Surokim : Buku Madura : Masyarakat Budaya, Media Dan Politik
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik Muhtar Wahyudi Bani Eka Dartiningsih Nikmah Suryandari Dewi Quraisyin Farida Nurul Rakhmawati Sri Wahyuningsih Tatag Handaka Netty Diah Kurniasari Yuliana Rakhmawati Fachrur Rozi Teguh Hidayatul Rachmad Syamsul Arifin Dessy Trisilowaty Dinara Maya Julijanti Editor: Surokim Penerbit: Puskakom Publik bekerjasama dengan Penerbit Elmatera 2015 i MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik Editor: Surokim Cover & Ilustrasi: Tim Elmatera Lay Out: Tim Elmatera Penerbit: Puskakom Publik bekerjasama dengan Penerbit Elmatera Cetakan Pertama: 2015, viii + 214 hlm. 15,5 x 23,5 cm ISBN: 978-602-1222-56-0 Hak Cipta pada Penulis. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang : Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 1 1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklara- tif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan Pidana Pasal 113 1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimak- sud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf I untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (sera- tus juta rupiah). 2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan / atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan / atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan / atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). ii MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik DAFTAR ISI DAFTAR ISI ...................................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................... v “JURUS OMBAK DAN ANGIN” Komunikasi Politik Si Pencari Ikan Muhtar Wahyudi ........................................................................ 2 MEDIA DAN STEREOTIP TERHADAP ETNIS MADURA Bani Eka Dartiningsih ................................................................ 17 IDENTITAS KULTURAL MASYARAKAT MADURA: TINJAUAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA Nikmah Suryandari .................................................................... 30 PEREMPUAN MADURA DI RANAH PUBLIK : Antara Ghamparan dan Lama’ Dewi Quraisyin .......................................................................... 51 PEREMPUAN MADURA: “Mengada” Ditengah Himpitan Budaya Matrilokal dan Kekuasaan Patriarkat Farida Nurul Rakhmawati .......................................................... 61 CROSS CULTURAL ADAPTATION PERKAWINAN BEDA ETNIS (Studi Fenomenologi Perkawinan Beda Etnis Madura dan Etnis Jawa) Sri Wahyuningsih ....................................................................... 77 AUTOPOIESIS MASYARAKAT KEPULAUAN TIMUR MADURA Tatag Handaka ............................................................................ 96 PEREMPUAN MADURA DAN MEDIA MASSA Netty Dyah Kurniasari ............................................................... 106 DIASPORA FILANTROPI TUKANG CUKUR MADURA Yuliana Rakhmawati ................................................................... 117 iii MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik RE-IMAGING MADURA DENGAN FOTO ARTISTIK (Merubah citra Madura dengan foto artistik) Fachrur Rozi ............................................................................... 136 TANTANGAN BUDAYA MADURA DI ERA NEW MEDIA Teguh Hidayatul Rachmad, Syamsul Arifin .............................. 150 PERILAKU DISFUNGSIONAL DALAM TRADISI BUDAYA MADURA Dessy Trisilowaty ........................................................................ 166 FENOMENA MASYARAKAT DAN BUDAYA URBAN PADA PENGEMBANGAN PARIWISATA DI MADURA Dinara Maya Julijanti ................................................................. 181 MENUJU MADURA SEBAGAI SERAMBI MADINAH: KONSEP, STRATEGI, DAN DESAIN AKSI PEMASARAN DAERAH (MARKETING PLACES) UNTUK PULAU MADURA Surokim ....................................................................................... 192 BIODATA PENULIS ........................................................................ 205 iv MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik PENGANTAR Madura: Eksotisme Budaya Lokal dan Jati Diri Prasangka, mungkin itu kata yang tepat untuk mewakili pera- saan ketika orang memberi penilaian terhadap masyarakat dan budaya Madura. Berbagai stereotip negatif tentang Madura kadang lebih mengemuka ketimbang hal yang positif. Bagi saya – warga baru Madura – kendati masih singkat dalam berinteraksi dan hidup bersama masyarakat di Madura telah memeroleh pengalaman baru terkait budaya, perilaku dan cara hidup orang Madura. Dibalik prasangka itu, ternyata banyak hal positif yang belum banyak diketahui publik dan perlu dijelaskan kembali kepada khalayak luas. Bagi orang yang baru mengenal Madura, bayangan keke- rasan dan serem mungkin lebih dominan, pada saat awal mema- suki Madura. Clurit, senjata tajam menjadi simbol yang merepre- sentasikan perilaku, kebiasaan dan tabiat orang Madura. Hal ini juga ditambah dengan berbagai pemberitaan media yang kerap menyorot kekerasan dan konflik yang melibatkan etnis Madura. Isi media luarpun juga penuh prasangka. Tak ayal, sikap hati-hati dan waspada termasuk di dalamnya curiga adalah kata yang bisa mewakili perasaan warga baru Madura ketika hidup dan bersosialisasi dengan orang Madura. Akibat prasangka (suudzon) awal itu kerapkali proses komunikasi tidak bisa berjalan alami dan berlangsung kaku untuk tidak mengatakan penuh curiga. Hal itu juga yang saya alamai ketika awal-awal hidup dan menetap di madura. v MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik Ternyata toh itu semua hanya prasangka awal. Tidak sedra- matis yang dibayangkan, tidak seseram yang diangankan. Banyak hal indah dan adiluhung bisa di temukan di madura. Solidaritas, empati, kesetiakawanan, religiusitas, pekerja keras, keuletan, ketang- guhan adalah etos Madura yang kerapkali tertutup oleh prasangka negatif. Bahkan soal solidaritas warga Madura sangat kental baik di Madura maupun perantauan yang menjadi basis pengikat social mereka. Madura, sebagaimana etnis mayoritas yang lain di Indonesia adalah masyarakat relegius yang memegang budaya islam tradisional yang kental. Hampir sama dengan kelompok masyarakat muslim tradisional yang lain di Nusantara, konstruksi budaya lebih banyak dikembangkan melalui nilai nilai islam dengan basis kepatuhan kepada orang tua, kiai dan guru serta penghargaan terhadap adat dan budaya local. Kekerabatan ini sungguh khas dan dalam konteks tertentu kepatuhan itu bisa menjadi perekat dan resolusi konflik yang efektif. Kumpulan tulisan para dosen Prodi Ilmu Komunikasi UTM ini bak mozaik yang pada awalnya terkesan berserakan tak bertautan, tetapi setelah tertata dan diurutkan terasa menjadi lukisan indah yang yang bisa didiskusikan dan dikonstruksi menjadi wacana yang menarik tentang madura guna mematik diskusi lanjutan tentang Madura masa depan. Publikasi ini juga bagian dari upaya untuk mem-buzzing dan me-noising budaya Madura kepada khalayak luas khususnya warga di luar Madura. Penting bagi mereka untuk mendudukan persoalan stereotip itu sehingga mereka juga memiliki harga diri sebagai sebuah etnis yang punya hak sejajar sebagai warga Negara yang beradab. Melalui buku ini kami mencoba bercerita A to Z Madura mulai dari orang, karakter, budaya, politik, potensi alam, dan semua seluk beluk tentang Madura. Buku ini sekaligus dimaksudkan untuk melengkapi pemahaman kita tentang Madura yang masih setengah setengah-setengah dan belum utuh hingga melanggengkan prasangka negatif. vi MADURA: Masyarakat, Budaya, Media, dan Politik Bagi orang di luar Madura selama ini mereka hanya melihat hasil akhir dan jarang bisa memahami proses akan hasil akhir itu. Jika ditilik secara cermat kekerasan sebagai misal kerap muncul dan publik jarang memahami bahwa itu persoalan sebenarnya adalah harga diri, rasa malu, dan juga menyangkut kehormatan. Sebagai cerita hidup tentu banyak hal menarik yang bisa kita gali mulai dari tradisi, perilaku, hingga mistik madura yang selama ini belum banyak diketahui publik. Identitas orang madura sebagai penganut islam tradisional yang kental muncul dalam berbagai aksesori. Hal ini menarik tidak saja bagi bangunan peradaban madura, tetapi juga pergeseran dan industrialisasi yang kerapkali menjadi polemik bagi masyarakat. Berbagai pandangan, perilaku, etos kerja, tradisi hingga konflik semua tersaji lengkap dalam buku ini. Harus diakui ikhtiar untuk mematik diskusi Madura yang dilakukan para pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi ini masih menjadi langkah awal. Dibutuhkan riset lanjutan untuk melengkapi dan mendalami tulisan ini. Intinya bahwa prasangka dan stereotip itu sudah saatnya diakhiri dan diganti dengan positive thinking bahwa warga Madura dan budayanya juga sama dengan budaya lain yang memiliki virtue, bertabiat baik, sopan, menghargai, solider, dan juga menghormati orang lain. Menyuguhkan Madura secara lengkap tentu membutuhkan kejujuran dan kelapangan termasuk didalamnya menerima kiritik dan saran. Para dosen Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo sudah memulai untuk