Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Pendapatan Kelompok Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler................................................................................... Apriannda Winda POLA KONSUMSI DAGING AYAM BROILER BERDASARKAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN KELOMPOK MAHASISWA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN CONSUMPTION PATTERNS OF BROILER MEAT BASED ON THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND INCOME STUDENT GROUP OF FACULTY OF ANIMAL HUSBANDRY PADJADJARAN Aprianda Winda*, Rochadi Tawaf**, Marina Sulistyati** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran E-mail : [email protected] ABSTRAK Penelitian telah dilaksanakan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang pada tanggal 9-22 September 2015. Tujuan penelitian ini untuk; (1) mengetahui preferensi konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pengetahuan gizi, (2) mengetahui preferensi konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pendapatan, (3) mengkaji pola konsumsi daging ayam broiler pada kelompok mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran berdasarkan tingkat pengetahuan gizi dan tingkat pendapatan. Metode yang digunakan adalah survei. Pengambilan sampel menggunakan metode cluster random sampling pada mahasiswa angkatan 2013 yang indekost sehingga didapat 30 mahasiswa sebagai responden. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) mahasiswa dengan berbagai tingkat pengetahuan gizi suka dalam mengonsumsi daging ayam broiler. Pada kategori tingkat pengetahuan gizi tinggi menyukai menu ayam bakar, bagian paha bawah, dengan alasan enak. Pada kategori tingkat pengetahuan gizi sedang menyukai menu ayam bakar, bagian paha atas, dengan alasan enak. Pada kategori tingkat pengetahuan gizi rendah menyukai menu ayam goreng, bagian dada, dengan alasan enak. (2) mahasiswa dengan berbagai tingkat pendapatan suka dalam mengonsumsi daging ayam broiler. Pada kategori tingkat pendapatan tinggi menyukai menu ayam bakar, bagian dada, dengan alasan enak. Pada kategori tingkat pendapatan rendah menyukai menu ayam goreng, bagian paha atas, dengan alasan enak. Pola konsumsi yang ada menggambarkan mahasiswa dalam memilih daging ayam broiler untuk dikonsumsi. Jumlah rata-rata konsumsi daging ayam broiler selama satu minggu sebanyak 500 gram per orang. Frekuensi konsumsi dalam satu minggu, yaitu satu kali per hari. Kata Kunci: Pola Konsumsi, Pengetahuan Gizi, Pendapatan, Mahasiswa Fapet ABSTRACT The research was held at The Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University, Jatinangor, Sumedang, on September 9 to 22, 2015. The purposes of this research are to; (1) know the preferences of consumption of broiler meat in the group of students of the Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University based on the level of nutrition knowledge, (2) know the preferences of consumption of broiler meat in the group of students of the Faculty of Animal Husbandry Universitas Padjadjaran based on income levels, and (3) study the pattern of consumption of chicken meat broilers in groups of students of Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University based on the level of knowledge of nutrition and income level. The method used was survey. The Sample is using a method of a clusters of random sampling on students grade 2013. Then it acquires 30 students as respondents. After that, the data is tabulated and analyzed by using descriptive analysis and bivariate analysis method. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2016 1 Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler................................................................................... Apriannda Winda The research showed that: (1) Students with different levels of knowledge of nutrition like in broiler meat consumption. In the category of high nutritional knowledge level menu like grilled chicken, thigh down, cause the respondens like. At the category level of nutritional knowledge was like a menu of grilled chicken, upper thighs, cause the respondens like. At the category level lower nutritional knowledge like fried chicken menu, chest, cause the respondens like. (2) Students with different levels of income like in broiler meat consumption. In the category of high-income levels menu like grilled chicken, chest, cause the respondens like. In the category of low-income liked fried chicken menu, upper thighs, cause the respondens like. (3) The existing consumption patterns depicting students in choosing broiler meat for consumption. The average number of broiler meat consumption as 500 grams per person per week. Frequency of consumption in one week is once per day. Keywords: Consumption, Nutrition Knowledge, Revenue, Animal Husbandry Students PENDAHULUAN Pola konsumsi pangan pokok di Indonesia masih berada pada pola konsumsi tunggal, yaitu beras. Tingginya ketergantungan pada beras tidak saja menyebabkan ketergantungan sumber energi yang tinggi, tetapi juga ketergantungan sumber protein yang tinggi pada komoditas ini. Mengacu pada patokan yang telah ditetapkan dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VI (1998) bahwa kecukupan protein sebesar 48 gram/kapita/hari. Pada tahun 2004, konsumsi protein sudah lebih besar dari yang dianjurkan yaitu mencapai 105,1 persen, namun sebagian besar protein yang dikonsumsi masyarakat masih berasal dari pangan nabati sebanyak 77 persen (Ariani, 2015). Maka sebagian besar masyarakat Indonesia telah memenuhi kebutuhan protein yang bersumber dari pangan nabati. Ditinjau dari aspek mutu gizi, ketergantungan yang tinggi terhadap protein nabati kurang baik karena kandungan asam amino essensial protein nabati kurang lengkap. Pangan nabati umumnya mengalami defisit beberapa asam amino yaitu Lisin, Treonin, Triptofan, Sistin, dan Metionin. Hal tersebut menjadi masalah karena kekuranglengkapan asam amino essensial dalam pangan akan menyebabkan mutu cerna (digestibility) dan daya manfaat (utilizable) protein yang dikonsumsi menjadi rendah (Muhilal dkk, 1993). Produk hasil peternakan menyediakan gizi yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi masyarakat luas. Pentingnya mengonsumsi pangan hewani dalam mencapai kebutuhan gizi konsumsi pangan yang baik tercermin dalam Pola Pangan Harapan (PPH) (Budiar, 2000). Sasaran pencapaian kebutuhan gizi dapat tercermin oleh meningkatnya skor PPH dari 86,4 pada tahun 2010 menjadi 93,39 pada tahun 2014. Pangan hewani memiliki skor tertinggi setelah padi-padian sebagai sumber karbohidrat diantara beberapa komoditas pangan. Hal ini menunjukkan bahwa pangan hewani memiliki peranan strategis dalam pencapaian kebutuhan gizi konsumsi pangan yang baik. Daging, telur, dan susu merupakan produk hasil ternak yang sering dikonsumsi masyarakat. Salah satu bahan makanan yang memberikan sumbangan yang sangat besar bagi kebutuhan terhadap protein hewani adalah daging ayam. Daging ayam merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung protein hewani yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan bagi manusia. Daging ayam sangat disukai oleh masyarakat, karena daging ayam mudah dimasak dan diolah. Selain itu, daging ayam juga memiliki rasa yang enak dan dapat diterima semua golongan masyarakat serta harga yang relatif lebih murah dibandingkan daging lainnya. Salah satu komunitas masyarakat yang mengonsumsi protein hewani adalah mahasiswa. Pada umumnya, mahasiswa merupakan sekelompok individu yang termasuk dalam periode dewasa muda. Periode dewasa muda ini adalah periode peralihan dari remaja menuju dewasa. Menurut Suhardjo (1989), pada umumnya remaja mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik. Mahasiswa memerlukan asupan gizi yang memadai agar gizi didalam tubuh seimbang. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2016 2 Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler................................................................................... Apriannda Winda Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia, untuk energi yang dibutuhkan oleh laki-laki dan perempuan pada umur 19 hingga 29 tahun membutuhkan 2725 kkal dan 2250 kkal. Mahasiswa termasuk dalam kelompok umur tersebut dan membutuhkan kecukupan zat gizi yang berbeda. Perbedaan angka kecukupan gizi, juga dipengaruhi oleh berat dan tinggi badan, serta aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Adanya anjuran angka kecukupan gizi ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang setiap harinya. Pada mahasiswa kandungan gizi makanan yang dikonsumsi akan berpengaruh baik terhadap kualitas fisik maupun kualitas kecerdasan berfikirnya. Konsentrasi belajar termasuk satu hal yang erat kaitannya dengan konsumsi gizi mahasiswa. Makanan sehari-hari akan sangat menentukan kualitas kesehatan seseorang. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap individu memperhatikan makanan yang dimakan setiap hari. Kebutuhan makan juga bukan hanya untuk menumbuhkan badan secara fisik tetapi juga memengaruhi kecerdasan serta kondisi psikologis seseorang. Pemenuhan kebutuhan makan selanjutnya menjadi perilaku yang bisa disebut perilaku makan. Perilaku makan merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan dilakukan individu dalam rangka memenuhi kebutuhan makan yang merupakan kebutuhan dasar individu dan juga merupakan reaksi terhadap stimulus yang berasal dari dalam serta luar diri individu. Perilaku yang terus menerus dilakukan akan membentuk pola,