwisata perlu pula diketahui jenis pariwisata agar dapat menyusun statistik dan data-data penelitian dan peninjauan yang lebih akurat. Jenis pariwasata dapat dibagi dalam beberapa kategori berikut ini:
1. Wisata Budaya, dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar
keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan tempat untuk mempelajari keadaan
masyarakat setempat, cara hidup, budaya, karya seni dan adat istiadatnya.
2. Wisata Kesehatan, dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan
dengan tujuan untuk menukar kedaan dan lingkungan tempat sehari-hari
dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani
dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan atau tempat yang
mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempaat yang menyediakan
fasilitas kesehatan lainnya.
3. Wisata Olahraga, dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan tujuan olahraga atau memang sengaja
mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat misalnya
cabang olahraga di dalam air maupun di atas pegunungan.
4. Wisata Komersial, dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi
pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran
industri, pameram dagang dan sebagainya.
5. Wisata Industri, hal ini dilakukan di negara-negara yang telah maju
perindustriannya dimana masyarakat berkesempatan mengadakan kunjungan
Universitas Sumatera Utara ke daerah komplek industri berbagai jenis barang yang dihasilkan di negara
itu.
6. Wisata Politik, jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengambil
bagian aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti adanya kongres ataupun
konvensi politik.
7. Wisata Konvensi, wisata konvensi dekat dengan wisata politik. Berbagai
negara membangun dan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-
ruangan tempat bersidang bagi para peserta konferensi, konvensi, pertemuan
dan lainnya.
8. Wisata Sosial, yang dimaksudkan dengan jenis wisata ini adalah
pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi
kesempaatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan
perjalanan (misalnya untuk kaum buruh).
9. Wisata Pertanian, seperti halnya wisata industri, wisata pertanian adalah
pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek pertanian,
perkebunan, dan sebagainya.
10. Wisata Maritim atau Bahari, jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan
kegiatan olahraga di air, danau, bengawan, pantai, atau teluk untuk kegiatan
memancing, berlayar, menyelam.
11. Wisata Cagar Alam, jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan agen
atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha untuk mengatur
perjalanan ke daerah cagar alam, taman lindung, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara 12. Wisata Buru, jenis wisata ini banyak dilakukan di negara yang memang
memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah
atau digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.
13. Wisata Pilgrim, jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata
pilgrim banyak dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat suci, ke
makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau
gunung yang dianggap keramat.
14. Wisata Bulan Madu, ini adalah suatu penyelenggaraan perjalanan bagi
pasangan-pasangan merpati, pengantin baru yang sedang berbulan madu dan
disediakan fasilitas khusus.
2.1.4 Potensi Pariwisata
Potensi Pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan, pelancongan, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini pengembangan produk objek dan daya tarik wisata. Kepariwisataan mengandung potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata. Maka untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah, orang harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 disebutkan bahwa kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestrarian dan mutu lingkungan hidup, serta
Universitas Sumatera Utara kepentingan nasional. Potensi kepariwisataan merupakan suatu hal yang mempunyai kekuatan dan nilai tambah tersendiri untuk dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata.
Potensi pariwisata dapat dibagi tiga menurut Pitana dan Diarta (2009:68), yaitu :
1. Potensi Alam
Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dan lain-lain (keadaan fisik suatu daerah). Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan pegunungan, pantai, bentang alam dan sebagainya tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar menjadi bermanfaat.
2. Potensi Kebudayaan
Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument. Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidup budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain tersebut.
Industri pariwisata mengakui peran budaya sebagai faktor penarik dengan mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi. Sumber daya budaya dimungkinkan untuk menjadi faktor utama yang menarik wisatawan untuk melakukan perjalanan wisatanya. Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang
Universitas Sumatera Utara bagi wisatawan untuk mengalami, memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan dan keragaman budayanya.
3. Potensi Manusia
Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat pementasan tarian/pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah. Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam pembangunan pariwisata. Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan sumber daya manusia untuk menggerakkannya. Singkatnya faktor sumber daya manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa, sikap dan kemampuan staff akan berdampak krusial terhadap bagaimana pelayanan pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan, dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya.
2.1.5 Objek dan Daya Tarik Wisata
Undang-Undang Repulik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan Pasal 1 mengatakan bahwa :
“Daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”.
Unsur yang terkandung dalam pengertian di atas dapat disimpulkan, yaitu:
1. Setiap daya tarik wisata memiliki keunikan, keindahan.
2. Daya tarik dapat berupa alam, budaya, atau hasil karya manusia yang berseni
tinggi dan layak untuk dijadikan suatu produk.
3. Yang menjadi sasaran utama adalah wisatawan.
Universitas Sumatera Utara Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan yang menjadi sasaran perjalanan wisata meliputi :
“Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.Sasaran wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain”.
Pasal 1 dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan dijelaskan pula pengertian kepariwisataan adalah :
“Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah, dan pengusaha”.
Pengertian di atas, dengan demikian dapat dijelaskan pada Pasal 4 dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, bertujuan untuk : a. “Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat; c. Menghapus kemiskinan; d. Mengatasi pengangguran;
Universitas Sumatera Utara e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; f. Memajukan kebudayaan; g. Mengangkat citra bangsa; h. Memupuk rasa cinta tanah air; i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. Mempererat persahabatan antar bangsa”.
Konsep pengertian pariwisata di atas memang sudah cukup untuk menentukan atau menilai apakah suatu daerah dapat dikatakan sebagai Daerah
Tujuan Wisata, Tetapi objek wisata tersebut sebaiknya memiliki kriteria-kriteria yang memenuhi syarat serta berpotensi sehingga layak untuk dijual.
Yoeti (1982 : 164), mengatakan bahwa ada tiga kriteria yang menentukan suatu objek wisata dapat diminati wisatawan, yakni:
“Pertama, Something To See adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang biasa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata.
Dengan kata lain objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.Kedua,
Something To Do adalah agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax, berupa fasilitas rekreasi baik arena bermain atau tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah tinggal di sana. Ketiga,
Something To Buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai ole-ole”.
Universitas Sumatera Utara Objek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana objek wisata tersebut.Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan objek wisata.
Yoeti (1982 : 181), mengatakan bahwa :
“Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang, sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam.”
Prasarana tersebut antara lain:
1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.
2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi, kantor pos,
dan lain-lain.
4. Pelayanan kesehatan, baik puskesmas atau rumah sakit.
5. Pelayanan keamanan, baik pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos
polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata.
6. Pelayanan wisatawan, baik berupa pusat informasi atau kantor pemandu
wisata.
7. Pom bensin.
8. Dan lain-lain”.
Objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur dalam produk pariwisata yang harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak guna menunjang perkembangan
Universitas Sumatera Utara kepariwisataan. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam : a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya c. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus
Daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan pada:
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman
dan bersih.
2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
3. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.
4. Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam pegunungan,
sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai
khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang
terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
2.1.6 Manfaat Pariwisata
Dalam memandang kompleksitas kepariwisataan, Leiper dalam Marpaung
(2002:28) mengemukakan ada 3 (tiga) elemen kepariwisataan, yaitu kegiatan wisatawan, sektor-sektor industri dan letak geografis dari daerah tujuan wisata.
Universitas Sumatera Utara Ketiga elemen ini apabila kita dapat mempelajarinya maka akan sangat bermanfaat bagi pengembangan dunia kepariwisataan.
Selain dari untuk hiburan, dunia kepariwisataan merupakan salah satu sumber devisa bagi negara. Negara dapat menerima pajak dari sektor usaha yang bersangkut paut dengan kepariwisataan, seperti pajak hotel, restoran dan tempat hiburan.Obyek wisata yang dikelola pemerintah pun dapat menarik biaya masuk bagi pengunjung yang ingin melihat-lihat obyek wisata tersebut.
Bagi masyarakat luas dari suatu negara, kegiatan kepariwisataan berdampak pada semakin berkembangnya usaha industri kecil membuat barang- barang cenderamata yang dibutuhkan oleh wisatawan. Wisatawan-wisatawan yang membeli souvenir barang-barang seni akan merangsang kegiatan kreasi seni sehingga seniman-seniman memerlukan bahan tertentu untuk ungkapan kreasi seninya. Para pengrajin tradisional terangsang pula untuk memproduksi barang- barang kerajinannya. Toko souvenir akan tumbuh sebagai penyalur barang- barang kreasi seni maupun produksi pengrajin.
Di samping menggiatkan kegiatan kreasi seni dan kerajinan tradisional, pengembangan seni dan budaya suatu daerah juga dapat dilakukan melalui kegiatan kepariwisataan ini. Kebanyakan wisatawan sangat menggemari seni budaya suatu daerah dan mereka tertarik ingin menyaksikan kegiatan seni budaya tersebut secara langsung.
Maraknya ditampilkan kegiatan seni budaya menyebabkan semakin banyaknya tumbuh sanggar-sanggar seni budaya dan tempat-tempat pertunjukan seni budaya. Pariwisata juga bermanfaat pada pemeliharaan lingkungan. Hal ini bisa terwujud bila pembinaannya dilakukan secara baik dan seimbang.
Universitas Sumatera Utara Wisatawan yang bertujuan berekreasi senantiasa menghendaki suasana tempat yang baru dan nyaman. Mereka ingin menghindar dari suara gaduh dan kebisingan, ingin menghirup udara yang bersih dan segar, tidak seperti suasana kehidupan sehari-hari yang menjenuhkan. Daerah-daerah tersebut berupa pantai, gunung-gunung, pedesaan, hutan-hutan, padang-padang perburuan dan sebagainya. Gairah wisatawan yang demikian justru akan mendorong pemeliharaan lingkungan alam sebab apabila daerah tujuan wisata tersebut rusak atau tidak terpelihara niscaya wisatawan tidak akan berkunjung ke sana karena kebutuhannya tidak terpenuhi.
Manfaat lain dari pariwisata adalah memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan berusaha. Lapangan kerja dan kesempatan berusaha tidak hanya di bidang pariwisata saja namun juga bidang-bidang lainnya, seperti transportasi, jasa, dan komunikasi yang secara langsung atau tidak berhubungan dengan dunia kepariwisataan.
Pariwisata turut memperluas nilai-nilai pergaulan hidup dan pengetahuan.
Hubungan-hubungan yang terjalin antara wisatawan dengan masyarakat yang dikunjunginya akan menempa nilai hidup baru. Manusia akan belajar menghargai nilai-nilai orang lain disamping nilai-nilai yang dimilikinya. Dengan demikian hal ini akan mendorong sikaptoleransi dalam pergaulan yang merupakan sarana kuat dalam pembangunan bangsa.
Secara khusus manfaat pariwisata domestik dapat menimbulkan berbagai nilai pergaulan hidup, antara lain berupa: timbulnya rasa cinta tanah air, menghilangkan rasa kedaerahan atau kesukuan yang berlebihan, memperluas penggunaan bahasa nasional, membantu tumbuhnya budaya Indonesia,
Universitas Sumatera Utara merangsang majunya kesenian daerah, baik berupa ukiran, tarian, maupun lukisan dan lain-lain, memajukan ekonomi dan membantu pemerataan pembangunan daerah, membantu pembentukan “nation building”.
2.2 Pembangunan
2.2.1 Defenisi Pembangunan
Pembangunan itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses sosial yang bersifat integral dan menyeluruh baik berupa pertumbuhan ekonomi maupun perubahan sosial demi terwujudnya masyarakat yang lebih makmur. Dalam prakteknya proses pembangunan itu berlangsung melalui siklus produksi untuk mencapai suatu konsumsi dan pemanfaatan segala macam sumber dan modal, seperti sumber alam, sumber daya kemampuan manusia, sumber keuangan, permodalan dan peralatan yang terus menerus diperlukan dan perlu ditingkatkan.
Dalam mencapai tujuan dari sasaran pembangunan ini dapat timbul efek samping berupa produk-produk bekas dan lainnya yang bersifat merusak atau mencemarkan lingkungan, sehingga secara langsung atau tidak langsung membahayakan terciptanya tujuan pokok pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pembangunan menurut Michael Todaro dalam Sirojuzilam (2005:1) didefinisikan sebagai berikut :
“pembangunan ekonomi telah digariskan kembali dengan dasar
mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, ketimpangan, dan
pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi atau ekonomi sedang
berkembang.”
Universitas Sumatera Utara Pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi ditempatkan pada urutan pertama dari seluruh aktivitas pembangunan. Dalam rangka pembangunan ekonomi sekaligus terkait usaha-usaha pemerataan kembali hasil-hasil pembangunan yang merata ke seluruh daerah, maupun berupa peningklatan pendapatan masyarakat. Secara bertahap diusahakan mengurangi kemiskinan dan keterbelakangan.
Pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting yaitu suatu proses yang berarti terjadinya perubahan terus menerus, adanya usaha untuk menarik pendapatan perkapita masyarakat. Dan kenaikan pendapatan per kapita masyarakat yang terjadi dalam jangka panjang.
Dalam pembangunan, Rodinelli (1961) dalam Sirojuzilam (2015:2) menyatakan bahwa kebijaksanaan pemerintah ditujukan untuk mengubah cara berfikir, selalu memikirkan perlunya investasi pembangunan. Dengan adanya pembangunan akan terjadilah peningkatan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu terciptanya taraf hidup yang lebih baik , saling harga menghargai sesamanya, serta terhindar dari tindakan sewenang-wenang
Adapun tujuan pembangunan menurut Gant (1971) ada dua tahap. Tahap pertama, pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap dua adalah menciptakan kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.
Tujuan yang ingin dicapai dari pembanguna ekonomi yang diwujudkan dalam berbagai kebijaksanaan, secara umum disimpulkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara 1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pertumbuhan produksi
nasional yang cepat.
2. Mencapai tingkat kestabilan harga dengan kata lain mengendalikan tingkat
inflasi yang terjadi di perekonomian.
3. Distribusian pendapatan yang lebih adil dan merata.
2.2.2 Pembangunan Regional
Dalam upaya pembangunan regional, masalah yang terpenting yang menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan regional adalah menyangkut proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.
Pertumbuhan regional merupakan teori pertumbuhan ekonomi nasional yang disesuaikan pada skala wilayah dengan anggapan dasar bahwa suatu wilayah adalah mini nation (Tommy Firman, 1985 dalam Sirojuzilam (2005:23).
Perbedaan teori pertumbuhan ekonomi wilayah dan teori pertumbuhan ekonomi nasional terletak pada sifat keterbukaan dalam proses input output barang dan jasa maupun orang.
Teori Resource Base yang dikemukakan Perloff dan Wingo dalam
Sirojuzilam (2005:24) berpendapat bahwa investasi dan perkembangan ekspor di suatu wilayah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi karena selain menghasilkan pendapatan juga menciptakan efek penggandaan (Multiplier) pada keseluruhan perekonomian di wilayah tersebut. Teori Perloff dan Wingo menekankan analisisnya dalam dua aspek pokok, yaitu : a. Pentingnya peranan kekayaan alam suatu daerah pada berbagai tingkat
pembanguna ekonomi.
Universitas Sumatera Utara b. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Multiplier Effect dari sektor
ekspor terhadap keseluruhan perekonomian daerah.
Sedangkan menurut Rostow, bahwa di dalam proses pembangunan suatu daerah atau negara akan mengalami perkembangan dalam beberapa tahapan pembangunan seperti yang dikutip dalam bukunya yang berjudul the stage of economic growth. Rostow membuat tahapan pembangunan menjadi lima tahapan yaitu :
1. The traditional society
2. The preconditions for take off
3. The take off into self sustaining growth
4. The drive to maturity
5. The age of high mass consumption.
Di dalam penyelenggaraan pembangunan yang juga perlu mendapat perhatian adalah proses pencapaian sasaran yang diingankan haruslah memperhatikan kepada momentum waktu dan apakah digunakannya perencanaan sebagai alat percepatan pembangunan.
2.2.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pariwisata
Pitana & Diarta (2009:106) menyatakan bahwa kebijakan (policy) merupakan arah dan tuntutan dalam pelaksanaan suatu kegiatan oleh pemerintah yang diekspresikan dalam sebuah pernyataan umum mengenai tujuan yang akan dicapai, yang menuntun tindakan dari para pelaksana, baik di pemerintah maupun di luar pemerintaha dalam mewujudkan harapan yang telah ditetapkan tersebut.
Istilah kebijakan dan perencanaan berkaitan erat. Perencanaan menyangkut strategi sebagai implementasi dari kebijakan. Perencanaan merupakan prediksi
Universitas Sumatera Utara dan oleh karenanya memerlukan beberapa perkiraan persepsi akan masa depan.
Perencanaan harus mengandung informasi yang cukup untuk pengambilan keputusan. Perencanaan merupakan bagian dari keseluruhan proses perencanaan- perencanaan pengambilan keputusan pelaksanaan.
Strategi pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Menurut
Suwantoro (2004:56) ada beberapa langkah pokok dalam strategi pengembangan kepariwisataan nasional, yaitu:
1. Dalam jangka pendek dititikberatkan pada optimasi, terutama untuk :
a. Mempertajam dan memantapkan citra kepariwisataan
b. Meningkatkan mutu tenaga kerja
c. Meningkatkan kemampuan pengelolaan
d. Memafaatkan produk yang ada
e. Memperbesar saham dari dari pasar pariwisata yang telah ada
2. Dalam jangka menengah dititikberatkan pada konsolidasi, terutama dalam :
a. Memantapkan citra kepariwisataan Indonesia
b. Mengkonsolidasikan kemampuan pengelolaan
c. Mengembangkan dan diversifikasi produk
d. Mengembangkan jumlah da mutu tenaga kerja
3. Dalam jangka panjang dititikberatkan pada pengembangan dan penyebaran
dalam :
a. Pengembangan kemampuan pengelolaan
b. Pengembangan dan penyebaran produk dan pelayanan
c. Pengembangan pasar pariwisata baru
Universitas Sumatera Utara d. Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja
Selain adanya langkah pokok, terdapat juga Sapta Kebijaksanaan
Pengembangan Pariwisata, yaitu :
1. Promosi
Promosi pada hakikatnya mrupakan pelaksanaan upaya pemasaran. Promosi
pariwisata harus dilaksanakan secara selaras dan terpadu, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri.
2. Aksebilitas
Aksebilitas merupakan salah satu aspek penting yang mendukung
pengembangan pariwisata, karena menyangkut pengembangan lintas sektoral.
3. Kawasan Pariwisata
Pengembangan kawasan pariwisata dimaksudkan untuk :
a. Meningkatkan peran serta daerah dan swasta dalam pengembangan
pariwisata.
b. Memperbesar dampak positif pembangunan.
c. Mempermudah pengendalian terhadap dampak lingkungan.
4. Wisata Bahari
Wisata bahari merupakan salah satu jenis produk wisata yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Jenis wisata ini memiliki keunggulan komparatif yang
sangat tinggi terhadap produk wisata sejenis di luar negeri.
5. Produk Wisata
Upaya untuk dapat menampilkan produk wisata yang bervariasi dan
mempunyai kualitas daya saing yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara 6. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar pengembangan
pariwisata. Sumber daya manusia ini harus memiliki keahlian dan
ketrampilan yang diperlukan untuk memberikan jasa pelayanan pariwisata.
7. Kampanye Nasional Sadar Wisata
Kampanye nasional sadar wisata pada hakikatnya adalah upaya
memasyarakatkan. Sapta Pesona yang turut menegakkan disiplin nasional dan
jadi jati diri bangsa Indonesia melalui kegiatan kepariwisataan.
2.3 Ekowisata
2.3.1 Pengertian Ekowisata
Indonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia, telah dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Para penjelajah dari seluruh dunia barat maupun timur jauh telah mengunjungi
Indonesia pada abad ke lima belas yang lalu. Para penjelajah ini melakukan perjalanan ke alam yang merupakan awal dari perjalanan ekowisata. Sebagian perjalanan ini tidak memberikan keuntungan konservasi daerah alami, kebudayaan asli dan atau spesies langka (Lascurain,1993).
Menurut Fandeli (2000:4), ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami. Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya karena desakan dan tuntutan dari para eco-traveler.
Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Konsep Dasar dan Prinsip Ekowisata
Deklarasi Quebec secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang membedakannya dengan bentuk wisata lain. Didalam praktik,
UNEP dan Heher (Damanik dan Weber, 2006:38) mengatakan hal itu terlihat dalam bentuk kegiatan wisata yang :
1. Secara aktif menyumbang kegaiatan konservasi alam dan budaya.
2. Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan dan
pengelolaan wisata serta memberikan sumbangan positif terhadap
kesejahteraan mereka .
3. Dilakukan dalam bentuk wisata independen atau diorganisasi dalam bentuk
kelompok kecil.
Dalam kaitannya, From (Damanik dan Weber, 2006:38) menyusun tiga konsep dasar yang lebih operasional tentang ekowisata yaitu sebagai berikut:
1. Perjalanan outdoor dan dikawasan alam yang tidak menimbukan kerusakan
lingkungan .
2. Wisata ini mengutamakan penggunaan fasilitas transportasi yang diciptakan
dan dikelola masyarakat kawasan wisata itu. Prinsipnya, semua akomodasi
yang ada dan makanan yang ditawarkan secara keselutuhan adalah produk
lokal.
3. Perjalanan wisata ini menaruh perhatian besar pada lingkungan alam dan
budaya lokal. Para wisatawan biasanya belajar dari masyarakat dan bukan
sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara Dari defenisi di atas, TIES( Damanik dan Weber, 2006:38) mengidentifikasi beberapa prinsip ekowisata yakni sebagai berikut:
1. Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan
dan budaya lokal akibat kegiatan wisatawan.
2. Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di
destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupun pelaku
wisata lainnya.
3. Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun
masyarakat lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kerjasama
dalam pemeliharaan dalam konservasi objek wisata.
4. Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan konservasi
melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.
5. Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal
dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilai-nilai lokal.
6. Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik di
daerah tujuan wisata.
7. Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti memberikan
kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk menikmati atraksi
wisata sebagai wujud hak asazi, serta tunduk pada aturan main yang adil dan
disepakati bersama dalam pelaksanaan transaksi-transaksi wisata.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :
Universitas Sumatera Utara 1. Andi Meegie Senna (2014) melakukan penelitian berjudul , “Analisis Potensi
Pariwisata Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kota Palopo”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengembangan potensi pariwisata dalam
pelaksanaan otonomi daerah di Kota Palopo, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata telah melakukan berbagai upaya seperti mempromosikan objek-
objek wisata melalui berbagai media baik cetak seperti koran dan majalah
wisata, maupun elektronik seperti stasiun televisi dan promosi langsung
seperti ikut kegiatan pameran dan expo. Mengembangkan sumber daya
manusia pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palopo dilakukan
dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan yang epat dan efektif tentang
kepariwisataan, workshop pengembangan SDM dan studi banding ke
beberapa daerah yang sukses di bidang pariwisatas dan bekerjasama dengan
pihak swasta baik itu dalam pengelolaan dan mempromosikan objek wisata.
Selain itu dampak langsung yang dirasakan bagi masyarakat sekitar objek
wisata seperti membuka lapangan pekerjaan, memberi kesempatan bagi
masyarakat sekitar untuk menambah pendapatan sehari-hari dengan cara
berdagang atau menjual jajanan khas kota palopo, menawarkan produk
kerajinan tangan lokal di kawasan objek wisata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan potensi pariwisata
adalah faktor pendukung yaitu lokasi yang cukup strategis, budaya,
tersedianya sarana dan prasarana sedangkan faktor penghambat yaitu potensi
yang belum dikelolah secara serius, promosi dan pengembangan pariwisata
yang masih kurang, sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang
Universitas Sumatera Utara kepariwisataan masih terbatas, terbatasnya anggaran sektor pariwisata, sarana
dan prasarana pendukung di objek-objek wisata kurang memadai.
2. Wawan Kurniawan (2015) melakukan penelitian berjudul , “Dampak Sosial
Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan peluang usaha di
sekitar objek pariwisata Umbul Sidomukti termasuk dalam kategori tinggi.
Masyarakat sekitar memanfaatkan situasi ini untuk berdagang, jasa tourleader
hingga menjadi karyawan objek pariwisata Umbul Sidomukti. Peningkatan
pengunjung pasca renovasi Objek Pariwisata Umbul Sidomukti benar-benar
mampu meningkatkan pengunjung dan mempengaruhi peningkatan
pendapatan. Pembangunan Umbul Sidomukti berhasil menyerap banyak
tenaga kerja mengingat banyak wahana baru yang disediakan, pembangunan
Objek Wisata Umbul Sidomukti benar-benar mampu menyerap tenaga kerja
yang cukup banyak. Tidak hanya tenaga kerja di sektor pariwisata saja yang
terserap, kenaikan omset penjualan yang dialami para pedagang di sekitar
Umbul Sidomukti juga memaksa para pedagang untuk menambah
karyawannya, lambat laun jumlah pengangguran di sekitar Objek Wisata
Umbul Sidomukti mulai menurun. Penurunan jumlah pengangguran dan
peningkatan pendapatan masyarakat ternyata berdampak positif pada kondisi
sosial ekonomi masyarakat sekitar. Walaupun demikian aroma persaingan
usaha antar sesama pedagang makin terasa.
3. Dewi Kusuma Sari (2011) melakukan penelitian berjudul , “Pengembangan
Pariwisata Obyek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang”. Peneliti
mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi permintaan pengunjung obyek
Universitas Sumatera Utara wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang dengan analisis regresi linier
berganda. Mengestimasi besarnya nilai ekonomi yang diperoleh pengunjung
obyek wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang dengan menggunakan
perhitungan surplus konsumen. Menentukan strategi upaya pengembangan
obyek wisata Pantai Sigandu dengan wawancara mendalam dengan pihak-
pihak terkait dan menggunakan Analisis Hierarki Proses (AHP).
4. M. Juramadi Esram (2006) melakukan penelitian berjudul , “Analisis Pasar
Pariwisata Dalam Pembangunan Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan
Riau”. Hasil penelitian menunjukkan Potensi wisata yang berkembang dan
menjadi andalan Kota Tanjungpinang pada saat ini adalah wisata sejarah dan
budaya yang berpusat di Pulau Penyengat dan wisata religi di Senggarang.
Jenis wisata ini dominan dipilih dan menjadi daya tarik wisatawan dari
Singapura dan Malaysia untuk datang berkunjung. Di samping itu melihat
kondisi geografisnya yang merupakan wilayah perairan dan kepulauan maka
wisata bahari dan alam merupakan potensi wisata yang juga dapat
dikembangkan. Namun perhatian ke arah ini masih kurang dari pemerintah
Kota Tanjungpinang dan pihak swasta. Motivasi kunjungan wisatawan dari
Singapura dan Malaysia ke Kota Tanjungpinang adalah untuk berlibur.
Dalam liburan itu pada umumnya mereka melihat bangunan bersejarah yang
ada di lokasi wisata Pulau Penyengat, Senggarang, dan Kota Piring.
5. Nadiasa, Maya dan Norken (2010) melakukan penelitia berjudul “ Analisis
Investasi Pengembangan Potensi Pariwisata Pada Pembangunan Waduk
Jehem Di Kabupaten Bangli”. Hasil penelitian menunjukkan dari hasil
analisis finansial, pengembangan potensi wisata ini memberikan tambahan
Universitas Sumatera Utara benefit dalam dua puluh tahun umur investasi. Analisis sensitivitas pada
model yang paling tidak menguntungkan dimana kondisi pendapatan turun
10% dan biaya-biaya yang dikeluarkan juga meningkat 10%. Agar
kelangsungan obyek wisata Waduk Jehem ini bisa bertahan dengan
identitasnya sebagai obyek wisata berbasiskan alam/ekowisata, maka
kelestarian alam dan lingkungan di sekitar obyek senantiasa harus dijaga dan
diupayakan konservasinya.
2.5 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini akan menganalisis perkembangan bisnis pariwisata yang ada di kabupaten Toba Samosir dengan adanya pembangunan Danau Toba sebagai
Monaco of Asia yang juga dipadukan dengan pengembangan Danau Toba sebagai obyek ekowisata dan sebagai kawasan geopark nasional.
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
Danau Toba
Analisis Lingkungan
Danau Toba sebagai Pembangunan Danau Toba Sebagai Monaco of Asia Kawasan Geopark Nasioanal
Perkembangan Bisnis
Pariwisata
Sumber: Diolah oleh penulis (2017)
Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan terhadap suatu konsep atau gejala, dan juga menjawab pertanyaan sehubungan dengan subyek penelitian.
Peneltian deskriptif (descriptiveresearch), yang biasa disebut juga penelitian taksonomik dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antarvariabel yang ada; tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial.Oleh karena itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis, Faisal (2008:20).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di kabupaten yang berada di sekitaran Danau
Toba tepatmya di Kabupaten Toba Samosir. Ada tujuh kabupaten yang berada di sekitaran Danau Toba dan alasan peneliti memilih lokasi ini karena kabupaten tersebut adalah kabupaten yang paling banyak mengalami pembangunan semenjak dimulainya pembangunan Danau Toba sebagai Monaco of Asia.
Universitas Sumatera Utara 3.3 Informan Penelitian
Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat geberalisasi dari penelitiaannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian akan memberikan informasi yang diperlukan selama proses penelitian dilakukan. Subjek penelitian atau informan adalahorang yang dianggap sebagai orang yang menguasai dan memahami data, informasi maupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2008).Informan penelitian diharapkan mempunyai banyak pengalaman mengenai latar dari penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Toba Samosir.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat dikelompokkan dalam dua kategori yang dapat dilihat dari sumbernya, yaitu :
1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang
diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk
mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Adapun teknik pengambilan data yang dilakukan :
a. Wawancara mendalam yaitu proses tanya jawab yang dilakukan secara
langsung dan mendalam dengan informan yang dituju dengan pertanyaan
yang sudah disiapkan dan disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah
ditetapkan serta menggunakan panduan atau pedoman wawancara dan alat
bantu wawancara seperti tape recorder atau catatan kecil.
Universitas Sumatera Utara b. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian dimana peneliti secara langsung mengamati
objek yang diteliti.
2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak
langsung yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi yang berkaitan
dengan penelitian. Teknik yang dilakukan adalah :
a. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data melalui buku-buku, makalah,
literature terkait yang relevan dengan masalah yang diteliti.
b. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bebrbrntuk surat, catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya. Data jenis ini mempunyai sifat utama tak terbatas pada ruang
dan wantu sehingga bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi
dimasa silam.
c. Penelusuran data online, yaitu data diperoleh dengan mengakses internet
untuk mencari sumber data yang berhubungan dengan penelitian yang
dilaksanakan.
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Mudjiarahardjo dalam Sujarweni (2014 : 34) analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.
Menurut Miles (1994) dan Faisal (2003) dalam Sujarweni (2014:34) analisis data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan setelah semua data terkumpul dengan teknis analisis model interaktif. Analisis data berlangsung
Universitas Sumatera Utara secara bersama-sama dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci.Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting
bagi peneliti.
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh dikategorisaikan menurut pokok permasalahan dan
dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat
pola-pola hubungan satu dana dengan data lainnya.
3. Penyimpulan dan verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan secara
sistematis akan disimpulkan sementara. Karena kesimpulan pada tahap awal
biasanya kurang jelas, maka perlu diverifikasi pada tahap-tahap selanjutnya.
4. Kesimpulan Akhir
Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah
diverifikasi. Kesimpulan final ini diharapkan dapat diperoleh setelah
pengumpulan data selesai.
Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif Menurut Miles (1994) dan Faisal (2003) dalam Sujarweni (2014:36)
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan Akhir
Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir
Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara yang dibentuk dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1998 tentang Pembentukan
Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II
Mandailing Natal. Pada saat dibentuk, Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 13 kecamatan dan 4 perwakilan kecamatan, 281 desa serta 19 kelurahan. Kabupaten
Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri yaitu Syarwan Hamid bertemapat di Kantor Gubernur Sumatera Utara, sekaligus melantik Drs. Sahala Tampubolon sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Toba
Samosir.
Pada tahun 2003 Kabupaten Toba Samosir dimekarkan menjadi
Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir berdasarkan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten
Serdang Bedagai. Setelah dimekarkan Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 10 kecamatan. Seiring berjalannya pemerintahan, jumlah kecamatan di Kabupaten
Toba Samosir bertambah menjadi 11 kecamatan dengan dibentuknya kecamatan
Sigumpar yang meupakan pemekaran dari kecamatan Silaen tahun 2004.
Kemudian pada tahun 2006 terbentuk tiga kecamatan baru yaitu Kecamatan
Tampahan sebagai pemekaran dari kecamatan Balige, Kecamatan Nassau
Universitas Sumatera Utara pemekaran dari kecamatan Habinsaran, dan Kecamatan Siantar Narumonda pemekaran dari Kecamatan Porsea dan disusul pada tahun 2008 terbentuk kembali dua kecamatan baru, yaitu Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua
Lunasi. Dengan demikian jumlah wilayah administrasi pemerintah kabupaten
Toba Samosir mulai tahun 2008 hingga saat ini terdiri atas 16 kecamatan, yakni :
1. Kecamatan Balige
2. Kecamatan Tampahan
3. Kecamatan Laguboti
4. Kecamatan Habinsaran
5. Kecamatan Borbor
6. Kecamatan Nassau
7. Kecamatan Silaen
8. Kecamatan Sigumpar
9. Kecamatan Porsea
10. Kecamatan Pintu Pohan Meranti
11. Kecamatan Siantar Narumonda
12. Kecamatan Parmaksian
13. Kecamatan Lumban Julu
14. Kecamatan Uluan
15. Kecamatan Ajibata
16. Kecamatan Bonatua Lunasi
4.1.2 Kondisi Geografis dan Topografi
Kabupaten Toba Samosir terletak pada koordinat 2º03’ - 2º40’ Lintang
Utara dan 98º56’ - 99º40’ Bujur Timur dengan luas 2.021,80 km², atau setara
Universitas Sumatera Utara dengan 2,82% dari luas Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 71.680,68 km².
Kabupaten ini merupaka salah satu tujuh kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang letaknya berada di Kawasan Strategis Nasional Danau Toba. Selain itu
Kabupaten Toba Samosir juga dialiri Sungai Asahan yang mengalir dari Danau
Toba di Kecamatan Porsea dan berakhir di Teluk Nibung, Selat Malaka, Kota
Tanjungbalai. Wilayah Kabupaten Toba Samosir berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, sebelah timur berbatasan dengan Labuhan Batu dan Asahan, sebelah selatan berbatasan dengan dengan kabupaten Tapanuli Utara serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Samosir.
Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian antar 900-2.200 meter diatar permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Kabupaten
Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17ºC - 29ºC dan raa-rata kelembaban udara 85,04º.
4.1.3 Kondisi Kependudukan
Jumlah penduduk kabupaten Toba Samosir pada tahun 2015 adalah
179.704 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 88,88 jiwa per km² dan jumlah rumah tangga sebesar 44.005 rumah tangga. Kecilnya gerak laju pertumbuhan penduduk diperkirakan disebabkan oleh banyaknya penduduk yang migrasi keluar untuk melanjutkan pendidikan atau untuk mendapatkan pekerjaan. Balige merupakan Ibukota Kabupaten Toba Samosir memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu 38.088 jiwa (21,19 %) dengan 8.854 rumah tangga, disusul kecamatan
Universitas Sumatera Utara Laguboti dengan 19.058 jiwa (10,61%) dengan 4,673 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Tampahan merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, yaitu 4.458 jiwa (2,48%) dengan jumlah rumah tangga sebanyak
1.077 rumah tangga.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015
Penduduk Rasio Tingkat Rumah Kecamatan Laki- Jenis Kepadatan Perempuan Jumlah Tangga laki Kelamin (Jiwa/km²) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Balige 19.018 19.070 38.008 99,73 8.854 418,32 Tampahan 2.244 2.214 4.458 101,3 1.077 182,33 Laguboti 9.291 9.767 19.058 95,13 4.673 257,89 Habinsaran 7.934 8.086 16.020 98,12 3.990 39,20 Borbor 3.539 3.492 7.035 101,2 1.642 39,82 Nassau 3.803 3.672 7.475 103,5 1.831 22,28 Silaen 6.190 6.356 12.546 97,39 3.280 72,70 Sigumpar 3.812 3.888 7.700 98,05 1.877 305,596 Porsea 6.910 6.985 13.895 98,93 3.407 366,82 Pintu Pohan Meranti 3.641 3.682 7.323 98,89 1.708 26,41 Siantar Narumonda 2.891 3.037 5.928 95,19 1.499 267,03 Parmaksian 5.355 5.308 10.663 100,8 2.635 231,91 Lumban Julu 4.143 4.312 8.455 96,08 2.133 93,01 Uluan 4.135 4.190 8.325 98,69 2.174 76,38 Ajibata 3.742 3.763 7.505 99,44 1.859 103,09 Bonatua Lunasi 2.563 2.667 5.230 96,110 1.366 90,58 Kab. Toba Samosir 89.211 90.943 179.704 98,58 44.005 88,88 Sumber : Toba Samosir Dalam Angka 2016
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan. Berdasarkan jenis kelamin, penduduk perempuan Kabupaten Toba Samosir tahun 2015 lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Sebagai perbandingan, rasio jenis kelamin tahun 2015 sebesar 98,58. Artinya setiap 100 penduduk perempuan, terdapat juga 98,58
Universitas Sumatera Utara orang penduduk laki-laki. Atau dalam persentase dapat dinyatakan bahwa sekitar
50,39 persen merupakan penduduk perempuan dan sisanya 49,64 persen penduduk laki-laki.
4.1.4 Kondisi Struktur Umur dan Angka Beban Ketergantungan
Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Toba Samosir tergolong dalam struktur umur muda. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk usia muda (0-14 tahun) yang cukup besar, yaitu 34,58 persen dan penduduk usia lanjutnya (65+ tahun) sebanyak 6,48 persen. Besaran penduduk usia muda dan usia lanjut merupakan beban tanggungan bagi penduduk usia produktif (15-64 tahun), dimana persentase penduduk usia produktif tahun 2015 sebesar 58,93 persen. Hal memberikan implikasi bahwa kelompok umur muda perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan sehingga mampu menghasilkan tenaga-tenaga terampil dan mandiri untuk mengisi pembangunan dimasa yang akan datang.
Besarnya jumlah penduduk usia muda ini berimplikasi pada beban tanggungan penduduk usia produktif juga semakin besar. Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator pengukuran kemajuan ekonomi suatu daerah.
Rasio ini menyatakan perbandingan penduduk berusia di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun yang dianggap tidak produktif secara ekonomi dengan jumlah penduduk berusia 15-64 tahun yang dianggap produktif secara ekonomi. Makin tinggi rasio beban tanggungan berarti semakin kecil jumlah penduduk produktif dan semakin banyak sumber daya yang harus dibagikan kepada kelompok tidak produktif.
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
Golongan Umur Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) 0 – 4 19,970 10,649 21,619 5 – 9 10,870 10,393 21,263 10 – 14 9,949 9,313 19,262 15 – 19 9,202 8,012 17,214 20 – 24 4,996 4,205 9,201 25 – 29 5,664 5,231 10,895 30 – 34 5,810 5,656 11,466 35 – 39 5,680 5,570 11,250 40 – 44 5,292 5,459 10,751 45 – 49 4,717 5,087 9,804 50 – 54 4,157 4,875 9,032 55 – 59 3,927 4,936 8,863 60 – 64 3,446 3,988 7,434 65+ 4,531 7,119 11,650 Kabupaten Toba Samosir 89,211 90,493 179,704 Angka Beban Tanggungan Anak 58,67 Angka Beban Tanggungan Usia Lanjut 10,99 Angka Beban Tanggungan 62,15 Sumber : Toba Samosir Dalam Angka 2016 dan Bappeda Kabupaten Toba Samosir
4.1.5 Kondisi Ketenagakerjaan
Dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), sekitar delapan puluh persen penduduk Toba Samosir termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami sedikit fluktuasi selama periode 2011 –
2015 dari 74,51 persen pada tahun 2011, lalu menjadi 81,46 persen pada tahun
2012, selanjutnya menjadi 79,66 persen pada tahun 2013, kemudian menjadi
78,13 persen pada tahun 2014 dan 80,28 persen pada tahun 2015. Partisipasi ini tentunya sangat erat hubungannya dengan distribusi penduduk menurut golongan umur. Penduduk usia produktif di Toba Samosir banyak merantau keluar Toba
Samosir untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara 4.1.6 Visi dan Misi Kabupaten Toba Samosir
Saat ini, Kabupaten Toba Samosir dipimpin oleh Ir.Darwin Siagian dan
Ir.Hulman Sitorus , MM selaku Bupati dan Wakil Bupati periode 2016 – 2017.
Sebagai arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembangunan jangka menengah di Kabupaten Toba Samosir, pemerintah Kabupaten Toba
Samosir telah menetapkan visi dan misi Kabupaten Toba Samosir tahun 2016 –
2021 sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016 – 2021 sebagai berikut :
Visi : Tobasa Hebat
Misi :
1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih
(clean government).
2. Memantapkan dan mengutamakan penyediaan infrastruktur yang memadai.
3. Membangun pelayanan kesehatan dan pendidikan yang bermutu, namun tetap
terjangkau oleh masyarakat.
4. Memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing.
5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan pertanian yang beroroentasi
pada kesinambungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
6. Memberdayakan dan mengefektifkan nilai-nilai kearifan lokal berlandaskan
religi.
4.2 Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
4.2.1 Kedudukan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah dalam pelaksanaan urusan Pemerintahan di Bidang Pariwisata dan
Universitas Sumatera Utara Kebudayaan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dipimpin oleh Kepala Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, dan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi dibawah koordinasi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah
Kabupaten. Hal ini berdasarkan pada Peraturan Bupati Toba Samosir Nomor 81
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta
Tata Kerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Samosir.
4.2.2 Tugas Pokok
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memiliki dan melaksanakan tugas pokok, yaitu :
1. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Strategis (RenStra), Rencana Kegiatan
dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan.
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
3. Penyelenggaraan pengawasan dalam perlindungan dan pengelolaan
Pariwisata dan Kebudayaan.
4. Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha dibidang Pariwisata dan
Kebudayaan.
5. Pengelolaan data dan informasi dibidang Pariwisata dan Kebudayaan.
6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
7. Pengelolaan prasarana dan sarana Pariwisata dan Kebudayaan.
8. Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan di
bidang Pariwisata dan Kebudayaan.
9. Pengelolaan daya tarik wisata kabupaten.
Universitas Sumatera Utara 10. Pengelolaan kawasan strategis pariwisata kabupaten.
11. Pengelolaan destinasi pariwisata kabupaten.
12. Penetapan tanda daftar usaha pariwisata kabupaten.
13. Pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri daya tarik, destinasi dan
kawasan strategis pariwisata kabupaten.
14. Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Pemanfaatan dan Perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual, yakni: Penyediaan prasarana (zona kreatif/ruang
kreatif/kota kreatif) sebagai ruang berekspresi, berpromosi dan berinteraksi
bagi insan kreatif di Daerah kabupaten.
15. Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni:
Pelaksanaan peningkatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata dan
ekonomi kreatif tingkat dasar.
16. Pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya dalam Daerah.
17. Pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya dalam Daerah.
18. Pembinaan lembaga adat yang penganutnya dalam Daerah.
19. Pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya dalam Daerah.
20. Penetapan cagar budaya peringkat kabupaten.
21. Pengelolaan cagar budaya peringkat kabupaten.
22. Penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar Daerah kabupaten dalam 1
(satu) Daerah provinsi.
23. Pengelolaan museum kabupaten.
24. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, ketatausahaan, perlengkapan dan
kerumahtanggaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara 25. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan
fungsinya.
26. Pelaporan dan pertanggungjawaban tugas dan fungsi Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
4.2.3 Struktur Organisasi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati. Susunan
Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari :
1. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2. Sekretariat
a. Kepala sub bagian Program dan Keuangan
b. Kepala sub bagian Umum, Pelengkapan dan Kepegawaian
3. Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan
a. Kepala Seksi Pelestarian Cagar Budaya, Sejarah, Permuseuman dan
Tradisi
b. Kepala Seksi Pengembangan Seni Budaya dan Perfilman
4. Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata
a. Kepala Seksi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem
b. Kepala Seksi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya, ALam dan Buatan
5. Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan, Industri Pariwisata, dan
Pemberdayaan Masyarakat
a. Kepala Seksi Pengembangan Kelembagaan Pariwisata dan Pemberdayaan
Masyarakat
b. Kepala Seksi Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Universitas Sumatera Utara 6. Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
a. Kepala Seksi Pengembangan Komunikasi dan Informasi
b. Kepala Seksi Pengembangan Pemasaran Produk Pariwisata
Universitas Sumatera Utara GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN SUBBAGIAN UMUM, PERLENGKAPAN PROGRAM & KEUANGAN & KEPEGAWAIAN
BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG PENGEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN, KELEMBAGAAN, INDUSTRI PENGEMBANGAN PELESTARIA DESTINASI PARIWISATA PARIWISATA DAN PEMASARAN KEBUDAYAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PARIWISATA
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI PELESTARIAN CAGAR PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN PENGEMBANGAN BUDAYA, SEJARAH, INFRASTRUKTUR DAN KELEMBAGAAN PARIWISATA KOMUNIKASI & PERMUSEUMAN & EKOSISTEM DAN PEMBERDAYAAN INFORMASI PARIWISATA TRADISI MASYARAKAT
SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI PENGEMBANGAN SENI PENGEMBANGAN DESTINASI PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGEMBANGAN WISATA BUADAYA, ALAM & BUDAYA DAN BUATAN PARIWISATA DAN PEMASARAN PRODUK PERFILMAN EKONOMI KREATIF PARIWISATA
Universitas Sumatera Utara 4.2.4 Uraian Tugas dan Fungsi Masing-masing Jabatan
4.2.4.1 Kepala Dinas
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas membantu Bupati menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan fungsi :
1. Menyelenggarakan perumusan kebijakan di bidang Pengembangan dan
Pelestarian Kebudayaan, Destinasi Pariwisata, Kelembagaan, Industri
Pariwisata, Pemberdayaan Masyarakat dan Pemasaran Pariwisata.
2. Menyusun rencana kerja dinas kebudayaan dan pariwisata.
3. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
4. Merumuskan kebijakan di bidang kebudayaan dan pariwisata.
5. Menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang kebudayaan dan pariwisata.
6. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang kebudayaan dan
pariwisata.
7. Melaksanakan kebijakan di bidang kebudayaan dan pariwisata.
8. Melaksanakan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kebudayaan dan
pariwisata.
9. Melaksanakan pembinaan dan memberi dukungan administrasi di lingkungan
dinas pariwisata dan kebudayaan.
10. Menetapkan kinerja, indikator kinerja utama, rencana kerja, rencana kerja
tahunan dan rencana kerja anggaran dinas kebudayaan dan pariwisata.
Universitas Sumatera Utara 11. Mengelola barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
dinas pariwisata dan kebudayaan.
12. Mengawasi pelaksanaan tugas di lingkungan dinas pariwisata dan kebudayaan.
13. Menetapkan skp pns di lingkungan dinas pariwisata dan kebudayaan.
14. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
15. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
16. Melaporkan seluruh pelaksanaan tugas kepada sekretaris daerah..
17. Mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugas kepada bupati.
4.2.4.2 Sekretariat Dinas
Sekretariat Dinas adalah unsur pembantu pimpinan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas . Sekretariat Dinas dipimpin oleh
Sekretaris Dinas. Tugasnya adalah membantu kepala Dinas melakukan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Sekretariat
Dinas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan bahan Renstra, RKA dan DPA Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan sesuai lingkup tugasnya.
2. Pengkoordinasian penyusunan Renstra, RKA dan DPA Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
3. Pelaksanaan DPA Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sesuai dengan lingkup
tugasnya.
4. Pengkoordinasian penyusunan kebijakan, rencana strategis, program,
kegiatan, dan anggaran serta tugas pembantuan di bidang pariwisata dan
kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara 5. Pengelolaan kepegawaian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
6. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kerjasama di bidang pariwisata dan
kebudayaan.
7. Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaansesuai dengan lingkup tugasnya.
8. Pengkoordinasian penyusunan laporan keuangan di bidang pariwisata dan
kebudayaan.
9. Penyelenggaraan urusan ketatausahaan rumah tangga, bahan rancangan
peraturan perundang-undangan di bidang pariwisata dan kebudayaan, serta
hubungan masyarakat.
10. Pengelolaan keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
11. Pengkoordinasian pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan.
12. Pengelolaan perlengkapan, prasarana dan sarana Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
13. Pengkoordinasian penyusunan laporan asset Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
14. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
15. Pelaporan dan pertanggungjawaban tugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Sekretariat dinas memiliki dua sub bagian yaitu Sub Bagian Program dan
Keuangan dan Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian. Sub Bagian
Program dan Keuangan mempunyai tugas membantu sekretaris melaksanakan tugasnya di bidang program dan keuangan. Dalam melaksanakan tugas
Universitas Sumatera Utara sebagaimana dimaksud Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun bahan penyusunan Renstra, RKA dan serta dpadinas Pariwisata
dan Kebudayaan sesuai dengan lingkup tugasnya.
2. Menyusun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kerja dan anggaran
serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
3. Melaksanakan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan sesuai dengan lingkup tugasnya.
4. Menghimpun bahan penyusunan rencana strategis, rencana kegiatan dan
anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
5. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan rencana strategis,
rencana kegiatan dan anggaran serta dokumen pelaksanaan anggaran Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan.
6. Melaksanakan kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi penyerapan
anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
7. Melaksanakan administrasi keuangan yang meliputi pembukuan,
pertanggungjawaban dan verifikasi serta penyusunan perhitungan anggaran.
8. Melaksanakan evaluasi keuangan terhadap hasil pelaksanaan program dan
rencana strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
9. Menghimpun bahan penyusunan laporan keuangan Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
10. Menyusun laporan keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara 11. Mengordinasikan pelaksanaan tugas bendahara Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan.
12. Menghimpun bahan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
13. Mengkompilasikan dan penyusunan hasil laporan perencanaan dan laporan
akuntabilitas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
14. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris dinas.
15. Pelaporan dan pertanggungjawaban tugas Subbagian Program dan Keuangan.
Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu sekretaris dalam melaksanakan tugasnya dibidang umum, perlengkapan dan kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja Subbagian umum, perlengkapan dan
kepegawaian.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Melakukan penyiapan bahan penelaahan, analisis, evaluasi, koordinasi
perumusan dan penyusunan organisasi, analisis jabatan, evaluasi jabatan dan
analisis beban kerja.
4. Melakukan penyiapan bahan penelaahan, analisis, evaluasi, koordinasi
perumusan dan penyusunan norma, standar prosedur kerja/SOP, kriteria, tata
cara, dan pedoman kerja, serta pembakuan sarana kerja.
Universitas Sumatera Utara 5. Melakukan penyiapan bahan pemantauan, dokumentasi, penatausahaan dan
pelaporan pelaksanaan reformasi birokrasi.
6. Melakukan penyiapan bahan koordinasi perumusan dan
Penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang kebudayaan dan
pariwisata.
7. Melakukan urusan kepegawaian.
8. Melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga dinas, penyusunan jurnal,
notulen, naskah dan protokol.
9. Melakukan urusan organisasi dan tata laksana kantor.
10. Melakukan urusan tata persuratan dan sistem elektronik kantor.
11. Melakukan penatausahaan barang milik negara.
12. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku dan menetapkan SKP staf yang dibawahinya.
13. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
14. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
15. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas / kegiatan kepada atasan.
4.2.4.3 Bidang Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan
Bidang Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas melaksanakan tugasnya di bidang pengembangan dan pelestarian kebudayaan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan menyelenggarakan fungsi :
Universitas Sumatera Utara 1. Merumuskan bahan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengelolaan
warisan budaya, pelestarian tradisi, pembinaan komunitas, dan lembaga adat
serta pembinaan kesenian.
2. Merumuskan bahan dan melaksanakan kebijakan di bidang cagar budaya,
sejarah permuseuman, warisan budaya, pelestarian tradisi, pembinaan
komunitas dan lembaga adat.
3. Merumuskan bahan dan melaksanakan kebijakan di bidang pembinaan dan
pelestarian kesenian, komunitas seni, seni pertunjukan, seni rupa, seni media,
dokumentasi, dan tenaga kesenian.
4. Melaksanakan fasilitasi di bidang pengelolaan cagar budaya, permuseuman,
sejarah, warisan budaya, pelestarian tradisi, pembinaan komunitas dan
lembaga adat.
5. Melaksanakan fasilitasi di bidang pembinaan kesenian, komunitas seni, seni
pertunjukan, seni rupa, seni media, dokumentasi, dan tenaga kesenian.
6. Mensosialisasikan pembinaan, pelatihan, kerjasama dan pemberdayaan peran
serta masyarakat di bidang kebudayaan, kesenian, dan tenaga kesenian
lainnya;mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan,
kesenian, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, seni
pertunjukan, seni rupa, seni media, dokumentasi, tenaga kesenian dan
kebudayaan lainnya.
7. Mensosialisasikan pembinaan di bidang pengelolaan cagar budaya, museum,
pelestarian tradisi, sejarah, kesenian, perfilman serta tenaga kesenian dan
kebudayaan.
Universitas Sumatera Utara 8. Merumuskan bahan pemantauan dan evaluasi di bidang pengelolaan cagar
budaya, museum, sejarah, pelestarian tradisi, warisan budaya, seni
pertunjukan, seni rupa, seni media dokumentasi, komuniatas dan lembaga adat
serta tenaga kesenian dan kebudayaan.
9. Merumuskan standar, prosedur dan kriteria kebijakan dibidang kebudayaan,
kesenian, komunitas dan lembaga adat, serta tenaga kesenian dan kebudayaan
lainnya.
10. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang kebudayaan, kesenian,
perfilman, tradisi, sejarah, cagar budaya, permuseuman, warisan budaya, seni
pertunjukan, seni rupa, seni media, dokumentasi, tenaga kesenian dan
kebudayaan lainnya.
11. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku.
12. Melaksanakan evaluasi terhadap kinerja staf yang dibawahinya.
13. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
14. Melaksanakan pelaporan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Bidang Pengembangan dan Pelestarian Kebudayaan dibagi atas dua seksi yaitu Seksi Pelestarian Cagar Budaya, Sejarah, Permuseuman dan Tradisi serta
Seksi Pengembangan Seni Budaya dan Perfilman. Seksi Pelestarian Cagar
Budaya, Sejarah, Permuseuman dan Tradisi mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pelestarian dan Perngembangan Kebudayaan melaksanakan tugasnya di bidang pelestarian cagar budaya, sejarah, permuseuman dan tradisi serta menyelenggarakan fungsi :
Universitas Sumatera Utara 1. Menyusun rencana dan program kerja Seksi Pelestarian Cagar Budaya,
Sejarah, Permuseuman dan Tradisi.
2. Menyusun dan memproses pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Mengerjakan kegiatan di bidang registrasi nasional, pelestarian cagar budaya,
permuseuman, dokumentasi, dan pembinaan tenaga cagar budaya dan
permuseuman.
4. Melakukan koordinasi di bidang registrasi nasional, pelestarian cagar budaya,
permuseuman, dokumentasi, dan pembinaan tenaga cagar budaya dan
permuseuman.
5. Melakukan registrasi nasional cagar budaya.
6. Merancang bahan pengelolaan cagar budaya nasional.
7. Melakukan pembinaan dan pengembangan tenaga cagar budaya dan
permuseuman.
8. Menyusun norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang registrasi,
pelestarian cagar budaya, permuseuman, dan pembinaan tenaga cagar budaya
dan permuseuman.
9. Melakukan bimbingan teknis dan supervisi di bidang registrasi, pelestarian
cagar budaya, permuseuman, dan pembinaan tenaga cagar budaya dan
permuseuman.
10. Melakukan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang
pelestarian cagar budaya dan permuseuman.
Universitas Sumatera Utara 11. Mengerjakan dokumentasi di bidang registrasi nasional, pelestarian cagar
budaya, permuseuman, dan pembinaan tenaga cagar budaya dan
permuseuman.
12. Melakukan evaluasi dan pelaporan di bidang registrasi nasional, pelestarian
cagar budaya, permuseuman, dan pembinaan tenaga cagar budaya dan
permuseuman sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
13. Memproses SKP staf yang dibawahinya.
14. Melakukan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
15. Mengerjakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
16. Melakukan pelaporan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Seksi Pengembangan Seni Budaya dan Perfilman mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan melaksanakan tugasnya dalam bidang pengembangan seni budaya dan perfilman serta menyelenggarakan fungsi :
1. Merancang perumusan kebijakan di bidang kesenian.
2. Melakukan koordinasi dan mengerjakan bahan kebijakan di bidang kesenian.
3. Mengerjakan pagelaran atau pertunjukan kesenian.
4. Melakukan pembinaan dan pengembangan pelaku seni budaya.
5. Menyusun bahan perumusan fasilitasi di bidang pembinaan kesenian,
komunitas seni, seni pertunjukan, seni rupa, seni media, dokumentasi,
perfilman dan tenaga kesenian.
6. Melakukan pembinaan, pelatihan, komunitas seni, pemberdayaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesenian, perfilman dan tenaga kesenian lainnya.
Universitas Sumatera Utara 7. Merancang dan melakukan kebijakan di bidang seni pertunjukan, seni rupa,
seni media, perfilman dan tenaga kesenian lainnya.
8. Menyusun dan melakukan kebijakan bidang kesenian, seni pertunjukan, seni
rupa, senia media, doumentasi, dan perfilman.
9. Melakukan koordinasi di bidang seni pertunjukan, seni rupa, seni media, dan
dokumentasi.
10. Melakukan evaluasi dan pelaporan pengembangan seni budaya.
11. Mengerjakan dokumentasi pengembangan seni budaya.
12. Melakukan evaluasi dan pelaporan di bidang seni pertunjukan, seni rupa, seni
media, dan dokumentasi sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.
13. Memproses skp staf yang dibawahinya.
14. Melakukan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
15. Mengerjakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
16. Melakukan pelaporan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
4.2.4.4 Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata
Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya di bidang pengembangan destinasi pariwisata. Bidang pengembangan destinasi pariwiata menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja bidang pengembangan destinasi
pariwisata.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Memberikan pembinaan kepada seksi pengembangan infrastruktur dan
ekosistem dan seksi pengembangan destinasi wisata budaya, alam dan buatan.
Universitas Sumatera Utara 4. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang perancangan destinasi,
aksesibilitas dan ekosistem pariwisata.
5. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perancangan
destinasi, aksesibilitas dan ekosistem pariwisata.
6. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan di bidang perancangan destinasi,
aksesibilitas dan ekosistem pariwisata.
7. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
infrastruktur dan ekosistem.
8. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan infrastruktur
dan ekosistem.
9. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
10. Menetapkan SKP staf yang dibawahinya.
11. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Bidang pengembangan destinasi pariwiata terbagi atas dua seksi yaitu
Seksi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem dan Seksi Pengembangan
Destinasi Wisata Budaya, Alam dan Buatan. Seksi Pengembangan infrastruktur dan Ekosistem meyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja bidang pengembangan infrastruktur dan
ekosistem;.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
Universitas Sumatera Utara 3. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang perancangan destinasi, amenitas,
aksesibilitas dan ekosistem pariwisata.
4. Mengumpulkandan mengkonsep norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang perancangan destinasi, amenitas, aksesibilitas dan ekosistem
pariwisata.
5. Mengkonsep kebijakan di bidang perancangan destinasi, amenitas,
aksesibilitas dan ekosistem pariwisata.
6. Mengumpulkan bahan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengembangan infrastruktur dan ekosistem.
7. Membuat laporan di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem.
8. Mengumpulkan bahan perumusan kebijakan di bidang strategi dan prototipe
destinasi serta analisa destinasi.
9. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perancangan
destinasi.
10. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang perancangan destinasi.
11. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
12. Menetapkan skp staf yang dibawahinya.
13. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
14. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
15. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Seksi Pengembangan Destinasi Budaya, Alam dan Buatan melaksanakan tugasnya di bidang pengembangan destinasi wisata budaya, alam dan buatan serta menyelenggarakan fungsi :
Universitas Sumatera Utara 1. Menyusun rencana dan program kerja bidang pengembangan destinasi wisata
budaya, alam dan buatan.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang pengembangan wisata kuliner
dan spa, sejarah dan religi, tradisi dan seni budaya serta perdesaan dan
perkotaan.
4. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan
wisata kuliner dan spa, sejarah dan religi, tradisi dan seni budaya serta
perdesaan dan perkotaan.
5. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan wisata
kuliner dan spa, sejarah dan religi, tradisi dan seni budaya serta perdesaan dan
perkotaan.
6. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
destinasi wisata budaya.
7. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan destinasi
wisata budaya.
8. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
wisata kuliner dan spa.
9. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan wisata kuliner
dan spa.
10. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang pengembangan wisata bahari,
wisata ekologi dan petualangan, kawasan wisata, wisata konvensi, olahraga
dan rekreasi.
Universitas Sumatera Utara 11. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan
wisata bahari, wisata ekologi dan petualangan, kawasan wisata, wisata
konvensi, olahraga dan rekreasi.
12. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan wisata
bahari, wisata ekologi dan petualangan, kawasan wisata, wisata konvensi,
olahraga dan rekreasi.
13. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan
destinasi wisata alam dan buatan.
14. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan destinasi
wisata alam dan buatan.
15. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
16. Menetapkan skp staf yang dibawahinya.
17. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
18. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
19. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
4.2.4.5 Bidang Pengembangan Kelembagaan, Industri Pariwisata dan
Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Pengembangan Kelembagaan, Industri Pariwisata dan
Pemberdayaan Masyarakat unit kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai unsur lini dalam pelaksanaan perencanaan pengembangan pada lingkup Bidang
Pengembangan Kelembagaan, Industri Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat, dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengembangan Kelembagaan,
Universitas Sumatera Utara Industri Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan rincian tugas sebagai berikut :
1. Penyusunanrencana dan program kerja bidang Pengembangan Kelembagaan,
Industri Pariwisata Dan Pemberdayaan Masyarakat.
2. Pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan uraian tugas dan
tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Pembinaan kepada Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Pemberdayaan
Masyarakat dan Seksi Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
4. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kelembagaan,
industri pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.
5. Penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pengembangan kelembagaan, industri pariwisata dan pemberdayaan
masyarakat.
6. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
pengembangan kelembagaan, industri pariwisata dan pemberdayaan
masyarakat meliputi pengembangan kelembagaan, pemberdayaan masyarakat,
pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
7. Melaksanakan penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi bidang
pengembangan kelembagaan, industri pariwisata dan pemberdayaan
masyarakat meliputi pengembangan kelembagaan, pemberdayaan masyarakat,
pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
8. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara 9. Menetapkan SKP staf yang dibawahinya.
10. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
12. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Ada dua seksi yang membantu bidang ini yaitu Seksi Pengembangan
Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat serta Seksi Pengembangan Industri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Seksi Pengembangan Kelembagaan dan
Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja seksipengembangan Kelembagaan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang kelembagaan dan
pemberdayaan masyarakat.
4. Melakukan penyiapan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidang kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat.
5. Melakukan penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
di bidang kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat meliputi kemitraan
usaha pariwisata, standar usaha pariwisata, sertifikasi usaha pariwisata,
investasi usaha pariwisata, peningkatan kapasitas masyarakat dan sadar
wisata.
6. Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat meliputi kemitraan usaha
Universitas Sumatera Utara pariwisata, standar usaha pariwisata, sertifikasi usaha pariwisata, investasi
usaha pariwisata, peningkatan kapasitas masyarakat dan sadar wisata.
7. Menetapkan SKP staf yang dibawahinya.
8. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Seksi Pengembangan Industri Pariwisata dan ekonomi Kreatif menyelenggarakan fungsi :
1. Menyusun rencana dan program kerja seksi Pengembangan Industri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang industri
pariwisata dan ekonomi kreatif.
4. Melakukan penyiapan bahan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan
kebijakan di bidang ndustri pariwisata dan ekonomi kreatif.
5. Melakukan penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria
bidang industri pariwisata dan ekonomi kreatif meliputi sarana dan jasa
pariwisata, pengembangan produk, pelayananan pariwisata dan ekonomi
kreatif.
6. Melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri
pariwisata dan ekonomi kreatif meliputi sarana dan jasa pariwisata,
pengembangan produk, pelayananan pariwisata dan ekonomi kreatif.
7. Menetapkan SKP staf yang dibawahinya.
Universitas Sumatera Utara 8. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
4.2.4.6 Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata merupakan unit kerja Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata sebagai unsur lini dalam Pengembangan Pemasaran
Pariwisata, dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengembangan Pemasaran
Pariwisata menyelenggarakan rincian tugas sebagai berikut :
1. Menyusun rencana dan program kerja bidang Pengembangan Pemasaran
Pariwisata.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Memberikan pembinaan kepada Seksi Pengembangan Komunikasi dan
Informasi Pariwisata dan Seksi pengembangan pemasaran produk pariwisata.
4. Menyiapkan perumusan kebijakan dan strategi pemasaran pariwisata nasional
dan mancanegara serta meningkatkan kerjasama pariwisata antar daerah.
5. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang strategi komunikasi pemasaran
media online, elektronik, cetak, dan media ruang.
6. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program, pemantauan, evaluasi,
pelaporan dan analisis kegiatan di bidang pemasaran pariwisata dalam dan
luar negeri.
7. Menyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang strategi
komunikasi pemasaran media online, elektronik, cetak dan ruang.
Universitas Sumatera Utara 8. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan kerjasama di bidang strategi
komunikasi pemasaran media online, elektronik, cetak, dan media ruang.
9. Mengkoordinasikan dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pemasaran pariwisata dalam negeri dan mancanegara berdasarkan area serta
peningkatan kerjasama antar daerah.
10. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan
pemasaran pariwisata dalam dan luar negeri.
11. Melaksanakan pameran promosi pariwisata dalam dan luar negeri.
12. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang strategi komunikasi
pemasaran media online, elektronik, cetak, dan media ruang.
13. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang pemasaran pariwisata yang
dilakukan di indonesia maupun mancanegara kepada pimpinan.
14. Melaksanakan administrasi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
dalam dan luar negeri.
15. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
16. Menetapkan SKP staf yang dibawahinya.
17. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
18. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
19. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Bidang pengembangan pemasaran pariwisata dibantu oleh dua seksi yaitu
Seksi Pengembangan Komunikasi dan Informasi Pariwisata serta Seksi
Pengembangan Pemasaran Produk Pariwisata. Seksi pengembangan komunikasi dan informasi pariwisata menyelenggarakan fungsi :
Universitas Sumatera Utara 1. Menyusun rencana dan program kerja seksi Pengembangan Industri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Membantu perumusan kebijakan di bidang strategi komunikasi pemasaran
media online, elektronik, cetak, dan media ruang.
4. Mengumpulkan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di
bidang strategi komunikasi pemasaran media online, elektronik, cetak dan
ruang.
5. Mengumpulkan bahan kebijakan dan kerjasama di bidang strategi komunikasi
pemasaran media online, elektronik, cetak, dan media ruang.
6. Memanfaatkan dan menggunakan strategi komunikasi pemasaran media
online, elektronik, cetak, dan ruang untuk mempromosikan pariwisata
daerah.
7. Membuat laporan strategi komunikasi pemasaran media online, elektronik,
cetak, dan media ruang.
8. Menetapkan SKP staf yang dibawahinya.
9. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
11. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Seksi Pengembangan Pemasaran Produk Pariwisata melaksanakan tugasnya di bidang pengembangan pemasaran produk pariwisata serta menyelenggarakan fungsi :
Universitas Sumatera Utara 1. Menyusun rencana dan program kerja seksi pengembangan pemasaran produk
pariwisata.
2. Membagi dan mengatur pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan
uraian tugas dan tanggungjawabnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
3. Membantu perumusan kebijakan di bidang pameran, misi penjualan dan
festival.
4. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pameran, misi
penjualan dan festival.
5. Mengkoordinaskan pelaksanaan kebijakan di bidang pameran, misi penjualan
dan festival.
6. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pameran, misi
penjualan dan festival.
7. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan di bidang pameran, misi penjualan dan
festival.
8. Meningkatkan pemasaran pariwisata daerah.
9. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
10. Menetapkan skp staf yang dibawahinya.
11. Memberikan petunjuk kepada bawahan baik lisan maupun tertulis.
12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
13. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.
Universitas Sumatera Utara 4.3 Infrastruktur, Sarana dan Prasarana di Kabupaten Toba Samosir
4.3.1 Jalan dan Jembatan
Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana menjadi salah satu indikator dalam pembangunan. Keberadaannya mampu memberi manfaat terhadap pengembangan sektor lain seperti sektor pertanian, sektor pariwisata, sektor kesehatan maupun pendidikan. Jalan dan jembatan merupakan prasarana yang sangat dibutuhkan di Kabupaten Toba Samosir untuk memudahkan akses transportasi untuk meningkatkan distribusi hasil kekayaan alam dan mobilitas penduduk ke pusat pelayanan kesehatan, pendidikan khususnya di desa-desa.
Panjang jalan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2015 mencapai
1.006,6 km yang terbagi atas Jalan Nasional 61 km, Jalan Propinsi sepanjang
195,5 km da Jalan Kabupaten sepanjang 746,114 km. berdasarkan kondisi jalan di Kabupaten Toba Samosir tahun 2015, sekitar 20 persen berkondisi baik, sekitar
13 persen dalam kondisi sedang dan sekitar 15 persen dalam kondisi rusak ringan dan 52 persen kondisi rusak berat. Dengan persentase jalan berkondisi rusak ringan dan rusak berat yang cukup besar tentunya pemerintah Kabupaten Toba
Samosir akan memprioritaskan kebijakan pembangunan daerah pada penanganan atau rehabilitasi jalan kabupaten yang rusak. Pada tahun 2015 panjang jembatan di Kabupaten Toba Samosir adalah 2,97 km dengan jumlah 315 buah. Jumlah jembatan dalam kondisi baik 227 buah, rusak sedang 32 buah, rusak ringan 40 buah dan rusak berat sebayak 16 buah.
4.3.2 Irigasi
Mayoritas penduduk Kabupaten Toba Samosir bekerja di sektor pertanian.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Toba Samosir dapat
Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan meningkatkan produksi hasil pertanian. Banyak cara dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tersebut seperti intensifikasi, ekstensifikais, diversifikasi dan rehabilitasi.
Irigasi merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan produksi hasil pertanian khususnya untuk tanaman pangan. Luas irigasi di Kabupaten Toba
Samosir tahun 2015 adalah 17.960 Ha yang terdiri dari irigasi teknis 5.080 Ha, irigasi semi teknis 14.016 Ha dan irigasi sederhana 2500 Ha. Irigasi teknis terdiri atas irigasi primer sepanjang 234.223 meter, irigasi sekunder 231.431 meter dan tersier sepanjang 160.660 meter.
4.3.3 Pasar
Untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi masyarakat khusunya untuk aktivitas perdagangan guna memasarkan hasil-hasil pertanian dan produk lainnya,
Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah membangun dan merehabilitasi pasar tradisional. Jumlah Wajib Retribusi (WR) pekan / pasar di Kabupaten Toba
Samosir tahun 2015 berjumlah 3.158 WR yang tersebar pada 10 pekan / pasar / kecamatan. Dari 3158 WR, 354 diantaranya merupakn WR yang menempati kios dan tersebar di 4 pekan / kecamatan yaitu Balige, Habinsaran, Porsea dan Ajibata.
Ada 56 WR yang menempati Balairung, 550 WR yang menyewa tanah dalam pekan,381 WR yang menyewa tanah di luar pekan, 94 WR HArian Undung-
Undung dan 1.723 WR Mingguan Undung-Undung.
4.3.4 Dermaga
Selain keindahannya, perairan Danau Toba juga berfungsi sebagai prasarana transportasi air yang menghubungkan antar daerah khususnya menghubungkan antara Kabupaten Toba Samosir dengan kabupaten lain yang ada
Universitas Sumatera Utara di sekitaran Danau Toba. Jumlah kunjungan kapal penumpang dan kapal barang di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2015 dari 3 dermaga masing-masing
5.572 kunjungan kapal yang terdiri atas 2018.486 penumpang dan 4.386,7 ton barang. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014 maka pada tahun 2015 terjadi penurunan arus penumpang yang menggunakan sarana angkutan danau sebesar
1,61 persen (3.417 orang). Dermaga Ajibata merupakan dermaga paling sibuk.
Jumlah kunjungan kapal, penumpang dan barang di dermaga tersebut tahun 2015 masing-masing 3.936 kunjungan kapal, 91.050 penumpang dan 4.054,1 ton barang.
4.3.5 Bandar Udara
Di Kabupaten Toba Samosir terdapat Bandar udara Sibisa yang terletak di kecamatan Ajibata yang dapat ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan dari
Balige sebagai ibukota Kabupaten Toba Samosir. Bandar udara Sibisa dibangun pada tahun 1980 dengan panjang runway 750 meter dan lebar 23 meter dan resmi beroperasi pada tanggal 15 November 2006. Bandar udara ini akan dikembangkan PT. Angkasa Pura II untuk mendukung kebijakan pemerintah menjadikan kawasan Danau Toba menjadi daerah wisata unggulan.
Diproyeksikan Bandar udara ini akan memiliki panjang runway antara 1800 hingga 3000 meter dengan daya tampung terminal penumpang sekitar 400 orang.
4.4 Potensi Pariwisata Kabupaten Toba Samosir
Dengan didukung oleh sumber daya alam dan keindahan panorama Danau
Toba, Kabupaten Toba Samosir berpotensi menjadi daerah tujuan wisata unggulan dimasa mendatang. Bahkan saat ini pemerintah tengah mempersiapkan kawasan
Danau Toba menjadi daerah tujuan wisata berskala internasional. Adapun potensi
Universitas Sumatera Utara pariwisata di kabupaten Toba Samosir yaitu kawasan pariwisata alam, kawasan pariwisata budaya, kawasan pariwisata buatan dan kawasan pariwisata minat khusus.
4.4.1 Kawasan Pariwisata Alam
Kabupaten Toba Samosir memiliki pesona alam yang beragam dan kemudian dikembangkan menjadi kawasan wisata alam yaitu pantai, panorama alam pegunungan dan wisata alam. Kawasan pariwisata alam yang terdapat di
Kabupaten Toba Samosir yaitu :
a. Pantai Lumban Silintong, Lumban Bulbul, Janji Maria yang berada di
Kecamatan Balige, Meat-Tarabunga/Tampahan, dan Pantai Long Beach
Ajibata.
b. Panorama alam pegunungan Dolok Tolong, Bukit Senyum Motung
Ajibata, dan Gurgur Tampahan.
c. Wisata Alam Taman Eden yang berada di Kecamatan Lumban Julu.
d. Batu Basiha Desa Sibodiala Kecamatan Balige.
4.4.2 Kawasan Pariwisata Budaya
Kekayaan budaya yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir menjadi salah satu potensi pariwisata yang sangat menjanjikan dan merupakan salah satu unggulan pariwisata di Kabupaten Toba Samosir. Masyarakat yang masih sangat kental dengan nuansa budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang berkunjung dan ingin tahu akan budaya masyarakat setempat.
Kawasan pariwisata budaya yang ada di Kabupaten Toba Samosir yaitu :
a. Kompleks Makan Sisingamangaraja XII di Pagar Batu.
b. Makam DR. I.L. Nommensen di Kecamatan Sigumpar.
Universitas Sumatera Utara c. Perkampungan Parmalim di Kecamatan Laguboti.
d. Kompleks Taman Tugu D.I Panjaitan
4.4.3 Kawasan Pariwisata Buatan
Di Kabupaten Toba Samosir juga terdapat kawasan pariwisata buatan yang juga tak kalah menarik untuk dikunjungi yaitu Museum TB Silalahi Centre yang berada di Soposurung, Kecamatan Balige. Selain menghadirkan nilai sejarah, pemandangan alam sekitar juga menjaddi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung.
4.4.4 Kawasan Pariwisata Minat Khusus
Salah satu penyebab terjadinya segmentasi atau spesialisasi pasar pariwisata adalah adanya kecenderungan wisatawan dengan minat khusus baik dalam jumlah wisatawan maupun area minatnya. Jenis pariwisata ini berbeda karena calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sehingga mereka dapat mengikuti minat khusus dan spesifik yang diminati. Di Kabupaten Toba
Samosir terdapat salah satu kawasan pariwisata minat khusus yaitu Arung Jeram
Sungai Asahan yang berada di Kecamatan Meranti Pintu Pohan.
4.5 Perkembangan Pariwisata Di Kabupaten Toba Samosir Dengan Adanya
Pembangunan Danau Toba Sebagai Monaco of Asia
Pembangunan pariwisata harus diperhatikan dengan baik agar bisnis pariwisata dapat berkembang dengan baik pula. Para pengambil kebijakan harus berhati-hati dalam melaksanakannya, sebelum kebijakan dijalankan perlu dilakukan terlebih dahulu penelitian dan pengkajian yang mendalam terhadap semua aspek yang berkaitan dengan dunia pariwisata. Potensi yang dimiliki daerah setempat, adat istiadat, kebiasaan hidup masyarakat sekitar lokasi
Universitas Sumatera Utara pariwisata, kepercayaan yang dianutnya dan juga karakteristik wisatawan yang akan datang berkunjung menjadi beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dalam mengembangan daerah wisata tersebut.
Pada tahun 2016 pada saat Sidang Kabinet Awal Tahun terdapat 8
(delapan) arahan presiden yang menyatakan bahwa tahun 2016 adalah Tahun
Percepatan. Dan salah satu arahan tersebut adalah memastikan kemajuan di lapangan 10 destinasi wisata nasional yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas pembangunan di Indonesia selain pangan, energi, maritim, kawasan industri dan ekonomi kreatif.
Salah satu lokasi dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang telah ditetapkan pemerintah adalah Danau Toba yang berada di Provinsi Sumatera
Utara yang dikelilingi oleh 10 kabupaten dan salah satunya adalah Kabupaten
Toba Samosir. Danau Toba adalah danau vulanik terbesar di dunia yang memilki luas kawasan koordinatif ±300.000 Ha dan zona otoritatif ±600Ha. Selain sebagai danau vulkanik terbesar di dunia, danau Toba juga merupakan danau kedua terluas di dunia setelah danau Victoria di Afrika. Danau Toba juga termasuk sebagai salah satu dari sepuluh danau terdalam di dunia dengan titik terdalam mencapai 500 meter. Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir yang meniliki luas 64.000 Ha atau setara dengan luas negara Singapura. Danau Toba terbentuk dari 3 letusan besar pada 900.000, 500.000 dan 75.000 tahun yang lalu dan peristiwa tersebut mencetak rekor sejarah evolusi manusia, flora dan fauna.
Terdapat tidak kurang dari 45 Geo-Site di dalam 4 Geo-Area yaitu Kaldera
Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang dan Kaldera Samosir.
Pemerintah juga telah menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan destinasi
Universitas Sumatera Utara Danau Toba. Hal ini terbukti dengan adanya kronologis kegiatan pengembangan destinasi Danau Toba yang dilakukan pada tahun 2016.
Tabel 4.3 Kronologis Pengembangan Destinasi Danau Toba
No Tanggal Kegiatan 1 11 Agustus 2015 Kesepakatan Bersama 7 Bupati Bersatu Membangun Danau Toba 2 15 Oktober 2015 Presiden RATAS Pembangunan Kepariwisataan 3 6 November 2015 Arahan Presiden tentang Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas 4 4 Januari 2016 Arahan Presiden “Tahun 2016 adalah Tahun Percepatan, Pastikan Pembangunan pada 10 Destinasi Prioritas” 5 9 Januari 2016 RAKOR 5 Menteri Tindak Lanjut Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba, di Universitas Del, Toba Samosir 6 1 Februari 2016 RAKOR Setkab Pembentukan Badan Otorita Danau Toba 7 2 Februari 2016 RATAS Pengembangan Danau Toba 8 1 Maret 2016 KUNKER Presiden ke Kawasan Danau Toba dan RATAS tentang Pengembangan Danau Toba 9 13 Juni 2016 Penetapan Perpres No 49 tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba 10 20 Agustus 2016 RATAS di Hotel Inna Parapat dengan Agenda (1) Poros Maritim dan (2) Percepatan Danau Toba 11 22 Agustus 2016 Kunjungan Lapangan Presiden ke Lahan Taman Bunga Danau Toba seluas + 453 Ha di Kab. Humbang Hasundutan 12 10 - 13 Oktober Kunjungan ke West Lake, Hangzhou bersama 2016 Pemprov/Pemkab terkait Danau Toba sesuai arahan Presiden RI Sumber : Ekspose Bupati Toba Samosir Tentang Pariwisata
Danau Toba akan dibangun menjadi destinasi wisata berskala internasional dan sering disebut sebagai Monaco of Asia. Hanya saja tidak semua masyarakat setempat menyetujui hal ini karena tidak mengetahui betul maksud dari pembangunan Danau Toba sebagai Monaco of Asia. Masyarakat berpikir apabila dibangun seperti itu maka akan sama seperti negara Monaco yang perekonomiannya berpusat pada pariwisata atau lebih tepatnya perjudian dengan adanya adanya kasino terbesar yaitu Monte Carlo. Sementara maksud dari pemerintah menyatakan hal tersebut adalah agar Danau Toba dapat dikembangkan
Universitas Sumatera Utara menjadi potensi pariwisata yang menjanjikan dan dapat menyumbang devisa negara sama seperti negara Monako yang berfokus pada daerah wisatanya.
Monako merupakan negara yang terkenal sebagai tempat wisata dan pusat rekreasi untuk orang kaya dan terkenal. Dibangunnya kasino pertama yaitu
Monte Carlo menarik banyak wisatawan dengan iklim yang nyaman. Namun, warga setempat dilarang untuk masuk ke dalam kasino tersebut, hanya para wisatawanlah yang meimiliki akses untuk masuk ke dalam. Kesamaan kondisi geografis Monako dan kawasan Danau Tobalah yang membuat pemerintah membuat pernyataan Danau Toba sebagai Monaco of Asia.
Dari hasil wawancara diperoleh jawaban (wawancara dilakukan dengan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir Bapak Ultri
Sonlahir Simangunsong, ST, MM pada tanggal 14 Maret 2017 di kantor Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir pada pukul 09.45 WIB) sebagai berikut :
“Sebenarnya pernyataan Monaco of Asia itu pertama kali diungkapkan
oleh Menko Maritim yang dulu yaitu Rizal Ramli. Monaco of Asia itu
lebih kepada istilah atau bisa dibilang sebagai ungkapan penyemangatlah
biar kita itu tidak kalah sama negara Monaco. Kita punya lebih banyak
sumber daya untuk meningkatkan pariwisata kita. Harusnya itu juga bisa
jadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang menjanjikan. Kalau PAD
naik kan berarti pendapatan masyarakat kita juga ikut naik. Itu sebenarnya
yang mau kita bagikan sama masyarakat kita. Kalau masyarakat dapat
mengerti dan dapat bekerjasama, maka proyek pembangunan Danau Toba
Universitas Sumatera Utara akan berjalan baik terutama untuk akses ke Danau Toba. Makin banyak
orang datang kan makin besar penghasilan kita.”
Oleh karena itu peranan pemerintah sangat diperlukan untuk lebih gencar lagi mengadakan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak timbul kesalah pahaman. Pariwisata merupakan hal yang harus dikelola secara berkelanjutan dan berwawasan global dengan memperhatikan aspirasi masyarakat dan juga turut memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Dan tentu saja, pembangunan yang dilakukan harus tetap memperhatikan nilai budaya daerah yang ada. Kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat akan mempermudah percepatan pembangunan daerah wisata.
4.5.1 Promosi dan Pengembangan Pariwisata
Menurut Pitana dan Diarta (2009:126), destinasi merupakan suatu tempat yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan misalnya daerah transit. Jumlah wisatawan yang melakukan kunjungan wisata merupakan tolak ukur dalam menilai berhasil atau tidaknya pembangunan pariwisata di suatu daerah utamanya model promosi dan pengembangan wisatanya. Promosi pariwisata di Kabupaten Toba Samosir dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Toba Samosir.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Toba Samosir (wawancara dilakukan dengan Bapak Ultri
Sonlahir Simangunsong, ST, MM pada tanggal 14 Maret 2017 di kantor Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir pada pukul 09.45 WIB) mengungkapkan:
Universitas Sumatera Utara “Kalau saat ini Kabupaten Toba Samosir melakukan beberapa cara untuk
meningkatkan promosi seperti menggunakan media online dan media
cetak, mengadakan acara promosi seperti saat penyelenggaraan Festival
Danau Toba (FDT) dan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU). Promosi
paling gencar dilaksanakan pada saat mengadakan acara promosi seperti
ketika diadakannya Pekan Raya Sumatera Utara yang merupakan agenda
tahunan yang diikuti oleh Kabupaten Toba Samosir. Pada saat itulah
kesempatan untuk mempromosikan pariwisata terbuka lebar karena
banyak orang yang datang kesana.”
Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan juga menyatakan (wawancara dilakukan dengan Bapak Hercules pada tanggal 13 Maret 2017 di kantor Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir pada pukul 12.45 WIB) bahwa ada beberapa cara yang dilakukan pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten Toba Samosir. Bidang promosi mempunyai program tersendiri untuk itu. Ia mengungkapkan :
“Kalau untuk promosi pasti kita jalankan terus. Kita juga punya program
karena memang sudah di bidangnya utuk promosi ya. Sama seperti bidang
lain yang punya program masing-masing juga. Tapi pelaksanaannya
semua bidang sama-sama mengerjakan. Kalau media kita pake media
online dan media cetak. Boleh di cek di web kita
Budpar.TobaSamosirKab.go.id. Semua tentang info destinasi pariwisata
dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata ada. Foto-
fotonya juga ada semua. Jadi semua orang bisa lihat. Pengguna android
Universitas Sumatera Utara juga bisa pake aplikasi kita. Gratis, ada kita sediakan di PlayStore.
Namanya Wisata Tobasa.”
Pemerintah berperan penting dalam menjalankan program yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik. Selain itu program yang tepat akan memberikan hasil yang baik. Beberapa program yang dijalankan pemerintah dalam peningkatan promosi dan perkembangan pariwisata di Kabupaten Toba
Samosir yaitu :
1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata
yang dilakukan ndengan updating dan maintenance website, aplikasi Wisata
Tobasa dan melakukan promosi melalui Facebook/Instagram.
2. Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata dengan mengadakan
jamuan tamu Kabupaten Toba Samosir.
3. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri seperti
dengan melaksanakan pertunjukan seni budaya malam kesenian di Pekan Raya
Sumatera Utara (PRSU), pertunjukan seni budaya malam kesenian di Festival
Danau Toba (FDT), pelaksanaan kegiatan motocross, memfasilitasi kegiatan
putri pariwisata, peliputan kegiatan dan objek pariwisata dan budaya Toba
Samosir melalui televisi kabel dan melakukan promosi Karnaval Pesona
Danau Toba 2017.
4. Mengadakan program pengembangan destinasi pariwisata yaitu dengan
meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata, perencanaan
penataan kawasan pariwisata Sibolahotang, Janji Maria, Tambunan Lumban
Gaol, Parparean, Air Terjun Situmurun, Amenitas Pariwisata, dan lain
sebagainya.
Universitas Sumatera Utara 5. Mengadakan program peningkatan kemitraan yaitu dengan pengembangan
SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga
lainnya, eksibisi wisata minat khusus arung jeram dan pengelolaan homestay
untuk wisatawan dan meningkatkan peran masyarakat dalam pengembangan
kemitraan pariwisata.
Pemerintah juga telah menyiapkan langkah pengembangan sumber daya manusia dan industri pariwisata guna mempercepat pembangunan destinasi pariwisata Danau Toba. Pengembangan yang dilakukan yaitu SDM, Masyarakat dan industri.
Tabel 4.4 Langkah Pengembangan SDM dan Industri Pariwisata
NO SDM Masyarakat Usaha / Industri 1 Pelatihan dan pengelolaan Sosialisasi, promosi dan Sertifikasi Operator kawasan dan objek wisata diseminasi hospitality in Perjalanan Wisata untuk Pemerintah Provinsi, tourism dan responsible dan Auditor Pemerintah Kabupaten dan tourism pada 10 Pariwisata – 10 Biro Geo Park- 50 pejabat universitas; 10 SMA; 5 Perjalanan / Travel pemerintah provinsi LSM . Agent. Sumatera Utara dan 7 pemerintah kabupaten. 2 Pelatihan hospitality in Kampanye Sapta Pesona Sertifikasi restoran tourism, Eco Tourism dan pariwisata pada berbagai yang memenuhi responsible tourism untuk komunitas di masyarakat - standar kelayakan Pemprov, Pemkab dan Geo 10 komunitas penggiat wisata - 10 Restoran Park - 50 pejabat Pemprov industri kepariwisataan Sumut dan 7 Pemkab 3 Sertifikasi Pemandu Kampanye Sapta Pesona Pembangunan Wisata - 100 orang pariwisata untuk Pemprov, inkubasi Pengrajin Pemkab dan Geo Park di Fesyen Khas seluruh Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara Sumut, khususnya 7 (Ulos, dsb.) kabupaten Sumber : Diolah oleh penulis (2017)
Universitas Sumatera Utara 4.5.2 Strategi dan Target Untuk Menjadikan Danau Toba Sebagai Monaco of
Asia
Dalam pembangunannya dan upaya meningkatkan bisnis pariwisata Danau
Toba di Kabupaten Toba Samosir, pemerintah sudah menyiapkan target dan strategi untuk mencapai keberhasilan rencana tersebut. Visi pemerintah adalah
“Menjadi Destinasi Super Volcano Geopark Kelas Dunia dengan Target
Kunjungan 1 JUTA WISMAN dengan Devisa 16 Triliun Rupiah pada tahun
2019”. Strategi pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut adalah “Dengan
Meningkatkan Konektivitas dan Penguatan Kelembagaan melalui Badan Otorita
Pariwisata”.
Pemerintah juga telah menetapkan target yang harus dicapai agar keinginan untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata berskala internasional. Pemerintah membagi target menjadi dua yaitu target makro dan mikro. Target makro yang ingin dicapai pemerintah ialah :
1. Kontribusi PDRB yang pada tahun 2014 hanya Rp 12 triliun ditargetkan akan
mencapai Rp 36 triliun pada tahun 2019.
2. Devisa yang pada tahun 2014 hanya mencapai Rp 4 triliun ditargetkan
mencapai Rp 16 triliun pada tahun 2019.
3. Meningkatkan kontribusi terhadap kesempatan kerja yang pada tahun 2014
80.000, ditargetkan pada tahun 2019 dapat meningkat menjadi 300.000.
Untuk target mikro yang ingin dicapai oleh pemerintah yaitu :
1. Indeks daya saing kepariwisataan dari #70 pada tahun 2014 menjadi #30 pada
tahun 2019.
Universitas Sumatera Utara 2. Kedatangan wisatawan yang sebelumnya hanya 250.000 wisatawan
ditargetkan dapat menjadi 1.000.000 wisatawan.
3. Perjalanan wisatawan nusantara yang sebelumnya hanya 3.000.000 wisatawan
ditargetkan dapat meningkat hingga 5.000.000 wisatawan pada 2019.
Target tersebut dibuat oleh pemerintah dengan adanya banyak potensi yang masih dapat dikembangkan dan menjadi daya tarik tersendiri yang dapat membuat wisatawan terpikat. Kawasan topografi hijau dan pemandangan perbukitan di sekeliling Danau Toba menjadi salah satu daya tarik untuk mengunjungi Danau Toba. Nilai budaya yang masih sangat kental di masyarakat sehingga wisatawan dapat melihat langsung dan mempelajari budaya Batak yang merupakan salah satu budaya terua di dunia dengan melakukan wisata budaya.
Selain itu, lingkungan yang masih alami dan unik menjadi pemikat tersendiri bagi wisatawan. Dan tentu saja yang paling utama ialah pemandangan Danau Toba yng sensasional dengan lingkungan dan biodiversitas yang unik.
Dalam pelaksanaan pembanguna pariwisata Danau Toba, presiden membentuk Organisasi Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba / Badan
Otorita Danau Toba (BODT). Dasar hokum pembentukannya yaitu:
1. Perpres No 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelolaan Kawasan
Pariwisata Danau Toba, tanggal 13 Juni 2016.
2. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No.13 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, tanggal 18
Agustus 2016.
BODT memiliki dewan pengarah yang diketuai oleh Menko Bidang
Kemaritiman dan yang menjadi ketua pelaksana haria adalah Menteri Pariwisata.
Universitas Sumatera Utara Sedangkan yang menjadi Badan Pelaksana adalah Kepala, Pejabat Keuangan, dan
Pejabat Teknis yang jumlah dan jenisnya ditetapkan oleh Menteri Pariwisata.
Badan Pelaksana mempunyai tugas melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di
Kawasan Pariwisata Danau Toba serta melakukan perencanaan, pengembangan, pembangunan, pengelolaan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Danau
Toba.
4.5.3 Dampak Langsung Pembangunan Pariwisata Danau Toba Terhadap
Masyarakat
Pariwisata merupakan salah satu industri yang dapat menciptakan banyak peluang tenaga kerja. Selain menciptakan terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi wisata, tentu juga akan membuka pikiran masyarakat untuk menjaga lingkungan di sekitarnya sehingga tetap terus dapat mendatangkan keuntungan baginya. Perputaran uang akan meningkat dengan adanya kunjungan para wisatawan baik domestik maupun non domestik, hal ini tentu akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan penerimaan devisa negara, pendapatan daerah, serta dampak langsung yang dirasakan bagi masyarakat sekitar objek wisata seperti membuka lapangan pekerjaan, memberi kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk menambah pendapatan sehari-hari.
Masyarakat dapat membuka usaha yang dapat menjadi mata pencaharian utama baginya seperti berdagang, membuka hotel, restoran dan menyediakan segala keperluan wisatawa selama berkunjung. Jumlah kedatangan wisatawan yang rata-rata meningkat setiap tahun menjadi peluang bagi masyrakat.
Universitas Sumatera Utara Kedatangan wisatawan ke Kabupaten Toba Samosir dapat kita lihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Jumlah Kedatangan Wisatawan Yang Datang Ke Toba Samosir Tahun 2015 No Bulan Wisatawan Wisatawan Jumlah Total Asing Domestik 1 Januari 985 13.217 14.202 2 Februari 821 10.986 11.807 3 Maret 672 10.457 11.129 4 April 978 8.336 9.314 5 Mei 1.110 9.018 10.128 6 Juni 1.005 12.663 13.668 7 Juli 1.422 14.097 15.519 8 Agustus 1.200 8.804 10.004 9 September 933 9.934 10.867 10 Oktober 890 854 1.744 11 November 556 778 1.334 12 Desember 1.256 3.622 4.878 2015 11.828 102.766 114.594 2014 12.192 103.896 116.088 2013 10.680 93.493 104.175 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Samosir
Dari tabel kedatangan wisatawan yang datang berkunjung ke kabupaten
Toba Samosir, dapat kita lihat bahwa kunjungan wisatawan meningkat pada masa libur akhir dan awal tahun serta masa libur anak sekolah. Pada saat itulah masyarakat dapat memaksimalkan pendapatannya dengan menjual dan menyediakan berbagai macam keperluan wisatawan selama berkunjung ke lokasi wisata. Beberapa usaha masyarakat yang paling banyak dilakukan sampai saat ini adalah berjualan di lokasi wisata dengan menyediakan makanan khas daerah, makanan ringan, minuman dan beberapa keperluan wisatawan dan juga berbagai macam aksesoris yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh ataupun souvenir. Selain itu, masyarakat juga mulai menjadikan rumah mereka sebagai home stay bagi para wisatawan. Hal ini membuat para wisatawan yang datang dan masyarakat setempat memiliki interaksi yang lebih kuat.
Universitas Sumatera Utara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir
(wawancara dilakukan dengan Bapak Ultri Sonlahir Simangunsong, ST, MM pada tanggal 14 Maret 2017 di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Toba Samosir pada pukul 09.45 WIB) mengungkapkan:
“Masyarakat sudah mulai merasakan langsung adanya dampak
pembangunan pariwisata disini. Contohnya saja kita lihat yang ada di
pantai Bul-bul. Masyarakat bisa menambah penghasilan sehari-hari
dengan jualan. Menyediakan fasilitas untuk digunakan pengunjung seperti
banana boat, pelampung bahkan homestay. Terkadang pada masa libur
dan kunjungan wisatawan meningkat, masyarakat bahkan tidak sanggup
untuk menampung wisatawan yang ingin menginap di homestay. Karena
homestay itu memang rumah masyarakat yang juga dijadikan penginapan
bagi wisatawan, harga menginapnya memang lebih murah daripada
menginap di hotel. Selain itu juga rasanya kan seperti di rumah sendiri.
Ini juga yang perlu kita sosialisasikan kepada masyarakat agar jangan
terlena dengan kedatangan wisatawan lalu tiba-tiba menaikkan harga.
Bisa-bisa wisatawan yang datang malah jera untuk melakukan kunjungan
lagi. Pemerintah juga sudah membuat kebijakan yang menjamin adanya
persaingan yang sehat antara masyarakat lokal dengan investor asing. Jadi
kita mengutamakan dulu masyarakat yang ingin melakukan investasi
untuk ambil bagian dalam pembangunan ini. Jadi tidak semua nanti
berasal dari investor asing.”
Pariwisata sangat berarti bagi masyarakat lokal. Karena pariwisata memberikan suatu peluang yang mana bisa membuka lapangan kerja, menambah
Universitas Sumatera Utara pendapatan masyarakat dari pembelanjaan wisatawan, mempromosikan budaya masyarakat lokal ke mancanegara, melestarikan lingkungan sekitar. Pemerintah juga harus dapat bekerjasama dengan masyarakat dengan membuat kebijakan yang dapat mendukung pengembangan wisata dan masyarakat diharapkan dapat mejadi pelaksananya.
Selain usaha kecil, beberapa usaha yang juga dilakukan masyarakat adalah mengelola hotel, restoran, café, dan rumah makan. Jumlah usaha yang memiliki
Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) di Kabupaten Toba Samosir adalah 25 hotel, 5 restoran, 12 café dan 9 rumah makan, yaitu :
1. Villa Sapadia Balige
2. Hotel G.M Marsaringar Balige
3. Mutiara Hotel Balige
4. Hotel Mareda Balige
5. Hotel Sere Nauli Laguboti
6. Hotel Sumatera Balige
7. Hotel Ompu Herti Balige
8. Hotel Tiara Bunga Tampahan
9. Hotel Nabasa Balige
10. Hotel Mezra Balige
11. Hotel Gelora Tao Toba Beach Balige
12. Hotel Santo Djaya Porsea
13. Hotel Nusantara Balige
14. Hotel Bahagia Balige
15. Sara Beach Hotel Ajibata
Universitas Sumatera Utara 16. Hotel Tobashanda Ajibata
17. Hotel Baritauli Balige
18. Hotel Liberti Laguboti
19. Hotel Dizon Balige
20. Hotel Adelia Laguboti
21. Danau Toba Cottage Intl. Hotel Ajibata
22. Losmen Gelora Balige
23. Wisma Laksamana Balige
24. Hotel Atsari Ajibata
25. Hotel Aek Jordan Laguboti
26. Restorab Bunga Toba
27. Restoran Boruku
28. Restoran Toba Corner
29. Restoran Driving Range
30. Restoran Gemar
31. Galilea Café
32. Betesda Café
33. Vivi Café
34. Wita Café
35. Galilea Café
36. Malona Café
37. Santai Café
38. Danau Toba Café
39. D’Barens Café
Universitas Sumatera Utara 40. Base Camp Café
41. Lili Café
42. Goklas Café
43. Rumah Makan Bundo Kanduang
44. Rumah Makan Saung Bambu
45. Rumah Makan Gumarang
46. Rumah Makan Boima
47. Rumah Makan Sinar Minang
48. Rumah Makan Jaya
49. Rumah Makan Laris
50. Rumah Makan Berkah
Sebagai upaya untuk memacu pengembangan kepariwisataan di kawasan
Danau Toba khususnya di Kabupaten Toba Samosir, telah diselenggarakan perhelatan pagelaran seni, budaya dan olahraga bertaraf nasional di Kabupaten
Toba Samosir seperti Festival Danau Toba 2014 yang secara resmi dibuka oleh
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dan terakhir pada tanggal 21
Agustus 2016 Kabupaten Toba Samosir bersama dengan Kabupaten Simalungun didaulat menjadi tuan rumah pelaksana Festival Karnaval Pesona Danau Toba
2016 yang dibuka secara resmi oleh Presiden Ir. Joko Widodo dan diramaikan oleh peserta dari 25 provinsi di Indonesia.
4.6 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan Dalam Pengembangan
Pariwisata Danau Toba
Dalam pengembangan bisnis, tentu akan menghadapi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang berbeda. Namun kekuatan, kelemahan,
Universitas Sumatera Utara peluang dan tantangan tersebut dapat dijadikan untuk pengembangan yang lebih baik lagi. Demikian pula dengan Kabupaten Toba Samosir dalam pengembangan bisnis pariwisata Danau Toba menjadi destinasi pariwisata internasional. Banyak kekuatan dan juga peluang yang dapat diguakan untuk meningkatkan dan mempercepat pembangunan. Namun tentu saja ada kelemahan dan juga tantangan yang harus dihadapi.
4.6.1 Kekuatan Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba
Kekuatan merupakan potensi atau kelebihan yang dimiliki objek wisata tersebut yang dapat dikembangkan dan mempunyai prospek besar menjadi potensi utama dalam pengembangan pariwisata. Kabupaten Toba Samosir memiliki beberapa kekuatan yang yang dapat dikembangkan untuk mengembangkan pariwisata Danau Toba. Diantaranya adalah alam yang masih sangat bersahabat dan juga nilai budaya yang masih sanngat kental di tengah-tengah masyarakat.
Hal ini menjadikan wisata budaya dan wisata alam menjadi kekuatan utama dalam pengembangan wisata Danau Toba.
Untuk wisata budaya, para wisatawan dapat berinteraksi langsung langsung dengan masyarakat dan mempelajari langsung tata kehidupan masyarakat serta adat istiadatnya seperti melakukan kunjungan ke Desa Meat.
Selain itu, adanya zona kreatif sebagai ruang berekspresi masyarakat yang dapat disaksikan langsung oleh para wisatawan seperti adanya tempat tenun Ulos Batak, tempat tenun Mandar Balige atau yang lebih kita kenal sebagai sarung, sanggar seni, museum Batak, tempat kerajinan miniatur Batak, kerajinan alat musik tradisional dan adanya lokasi kerajinan kreatif.
Universitas Sumatera Utara Daya tarik alam juga menjadi kekuatan kabupaten Toba Samosir dalam pengembangan pariwisata Danau Toba. Banyaknya jumlah lokasi wisata dan kawasannya yang strategis menjadikan destinasi alam di kabupaten Toba Samosir menjadi kekuatan utamanya. Destinasi wisata alam yang ada di kabupaten Toba
Samosir diantaranya Pantai Landai Lumban Bul-Bul Balige, Lumban Silintong
Balige, Pantai Landai Tambunan Lumban Gaol, Wisata Olahraga Arung Jeram
Parhitean Pintu Pohan Meranti, Museum Batak TB Silalahi Centre, Taman Eden
100 Lumban Julu, Agrowisata Lumban Julu, Pantai Pakkodian Tampahan, Wisata
Pandang Dolok Tolong Tampahan, Pantai Long Beach Ajibata, dan masih banyak lagi.
4.6.2 Kelemahan Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba
Kelemahan adalah hal-hal yang berilai negatif atau sesuatu yang dibutuhkan namun belum ada di objek tersebut. Masih banyak kelemahan yang dihadapi pemerintah dan juga masyarakat dalam pengembangan pariwisata Danau
Toba. Sumber daya manusia yang besar seharusnya dapat menjadi kekuatan untuk mengembangkan potensi pariwisata Danau Toba. Namun jumlah SDM yang besar tidak didukung kemampuan yang memadai. Selain itu sarana transportasi yang ada masih belum memadai dan promosi untuk mendatangkan wisatawan masih perlu untuk ditingkatkan. Prasarana dan akomodasi juga masih perlu untuk ditingkatkan sehingga wisatawan yang datang puas dengan pelayanan yang diberikan. Dan yang terakhir, masyarakat hanya memiliki dana/modal yang terbatas sehingga tidak bisa membuka usaha dengan skala besar. Oleh karena itu dibutuhkan adanya investor asing agar perkembangan bisnis pariwisata Danat
Toba semakin meningkat.
Universitas Sumatera Utara 4.6.3 Peluang Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba
Peluang adalah hal yang positif yang akan mendorong terwujudnya tujuan
yang ingin dicapai. Kabupaten Toba Samosir memiliki banyak peluang untuk
mengembangkan dan meningkatkan pariwisata Danau Toba. Banyaknya kegiatan
yang dipercayakan kepada Kabupaten Toba Samosir sebagai tuan rumah membuat
tercipta banyak peluang untuk semakin memperkenalkan destinasi wisata Danau
Toba kepada wisatawan. Bukan hanya kegiatan lokal, namun juga kegiatan
berskala nasional dan internasional. Selain itu, minat masyarakat untuk membuka
usaha di bidang pelayanan bisnis pariwisata semakin meningkat.
Tabel 4.6 Kegiatan Pariwisata Yang Akan Dilaksanakan Di Toba Samosir
NO Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan Jadwal 1 Kejuaraan Daerah Grasstrack & Motocross IMI 11 – 12 Maret 2017 SUMUT Seri II 2 Pekan Raya Budaya Sumatera Utara Medan 17 Maret – 18 April 2017 3 Pesta Budaya Tradisional Batak 15 April 2017 4 Eksibisi Arung Jeram (Rafting) Parhitean 6 – 7 Mei 2017 5 Ulang Tahun Massal Berbasis Etnik dan Minggu II Juni 2017 Lingkungan Hidup 6 Lake Toba Heritage Festival 27 – 29 Juni 2017 7 Danau Toba Kayak Marathon 28 – 30 Juli 2017 8 Pesta Budaya “Manggadong” Minggu IV Agustus 2017 9 Festival Lagu dan Musik Akustik Batak 25 Agustus 2017 10 Karnaval Pesona Danau Toba 26 Agustus 2017 11 Toba International Detour 2017 2017 Sumber : Diolah oleh peneliti (2017)
4.6.4 Tantangan Dalam Pengembangan Pariwisata Danau Toba
Tantangan adalah hal yang menghambat ataupun memperlambat
pencapaian tujuan yang ditetapkan. Tantangan terbesar yang dihadapi dalam
pengembangan pariwisata Danau Toba adalah pola pikir masyarakat yang belum
memiliki tujuan sama dengan pemerintah. Untuk itulah sangat dibutuhkan
koordinasi antara masyarakat agar tejalin kerjasama yang baik sehingga
Universitas Sumatera Utara pembangunan benar-bbenar bisa dilaksanakan. Selain itu, tantangan yang harus dihadapi adalah kesiapan mental masyarakat dan pemerintah apabila pembangunan pariwisata Danau Toba untuk menghadapi benturan budaya yang dibawa oleh para wisatawan nantinya.
Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Toba Samosir mengenai perkembangan bisnis pariwisata di Kabupaten Toba Samosir dengan adanya pembangunan Danau Toba sebagai Monaco of Asia, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembangunan Danau Toba sebagai Monaco of Asia bukan berarti menjadikan
kawasan Danau Toba seperti negara Monako. Monaco of Asia lebih kepada
istilah dan penyemangat kepada masyarakat maupun pemerintah agar dapat
menyaingi negara Monako karena kawasan Danau Toba memiliki kondisi
geografis yang hampir sama dengan Monako.
2. Bisnis pariwisata di Kabupaten Toba Samosir telah mengalami peningkatan
yang ditandai dengan meningkatnya minat masyarakat untuk membuka usaha
di bidang pariwisata baik dalam penyediaan barang dan jasa yang dilakukan di
lokasi wisata. Pemerintah juga telah turut mempromosikan potensi pariwisata
melalui berbagai media baik cetak seperti koran dan majalah wisata, maupun
elektronik seperti stasiun televisi dan promosi langsung seperti ikut ambil
bagian dalam kegiatan pariwisata seperti menjadi tuan rumah dan juga
penyelenggara kegiatan. Dampak langsung yang dirasakan bagi masyarakat
sekitar objek wisata seperti membuka lapangan pekerjaan, memberi
kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk menambah pendapatan sehari-hari
Universitas Sumatera Utara 3. dengan cara berdagang maupun menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan wisatawan selama datang berkunjung.
4. Dalam mengembangkan potensi pariwisata Danau Toba, kabupaten Toba
Samosir memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan juga tantangan .
kekuatan terbesar yang dimiliki adalah pariwisata alam dan juga pariwisata
budayanya. Kelemahan yang dimiliki adalah SDM yang kemampuannya
masih perlu ditingkatkan, sarana dan prasarana yang masih perlu untuk
dibenahi, dan keterbatasan modal yang dimiliki.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Pengelolaan tempat dan objek wisata yang keberadaannya di tengah - tengah
lingkungan masyarakat dan telah dikelola masyarakat setempat harus juga
berada dalam pengawasan pemerintah dan juga perlu adanya kerjasama antara
pemerintah dan masyarakat. Dan juga perlu adanya kerjasama dengan pihak
swasta, dalam hal ini pihak investor untuk pembangunan dan pengembangan
objek wisata daerah yang ada dikarenakan terbatasnya dana dan modal yang
dimiliki masyarakat maupun pemerintah dalam pengembangan pariwisata
Danau Toba.
2. Masyarakat dan pemerintah harus dapat bekerjasama dengan baik sehingga
kekuatan dan peluang yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik dan bisa
dikembangakan menjadi potensi yang kuat untuk menarik wisatawan.
Kelemahan dan tantangan yang ada justru harus dijadikan sebagai cambuk
agar pembangunan dan pengembangan potensi pariwisata Danau Toba
Universitas Sumatera Utara menjadi lebih baik dengan menjadikan kelemahan dan tantangan sebagai tolak ukur yang harus dihadapi dan dilewati.
Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA
Daftar Buku :
Bungin, Burhan.2008.Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Bungin, Burhan.2008.Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Damanik, Janiaton, Helmut F. Weber.2006.Perencanaan Ekowisata, Dari Teori ke Aplikasi.Yogykarta : CV.Andi Offset
Faisal, Sanapiah.2008.Format-Format Penelitian Sosial.Jakarta: Rajawali Pers
Junaidi,Muhammad.2013.Korporasi dan Pembangunan Berkelanjutan.Bandung: Alfabeta
Kartasaputra G, R.G. Kartasaputra, A.G. Kartasaputra.1984.Pembangunan, Teori dan Masalah.Bandung: Sumur Bandung
Miraza, Bachtiar Hassan.2005.Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah.Bandung: ISEI Bandung
Nugroho, Riant.2014.PublicPolicy.Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Pendit, Nyoman S.1986.Ilmu Pariwisata.Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Pitana, I Gde, I Ketut Surya Diarta.2009.Pengantar Ilmu Pariwisata.Yogyakarta: CV. Andi Offset
Purba, Elvis F., Juliana L.Tobing, Dame Esther Hutabarat.2012.EkonomiIndonesia.Medan: Percetakan Sadia
Sirojuzilam, Lic.rer.reg..2005.Beberapa Aspek Pembangunan Regional.Bandung: ISEI Bandung
Sujarweni, V.Wiratna.2014.Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Suwantoro, Gamal.2004.Dasar – Dasar Pariwisata.Yogyakarta : Andi Offset
Yoeti, Oka A. 1982. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta : Angkasa Bandung.
Universitas Sumatera Utara Zuhal.2013.Gelombang Ekonomi Inovasi, Kesiapan Indonesia Berselancar di Era Ekonomi Baru.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Skripsi :
Esram, M.Juramadi.2006.Analisis Pasar Pariwisata Dalam Pembangunan Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau.Semarang: Tesis Universitas Diponegoro
Kurniawan, Wawan.2015.Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang
Sari, Dewi Kusuma.2011.Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang.Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro
Senna, Andi Meegie.2014.Analisis Potensi Pariwisata Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kota Palopo.Makassar: Skripsi Universitas Hasanuddin
Internet : www.tobasamosirkab.go.id (diakses pada 26 November 2016) www.pariwisatasumut.net (diakses pada 26 November 2016) www.wikipedia.com (diakses pada 26 November 2016) www.kompas.com (diakses pada 26 November 2016) www.budpar.tobasamosirkab.go.id (diakses pada 16 Maret 2017)
Dokumen : Arsip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Samosir
Profil Kabupaten Toba Samosir
Universitas Sumatera Utara