BUPATI TENGAH PROVINSI MALUKU

PERATURAN BUPATI MALUKU TENGAH NOMOR 45 TAHUN 2018

TENTANG

SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2018 – 2022

BUPATI MALUKU TENGAH,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan amanat peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, perlu ditetapkan Kebijakan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di Kabupaten Maluku Tengah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat II se- Maluku (Lembaran Negara Republik Tahun 1957 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1645); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42I9): 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negera (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); -2 -

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 244), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Madya Daerah Tingkat II Ambon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3137); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

-3 -

14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 206, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6123); 17. Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2O12 dan Nomor 36 Tahun 2O12 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 484); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Nomor 31 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 (Lembar Daerah Tahun 2007 Nomor 59); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Maluku Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2016 Nomor 183).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI MALUKU TENGAH TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2018-2022

-4 -

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :

1. Bupati adalah Bupati Maluku Tengah 2. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah. 3. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan dan pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. 4. Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan masyarakat di daerah" 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Maluku Tengah yang selanjutnya disebut RPJMD Kabupaten Maluku Tengah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun" 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah. 7. System Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah adalah menguraikan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan yang dilakukan dalam Sistem Inovasi Daerah periode 2018-2022. 8. Tim Walang Inovasi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018 adalah Tim yang dibentuk oleh Bupati Maluku Tengah berdasarkan Keputusan Bupati Maluku Tengah Nomor : 800.5 – 261 yang mempunyai tugas antara lain membuat rumusan Kebijakan SIDa di daerah

BAB II SISTEM INOVASI DAERAH Pasal 2

Sistem Inovasi Daerah merupakan dokumen yang berisi kebijakan sistem inovasi di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022, yang dihasilkan oleh Tim Walang Inovasi Kabupaten Maluku Tengah, yang memuat kebijakan umum dan program percepatan pembangunan dengan pendekatan penguatan sistem inovasi.

-5 -

Pasal 3

Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan : a. Salah satu acuan perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan dengan inovatif dan progresif. b. Salah satu Landasan dan Pedoman Operasional bagi OPD dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2018 sampai Tahun 2022.

BAB III PENYUSUNAN SISTEM INOVASI DAERAH Pasal 4

(1) Sistematika penulisan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022 sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM BAB III KONDISI SISTEM INOVASI PEMERINTAHAN KABUPATEN MALUKU TENGAH BAB IV KONDISI SISTEM INOVASI DAERAH YANG AKAN DICAPAI BAB V TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENGUATAN INOVASI

(2) Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2O22 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini

BAB IV PELAKSANAAN Pasal 5 Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tengah selaku Penanggung Jawab bertanggung jawab atas Penyelenggaraan Inovasi Daerah di Kabupaten Maluku Tengah.

Pasal 6 (1) Sekretaris Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan SIDa di OPD (2) Sekretaris Daerah menyampaikan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati.

BAB V PERUBAHAN PENGUATAN SIDa Pasal 7 (1) Perubahan SIDa hanya dapat dilakukan apabila hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan target capaian setiap tahun tidak sesuai dengan tahapan yang telah dirumuskan. (2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perubahan- perubahan capaian sasaran tahunan tetapi tidak mengubah target sasaran pencapaian sasaran akhir. -6 -

BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 8

Pelaksanaan SIDa Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dibiayai dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

Ditetapkan di pada tanggal 11 Agustus 2018

BUPATI MALUKU TENGAH,

TUASIKAL ABUA

Diundangkan di Masohi pada tanggal 11 Agustus 2018

PENJABAT SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH

RAKIB SAHUBAWA

BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2018 NOMOR 405

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat allah SWT atas rahmat dan karunia-NYA sehingga penyusunan buku Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Buku ini disusun atas dasar Peraturan Bersama Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia No. 3 tahun 2012 dan Kementerian Riset dan Teknologi No. 36 tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah dan juga selaras dengan Undang-Undang No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan IPTEK, serta secara aplikatif pun dipertajam melalui UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Inovasi daerah. Maka perlu adanya inovasi dari pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan. Melalui landasan hukum tersebut, Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi yang tinggi untuk terus mengembangkan inovasi daerah. Sejalan dengan visi dan misi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2017-2022 untuk ”Mewujudkan Maluku Tengah yang lebih Maju, Sejahtera, dan Berkeadilan dalam Semangat Hidup Orang Basudara” dengan fokus pada memperkuat Tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik, peningkatan daya saing daerah dan penurunan angka kemiskinan. Selanjutnya keberhasilan dalam penyusunan buku SIDa ini tidak terlepas dari keterlibatan semua pihak, oleh karena itu kami menyampaikan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada tim penyusunan dan semua pihak yang mendukung dalam menyelesaikan buku SIDa ini. Akhirnya, kami berharap agar buku Sistem Inovasi Daerah (SIDa) ini dapat diselesaikan menjadi harapan besar sebagai sumber data dan informasi dalam pengambilan kebijakan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan para stakeholder dalam melaksanakan pembangunan daerah berorientasi pada inovasi. Semoga Allah SWT yang maha kuasa senantiasa mengiringi setiap langkah kita dalam mencapai tujuan membangun serta kontribusi nyata kita dalam mencapai tujuan yang membangun serta kontribusi nyata kita untuk kemajuan Kabupaten Maluku Tengah di masa depan.

Masohi, Agustus 2018 BUPATI MALUKU TENGAH

TUASIKAL ABUA, SH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 1.1. Latar Belakang 1.1 1.2. Dasar Hukum 1.2 1.3. Maksud dan Tujuan 1.3 1.4. Sistematika Penulisan 1.3 1.5. Hubungan antar Dokumen 1.4

BAB II. GAMBARAN UMUM 2.1 2.1. Geografi dan Demografi 2.1 2.2. Demografis 2.30 2.3. Ekonomi Makro Daerah 2.32 2.4. Sosial Budaya 2.37 2.5. Infrastruktur Wilayah 2.40 2.6. Penataan Ruang 2.46

BAB III. KONDISI SISTEM INOVASI PEMERINTAHAN KABUPATEN MALUKU TENGAH 3.1 3.1. Kondisi Kelembagaan Sistem Inovasi Daerah Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah 3.1 3.2. Kondisi Jejaring Sistem Inovasi Daerah Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah 3.2 3.3. Sumber Daya Sistem Inovasi Daerah Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah 3.3 3.4. Tantangan Dan Peluang Penguatan Sistem Inovasi Daerah 3.3

BAB IV. KONDISI SISTEM INOVASI DAERAH YANG AKAN DICAPAI 4.1 4.1. Terciptanya Daya Dukung SIDa di Kabupaten Maluku Tengah (Tahun 2017-2018) 4.2 4.2. Pemantapan Kapasitas SIDa Di Kabupaten Maluku Tengah (Tahun 2018–2019) 4.4 4.3. Terwujudnya Daya Saing Sida Di Kabupaten Maluku Tengah (Tahun 2019–2022) 4.5

ii

BAB V. TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SISTEM INOVASI DAERAH 5.1 5.1. Tujuan 5.3 5.2. Sasaran 5.5 5.3. Strategi dan Arah Kebijakan 5.4

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah Daratan Kabupaten Maluku Tengah 2.2 Tabel 2.2 Luas Wilayah Administrasi menurut Kecamatan dan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Maluku Tengah 2.2 Tabel 2.3 Luas beberapa daratan di Pulau Seram 2.3 Tabel 2.4 Nama-nama Gunung Tinggi dan Lokasinya di Maluku Tengah 2.3 Tabel 2.5 Jenis Tanah dan Vegetasi di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah 2.5 Tabel 2.6 Jenis Batuan dan Sebarannya di Kabupaten Maluku Tengah 2.6 Tabel 2.7 Distribusi Sungai Per Kecamatan di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah 2.8 Tabel 2.8 Tutupan Lahan di Kabupaten Maluku Tengah 2.9 Tabel 2.9 Daerah Rawan Bencana dan Kejadian Bencna Kabupaten Maluku Tengah 2.10 Tabel 2.10 Kejadian Bencana yang Belum dimasukan dalam Dokumen RTRW Kabupaten Maluku Tengah 2.12 Tabel 2.11 Panjang Jalan Raya Meurut Penanganan Dirinci Per Kecamatan (Km) 2.13 Tabel 2.12 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Konstruksi, Penyebaran dan Kecamatan 2.14 Tabel 2.13 Sarana Transportasi Udara di Kabupaten Maluku Tengah 2.15 Tabel 2.14 Kapasitas Central Telepon Lokasi di Kabupaten Maluku Tengah 2.16 Tabel 2.15 Banyaknya Langganan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum Menurut Jenis Pelayanan Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah 2.17 Tabel 2.16 Jenis Sarana Pendidikan di Kabupaten Maluku Tengah 2.19 Tabel 2.17 Jenis Sarana Kesehatan di Kabupaten Maluku Tengah 2.20 Tabel 2.18 Luas Hutan Menurut Klasifikasi (Ha) di Kabupaten Maluku Tengah 2.21 Tabel 2.19 Luas Areal Suaka Alam dan Sifat Flora/Fauna yang Dilindungi 2.21 Tabel 2.20 Produksi Tanaman Pangan (Ton) di Kabupaten Maluku Tengah 2.23 Tabel 2.21 Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis dirinci per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah 2.24 Tabel 2.22 Populasi Ternak Menurut Jenis dirinci per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah 2.25 Tabel 2.23 Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Maluku Tengah 2.30 Tabel 2.24 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tengah 2010-2016 2.31 Tabel 2.25 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (%) Kabupaten Maluku Tengah 2012-2016 2.33 Tabel 2.26 Kontribusi sektoral terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Maluku Tengah 2.34

iv

Tabel 2.27 Aspek Kesejahteraan Bidang Urusan Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah 2.37 Tabel 2.28 Aspek Kesejahteraan Bidang Urusan Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah 2.38 Tabel 2.29 Aspek Kesejahteraan Bidang Urusan Tenaga Kerja Kabupaten Maluku Tengah 2.39 Tabel 2.30 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012-2016 2.40 Tabel 2.31 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012-2016 2.40 Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2012-2016 2.40 Tabel 2.33 Daerah Irigasi Kabupaten Maluku Tengah Berdasarkan Kondisi dan Panjang Salurannya 2.43 Tabel 2.34 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012- 2016 2.44 Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012- 2016 2.46 Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2012-2016 2.46 Tabel 5.1 Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah tahun 2017-2022 dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) 5.2

v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional saat ini telah ditetapkan arahnya melalui RPJMN 2015- 2019 yang antara lain memberikan penekanan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan IPTEK, selain juga memperhatikan pemantapan pembangunan di segala bidang. Pada level pemerintahan di bawahnya, arah pembangunan nasional tersebut dijabarkan ke dalam berbagai arahan pembangunan daerah. Di Provinsi Maluku telah disusun RPJMD 2013-2018 yang menjabarkan arah pembangunan nasional dengan mengaitkannya pada konteks daerah. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Maluku mengaktualisasikan perencanaan pada level yang lebih atas dengan memperhatikan kondisi dan potensi setempat. Pengaktualisasian tersebut dijabarkan dalam berbagai bentuk dokumen formal antara lain RPJMD sebagai dokumen pokok arah pembangunan daerah serta dokumen-dokumen lain yang menjabarkannya secara lebih detail. Dokumen Sistem Inovasi Daerah (SIDa) merupakan salah satu dokumen yang menjabarkan secara lebih detail arah pembangunan daerah dalam hal pengembangan potensi-potensi lokal dengan mengutamakan menumbuh kembangankan inovasi oleh institusi-institusi pemerintah daerah baik secara sektoral maupun lintas sektor, oleh lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha serta masyarakat di daerah. Dengan adanya dokumen SIDa ini, diharapkan potensi-potensi lokal dapat diidentifikasi untuk selanjutnya, dengan memperhatikan arah pembangunan yang telah direncanakan pada level pemerintahan yang lebih atas, potensi-potensi tersebut dapat dikembangkan secara inovatif untuk memperoleh outcome yang optimal. Dalam SIDa Kabupaten Maluku tengah ini disusun arahan inovasi-inovasi yang perlu dilaksanakan untuk mendukung RPJMD Kabupaten Maluku Tengah, RPJMD Provinsi Maluku, dan RPJMN. Dokumen-dokumen perencanaan terkait juga akan ditinjau dan dikaitkan dengan arahan pengembangan inovasi daerah. SIDa dilakukan berdasarkan kondisi, tantangan dan peluang, sesuai kondisi SIDa yang menjadi tujuan. Permberdayaan seluruh sumber daya (alam maupun manusia) juga perlu ditingkatkan untuk menunjangnya. SIDa penting dilakukan, salah satunya yaitu untuk memajukan suatu daerah. Inovasi-inovasi yang nantinya dapat dikembangkan akan memberikan dampak, yaitu meningkatkan iklim ekonomi kompetitif, menciptakan ekonomi yang ramah lingkungan, membuka lapangan

1.1

kerja baru, mengutamakan membangun kemitraan daripada sukses pribadi, dan meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat Kabupaten Maluku Tengah. Selanjutnya, inovasi perlu dipublikasikan kepada masyarakat agar secara nyata, efektif dan efisien dalam memberikan kontibusi memajukan daerah, terutama pertumbuhan ekonomi.

1.2. Dasar Hukum Ketentuan hukum yang menjadi dasar pelaksanaan penelitian dan penyusunan penguatan SIDa Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan,dan Penerapan IlmuPengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 84,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4219); 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 166,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual Serta Hasil Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4497); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentag Inovasi Daerah; 7. Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 32 tahun 2010 tentang Komite Inovasi Nasional; 8. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2010 tentang Komite Inovasi Nasional; 9. Peraturan Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 03/M/PER/VI/2010Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Riset danTeknologi; 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Master plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025; 11. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan MenteriDalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah;

1.2

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 290);

1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan dokumen SIDa adalah : 1. Menjadi salah satu dasar pelaksanaan peningkatan kapasitas pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tengah untuk meningkatkan daya saing daerah. 2. Memberikan petunjuk atau arahan bagi para pihak terkait dalam pengembangan sistem inovasi, berupa langkah-langkah pemetaan jaringan inovasi di suatu wilayah atau daerah; 3. Menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja setiap Organisasi Perangkat Daerah, acuan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan arah pengembangan usaha bagi pelaku usaha. Adapun tujuan penyusunan SIDa adalah : 1. Untuk memberikan arahan pengembangan inovasi daerah Kabupaten Maluku Tengah sehingga dapat mendukung pembangunan daerah; 2. Sebagai acuan yang dapat digunakan oleh para pengambil keputusan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah pada khususnya dan juga para stakeholder lain yang terlibat dalam kegiatan pengembangan daerah.

1.4. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) mengacu pada Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah. Selanjutnya substansi dari masing- masing bab disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan penyusunan, sistematika penulisan, hubungan antar dokumen BAB II Gambaran Umum, Gambaran Umum menguraikan tentang kondisi wilayah Kabupaten Maluku Tengah secara umum, serta kondisi potensi unggulan daerah yang dimiliki. BAB III Kondisi Sistem Inovasi Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah, menguraikan tentang kondisi sistem inovasi daerah saat ini, tantangan dan peluang penguatan sistem inovasi daerah. BAB IV Kondisi Sistem Inovasi Daerah Yang Akan Dicapai, menguraikan tentang kondisi sistem inovasi daerah saat ini,

1.3

BAB V Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan Penguatan Inovasi, menguraikan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan yang dilakukan dalam Sistem Inovasi Daerah.

1.5. Hubungan Antar Dokumen Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Untuk mencapai proses tersebut, maka keterkaitan suatu dokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat erat dan menentukan. Dalam hal ini, penyusunan Sistem Inovasi Daerah (SIDA) mengacu kepada dokomen perencanaan daerah lainnya seperti RPJPD dan RPJMD. Selain itu, SIDa juga menjadi acuan dalam merumuskan dokumen perencanaan tahunan baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat OPD. Dengan demikian diharapkan akan tercipta sinkronisasi program pembangunan antar sektor dan wilayah baik bersifat jangka panjang, menengah, maupun jangka pendek, sehingga terwujudnya pembangunan yang terpadu dan berkelanjutan.

1.4

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Gambaran kondisi dan potensi pembangunan wilayah Kabupaten Maluku Tengah dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan daerah dilaksanakan melalui proses yang bertahap, terencana, terpadu dan berkesinambungan secara menyeluruh di berbagai bidang. Kondisi serta potensi daerah dapat digambarkan sebagai berikut. 2.1. Geografi dan Demografi 2.1.1. Geografis Kabupaten Maluku Tengah memiliki luas sebesar 275.907 Km², terdiri dari wilayah lautan seluas 264.311,43 Km2 atau 95,80% dan daratan seluas 11.595,57 Km2 atau 4,20%, dengan panjang garis pantai 1.256.230 Km. Kabupaten Maluku Tengah berbatasan dengan : ➢ Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Seram ➢ Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Banda ➢ Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Barat ➢ Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Seram Bagian Timur Secara Astronomi, Kabupaten Maluku Tengah terletak diantara 2o30’ LS – 7o30’ LS dan 250o BT – 132o30’ BT, dan memiliki jumlah pulau sebanyak 49 buah, dimana yang dihuni sebanyak 14 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 35 buah.

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tengah

2.1

Sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah diketahui bahwa sebagian besar wilayah daratan di Kabupaten Maluku Tengah atau sekitar 92,11% berada di pulau Seram dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Sedangkan wilayah daratan Kabupaten Maluku Tengah yang tersebar di Pulau Ambon, Pulau Haruku, Pulau Nusalaut dan Saparua, serta Kepulauan Banda hanya seluas 7,98%.

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Daratan Kabupaten Maluku Tengah Luas Daratan No Pulau dan Kumpulan Pulau Km2 % (1) (2) (3) (4) 1 Pulau Ambon* 384 3.31 2 Pulau Haruku 150 1.29 3 Pulau Saparua dan Nusalaut 209 1.8 4 Kepulauan Banda 172 1.48 5 Pulau Seram dan P.P. Kecil** 10,680.57 92.11 Total Luas Daratan 11,595.57 100,00 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka, 2017 Keterangan : * tidak termasuk wilayah Kota Ambon; ** tidak termasuk wilayah Kabupaten SBB dan SBT

Tabel 2. 2 Luas Wilayah Administratif menurut Kecamatan dan jumlah desa/ kelurahan di Kabupaten Maluku Tengah Ibu Kota Luas Wilayah Jumlah Kecamatan 2 Kecamatan (Km ) Negeri Kelurahan 1 2 3 4 5 1. Banda Banda Neira 172,00 18 2. Tehoru 405,72 10 3. Amahai 1.619,07 14 1 4. Kota Masohi Masohi 37,30 - 5 5. T, Elpaputih Sahulau 120,00 4 6. TNS Waipia 24,28 16 7. Saparua Saparua 79,90 7 8. Nusalaut Ameth 32,50 7 9. P. Haruku Pelauw 150,00 11 10. Salahutu Tulehu 151,82 6 11. Leihitu Hila 147,63 11 12. Leihitu Barat Larike 84,47 5 13. Seram Utara Wahai 7.173,46 20 14. Seram Utara Barat Pasanea 705,48 13 15. Seram Utara Timur Kobi Kobi 280,65 12 16. Seram Utara Timur Seti Kobisonta 186,19 12 17. Teluti Laimu 128,50 10 18. Saparua Timur Tuhaha 96,60 10 Jumlah 11,595.57 186 6 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

2.2

2.1.1.1. Topografi Wilayah Kabupaten Maluku Tengah terdiri dari : Dataran, Pantai, Perbukitan dan Pegunungan dengan kelerengan yang bervariasi. Tercatat sebanyak 2 dataran, 3 gunung, 2 danau dan 161 buah sungai berada di wilayah Kabupaten Maluku Tengah.

Tabel 2. 3 Luas Beberapa Daratan di Pulau Seram Nama Pulau Daratan Luas (Ha) Pulau Seram Makariki 4 000 Pasahari 40 000 Jumlah / Total 44 000 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

Tabel 2. 4 Nama – Nama Gunung, Tinggi dan Lokasinya di Maluku Tengah Nama Gunung Tinggi Lokasi Binaya *) 3 027 Pulau Seram Salahutu 1 038 Pulau Ambon Gunung Api Vulkanik **) 667 Pulau Banda Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017 Struktur geomorfologi wilayah Kabupaten Maluku Tengah dapat dibedakan atas struktur: vulkan, horizontal, lipatan, dan patahan, sedangkan batuan utama terdiri atas batuan vulkanis, terobosan, gamping, sekis, dan aluvium. Tanah yang berkembang di Kabupaten Maluku Tengah menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor, terdiri atas jenis organosol, aluvial, renzina, grumusol, podsolik dan tanah kompleks.

2.1.1.2. Klimatologi Secara umum kondisi iklim di Kabupaten Maluku Tengah didominasi oleh curah hujan yang relatif tinggi, yang ditunjukkan dengan kondisi vegetasi hutan yang rapat dan tumbuh subur. Kabupaten Maluku Tengah terbentuk tipe iklim hutan hujan tropis dan iklim musim, dengan curah hujan rata-rata tahunan yang tinggi. Seperti wilayah Indonesia lainnya, di wilayah ini hanya terdapat 2 musim dalam setahun, yaitu musim penghujan yang dimulai pada bulan Oktober dan musim kemarau yang dimulai pada bulan April, dengan bulan basah lebih lama dibanding dengan bulan kering. Kabupaten Maluku Tengah terletak antara Laut Pasifik dengan Laut Banda, sehingga sering terjadi pusaran angin dan arus laut, maka pada saat musim penghujan sering terjadi badai hujan (storm) yang sangat memungkinkan terjadinya banjir besar. Berdasarkan Peta Isohyet (Direktoral Jenderal Cipta Karya, 1996), curah hujan rata-rata tahunan di Pulau Seram dan sekitarnya berkisar antara 2000-4000 mm. Curah hujan tertinggi (>4000 mm/tahun) terkonsentrasi di jalur perbukitan bagian tengah Pulau Seram, di sekitar Tehoru. Berdasarkan klasifikasi Oldeman, zona agroklimat di Kabupaten Maluku Tengah dapat dikelompokkan berdasarkan kondisi fisiografinya, yaitu: (a) pada

2.3

satuan dataran rendah dengan ketinggian <500 meter dpal, temperatur udara berkisar antara 25.8°-27.2°C, curah hujan antara 1.000-4.500 mm/tahun, hujan tersebar merata, jumlah bulan basah antara 3-9 bulan basah per tahun; (b) pada satuan dataran tinggi dengan ketinggian >500 meter dpal, temperatur udara rata-rata 26,2°C, curah hujan antara 3.000- 4.000 mm/tahun, dan >9 bulan basah.

2.1.1.3. Geologi Kepulauan Maluku terbentuk oleh tumbukan 3 (tiga) lempeng utama, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia, dengan tipe penunjaman, membentuk busur vulkanis dan busur non vulkanis, yang keduanya melengkung ke barat. Busur vulkanis ditempati oleh gugusan pulau bergunung api, baik gunung api tersier maupun kwarter, sedangkan busur non vulkanis tersusun oleh berbagai macam batuan yang tidak ikut masuk ke dalam bumi pada waktu penunjaman atau sering disebut baji melange. Batuan pada busur non vulkanis tersusun oleh batu gamping, sekis, batu sabak (graywacke), batu pasir dan lempung. Kepulauan Banda hingga Pulau Ambon menempati busur vulkanis, sedangkan busur non vulkanis ditempati oleh pulau-pulau terselatan, Kepulauan Kei, Pulau Seram dan Pulau . Proses tektonis menyebabkan terjadinya beberapa sesar utama dengan pola memanjang pulau, sedangkan sesar sekunder dapat memotong atau sejajar sesar utama, membentuk beberapa lembah, sungai, perbukitan dan pegunungan blok. Secara umum, kondisi geologi Kabupaten Maluku Tengah terbentuk dari batuan penyusun meliputi batuan sedimen, batuan, vulkanis, batuan terobosan dan batuan hasil proses tektonis. Pulau Seram memiliki dataran dengan genesa yang berlainan. Dataran pantai utara Seram terluas di Provinsi Maluku, terbentuk oleh proses fluvial, dengan relief datar hingga landai. Lebar dataran maksimal mencapai 20 km, terdapat di selatan Negeri Pasahari. Relief berbukit hingga bergunung di pulau Seram didominasi oleh batu gamping, sekis dan batu pasir kuarsa, Pulau Seram mempunyai ketinggian dari 0 - 3.027 meter dpal (Puncak Gunung Binaya). Sesuai dengan keberadaan Pulau Seram dijalur lingkaran Api Pasifik yang mengalami tekanan kompresional lateral dan pengangkatan secara vertikal, maka sesuai kemampuan peta Geologi (Lembar Masohi, Maluku P3G 1993), Kabupaten Maluku Tengah di susun oleh berbagai unsur struktur Geologi sebagai berikut : (1) Perlipatan berupa Antiklin dan Sinklin yang melibatkan formasi Manusela, berarah Timur – Barat. (2) Patahan Anjak (Thrust Fault) yang mengontrol bagian inti (Tengah) Kabupaten Maluku Tengah melibatkan Kompleks Tehoru, Kompleks Sahu, Formasi Kanikeh, Kompleks Taunusa, dan Formasi Wahai, juga berarah Timur – Barat dan melengkung Cembung ke Utara. (3) Patahan/ Sesar Mendatar Tenggara – Barat Laut dan Timur Laut – Barat Daya, melibatkan Komplesk Taunusa, Kompleks Tehoru, Kompleks Sahu dan seluruh formasi lainnya dari Umur Perm – Tersier Akhir.

2.4

Keseluruhan Struktur Geologi tersebut menurunkan intensitas tinggi di bagian Tengah Kabupaten Maluku Tengah, yang menjadi medium rambat gelombang gempa yang dapat terjadi di daerah ini seperti telah diuraikan sebelumnya terkait dengan pembahasan mengenai bahaya bencana geologi. Struktur tanah yang terdapat pada wilayah Kabupaten Maluku Tengah cenderung serupa antara satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan kondisi geografis yang tidak berbeda secara signifikan antara satu pulau dengan pulau lainnya. Struktur tanah sangat mempengaruhi keberadaan vegetasi suatu wilayah, dengan kata lain dapat diidentifikasi struktur tanah berdasarkan jenis vegetasi yang dapat hidup pada wilayah ini, mengingat bahwa kontur wilayah yang merupakan indikasi tekstur ketinggian wilayah lebih mempunyai tingkat ketepatan dalam menentukan jenis vegetasi. Sampai dengan saat ini ditemukan 7 jenis karakteristik tanah yang berbeda, tanah tersebut merupakan jenis tanah yang dikelompokkan berdasarkan jenis vegetasi sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2. 5 Jenis Tanah dan Vegetasi di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah

Jenis Tanah Uraian Vegetasi

Regosol Tanah ini memiliki solum dalam, Vegetasi yang ditemukan pada jenis dengan tekstur sedang, dan berdrainase tanah ini adalah tanaman pertanian sedang sampai baik. Tanah ini dominasi kelapa, tanaman campuran, berasosiasi dengan jenis-jenis tanah vegetasi khusus daerah pantai seperti aluvial, gleisol dan kambisol ketapang, waru dan jenis-jenis Pescapprae Aluvial Tanah ini memiliki solum sedang Vegetasi umumnya didominasi oleh sampai dalam, dengan tekstur sedang tanaman pertanian dominasi kelapa dan berdrainase buruk. Jenis tanah ini dan tanaman campuran. berasosiasi dengan jenis-jenis regosol, gleisol dan kambisol Gleisol Tanah ini memiliki solum sedang Vegetasi yang ditemukan selain sampai dalam, dengan tekstur sedang pandan rawa, sagu dan mangrove, dan berdrainase buruk, jenis tanah ini ditemukan pula tanaman pertanian berasosiasi dengan jenis-jenis tanah dominasi kelapa dan tanaman regosol, aluvial dan kambisol campuran (tanaman setahun dan tahunan) yang menyebar secara sporadis Kambisol Tanah ini memiliki solum sedang Vegetasi yang ditemukan adalah sampai dalam, bertekstur halus sampai tanaman pertanian dominasi kelapa, agak kasar, dan berdrainase baik. Tanah tanaman campuran, tanaman tahunan, ini berasosiasi dengan jenis tanah kebun, ladang, hutan primer dan regosol, aluvial, litosol, brunizem dan sekunder podsolik Rensina Tanah ini memiliki solum dangkal Vegetasi yang ditemukan adalah sampai sedang dengan tekstur sedang hutan sekunder, primer dan tanaman sampai halus dan berdrainase baik, campuran berasosiasi dengan jenis-jenis tanah litosol, kambisol, brunizem dan podsolik

2.5

Jenis Tanah Uraian Vegetasi

Brunizem Tanah ini memiliki solum tanah dalam Vegetasi yang ditemukan adalah sampai sangat dalam, dengan tekstur tanaman pertanian, hutan halus dan berdrainase baik. Umumnya sekunder dan primer memilki kejenuhan basa 50 % atau lebih. Tanah ini berasosiasi dengan jenis-jenis tanah litosol, rensina, kambisol dan podsolik Podsolik Tanah ini memiliki solum tanah dalam Vegetasi yang ditemukan adalah sampai sangat dalam, dengan tekstur tanaman pertanian, tanaman campuran

halus dan berdrainase baik. Tanah ini (tanaman tahunan dan ladang), hutan berasosiasi dengan jenis-jenis tanah sekunder dan primer kambisl, litosol, brunizem Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

Sementara itu, terdapat 16 satuan batuan yang tersebar di Kabupaten Maluku Tengah sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. 6 Jenis Batuan dan Sebarannya di Kabupaten Maluku Tengah No Jenis Batuan Lokasi 1. Komplek Taunusa batuan metamorf/melihat Tersebar di tiga tempat yaituTaunusa, berderajat amphibolit (sekis genes, kuarsit, tillit Silotabatu, dan Gunung Kobifoto, yang dan marmer pualam yang berumur perem terpotong potong oleh patahan (Paleozoikun) 2. Komplek Tehoru berupa batuan Tersebar sangat luas membujur kearah metamorf/malihan berfasies sekis hijau (Fillit, Timur – Barat dibagian selatan Kabupaten batu saba, sekis psamit, dan meta Maluku Tengah gamping/termamerkan, yang berumur trias bawah (Mesozoik Awal) 3. Komplek Saku berupa batu sabak, metagrewake, Tersebar mengikuti pola persebaran metaarkose, batu gamping dan konglomerat, yang Komplek Tehoru pada bagian Tengah berumur Trias Atas (mesozoik Awal Bagian Atas) Kabupaten Maluku Tengah dari Teluk Telutih 4. Komplek Saku berupa batusabak, metagrewake, Tersebar mengikuti pola persebaran metaarkose, batu gamping dan konglomerat, yang Komplek Tehoru pada bagian Tengah berumur Trias Atas (mesozoik Awal Bagian Atas) Kabupaten Maluku Tengah dari Teluk Telutih 5. Formasi Kanikeh berupa batuan sedimen tipe Tersebar pada wilayah Timur Tengah, flish/turbidit (grewake, arkosa, batulanan, serpih, dengan kontak sebagian berupa struktur rijang, dan konglomerat) berumur Jura patahan (Mesozoikum Tengah) 6. Formasi Manusela berupa batu gamping olitan, Tersebar meluas dibagian Tengah bersifat berumur Jura (Mesozoikum Tengah) lokalan di Timur dan Barat Kabupaten Maluku Tengah 7. Komplek Batuan Beku Ultrabasa – Ultramafik Tersebar secara lokalan sangat terbatas (Gabrro plagioklas, Gabbro hornblenda, dibagian Barat Kabupaten Maluku Tengah Serpentinit, horzbugit, duit dan Lherzoit) 8. Formasi Sawai berupa batu gamping Kalsilutit, Tersebar secara lokalan di bagaian Timur

2.6

No Jenis Batuan Lokasi serpih merah, dan rijang yang mengandung dan Utara bagian Tengah serta Utara bagian radolaria Barat, berumur Kapur (Mesozoikum Atas) 9. Formasi hatuaolo berupa serpih pasiran, napal, dan Tersebar lokalan di bagian Timur Kabupaten rijang, berumur Eosen – paleosen (tersier Awal) / Maluku Tengah (Kenozikum Awal) 10. Komplek Salas berupa bongkah-bongkah berbagai Tersebar sedikit memanjang di bagian Timur jenis batuan sedimen, beku, dan malihan di dalam Tengah Utara Kabupaten Maluku Tengah. massa dasar lempung berstruktur seperti sisik ikan dengan terdiri dari konglomerat, grewake, batugamping, rijang, lanau, batu lempung, Serpentinit, piroksenit, denit, gabbro, diabas, diorit, sekis, genes, dan fillit merupakan batuan bancah atau "Melange tectonic", yang berumur Miosen – Pliosen (Tersier Atas/Kenozoikum tengah) 12. Formasi Wahai berupa Napal, batu gamping Tersebar di wilayah Timur bagian Utara pasiran, batupasir, dan napal tutan yang berumur Kabupaten Maluku Tengah Pliosen Awal (Tersier Atas/Kenozikum Tengah) 13. Batuan Gunung Api Ambon berupa lava, breksi Tersebar di Pulau , P. Saparua, gunung api, breksi tuf, dan tuf, berumur Pliosen Timur dan Barat, serta P. Haruku Barat Atas (Tersier Atas/Kenozoik Tengah bagian Atas) bagian Selatan 14. Formasi Fufa terdiri atas batu pasir, lanau, napal, Tersebar pada dataran pantai Utara (lebih lempung, konglomerat, batugamping, dan luas) dan pantai selatan (relatif lebih sempit gambut, berumur Plio – pleistosen (Tersier Atas – penyebarannya) Kuarter Awal / Kenozikum Atas) 15. Endapan teras berupa konglomerat, rijang merah, Tersebar di teluk Elputih dan lokalan di sekis, fillit, batupasir, lempung pasiran lateritis, Pantai Utara Kabupaten Maluku Tengah dan batugamping terumbu yang bersilang jari dengan batu gamping koral (terumbu), berumur holosen (Kuarter Atas/Kenozikum Atas) 16. Endapan Aluvium berupa lanau, pasir dan kerikil Tersebar meluas di wilayah Utara yang berumur Holosen Atas (Kuarter Atas / Kabupaten Maluku Tengah Kenozoikum Atas) Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

2.1.1.4. Hidrologi Kondisi hidrologi yang didiskripsikan adalah hidrologi permukaan (sungai), Berdasarkan luas Daerah Aliran Sungai (DAS), di Kabupaten Maluku Tengah dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) sistem sungai berdasar kondisi pulaunya, yaitu sistem sungai Pulau Seram, dan sistem sungai pulau-pulau kecil, meliputi : Haruku, TNS, Saparua, Salahutu, Leihitu, Nusalaut, dan Banda. Sistem sungai besar terdapat di Pulau Seram, yang dibatasi oleh igir pegunungan di bagian tengah, membentang dari Tanjung Sial di Seram Barat hingga sebelah utara Gale-Gale di Seram Timur, yang memisahkan sistem sungai bagian utara dan sistem sungai bagian selatan Pulau Seram. Pada umumnya sungai-sungai yang terdapat di Pulau Seram, baik sungai besar maupun kecil, relative bersifat perenial, artinya mengalir sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau mengalami penurunan debit aliran. Di pulau Seram bagian tengah yang

2.7

termasuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah, water devider bergeser ke bagian selatan, sehingga daerah aliran sungai di bagian utara lebih luas. Sistem sungai yang berkembang di bagian utara adalah DAS Toloaran, Kua, Tolohatala, , Isal, Sarupu, Samal dan Kobi, serta beberapa sistem sungai kecil yang banyak terdapat di wilayah utara. Sistim sungai yang relatif besar berkembang di bagian selatan hanya ada 2 yaitu: DAS Kua dan Tolohatala. Sistem sungai di Seram bagian tengah berhulu di Gunung Kobipoto, Pegunungan Murkele Kecil, Pegunungan Manusela, dan Gunung Masnabem. Berdasarkan hasil pengamatan atas sistem percabangan sungai, luas daerah aliran, morfometri saluran, kondisi muara dan debit aliran, di Pulau Seram yang masuk wilayah Kabupaten Maluku Tengah dan pulau-pulau kecil lainnya, terdapat 1 (satu) sungai besar, yaitu: sungai Ruatan dan 16 (enam belas) sistem sungai kecil hingga sedang, yang dapat dikatakan mengalir sepanjang tahun (perenial), yaitu : Kawa, Pia, Mala, Ela, Toloherela, Kua, Toloaran, Mual, Isal, Sarupu, Samal, Kobi, Hila, Salahutu, Haruku, dan Nusa Laut. Sistem sungai- sungai kecil di Pulau Haruku, TNS, Saparua, Salahutu, Leihitu, Nusalaut dan Banda umumnya merupakan sungai dengan aliran tunggal atau sedikit percabangan, panjang alur relatif pendek dan lurus, serta daerah aliran yang sempit. Sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah ini diketahui bahwa di Kabupaten Maluku Tengah terdapat 161 buah sungai yang dapat digunakan masyarakat sebagai sumber air bersih maupun sebagai pengairan lahan pertanian. Jumlah sungai yang paling banyak ditemukan di Pulau Seram, terutama di bagian Utara Pulau Seram, sedangkan di bagian Selatan jumlah sungai terbanyak hanya ditemukan di Kecamatan Amahai. Tingginya jumlah sungai yang terdistribusi di bagian Utara Pulau Seram merupakan kondisi yang terbentuk karena pembentukan topografi lahan darat yang cenderung berbentuk V. Sedangkan support massa air tawar yang memasuki wilayah lembah (yang berbentuk V) ini karena tingginya tutupan vegetasi pada wilayah itu, sehingga fungsi tangkapan air masih tetap berjalan. Walaupun demikian, telah banyak lahan hutan mengalami pembukaan, terutama untuk aktifitas HPH, HTI, dll.

Tabel 2. 7 Distribusi Sungai Per Kecamatan di Wilayah Kabupaten Maluku Tengah Kecamatan Nama Sungai Jumlah Tehoru Wae Yala,Wae Kakau,Wae Yoi,Wae Nama,Wae Misa,Wae Waya,Wae 20 Telutih Salolo,Wae Hina,Wae Nula,Wae Yapane,Wae Supulessy,Wae Simamole,Wae Tuni,Wae Kawa,Wae Nua,Wae Makariki,Wae Lua,Wae Sapoles,Wae Putih,Wae Kaba Amahai Wae Nanie, Wae Sanahu, Wae Pupukala, Wae Mamua, Wae Wamelo, 47 Wae Epe, Wae Omo, Wae Ina, Wae Mala, Wae Kala, Wae Puty, Wae Uwe, Wae Papa, Wae Aleo, Wae Ruata, Wae Noa, Wae Rano, Wae Haruru, Wae Ara, Wae Kokolono, Wae Imolo, Wae Mumo, Wae Ulano, Wae Ara, Wae Hasamalano, Wae Salari, Wae Mondoano, Wae Musio, Wae Afaito, Wae Hiapariu, Wae Hatueno, Wae Kele, Wae Napara, Wae Unama, Wae Pia, Wae Laurisa, Wae Isa, Wae Yon, Wae Uku, Wae Tala, Wae Upa, Wae Nama, Wae Tuton, Wae Putih, Wae Lusin, Wae Yahalai,Wae Lateri, Wae Yala, Wae Kakau, Wae Yoi, dan Wae Nama, Kota Masohi Wae Sugiarto,Wae Minato, Wae Durian, Wae Kamal, Wae Udang 5

2.8

Kecamatan Nama Sungai Jumlah TNS Wae Pia, Wae Tonetana, Wae Haruru, Wae Kusi, Wae Noa,Wae 8 Paola,Wae Tone,Wae Watludan. Teluk Elpaputih Wae Waraka, Wae Kaka, Wae Watetai, Wae Papa, Wae Sagu 5 Seram Utara Wae Wahai Besar, Wae Tolo Aran, Wae Minai, Wae Isal, wae Sarupu, 28 Seram Utara Wae Siatele, Wae Samal, Wae Kobi I, Wae Kobi II, Wae Loping, Wae TimurKobi Boti, Wae Musala, Wae Namto, Wae Akebobo, Wae Kua, Wae Seram Utara Batukapira, WaeMoa, Wae Salawai, Wae Tolohatala, Wae Saka, Wae Timur Seti Sapalewa, Wae Musa, Wae Wailulu, Wae Herlau, Wae Karlutu, Wae Latea, dan Wae Supola. Saparua Wae Potang-potang, Wae Ulono, Wae sisil, Wae Ila, Wae Kalapory, 6 Wae Walhase. P. Haruku Wae Marakee, Wae Upa, Wae Lapa, Wae Yira, Wae Lompa. 5 Salahutu Wae Tatiri, Wae Yari, Wae Selaka, Wae Rutung, Wae Lasai, Wae Atua 6 Leihitu Wae Ili, Wae Sula, Wae Simo, Wae Ura, Wae Salak, Wae Seket, 27 Leihitu barat Wae Latu, Wae Walong, Wae Wakal, Wae Mamua, Wae Toma, Waer Tahoka, Wae Kaitetu, Wae Seit, Wae Walalwa, Wae Ela, Wae Mui, Wae Matila, Wae Sea, Wae Kulelu, Wae Pula, Wae Larike, Wae Tapi, Wae Alang Lama, Wae Namakali, Wae Liliboi, Wae Hatue. Banda Wae Dender, Wae Waer, Wae Pagar Buton, Wae Lautan 4 Total Jumlah 161 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

2.1.1.5. Penggunaan Lahan Penyebaran dan peruntukan penggunaan lahan untuk suatu kegiatan sangat penting dan dikaitkan dengan usaha pelestarian lingkungan hidup. Tabel 2. 8 Tutupan Lahan di kabupaten Maluku Tengah Penggunaan lahan di Kabupaten Maluku Tengah disajikan No Tutupan Lahan Luas (ha) berdasarkan tabel dibawah, dapat 1 Tubuh Air/ Danau/ Sungai/ Waduk 2.899,79 diketahui bahwa tutupan lahan 2 Belukar/ Semak 229.722,6 yang paling dominan di 3 Hutan Gambut 1.871,59 4 Hutan Mangrove 36.279,72 Kabupaten Maluku Tengah 5 Hutan Primer 2.128.136,52 adalah Hutan Primer, yakni 6 Hutan Rawa 983,04 mencapai lebih dari 2 juta hektar. 7 Hutan Sekunder 127.395,3 Jenis tutupan lahan yang berada 8 Ladang/Tegalan 38.334,63 di posisi selanjutnya adalah 9 Lahan Terbuka 88.767,59 semak belukar dengan luas 10 Perkebunan 73.690,13 mencapai 229.722,9 hektar. Luas 11 Permukiman/ Kampung 5.336,11 tutupan lahan permukiman 12 Permukiman/ Kota 2.013,35 mencapai lebih dari 7 ribu hektar, 13 Rawa 18.495,45 yang terbagi menjadi lahan 14 Sawah 23.257,13 15 Tambak 315,98 permukiman perkotaan dan Jumlah 2.803.007,59 Sumber: RTRW Kabupaten Maluku Tengah 2011-2031

2.9

permukiman perdesaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara umum kondisi tutupan lahan di Kabupaten Maluku Tengah masih berupa hutan yang memiliki luasan yang dominan. Artinya, kondisi lingkungan ini perlu dijaga kelestariannya sebagai modal pembangunan wilayah yang berkelanjutan.

Gambar 2.2. Peta Penggunaan Lahan

Sumber: Hasil Analisis Bappeda, 2017

2.1.1.6. Wilayah Rawan Bencana Beberapa kejadian bencana terjadi di Kabupaten Maluku Tengah. Kerawanan bencana yang tertuang dalam dokumen RTRW Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut : kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan banjir, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan gerakan tanah, kawasan yang terletak di zona patahan aktif, kawasan rawan tsunami, kawasan rawan abrasi dan kawasan rawan bencana bahaya gas beracun. Beberapa ancaman bencana tersebut terjadi dan terdapat beberapa wilayah yang belum termasuk didalam wilayah tersebut mengalami bencana. Selama lima tahun setelah RTRW ditetapkan telah terjadi bencana di beberapa wilayah dengan rincian sebagai berikut: Tabel 2. 9 Daerah Rawan Bencana dan Kejadian Bencana Kabupaten Maluku Tengah Kerawanan Kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah rawan Kejadian bencana No bencana dalam bencana dalam RTRW lima tahun terakhir RTRW 1 Kawasan rawan Kecamatan Tehoru, Kecamatan Teluti, Kecamatan Longsor bongkahan tanah longsor Kota Masohi, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kecamatan batu besar di Kec Teon Nila Serua dan Kecamatan Amahai Amahai (Serambimaluku.com/

2.10

Kerawanan Kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah rawan Kejadian bencana No bencana dalam bencana dalam RTRW lima tahun terakhir RTRW 10/5/2017) 2 Kawasan rawan Kecamatan Seram Utara Barat, Kecamatan Seram gelombang Utara, Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Kecamatan pasang Seram Utara Timur Kobi, Kecamatan Tehoru, Kecamatan Telutih, Kecamatan Amahai, Kecamatan Kota Masohi, Kecamatan Teon Nila Serua, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kecamatan Banda, Kecamatan Salahutu, Kecamatan Nusalaut, Kecamatan Leihitu, Kecamatan Leihitu Barat, Kecamatan Saparua dan Kecamatan Pulau Haruku. 3 Kawasan rawan Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Seram Utara Banjir bandang di banjir Timur Kobi, Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Kec Leihitu 2013 Kecamatan Amahai, Kecamatan Kota Masohi dan (tribun- Kecamatan Teluk Elpaputih. maluku.com/23/4/201 7) 4 Kawasan rawan Gunung Api Banda di letusan gunung Kecamatan Banda. berapi 5 Kawasan rawan Kecamatan Seram Utara Barat, Kecamatan Seram Gempa 5,2SR gempa bumi Utara, Kecamatan Tehoru, Kecamatan Amahai, (beritamaluku.online/ Kecamatan Leihitu, Kecamatan Kota Masohi, 16/9/2016) Kecamatan Teon Nila Serua, Kecamatan Teluk Gempa 6,9 SR Elpaputih, Kecamatan Banda, Kecamatan Salahutu, (print.kompas.com/9/ Kecamatan Leihitu dan Kecamatan Leihitu Barat. 12/2015) 6 Kawasan rawan Kecamatan Amahai, Kecamatan Tehoru, Kecamatan Negeri Rutah Kec gerakan tanah Teon Nila Serua, Kecamatan Teluk Elpaputih, Amahai mengalami Kecamatan Kota Masohi dan Kecamatan Seram Utara retakan tanah sepanjang 100 m (beritalima.com 13/9/2016) 7 Kawasan yang Kecamatan Tehoru, Kecamatan Teluk Elpaputih dan terletak di zona Kecamatan Seram Utara patahan aktif 8 Kawasan rawan Kecamatan Amahai, Kecamatan Tehoru, Kecamatan tsunami Leihitu, Kecamatan Teon Nila Serua, Kecamatan Teluk Elpaputih, Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Seram Utara Barat, Kecamatan Leihitu Barat dan Kecamatan Banda. 9 Kawasan rawan Kecamatan Leihitu, Kecamatan Amahai, Kecamatan Abrasi Pulau Haruku abrasi Tehoru, Kecamatan Leihitu Barat, Kecamatan Teluk mengancam rumah Elpaputih dan Kecamatan Teon Nila Serua. yang berada di pinggir pantai (regional.kompas.com /16/3/2016) 10 Kawasan rawan Kecamatan Leihitu, Kecamatan Amahai, Kecamatan bencana bahaya Banda, Kecamatan Seram Utara, dan Kecamatan gas beracun Salahutu. Sumber : mediaonline

Disamping kejadian bencana tesebut selama lima tahun terakhir juga terjadi bencana yang wilayahnya belum terakomodir didalam RTRW. Ancaman bencana tersebut

2.11

juga belum dimasukkan dalam ancaman bencana. Kejadian bencana yang terjadi adalah sebagai berikut: Tabel 2. 10 Kejadian Bencana yang Belum dimasukkan dalam Dokumen RTRW Kabupaten Maluku Tengah No Kejadian Bencana Wilayah kejadian bencana Keterangan 1 Bencana alam kebakaran pada Seram tara Timur Kobi, Seram Kebakaran lahan sawit bulan September-Oktober 2015 Utara Timur Seti dan Seram (Republika.co.id/26/10/2015 Utara

Sumber : mediaonline

Gambar 2.3. Peta Multi Bencana Kabupaten Maluku Tengah

Sumber: Hasil Analisis Bappeda, 2017

2.1.1.7. Potensi Pengembangan Wilayah Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Maluku Tengah, maka pengembangan struktur ruang wilayah kabupaten adalah gambaran susunan unsur– unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarki dan berhubungan satu sama lain meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana wilayah seperti sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem prasarana sumber daya air, prasarana lingkungan dan sarana wilayah.

2.12

a. Sistem jaringan transportasi Pengembangan pusat-pusat permukiman dan rencana interaksi antar wilayah (baik internal maupun eksternal wilayah), maka jaringan transportasi yang dikembangkan antara lain : 1) pembangunan jaringan transportasi darat terdiri dari : jaringan jalan, prasarana terminal, peningkatan layanan trayek. 2) pembangunan jaringan transportasi laut antara lain: pengembangan trayek penyeberangan, pembangunan pelabuhan penyeberangan, pembangunan pelabuhan laut, 3) pembangunan jaringan transportasi udara antara lain; pengembangan jaringan/rute penerbangan, pembangunan fasilitas/ prasarana angkutan udara. Pengembangan jaringan jalan terbagi menjadi Jalan Nasional (jalan kolektor primer 1), Jalan Provinsi (jalan kolektor primer 2) dan Jalan Kabupaten (jalan kolektor primer 3). Pembangunan sarana transportasi darat khususnya jalan yang memiliki peran sangat strategis dalam pembangunan. Kondisi penanganan jalan berdasarkan pembagian kewenangannya di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2015 adalah jalan negara/nasional sepanjang 434,3 km, jalan provinsi sepanjang 930,18 km dan jalan kabupaten sepanjang 1.663,73 km. Gambaran kondisi jenis konstruksi berdasarkan panjang jalan kabupaten dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 11 Panjang Jalan Raya Menurut Penanganan Dirinci Per Kecamatan, (Kilometer)

Kecamatan Negara Propinsi Kabupaten Jumlah

Banda - - 36,81 36,81 Tehoru - 61,76 18,06 79,82 Telutih - - 15,92 15,92 Amahai 98,82 - 116,26 215,08 Kota Masohi 3 - 58,3 61,3 Teluk Elpaputih 34,87 - 12,41 47,28 Teon Nila Serua 53,9 - 52,38 106,28 Saparua/Saparua Timur - 38,42 105,54 143,96 Nusalaut - - 23 23 Pulau Haruku - 42,15 56,7 98,85 Salahutu 20,69 6,2 62,72 89,62 Leihitu - 63,74 25,02 88,76 Leihitu Barat - 17 10,63 27,63 Seram Utara 141,54 - 182,21 323,75 Seram Utara Barat 17,17 70 28,31 115,48 Seram Utara Timur Kobi 16,03 - 70,34 86,37 Seram Utara Timur Seti 48,28 - 55,57 103,85

Jumlah 434,3 299,27 930,18 1 663,75

Sumber: Maluku Tengah Dalam Angka, 2017

2.13

Tabel 2. 12 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Konstruksi, Penyebaran dan Kecamatan

Kerikil/ Penggusuran/ Kecamatan Aspal Tanah Pengerasan Pembukaan Jalan Hutan Jumlah Baru Jln

Banda 15,97 20,46 0,38 - 36,81 Tehoru 7,78 1,6 8,68 - 18,06 Telutih 1,56 - 14,36 - 15,92 Amahai 99,33 9,22 7,71 - 116,26 Kota Masohi 57,24 0,03 1,03 - 58,3 Teluk Elpaputih 7,76 4,23 0,42 - 12,41 Teon Nila Serua 43,9 6,48 2 - 52,38 Saparua/Saparua Timur 44,72 2,14 7,97 50,7 105,54 Nusalaut 19,8 - 2,1 1,1 23 Pulau Haruku 34,12 - 8,16 14,42 56,7 Salahutu 46,71 4,12 11,9 - 62,72 Leihitu 11,51 5,2 3,61 4,7 25,02 Leihitu Barat 3,29 0,48 6,86 - 10,63 Seram Utara 15,52 53,83 10,86 102 182,21 Seram Utara Barat 6,05 14,9 7,36 - 28,31 Seram Utara Timur Kobi 8,72 61,52 0,1 - 70,34 Seram Utara Timur Seti 15,31 40,27 - - 55,57 Jumlah 439,28 224,48 93,5 172,92 930,18

Sumber: Dinas Maluku Tengah Dalam Angka,2017

Pengembangan jalur transportasi laut dan jaringan prasarana angkutan laut, Kabupaten Maluku Tengah memiliki 1 (satu) pelabuhan nasional yaitu Pelabuhan Banda Neira di Kecamatan Banda, selain itu juga terdapat 3 (tiga) pelabuhan regional yaitu Pelabuhan Wahai di Kecamatan Seram Utara, Gambar 2.4. Peta Potensi Sistem Transportasi Pelabuhan Amahai di Kecamatan Seram Utara dan Pelabuhan Tulehu di Kecamatan Salahutu. Untuk sebaran pelabuhan lokal, terdapat di 9 (sembilan) lokasi yaitu Pelabuhan Haria di Kecamatan Saparua, Pelabuhan Tehoru di Kecamatan Tehoru, Pelabuhan Kobisadar di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Pelabuhan Ina Marina di Kecamatan Kota Masohi, Pelabuhan Nalahia di Kecamatan Nusalaut, Pelabuhan Pelauw di Kecamatan Pulau Haruku, Pelabuhan Amahai Lama di Kecamatan Amahai, Pelabuhan Hitu di Kecamatan Leihitu dan Pelabuhan Tuhaha di Kecamatan Saparua Timur.

2.14

Dalam rangka meningkatkan dan pemenuhan sarana konektivitas dan aksesibilitas wilayah di Kabupaten Maluku Tengah, juga telah dibangun sekitar 46 tambatan perahu yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Maluku Tengah namun yang beroperasi hingga saat ini hanya sekitar 43 tambatan perahu, 2 tambatan perahu dalam kondisi rusak dan 1 tambatan perahu telah mengalami alih fungsi lokasi. Selain pengembangan sistem transportasi darat dan laut yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan baik kegiatan ekonomi maupun sosial di Kabupaten Maluku Tengah juga melakukan pengembangan jalur transportasi udara. Saat ini terdapat 3 (tiga) unit lapangan terbang yaitu; Bandara Amahai di Kecamatan Amahai, Bandara Wahai di Kecamatan Seram Utara, dan Bandara Banda di Kecamatan Banda.

Tabel 2. 13 Sarana Transportasi Udara di Kabupaten Maluku Tengah Kecamatan / Bandara Lapangan Kelas Kapasitas Ukuran Konstruksi Terbang Amahai IV C-212 850 X 23 M Kolakan Banda III C-212 900 X 23 M Penetrasi Wahai IV C-212 800 X 23 M Kolakan Sumber : Dinas Perhubungan Provinsi Maluku b. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan Sistem Prasarana Energi disusun sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan energi dan kelistrikan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa dan kegiatan sosial ekonomi lainnya. Untuk pengembangan kelistrikan direncanakan meliputi : 1. Pengembangan PLTU Waai, PLTP Tulehu, PLTU Makariki,PLTA Wae I, PLTA Wae Wananahu dan PLTA Waiisal; 2. Pengembangan jaringan Saluran Udara tegangan Ekstra Tinggi 500 KV dan saluran Udara atau Kabel Tegangan Tinggi 150 KV diperlukan untuk menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit baru, yaitu SUTET 500 KV. 3. Pengembangan energi baru dan terbarukan meliputi Energi Mikrohidro di Kecamatan Tehoru dan Kecamatan Seram Utara; Energi Surya di wilayah perdesaan dan terpencil di Kecamatan Tehoru, Banda, Seram Utara dan Leihitu; Energi Panas bumi di Kecamatan Salahutu, Kecamatan Pulau Haruku, Kecamatan Amahai dan Kecamatan Saparua; energi gas bumi di Kecamatan Seram Utara; energi tenaga air di Kecamatan Seram Utara; Energi Bayu.

Pemenuhan kebutuhan energi listrik di Kabupaten Maluku Tengah saat telah terlayani oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang dilakukan melalui produksi dan penjualan energi listrik pada unit produksi cabang, ranting dan sub ranting. Unit produksi cabang saat ini tersedia di 1 (satu) lokasi yaitu Cabang Masohi. sedangkan unit produksi ranting tersedia di Saparua, Pulau Haruku dan Banda. Selain itu, juga terdapat unit produksi sub ranting yang tersebar di beberapa lokasi yaitu Sub Ranting

2.15

Wahai, Waipia, Nusalaut, Tehoru, Laimu, Lonthoir, Liang Awaya, Kobisonta dan Labuan. c. Sistem jaringan telekomunikasi Sistem Prasarana Telekomunikasi disusun sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemudahan pelayanan telekomunikasi bagi dunia usaha dan masyarakat. Sarana telekomunikasi dan informatika yang tersedia di Kabupaten Maluku Tengah adalah layanan jasa Pos dan Telepon. Jasa Pos secara khusus dilayani oleh PT. Pos Indonesia yang telah tersedia hampir diseluruh ibukota kecamatan, kecuali kecamatan Tehoru, TNS, dan Nusalaut. Selanjutnya untuk jasa telekomunikasi, saat ini telah tersedia fasilitas telepon tetap (fixed telephone) yang disediakan oleh PT. Telkom, terdapat di Kota Masohi, Seram Utara, Salahutu, Saparua, Leihitu dan Banda. Di kecamatan-kecamatan yang belum tersedia sambungan telepon tetap, tersedia fasilitas komunikasi melalui radio telekomunikasi daerah (ratelda). Disamping itu, fasilitas telepon seluler (nirkabel) dengan operator Telkomsel dan Indosat telah menjangkau sebagian besar wilayah Kabupaten Maluku Tengah.

Tabel 2. 14 Kapasitas Sentral Telepon Menurut Lokasi di Kabupaten Maluku Tengah

Daerah 2011 2012 2013 2014 2015

Masohi 1.583 1.687 1.687 1.700 1.700 Banda Neira 577 529 529 600 600 Saparua 408 534 534 0 534 Wahai 222 203 203 300 300 Jumlah 2.790 2.953 2.953 2.600 3.134 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017 d. Sistem Prasarana Sumber Daya Air Penyediaan air baku untuk kebutuhan irigasi bagi pertanian di Kabupaten Maluku Tengah adalah sebagai berikut : 1) Penambahan jaringan prasarana irigasi dengan karakteristik wilayah yang dilayani adalah wilayah yang memiliki potensial produksi pertanian tinggi; 2) Pengendalian terhadap pemanfaatan air baku yang dilayani oleh prasarana irigasi bagi kegiatan pertanian dilakukan dengan cara: (a). inventarisasi lahan dan pemilik pertanian serta potensi kebutuhan air baku bagi kegiatannya. (b). menentukan kapasitas air yang dapat digunakan oleh setiap pemilik pertanian dengan berdasarkan prinsip kesepakatan dan rasa adil bagi seluruh stakeholders. (c). memberikan sanksi bagi pemilik pertanian yang pemanfaatan air bakunya tidak sesuai dengan butir b, sanksi diberikan sesuai dengan tingkat pelanggarannya dari teguran, disinsentif hingga hukuman pidana dan atau perdata; 3) Bagi kegiatan pertanian yang belum terlayani oleh prasarana irigasi akan tetapi potensi produktifitas tinggi, maka kebutuhan air bakunya dapat dilayani oleh pembuatan sungai-sungai kecil yang dapat mengairi lahannya. Kawasan yang terbilang lahan subur dan potensi untuk dikembangkan sistem pengairan teknis hanya terdapat di beberapa wilayah saja terutama di Pulau Seram, dan

2.16

sebagian kecil di Pulau Ambon. Wilayah ini merupakan wilayah potensial produksi pertanian tinggi sehingga merupakan prioritas pelayanan prasarana irigasi, maka perlu dikembangkan jaringan prasarana irigasi di wilayah tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi, Kabupaten Maluku Tengah memiliki sekitar 7 (tujuh) Daerah Irigasi (D.I Loping, D.I Namto, D.I Tanah Merah, D.I Waitila, D.I Waimusal, D.I Karlutu dan D.I Kailolo) yang tersebar di Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Seram Utara Barat dan Amahai dengan total luas daerah irigasi sebesar 3.315 Ha, yang terdiri dari 10.477 Meter Saluran Primer dan 26.344 Meter Saluran Sekunder. e. Prasarana Lingkungan 1. Air Bersih Sistem penyediaan air bersih bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan mayarakat serta mengurangi wabah penyakit yang diakibatkan oleh air (water born desease). Semakin baik taraf hidup masyarakat maka semakin tinggi pula kebutuhan akan air bersih, tentunya meningkatnya perkembangan Kabupaten Maluku Tengah akan membawa dampak semakin diperlukannya air bersih. Perkembangan penyediaan layanan air bersih yang dikelola oleh PDAM menurut kategori pelanggan menunjukan peningkatan yang sangat kecil dan lambat. Perkembangan yang sangat lambat ini disebabkan oleh karena PDAM sebagai perusahaan yang dibentuk untuk mengelola air bersih untuk masyarakat yang bersumber dari beberapa mata air yang dimiliki mempunyai kapasitas produksi yang relatif kecil dibandingkan dengan kebutuhan. Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan jumlah penduduk dan aktivitas yang ada, maka dalam rencana penyediaan sistem air bersih di Maluku Tengah dikembangkan pada wilayah- wilayah pemukiman perkotaan dan perdesaan.

Tabel 2. 15 Banyaknya Langganan Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum Menurut Jenis Pelayanan Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah Jenis Pelayanan Kecamatan Sosial Rumah Niaga Jumlah Pemerintah Industri Terminal Umum Khusus Tangga Kecil Besar Banda 11 4 1.258 25 52 1 - - 1.351 Tehoru 11 4 906 16 26 - - - 963 Telutih ------Amahai ------Kota Masohi 15 41 4.141 106 101 5 1 13 4.423 Teluk Elpaputih - - 270 1 - - - - 271 Teon Nila Serua 10 7 890 11 1 1 - - 920 Saparua ------Saparua Timur ------Nusalaut ------Pulau Haruku ------Salahutu 8 4 1.207 21 10 - - - 1.250 Leihitu - - 287 2 - - - - 289 Leihitu Barat ------Seram Utara - 1 211 11 36 - - - 259

2.17

Jenis Pelayanan Kecamatan Sosial Rumah Niaga Jumlah Pemerintah Industri Terminal Umum Khusus Tangga Kecil Besar Seram Utara Barat ------Seram Utara Timur Kobi ------Seram Utara Timur Seti - - 260 - - - - - 260 Jumlah 55 61 9.430 193 226 7 1 13 9.986 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

2. Persampahan Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan disusun sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan sanitasi lingkungan bagi kegiatan permukiman, produksi, jasa dan kegiatan sosial ekonomi lainnya melalui pengembangan sistem prasarana pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS), Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), serta sistem pengelolaan limbah cair dan limbah udara. Perkembangan penduduk berakibat bertambahnya jumlah timbunan sampah, dengan menggunakan asumsi bahwa volume sampah yang dihasilkan pada tiap tahunnya adalah tetap sebesar 305 M³/hari, dan jumlah sampah yang dihasilkan dapat direduksi hingga 70% dengan menggunakan teknik-teknik pengelolaan sampah diantaranya pemadatan, pengomposan dan daur ulang, maka volume sampah yang dihasilkan sebesar 1.079 M³/hari. Upaya pengelolaan sampah di wilayah perkotaan ditekankan pada 2 (dua) aspek, yaitu aspek demand dan aspek supply, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana. 3. Drainase Salah satu fungsi strategis keberadaan drainase adalah sebagai saluran pembuang dari berbagai limbah yang dikeluarkan baik dari rumah warga (limbah domestik) maupun limbah lainnya yang berasal dari kantor, hotel, restoran, kantor, rumah sakit dan lain-lain (limbah non domestik). Proyeksi untuk 5 tahun kedepan untuk mengembangkan prasarana utilitas kota dapat di asumsikan bahwa kebutuhan sarana ini sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas penduduk suatu negeri/kelurahan, fasilitas kecamatan yang mendukung keberadaan fisik saluran, sarana utilitas lain yang menjadi pendukungnya. f. Sarana Wilayah Perkembangan Kabupaten Maluku Tengah perlu diimbangi dengan tersedianya sarana yang memadai, mampu menunjang aktivitas penduduk Wilayah Maluku Tengah. Beberapa sarana yang perlu disediakan bagi penduduk kabupaten Maluku Tengah seperti: sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, serta ruang terbuka hijau. Penyediaan dan penyebaran sarana ini perlu memperhatikan kondisi Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki wilayah kepulauan, dengan jumlah pulau sebanyak 49 pulau. Berikutnya yang perlu diperhatikan dalam penyediaan dan penyebaran sarana tersebut adalah usaha untuk menghindari atau meminimalkan hal- hal yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gerakan

2.18

tanah yang dapat terjadi di wilayah Kabupaten Maluku Tengah ini. Aspek administrasi dari setiap bagian wilayah Maluku Tengah ini juga menjadi bahan pertimbangan dalam usaha penyebaran sarana tersebut. 1. Sarana Pendidikan Pengembangan fasilitas pendidikan diarahkan untuk mendukung program pemerintah di bidang pendidikan. Oleh karena itu penyediaan fasilitas pendidikan dikonsentrasikan pada fasilitas SD dan SLTP. Hal ini juga mendukung visi dan misi Kabupaten Maluku Tengah, yaitu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Fasilitas pendidikan SD akan disediakan pada setiap desa dan pusat-pusat permukiman yang terpencil, dengan pertimbangan jaraknya dapat dijangkau dengan aman oleh murid SD. Sedang fasilitas pendidikan SLTP, dapat disediakan di desa- desa yang berperan sebagai Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), yang dapat menampung lulusan SD dari pusat permukiman di daerah terpencil. Untuk fasilitas pendidikan yang lebih tinggi, dapat disediakan di pusat kecamatan, yaitu di ibukota kecamatan. Minimal setiap ibukota kecamatan memiliki 1 (satu) fasilitas pendidikan setingkat SLTA. Bagi kota yang mempunyai jumlah penduduk usia SLTA cukup besar, dapat disediakan lebih dari satu SLTA. Fasilitas pendidikan setingkat Perguruan Tinggi dapat disediakan setelah jumlah kelulusan murid SLTA cukup besar. Sehingga untuk melanjutkan pendidikan tidak perlu menuju wilayah lain.

Tabel 2. 16 Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Maluku Tengah

SARANA PENDIDIKAN Total Sarana KECAMATAN PAUD/T SMP/MT Pendidikan SD/MI SMA/MA K s Banda 9 23 13 5 50 Tehoru 11 23 14 6 54 Telutih 4 18 8 3 33 Amahai 19 42 19 11 91 Kota Masohi 16 21 10 11 58 Teluk Elpaputih 16 12 6 4 38 Teon Nila Serua 15 17 8 2 42 Saparua 22 21 5 6 54 Nusalaut 14 19 4 3 40 Saparua Timur 7 11 1 4 23 Pulau Haruku 14 28 11 7 60 Salahutu 20 41 9 8 78 Leihitu 18 45 16 13 92 Leihitu Barat 6 19 8 3 36 Seram Utara 16 31 19 6 72 Seram Utara Barat 5 18 6 4 33 Seram Utara Timur Kobi 15 18 4 4 41 Seram Utara Timur Seti 14 22 8 5 49 Total 241 429 169 105 944 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka2017

2.19

Kondisi saat ini ketersediaan sarana prasarana pendidikan anak usia dini sebanyak 241 sekolah dengan jumlah siswa 6.935 orang, pada pendidikan tingkat sekolah dasar jumlah sarana prasarana pendidikan sebayak 429 sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 53.480 orang sementara itu pada sarana parasaran tingkat SLTP (169 sekolah) dan SLTA (105 sekolah) dengan jumlah siswa masing-masing tingkatan 27.759 siswa dan 19.626 siswa. 2. Sarana Kesehatan Fasilitas kesehatan sangat dibutuhkan oleh setiap wilayah kabupaten. Fasilitas tersebut minimal Rumah Sakit tipe C dan RSU. Mengingat di Kabupaten Maluku Tengah sudah tersedia fasilitas tersebut, lokasinya pada ibukota Kabupaten Maluku Tengah, yakni di RSUD Masohi dan RSU Saparua dan RSU Tulehu. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Maluku Tengah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat didukung dengan ketersediaan sarana kesehatan sebagaimana digambarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 17 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Maluku Tengah

SARANA KESEHATAN Total KECAMATAN Puskesmas Sarana Rumah Puskesmas Puskesmas Tampa Kesehatan Sakit Inap Pembantu Inap Banda 1 - 2 5 8 Tehoru ---0 1 - 6 7 Telutih - 1 1 4 6 Amahai - 2 - 5 7 Kota Masohi 1 - 2 9 12 Teluk Elpaputih - 1 - 5 6 Teon Nila Serua - 1 1 5 7 Saparua 1 0 3 5 9 Nusalaut - 1 - 5 6 Saparua Timur - - 2 2 4 Pulau Haruku - 2 - 7 9 Salahutu 1 2 1 6 10 Leihitu - 3 - 12 15 Leihitu Barat - 1 - 2 3 Seram Utara - 1 - 7 8 Seram Utara Barat - 2 - 7 9 Seram Utara Timur Kobi - 1 1 9 11 Seram Utara Timur Seti - 1 - 12 13 Total 4 20 13 113 150 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka2017

3. Sarana Perdagangan Sarana ekonomi dibutuhkan untuk menunjang aktivitas ekonomi penduduk di Kabupaten Maluku Tengah, baik sebagai media transaksi kebutuhan antar berbagai pihak maupun sebagai fasilitas koleksi dan distribusi komoditi kegiatan ekonomi. Di wilayah Kabupaten ini terdapat sarana perdagangan, seperti: warung, toko, pusat perbelanjaan lingkungan, dan pusat perdagangan dan niaga. Kebutuhan luas lahan

2.20

sarana perdagangan di Kabuaten Maluku Tengah adalah 110.000 M² atau 11 Ha. Kebutuhan Toko di Kabupaten Maluku Tengah mencapai 361 unit, dengan luas lahan 433.200 M² atau 43,3 Ha. 4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) RTH Lokal : Perkiraan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Lokal di Kabupaten Maluku Tengah mencapai 476 unit dengan luas 238.000 M² atau 238 Ha.RTH Lingkungan Perkiraan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan di Kabupaten Maluku Tengah mencapai 442 unit dengan luas 1.105.000 M² atau 1105 Ha.

Selain kebijakan tersebut diatas, Kabupaten Maluku Tengah juga mengembangkan kawasan strategis (wilayah fungsional ataupun wilayah homogen) yang memiliki nilai strategis bagi Pembangunan kabupaten Maluku Tengah sebagai berikut : a. Kawasan Lindung Kawasan lindung merupakan kawasan yang dapat melindungi sumberdaya alam dan sumberdaya buatan yang ada di wilayah sekitarnya, antaralain mampu memberi perlindungan terhadap tata air sebagai upaya untuk penyediaan air secara berkelanjutan, mencegah erosi tanah dan banjir serta menjaga kesuburan tanah. kawasan hutan lindung yang tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Amahai, Kecamatan Pulau Haruku, Kecamatan Leihitu, Kecamatan Leihitu Barat, Kecamatan Nusalaut, Kecamatan Salahutu, Kecamatan Saparua, Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Seram Utara Barat, Kecamatan Tehoru, Kecamatan Teluk Elpaputih, dan Kecamatan Teon Nila Serua. Kawasan hutan lindung yang ada sebagian besar merupakan kawasan resapan air.

Tabel 2. 18 Luas Hutan Menurut Klasifikasi (Ha) di Kabupaten Maluku Tengah Lahan Lain- Hutan Suaka Hutan Hutan Hutan lain dan Luas Hutan Taman Kawasan / Wilayah Alam / Hutan Produksi Lindung Produksi Hutan Seluruhnya Nasional Wisata Terbatas Konversi *) Pulau Banda 602,11 0,00 0,00 0,00 4.182,71 4.784,82 0,00 Pulau Seram dan 0,00 97.730,68 185.273,41 29.163,88 229.325,22 541.493,19 174.742,88 Sekitarnya Pulau Saparua 0,00 5.309,01 0,00 0,00 10.711,09 16.021,00 0,00 Pulau Nusalaut 0,00 513,37 0,00 0,00 2.205,77 2.719,14 0,00 Pulau Haruku 0,00 5.589,66 0,00 0,00 11.727,78 17.317,38 0,00 Pulau Pombo 185,07 0,00 0,00 0,00 0,00 185,02 0,00 Pulau Ambon 0,00 19.504,36 0,00 0,00 25.542,68 45.047,07 0,00 Jumlah 787,18 128.647,08 185.273,41 29.163,88 283.695,25 627.567,62 174.742,88 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka2017 Catatan : *) APL + HPK ( Areal Penggunaan Lain + Hutan Produksi Konversi ) Kawasan suaka alam/cagar alam merupakan kawasan lindung yang memiliki nilai tambah sebagai pusat pelestarian alam khususnya jenis-jenis satwa dan tumbuhan tertentu. Tabel 2. 19 Luas Areal Suaka Alam dan Sifat Flora/Fauna yang Dilindungi No Kecamatan Lokasi Luas (Ha) Sifat Karakteristik 1. Banda Pulau Banda 2.500,00 Botanis Taman Laut 2. Banda Pulau 100,00 Botanis Suaka Marga Satwa 3. Banda P. Gunung Api 734,46 Botanis Taman Wisata Laut

2.21

4. Seram Utara Manusela 148.065,04 Botanis Taman Nasional 5. Salahutu P. Pombo 1.000,00 Botanis Cagar Alam dan Taman Laut Jumlah 193.334,46 Sumber: RTRW Kabupaten Maluku Tengah Tahun b. Kawasan Hutan Produksi Kawasan Hutan produksi terdiri atas Kawasan hutan produksi terbatas (HPT) adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng, jenis tanah, curah hujan yang mempunyai nilai skor 125-175, di luar kawasan hutan konversi lainnya. Untuk kawasan hutan produksi tetap mempunyai nilai skor kurang dari 125, sedangkan kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi mempunyai nilai skor kurang 124. Hutan produksi terbatas terdapat di Kecamatan Amahai, Seram Utara, Seram Utara Barat, Tehoru, Teluk Elpaputih, Teon Nila Serua. Hutan produksi tetap terdapat di Kecamatan Seram Utara. Hutan produksi Konversi terdapat di kecamatan Amahai, Teluk Elpaputih, Tehoru, Seram Utara Barat, Teon Nila Serua, Leihitu dan Leihitu Barat. Sejauh ini hasil hutan terpenting dari Kabupaten Maluku Tengah terdiri atas berbagai jenis kayu (meranti, gopassa, kayu besi, kayu hitam, jati, cendana, damar dan rotan), kayu putih dan berbagai jenis anggrek. Kebijakan rehabilitasi dan konservasi hutan yang diarahkan pada areal konservasi hutan yang diarahkan pada areal konservasi pada setiap Daerah Aliran Sungai (DAS) di setiap pulau di Kabupaten Maluku Tengah. c. Kawasan Pertanian dan perkebunan Kawasan pertanian pangan lahan basah (TPLB), merupakan kawasan yang memiliki potensi pengembangan budidaya dengan pengairan/irigasi, pada ketinggian <1.000 m dpl, lereng < 40%, kedalaman efektif tanah atas > 30 cm. Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering (TPLK), merupakan kawasan yang tidak mempunyai sistem/potensi pengembangan pengairan, pada ketinggian , 1.000 m dpl, lereng < 40%, kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm. Kawasan pertanian tanaman tahunan/perkebunan, adalah kawasan yang sesuai dengan tanaman tahunan/perkebunan, dengan pertimbangan faktor-faktor ketinggian < 2.000 m dpl, lereng < 40 % dan kedalaman efektif lapaisan tanah atas > 30 m. Gambar 2.5. Peta Potensi Tanaman Pangan di Kabupaten Maluku Tengah

1. Tanaman Pangan Komoditi tanaman pangan utama dan pangan lokal di Kabupaten Maluku Tengah memiliki luas tanam tersebar diseluruh kecamatan hal ini digambarkan pada peta potensi tanaman pangan dan

2.22

data produksi tanaman pangan tahun 2016 disajikan pada tabel produksi tanaman pangan Kabupaten Maluku Tengah. Komoditiubi jalar, produksi dominan di Kecamatan Teon Nila Serua dan Amahai. Komoditi padi, baik padi sawah maupun padi ladang di Maluku Tengah hanya terpusat di Kecamatan Seram Utara Barat, Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti yang merupakan lumbung padi di Kabupaten Maluku Tengah.

Tabel 2. 20 Produksi Tanaman Pangan (Ton) di Kabupaten Maluku Tengah PadiSawa PadiLad Ubi KacangTa Kacang KECAMATAN Jagung UbiKayu Kedelai h ang Jalar nah Hijau Banda - - 7,5 307,8 - 3,0 - - Tehoru - - 18,2 88,0 6,9 3,0 - - Telutih - - 24,3 295,2 27,6 8,0 - - Amahai - - 990,0 1.377,8 312,4 30,8 - - Kota Masohi - - 32,4 192,0 98,0 8,0 - - Teluk Elpaputih - - 69,0 838,3 799,2 42,0 - - Teon Nila Serua - - 412,0 385,4 662,4 3,0 - - Saparua&Saparua Timur - - 27,0 401,8 84,0 18,2 8,4 - Nusalaut - - 52,2 344,4 98,0 15,6 - - Pulau Haruku - - 63,0 1.527,2 284,0 93,0 - - Salahutu - - 29,7 541,2 - 6,0 - - Leihitu - - 75,0 418,2 98,0 3,0 2,0 - Leihitu Barat - 18,0 99,0 1.294,8 105,0 15,6 - - Seram Utara - 15,0 72,0 524,8 305,0 30,8 22,8 20,0 Seram Utara Barat 49,5 - 49,3 283,5 199,0 42,0 - - Seram Utara Timur Kobi 22.702,5 - 52,2 104,0 199,0 16,9 5,0 31,2 Seram Utara Timur Seti 18.999,0 - 55,1 31,6 27,0 35,0 3,0 61,2 T o t a l 41.751,0 33,0 2.127,9 8.956,0 3.305,5 373,9 41,2 112,4 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

2. Tanaman Perkebunan dan Hortikultura Berdasarkan kondisi topografi pulau-pulau kecil, sifat ekosistem pulau yang fragile dan mudah terdegradasi, kelayakan usaha tani tanaman setahun/palawija yang dinilai kurang ekonomis, dan budaya petani pedesaan Maluku yang berorientasi pada tanaman umur panjang (perkebunan), maka pengembangan di bidang pertanian rakyat harus bertumpu pada tanaman perkebunan per wilayah komoditi. Upaya optimalisasi budaya penggunaan lahan, pola tanam tanaman perkebunan dapat dikembangkan melalui beberapa kombinasi tanaman campuran baik antara tanaman perkebunan maupun dengan tanaman pangan. Pola tanam "multiple cropping"/ agroforestry dapat diterapkan atas dasar kelayakan fisik, iklim dan kelayakan ekonomis/ financial, sehingga dari luasan tertentu, lahan usaha perkebunan dapat memenuhi kebutuhan uang tunai maupun pangan bagi petani a. Kecamatan Amahai (Kelapa, karet, cengkeh, pala, kakao, jeruk, durian dan rambutan) dengan luas areal 20.000 ha; b. Kecamatan Seram Utara (Kelapa, cengkeh, pala, kakao, jeruk, durian dan rambutan ) dengan luas areal 58.811 ha;

2.23

c. Kecamatan Seram Utara Barat (Kelapa, cengkeh, kakao, jeruk, durian dan rambutan) dengan luas areal 34.130,5 ha; d. Kecamatan Teluk Elpaputih (Kelapa, cengkeh,karet, pala, kakao, jeruk, durian dan rambutan) dengan luas areal 15.938,9 ha; e. Kecamatan Teon Nila Serua (Kelapa , kakao dan jeruk); f. Kecamatan Tehoru (Kelapa, cengkeh, pala, kakao, jeruk, durian dan rambutan) dengan luas areal 35.289,1 ha; g. Kecamatan Banda (Pala); h. Kecamatan Leihitu (Kelapa, Cengkeh, pala, kakao, jeruk, durian dan rambutan); i. Kecamatan Saparua (Kelapa, Cengkeh, pala, kakao, durian dan rambutan ); j. Kecamatan Leihitu Barat (Kelapa, Cengkeh, pala, kakao, durian dan rambutan); k. Kecamatan Pulau Haruku (Kelapa, Cengkeh, pala, kakao, durian dan rambutan); l. Kecamatan Nusalaut (Kelapa, Cengkeh, dan pala, durian dan rambutan); m. Kecamatan Salahutu (Kelapa, cengkeh, pala, durian dan rambutan). Komoditi tanaman hortikultura di Kabupaten Maluku Tengah memiliki luas tanam tersebar diseluruh kecamatan hal ini digambarkan pada peta potensi tanaman hortikultura dan data produksinya pada tahun 2016 disajikan pada tabel produksi tanaman hortikultura di Kabupaten Maluku Tengah.

Tabel 2. 21 Produksi Tanaman Perkebunan Menurut Jenis dirinci per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah

Kecamatan Kelapa Cengkeh Pala Kakao Banda 21 40 3 355 - Tehoru 2 085 6 983 557 1 654 Telutih 2 139 2 575 885 383 Amahai 3 750 3 821 435 4 545 Kota Masohi 12 38 2 6 Teluk Elpaputih 1 491 719 424 401 Teon Nila Serua 1 080 562 232 1 030 Saparua/ Saparua Timur 604 1 054 763 623 Nusalaut 246 295 409 - Pulau Haruku 1 290 1 520 1 124 650 Salahutu 760 761 314 815 Leihitu 409 1 575 1 027 576 Leihitu Barat 568 4 296 1 301 520 Seram Utara 6 639 576 410 1 379 Seram Utara Barat 2 876 730 228 336 Seram Utara Timur Kobi 232 1 140 56 901 Seram Utara Timur Seti 376 135 76 88 Jumlah 24 557 26 821 11 596 13 906 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017

2.24

d. Kawasan Peternakan Kawasan peternakan, adalah kawasan yang sesuai untuk peternakan/ penggembalaan hewan besar dengan mempertimbangkan faktor-faktor ketinggian <1.000 m dpl, kelerengan < 15%, kedalaman tanah dan iklim sesuai untuk padang rumput alamiah. Kawasan peternakan meliputi: peternakan ternak besar di Kecamatan Amahai, Seram Utara, Teon Nila Serua, Tehoru, dan Teluk Elpaputih, peternakan ternak kecil di Kecamatan Amahai, Seram Utara, Teon Nila Serua, Tehoru, dan Teluk Elpaputih, Kecamatan Saparua, Salahutu, Leihitu, Pulau Haruku, peternakan unggas di Kecamatan Salahutu dan Leihitu. Jumlah total luas areal peternakan adalah sebesar 66.840 ha, yang terdiri dari luas padang penggembalaan sebesar 44.440 ha dan luas areal ternak besar dan unggas sebesar 22.400 ha. Populasi ternak di Kabupaten Maluku Tengah memberi informasi bahwa populasi ternak yang paling banyak adalah kelompok unggas, babi, kambing dan sapi. Demikian juga dengan populasi ternak yang dipotong. Jenis ternak yang paling banyak dipotong adalah unggas yang termasuk didalamnya ayam buras dan itik serta babi.

Tabel 2.22. Populasi Ternak Menurut Jenis dirinci per Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah Jenis Ternak Kecamatan Kuda Sapi Babi Kambing Unggas Itik

Banda 3 147 - 725 1 864 711 Tehoru - 511 - 447 2 457 165 Telutih - 183 21 1 700 1 623 - Amahai 16 860 520 1 188 5 281 407 Kota Masohi 7 482 292 144 1 163 - Teluk Elpaputih 1 1 559 935 149 13 248 66 Teon Nila Serua 21 1 354 1 013 94 2 677 267 Saparua 29 518 354 228 20 216 166 Saparua Timur ------Nusalaut - 7 466 - 5 578 8 Pulau Haruku - 1 103 1 051 1 206 10 040 1 145 Salahutu - 848 210 1 094 32 829 4 646 Leihitu - 515 - 1 849 14 032 305 Leihitu Barat - 125 26 123 2 750 89 Seram Utara - 1 821 - 491 2 851 133 Seram Utara Barat - 1 322 64 1 200 10 680 65 Seram Utara Timur Kobi - 7 004 - 1 870 14 748 3 491 Seram Utara Timur Seti - 13 293 - 1 616 18 368 1 851 Jumlah 77 31 652 4 952 14 124 160 405 13 515 Sumber : Maluku Tengah Dalam Angka,2017 e. Kawasan Pertambangan dan Energi Kawasan pertambangan, meliputi pertambangan mineral golongan galian strategis, mineral galian vital dan golongan mineral yang tidak termasuk kedua golongan diatas. Rencana pengelolaan kawasan pertambangan adalah sebagai berikut: a. pengembangan

2.25

kawasan pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dalam kaitannya dengan kelestarian lingkungan; b. pengelolaan kawasan bekas penambangan harus direhabilitasi/reklamasi sesuai dengan zona peruntukan yang ditetapkan dengan melakukan penimbunan tanah subur dan/atau bahan-bahan lainnya sehingga menjadi lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kawasan hijau, ataupun kegiatan budidaya lainnya dengan tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan hidup; dan c. setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyimpan dan mengamankan tanah atas (top soil) untuk keperluan rehabilitasi/reklamasi lahan bekas penambangan. Kawasan pertambangan dirinci sebagai berikut : 1. Pertambangan galian golongan galian strategis terletak di Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Tehoru dan Kecamatan TNS; 2. Penambangan golongan bahan galian vital terletak di Kecamatan Leihutu, Kecamatan Leihitu Barat, Kecamatan Tehoru, Kecamatan Amahai, Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Pulau Haruku, dan Kecamatan TNS, termasuk Pulau Serua; 3. Penambangan golongan bahan galian yang tidak termasuk kedua golongan di atas, terletak di semua kecamatan. Tambang Minyak bumi adalah bahan tambang yang usaha pengeboran dan eksploitasinya dilaksanakan oleh perusahaan Kufec dan Santos di Bula belum berproduksi secara optimal, sedangkan gas bumi, batu gamping dan marmer masih dalam tahap eksplorasi. Sejauh ini kegiatan usaha pertambangan di Kabupaten Maluku Tengah tercatat sebagai usaha pemenuhan bahan bangunan dengan luasan berskala kecil berupa usaha tambang golongan C seperti bahan galian pasir, kerikil dan batu mangga (kerakal). Sebagian besar kebutuhan energi di Kabupaten Maluku Tengah berasal dari Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan keadaan yang memungkinkan, sumber energi dapat direncanakan dari tenaga air maupun tenaga surya dan tenaga uap (PLTU). f. Kawasan Industri Kawasan Industri, pengembangannya diarahkan untuk orientasi eksport dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, dengan jenis industri yang tidak membahayakan lingkungan. Pemanfaatan kawasan industri terdiri atas kawasan industri, dan kawasan industri tertentu dengan rincian sebagai berikut : 1. Kawasan industri adalah kawasan industri dengan luas lahan paling rendah 50 Ha dalam 1 hamparan, meliputi : a. Kawasan industri budidaya dan pembekuan udang di Kecamatan Seram Utara; b. Kawasan industri berbasis kompetensi inti daerah yaitu sektor perikanan di Kecamatan Amahai, Tehoru, Leihitu, Salahutu, Seram Utara Barat, Seram Utara, Saparua dan Banda; c. Kawasan industri pengolahan hasil pertanian di Kecamatan Seram Utara Barat, Seram Utara, Tehoru, Amahai dan Teluk Elpaputih. 2. Kawasan industri Tertentu, meliputi: a. Kawasan industri kecil dan menengah (IKM) minyak Atsiri di Kecamatan Seram Utara Barat, Seram Utara, Tehoru, Amahai, Kota Masohi, Banda, Salahutu, Leihitu, dan Saparua; b. Kawasan industri kecil menengah (IKM) kerajinan keramik dari tanah lempung dan rotan di Kecamatan Saparua, Amahai dan Salahutu; c. Kawasan industri

2.26

kecil dan menengah (IKM) berbagai macam makanan tepung dari padi-padian, kacang- kacangan dan ubi-ubian di kecamatan Seram Utara Barat, Seram Utara, Tehoru, Amahai, Kota Masohi, Teon Nila Serua, Teluk Elpaputih, Banda, Salahutu, Leihitu, Leihitu Barat, Saparua, Pulau Haruku dan Nusalaut; d. Kawasan Industri Kecil menengah (IKM) berbagai macam makanan olahan hasil perikanan di kecamatan Banda, Tehoru, Seram Utara, Seram Utara barat, Leihitu, Salahutu, Saparua, Pulau Haruku dan Amahai; e. Kawasan industri Kecil dan Menengah (IKM) Kerajinan Rotan, Furniture dari kayu, bambu di Kecamatan Salahutu dan Amahai; f. Kawasan Industri Kecil Menengah (IKM) Pengasinan/Pemanisan buah-buahan di Kecamatan Banda dan Leihitu; g. Kawasan industri Pembuatan Kapal Ikan dari bahan kayu di Kecamatan Leihitu. g. Kawasan Pariwisata Kawasan Pariwisata yang direncanakan merupakan jenis wisata alam pantai, wisata budaya dan wisata minat khusus. Lokasi-lokasi yang menjadi target pengembangan wisata alam pantai adalah terumbu karang dan tebing terumbu terjal (cliff) sekitar Kepulauan Banda, Saparua, Amahai, Seram Utara Barat, Seram Utara, Tehoru, Leihitu, Leihitu Barat, Nusalaut, dan Salahutu. Wisata budaya terdapat di Kecamatan Banda, Leihitu, Seram Utara, Saparua, Tehoru dan Amahai. Wisata minat khusus terdapat di Kecamatan Seram Utara, Banda dan Saparua.

Kabupaten Maluku Tengah mempunyai potensi yang sangat besar dibidang pariwisata. Keindahan alamnya yang unik, kerap tidak terdapat didaerah lain di Indonesia ini. Keindahan pantai dan objek wisata lainnya menjadikan Maluku Tengah patut dimasukkan kedaftar perjalanan wisata, baik untuk wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Jumlah objek Wisata di Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 133 lokasi yang tersebar pada 12 Kecamatan. Dari 12 Kecamatan yang memiliki objek Wisata yang terbanyak terdapat pada Kecamatan Banda yakni 27 Lokasi (20,30%). Yang kedua adalah Kecamatan Saparua sebanyak 22 lokasi (16, 54 %) sedangkan pada posisi ketiga adalah Kecamatan Leihitu sebanyak 13 lokasi (9,77 %). h. Kawasan Permukiman Kawasan Permukiman, diarahkan pada bagian-bagian kawasan pesisir yang selama ini telah digunakan penduduk untuk kegiatan permukiman. Adanya kendala fisik dasar berupa topografi yang berbukit dan bergunung pada sebagian besar wilayah Kabupaten Maluku Tengah, menjadikan kawasan pesisir yang lebih datar menjadi pilihan utama untuk kegiatan perumahan.

2.27

Pengelolaan kawasan permukiman dapat dilakukan antara lain: a. pengembangan kawasan budidaya yang secara teknis dapat digunakan untuk permukiman harus aman dari bahaya bencana alam, sehat, mempunyai akses untuk kesempatan berusaha dan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan ketersediaan permukiman, mendayagunakan fasilitas dan utilitas disekitarnya serta meningkatkan sarana dan prasarana perkembangan kegiatan sektor ekonomi yang ada; b. pengembangan permukiman perdesaan dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur secara berhirarki sesuai dengan fungsinya sebagai: pusat pelayanan antar desa, pusat pelayanan setiap desa, dan pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok permukiman; c. menjaga kelestarian permukiman perdesaan khususnya kawasan pertanian;d. pengembangan permukiman perkotaan dilakukan dengan tetap menjaga fungsi dan hirarki kawasan perkotaan; d. membentuk kluster-kluster permukiman untuk menghindari penumpukan dan penyatuan antar kawasan permukiman, dan diantara kluster permukiman disediakan ruang terbuka hijau; Untuk membentuk kluster-kluster permukiman, salah satunya melalui program transmigrasi yang direncanakan dikembangkan di Kecamatan Seram Utara, Seram Utara Barat, Amahai, dan Tehoru; e. pengembangan permukiman perkotaan kecil dilakukan melalui pembentukan pusat pelayanan skala kabupaten dan perkotaan kecamatan yang ada di kabupaten; dan f. pengembangan permukiman kawasan khusus seperti penyediaan tempat peristirahatan pada kawasan pariwisata, kawasan permukiman baru sebagai akibat perkembangan infrastruktur, kegiatan sentra ekonomi, sekitar kawasan industri, dilakukan dengan tetap memegang kaidah lingkungan hidup dan bersesuaian dengan rencana tata ruang.

Selain pelaksanaan pembangunan daerah Kabupaten Maluku Tengah berbasis pada pembangunan kawasan, juga dilaksanakan pembangunan yang berbasis pada wilayah pengembangan dimana Kabupaten Maluku Tengah memiliki 5 wilayah pengembangan

WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) – I, meliputi Kecamatan Kota Masohi, Kecamatan Amahai, Kecamatan Tehoru, Kecamatan Teluti, Kecamatan Elpaputih, Kecamatan Teon Nila Serua (TNS) yang ada di daratan Seram, dengan Pusat Pengembangan di Kota Masohi.Wilayah ini juga dijadikan pusat pengembangan primer atau pusat pelayanan utama, dengan skala pelayanan kabupaten dan regional yang akan ditempatkan pada wilayah yang strategis dan mempunyai aksesibilitas baik dan perkembangannya disesuaikan dengan daya dukung sektor jasa dan industri. Pengembangannya antara lain di sektor : pemerintahan, jasa dan industri, pusat pemasaran produk-produk unggulan kawasan, perikanan budidaya, sektor jasa kelautan (pelabuhan penumpang) dan pariwisata.

2.28

Pada saat ini pembangunan wilayah Pengembangan I, difokuskan pada sektor industri dimana telah dibangun sentra pusat industri di kecamatan Tehoru dan pengembangan industri berbasis kelapa di kecamatan Teon Nila Serua, serta pengembangan sektor pariwisata yang dikemas secara terpadu antara sektor perhubungan dan perdagangan yang ditunjang dengan penataan ruang terbuka hijau. WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) – II, meliputi Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kecamatan Seram Utara Timur Seti dan Kecamatan Seram Utara Barat, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, dengan pusat pengembangan di Kota Wahai.Wilayah ini dijadikan pusat pengembangan sekunder atau sub pusat pelayanan. Pengembangannya antara lain di sektor : perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri perikanan, pertanian dan perkebunan, sektor jasa kelautan. Pada saat ini pembangunan Wilayah Pengembangan II difokuskan pada sektor pertanian dimana sesuai dengan rencana pembangunan Provinsi Maluku yang direncanakan Kabupaten Maluku Tengah sebagai Lumbung Beras, selain itu terdapat pengembangan Kota Terpadu Mandiri, dan pada saat ini pengembangan pada sektor perkebunan, perikanan dan industri juga sedang dilaksanakan. WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) – III, yang meliputi Kecamatan Pulau Haruku, Kecamatan Saparua dan Kecamatan Nusa Laut serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, dengan Pusat Pengembangan di Kota Saparua. Wilayah ini dijadikan pusat pengembangan lokal atau sub pusat pelayanan lingkungan. Pengembangannya antara lain di sektor : perikanan tangkap, industri perikanan, pertanian dan perkebunan, sektor jasa kelautan (pelabuhan penumpang) dan wisata bahari. WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) – IV, yang meliputi Kecamatan Leihitu, Kecamatan Leihitu Barat dan Kecamatan Salahutu serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, dengan Pusat Pengembangan di Kota Tulehu. Wilayah ini dijadikan pusat pengembangan lokal atau sub pusat pelayanan lingkungan. Pengembangannya antara lain di sektor: perikanan tangkap, industri perikanan, pertanian dan perkebunan, sektor jasa kelautan (pelabuhan penumpang) dan pariwisata. WILAYAH PENGEMBANGAN (WP) – V, yang meliputi Kecamatan Banda, Pulau Teon, Pulau Nila dan Pulau Serua serta pulau-pulau kecil di sekitarnya, dengan Pusat Pengembangan di Kota Banda Neira. Wilayah ini dijadikan pusat pengembangan sekunder atau sub pusat pelayanan yang dialokasikan tersebar merata ke setiap pulau dengan skala pelayanan sekunder. Pengembangannya antara lain di sektor : perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri perikanan, perkebunan, pusat pemasaran produk-produk unggulan kawasan, sektor jasa kelautan (pelabuhan penumpang, pelabuhan pendaratan ikan) dan pariwisata. Percepatan pembangunan daerah maka pengembangan kawasan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah pemerintah daerah Kabupaten Maluku Tengah telah menetapkan 11 (sebelas) kawasan cepat tumbuh sebagaimana disajikan pada tabel berikut:

2.29

Tabel 2.23. Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kabupaten Maluku Tengah No Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kecamatan 1 Kawasan Ina Marina Kota Masohi 2 Kawasan Minapolitan Tangkap Kota Masohi, Saparua, Saparua Timur, Salahutu, Pulau Haruku, Tehoru, Seram Utara, Seram Utara Barat, Leihitu dan Banda 3 Kawasan Minapolitan Budidaya kerapuh & Seram Utara, Seram Utara Barat, Seram Utara Udang Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti 4 Kawasan Minapolitan Budidaya Rumput Laut Seram Utara, Seram Utara Barat, Banda, Teon Nila Serua dan Nusalaut 5 Kawasan Kota Mandiri Terpadu Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti 6 Kawasan Perkebunan Cengkeh dan Pala Amahai, Leihitu, Leihitu Barat, Saparua, Saparua Timur, Salahutu, Pulau Haruku, Tehoru, Telutih, Nusalaut dan Banda 7 Kawasan Industri Terpadu Kelapa Seram Utara, Seram Utara Barat, Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti, Teon Nila Serua, Teluk Elpaputih dan Amahai 8 Kawasan Wisata Bahari, Budaya dan Sejarah Banda. Liehitu Barat, Leihitu, Salahutu, Pulau Haruku, Saparua, Saparua Timur, Amahai, Seram Utara Barat dan Seram Utara 9 Kawasan Hortikultura dan Buah Leihitu, Salahutu, Amahai, Teon Nila Serua dan Teluk Elpaputih 10 Kawasan Peternakan Sapi Terpadu Amahai, Teon Nila Serua, Tehoru, Seram Utara, Seram Utara Barat, Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti 11 Kawasan Tanaman Pangan Amahai, Teon Nila Serua, Seram Utara, Seram Utara Barat, Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti

2.2. Demografi a. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk 1. Jumlah penduduk Berdasarkan sensus penduduk (SP) tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,441 persen atau sebanyak 8.829 Jiwa pada tahun 2016. Berdasarkan jumlah penduduk, pada tahun 2010 tercatat sebanyak 361.698 jiwa dan pada tahun 2016 tercatat sebanyak 370.527 jiwa.

2.30

Tabel 2.24. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku Tengah 2010-2016

DATA PENDUDUK Pertumbuhan KECAMATAN Penduduk 2010 2015 2016 Thd SP 2010

Banda 18.544 18.934 18.997 453 Tehoru 18.198 18.641 18.703 505 Telutih 9.993 10.143 10.176 183 Amahai 38.932 39.753 39.883 951 Kota Masohi 31.480 32.144 32.249 769 Teluk Elpaputih 10.822 11.050 11.087 265 Teon Nila Serua 12.857 13.127 13.170 313 Saparua 16.017 16.452 16.505 488 Nusalaut 5.322 5.434 5.451 129 Saparua Timur 16.458 16.707 16.762 304 Pulau Haruku 24.207 24.717 24.798 591 Salahutu 46.703 47.687 47.843 1.140 Leihitu 46.978 47.966 48.124 1.146 Leihitu Barat 16.678 17.030 17.086 408 Seram Utara 15.880 16.350 16.404 524

Seram Utara Barat 9.260 9.454 9.486 226 Seram Utara Timur Kobi 10.139 10.294 10.328 189 Seram Utara Timur Seti 13.230 13.432 13.475 245

Total 361.698 369.315 370.527 8.829

Sumber Data, BPS 2017

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan komposisi yang paling pokok, sebab kedua Grafik 2. 1 kondisi ini sangat Struktur Umur Penduduk berdasarkan jenis kelamin Kabupaten Maluku Tengah mempengaruhi perilaku demografi. Selain itu kedua ciri ini pun mudah dikombinasikan dengan karakteristik sosial, ekonomi maupun geografis. Bila dilihat komposisi penduduk menurut umur, ternyata Kabupaten Maluku Tengah masih tergolong struktur umur produktif. Ini ditunjukkan dari persentase penduduk umur produktif (15-64 tahun) sebesar 62,02 persen dan Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah penduduk umur 65 tahun ke atas sebesar 4,76 persen.

2.31

Besarnya jumlah penduduk usia muda mengakibatkan beban tanggungan penduduk usia produktif juga semakin besar. Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator pengukur kemajuan ekonomi suatu daerah, Rasio ini menyatakan perbandingan penduduk berusia di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun yang dianggap tidak produktif secara ekonomi. Makin tinggi rasio beban tanggungan berarti semakin kecil jumlah penduduk produktif dan semakin banyak sumber daya yang harus dibagikan kepada kelompok tidak produktif. Beban tanggungan anak di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2016 sebesar 33,22 dan beban tanggungan usia lanjut sebesar 4,76. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung sekitar 36 orang anak dan 12 orang usia lanjut. Dengan kata lain bahwa beban tanggungan di Kabupaten Maluku Tengah masih dikategorikan sedang yaitu mencapai 37,98. Hal ini menunjukam adanya peningkatan yang dicapai dalam pembangunan di bidang kependudukan.Hal ini memberikan implikasi bahwa kelompok umur produktif perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan sehingga mampu menghasilkan tenaga-tenaga terampil dan mandiri untuk mengisi pembangunan.

2. Laju pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk Grafik 2. 2 Laju pertumbuhan penduduk Tahun 2012-2016 (SP 2010) Kabupaten Maluku Tengah dari Kabupaten Maluku Tengah

tahun 2012-2016 berdasarkan tahun Laju Pertumbuhan Penduduk; 2016; dasar 2010 terus mengalami 0.002 Laju peningkatan dari 1,191 persen Pertumbuhan Penduduk; 2015; 0.002 menjadi 2,441 persen. Laju Pertumbuhan Penduduk; 2014; Berdasarkan kecamatan, laju 0.002 Laju pertumbuhan penduduk tertinggi %) ( Presentase Pertumbuhan Penduduk; 2013; pada tahun 2016 berada pada 0.002 Laju Pertumbuhan Kecamatan Seram Utara (3,30 Penduduk; 2012; 0.001 persen) dan terendah pada Tahun Kecamatan Telutih (1,83 persen). Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah

2.3. Ekonomi Makro Daerah 2.3.1. Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2016 mengalami kenaikan pertumbuhan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Maluku Tengah tahun 2016 mencapai 5,89 persen, sedangkan tahun 2015 sebesar 5,36 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Jasa Keuangan sebesar 9,03 persen kemudian disusul oleh Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 8,87 persen dan Informasi Komunikasi sebesar 8,67 persen.Adapun lapangan usaha-lapangan usaha lainnya berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif, di antaranya lapangan usaha Pengadaan Listrik dan

2.32

Gas sebesar 8,32 persen; lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 7,89 persen; lapangan Konstruksi sebesar 7,87 persen; lapangan usaha Jasa Pendidikan sebesar 6,72 persen; Transportasi dan Pergudangan 6,21 persen; lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 6,14 persen; lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 5,92 persen; Jasa Kesehatan dan KegiatanSosial sebesar 5,79 persen; lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 4,77 persen; lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 3,94 persen;lapangan usaha Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar3,81 persen; lapangan usaha Real Estate sebesar 2,35 persen. Sisanya yaitu lapangan usaha Jasa Perusahaan serta lapangan usahan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masing-masing sebesar 2,33 dan 1,78 persen.

Tabel 2.25. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (%) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012-2016 Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.11 5.84 4.68 5.83 1.69 1.78 Pertambangan dan Penggalian 9.49 9.95 6.30 7.06 5.96 6.14 Industri Pengolahan 5.25 5.77 5.66 8.30 1.33 5.92 Pengadaan Listrik dan Gas 7.52 10.77 4.19 31.28 0.23 8.32 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 3.26 6.59 4.20 3.78 0.58 3.81 dan Daur Ulang Konstruksi 7.29 9.50 7.75 7.98 9.41 7.87 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 6.54 9.84 6.66 4.09 6.45 7.89 Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan 4.57 6.09 7.09 10.14 4.40 6.21 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.99 5.94 6.78 4.29 6.61 3.94 Informasi dan Komunikasi 6.33 6.97 8.95 8.31 9.13 8.67 Jasa Keuangan dan Asuransi 19.42 7.95 12.64 7.37 7.48 9.03 Real Estat 3.71 3.40 2.70 9.29 4.50 2.35 Jasa Perusahaan 3.68 4.76 2.41 4.55 3.49 2.33 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan 9.05 9.61 1.70 4.37 9.97 8.87 Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan 1.69 2.72 2.92 9.49 7.91 6.72 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.40 6.22 0.06 3.18 5.87 5.79 Jasa lainnya 0.37 0.02 0.66 6.81 5.53 4.77 Produk Domestik Regional Bruto 5.40 6.91 4.72 6.27 5.36 5.89 Sumber data : BPS Maluku Tengah 2017

Kontribusi sektoral terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Maluku Tengah dapat dilihat pada tabel dibawah. Adapun sektor-sektor yang memberi kontribusi PDRB Kabupaten Maluku Tengah yaitu sektor pertanian/perkebunan, sektor pertanian (palawija), sektor perkebunan (tanaman keras), sektor kehutanan, sektor pertambangan, sektor kelautan dan perikanan, sektor perdagangan, sektor industri serta sektor industri rumah tangga. Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB sektor industri. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel diatas bahwa kontribusi sektoral PDRB dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016 menunjukkan bahwa kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB

2.33

sektor industri yang memberikan kontribusi terbesar, dengan persentase pada tahun 2012 mencapai 16,79 persen dan terus meningkat di tahun 2016 menjadi 18,47 persen.

Tabel 2.26. Kontribusi sektoral terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Maluku Tengah Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 pertanian/perkebunan terhadap PDRB % 12,56 12,60 12,39 11,91 11,93 pertanian (palawija) terhadap PDRB % 0,73 0,71 0,71 0,67 0,66 perkebunan (tanaman keras) terhadap PDRB % 4,68 4,65 4,51 4,41 4,43 kehutanan terhadap PDRB % 0,48 0,46 0,44 0,43 0,41 pertambangan terhadap PDRB % 0,59 0,60 0,60 0,61 0,61 kelautan dan perikanan terhadap PDRB % 12,51 12,46 12,58 12,18 11,22

Perdagangan terhadap PDRB % 14,16 14,43 14,13 14,28 14,55

Industri terhadap PDRB % 12,75 12,87 13,11 12,61 12,61 industri rumah tangga terhadap PDRB sektor Industri % 16,79 16,75 16,95 18,19 18,47 Sumber data : BPS Maluku Tengah

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB merupakan sektor kontribusi PDRB terbesar kedua setelah kontribusi industri rumah tangga terhadap sektor industri. Dengan capaian persentase kontribusi dari tahun ke tahun selalu meningkat. Pada Tahun 2012 kontribusi PDRB sektor perdagangan sebesar 14,16 persen dan meningkat menjadi 14,55 persen di Tahun 2016. Kontribusi sektor industri terhadap PDRB. Dari tabel 2.34 diatas menunjukkan bahwa sektor industri juga memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Maluku Tengah walaupun kenaikannya cenderung tidak stabil. Dimana pada tahun 2012 kontribusi sektor industri terhadap PDRB mencapai 12,75 persen dan cenderung menurun di tahun 2016 menjadi 12,61 persen. Kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB. Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 menunjukkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap PDRB cenderung tidak stabil. Di tahun 2012 Grafik 2. 3 kontribusi mencapai 12,51 persen dan Laju Inflasi Kabupaten Maluku Tengah menglami penurunan di tahun 2016 Tahun 2013-2016 menjadi 11,22 persen. Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB. Sama halnya dengan sektor kelautan dan perikanan, kontribusi sektor pertanian/perkebunan juga cenderung tidak stabil. Tabel 2.34 diatas menunjukkan di tahun 2012

Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah

2.34

kontribusi terhadap PDRB mencapai 12,56 persen dan menurun di tahun 2016 menjadi 11,93 persen. Adapula sektor-sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Maluku Tengah yang masih rendah dari tahun ke tahun diantaranya sektor perkebunan (tanaman keras), sektor pertanian (palawija), sektor pertambangan dan sektor kehutanan.

2.3.2. Laju Inflasi Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Inflasi juga diartikan sebagai menurunnya daya jual mata uang suatu wilayah. Tingkat inflasi tahun 2013 sebesar 2,33 persen lebih tinggi dari inflasi pada tahun 2014 yaitu 1,84 persen namun pada tahun 2015 mengalami kenaikan Grafik 2. 3 sebesar 2,04 persen. Pada Desember 2016 Kota Masohi mengalami Inflasi sebesar 0,98 persen, atau terjadi Peningkatan angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,33 pada bulan Nopember 2016 menjadi 121,50 pada Desember 2016. Inflasi tahun kalender pada Desember 2016 sebesar 1,72 persen dan inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 1,72 persen. Inflasi yang terjadi pada bulan Desember 2016 di Kota Masohi karena adanya kenaikan IHK pada 4 kelompok pengeluaran, 4 kelompok pengeluaran itu yakni kelompok bahan makanan 2.93 persen; Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1,12 persen; Kelompok Sandang sebesar 0,39 persen dan Kelompok Transportasi, komunikasi dan Jasa Keuangan naik sebesar 0,04 persen, sedangkan 3 kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan.

2.3.3. PDRB Per Kapita (Rp.Juta) PDRB per kapita Kabupaten

Grafik 2. 4 Maluku Tengah pada tahun 2016 PDRB Perkapita (Juta) Kabupaten Maluku mencapai 19,09 juta Rupiah dengan Tengah Tahun 2013-2017 pertumbuhan PDRB perkapita sebesar 12,65 persen pada tahun 2013 dan berturut-turut selama tahun 2014 s/d 2016 sebesar 13,27; 9,17; dan 9,14 persen. Pada tahun 2016 pada PDRB Perkapita pada lapangan usaha pada pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 4,66 juta, pertambangan dan penggalian sebesar 0,12 Juta, industri Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah pengolahan sebesar 2,2 juta, pengadaan listrik dan gas sebesar 0,01 juta, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 0,04 juta, Konstruksi sebesar 1,30 juta Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan sepeda motor sebesar 2,53 juta, transportasi dan pergudangan sebesar 0,51 juta, penyediaan akomodasi dan makan minum

2.35

sebesar 0,23 juta, informasi dan komunikasi/ information sebesar 0,24 juta, jasa keuangan dan asuransi sebesar 0,47 juta, real estate sebesar 0,05 juta, jasa perusahaan sebesar 0,25 Juta, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 3,88 juta, jasa pendidikan sebesar 1,97 juta, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,24 juta dan jasa lainnya sebesar 0,38 juta.

Grafik 2. 5 2.3.4. Ketimpangan Pendapatan Indek Gini Kabupaten Maluku Tengah Indeks Gini. Peningkatan Tahun 2013-2016 pendapatan perkapita serta pertumbuhan ekonomi yang positif belum menjamin adanya pemerataan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu indikator peningkatan pembangunan perlu juga melihat tingkat pemerataannya, salah satu indikator yang dapat dilihat yaitu indeks gini. Indeks gini merupakan salah satu ukuran pemerataan ekonomi atau Sumber : BPS Kabupaten Maluku Tengah ketimpangan agregat yang nilai indeksnya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan Sempurna). Dasar perhitungannya adalah persentase penduduk menurut kelompok pengeluaran dengan tujuan melihat seberapa besar gap pengeluaran penduduk berdasarkan kelompok pengeluaran. Nilai indeks gini Kabupaten Maluku Grafik 2. 6 Tengah dari tahun 2013 sampai dengan Indeks Ketimpangan Regional Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2013-2016 tahun 2016 menunjukkan kecenderungan naik. Indeks gini sempat mengalami penurunan sebesar 0,05 pada tahun 2015 dari 0,285 pada tahun 2014 menjadi 0,280 pada tahun 2015. Dan pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 0,029 atau sebesar 0,309. Indeks Ketimpangan Regional. Selain indeks gini, pemerataan pembangunan juga dapat diukur dengan menggunakan indikator indeks ketimpangan regional. Indeks ketimpangan regional merupakan salah satu ukuran pemerataan ekonomi. Adapun dasar perhitungannya adalah pendapatan perkapita per wilayah. Nilai indeks ketimpangan regional Kabupaten Maluku Tengah dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 memiliki kecenderungan menurun. hal ini menunjukkan bahwa seluruh wilayah di Kabupaten Maluku Tengah mengalami pertumbuhan pembangunan yang baik.

2.36

Pada tahun 2013 indeks ketimpangan regional sebesar 0,1436 dan terus mengalami penurunan 0,1351 pada tahun 2014 serta 0,1330 dan 0,1267 untuk tahun 2015 dan 2016.

2.4. Sosial Budaya 2.4.1. Pendidikan Capaian kinerja aspek kesejahteraan masyarakat pada urusan pendidikan disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.27. Aspek Kesejahteraan Bidang Urusan Pendidikan Kabupaten Maluku Tengah Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 Angka melek huruf % 98,47 98,91 98,32 98,66 98,85 Angka rata-rata lama sekolah Tahun 9,64 8,90 8,89 8,89 9,18 Sumber data : BPS Maluku Tengah

Angka melek huruf. Merupakan indikator pendidikan yang mengindikasikan kemampuan penduduk untuk dapat membaca dan menulis. Meningkatnya keberpihakan pemerintah dan pemerintah daerah terhadap sektor pendidikan, telah mendorong meningkatnya angka melek huruf di Kabupaten Maluku Tengah dari 98,47 persen pada tahun 2012 naik menjadi 98,85 persen pada tahun 2016. Kondisi ini mengindikasikan bahwa kemampuan penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Maluku Tengah untuk dapat membaca dan menulis semakin meningkat. Angka Rata-rata Lama Sekolah. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2012 sebesar 9,64 tahun dan mencapai 9,18 tahun pada tahun 2016. Kondisi ini membuktikan bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2016 mampu menempuh pendidikan sampai kelas 3 SMP atau telah memenuhi target wajib belajar 10 tahun, dan rata-rata telah menyelesaikan wajib belajar 12 tahun.

2.4.2. Kesehatan Capaian kinerja aspek kesejahteraan masyarakat pada urusan kesehatan adalah sebagai berikut : Angka harapan hidup. Merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Sebagaimana disajikan dalam tabel 2.30 diketahui bahwa angka usia harapan hidup Kabupaten Maluku Tengah dari Tahun 2012 sampai Tahun 2016 yaitu 65 sampai 66 Tahun.

2.37

Tabel 2.28. Aspek Kesejahteraan Bidang Urusan Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 Angka usia harapan hidup Tahun 65,24 65,29 65,59 65,79 65,93 Persentase balita gizi buruk % 0,26 0,26 0,20 0,04 0,05 Prevalensi balita gizi kurang % 36,30 36,30 37,30 30,93 26,78 Cakupan Desa Siaga Aktif % 100,00 100,00 100,00 100,00 67,44 Sumber data : BPS Maluku Tengah

Presentase Balita Gizi Buruk. Aspek penting lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status kesehatan yang antara lain diukur melalui status gizi. Status gizi yang baik pada saat balita sangat mutlak diperlukan, karena pada periode inilah terjadi pembentukan dasar sumber daya manusia. Status gizi erat kaitannya dengan tingkat intelektual seseorang untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Penyakit kekurangan gizi pada balita disebabkan anak tidak mendapat asupan makanan dengan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase balita gizi buruk semakin menurun dari tahun ke tahun. Dimana pada Tahun 2012 persentase balita gizi buruk mencapai 0,26 persen dan menurun di tahun 2016 menjadi 0,05 persen. Prevalensi Balita Gizi Kurang. Aspek penting lainnya yang turut mempengaruhi kualitas fisik penduduk adalah status kesehatan yang antara lain diukur melalui status gizi. Status gizi yang baik pada saat balita sangat mutlak diperlukan, karena pada periode inilah terjadi pembentukan dasar sumber daya manusia. Status gizi erat kaitannya dengan tingkat intelektual seseorang untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Penyakit kekurangan gizi pada balita disebabkan anak tidak mendapat asupan makanan dengan kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan. Balita gizi kurang semakin menurun dari tahun ke tahun dimana angka prevalensi balita gizi kurang pada tahun 2012 mencapai 36,30 persen dan menurun di tahun 2016 menjadi 26,78 persen. Cakupan Desa Siaga Aktif. Kabupaten Maluku Tengah di Tahun 2012 mencapai 100 persen dan mengalami penurunan di Tahun 2016 menjadi 67,44 persen.

2.4.3. Ketenagakerjaan Capaian kinerja aspek kesejahteraan masyarakat pada urusan ketenagakerjaan sebagai berikut: Angka Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Maluku Tengah pada Tahun 2012 mencapai 58,89 persen dan mengalami penurunan di Tahun 2016 dengan capaian kinerja mencapai 55,21 persen. Dengan Rasio Penduduk yang Bekerja sebesar 0,50 di Tahun 2012 dan 0,51 di Tahun 2016. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Maluku Tengah pada Tahun 2012 mencapai 57,13 persen dan mengalami peningkatan di Tahun 2016 dengan capaian indikator kinerja sebesar 58,78 persen. Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Maluku Tengah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dimana

2.38

di Tahun 2012 sebesar 12,29 persen dan terus meningkat sampai dengan Tahun 2015 dan cederung menurun di Tahun 2016 sebesar 12,56 persen.

Tabel 2.29. Aspek Kesejahteraan Bidang Urusan Tenaga Kerja Kabupaten Maluku Tengah Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 Angka partisipasi angkatan kerja % 59,89 59,89 56,36 55,95 55,21 Tingkat partisipasi angkatan kerja % 57,13 57,13 55,56 58,78 58,78 Tingkat pengangguran terbuka % 12,29 12,29 12,99 12,75 12,56 Rasio penduduk yang bekerja Rasio 0,50 0,50 0,48 0,51 0,51 Sumber data : BPS Maluku Tengah

2.4.4. Budaya dan Pariwisata a. Budaya Kabupaten Maluku Tengah memiliki kekayaan seni dan budaya yang telah berkembang dikalangan masyarakat yang menjadi karakteristik daerah ini. Kebudayaan memiliki peran strategis dalam menentukan identitas daerah. Melalui aset budaya, suatu daerah dapat dikenal secara luas. Selain itu budaya daerah juga mencerminkan kepribadian daerah dan karakteristik daerah. Penyelenggaraan festival seni dan budaya. Kabupaten Maluku Tengah mempunyai beragam potensi budaya, baik budaya berupa fisik maupun non fisik. Potensi budaya yang berbentuk fisik berupa cagar budaya dan benda cagar budaya, sedangkan potensi budaya non fisik antara lain berupa sistem nilai atau norma, sistem sosial yang berkembang dalam masyarakat. Beberapa jenis kesenian yang berkembang di masyarakat, antara lain dari jenis seni tari tradisional dan jenis musik tradisional. Festival seni dan budaya yang hinggi kini masih dilestarikan antara lain tarian Cakalele, Pukul Manyapu, dan Bambu Gila Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan. Potensi benda cagar budaya yang ada di Kabupaten Maluku Tengah antara lain: bangunan bersejarah, gua sejarah, masjid dan gereja tua. Beberapa system nilai budaya lokal yang dijunjung tinggi oleh setiap masyarakat Maluku dan dimanifestasikan dalam hidup sehari-hari. Beberapa nilai yang masih berkembang di masyarakat antara lain meliputi nilai-nilai budaya lokal pela gandong, siwa lima, dan masohi. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan tahun 2012 sebanyak 2,00 persen dan pada tahun 2016 mengalami kenaikan yakni sebanyak 25,71 persen. Perkembangan Pembangunan Bidang Kebudayaan dapat dilihat berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan potensi seni dan budaya di Kabupaten Maluku Tengah, seperti disajikan dalam tabelberikut.

2.39

Tabel 2.30. Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012-2016 No Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Penyelenggaraan festival Kegiatan 4,00 6,00 4,00 2,00 6,00 seni dan budaya 2 Benda,Situs dan Kawasan % 2,00 25,71 25,71 25,71 25,71 Cagar Budaya yang dilestarikan Sumber Data : Hasil Analisis (diolah oleh Bapplitbangda Kabupaten Maluku Tengah) b. Pariwisata Kunjungan Wisata. Jumlah kunjungan ke obyek wisata di Kabupaten Maluku Tengah masih terbatas dimana pada tahun 2012 sebanyak 4.316 orang meningkat menjadi 174.657 orang di tahun 2016. Terkait dengan itu, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah melalui Dinas Pariwisata akan terus mendorong pengelolaan obyek wisata baik peningkatan infrastruktur maupun pelayanan guna meningkatkan daya tarik wisatawan. Demikian pula promosi potensi pariwisata dan kerjasama pariwisata akan terus ditingkatkan.

Tabel 2.31. Capaian Kinerja Urusan Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012-2016 No Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Kunjungan wisata Orang 4.316 5.696 34.893 120.706 174.657 Sumber Data : Hasil Analisis (diolah oleh Bapplitbangda Kabupaten Maluku Tengah)

2.5. Infrastruktur Wilayah Perkembangan hasil-hasil pembangunan infrastruktur dapat dilihat dari berbagai indikator sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.32. Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2012-2016

No. Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Proporsi panjang jaringan jalan % 35,96 35,97 45,63 49,53 53,03 dalam kondisi baik 2. Proporsi Panjang Jalan Dengan Rasio 2,68 2,67 2,66 2,65 2,65 Jumlah Penduduk 3. Persentase Kawasan % Pemukiman Yang Belum Dapat 7,81 7,29 6,77 5,21 4,17 Dilalui Kendaraan Roda 4 4. Persentase Jalan Kabupaten % 25.16 31.65 25.62 49.53 53.03 Dalam Kondisi Baik (> 40 KM/Jam)

2.40

No. Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 5. Persentase Jalan Yang % 0.85 0.96 5.12 1.50 1.40 Memiliki Trotoar dan Drainase/Saluran Pembuangan Air (Minimal 1,5m) 6. Persentase Sempadan Jalan % - - - 0.03 0.03 Yang Dipakai Pedagang Kaki Lima atau Bangunan Rumah Liar 7. Persentase Rumah Tinggal % 76.36 50.05 56.00 48.93 49.84 Bersanitasi 8. Persentase Sempadan Sungai % - - - 8.66 8.66 Yang Dipakai Bangunan Liar 9. Persentase Drainase Dalam % 32.37 32.62 32.86 38.56 75.23 Kondisi Baik/Pembuangan Aliran Air Tidak Tersumbat 10. Persentase Bangunan Turap di % - - - 54.58 64.50 Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor 11. Persentase Irigasi Kabupaten % 31.00 52.34 57.62 68.93 71.86 Dalam Kondisi Baik 12. Rasio Jaringan Irigasi Rasio 0.68 0.68 0.73 0.75 0.78 13. Persentase Penduduk Berakses % 77.29 77.52 77.75 78.25 78.75 Air Minum 14. Rasio Tempat Pemakaman Rasio 0.06 0.06 0.06 0.07 0.08 Umum (TPU) per Satuan Penduduk 15. Rasio Tempat Ibadah per Rasio 0.28 0.14 0.14 0.14 0.15 Satuan Penduduk Sumber data : Data Hasil Analisis (diolah oleh Bapplitbangda Kabupaten Maluku Tengah)

Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan semakin meningkatnya upaya pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lainnya. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan (nasional, provinsi, dan kabupaten/kota). Hal ini mengindikasikan kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan. Jaringan jalan yang baik, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Panjang jalan di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2016 mencapai 980.395 Km. Jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2016 mencapai 455.170 Km. Dengan demikian, secara umum kondisi kualitas infrastruktur jalan raya di Kabupaten Maluku Tengah masih belum memadai. Kondisi ini akan mengganggu aksesibilitas dan/atau kelancaran mobilitas penduduk dan barang antar-wilayah di Kabupaten Maluku Tengah, yang kemudian berdampak pada lemahnya keterkaitan aktivitas ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Berikut tabel kondisi jalan yang ada di Kabupaten MalukuTengah.

2.41

Persentase Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik ( > 40 KM/Jam). Persentase jalan di Kabupaten Maluku Tengah dalam kondisi baik pada tahun 2012 mencapai 25,16 persen mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 53,03 persen. Persentase Jalan Yang Memiliki Trotoar dan Drainase/Saluran Pembuangan Air (minimal 1,5 m). Persentase jalan di Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air pada tahun 2012 sebesar 0,85 persen mengalami peningkatan sebesar 1,40 persen pada tahun 2016. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi. Kelengkapan fasilitas pokok suatu rumah tinggal akan menentukan nyaman atau tidaknya rumah tinggal tersebut, yang juga menentukan kualitasnya. Salah satu fasilitas pokok yang penting dari rumah tinggal berakses sanitasi yang baik sekurang-kurangnya adalah tersedianya layanan sanitasi pembuangan tinja. Pada tahun 2016 rumah tangga yang memiliki jamban sendiri di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun adalah sebesar 79,84 persen dan sebagian besar rumah tangga membuang air besar di pantai dan di sungai. Pada tahun 2012, persentase rumah tinggal bersanitas di Kabupaten Maluku Tengah sebesar 76,36 persen mengalami penurunan sebesar 49,84 persen di tahun 2016. Mengindikasikan bahwa masih kurangnya sarana rumah tinggal yang bersanitasi. Persentase Drainase Dalam Kondisi Baik/Pembuangan Aliran Air Tidak Tersumbat. Sepanjang tahun 2012 sampai dengan 2016 terjadi peningkatan persentase drainase yang semakin baik yaitu sebesar 32,37 persen, 32,62 persen, 32,86 persen, 38,56 persen dan 75,23 persen. Hal ini menunjukkan bahwa saluran pembuangan air yang ada di Kabupaten Maluku Tengah sudah semakin baik. Persentase Pembangunan Turap di Wilayah Jalan Penghubung dan Aliran Sungai Rawan Longsor. Persentase bangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor yang ada di Kabupaten Maluku Tengah selama tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami peningkatan dari 54,58 persen menjadi 64,50 persen. Persentase Irigasi Kabupaten Dalam Kondisi Baik. Panjang jaringan irigasi meliputi jaringan primer, sekunder, tersier. Hal ini mengindikasikan ketersediaan saluran irigasi untuk kebutuhan budidaya pertanian. Tahun 2016, rasio jaringan irigasi mencapai 16,85 persen. Dalam pengembangan sistem pengairan di wilayah Kabupaten Maluku Tengah tidak dapat dilakukan dengan metode yang sama dengan daerah lainnya di Provinsi Maluku. Kondisi topografi dan geografisnya tidak sama sehingga membutuhkan sistem pengairan yang berbeda pula. Kawasan yang terbilang lahan subur dan potensi untuk dikembangkan sistem pengairan teknis hanya terdapat di beberapa wilayah saja terutama di Pulau Seram, dan sebagian kecil di Pulau Ambon. Wilayah ini merupakan wilayah potensial produksi pertanian tinggi sehingga merupakan prioritas pelayanan prasarana irigasi, maka perlu dikembangkan jaringan prasarana irigasi di wilayah tersebut. Pembangunan jaringan irigasi di Kabupaten Maluku Tengah terus ditingkatkan, sehingga kondisi jaringan irigasi dalam keadaan baik terus meningkat dari 31,00 persen pada tahun 2012 menjadi 91,86 persen pada tahun 2016. Panjang jaringan irigasi dalam kondisi baik pada tahun 2015 mencapai 35,96 persen kemudian meningkat menjadi 53,03 persen pada tahun 2016.

2.42

Dalam rangka mendukung pengembangan Kabupaten Maluku Tengah sebagai salah satu lumbung beras di Provinsi Maluku maupun dalam rangka peningkatan ketahanan pangan, maka Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah akan mendorong pengembangan jaringan irigasi, baik melalui pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah. Berikut data prasarana irigasi Kabupaten Maluku Tengah tahun 2013 dirinci berdasarkan kondisi dan panjang saluran irigasi masing-masing daerah irigasi yang ada.

Tabel 2.33. Daerah Irigasi Kabupaten Maluku Tengah Berdasarkan Kondisi dan Panjang Salurannya Kondisi (Ha) Saluran (M) Jumlah Bangunan Nama Daerah Luas No Rusak Rusak Lain- Irigasi (Ha) Baik Primer Sekunder Tersier Sadap/Bagi Ringan Berat nya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. D.I Lovin 750 430 20 0 2.000 5.900 3.000 1 7 2. D.I Namto 265 0 0 0 0 0 0 0 0 3. D.I Tanah 450 350 15 0 2.500 2.200 700 1 6 Merah 4. D.I Waitila 350 230 10 0 2.500 1.500 500 1 3 5. D.I Waimusal 850 425 25 0 1.527 1.200 300 1 2 6. D.I Karlutu 400 100 20 0 405 100 150 0 0 7. D.I Kailolo 250,00 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Total 3.315 1.535 90 0 8.932 10.900 4.650 4 18

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maluku Tengah, 2014

Prasarana pengairan yang utama adalah irigasi untuk mendukung kebutuhan air untuk sawah yang berlokasi pada daerah transmigrasi di Kecamatan Seram Utara, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi dan Kecamatan Seram Utara Timur Seti. Kabupaten Maluku Tengah terdapat sekitar 3.315 Ha daerah irigasi dengan prasarana pengairan (irigasi) berupa 8.932 M saluran primer, 10.900 M saluran sekunder, dan 4.650 M saluran tersier. Kebijakan pembangunan bidang sumber daya air lebih diarahkan kepada pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan, disamping pengendalian daya rusak air berupa pengamanan pantai dan pengendalian banjir serta konservasi sumber air. Rasio Jaringan Irigasi. Pengertian jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan dan pembuangan air irigasi. Rasio jaringan irigasi adalah perbandingan panjang jaringan irigasi terhadap luas lahan budidaya. Panjang jaringan irigasi meliputi jaringan primer, sekunder, tersier. Hal ini mengindikasikan ketersediaan saluran irigasi untuk kebutuhan budidaya pertanian. Persentase Penduduk Berakses Air Minum. Pada tahun 2012 penduduk yang mempunyai akses terhadap air minum adalah sebesar 77,29 persendan terus meningkat sampai tahun 2016 mencapai 85,65 persen. Kondisi ini perlu terus didorong sehingga akses terhadap air minum oleh masyarakat dapat terus meningkat. Rasio Tempat Pemakaman Umum per Satuan Penduduk. Tempat Pemakaman Umum (TPU) adalah areal tempat pemakaman milik/dikuasai pemerintah daerah yang

2.43

disediakan untuk umum yang berada dibawah pengawasan, pengurusan dan pengelolaan pemerintah daerah. Rasio tempat pemakaman umum dihitung dari jumlah daya tampung tempat pemakaman umum per 1.000 jumlah penduduk. Sementara itu, Tempat Pemakaman Bukan Umum (TPBU) adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluan pemakaman mayat yang pengelolaannya dilakukan oleh yayasan/badan sosial/badan keagamaan. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah telah membangun 1 tempat pemakaman umum untuk melayani pemakaman penduduk di Kota Masohi. Kapasitas tampung kedua tempat pemakaman ini terhadap jumlah penduduk di Kota. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk. Tempat Ibadah merupakan sarana penting bagi umat beragama dalam peningkatan kualitas beribadah. Untuk mendukung aktivitas masyarakat dalam melaksanakan ibadah maka pemerintah terus mendorong dan membantu pembangunan sarana peribadatan di Kabupaten Maluku Tengah. Rasio tempat ibadah di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2013 mencapai 1,39 persen yang mengindikasikan 2 mesjid melayani 1000 penduduk. Pembangunan Bidang Perhubungan diarahkan kepada upaya penyelenggaraan transportasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah terus meningkatkan layanan jasa transportasi untuk memperlancar mobilitas orang, distribusi barang dan jasa serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah. Keberhasilan pembangunan bidang perhubungan dapat dilihat dari perkembangan sejumlah indikator sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2.34. Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012- 2016 No Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah arus penumpang Jiwa 12.023,00 12.023,00 13.484,00 14.158,00 14.023,00 1. angkutan umum Rasio ijin trayek Rasio 0,18 1,80 2,10 1,74 1,10 2. Jumlah uji kir angkutan Unit 684,00 747,00 827,00 917,00 882,00 3. umum Jumlah Pelabuhan Jumlah 46,00 50,00 55,00 57,00 60,00 4. Laut/Udara/Terminal Bis Persentase Kepemilikan % 78,50 80,03 85,35 99,71 99,00 5. KIR angkutan umum Pemasangan Rambu- % 43,77 53,13 37,33 50,67 54,00 6. rambu Rasio Panjang Jalan per % 0,38 0,19 0,78 0,53 0,50 7. jumlah Kendaraan Jumlah orang/barang Jiwa 11.143,33 12.023,00 12.902,67 14.158,00 14.023,00 8. yang terangkut angkutan umum Jumlah orang/barang Jiwa 11.023,00 12.023,00 13.484,00 14.158,00 14.023,00 melalui 9. dermaga/bandara/terminal pertahun Sumber Data : Data Hasil Analisis (diolah oleh Bapplitbangda Kabupaten Maluku Tengah)

2.44

Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum. Salah satu indikator untuk mengukur kinerja pembangunan bidang urusan perhubungan adalah jumlah arus penumpang angkutan umum. Jumlah penumpang yang menggunakan angkutan umum di Kabupaten Maluku Tengah berjumlah 12.023 jiwa di tahun 2012 dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 mencapai 14.023 jiwa. Sarana perhubungan lainnya yang digunakan untuk angkutan penumpang adalah bis melalui jalan darat yang menghubungkan wilayah di Kabupaten Maluku Tengah dan menghubungkan Kabupaten Maluku Tengah dengan wilayah Kabupaten lainnya di Provinsi Maluku. Namun demikian perkembangan data penumpang yang menggunakan angkutan umum bis belum terdata dengan baik. Rasio Izin Trayek. Seluruh angkutan umum yang ada di kabupaten wajib memiliki izin trayek. Hal ini dimaksudkan untuk penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum, sehingga ini dapat meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para pengendara angkutan umum. Rasio ijin trayek diperoleh dari jumlah ijin trayek yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio ijin trayek di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2012 mencapai 0,18 persen dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 yaitu mencapai 1,10 persen. Jumlah Uji Kir Angkutan Umum. Jumlah uji kir angkutan umum juga merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja pembangunan bidang urusan perhubungan. Uji kir angkutan umum sangat penting untuk menjaga keselamatan penumpang. Pengelolaan uji Kir angkutan umum di kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2012 telah menguji 684 unit kendaraan dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 menjadi 882 unit kendaraan. Jumlah Pelabuhan Laut, Udara/Terminal Bis. Ketersediaan prasarana perhubungan di kabupaten Maluku Tengah antara lain meliputi pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, terminal dan lapangan terbang. Jumlah pelabuhan laut, udara/terminal bis pada tahun 2012 mencapai 46 buah dan mengalami kenaikan mencapai 60 buah pada tahun 2016. Sarana/prasarana komunikasi dan informasi saat ini telah berkembang dengan pesat dan telah merubah cara hidup manusia, baik cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis dan lain sebagainya. Dengan teknologi komunikasi dan informasi segala aktivitas manusia dapat dilakukan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, akurat, tepat waktu, efektif dan dapat memberikan kenyamanan yang lebih dalam mengelola dan menikmati kehidupan. Selain itu, semua proses pelaksanaan kegiatan serta konten dapat ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, virtual serta personal, dengan demikian kecepatan kinerja akan meningkat. Keberhasilan pembangunan bidang urusan komunikasi dan informatika dapat dilihat dari berbagai indikator antara lain meliputi : Cakupan pengembangan dan pemberdayaan kelompok informasi di tingkat kecamatan; Cakupan layanan telekomunikasi; Persentase penduduk yang menggunakan HP/Telepon; Proporsi rumah tangga dengan akses internet dan Proporsi rumah tangga yang memiliki komputer pribadi.

2.45

Tabel 2.35. Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2012- 2016 No Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Persentase penduduk % 73,68 74,39 74,18 75,43 75,86 yang menggunakan HP/Telepon Sumber Data : Data Hasil Analisis (diolah oleh Bapplitbangda Kabupaten Maluku Tengah)

Persentase Penduduk Yang Menggunakan HP/Telepon. Persentase ini, diperoleh dari jumlah penduduk yang menggunakan Hp/Telepon per jumlah penduduk dikali seratus. Persentase penduduk yang menggunakan Hp/Telepon di Kabupaten Maluku Tengah pada tahun 2012 sebesar 73,68 persen dan mengalami kenaikan pada tahun 2016 yaitu sebesar 75,86 persen, hal ini menunjukan semakin tingginya jumlah penduduk yang menggunakan HP/telepon.

2.6. Penataan Ruang Kinerja pembangunan pelayanan urusan penataan ruang dapat dilihat dari rasio luas ruang terbuka hijau terhadap luas wilayah ber Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dan atau Hak Guna Bangun, rasio bangunan ber-IMB dan perubahan peruntukan ruang publik. Perkembangan hasil-hasil pembangunan pada bidang urusan penataan ruang dapat dilihat dari berbagai indikator sebagaimana disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.36. Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang Kabupaten Maluku Tengah, Tahun 2012-2016 No Indikator Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 2 3 4 5 6 7 8 1. Rasio Ruang Terbuka Hijau Rasio 0.31 0.31 0.31 0.31 0.20 per Satuan Luas Wilayah ber-HPL/HGB 2. Rasio Bangunan ber-IMB Rasio 0.26 0.27 0.28 0.33 0.38 per Satuan Bangunan 3. Ruang Publik Yang % 00.31 00.31 000.31 0.31 Berubah Peruntukkannya 0.31 Sumber data : Data Hasil Analisis (diolah oleh Bapplitbangda Kabupaten Maluku Tengah)

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB. Rasio ruang terbuka hijau yang ada di Kabupaten Maluku Tengah sepanjang tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 mencapai 0,31 persen. Angka tersebut menurun di tahun 2016 yang hanya mencapai 0,20 persen. Terkait dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan di Kabupaten Maluku Tengah, perlu mendapatkan perhatian yang serius pada masa

2.46

mendatang adalah perwujudan kawasan ruang terbuka hijau maupun pengembangan perumahan. Jenis ruang terbuka hijau yang perlu disediakan di lingkungan permukiman pada kota kecamatan dan wilayah lainnya adalah: taman, lapangan olah raga, dan juga pemakaman. Dalam hal ini, ruang terbuka hijau dikelompokkan atas : Ruang Terbuka Hijau Lokal (RTH Lokal), dan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan (RTH Lingkungan).

Rasio Bangunan ber- IMB per Satuan Bangunan. Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah kabupaten/kota kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Setiap orang/badan usaha di Kabupaten Maluku Tengah yang akan mendirikan/membangun gedung baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku wajib memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Hal ini dimaksudkan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Maluku Tengah. Rasio bangunan ber- IMB yang ada di Kabupaten Maluku Tengah sepanjang tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 mengalami peningkatan. Rasio di tahun 2012 sebesar 0,26 persen naik menjadi 0,38 persen di tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kesadaran yang dimiliki oleh orang/badan usaha yang ada di Kabupaten Maluku Tengah untuk mengurus surat izin mendirikan bangunan (IMB) sebelum melakukan kegiatan pembangunan gedung.

2.47

BAB III KONDISI SISTEM INOVASI PEMERINTAHAN KABUPATEN MALUKU TENGAH

Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah telah menggalakkan pembangunan daerah sebagai Mewujudkan Maluku Tengah yang lebih Maju, Sejahtera, dan Berkeadilan dalam Semangat Hidup Orang Basudara serta menjaga keseimbangan (equality) antar kabupaten/kota melalui program dan kegiatan yang inovatif di berbagai sektor. Program dan kegiatan diimplementasikan secara terintegrasi tercantum dalam RPJMD Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2017-2022 yang dilaksanakan secara terorganisir berdasarkan skala prioritas yang memiliki outcome untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Maluku Tengah.

3.1. Kondisi Kelembagaan Sistem Inovasi Daerah Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah Analisis kondisi Sistem Inovasi Daerah menjadi baseline bagi kondisi Sistem Inovasi Daerah yang ingin dicapai dalam beberapa tahun ke depan. Kondisi kelembagaan SIDa saat ini tergambar dari berbagai bentuk organisasi, peraturan dan norma/etika/budaya yang telah berkembang dalam berbagai aktivitas inovasi dalam lingkup pemerintahan, masyarakat, maupun dunia usaha di Kabupaten Maluku Tengah salah satunya adalah rencana elektronik (e-planning). Rencana elektronik merupakan suatu sistem yang terintegrasi dan terpusat dikelola oleh Bappeda Kabupaten Maluku Tengah. Secara spesifik e-rencana dapat mengontrol dan mempercepat proses penganggaran/penyusunan program dan kegiatan APBD yang diusulkan oleh setiap SKPD agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sistem Inovasi Daerah diharapkan dapat dilakukan oleh berbagai organisasi dalam kerangka sistem inovasi meliputi lembaga pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan di daerah.

3.1.1. Pengorganisasian Aktivitas Inovasi Berbagai proses atau aktivitas inovasi di Kabupaten Maluku Tengah belum terlembaga secara formal dan terstruktur. Selama ini aktivitas inovasi di Kabupaten Maluku Tengah masih dilakukan oleh unit-unit yang berada di bawah masing-masing SKPD, lembaga vertikal dan perguruan tinggi. Aktivitas inovasi di Kabupaten Maluku Tengah belum memiliki payung hukum yang kuat untuk mensinergikan Sistem Inovasi Daerah. Oleh sebab itu, untuk mensinergikan aktivitas inovasi di Kabupaten Maluku Tengah, maka perlu dibentuknya suatu wadah organisasi di Kabupaten Maluku Tengah yang berperan sebagai koordinator dalam penguatan SIDa Kabupaten Maluku Tengah.

3.1

Program/aktivitas/kegiatan inovatif di Kabupaten Maluku Tengah umumnya dilakukan melalui kerjasama pihak SKPD dengan perguruan tinggi serta lembaga-lembaga vertikal lainnya. Berbagai upaya telah dilakukan dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah untuk meningkatkan kemampuan aktivitas inovasi daerah, antara lain: (1) pemberian beasiswa program pendidikan sarjana, magister dan doktoral mendukung aktivitas inovasi daerah, (2) pemberian jaminan kesehatan Kabupaten Maluku Tengah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, (3) pembinaan terhadap UMKM dan Koperasi dan (4) inisiasi regulasi yang mendukung aktivitas inovasi. Saat ini Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah sedang menyusun regulasi untuk mensinergikan program dan kegiatan pada semua SKPD dan lembaga yang dapat menunjang penguatan SIDa. Kelembagaan inovasi saat dilakukan dengan cara pembentukan kelompok-kelompok masyarakat berbasis komoditas unggulan Kabupaten Maluku Tengah. Pembentukan kelompok-kelompok masyarakat berbasis komoditas ini (forum) telah memperkuat jejaring kerjasama dalam hal transfer pengetahuan dan teknologi kepada petani lokal sehingga komoditas tersebut memiliki nilai ekonomis dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Saat ini Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah berusaha mengembangkan aktivitas inovasi melalui integrasi penanganan hulu-hilir agar berdampak pada backward effect dan forward effect. Upaya kelembagaan inovasi dilakukan dengan cara koordinasi antar SKPD terkait dan pendidikan tinggi, pemberdayaan organisasi kemasyarakatan dengan cara sinergisitas mengacu pada Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Maluku Tengah.

3.2. Kondisi Jejaring Sistem Inovasi Daerah Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah Jaringan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Maluku Tengah adalah interaksi antar lembaga/organisasi dalam SIDa. Interaksi ini dimaksudkan untuk mensinergikan kemampuan yang dimiliki masing-masing lembaga dalam satu rantai kegiatan. Berbagai komunikasi antar lembaga sering dilakukan melalui berbagai aktivitas seperti penyelenggaraan kelompok diskusi terfokus, seminar, lokakarya dan kegiatan sejenisnya. Komunikasi tersebut dimaksudkan guna menjalin kerjasama dan koordinasi antar SKPD dalam upaya mendukung aktivitas inovasi daerah. Pada lingkup provinsi, saat ini telah dikembangkan beberapa aktivitas komunikasi guna melakukan peningkatan kapasitas jejaring SIDa, antara lain: website informasi pembangunan, penghargaan kreativitas dan inovasi masyarakat (krenova) dan penyelenggaraan berbagai pameran dan promosi produk inovasi yang telah menjadi acara tahunan. Selain itu, berbagai aktivitas komunikasi saat ini juga telah terjalin dengan pihak lembaga perguruan tinggi guna menghasilkan produk inovasi yang menjadi keunggulan daerah. Selain itu, aktivitas komunikasi juga dilakukan dengan lembaga berbasis masyarakat dan swasta. Pelembagaan jaringan SIDa dilakukan melalui mobilisasi sumber daya manusia, informasi, sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi seperti: science park,

3.2

techno park dan oceanography. Mobilisasi sumber daya IPTEK mulai terlihat dalam berbagai aktivitas inovasi yang dilakukan berbagai organisasi. Mobilasi tersebut secara riil terlihat dari aktivitas kerjasama pendidikan dan pelatihan, kesepakatan, keahlian dan kompetensi, keterampilan sumber daya manusia untuk penguatan berbagai proses inovatif antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Tujuan dari berbagai kerjasama kesepakatan, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber daya manusia ditujukan untuk penguatan SIDa antar daerah. Selain itu, kerjasama kesepakatan, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber daya manusia juga dilakukan untuk penguatan SIDa antar kabupaten/kota dalam satu provinsi dan kerjasama kesepakatan, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber daya manusia untuk penguatan SIDa antara lembaga pemerintahan dan lembaga non pemerintahan.

3.3. Sumber Daya Sistem Inovasi Daerah Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah Sumber daya SIDa terdiri dari kesepakatan, keahlian, kompetensi, keterampilan manusia dan pengorganisasiannya; kekayaan intelektual dan informasi; serta sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya saat ini belum memadai baik SDM, infrastruktur dan finansial sehingga belum mampu berjalan secara optimal. Kondisi infrastruktur bidang kelitbangan masih belum mendukung kelancaran kegiatan kelitbangan. Fenomena ini dikarenakan belum terbentuknya lembaga litbangda dan hanya bagian dari struktur organisasi yang melekat di Bapplitbangda Kabupaten Maluku Tengah atau setara dengan pejabat eselon III. Dalam mengatasi berbagai permasalahan tersebut, maka diupayakan pelembagaan sumber daya SIDa ke depan, dilakukan melalui upaya peningkatan pendayagunaan informasi, sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai aktivitas inovasi tersebut akan diperkuat melalui pemanfaatan informasi SIDa dan pemanfaatan sarana dan prasarana SIDa. Dengan demikian melalui SIDa mampu mendorong berbagai aktivitas dan budaya inovasi yang dapat memberikan nilai tambah bagi produk-produk usaha masyarakat dan produk-produk unggulan daerah.

3.4. Tantangan dan Peluang Penguatan Sistem Inovasi Daerah Banyak tantangan yang harus dihadapi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah ke depan sehubungan dengan proses globalisasi dan perdagangan bebas internasional, seperti: AEC (ASEAN Economic Community)/ MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), APEC (Asia Pacific Economy Cooperation), AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan sebagainya. Tantangan ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya kurangnya mutu sumber daya manusia, produktivitas dan daya saing yang rendah, oleh karena itu perlu menyiapkan perbaikan kelembagaan (organisation), jejaring kerja (network) dan sumber daya manusia (human resource) yang berkaitan dengan standar kualifikasi. Sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya alam yang besar,

3.3

sehingga Kabupaten Maluku Tengah memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat melakukan inovasi seluas-luasnya di segala sektor. Sasaran kebijakan SIDa Kabupaten Maluku Tengah adalah: a) pembentukan dan penguatan unsur-unsur kelembagaan SIDa; b) pembentukan dan penguatan jejaring SIDa; dan c) pembangunan dan peningkatan sumber daya SIDa. Pada tiga sasaran tersebut terdapat berbagai tantangan dan sekaligus peluang yang perlu diantisipasi dan didayagunakan. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi berbagai tantangan dan peluang dalam berbagai sasaran kebijakan SIDa Kabupaten Maluku Tengah. Secara detail, tantangan dan peluang SIDa Kabupaten Maluku Tengah dapat dijabarkan menurut 3 (tiga) unsur sasaran penataan dan penguatan SIDa sebagai berikut.

A. Tantangan dan Peluang Kelembagaan SIDa Tantangan Peluang Belum optimalnya peran bidang Visi, misi dan komitmen kepala daerah Kelitbangan untuk memayungi menempatkan prioritas pembangunan berbagai aktivitas inovasi Kabupaten daerah yang mendukung pelembagaan Maluku Tengah sistem inovasi Belum terciptanya iklim inovasi yang Implementasi regulasi yang memungkinkan didukung oleh kerangka regulasi yang kebijakan terdesentralisasi serta memadai peningkatan kesadaran politik partisipatif masyarakat sehingga memungkinkan dilahirkannya produk hukum yang berkesesuian dengan kebutuhan dinamis di daerah Kabupaten Maluku Tengah Masih lemahnya etos/budaya kerja Sejarah menunjukan masyarakat Kabupaten inovatif di lingkungan lembaga Maluku Tengah memiliki budaya yang pemerintahan daerah, masyarakat dan kuat. Budaya ini memungkinkan dunia usaha tumbuhnya kembali para perintis inovasi berbasis eksistensi kearifan lokal

B. Tantangan dan Peluang Jejaring SIDa Tantangan Peluang Masih belum sinerginya komunikasi Kebijakan daerah memberikan peluang bagi dan koordinasi antar-stakeholders Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah dalam mendukung kegiatan inovasi untuk membangun jejaring aktivitas inovasi dengan dalam maupun luar negeri sesuai dengan perundang-undangan.

3.4

Tantangan Peluang Masih kurangnya ketersediaan Semakin berkembangnya kerja sama infrastruktur IPTEK di unit-unit Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah kegiatan pembangunan daerah dengan perguruan tinggi dan lembaga luar negeri di bidang penelitian Masih belum optimalnya Kabupaten Maluku Tengah memiliki pendayagunaan HKI (Hak Kekayaan berbagai produk khas lokal yang Intelektual), pemanfaatan informasi, memungkinkan pemanfaatan berbagai pengetahuan dan teknologi di teknologi dan inovasi di tengah masyarakat masyarakat sebagai peluang peningkatan nilai tambah yang menjadi daya ungkit kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan jaringan penghasil Adanya jaringan PTN dan PTS, baik inovator masih belum maksimal universitas maupun politeknik yang ada di Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon.

C. Tantangan dan Peluang Sumber Daya SIDa Tantangan Peluang Potensi SDA yang belum sepenuhnya Terdapat variasi potensi lokal yang didayagunakan melalui pemanfaatan memungkinkan berkembangnya berbagai IPTEK kegiatan inovasi tematik di setiap wilayah Masih kurangnya ketersediaan SDM Adanya kebijakan khusus pemerintah (technopreneur) yang mampu Kabupaten Maluku Tengah dalam rangka mengelola berbagai kegiatan inovasi pemberian beasiswa untuk mengambil di barbagai sektor program sarjana, magister dan doktoral sehingga memungkinkan munculnya para pelopor inovasi di berbagai bidang kegiatan yang potensial yang mendukung pembangunan daerah

Keterbatasan sarana dan prasarana Mulai tumbuhnya kesadaran dari berbagai penunjang IPTEK di berbagai unit usaha pihak akan pentingnya IPTEK bagi masyarakat pengembangan aktivitas inovasi dalam menunjang berbagai kegiatan pembangunan

3.5

Kabupaten Maluku Tengah secara finansial sangat mungkin dalam melakukan berbagai inovasi untuk percepatan pembangunan, dalam konteks meningkatkan daya saing khususnya sektor perekonomian karena sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, kelautan dan perikanan serta wisata memiliki potensi untuk dijadikan komoditas unggulan. Fakta- fakta tersebut di atas menerangkan bahwa Kabupaten Maluku Tengah mempunyai peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan inovasi, khususnya dalam sektor agroindustri. Namun demikian, peluang yang besar ini tidak serta merta dapat diraih mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan dalam mengembangkan sistem inovasi daerah adalah kesiapan masyarakat, pengusaha lokal dan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam menghadapi persaingan global. Tantangan lainnya adalah selera pasar semakin tinggi, konsumen semakin cerdas dan kritis. Untuk itu sektor agroindustri Kabupaten Maluku Tengah harus cepat menyesuaikan diri dengan selalu memperhatikan selera konsumen melalui research and development (R&D) dan menyesuaikan produknya sesuai dengan permintaan pasar. Dalam mengembangkan menjadi agroindustri yang unggul, Kabupaten Maluku Tengah harus kreatif menciptakan inovasi produk sesuai dengan kebutuhan bisnis yang senantiasa berubah cepat. Di sisi lain, pemerintah daerah diharapkan dapat mengakomodatif dan cepat dalam merumuskan regulasi yang kondusif untuk mendukung inovasi produk agroindustri. Selain itu, Kabupaten Maluku Tengah memiliki keterbatasan Sumber Daya Manusia untuk mengembangkan inovasi, seperti Tenaga Peneliti dan Perekayasa yang kompeten dengan jumlah yang cukup menjadi tuntutan mutlak. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah harus memprioritaskan penciptaan SDM yang profesional dan berkualifikasi secara berkesinambungan mengadakan pendidikan, pelatihan, magang, workshop atau kuliah pasca sarjana. Peningkatan SDM dibutuhkan di jajaran pemerintahan dan juga di lingkungan agroindustri. Penguasaan teknologi informasi untuk mendukung pengembangan inovasi, kemudahan akses pelayanan perdagangan (e-trading, e-commerce) serta terciptanya produk-produk baru masih sangat terbatas. E-commerce merupakan sarana bertransaksi lewat internet, menawarkan barang dan jasa yang mampu melakukan transaksi selama 24 jam nonstop, dengan tingkat biaya akses yang lebih murah dan dapat dinikmati oleh semua orang di dunia. Fenomena ini menginsyaratkan bahwa inovasi yang dilakukan sangat erat hubungannya dengan persaingan di tingkat regional dan global. Sementara, pasar global sudah sangat canggih dan serba elektronik. Apabila inovasi sektor agroindustri tidak diimbangi dengan pemanfaatan IT, dapat dipastikan akan sulit untuk memperoleh hasil yang optimal.

3.6

Komitmen pendanaan dari institusi pemerintah dan pihak swasta dalam mengembangkan inovasi masih minim, hingga saat ini di Indonesia belum ada peraturan perundang-undangan yang mewajibkan penetapan plafon anggaran minimum bagi instansi pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Di samping minimnya pengetahuan aparatur terhadap inovasi, ketiadaan peraturan perundang-undangan ini mengakibatkan alokasi anggaran untuk inovasi menjadi sangat terbatas. Misalnya anggaran pengembangan inovasi dalam bentuk kajian-kajian, edukasi, pelatihan dan lain-lain. Selain itu, proyek-proyek kajian yang diusulkan juga belum diarahkan untuk dapat menghasilkan inovasi bagi institusi maupun bagi masyarakat luas. Untuk itu, diperlukan upaya sosialisasi dan edukasi kepada institusi dan pihak swasta tentang pentingnya melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan daya saing institusi dan bisnis. Upaya lainnya yang dapat ditempuh adalah menerapkan standarisasi produk dan pelayanan terhadap kegiatan bisnis. Persepsi masyarakat terhadap pentingnya melakukan inovasi produk juga masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari minimnya upaya inovasi yang dilakukan oleh masyarakat maupun perusahaan yang bergerak dalam sektor agrobisnis. Untuk itu, pemerintah perlu bekerjasama secara sinergis dengan asosiasi profesi dan akademisi melakukan upaya-upaya edukasi dan sosialisasi. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dan swasta diharapkan mampu memberi respon yang memadai terhadap tantangan multidimensi ini. Sektor agroindustri di Kabupaten Maluku Tengah harus mampu bersaing dalam hal efisiensi biaya produksi, produktivitas dan kualitas barang dan jasa yang dihasilkannya. Selain itu tantangan dilihat dari beberapa bidang sektor antaralain:

Perekonomian • Permasalahan pada bidang industri adalah terbatasnya aksesibilitas industri ke permodalan. Kemudian juga terdapat masalah terbatasnya kemampuan pemasaran baik dalam promosi, kemasan, maupun jangkauan pemasaran. Di sisi lain terdapat masalah kurangnya penyesuaian terhadap permintaan pasar karena keterbatasan informasi dan pemanfaatan teknologi. Industri juga menghadapi masalah daya saing produk. Kabupaten Maluku Tengah memiliki produk olahan hasil alam, kerajinan dan wisata, namun berbagai produk tersebut menghadapi persiangan produk lain dari berbagai daerah dan negara. Oleh sebab itu kesiapan industri daerah perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan daya saing produk. • Pada sektor pariwisata, Kabupaten Maluku Tengah menghadapi masalah terbatasnya promosi dan jejaring pariwisata, aksesibilitas, amenitas, atraksi dan aktifitas pariwisata. • Pada sektor perdagangan dan jasa secara umum terdapat masalah keterbatasan kemampuan pemerintah dalam intervensi kebijakan atas ekspansi pasar modern, dan

3.7

perlindungan pasar tradisional. Serbuan produk dan pasar yang lebih modern telah mengancam eksistensi pasar tradisional yang ada. • Di sektor Koperasi dan UKM terdapat masalah belum optimalnya kualitas manajemen dan SDM pengelola koperasi dan UMKM. • Pada sektor penanaman modal terdapat masalah belum optimalnya informasi potensi dan peluang investasi. • Terkait masalah pertanian terdapat masalah belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian dalam arti luas secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas serta ketidakpastian pasar produk hasil pertanian. • Pada masalah ketahanan pangan terdapat masalah belum optimalnya peningkatan diversifikasi pangan.

Pada sektor kehutanan terdapat masalah adanya kerusakan hutan dan lahan. Infrastruktur • Dalam urusan pekerjaan umum, terjadi masalah belum optimalnya kualitas dan kapasitas prasarana jalan dan jembatan, dan sistem jaringan transportasi. Sistem transportasi menghadapi masalah belum optimalnya sistem dan kualitas pelayanan perhubungan. Selain itu juga terdapat masalah terbatasnya kemampuan rehabilitasi terhadap kerusakan jaringan irigasi, kemampuan pengendalian banjir, serta penyediaan air baku pertanian. • Dalam urusan komunikasi dan informatika masih terjadi masalah terbatasnya penyebaran informasi kebijakan dan hasil-hasil pembangunan dalam rangka keterbukaan informasi publik. • Kemudian dalam sector energi dan sumberdaya mineral terdapat masalah belum optimalnya penataan lampu penerangan jalan. • Penataan Ruang Masalah utama dalam tata ruang adalah rendahnya pengendalian alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian, terutama untuk keperluan perumahan dan industri. Namun di sisi lain masih banyak rumah yang belum memadai. Masih banyak rumah tidak layak huni bagi masyarakat. • Dalam urusan pertanahan, terdapat masalah terkait administrasi.

Sosial Budaya • Masalah sosial yang terjadi adalah belum memadainya penanganan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta masih terbatasnya upaya pengurangan resiko bencana, antisipasi perubahan iklim, serta penanganan rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana yang komprehensif. • Pada sektor ketenagakerjaan terdapat masalah masih rendahnya kualitas sumber daya manusia, yang dipengaruhi oleh sistem pendidikan formal dan pola pelaksanaan

3.8

pelatihan yang cenderung masih bersifat umum dan kurang berorientasi pada perkembangan kebutuhan dunia usaha. • Sektor transmigrasi ditandai dengan masalah belum memadainya keterampilan calon transmigran sesuai dengan daerah tujuan transmigrasi. • Pada sektor kebudayaan, terdapat masalah belum memadainya pelestarian benda cagar budaya dan pengembangan budaya. • Untuk urusan pemberdayaan perempuan terjadi permasalahan masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap konsep perlindungan, belum melembaganya Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam masyarakat serta masih terbatasnya perlindungan pada korban kekerasan berbasis gender dan pelanggaran hak anak. • Untuk urusan kependudukan terdapat masalah masih belum idealnya jumlah personil tenaga lapangan penyuluh KB untuk mencakup masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah sehingga membuat terbatasnya pelayanan KB yang diberikan kepada masyarakat. Di sisi lain juga minimnya kader yang bersedia dan mampu dalam mengelola program KB di tingkat desa/kelurahan sehingga membuat program KB kurang optimal berjalan di tengah masyarakat. • Tantangan umum dibidang pendidikan adalah belum optimalnya kualitas, akses, relevansi, daya saing dan tata kelola pendidikan, serta minat baca masyarakat. Selain itu masih didapati adanya kesenjangan kualitas sarana prasarana sekolah yang cukup lebar antara di Kota dengan di Desa. Tantangan lainnya adalah peningkatan kualitas guru dalam pendidikan formal (S1/D4), terutama guru SD. • Di bidang kesehatan terdapat masalah masih belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan standar pelayanan kesehatan. Selain itu masih kurangnya kualitas Sumber Daya Kesehatan yang berkompetensi terhadap pelaksanaan tugas.

Pemerintahan • Pada sektor pemerintahan terdapat masalah belum mantapnya pelaksanaan tata kelola pemerintahan daerah, keseimbangan aparatur teknis dan administrasi, pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah dan sistem pengendalian internal pemerintah. Pada sisi lain terdapat masalah belum terlaksananya kerjasama antar daerah terkait pelayanan publik. • Pada sektor pemberdayaan masyarakat desa adalah belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat akibat keterbatasan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat serta masih belum optimalnya pemanfaatan hasil pengembangan teknologi tepat guna karya masyarakat untuk mendukung produktifitas kerja.

3.9

BAB IV KONDISI SISTEM INOVASI DAERAH YANG AKAN DICAPAI

Kondisi capaian pembangunan di Kabupaten Maluku Tengah dewasa ini dapat dikatakan masih cenderung ditentukan oleh besaran faktor-faktor ekonomi yang menggerakkan proses pembangunan. Maka, guna meningkatkan daya ungkit bagi peningkatan kesejahteraan yang lebih baik, perlu dilakukan upaya transformasi secara sistemik melalui kerangka Sistem Inovasi Daerah (SIDa) diharapkan dapat mencapai target sasaran pembangunan di Kabupaten Maluku Tengah, hal ini diharapkan mampu menggerakkan seluruh proses yang semakin efisien dengan mendayagunakan IPTEK. Pada posisi tersebut, faktor inovasi menjadi kata kunci baru dalam mewujudkan peningkatan efisiensi dan kualitas hasil dari proses pembangunan. Dengan memperhatikan kebutuhan transformasi dalam pembangunan di Kabupaten Maluku Tengah di atas, perlu dimulai dengan penyusunan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). SIDa Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018–2022 perlu memiliki skema pentahapan penciptaan kondisi inovasi sebagai penggerak proses pembangunan daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tengah harus senantiasa bersinergi memperkuat penataan unsur inovasi daerahnya, dalam upaya pencapaian target sasaran pembangunan yang dimanatkan dalam RPJMD Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2017-2022.

4.1

Dengan perkataan lain, Kabupaten Maluku Tengah membutuhkan kebijakan peningkatan daya saing pembangunan daerah melalui penguatan sistem inovasi. Target capaian kondisi innovation- driven development pada tahun 2022 perlu diwujudkan melalui tiga tahap (stage). Berikut dideskripsikan berbagai kondisi strategis yang diharapkan terwujud dalam tiga tahapan pelaksanaan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah.

4.1. Terciptanya Daya Dukung SIDa di Kabupaten Maluku Tengah (2017–2018) Untuk meningkatkan kerangka dasar (pondasi) SIDa di Kabupaten Maluku Tengah diperlukan kebijakan penguatan daya dukung inovasi. Sistem inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai stakeholders, kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan, kecepatan inovasi dan proses pembelajaran berbasis masyarakat (society) yaitu masyarakat perkotaan dan perdesaan. Penguatan daya dukung SIDa perlu diarahkan kepada proses pengembangan IPTEK pada berbagai basis produksi unggulan dalam masyarakat perdesaan. Transformasi basis produksi unggulan perlu diarahkan menuju terwujudnya kapasitas daya dukung kelembagaan, jejaring dan sumber daya yang handal. Kebijakan penguatan daya dukung sistem inovasi merupakan wahana utama untuk meningkatkan pondasi SIDa dan kohesi sosial dalam mewujudkan masyarakat yang semakin sejahtera, mandiri dan beradab menuju penciptaan kondisi innovation-driven development. Untuk Mewujudkan Maluku Tengah yang lebih Maju, Sejahtera, dan Berkeadilan dalam Semangat Hidup Orang Basudara berbasis innovation-driven development pada 2022, diperlukan beberapa langkah-langkah penguatan terhadap tahap awal (pertama) penciptaan daya dukung SIDa.

4.1.1. Pembentukan Kerangka Jejaring Inovasi Tahap awal penataan unsur jejaring yang perlu dicapai dalam mendukung penciptaan daya dukung SIDa adalah menumbuhkembangkan berbagai kolaborasi atau kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK (praktek baik/terbaik dan/atau hasil riset). Tujuan utamanya ialah merintis terciptanya interaksi produktif multipihak yang saling menguntungkan bagi perkembangan inovasi dan difusinya, penyebarluasan praktek baik dan hasil-hasil riset yang sesuai dengan potensi terbaik di lingkup Kabupaten Maluku Tengah. Guna menciptakan kerangka sistemik dalam pengembangan kerangka jejaring SIDa, maka perlu didorong melalui agenda pengembangan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah secara inovatif. Pengembangan iklim yang kondusif bagi proses- proses inovasi dapat dilaksanakan melalui SKPD (Satuan

4.2

Kerja Perangkat Daerah) secara inovatif. Kemajuan SIDa di suatu daerah akan ditentukan oleh seberapa cepat dan kuatnya pondasi jejaring inovasi yang dapat didorong oleh pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.

4.1.2. Pembentukan Kerangka Kelembagaan Inovasi Tahap (milestones) awal yang hendak dicapai dalam penataan unsur kelembagaan guna mendukung penciptaan daya dukung SIDa adalah penguatan unsur-unsur kelembagaan guna mendukung penciptaan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi. Arah pengembangan kelembagaan pada tahap awal ini intinya berkaitan dengan tujuan menciptakan iklim daerah yang kondusif, khususnya bagi aktivitas pemerintahan, aktivitas ekonomi masyarakat perdesaan dan dunia usaha. Perwujudan pondasi sistem inovasi daerah (SIDa) dilakukan melalui penataan potensi dan daya dukung berbagai unsur organisasi, kerangka regulasi dan internalisasi budaya inovasi. Tahap pertama penataan kerangka kelembagaan SIDa terkait pula dengan upaya pengenalan budaya inovasi dalam berbagai organisasi/lembaga inovasi daerah. Tujuan agenda itu ialah membangun landasan budaya kreatif-inovatif masyarakat. Penataan daya dukung kelembagan IPTEK/kelitbangan perlu ditopang melalui agenda pemetakan potensi unggulan desa-desa di Kabupaten Maluku Tengah untuk dikembangkan secara inovatif. Maka dalam tataran pengembangan kelembagaan perlu dibanguan kerangka model pengembangan desa inovasi sebagai strategi pengembangan basis kelembagaan SIDa yang terarah, terintegrasi, sistematis dan berkelanjutan.

4.1.3. Pembangunan Kerangka Penguatan Sumber Daya Inovasi Penataan kerangka penguatan sumber daya sangat strategis dalam upaya mempersiapkan masyarakat memasuki era ekonomi pengetahuan (knowledge economy) dan masyarakat pengetahuan (knowledge society). Arah pengembangan sumber daya SIDa perlu diwujudkan melalui peningkatan kesadaran berbagai pihak terhadap aspek strategis IPTEK bagi pengembangan kegiatan ekonomi dan sektor-sektor pembangunan lainnya. Tahap awal penataan kerangka sumber daya perlu dilakukan melalui upaya menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan peningkatan sumber daya di Kabupaten Maluku Tengah. Tujuan utamanya ialah mendorong aktivitas inovasi semua masyarakat Kabupaten Maluku Tengah untuk saling bersinergi, meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mulai memahami perkembangan global untuk dimanfaatkan bagi kepentingan daerah. Tujuan utamanya adalah terjadinya penguatan rantai nilai pengembangan sektor unggulan berbasis teknologi di Kabupaten Maluku Tengah. Lebih lanjut perlu mulai membentuk jiwa kewirausahaan (entrepreneur) masyarakat agar mampu mengelola berbagai kegiatan inovasi menuju pada pembentukan keuntungan ekonomi.

4.3

4.2. Pemantapan Kapasitas SIDa di Kabupaten Maluku Tengah (2018–2019) Tahapan kedua merupakan tahap lanjut dari proses Pembangunan Daya Dukung (pondasi) SIDa adalah tercapainya kapasitas inovasi dari berbagai kelembagaan SIDa. Hal tersebut akan terlihat dari semakin luasnya wilayah pengembangan dan dihasilkannya peningkatan besaran produksi berbagai usaha masyarakat dan perluasan bidang-bidang baru yang mampu dikembangkan secara inovatif baik pada organisasi pemerintahan, masyarakat, maupun dunia usaha.

4.2.1. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Inovasi Tahap kedua yang hendak dicapai dalam penataan unsur kelembagaan guna mendukung pemantapan kapasitas SIDa adalah semakin kuatnya elemen kelembagaan yang mendukung penciptaan kerangka umum bagi inovasi daerah. Arah pengembangan kelembagaan pada tahap kedua ini intinya berkaitan dengan tujuan menciptakan iklim daerah yang semakin kondusif, khususnya bagi aktivitas pemerintahan, ekonomi masyarakat perdesaan dan dunia usaha. Perwujudan pemantapan kapasitas SIDa dilakukan melalui pemantapan daya dukung berbagai unsur organisasi, kerangka regulasi dan internalisasi budaya lokal. Penataan kapasitas kelembagaan IPTEK/kelitbangan perlu ditopang melalui pengembangan berbagai potensi unggulan daerah di Kabupaten Maluku Tengah. Maka target capaian dalam tataran pengembangan daerah inovasi adalah semakin kuatnya kelembagaan proses inovasi produktif di Kabupaten Maluku Tengah. Tahap kedua penataan kerangka kelembagaan SIDa terkait pula dengan upaya pemantapan budaya inovasi dalam berbagai organisasi/lembaga inovasi daerah. Tujuan agenda itu ialah mulai mantapnya landasan budaya kreatif-inovatif dan kohesi sosial ekonomi berbasis masyarakat.

4.2.2. Penguatan Kapasitas Jejaring Inovasi Pada tahap ini unsur jejaring yang perlu dicapai dalam mendukung pemantapan kapasitas SIDa adalah semakin banyaknya kolaborasi atau kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK (praktek baik/terbaik dan/atau hasil riset). Tujuan utamanya ialah tercapainya interaksi intensif dan produktif multipihak yang saling menguntungkan bagi perkembangan inovasi dan difusinya, penyebarluasan praktek baik dan hasil-hasil litbang yang sesuai dengan potensi terbaik di lingkup Kabupaten Maluku Tengah. Guna menciptakan kerangka sistemik dalam pengembangan kerangka jejaring SIDa, maka agenda Pengembangan Inovatif di Kabupaten Maluku Tengah perlu

4.4

memiliki target pengembangan yang lebih luas. Pengembangan iklim inovasi yang semakin kondusif yang diwujudkan melalui semakin mantapnya dukungan penyelenggaraan unsur-unsur pemerintahan daerah dalam berbagai proses inovatif. Pengembangan kapasitas SIDa di suatu daerah ditentukan oleh riilnya dukungan pemerintahan daerah melakukan pengembangan jejaring inovasi sebagai proses yang produktif dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4.2.3. Penguatan Kapasitas Sumber Daya Inovasi Arah pengembangan sumber daya SIDa pada tahap kedua perlu diwujudkan melalui peningkatan kesadaran dan perhatian nyata berbagai pihak terhadap aspek strategis IPTEK bagi pengembangan kegiatan ekonomi dan bidang-bidang pembangunan lainnya. Pemantapan kapasitas sumber daya SIDa perlu diwujudkan melalui upaya pemantapan berbagai proses inovatif dan memperkuat keterpaduan peningkatan sumber daya di Kabupaten Maluku Tengah. Tujuan utamanya ialah mendorong aktivitas inovasi di semua sektor yang semakin bersinergi, mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan semakin dapat memahami dan menguasai perkembangan global untuk dimanfaatkan bagi kepentingan daerah. Tujuan utamanya adalah terjadinya penguatan kapasitas pengembangan sektor-sektor unggulan daerah berbasis teknologi di Kabupaten Maluku Tengah. Lebih lanjut perlu memantapkan jiwa kewirausahaan (entrepreneur) masyarakat agar mampu mengelola berbagai kegiatan inovasi menuju pada kemandirian.

4.3. Terwujudnya Daya Saing SIDa di Kabupaten Maluku Tengah (2019–2022) Pada tahap ketiga merupakan lanjutan dari proses pemantapan kapasitas SIDa pada tahap sebelumnya. Arah pengembangannya adalah tercapainya produktivitas dan daya saing berbagai inovasi yang dikembangkan sesuai dengan action plan. Pada tahap akhir periode ini diharapkan tercapainya beberapa indikator Pembangunan daerah yang berkaitan dengan pengembangan inovasi.

4.3.1. Penciptaan Daya Saing Unsur Kelembagaan Inovasi Tahapan ketiga yang hendak dicapai dalam penataan unsur kelembagaan guna mendukung perwujudan daya saing SIDa adalah semakin kuatnya unsur-unsur kelembagaan guna mendukung penciptaan kerangka umum yang semakin kondusif bagi inovasi. Arah pengembangan kelembagaan pada tahap ketiga ini berkaitan dengan tujuan menciptakan iklim daerah yang semakin kondusif bagi aktivitas pemerintahan, ekonomi masyarakat perdesaan dan dunia usaha. Perwujudan daya saing Sistem Inovasi Daerah

4.5

(SIDa) dilakukan melalui pemantapan kapasitas organisasi, kerangka regulasi dan internalisasi budaya inovasi. Daya saing kelembagaan IPTEK/riset perlu ditopang melalui pengembangan desa- desa inovasi di Kabupaten Maluku Tengah, maka target yang akan dicapai adalah terciptanya efisiensi kelembagaan proses inovasi produktif di perdesaan Kabupaten Maluku Tengah. Tahapan ketiga penataan kerangka kelembagaan SIDa terkait pula dengan upaya pemantapan budaya inovasi dalam berbagai organisasi/lembaga inovasi daerah. Tujuan yang akan dicapai adalah terbangunnya dan berkembangnya landasan budaya kreatif-inovatif, kewirausahaan dan kohesi sosial masyarakat Kabupaten Maluku Tengah.

4.3.2. Penciptaan Daya Saing Jejaring Inovasi Tahapan ketiga unsur jejaring yang perlu dicapai dalam mendukung perwujudan daya saing SIDa di Kabupaten Maluku Tengah adalah semakin meratanya kolaborasi atau kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK (praktek baik/terbaik dan/atau hasil riset). Tujuan utamanya ialah tercapainya interaksi yang intensif dan produktif multipihak yang saling menguntungkan bagi perkembangan inovasi dan difusinya, penyebarluasan praktek baik dan hasil-hasil riset yang sesuai dengan potensi terbaik di lingkup Kabupaten Maluku Tengah. Kerangka sistemik dalam pengembangan kerangka jejaring SIDa, maka agenda pengembangan inovatif di Kabupaten Maluku Tengah perlu memiliki target pengembangan kualitas daya saing. Pengembangan iklim inovasi yang kondusif dapat diwujudkan secara nyata dan mendapat dukungan stakeholders dan SKPD dalam berbagai proses inovatif di Kabupaten Maluku Tengah. Indikator pencapaian target pada tahap ini adalah: meningkatnya dukungan pemerintahan daerah dalam pengembangan jejaring inovasi sebagai proses yang produktif dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4.3.3. Penciptaan Daya Saing Sumber Daya Inovasi Arah pengembangan sumber daya SIDa pada tahap ketiga perlu diwujudkan melalui pemantapan kesadaran dan perhatian nyata berbagai pihak terhadap aspek strategis IPTEK bagi pengembangan sektor ekonomi dan lainnya. Daya saing sumber daya SIDa perlu diwujudkan melalui upaya pemantapan berbagai proses inovatif dan sinergisitas pemanfaatan sumber daya masyarakat di Kabupaten Maluku Tengah. Tujuan utamanya ialah mendorong aktivitas inovasi yang berkualitas, bersinergi, terintegrasi dan terbentuknya peningkatan daya saing pengembangan daerah berbasis teknologi di Kabupaten Maluku Tengah dalam rangka pencapaian VISI dan MISI RPJMD Kabupaten Maluku Tengah periode 2017-2022.

4.6

BAB V

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN SISTEM INOVASI DAERAH

Pembangunan Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2017 - 2022 memasuki periode ketiga dan keempat RPJPD Tahun 2005-2025. Disamping diarahkan untuk memperkuat berbagai keberhasilan yang diraih, juga diarahkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dan isu lokal yang dihadapi, dengan mengantisipasi berbagai isu nasional dan regional di masa mendatang yang berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat Maluku Tengah. Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dituntut untuk lebih mengutamakan aspek pemanfaatan IPTEK sebagai penentu daya saing, maka dirumuskan Visi Misi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2017- 2022 sebagai berikut :

”Mewujudkan Maluku Tengah yang lebih Maju, Sejahtera, dan Berkeadilan dalam Semangat Hidup Orang Basudara”

Dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Maluku Tengah maka ditetapkanlah Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Maluku Tengah sebagai berikut : 1. Membangun masyarakat Maluku Tengah yang lebih sehat, cerdas dan profesional; 2. Meningkatkan perekonomian Maluku Tengah yang mandiri, berdaya saing, kuat, yang berpihak kepada masyarakat miskin; 3. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana wilayah yang berwawasan lingkungan; 4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih; 5. Mewujudkan kehidupan masyarakat Maluku Tengah yang berakhlak mulia, rukun, harmonis, dan berbudaya; 6. Memperkuat peran Perempuan dan Pemuda serta peningkatan prestasi olahraga.

Hasil singkronisasi terhadap dokumen RPJMD Kabupaten Maluku Tengah tahun 2017-2022 yang terkait dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) adalah sebagai berikut:

5.1

Tabel 5.1 Sinkronisasi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah tahun 2017-2022 dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDa)

MISI TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 5 Membangun Tata Membangun sumber Meningkatnya daya Meningkatnya kualitas Peningkatan sumberdaya Kelola daya manusia Maluku saing sumberdaya tata kelola manusia, kelembagaan, serta Pemerintahan dan Tengah yang manusia dan pemerintahan dan pelayanan masyarakat yang Pelayanan Publik menguasai IPTEK, kelembagaan serta pelayanan publik berkualitas dan berdaya saing yang berkualitas senantiasa berinovasi berbudaya IPTEK dan berdaya saing dan kreatif dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal

Membangun Mewujudkan Meningkatnya daya Meningkatnya kualitas, Peningkatan produksi, Perekonomian pertumbuhan ekonomi saing daerah kuantitas dan produktivitas serta mutu yang Maju dan daerah yang berkualitas produktifitas potensi tanaman pangan, perkebunan, Berkeadilan dan menurunkan unggulan daerah peternakan dan perikanan; tingkat kesenjangan Peningkatan kapasitas antar wilayah kelembagaan koperasi, IKM dan UMKM; Peningkatan akses teknologi, SDM, permodalan, kualitas produk dan pemasaran hasil produk bagi industri kecil dan menengah

Menurunnya Angka Meningkatkan nilai Peningkatan perlindungan Kemiskinan Dareah tambah pendapatan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat masyarakat miskin dan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial serta pembinaan kelembagaan pemberdayaan masyarakat Desa

Fokus inovasi pembangunan daerah diarahkan pada : 1. Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik Pelayanan publik menjadi tolak ukur keberhasilan konsep good governance. Upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik hanya dapat dilakukan apabila terjadi keseimbangan antara tiga pilar, yaitu sektor pemerintahan, sektor swasta, dan sektor masyarakat yang saling berkesinambungan dalam pengelolaan sumber daya alam, lingkungan, sosial, dan ekonomi. Sebagai bentuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik maka harus melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Salah satu cara untuk mengembangkan good governance adalah dengan meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pemerintahan, dimulai dari tingkat individu, meningkat kepada kelompok, dan kemudian menuju pada inovasi organisasional. Tujuannya agar seluruh pihak di tempat kerja mampu mengembangkan keterampilan yang dapat mempermudah dalam melakukan setiap pekerjaannya.

5.2

2. Peningkatan Daya Daing Daerah Peningkatan Daya saing daerah yang diharapkan adalah meningkatkan kuantitas maupun kualitas serta produktivitas sektor-sektor unggulan daerah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih baik dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga mampu untuk bersaing di tingkat provinsi Maluku maupun nasional. 3. Penurunan Angka Kemiskinan Perluasan pemenuhan hak dan kebutuhan dasar perlu menjadi perhatian untuk peningkatan kualitas hidup terutama bagi masyarakat kurang mampu. Pemenuhan hak dasar ini meliputi hak untuk mendapatkan identitas/ legalitas, pelayanan kesehatan, kecukupan gizi, akses terhadap pendidikan, rumah tinggal yang layak, penerangan yang cukup, fasilitas sanitasi, dan akses terhadap air minum. Tantangan dalam hal pemenuhan hak dan kebutuhan dasar ini menyangkut ketersediaan layanan dasar (supply side), penjangkauan oleh masyarakat miskin (demand side), serta kelembagaan dan efisiensi sektor publik;

3 (tiga) fokus arah inovasi pembangunan daerah diharapkan dapat mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan daerah Kabupaten Maluku Tengah yang sebagaimana diamanat dalam RPJMD Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2017-2022.

5.1. Tujuan Pada era globalisasi dan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pertumbuhan ekonomi merupakan syarat penting namun harus mempertimbangkan pemerataan pembangunan, oleh karena itu dibutuhkan inovasi dengan mendayagunakan IPTEK (innovation driven) pada berbagai usaha berbasis masyarakat. Sinergisitas antar pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi dan stakeholder perlu diwujudkan dalam pengembangan SIDa Kabupaten Maluku Tengah. Penguatan sistem inovasi daerah perlu didukung dengan tersedianya data, peningkatan budaya inovasi dan pembentukan branding kabupaten sampai perdesaan di Kabupaten Maluku Tengah. Pengembangan SIDa Maluku Tengah memiliki peluang karena masih banyak potensi yang belum dikelola secara profesional, maka tujuan SIDa Kabupaten Maluku Tengah serta mewujudkan Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah dapat dirumuskan sebagai berikut:

A. Menciptakan daya dukung SIDa di Kabupaten Maluku Tengah melalui: 1. Melakukan penataan kerangka kelembagaan inovasi melalui penguatan unsur-unsur kelembagaan SIDa; 2. Melakukan penataan kerangka jejaring inovasi dengan mengembangkan berbagai kolaborasi atau kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK; dan

5.3

3. Melakukan penataan kerangka penguatan sumber daya inovasi melalui peningkatan kesadaran berbagai pihak terhadap aspek strategis IPTEK bagi pengembangan kegiatan ekonomi dan bidang-bidang pembangunan.

B. Pemantapan kapasitas SIDa di Kabupaten Maluku Tengah melalui: 1. Melakukan penguatan kapasitas kelembagaan inovasi melalui pemantapan daya dukung unsur organisasi, kerangka regulasi dan internalisasi budaya inovasi; 2. Melakukan penguatan kapasitas jejaring inovasi dengan memperbanyak kolaborasi atau kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK (praktek baik/terbaik dan/atau hasil riset); dan 3. Melakukan penguatan kapasitas sumber daya inovasi melalui peningkatan kesadaran dan perhatian nyata berbagai pihak terhadap aspek strategis IPTEK bagi pengembangan kegiatan ekonomi dan bidang-bidang pembangunan.

C. Terwujudnya daya saing SIDa di Kabupaten Maluku Tengah melalui: 1. Menciptakan daya saing unsur kelembagaan inovasi melalui pemantapan kapasitas organisasi, kerangka regulasi dan internalisasi budaya inovasi; 2. Menciptakan daya saing jejaring inovasi melalui pemerataan kolaborasi atau kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK (praktek baik/terbaik dan/atau hasil riset); dan 3. Menciptakan daya saing sumber daya inovasi melalui pemantapan kesadaran dan perhatian nyata berbagai pihak terhadap aspek strategis IPTEK bagi pengembangan kegiatan ekonomi dan sektor pembangunan lainnya.

Tujuan inovasi diharapkan dapat mewujudkan Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki tujuan; 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia; Dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui meningkatnya capaian indikator Indeks Pembangunan Manusia yang ditargetkan pada akhir periode mencapai 72,96 2. Pertumbuhan ekonomi dan stabilitas perekonomian daerah; Untuk meningkatkan kapasitas pertumbuhan ekonomi dan stabilitas perekonomian daerah melalui meningkatnya capaian Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 7,15 persen dan Laju inflasi yang ditargetkan akan mencapai 3,68 persen pada akhir periode 3. Menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran; Untuk dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran melalui capaian Tingkat Kemiskinan yang ditargetkan akan menurun hingga 13,35 persen dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang ditargetkan akan mencapai 6,45 persen pada akhir.

5.4

4. Meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur daerah; Dalam meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur daerah melalui tercapaian target Indeks Ketimpangan Regional dengan target 0,1145 pada akhir periode. 5. Mewujudkan kelestarian lingkungan dan ketangguhan penanggulangan bencana; Dalam mewujudkan kelestarian lingkungan dan ketangguhan penanggulangan bencana dapat dicapai melalui pencapaian target Penilaian Adipura dimana pada akhir periode ditargetkan mencapai 7 persen dan Indeks Ketangguhan Bencana yang ditargetkan mencapai angka indeks sebesar 4,13 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang berkualitas dengan aparatur yang profesional; Dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang berkualitas dengan aparatur yang profesional melalui pencapaian target keberhasilan Indeks Reformasi Birokrasi yang akan ditergetkan mencapai 93,37 dan Opini BPK terhadap laporan keuangan daerah ditarget hingga akhir periode mencapai Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) 7. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang nyaman, tertib dan harmonis; Dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang nyaman, tertib dan harmonis dapat dicapai melalui pencapaian target Persentase penurunan konflik sosial yang ditargetkan keberhasilannya mencapai 100 persen; Meningkatkan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam pembangunan; Dalam meningkatkan kapasitas dan partisipasi perempuan dalam pembangunan melalui pencapaian target keberhasilan yaitu Indeks Pembangunan Gender yang ditargetkan mencapai 98,43 persen 8. Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan dan prestasi olahraga; Dalam meningkatkan partisipasi pemuda dan prestasi olahraga diukur melalui pencapaian target Presentase Prestasi Olahraga di Tingkat Nasional, dengan melibatkan peran serta pelajar dan pemuda dalam even olahraga agar selalu dapat meraih prestasi

5.2. Sasaran A. Terciptanya daya dukung SIDa di Kabupaten Maluku Tengah melalui: 1. Tertatanya kerangka kelembagaan inovasi ➢ Penataan daya dukung unsur organisasi; ➢ Penataan kerangka regulasi; dan ➢ Internalisasi budaya inovasi. 2. Tertatanya kerangka jejaring inovasi ➢ Penguatan jejaring litbang; ➢ Kolaborasi kelitbangan; dan ➢ Kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK 3. Tertatanya kerangka penguatan sumber daya inovasi

5.5

➢ Penyediaan SDM berkualitas; dan ➢ Penyediaan sumber daya teknologi. B. Mantapnya kapasitas SIDa di Kabupaten Maluku Tengah melalui: 1. Menguatnya kapasitas kelembagaan inovasi ➢ Pemantapan daya dukung unsur organisasi; ➢ Kerangka regulasi; dan ➢ Internalisasi budaya inovasi. 2. Menguatnya kapasitas jejaring inovasi ➢ Peningkatan jejaring kelitbang; ➢ Meningkatkan kolaborasi; dan ➢ Meningkatkan kerjasama dalam proses inovasi dan difusi IPTEK. 3. Menguatnya kapasitas sumber daya inovasi ➢ Peningkatan kesadaran IPTEK SDM; dan ➢ Peningkatan sumber daya IPTEK. C. Mewujudkan daya saing SIDa di Kabupaten Maluku Tengah melalui: 1. Terciptanya daya saing unsur kelembagaan inovasi ➢ Pemantapan kapasitas organisasi; ➢ Pemantapan kerangka regulasi; dan ➢ Pemantapan internalisasi budaya inovasi. 2. Terciptanya daya saing jejaring inovasi ➢ Perluasan jejaring kelitbang; ➢ Pemerataan kolaborasi atau kerjasama dalam proses inovasi; dan ➢ Pemerataan difusi IPTEK (praktek baik/terbaik dan/atau hasil riset). 3. Terciptanya daya saing sumber daya inovasi ➢ Pemantapan kesadaran SDM IPTEK; dan ➢ Pemantapan sumber daya IPTEK. 4. Terbangunnya kemandirian dan kreativitas ➢ Pemantapan manajemen usaha; dan ➢ Pemantapan exit strategy. Seluruh sasaran inovasi diharapkan mempercepat pencapaian sasaran Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah 1) Meningkatnya pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas 2) Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat 3) Meningkatnya daya saing daerah 4) Meningkatnya kemandirian perekonomian daerah 5) Menurunnya tingkat kesejahteraan penduduk miskin 6) Meningkatnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha 7) Meningkatnya sarana prasarana jalan, transportasi, sumber daya air, komunikasi dan informatika

5.6

8) Meningkatnya sarana dan prasarana permukiman, perkotaan dan perdesaan 9) Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim. 10) Meningkatnya ketangguhan daerah dalam penanggulangan bencana. 11) Meningkatnya akuntabilitas pemerintahan serta peningkatan pelayanan publik. 12) Berkembangnya keharmonisan hidup orang basudara berlandaskan budaya Siwalima, Pela Gandong dan Masohi serta meningkatkan ketertiban dan kerukunan. 13) Meningkatnya kesetaraan gender 14) meningkatnya pembinaan dan pemberdayaan pemuda dan olahraga

5.3. Strategi dan Arah Kebijakan Perwujudan visi dan misi daerah salah satu bentuk konkrit pembangunan daerah Kabupaten Maluku Tengah, perlu dirumuskan kebijakan penguatan SIDa Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki strategi dan arah kebijakan

5.3.1. Strategi Strategi ini bertujuan menumbuhkan minat dan bakat riset bagi pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat sebagai basis landasan kebijakan pengembangan inovasi di Kabupaten Maluku Tengah, melalui; 1. Penguatan Sistem Inovasi Daerah; Strategi ini dimaksudkan untuk memperkuat pilar-pilar bagi pengembangan kreativitas-keinovasian di provinsi dan kabupaten/kota yang sejalan dan terintegrasi dengan penguatan sistem inovasi nasional 2. Pengembangan Klaster potensi daerah; Strategi ini bertujuan untuk mengembangkan potensi unggulan dan meningkatkan daya saing daerah 3. Pengembangan Jaringan Inovasi; Strategi ini sebagai wahana untuk membangun keterkaitan, kemitraan antar aktor, dan pemasaran. 4. Pengembangan Inovasi; Strategi ini sebagai wahana pengembangan dan peningkatan kualitas inovasi dalam melahirkan modernisasi bisnis/ekonomi dan sosial, serta pengembangan budaya kewirausahaan (entrepreneur) 5. Pengembangan riset pilar-pilar kebijakan tematik; Strategi ini bertujuan menumbuhkan minat dan bakat riset bagi pemerintah, swasta, akademisi dan masyarakat sebagai basis landasan kebijakan pengembangan inovasi. Seluruh Strategi tersebut diharapkan dapat mewujudkan pencapaian VISI dan Misi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah diarahkan pada; a. Peningkatan kualitas layanan, pemerataan tenaga dan sarana prasarana pendidikan. b. Peningkatan kualitas layanan, pemerataan tenaga dan sarana prasarana kesehatan. c. Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan investasi melalui penyediaan sarana dan prasarana ekonomi; Pengembangan sentra industri, pariwisata, agribisnis, mutu dan nilai tambah produk serta upaya-upaya peningkatan pendapatan daerah; Meningkatkan

5.7

pendapatan masyarakat miskin; Meningkatkan ketersediaan lapangan kerja baru dan SDM Tenaga Kerja. d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana infrastruktur transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan), sumber daya air , Komunikasi dan Informatika; Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana prasarana permukiman perkotaan dan perdesaan; Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menyeluruh di setiap sektor pembangunan dan daerah; Meningkatkan pemahaman mitigasi dan rehabilitas untuk mengurangi resiko dan memulihkan dampak kerusakan yang diakibatkan oleh konflik dan bencana alam. e. Peningkatan kapasitas dan kualitas aparatur pemerintah yang profesional, disiplin, dan berbasis merit sistem/ kompetensi dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik berbasis data dan informasi yang cepat, tepat dan akurat memenuhi SPM (Standar pelayanan Minimal). f. Meningkatkan perlindungan, pengelolaan keragaman dan kekayaan budaya daerah melalui penguatan produk hukum daerah dan peningkatan pengawasan terhadap potensi konflik sosial di daerah. g. Meningkatkan keseteraan gender dan pemberdayaan perempuan; Peningkatan pembinaan pemuda dan olah raga serta pembangunan sarana prasarana olahraga.

5.3.2. Arah kebijakan Arah kebijakan penguatan SIDa merupakan pedoman untuk mengarahkan rumusan strategis yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran SIDa. Rumusan arah kebijakan merasionalkan pilihan-pilihan strategis agar memiliki fokus dan sesuai dengan pengaturan pelaksanaannya. Adapun arah kebijakan penguatan sistem inovasi di Kabupaten Maluku Tengah sebagai berikut : 1. Pengembangan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis; 2. Penguatan kelembagaan dan daya dukung ilmu pengetahuan dan teknologi atau penelitian dan pengembangan kemampuan absorpsi usaha mikro, kecil dan menengah; 3. Pengembangan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktek baik/terbaik dan atau hasil penelitian dan pengembangan; 4. Pengembangan budaya inovasi; 5. Pengembangan dan penguatan keterpaduan peningkatan sistem inovasi dan klaster industri. Penyelarasan pencapaian visi dan misi RPJMD Kabupaten Maluku Tengah dengan perkembangan global antaralain; a. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan bagi seluruh masyarakat; Meningkatkan ketersediaan dan mutu tenaga pendidik; Meningkatkan Minat Baca Masyarakat; Pengembangan kurikulum, kualitas materi dan metode pembelajaran; Peningkatan kualitas pendidikan non formal dan informal.

5.8

b. Peningkatan akses dan kualitas kesehatan bagi seluruh masyarakat; Peningkatan akses dan mutu pelayanan ibu dan anak; Pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/ wabah; Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan Keluarga Berencana; Peningkatan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk pencegahan kasus baru penyakit, dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV, Malaria serta penyakit tidak menular. c. Pengembangan layanan investasi yang memberikan kemudahan, kepastian dan tranparansi proses perijinan bagi investor dan pengusaha; Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan; Peningkatan kapasitas kelembagaan koperasi, IKM dan UMKM; Peningkatan akses teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan permodalan bagi industri kecil dan menengah; Peningkatan pendapatan sesuai perangkat aturan perudang- undangan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah; Peningkatan Ketahanan Pangan; Pemberdayaan, peningkatan sumber daya petani dan nelayan; Pengembangan daya tarik dan pemasaran daerah tujuan wisata; Meningkatkan produksi, produktivitas agribisnis; Perlindungan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat miskin; Pembinaan kelembagaan pemberdayaan masyarakat Desa; Meningkatkan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial dan perlindungan sosial terhadap PMKS; Peningkatan kualitas hidup dan pendapatan masyarakat transmigrasi; Peningkatan dan perluasan kesempatan kerja; d. Mempercepat pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi infrastruktur perhubungan; Mempercepat pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi infrastruktur jalan dan jembatan; Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pendukung ketahanan pangan; Mempercepat pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi infrastruktur komunikasi dan informatika; Meningkatkan hunian layak, penataan kawasan permukiman, pelayanan air minum dan sanitasi layak; Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian lingkungan hidup serta adaptasi terhadap perubahan iklim; Meningkatkan pemenuhan sarana prasarana dan kapasitas derah dalam penanggulangan bencana; e. Meningkatkan partisipasi dan aspirasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan; Peningkatan disiplin dan etika aparatur; Peningkatan sistem pengawasan internal; Penguatan sitem pengelolaan keuangan daerah yang bersih dan efisien; Meningkatkan mutu pengelolaan aset daerah; Peningkatan kualitas Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan implementasi mekanisme perencanaan pembangunan daerah sesuai regulasi; Mengembangkan e-government (electronic government) dan standar prosedur kerja; Menerapkan manajemen SDM yang berkualitas (transparan dan berbasis merit sistem/ kompetensi); Penataan dan peningkatan integritas pegawai yang berbasis kinerja; Pengembangan manajemen sistem data dan informasi secara terpadu dan akurat; Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintahan negeri;

5.9

f. Peningkatan pengawasan dan partisipasi masyarakat terhadap potensi konflik sosial di daerah; Peningkatan toleransi dan kerukunan antar umat beragama; Peningkatan keragaman dan kekayaan budaya daerah; Menyediakan produk hukum daerah; g. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan kreatifitas anak; Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarutamaan gender (PUG); Peningkatan kapasitas kelembagaan perlindungan perempuan dan anak; Peningkatan partisipasi pemuda dan prestasi olah raga secara sistematis, berjenjang dan berkelanjutan

5.10