Download Download
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KAJIAN PENDAHULUAN TEMUAN STRUKTUR BATA DI SAMBIMAYA, INDRAMAYU The Introduction Study of Brick Structural Found in Sambimaya, Indramayu Nanang Saptono,1 Endang Widyastuti,1 dan Pandu Radea2 1 Balai Arkeologi Jawa Barat, 2 Yayasan Tapak Karuhun Nusantara 1Jalan Raya Cinunuk Km. 17, Cileunyi, Bandung 40623 1Surel: [email protected] Naskah diterima: 24/08/2020; direvisi: 28/11/2020; disetujui: 28/11/2020 publikasi ejurnal: 18/12/2020 Abstract Brick has been used for buildings for a long time. In the area of Sambimaya Village, Juntinyuat District, Indramayu, a brick structure has been found. Based on these findings, a preliminary study is needed for identification. The problem discussed is regarding the type of building, function, and timeframe. The brick structure in Sambimaya is located in several dunes which are located in a southwest-northeastern line. The technique of laying bricks in a stack without using an adhesive layer. Through the method of comparison with other objects that have been found, it was concluded that the brick structure in Sambimaya was a former profane building dating from the early days of the spread of Islam in Indramayu around the 13th - 14th century AD. Keywords: Brick, structure, orientation, profane Abstrak Bata sudah digunakan untuk bangunan sejak lama. Sebaran struktur bata telah ditemukan di kawasan Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Berdasarkan temuan itu perlu kajian pendahuluan untuk identifikasi. Permasalahan yang dibahas adalah mengenai jenis bangunan, fungsi, dan kurun waktu. Struktur bata di Sambimaya berada pada beberapa gumuk yang keletakannya berada pada satu garis berorientasi barat daya – timur laut. Teknik pemasangan bata secara ditumpuk tanpa menggunakan lapisan perekat. Melalui metode perbandingan dengan objek-objek lain yang pernah ditemukan disimpulkan bahwa struktur bata di Sambimaya merupakan bekas bangunan profan yang berasal dari awal masa penyebaran Islam di Indramayu sekitar abad ke-13 – 14 M. Kata kunci: Bata, struktur, orientasi, profan PENDAHULUAN kebutuhan ruang untuk aktivitas individu Arsitektur merupakan salah satu bentuk maupun kelompok. Pembicaraan arsitektur budaya yang termasuk di dalam unsur kesenian. pada aspek geografi dan sejarah diantaranya Berbicara tentang arsitektur dapat menyangkut menyangkut ungkapan fisik tinggalan budaya berbagai hal seperti misalnya seni, teknik, dari suatu masyarakat dalam batasan tempat dan ruang, serta geografi dan sejarah. Ditinjau dari waktu tertentu (Sumalyo, 2005). Melalui aspek seni, arsitektur merupakan seni tinggalan sisa-sisa bangunan dapat terlacak bangunan termasuk di dalamnya bentuk dan keadaan masyarakat pada waktu bangunan ragam hias. Ditinjau dari sisi teknik, arsitektur berdiri dan difungsikan. menyangkut sistem mendirikan bangunan yang Arsitektur muncul sejak manusia ada. meliputi proses perancangan, konstruksi, Salah satu aktivitas sederhana manusia dalam struktur, dan hal lain termasuk aspek dekorasi melindungi diri menghasilkan budaya dan keindahan. Pada aspek ruang menyangkut arsitektur. Tempat untuk berlindung yang Kajian Pendahuluan Temuan Struktur Bata di 66 Sambimaya, Indramayu - Nanang Saptono et al semula sekedar kecocokan sesuai kebutuhan Tiga atau empat junk (perahu besar) dan selanjutnya berkembang dengan modifikasi beberapa lancharas (perahu kecil) terdapat di menghasilkan karya arsitektur. Salah satu pelabuhan ini. Istana penguasa berada sekitar bentuk arsitektur paling sederhana yang masih tiga league dari muara sungai (Cortesao, 1967). ada hingga kini adalah bentuk gundukan. Kata Chemano mengalami perubahan Kegiatan menciptakan bentuk gundukan berupa pengucapan hingga menjadi Cimanuk. Nama aktivitas menumpuk material tertentu misalnya Cimanuk pada masa sekarang ini tidak lagi pasir, tanah, batu, batang kayu, hingga material merujuk pada nama kawasan melainkan yang sudah mengalami proses pembuatan merujuk pada sungai terbesar yang berhulu di seperti bata dan batu yang sudah dibentuk daerah Garut dan bermuara di Indramayu. sehingga mendapatkan ketinggian tertentu. Menurut Babad Dermayu, perubahan nama dari Seringkali menciptakan bentuk gundukan tidak Cimanuk menjadi Indramayu berkaitan erat sekedar menumpuk tetapi juga menggali untuk dengan cerita wakil Kerajaan Sunda (Galuh) mendapatkan material di tempat tertentu untuk bernama Wiralodra yang menjadi penguasa di menambah volume material di tempat lain Indramayu. Pada tanggal 7 Oktober 1527, (Sopandi, 2013). Bentuk gundukan kemudian Cimanuk melepaskan diri dari kekuasaan berkembang hingga menghasilkan karya Kerajaan Sunda dan namanya diubah menjadi arsitektur yang sangat kompleks. Bahan untuk Indramayu (Dasuki, 1977). menghasilkan karya arsitektur bermacam- Permukiman di Indramayu berkembang macam mulai dari bahan alam seperti batu dan pada masa Islam. Bukti-bukti adanya kayu, hingga bahan hasil olahan seperti bata. masyarakat yang bermukim di Indramayu pada Hasil budaya arsitektural masa lampau masa sebelumnya hanya sedikit. Artefak dari seringkali hanya berupa sisa-sisa atau masa pra-Islam yang tercatat di dalam laporan reruntuhan. Dinas Purbakala hanya menyebut adanya arca Reruntuhan bangunan berbahan bata Laksmi yang sekarang tersimpan di Museum banyak ditemukan di kawasan pantai utara Jawa Leiden (Krom, 1915). Penelitian di Indramayu Barat dari Karawang hingga Cirebon. Beberapa yang dilakukan Balai Arkeologi Bandung pada temuan reruntuhan struktur bata kuna belum 1994 banyak mencatat tinggalan-tinggalan teridentifikasi kecuali yang berada di kawasan purbakala dari masa Islam (Saptono, 1994). situs Batujaya, Karawang. Reruntuhan Penelitian yang difokuskan pada aspek bangunan berbahan bata pada akhir tahun 2019 permukiman ini telah mengungkap jejak-jejak telah ditemukan di Indramayu. permukiman lama di Indramayu yang banyak Indramayu merupakan kawasan yang dijumpai di sepanjang Ci Manuk. Toponimi sudah lama dikenal masyarakat internasional. Pabean berada di ujung utara berdekatan Perdagangan dunia yang pernah berlangsung di dengan bekas muara Ci Manuk. Pabean Indramayu disebut dalam berbagai sumber merupakan lokasi bekas tempat pemungutan sejarah. Armando Cortesao dalam Suma pajak bagi para pedagang yang memasuki Oriental of Tomé Pires menyebutkan bahwa Indramayu. Petilasan salah satu tokoh penyebar Kerajaan Sunda memiliki enam pelabuhan Islam di Indramayu yaitu Syekh Datuk Khapi dagang di pantai utara Laut Jawa. Pelabuhan juga ditemukan di Kampung Pabean ini. Jejak- yang berada di ujung paling timur wilayah jejak kejayaan masa lalu Indramayu seperti Kerajaan Sunda yaitu pelabuhan Chemano. toponimi Kampung Paomahan yang sekarang Tomé Pires memberikan gambaran kondisi menjadi sentra pengrajin batik berada di pusat pelabuhan Chemano bahwa kapal besar tidak kota. dapat berlabuh di bibir pantai pelabuhan karena Bangunan-bangunan lama yang dangkal, meskipun demikian, aktivitas didominasi bangunan berarsitektur Cina masih perdagangan yang berlangsung cukup ramai. banyak dapat dijumpai di Karang Anyar dan Warga yang beragama Islam sudah banyak Karang Malang. Vihara Dharma Rahayu atau dijumpai di kota ini. Cherimon berada di Vihara An Tjeng Bio masih aktif digunakan sebelah timur Chemano. Penguasa Cherimon hingga sekarang. Bangunan bekas gedung disebut Lebe Uca yang merupakan vasal Pate Asisten Residen di Desa Penganjang juga masih Rodim, penguasa Demak yang menganut Islam. kokoh berdiri (Saptono, 1995). Cherimon merupakan pelabuhan yang bagus. 67 Tumotowa Volume 3 No. 2, Desember 2020: 66 - 77 Tinggalan arkeologis di Indramayu tidak Luas wilayah Desa Sambimaya adalah 314 ha hanya terpusat di kawasan pusat kota saja, terdiri lahan darat 50,9 ha dan lahan sawah namun juga ditemukan di wilayah sekitarnya. 263,1 ha. Sungai yang mengalir di Desa Tinggalan-tinggalan arkeologis di kawasan Sambimaya merupakan sungai-sungai kecil. timur Indramayu pada akhir 2019 ditemukan Sungai Gunda yang berada di bagian selatan kembali di Desa Sambimaya, Kecamatan desa bermuara di Sungai Gabus di tenggara desa Juntinyuat. Yayasan Tapak Karuhun Nusantara dan selanjutnya mengalir ke utara hingga menindaklanjuti informasi dari Brigadir bermuara di Laut Jawa. Muara Sungai Gabus Rusmanto, pada 25-27 Oktober 2019 telah dinamakan muara Limbangan. Sungai lain yang menemukan sebaran struktur bata kuno. mengalir di wilayah ini adalah Sungai Menindaklanjuti penemuan itu, pada tanggal 9- Genggong dan Sungai Glayem yang berada di 10 November Yayasan Tapak Karuhun sebelah timur Sungai Gabus. Kedua sungai ini Nusantara dan Balai Arkeologi Jawa Barat juga bermuara di Laut Jawa. melakukan eksplorasi pada kawasan yang lebih Lahan di kawasan Desa Sambimaya luas lagi. pada umumnya dimanfaatkan untuk pertanian Eksplorasi tinggalan arkeologis di Desa sawah, yang sudah dilengkapi irigasi teknis. Sambimaya bertujuan untuk melakukan Lahan kering yang digunakan untuk kebun identifikasi awal. Berdasarkan hasil identifikasi mangga juga dijumpai di antara lahan sawah. awal tersebut diharapkan dapat mengungkap Permukiman berpola mengelompok dikelilingi permasalahan mengenai jenis, fungsi serta lahan sawah. Tinggalan arkeologis yang kapan struktur bata tersebut difungsikan. terdapat di Desa Sambimaya pada umumnya berada di area pesawahan (Gambar 1). METODE Metode pengumpulan data berupa observasi langsung di lapangan yang terdiri dari pendeskripsian, pengukuran, dan perekaman melalui foto. Untuk melengkapi data juga dilakukan wawancara dengan para tokoh dan masyarakat setempat yang mengetahui latar belakang temuan sebaran bata. Pengungkapan permasalahan dilakukan melalui kajian