PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN GAMBUT DAERAH LABUAN RUKU KABUPATEN -ASAHAN PROVINSI UTARA

Oleh Truman W. SUBDIT BATUBARA

ABSTRACTS The mapping area is located on southeast part of the city of , between Medan- Kisaran-Tanjungbalai road and can be reached by vehicle from Medan. Geographically situated on 2030’ - 2045’ Latitude and 99030’ - 99045’ Longitude, and is inclusive of Asahan and Tanjungbalai district, of Tanjungbalai-Asahan, Province. Geologically the mapping area is included in the North Sumatra Basin. Stratigraphically the peat is deposited on Toba Tuff rocks-group. The thickness of peat found in Sei Kepayang district ranges from 1 to 2,7 m. The megascophic peat has a color of ligh-brown to rather soft blackish brown. The cumulative resources is approximately 5.01 million tones of dry peat ( +5 % water, Bulk density 100 kg/m3 ).

SARI Dalam rangka inventarisasi potensi endapan Gambut di , khususnya di Sumatera Utara, telah dilakukan penyelidikan pendahuluan endapan gambut di Labuan Ruku-Sei Kepayang Kabupaten Tanjungbalai-Asahan, Propinsi Sumatera Utara. Kegiatan ini dilakukan oleh, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral Sub Direktorat Eksplorasi Batubara. Pelaksanaan pekerjaan lapangan meliputi pemetaan dan pemboran tangan yang berlangsung dari akhir Agustus sampai pertengahan Oktober 2004. Hasil akhir kegiatan inventarisasi Gambut ini disajikan dalam bentuk laporan dan dilampiri dengan peta sekala 1: 50.000. Secara geografis daerah penyelidikan terletak antara (3o 00’ -3o15’ LU - 99o30’- 99o45’ BT, dan termasuk dalam lembar peta topografi, lembar 0719-21 dan 24 dari Muka Bumi Bakurstanal skala 1 : 50.000. Secara strtigrafi dari endapan aluvium dan gambut terletak diatas Formasi Tufa Toba Di daerah penyelidikan endapan gambut dapat dikualifikasikan sebagai "topogenus peat" yang terletak pada basin peat dan diklasifikasikan sebagai " Low Land peat" ( gambut dataran rendah, ketinggian 10 m diatas muka air laut ), dengan derajat pembusukan H3-H7 (hemik-saprik) dan berumur +4000-5000 tahun yang lalu. Potensi endapan gambut di sekitar Sei Kepayang cukup baik, dalam kualitas, dan merupakan potensi gambut yang ada di Sumatera Utara. Sumberdaya gambut yang tebalnya > 1 m adalah 5.01 juta ton gambut kering ( bulk density 100 kg/m3 dengan kandungan air + 5 %). Pemanfaatan gambut diharapkan dapat digunakan sebagai cadangan energi alternatif, yaitu sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap dan briket gambut.

BAB.1. PENDAHULUAN perekonomian di Indonesia dapat berjalan 1.1 Latar Belakang secarara progresif, oleh karena itu perlu Untuk menunjang kebijaksanaan adanya gagasan baru yang menyangkut Pemerintah dalam hal diversifikasi energi maka, mengenai antisipasi kondisi tersebut, yaitu gambut sebagai energi alternatif setelah dengan melakukan penyelidikan mengenai batubara, dapat menunjang salah satu endapan gambut yang diperkirakan banyak sumberdaya alam penunjang pembangunan. terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka merealisasikan mengenai Untuk merealisasikan mengenai kebijakan pemerintah, tentang diversifikasi kebijakan pemerintah tersebut, yang sesuai penggunaan energi yang lain selain minyak dengan tugas pokok dan fungsi dari bumi, yang harus terus digalakkan, guna Direktorat Inventarisasi Sumber Daya menunjang tersedianya kebutuhan energi yang Mineral, serta ditunjang dengan adanya dana berkelanjutan, agar laju pertumbuhan dari DIK-S Batubara Tahun Anggaran 2004, Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-1 maka Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Daerah tersebut terletak + 160.km Mineral berkesempatan untuk melakukan sebelah Tenggara kota Medan. Lokasi dapat inventarisasi dan penyelidikan pendahuluan dicapai dari Medan menuju Kisaran- endapan gambut di daerah Labuan Ruku dan TanjungBalai melalui jalan darat dan sekitarnya, Kabupaten Tanjungbalai-Asahan. dilanjutkan ke desa Sei Kepayang dengan menggunakan perahu motor menyebrangi 1.2. Maksud dan Tujuan Sungai Asahan. Penyelidikan ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih rinci berapa besar cadangan 1.5. Demografi, Iklim dan Tataguna endapan gambut, mutu dan bentuk geometri di Lahan daerah tesebut, khususnya di Kabupaten 1.5.1. Penduduk, SosBud. & Ekonomi TanjungBalai-Asahan Propinsi Sumatera Utara. Luas Kabupaten Tanjungbalai- Sehingga diharapkan informasi dan pendataan ini Asahan dan sekitarnya 4.624,41 km2 dengan dapat menunjang pengembangan dan jumlah 20 kecamatan dan 271 desa penggunaan gambut dikemudian hari . berpenduduk 961,444 jiwa, rata-rata hanya Informasi dengan pendataan diharapkan 207 orang tiap km2. Sebagian besar dapat menunjang pengembangan penggunaan penduduk terpusat ibukota kabnupaten, gambut dikemudian hari sebagai bahan baku kecamatan dan di desa-desa sepanjang jalan energi maupun industri farmasi seperti karbon utama kecamatan dan sekitar perkebunan aktif, pigment karet ban, tinta stensilan, tinta yang dibuat pemerintah dan disepanjang bubuk printer dan plat piringan hitam. Energi sungai-sungai utama guna mencari ikan ( alternatif yang dapat disajikan dalam bentuk BPS 2002). briket gambut, diharapkan terwujud mengingat Perekonomian daerah ini berkembang dari cadangan bahan bakar minyak (bbm) sebagai pencarian ikan musiman di sungai-sungai. sumber energi semakin lama akan semakin Pertanian di tanah tinggi seperti persawahan, menipis, demikian juga batubara, maka perlu buah-buahan dan sayuran, atau dari hasil dicari energi alternatif lain, misalnya perkebunan seperti kelapa sawit dan dari menggunakan sumber energi dari bahan alam hutan sepeti kayu hutan. Industri penunjang gambut.Tujuan lain yaitu untuk mengetahui seperti, kayu olahan, dan industri kecil keadaan umum wilayah, morfologi, flora dan seperti tikar, purun dan lain-lain. Bagian fauna serta hal-hal lain yang terkait dengan terbesar penduduk beragama Islam, ada yang endapan gambut dan kesampaian daerah, bekerja sebagai pegawai negeri, pedagang kondisi sosial masyarakat, iklim dan curah hujan, dan buruh perusahaan Bakri Plantation dan didata karena erat kaitannya dengan kegiatan PTP. eksploitasi selanjutnya. Penduduk terdiri dari orang yang berasal dari hulu S. Asahan. Pendatang 1.3. Hasil yang diharapkan umumnya berasal dari Sumbar, Melayu dan Sasaran yang diinginkan yaitu Jawa (pulau Jawa), mereka telah bermukim ditemukannya endapan gambut, yang tebalnya di daerah ini semenjak dibukanya program lebih dari satu meter, yang dapat dimanfaatkan perkebunan secara besar-besaran oleh sebagai sumberdaya endapan gambut, yang Belanda. mencukupi untuk diversifikasi energi. Dengan Tingkat pendidikan relatif cukup demikian lahan gambut yang ada di daerah baik dengan tersedia berbagai tingkat sarana tersebut dapat di dayagunakan sebagaimana pendidikan dengan adanya sekolah sampai mestinya, agar menghasilkan nilai tambah bagi Universitas di Kabupaten, SMA di PEMDA setempat . Kecamatan dan di pedesaan umumnya hanya sampai SMP dan SD. 1.4. Lokasi Daerah Penyelidikan Daerah yang di selidiki adalah endapan 1.5.2. Iklim dan Curah Hujan gambut yang terletak di sebagian tempat di Tanjungbalai-Kisaran dan Kabupaten Tanjungbalai-Asahan Propinsi sekitarnya terletak didalam zona iklim Indo- Sumatera Utara. Australia yang bercirikan suhu, kelembaban Secara geografi daerah penyelidikan dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. dibatasi oleh koordinat 3000’ sampai 3015’ Musim hujan berlangsung dari Juli sampai Lintang Utara dan 99030’ sampai 99045’BT dan Januari, dan musim kemarau dari Pebruari termasuk dalam lembar peta topografi, lembar sampai Juni. 1719-21 dan 24 dari Muka Bumi Bakurstanal Selama musim hujan, curah hujan skala 1 : 50.000,.(gambar 1.) bulanan rata-rata mencapai 115-237 mm,

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-2 dan dimusim kemarau mencapai 42-93 mm, 4. Analisis laboratorium jumlah curah hujan tahunan rata-rata 107 mm, Study literatur, yaitu sebelum jumlah hari hujan terbanyak yaitu bulan Januari menentukan lokasi daerah penyelidikan dan Desember antara 11-13 hari hujan perbulan. pertama-tama mempelajari dahulu geologi Sumber data dari penelitian curah hujan di daerah yang akan diselidiki, yaitu dengan Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan menggunakan panduan peta geologi regional Kab.Asahan. Tahun 2002-2003, (Tabel 1.). Tebingtinggi, sekala 1 : 250.000, yang di Pasang surut air sungai Asahan yang terbitkan oleh P3G Bandung. maka dengan teramati di desa Simpang Empat Dusun mempelajari stratigrafi batuan yang tercakup Sembilan sekitar 0,50 m. Kecepatan angin rata- di daerah tersebut, dapat diketahui tentang rata 6,4 knot (1 knot = 1,8 km/jam). Kelembaban sebaran endapan gambut yang selanjutnya udara berkisar antara 41 % sampai 90 % dan sebaran tersebut kita pilih menjadi area temperatur bervariasi dari 22o C - 32oC pada daerah penyelidikan.. siang hari dan 18oC- 25oC pada malam hari (data Peralatan lapangan yang dipakai perkebunan setempat). antara lain yaitu : Bulan Pebruari sampai Juni tahun 2002-2003, 1 Peta geologi lembar dari data menunjukkan curah hujan relatip kecil. dengan sekala 1 : 250.000 Pada saat itu endapan gambut banyak terbakar, 2 Peta Rupabumi Indonesia lembar Labuan karena gambut mengandung gas metan (Ch4), Ruku & Tanjung Balai, dengan sekala bila titik jenuh panas mencapai titik bakar, maka 1 : 50.000. akan terbakar atau memang dibakar penduduk 3 Bor tangan, kompas, GPS 12 XL, tali untuk dijadikan ladang musiman tanam sawit ukur, Loupe, cairan Hcl, photo dan alat dan padi di musim kemarau, dengan cara tulis serta alat-alat penunjang lainnya. membakar habis lahan, ini salah satu alasan gambut di Kabupaten Tanjungbalai-Kisaran tipis 1.7.1 Pekerjaan Lapangan dan sampai habis. Penyelidikan lapangan, yaitu, Pengambilan conto gambut dan batuan penunjang setiap titik bor dari kemajuan bor 1.5.3. Tata Guna Lahan, Flora dan Fauna 0,5 - 1 m, diambil dan langsung dimasukan Sebagian besar daerah penyelidikan kedalam kantong plastik untuk mencegah ditutupi oleh sebagian kecil hutan tropis penguapan dan kontaminasi udara. Pemerian homogen, persawahan, perkampungan dan gambut secara megaskopis dilakukan perkebunan kelapa sawit. Hutan tropika dataran dilapangan meliputi warna, derajat rendah di isi tumbuhan kamper Medan dan pembusukan (Humification degree), alang-alang. Habitat jenis fauna yang hidup di kandungan kayu, akar (wood), serat ( fibre) daerah ini terdiri dari jenis-jenis mamalia, Ph ( derajat keasaman ) dan kandungan air burung, reptilia dan ikan, seperti misalnya, Babi atau menurut tingkat dekomposisi bahan hutan (susbarbatus), Biawak (varanusborneanus) organik yang menurut (Farnham and Finney, dan jenis-jenis Ular. Hewan air seperti beberapa 1965), sebagai saprik, hemik, dan fibrik. jenis ikan banyak terdapat di daerah ini yang menjadi mata pencaharian sebagian penduduk. 1.7.2 Analisa Laboratorium Untuk mengetahui: Nilai kalori, 1.6. Waktu dan Pelaksana Penyelidikan kandungan abu, sulfur, karbon tertambat, zat Waktu dari pertengahan akhir Agustus terbang," bulk density " dan kelembaban dari 2004 sampai pertengahan Oktober 2004, selama conto gambut, dilakukan di Laboratorium 50 hari kerja, Inventarisasi ini dilakukan oleh Kimia Direktorat Inventarisasi Sumber Daya SubDit Batubara, Direktorat Inventarisasi Mineral di Bandung, sebanyak 10 conto Sumber Daya Mineral yang terdiri dari Ahli gambut. Geologi, Asisten Geologi, Analis dan Surveyor serta dibantu satu orang ahli geologi dari Dinas 1.8. Penyelidik Terdahulu Pertambangan Kabupaten Asahan. Terdapatnya potensi gambut di Indonesia sebanyak juta 26 hektar 1.7 Metoda Penyelidikan (Anderson, ’64) dan merupakan nomer Penyelidikan pendahuluan ini menggunakan empat terbesar cadangan gambut dunia. metoda penyelidikan yang meliputi : Kajian pustaka diambil dari tulisan 1. Study literatur penyelidikan terdahulu, yaitu mengenai 2. Penyelidikan lapangan dataran rendah dan rawa-rawa yang 3. Peralatan yang dipakai terbentuk kira-kira 5000 tahun yang lalu.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-3

Peta Geologi lembar Tebing Tinggi sekala 2.2.2. Stratigrafi 1:250.000 dari Pusat Penelitian Dari pengamatan lapangan daerah dan Pengembangan Geologi oleh penyelidikan pada umumnya tidak berbeda N,R. Cameron dkk., (1981). jauh dengan kondisi rawa yang diisi oleh endapan gambut yang dibagi menjadi : BAB II KEADAAN GEOLOGI Satuan sedimen Holosen dan belum 2.1. Geologi Regional terkeraskan, meliputi endapan aluvium dan 2.1.1 Tatanan Tektonik endapan rawa yaitu Kalkarik, pedsolik, Geologi regional daerah penyelidikan kambisol, litosol dan lapisan tipis gambut yaitu terletak dalam zone transisi antara yang secara makroskopis di Kabupaten Cekungan Tengah dan Sumatera Utara, dan Tanjungbalai-Asahan dapat dikualifikasikan berada dipinggiran cekungan tersebut. pada endapan gambut hemik-saprik, derajat kematangan H3-H7. 2.2.2 Stratigrafi Regional. Aluvial terbentuk dekat dan dipinggir sungai Urutan stratigrafi daerah penyelidikan sebagai pelopor perluasan daratan. Endapan menurut N.C. Cameron.dkk., (1981), yaitu: aluvial ini terdiri dari partikel lempung, Batuan Tersier yang tersingkap di daerah lanau (silt) dan batupasir. penyelidikan adalah batuan dari Formasi Butar Endapan tanggul ( levee ) terbentuk di yang berumur Miosen Awal. Secara umum pinggir sungai dan berfungsi sebagai formasi batuan ini terdiri dari jenis batupasir tanggul pembatas endapan gambut. Endapan beselang seling dengan serpih berwarna abu-abu ini terbentuk oleh air sungai (pada waktu tua. Diatasnya diendapkan Formasi Bampo yang banjir) yang membawa material yang agak terdiri dari batu lempung dan serpih hitam, kasar dan diendapkan dipinggir sungai. Pada berumur Miosen Tengah. Diatasnya diendapkan keadaan permukaan air maximal, tanggul ini Formasi Baong yang berumur Miosen Tengah lebih tinggi dan menjadi pemisah antara yang terdiri dari lempung dan napal berwarna dataran banjir dengan sungai. Endapan abu-abu. Diatasnya diendapkn Formasi tanggul terdiri dari partikel lempung, Keutapang yang diirikan batupasir berbutir halus batupasir halus dan lanau (silt). berumurf Miosen Akhir. Terdapat batuan Endapan organik (gambut setebal 2,7 m), terobosan Simbolon dan Takur-Takur yang terbentuk paling akhir pada dataran banjir. terdiri dari andesit-dasit lava, yang berumur Plio- Pada bagian atas terdapat endapan gambut Plistosen. Diatasnya diendapkan Tufa Toba yang yang disisipi oleh bagian tumbuhan seperi tersebar luas dan menutupi sebagian besar daerah ranting, daun dan cabang yang telah penyelidikan yang berumur Plistosen Diatas tufa membusuk yang kita sebut humus. Kondisi Toba diendapan alluvial dan gambut. ini merupakan gejala yang umum dari endapan gambut. Pada bagian bawah 2.2.3. Struktur Regional. endapan organik bercampur dengan unsur- Kelurusan-kelurusan struktur yang unsur anorganik yaitu lempung (peatyclay). terdapat didaerah penyelidikan umumnya berarah Baratlaut – Tenggara, perlapisan 2.2.3 Struktur sedimen homoklin juga berarah Baratlaut – Struktur local tidak terdapat didaerah Tenggara. penyelidikan, karena terdiri dari rawa dengan pelapukan tinggi dengan morfologi 2.2 Geologi Daerah Penyelidikan dataran rendah. 2.2.1 Morfologi Dataran rendah menempati daerah yang BAB III HASIL PENYELIDIKAN luas dengan, ketinggian 1 - 10 meter diatas muka 3.1. Geologi Endapan Gambut laut. Dataran-dataran rendah terdiri atas endapan Daerah penyelidikan tebal endapan aluvium dan endapan rawa. Daerah penyelidikan gambut didaerah Lembar Labuan Ruku tipis berdasarkan data Bapeda setempat, merupakan dan sudah terbakar habis oleh aktifitas dataran rendah dengan elevasi antara 3-10 meter manusia dijadikan persawahan dan di atas permukaan air laut (morfologi jenis perkebunan kelapa sawit, sedangkan yang pedataran). Sungai Asahan di sebelah barat dan masih tersisa di Kecamatan Sei Kepayang di Sungai Bilah di sebelah timur, keduanya lembar Tanjung Balai dan masih termasuk merupakan sungai yang besar di daerah ini dan Kabupaten Tanjungbalai-Asahan. Penyebab bermuara di Selat Malaka, yang dipakai titik kurangnya endapan gambut tersebut adalah, acuan dasar 0 m. tidak didukungnya pembentukan cekungan relatip tidak luas karena sebagian besar

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-4 tertutup tufa Toba dibandingkan dengan Sumatra (H3-H7) cocok untuk bahan enegi. bagiaqn timur di provinsi Riau. Penyebab lain Komponen organik berupa karbon hidrogen yaitu walaupun endapan gambut tipis sempat yang terkandung didalamnya adalah terbentuk dimasa lampau tetapi gambut yang komponen yang sangat penting dalam terbentuk, tererosi dan kuat dipengaruhi suasana pemanfaatan gambut sebagai bahan energi. basa yang ditimbulkan pada proses biokimia, sedangkan proses gambut diperlukan suasana asam dengan tanggul alam yang kokoh dan 3.3.1. Megaskopis dalam kondisi anaerobik. Kualitas endapan gambut mempunyai sifat fisik secara megaskopis 3.2. Penyebaran Endapan Gambut sebagai berikut: Endapan gambut di Tanjungbalai- -Warna, gambut dekat permukaan Asahan dapat diklasifikasikan sebagai " low land kadang-kadang ditemukan berwarna coklat peat" (gambut dataran rendah) dibagian pantai tua sampai hitam, hal ini disebabkan oleh (coastal peat). Dari hasil pengamatan beberapa pengaruh oksidasi dan bekas hutan terbakar. penampang bor, pembentukan gambut dimulai Warna ini banyak dipengaruhi oleh derajat dari penimbunan sisa tumbuhan yang dapat pembusukan dan pengotoran zat anorganik. hidup diatas muka air seperti tumbuhan Bakau Pada gambut dekat dengan batuan dasar (mangrove). Sisa serat masih dapat dijumpai cekungan berwarna hitam kecoklatan didasar gambut (batas antara gambut dan sedangkan makin ke atas makin dominan lempung). Dalam pembentukan awal pengaruh warna coklat tua. air sungai masih dominan sehingga terbentuk -Derajat pembusukan (H), gambut endapan gambut bercampur dengan lempung. umumnya dekat permukaan mempunyai H kemudian terjadi satu periode dimana levee rendah dan sebaliknya pada dasar gambut (tanggul alam) tidak terbentuk dengan stabil, mempunyai derajat pembusukan yang tinggi. sehingga tidak terbentuk endapan gambut tebal. Sebaran kearah horizontal tidak Proses ini berlangsung sampai sekarang. Dari menunjukkan perbedaan yang mencolok, hasil pengamatan secara fisik dari pemboran derajat pembusukan (H), yaitu antara H3- tangan gambut di daerah penyelidikan dapat H7(hemik-saprik). diklasifikasikan dominan sebagai gambut -Kandungan kayu (W), gambut topogenus. tidak homogen. Pada gambut yang tedapat di Penyebab kurangnya endapan gambut bagian bawah umumnya, mempunyai tersebut adalah, tidak didukungnya pembentukan kandungan kayu relatip lebih banyak cekungan, dengan ditandai kontak antara batuan dibandingkan dengan bagian atas. Perbedaan dasar dengan endapan gambut, yaitu Formasi ini disebabkan oleh beberapa faktor antara Tufa Toba yang mengandung partikel hasil lain derajat pembusukan dan kecepatan erupsi Gunung Toba purba yang bersifat basa, proses pembentukan gambut, di bagian kemudian pengaruh erosi sungai Asahan. bawah permukaan air tanah pembentukan gambut lebih cepat, sedangkan dibagian atas 3.3. Kualitas Gambut kayu banyak terbusukan. Kandungan kayu Di Kecamatan Labuan Ruku tidak berkisar antara 5-10 %. terdapat gambut, ini disebabkan cekungan -Kandungan akar (R), pada bagian didominasi oleh tufa Toba semejak Pleistosen atas sebagian besar berasal dari tumbuhan yang relatip tinggi sehingga gambut tidak baru, sedangkan yang berasal dari tumbuhan terbentuk wlaupun tebentuk, sangat tipis yang lama banyak yang telah hancur, sehingga sekarang telah habis terbakar dijadikan kandungan akar yang tinggi ( >30% ) perkebunan sawit, sedangkan di Kecamatan Sei terdapat dekat dengan permukaan. Kepayang gambut terbentuk dengan bahan utama -Kandungan serat (F), gambut dapat adalah senyawa organik dan air. Unsur digolongkan kepada hemik, yang organiknya membentuk suatu rantai molekul dipengaruhi oleh proses derajat pembusukan terdiri atas asam humat, asam fulvat, humin, setempat, dengan prosentase kandungan karbohidrat, malam, protein, lignit, sellulosa, serat >30 %, terutama dibagian bawah (dari bitumen dan senyawa lainnya. tumbuhan nipah,sagu dan bakau). Endapan gambut di Tanjungbalai- -Kandungan air (M), gambut erat Asahan khususnya di kecamatan Sei Kepayang hubungannya dengan muka air tanah. Pada mempunyai sifat relatif heterogen, tetapi bahan musim hujan air tanah hampir sama tinggi organik dan anorganik yang sangat kompleks. dari pada permukaan gambut. Pada kondisi Gambut yang mengalami dekomposisi sedang yang demikian kandungan air dalam gambut

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-5 hampir homogen (>90%). Pada musim kemarau daerah Tanjungbalai dan sekitarnya prospek muka air tanah turun. Pada waktu penyelidikan untuk energi. permukaan air tanah tingginya 0 - 0,3 m dibawah Kendala tumpang tindih lahan permukaan gambut. Dengan demikian gambut dengan perkebunan dan sebagian lahan garap yang terletak diatasnya mempunyai kandungan penduduk. air antara 85-90%,sedangkan yang terletak dibawah permukaan air tanah > 90% (waktu BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN penyelidkan musim kemarau). PH air gambut antara 4 sampai 5 (suasana asam). Hasil penyelidikan pendahuluan dapat disimpulkan sebagai berikut : Kedudukan geologi dari endapan aluvium 3.3.2 Hasil Analisa Laboratorium dan gambut terletak diatas Formasi Tufa Untuk mengetahui kualitas gambut Toba yang berumur Holosen. secara proximate/ultimate, diambil 10 conto Di daerah penyelidikan endapan gambut yang diharapkan dapat mewakili, conto ini dapat dikualifikasikan sebagai "topogenus diambil dari permukaan (top) hingga lapisan peat" yang terletak pada basin peat sebagai " gambut paling bawah (bottom), kemudian Low Land peat" (gambut dataran rendah, dicampur menghasilkan conto Komposit. ketinggian 5-10 m diatas muka air laut), Analisa di laboratorium dilakukan untuk nilai dengan derajat pembusukan H3-H7 (hemik- kalori, kandungan abu, sulfur, karbon, zat saprik ) dan berumur + 4000-5000 tahun terbang, kelembaban dan bulk density (tabel 3) yang lalu (Anderson, J.A.R., 1964, bila Prosentase zat terbang (VM) yang terkandung disamakan dengan gambut siak dalam awal dalam gambut cukup tinggi, berkisar antara Pembentukannya). 34,03.dan54,68 %. Pemanfaatan gambut diharapkan dapat Angka rata-rata karbon tertambat (FC) tercatat digunakan sebagai energi, dengan tujuan 11,32 % sampai 28,56 %yang menunjukkan diversifikasi energi. tingkat pengarangan rendah. Kandungan abu tinggi, berkisar antara 5,87 % sampai 48,26 %, ini disebabkan adanya DAFTAR PUSTAKA kontaminasi. antara gambut dan lempung Andrew I, Quarles Van Ufford, B.A., (1996); (ketebalan gambut hanya 25-270 cm) dan Stratigraphy, Struktural Geology And pengaruh air sungai Asahan waktu banjir Tectonics Of a Young For Arc dominan, sehingga dapat diklasifikasikan jenis Continent Collisian, Western Central gambut topogenus. Range, Irian Jaya (Western New Kandungan belerang (S) tercatat rendah, kurang Guinea), Indonesia. dari 1 %. Anderson, J.A.R., 1964. The Structure And Nilai panas (NK) dari seluruh conto memberikan Development Of The Peat angka antara 2540 kal/gr sampai 4745 kal/gr Swamps Of Serawak And yang termasuk sedang untuk ukuran gambut di Brunei. Journal of Tropical Geography. vol. Indonesia. 18, 1964. 3.4. Sumberdaya Gambut N,Cameron., dkk., (1981..); Peta Geologi Sumberdaya gambut dihitung dengan lembar Tebing Tinggi Sumatera Utara perkalian antara luas sebaran gambut dengan 1:250.000. Pusat Penelitian dan ketebalan rata-rata dari isopah. Pengembangan Geologi. Ketebalan gambut rata-rata ialah ketebalan dari Diemont, W.H., and Supardi, 1986: Genesis minimum ketebalan dan maximum ketebalan of Indonesia Lowland Peats and yaitu 2,7 m Possibilities for Development. Symposium Sumberdaya 50,1625x106 X 100 kg = and exhibition lowland 5.016,25 x106 kg atau 5.016.250 ton, gambut development in Indonesia, Jakarta. kering ( +5 % air, Bulk density rata-rata 100 University of Illinois, Urbana,Illinois. kg/m3 ).Tabel 4 Euroconsult, (1984) : Preliminary Asumsi faktor yang harus diperhatikan yaitu : Assestment of Peat Development Bahan untuk energi dekomposisi harus > H4 Potential. (Mukarwoto,1977). Final Report., Euroconsult, Ahrnem, The Netherland. 3.5. Prospek dan Kendala Pemanfaatannya Geyh, H.R., Kudras Streif, H., (1974): Pemanfaatan gambut yang lebih dari 1 Global changes in post Glacial Sea m dan dekomposisinya > H4, sehingga gambut

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-6

Level. A Memorial Calculation Quartenary Research P.264-287.

Shell International, (1983) : Utilization of Indonesian Peat for PowerGeneration. Shell International Petroleum, London

.

98° BT 99° BT 100° BT

Pangkalan Brandan 4° LU

Tanjung Beringan S E L STABAT A

T

BINJAI M MEDAN A L LUBUK PAKAM A Kwala K Tanjung Langkat A Tanjungmorawa PROP. Bangunpurba TEBING TINGGI D I ACEH Sibolangit

Kota Buluh LABUANRUKU Laubaleng Simpang Empat KABANJAHE Tiga Binanga Pematangraya 3° LU Kualabuluh Saribudolok KISARAN PEMATANG SIANTAR TANJUNG BALAI

SIDIKALANG D. TOBA Sumbul Panjaitan

Prapat Bandarpulau

P . S a m Lumbanjutu usi r

Nainggolan Porsea

Bandardurian

BALIGE Dologsanggul Merbau

Siborongborong Ohanganjang

Daerah Penyelidikan Gambar 1. Peta Indeks Daerah Penyelidikan

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-7

Table 1. Curah Hujan Tahun 2002-2003

Tahun Bulan 2002 2003 CH HH CH HH Januari 237 11 154 7 Februari 42 7 121 6 Maret 58 5 63 7 April 38 5 167 6 Mei 53 8 97 8 Juni 93 6 27 5 Juli 115 9 111 8 Agustus 172 9 185 10 September 223 14 120 12 Oktober 158 14 443 18 November 221 15 211 11 Desember 116 13 63 8 CH = Curah hujan HH = Hari hujan

Tabel 2. Stratigrafi Sedimen Pengisi Cekungan Sumatera Utara

UMUR FORMASI L I T O L O G I LINGKUNGAN PENGENDAPAN HOLOSEN ALUVIUM Kerikil, pasir, lempung, gambut Darat-rawa

PLISTOSEN TUFA TOBA Tufa-lempung , abu-abu-putih Kontinen

PLIO-PLISTOSEN SIMBOLON & Andesit lava- dasit dan Kontinen TAKUR-TAKUR piroklastik MIOSEN TENGAH KEUTAPANG Batupasir halus dan serpih batu - Deltaik pasira abu-abu-biru-hijau MIOSEN TENGAH BAONG Lempung, abu-abu-coklat, biru, Laut-sublitoral serpih pasiran, hijau-abu-abu, MIOSEN AWAL- BAMPO Lempung, abu-abu, serpih Sublitoral-paralik TENGAH pasiran, hijau-abu-abu. MIOSEN AWAL BUTAR Batu lanau & batu lumpur Paralik-fluviatil

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-8

Tabel 3. Kolom Stratigrafi Daerah Penyelidikan UMUR FORMASI PEMERIAN LITOLOGI LINGKUNGAN K Gambut.topogenus H (terpengaruh material klastik) Paludal U O A L Pasir, abu-abu-putih, berbutir halus, bersifat lempungan dan lanauan pasir atau lanau Fluviatil/ dibagian atas. dataran banjir R O Lempung, abu, plastis, lanauan kadang- kadang pasiran T S lempung, putih kotor plastis dengan lanau ALLUVIUM kadang-kadang pasir, berbutir halus Laut dangkal E E RAWA mengandung mengandung material organik, cangkang kerang Lempung organik, coklat, lempung Endapan rawa R N gambutan kadang-kadang menjari dengan bakau endapan laut dangkal

PLIS- TUFA TOBA Batupasir kuarsa, batulempung, mikaan, Darat TOSEN gampingan & lignit

Tabel 4. Hasil Analisa Kimia No BD Ph Air Dried Basis LN % LJ % M % VM % FC % Abu % S % NKKal/gr TB-2 0,18 4,00 82,49 84,07 9,01 50,51 17,41 23,07 0,34 3830 TB-3 0,11 3,00 92,02 92,89 10,89 54,68 28,56 5,87 0,18 4745 TB-7 0,11 3,00 91,88 92,77 10,92 53,41 28,14 7,53 0,22 4655 TB-8 0,12 3,50 90,28 91,35 11,00 52,34 27,07 9,59 0,21 4535 TB-10 0,23 3,50 75,81 77,36 6,39 34,03 11,32 48,26 0,20 2540 TB-11 0,16 4,00 84,96 86,49 10,19 49,65 18,81 21,35 0,30 3900 TB-12 0,17 4,00 78,74 80,79 9,60 46,77 16,93 26,70 0,37 3435 TB-13 0,09 3,50 91,73 92,66 11,27 50,69 24,62 13,42 0,29 4315 TB-14 0,15 4,00 80,51 82,41 9,75 48,05 16,99 25,21 0,32 3565 TB-15 0,09 3,00 95,02 95,55 10,56 51,97 23,75 13,72 0,27 4390

Tabel 5. Ringkasan Perhitungan Sumberdaya Gambut. Daerah Luas juta (m2) Ketebalan rata-rata (m) Sumberdaya juta (m3) isopah 1m 42,75 0,5 21,375 isopah 2 m 12,25 2,35 28,7875 jumlah 50,1625

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-9

PETA PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN GAMBUT DI LABUAN RUKU

4° LU 98° BT 99° BT 100° BT 4° LU Pangkalan Brandan

Tanjung Beringan 99°30' S 99°50' E 99°35' 99°40' 99°45' 99°52'30" STABAT L A

03°15' T Silembar MEDAN M LUBUK PAKAM A Kwala L Tanjung Langkat A K Tanjungmorawa A PROP. Bangunpurba TEBING TINGGI D I ACEH Sibolangit

Kota Buluh LABUANRUKU Laubaleng Simpang Empat KABANJAHE Tiga Binanga Simpang Pematangraya 3° LU 3° LU Kualabuluh Saribudol ok KISARAN TANJUNG BALAI an PEMATANG SIANTAR an Qa . K S

S E L A T M A L A K A SIDIKALANG D. TOBA Sumbul Tanjung Tiram Panjaitan Prapat Bandarpulau

P . S am Lumbanjutu us ir Nainggolan Porsea Ka Baganbetak Bandardurian TP 2 BALIGE TP 3 Dologs anggul Merbau

Siborongborong Labuhan Ruku Ohanganjang PETA INDEKS DAERAH PENYELIDIKAN QvT TP 4 U

iri Qa TP 1 . K S

TP 7 TP 5 Pem Rao PANCA ARGA

Tg Tambuntulang

03°10' TP 6 Skala 1: 50.000 0 5 10 Cm Qa 0 2.5 5 Km

TP 8 K E T E R A N G A N : QvT Silau Bonto QvT

TP 13 Qa Aluvium TP 12 TP 10

TP 14

Silau Laut QvT Tufa Toba

Qa TP 16 Batas Formasi Sajam TP 11 Rawang Laut TP 17

TP 18 Sungai Baru Sungai

99°05' TP 19

Jalan

TP 20

TP 21

KISARAN Jalan kereta api

TP22

Qa TP.1 Titik Pengamatan QvT QvT TP 23

Sungai Kembilik TP 24 Ibu kota kecamatan

n Bagan Asahan

a DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

h

TP 26

Pematang Tengah a DIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

s TP 25 DIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL A

Kapuas Batu .

S S S e r d a n g PETA SEBARAN GAMBUT DAERAH LABUAN RUKU DAN SEKITARNYA

03°00' PROPINSI SUMATERA UTARA

Disusun : Ir.Truman w. Diperiksa : Ir. Sukardi Tahun : 2004

Disetujui : DR. Ir. Agus Pujobroto MSc Digambar : Memed R No Peta : 1

PETA PENYELIDIKAN PENDAHULUAN ENDAPAN GAMBUT DI SEI KEPAYANG

98° BT 99° BT 100° BT

Pangkalan Brandan 99°45'00" 100°00' BT 4° LU 4° LU 3°15'00"

Tanjung Beringan S E STABAT L A T

BINJAI MEDAN M LUBUK PAKAM A Kwala L Tanjung Langkat A K Tanjungmorawa A PROP. S . A s a h a n Bangunpurba TEBING TINGGI D I ACEH Sibolangit

Kota Buluh LABUANRUKU Laubaleng Simpang Empat KABANJAHE Tiga Binanga S E L A T M A L A K A Pematangraya 3° LU 3° LU Kual abuluh Saribudolok KISARAN PEMATANG SIANTAR TANJUNG BALAI

SIDIKALANG D. TOBA TANJUNG BALAI Sumbul Panjaitan Prapat Bandarpulau

P . S a m Lumbanjutu u s ir

Nainggolan Porsea

Bandardurian

BALIGE Simpang Tiga Dologsanggul Merbau Siborongborong Ohanganjang

Sei Kepayang U

3°10'00"

Qa

Qa

Qa

SKALA 1 : 50.000

01 23 4 5 Km TB 12 Bangun Baru 01 234 5678910 Cm TB 14 TB 13 TB 15

3°05'00"

TB 10 Qa TB 11 KETERANGAN

Qa Aluvium Qa TB 6 TQs Tufa Toba TB7

TB 8 Sungai A B Jalan TB 9

TB .1 Lubang Bor TB 1 TB 2 Isopach Gambut TB 3 TB 4 TB5 Qa AB Penampang Geologi

Qa

3°00'00" 99°45'00" 99°50'00" 99°55'00" 100°00'00"

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL A PENAMPANG A - B B DIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERAL Lapisan Gambut Skala H 1 : 50.000

2 V 1 : 500 PETA SEBARAN GAMBUT DAERAH LABUANRUKU-TANJUNGBALAI & SEKITARNYA 1 PROPINSI SUMATERA UTARA Qa 0 Qa Disusun : Ir. Truman Wijaya Diperiksa : Ir. Sukardi Tahun : 2004 TQs TQs TQs Digambar : Memed Disetujui : Dr. Ir. Rukmana No. Peta : 2

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 33-10