Perkembangan Morfologi Kota Cirebon Dari Masa Kerajaan Hingga Akhir Masa Kolonial
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERKEMBANGAN MORFOLOGI KOTA CIREBON DARI MASA KERAJAAN HINGGA AKHIR MASA KOLONIAL Eko Punto Hendro Jurusan Sejarah Universitas Diponegoro, Semarang [email protected] ABSTRACT ABSTRAK This research analyze development of Cirebon Penelitian ini menguraikan perkembangan mor- morphology. Morphology of the city, it is a ex- folgi kota di Cirebon. Morfologi kota adalah sua- planation model that relationship with expres- tu model penjelasan yang berhubungan dengan sion and existence of space at the city. which can ekspresi dan eksistensi tata ruang kota. Cirebon be observed from appearance physically. Cirebon adalah suatu pemukiman yang terencana pada was a planned settlement at the early growth awal pertumbuhannya dengan konsep kota kos- with concept of the cosmic city. And then at mis. Namun demikian setelah VOC datang ke VOC period, Cirebon was called the fort city and Cirebon berangsur-angsur orientasi pusat kota as unplanned settlement. At Colonial period the Cirebon berpindah dari keraton ke pelabuhan. XIX Century, Cirebon had great harbor which Perkembangan pelabuhan Cirebon dan kota Cire- influenced to development of the city. At early bon banyak dipengaruhi oleh potensi daerah hin- the XX Century, Cirebon was called gemeente terland-nya yang luas dan subur termasuk yang which had more of autonomy with a planned ada di daerah Priangan. Pada tahun 1926 kota settlement Cirebon ditetapkan sebagai stadgemeente. Aki- batnya, pembangunan-pembangunan sarana Key Word : morphology, city, colonial prasanana kota semakin gencar, dan mulai ada pengembangan kota dengan desain perencanaan yang lebih matang Kata kunci: morfologi, kota, kolonial PENDAHULUAN da pola jalan yang sejajar dengan garis pantai, pola pemukiman yang erat Cirebon, sebagai sebuah kota, ten- dengan budaya lokal. tu tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi Cirebon bukanlah kota seperti Ja- melalui sebuah proses yang panjang. karta, Semarang ataupun Surabaya, Oleh karena itu sangat mungkin banyak yang tumbuh besar yang sebagian besar faktor yang mempengaruhi, dan me- bagiannya dirancang pada zaman nyebabkan Cirebon muncul sebagai ko- pemerintahan kolonial Belanda. Jauh ta dengan ciri-ciri khasnya. Secara fisik, sebelum orang-orang Belanda datang ke tampak sekali bahwa pertumbuhan Ko- Indonesia, kota ini sudah ada, sebagai ta Cirebon sangat alamiah, artinya bah- pusat kerajaan Cirebon dan istana- wa kondisi lingkungan dan budaya san- istananya masih ada sampai sekarang, gat berpengaruh pada morfologi kota. yaitu Kraton Kasepuhan, Kraton Ka- Hal ini dapat dilihat misalnya pada pa- noman dan Kraton Kacirebonan. Oleh Paramita Vol. 24 No. 1 - Januari 2014 [ISSN: 0854-0039] 17 Hlm. 17—30 Paramita Vol. 24, No. 1 - Januari 2014 karena itu sistem perencanaan kota Semua data yang telah dikumpul- yang dikembangkan oleh pemerintah kan melalui berbagai pendekatan di atas kolonial harus mengakomodasi unsur- selanjutnya akan diklasifikasikan, di- unsur lokal-tradisional tersebut, dan hal hubung-hubungkan atau diakumu- inilah yang sangat menarik untuk dia- lasikan antara data satu dengan yang mati dan diteliti. lainnya, dikaitkan dengan sumber- sumber pustaka atau sumber sekunder, METODE PENELITIAN sebagai suatu bentuk interpretasi dan Studi pustaka merupakan langkah ditulis untuk disajikan secara deskriptif yang paling awal dalam penelitian, un- sebagai laporan hasil penelitian. Seperti tuk menperoleh konsep, teori ataupun telah dijelaskan di atas tentang model data awal yang sangat diperlukan da- pendekatan masalah, hasil penelitian lam penelitian. Konsep ataupun teori ataupun penjelasan-penjelasan yang perancangan kota (urban design) misal- disajikan berfokus pada interpretasi atas nya, merupakan teori yang sangat di- makna-makna terhadap data yang perlukan dalam penelitian. Pencarian dapat dijaring. data seperti arsip, naskah dan peta-peta kuno, juga merupakan bagian dari studi pustaka. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan pengumpulan data yang dilakukan meliputi pengumpulan data Kota Kosmis Masa Kerajaan arkeologis (sisa peninggalan) melalui observasi dan pengukuran (bila diper- Semenjak berdirinya sebuah kera- lukan) terhadap bangunan, artefak, ton di Cirebon, yaitu keraton toponim, lingkungan, ataupun elemen Pakungwati yang didirikan oleh Sunan kota lainnya, untuk mengetahui pola Gunung Jati, maka sejak saat itu berang- tata ruang, bentuk dan karakteristik tata sur-angsur Cirebon berkembang men- ruang maupun arsitektur bangunan. jadi sebuah kota, tentu saja merupakan Wawancara juga dilakukan terhadap sebuah kota awal atau kota praindustri. tokoh-tokoh masyarakat yang menge- Apapun namanya sebuah kota, maka tahui dan memahami fenomena- kompleksitasnya cukup tinggi diban- fenomena tertentu yang diperlukan se- ding desa. Menurut Sjoberg (1960), hal bagai data, misalnya untuk mengetahui ini didorong oleh teknologi yang cukup sejarahnya, fungsi teknis, fungsi sosial maju, serta ditunjang oleh stuktur ataupun arti simbolik suatu benda atau kekuasaan yang berkembang dan ling- bangunan. kungan yang menunjang. Kekuatan Data sejarah yang berupa doku- politik yang ditunjang oleh agama dan men-dokumen (arsip-arsip surat, peta- hirarki kekuasaan yang sangat lebar pa- peta, gambar, peraturan, dan se- da kota pra industri, hal ini sangat ber- bagainya) dan berita surat kabar, kronik pengaruh terhadap perkembangan kota, atau naskah-naskah juga diperlukan se- yang kemudian kota juga menjadi ber- bagai data pendukung. Sumber-sumber bentuk hirarkhis-konsentris. tersebut diteliti secara kritis kondisi, Keraton atau istana raja yang keaslian maupun kredibilitasnya, dilengkapi dengan alun-alun dan kemudian diinterpretasikan dan dikait- bangunan suci merupakan pusat kota kan dengan sumber-sumber pustaka yang dikelilingi oleh pemukiman (sekunder), untuk disintesakan. penduduk yang cenderung juga ter- susun secara hirarkis, semakin ke pusat 18 Perkembangan Morfologi Kota Cirebon … —Eko Punto Hendro (dekat keraton) ditempati oleh pejabat- terkenal itu. Kota pada masa ancient pejabat tinggi kerajaan, sedangkan se- world tersebut juga berada dalam kon- makin ke pinggiran kota ditempati oleh sep kosmologi, kesatuan antara pemukim yang jabatan ataupun kekuatan alam (kosmos) dan Tuhannya kedudukannya semakin rendah. dengan kehidupan manusia yang Susunan kota seperti ini memang tam- dilambangkan dalam bentuk tata ruang, pak bermuatan politis, dan di masa lam- bangunan dan bentuk-bentuk morfologi pau aspek politis ini sangat kuat kota. pengaruhnya di berbagai bidang di ko- Pada era Renaissance di Eropa, ta, termasuk bidang tata kota. kekuatan raja telah menggeser kekuatan Struktur kota kuno Cirebon seper- gereja, maka desain lingkungan mencip- ti di atas dikaitkan dengan pemikiran takan taman-taman yang dilakukan oleh Kostof (1991) kota tersebut termasuk kaum borjuis hingga skala kota dan dalam jenis cosmic city, yaitu kota yang alam seperti istana raja Louis 14 Cha- bersifat hirarkis-konsentris, dan terma- teau de Versailles. Aspek lambang, es- suk pula planned settlement atau kota tetika, kesehatan lingkungan, sustaina- yang direncanakan, walaupun tidak ber- bilitas dan monumental menjadi kesatu- bentuk geometris. Dalam sejarah an ide dalam kota taman yang perkotaan, kota-kota di masa awal per- menyatukan peradaban manusia dan tumbuhannya biasanya direncanakan alam (Soetomo, 2009: 190-217). dengan baik, yaitu sebagai suatu upaya Di keraton Kasepuhan Cirebon manusia untuk menata lingkungan tem- terdapat bangunan yang bernama pat tinggalnya menjadi lebih baik. Di Balekambang, yang berdiri di tengah Eropa dikenal dengan konsep garden city kolam, dan sebuah bukit yang bernama dengan pola geometris atau grid, dan di bukit Indrakila. Hal ini tentu saja mem- kawasan Asia dikenal dengan konsep pertegas adanya konsep kota yang di- cosmic city dengan pola konsentris. rencanakan (planned settlement) dengan Kota pada jaman keemasan suatu konsep cosmic city di kota Cirebon terse- masyarakat pada jaman dahulu but, yang melukiskan adanya gunung dirancang untuk menciptakan suatu sebagai pusat alam semesta dalam ben- “ideal world” dengan tatanan taman tuk mikrokosmos. Dalam kesempatan yang indah. Oleh karena itu istilah gar- ini Sultan akan menuntut rakyatnya den berasal dari kata garde of eden, yang agar mentaati konsep cosmic city secara artinya suatu taman eden (surga) yang ketat, dan rakyat sering menganggap berpagar atau dijaga. Kota-kota pertama rajanya sebagai wakil Tuhan yang harus pada jaman dahulu banyak muncul di dipatuhi semua perintahnya. wilayah tropis kering, maka untuk men- Di Indonesia konsep kota kosmis ciptakan ruang yang sejuk, sehat dan (cosmic city) ini diperkirakan sudah indah serta aman merupakan dambaan berkembang sejak masa Indonesia Hin- raja-raja. Kota Babilonia dibangun di du, namun demikian memang sangat atas bukit dikelilingi sungai yang sedikit kota-kota yang ditemukan kem- dikembangkan mengelilingi kota untuk bali dari periode ini, sehingga cukup fungsi keamanan, transportasi, air mi- sulit untuk melihat konsep-konsep kota num dan kesejukan. Bukit-bukit dibuat dari masa itu. Negarakertagama me- berteras yang dipenuhi taman-taman lukiskan konsep kota kosmis pada kota dalam pot karena tanahnya keras dan Majapahit yang berpusat pada keraton berbatu, maka jadilah taman gantung Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih “the hanging garden of Babylon” yang Gajah Mada bagaikan matahari dan bu- 19 Paramita Vol. 24, No. 1 - Januari 2014 lan (Pigeaud, 1960). Robert Von Heine Bukit Indrakila di dalam keraton Geldern dapat menerapkan konsep cos- Kasepuhan di Cirebon melukiskan kera- mic city di beberapa tempat di