Tinjauan Historis Tentang Kerajaan Pajang Pada Masa Pemerintahan Jaka Tingkir Tahun 1549-1582 Di Pulau Jawa
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TINJAUAN HISTORIS TENTANG KERAJAAN PAJANG PADA MASA PEMERINTAHAN JAKA TINGKIR TAHUN 1549-1582 DI PULAU JAWA Muhammad Dani Dzulfikar1, Ozi Hendra Tama2 12 STKIP PGRI Bandar Lampung [email protected], [email protected] Abstrak: Kerajaan Pajang merupakan sebuah kerajaan yang berpusat di Kertasura (Solo) Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Pada awal berdirinya tahun 1549, bahwa wilayah Pajang yang terkait eksistensi Demak pada masa sebelumnya, hanya meliputi sebagian Jawa Tengah. Dengan raja pertamanya adalah Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuidan mendeskripsikantentang kerajaan pajang pada masa pemerintahan Jaka Tingkir tahun 1549-1582 di pulau jawa.Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian historis atau metode sejarah. Metode historis merupakan suatu usaha untuk memberikan interpretasi dari bagian trend yang naik turun dari status keadaan di masa yang lampau, memperoleh suatu generalisasi yang berguna dalam memahami kenyataan sejarah, serta membandingkan dengan keadaan sekarang dan dapat meramalkan keadaan yang akan datang.Pengumpulan data menggunakan metode kepustakaan, dan dokumentasi sebagai metode pelengkap. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses analisis data adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Kata Kunci: Kerajaan, Pemerintahan, Jaka Tingkir Abstract: Pajang Kingdom is a kingdom based in Kertasura (Solo) in Central Java as a continuation of the Demak Kingdom. At the beginning of its establishment in 1549, the Pajang region which was related to the existence of Demak in the previous period, only covered a portion of Central Java. With his first king, Jaka Tingkir was titled Sultan Hadiwijaya. The purpose of this research is to find out and describe the Pajang kingdom in the reign of Jaka Tingkir in 1549-1582 on the Java. The method used in this research used historical research methods or historical methods. The historical method is an attempt to provide an interpretation of the up and down trend parts of the state of the past, obtaining a useful generalization in understanding historical reality, and comparing it with the present situation and can predict future conditions. Data collection used the literature method, and documentation as a complementary method. The stages carried out in the data analysis process are data reduction, data presentation, and data verification. Keywords: Kingdom, Government, Jaka Tingkir 17 PENDAHULUAN Ditinjau dari segi geografis, Kerajaan Pajang merupakan sebuah Kerajaan Pajang terletak di daerah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah Kartasura, dekat Surakarta (Solo), Jawa sebagai kelanjutan Kerajaan Demak.Pada Tengah. Sejarah berdirinya kerajaan pajang awal berdirinya tahun 1549, bahwa wilayah bermula sejak wafatnya Sultan Trenggana, Pajang yang terkait eksistensi Demak pada timbul perebutan kekuasaan di kalangan masa sebelumnya, hanya meliputi sebagian keluarga, Sultan Trenggana mempunyai Jawa Tengah.Hal ini disebabkan karena enam putra dan putri, yaitu Pangeran negeri-negeri Jawa Timur banyak yang Mukmin yang diangkat menjadi wali oleh melepaskan diri sejak kematian Sultan Sunan Giri dengan gelar Sunan Prawata. Trenggana pada tahun 1546.Sepeninggal Putri yang menikah dengan Pangeran trenggana, Sunan Prawoto naik tahta, Langgar, putra Kii Gede Sampang di kemudian ia tewas dibunuh sepupunya yaitu Madura, putri yang menikah dengan Arya Penangsang bupati Jipang Pangeran Hadiri, Bupati Kalinyamat. Putri (Bojonegoro). Setelah itu, Arya Penangsang yang menikah dengan Bupati Pajang juga berusaha membunuh Hadiwijaya Hadiwijaya (Jaka Tingkir), putri yang namun gagal.Dengan dukungan Ratu menikah dengan Panembahan Pasarean Kalinyamat (Bupati Jepara dan Puteri putra Sunan Gunungjati, Pangeran Timur Trenggana), Hadiwijaya (Jaka Tingkir) dan yang kemudian menjadi bupati di Madiun. para pengikutnya berhasil mengalahkan Akibat perebutan kekuasaan di kalangan Arya Penangsang.Iapun menjadi pewaris keluarga dan kerabat tersebut, menjadi tahta Demak yang ibu kotanya dipindah ke perselisihan politik Wali Sanga yang Pajang. masing-masing menjadi pendukung untuk Jaka Tingkir adalah menantu dari pengangkatan penguasa-penguasa. Setelah Sultan Trenggana.Penyerangan terhadap Sultan Trenggana diganti oleh Sunan Arya Penangsang itu, Jaka Tingkir dibantu Prawoto, ia dibunuh oleh Arya Penangsang oleh Ki Ageng Pemanahan.Atas jasa Ki dari Jipang pada tahun 1549.Sekarang Ageng tersebut, Jaka Tingkir memberi hutan giliran Arya Penangsang, ia pun dibunuh kepada Ki Ageng Pemanahan tepatnya di oleh ipar Sunan Prawoto yaitu Jaka Tingkir. hutan Mentoak yang kelak menjadi Kejadian tersebut bermula saat Mataram.Pengesahan Jaka Tingkir sebagai AryaPenangsang mengirim utusan untuk Sultan Kerajaan Pajang (Boyolali) disahkan membunuh Hadiwijaya di Pajang, tapi oleh Sunan Giri dan segera mendapat gagal.Justru Hadiwijaya menjamu para pengakuan dari seluruh kadipaten Jawa pembunuh itu dengan baik,serta memberi Tengah dan Jawa Timur. mereka hadiah untuk mempermalukan Arya Kerajaan Pajang, meskipun tidak Penangsang. sebesar dan sekuat pendahulunya Sepeninggalan suaminya, Ratu (Majapahit, Singasari, atau Demak), Kalinyamat (adik Sunan Prawoto) mendesak merupakan kerajaan yang eksistensinya Hadiwijaya agar menumpas Arya cukup penting dalam sejarah kerajaan- Penangsang karena hanya ia yang setara kerajaan di tengah Jawa. Betapa tidak, kesaktiannya dengan adipati Jipang tersebut. Kerajaan Pajang merupakan kelanjutan dari Hadiwijaya segan memerangi Arya Kerajaan Demak.Raja pertama Pajang dan Penangsang secara langsung karena sama- sekaligus pendiri kerajaan bernama Jaka sama anggota keluarga Demak dan Tingkir.Sementara itu, Kerajaan Mataram merupakan saudara seperguruan sama-sama (Islam) yang merupakan kerajaan besar di murid Sunan Kudus.Maka Hadiwijaya pun Jawa pada zamannya, secara tidak langsung, mengadakan sayembara. Barang siapa dapat memiliki hubungan dengan Pajang.Itulah membunuh Arya Penangsang akan gambaran singkat tentang awal berdirinya mendapatkan tanah Pati Mataram sebagai Kerajaan Pajang. (Soedjipto Abimanyu, hadiah. Sayembara diikuti kedua cucu Ki 2014:332). Ageng Sela, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi. Dalam perang itu, Ki Juru KAJIAN TEORI Martani (Kakak ipar Ki Ageng Pemanahan) Sejarah Berdirinya Kerajaan Pajang berhasil menyusun siasat cerdik sehingga Sutawijaya (Anak Ki Ageng Pemanahan) 18 dapat menewaskan Arya Penangsang setelah pemakaman kaum bangsawan Kerajaan menusukkan tombak Kyai Plered ketika Pajang. Kompleks pemakaman itu terdapat Arya Penangsang menyeberangi Bengawan 20 makam dan salah satunya merupakan Sore dengan mengendarai Kuda Jantan makam Ki Ageng Henis, beliau adalah Gagak Rimang.Setelah peristiwa tersebut penasihat spiritual Kerajaan Pajang. tahun 1549, pusat kerajaan tersebut Makam-makam tersebut sering di hampiri kemudian dipindah ke Pajang dengan oleh para wisatawan dan orang yang Hadiwijaya sebagai raja pertama. berkunjung ke Masjid Laweyan sesudah Jaka Tingkir merupakan murid Ki menunaikan ibadah. Ki Ageng Henis pula Ageng Pengging yang semula menjadi yang mengajarkan teknik membatik kepada tamtama di Kerajaan Demak di bawah masyarakat Pajang, sehingga kelak Laweyan pemerintahan Sultan Trenggana, karena dikenal sebagai pusat produksi batik.Makam keahliannya ia dijadikan menantu oleh Ki Ageng Henis, letaknya dibangunkan agak Sultan Demak. Setelah berhasil membunuh tinggi dibanding makam-makam lain yang Arya Penangsang ia menobatkan dirinya ada di kompleks pemakaman tersebut. sebagai Sultan Pajang dengan Gelar Sultan Meskipun demikian, terdapat dua makam Hadiwijaya. Sultan Pajang mulai melakukan lain yang letaknya mengapit makam Ki perluasan kekuasaan sehingga beberapa Ageng Henis, yakni makam Nyai Ageng daerah sekitarnya antara lain Jipang dan Pati dan Nyai Ageng Pandanaran. Demak sendiri mengakui kekuasaan Kerajaan Pajang. Demikian pula ia Makam Jaka Tingkir meluaskan pengaruhnya ke daerah pesisir Tidak banyak yang mengetahui utara, seperti Jepara, Pati, bahkan ke arah lokasi Makam Jaka Tingkir atau Sultan barat sampai Banyumas.(Marwati Djoened Hadiwijaya, raja pertama sekaligus pendiri Poesponegoro, Nugroho Kerajaan Pajang. Tidak seperti makam raja- Notosusanto.2008:54). raja Solo dan Yogyakarta yang dikenal banyak orang dan selalu ramai dikunjungi Bentuk Peninggalan Kerajaan Pajang peziarah, makam Jaka Tingkir jauh berada Masjid Laweyan di pelosok perkampungan warga. Masjid Laweyan sering dikenal Komplek pemakaman Jaka Tingkir dengan Masjid Ki Ageng Henis di Solo dinamakan Makam Butuh yang ditandai menjadi saksi bisu keragaman sejarah dengan bangunan masjid. Masjid Butuh ini penyebaran agama islam di Jawa.Meski dulunya adalah langgar atau mushala yang beberapa kali mengalami pemugaran, didirikan oleh Ki Ageng Butuh, cikal bakal namun masih tampak di beberapa sudut keberadaan Dusun Butuh. masjid menyiratkan peninggalan bangunan Sekitan tahun 1930, Paku Buwono pura, tempat ibadah umat Hindu. Pada tahun X melakukan pemugaran makam dengan 1549 saat pemerintahan Sultan Hadiwijaya membangun tembok di sekeliling makam diKerajaan Pajang berdirilah sebuah Pura dan meninggikan nisan karena waktu itu umat Hindu di Pajang laweyan. Salah satu masih sering banjir tahunan yang penasihat spiritual Kerajaan Pajang Ki menggenangi makam. Lokasi makam ini Ageng Henis, bersahabat dengan pemuka tidak jauh dari Sungai Bengawan Solo yang agama Hindu bernama Ki Ageng Belukan hampir setiap tahun airnya meluap. yang juga pemilik pura tersebut. Kedekatan Nama Butuh diambil dari Ki Ageng