Visitors' Perception of Cirebon As a Tourist
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Download Download
KAJIAN PENDAHULUAN TEMUAN STRUKTUR BATA DI SAMBIMAYA, INDRAMAYU The Introduction Study of Brick Structural Found in Sambimaya, Indramayu Nanang Saptono,1 Endang Widyastuti,1 dan Pandu Radea2 1 Balai Arkeologi Jawa Barat, 2 Yayasan Tapak Karuhun Nusantara 1Jalan Raya Cinunuk Km. 17, Cileunyi, Bandung 40623 1Surel: [email protected] Naskah diterima: 24/08/2020; direvisi: 28/11/2020; disetujui: 28/11/2020 publikasi ejurnal: 18/12/2020 Abstract Brick has been used for buildings for a long time. In the area of Sambimaya Village, Juntinyuat District, Indramayu, a brick structure has been found. Based on these findings, a preliminary study is needed for identification. The problem discussed is regarding the type of building, function, and timeframe. The brick structure in Sambimaya is located in several dunes which are located in a southwest-northeastern line. The technique of laying bricks in a stack without using an adhesive layer. Through the method of comparison with other objects that have been found, it was concluded that the brick structure in Sambimaya was a former profane building dating from the early days of the spread of Islam in Indramayu around the 13th - 14th century AD. Keywords: Brick, structure, orientation, profane Abstrak Bata sudah digunakan untuk bangunan sejak lama. Sebaran struktur bata telah ditemukan di kawasan Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Berdasarkan temuan itu perlu kajian pendahuluan untuk identifikasi. Permasalahan yang dibahas adalah mengenai jenis bangunan, fungsi, dan kurun waktu. Struktur bata di Sambimaya berada pada beberapa gumuk yang keletakannya berada pada satu garis berorientasi barat daya – timur laut. Teknik pemasangan bata secara ditumpuk tanpa menggunakan lapisan perekat. -
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL I HALAMAN PENGESAHAN Ii KATA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI v PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN vi DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR x BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2 1.3 Tujuan Perancangan 2 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data 3 1.5 Skema Perancangan 4 BAB II LANDASAN TEORI 5 2.1 Pariwisata 5 2.2 Pemasaran 6 2.2.1 Pengertian Pemasaran 6 2.2.2 Mengidentifikasi Peluang Pemasaran dengan STP 7 2.2.3 Bauran Pemasaran dengan 4P 8 2.2.4 Pemasaran Pariwisata 9 2.2.5 Fokus pemasaran pariwisata 9 2.3 Promosi 10 2.3.1 Pengertian dan Tujuan Promosi 10 2.3.2 Promotion Mix 11 2.3.3 Menganalisa Lingkungan dengan SWOT 12 2.4 Komunikasi 12 Universitas Kristen Maranatha 2.4.1 Macam-Macam Komunikasi 13 2.5 Desain Komunikasi Visual (DKV) 14 2.5.1 Tahapan Membuat Desain Komunikasi Visual 14 BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 16 3.1 Data dan Fakta 16 3.1.1 Sekilas Tentang Kota Cirebon 16 3.1.2 Cirebon Promotion Center 19 3.1.3 Dampak Krisis Global Terasa Sampai ke Cirebon 21 3.1.4 Hasil Observasi ke Kota Cirebon 22 3.2 Analisis Terhadap Permasalahan 41 3.2.1 Analisa dengan STP 42 3.2.2 Bauran pemasaran dengan 4P 42 3.2.3 SWOT 43 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 45 4.1 Konsep Komunikasi 45 4.2 Konsep Kreatif 45 4.3 Konsep Media 46 4.4 Hasil Karya 47 4.4.1 Buku 47 4.4.2 Website 54 4.4.3 Media Promosi Pendukung 58 4.4.4 Bugeting 61 BAB V PENUTUP 62 5.1 Kesimpulan 62 4.2 Saran 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha KOMENTAR DAN SARAN PENGUJI DATA PENULIS Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. -
Pola Komunikasi Pemangku Jabatan Keraton Kasepuhan Dengan Pejabat Pemerintah Kota Cirebon
POLA KOMUNIKASI PEMANGKU JABATAN KERATON KASEPUHAN DENGAN PEJABAT PEMERINTAH KOTA CIREBON Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: AHMAD FAJAR NUGRAHA NIM: 1111051000033 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H./2017 M. ABSTRAK Ahmad Fajar Nugraha Pola Komunikasi Pemangku Jabatan Keraton Kasepuhan Dengan Pejabat Pemerintah Kota Cirebon Cirebon merupakan suatu daerah yang berada di pesisir Jawa Barat. Sebagai salah satu daerah tertua di Indonesia, Cirebon pun memiliki sejarah yang cukup panjang. Hal ini bisa kita lihat dari warisan cagar budaya berupa Keraton yang hingga saat ini masih ada dan turut memegang peranan penting pada masyarakat Cirebon, utamanya perihal masalah budaya dan kebudayaan. Dengan masih berdiri dan berperannya Keraton membuat Cirebon memiliki dua model pemerintahan, Keraton Kasepuhan sebagai pemerintahan kultural dan Pemerintah Kota sebagai pemerintahan struktural. Keberadaan dua pemerintahan tersebut tentunya sangat rentan akan konflik jika tidak dilakukan upaya pemeliharaan hubungan yang baik. Upaya pemeliharaan hubungan yang baik tersebut mutlak dilakukan demi kemajuan Cirebon secara struktur dan infrastruktur. Berdasarkan pemaparan di atas tersebut ditemukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pola komunikasi pemangku jabatan Keraton Kasepuhan dengan pejabat Pemerintah Kota? Bagaimana pola komunikasi pejabat Pemerintah kota dengan pemangku jabatan Keraton Kasepuhan? Metode penelitian yang digunakan kali ini adalah penelitian kualitatif. Di mana peneliti berupaya untuk menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan adalah interaksionisme simbolik yang dicetuskan oleh George Herbert Mead. Dalam hal ini individu bergerak atau merespon stimulus bergantung pada simbol yang digunakan dan pemaknaan dari simbol tersebut. -
1. Letusan Gunung Berapi Di Indonesia Terdapat Ratusan Gunung Berapi
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional dilindungi oleh Undang-Undang Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Kelas VII SMP/MTs Penyusun : Nanang Herjunanto Penny Rahmawati Sutarto Sunardi Bambang Tri Purwanto Desain Sampul : Agus Sudiyanto Layout / Setting : Nurul 300.07 IPS IPS 1 : Untuk SMP/MTs Kelas VII / Penyusun Nanang Herjunanto...[et al] ;Penny Rahmawati, Sutarto, Sunardi . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, vii, 392 hlm. : ilus. ; 25 cm. Bibliografi : hlm. 377-380 Indeks ISBN : 978-979-068-103-3 ( no. jilid lengkap ) 978-979-068-104-0 1. Ilmu-ilmu Sosial-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Nanang Herjunanto III. Penny Rahmawati IV. Sutarto V. Sutarto VI. Sunardi VII. Bambang Tri P. Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2009 Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. Rizki Mandiri Kata Sambutan Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia- Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2008 tanggal 7 November 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. -
Suluk Pesisiran Dalam Arsitektur Masjid Agung
PURBAWIDYA: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi p-ISSN: 2252-3758, e-ISSN: 2528-3618 ■ Terakreditasi Kementerian Ristekdikti No. 147/M/KPT/2020 Vol. 10 (1), Juni 2021, pp 29 – 44 ■ DOI: https://doi.org/10.24164/pw.v10i1.378 SULUK PESISIRAN DALAM ARSITEKTUR MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON, INDONESIA Suluk Pesisiran in The Architecture of The Masjid Agung Sang Cipta Rasa of Cirebon-Indonesia Wawan Hernawan1), B. Busro1), Mudhofar Muffid2) 1) Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jalan AH Nasution no. 105, Bandung, Jawa Barat, Indonesia 2) Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon Jalan Evakuasi no.11 Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia e-mail: [email protected] (Coresponding Author) Naskah diterima: 06-08-2021 - Revisi terakhir: 10-06-2021 Disetujui terbit: 28-06-2021 - Tersedia secara online: 30-06-2021 Abstract The purpose of this paper is to analyze suluk on the architecture of Sang Cipta Rasa Great Mosque, Cirebon. The research is qualitative non-hypothetical through four stages of the historical method with multidisciplinary approach. The result of this research is that Wali Songo are brilliant in packaging Islamic teachings about the path to inner perfection in finding the authenticity of life leading to His goodness. Islamic teaching is not only preached through classical Javanese literary works (macapat, song) or performing arts (wayang, barong, topêng, and ronggêng), but also through mosque architecture. The conclusion of this research is that there is the beauty of coastal suluk teaching in a number of architectures element of Sang Cipta Rasa Grand Mosque. This study recommends further research on a number of other archaeological relics, either in Cirebon or along the North coast of Java that have a history of spreading Islam. -
Proceedings of the International Conference on Tourism, Gastronomy, and Tourist Destination (ICTGTD 2016)
Proceedings of the International Conference on Tourism, Gastronomy, and Tourist Destination (ICTGTD 2016) 1. Sampul Prosiding 2. Daftar Penulis prosiding 3. Tim Editor Advances in Economics, Business and Management Research, volume 28 1st International Conference on Tourism Gastronomy and Tourist Destination (ICTGTD 2016) Culinary Tourism Phenomenon in Cirebon Myrza Rahmanita, Rina Suprina H. Peri Puarag Sekolah Tinggi Pariwista Trisakti Universitas Tujuh Belas Agustus Jakarta, Indonesia Cirebon, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract— Enjoying a typical food in Cirebon is one of the fundamental component of a destination's attributes, adding to tourism activities carried out by the tourists when visiting the range of attractions and the overall tourist experience." Cirebon. Therefore, this study aims to determine the phenomenon of culinary tourism in Cirebon, especially from the The development of culinary tourism in Indonesia visitors’ perspective. Things observed among other are visitor including Cirebon is characterized by the rapid growth of characteristics, favorite typical food, the choice of places to taste restaurants and other food places with their own qualifications the food, and visitors opinion on matters related to culinary and characteristics. Various courses are offered ranging from tourism. The method used is descriptive method which aims to traditional regional specialties to the modern fast foods. depict the phenomenon under study. Data was collected using a However, we have not found a lot of information and research questionnaire where visitors were asked to fill it by giving a on the culinary tourism in Cirebon in terms of the purpose of check mark in the appropriate answers according to their people coming to the restaurants, which place to eat they opinion. -
Pengaruh Arsitektur Hindu-Jawa, Cina, Islam-Jawa, Dan Kolonial Terhadap
SKRIPSI 44 PENGARUH ARSITEKTUR HINDU-JAWA, CINA, ISLAM-JAWA, DAN KOLONIAL TERHADAP BENTUK, TATA RUANG, DAN ORNAMEN PADA LANGGAR KUNO (STUDI KASUS : LANGGAR DI KOMPLEKS KERATON KASEPUHAN DAN KERATON KANOMAN) NAMA : ALVIN DWISYAHPUTRA JENIE NPM : 2012420078 PEMBIMBING: INDRI ASTRINA, S.T., M.A UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Akreditasi Institusi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 4439/SK/BAN-PT/ Akred/PT/XI/2017 dan Akreditasi Program Studi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 BANDUNG 2018 SKRIPSI 44 PENGARUH ARSITEKTUR HINDU-JAWA, CINA, ISLAM-JAWA, DAN KOLONIAL TERHADAP BENTUK, TATA RUANG, DAN ORNAMEN PADA LANGGAR KUNO (STUDI KASUS : LANGGAR DI KOMPLEKS KERATON KASEPUHAN DAN KERATON KANOMAN) NAMA : ALVIN DWISYAHPUTRA JENIE NPM : 2012420078 PEMBIMBING : INDRI ASTRINA, S.T., M.A PENGUJI : Dr. Ir. YUSWADI SALIYA, M.Arch., IAI Dr. Ir. RAHADHIAN PRAJUDI HERWINDO, MT. UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Akreditasi Institusi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 4439/SK/BAN-PT/ Akred/PT/XI/2017 dan Akreditasi Program Studi Berdasarkan BAN Perguruan Tinggi No: 429/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2014 BANDUNG 2018 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN SKRIPSI (Declaration of Authorship) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Alvin Dwisyahputra Jenie NPM : 2012420078 Alamat : Jl. Kenanga No.18 Pasadena Residence, Caringin, Kota Bandung. Judul Skripsi : Pengaruh Arsitektur Hindu-Jawa, Cina, Islam-Jawa, dan Kolonial terhadap Bentuk, Tata Ruang, dan Ornamen pada Langgar Kuno (Studi Kasus : Langgar di Kompleks Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman) Dengan ini menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa : 1. Skripsi ini sepenuhnya adalah hasil karya saya pribadi dan di dalam proses penyusunannya telah tunduk dan menjunjung Kode Etik Penelitian yang berlaku secara umum maupun yang berlaku di lingkungan Universitas Katolik Parahyangan. -
Pengalaman Sebagai Abdi Dalem Di Keraton Kasepuhan Cirebon
Jurnal Empati, April 2016, Volume 5(2), 251-256 PENGALAMAN SEBAGAI ABDI DALEM DI KERATON KASEPUHAN CIREBON Fatimah Rahmi Ahdiani, Dinie Ratri Desiningrum Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275 [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman seorang abdi dalem dalam menjalani kehidupannya di Keraton, penelitian ini didasari pada adanya fenomena sedikitnya masyarakat Indonesia yang memilih menjadi abdi dalem. Penelitian ini mendasarkan diri pada pendekatan fenomenologis, dengan analisis data Interpretative Phenomenologycal Analysis (IPA), serta menggunakan teknik penelitian purposive sampling. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah empat orang dengan karakteristik lebih dari lima tahun mengabdi, berusia dewasa, boleh memiliki pekerjaan lain, dan boleh berperan ganda di Keraton. Hasil peneliti menunjukkan bahwa dalam pengalaman sebagai abdi dalem terdapat tiga pokok pembahasanya itu perjalanan awal, gambaran dan penghayatan. Perjalanan awal didapatkan dari bentuk tanggung jawab dan pengabdian kepada leluhur, serta dukungan dari lingkungan sekelilingnya. Gambaran kehidupan abdi dalem tidak lepas dari peran yang dijalani masing-masing beserta dengan liku-liku yang dijalani, untuk memenuhi kehidupannya, beberapa abdi dalem memiliki pekerjaan lain. Dalam menjalani perannya sebagai abdi dalem, para abdi dalem tidak lepas dari dukungan keluarga maupun dukungan masyarakat. Para abdi dalem menyatakan selama menjadi abdi dalem mereka merasakan ketenangan dan rasa bangga, selain itu para abdi dalem juga memiliki harapan bahwa mereka akan tetap menjadi abdi dalem di masa yang akan datang, sehingga dapat hidup bermanfaat. Kata kunci: pengalaman; abdi dalem; keraton; Cirebon Abstract The purpose of this study is to understand the experience as a courtiers in living his life in the palace of Kasepuhan Cirebon, This research based on that people in indonesia have chosen to become courtiers. -
Pakuwon Pada Masa Majapahit: Kearifan Bangunan Hunian Yang Beradaptasi Dengan Lingkungan
Pakuwon Pada Masa Majapahit: Kearifan Bangunan Hunian yang Beradaptasi dengan Lingkungan Agus Aris Munandar Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Berdasarkan data relief yang dipahatkan pada dinding candi-candi zaman Majapahit (Abad k-14—15 M), dapat diketahui adanya penggambaran gugusan perumahan yang ditata dengan aturan tertentu. Sumber tertulis antara lain Kitab Nagarakrtagama menyatakan bahwa gugusan perumahan dengan komposisi demikian lazim dinamakan dengan Pakuwon (pa+kuwu+an). Kajian yang diungkap adalah perihal bentuk-bentuk bangunan dalam gugusan Pakuwon, keletakannya pada natar (halaman) sesuai arah mata angin, dan juga fungsi serta maknanya dalam kebudayaan masa itu. Bentuk bangunan hunian masa Majapahit berdasarkan data yang ada, cukup berbeda dengan dengan bangunan hunian (rumah-rumah) dalam masa selanjutnya di Jawa. Perumahan di Jawa sesudah zaman Majapahit cenderung merupakan bangunan tertutup dengan sedikit bukaan untuk sirkulasi udara, adapun bangunan hunian masa Majapahit berupa bentuk arsitektur setengah terbuka, dan hanya sedikit yang tertutup untuk aktivitas pribadi penghuninya. Bangunan hunian mempunyai ciri antara lain (a) berdiri di permukaan batur yang relatif tinggi, (b) setiap bangunan memiliki beranda lebar, dan (c) jarak antar bangunan dalam gugusan Pakuwon telah tertata dengan baik. Agaknya orang-orang Majapahit telah menyadari bahwa bangunan huniannya harus tetap nyaman ditinggali walaupun berada di udara yang lebab dan panas matahari terus menerpa sepanjang tahun, dan kadang-kadang banjir juga memasuki permukiman. Bentuk bangunan hunian masa Majapahit, hingga awal abad ke-20 masih dapat dijumpai di Bali sebagai bangunan dengan arsitektur tradisional Bali. Akan tetapi dewasa ini bangunan tradisional tersebut telah langka di kota-kota besar Bali, begitupun di pedalamannya. -
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010
PERATURAN DAERAH NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2009-2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antarsektor, antarwilayah, dan antarpelaku dalam pemanfaatan ruang di Provinsi Jawa Barat, diperlukan pengaturan penataan ruang secara serasi, selaras, seimbang, berdayaguna, berhasilguna, berbudaya dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan; b. bahwa keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang, memerlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif dan partisipatif, agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan; c. bahwa Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pengaturan penataan ruang dan kebijakan penataan ruang nasional, sehingga perlu diganti dengan Peraturan Daerah yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2 2. -
Efforts to Preserve Public Interest in Traditional
Volume 1, Number 2, January, 2020 p-ISSN: 2777-0915 | e-ISSN 2797-6068 EFFORTS TO PRESERVE PUBLIC INTEREST IN TRADITIONAL CULINARY PRODUCTS IN ORDER TO IMPROVE THE COMMUNITY'S ECONOMY Askarno Universitas Kuningan E-mail : [email protected] Keywords Abstract Efforts to preserve traditional culinary are one Traditional form of protecting traditional culinary delights from the Culinary, Youth variety of western foods that enter Indonesia, especially in the Category, Adult Cirebon region. The goal is to preserve food that is rarely Category traded, even less demanded, therefore researchers want to design a right agarma scheme that still exists in the current era of modernization. This research method with quantitative Article Info methods with the number of respondents classified into 2 Accepted: categories, namely adolescents 12-21 and adults 22-35 years January, 4th 2020 so a total of 30 respondents. The results of this study are Revised: adolescent categories, taste, appearance and presentation January, 12nd 2020 are important in choosing a food. Meanwhile, the adult Approved: category chooses taste, appearance, price, distribution, image and presentation. Traditional culinary interest is an January, 14th 2020 identity of a region and has a cultural entity, that is, 56% of respondents in the youth category choose food because there are cultural values and beliefs in it, and 83% of respondents in the adult category say the same thing. Overall 67% of respondents or the majority of respondents chose food because of cultural values, beliefs. Constraints and the development of traditional food have been evaluated with the advice of researchers, one of which is promoting traditional food with online media, then changing the packaging as attractive as possible with a trademark as a characteristic, easy to remember. -
Download Article (PDF)
Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 307 1st Social and Humaniora Research Symposium (SoRes 2018) Construcion of the Spatial Concept of Art and Culture in Keraton Kacirebonan, Indonesia Ina Helena Agustina, Astri Mutia Ekasari, Irland Fardani, Hilwati Hindersah Department of Urban and Regional Planning Universitas Islam Bandung Bandung, Indonesia [email protected] Abstract—Art is an integral part in the spread of Islamic Cirebon who was also a member of Wali Sanga and held the religion in the past. Keraton Kacirebonan as one of the three title Sunan Gunung Jati, together with Sunan Kalijaga took Keratons in Cirebon, was initially built with the purpose of advantage of using the mask dance and other means of cultural spreading Islam in Java island. Until now, art and cultural performances such as Wayang Kulit and Gamelan as a form of activities remain intact in Keraton Kacirebonan. It has a studio preaching and to expedite the spread of Islam. Art wasn’t specifically designed for this purpose namely Sanggar Tari meant for the sake of art itself, but as a means of teaching the Topeng Gaya Slangit as tari topeng or traditional mask dance religion and practical purposes [3]. Such statement supports the itself conveys the meaning of life. The purpose of this paper is to notion that the art of mask dance which uniquely belongs to construct the spatial concept of art and culture in Keraton Cirebon and its people is not merely an expression of art but Kacirebonan. The method applied in this paper is a theoretical also has its own meaning from its existence.