SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN

Oleh : HENNY MUSTIKA SANTI NIM : 201502054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

i

SKRIPSI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN

Diajukan untuk memenuhi Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh : HENNY MUSTIKA SANTI NIM : 201502054

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Henny Mustika Santi Jenis Kelamin : Perempuan Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 24 Juni 1991 Agama : Islam Alamat : Desa Jatisari RT.08 RW.02 Kecamatan Geger Kabupaten Madiun E-mail : [email protected] Riwayat Pendidikan : 1. SDN JATISARI 2 (1997-2003) 2. SMPN 1 GEGER (2003-2006) 3. SMAN 1 DAGANGAN (2006-2009) 4. STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN (2015-SEKARANG) Riwayat Pekerjaan : Belum Bekerja

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan do‟a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya banyak bersyukur dan terima kasih ku persembahkan kepada:

Allah SWT, karena atas izin dan karunianyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai tepat waktu. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do‟a. Kedua orang tuaku Bapak Suroto dan Ibu Sri Lestari terima kasih yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do‟a yang tiada kata seindah lantunan do‟a dan tiada do‟a yang paling khusuk selain do‟a yang terucap dari orang tua. Ucapan terima kasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kabaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibu. Mas Herlian, Mbak Neli, Mbak Rozalina, Adikku Hendra dan Suamiku Taufan Adhi Pratama yang telah memberi semangat, do‟a dan dukungan tanpa henti. Serta teruntuk Putriku tercinta Avanti Velishia Azzahra Terima kasih telah menjadi seseorang yang memberikan kekuatan dan semangat untuk mama. Dosen Pembimbing Tugas Akhir Bapak Cholik Harun R, M.Kes dan Bapak Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak sudah dibantu selama ini. Serta tidak lupa saya ucapkan kepada Bapak Edy Bachrun, S.KM., M.Kes selaku penguji skripsi saya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen Prodi Keperawatan dan seluruh dosen Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun atas semua ilmu, didikan dan bimbingan yang telah diberikan.

vii

Sahabat-sahabatku Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Mega, Vera, Ratih, Pricyl, Nickma, Susi, Ridwan, Sofyan, Ilham, Febrian, Donat, Rika. Terima kasih sudah memberi dukungan, semangat, motivasi dan bantuannya selama ini. Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah. Semoga keakraban kita akan selalu terjaga dan kita tidak akan pernah melupakan semuanya. Love and miss you more guys. Keperawatan 8B Teman-temanku satu angkatan Prodi Keperawatan tahun 2015 yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu terima kasih atas kekompakan, kegilaan dan kejahilan selama di kelas. Serta almamaterku SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN.

viii

ABSTRAK

Henny Mustika Santi

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP PERUBAHANKADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN

130 halaman + 12 tabel + 5 gambar + 19 lampiran Hiperurisemia menjadi masalah kesehatan masyarakat yang semakin banyak. Penderita hiperurisemia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Puskesmas Geger Kabupaten Madiun pada tahun 2016 penderita hiperurisemia sebanyak 223 orang, tahun 2017 sebanyak 241 orang dan pada tahun 2018 sejumlah 264 orang. Selain pengobatan farmakologi juga tersedia pengobatan non farmakologi dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang diduga mampu menurunkan kadar asam urat seperti buah sirsak dan nanas. Sirsak dan nanas mengandung vitamin C sebagai antioksidan yang menghambat pembentukan enzim xanthine oksidase yang akan menjadi asam urat, selain itu vitamin C juga mampu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine, sehingga kadar asam urat dalam darah akan berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perubahan dari pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap kadar asam urat pada penderita Hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun. Desain penelitian menggunakan Quasi – Experimental dengan Two Group Pretest – Posttest Control Group. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang dari populasi sebanyak 264 orang, 18 sebagai kelompok intervensi dan 18 sebagai kelompok kontrol. Alat ukur yang digunakan adalah test asam urat Autocheck GCU. Analisa data menggunakan Wilcoxon dan Independent t – test. Hasil analisa menunjukkan terdapat perbedaan kadar asam urat pada kelompok jus sirsak (p=0,000) dengan rerata selisih penurunan kadar asam urat 1,60 mg/dl dan kelompok jus nanas (p=0,000) dengan rerata selisih penurunan kadar asam urat 1,16 mg/dl. Dari hasil rerata selisih kadar asam urat, jus sirak menunjukkan lebih efektif menurunkan kadar asam urat dari pada jus nanas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peningkatan informasi tentang upaya penurunan kadar asam urat sangat diperlukan. Masyarakat diharapkan dapat lebih memilih menggunakan jus sirsak atau jus nanas dalam upaya menurunkan kadar asam urat.

Kata Kunci: Kadar Asam Urat, Jus Sirsak, Jus Nanas

ix

ABSTRACT

Henny Mustika Santi

THE DIFFERENCE IN EFFECTIVENESS OF SOURSOP JUICE (ANNONA MURICATA) AND PINEAPPLE JUICE (ANANAS COMOSUS) IN CHANGING THE LEVEL OF URIC ACID FOR PATIENT WITH HYPERURICEMIA AT GEGER HEALTH CENTER, MADIUN REGENCY

130 pages, 12 tables, 5 pictures and 19 enclosures Hyperuricemia has become a health problem for many people. Patients with hyperuricemia has been increasing every year. At Geger Healt Center Madiun regency, in 2016 223 patients have been identified with hyperuricemia and 241 patients in 2017, as well as 264 patients in 2018. Besides pharmacology treatment, non pharmacology treatment also available to treat this condition by using plant based treatment that will decrease the level of uric acid such as soursop and pineapple. Both soursop and pineapple contain vitamin C as an antioxidant that inhibits the formation of xanthine oxidase enzyme which will become uric acid. In addition, vitamin C also able to increase uric acid excretion through urine that will result to uric acid levels in the blood to decrease. The purpose of this study is to determine the changes of uric acid level in using soursop juice and pineapple juice for patients with Hyperuricemia at Geger Health Center, Madiun Regency. This research used the Quasi-Experimental research method with the Two Group Pretest – Posttest Control Group. The sampling technique used Purposive Sampling with a total sample of 36 people drawn from a population of 264 people with 18 as an intervention group and 18 as a control group. The measuring instrument use disthe Autocheck GCU uric acid test. Data analysis using Wilcoxon and Independent t-test. The result showed that there is a difference in uric acid level of soursop juice group (p=0,000) with a mean difference in the decrease in urid acid level of 1.60 mg/dl, as for the pineapple juice group (p=0,000) with a mean difference in the decrease of urid acid level of 1,16 mg/dl. To conclude, compared to pineapple juice, the soursop juice showed more effective result in decreasing the uric acid level. In conclusion, based on the study above, increasing information about the effort in decreasing the level of uric acid is very necessary. More over, the society is expected to prefer the use of soursop juice or pineapple juice in order to reduce uric acid level.

Keywords: Uric Acid Levels, Soursop Juice, Pineapple Juice

x

DAFTAR ISI

Sampul Depan ...... i Sampul Dalam ...... ii Lembar Persetujuan ...... iii Lembar Pengesahan ...... Error! Bookmark not defined. Daftar Riwayat Hidup ...... v Halaman Persembahan ...... vii Abstrak ...... ix Abstract ...... x Daftar Isi ...... xi Daftar Tabel ...... xiv Daftar Gambar ...... xv Daftar Lampiran ...... xvi Daftar Singkatan...... xvii Daftar Istilah...... xviii Kata Pengantar ...... xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 5 1.3 Tujuan penelitian ...... 5 1.3.1 Tujuan Umum ...... 5 1.3.2 Tujuan Khusus ...... 6 1.4 Manfaat Penelitian ...... 6 1.4.1 Manfaat Teoritis...... 6 2.4.1 Manfaat Praktis ...... 6 1.5 Keaslian Penelitian ...... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Urat ...... 9 2.1.1 Definisi Asam Urat ...... 9 2.1.2 Etiologi Peningkatan Asam Urat ...... 10 2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat ...... 11

xi

2.1.4 Penyakit/Masalah Yang Berhubungan Dengan Asam Urat ...... 14 2.1.5 Klasifikasi Hiperurisemia ...... 17 2.1.6 Tahap-tahap Penyakit Asam Urat ...... 17 2.1.7 Patofisiologi ...... 19 2.1.8 Perbedaan Asam Urat dengan Penyakit Radang Sendi Lain ...... 24 2.1.9 Pemeriksaan Asam Urat ...... 27 2.1.10 Pengobatan Asam Urat secara Farmakologis ...... 28 2.1.11 Pengobatan Asam Urat secara Non Farmakologis ...... 30 2.1.12 Cara Pengukuran Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Stik ...... 33 2.1.13 Pencegahan Asam Urat ...... 34 2.2 Buah Sirsak (Annona muricata) ...... 36 2.1.1 Jenis-jenis Sirsak ...... 37 2.1.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Sirsak ...... 40 2.1.3 Teknik Pemberian Jus Sirsak ...... 42 2.3 Buah Nanas (Ananas comosus) ...... 43 2.3.1 Jenis-jenis Nanas ...... 43 2.3.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Nanas ...... 46 2.3.3 Teknik Pemberian Jus Nanas ...... 48 2.4 Cara Kerja Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat ...... 49 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual ...... 51 3.2 Hipotesis ...... 54 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ...... 55 4.2 Populasi dan Sampel ...... 56 4.2.1 Populasi ...... 56 4.2.2 Sampel ...... 56 4.2.3 Kriteria Sampel ...... 58 4.3 Teknik Sampling ...... 59 4.4 Kerangka Kerja Penelitian ...... 60 4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...... 61 4.5.1 Variabel Penelitian...... 61 4.5.2 Definisi Operasional Variabel ...... 61 4.6 Instrumen Penelitian ...... 62

xii

4.6.1 Kelompok bahan pembuatan terapi ...... 62 4.6.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ...... 62 4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 63 4.8 Prosedur Pengumpulan Data ...... 63 4.9 Pengolahan Data ...... 65 4.10 Analisa Data ...... 67 4.11 Etika Penelitian ...... 69 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Lokasi Penelitian ...... 71 5.2 Hasil Penelitian ...... 73 5.2.2 Data Umum ...... 73 5.2.2 Data Khusus Responden ...... 75 5.3 Pembahasan ...... Error! Bookmark not defined. 5.3.1 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak ...... 78 5.3.2 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas ...... 81 5.3.3 Efektivitas Pemberian Jus Sirsak dan Jus Nanas Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun ...... 83 5.4 Keterbatasan Penelitian ...... 86 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...... 87 6.2 Saran ...... 88 DAFTAR PUSTAKA ...... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN...... 75

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) ...... 8 Tabel 2.1 Kandungan Dalam 100 gram Buah Sirsak (Annona muricata) ...... 41 Tabel 2.2 Kandungan Dalam 100 gram Buah Nanas (ananas comosus) ...... 47 Tabel 4.1 Skema Desain Penelitian ...... 56 Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ...... 61 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun ..... 73 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun 74 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun ..... 74 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun ..... 75 Tabel 5.5 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger ...... 76 Tabel 5.6 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger ...... 77 Tabel 5.7 Kadar Asam Urat Antara Kelompok Jus Sirsak dan Jus Nanas Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger ...... 78

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman Gambar 2.1 WOC Hiperurisemia ...... 22 Gambar 2.2 WOC Metabolisme Asam Urat ...... 23 Gambar 2.3 WOC Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat ...... 50 Gambar 3.1 Kerangka konsep Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun..... 52 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ...... 60

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ...... 93 Lampiran 2 Surat Keterangan Selesain Penelitian ...... 96 Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden ...... 97 Lampiran 4 Pernyataan Menjadi Responden ...... 98 Lampiran 5 Lembar Kuesioner Responden ...... 99 Lampiran 6 SOP Pemberian Jus& Cara Pembuatan ...... 100 Lampiran 7 Lembar Observasi ...... 104 Lampiran 8 Lembar Tabulasi Makanan Responden ...... 106 Lampiran 9 Lembar Tabulasi Data Kadar Asam Urat ...... 110 Lampiran 10 Jadwal Pemberian Jus...... 112 Lampiran 11 Distribusi Frekuensi ...... 114 lampiran 12 Hasil Uji Normalitas ...... 118 Lampiran 13 Hasil Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Jus Sirsak ...... 119 Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Jus Nanas ...... 120 Lampiran 15 Hasil Uji Statistik Independent t – test Kelompok Jus Sirsak dan Jus Nanas ...... 121 Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ...... 122 Lampiran 17 Lembar Konsultasi Bimbingan ...... 123 Lampiran 18 Jadwal Penyusunan Skripsi ...... 127 Lampiran 19 Lembar Revisi Skripsi ...... 128

xvi

DAFTAR SINGKATAN

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar KEMENKES : Kementrian Kesehatan OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid IXO : Inhibitor Xanthine Oxidase RAA : Renin Angiotensin Aldosteron LVH : Left Ventrikel Hypertropy TGT : Toleransi Glukosa Terganggu GLUT-9 : Glucose Transporter-9 WOC : Web Of Causation OHT : Obat Herbal Terstandart BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan

xvii

DAFTAR ISTILAH

Allopurinol : Obat asam urat Ananas Comosus : Nanas Annona Muricata : Sirsak Arthritis : Peradangan persendian Autocheck GCU : Merk alat cek kadar asam urat Coding : Pemberian kode Dependent Variable : Variabel terikat Drop Out : Subjek cadangan pada penelitian Fitofarmaka : Obat yang dibuat dari bahan alami Gout : Penyakit akibat asam urat tinggi Hiperurisemia : Peningkatan kadar asam urat darah Hipoxanthine : Enzim hypoxanthine Independent Variable : Variabel bebas Inform Concent : Lembar persetujuan menjadi responden Pre-test : Sebelum dilakukan test Post-test : Sesudah dilakukan test Reinforcement : Pemberian ulang informasi Sampling : Sampel Simplisia : Herbal dalam bentuk asli berupa daun, akar, batang, bunga maupun biji-bijian Tabulating : Penyusunan data dalam bentuk tabel Uji Paired t-test : Saling berhubungan Uric acid : Asam urat Xanthine Oksidase : Enzim flavoprotein dan molibdenum

xviii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun”.

Adapun maksud penulis menyusun skripsi ini adalah memenuhi persyaratan dalam penyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN.

Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran, dan dukungan moral kepada penulis. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drg. Sunu Setyowati selaku Kepala Puskesmas Geger Kabupaten Madiun yang telah memberi izin untuk penelitian ini. 2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberi izin untuk penelitian ini. 3. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberi izin untuk penelitian ini. 4. Cholik Harun R, M.Kes selaku Pembimbing 1 yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. 5. Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing 2 yang selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. 6. Seluruh Staf Puskesmas Geger yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melakukan penelitian. 7. Keluarga tercinta yang telah memberi dorongan, doa dan semangat tanpa henti. 8. Responden yang telah berperan dalam penelitian ini.

xix

9. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat dalam penyusunan skrisi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis sampaikan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Madiun, Juli 2019 Penulis

Henny Mustika Santi 201502054

xx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan pekerjaan yang banyak menyita waktu dan harus bergerak cepat, menyebabkan seseorang tidak sempat untuk mengatur pola hidup dan pola makan yang baik. Pola makan yang serba cepat dan instan, menjadikan seseorang kurang memperhatikan asupan-asupan yang masuk ke dalam tubuhnya. Tidak disadari ternyata makanan yang dikonsumsi merupakan sumber timbulnya penyakit termasuk peningkatan kadar asam urat. Ditambah lagi banyak orang yang tidak menyadari kalau dia sudah terkena penyakit asam urat lantaran gejala asam urat memiliki kesamaan dengan gejala rematik atau penyakit rematik (Safitri, 2012).

Data World Health Organization (WHO) memperkirakansekitar 335 juta orang di dunia mengalami asam urat tinggi (Bobaya, 2016). Prevalensi hiperurisemia di berdasarkan hasil Riskesdas 2007 sebanyak 11,9% dan di Jawa Timur adalah 12,1% (Kemenkes RI, 2007). Hasil riskesdas 2013 mengungkapkan bahwa prevalensi hiperurisemia di Indonesia adalah 14% dan di

Jawa Timur adalah 24,7% (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan hasil Riskesdas

2018 prevalensi hiperurisemia di Indonesia sebanyak 18,9% dan di Jawa Timur sebanyak 26,1% (Kemenkes RI, 2018). Menurut profil kesehatan Kabupaten

Madiun ditemukan 9.750 kasus tentang penyakit pada sistem otot termasuk sendi yang banyak dilayani pada puskesmas (Profil kesehatan Kabupaten Madiun,

2016). Di Kabupaten Madiun berdasarkan data dari DINKES Kabupaten Madiun

1

pada tahun 2018 kasus asam urat tertinggi di wilayah Puskesmas Geger sebanyak

264 orang, di Puskesmas Pilangkenceng sebanyak 256 orang, dan di Puskesmas

Balerejo sebanyak 247 orang. Di laboratorium Puskesmas Geger tahun 2018 terdapat hasil lab tertinggi yaitu glucosa, cholesterol, dan uric acid. Berdasarkan data laboratorium Puskesmas Geger Kabupaten Madiun pada tahun 2016 penderita hiperurisemia sebanyak 223 orang, pada tahun 2017 penderita hiperurisemia sebanyak 241 dan sedangkan tahun 2018 penderita hiperurisemia sejumlah 264 orang. Dari hasil study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10

Januari 2019 dengan melakukan wawancara kepada 10 orang dengan hiperurisemia, dimana mayoritas hanya memeriksakan diri ketika sudah mengalami nyeri sendi, 9 dari 10 orang tidak mengetahui bahwa jus sirsak dan jus nanas mampu menurunkan kadar asam urat tinggi.

Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Asam urat yang beredar dalam tubuh manusia diproduksi sendiri oleh tubuh (asam urat endogen) dan berasal dari makanan (asam urat eksogen). Sekitar 80-85% asam urat diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari makanan. Perlu diketahui, kadar asam urat normal wanita dewasa 2,4-5,7 mg/dL, pria dewasa 3,4-

7,0 mg/dL dan anak-anak 2,8-4,0 mg/dL (Lingga, 2012). Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi naiknya kadar asam urat dalam tubuh, diantaranya adalah mengonsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, makanan laut, daging,dan minuman beralkohol, beberapa kondisi medis seperti kadar lemak, kolesterol yang tinggi, penyakit ginjal, dll; obat-obatan seperti niacin dan diuretik, riwayat keluarga dan jenis kelamin (Noormindhawati, 2013). Komplikasi tersebut

2

diantaranya adalah penyakit batu ginjal, kerusakan sendi, penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus. Pada penderita asam urat yang disebabkan karena penurunan fungsi ginjal, ginjal tidak mampu mengekskresi asam urat pada darah sehingga asam urat menumpuk, maka tidak bisa diberikan terapi untuk menurunkan kadar asam urat tanpa terapi untuk ginjalnya juga. Sedangkan pada penderita asam urat yang disebabkan karena mengonsumsi makanan tinggi purin tanpa menderita gangguan fungsi ginjal, bisa diberikan terapi untuk menurunkan kadar asam urat saja.

Pengobatan untuk mengatasi asam urat bisa dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan asam urat secara farmakologis memiliki dua tujuan utama, yaitu penanggulangan radang sendi yang sakit dan pengendalian kadar asam urat dalam tubuh stabil. Pengendalian kadar asam urat terbagi dua, yaitu penurunan kadar asam urat dengan mempercepat atau meningkatkan pengeluaran asam urat lewat kemih dan penurunan kadar asam urat dengan menekan produksinya. Ada tiga jenis obat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Pertama, untuk mengatasi peradangan sendi digunakan kelompok obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Kedua, untuk meningkatkan pengeluaran asam urat digunakan kelompok obat inhibitor xanthine oxidase (IXO). Ketiga, untuk menghambat produksi asam urat digunakan kelompok obat urikosurik

(Sutanto, 2013). Pengobatan non farmakologis bisa didapatkan dengan memanfaatkan tanaman disekitar, seperti sirsak dan nanas. Buah sirsak dan buah nanas mengandung banyak senyawa yang dibutuhkan dalam menumpas asam urat, buah sirsak dan nanas mengandung vitamin C yang cukup tinggi sehingga

3

dapat membantu meningkatkan ekskresi (pembuangan) asam urat melalui urine.

Dengan kemampuan ini, kadar asam urat dalam tubuh bisa berkurang.

Menurut penelitian Yuli Yantina (2016) menyatakan bahwa ada pengaruh konsumsi jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah dengan rata- rata penurunannya adalah 6,7 mg/dl. Menurut penelitian Yuanita Syaiful (2017) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat. Menurut penelitian Heni Maryati (2014) mengalami penurunan kadar asam urat dengan rata-rata kadar asam urat dalam darah sebesar 8.2 mg/dL dan pada responden kelompok kontrol tanpa perlakuan sebanyak 16 orang 12 diantaranya mengalami peningkatan dan 2 mengalami penurunan sehingga rata-rata kadar asam urat dalam darah sebesar 9,7 mg/dL.

Sedangkan menurut penelitian Desi Alvionita Vivit Dwi Sevilia, Mumpuni

Dwiningtyas (2014) menyatakan penurunan kadar asam urat dengan rata-rata penurunannya adalah 8,4 mg/dL.

Mineral utama yang terkandung pada 100 gr buah sirsak adalah fosfor 27 mg, kalsium 14 mg, keunggulan sirsak terdapat pada lemak yang terkandung sangat sedikit hanya 0,3 mg, natrium yang rendah yaitu 14 mg sehingga baik untuk kesehatan, kalium yang tinggi yaitu 278 mg, selain itu vitamin C dalam buah sirsak juga bisa menghindari resiko terkena asam urat. Vitamin C dikatakan para ahli bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah (Hasnawati, 2012). Selain itu Bromelin adalah enzim yang diekstrak dari buah nanas, merupakan cyteine proteinase yang bermanfaat sebagai anti inflamasi. Kemampuannya untuk menghambat inflamasi sendi sangat menjanjikan. Menurut Walker A.F. et al

4

(2002), suplementasi bromelin efektif untuk mereduksi nyeri akibat gout (Lingga,

2012). Enzim bromelin di dalam jus nanas mampu menyembuhkan asam urat. Jus nanas juga mengandung banyak vitamin C serta kalium. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, yakni untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit, kalium berperan sebagai menjaga kesehatan otot tubuh

(Noormindhawati, 2013).

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai “Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata)

Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric

Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger

Kabupaten Madiun”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menyusun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah ada perbedaan efektivitas pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun?”

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keefektivan pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi signifikansi perbedaan kadar asam urat sebelum dan

sesudah pemberian jus sirsak

2. Mengidentifikasi signifikansi perbedaan kadar asam urat sebelum dan

sesudah pemberian jus nanas

3. Menganalisis signifikansi perubahan kadar asam urat antara pemberian

jus sirsak dan jus nanas.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk menambah wawasan peneliti dan meningkatkan kemampuan penelitian dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data yang diperoleh untuk dijadikan sumber informasi.

2.4.1 Manfaat Praktis

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Pemberian jus sirsak dan jus nanas diharapkan sebagai masukan bagi

pelayanan kesehatan untuk memberikan penyulihan.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya kepada penderita

asam urat, mengenai pengaruh jus sirsak dan jus nanas terhadap

penurunan kadar asam urat di dalam tubuh. Informasi tersebut

6

diharapkan dapat membantu masyarakat yang menderita asam urat agar

lebih patuh dalam mengkonsumsi jus sirsak dan jus nanas.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian yang diadakan hendaknya pengembangan pengetahuan

dalam pendidikan dan perlengkapan bahan pustaka tentang perbedaan

efektivitas jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat.

Menjadi referensi tambahan untuk institusi pendidikan.

4. Bagi Responden

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan responden dapat

melakukannya sendiri mengkonsumsi jus sirsak dan jus nanas untuk

menurunkan kadar asam urat.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian yang diadakan merupakan hasil pemberdayaan upaya mencari

manfaat bagi diri dan masyarakat pada umumnya, peneliti berharap suatu

saat akan ada penelitian tentang jus sirsak dan jus nanas dengan metode

yang lebih baik lagi dimana dari segi sample diharapkan dapat lebih

besar lagi dan waktu yang digunakan juga diharapkan lebih lama agar

hasilnya lebih maksimal.

7

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak

(Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap

Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid).

Penelitian Judul Penelitian Design Studi Variabel Hasil (Tahun) Heni Pengaruh Konsumsi Penelitian ini Variable Terdapat Maryati Jus Buah Sirsak menggunakan independen: jus pengauh (2013) Terhadap Penurunan design sirsak pemberian jus Kadar Asam Urat eksperimen Variable sirsak terhadap Dalam Darah Pada semu pre-test dependen: asam perubahan Penderita Gout Artritis dan post-test urat kadar asam urat Pria Usia 46-50 dengan dalam darah. Tahun. pendekatan kuantitatif. Yuli Pengaruh Pemberian Penelitian ini Variable Terdapat Yantina Jus Sirsak Terhadap dengan design independen: jus pengauh (2016) Penurunan Kadar eksperimen sirsak pemberian jus Asam Urat Di Dusun semu dengan Variable sirsak terhadap III Taqwasari Desa rancangan Pre- dependen: asam perubahan Natar Kecamatan test Post-test urat kadar asam urat Natar Kabupaten one group dalam darah. Lampung Selatan. design dengan pendekatan kuantitatif.

Yuanita Pengaruh Pemberian Penelitian ini Variable Terdapat Syaiful Jus Sirsak (Annona menggunakan independen: jus pengauh (2017) Muricata L) Terhadap design pre sirsak pemberian jus Penurunan Kadar eksperimental Variable sirsak terhadap Purin Pada Penderita dengan dependen: kadar perubahan Asam Urat Di Desa rancangan one purin kadar asam urat Jubel Kidul group pre-test dalam darah. Lamongan. post-test Desi Pengaruh Konsumsi Penelitian ini Variable Terdapat Alvionita Jus Nanas Terhadap menggunakan independen: jus pengauh Vivit Dwi Penurunan Kadar design pre nanas pemberian jus Sevilia Asam Urat Pada eksperimen Variable nanasterhadap (2014) Lansia Di UPT Panti dengan dependen: asam perubahan Werdha Mojopahit rancangan one urat kadar asam urat Mojokerto. group pre-test dalam darah. post-test

8

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian saya yang berjudul

“Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas

(Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Di UPT

Puskesmas Geger Kabupaten Madiun”. Jenis penelitian kuantitatif menggunaan

Quasi Eksperiment Design dengan rancangan Two Group Pre-test Post-test with

Control Group. Pada penelitian ini variabel independennya yaitu jus sirsak dan jus nanas, untuk variabel dependennya yaitu kadar asam urat.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam Urat

2.1.1 Definisi Asam Urat

Asam urat merupakan asam berbentuk kristal putih, tidak berasa dan tidak berbau, memiliki sifat sulit larut di dalam air, dan merupakan hasil akhir dari proses metabolisme purin. Kadar asam urat yang normal pada pria dan wanita ternyata berbeda. Pada pria biasanya antara 3,5 – 7 mg/dL, sedangkan wanita kira- kira 2,6 – 6 mg/dL dan dikatakan tinggi lebih dari 7 untuk pria dan 6 untuk wanita, rendahnya kurang dari 3,5 untuk pria dan kurang dari 2,6 untuk wanita

(Noormindhawati, 2013).

Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Asam urat yang beredar di dalam tubuh manusia diproduksi sendiri oleh tubuh (asam urat endogen) dan berasal dari makanan (aam urat eksogen). Sekitar 80 – 85% asam urat diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari makanan

(Lingga, 2012).

Asam urat adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal.

Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian di tempat lainnya termasuk di ginjal dalam bentuk kristal-kristal (Safitri, 2012).

9

2.1.2 Etiologi Peningkatan Asam Urat

Meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh bisa disebabkan oleh konsumsi makanan berpurin tinggi. Makanan-makanan tersebut diantaranya daging, jeroan, dan seafood, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Dampak dari proses pembuangan asam urat terhambat karena gangguan fungsi ginjal, ginjal tidak rusak, tetapi kemampuannya membuang asam urat berkurang. Hal ini terjadi karena faktor keturunan. Selain itu penggunaan obat dapat berpengaruh juga dalam menghambat pembuangan asam urat dari dalam tubuh. Obat-obatan tersebut antara lain obat untuk darah tinggi, obat mengandung niasin, dan aspirin

(Sutanto, 2013).

Menurut Noormindhawati (2013), penyebab hiperuricemia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu.

1. Hiperuricemia primer, disebabkan adanya kelainan molekular (99%)

yang mengakibatkan underexcretion (80% - 90%) dan overproduction

(10% – 20%). Underexcretion disebabkan oleh gangguan ginjal maupun

faktor genetik. Kelainan genetik yang bisa menyebabkan underexcretion

adalah penurunan fungsi ginjal dalam proses pengeluaran asam urat. Bisa

pula disebabkan oleh kelainan enzim spesifik, akan tetapi jumlahnya

hanya sekira 1%.

2. Hiperuricemia sekunder, disebabkan oleh konsumsi makanan yang

berkadar purin tinggi.

10

3. Hiperuricemia idiopatik, penyebabnya belum diketahui secara pasti.

Entah karena kelainan genetik, anatomi, atau fisiologi, tidak ada satu

indikator pun yang bisa mengungkapkan dengan jelas.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat

Menurut Ariani (2016), ada beberapa faktor yang mempengaruhi naiknya kadar asam urat di dalam tubuh, diantaranya adalah makanan, minuman keras, minuman dengan kadar gula tinggi, beberapa kondisi medis, obat-obatan, riwayat keluarga, serta jenis kelamin. Berikut uraiannya:

1. Faktor makanan

Makanan yang kaya akan zat purine dapat meningkatkan kadar asam urat

di dalam tubuh, makanan yang dimaksud adalah:

a. Jeroan

Bagian yang tergolong jeroan ini meliputi jantung, ginjal, otak, dan

hati.

b. Makanan laut

Makanan laut ini tentu banyak ragamnya, dan tidak semua memicu

terjadinya penyakit asam urat. Adapun makanan laut yang dapat

meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh yaitu kerang-kerangan

dan ikan yang berminyak.

11

c. Daging merah

Daging merah juga membuat kadar asam urat dalam tubuh menjadi

lebih tinggi. Daging-daging yang dimaksud diantaranya adalah

daging babi, daging sapi, dan daging kambing.

2. Minuman keras

Jika terlalu banyak mengonsumsi minuman keras, maka produksi asam

urat di dalam hati akan meningkat, selain itu unsur alkohol juga dapat

mengurangi ekskresi asam urat melalui urine. Jenis minuman keras yang

harus diwaspadai antara lain bir dan spirit. Terutama bir, bir mengandung

purin yang tinggi. Sedangkan untuk wine, minuman ini tidak

meningkatkan resiko terkena penyakit asam urat secara signifikan

asalkan diminum hanya satu atau dua gelas per hari.

3. Minuman dengan kadar gula tinggi

Menurut sebuah penelitian, minuman ringan manis ataupun minuman

yang mengandung fruktosa tinggi dapat meningkatkan resiko terkena

penyakit asam urat. Sementara minuman ringan yang kandungan gulanya

rendah, tidak membuat seseorang terkena penyakit ini.

4. Kondisi medis

Ada beberapa kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko penyakit

asam urat. Artinya seseorang akan rentan terserang gout jika dirinya

memiliki atau sedang mengidap penyakit seperti berikut.

a. Kadar lemak dan kolesterol yang tinggi dalam darahnya.

b. Penyakit ginjal.

12

c. Osteoatritis pada tangan, lutut dan kaki.

d. Diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

e. Tekanan darah tinggi

5. Obat-obatan

Meningkatnya kadar asam urat serta risiko terkena asam urat dapat

disebabkan oleh beberapa jenis obat, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Niacin

Niacin yaitu obat yang digunakan untuk mengobati koolesterol

tinggi.

b. Diuretik

Diuretik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tekanan

darah tinggi dan juga mengobati penumpukan cairan di dalam tubuh

yang tidak wajar. Obat-obatan pereda tekanan darah tinggi lainyya,

seperti obat penghambat saluran kalsium, obat penghambat enzim

pengubah angiotensin, dan obat penghambat beta.

6. Riwayat keluarga

Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa penyakit asam urat merupakan

penyakit turunan. Dalam riset tersebut ditemukan bahwa satu dari lima

penderita memiliki seseorang anggota keluarga yang juga mengidap

penyakit yang sama.

7. Jenis kelamin

Resiko wanita pada masa subur untuk terkena serangan asam urat lebih

rendah dibandingkan dengan pria. Hal tersebut tidak terlepas dari peran

13

hormon esterogen pada wanita yang mampu menurunkan kadar asam

urat dan memperlancar pembuangannya melalui ginjal. Sementara pada

pria, kadar asam urat di dalam tubuh mereka meningkat selama masa

puber, dan tetap lebih tinggi dari wanita hingga dewasa.

Ketika wanita memasuki masa menopause, mereka juga akan berisiko

terkena serangan asam urat, meski peningkatan kadar asam urat mereka

tidak setinggi pria.

2.1.4 Penyakit/Masalah Yang Berhubungan Dengan Asam Urat

Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi batas normal menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan organ tubuh lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri dan meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini tidak bisa berjalan, persendian terasa sangat sakit jika bergerak, mengalami kerusakan pada sendi, dan cacat (Sutanto, 2013).

Adapun penyakit yang berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat darah adalah

1. Penyakit Ginjal

Komplikasi sam urat yang paling umum adalah gangguan pada ginjal.

Hal ini terjadi pada penderita asam urat akut yang terlambat menangani

penyakitnya. Secara garis besar, gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh

asam urat mencakup dua hal, yaitu terjadinya batu ginjal (batu asam urat)

dan risiko kerusakan ginjal (gagal ginjal). Batu asam urat terjadi pada

14

penderita yang memilikinasam urat lebih tinggi dari 13 mg/dl. Asam urat

merupakan hasil buangan dri metabolisme tubuh melalui urine diproses di

ginjal, jika kadar di dalam darah terlalu tinggi maka asam urat yang

berlebihan akan membentuk kristal di dalam darah. Apabila jumlahnya

sangat banyak, akan mengakibatkan penumpukan dan pembentukan batu

ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika urine mengandung substansi yang

membentu kristal, seperti kalsium oksalat dan asam urat. Pada saat yang

sama, urine mungkin kekurangan substansi yang mencegah kristal menyatu.

Kedua hal ini menjadikannya sebuah lingkungan yang ideal untuk

terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal mungkin tidak menampakkan gejala

hingga batu ginjal tersebut bergerak di dalam ginjal atau masuk ke saluran

kemih (ureter), suatu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung

kemih (Sutanto, 2013).

2. Hipertensi

Bila darah mengandung natrium maka darah mengandung banyak air.

Tingginya kadar garam akan meningkatkan volume darah. Volume darah

berbanding lurus dengan tekanan darah. Bila volume darah meningkat maka

meningkat pula tekanan darahnya. Ginjal juga merupakan tempat produksi

hormon Renin Angiotensin Aldosteron (RAA) dipengaruhi oleh saraf dan

tingginya kadar garam dalam darah. Bila kadar garam dalam darah tinggi,

maka ginjal akan melakukan serangkaian reaksi untuk mengeluarkan

aldosteron dan menyebabkan hipertensi (Ariani, 2016).

15

3. Penyakit Jantung

Kadar asam urat yang tinggi dapat menimbulkan gangguan jantung.

Gangguan itu terjadi secara tidak langsung. Bila penumpukan asam urat

terjadi di pembuluh darah arteri maka akan mengganggu kerja jantung.

Selain itu, hipertensi sangat erat hubungannya dengan ginjal dan jantung.

Hipertensi yang berlangsung lam adapat menyebabkan LVH (Left Ventrikel

Hypertropy) yaitu pembengkakan ventrikel kiri pada jantung (Ariani, 2016).

4. Penyakit Diabetes Mellitus

Penelitian Meera dkk, tahun 2011 melaporkan hubungan

hiperurisemia dengan TGT diperantarai oleh mekanisme hiperinsulinemia

dan resistensi insulin. Resistensi insulin, hipoksia dan kematian sel dapat

menginduksi perubahan xanthine dengan bantuan air dan oksigen akan

berubah menjadi asam urat yang menghasilkan peroksida. Beberapa

penelitian melaporkan hiperurisemia berhubungan dengan stress oksidatif

yang terjadi pada sindrom metabolik. Insulin juga berperan dalam

meningkatkan reabsorbsi asam urat di tubuli proksimal ginjal. Sehingga

pada keadaan hiperinsulinemia terjadi peningkatan reabsorbsi yang akan

menyebabkan hiperurisemia. Glucose transporter-9 (GLUT-9) diduga

kerjanya dipengaruhi oleh insulin yang berperan dalam transpor asam urat

di membran apikal proksimal tubuli ginjal (Nasrul, 2012).

16

2.1.5 Klasifikasi Hiperurisemia

Berdasarkan penyebabnya, hiperurisemia dapat diklasifikasikan menjadi tiga (Fitriana dalam Setyarini, 2018).

1. Hiperurisemia primer, yakni hiperurisemia yang tidak disebabkan oleh

penyakit lain, biasanya berhubungan dengan kelainan molekul yang belum

jelas dan adanya kelainan enzim.

2. Hiperurisemia sekunder, merupakan hiperurisemia yang disebabkan oleh

penyakit atau penyebab lain.

3. Hiperurisemia idiopatik, yaitu hiperurisemia yang tidak jelas penyebab

primernya, tidak ada kelainan genetik, fisiologi serta anatomi yang jelas.

2.1.6 Tahap-tahap Penyakit Asam Urat

Menurut Teguh Sutanto (2013), proses menumpuknya kristal asam urat di persendian yang menyebabkan penyakit asam urat terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, proses tersebut terjadi selama bertahun-tahun. Secara umum, perkembangan penyakit gout memiliki 4 tahapan, tahapan ini menjelaskan tingkat keparahan serangan penyakit asam urat.

1. Tahap asimtomatik

Tahap asimtomatikadalah tahap awal terjadinya peningkatan kadar

asam urat yang tinggi di dalam darah (hiperurisemia) tanpa adanya nyeri

atau keluhan lain. penderita dengan kadar asam urat tinggi bisa tidak

merasakan apa-apa selama bertahun-tahun hingga serangan pertama asam

urat datang. Karena tidak menimbulkan gejala yang jelas, orang biasanya

17

mengetahui bahwa dirinya mengalami hiperurisemia setelah melakukan test

darah untuk mengukur kadar asam urat di tubuhnya.

2. Tahap Akut

Pada tahap ini, kondisi hiperurisemia atau kondisi kadar asam urat

yang tinggi menyebabkan penumpukan kristal asam urat di persendian.

Kristal asam urat ini kemudian merangsang pelepasan berbagai mediator

inflamasi yang menimbulkan serangan akut. Pada tahap akut ini, serangan

penyakit gout datang mendadak. Saat serangan terjadi di malam hari,

biasanya penderita akan terbangun karena rasa sakit akibat meradangnya

sendi yang terserang. Serangan akut bersifat monoartikular (menyerang satu

sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas,

dan gangguan gerak dari sendi yang terserang mendadak (akut) yang

mencapai puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering menjadi

tempat serangan pertama adalah sendi pangkal jempol kaki. Kebanyakan

kasus, siang hari sampai menjelang tidur seseorang tidak memiliki keluhan

apa-apa, tetapi pada tengah malam penderita mendadak terbangun karena

rasa sakit yang amat sangat.

3. Tahap Interkritikal

Pada tahap ini, penderita tidak mengalami serangan asam urat sama

sekali. Tahap interkritikal adalah tahap jeda, bebas gejala. Tahap ini bisa

berlangsung dari 6 bulan hingga 2 tahun setelah serangan pertama terjadi.

Bahkan pada kasus lain, tahap interkritikal bisa berlangsung 5 sampai 10

tahun. Kebanyakan orang terkecoh, menganggap penyakit asam urat yang

18

dideritanya sudah sembuh. Padahal, pada masa ini penyakit gout masih aktif

dan terus berkembang. Apabila perkembangan asam urat tidak dikelola

dengan baik maka bisa berakibat fatal.

4. Tahap Kronik (tofus)

Tahap kronik adalah tahap terakhir dar serangan penyakit gout, gejala dan

efek yang timbul bersifat menetap. Sendi yang sakit akan membengkak dan

membentuk seperti tonjolan/benjolan. Benjolan tersebut disebut tofus, yaitu

massa kristal urat yang tertimbun dalam jaringan lunak dan persendian

sudah sangat banyak. Umumnya, pada tahap ini penderita akan mengalami

nyeri sendi terus-menerus, luka dengan nanah putih di daerah yang terkena,

nyeri sendi simultan pada berbagai berbagai bagian tubuh, dan fungsi ginjal

memburuk. Persendian juga menjadi sangat sulit digerakkan dan kristal

asam urat tersebut berpotensi untuk membuat tulang di sekitar daerah

persendian menjadi rusak secara permanen dan cacat. Tofus paling sering

berkembang di siku, lutut, jari kaki, dan tendon achilles. Tahap kronik ini

umumnya terjadi setelah 10 tahun atau lebih dari waktu terjadinya serangan

pertama.

2.1.7 Patofisiologi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi naiknya kadar asam urat dalam tubuh, diantaranya adalah mengonsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, makanan laut, daging, dan minuman beralkohol, beberapa kondisi medis seperti kadar lemak, kolesterol yang tinggi, penyakit ginjal, dll; obat-obatan seperti niacin

19

dan diuretik, riwayat keluarga dan jenis kelamin. Dalam kondisi normal, tubuh kita mengeluarkan asam urat dalam bentuk feses dan urine. Proses pembuangan asam urat melalui urine berlangsung dalam tiga tahapan. Pertama, ultrafiltrasi.

Plasma darah berpindah dari glomerulus, kemudian menembus membran filtrasi, lalu bergerak menuju ruang kapsula bowman. Ultrafiltrasi bisa terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara tekanan darah pada kapiler glomerulus, tekanan hidrostatik cairan pada kapsula bowman, dan tekanan osmotik pada koloid darah.

Kedua, reabsorbsi tubular. Cairan dalam tubulus renalis berpindah menuju darah yang terdapat dalam kapiler peritubular. Ketiga, sekresi tubular. Ginjal meningkatkan kadar konsentrasi zat-zat yang hendak dikeluarkan. Sekresi tubular dilakukan oleh tubulus ginjal dan terjadi di dalam tubulus distal. Seluruh proses pengeluaran asam urat tersebut sangat dipengaruhi oleh sekresi renin pada tubulus ginjal dan ultrafiltrasi pada glomerulus.

Pada sistem pembuangan yang normal, sebanyak 66,67% asam urat yang terdapat di dalam tubuh akan dibuang melalui ginjal, 6,3% dibuang dalam bentuk keringat, dan sisanya dibuang dalam bentuk feses. Dan hampir 75% dari penderita penyakit asam urat disebabkan oleh sistem pembuangannya yang tidak berjalan dengan normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hiperuricemia bisa terjadi akibat menurunnya laju pembuangan asam urat atau meningkatnya produksi asam urat, maupun kombinasi dari keduanya.

Seluruh mekanisme pembuangan asam urat diatur oleh ginjal. Ginjal juga berperan dalam mengatur keseimbangan kadar asam urat di dalam tubuh. Saat kadar asam urat di dalam darah jumlahnya berlebihan, ginjal tidak mampu lagi

20

mengaturnya. Akibatnya, akan terjadi penumpukan asam urat pada persendian dan jaringan. Penumpukan asam urat pada persendian mengakibatkan cairan getah bening yang fungsinya sebagai pelumas tidak bisa berfungsi normal. Hal inilah yang kemudian menyebabkan sendi mengalami bengkak, terasa nyeri, dan sulit digerakkan (Noormindhawati, 2013). Jika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi maka asam urat yang berlebihan akan membentuk kristal di dalam darah, apabila jumlahnya sangat banyak akan mengakibatkan penumpukan dan pembentukan batu ginjal. Selain untuk menyaring darah, ginjal berfungsi mengatur komposisi darah agar tetap stabil. Komposisi darah secara makro berupa kalium dan natrium. Bila darah mengandung banyak natrium maka darah mengandung banyak air. Tingginya kadar garam akan meningkatkan volume darah. Volume darah berbanding lurus dengan tekanan darah. Bila volume darah meningkat maka tekanan darah juga akan meningkat. Asam urat menyebabkan renal vasokonstriksi melalui penurunan enzim nitrit oksidase di endotel kapiler, sehingga terjadi aktivasi Renin Angiotensin Aldosteron (RAA) lalu terjadi hipertensi. Bila penumpukan asam urat terjadi di pembuluh darah arteri maka akan menyebabkan vasokonstriksi arteri koroner sehingga aliran darah jantung terganggu lalu terjadi serangan jantung.

21

WOC Hiperurisemia

Pola makan, alkohol, obat-obatan, Penyakit Primer jenis kelamin, riwayat keluarga (penyakit ginjal, Diabetes, osteoatritis, kolesterol tinggi, hipertensi) Protein & Asam laktat

Sekresi asam urat Produksi asam urat

Terjadi pengendapan kristal

Gangguan Metabolisme Purin

Kadar Asam Asam Urat Kristal Asam Urat Enzim nitrit Urat diekskresi di merusak pemb. darah oksidase di tubulus ginjal koroner endotel kapiler

Pembentukan kristal Penumpukan Vasokonstriksi pemb. Vasokonstriksi Asam Urat di Darah koroner renal

Aktivasi ginjal fagositosis Aliran darah Aktivasi renin & mediator Terbentuk kristal jantung terganggu angiotensin

inflamasi natrium urat di ginjal Trjd endapan Serangan Jantung Hipertensi Tofi di tulang Batu Ginjal rawan & kapsul sendi

Gout

Sumber: Ariani, 2016 Gambar 2.1 WOC Hiperurisemia

22

WOC Metabolisme Asam Urat

Nukleoprotein

Protein Asam Nukleat

Nukleotida

Nukleosida Asam Fosfat

Basa purin / Basa Pentosa primidin

Hipoxanthin

Enzim xanthin oksidase

Xanthin

Asam urat

Sumber: Poedjiadi, 2009

Gambar 2.2 WOC Metabolisme Asam Urat

23

2.1.8 Perbedaan Asam Urat dengan Penyakit Radang Sendi Lain

Ada anggapan salah yang sering muncul yang menyatakan bahwa setiap gangguan pda sendi adalah asam urat. Penyakit asam urat adalah penyakit yang radang sendi yang masuk dalam jenis rematik. Rematik sendiri dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu rematik artikuler dan rematik nonartikuler. Rematik artikuler seringkali meninggalkan cacat pada penderitanya, sedangkan yang nonartikuler tidak. Rematik artikuler atau arthritis/radang sendi adalah gangguan rematik yang terjadi di dalam sendi. Ada 3 macam rematik artikuler, yaitu osteoarthritis, arthritis reumathoid, dan arthritis gout atau asam urat. Rematik nonartikuler (disebut juga dengan extra articular rheumatism) adalah gangguan rematik yang terjadi di bagian jaringan lunak di luar sendi. Sebagai penyakit yang sama-sama masuk dalam kelompok radang sendi, penyakit osteoathritis, athritis reumathoid, dan penyakit asam urat memiliki kesamaan gejala. Namun, ketiganya juga memiliki perbedaan-perbedaan, baik dari penyebab maupun gejala-gejalanya.

1. Gout Arthritis

Gout arthritis adalah peradangan pada sendi-sendi jari, kaki, dan tangan

akibat penumpukan kristal asam urat yang berlebihan di dalam darah.

Biasanya menyerang pria berusia di atas 40 tahun (Vitahealth, 2009).

2. Osteoathritis

Osteoathritis adalah radang persendian yang disebabkan oleh penipisan dan

kerusakan tulang rawan. Tulang rawan adalah zat protein yang

memungkinkan tulang meluncur di atas satu sama lain dan bertindak

sebagai „bantalan peredam kejut‟. Ketika tulan rawan menipis atau rusak,

24

tulang-tulang akan saling bergesekan tanpa bantalan, hal ini akan merusak

sendi. Osteoathritis dapat mempengaruhi semua sendi di tubuh, tetapi paling

sering pada persendian di pinggul, lutut, tangan, kaki, dan tulang belakang.

Gejala-gejala dari osteoathritis antara lain:

a. Nyeri, ini adalah gejala awal dan akan berkurang saat istirahat.

b. Kekakuan sendi sementara setelah masa istirahat. Kekakuan hilang

ketika dipakai bergerak 5-15 menit.

c. Pembengkakan dan kemerahan pada persendian.

d. Kelemahan otot di sekitar sendi yang terkena.

e. Pengurangan mobilitas dan fleksibilitas sendi.

f. Perasaan atau suara berderak ketika menggerakkan sendi (Sutanto,

2013).

3. Rheumathoid Arthritis

Rheumathoid arthritis adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh

gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan

tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup, seperti virus,

bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada

penyakit rheumathoid arthritis, sistem imun gagal membedakan jaringan

tubuh sendiri,khususnya jaringan sinovium yang merupakan selaput tipis

yang melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan sendi bengkak, rusak,

nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan cacat. Rheumathoid arthritis

dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering diserang

adalah sendi pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut, dan engkel kaki.

25

Sendi-sendi lain yang mungkin diserang yaitu sendi di tulang belakang,

pinggul, leher, bahu, rahang, dan sambungan antar tulang sangat kecil di

telinga bagian dalam. Rheumathoid arthritis juga dapat mempengaruhi

organ tubuh, seperti jantung, pembuluh darah, kulit, dan paru-paru.

Serangan rheumathoid arthritis biasanya simetris, yaitu menyerang sendi

yang sama di kedua sisi tubuh. Gejala rheumathoid arthritis antara lain:

a. Kekakuan sendi di pagi hari selama satu jam.

b. Pembengkakan dan nyeri sendi, nyeri terasa hangat dan lembek bila

disentuh.

c. Nodul (benjolan), peradangan pembuluh darah kecil dapat

menyebabkan nodul atau benjolan di bawah kulit yang berukuran

sebesar kacang hijau terletak di persendian.

d. Penumpukan cairan, cairan dapat terakumulasi terutama di pergelangan

kaki. Dalam beberapa kasus, kantung sendi di belakang lutut

mengakumulasi cairan dan membentuk yang dikenal sebagai kista

baker. Kista ini seperti tumor dan kadang-kadang memanjang ke bawah

bagian belakang betis dan menyebabkan rasa sakit.

e. Gejala seperti flu, kelelahan, penurunan berat badan, dan demam dapat

menyertai awal penyakit rematik. Bedanya, rematik bisa berlangsung

selama bertahun-tahun (Sutanto, 2013).

4. Arthritis Infeksi

Peradangan sendi karena infeksi, misalnya oleh bakteri, jamur, dan virus,

yang biasanya terjadi sebagai komplikasi dari pemakaian antibiotika yang

26

berlebihan, penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin dan infeksi

lain. penyakit ini dapat terjadi pada sapa saja (Vitahealth, 2009).

2.1.9 Pemeriksaan Asam Urat

Untuk mendapatkan kepastian apakah seseorang menderita asam urat atau tidak, diperlukan pemeriksaan atau diagnosis. Dalam buku Tanaman untuk

Mengatasi Rematik dan Asam urat, Dr. Prapti Utami membagi diagnosis asam urat ini ke tiga cara. Diagnosis asam urat dilakukan dengan pemeriksaan melalui laboratorium, pemeriksaan radiologis dan cairan sendi yaitu sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Laboratorium

Seseorang dikatakan menderita asam urat apabila pemeriksaan laboratorium

menunjukkan kadar asam urat dalam darah di atas 7 mg/dL untuk pria dan

lebih dari 6 mg/dL untuk wanita. Selain itu, kadar asam urat dalam purin

lebih dari 760 – 1000 mg/24 jam dengan diet biasa. Di samping itu, sering

juga dilakukan pemeriksaan gula darah, ureum, dan kreatinin, disertai

pemeriksaan profil lemak darah untuk menguatkan diagnosis. Pemeriksaan

gula darah dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit diabetes

mellitus. Ureum dan kreatinin diperiksa untuk mengetahui normal dan

tidaknya fungsi ginjal. Sementara itu, pemeriksaan profil lemak darah

dijadikan penanda ada atau tidaknya gejala aterosklerosis.

2. Pemeriksaan Raadiologis

Pemeriksaan radiologis digunakan untuk melihat proses yang terjadi dalam

sendi dan tulang serta untuk melihat proses pengapuran di dalam tofus.

27

3. Pemeriksaan Cairan Sendi

Pemeriksaan cairan sendi dilakukan di bawah mikroskop. Tujuannya ialah

untuk melihat kristal urat atau monosodium urate (kristal MSU) dalam

cairan sendi. Untuk melihat perbedaan jenis arthritis yang terjadi, perlu

dilakukan kultur cairan sendi (Sutanto, 2013).

2.1.10 Pengobatan Asam Urat secara Farmakologis

Menurut Sutanto (2013), pengobatan penyakit asam urat secara farmakologis memiliki dua tujuan utama, yaitu penanggulangan radang sendi yang sakit dan pengendalian kadar asam urat dalam tubuh agar stabil.

Pengendalian kadar asam urat terbagi dua, yaitu penurunan kadar asam urat dengan mempercepat atau meningkatkan pengeluaran asam urat lewat kemih dan penurunan kadar asam urat dengan menekan produksinya.

Ada tiga jenis obat yang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Pertama, untuk mengatasi peradangan sendi digunakan kelompok obat anti- inflamasi non steroid (OAINS). Kedua, untuk meningkatkan pengeluaran asam urat digunakan kelompok obat inhibitor xanthine oxidase (IXO). Ketiga, untuk menghambat produksi asam urat digunakan kelompok obat urikosurik.

1. Obat Anti-Inflamasi NonSteroid (OAINS)

Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) adalah kelompok obat yang

memiliki efek analgesik, antipiretik, dan anti inflamasi. OAINS ini

berfungsi sebagai sebgai anti nyeri (meredakan atau menghilangkan rasa

nyeri), mengurangi demam, dan mengurangi peradangan (inflamasi). Yang

28

termasuk kelompok obat-obatan ini adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen.

Paracetamol (acetaminofen) memiliki efek anti-inflamasi yang kecil dan

bukan tergolong OAINS.

Efek samping utama terkait penggunaan OAINS adalah menyebabkan

iritasi langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung pada sluran

cerna. Biasanya, pemberian obat OAINS ini disertai dengan pemberian obat

yang dapat melindungi dan mencegah efek samping tersebut.

2. Inhibitor Xanthine Oxidase (IXO)

Obat dalam kelompok IXO berfungsi sebagai penghambat terjadinya

metabolisme purin menjadi asam urat. Artinya, obat ini akan mengurangi

pembentukan asam urat. Pemberian obat IXO bertujuan untuk jangka

panjang, sehingga dosis obat diberikan secara bertahap. Dimulai dengan

dosis kecil, lalu secara bertahap dinaikkan. Tahapan ini bertujuan untuk

menghindari turunnya kadar asam urat dalam darah secara tiba-tiba.

Penurunan kadar asam urat secara drastis justru akan menyebabkan

munculnya serangan gout akut.

Allopurinol adalah salah satu jenis dari kelompok IXO. Obat ini biasa

diberikan dengan dosis 50 – 300 mg per hari. Efek samping dari

penggunaan Allopurinol adalah terjadi alergi ringan, seperti gatal-gatal atau

alergi berat, seperti melepuhnya sebagian kulit tubuh.

3. Obat Urikosurik

Obat dalam kelompok urikosurik berfungsi untuk meningkatkan

pengeluaran asam urat melalui urine. Artinya, urine yang dibuang akan

29

memiliki kandungan asam urat tinggi. Jadi, semakin banyak urine yang

dikeluarkan tubuh, semaik banyak asam urat yang keluar. Ketentuan yang

harus diperhatiakn dari obat urikosurik adalah penderita tidak boleh

mengalami hiperekskresi sebelumnya. Seseorang dikatakan hiperekskresi

jika dalam urine terdapat asam urat melebihi 1000 mg per hari. Pembuangan

asam urat yang berlebihan dapat memicu terbentuknya batu urat dalam

saluran kencing.

2.1.11 Pengobatan Asam Urat secara Non Farmakologis

Pengobatan herbal memiliki khasiat obat dan digunakan untuk penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Beberapa tanaman obat ini mempunyai efek yang mirip dengan struktur kimia obat-obatan medis, sehingga sangat bermanfaat dalam proses pengobatan. Dan sebuah keuntungan, tanaman obat jika dibandingkan dengan obat-obatan medis memiliki efek samping yang jauh lebih sedikit.

Di antara ragam tanaman obat yang ada di sekitar kita, beberapa jenisnya memiliki efek positif terhadap penanganan asam urat. Diantaranya mengkudu, daun salam, sidaguri, mahkota dewa, sirsak, dan lain sebagainya. Tanaman obat ini dimanfaatkan untuk membantu mengendalikan asam urat (Sutanto, 2013).

Tetapi menurut Soeryoko (2011), mengatakan bahwa dalam perdagangan obat tradisional, ada beberapa bentuk sediaan herbal, misalnya kapsul, tablet, maupun bahan mentah. Banyaknya bentuk sediaan ini disebabkan karena selera masyarakat maupun pengaruh kemajuan teknologi. Masyarakat dan yang senang

30

mengonsumsi herbal yang masih utuh/bahan mentah. Namun, tidak sedikit masyarakat yang menginginkan sediaan yang lebih praktis, yang bisa dibawa ke mana-mana maupun herbal yang terasa enak. Secara umum, bila dibedakan dari cara mengonsumsinya, tanaman obat dibedakan menjadi bentuk makanan atau minuman dan bentuk herbal. Karena perbedaan selera tersebut maka herbal dibentuk menjadi beberapa jenis antara lain:

1. Simplisia

Simplisia adalah herbal dalam bentuk asli berupa daun, akar, batang, bunga

maupun biji-bijian. Ada juga yang berasal dari hewan maupun mineral

lainnya. Simplisia berasal dari kata “simple” yang artinya sederhana.

Simplisia bisa juga diartikan sebagai herbal dalam bentuk asli/sederhana

yang belum mengalami pengobatan sama sekali. Simplisia mempunyai

kelebihan dibandingkan , OHT maupun fitofarmaka. Simplisia

merupakan bentuk herbal yang paling berpihak pada masyarakat luas karena

semua orang bisa meracik dan menggunakannya sendiri.

2. Jamu

Jamu adalah gabungan beberapa macam tanaman yang berkhasiat obat.

Jamu bisa berbentuk bubuk maupun bahan asli. Untuk mendapatkan label

jamu maka aturan baku yang telah ditetapkan oleh BPOM (Badan

Pengawasan Obat dan Makanan) harus diikuti. Setelah mendapatkan izin

jamu perusahaan diperkenalkan untuk mencantumkan khasiat jamu tersebut.

Jamu tidak memerlukan bukti ilmiah, bukti klinis maupun stansarisasi bahan

yang sangat ketat.

31

3. Obat Herbal Terstandart (OHT)

OHT adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian

bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang maupun mineral.

Untuk mendapatkan izin Obat Herbal Terstandart (OHT) diperlukan syarat

sebagai berikut:

a. Diperlukan bukti preklinis (uji pada hewan). Bukti empiris (pengakuan

khasiat dari masyarakat) tidak cukup dijadikan alasan untuk

mendapatkan izin OHT. Pengujian meliputi khasiat, uji toksisitas dan

lain-lain.

b. Ada standarisasi bahan baku dan produk jadi. Bahan baku harus

seragam. Produk jadi yang dihasilkan pun mempunyai keseragaman

mutu.

c. Aman penggunanya. Keamanan adalah syarat mutlak setelah khasiat.

Aman dalam arti tidak beracun maupun tidak menimbulkan penyakit

lainnya.

4. Fitofarmaka

Fitofarmaka berasal dari kata “fitos” yang artinya tanaman dan “farmakon”

yang artinya obat. Oleh karena itu, fitofarmaka dapat diartikan sebagai obat

yang dibuat dari bahan alami. Lebih sederhana lagi, fitofarmaka berarti obat

alami. Fitofarmaka adalah tingkatan tertinggi herbal. Syarat untuk

mendapatkan predikat sebagai fitofarmaka juga lebih rumit dibandingkan

jamu maupun OHT. Untuk mendapatkan label lulus sebagai fitofarmaka

diperlukan sebagai syarat antara lain:

32

a. Uji toksisitas (uji keamanan)

b. Uji farmakologi (uji khasiat)

c. Uji klinis Fitofarmaka

Berdasarkan syarat-syarat tersebut maka Fitofarmaka mempunyai ketentuan

sebagai berikut:

a. Aman

Aman dalam arti tidak beracun maupun tidak menimbulkan penyakit

lainnya.

b. Terbukti khasiatnya

Fitofarmaka harus terbukti khasiatnya secara preklinis maupun klinis.

Artinya saat diujicobakan pada hewan maupun manusia, keduanya

menunjukkan bahwa Fitofarmaka tersebut berkhasiat.

c. Standar bahan baku dan mutu

Fitofarmaka mempunyai aturan yang sangat ketat dalam bahan baku

maupun produk jadi. Keduanya harus seragam. Beberapa perusahaan

farmasi di Indonesia telah mampu memenuhi syarat-syarat yang telah

ditetapkan tersebut. Kini tercatat ada beberapa Fitofarmaka buatan

Indonesia yang telah diresepkan oleh para dokter.

2.1.12 Cara Pengukuran Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Stik

1. Alat dan Bahan

a. Kapas dan alkohol

b. Lanset dan jarum lanset steril

33

c. 1 set elektrodebased biosensor

2. Prosedur Pemeriksaan

a. Alat pengukuran kadar asam urat disiapkan dengan memasang stik

pengukur kadar asam urat pada alat dan memasang jarum lanset steril

pada blood lanset.

b. Ujung jari responden yang akan diperiksa dibersihkan dengan teknik

aseptik menggunakan kapas alkohol.

c. Ujung jari responden yang sudah dibersihkan ditusuk menggunakan

lanset steril hinggat mengeluarkan darah secukupnya.

d. Darah yang keluar kemudian ditempelkan pada stik yang sudah

dipasang pada alat hingga meresap ke dalam stik.

e. Alat akan mendeteksi kadar asam urat dalam waktu 20 detik.

f. Sambil menunggu hasil, usap jari responden yang sudah ditusuk

menggunakan kapas.

g. Setelah hasil keluar, catat angka yang ditampilkan pada layar pengukur.

2.1.13 Pencegahan Asam Urat

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Asam urat sangat mungkin untuk dicegah. Mencegah asam urat dimaksudkan untuk menghindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan dan mencegah naiknya asam urat agar tidak melebihi batas normal yang direkomendasikan yaitu tidak lebih dari 7 mg/dL. Penderita asam urat biasanya memiliki kadar asam urat yang tinggi diatas

7 mg/dL. Semakin lama kadar asam urat dalam darah menjadi semakin tinggi.

34

Jika sudah demikian, kemungkinan untuk tercetusnya penyakit asam urat (gout) menjadi semakin besar (Sutanto, 2013). Berikut langkah-langkah pencegahan penyakit asam urat:

1. Pola Makan

Menerapkan pola makan sehat seimbang dengan memilih karbohidrat

kompleks (buah, sayuran, beras merah), protein tanpa lemak (tahu), dan

lemak essensial yang sehat.

2. Kenali makanan rendah purin

Makanan rendah purin seperti, pisang, selada, peterseli, kol merah, kubis,

paprika mesh. Sayuran seperti bayam, asparagus, jamur, kacang polong, dan

kembang kol mengandung purin dalam kadar sedang sehingga tidak terlalu

memengaruhi kadar asam urat dalam darah.

3. Banyak minum air putih

Minum delapan gelas air putih sehari atau ditambah jus buah segar (tomat,

jeruk, nanas, sirsak, dan lain-lain).

4. Olahraga Teratur

Berlatihlah 4-5 kali seminggu selama 30-45 menit setiap latihan. Bisa

memilih latihan yang gampang, seperti jalan kaki atau joging.

5. Kurangi berat badan jika berlebihan.

6. Hindari minum bir dan minuman beralkohol.

7. Hindari makanan tinggi purin seperti, ikan teri, jengki, sarden, ikan hering,

ragi jeroan (ginjal, hati, paru, babat, iso), kacang goreng, ekstrak daging,

dan lain-lain.

35

2.2 Buah Sirsak (Annona muricata)

Sirsak (Annona muricata) merupakan tanmana tropis yang buahnya memiliki aroma dan rasa khas. Daging buahnya berwarna putih susu, rasanya mains-asam dan berbiji kecil. Buah ini mudah didapat, mulai dari pasar tradisional sampai supermarket. Buah sirsakpun bisa diolah menjadi berbagai macam sajian.

Selain bervitamin, sirsak juga banyak mengandung mineral dan zat fitokimia yang berkhasiat untuk kesehatan. Nam sirsak sendiri berasal dari kata zuurzak

(belanda), namun logat lidah orang Indonesia yang berbedalah yang akhirnya kita menyebutnya dengan kata sirsak. Tumbuhan sirsak umumnya yang diambil adalah daging buahnya, namun siapa yang tidak kaget mendengarnya, ternyata daun dari tanaman sirsak ini bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional penyakit asam urat

(uric acid). Sirsak juga berfungsi sebagai antioksidan yang menghambat produksi enzim xantin oxidase. Enzim ini yang berfungsi mengubah purin menjadi asam urat. Dengan produksinya yang menghambat, kadar asam urat atau gout dalam darah pun tetap dalam kondisi normal.

Selain itu, vitamin C dalam buah sirsak juga bisa menghindari resiko terkena asam urat. Buah sirsak, seperti yang telah dijelaskan dalam penjelasan penjelasan terdahulu, mengandung vitamin C cukup besar. Zat ini mencapai 20 mg dari 100 gram berat buah sirsak. Vitamin C dikatakan para ahli bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah (Mardiana, 2011).

36

2.1.1 Jenis-jenis Sirsak

Menurut Hasnawati (2012), jenis sirsak ada 6 macam.

1. Sirsak biasa

Jenis sirsak ini paling banyak dijumpai di Indonesia. Bisa juga disebut

sirsak lokal. Jenis sirsak ini mempunyai rasa asam dan manis. Adapun

daging buahnya tidak bertepung dan berkadar air tinggi. Biji dalam sirsak

ini juga lumayan banyak. Karena rasanya yang sedikit asam, sebagian orang

tidak suka mengonsumsinya secara langsung. Jenis sirsak ini cocok dibuat

minum jus yang menyegarkan, ataupun sirsak yang lezat. Bagi yang

kurang menyukai rasa asam, bisa mengonsumsi sirsak biasa dengan cara

dibuat jus maupun dodol sirsak terlebih dahulu.

2. Sirsak ratu

Sirsak ini banyak digemari karena rasa manisnya. Keunggulannya

daging ini mempunyai daging yang padat dan hanya memiliki biji yang

sedikit. Ukuran juga lebih besar dari sirsak biasa. Sirsak memiliki ukuran

buah beragam, dari kecil hingga besar. Berat sirsak jenis ini berkisar 200

sampai 1.200 gram.

Secara tampilan buahnya, sirsak ratu tidak memiliki perbedaan

mencolok dengan sirsak biasa. Jenis sirsak ini memiliki permukaan kulit

yang licin dan berduri lunak. Untuk membudidayakan, jenis sirsak ini tidak

terlalu ribet. Itu karena sirsak ratu bisa tumbuh di mana-mana dan tidak

memerlukan perhatian khusus. Di tanah kering, jenis sirsak masih bisa

tumbuh asalkan persediaan air ada.

37

Sesuai namanya, sirsak ratu berasal dari pelabuhan ratu, Jawa Barat.

Namun saat ini penyebaran sirsak ratu telah berkembang ke daerah lain.

seiring dengan perkembangan teknologi, termasuk teknik reproduksi bibit

sirsak, tanaman ini bisa dinikmati kalangan luas. Karena rasanya yang

cukup digemari, banyak orang ingin menanam jenis sirsak ini. Alhasil,

dengan makin banyaknya orang menyediakan bibit sirsak ratu, ketenaran

jenis sirsak ini pun meningkat. Umumnya, orang menanam sirsak ratu

dengan tujuan beragam, bisa untuk kebutuhan sendiri bisa pula untuk

kepentingan bisnis di bidang tanaman buah sirsak.

3. Sirsak mandalika

Sekilas, sirsak mandalika memiliki tampilan yang hampir mirip

dengan buah nona. Jenis sirsak ini berbentuk bulat kecil, seukurang dengan

buah nona. Perbedaan tampilan sirsak mandalika dan buah nona hanya

terletak pada permukaan kulitnya. Jika sirsak mandalika berduri lunak, buah

nona tidak. Namun juka dibandingkan sirsak ratu dan sirsak biasa, dari pada

kulit sirsak mandalika lebih sedikit.

Sirsak mandalika memiliki rasa yang cukup manis, campuran rasa

sirsak dan buah nona. Memiliki daging buah berwarna kuning dan manis

serta memiliki banyak biji. Jenis sirsak yang satu ini sangat cocok diolah

menjadi makanan dan minuman. Awalnya, jenis sirsak ini tergolong

tanaman yang masih tumbuh liar di hutan. Nama mandalika sendiri berarti

makanan kera. Di hutan, sirsak ini menjadi makanan yang disukai kera.

Setelah rasa manis sirsak ini tercium manusia, orang mulai menggemari

38

jenis sirsak ini dan membudidayakan sebagai tanaman kebun. Tempat asal

sirsak mandalika adalah Desa Gembrong, suatu daerah di Kabupaten

Sukabumi. Kini, jenis sirsak ini banyak ditemui di daerah Cianjur dan

Sukabumi.

4. Sirsak bali

Sesuai namanya, sirsak bali atau kemulwa gunung (Annona Montana

Linn) adalah jenis sirsak yang daerah penyebarannya ada di Pulau Dewata

Bali dan sekitarnya. Sirsak bali juga disebut sirsak gundul karena memiliki

kulit yang licin dan tidak berduri. Berat sirsak ini 200 – 300 gram, jika

sudah matang sirsak ini berwarna cokelat kekuningan. Seperti sirsak ratu,

sirsak bali juga memiliki daging buah yang terasa manis.

5. Sirsak sabun

Sirsak sabun bundar sebesar sukun. Kulit buahnya berduri pendek dan

lunak. Sirsak ini memiliki daging buah berwarna kuning dan lembek,

menyerupai mentega. Bila sudah masak, daging buahnya terasa lembek dan

asam. Ada pula jenis sirsak yang mirip sirsak sabun, yaitu sirsak irian.

Sirsak ini termasuk sirsak hutan.

6. Sirsak ido

Sirsak ido ditemukan pertama kali di rumah Pak Ido Rosido, Cirebon,

Jawa Barat. Jenis sirsak ini cukup istimewa karena memiliki rasa yang

sangat manis dan daging buahnya berwarna putih bersih, halus dan empuk.

Sirsak ini cukup lezat jika dikonsumsi langsung. Selain rasanya yang manis,

jumlah daging buahnya juga cukup banyak dan hanya memiliki sedikit biji.

39

Seperti sirsak ratu, sirsak ido juga telah menyebar ke berbagai daerah.

Awalnya, ketenaran sirsak ini baru sebatas tetangga dan kerabat Pak Ido,

lambat laun sirsak ido makin dikenal masyarakat luas. Dengan berbagai

ragam keunggulan yang dimiliki, sirsak ini mulai banyak yang

menyukainya. Itu artinya, semakin banyak pula yang membudidayakannya.

2.1.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Sirsak

Buah sirsak (Annona muricata) mempunyai kandungan vitamin C yang cukup tinggi merupakan penyedia antioksidan yang sangat baik sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan. Sirsak juga memiliki senyawa aktif alkaoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik

(mengurangi rasa sakit) dan anti inflamasi (anti radang). Salah satu karbohidrat pada buah sirsak adalah gula preduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 –

93,6% dari kandungan gula total. Vitamin yang paling dominan adalah vitamin C yakni sekitar 20 mg per 100 gram daging buah sirsak. Sedangkan kebutuhan vitamin C orang per hari sekitar 60 mg, kebutuhan ini dapat dipenuhi hanya dengan mengonsumsi 300 gram daging buah sirsak. Kandungan lemak sangat sedikit hanya 0,3 gram/100 gram. Mineral yang dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 mg dan 14 mg/100gr, kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang sehingga berguna untuk menghambat osteoporosis. Keunggulan sirsak terletak pada rendahnya kadar sodium (natrium) yang hanya sekitar 14 mg/100 gram, tetpai tinggi potasium (kalium) yaitu 278

40

mg/100 gram, perbandingan kalium dan natrium yang tinggi sangat baik untuk pencegahan penyakit hipertensi.

Mengkonsumsi 100 gram daging buah sirsak dapat memenuhi 13% kebutuhan serat pangan harian. Ya, sirsak memang kaya serat pangan (dietary fiber) yakni mencapai 3,3 gram/100 gram daging buah. Buah sirsak mengandung banyak senyawa yang dibutuhkan dalam menumpas asam urat. Diantaranya, kalori, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, zat besi, fosfor, dan kalsium.

Vitamin C dalam buah sirsak berfungsi sebagai antioksidan yang menghambat produksi enzim xantin oxidase. Enzim ini yang berfungsi mengubah purin menjadi asam urat. Dengan produksinya yang dihambat, kadar asam urat dalam darah pun tetap dalam kondisi normal.

Selain itu, vitamin C dalam buah sirsak juga bisa menghindari resiko terkena asam urat. Buah sirsak, seperti yang telah dijelaskan dalam penjelasan terdahulu, mengandung vitamin C sangat besar. Zat ini mencapai 20 mg dari 100 gram berat buah sirsak (Noormindhawati, 2013). Vitamin C dikatakan para ahli bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat yang ada di dalam tubuh melalui urine. Dengan sejumlah itu, mengkonsumsi sirsak bisa mengandalkan penderita asam urat untuk memperoleh kesembuhannya (Vitahealth, 2006).

Tabel 2.1 Kandungan Dalam 100 gram Buah Sirsak (Annona muricata).

Komponen Kandungan Energy 65,00 kal Protein 1,00 gr Lemak 0,30 gr Karbohidrat 16,30 gr Kalsium 14,00 mg

41

Besi 0,60 mg Vitamin A 1,00 RE Vitamin B1 0,07 mg Vitamin B2 0,04 mg Vitamin C 20,00 mg Fosfor 27,00 mg Serat 2,00 gr Niacin 0,70 mg Sumber: Redaksi Sehat, 2016

2.1.3 Teknik Pemberian Jus Sirsak

Pembuatan jus sirsak dengan cara diminum, berikut cara menerapkan:

1. Bahan dan alat yang dibutuhkan:

a. 250 gram buah sirsak

b. Air putih matang 100 ml

c. Gelas ukur

d. Blender

2. Cara pemberian jus sirsak

a. Cuci buah sirsak lalu kupas kulitnya

b. buang biji dari daging buahnya

c. Timbang 250 gram

d. Masukan ke dalam blender yang telah disiapkan

e. Tuangkan air putih matang 100 ml

f. Selanjutnya blender hingga merata dan jus siap disajikan.

3. Teknik minum

a. Hasil pembuatan jus sirsak tersebut diminum di pagi dan malam hari

b. Jus sirsak diminum 1 gelas setelah makan pagi dan makan malam

42

2.3 Buah Nanas (Ananas comosus)

Nanas merupakan tanaman dari keluarga bromeliaceae, yakni tanaman tropika yang berasal dari Amerika Selatan. Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia sepanjang tahun (Manganti, 2017). Nanas memiliki rasa manis bercampur sedikit asam, dan nanas memiliki permukaan kulit buah yang kasar dan berduri. Kulit nanas memiliki bagian-bagian sisik, setiap bagian sisik ini melingkar ke atas dan membentuk ujung tajam. Selain kulit yang tajam, daun nanas juga tajam, daun-daun ini menumpuk dan tumbuh dari atas buah. Walau nanas berkulit dan berdaun tajam, daging buah tidak demikian, daging nanas bertekstur lembut dan banyak mengandung gula. Secara keseluruhan buah nanas memiliki panjang sekitar 20 – 30 cm dan lebar sekitar 10 – 15 cm. Buah nanas memiliki nama ilmiah Ananas Comosus (Nugraheni, 2016).

Enzim bromelin di dalam buah nanas mampu menyembuhkan asam urat.

Buah nanas juga mengandung banyak vitamin C serta kalium. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, yakni untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit. Kalium berperan dalam menjaga kesehatan otot tubuh

(Noormindhawati, 2013).

2.3.1 Jenis-jenis Nanas

Menurut Nugraheni (2016), jenis nanas ada 5 macam:

1. Nanas smooth cayenne

Jenis nanas ini lebih dikenal orang, hal ini karena nanas ini tumbuh di

daerah yang memiliki iklim panas atau iklim tropis di seluruh dunia. Nanas

43

ini memiliki duri kulit yang tidak menonjol atau nanas tidak berduri. Oleh

karena itu, nanas ini diberi nama smooth cayenne. Pada umumnya, bagian

luar nanas ini berwarna oranye dan bagian dalam berwarna kuning, daginy

buahnya cukup besar, berat buah normal sekitar 0,907 – 4,535 kg. Meskipun

jenis nanas ini termasuk nanas yang manis dan enak, tapi nanas ini rentan

terhadap hama penyakit, sebaiknya nanas dijual atau dikonsumsi sebagai

buah segar, bisa juga diolah menjadi buah kaleng.

2. Nanas abacaxi

Dalam bahasa Portugis, abacaxi berarti nanas. Nanas abacaxi

merupakan satu varietas nanas yang paling lezat, nanas ini merupakan

varietas dari Brasil. Pada umumnya nanas ini tumbuh dan berkembang di

Bahama, Brasil, dan Florida. Nanas ini berduri, tahan terhadap hama

penyakit, menghasilkan buah yang tinggi, manis, berdaging putih atau

kuning pucat, transparan, lembut, dan berair. Nanas ini memiliki bagian

tengah yang kecil, ukuran nanas ini 0,997 – 4,989 kg.

3. Nanas queen

Nanas queen merupakan varietas nanas kurcaci karena ukuran

tanaman dan buah nanas lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan

jenis nanas lain. meskipun begitu, nanas ini lebih tahan terhadap cuaca

dingin dan hama penyakit dibandingkan nanas smooth cayenne. Nanas jenis

ini banyak ditanam dan dikembangkan di Afrika Selatan, Australia, dan

Filipina. Secara umum, tanaman ini mempunyai berat 0,453 – 1,133 kg.

Buah ini berwarna kuning emas atau kuning tua, kaya akan kandungan air,

44

aromanya harum, dan memiliki sedikit serat. Daging buah cukup tebal

karena inti buah berukuran kecil. Buah ini bisa dimanfaatkan sebagai buah

segar saja, tidak cocok diolah menjadi buah kaleng.

4. Nanas red spanish

Red spanish banyak terdapat di Puerto Rico, Florida, Meksiko,

Venezuela, Hindia Barat. Termasuk nanas yang kuat sehingga tidak mudah

busuk. Kulit nanas ini berduri, begitu pula dengan daunnya, daunnya

berwarna abu-abu kehijauan atau ungu kehijauan. Memiliki bagian luar

yang berwarna merah-oranye dan bagian dalam berwarna kuning atau putih.

Nanas jenis ini berbentuk bundar panjang dan berat sekitar 1,360 – 2,721

kg, ada juga yang memiliki berat 4,082 kg. Rasa dan aroa buah ini enak,

segar dan harum. Daging nanas ini tidak terlalu lembut dan kaya akan serat.

Selain baik dimanfaatkan sebagai buah segar, nanas ini juga bisa diolah

menjadi buah kering.

5. Tanaman nanas hias

Nanas ini digunakan sebagai tanaman hias, dikembangkan oleh para

tukang kebun kreatif. Nanas bisa dihasilkan dari jenis tanaman ini, tetapi

buah tidak terlalu enak dan buah tidak terlalu memiliki rasa. Tanaman nanas

hias bisa dicangkok hingga menghasilkan variasi tanaman nanas hias

berduri dan tanaman nanas hias tidak berduri. Jenis nanas ini memiliki

tinggi sekitar 0,6096 – 0,9144 m dan lebar 0,6096 – 1,2192 m. Warna

tanaman ini bermacam-macam, hijau, abu-abu kehijauan bercampur warna

45

pink, dan warna putih atau kuning bergaris di sepanjang daun. Bunga

berwarna merah atau pink tua.

2.3.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Nanas

Nanas termasuk salah satu buah istimewa karena nanas memiliki rasa lezat dan memiliki kandungan nutrisi yang sangat berguna bagi manusia. Nanas mengandung banyak vitamin dan berfungsi sebagai tanaman obat. Mulai dari vitamin A, vitamin C, kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dekstrosa, sukrosa dan enzim bromelin (Manganti, 2017). Bromelin adalah enzim yang diekstrak dari buah nanas. Bromelin merupakan cyteine proteinase yang bermanfaat sebagai anti-inflamasi. Kemampuannya untuk menghambat inflamasi sendi sangat menjanjikan. Menurut Walker A.F (2002), suplementasi bromelin efektif untuk mereduksi nyeri akibat gout (Lingga, 2012). Nanas menganung banyak vitamin C dalam 1 buah nanas sekitar 433 mg, kandungan vitamin ini lebih banyak jika dibandingkan dengan vitamin lain. Mineral yang terdapat pada nanas yaitu manganese juga merupakan antioksidan, Vitamin A, dan vitamin C yang mampu menghambat produksi enzim xantine oxidase. Enzim ini yang berfungsi mengubah purin menjadi asam urat. Dengan produksinya yang dihambat, kadar asam urat dalam darah pun tetap dalam kondisi normal. Selain itu, kandungan pottasium pada mineral nanas membantu tubuh untuk mengontrol tekanan darah. Copper pada mineral nanas berfungsi membantu pembentukan sel darah merah. Kandungan air pada buah nanas cukup banyak dapat membantu mencegah sembelit dan dapat menyehatkan pencernaan. Kandungan protein,

46

sodium (natrium), kolesterol, saturated fat, dan kalori pada nanas yang sangat rendah.

Buah nanas selain berguna untuk menurunkan kadar asamurat juga mampu mengatasi nyeri yang diakibatkan oleh asam urat tinggi. Enzim bromelin banyak terdapat di batang dan di bagian tengah buah nanas. Seperti yang sudah dijelaskan, enzim bromelin merupakan cyteine proteinase yang bermanfaat sebagai anti-inflamasi, berfungsi untuk melawan rasa sakit gangguan athritis atau radang sendi, mengurangi inflamasi atau peradangan (Nugraheni, 2016). Karena itu, bromelin layak dipilih sebagai suplemen untuk mengatasi gout. Di Indonesia, suplemen bromelin memang jarang ditemukan di pasaran. Untuk mendapatkannya, harus membeli di toko obat dan suplemen impor yang biasanya membuka gerai di pusat-pusat perbelanjaan. Harganya relatif mahal. Karena itu, dapat menggantinya dengan mengonsumsi jus nanas 200 ml (Lingga, 2012).

Tabel 2.2 Kandungan Dalam 100 gram Buah Nanas (ananas comosus).

Komponen Kandungan Air 87,24 gr Energi 45 kkal Protein 0,55 gr Karbohidrat 11,82 gr Gula 8,29 gr Kalsium 13 gr Besi 0,25 mg Magnesium 12 mg Fosfor 2,849 mg Potassium 125 mg Sodium 1 mg Seng 0,08 mg Copper 0,081 mg Mangan 1,593 mg Vitamin C 16,9 mg Thiamin 0,078 mg Riboflavin 0,029 mg Niacin 0,470 mg

47

Pantothenic acid 0,193 mg Vitamin B6 0,106 mg Folat 11 mcg Choline 5,6 mg Betaine 0,1 mg Betakaroten 31 mcg Sumber: Redaksi Sehat, 2016.

2.3.3 Teknik Pemberian Jus Nanas

Pembuatan jus nanas dengan cara diminum, berikut cara menerapkan:

1. Bahan dan alat yang dibutuhkan:

a. 250 gram buah nanas

b. Air putih matang 100 ml

c. Gelas ukur

d. Blender

2. Cara pemberian jus nanas

a. Kupas buah nanas sampai bersih dan tidak ada yang tersisa di daging

buahnya

b. Cuci menggunakan air matang sampai bersih

c. Potong menjadi beberapa bagian

d. Timbang 250 gram

e. Masukan ke dalam blender yang telah disiapkan

f. Tuangkan air putih matang 100 ml

g. Selanjutnya blender hingga merata dan jus siap disajikan.

3. Teknik minum

a. Hasil pembuatan jus nanas tersebut diminum di pagi dan malam hari

b. Jus nanas diminum 1 gelas setelah makan pagi dan makan malam.

48

2.4 Cara Kerja Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat

Jus sirsak dan jus nanas mengandung vitamin C yang merupakan penyedia antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthin oksidase, enzim ini yang merubah hipoxantin menjadi xanthin. Purin yang sudah menjadi xanthin akan dirubah menjadi asam urat. Selain mengandung antioksidan, vitamin C juga mampu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine. Buah nanas juga mengandung enzim bromelain, enzim ini merupakan cytein proteinase yang dapat mencegah peradangan yang ditimbulkan oleh asam urat yang menyerang tubuh, hal ini disebabkan karena bromelain memiliki kandungan anti-inflamasi yang dapat mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh

(Mardiana, 2011).

49

WOC Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat

Jus sirsak Jus nanas

Vitamin C

Purin & Antioksidan primidin

Enzim xanthin Hipoxanthin oksidase Xanthin

Ekskresi Uric acid ginjal

Kadar asam urat

Alkaoid Bromelin

Isquinolin

Cyteine proteinase

Menghambat inflamasi

Nyeri berkurang

Sumber: Mardiana, 2011

Gambar 2.3 WOC Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat.

50

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

2012).

51

Konsumsi Penyakit Purin dan primidin makanan purin

Hipoxanthin

Enzim xanthin oksidase Jus sirsak Jus nanas

Xanthin

Uric Acid

Ekskresi ginjal

Kadar asam urat

Keterangan:

: Tidak diteliti

: Diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konsep Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid).

52

Pada gambar 3.1 dijelaskan faktor yang menyebabkan asam urat yaitu: faktor konsumsi makanan purin, peningkatan purin dan primidin, penyakit, dan faktor ekskresi ginjal. Dari beberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi metabolisme Hipoxanthin yang diubah oleh Enzim Xanthin Oksidase yang menjadi Xanthin kemudian berpengaruh pada ekskresi ginjal yang berpengaruh pada uric acid berhubungan pada kadar asam urat.

Kadar asam urat meningkat atau sering disebut dengan hiperurisemia dapat diberikan terapi farmakologis dan non farmakologis. Dari terapi non farmakologis kita dapat memanfaatkan tanaman yang ada disekitar kita contohnya sirsak dan nanas. Buah sirsak dan buah nanas dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar asam urat. Dari buah sirsak dan buah nanas berfungsi sebagai antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthin oksidase, enzim ini yang berfungsi mengubah purin menjadi asam urat. Selain itu buah nanas juga mengandung enzim bromelin, enzim ini merupakan cytein proteinase yang dapat mencegah peradangan yang ditimbulkan oleh asam urat yang menyerang tubuh, hal ini disebabkan karena bromelin memiliki kandungan anti-inflamasi yang dapat mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

Vitamin C yang terkandung dalam sirsak dan nanas juga dapat membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin, dengan kemampuan ini, kadar asam urat dalam tubuh berkurang (Sutanto, 2013).

53

3.2 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pernyataan penelitian (Nursalam, 2016).

Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

H1 : Ada perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan nilai asam urat

antara pemberian jus sirsak dan jus nanas.

54

BAB IV

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Cara penelitian meliputi desain penelitian, kerangka kerja, populasi, sampel, tekhnik sampling, identifikasi variabel, definisi operasional, tekhnik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, etika penelitian dan keterbatasan penelitian (Arikunto, 2010).

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Experimental yaitu suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mecari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas

(Nursalam, 2016). Penelitian kuantitatif dengan Quasi - Experimental Design dengan rancangan Two Group Pre-test Post-test with Control Group. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan efektivitas jus sirsak dan jus nanas yang terdiri dari 2 kelompok yang masing-masing kelompok diberikan intervensi yang berbeda. Pada eksperimen ini membandingkan antara kelompok intervensi pemberian jus sirsak dengan kelompok kontrol pemberian jus nanas. Dalam peneitian ini dipilih penderita asam urat yang diawali dengan observasi melakukan pengecekan kadar asam urat darahnya (pre-test), setelah diberikan perlakuan responden dilakukan pengecekan kadar asam urat darahnya lagi (pos- test) (Sugiyono, 2017).

55

Tabel 4.1 Skema Desain Penelitian

Subyek Pra Perlakuan Post K1 O1 I1 O2 K2 O1 I2 O2

Keterangan:

K1 : Kelompok 1

K2 : Kelompok 2

I1 : Perlakuan Jus Sirsak

I2 : Perlakuan Jus Nanas Sebagai Kontrol

O1 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pre test)

O2 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (post test)

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah subjek atau objek yang memenuhi kriteria yang diharapkan.

Populasi adalah keseluruhan suatu variabel menyangkut masalah yang diteliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hiperurisemia di Wilayah

Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun, pada tahun 2018 sejumlah 264 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita hiperurisemia di

Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

56

Besar sampel dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus Federer

(1963) yaitu dapat ditentukan berdasarkan total kelompok (t) yang digunakan dalam penelitian sehingga t = 2 kelompok maka besar sampel yang digunakan:

(t – 1) (n – 1) > 15

(2 – 1) (n – 1) > 15

1 (n – 1) > 15

(n – 1) > 15/1

n – 1 > 15

n > 16 responden per kelompok

Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel yang diperlukan untuk masing-masing kelompok kontrol adalah n = 16 responden.

Untuk menghindari Drop Out dalam penelitian, maka perlu penambahan jumlah sampel agar besar sampel tetap terpenuhi dengan rumus berikut:

57

Keterangan: n‟ : ukuran smapel mengantisipasi Droup Out n : ukuran sampel asli

1 – f : perkiriaan proporsi Drop Out, yang diperkirakan 10% (f=0,1)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 36 responden.

4.2.3 Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2016).

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Penderita asam urat

b. Penderita yang kooperatif

c. Bersedia ikut dalam penelitian

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

58

a. Tidak dalam sakit parah

b. Penderita dengan penyakit gagal ginjal dan gagal jantung

c. Tidak ada riwayat penyakit peptic ulcer

4.3 Teknik Sampling

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan Non probability dengan tekhnik Purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.Mula-mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya menggunakan study pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangan, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel peneliti sehingga teknik pengambilan sampel secara Purposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri

(Notoatmodjo, 2012)

59

4.4 Kerangka Kerja Penelitian Populasi

Seluruh penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun pada tahun 2018 sebesar 264 orang

Sampel Sebagian penderita kadar asam urat darah yang sesuai kriteria inklusi yang mengalami hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun berjumlah 36 orang

Teknik sampling Purposive sampling

Desain penelitian Eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimen dengan two group pre-post test with Control Group design.

Pengumpulan data Mengukur skala kadar asam urat darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi

Kelompok Perlakuan Pre test Kelompok Kontrol

Jus sirsak Jus nanas

Post test Post test

Pengolahan data Editing, coding, tabulating

Analisis Wilcoxon & Independent T-test

Hasil dan Kesimpulan

Penyajian

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

60

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu:

a. Variabel Independent (Bebas)

Variabel independent dalam penelitian ini adalah pemberian jus sirsak

dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat Di UPT Puskesmas

Geger Kabupaten Madiun.

b. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel dependent pada penelitian ini adalah perubahan kadar asam urat

pada penderita Hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger

Kabupaten Madiun.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala Skor Data Independent 1. Jus sirsak Jumlah Gelas ukur, Nominal 1. Dikon Variabel Pemberian jus masing- timbangan, sumsi Pemberian sirsak dengan cara masing check list 2. Tidak terapi Jus diblender untuk 250gr dikons Jus Sirsak menurunkan buah umsi Jus Nanas kadar asam urat. dan 100 2. Jus nanas cc air Pemberian jus putih. nanas dengan cara Lama diblender untuk pemberi menurunkan an : 7 kadar asam urat. hari Waktu : setiap pagi setelah makan sahur

61

dan malam setelah buka puasa. Dependent Nilai kadar asam urat Kadar asam Lembar Rasio Hasil ukur Variabel pada penderita urat dalam observasi & kadar Kadar asam hiperurisemia di darah Autocheck asam urat urat Wilayah Kerja sebelum GCU ...mg/dl Puskesmas Geger dan dengan melakukan sesudah. pengukuran kadar asam urat dalam tubuh.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.6.1 Kelompok bahan pembuatan terapi

Pemberian terapi memerlukan 250 gr buah sirsak matang dan 250 gr buah nanas matang. Untuk pembuatan jus sirsak dan jus nanas memerlukan 250 gr buah sirsak dan 250 gr buah nanas dan masing-masing dicampur dengan 100 cc air matang lalu diblender sampai halus.

4.6.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah alat ukur yang meliputi gelas ukur, timbangan, blender, lembar tabulasi data, dan alat test kadar asam urat dalam darah dengan menggunakan metode stik dengan merk AUTOCHECK GCU digital dengan tingkat ketelitian 2,4-13,2 mg/dL. Pada penelitian ini alat timbangan dan AUTOCHECK GCU yang digunakan baru maka untuk mendapatkan hasil yang akurat peneliti melakukan pengecekan kadar asam urat dalam darah pada dua orang yang sama sebanyak tiga kali setiap satu jam, bila hasil pengukuran kadar asam urat dalam darah tersebut mendapatkan hasil yang

62

konsistensi maka dapat disimpulkan bahwa alat GCU tersebut memiliki keakuratan yang baik dan dapat digunakan.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Geger Kabupaten

Madiun, dilaksanakan pada bulan 25 Mei 2019 – 4 Juni 2019.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti

Husada Mulia Madiun untuk ditujukan kepada BangkesBangpol Kabupaten

Madiun, setelah diizinkan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten

Madiun.

2. Setelah mendapatkan ijin dilanjutkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Madiun dan Kepala Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.

3. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Kepala Puskesmas Geger, peneliti

mendatangi rumah responden untuk memberikan penjelasan tentang tujuan

dan informed consent. Setiap responden diberikan kebebasan untuk

memberikan persetujuan atau menolak menjadi subjek penelitian. Setelah

calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian,

maka responden diminta untuk menandatangani lembar informed consent

yang telah disiapkan oleh peneliti dan peneliti memberitahukan kepada

63

responden bahwa pemberian jus sirsak dan jus nanas selanjutnya akan

diberikan door to door.

4. Peneliti melakukan pemeriksaan kadar asam urat (pre-test) pertama kali, hasil

pemeriksaan kadar asam urat tersebut dicatat pada lembar observasi kadar

asam urat.

5. Peneliti menyiapkan jus sirsak dan jus nanas membutuhkan waktu 2 menit

untuk setiap responden selama 7 hari.

6. Terapi dilakukan dengan cara membagi separuh dari setiap kelompok

perlakuan menjadi 18 responden kelompok jus sirsak dan 18 kelompok jus

nanas. Peneliti memberikan penjelasan tentang prosedur pemberian jus sirsak

dan jus nanas tersebut 2x sehari selama 7 hari, diminum setelah makan sahur

dan setelah buka puasa.

7. Peneliti melakukan pemeriksaan kadar asam urat responden setiap sore saat

mengantar jus, setelah itu hasil test kadar asam urat dicatat di lembar

observasi.

8. Apabila sebelum 7 hari kadar asam urat responden sudah turun menjadi

normal maka pemberian jus dihentikan.

9. Setelah 7 hari diberikan terapi jus sirsak dan jus nanas dicek kembali kadar

asam urat dalam darahnya (post-test), hasilnya dicatat pada lembar observasi

kadar asam urat.

10. Mengumpulkan data dan untuk selanjutnya data diolah dan dianalisis.

64

11. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden atau

keterlibatannya dalam penelitiannya, berupa ucapan terima kasih dan

bingkisan.

4.9 Pengolahan Data

Menurut Saryono (2011) langkah-langkah dalam memproses data terdiri dari:

1. Editing

Data yang terkumpul selanjutnya disusun. Editing berfungsi untuk meneliti apakah hasil data pengecekan kadar asam urat sudah lengkap. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data, sehingga jika ada kekurangan data dapat segera dilengkapi.

2. Coding

Coding adalah pengkodean atau ”coding”, yaitu mengubah data membentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). Data demografi usia, jenis kelamin meliputi laki-laki dan perempuan, pendidikan meliputi tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi, Pekerjaan meliputi tidak bekerja, ibu rumah tangga, wiraswasta, buruh tani.

a. Usia:

25 – 35 : diberi kode 1

36 – 45 : diberi kode 2

46 – 55 : diberi kode 3

56 – 65 : diberi kode 4

66 – 75 : diberi kode 5

65

b. Jenis kelamin:

Laki-laki : diberi kode 1

Perempuan : diberi kode 2

c. Pendidikan:

SD : diberi kode 1

SMP : diberi kode 2

SMA : diberi kode 3

Sarjana/Diploma : diberi kode 4

d. Pekerjaan:

Ibu Rumah Tangga : diberi kode 1

Pensiunan : diberi kode 2

Swasta : diberi kode 3

PNS : diberi kode 4

TNI/Polri : diberi kode 5

Buruh/Tani : diberi kode 6

e. Pemberian terapi:

Jus sirsak : diberi kode 1

Jus nanas : diberi kode 2

3. Tabulating

Langkah memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai dengan kriteria, data dimasukkan ke computer dan dianalisis secara statistik. Data yang ditabulasi sesuai dengan kriteria penelitian meliputi data usia, jenis kelamin,

66

pendidikan, dan data pengecekan kadar asam urat sebelum dan sesudah, dan pemberian terapi.

4.10 Analisa Data

Analisa data penelitian ini meliputi:

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah sampel <50. Distribusi data dikatakan normal jika nilai p > 0,05 dan tidak normal jika hasil nilai p <

0,05. Apabila data berdistribusi normal maka bisa dilakukan pengolahan data dengan Paired t – test dan Independent t – test.

2. Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel karenanya analisa ini juga disebut dengan analisa deskriptif (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini peneliti menganalisa perbedaan efektivitas jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudh diberikan terapi semua karakteristik responden dalam penelitian ini seperti: jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, berbentuk tabel distribusi frekuensi.

3. Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisa bivariat

67

digunakan untuk menganalisis keefektifan antara jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat darah pada penderita hiperurisemia.

Analisis untuk mengetahui perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah pemberian jus sirsak dan perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah pada kelompok pemberian jus nanas menggunakan uji Paired T-Test karena datanya berpasangan. Apabila nilai p < 0,05 maka ada pengaruh pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat darah dan jika nilai p > 0,05 maka tidak ada pengaruh pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat darah. Syaratnya data berdistribusi normal, skala data interval/rasio, kelompok data berpasangan. Jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji alternatif yaitu Wilcoxon.

Sedangkan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara kelompok jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat menggunakan uji

Independent t – test, karena datanya tidak berpasangan, apabila p signifikansi <

0,05 maka ada perbedaan efektivitas antara dua kelompok tersebut, sedangkan jika nilai p signifikansi > 0,05 maka tidak ada perbedaan efektivitas diantara dua kelompok tersebut. Syaratnya adalah skala data interval/rasio, kelompok data saling bebas atau tidak berpasangan, data berdistribusi normal, varian homogen atau sama antar kelompok. Jika data tidak berdistribusi normal maka menggunakan uji alternatif yaitu Mann Whitney. Perhitungan uji statistik menggunakan perhitungan dengan system komputerisasi.

68

4.11 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, masalah etika meliputi:

1. Informed Concent (lembar persetujuan)

Merupakan lembar persetujuan memuat penjelasan-penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian, dampak yang mungkin terjadi selama penelitian.

Apabila responden telah mengerti dan bersedia maka responden diminta menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Namun apabila responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksa.

2. Anonimity (tanpa nama)

Lembar surat persetujuan maupun lembar observasi tidak mencantumkan nama responden, akan tetapi hanya menuliskan dengan simbol.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul akan disimpan, dijamin kerahasiaannya dan hanya menjadi koleksi peneliti.

Informasi yang diberikan oleh responden tidak akan disebarkan atau diberikan kepada orang lain tanpa seijin responden.

4. Beneficience (bermanfaat)

Penelitian ini memberikan manfaat secara langsung kepada responden dan setelah berakhirnya penelitian ini diharapkan dapat diterapkan secara menerus oleh responden. Namun ketika selama peneliti mendapatkan kondisi responden yang mengancam jiwa responden, maka peneliti dapat segera menginformasikan kepada petugas kesehatan (perawat atau dokter) yang bertanggung jawab pada waktu tersebut agar segera mendapat bantuan.

69

5. Non-maleficience (tidak merugikan)

Penelitian ini dijamin tidak merugikan atau membahayakan responden sebagai subjek penelitian. Karena dalam penelitian ini tidak memberikan suatu intervensi atau tindakan yang mengancam keselamatan responden selama penelitian.

70

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data dengan melakukan pengukuran kadar asam urat darah pada responden.

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 25 Mei sampai 4 Juni 2019. Jumlah responden sebanyak 36 orang penderita hiperurisemia. Dimana 18 responden menjadi kelompok pemberian jus sirsak dan 18 responden menjadi kelompok pemberian jus nanas. Penyajian data dibagi menjadi dua yaitu data umum dan data khusus. Data umum berisi karakteristik responden meliputi umur responden, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan yang disajikan berdasarkan hasil pengukuran variabel, yaitu kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus sirsak dan jus nanas pada penderita hiperurisemia.

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Geger yang berlokasi di Jl. Raya Madiun – Ponorogo No. 48, Kecamatan Geger, Kabupaten

Madiun, Jawa Timur 63171, Indonesia. Puskesmas Geger dibuka setiap hari Senin

– Jumat dari pukul 7.30 sampai 14.00, dimana Puskesmas Geger memiliki tempat pelayanan kesehatan yang tersebar di seluruh desa yang terdiri dari 19 desa dengan di setiap desanya memiliki Posbindu, Posyandu Balita dan Posyandu

Lansia yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tempat penelitian di 4 Desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas

71

Geger Kabupaten Madiun yang terdapat penderita terbanyak, yaitu Desa Jatisari,

Desa Sumberejo, Desa Purworejo, dan Desa Uteran.

Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Mei 2019 – 4 Juni 2019 dengan jumlah responden sebanyak 36 orang penderita hiperurisemia. Dimana 18 responden menjadi kelompok pemberian jus sirsak dan 18 responden menjadi kelompok pemberian jus nanas. Pada tanggal 25 Mei 2019 – 27 Mei 2019 peneliti melakukan pengecekan kadar asam urat awal (Pre-test) dengan cara door to door dan membagi antara kelompok jus sirsak dan kelompok jus nanas. Kemudian pada tanggal 28 Mei 2019 – 3 Juni 2019 peneliti memberikan terapi jus sirsak dan jus nanas dengan cara door to door dan dibantu oleh 11 teman, peneliti membuat jus sirsak pada pukul 16.00 setelah itu pukul 18.00 jus diedarkan ke rumah responden. Dimana bahan-bahan membuat jus adalah 250 gram daging buah sirsak yang sudah dibersihkan dari kulit dan bijinya dan 250 gram buah nanas yang sudah dikupas, masing-masing dicampur dengan air putih matang 100 cc lalu diblender selama 1 menit. Jus diminum sehari 2 kali pada pagi saat makan sahur dan sore pada saat buka puasa, jus sirsak dan jus nanas untuk pagi sudah diberikan pada saat memberikan jus sore. Peneliti mengetes kadar asam urat responden setiap hari saat mengantar jus ke rumah responden. Tanggal 4 Juni

2019 dilakukan pengecekan kadar asam urat yang terakhir (Post-test). Setelah diberikan terapi selama 7 hari, responden menyatakan tubuhnya lebih segar dan tidak merasakan nyeri pada sendi kaki dan tangannya.

72

5.2 Hasil Penelitian

5.2.2 Data Umum

Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan sebaran populasi, karakteristik responden berdasarkan usia, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, karakteristik responden berdasarkan pendidikan, karakteristik responden berdasarkan pekerjaan,

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun (n=36) Kelompok Jus Sirsak Jus Nanas No. Usia Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase (f) (%) (f) (%) 1. 25 – 35 tahun 1 5,6 5 27,8 2. 36 – 45 tahun 5 27,8 2 11,1 3. 46 – 55 tahun 3 16,7 3 16,7 4. 56 – 65 tahun 7 38,9 4 22,2 5. 66 – 75 tahun 2 11,1 4 22,2 Total 18 100 18 100 Sumber : Data primer 2019

Tabel 5.1 menunjukkan pada kelompok jus sirsak penderita hiperurisemia terbanyak usia 56 – 75 tahun berjumlah 7 orang (38,9%), sedangkan pada kelompok jus nanas penderita hiperurisemia terbanyak pada usia 25 – 35 tahun berjumlah 5 orang (27,8%).

73

2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun (n=36) Kelompok Jus Sirsak Jus Nanas Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase (f) (%) (f) (%) Laki – laki 11 61,1 7 38,9 Perempuan 7 38,9 11 61,1 Total 18 100 18 100 Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan data tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden laki-laki pada kelompok pemberian jus sirsak sebanyak 11 orang

(61,1%) dan responden laki-laki kelompok pemberian jus nanas sebanyak 7 orang

(38,9) dan jenis kelamin responden perempuan pada kelompok pemberian jus sirsak sebanyak 7 orang (38,9%) dan responden jenis kelamin perempuan pada kelompok jus nanas sebanyak 11 orang (61,1%).

3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun (n=36) Kelompok Jus Sirsak Jus Nanas Pendidikan Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase (f) (%) (f) (%) SD 6 33,3 2 11,1 SMP 3 16,7 7 38,9 SMA 6 33,3 4 22,2 Sarjana 3 16,7 5 27,8 Total 18 100 18 100 Sumber : Data Primer 2019

74

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden pada kelompok jus sirsak dengan jenjang SD dan SMA masing – masing sebesar 6 orang (33,3%), jenjang SMP dan

Sarjana masing – masing sebesar 3 orang (16,7%). Pada kelompok jus nanas responden dengan jenjang pendidikan SMP tertinggi yaitu berjumlah 7 orang

(38,9%) dan jenjang pendidikan terendah yaitu SD sebanyak 2 orang (11,1%).

4. Ditribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun (n=36) Kelompok Pekerjaan Jus Sirsak Jus Nanas Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase (f) (%) (f) (%) Ibu Rumah Tangga 7 38,9 9 50,0 Pensiunan 2 11,1 1 5,6 Swasta 4 22,2 4 22,2 PNS - - 2 11,1 TNI/Polri 1 5,6 - - Buruh/Tani 4 22,2 2 11,1 Total 18 100 18 100 Sumber : Data Primer 2019

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden pada kelompok jus sirsak dengan pekerjaan terbanyak pada Ibu Rumah Tangga sebanyak 7 orang (38,9%) pekerjaan terendah yaitu TNI/Polri sebanyak 1 orang (5,6%). Pada kelompok jus nanas dengan pekerjaan terbanyak yaitu Ibu Rumah Tangga sebanyak 9 orang (50,0%) dan pekerjaan terendah yaitu Pensiunan sebanyak 1 orang (5,6%).

5.2.2 Data Khusus Responden

Data penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon, uji alternatif untuk mengetahui apakah data yang didapat berasal dari populasi yang berdistribusi

75

normal atau tidak (Sugiyono, 2013). Hasil uji normalitas menunjukkan semua data kadar asam urat sebelum dan sesudah pada kelompok jus sirsak dan jus nanas tidak berdistribusi normal (p < 0,05). Sedangkan untuk mengetahui apakah 2 kelompok data berasal dari varian yang sama (homogen), menggunakan uji homogenitas (Sugiyono, 2013). Hasil uji homogenitas juga menunjukkan semua data kadar asam urat pada dua kelompok homogen (p > 0,05).

1. Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak Tabel 5.5 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger (n=18) Sebelum Diberikan Sesudah Diberikan Kadar Asam Urat Jus Sirsak Jus Sirsak Mean 8,75 mg/dl 7,14 mg/dl Minimal 6,0 mg/dl 4,90 mg/dl Maksimal 13,10 mg/dl 11,0 mg/dl Standart Deviasi 1,49 1,26 p value normalitas 0,048 0,027 Negative Ranks 18 p value 0,000 Sumber : Data Primer 2019

Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan sebaran data tidak normal p < α (α = 0,05), pada data pre-test p = 0,048 dan pada data post-test p = 0,027 sehingga data diuji menggunakan uji alternatif yaitu

Wilcoxon. Dari hasil analisis terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus sirsak. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata (mean) sebelum diberikan jus sirsak adalah 8,75 mg/dl, kemudian sesudah diberikan jus sirsak selama 7 hari menurun menjadi 7,14 mg/dl. Dari 18 responden semua mengalami penurunan kadar asam urat. Selain itu juga dilihat dari p value wilcoxon yang didapatkan hasil p = 0,000. Karena nilai p kurang dari α (α = 0,05), maka hal ini

76

berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus sirsak.

2. Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas Tabel 5.6 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger (n=18) Sebelum Diberikan Sesudah Diberikan Kadar Asam Urat Jus Nanas Jus Nanas Mean 8,03 mg/dl 6,87 mg/dl Minimal 6,70 mg/dl 5,60 mg/dl Maksimal 11,70 mg/dl 9,60 mg/dl Standart Deviasi 1,18 0,95 p value normalitas 0,005 0,096 Negative Ranks 18 p value 0,000 Sumber = Data Primer 2019

Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan sebaran data tidak normal p < α (α = 0,05), pada data pre-test p = 0,005 dan pada data post-test p = 0,096 sehingga data diuji menggunakan uji alternatif yaitu

Wilcoxon. Dari hasil analisis terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus nanas. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata (mean) sebelum diberikan jus nanas adalah 8,03 mg/dl, kemudian sesudah diberikan jus nanas selama 7 hari menurun menjadi 6,87 mg/dl. Dari 18 responden semua mengalami penurunan kadar asam urat. Selain itu juga dilihat dari p value wilcoxon yang didapatkan hasil p = 0,000. Karena nilai p kurang dari α (α = 0,05), maka hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus nanas.

77

3. Penurunan Kadar Asam Urat Antara Kelompok Jus Sirsak dan Jus Nanas menggunakan Uji Independent t-test Tabel 5.7 Kadar Asam Urat Antara Kelompok Jus Sirsak dan Jus Nanas Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger (n=36) Kadar Asam Urat Jus Sirsak Jus Nanas Mean 1,60 mg/dl 1,16 mg/dl SD 0,41 0,49 N 18 18 p value normalitas 0,117 0,087 p value homogenity 0,564 p value Independent t-test 0,007 Sumber = Data Primer 2019

Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan sebaran data normal p > α (α = 0,05), pada kelompok jus sirsak p = 0,117 dan pada kelompok jus nanas p = 0,087 sehingga data dapat diuji menggunakan

Independent t - test. Dari uji homogenitas dengan uji levine statistic selisih, didapat hasil sebesar 0,564 dimana p value > 0,05 berarti data tersebut bersifat homogen. Dari hasil analisis menggunakan uji independent t – test nilai p value =

0,007 yaitu lebih kecil dari α (α = 0,05) berarti ada perbedaan yang signifikan antara pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat.

Jika dilihat dari nilai rerata selisih, kelompok jus sirsak didapatkan hasil sebesar

1,60 mg/dl dan untuk kelompok jus nanas didapatkan rerata selisih sebesar 1,16 mg/dl sehingga dapat diartikan jus sirsak lebih efektif dari jus nanas.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak

Menurut tabel 5.5 didapatkan hasil sebagai berikut, dari hasil penelitian menunjukkan rerata kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus sirsak

78

terdapat perbedaan. Berdasarkan analisa penelitian sesudah diberikan jus sirsak terdapat penurunan kadar asam urat antara sebelum dilakukan terapi dan sesudah dilakukan terapi jus sirsak. Pengaruh jus sirsak terhadap perubahan kadar asam urat telah dilakukan uji statistik menggunakan wilcoxon dengan p value = 0,000 lebih kecil dari nilai α (α = 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu ada perbedaan yang signifikan pada pemberian jus sirsak terhadap perubahan kadar asam urat.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli

Yantina (2016) yang berjudul Pengaruh Pemberian Jus Sirsak Terhadap

Penurunan Kadar Asam Urat Di Dusun III Taqwasari Desa Natar Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan bahwa hasil penelitiannya pada kelompok pemberian jus sirsak menghasilkan penurunan. Penelitian Heni Maryati (2013) yang berjudul Pengaruh Konsumsi Jus Buah Sirsak Terhadap Penurunan Kadar

Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Artritis Pria Usia 46-50 Tahun menghasilkan penurunan kadar asam urat.

Banyak kandungan dalam buah sirsak salah satunya adalah antioksidan, sirsak juga memiliki senyawa aktif alkaoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik (mengurangi rasa sakit) dan anti inflamasi (anti radang). Vitamin yang terkandung dalam buah sirsak salah satunya adalah vitamin C, yakni sekitar 20 mg/100 gram buah sirsak (Noormindhawati, 2013). Vitamin C dikatakan para ahli bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat yang ada di dalam tubuh melalui urine

(Vitahealth, 2006).

79

Terapi pemberian jus sirsak merupakan terapi yang tidak membutuhkan banyak dana. Hasil yang dilakukan oleh peneliti pada 25 Mei 2019 – 4 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan kadar asam urat darah sebelum dan sesudah pemberian terapi jus sirsak. Peneliti menerapkan dengan 250 gr daging buah sirsak yang sudah dipisah dengan kulit dan biji dan 100 cc air putih kemudian diblender. Setelah tercampur kemudian minum jus sirsak 2 kali sehari setiap sahur dan buka puasa. Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis menggunakan uji statistik, sehingga terdapat hasil perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan terapi jus sirsak dengan nilai mean pre test 8,7 mg/dl dan post test 7,1 mg/dl.

Kadar asam urat pada pre test penelitian ini melebihi 7 mg/dl untuk laki- laki, 6 mg/dl untuk perempuan. Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.

Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia (manula), beresiko besar terkena asam urat. Responden menyukai terapi jus sirsak karena rasanya manis, mudah dibuat, dapat ditemukan di mana-mana. Penurunan asam urat juga dipengaruhi oleh makanan yang rendah purin. Jus sirsak dapat menurunkan kadar asam urat karena adanya kandungan vitamin C yang bersifat sebagai antioksidan dan penghambat terbentuknya enzim xanthine oksidase yang akhirnya menjadi asam urat. Selain itu, senyawa aktif alkoid insquinolin yang berfungsi sebagai analgetik,

80

anti inflamasi. Vitamin C yang terkandung dalam buah sirsak mampu meningkatkan ekskresi ginjal dalam membuang asam urat dalam tubuh melalui urine sehingga asam urat dalam tubuh berkurang.

Dari penelitian di atas, peneliti berpendapat bahwa penurunan kadar asam urat pada penelitian ini disebabkan adanya kandungan vitamin C sebagai antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthine oksidase, enzim ini yang mengubah purin menjadi asam urat, selain itu senyawa aktif alkoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik, anti inflamasi, dan vitamin C yang mampu mencegah penyakit asam urat dengan cara meningkatkan ekskresi ginjal dalam membuang asam urat dalam tubuh melalui urine. Sehingga penderita hiperurisemia memerlukan terapi pemberian jus sirsak.

5.3.2 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas

Menurut tabel 5.6 menunjukkan bahwa kadar asam urat sesudah dilakukan terapi jus nanas terdapat perbedaan. Berdasarkan analisa penelitian sesudah diberikan terapi jus nanas terdapat penurunan kadar asam urat darah antara sebelum dilakukan terapi dan sesudah dilakukan terapi jus nanas. Pengaruh pemberian terapi dilakukan uji statistik menggunakan uji wilcoxon dengan bantuan spss 16 didapatkan hasil p = 0,000. Karena nilai p value lebih kecil dari nilai α (α = 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu ada perbedaan yang signifikan pada pemberian jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desi

Alvionita Vivit Dwi Sevilia (2014) yang berjudul Pengaruh Konsumsi Jus Nanas

81

Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di UPT Panti Werdha

Mojopahit Mojokerto bahwa hasil penelitiannya menghasilkan penurunan.

Hal ini didukung dari teori yang menyatakan perubahan kadar asam urat dalam darah pada jus nanas dipengaruhi oleh vitamin C bersifat sebagai antioksidan yang dapat menghambat pembentukan enzim xanthine oksidase.

Dalam 100 gram buah nanas mengandung vitamin C sekitar 16,9 mg. Vitamin C dalam buah nanas juga mampu membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine. Dengan kemampuan ini, kadar asam urat dalam tubuh dapat berkurang (Sutanto, 2013). Selain itu buah nanas juga mengandung enzim bromelin, manfaat dari enzim bromelin adalah sebagai anti inflamasi yang mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat, ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan untuk mengatasi asam urat (Lingga,

2012).

Terapi pemberian jus nanas merupakan terapi yang tidak membutuhkan banyak dana. Hasil yang dilakukan oleh peneliti pada 25 Mei 2019 sampai dengan

4 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan kadar asam urat darah sebelum dan sesudah pemberian terapi jus sirsak. Peneliti menerapkan dengan 250 gr buah nanas yang sudah dipisah dengan kulit dan 100 cc air putih kemudian diblender. Setelah tercampur kemudian minum jus nanas 2 kali sehari setiap sahur dan buka puasa. Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis menggunakan uji statistik, sehingga terdapat hasil perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan terapi jus nanas dengan nilai mean pre test 8 mg/dl dan post test 6,8 mg/dl.

82

Responden menyukai terapi jus nanas karena baunya segar, rasanya yang asam manis, mudah dibuat, dapat ditemukan di mana-mana dan tidak musiman.

Penurunan asam urat juga dipengaruhi oleh makanan yang rendah purin. Jus nanas dapat menurunkan kadar asam urat karena adanya kandungan vitamin C yang bersifat sebagai antioksidan dan penghambat terbentuknya enzim xanthine oksidase yang akhirnya menjadi asam urat. Sehingga penderita hiperurisemia memerlukan terapi pemberian jus nanas. Selain itu, enzim bromelin yang berfungsi sebagai anti inflamasi. Vitamin C yang terkandung juga mampu meningkatkan ekskresi ginjal dalam membuang asam urat dalam tubuh melalui urine sehingga asam urat dalam tubuh akan berkurang.

Dari penelitian di atas, peneliti berpendapat bahwa penurunan kadar asam urat pada penelitian ini disebabkan adanya kandungan vitamin C sebagai antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthine oksidase, enzim ini yang mengubah purin menjadi asam urat, selain itu terdapat enzim bromelin yang berfungsi sebagai anti inflamasi, dan vitamin C yang mampu mencegah penyakit asam urat dengan cara meningkatkan ekskresi ginjal dalam membuang asam urat dalam tubuh melalui urine. Sehingga penderita hiperurisemia memerlukan terapi pemberian jus nanas.

5.3.3 Efektivitas Pemberian Jus Sirsak dan Jus Nanas Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat darah yang diberikan jus sirsak dan jus nanas

83

menggunakan uji independent t – test. Didapatkan p value = 0,007 kurang dari nilai α (α = 0,05), sehingga dapat dikatakan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di

Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun. Berdasarkan analisa didapatkan hasil rerata penurunan kadar asam urat dengan terapi jus sirsak sebesar

1,60 mg/dl dan jus nanas sebesar 1,16 mg/dl, hal ini menunjukkan bahwa pemberian terapi jus sirsak lebih efektif untuk menurunkan kadar asam urat.

Hasil perubahan kadar asam urat darah dari kelompok jus sirsak dan jus nanas dari lembar tabulasi dan daftar makanan, semua responden mengalami penurunan kadar asam urat darah. Tetapi beberapa responden masih memiliki kadar asam urat yang masih diatas 7 mg/dl. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin. Jika seseorang memakan makanan tinggi purin maka akan mempengaruhi metabolisme

Hipoxanthin yang diubah oleh Enzim Xanthin Oksidase yang menjadi Xanthin kemudian menjadi asam urat (Sutanto, 2013).

Didukung dari teori yang menyatakan kandungan dalam buah sirsak salah satunya adalah antioksidan, sirsak juga memiliki senyawa aktif alkaoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik (mengurangi rasa sakit) dan anti inflamasi (anti radang). Vitamin yang terkandung dalam buah sirsak salah satunya adalah vitamin

C, yakni sekitar 20 mg/100 gram buah sirsak (Noormindhawati, 2013). Vitamin C dikatakan para ahli bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara

84

meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat yang ada di dalam tubuh melalui urine (Vitahealth, 2006).

Perubahan kadar asam urat dalam darah pada jus nanas dipengaruhi oleh vitamin C bersifat sebagai antioksidan yang dapat menghambat pembentukan enzim xanthine oksidase. Dalam 100 gram buah nanas mengandung vitamin C sekitar 16,9 mg. Vitamin C dalam buah nanas juga mampu membantu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine. Dengan kemampuan ini, kadar asam urat dalam tubuh dapat berkurang (Sutanto, 2013). Selain itu buah nanas juga mengandung enzim bromelin, manfaat dari enzim bromelin adalah sebagai anti inflamasi yang mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat, ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan untuk mengatasi asam urat (Lingga, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa kedua terapi tersebut terbukti sama-sama efektif karena memiliki kandungan yang sama berpengaruh terhadap kadar asam urat, namun jika dilihat dari rata-rata penurunan kadar asam urat menunjukkan lebih banyak terapi jus sirsak dalam menurunkan kadar asam urat dalam darah. Sehingga penderita hiperurisemia memerlukan terapi pemberian jus sirsak untuk menurunkan kadar asam urat.

85

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengakui adanya kelemahan dan kekurangan. Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu variabel luar tidak dapat dikontrol peneliti sehingga kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penurunan kadar asam urat.

86

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian berjudul Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus

Sirsak (Annona Muricata) dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap

Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun, dapat disimpulkan :

1. Terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan

jus sirsak pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas

Geger Kabupaten Madiun dengan rerata sebelum diberikan terapi

8,75 mg/dl menjadi 7,14 mg/dl dengan nilai signifikansi p value =

0,000.

2. Terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan

jus nanas pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas

Geger Kabupaten Madiun dengan rerata sebelum diberikan terapi

8,03 mg/dl menjadi 6,87 mg/dl dengan nilai signifikansi p value =

0,000.

3. Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara jus sirsak dan

jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita

hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten

Madiun dengan rerata pada jus sirsak 1,60 mg/dl dan jus nanas 1,16

mg/dl dengan nilai signifikansi p value Independent t – test = 0,007,

87

hal ini menunjukkan bahwa trend pemberian jus sirsak lebih efektif

dari pada pemberian jus nanas untuk menurunkan kadar asam urat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak

(Annona Muricata) dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan

Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah

Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun, terdapat saran terkait dengan

hasil penelitian tersebut, antara lain :

1. Bagi Penderita Hiperurisemia

Penderita hiperurisemia dapat memilih jus sirsak atau jus nanas

sebagai obat alami untuk menurunkan kadar asam urat tinggi

tergantung buah apa yang sedang musim.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi pendidikan dalam memberikan terapi jus sirsak dan jus

nanas juga bisa sebagai upaya promosi kesehatan dalam

meningkatkan tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dalam

pengembangan ilmu dan skill yang dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat luas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti berikutnya perlu dilakukan penelitian untuk

menurunkan kadar asam urat dengan menggunakan metode yang

lain, cara penyimpanan agar kandungan di dalam jus tidak rusak,

88

dapat mengontrol variabel luar dan memberikan dosis serta frekuensi terapi jus sirsak dan jus nanas yang lebih sesuai.

89

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, S. 2016. Stop! Gagal Ginjal. Yogyakarta: Istana Media.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bobaya, P. 2016. Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Gout Arthritis Di Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Keperawatan Vol. 4.

Depkes. 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI.

Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI.

Depkes. 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018.. Jakarta: Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI.

Desi A.V.D.S, Mumpuni D. 2014. Pengaruh konsumsi Jus Nanas Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di UPT Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Stikes Pemkab Jombang.

Hasnawati, E. 2012. Keajaiban Sirsak Menumpas 7 Penyakit: Kanker, Tumor, Jantung, Diabetes, Kolesterol, Asam Urat, dan Hipertensi. Yogyakarta: Easy Media.

Heni M, Andreas S, Mas I.A.A. 2013. Pengaruh Konsumsi Jus Buah Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Artritis Pria Usia 46-50 tahun. Stikes Pemkab Jombang.

Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

90

Manganti, I. 2017. Tanaman Obat Untuk Menurunkan Kolesterol Dan Mengobati Asam Urat. Yogyakarta: Araska.

Mardiana, L. 2011. Ramuan & Khasiat Sirsak. Jakarta: Penebar Swadaya

Nasrul, E. Safitri. 2012. Hiperurisemia Pada Pra Diabetes. Jurnal Kesehatan Andalas. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/49/44 diunduh pada 9 Januari 2019 pada pukul 11.00 WIB.

Noormindhawati, L. 2013. Jus Sakti Tumpas Penyakit Asam Urat. Jakarta: Pustaka Makmur.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraheni. 2016. Sehat Tanpa Obat Dengan Nanas. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta: Salemba Medika.

Poedjiadi, A. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UII Press).

Redaksi Sehat. 2016. Stop! Gagal Ginjal. Yogyakarta: Istana Media.

Safitri, A. 2012. Deteksi Dini Gejala Pencegahan & Pengobatan Asam Urat. Yogyakarta: Pinang Merah.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Silbernagl, S. Lang F. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Soeryoko. 2011. 20 Tanaman Obat Paling Berkhasiat Penakluk Asam Urat. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

91

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sutanto, T. 2013. Asam Urat Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta: Buku Pintar.

Vitahealth. 2006. Asam Urat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utara.

Yuanita S, Mar‟atus S. 2017. Pengaruh Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata L) Terhadap Penurunan Kadar Purin Pada Penderita Asam Urat Di Desa Jubel Kidul Lamongan. Jurnal Sains. Vol 7.

Yuli Y. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Di Dusun III Taqwasari Desa Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan Holistik. Vol 10,: 32-35.

92

Lampiran 1

SURAT IJIN PENELITIAN

93

94

95

Lampiran 2

SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN

96

Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth: Calon responden penelitian Di Tempat Dengan hormat, Yang bertandatangan di bawah ini Mahasiswa Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun Program Studi S1 Keperawatan Nama : Henny Mustika Santi NIM : 201502054 Alamat : Desa Jatisari RT.08 RW.02 Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Sebagai persyaratan tugas akhir saya akan melaksanakan penelitian yang berjudul “Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun”. Dengan tujuan untuk mengetahui pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap kadar asam urat pada penderita hiperurisemia (asam urat tinggi). Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi Bapak/Ibu akan sangat kami jaga dan informasi yang kami dapatkan akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu penulis berharap responden memberikan jawaban sesuai yang dikehendaki. Atas perhatian dan kerja sama untuk menjadi responden, penulis mengucapkan Terima Kasih.

Hormat saya,

Henny Mustika Santi 201502054

97

Lampiran 4

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Dengan menandatangani lembar ini, saya: Nama : Usia : Alamat :

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun”. Saya telah dijelaskan bahwa pemberian jus sirsak/jus nanas dan dilakukan pengecekan kadar asam urat sebelum dan sesudah ini hanya digunakan untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden penelitian ini.

Madiun, April 2019 Peneliti Responden

(Henny Mustika Santi) ( )

98

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER RESPONDEN

Nama : Usia : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu) Berapa Lama Menderita Asam Urat : Dalam Pengobatan Asam Urat : Ya / Tidak (Coret yang tidak perlu) Makanan Yang Sering Dikonsumsi : (Beri Tanda Cek) o Daging o Jeroan o Kacang-kacangan o Lain-lain Sebutkan : Mempunyai riwayat penyakit gagal gnjal : Ya / Tidak (Coret yang tidak perlu) Memunyai riwayat penyakit peptic ulcer : Ya / Tidak (Coret yang tidak perlu)

Catatan Responden Berat Badan : Kadar Asam Urat Pre-Test Post-Test

99

Lampiran 6

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PERMBERIAN JUS SIRSAK (Annona Muricata) DAN JUS NANAS (Ananas

Comosus)

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

Pengertian Pemberian terapi yang menggunakan jus sirsak daan jus nanas sebagai media utamanya, dengan menggunakan metode diminum.

Tujuan 1. Mengurangi produksi purin dalam tubuh. 2. Menurunkan kadar asam urat darah.

Prosedur I. Persiapan Alat 1. Jus sirsak dan jus nanas 1 gelas 2. Lembar observasi 3. Autocheck GCU 4. Alkohol swab

II. Persiapan Responden 1. Pastikan identitas klien 2. Kaji kondisi klien 3. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan. 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur terapi. 5. Klien dipersilahkan duduk.

III. Pelaksanaan 1. Satu hari sebelum pemberian jus dicek dulu kadar asam urat darahnya a. Posisi pasien duduk b. Siapkan stik atau alat cek c. Bersihkan salah satu jari klien dengan alkohol swab d. Tusukkan jarum pada jari yang sudah dibersihkan e. Darah yang keluar dimasukkan pada alat cek

100

f. Hasil muncul g. Bersihkan jari klien 2. Setelah satu hari sesudah dicek kadar asam uratnya responden diberikan jus sirsak/jus nanas. a. Waktu : 2 kali hari setelah sarapan pagi dan setelah makan malam b. Jenis : jus sirsak dan jus nanas c. Menyiapkan jus sirsak/jus nanas d. Minum jus 1 gelas 3. Setelah satu hari sesudah diberikan jus sirsak selama 2 kali selama 7 hari ditest lagi kadar asam urat klien.

IV. Tahap Terminasi 1. Berpamitan dengan klien 2. Membereskan alat 3. Mencuci tangan.

101

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PEMBUATAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA)

1. Bahan: 250 gram buah sirsak matang 100 cc air putih matang 2. Alat-alat: Gelas ukur Pisau Blender Timbangan 3. Cara Membuat Jus Sirsak (Annona Muricata) a. Cuci buah sirsak sampai bersih b. Kupas kulit sirsak c. Keluarkan biji dari daging buahnya d. Masukkan sirsak dan air ke dalam blender yang telah disiapkan e. Blender hingga merata dan siap untuk disajikan. 4. Teknik Minum a. Hasil pembuatan jus sirsak tersebut di minum 2 kali sehari @200 cc setiap kali minum b. Jus sirsak diminum setelah sarapan pagi dan setelah makan malam c. Jus sirsak diminum selama 7 hari

102

STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PEMBUATAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS)

5. Bahan: 250 gram buah nanas matang 100 cc air putih matang 6. Alat-alat: Gelas ukur Pisau Blender Timbangan 7. Cara Membuat Jus Nanas (Ananas Comosus) a. Kupas kulit nanas sampai bersih dan tidak ada yang tersisa di daging buahnya b. Cuci menggunakan air matang sampai bersih c. Potong menjadi beberapa bagian, jangan terlalu besar d. Masukkan 250 gram nanas dan 100 cc air matang ke dalam blender yang telah disiapkan e. Blender hingga merata dan siap untuk disajikan 8. Teknik Minum d. Hasil pembuatan jus nanas tersebut di minum 2 kali sehari @200 cc setiap kali minum e. Jus nanas diminum setelah sarapan pagi dan setelah makan malam f. Jus nanas diminum selama 7 hari

103

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI

Test Harian Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam

Urat (Uric Acid)

Nama Hari Ke - Kelompok Pre Test Post Test (Inisial) 1 2 3 4 5 6 7 G Jus Sirsak 9,0 8,9 8,7 8,5 8,6 8,3 8,0 7,7 7,4 D Jus Sirsak 13,1 12,8 12,7 12,5 12,2 11,7 11,5 11,2 11,0 S Jus Sirsak 8,4 8,5 8,3 8,2 7,9 7,6 7,4 7,3 7,0 K Jus Sirsak 8,1 7,9 7,7 8,0 7,7 7,5 7,2 7,0 6,7 S Jus Sirsak 8,0 8,0 7,7 7,5 7,2 6,9 6,6 6,4 6,2 M Jus Sirsak 9,0 9,0 8,7 8,6 8,4 8,2 8,4 8,3 8,0 S Jus Sirsak 8,5 8,3 8,0 7,8 7,5 7,2 7,0 6,8 6,7 E Jus Sirsak 7,5 7,4 7,2 6,9 6,7 6,5 6,4 6,2 6,1 W Jus Sirsak 10,7 10,5 10,2 9,9 9,6 9,2 8,8 8,4 8,0 H Jus Sirsak 9,2 9,2 9,0 8,7 8,6 8,3 7,9 7,5 7,2 A Jus Sirsak 8,7 8,5 8,2 7,9 7,7 7,5 7,4 7,2 7,1 W Jus Sirsak 6,0 6,1 5,8 5,6 5,5 5,3 5,1 5,0 4,9 A Jus Sirsak 9,1 9,0 8,7 8,6 8,6 8,4 8,3 8,0 7,9 G Jus Sirsak 7,0 6,9 6,7 6,4 6,8 6,6 6,2 5,9 5,7 K Jus Sirsak 7,9 8,0 7,7 7,4 7,3 7,0 6,7 6,6 6,4 P Jus Sirsak 8,8 8,8 8,6 8,3 8,1 7,8 7,6 7,6 7,3

104

K Jus Sirsak 9,7 9,9 9,6 9,3 9,2 8,8 8,4 8,0 7,6 S Jus Sirsak 8,8 8,6 8,4 8,1 7,9 7,7 7,7 7,6 7,4 M Jus Nanas 7,3 7,3 7,2 7,0 6,9 7,0 7,2 7,0 6,9 S Jus Nanas 7,9 8,0 7,9 7,7 7,5 7,3 7,0 6,2 6,5 S Jus Nanas 7,0 6,9 6,7 6,6 6,7 6,5 6,3 6,0 5,6 H Jus Nanas 8,3 8,2 8,0 7,9 7,7 7,5 7,6 7,4 7,3 D Jus Nanas 7,0 6,8 6,8 6,6 6,4 6,3 6,1 5,9 5,7 D Jus Nanas 6,7 7,0 6,8 6,5 6,4 6,3 6,1 6,0 5,9 S Jus Nanas 7,2 7,2 7,0 6,9 6,8 6,9 6,7 6,4 6,3 Y Jus Nanas 7,2 7,5 7,2 7,1 7,0 6,9 6,7 6,6 6,5 T Jus Nanas 8,7 8,6 8,5 8,3 8,4 8,3 8,1 7,9 7,7 S Jus Nanas 8,2 8,2 8,0 8,1 7,9 7,9 7,7 7,6 7,5 A Jus Nanas 8,3 8,1 8,0 7,8 7,9 7,7 7,5 7,4 7,1 D Jus Nanas 8,9 8,8 8,6 8,4 8,2 8,0 8,1 8,0 8,0 N Jus Nanas 7,8 7,9 7,6 7,4 7,1 6,8 6,6 6,5 6,3 S Jus Nanas 7,0 6,9 6,7 6,4 6,2 6,0 5,7 6,0 6,1 S Jus Nanas 8,2 8,1 7,8 7,6 7,7 7,5 7,2 7,0 6,8 S Jus Nanas 9,4 9,2 9,1 8,8 8,5 8,2 7,9 7,6 7,0 H Jus Nanas 7,9 7,7 7,6 7,3 7,1 6,9 7,1 7,0 6,9 S Jus Nanas 11,7 11,5 11,2 11,0 10,7 10,5 10,2 9,9 9,6

105

Lampiran 8

Lembar Tabulasi Makanan Responden

Nama Makanan Yang Dikonsumsi Penurunan (Inisial) 1 2 3 4 5 6 7 G Sop, Tempe , , tempe , Mie instan 1,6 ayam telur D Nasi jotos, Pecel , Pecel, tempe Oseng sawi Sayur asem, 2,1 telur ikan asin tahu S Ca Ayam , Sayur asam, Sayur terong, daging 1,4 kangkung, panggang ayam goreng tempe udang goreng K Pecel, tempe Sayur sawi, Tahu, tempe, Nasi goreng Tumis wortel, Telur, nasi 1,4 ikan asin terong tempe jotos S Tumis Pecel, tempe Sayur asem, Sop, ayam , Nasi jotos, Nasi goreng, 1,8 kangkung, pecel, tempe, nasi pecel, telur sop, tempe ayam goreng telur M Sop, tempe, Pecel, tempe, Ayam goreng, Rawon, telur Nasi padang, Udang, sayur 1,0 tahu sop sayur lodeh sayur asem, sawi ayam goreng S Mie goreng, Nasi goreng, Sop, tempe Sayur asem, Pecel, tempe, Garang asem Ca angkung, 1,8 telur, sate , telur goreng ikan garang asem ayam, sop, tahu kukus kambing ayam tempe E Ikan tuna Sayur sop, Soto ayam Ayam, telur Sayur terong, Mie goreng, Sayur 1,4 tahu pepes ikan telur rebung, ikan tuna

106

W Ayam Soto daging Sayur sop, Ayam goreng Ayam Soto kudus Mie instan 2,7 goreng, ayam goreng panggang tempe H Ikan asin, Sayur asem, Sop , ayam Sayur lodeh, Ayam goreng, Rawon Nasi pecel 2,0 tempe ayam goreng goreng ikan tuna nasi pecel A Sayur sop, Sayur lodeh, Pecel, tempe Sayur labu, Sayur sop, Tumis sawi, Ayam, ikan 1,6 ayam goreng tahu ayam telur salmon W Tumis Nasi jotos, Sayur Sayur asem, Tumis Nasi goreng, Sayur terong, 1,1 kacang telur nangka, tahu tempe kangkung, telur ayam panjang, ikan udang asin A Mie goreng, Nasi pecel, Ayam Sate ayam, Nasi jotos, Sayur terong, Sayur tahu 1,2 telur tempe goreng sayur sop, telur tempe tempe G Mie goreng, Sayur Sayur sop, Tumis kacang Sayur rebung, Pecel, tempe Soto, ayam 1,3 telur bayam, ayam panjang, ayam tempe tempe, ikan asin K Sayur Sayur Pecel, tempe Rawon Ayam goreng, Sayur sop, Pecel, tempe 1,5 nangka, tahu rebung, sayur tempe tempe goreng tempe P Sayur tempe, Nasi jotos, Nasi goreng, Bebek goreng Sayur bayam, Sayur terong, Rawon 1,5 ikan asin telur telur tahu ikan salmon K Hati ayam, Tumis sawi pecel Soto, sayur Pecel, tempe Sayur nangka, Ayam 2,1 kacang sop, tahu ayam goreng panjang, ikan asin S Sayur Sayur pepaya Sayur lodeh, Nasi jotos, Tumis sawi, Ayam 1,4 bayam, ayam ikan tuna telur tempe goreng goreng

107

M Pecel, tempe Telur Nasi jotos Sayur asem, Sayur kacang, Ayam, sayur Sayur terong, 0,4 tahu ayam goreng sop ikan tuna S Pecel, tempe, Sop, ayam Sayur lodeh, Nasi jotos, ayam Sayur bayam, Sayur sop, 1,4 tumis ayam sayur bayam, ikan tuna tempe kangkung ayam S Soto, ayam Sayur Ayam Tumis kacang Sop, tahu, Pecel, tempe, Sayur lodeh, 1,4 nangka, goreng panjang, ayam telur tempe tempe buncis, tempe, ikan teri H Nasi jotos, Sayur asem, Telur, pecel Sayur sop, Soto ayam Tempe, telur, Sate ayam 1,0 telur tahu ayam sayur sawi D Sayur tahu Pecel, tempe Hati ayam Nasi jotos, Ayam goreng Sop, ayam Sayur 1,3 telur rebung, tahu D Sayur sop, Pecel, tempe, Telur, sayur Soto, nasi bali tahu, Sayur tempe Tumis 0,8 tempe nangka sayur sop, kangkung tempe S Tumis Ayam, Mie instan, Bubur ayam Sayur lodeh, Gado-gado, Tumis sawi, 0,9 wortel, nasi pisang nasi pecel ikan asin nasi goreng tempe goreng Y Pecel, ayam Tumis sawi, Sayur lodeh, Mie goreng, Bebek goreng, Sayur bayam, Sayur sop, 0,7 goreng ikan asin tempe telur sayur sop tempe, tahu ayam goreng T Mie instan, Telur, ayam Sayur asem, Sayur rebung, Tumis buncis, Sayur sop, Mie goreng, 1,0 nasi goreng goreng tempe tempe tempe ayam goreng telur S Pecel, tempe Tumis Sayur sawi, Mie instan Nasi goreng Telur, ayam Sayur 0,7 wortel, ikan tumis wortel, goreng bayam, asin tempe tempe A Nasi bali, Sayur tempe, Ayam Belut goreng Tahu tek, nasi Ayam goreng, Sayur sop, 1,2 sayur sop, ikan tuna goreng pecel tempe tempe tempe D Pecel, tempe Ayam Gado-gado Nasi jotos Sayur tahu Sayur tempe Sayur 0,9

108

goreng rebung, ikan tuna N Mie instan, Sayur lodeh, Sop, ayam Sayur tahu Mie instan Nasi goreng, Nasi jotos 1,5 telur tahu telur S Ikan tuna Sayur Sayur Sayur lodeh Mie goreng, Nasi pecel, Nasi pecel, 0,9 bayam, tahu rebung, telur tempe, sayur tempe tempe sawi S Mie goreng Nasi goreng, , ikan Ayam goreng Bakso goreng Sayur sop, Sayur asem, 1,4 telur asin tempe tempe S Sayur sop, Sayur tahu Sayur tempe Sayur lodeh, Sayur bayam, Pecel Telur 2,4 ayam goreng tempe ayam H Mie instan, Urap, ayam Nasi jotos Nasi goreng, Nasi bali Sayur asem, Sayur lodeh, 1,0 telur telur tempe ayam S Nasi jotos, Nasi pecel, Sayur tahu Sayur sop, Rawon Bakso Mie, ayam 2,1 telur tempe ayam

109

Lampiran 9

Lembar Tabulasi Data Kadar Asam Urat

Nama Umur JK Pekerjaan Pendidikan Kelompok Pre Test Post Test Selisih (Inisial) G 27 L Swasta Sarjana Jus Sirsak 9,0 7,4 1,6 D 60 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Sirsak 13,1 11,0 2,1 S 56 L TNI/Polri SMA Jus Sirsak 8,4 7,0 1,4 K 65 L Buruh/Tani SD Jus Sirsak 8,1 6,7 1,4 S 48 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Sirsak 8,0 6,2 1,8 M 65 L Buruh/Tani SD Jus Sirsak 9,0 8,0 1,0 S 56 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Sirsak 8,5 6,7 1,8 E 40 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Sirsak 7,5 6,1 1,4 W 50 L Swasta SMA Jus Sirsak 10,7 8,0 2,7 H 61 L Pensiunan S1 Jus Sirsak 9,2 7,2 2,0 A 42 L Swasta SMA Jus Sirsak 8,7 7,1 1,6 W 41 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Sirsak 6,0 4,9 1,1 A 54 L Buruh/Tani SMA Jus Sirsak 9,1 7,9 1,2 G 68 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Sirsak 7,0 5,7 1,3 K 38 L Swasta SMP Jus Sirsak 7,9 6,4 1,5 P 65 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Sirsak 8,8 7,3 1,5 K 68 L Pensiunan S1 Jus Sirsak 9,7 7,6 2,1 S 39 L Buruh/Tani SD Jus Sirsak 8,8 7,4 1,4 M 73 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Nanas 7,3 6,9 0,4 S 61 L Buruh/Tani SD Jus Nanas 7,9 6,5 1,4 S 48 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 7,0 5,6 1,4

110

H 53 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 8,3 7,3 1,0 D 49 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Nanas 7,0 5,7 1,3 D 25 P Swasta Sarjana Jus Nanas 6,7 5,9 0,8 S 32 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Nanas 7,2 6,3 0,9 Y 28 P PNS Sarjana Jus Nanas 7,2 6,5 0,7 T 32 L Swasta Sarjana Jus Nanas 8,7 7,7 1,0 S 74 L Pensiunan SMP Jus Nanas 8,2 7,5 0,7 A 65 L Swasta SMA Jus Nanas 8,3 7,1 1,2 D 40 L Swasta D3 Jus Nanas 8,9 8,0 0,9 N 35 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Nanas 7,8 6,3 1,5 S 64 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 7,0 6,1 0,9 S 74 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 8,2 6,8 1,4 S 68 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 9,4 7,0 2,4 H 36 L PNS Sajana Jus Nanas 7,9 6,9 1,0 S 56 L Buruh/Tani SMP Jus Nanas 11,7 9,6 2,1

111

Lampiran 10

JADWAL PEMBERIAN JUS

JADWAL PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA)

Nama H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 NO. (Inisial) P S P S P S P S P S P S P S 1. G 2. D 3. S 4. K 5. S 6. M 7. S 8. E 9. W 10. H 11. A 12. W 13. A 14. G 15. K 16. P 17. K 18. S

112

JADWAL PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS)

Nama H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 NO. (Inisial) P S P S P S P S P S P S P S 1. M 2. S 3. S 4. H 5. D 6. D 7. S 8. Y 9. T 10. S 11. A 12. D 13. N 14. S 15. S 16. S 17. H 18. S

113

Lampiran 11

DISTRIBUSI FREKUENSI

1. Data Umum Responden

Berdasarkan Usia

1. Kelompok Jus Sirsak

kategori umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 1 5.6 5.6 5.6

2 5 27.8 27.8 33.3

3 3 16.7 16.7 50.0

4 7 38.9 38.9 88.9

5 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

2. Kelompok Jus Nanas

kategori umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 5 27.8 27.8 27.8

2 2 11.1 11.1 38.9

3 3 16.7 16.7 55.6

4 4 22.2 22.2 77.8

5 4 22.2 22.2 100.0

Total 18 100.0 100.0

114

Berdasarkan Jenis Kelamin

1. Kelompok Jus Sirsak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki – laki 11 61.1 61.1 61.1

Perempuan 7 38.9 38.9 100.0

Total 18 100.0 100.0

2. Kelompok Jus Nanas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki – laki 7 38.9 38.9 38.9

Perempuan 11 61.1 61.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

115

Berdasarkan Pendidikan

1. Kelompok Jus Sirsak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 6 33.3 33.3 33.3

SMP 3 16.7 16.7 50.0

SMA 6 33.3 33.3 83.3

SARJANA 3 16.7 16.7 100.0

Total 18 100.0 100.0

2. Kelompok Jus Nanas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 2 11.1 11.1 11.1

SMP 7 38.9 38.9 50.0

SMA 4 22.2 22.2 72.2

SARJANA 5 27.8 27.8 100.0

Total 18 100.0 100.0

116

Berdasarkan Pekerjaan

1. Kelompok Jus Sirsak

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IBU RUMAH TANGGA 7 38.9 38.9 38.9

PENSIUNAN 2 11.1 11.1 50.0

SWASTA 4 22.2 22.2 72.2

PNS 1 5.6 5.6 77.8

BURUH/TANI 4 22.2 22.2 100.0

Total 18 100.0 100.0

2. Kelompok Jus Nanas

PEKERJAAN_RESPONDEN_NANAS

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IBU RUMAH TANGGA 9 50.0 50.0 50.0

PENSIUNAN 1 5.6 5.6 55.6

SWASTA 4 22.2 22.2 77.8

PNS 2 11.1 11.1 88.9

BURUH/TANI 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

117

Lampiran 12

UJI NORMALITAS

1. Kelompok Jus Sirsak

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRE_TEST .215 18 .027 .896 18 .048

POST_TEST .194 18 .071 .881 18 .027 a. Lilliefors Significance Correction

2. Kelompok Jus Nanas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

PRE_TEST .190 18 .084 .837 18 .005

POST_TEST .128 18 .200* .913 18 .096 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

3. Efektivitas Jus Sirsak dan Jus Nanas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk KELOMPOK_PERLA KUAN Statistic df Sig. Statistic df Sig.

SELISIH JUS SIRSAK .172 18 .169 .928 18 .177

JUS NANAS .188 18 .093 .910 18 .087 a. Lilliefors Significance Correction

118

Lampiran 13

HASIL UJI STATISTIK

UJI WILCOXON KELOMPOK JUS SIRSAK

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

PRE_TEST 18 8.7500 1.49833 6.00 13.10

POST_TEST 18 7.1444 1.26827 4.90 11.00

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POST_TEST - PRE_TEST Negative Ranks 18a 9.50 171.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 18 a. POST_TEST < PRE_TEST b. POST_TEST > PRE_TEST c. POST_TEST = PRE_TEST

Test Statisticsb

POST_TEST - PRE_TEST

Z -3.730a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

119

Lampiran 14

UJI WILCOXON KELOMPOK JUS NANAS

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

PRE_TEST 18 8.0389 1.18080 6.70 11.70

POST_TEST 18 6.8722 .95536 5.60 9.60

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POST_TEST - PRE_TEST Negative Ranks 18a 9.50 171.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 18 a. POST_TEST < PRE_TEST b. POST_TEST > PRE_TEST c. POST_TEST = PRE_TEST

Test Statisticsb

POST_TEST - PRE_TEST

Z -3.729a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

120

Lampiran 15

UJI INDEPENDENT T – TEST

KELOMPOK JUS SIRSAK DAN JUS NANAS

Group Statistics

KELOMPOK_PERLAKUAN N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SELISIH JUS SIRSAK 18 1.6056 .41934 .09884

JUS NANAS 18 1.1667 .49349 .11632

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of

Sig. (2- Mean Std. Errorthe Difference F Sig. t Df tailed) Difference Difference Lower Upper

SELISIH Equal variances .339 .564 2.875 34 .007 .43889 .15264 .12869 .74909 assumed

Equal variances 2.875 33.137 .007 .43889 .15264 .12839 .74939 not assumed

121

Lampiran 16 DOKUMENTASI PENELITIAN

122

Lampiran 17

Lembar Konsultasi Bimbingan

123

124

125

126

Lampiran 18

Jadwal Penyusunan Skripsi

Bulan No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 1. Pengajuan dan konsul judul 2. Penyusunan proposal 3. Bimbingan proposal 4. Ujian proposal 5. Revisi proposal 6. Pengambilan data (Penelitian) 7. Penyusunan skripsi 8. Ujian skripsi

127

Lampiran 19 LEMBAR REVISI SKRIPSI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

NAMA : HENNY MUSTIKA SANTI NIM : 201502054 JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN.

NO HALAMAN BAB MASUKAN REVISI 1. 71 V Penambahan proses eksperimen Sudah Direvisi 2. 78 – 83 V Penambahan tulisan tabel pada Sudah pembahasan Direvisi 3. 86 V Keterbatasan Penelitian diganti Sudah Direvisi 4. 88 VI Saran bagi peneliti selanjutnya Sudah ditambahi Direvisi 5. 90 - Penulisan spasi daftar pustaka Sudah Direvisi

Madiun, Juli 2019 Ketua Dewan Penguji

Edy Bachrun, S.KM., M.Kes NIS. 20050003

128

LEMBAR REVISI SKRIPSI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

NAMA : HENNY MUSTIKA SANTI NIM : 201502054 JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN.

NO HALAMAN BAB MASUKAN REVISI 1. 86 V Keterbatasan penelitian diganti Sudah Direvisi 2. 88 VI Saran bagi peneliti selanjutnya Sudah ditambahi Direvisi 3. 88 VI Saran untuk responden ditambah Sudah Direvisi

Madiun, Juli 2019 Dewan Penguji I

Cholik Harun R, M.Kes NIS. 20050006

129

LEMBAR REVISI SKRIPSI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

NAMA : HENNY MUSTIKA SANTI NIM : 201502054 JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN.

NO HALAMAN BAB MASUKAN REVISI 1. 86 V Keterbatasan penelitian diganti Sudah Direvisi 2. 88 VI Saran bagi peneliti selanjutnya Sudah ditambahi Direvisi

Madiun, Juli 2019 Dewan Penguji II

Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes NIS. 20150115

130