COVER Dok SIDA.Jpg

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

COVER Dok SIDA.Jpg BUPATI MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI MALUKU TENGAH NOMOR 45 TAHUN 2018 TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2018 – 2022 BUPATI MALUKU TENGAH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan amanat peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah, perlu ditetapkan Kebijakan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) di Kabupaten Maluku Tengah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu ditetapkan Peraturan Bupati tentang Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat II se- Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1645); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 42I9): 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negera (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); -2 - 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 244), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Madya Daerah Tingkat II Ambon (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3137); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); -3 - 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 206, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6123); 17. Peraturan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2O12 dan Nomor 36 Tahun 2O12 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 484); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312); 20. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Nomor 31 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 (Lembar Daerah Tahun 2007 Nomor 59); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Maluku Tengah Nomor 04 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Maluku Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2016 Nomor 183). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI MALUKU TENGAH TENTANG SISTEM INOVASI DAERAH (SIDa) KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2018-2022 -4 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Bupati adalah Bupati Maluku Tengah 2. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintahan Kabupaten Maluku Tengah. 3. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, penerapan, pengkajian, perekayasaan dan pengoperasian yang selanjutnya disebut kelitbangan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi. 4. Sistem Inovasi Daerah yang selanjutnya disingkat SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuh kembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintahan daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, lembaga penunjang inovasi, dunia usaha dan masyarakat di daerah" 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Maluku Tengah yang selanjutnya disebut RPJMD Kabupaten Maluku Tengah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun" 6. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah. 7. System Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah adalah menguraikan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan yang dilakukan dalam Sistem Inovasi Daerah periode 2018-2022. 8. Tim Walang Inovasi Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018 adalah Tim yang dibentuk oleh Bupati Maluku Tengah berdasarkan Keputusan Bupati Maluku Tengah Nomor : 800.5 – 261 yang mempunyai tugas antara lain membuat rumusan Kebijakan SIDa di daerah BAB II SISTEM INOVASI DAERAH Pasal 2 Sistem Inovasi Daerah merupakan dokumen yang berisi kebijakan sistem inovasi di Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022, yang dihasilkan oleh Tim Walang Inovasi Kabupaten Maluku Tengah, yang memuat kebijakan umum dan program percepatan pembangunan dengan pendekatan penguatan sistem inovasi. -5 - Pasal 3 Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan : a. Salah satu acuan perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan dengan inovatif dan progresif. b. Salah satu Landasan dan Pedoman Operasional bagi OPD dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun 2018 sampai Tahun 2022. BAB III PENYUSUNAN SISTEM INOVASI DAERAH Pasal 4 (1) Sistematika penulisan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022 sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM BAB III KONDISI SISTEM INOVASI PEMERINTAHAN KABUPATEN MALUKU TENGAH BAB IV KONDISI SISTEM INOVASI DAERAH YANG AKAN DICAPAI BAB V TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENGUATAN INOVASI (2) Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2O22 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini BAB IV PELAKSANAAN Pasal 5 Sekretaris Daerah Kabupaten Maluku Tengah selaku Penanggung Jawab bertanggung jawab atas Penyelenggaraan Inovasi Daerah di Kabupaten Maluku Tengah. Pasal 6 (1) Sekretaris Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan SIDa di OPD (2) Sekretaris Daerah menyampaikan laporan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Bupati. BAB V PERUBAHAN PENGUATAN SIDa Pasal 7 (1) Perubahan SIDa hanya dapat dilakukan apabila hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan target capaian setiap tahun tidak sesuai dengan tahapan yang telah dirumuskan. (2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perubahan- perubahan capaian sasaran tahunan tetapi tidak mengubah target sasaran pencapaian sasaran akhir. -6 - BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 8 Pelaksanaan SIDa Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2018-2022 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dibiayai dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Maluku Tengah.
Recommended publications
  • The Development and Structural Change Of
    沿岸域学会誌,Vol.28 No.1, pp.35-47 (Journal of Coastal Zone Studies) 2015 年 6 月 論 文 THE DEVELOPMENT AND STRUCTURAL CHANGE OF MARINE SASI SYSTEM - A TRADITIONAL RESOURCES MANAGEMENT IN CENTRAL MALUKU VILLAGES, INDONESIA Awwaluddin*, Xiaobo LOU**, Fang CHEN* ABSTRACT: Marine Sasi plays an important role in coastal resource management as a traditional and informal system in Maluku villages, Indonesia. The existence and performance of Sasi system and other indigenous knowledge practices in Indonesia were widely affected by various policies issued by the government. The sustaina- bility and functionality of Sasi system were weakened significantly in the 1970s due to the changes of village gov- ernment system. Meanwhile, the Sasi system has been predicted to be recovered after the implementation of local government system reformation in 2004. This paper tries to clarify the actual condition of marine Sasi system in Maluku villages during three different regimes, i.e., traditional, Centralization and Decentralization regime; and also to analyze the impacts of the changes in village government system to the structure of marine Sasi. The number of marine Sasi system was declined during the Centralization Regime, but has been increasing in the Decentralization regime as it was predicted. Meanwhile the structure of marine Sasi system was weakened during the centralization regime, but starting to improve in the Decentralization regime. Marine Sasi system is important for the Maluku vil- lages’ community members, but it is fragile to the changes of village government system. KEYWORDS: Marine Sasi, coastal resource management, indigenous knowledge, Maluku villages-Indonesia 1. Introduction biological natural resources”3).
    [Show full text]
  • Death Adders {Acanthophis Laevis Complex) from the Island of Ambon
    ZOBODAT - www.zobodat.at Zoologisch-Botanische Datenbank/Zoological-Botanical Database Digitale Literatur/Digital Literature Zeitschrift/Journal: Herpetozoa Jahr/Year: 2006 Band/Volume: 19_1_2 Autor(en)/Author(s): Kuch Ulrich, McGuire Jimmy A., Yuwono Frank Bambang Artikel/Article: Death adders (Acanthophis laevis complex) from the island of Ambon (Maluku, Indonesia) 81-82 ©Österreichische Gesellschaft für Herpetologie e.V., Wien, Austria, download unter www.biologiezentrum.at SHORT NOTE HERPETOZOA 19(1/2) Wien, 30. Juli 2006 SHORT NOTE 81 O. & PINTO, I. & BRUFORD, M. W. & JORDAN, W. C. & NICHOLS, R. A. (2002): The double origin of Iberian peninsular chameleons.- Biological Journal of the Linnean Society, London; 75: 1-7. PINHO, C. & FER- RAND, N. & HARRIS, D. J. (2006): Reexamination of the Iberian and North African Podarcis phylogeny indi- cates unusual relative rates of mitochondrial gene evo- lution in reptiles.- Molecular Phylogenetics and Evolu- tion, Chicago; 38: 266-273. POSADA, D. &. CRANDALL, K. A. (1998): Modeltest: testing the model of DNA substitution- Bioinformatics, Oxford; 14: 817-818. SWOFFORD, D. L. (2002): PAUP*. Phylogenetic analy- sis using parsimony (*and other methods). Version 4.0. Sinauer Associates, Uderland, Massachusetts. WADK, E. (2001): Review of the False Smooth snake genus Macroprotodon (Serpentes, Colubridae) in Algeria with a description of a new species.- Bulletin National Fig. 1 : Adult death adder (Acanthophis laevis com- History Museum London (Zoology), London; 67 (1): plex) from Negeri Lima, Ambon (Central Maluku 85-107. regency, Maluku province, Indonesia). Photograph by U. KUCH. KEYWORDS: mitochondrial DNA, cyto- chrome b, Macroprotodon, evolution, systematics, Iberian Peninsula, North Africa SUBMITTED: April 1,2005 and Bali by the live animal trade.
    [Show full text]
  • Cave Use Variability in Central Maluku, Eastern Indonesia
    Cave Use Variability in Central Maluku, Eastern Indonesia D. KYLE LATINIS AND KEN STARK IT IS NOW INCREASINGLY CLEAR that humans systematically colonized both Wallacea and Sahul and neighboring islands from at least 40,000-50,000 years ago, their migrations probably entailing reconnoitered and planned movements and perhaps even prior resource stocking of flora and fauna that were unknown to the destinations prior to human translocation (Latinis 1999, 2000). Interest­ ingly, much of the supporting evidence derives from palaeobotanical remains found in caves. The number of late Pleistocene and Holocene sites that have been discovered in the greater region including Wallacea and Greater Near Ocea­ nia, most ofwhich are cave sites, has grown with increased research efforts partic­ ularly in the last few decades (Green 1991; Terrell pers. comm.). By the late Pleis­ tocene and early Holocene, human populations had already adapted to a number ofvery different ecosystems (Smith and Sharp 1993). The first key question considered in this chapter is, how did the human use of caves differ in these different ecosystems? We limit our discussion to the geo­ graphic region of central Maluku in eastern Indonesia (Fig. 1). Central Maluku is a mountainous group of moderately large and small equatorial islands dominated by limestone bedrock; there are also some smaller volcanic islands. The region is further characterized by predominantly wet, lush, tropical, and monsoon forests. Northeast Bum demonstrates some unique geology (Dickinson 2004) that is re­ sponsible for the distinctive clays and additives used in pottery production (dis­ cussed later in this paper). It is hoped that the modest contribution presented here will aid others working on addressing this question in larger and different geographic regions.
    [Show full text]
  • Crisis and Failure: War and Revolt in the Ambon Islands, 1636-1637
    CAKALELE, VOL. 3 (1992) © Gcrrit J. K.naap CRISIS AND FAILURE: WAR AND REVOLT IN THE AMBON ISLANDS, 1636-1637 GERRIT J. KNAAP ROYAL INSTITUTE OF LINGUISTICS AND ANTHROPOLOGY, LEIDEN On January 14, 1637, kimelaha Leliato, the govcmor of the Tematan dependencies in Central Maluku, returned to his headquarters in Lusicla on Hoamoal from an expedition to Sapama with his hongi of 30 kora­ kora. The reason for his sudden rctum was that he had just received a message from Bum informing him of the approach of a large Dutch fleet. That fleet was under the supreme command of Governor-General Anthonic van Diemcn, the hi ghest official in the hierarchy in Asia of the Verenigde Oost-Indischc Compagnie (VOC), the Dutch East India Company. The reason for Van Diemcn's arrival in the islands was the crisis confrdnting VOC mlc there. For many years, since the Dutch had taken over a portion of the islands from the Pottugucsc in 1605, there had been a state of war or, at best, of anned peace with the Tcmatan dependencies in the same area. However, for the past few years the VOC had seen itself also confronted with growing opposition from the territories located between the Tcmatan and Dutch realms. Finally, in 1636, rebellion broke out among the inhabitants of the VOC's own do­ main, who had hitherto mostly supported the Dutch cause with their kora-kora in the hongi (Knaap 1987a: 17-22; Enkhuizen 399:2-3, 16). One might say that the events of 1636-1637 were the severest crisis the Dutch had been confronted with until that time.
    [Show full text]
  • Dutch East Indies)
    .1" >. -. DS 6/5- GOiENELL' IJNIVERSIT> LIBRARIES riilACA, N. Y. 1483 M. Echols cm Soutbeast. Asia M. OLIN LIBRARY CORNELL UNIVERSITY LlflfiAfiY 3 1924 062 748 995 Cornell University Library The original of tiiis book is in tine Cornell University Library. There are no known copyright restrictions in the United States on the use of the text. http://www.archive.org/details/cu31924062748995 I.D. 1209 A MANUAL OF NETHERLANDS INDIA (DUTCH EAST INDIES) Compiled by the Geographical Section of the Naval Intelligence Division, Naval Staff, Admiralty LONDON : - PUBLISHED BY HIS MAJESTY'S STATIONERY OFFICE. To be purchased through any Bookseller or directly from H.M. STATIONERY OFFICE at the following addresses: Imperial House, Kinqswat, London, W.C. 2, and ,28 Abingdon Street, London, S.W.I; 37 Peter Street, Manchester; 1 St. Andrew's Crescent, Cardiff; 23 Forth Street, Edinburgh; or from E. PONSONBY, Ltd., 116 Grafton Street, Dublin. Price 10s. net Printed under the authority of His Majesty's Stationery Office By Frederick Hall at the University Press, Oxford. ill ^ — CONTENTS CHAP. PAGE I. Introduction and General Survey . 9 The Malay Archipelago and the Dutch possessions—Area Physical geography of the archipelago—Frontiers and adjacent territories—Lines of international communication—Dutch progress in Netherlands India (Relative importance of Java Summary of economic development—Administrative and economic problems—Comments on Dutch administration). II. Physical Geography and Geology . .21 Jaya—Islands adjacent to Java—Sumatra^^Islands adja- — cent to Sumatra—Borneo ^Islands —adjacent to Borneo CeLel3^—Islands adjacent to Celebes ^The Mpluoeas—^Dutoh_ QQ New Guinea—^Islands adjacent to New Guinea—Leaser Sunda Islands.
    [Show full text]
  • Countering Purism: Confronting the Emergence of New Varieties in a Training Program for Community Language Workers
    Language Documentation and Description ISSN 1740-6234 ___________________________________________ This article appears in: Language Documentation and Description, vol 2. Editor: Peter K. Austin Countering purism: confronting the emergence of new varieties in a training program for community language workers MARGARET FLOREY Cite this article: Margaret Florey (2004). Countering purism: confronting the emergence of new varieties in a training program for community language workers. In Peter K. Austin (ed.) Language Documentation and Description, vol 2. London: SOAS. pp. 9-27 Link to this article: http://www.elpublishing.org/PID/017 This electronic version first published: July 2014 __________________________________________________ This article is published under a Creative Commons License CC-BY-NC (Attribution-NonCommercial). The licence permits users to use, reproduce, disseminate or display the article provided that the author is attributed as the original creator and that the reuse is restricted to non-commercial purposes i.e. research or educational use. See http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/ ______________________________________________________ EL Publishing For more EL Publishing articles and services: Website: http://www.elpublishing.org Terms of use: http://www.elpublishing.org/terms Submissions: http://www.elpublishing.org/submissions Countering purism: confronting the emergence of new varieties in a training program for community language workers Margaret Florey 1. Introduction Studies of language shift and language silence have reported extensive grammatical restructuring and the emergence of new varieties as knowledge and use of a language weakens among younger members of an language community. The ensuing high levels of variation between speakers can lead to a ‘language shift cycle’. The starting point for the cycle is the extensive variation which flourishes during rapid language shift.
    [Show full text]
  • Workpapers in Indonesian Languages and Cultures
    ( J WORKPAPERS IN INDONESIAN LANGUAGES AND CULTURES VOLUME 6 - MALUKU ,. PATTIMURA UNIVERSITY and THE SUMMER INSTITUTE OP LINGUISTICS in cooperation with THE DEPARTMENT OF EDUCATION AND CULTURE WORKPAPERS IN INDONESIAN LANGUAGES AND CULTURES VOLUME 6 - MALUKU Nyn D. Laidig, Edi tor PAT'I'IMORA tJlflVERSITY and THE SUMMER IRSTlTUTK OP LIRGOISTICS in cooperation with 'l'BB DBPAR".l'MElI'1' 01' BDUCATIOII ARD CULTURE Workpapers in Indonesian Languages and cultures Volume 6 Maluku Wyn D. Laidig, Editor Printed 1989 Ambon, Maluku, Indonesia Copies of this publication may be obtained from Summer Institute of Linguistics Kotak Pos 51 Ambon, Maluku 97001 Indonesia Microfiche copies of this and other publications of the Summer Institute of Linguistics may be obtained from Academic Book Center Summer Institute of Linguistics 7500 West Camp Wisdom Road l Dallas, TX 75236 U.S.A. ii PRAKATA Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Masa Esa, kami menyambut dengan gembira penerbitan buku Workpapers in Indonesian Languages , and Cultures. Penerbitan ini menunjukkan adanya suatu kerjasama yang baik antara Universitas Pattimura deng~n Summer Institute of Linguistics; Maluku . Buku ini merupakan wujud nyata peran serta para anggota SIL dalam membantu masyarakat umumnya dan masyarakat pedesaan khususnya Diharapkan dengan terbitnya buku ini akan dapat membantu masyarakat khususnya di pedesaan, dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi mereka sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Dengan adanya penerbitan ini, kiranya dapat merangsang munculnya penulis-penulis yang lain yang dapat menyumbangkan pengetahuannya yang berguna bagi kita dan generasi-generasi yang akan datang. Kami ucapkan ' terima kasih kepada para anggota SIL yang telah berupaya sehingga bisa diterbitkannya buku ini Akhir kat a kami ucapkan selamat membaca kepada masyarakat yang mau memiliki buku ini.
    [Show full text]
  • Inventory of the Oriental Manuscripts of the Library of the University of Leiden
    INVENTORIES OF COLLECTIONS OF ORIENTAL MANUSCRIPTS INVENTORY OF THE ORIENTAL MANUSCRIPTS OF THE LIBRARY OF THE UNIVERSITY OF LEIDEN VOLUME 7 MANUSCRIPTS OR. 6001 – OR. 7000 REGISTERED IN LEIDEN UNIVERSITY LIBRARY IN THE PERIOD BETWEEN MAY 1917 AND 1946 COMPILED BY JAN JUST WITKAM PROFESSOR OF PALEOGRAPHY AND CODICOLOGY OF THE ISLAMIC WORLD IN LEIDEN UNIVERSITY INTERPRES LEGATI WARNERIANI TER LUGT PRESS LEIDEN 2007 © Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007. The form and contents of the present inventory are protected by Dutch and international copyright law and database legislation. All use other than within the framework of the law is forbidden and liable to prosecution. All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, translated, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without prior written permission of the author and the publisher. First electronic publication: 17 September 2006. Latest update: 30 July 2007 Copyright by Jan Just Witkam & Ter Lugt Press, Leiden, The Netherlands, 2006, 2007 2 PREFACE The arrangement of the present volume of the Inventories of Oriental manuscripts in Leiden University Library does not differ in any specific way from the volumes which have been published earlier (vols. 5, 6, 12, 13, 14, 20, 22 and 25). For the sake of brevity I refer to my prefaces in those volumes. A few essentials my be repeated here. Not all manuscripts mentioned in the present volume were viewed by autopsy. The sheer number of manuscripts makes this impossible.
    [Show full text]
  • RENSTRA 2017 – 2022 DISHUB Kab
    PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGAH DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Jl. Buano No. 10 – Telp./Fax. (0914) 22013, Kode Pos 97551 RENSTRA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2017 - 2022 M A S O H I Maret 2019 i RENSTRA 2017 – 2022 DISHUB Kab. Maluku Tengah KATA PENGANTAR Penyelenggaraan pelayanan dan pembangunan bidang perhubungan telah mampu menghubungkan wilayah sebagai satu kesatuan dan mendistribusikan informasi pembangunan ke seluruh wilayah. Namun demikian, selain keberhasilan yang telah dicapai, masih banyak tantangan yang dihadapi untuk pembangunan kedepan sejalan dengan perubahan dan dinamika lingkungan strategis, sementara disisi lain transportasi terus dituntut untuk melaksanakan fungsi penunjang dan pendorong aktivitas sosial ekonomi yang dapat mengkoneksi seluruh wilayah Kabupaten Maluku Tengah dengan aksesibilitas yang dapat dirasakan di seluruh pelosok. Sesuai amanat Peraturan Bupati Maluku Tengah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Perhubungan Kabupaten Maluku Tengah, bahwa dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan bidang perhubungan dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten Maluku Tengah tersebut diselenggarakan dalam rangka mendukung langkah-langkah pengembangan pembangunan guna mewujudkan kemajuan disegala bidang melalui kegiatan distribusi barang jasa dan mobilitas manusia ke seluruh pelosok dan inter wilayah kabupaten, serta aktivitas interaksi sosial ekonomi. Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Tahun 2017 – 2022 yang merupakan
    [Show full text]
  • The Outriggers of Indonesian Canoes. Author(S): A
    The Outriggers of Indonesian Canoes. Author(s): A. C. Haddon Source: The Journal of the Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, Vol. 50 (Jan. - Jun., 1920), pp. 69-134 Published by: Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland Stable URL: http://www.jstor.org/stable/2843375 . Accessed: 24/06/2014 21:30 Your use of the JSTOR archive indicates your acceptance of the Terms & Conditions of Use, available at . http://www.jstor.org/page/info/about/policies/terms.jsp . JSTOR is a not-for-profit service that helps scholars, researchers, and students discover, use, and build upon a wide range of content in a trusted digital archive. We use information technology and tools to increase productivity and facilitate new forms of scholarship. For more information about JSTOR, please contact [email protected]. Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland is collaborating with JSTOR to digitize, preserve and extend access to The Journal of the Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland. http://www.jstor.org This content downloaded from 195.78.108.81 on Tue, 24 Jun 2014 21:31:00 PM All use subject to JSTOR Terms and Conditions 69 THE OUTRIGGERS OF INDONESIAN CANOES. By A. C. HADDON. CONTENTS. PAGE Material ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 70 Terminology ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. 72 Double Canoes ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... 77 The Distribution of Single and Double Outriggers ..., ... ... ... ... ... 78 The Number of the Outrigger-Booms ... ... ... ... ... ... ... 79 The Attachment of the-Booms to the Hull ... ... ... ... 82 The Float .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 83 The Attachmentsbetween the Booms and the Float and theirDistribution A.-Direct:- 1. Inserted ... ... ... ... ... ... ... ... ... 83, 123 2. Lashed ... ... ... ... ... ... ... ... 83, 124 3.
    [Show full text]
  • Bab Rencana Tata Ruang Wilayah (Rtrw) Kabupaten Maluku Tengah
    BAB RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN MALUKU TENGAH 3.1 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Maluku Tengah Secara harfiah struktur dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks yang dibentuk oleh unsur-unsur fungsional yang satu sama lain mempunyai sifat hubungan timbal balik. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah gambaran susunan unsur – unsur pembentuk rona lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang digambarkan secara hirarkis dan berhubungan satu sama lain. Rencana Struktur Ruang diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana wilayah, seperti sistem jaringan transportasi. Rencana Pola Ruang menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan- kegiatan budidaya dan lindung. Isi Rencana Pola Ruang adalah delineasi (batas- batas) kawasan kegiatan sosial, ekonomi, budaya dan kawasan-kawasan lainnya di dalam kawasan budidaya dan delineasi kawasan lindung. Untuk peta rencana struktur ruang Kabupaten Maluku Tengah dapat dilihat pada Gambar 3.1. 3.1.1 Rencana Sistem Pusat Pemukiman 1. Rencana Wilayah Pengembangan Sebagai dasar dalam penyusunan struktur ruang, wilayah Kabupaten Maluku Tengah akan dibagi dalam perwilayahan pembangunan yang didasarkan pada : a. Luasan wilayah Kabupaten Maluku Tengah, sehingga dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dapat efisien dan efektif. b. Karakteristik wilayah yang berbeda dan mempunyai ciri khas tertentu c. Perbedaan perkembangan wilayah, sehingga dibutuhkan penanganan dan perhatian yang berbeda antar setiap wilayah, sehingga tujuan pemerataan dan pembangunan wilayah dapat dicapai RTRW Kabupaten Maluku Tengah 2008 - 2028 III - 1 d. Tingkat aksesibilitas antar wilayah dikaitkan dengan wilayahnya yang merupakan kepulauan, sehingga terbentuk kesatuan wilayah dalam sistem perwilayahan pembangunan. e. Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan wilayah rawan bencana, sehingga dalam perwilayah pembangunan harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bencana tak terduga.
    [Show full text]
  • Local Uses of Tree Species and Contribution of Mixed Tree Gardens to Livelihoods in Saleman
    WORKING PAPER Local uses of tree species and contribution of mixed tree gardens to livelihoods in Saleman Village near Manusela National Park, Seram Island, Maluku (Indonesia) Ariane Cosiaux Working Paper 137 Local uses of tree species and contribution of mixed tree gardens to livelihoods in Saleman Village near Manusela National Park, Seram Island, Maluku (Indonesia) Ariane Cosiaux Université Montpellier II (France) Working Paper 137 © 2014 Center for International Forestry Research Content in this publication is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial- NoDerivs 3.0 Unported License http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/3.0/ Cosiaux A. 2014 Local uses of tree species and contribution of mixed tree gardens to livelihoods in Saleman: Village near Manusela National Park, Seram Island, Maluku (Indonesia). Working Paper 137. Bogor, Indonesia: CIFOR. Cover photo by Ariane Cosiaux Fruit of a nutmeg tree CIFOR Jl. CIFOR, Situ Gede Bogor Barat 16115 Indonesia T +62 (251) 8622-622 F +62 (251) 8622-100 E [email protected] cifor.org We would like to thank all donors who supported this research through their contributions to the CGIAR Fund. For a list of Fund donors please see: https://www.cgiarfund.org/FundDonors Any views expressed in this book are those of the authors. They do not necessarily represent the views of CIFOR, the editors, the authors’ institutions, the financial sponsors or the reviewers. Contents Acknowledgments v 1 Introduction 1 1.1 General context 1 1.2 The CoLUPSIA project 1 1.3 The present study within
    [Show full text]