Indonesia Bergulat Dalam Paradoks Problem Etika

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Indonesia Bergulat Dalam Paradoks Problem Etika Sabam Leo Batubara Mochtar Lubis Wartawan Jihad INDONESIA BERGULAT “Saya ingin mengapresiasi sikap Sdr. Leo Batubara. Dia adalah tipe orang yang mengusasi masalah. Ketika Sdr. Leo menjadi pengurus Serikat Penerbit Suratkabar (SPS), ia menguasai seluk beluk urusan kertas koran secara detil. Dan kalau kini dia berbicara mengenai undang-undang, dia juga Paradoks Dalam menguasai undang-undang itu. Sdr. Leo bukan tipe orang yang superficial, yang cetek-dangkal, tetapi orang yang mencoba untuk memahami masalah. Ia bersedia membaca, mencatat dan mendalami serta belajar agar tahu betul duduk perkara sesuatu masalah. Indonesia memerlukan orang macam Leo Batubara. Sekarang saya ingin berbicara mengenai kebebasan atau kemerdekaan pers. Kemerdekaan pers adalah sebuah perjuangan panjang. It’s a long way to go.” (Diskusi Pakar Nasional mengenai Kebebasan Pers, yang diprakarsai SPS, Hotel Sheraton Media, Jakarta 14|10|1998) Jakob Oetama “Membaca buku Leo Batubara tidak ubahnya seperti kita memutar kaset pergulatan hati nurani para pemimpin kita dari tahun 1945 sampai sekarang dalam menentukan pilihannya atas persoalan negara yang penuh kontradiksi. Leo berpendapat bahwa dalam menghadapi ini semua pemimpin yang pernah memegang pemerintahan telah berpaling dari pertimbangan hati nurani kemanusiaannya dalam menegakkan demokrasi dan kemerdekaan pers.” Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA Sekretariat Dewan Pers, Gedung Dewan Pers Lantai 7-8 Jl. Kebon Sirih No. 32-34, Jakarta Pusat 10110 Telp. 021-3521488, 3452030 / Faks. 021-3452030 DEWANPERS Email: [email protected] / Website: www.dewanpers.org Diterbitkan oleh Dewan Pers, 2009 Indonesia Bergulat Dalam Paradoks Problem Etika Buku ini saya tulis sebagai tanda kasih kepada isteri tersayang Lintong br. Tambunan, puteri dan menantu serta cucu saya Lucy Marintan, Pirton R Hutagalung, B.S., MBA., dan Patricia Hutagalung serta putera saya Choky A Batubara, S.E., dan Ir. Bobby B Batubara, MBA. Indonesia Bergulat Dalam Paradoks Penulis : Sabam Leo Batubara Desain/Layout : Agape Siregar Cetakan Pertama November 2009; Hak Cipta pada © Sabam Leo Batubara Batubara, Sabam Leo Indonesia Bergulat Dalam Paradoks Penulis: Sabam Leo Batubara -Cet. I. -Jakarta: Dewan Pers; 2009 xxiv + 597 halaman; 14,5 x 21 cm ISBN: XXX-XXXX-XXX-X Dewan Pers: Gedung Dewan Pers Lantai VII-VIII, Jl.Kebon Sirih No. 32-34, Jakarta Pusat 10110 Telp. (021) 3521488, 3504874 / Faks. (021) 3452030 E-mail : [email protected] Website: http://www.dewanpers.org Daftar Isi Daftar Isi Ucapan Terima Kasih ............................................................. ix Sambutan Ketua Dewan Pers .................................................. xiii Indonesia Terus Bergulat Dalam Paradoks ................................xvii Bab I. Penyelenggara Negara Gagal ................................. 1 1. UUD’45 Gagal Memajukan dan Menyejahterakan Rakyat. Apa yang Salah? ................................................................. 3 2. Apa Hasil 100 Tahun Kebangkitan Nasional? ....................... 23 Bab II. Kinerja Wakil Rakyat ............................................ 29 3. Fokus DPR - MPR Menggoyang Gus Dur ........................... 31 4. Siapa Berdaulat Mengganti Presiden RI? ............................. 43 5. Demokratisasi Kekuasaan dari Tirani Eksekutif ke Tirani Legislatif ............................... 59 6. Pemerintah Kurang Mengapresiasi Pengawasan DPR .......... 71 7. Pengawasan DPR untuk Efektivitas Pemerintahan .............. 75 8. Mengapa Pemekaran Tapanuli Dipersulit? ........................... 83 9. Reformasi Parpol Sangat Mendesak .................................... 91 v Indonesia Bergulat Dalam Paradoks Bab III. Kinerja Penyelenggara Pemerintahan .............. 107 Eksekutif 10. Di Istana Negara Menyuarakan Pers Merdeka ................. 109 11. Presiden Gus Dur VS TNI ............................................... 115 12. Pemerintahan Gus Dur Tidak Fokus ................................. 119 13. Peluang Menyelamatkan “Gus Dur” ................................. 129 14. Presiden Megawati: “Apa Kemauan Pers?” ..................... 139 15. Pembenahan Pemerintahan Sampah Memerlukan Action ... 145 16. Rangkap Jabatan Dilarang atau Diperlukan? ..................... 155 17. Presiden Megawati Memerlukan Penasehat Strategi ......... 165 18. Bangsa Indonesia Kembali Menjadi Antek Soeharto? ........ 179 19. Membaca Arah Pemilu 2004 ........................................... 187 20. Siapa Berpeluang Memenangkan Pilpres II? ..................... 195 21. Kinerja Pemerintah Memberantas KKN .......................... 203 22. Mencari Presiden yang Efektif ......................................... 211 23. Sontoloyo dan Rahasia Negara ........................................ 215 24. Pembatasan Capres Melanggar Konstitusi? ...................... 221 25. Membaca Arah Pemilu 2009 .......................................... 227 26. Debat Capres Tidak Mencerahkan ................................... 235 27. Strategi Mengefektifkan Pemerintahan 2009-2014 ............. 241 Pertahanan dan Keamanan 28. RUU PKB Matikan “Civil Society”? ................................ 249 29. RUU PKB Diundangkan atau Direformasi? ..................... 257 30. Bagaimana Menghadapi Ancaman Amerika? .................... 265 vi Daftar Isi 31. Merevisi RUU PKB Sebelum Diundangkan ...................... 275 32. Reformasi TNI: Kodamisasi atau Dekodamisasi ................ 283 33. Paradigma Baru Menangkan Perang Aceh ........................ 291 34. RUU TNI Mengembalikan Supremasi Militer atas Sipil ...... 301 35. Strategi Amankan Kedaulatan RI di Ambalat ..................... 309 36. Mencari Formula Penyelesaian Soal Papua ....................... 317 37. Keamanan Nasional Ditinjau dari Perspektif Media ........... 329 38. 10 Tahun Reformasi TNI ................................................. 335 Intelijen 39. Mereposisi Intelijen yang Berorientasi Kepentingan Nasional ....................................................... 341 40. Membenahi Sistem Intelijen, Suatu Urgensi ....................... 355 41. Reformasi Intelijen .......................................................... 365 Hal-hal Lain 42. Kapan Mahasiswa Memihak Petani? ................................ 369 43. Membaca Arah Kemenangan Irwandi .............................. 383 44. Strategi Memajukan Olahraga Indonesia ........................... 389 Bab IV. Kinerja Penegak Hukum ..................................... 399 Penerapan TAP MPR No. XI/1998 antara Harapan dan Realita 45. Abolisi terhadap Soeharto Rekonsiliasi Tanpa Akuntabilitas ........................................................... 401 46. Menjerat Koruptor, Penjahat HAM dan Teroris adalah Mission Impossible .......................................................... 421 vii Indonesia Bergulat Dalam Paradoks 47. Memaafkan atau Menghukum Soeharto? .......................... 427 48. Kemana Arah Penyelesaian Kasus Hukum Soeharto? ....... 435 Penyelenggaraan Negara Bersendikan Hukum Masih Menjadi Impian 49. Konflik tentang Pemilihan Ketua MA ............................... 441 50. Pentingnya Komisi Yudisial pada Negara Hukum .............. 447 51. Mengapa Efektivitas KPK Diragukan? ............................. 461 52. Kemana Arah Penyelesaian Kasus BLBI? ....................... 467 Konstitusi dan Kemerdekaan Pers 53. Konstitusi Belum Melindungi Kemerdekaan Pers .............. 473 54. Konstitusi Makin Tidak Melindungi Kemerdekaan Pers ..... 487 55. MK Tebar Ketidakpastian Hukum .................................... 493 56. Apakah MA dan MK Melindungi Kemerdekaan Pers? ...... 503 57. Surat Edaran MA, Sinar Terang bagi Pers ........................ 533 Bab V. Pers Bergulat antara Kebebasan dan Ancaman ... 539 58. Apakah Pers Telah Perform Sebagai Pilar ke-4? .............. 541 59. Kemerdekaan Pers: Pergulatan Dalam Paradoks .............. 557 60. Tujuh Tahun Pers Merdeka ............................................. 563 61. Refleksi 9 Tahun Kemerdekaan Pers. Apakah Pers Sudah Merdeka? ......................................... 569 62. Refleksi 10 Tahun Kemerdekaan Pers .............................. 589 Biodata Penulis ................................................................. 595 viii Ucapan Terima Kasih UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenanNya saya berkesempatan menulis buku ini, yang saya beri judul Indonesia Bergulat Dalam Paradoks. Buku ini sebagian besar berisi tulisan-tulisan saya, yang pernah dimuat di berbagai media seperti Suara Karya, Kompas, Suara Pembaruan, Media Indonesia, Rakyat Merdeka, Sumatera Ekspres, Seputar Indonesia, Majalah Patriot, Buletin Komisi Yudisial, dan lainnya. Buku ini tidak mungkin terbit tanpa bantuan sejumlah pihak terutama rekan-rekan dekat saya. Kepada mereka-lah ucapan terimakasih ingin saya sampaikan. Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ichlasul Amal, MA. Bukan karena ia telah bersedia menyampaikan sambutan atas buku ini, lebih dari itu, sebagai rekan kerja enam tahun di Dewan Pers Prof. Ichlasul telah memberikan masukan secara tidak langsung kepada saya ketika berdiskusi mengenai berbagai topik termasuk ix Indonesia Bergulat Dalam Paradoks mengenai kemerdekaan pers. Sebagai sesama penggiat demokrasi, Prof. Ichlasul ingin Bangsa Indonesia sejahtera, maju dan modern. Namun seperti halnya saya, dia juga menyimak berbagai paradoks yang terjadi sehingga dari diskusi dengannya, saya memperoleh masukan berharga untuk bahan tulisan yang terserak di berbagai koran dan majalah itu. Terimakasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan
Recommended publications
  • Download This PDF File
    Penerapan Kebijakan Penegakan Hukum Terhadap Kasus-Kasus Hukum Terkait Pemberitaan Pers Di Indonesia PENERAPAN KEBIJAKAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP KASUS-KASUS HUKUM TERKAIT PEMBERITAAN PERS DI INDONESIA Pri Pambudi Teguh1 1Program Studi Fakultas Hukum, Universitas Nasional ([email protected]) Abstract This research is based on the existence of a disagreement on the application of press law and a lack of understanding of law enforcement officials regarding legal cases related to press coverage. This kind of situation must be guarded and extended to other law enforcement officials so that law enforcement efforts do not have to conflict with the will of the people in maintaining and maintaining press freedom that has been guaranteed by the UUD 1945 and its amendments. By using juridical methods of format and approaches to several theories, namely Grand theory, Middle Range Theory and Applied Theory (as Grand Theory uses Materiel Law State Theory, Middle-Range Theory uses Development Law Theory and Applied Theory uses Criminal Law Political Theory supported by Systems Theory. Criminal Justice), this study aims to determine the application of law enforcement policies to legal cases related to press coverage in Indonesia. The conclusions obtained are as follows: 1. Law No. 40 of 1999 concerning the Press is not a lex specialis against the Criminal Code (KUHP), therefore the Criminal Code remains valid in enforcing press offenses, while civil charges resulting from press coverage can use Article 1365 and / or Article 1367 of the Civil Code. 2. Law enforcement policies in the press sector are formulated and implemented in a balanced manner between the need to maintain press freedom based on the 1945 Constitution and legal guarantees of individual rights to press coverage.
    [Show full text]
  • Download Koran Solidaritas
    Edisi IX, April 2016 KORAN INDONESIA DIAMBANG DEPARPOLISASI MUSEUM Buka 10.00-17.00 OPINI KEBUDAYAAN Parpol di Tengah Jaman Deparpolisasi Yang Berubah (Diselingkuhi Parpol Sakitnya Tuh di Sini) Anom Astika Partai Politik dan Kita Politik sebagai Jalan Generasi (Yang Tak Percaya Diri) Rocky Gerung SIKAP KITA Calon Independen adalah DISKURSUS Terapi Demokrasi Deparpolisasi: Sikap PSI Terhadap Peolemik Deparpolisasi Menagih Janji Partai Politik Editorial Partai-partai politik sepertinya sulit menerima kenyataan bahwa jaman sedang berubah. Sama dengan ketidakpahaman pengusaha taksi yang mengerahkan sopir dan armada mereka untuk melakukan pemogokan massal menentang operasi taksi (yang menurut mereka gelap) berbasis aplikasi digital. Tidak ada kesadaran reflektif sedikitpun dari para pengusaha taksi lama yang sudah puluhan tahun diuntungkan dari hasil memerah keringat sopir dan ketidaknyamanan konsumen. Tiba-tiba hadir Grab, Uber, dll yang sangat memanjakan konsumen dengan berbagai fasilitas, juga memberikan keuntungan yang lebih besar kepada sang sopir. Apa yang terjadi? Intinya sederhana, setiap orang punya akses langsung kepada sopir dan armada taksi yang akan menjemput anda, disisi lain pemilik aplikasi tidak mengambil marjin keuntungan sebesar yang ditumpuk oleh pengusaha taksi konvensional. Era kedaulatan konsumen/rakyat bersamaan dengan era kesejahteraan dan kemandirian kaum buruh. Selama berpuluh tahun partai politik menikmati banyak sekali fasilitas sebagai pilar penting demokrasi. Mereka DEPARPOLISASI: bahkan telah membentengi diri mereka dengan berbagai regulasi dengan celah yang sangat sempit jika seseorang Nyali Ahok dan Kutukan coba-coba meminggirkan peran penting parpol, calon independen misalnya. Bukannya belajar mengapa Parpol Bandung Bondowoso dan DPR setiap tahun menjadi lembaga dengan kinerja terburuk sejak tapak pertama demokrasi ditemukan pada idak menunggu lama, sejak Ahok mendeklarasikan Mei 1998 silam, parpol malah menuduh balik Ahok telah dirinya akan maju melalui mekanisme independen, melakukan deparpolisasi.
    [Show full text]
  • Teknologi Militer Khilafah Utsmani Kristus Tidak Akan Menebus Dosa Siapapun Pilkada Serentak Hukum Memisahkan Tamu Pria Dan Wani
    Edisi 163, 22 Shafar - 6 Rabiul Awal 1437 H/ 4 - 17 Desember 2015 Harga Rp. 6000,- Luar jawa Rp. 9000,- Rp. jawa 6000,- Luar Rp. Harga www.mediaumat.com Wawancara: Fuad Bawazier Fokus Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Pilkada Serentak Sistem Politik Kita Sekarang Sangat Liberal Kristologi Kristus Tidak Akan Menebus Dosa Siapapun Ustadz Menjawab Mercusuar Hukum Memisahkan Tamu Teknologi Militer Khilafah Utsmani Pria dan Wanita dalam Walimah 2 Salam Media Pembaca Media Umat | Edisi 163, 22 Shafar - 6 Rabiul Awal 1437 H/ 4 - 17 Desember 2015 S a l a m R e d a k s i Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Telah syahid (insya Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu Allah) Shadi Zuhdi, aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Salam Perjuangan! Palestina di Hebron. Semoga Allah menerima segala Alhamdulillah, kami bisa hadir kembali di ruang baca Anda. Semoga amal baiknya dan mengampuni dosa-dosanya, kehadiran kami bisa menambah cakrawal berpikir Anda menyikapi berkumpul bersama para mujahidin, para sahabat, berbagai peristiwa yang terjadi. dan Rasulullah SAW. Aamiin. Pembaca yang dirahmati Allah, lebih dari setahun berlalu negeri ini dipimpin oleh rezim yang baru. Banyak hal telah terjadi. Namun, semuanya masih seperti mimpi. Mimpi kian sejahtera, mimpi tiada kemacetan dan banjir, mimpi layanan kesehatan gratis, mimpi pendidikan murah, mimpi harga sembako turun, mimpi harga BBM kembali seperti semula, dan banyak lagi mimpi lainnya. Dan jawaban yang selalu muncul adalah: “Kita kan lagi proses. Beri kesempatan.” Jawaban serupa juga dilontarkan oleh rezim dan pendukung sebelumnya. Lebih dari 15 tahun masa reformasi, Indonesia seperti jalan di tempat. Kenikmatan hanya dirasakan mereka yang ada di tampuk kekuasaan dan yang memiliki akses terhadap harta kekayaan rakyat.
    [Show full text]
  • Chinese Big Business in Indonesia Christian Chua
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by ScholarBank@NUS CHINESE BIG BUSINESS IN INDONESIA THE STATE OF CAPITAL CHRISTIAN CHUA NATIONAL UNIVERSITY OF SINGAPORE 2006 CHINESE BIG BUSINESS IN INDONESIA THE STATE OF CAPITAL CHRISTIAN CHUA (M.A., University of Göttingen/Germany) A THESIS SUBMITTED FOR THE DEGREE OF DOCTOR OF PHILOSOPHY DEPARTMENT OF SOCIOLOGY NATIONAL UNIVERSITY OF SINGAPORE 2006 i ACKNOWLEDGEMENTS Throughout the years working on this study, the list of those who ought to be mentioned here grew tremendously. Given the limited space, I apologise that these acknowledgements thus have to remain somewhat incomplete. I trust that those whose names should, but do not, ap- pear here know that I am aware of and grateful for the roles they played for me and for this thesis. However, a few persons cannot remain unstated. Most of all, I owe my deepest thanks to my supervisor Vedi Hadiz. Without him, I would not have begun work on this topic and in- deed, may have even given up along the way. His patience and knowledgeable guidance, as well as his sharp mind and motivation helped me through many crises and phases of despair. I am thankful, as well, for the advice and help of Mary Heidhues, Anthony Reid, Noorman Ab- dullah, and Kelvin Low, who provided invaluable feedback on early drafts. During my fieldwork in Indonesia, I was able to work as a Research Fellow at the Centre for Strategic and International Studies (CSIS) in Jakarta thanks to the kind support of its direc- tor, Hadi Soesastro.
    [Show full text]
  • Social Justice at Bay
    Social justice at bay The Dutch role in Jakarta’s coastal defence and land reclamation Colophon Social justice at bay. The Dutch role in Jakarta’s coastal defence and land reclamation project. April 2017 Authors: Maarten Bakker (SOMO), Satoko Kishimoto (TNI), Christa Nooy (Both ENDS) Language editor: Vicky Anning Cover and layout: Margo Vlamings Cover photo: Save the Jakarta Bay Coalition ISBN: 978-94-6207-115-5 This publication is made possible with financial assistance from the Dutch Ministry of Foreign Affairs. The content of this publication is the sole responsibility of the Centre for Research on Multinational Corporations (SOMO), Both ENDS and the Transnational Institute (TNI) and can in no way be taken to reflect the views of the Dutch Ministry of Foreign Affairs. ACKNOWLEDGEMENTS: This report is the result of a research collaboration between SOMO, Both ENDS and TNI. Thanks are due to the following people for their extensive comments and reviews: Ahmad Marthin Hadiwinata (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia – KNTI), Nila Ardhianie (Amrta Institute), Niels Hazekamp & Giacomo Galli (Both ENDS), Roos van Os (SOMO), Bart Teeuwen (institutional and legal expert for water resources), Bosman Batubara & Michelle Kooy (Department of Integrated Water Systems & Governance, UNESCO-IHE Institute for Water Education) and Santy Kouwagam (Indonesian lawyer and researcher at Van Vollenhoven Institute for Law, Governance and Society). This document is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International license. You may copy and distribute the document, in its entirety or separate full chapters, as long as it is attributed to the authors and the publishing organisations, cites the original source for the publication on their website, and is used for noncommercial, educational, or public policy purposes.
    [Show full text]
  • Analisis Kebijakan Jembatan Selat Sunda Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 Oleh
    PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAN PESISIR Studi Kasus: Analisis Kebijakan Jembatan Selat Sunda Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2011 Oleh : Alim Bathoro1 Abstract The process of development are two sides of the same coin, one side is the physical development and the other side is human development. However, in the development process, usually prefer the physical development, and less attention to human development. Therefore, people as objects, not subjects of development. The political authorities see development only in terms of economic benefits, the development of socio-political side ignored. Therefore, the development has a problem. Maritime development in the coastal areas and archipelago are also experiencing the same dilemma. In order to obtain an understanding of maritime development, this study will analyze the policy of the Sunda Strait bridge. Therefore, this study will analyze, who benefited from the Sunda Strait Bridge project, and who was defeated in the Sunda Strait Bridge project. If we read Peraturan Presiden (Perpres) No 86 Tahun 2011 related to the Sunda Strait Bridge, the actors had been found, they are government officials (local and central) and national enterprises. This research found that conflicts of interest between the central and local elite, has resulted in making the Sunda Strait bridge construction was delayed several times. Clearly, national enterprises seems to be the main actor in the local policy, both in Lampung and Banten. That is in local policies, local governments easily become part of the national enterprises interests. Keywords : Policy, Actor, Elite, Government Pendahuluan hal itu berhasil, maka boleh jadi jembatan yang Pembangunan di Indonesia memasuki babak baru menghubungkan Sumatera dengan Malaysia akan ketika Perpres 86 Tahun 2011 digulirkan, perpres menyusul, sehingga menghubungkan Indonesia tersebut mengatur tentang pembangunan Jembatan bagian barat dengan Benua Asia.
    [Show full text]
  • Local Politics and Chinese Indonesian Business in Post-Suharto Era
    Kyoto University Local Politics and Chinese Indonesian Business in Post-Suharto Era Wu-Ling Chong* This article examines the relationships between the changes and continuities of Indonesian local politics and Chinese Indonesian business practices in the post- Suharto era, focusing on Chinese Indonesian businesses in two of the largest Indo- nesian cities, Medan and Surabaya. The fall of Suharto in May 1998 led to the opening up of a democratic and liberal space as well as the removal of many dis- criminatory measures against the Chinese minority. However, due to the absence of an effective, genuinely reformist party or political coalition, predatory political- business interests nurtured under Suharto’s New Order managed to capture the new political and economic regimes. As a result, corruption and internal mis- management continue to plague the bureaucracy in the country and devolve from the central to the local governments. This article argues that this is due partially to the role some Chinese businesspeople have played in perpetuating corrupt busi- ness practices. As targets of extortion and corruption by bureaucratic officials and youth/crime organizations, Chinese businesspeople are not merely passive and powerless victims of corrupt practices. This article argues, through a combination of Anthony Giddens’s structure-agency theory as well as Pierre Bourdieu’s notion of habitus and field, that although Chinese businesspeople are constrained by the muddy and corrupt business environment, they have also played an active role in shaping such a business environment. They have thus played an active role in shaping local politics, which is infused with corruption and institutionalized gang- sterism, as well as perpetuating their increasingly ambivalent position.
    [Show full text]
  • Buku Data & Infografik Pilpres 2014 I
    Buku Data & Infografik Pilpres 2014 i ii Buku Data & Infografik Pilpres 2014 TIM PENYUSUN Pengarah Husni Kamil Manik S.P (Ketua KPU) Sigit Pamungkas S.IP, MA (Anggota KPU) Arief Budiman, S.S, S.IP, MBA (Anggota KPU) Ida Budhiati SH, MH (Anggota KPU) Juri Ardiantoro, MSi. (Anggota KPU) Dr. Ferry Kurnia Rizkiansyah S.IP, M.Si (Anggota KPU) Drs. Hadar Navis Gumay (Anggota KPU) Ir. Arif Rahman Hakim MS., (Sekretaris Jendral KPU) Penanggung Jawab Sigit Joyo Wardono SH. (Kepala Biro Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal KPU) Penyusun Tim Biro Teknis dan Hupmas Sekretariat Jenderal KPU Editor Robby Leo Agust S.Si (Kepala Bagian Publikasi dan Informasi Pemilu) Kadar Setyawan S.Sos (KaSubbag. Pemberitaan dan Penerbitan Informasi Pemilu) Sahruni Hasna Ramadhan S.S., M.Si (KaSubbag. Sosialisasi dan Kampanye) Amir A. Gofur M.Si Nurul Agustina S.Sos Desain Lay out Satrio Mahadi A.Md. Aditya Nurfahmi Diterbitkan Oleh Komisi Pemilihan Umum Jl. Imam Bonjol No.29 Jakarta 10310 Tlp. 021- 31937223, Fax. 021-3157759 www.kpu.go.id Buku Data & Infografik Pilpres 2014 iii SEKAPUR SIRIH enyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu), baik itu Pemilu DPR, DPD, dan DPRD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, bahkan Pemilihan Umum Kepala Daerah adalah Plintasan sejarah besar bangsa ini yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Sangat banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa dipetik—tidak hanya bagi kita, tetapi juga buat anak cucu—dari perhelatan-perhelatan demokrasi ini. Tentunya agar momen sejarah ini bisa menjadi bahan pelajaran dan pengalaman di masa mendatang perlu sebuah medium yang merekam, menganalisis, dan mengurai data dan fakta setiap tahapan dan peristiwa Pemilu.
    [Show full text]
  • NO ROOM for JUSTICE? When the Court Is Used to Attack Journalism in Decentralised Indonesia
    Human Rights and Peace in Southeast Asia Series 4: 12 CHALLENGING THE NORMS NO ROOM FOR JUSTICE? WHEN THE court IS USED to attacK journalism IN DECENTRALISED INDONESIA R. Herlambang P. Wiratraman Freer situation in post Soeharto’sdecentralised Indonesia does not automatically affect local journalists and press who have been facing brutal attacks or violence. The court for justice is still far away from reaching and protecting journalists. Yet, the internal pressure from media owners or editors to withdraw the case leaves frustrated journalists alone to get more legal protection. Injustices situation are caused by two major problems, which are the weak judicial protection system and the pressure from political-economy power alliances who secure their vested interest by deploying hired gangsters in attacking the press. Therefore, avoiding the court is a serious matter for journalists to consider whether or not they bring justice before the judicial system. This is not always related to distrust over the judicial system, but it is more a ‘forced situation’(situasi keterpaksaan), and it might lead to the systematic of impunity governance. The paper dissects to what extent avoiding the court could be fairly considered as possible justice for journalist in the context of decentralised Indonesia. No Room for Justice? When the Court is Used to Attack Journalism 13 in Decentralised Indonesia 1. Introduction: Decentralisation as Context Journalists in Indonesia often opt to avoid the court while seeking justice as a form of limitation on their freedom of press. This is happening despite all the talksabout increasing press freedom since the end of the Suharto regime in 1998.
    [Show full text]
  • Cakrawala-Edisi-442-Tahun-2019 -..:: TNI ANGKATAN LAUT
    ULASAN KHUSUS Cakrawala Edisi Khusus 442 Tahun 2019 1 Salam Jalesveva Jayamahe! Pembaca yang budiman, Cakrawala yang merupakan majalah kebanggaan TNI Angkatan Laut pada 3 Januari 2019 genap berusia 56 tahun. Pada Edisi 442 Tahun 2019 menjadi Edisi Khusus Majalah Cakrawala Wajah Baru. Tampilnya Cakrawala dalam wajah baru yang lebih segar dan memikat ini sebagai suatu simbol semangat Cover: Letda Laut (KH) dan upaya yang tak pernah padam dalam mempersembahkan Edy S. Tarigan, S.Kom karya terbaik bagi para pembaca sekalian. Redaksi menerima tulisan Cakrawala dengan tampilan baru ini mulai menyapa (maksimal 5 halaman dengan pembaca dengan ulasan mengenang Pertempuran Laut Arafuru dalam rangka spasi 1,5) beserta foto dari memperingati Hari Dharma Samudera pada 15 Januari 2019. Beragam informasi segenap anggota TNI/TNI AL yang disajikan terkait tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Tanjung dan masyarakat umum. Naskah Karawang pada 29 Oktober 2018 silam yaitu aksi cepat penanganan kecelakaan dicetak di kertas ukuran A4 serta pesawat mulai dari pencarian pada hari pertama sejak pesawat dinyatakan hilang dilengkapi dengan data digital dalam Compact Disc (CD) atau kontak hingga ditemukan puing-puing pesawat dan jasad para korban, peran soft copy dapat dikirim via email SAR dan bantuan kemanusiaan yang dilakukan TNI/TNI AL di setiap terjadinya redaksi. musibah. Edisi kali ini juga menampilkan tulisan menarik mengenai peringatan hari Naskah yang telah dikirim, menjadi milik redaksi, dan bersejarah di lingkungan TNI AL yakni Hari Armada RI Tahun 2018, HUT ke-73 redaksi berhak memperbaiki/ Korps Marinir, HUT ke-56 Seskoal, HUT ke-47 Korpri dan Hari Nusantara 2018. mengedit tanpa mengubah isi/ Majalah ini semakin lengkap dengan penyajian tulisan lainnya yang sangat makna.
    [Show full text]
  • Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012
    1 Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012 2 Index Introduction…………………………………………………………….……….3 Media overview……………………………………………………………….16 Media groups………………………………………………………………….30 Radio overview………………………………………………………………..39 Radio networks………………………………………………….…………….44 Television overview……………………………………………….…………..66 Television networks…………………………………………………………...74 Print overview………………………………………………………………….98 Newspapers…………………………………………………………………..103 Magazines…………………………………………………………………….121 Online media………………………………………………………………….124 News weBsites………………………………………………………………..128 Traditional and informal channels of communication……………………..131 Media resources………………………………………………………………133 Telecoms overview…………………………………………………………...141 Telecoms companies…………………………………………………………145 3 Introduction Indonesia is the largest and most populous country in Southeast Asia. It has become an economic and political powerhouse in the region, with a growing international profile. This chain of more than 6,000 inhabited islands had an estimated population of 242 million people in 2011, according to the World Bank. More than half the population lives on the island of Java, where the capital Jakarta is situated. This large island of 140 million people is one of the most densely populated places on earth. The overthrow of President Suharto in 1998 ended six decades of authoritarian rule. It ushered in a new era of democracy, freedom of speech and economic prosperity. The local media has blossomed in this environment. Over 1,500 private radio stations and more than
    [Show full text]
  • Annual Report 01 Opening 02 Business and Functional Review 03 Financial Review 04 Good Corporate Governance
    2018 Annual Report 01 Opening 02 Business and Functional Review 03 Financial Review 04 Good Corporate Governance Table of Content 01 02 03 Opening Business and Financial Functional Review Review 6 Key Performance 2018 42 Loan 84 Management Discussion and Analysis 8 Vision, Mission, Core Beliefs & 46 Treasury, FI and International Core Values Banking 10 Overview of CCB Indonesia 48 Human Capital 12 Company Profile 51 Information Technology 14 Shareholders Information 52 Risk Management • Company Group Structure, Subsidiaries and Associated Entities • Capital and Risk Management – Parent Entity 19 Shares Highlights 22 Financial Highlights 24 Milestones 30 Awards 32 Strategic Direction 34 Report of Board of Commissioners 37 Report of Board of Directors 05 Corporate Information 06 Financial Statement 04 05 06 Good Corporate Corporate Financial Governance Information Statement 94 Corporate Social Responsibility 158 Organization Structure 192 Responsibility for Financial Reporting 98 Good Corporate Governance 160 Board of Commissioners’ Profile 193 Audited financial report 2018 154 Committees Report 164 Board of Directors’ Profile 170 Committees Profile 176 Executive Officers 178 Product, Services, rate information 180 Sustainability Report 184 Offices Network 01 Opening 02 Business and Functional Review 03 Financial Review 04 Good Corporate Governance 05 Corporate Information 06 Financial Statement Opening Buketan Pattern Batik Buketan pattern is using plants and flowers as decorative ornament. The word “buketan” was originated from French “bouquet”, which means flower arrangement. Along with European influence during the colonial era, especially from the Dutch, this pattern is widely developed in Java coastal area during the 19th century. 01 Opening 02 Business and Functional Review 03 Financial Review 04 Good Corporate Governance Key Performance 2018 With the support of stakeholders, CCB Indonesia managed to increase business volume and performance continuously from year to year and provided better quality services, through 95 offices by the end of 2018.
    [Show full text]