NOMOR: 855/III/2015 IV/MARET 2015

Jangan lewatkan info DPR terkini dan live streaming TV Parlemen di www.dpr.go.id Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

tipikor, mendengar sejumlah masukan dari mereka. Sementara itu anggota Tim Kunker Wihadi Wiyanto dari Fraksi Partai Gerindra menyatakan dukungan terhadap usulan kenaikan anggaran laup pauk bagi para napi di . “Saya rasa usulan kenaikan ang­ garan lauk pauk itu dapat diterima karena memang di Papua ini standar harga kebutuhan bahan pokok lebih tinggi dari wilayah lain,” ujar dia. Kakanwil Kemenkumham Provinsi Papua Demianus Rumbiak memapar­ kan standar harga biaya makan yang kebijakannya secara terpusat belum mengakomodir kebutuhan harga di daerah seperti Papua. Ia berharap DPR bersama Menkumham meninjau kembali penyesuaian harga daerah Kunjungan Kerja Komisi III DPR RI ke man usai meninjau Lapas Abepura di setempat dengan melihat perbedaan Provinsi Papua memberikan perhatian Jayapura, Papua, Kamis (19/3/15). harga daerah pegunungan, pesisir dan pada penanganan masalah Lembaga Dalam kunjungan ke Lapas Kelas II kepulauan. Pemasyarakatan di wilayah ini. Sejum­ Abepura, Tim Kunker melihat fasilitas Pada bagian lain Kadiv Pemasyaraka­ lah isu mengemuka mulai dari over ca- untuk sel khusus wanita, klinik dan tan Johan Yarangga mengusulkan agar pacity sampai problem anggaran lauk gedung baru untuk narapidana tipikor dana Otonomi Khusus yang cukup ba­ pauk yang tidak memadai. (tindak pidana korupsi). Secara umum nyak dikucurkan untuk Papua sebagian “Kita memberikan perhatian pada menurut Benny yang juga Wakil Ketua dapat digunakan pembagunan lapas. penanganan warga binaan di sejumlah Komisi III fasilitas yang tersedia cukup “Apa bisa Lapas mendapat anggaran Lapas. Kita banyak mendengar per­ baik. dari dan dana Otsus yang cukup besar masalahan yang dihadapi dari Kepala Tim Kunker diantaranya Yaqut Cholil itu. Kondisinya kami bekerja untuk Lapas, tentu kita akan carikan solusi Qoumas (FPKB), I Putu Sudiartana Pemda tapi kami dipandang sebelah dalam raker dengan Menkumham,” (FPD) dan Wenny Haryanto (FPG) ber­ mata,” tutur dia. (iky) Foto: Ibnur Khalid/ kata Ketua Tim Kunker Benny K. Har­ kesempatan berdialog dengan napi Parle/HR Dewan Dukung Pemekaran Bogor Barat Delegasi Masyarakat Bogor Barat, Kamis (19/3) terdiri pendapatan asli daerah (PAD) nya telah mencapai 280 miliar kader-kader lintas partai dan LSM, menemui Wakil Ketua lebih. DPR Fadli Zon di ruang kerjanya Lantai III Gedung Nusantara Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang didampingi anggota III, Senayan, . Kedatangannya dalam rangka me­ Komisi II DPR Subarna menanggapi usulan tersebut me­ nyampaikan usulan pembentukan Kabupaten Bogor Barat. nyatakan, secara pribadi sangat memahami dan mendu­ Sebab berdasarkan kondisi geografis dan jumlah penduduk kung upaya pemekaran Bogor Barat, karena wilayahnya sudah memenuhi syarat untuk dimekarkan menjadi Ka­ sudah terlalu besar seperti Singapura. bupaten tersendiri. Wilayah yang terdiri 14 kecamatan ini, Ia menyatakan, DPR mendukung pemekaran segera tere­

PENGAWAS UMUM: Pimpinan DPR-RI | PENANGGUNG JAWAB/KETUA PENGARAH: Dr. Winantuningtyastiti, M. Si ( Sekretaris Jenderal DPR- RI) | WAKIL KETUA PENGARAH: Achmad Djuned SH, M.Hum (Wakil Sekretaris Jenderal DPR-RI) ; Tatang Sutarsa, SH (Deputi Persidangan dan KSAP) | PIMPINAN PELAKSANA: Drs. Djaka Dwi Winarko, M. Si. (Karo Humas dan Pemberitaan) | PIMPINAN REDAKSI: Dadang Prayitna, S.IP. M.H. (Kabag Pemberitaan) | WK. PIMPINAN REDAKSI: Dra. Tri Hastuti (Kasubag Penerbitan), Mediantoro SE (Kasubag Pemberitaan) | REDAKTUR: Sugeng Irianto, S.Sos; M. Ibnur Khalid; Iwan Armanias; Mastur Prantono | SEKRETARIS REDAKSI: Suciati, S.Sos ; Ketut Sumerta, S. IP | ANGGOTA REDAKSI: Nita Juwita, S.Sos ; Supriyanto ; Agung Sulistiono, SH; Rahayu Setiowati ; Muhammad Husen ; Sofyan Effendi | PENANGGUNGJAWAB FOTO: Eka Hindra | FOTOGRAFER: Rizka Arinindya ; Naefuroji ; M. Andri Nurdriansyah | SIRKULASI: Abdul Kodir, SH 2 | ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA: BAGIAN PEMBERITAAN DPR-RI, Lt.II Gedung Nusantara III DPR RI, Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, Jakarta Telp. (021) 5715348,5715586, 5715350 Fax. (021) 5715341, e-mail: [email protected]; www.dpr.go.id/berita Buletin Parlementaria / Maret / 2015

pemilihan (Dapil). “Jadi saya kira sangat wajar kalau ada pemekaran, apalagi di beberapa wilayah Bogor Barat be­ lum optimal pembangunannya,” katanya. Pimpinan Dewan dari Fraksi Gerindra ini mengaku meli­ hat sendiri beberapa wilayah Bogor Barat seperti Rumpin, Jasinga dan lainnya, secara administrative jauh ke pusat kota. Apalagi, lanjutnya, hal ini sudah masuk Prolegnas dan anggota DPR Subarna akan membantu memperjuangkan di Komisi II sehingga pemekaran tersebut bisa segera tereal­ isasi. Anggota DPR Subarna menambahkan, seusai reses dan masuk persidangan pada tanggal 23 Maret mendatang, pihaknya akan mengajukan usulan ini kepada Komisi II. Semula telah diusulkan adanya pemekaran 15 kabupaten dan akan ditambah menjadi 20 kabupaten. “Kami akan coba sampaikan dan Komisi II bisa mengagendakan pemba­ alisasi sebagai Kabupaten baru Bogor Barat, sebab jumlah hasan pemekaran termasuk usulan pemekaran Kabupaten penduduknya sudah mencapai 5,2 juta jiwa, dan daerah ini Bogor Barat ini,” ujar politisi Gerindra dari Dapil Jabar ini. merupakan satu-satunya Kabupaten yang menjadi daerah (mp) Foto: Iwan Armanias/Parle/HR Tidak Ada Upaya DPR Lemahkan KPK

DPR menyambut baik inisiatif dari Plt Pimpinan Komisi Pemberantasan Ko­ rupsi (KPK) yang datang bersilaturra­ him kepada Pimpinan DPR dan Pimpi­ nan Komisi III. Peristiwa ini adalah suatu babak baru dan komunikasi antar lembaga yang sangat baik dan kita sama-sama berkomitmen untuk melakukan pemberantasan korupsi. “Kita sangat comitted baik penin­ dakan ataupun pencegahan. Tidak ada upaya DPR untuk melemahkan KPK . Tapi kita juga ingin KPK betul- betul suatu lembaga yang netral, tidak melampaui kewenanangannya seperti yang kita anggap pada periode lalu,” tandas Wakil Ketua DPR Fadli Zon, seusai menggelar pertemuan dengan Pimpinan KPK, Senin (16/3) di Gedung lembaga-lembaga negara yang lain. nyak courtesy call. Adalah wajar dalam DPR, Jakarta. Apalagi dengan sesama penegak hu­ sebuah kehidupan bernegara bahwa Hadir dalam pertemuan courtesy call kum telah dirintis untuk membangun Pimpinan sebuah lembaga negara Pimpinan DPR lengkap terdiri Ketua komunikasi yang lebih baik ke depan. yang baru memperkenalkan kepada Setya Novanto didampingi Wakil- Fadli Zon mengharapkan, silaturra­ Pimpinan Lembaga negara yang lain. wakil Ketua, Fadli Zon, Fahri Hamzah, him ini bukan pertemuan yang perta­ “Courtesy call juga kami lakukan Agus Hermanto dan Taufik Kurniawan ma, tetapi akan terus dibangun dengan Presiden, Pimpinan MA dan didampingi Pimpinan Komisi III DPR. ko­munikasi yang baik di masa yang Pimpinan BPK, sekarang kepada Pim­ Dari KPK hadir Pimpinan lengkap tiga akan datang. Dewan, lanjut Pimpinan pinan DPR,” katanya. Plt Pimpinan Taufiqurraman Ruki, Jo­ Dewan Koordinator Polkam, akan Pasalnya, menurut Ruki, karena KPK han Budi dan Indriyanto Seno Aji dan te­rus mendorong pemberantasan ko­ adalah sebuah komisi negara, tetapi dua Pimpinan KPK definitif, Adnan rupsi ke depan dengan cara-cara yang jangan diartikan sebagai institusi yang Pandupraja dan Zulkarnain didampingi bermartabat dan tetap dalam koridor setara dengan Dewan. Kehadirannya Sekjen KPK serta Sekjen DPR dan peja­ hukum. semata-mata hanya untuk memperke­ bat lainnya. Plt Ketua KPK Taifuqurrahman Ruki nalkan diri dan sebagaimana biasa Hal yang sama disampaikan Wakil dalam kesempatan ini menjelaskan, banyak masukan dari Pimpinan Dewan Ketua DPR Fahri Hamzah, kunjungan pertemuannya dengan Pimpinan DPR dan Pimpinan Komisi III tentang ki­ ini merupakan tradisi baik dalam rang­ tidak membicarakan agenda besar nerja KPK dan harapannya ke depan. ka membangun komunikasi dengan atau agenda teknis, tetapi lebih ba­ Secara lebih kongkrit, KPK ingin

3 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

membangun sebuah komunikasi menyelesaikan kasus. Karena itu dia perselingkuhan. “Itu jauh dari agenda yang lebih bagus dengan DPR dalam berharap, komunikasi ini jangan diang­ kami,” tukas dia.(mp)/foto:iwan arma- rangka menyelesaikan masalah, bukan gap sebagai kong kalikong apalagi nias/parle/hr Yang Harus Diberantas Korupsinya, Bukan Remisinya “Apakah narapidana tidak punya hak asasi, dan hak itu adalah remisi dan sebagainya. Itu diatur dalam Undang- Undang kita,” ungkap Pimpinan Dewan dari Fraksi Gerin­ dra ini. Fadli juga menyatakan bahwa yang harus diberantas adalah pada korupsinya, bukan pada remisinya. Pimpinan DPR Koordinator Polkam ini juga menyatakan bahwa justru yang bertentangan dengan Undang-Undang adalah PP 99/2012 itu sendiri. “Maka untuk membuat pelaku korupsi, narkoba, dan lain-lainnya itu jera, hukumannya yang ditambah dalam proses pengadilan atau sanksi dalam undang-undangnya,” ungkapnya. PP No.99/2012 mengatur, setiap narapidana dan anak pidana berhak mendapatkan remisi. Sedangkan untuk memperoleh remisi yang terdapat dalam Pasal 34 ayat (2) dan (3) PP 99/2012, remisi seba­ gaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada Narapidana dan Anak Pidana yang telah memenuhi syarat berkelakuan baik dan telah menjalani masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan. Soal wacana pemberian remisi untuk koruptor, Wakil Sementara persyaratan berkelakuan baik sebagaimana Ketua DPR-RI Fadli Zon turut menyampaikan pendapatnya. dimaksud pada ayat (2) huruf a dibuktikan dengan: “tidak “Remisi bukanlah langkah mundur, saya kira itu adalah sedang menjalani hukuman disiplin dalam kurun waktu 6 hak asasi.” ungkapnya saat diwawancarai usai pertemuan (enam) bulan terakhir, terhitung sebelum tanggal pembe­ tertutup Pimpinan DPR-RI dengan Komisi Pemberantasan rian remisi dan telah mengikuti program pembinaan yang Korupsi (KPK), Senin (16/03) di lantai III Gedung Nusantara diselenggarakan oleh LAPAS dengan predikat baik.” (mp,ss)/ III, Senayan, Jakarta. foto: denus/parle/hr Tim Ekonomi Tidak Kapabel Naikkan Rupiah Ekonomi nasional sedang sedikit Melemahnya nilai tukar rupiah ini goyah akibat melemahnya nilai tukar tentu berdampak bagi masyarakat rupiah terhadap dollar Amerika. Pa­ kecil. Ini terlihat dari masyarakat kecil dahal, di era SBY menjadi Presiden, yang mengonsumsi raskin semakin rupiah tidak pernah terpuruk selemah banyak. Apalagi mutu berasnya se­ sekarang. Ini menunjukkan tim eko­ makin menurun. Di sisi lain, Agus nomi pemerintah tak memiliki sense of mengapresiasi pemerintah yang telah crisis. mencanangkan swasembada beras. Demikian penegasan Wakil Ketua “Itu bagus. Namun, jangan hanya men­ Kelautan dan Perikanan yang telah DPR RI Agus Hermanto usai menerima canangkan saja. Harus disertai usaha mengeluarkan kebijakan tak populis di kunjungan kehormatan Dubes Qatar untuk mendongkrak beras itu supaya tengah melemahnya rupiah. Ada kebi­ untuk Indonesia di ruang kerjanya, betul-betul ada dan terjangkau tentu­ jakan moratorium bagi kapal besar un­ Rabu (18/3). “Kami melihat tim eko­ nya,” nilai Agus. tuk mencari ikan di perairan Indonesia. nomi Jokowi terutama di kementerian Ketidakpekaaan pemerintah di Ini menyulitkan para nelayan. yang menangani ekonomi tidak me­ bidang ekonomi juga terlihat dari Apalagi, kebijakan penghancuran miliki sense of crisis. Tidak merasakan pergantian sejumlah direksi di BUMN. kapal asing pencuri ikan juga masih bagaimana ekonomi kita sedang Padahal, penggantinya belum tentu kontroversial. Pasalnya, mungkin menuju kepada kemerosotan yang memiliki kapabilitas yang tepat di kursi alutsista untuk mengebom kapal itu tidak terhingga,” katanya. direksi BUMN. Belum lagi Kementerian harganya lebih mahal daripada kapal

4 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

yang dibomnya sendiri. Kerusakan “Tim ekonomi Pak Jokowi betul- rus diambil. Memang betul blusukan biota laut akibat pengeboman itu betul tidak mempunyai kapabilitas adalah pokok dari pengawasan. Tapi, juga menjadi masalah lain. Semua ini, untuk menaikkan ataupun mensta­ apa yang mau diawasi kalau kinerjanya menurut Agus, merupakan bentuk bilkan harga dollar. Dia hanya mene­ merosot terus. Jadi, kita memberikan ketidakpekaan pemerintah dalam bar pencitraan dan memperbanyak kritik agar ada perbaikan di sektor mem­bangun perekonomian di tengah blusukan. Padahal, banyak kebijakan ekonomi,” papar Agus. (mh) Foto: Iwan melemahnya rupiah. dan keputusan strategis yang ha­ Armanias/Parle/hr Silaturrahim KPK-DPR Tak Terkait Perppu Plt Pimpinan KPK Silaturrahim antara Pimpinan KPK dengan Pimpinan DPR tidak terkait dengan Perppu Plt Pimpinan KPK. Perp­ pu sepenuhnya menjadi kewenangan Presiden dan DPR. Demikian ditegas­ kan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah usai menerima Pimpinan KPK Senin (16/3) di Jakarta. Dalam jumpa pers dia didam­ pingi Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dan Fadli Zon sementara Plt Ketua KPK Taufiqurraman Ruki didampingi Johan Budi dan Adnan Pandupraja. Wakil Ketua DPR Fadli Zon me­ nyatakan, pihaknya sangat opitmis, pada masa sidang DPR yang akan dibuka tanggal 23 Maret mendatang Perppu akan dibahas DPR, apakah akan diterima atau ditolak, meskpun secara joke, Pimpinan KPK berharap kalau bisa ditolak. kan dari DPR dan berjanji akan memper­ pemerintah pengganti UU yang dike­ “Namun kita juga berharap, Pak baiki komunikasi tidak hanya kepada luarkan Presiden, dengan opsi diterima Ruki dan kawan-kawan adalah orang- DPR tetapi juga kepada lembaga lain. atau ditolak DPR. Kalau diterima maka orang yang sangat dewasa dan sudah Pihaknya akan menjalin hubungan yang plt Pimpinan KPK sah menjadi Pimpinan membangun KPK sejak awal dan yakin berbeda dengan berkomunikasi lebih KPK definitif hingga Desember 2015. komunikasi antar lembaga yang akan baik. Banyak masukan yang diterima Sementara revisi adalah sasarannya dibangun akan jauh lebih baik. Bukan dan akan menjadi bahan introspeksi UU yang sudah ada sekarang, pemba­ berarti kita melakukan satu kompromi, oleh KPK sehingga bisa memperbaiki hasannya sesuai prosedur yang telah kolusi dan sebagainya , tetapi ada pena­ hubungan ke depan lebih baik dengan ditetapkan yaitu Prolegnas, kemudian taan dalam system pemberantasan ko­ lembaga-lembaga penegak hukum lain. disampaikan kepada Pemerintah dan rupsi baik dari sisi penindakan maupun Wakil Ketua DPR Agus Hermanto dibahas bersama DPR. (mp)/foto:iwan pencegahan,” ujarnya. menjelaskan, Perppu dan revisi UU KPK armanias, denus/parle/hr Johan Budi mengakui banyak masu­ berbeda, Perppu adalah peraturan Qatar Berkomitmen Perhatikan TKI Para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di negara- Qatar. negara Arab selama ini kurang mendapat perlindungan yang Kepada Khater, Agus menyampaikan bahwa kedua memadai. Namun, TKI yang bekerja di Qatar relatif mendapat pemerintahan sama-sama berkomitmen melindungi TKI perlindungan dan kesejahteraan yang baik. yang bekerja di Qatar. Kelak, pengiriman TKI informal ke Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto Qatar akan dikurangi. Sebaliknya, para pekerja terampil yang saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Qatar bekerja di sektor formal akan lebih banyak dikirim. Para TKI untuk Indonesia Mohammed Khater Al-Khater di ruang itu akan dilatih terlebih dahulu, termasuk mempelajari ba­ kerjanya, Rabu (18/3). Khater sendiri menyampaikan komit­ hasa Arab. mennya bahwa Pemerintah Qatar selalu memberi perhatian Dikatakan Khater, Pemerintah Qatar sangat menghargai sekaligus perlakuan yang baik kepada para TKI. Sampai saat para pekerja asing yang bekerja di negaranya. “Kami undang ini, TKI yang bekerja di sektor informal masih dominan di semua pekerja dari berbagai negara dan kami sediakan fasili­

5 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

tas kesehatan dan pendidikan,” ujar Khater. Pada bagian lain, Agus juga menyampaikan penghargaan dan terima kasihnya kepada Pemerintah Qatar yang telah banyak memberi bantuan pendidikan kepada Indonesia. Qa­ tar telah memberi banyak beasiswa bagi para mahasiswa In­ donesia yang belajar di sejumlah Universitas di Qatar. Selain itu, beberapa pesantren di Tanah Air juga mendapat bantuan dari Pemerintah Qatar. Kepada Agus, Khater bahkan minta diantar untuk melihat pesantren-pesantren di Jawa yang perlu mendapat bantuan. Ini merupakan bagian dari penguatan hubungan bilateral Indonesia-Qatar. (mh) Foto: Iwan Armanias/Parle/hr Qatar Pertanyakan Denda Indosat

Pemerintah Qatar lewat Duta Besarnya di Jakarta mem­ lama ini terjaga dan terlindungi hak-haknya. pertanyakan denda yang selama ini dikenakan kepada PT. Selama dikelola oleh perusahaan asal Qatar, lanjut Khater, Indosat sebesar Rp1,3 triliun atas penyalahgunaan frekuen­ Indosat terus berkembang pesat. Tren positif Indosat ini si 3G Indosat di 2,1 GHz. Namun, Qatar juga meminta justru membantu perekonomian Indonesia. Untuk bantuan DPR untuk memudahkan jalan investasi itu, Qatar akan mengembangkan investasi lagi di Qatar di bidang lainnya, selain telekomunikasi. Indonesia. Sejak 2008, jumlah investasi Qatar Demikian terungkap dalam perbincang­ di Indonesia sudah mencapai 8 miliar USD. an menarik saat Wakil Ketua DPR Agus “Kami mohon bantuan DPR untuk kemu­ Hermanto menerima Dubes Qatar untuk dahan investasi. Insyaallah akan datang Indonesia Mohammed Khater-Al Khater di lagi investasi lainnya dari Qatar,” ujar ruang kerjanya, Rabu (18/3). Indosat menu­ Khater. Indonesia, lanjut Khater, merupak­ rut Agus sudah menjadi ikon kebanggaan an pasar yang sangat besar dan potensial Indonesia. Walau pun kini sahamnya dimi­ untuk pengembangan bisnis dan investasi. liki perusahaan Qatar, tapi pihak Indonesia Sementara itu Agus mengatakan, persoal­ masih bisa membicarakan persoalan Indosat an Indosat akan dibicarakan di internal DPR, dengan penuh persaudaraan dan ukuwah is­ terutama dengan Komisi V dan VI. “Kami serius lamiyah. membahas hal ini. 4.000 pekerja Indonesia di Karena sudah menjadi keputusan pengadil­ Indosat harus terlindungi dan ini menyangkut an Indonesia, denda terhadap Indosat tetap kepentingan kedua negara,” kata Agus. Ke harus dijalankan. Khater berharap ada penyelesaian yang depan, pemerintah bisa membincangkan kembali peluang menguntungkan kedua belah pihak, agar Qatar bisa terus buyback untuk mengambil alih kembali Indosat. (mh) Foto: berinvestasi di Indonesia dengan nyaman. Diungkapkan Iwan Armanias/Parle/hr Khater, ada 4.000 karyawan Indonesia di Indosat yang se­ Indonesia Harapkan Eropa Bebaskan Visa Kunjungan Sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Uni Eropa, Pimpinan DPR berharap agar Uni Eropa membebaskan visa kunjungan warga negara Indonesia yang ingin berkunjung ke Eropa. Bebas visa teru­ tama ditujukan kepada negara-negara anggota Protokol Schengen. “Dengan upaya penghapusan kewajiban visa ini, kita akan mendorong mobilitas berupa people to people contacts, sehingga menjadi dasar untuk mencapai kemajuan dalam pembangunan sosial ekonomi dan saling pengertian antara ua DPR Agus Hermanto saat melakukan pertemuan dengan Uni Eropa dan Indonesia.” Demikian disampaikan Wakil Ket­ delegasi Parlemen Uni Eropa di DPR, Selasa (17/3).

6 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

Upaya pembebasan visa kunjungan ke Eropa ini bagian Pada bagian lain, Agus menyinggung soal neraca perda­ dari tindak lanjut penandatanganan Partnership and Co­ gangan. Data terakhir per Januari 2015, neraca perdagan­ operation Agreement sebagai payung hukum kerja sama gan Indonesia dengan negara-negara Uni Eropa sebesar politik, ekonomi, dan sosial budaya antara Indonesia dan US$ 1,18 miliar dengan nilai impor US$ 1,01 miliar. Itu berarti Uni Eropa. Indonesia, kata Agus, harus memenuhi syarat mengalami surplus sebesar US$ 170 juta. “Walaupun neraca resiprositas kepada 28 negara anggota Protokol Schengen. perdagangan Indonesia terhadap Uni Eropa menunjukkan Beberapa negara anggota Protokol Schengen di antaranya nilai positif, namun Indonesia bukan mitra dagang utama Belanda, Denmark, Swedia, Austria, Belgia, Prancis, dan Uni Eropa di Asia Tenggara,” ungkap Agus. (mh) foto: iwan Estonia. armanias/parle/hr Belum Ada Urgensi Perlunya Wakil Panglima TNI Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyatakan, sebagai wacana pernah dibicarakan soal jabatan Wakil Panglima TNI. Untuk itu dalam masa persidangan yang akan dibuka 23 Maret men­ datang, Komisi I DPR bisa menanyakan kenapa mendesak perlu adanya jabatan Wakil Panglima TNI. “Kita belum lihat ada urgensi yang memerlukan adanya nomenklatur baru itu. Artinya dari berbagai sisi, fungsi TNI sudah berjalan dengan baik. Kecuali mau membesarkan batalyon, alutista dan macam-macam,” ungkap Fadli kepada pers di Jakarta, Kamis (19/3). Menurut Pimpinan DPR Koordinator Polkam ini, kalau ala­ sannya untuk penguatan Poros Maritim Dunia, hingga kini pihaknya belum tahu. Kalau alasan itu masuk akal tentu tidak ada masalah. Dia berharap ada penjelasan dan ini diperlukan batan wakil panglima di tubuh TNI. Moeldoko mengusulkan bukan sekedar mengadakan nomenklatur. reorganisasi TNI itu kepada Presiden dalam “Penjelasan kenapa Wakil Panglima TNI diperlukan. Kalau rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/3). penjelasannya bagus, masuk akal dan memang diperlukan, Jenderal Moeldoko menyatakan Presiden menyetujui re­ saya kira tidak ada masalah,” kata Fadli. organisasi TNI, asalkan dilakukan secara bertahap. Jabatan Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyam­ wakil panglima TNI sebelumnya sudah pernah ada, tetapi paikan adanya rencana melakukan reorganisasi TNI. Salah kemudian dihapus pada masa Presiden Abdurrahman Wahid. satu hal yang ia sebut akan direalisasikan kembali adalah ja­ (mp)/foto: naefurodji/parle/hr DPR Dorong Dapat PI Sepuluh Persen Blok Marsela

Pimpinan DPR RI mendorong Pemerintah Daerah Maluku untuk mendapat haknya sebesar sepuluh persen atas blok Marsela. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua DPR RI Koor­ dinator Bidang Industri dan Pembangunan usai menerima Gubernur Provinsi Maluku, Said Assagaf di ruang kerja Pimpi­ nan DPR RI, Selasa (17/3). “Hari ini kami menerima Gubernur Maluku membicarakan komitmen pemerintah untuk memberikan PI (participating interest) sebesar 10 persen kepada Pemda Maluku sebagai wakil dari masyarakat setempat,” jelas Agus Hermanto. Ditambahkan Agus, sejatinya pembagian PI kepada Pemda menjadi wewenang dari pemerintah, dalam hal ini Kemente­ rian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM), namun sesuai UU No.22 tahun 2001 tentang Migas, daerah yang memiliki

7 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

potensi SDM diberikan hak kepentingan partisipasi sebesar Sementara itu Said Assagaf mengatakan bahwa apa yang 10 persen dari keseluruhan modal yang disetor bagi usaha ia sampaikan kepada Pimpinan DPR itu merupakan perminta­ eksplorasi. Sebagai wakil rakyat, diungkapkan Agus, pi­ an masyarakat Maluku dan semata-mata untuk kepentingan haknya akan mendorong pemerintah (Kementerian ESDM) masyarakat sekitar. Ia berharap pemerintah dapat meme­ untuk bisa memenuhi tuntutan dari masyarakat Maluku. gang komitmennya. “Menindaklanjuti permintaan dari Gubernur Maluku Walaupun presiden berganti, dikatakan Said, namun sebenarnya hal tersebut menjadi pembicaraan lama yang pemerintah tetaplah pemerintah yang menaungi seluruh sudah selesai pembahasannya, namun kini Gubernur kem­ rakyat Indonesia. Sehingga apa yang sudah dijanjikan membicarakannya mengingat konon ada isu yang ber­ pemerintah tahun sebelumnya adalah tetap menjadi komit­ beda. Dan kini Gubernur hanya menginginkan komitmen dari men pemerintahan kini, sehingga tetap harus diteruskan, pemerintah. Ke depan kami (pimpinan DPR-red) akan meng­ sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No.22 undang Menteri ESDM untuk membicarakan hal tersebut,” Tahun 2001 tentang Migas dan PP No.35 tahun 2004.(Ayu)/ papar politisi dari Fraksi Partai Demokrat ini. foto:denus/parle/hr Tim Ekonomi Presiden Tak Miliki Sense Of Crisis Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto of economy. Kami ingatkan bahwa tim menilai tim ekonomi Presiden Jokowi ekonomi Jokowi harus benar-benar masih bersikap tenang menghadapi memikirkan ini,” ujar politisi Partai penurunan ekonomi yang cukup dras­ Demokrat ini. tis. Terbukti saat reses DPR sekarang Pimpinan Dewan Koordinator In­ ini banyak ditemukan masyarakat yang dustri dan Pembangunan ((Inbang) mengeluh lantaran harga beras naik ini juga menegaskan, Tim Ekonomi dan masyarakat,” ujarnya. dan kebutuhan pokok lainnya serta Presiden Jokowi harus melakukan Salah satu langkah pemerintah jumlah raskin yang sedikit. Tim kerja usaha supaya Indonesia bisa rebound adalah Presiden segera menggelar ekonomi Presiden tersebut dinilai ti­ dengan mengeluarkan kebijakan serta rapat kabinet yang membahas ma­ dak mempunyai sense of crisis. perbaikan ekonomi. Ia juga mengajak salah ekonomi ini. Selama ini yang Hal tersebut diungkapkan Agus Her­ semua masyarakat Indonesia untuk dilihat pemerintah melakukan blusu­ manto di lantai III Gedung Nusantara ikut memperhatikan hal ini. kan, padahal blusukan tersebut adalah III Senin (16/3), usai menerima Pimpi­ “Untuk itu kami menyerukan Tim sebagian dari pekerjaan, terutama nan KPK. “Ekonomi kita memang be­ Ekonomi Pak Jokowi harus betul-betul pengawasan. tul-betul mengalami penurunan yang memperkuat pondasi ekonomi dan “Menteri-menteri tidak perlu drastis. Di lain pihak pemerintah masih harus bekerja dengan keras supaya blu­sukan kesana kemari sehingga tenang dan menterinya mengatakan ekonomi kita bisa rebound. Ini ha­ harga-harga kebutuhan pokok naik, tidak terjadi apa-apa. Ini benar-benar rus dilakukan melalui kajian secara sementara kondisi ekonomi malah menunjukkan sikap pemerintah yang matang dan berharap semua pihak menurun,” pungkas Agus menegas­ tidak mempunyai sense of crisis, sense menyoroti kondisi ini termasuk media kan. (mp,ds)/foto:iwan armanias/parle/hr Pembangunan Papua Harus Direalisasikan Sungguh-sungguh Pembangunan Papua dan Papua Barat harus benar-benar direalisasikan dengan sungguh-sungguh dan menyeluruh yang mencakup pembangunan fisik dan masyarakat Papua sendiri. Pembangunan wilayah Indonesia Timur khususnya Papua dan Papua Barat hendaknya tidak hanya menjadi slo­ gan pembangunan saja. Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah dalam kunjungannya ke beberapa daerah di Papua dan Papua Barat seperti Kota Monokwari, Kota Jaya Pura, Kabupaten Nabire dan Dogiyai didampingi Anggota DPR RI dari Komisi II asal Papua, Muhammad Yudi Kotouky dan Anggota Badan

8 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

Anggaran DPR RI, Andy Akmal Fasluddin, baru-baru ini. mimpin di Republik ini. Dikotomi Pemimpin harus dari orang Fahri berharap pembangunan fisik, ekonomi dan sosial ha­ Jawa dan Militer perlahan sudah tidak harus lagi. Orang rus benar-benar direalisasikan untuk masyarakat Papua dan Papua harus mampu menjadi etalase bagi masyarakat Papua Papua Barat. Ia juga meminta agar pembangunan di wilayah lainnya di tingkat nasional,” jelas Pria yang dikenal lugas. Timur tidak hanya berhenti di Makassar dan Selatan saja tapi juga menjangkau wilayah propinsi di ujung Timur Bandara Internasional Biak NKRI ini. Untuk menghidupkan perekonomian dan pembangunan di Ada persamaan antara Papua dengan daerah asal Fahri Papua, Fahri berharap agar Bandara Internasional Biak bisa yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia secara gamblang men­ dikembalikan fungsinya seperti dulu yaitu menjadi tempat contohkan, NTB, Papua dan Papua Barat memiliki tambang transit masyarakat yang ingin menuju Honolulu, Amerika emas yang termasuk terbesar di dunia. Namun sayangnya Serikat, Jepang juga negara-negara di wilayah Timur lainnya. indek pembangunan manusia di kedua daerah itu selalu be­ Fahri berpendapat, penerbangan ke luar negeri selama ini rada di paling bawah. “Ini terjadi karena pembangunan yang cenderung lewat Singapura, padahal jika lewat Biak maka dilakukan tidak terkoordinasi dengan baik,” kata Fahri. perjalanan akan lebih singkat. Apabila Biak menjadi bandara Menurutnya, negara sesungguhnya punya kewajiban un­ internasional maka bandara-bandara pendukung lainnya di tuk menggerakan sumber dana hingga wilayah paling Timur Papua juga harus dibangun sehingga masyarakatnya maju supaya daerah tersebut menjadi pusat pembangunan dan dan modern. kegiatan ekonomi Oleh sebab itu, Fahri menyarankan agar Untuk membantu jalinan komunikasi antara pusat dan dae­ pembangunan di kedua wilayah Indonesia Timur itu diarah­ rah Fahri bersedia menjadi bagian demi kemajuan wilayah kan masuk ke sektor manufaktur dan jasa. Indonesia Timur tersebut. “Bisa juga digerakkan kampanye Pria kelahiran Sumbawa, NTB ini mengungkapkan, wilayah membangun Indonesia Timur,” katanya. Papua kaya akan sumber daya laut disisi lain wilayah pegu­ Anggota DPR RI dari Komisi II asal Papua, Muhammad Yudi nungannya dengan iklim yang sangat baik berpontensi men­ Kotouky berharap agar semakin banyak pejabat pusat yang jadi wilayah perkebunan dan peternakan. Kalau di daerah berkunjung ke Papua supaya mereka memahami persoalan pegunungan dijadikan perkebunan kopi, teh dan apel or­ yang dihadapi rakyat di Indonesia Timur. Sejak Papua masuk ganik tentu akan membawa kemakmuran bagi masyarakat di menjadi bagian dari NKRI tahun 1963 sampai sekarang tahun sana.’’Iklim di Papua ini berkah Tuhan yang tidak bisa dibeli, 2015, Papua masih belum banyak mengalami perubahan bah­ sayang kalau tidak dimanfaatkan,” jelasnya. kan masih terbelakang. Selain itu Fahri mendorong agar masyarakat Papua bisa Sementara anggota Badan Anggaran DPR RI, Andy Akmal lebih berkiprah di tingkat nasional. Ia mencontoh Presiden Fasluddin berjanji untuk memperjuangkan anggaran pem­ Jokowi yang berasal dari non militer dan pengusaha mebel, bangunan Papua. “DPR akan lebih mengawasi agar anggaran oleh karena itu masyarakat Papua seharusnya terpacu juga yang dikucurkan nantinya akan lebih efektif dan dirasakan bahwa mereka bisa ikut berkontribusi di tingkat nasional. oleh masyarakat Papua,” tandasnya. (tt) foto: dok/parle/tt “Saya yakin orang Papua atau siapapun bisa menjadi Pe­ Koperasi Setjen DPR RI Miliki Potensi Market Untuk Dikembangkan

“DPR ini memiliki potensi market yang besar dimana ada PNS sebesar 1500 orang, non pns bahkan bisa mencapai 5000 orang kedepan. Begitu juga PNS DPD, dan MPR,” jelas Sekjen DPR RI Winantuningtyastiti saat membuka Rapat Anggota Tahunan Koperasi 2015, di Gedung Nusantara, Kamis, (19/3). Menurut Win, hampir 90 persen anggota berpartisipasi dalam kegiatan simpan pinjam. “Itu harus dipertahankan oleh pengurus dan anggota koperasi agar memiliki peran lebih besar lagi. Kita tahu ada berbagai jenis simpanan wajib, sukarela, pensiun, dan si jago yang sifatnya lebih produktif,” jelasnya. Oleh karena itu, harap Win, jika para anggota koperasi memiliki rezeki lebih sebaiknya dimasukkan kedalam Kope­ rasi. “Jadi Kalau ada rezeki jangan dimasukkan semua ke Bank tetapi ke-koperasi,” katanya. Dia mengharapkan, Koperasi Setjen DPR RI dapat mem­ Koperasi Setjen DPR RI memiliki potensi pasar yang besar bawa manfaat sebesar-besarnya bagi anggota dan mem­ dan bisa dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan bawa manfaat bagi anggotanya. para anggota Koperasi. “Kita juga memiliki tantangan diantaranya adanya usaha

9 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

pensiunan, dan darma wanita yang harus dikembangkan, takan, Di dalam kegiatan simpan pinjam Koperasi Setjen jadi memang ada beberapa unit bisnis yang tidak mungkin DPR RI menggunakan hampir 56 persen modal sendiri dan kita anaktirikan satu dengan yang lainnya,” jelasnya. sisanya menggunakan modal luar sebesar 44 persen. “Kita Dia meminta pengurus koperasi dapat meningkatkan ki­ memiliki program kilat untuk pinjaman bagi anggota yang nerja Koperasi Setjen DPR RI agar ke depan dapat semakin sakit dan pembiayaan sekolah, dengan bunga terkecil sebe­ memberikan manfaat bagi anggotanya. “Saya meminta sar 0.7 persen,” katanya. Koperasi juga mengutamakan legal aspek formal khusus­ Djazuli menambahkan, Koperasi Setjen DPR RI akan me­ nya mengenai pendirian Koperasi yang harus terdaftar dan ningkatkan kinerja di sektor Unit Simpan Pinjam dan sektor memiliki akte Koperasi, dimana harusnya sejak tahun 2006 real. Saat ini, Koperasi memberikan Sisa Hasil Usaha (SHU) dinotariskan segera, jadi saya berharap ini dapat diberes­ sebesar 2.5 Miliar. “Pendapatan bruto Koperasi sebesar 8 kan payung hukumnya agar lebih terlindungi dalam men­ Miliar, dan beban 5.4 miliar,” terangnya. (Sugeng), foto : nae- jalankan tugas dan fungsi koperasi kedepannya,” katanya. furodjie/parle/hr. Ketua Pengurus Koperasi Muhammad Djazuli menga­ DPRD Kabupaten Muna Konsultasikan Peran Bamus Badan Musyawarah (Bamus) hampir kehilangan peran di DPRD. Para ang­ gota DPRD juga tak beminat menjadi anggota Bamus. Sebaliknya, menjadi anggota Banggar di DPRD begitu favorit. Setidaknya inilah yang terjadi di DPRD Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebanyak sepuluh orang anggota DPRD Muna menemui Deputi Persi­ dangan dan KSAP DPR Tatang Sutarsa untuk berkonsultasi dan bertukar informasi seputar peran Bamus di DPR RI dan DPRD. Menurut Tatang, Bamus punya peran sangat strategis dalam mengatur jadwal persidangan di DPR RI. Rapat Bamus di DPR diplot setiap hari Kamis. Mereka yang duduk di Ba­ kehilangan peran strategisnya. Diakui strategis Bamus. Selama ini, Bamus di mus adalah Pimpinan DPR dan fraksi. Mukmin, pemahaman para anggota daerah hanya mengagendakan rapat Bila Bamus sudah mengagendakan DPRD tentang peran Bamus tak sebaik paripurna, selebihnya tak ada lagi. rapat, itu harus dijalankan oleh semua di DPR RI. “Bamus di DPRD tidak strate­ Komisi di DPRD juga biasanya langsung Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Dan gis dan tidak punya peran apa-apa. Itu berkomunikasi ke Pimpinan DPRD, AKD yang sudah menyelesaikan agen­ terlihat saat kita melakukan penyusu­ tidak melalui Bamus lagi bila menyang­ da harus lapor ke Bamus. Bila Bamus nan alat kelengkapan. Para anggota kut agenda dan jadwal rapat. belum terbentuk atau tidak memenuhi fraksi berlomba-lomba menjadi ang­ Peran Bamus yang hilang di DPRD, kuorum, ada Rapat Konsultasi Peng­ gota Banggar. Menjadi anggota Bamus kata Mukmin, sudah tutun temurun ganti Rapat Bamus. Jadi semua DPRD tak ada yang bisa dikerjakan,” dari keanggotaan periode sebelumnya. mekanisme di DPR RI tetap berjalan papar Mukmin. Para anggota lebih tertarik menjadi dengan baik. Setelah mendapat penjelasan rinci anggota Banggar, karena selalu ber­ Ketua DPRD Muna Mukmin Naini dari DPR RI, ia mengaku akan membi­ temu dengan Satuan Kerja Perangkat (F-PAN) yang memimpin delegasi, carakan kembali dengan para anggota Daerah (SKPD) dalam membahas ang­ mengatakan, Bamus di DPRD hampir DPRD untuk menghidupkan peran garan. (mh) foto: iwan armanias/parle/hr BUMN Hanya Wajib Salurkan PKBL Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih ada perusahaan BUMN yang an Kerja Komisi VI DPR di Provinsi hanya dapat menyalurkan Program Ke­ menyalurkan CSR saja, atau malah me­ Sulawesi Utara, yang dimulai pada mitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), nyalurkan keduanya, yaitu PKBL dan Senin (16/03/15) lalu. Bahkan, Wakil bukan Corporate Social Responsibil- CSR. Ketua Komisi VI Azam Azman Natawi­ ity (CSR). Namun kondisi di lapangan, Hal ini menjadi temuan Tim Kunjung­ jana, yang sekaligus memimpin Tim

10 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

yang wajib dijalankan oleh BUMN itu Rini Mariani Soemarno Soewandi agar PKBL. Sedangkan, program CSR hanya mencabut surat keputusan tersebut. boleh disalurkan oleh perusahaan “ Kekeliruan ini bisa menjadi temuan swasta. Dana PKBL diambil dari devi­ BPK, jika BUMN menyalurkan kedua- den negara,” tegas Azam saat rapat duanya. Jadi saya tegaskan BUMN dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa hanya bisa menyalurkan PKBL bukan Keuangan, BUMN Perbankan, Per­ CSR. PKBL bisa disalurkan untuk sek­ modalan Nasional Madani, serta pe­ tor pendidikan, sosial, kesehatan rusahaan penjaminan, di Kantor Per­ dan dunia ekonomi yang dirasa perlu wakilan BI di Manado, Selasa (17/03/15). mendapat bantuan,” tambahAzam. Politisi asal Dapil Jawa Timur III me­ Politisi Partai Demokrat ini menegas­ negaskan, kekeliruan ini dimulai oleh kan berkali-kali dalam beberapa kali mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan rapat dengan perusahaan BUMN di Kunker, harus menegaskan berkali- saat mengeluarkan surat keputusan Provinsi Sulut.Pasalnya, masih banyak kali landasan apa yang digunakan oleh mengenai PKBL. Namun, sebagai tin­ perusahaan yang ternyata menggu­ perusahaan-perusahaan BUMN. daklanjut kekeliruan ini, Komisi VI DPR nakan CSR, bahkan keduanya.(sf) foto: DPRD Kabupaten Muna “Menurut Undang-undang BUMN, telah meminta kepada Menteri BUMN sofyan/parle/hr Konsultasikan Peran Bamus Perbankan Tanah Air Belum Siap Hadapi Persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN Ketua Panja Revisi UU Perbankan Otoritas, katanya, juga harus melaku­ Komisi XI DPR RI, Gus Irawan Pasaribu, kan “intervensi” pembatasan suku menilai Perbankan tanah air belum siap bunga utamanya Bank Badan Usaha menghadapi persaingan di Masyarakat Milik Negara (BUMN). Ekonomi ASEAN (MEA). Ketidaksiapan Dengan kondisi tersebut, Gus menilai baik dari suku bunga tidak kompetitif, ide holding perbankan cukup relevan keragaman produk, dan tidak efisien­ untuk mendorong peran perbankan nya bank menjalankan bisnis. bersaing menyambut Masyarakat Suku bunga tinggi ini dianggap tidak Ekonomi ASEAN (MEA). Ada tiga bank relevan dengan rate negara di ASEAN pelat merah yang diusulkan bersatu yang hanya 4-5 persen. Sedangkan, membentuk holding untuk kerja sama bank di Indonesia mengatrol bunga bisnis strategis di bawah Kementerian 6-12 persen. “Secara keseluruhan kami Keuangan (Kemenkeu). anggap masih sangat tidak siap. Peran Gus yang juga Wakil Ketua Komisi otoritas mendorongnya,” katanya XI DPR RI menjelaskan, pembahasan saat pertemuan dengan Pejabat Bank RUU memprioritaskan pengurangan Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan bobot kepemilikan asing pada bank likan yang diajukan belum final tetapi (OJK), Pasar Modal Asuransi, dan Per­ dalam negeri. Dia menilai investor as­ rencananya hanya 40 persen, kemu­ bankan, Senin (16/3), di Makassar. ing sudah terlalu bebas memiliki bank dian kantor cabang bank asing yang Pertemuan tersebut untuk me­ di Indonesia. melakukan kegiatan usaha di Indone­ minta masukan terhadap revisi RUU “Tetapi bank tidak cukup sulit jika sia harus berbadan hukum perseroan Perbankan yang kembali bergulir dan ingin ekspansi ke negara mereka,” terbatas. (andri) foto: andri/parle/hr dipastikan bisa disahkan tahun ini. jelasnya. Hanya saja, batas kepemi­ Komisi VII DPR: Masalah Kontrak Kerja Sama Jadi Isu Penting di RUU Migas­ Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha menga­ UU Migas’. Selain Satya Yudha hadir pula anggota Komisi takan masalah Kontrak Kerja Sama (KKS) menjadi isu pen­ VII DPR dari Fraksi Gerindra, Ramson Siagian dan penasihat ting dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto. tentang Perubahan atas UU No 22 Tahun 2001 tentang Mi­ Menurut Satya Yudha, selama ini kontrak di sektor migas nyak dan Gas Bumi (Migas). bersifat lex spesialis atau khusus. Sehingga, jika ada aturan Hal itu disampaikan Satya Yudha di Gedung DPR, Jakarta, seperti UU yang baru lahir setelah kontrak dibuat, tak Selasa (17/3) dalam acara Forum Legislasi bertajuk `Revisi bisa me-legitimate kontrak yang sudah ada. Ciri seperti ini

11 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

telah ada dalam UU Migas. Menurutnya, kontraktor paling senang dengan sifat kontrak seperti ini. “Jangan sampai kontrak bikin kebal atau lex spesialis. Masalah kontrak jadi isu tersendiri, supaya kedaulatan sema­ngatnya sama dengan yang diinginkan Mahkamah Konstitusi (MK),” katanya. Atas dasar itu, Satya yang juga politisi dari Partai Golkar itu menyarankan agar dilakukan stabilization clause untuk memodifikasi perjanjian hukum dalam setiap kontrak mi­ gas. Ia percaya, klausul ini dapat melindungi kepentingan investor jika terdapat UU baru. Tujuan klausul ini agar bisa menyeimbangkan manfaat atau mempertahankan keseim­ bangan ekonomi dari tanggal efektifnya kontrak. “(Inves­ tor) Diberi hak untuk berbicara ke pemerintah, jika ada UU baru dan menyebabkan kontraknya tidak ekonomis lagi,” ujarnya. Migas menjadi isu penting dalam revisi UU. Menurutnya, Sementara itu, anggota Komisi VII Ramson Siagian men­ bentuk badan di level hulu menjadi ruh di UU Migas. Sektor gatakan, perubahan status ini menjadi isu penting mengin­ hulu terkait dengan aspek penguasaan dan pengusahaan. gat sistem yang dilakukan SKK Migas tak berjalan efektif. “Kalau hilir justru lebih ke aspek pengaturan regulasi,” Hal ini terlihat dari penurunan lifting minyak domestik dari ujarnya. 1,4 juta barel per hari menjadi 780 barel per hari. Dosen Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FKTE) Ditambah lagi, pengguna BBM di Indonesia tak bisa Universitas Trisakti itu menambahkan, peran fungsi dan menggunakan produksi domestik, sehingga harus impor. kedudukan lembaga mesti memenuhi aspek konstitusi. Pas­ Akibatnya, impor terus bertambah dan mempengaruhi po­ alnya konstitusi menginginkan penguasaan pada tingkat sisi rupiah. Hal ini semakin mengganggu ketahanan energi pertama. Indonesia memiliki aset sumber daya alam yang Indonesia. melimpah. “Kalau pada saat cadangan devisa menurun karena cada­ Itu sebabnya, lanjut Pri Agung, semestinya negara yang ngan impor bisa mempengaruhi posisi rupiah. Kemudian mengelola Migas, bukan pihak ketiga. “Yang kita perlukan ketahanan energi kita berkurang. Ini yang harus dilihat ka­ hulu migas, bukan badan pengawas dan lembaga regulator, lau mau merevisi UU Migas,” kata Ramson. tetapi entitas otoritas usaha yang bisa dilakukan sendiri, Sementara itu, Penasihat Reforminer Pri Agung Rahman­ atau kalau karena keterbatasan bisa kerjasama dengan pi­ to sepakat bahwa status kedudukan peran dan fungsi SKK hak lain,” katanya. (nt/sc) foto: dok/parle/hr DPR Targetkan RUU Perbankan Rampung Tahun 2015

“Kami targetkan revisi Undang-Undang (UU) Perbankan tersebut rampung tahun ini,” kata Wakil Ketua Komisi XI DPR RI H Gus Irawan Pasaribu, ketika mengadakan per­ temuan dengan Bank Indoneaia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), KADIN, dan Bank-bank di Sulawesi Selatan (Makasar), Senin (16/3). Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) daerah pemilihan Utara itu berada di Sulawesi Selatan, bersama dengan enam anggota Komisi XI DPR RI lainnya dalam rangka kunjungan panja perbankan untuk mendapat berbagai masukan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya di sektor perbankan dan keuangan. “Saya memimpin Panja, dan tujuan saya mengajak rekan- rekan di Komisi XI datang ke Sulaweai Selatan sebagai bagian dari meminta masukan dari perbankan di daerah ini untuk menjadikan bahan pertimbangan merivisi Udang-un­ Tim Komisi XI DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Su­ dang no 10 tahun 1998 tentang perubahan Udang-undang lawesi Selatan untuk menghimpun masukan mengenai re­ no 7 tahun 1992, karena sangat liberal bahkan bertentan­ visi Undang-Undang Perbankan yang dinilai terlalu liberal, gan dengan UUD 45. Ukurannya adalah kepemilikan asing ditargetkan bisa rampung pada 2015. yang tanpa batas.

12 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

Tim Panja Perbankan Komisi XI DPR RI dipimpin oleh H. Willgo Zainar (P. Gerindra), Anna Mu’awanah (PKB), Amir Gus Irawan Pasaribu (P. Gerindra), dan didampingi Henky Uskara (PPP), Achmad Hatan (P. Nasdem). (Andri), foto : andri/ Kurniadi (PDI-Perjuangan), Arlangga Hartanto (P. Golkar), parle/hr. Penerimaan Sektor Tambang Belum Mampu Ciptakan Kesra Indonesia merupakan negeri yang kaya dengan sumber Sedangkan Pendapatan Negara yang diperoleh dari PNBP daya alam namun disisi lain sebagian rakyat Indonesia masih jauh lebih kecil, sektor pertambangan hanya menyumbang di bawah garis kemiskinan. Dan potensi sumber daya alam 6,09%. Dan sektor migas 54,02% pada tahun 2014. khususnya tambang yang dimiliki belum mampu “Sebenarnya yang menjadi permasalahan adalah menciptakan kemandirian dan kesejahteraan pengelolaan tambang Indonesia, yang seha­ rakyat. rusnya pengelolaan hasil tambang dapat “Perlu kajian analisis yang berkaitan memberikan kontribusi positif kepada dengan potensi ekonomi khusus sumber kepentingan publik dan sewajarnya daya alam dari sektor pertambangan, Indonesia mendapatkan manfaat yang dan permasalahannya serta kebijakan proporsional dari tambang yang dimili­ yang perlu ditempuh pemerintah ki,” tegas Mardi Harjo. dalam mengatasi persoalan terse­ Direktur Pembinaan Program Mi­ but dalam upaya meningkatkan ne­ral dan Batu bara Kementerian penerimaan negara dari sektor per­ ESDM Sujadmiko, menjelaskan bahwa tambangan,” kata Plt. Kabag Analisa PNBP pertambangan diharapkan me­ Pendapatan dan Belanja Negara Setjen ningkat pada tahun 2015 sebesar Rp. DPR Mardi Harjo, saat membuka diskusi 52,2 Triliun, maka ada aspek yang akan dengan tema “Penerimaan Negara Sektor diterapkan pemerintah untuk mencapai Pertambangan Minerba”, di Gedung Nusan­ optimaslisasi penerimaan negara tersebut. tara II DPR, Jakarta, Senin (16/3). Namun Sujadmiko mengatakan, hal tersebut Jika menyimak UUD 1945 Pasal 33 hasil menimbulkan konsekuensi yang dipandang tambang harusnya dapat dipakai mendo­ berat, karena harus juga memberikan ruang rong peningkatan kesejahteraan dan hajat hidup orang fiskal yang memadai bagi pelaku tambang. “Kalau penge­ banyak, hanya saja jika melihat komposisi sumber pendapa­ naan kewajiban keuangan terlalu berat dikhawatirkan akan tan APBN sebagaian besar justru pendapatan negara di­ terjadi mengurangan kegiatan (trade off) di lapangan,” dapat dari penerimaan pajak. ungkapnya.­ (as) foto: rizka/parle/hr Industri Mebel dan Kerajinan Jangan Hanya Jago Pameran Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Heri Gu­ ekspor industri mebel dan kerajinan nawan menilai industri mebel dan kera­ Indonesia berada di posisi 13 tertinggal jinan nasional saat ini jangan terjebak dari Vietnam yang bertengger di nomer dalam acara seremonial dari pameran 4. Kemudian tahun 2014, nilai ekspor In­ ke pameran. Pemerintah harus bekerja donesia 2 miliar dolar AS jauh di bawah lebih keras menggenjot industri ini un­ Vietnam yang mencapai 6 miliar dollar tuk meningkatkan pemasukan negara AS. termasuk lapangan kerja. Sementara data dari Asosiasi Meu­ “Industri mebel dan kerajinan nasi­ bel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) onal bisa naik kelas, kalau Pemerintah menunjukkan sekitar 2,5 juta tenaga Joko-Kalla mampu membuat industri kerja langsung dan tenaga tidak lang­ ini mandiri dan kuat. Kita punya bahan sung terserap di Industri ini. Jadi sudah baku yang melimpah, SDM yang hebat semestinya pemerintah memberikan seharusnya bisa tumbuh besar dan perhatian khusus pada sektor strategis terdepan, tidak sekedar jago pameran dan padat karya ini. saja,” katanya di Jakarta, Sabtu (14/3/15) “Pemerintah Joko-Kalla mesti me­ devisa negara, apalagi ditengah harga menanggapi pelaksanaan “Internasi­ mandang industri ini penting terhadap dollar yang naik tinggi, ini peluang ba­ onal Furniture and Craft Fair Indonesia” pertumbuhan perekonomian nasional gus,” tandasnya. (IFFINA) yang dibuka Presiden Jokowi. yang mampu berkontribusi pada pen­ Bentuk-bentuk perhatian khusus Ia menyebut data tahun 2013, nilai ciptaan lapangan kerja dan pencetak pemerintah menurut Heri, bisa berupa

13 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

pemberian insentif pajak, pembukaan Ia meyakini dengan langkah tersebut lebih besar dan menjadi yang terdepan akses permodalan, dan penguatan Indonesia berpeluang besar menjadi di kawasan regional dan international. kapasitas SDM lewat pembinaan terkait produsen meubel dan kerajinan ter­ Vietnam dan Malaysia aja bisa, masa In­ disain produk yang lebih kreatif dan ful- besar di kawasan regional (ASEAN). donesia yang punya bahan bakunya ng­ ly local content (Indonesian heritage), Bahkan khusus untuk produk berbasis gak bisa. Kalau pemerintah serius dan pemasaran serta perlindungan kepada rotan Indonesia bisa menjadi yang ter­ sungguh-sungguh, pasti bisa!” pungkas pengrajin misalnya dari serbuan produk besar di dunia. Heri Gunawan. (iky) foto: andri/parle/hr asal Tiongkok yang sangat murah. “Industri ini berpeluang tumbuh Dewan Ingin UU Perbankan Semangat Indonesia Asean (MEA). Saya pribadi melihat sesungguhnya industri perbankan kita belum siap dengan perbankan Asean,” tam­ bah politisi dari Partai Gerindra ini. Sebagaimana diketahui UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Gus Ir menambahkan, suku bunga kredit di perbankan Perbankan sebetulnya merupakan warisan IMF pada saat Asean rata-rata 3-7%, Indonesia sampai dua digit bahkan sam­ terjadi krisis moneter di Indonesia. Oleh karenanya UU pai 30%. Dan suku bunga dana 2-4%, sementara di Indonesia Perbankan sangat liberal, dimana hampir tanpa batas asing masih dua digit juga. boleh memiliki bank di Indonesia. Selanjutnya, kata Gus Ir, Dewan juga ingin penguatan disisi “Oleh karena itu kita merasa penting untuk merevisi UU regulator untuk bank yaitu BI sebagai bank central dan OJK. Perbankan dengan semangat Indonesia,” kata Ketua Panja “Kita ingin kedua regulator ini kuat, sinergitas tercipta di Perbankan Komisi XI DPR Gus Irawan Pasaribu saat per­ kedua regulator ini,” tegasnya. temuan dengan Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Kepala Dalam kesempatan tersebut, Gus Ir menyatakan secara Otoritas 3 OJK Jawa Timur, Kadin Jawa Timur dan jajaran empiris yang sering kali membuat sistem makro kita tidak Perbankan di Kantor Perwakilan BI Surabaya, Jatim, Kamis stabil itu lebih banyak disebabkan oleh sistem keuangan. (19/3). Gus Ir yang didampingi 11 anggota Panja Perbankan Komisi Menurut Gus Ir, demikian sapaan akrabnya, Dewan juga XI DPR, mengharapkan melalui pertemuan dengan jajaran ing­in ada azas resiprokal dalam UU Perbankan, jika asing perbankan tersebut mendapatkan masukan agar bisa mela­ boleh a, b, c dan d disini tentunya kita juga menuntut bisa a, hirkan UU Perbankan dengan semangat Indonesia menuju b, c dan d di negara lain. sistem perbankan yang kuat dan menjaga kestabilan makro. Dijelaskan Gus Ir yang juga Wakil Ketua Komisi XI, melalui Anggota Panja Perbankan Komisi XI DPR yang turut serta UU ini diharapkan bisa mendorong efisiensi di sektor per­ dalam pertemuan ini, antara lain Fadel Muhammad (Ketua bankan dan menciptakan sistem perbankan yang kuat. Komisi XI), Marwan Cik Asan (Wakil Ketua Komisi XI), Indah “Sebagaimana diketahui di Indonesia hanya ada dua bank Kurnia dan Andreas Eddy Susetyo (F-PDIP), Evi Zainal Abidin yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. Apakah (F-PD), Sungkono (F-PAN), Bertu Merlas (F-PKB), Ecky Awal keduanya ini turut berkontribusi terhadap operasional per­ Mucharam dan (F-PKS), Kasriah (F-PPP), bankan kita yang dinilai tidak efisien,” paparnya. dan Donny Imam Priambodo (F-Nasdem). (sc) foto: suciati/ “Akhir tahun ini kita akan berada di Masyarakat Ekonomi parle/hr Setjen DPR Bangun Potensi Pegawai Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR III, Senin (16/3), menyampaikan, setiap kembali bahwa ada aturan-aturan ba­ RI sedang membangun potensi para pegawai harus mengenali potensi seka­ ru yang terkait dengan jabatan yang pegawainya lewat pelaksanaan Diklat. ligus kelemahan dirinya. Ke depan dibu­ berikutnya yang akan diemban. Tentu Di lembaga politik seperti DPR dibu­ tuhkan para pegawai handal dan cakap semua berharap ada pergantian pega­ tuhkan SDM handal dan cakap untuk untuk menjawab tantangan masa de­ wai. Bila saya pensiun tentu akan digan­ mengikuti ritme perkembangan politik pan. Diklat yang diikuti 20 peserta dari ti dengan generasi yang lebih muda,” yang sangat dinamis. eselon III ini berlangsung hingga 20 kata Win usai membuka Diklat. Sekretaris Jenderal DPR RI Winan­ Maret di ruang Diklat DPR. Di tengah moratorium PNS saat ini, tuningtyastiti saat membuka Diklat “Ya ini merupakan penyegaran dari Diklat menjadi sangat strategis untuk Pengembangan Kompetensi Eselon rutinitas kita, sekaligus mengingatkan memberdayakan para pegawai yang

14 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

ada. Para pegawai eselon III dituntut mampu memahami berbagai macam peraturan yang berlaku saat ini. Apa­ lagi, bekerja di lembaga politik seperti DPR akan selalu memunculkan hiruk pikuk politik. Pegawai Setjen tak boleh terbawa arus politik yang terjadi di DPR. Sebaliknya, harus menjaga netralitas dan profesionalismenya dalam bekerja. Dijelaskan Win, para pegewai ese­ lon IV-III bekerja di wilayah teknis. Sementara eselon II-I bekerja di wilayah pengambil kebijakan. Mereka yang kini berada di eselon III tentu akan naik ke eselon II. Dibutuhkan modal prestasi kerja yang baik untuk menaiki tangga eselon. “Nah, untuk duduk di jabatan ekselon II yang bisa mengambil kebi­ jakan, tentu harus memiliki landasan yang kuat, seperti harus jujur, adil, dan memiliki kepribadian yang kuat,” ung­ kap Win. (mh, gt, rn) Foto: Naefuroji/Parle/ hr Pemerintah Harus Tegas Atas Maraknya Nikah Online Anggota Komisi VIII DPR RI, Endang Maria Astuti meminta Kementerian Agama mengambil langkah tegas dan konkrit atas maraknya nikah online. Hal tersebut diungkapkannya kepada Parlementaria, Kamis (19/3). “Nikah online jelas tidak sah karena merujuk kepada syar’i hal tersebut jelas tidak memenuhi persyaratan nikah seperti hadirnya wali nikah, saksi perkawinan dan mas kawin. Se­ mentara dalam pelaksanaan nikah online konon semua itu tidak terlihat langsung,” jelas Endang. Ditambahkannya, Nikah Online ini jelas akan sangat meru­ gikan kaum wanita, mengingat resiko terjadinya penipuan atau kebohongan sangat besar. Sementara itu tidak ada pegangan yang dapat dijadikan alat bukti oleh wanita akan adanya pernikahan. Bahkan, lanjut Politisi dari Fraksi Partai Golkar ini, dalam UU Perkawinan No.1 Tahun 1974 saja tidak mengakui nikah siri, apalagi fenomena nikah online dimana mempelai, wali nikah dan saksi tidak berada dalam satu tempat. Pihaknya berharap Kementerian agama dapat segera ber­ tindak atas fenomena ini agar tidak sampai terus merebak. Hal ini semata demi kemaslahatan umat. Menurut Endang salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan pem­ binaan langsung kepada masyarakat. Pembinaan tidak hanya dilakukan kepada masyarakat, namun juga kepada ulama agar diteruskan kepada masyarakat setempat. “Nikah itu bukan untuk melampiaskan hawa nafsu atau ke­ butuhan biologis tetapi untuk membentuk sebuah keluarga sistem Negara akan hilang. Disinilah juga diperlukan peran utuh. Kalau dengan nikah online, tidak hanya perempuan ulama untuk memberi masukan kepada masyarakat yang yang dirugikan, anak pun akan ikut tidak terlindungi hak- berniat atau yang telah melakukan nikah siri untuk segera haknya. Begitupun dengan nikah siri, meskipun diijinkan mendaftarkan pernikahannya kepada Negara,” papar politisi secara syar’i namun, hak-hak perempuan dan anak dalam dari Dapil Jawa Tengah IV ini.(Ayu) foto: iwan armanias/parle/hr

15 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015 Pemerintah Tak Miliki Konsep Kuat Hadapi Dolar Secara substansi, empat kebijakan yang dikeluarkan pemer­ intah untuk menguatkan rupiah sebetulnya sangat baik. Hanya saja kebijakan yang baru dikeluarkan sekarang itu dinilai sebagai bentuk kepanikan. Ketua Komisi VI DPR RI Achmad Hafisz Tohir (dapil Sumsel I) mengemukakan hal tersebut kepada Parlementaria, Jumat (20/3). “Pemerintah belum memiliki konsep yang kuat untuk menghadapi menguatnya dollar dan melemahnya rupiah,” nilai politisi PAN tersebut. Empat paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah itu, pertama, peningkatan kadar biofuel dalam biosolar dari 10 persen menjadi 15 persen. Kedua, penerapan bea masuk antidumping sementara dan bea masuk tindak pengamanan. Ketiga, perjanjian bebas visa dengan 30 negara baru. Keem­ pat, pemberian insentif pajak. Mengomentari bea masuk antidumping, Hafisz menilai, ke­ bijakan itu sebetulnya sangat baik untuk di dalam negeri tapi akan bereaksi negatif bagi mitra dagang Indonesia di luar negeri. Hafisz juga menilai positif kebijakan penerapan pe­ ningkatan kadar biofuel untuk biosolar. “Itu ide yang bagus. Bahkan, saya pernah menyampaikan hal ini kepada Meneg BUMN Rini Soemarno dalam raker dengan 35 BUMN, terma­ Pemerintah dinilai tak memiliki konsep yang kuat untuk suk juga ide pemakaian rupiah dalam transaksi antar-BUMN. menghadapi dollar yang kerap menggerus nilai tukar rupiah. (mh) Foto: iwan armanias/parle/hr DPR Sinyalir Ada Korupsi Dalam Pembangunan Hanggar Kalibrasi Hasanuddin Komisi V DPR mensinyalir adanya korupsi dibalik robohnya Hanggar Kali­ brasi di Bandara Hasanuddin, Makasar. “Terlihat adanya regulasi yang diaka­ li birokrat padahal clossing anggaran itu pada 30 Desember 2014, namun me­reka mengajukan adendum itu 50 hari dimana pekerjaannya hanya 2 persen selesai, mestinya 100 persen,” ungkap Anggota Komisi V DPR Miryam S. Haryani kepada parlementaria baru- baru ini. Menurutnya, hal ini jelas sekali ada permainan, bahkan pada sisa peker­ jaan yang kedua, dilakukan tanpa proses tender dan dikerjakan oleh kontraktor yang sama. Ini korupsinya ada,” tegasnya. Dia menegaskan kembali, Komisi V DPR akan segera memanggil Kemen­ terian Perhubungan untuk melakukan investigasi dan jika ada sumber korupsi

16 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

akan segera dilaporkan KPK. si dan bila terjadi sumber korupsi kita maupun kontraktor, korban juga harus “Kita akan panggil kementerian per­ laporkan KPK. Mereka harus tanggung disantunin secara layak,” jelasnya. (Su- hubungan untuk melakukan investiga­ jawab baik kemen­terian perhubungan geng), foto : sugeng irianto/parle/hr. Komisi V DPR Panggil Menhub Terkait Robohnya Hanggar Wakil Ketua Komisi V DPR Michael Watimena akan segera memanggil Ke­ menterian Perhubungan setelah reses nanti, untuk menjelaskan hasil audit mereka terkait robohnya hanggar Kali­ brasi di Bandara Hasanuddin, Makasar. “Setelah masuk tanggal 23 Maret, kita akan menggali lagi persoalan ini dengan mengundang Menteri Perhubungan dan jajaran terkait un­ tuk menjelaskan robohnya hanggar Kalibrasi tersebut,” ujarnya kepada Parlementaria baru-baru ini. Menurut Michael, saat ini pihak oto­ ritas bandara telah membentuk tim audit untuk menemukan persoalan utama robohnya hanggar kalibrasi tersebut. “Saat ini mereka telah mem­ bentuk tim audit semoga tim audit dapat bekerja dan nantinya juga akan kita undang di DPR saat Rapat Dengar Pendapat untuk memberikan penjelas­ an soal robohnya haggar itu,” jelasnya. spe­sifik meninjau Hanggar tersebut Michael mengatakan, pemangku Dirinya mengharapkan, kualitas il­mi­ untuk mendapatkan gambaran soal kepentingan harus bekerja secara op­ ah yang dimiliki oleh para ahli indepen­ robohnya hanggar itu. “Kita telah timal supaya hasilnya dapat diterima den itu dapat memberikan penjelas­an melakukan kunjungan spesifik yang dalam waktu satu bulan. “Harus lebih dan gambaran diluar Kementerian Per­ bertujuan melihat secara langsung cepat supaya masyarakat bisa tahu hubungan. “Intinya kami tidak ingin bagaimana kondisi rubuhnya hangar apa yang menjadi penyebab runtuh­ berspekulasi berlebihan tetapi hen­ kalibrasi dan sekaligus ingin mendapat­ nya hanggar kalibrasi yang dimaksud. daknya menunggu langkah yang telah kan masukan dari teman otoritas ban­ jangan sampai terulang lagi peristiwa dilakukan Kementerian dan tim audit dara, sebagai owner daripada Hanggar terdepan. kita ingin agar konstruksi itu investigasi dari ITB,” katanya. kalibrasi ini. juga pelaksana daripada betul menjadi garda terdepan,” kata­ Dia menambahkan, Komisi V DPR program hanggar yang dimaksud itu,” nya. (Sugeng), foto : sugeng­ irianto/parle/hr. juga telah melakukan kunjungan paparnya. Tamu Asing Dengan Agenda Khusus Patut Diwaspadai Komisi III DPR RI meminta Kantor Imigrasi di Papua pertemuan dengan jajaran Kanwil Kemenkumham Papua, men­cermati kehadiran tamu asing yang datang dengan di Jayapura, Rabu (19/3/15). agenda khusus. Menyambut tamu dengan baik adalah sifat Pertemuan ini merupakan bagian dari kunjungan kerja bangsa Indonesia tetapi hendaknya tidak menghilangkan Komisi yang membidangi masalah hukum ini ke provinsi kewaspadaan. yang terkenal dengan keelokan burung Cendrawasih-nya. “Data yang kita terima ada 2.251 orang asing di Papua ini. Sementara itu Ketua Tim Kunker Benny K. Harman meng­ Bagaimana pengawasan terhadap kegiatan mereka karena ingatkan NKRI adalah wilayah terbuka sehingga tidak ada kasus yang saya terima mereka kita sambut baik tapi pulang yang perlu ditutup-tutupi. Ia meminta pengawasan warga dengan membawa isu negatif misalnya mengusung Papua asing harus dilakukan dalam kerangka pencegahan. Merdeka,” kata anggota Komisi III Wenny Warraow saat “Bagi saya kalau langkah preventif berjalan dengan baik

17 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

wil Kemenkumham Papua Demianus Rumbiak menjelaskan, sebagian besar warga asing di Papua adalah para mi­ sionaris dan pekerja asing yang beker­ ja di Freeport. Menurutnya sejumlah langkah preventif dan represif telah dilakukan diantaranya terhadap dua wartawan asal Perancis yang melaku­ kan tindakan spionase di Wamena. Dalam pertemuan tersebut dibahas pula sejumlah isu tentang kondisi Lem­ baga Pemasyarakatan di Papua teru­ tama uang lauk pauk yang bagi warga binaan yang perlu ditinjau ulang. “Har­ ga makanan di Papua ini lebih mahal, jadi tidak bisa anggarannya disamakan dengan wilayah lain di Indonesia. Kami maka tentu tentu tindakan represif kita tutup-tutupi,” tutur Benny yang harap Komisi III membantu kami mere­ tidak diperlukan lagi. Prinsipnya Papua juga Wakil Ketua Komisi III ini. visi anggaran ini,” demikian Demianus. ini seperti rumah kaca, tidak ada yang Dalam penjelasannya Kepala Kan­ (iky) foto: ibnur khalid/parle/hr DPR Soroti Kinerja Bawaslu Provinsi NAD Komisi II DPR menyoroti Kinerja Bawaslu Propinsi dalam menyelesaikan persoalan sengketa Pilkada yang berlarut-larut. Hal itu mengemuka saat Komisi II DPR menga­ dakan pertemuan dengan jajaran Bawaslu Propinsi Aceh, di , Selasa, (17/3). “Kita telah telah melakukan pertemuan dengan Bawaslu Propinsi Aceh, pertemuan itu intinya membahas dan mencari solusi terhadap berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggara pemilu di Aceh, termasuk per­ masalahan yang dihadapi oleh Bawaslu,” ujar Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria di Gedung Bawaslu Propinsi Aceh, Selasa, (17/3). Dia menambahkan, Komisi II DPR akan membawa per­ soalan di Aceh ke tingkat Pusat saat RDP dengan KPU dan Bawaslu Pusat agar segera dibuatkan regulasinya terkait sengketa Pilkada agar tidak berlarut-larut. Dia menyebutkan, penyelesaian sengketa Pilkada wak­ tunya dibatasi sehingga banyak pelanggaran Pilkada yang mengawasi tahapan Pilkada maupun Pemilu agar sesuai de­ dilakukan oleh pasangan calon bersama tim suksesnya, tidak ngan azasnya yaitu demokrasi, jujur, aman dan damain serta bisa secepatnya diesekusi dan diberikan hukuman. tidak melanggar hukum, bebas, rahasia, dan tanpa kekerasan “Hal itu dikarenakan Bawaslu dan Panwaslu Kabupaten/ dan tekanan. kota tidak punya tim penyidik sendiri seperti KPK. Selain itu, Sementara itu, anggota Bawaslu Aceh Asqalami menga­ hari kerja anggota Bawaslu berdasarkan hari kalender Senin- takan, kendala pengawasan Pilkada dan Pemilu tidak hanya Minggu sementara hari kerja anggota penyidik dari Polisi dan terbatasnya waktu masa penyidikan dan ketiadaan penyidik Jaksa, berdasarkan hari kerja normal yaitu dari Senin sampai sendiri, tetapi di beberapa Kabupaten/Kota juga sering ter­ jum’at. Maka banyak pelanggaran aturan Pilkada yang tidak lambat membentuk Bawaslu. bisa dibawa sampai kepengadilan negeri selain karena waktu “Hal ini terjadi karena tidak adanya sanksi terhadap Kepala penyidikannya sangat terbatas, selain itu, anggota Bawaslu Daerah yang tidak serius memfasilitasi pembentukan Ba­ tidak punya penyidik sendiri,” terangnya. waslu di daerah mereka. Padahal Kepala Daerah selaku pem­ Untuk masalah seperti ini, lanjutnya, Komisi II DPR akan bina publik merupakan pihak yang bertanggungjawab atas merumuskan kembali formula atau kebijakan apa yang harus kesuksesan pesta demokrasi, makanya Bupati dan Walikota dilakukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan bagi tidak takut alias cuek dan masa bodoh terhadap masalah itu,” anggota Bawaslu untuk melaksanakan tugas dan fungsinya ungkapnya. (Spy) foto: supriyanto/parle/hr

18 Buletin Parlementaria / Maret / 2015 Komisi III Dengarkan Mitra Kerja di Papua

pura, Papua, Rabu (18/3/15). Pada kesempatan itu Benny yang juga Wakil Ketua Komisi III menyampaikan maaf karena tidak bisa berkunjung lang­ sung ke Papua Barat. Ia memberikan apresiasi kepada Kapolda Papua Barat yang berkenan datang dan mengikuti pertemuan di Kantor Polda Papua. Dalam kunjungan kerja ke Provinsi Papua, Tim Kunker dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan mitra kerja lain diantaranya Kakanwil Kemen­ kum HAM, Badan Narkotika Nasional Papua, Kajati Papua, Ketua Pengadilan Negeri dan Tinggi di provinsi yang ter­ kenal dengan burung Cendrawasih ini. Agenda lain yang tidak kalah penting adalah peninjauan ke Lembaga Pema­ syarakatan Kelas II Papua. Sejumlah Komisi III DPR RI melakukan Kunjun­ apa­kah ada hambatan dalam pelaksa­ anggota Komisi III mengikuti kunker ini gan Kerja ke Provinsi Papua. Komisi naan UU, anggaran dan problem yang diantaranya John Kenedy Aziz (FPG), yang membidangi masalah keamanan, muncul dalam pelaksanaan tugas,” Martin Hutabarat (FP Gerindra), I Putu hukum dan HAM ini ingin memantau kata Ketua Tim Kunker Benny K. Har­ Sudiarta (FP Demokrat), Muslim Ayun langsung kinerja mitra kerja di daerah. man dalam pertemuan dengan Kapolda (FPAN) dan TB. Soemanjaya (FPKS). (iky) “Kita ingin mendengar langsung Papua dan Kapolda Papua Barat di Jaya­ foto: ibnur khalid/parle/hr Sengketa Perbatasan Masih Marak di NAD

Komisi II DPR menemukan bahwa masih ada permasalah­ an sengketa terkait perbatasan di Provinsi NAD yang belum dapat terselesaikan, baik sengketa batas wilayah antar Aceh dengan Provinsi tetangga, maupun sengketa antar Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Aceh. Hal itu mengemuka saat Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza Patria mengadakan pertemuan dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah di Kantor Gubernur Aceh Selasa (17/3). Ahmad Riza Patria menambahkan, hambatan dan ke­ sulitan yang dialami oleh Pemerintah Provinsi Aceh dalam upaya penyelesaian masalah sengketa batas wilayah, teru­ tama terkait dengan pengimplementasian Permendagri no. yang sedang dan telah ditempuh oleh pemerintah Provinsi 76 tahun 2012 tentang pedoman Penegasan Batas Daerah Aceh dalam mengimplementasikan reformasi birokrasi (yang merupakan Perubahan atas Permendagri no. 1 tahun dilingkungan pemerintah Provinsi Aceh. Terutama jika di­ 2006 tentang pedoman Penegasan Batas Daerah). kaitkan dengan adanya Undang-Undang terhadap Aparatur Selain itu, Politisi Partai Fraksi Gerindra tersebut mem­ Sipil Negara. pertanyakan, tentang koordinasi yang dilakukan oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengatakan hampir sepu­ Peme­rintah Provinsi Aceh dengan Badan Pengelola Perba­ luh tahun sudah proses recovery Aceh pasca tsunami dan tasan dalam perencanaan pengembangan/pembangunan proses perdamaian Aceh berlangsung. Namun berbagai wilayah terluar, selain itu sejauh mana peran Pemerintah permasalahan masih banyak kita hadapi di daerah terutama Provinsi Aceh dalam menentukan Kecamatan ataupun Desa masalah perbatasan, pelayanan publik, kemiskinan, lapang­ yang menjadi lokasi prioritas dalam program pengemba­ an pekerjaan dan masalah kesejahteraan rakyat lainnya. ngan wilayah perbatasan yang dikoordinasikan oleh Badan Zaini Abdullah juga menegaskan, sebagian dari masalah Nasional Pengembangan Perbatasan. yang dihadapi Aceh itu merupakan bidang yang ditangani Dia juga menyinggung tentang reformasi birokrasi dan Komisi II DPR, khususnya menyangkut reformasi birokrasi permasalahan serta penyelenggaraan pelayanan bublik dan tata kelola Pemerintahan, Otonomi Daerah, serta

19 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

Agraria atau Pertanahan. nyampaikan berbagai persoalan yang terjadi di Aceh. Begi­ Di sisi lain, lanjutnya, Pemerintah Daerah NAD, tidak bisa tu banyaknya tantangan dan hambatan yang kami hadapi, memungkiri bahwa dalam mengatasi masalah-masalah maka hakekat dari pertemuan yang dilaksanakan adalah yang ada, membutuhkan dukungan kebijakan dan finan­ untuk menunjukkan betapa besarnya keinginan kami agar sial dari Pemerintah Pusat, serta dukungan politik dari Komisi II DPR dapat membantu memecahkan masalah yang Parlemen. “Dua hal ini tidak bisa dipisahkan dalam menyele­ dihadapi di daerah Aceh,” jelasnya. saikan persoalan di Aceh,” tegas Zaini. Untuk itu, tambahnya, Pemerintah Provinsi Aceh siap Atas dasar kebutuhan itu, lanjut Zaini Abdullah, pihaknya untuk membangun komunikasi dan koordinasi dengan mengapresiasi Kunjungan Kerja Komisi II DPR ke Provinsi Komisi ll DPR, dimana dan kapan saja. “Dengan komunikasi NAD, sehingga berbagai persoalan yang ada, bisa langsung dan koordinasi ini, kami berharap berbagai masalah yang disampaikan dalam pertemuan kali ini. ada di Aceh bisa kita pecahkan bersama, sehingga upaya “Kami sangat senang jika Anggota DPR melalui Komisi II kita untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh dapat DPR melakukan Kunjungan Kerja ke Aceh. Dengan adanya tercapai,” kata Zaini. (Spy) foto: supriyanto/parle/hr Kunjungan Kerja itu, kami memiliki kesempatan untuk me­ SDM Arsiparis di NAD Masih Kurang sak Badar Arsip dan Perpustakaan Aceh untuk lebih meningkatkan pe­ nyelamatan arsip apabila terjadinya bencana gempa dan tsunami seperti kejadian di tahun 2000 silam, sehingga dapat menjadi contoh bagi arsip di Provinsi lain dalam menyelamatkan arsip dari bencana alam. Sementara itu Kepala Badan Arpus Aceh, Hasanuddin Darjo mengatakan Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh telah memberikan maanfaat pera­ nannya kepada masyarakat, dimana saat tsunami melanda Aceh banyak masyarakat yang meminta pihaknya untuk menyelamatkan data-data dan arsip penting, terutama arsip perta­ nahan. “Kita sudah memberikan manfaat terhadap peran penting kita yang telah menyelamatkan dan minyimpan arsip-arsip terutama arsip pertanahan pada tsunami lalu, Kedepan, kita akan terus meningkatkan pelayanan yang Kunjungan Kerja Komisi II DPR ke sertifikat ISO dari Tuv Nord. Selain itu ada di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Aceh kali ini adalah dalam para Anggota DPR dari Komisi II DPR Aceh,” jelasnya. rangka untuk menyerap aspirasi dan juga memantau arsip-arsip yang disim­ Dia mengakui masih terdapat mengetahui perkembangan beberapa pan di Depo Badan Arpus Aceh. kekurangan di Badan Arsip dan Per­ instansi yang ada di Provinsi Nangroe Dari hasil kunjungan kerja dan pan­ pustakaan Aceh diantaranya yaitu ma­ Aceh Darusalam. tauan Komisi II DPR, Ahmad Riza Patria sih minimnya Sumber Daya Manusia Tim Kunker melakukan peninjauan, meminta agar Badan Arpus Aceh dapat yang mengelola arsip yakni dibidang antara lain meninjau langsung ke lebih aktif dalam mencari data menge­ arsiparis. “SDM yang kita miliki masih Badan Arsip dan Perpustakaan Aceh nai kearsipan yang akan mengakusisi kurang, arsiparis yang kita miliki hanya (Arpus) yang dipimpin langsung oleh data dan arsip penting lainnya. “Arsip 70 orang diseluruh daerah Aceh, se­ Wakil Ketua Komisi II DPR Ahmad Riza di Aceh sudah sangat baik, sangat pro­ dangkan yang kita butuhkan sekitar Patria, baru-baru ini. Tim melakukan gresif mudah-mudahan kedepan bisa 300 arsiparis, ditingkat Provinsi kita pemantauan Jaringan Informasi Kear­ lebih baik lagi dan diikuti oleh arsip- hanya memiliki 10 orang arsiparis sipan Nasional yang mendapat bebe­ arsip di Provinsi lain,” ujarnya. tingkat ahli dan media,” kata Hasanud­ rapa sertifikat terakhit salah satunya Politisi Fraksi Partai Gerindra mende­ din. (Spy) foto: supriyanto/parle/hr

20 Buletin Parlementaria / Maret / 2015 BPA Diharapkan Jadi Solusi Konflik Tanah Di Aceh Komisi II DPR mengharapkan de­ Terkait persoalan tanah di Aceh, Poli­ ngan berpindahnya status Badan tisi Fraksi Partai Gerindra ini menge­ Pertanahan Nasional (BPN) menjadi mukakan, saat ini Pemerintah Provinsi Badan Pertanahan Aceh (BPA) dapat Aceh sedang bersengketa soal tanah menjadi solusi penanganan konflik ta­ dengan TNI-AD. “Sejauh pengalaman nah di provinsi Aceh ke depannya. yang diketahui banyak sekali tanah Demikian dikatakan Wakil Ketua di wilayah Indonesia yang masih Komisi II DPR Ahmad Riza Patria yang berseng­keta dengan pihak TNI, dan sekaligus memimpin Tim Kunjungan sampai sejauh ini masih belum dapat Komisi II DPR ke Provinsi Nangroe Aceh diselesaikan bersama,” katanya. Darusalam saat melakukan per­temuan Dia mengharapkan, tidak ada per­ dengan Kepala Badan Pertanahan Na­ soalan seperti kasus pemerintah sional Aceh Senin, (16/3) malam. Provinsi Aceh dengan TNI kedepannya Riza menambahkan, meskipun Kan­ dengan adanya perubahan tata kelola tor BPN berubah menjadi BPA maka pertanahan. “Mudah-mudahan ini se­ secara otomatis berada di bawah cepatnya dapat diselesaikan sebelum Pemerintah Provinsi Aceh namun ti­ berubah status dari BPN menjadi BPA, tahan Pusat dengan pihak swasta. dak memutus hubungan kerja dengan maka secepatnya diadakan pertemuan “Ini Juga ada kaitannya dengan pihak Komisi II DPR. “Dengan BPA nantinya antara kedua belah pihak yang sedang perusahaan Internasional maka perlu biarpun ganti nama dari BPN menjadi bersengketa yaitu antara Pemerintah pendekatan secara khusus karena BPA tetapi tetap berinduk kepada Provinsi Aceh dengan pihak TNI,” tan­ jangan sampai ada keputusan yang Kementerian Dalam Nege­ri, semen­ dasnya. tiba-tiba merugikan salah satu pihak, tara Kementerian Dalam Negeri masih Pada kesempatan itu, Riza juga dan ini tidak boleh terjadi,” jelasnya. menjadi mitra kerja Komisi II DPR,” menyinggung masalah aset-aset yang (Spy) foto: supriyanto/parle/hr jelasnya. ada hubungannya dengan Pemerin­ Pemprov Sulut Kurang Serius Perhatikan UKM Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Politisi PDI Perjuangan ini menam­ dinilai kurang serius memperhatikan bahkan, UKM dan UMKM merupakan Usa­ha Kecil dan Menengah (UKM) sektor yang mampu mendorong per­ dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah tumbuhan ekonomi dengan cepat baik (UMKM) di daerah tersebut. Sehingga, nasional maupun lokal. Sehingga, ia perhatian kepada keduanya terkesan berharap Pemerintah Sulut diharapkan menjadi lambat. Padahal, tak lama lagi, lebih mendorong agar UKM dan UMKM Indonesia menghadapi Masyarakat semakin menggeliat lewat pembinaan Ekon­ omi­ Asean (MEA). maupun pembiayaan dari perbankan Hal ini diungkapkan oleh Anggota yang difasilitasi oleh pemerintah dae­ Komisi VI Vanda Sarundajang, usai rah. pertemuan antara Tim Kunjungan Kerja Ia juga menyayangkan sikap Pemprov Komisi VI dengan Bank Indonesia, Oto­ yang kurang gencar memperkenalkan ritas Jasa Keuangan, Bank, BUMN dan produk UKM dan UMKM. Bahkan, BUMD, Permodalan Nasional Madani yang dikenalkan Kain Bentenan saja, dan Perusahaan Penjaminan (Askrindo padahal ada begitu banyak produk ung­ dan Jamkrindo), di Aula Kantor Per­ gulan daerah lain yang lebih tinggi nilai wakilan BI di Manado, Selasa (17/03/15). serius. Padahal sektor UKM dan UMKM tambahnya. Seperti Kepulauan Sitaro Tim Kunker dipimpin oleh Wakil Ketua ini benar-benar menjadi pritoritas agar dengan komoditas palanya, Kabupaten Komisi VI Azam Azman Natawijana (F- mampu bersaing pada MEA. Oleh Minahasa dengan eceng gondok yang PD). karena itu, saya sampaikan kepada banyak tumbuh di Danau Tondano, “Saya harus jujur mengatakan bahwa Pemprov, maupun Perbankan dalam dan beberapa produk lainnya yang bisa perhatian Pemerintah Provinsi Sulut ke­ menyalurkan kreditnya, agar sektor ini dijadikan kerajinan yang memiliki nilai pada UKM dan UMKM terkesan kurang digarap dengan serius,” tegas Vanda. tambah.

21 Edisi 855 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

“Potensi ini seharusnya bisa dilihat cara ketat oleh dinas terkait yang ada di 4500 Kecamatan di Indonesia. Bahkan, oleh pemerintah daerah, sehingga daerah. Sehingga, bantuan yang diberi­ target nasabah pun akan ditingkatkan UKM dan UMKM bisa berkembang den­ kan menjadi tidak mubazir, dan sektor hingga lebih dari satu juta nasabah, gan baik dan siap menghadapi MEA. industri kecil yang baru dapat tercipta. dengan menyerap 1,8 juta tenaga Wirausaha muda juga perlu dibina sam­ Sebelumnya, Direktur Bisnis Mikro PT kerja,” jelas Caroline. pai mandiri, sehingga mampu mem­ PNM (Persero) Carolina Dina Rusdiana Apalagi, tambah Carolina, melalui buka sektor UKM dan UMKM yang baru mengatakan, PNM tak hanya memberi­ penerimaan Penyertaan Modal Negara dan berkualitas,” jelas Politisi asal Dapil kan bantuan modal saja, juga mengede­ (PMN) sebesar Rp1 triliun yang diterima Sulut ini. pankan program Unit Layanan Modal oleh PNM, pihaknya akan tetap fokus Putri dari Gubernur Sulut SH Sa­ Mikro (ULaMM) sebagai agen utama pada pembiayaan dan pemberdayaan rundajang ini menambahkan, bantuan pelayanan UMKM di daerah. mikro selaras dengan perkembangan yang sudah diberikan oleh Pemerintah “Target PNM akan memperluas teknologi. (sf) foto: sofyan/parle/hr juga perlu mendapat pengawasan se­ ULaMM sampai 1200 unit yang ada di Sulut Miliki Potensi Pariwisata Luar Biasa Tak dipungkiri, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sa­ ngat luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, banyak potensi wisata yang ditawarkan oleh negara yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau ini. Potensi wisata luar biasa juga dimiliki oleh Provinsi Sulawesi Utara. Demikian diungkapkan oleh Anggota Komisi VI Moham­ imbuhnya. mad Hekal, saat melakukan kunjungan kerja bersama Tim Untuk itu, sebagai mitra kerja dari maskapai penerbangan Komisi VI, di Manado, Sulawesi Utara, Selasa (17/03/15). Tim BUMN, yaitu Garuda Indoenesia dan Citilink, ia mengaku akan Kunker Komisi VI dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VI Azam menyampaikan hal ini kepada kedua mitra tersebut. Apalagi, Azman Natawijana (F-PD). China juga menjanjikan kedatangan 1 juta wisatawan­nya un­ “Provinsi Sulawesi Utara memiliki potensi wisata yang tuk datang ke Indonesia Timur, sehingga bisa dianalisa, desti­ sangat luar biasa. Saya lihat, Provinsi ini juga sudah memiliki nasi mana yang favorit para wisatawan tersebut. upaya untuk mempromosikan potensi pariwasatanya de­ “Nanti kita coba suplai dari sisi penerbangannya. Termasuk ngan cukup baik, melalui berbagai acara. Misalnya dengan sisi pendukungnya. Sehingga saya sampaikan ke Gubernur, mengadakan konvensi internasional, atau Bunaken Sail,” kalau bisa sistemnya terintegrasi, termasuk penataan kota. kata Hekal. Ketika turis sudah sampai di airport, sudah ada information Namun, tambah Politisi Gerindra ini, walaupun memiliki center, kemudian disediakan buku panduan yang berisi infor­ potensi luar biasa dan upaya promosi, ia menilai belum ter­ masi pariwisata di Sulawesi Utara. Kita harus bisa ‘jual diri’ garap dengan baik. Masih ada beberapa kekurangan yang untuk mengenalkan pariwisata kita ke dunia,” tambahnya. perlu dikembangkan, sehingga dapat memaksimal­ Hekal mengungkapkan, kuncinya dari suksesnya kan potensi yang ada. pengembangan pariwisata ada­lah tranpsortasi. “Salah satu permasalahan yang kami temu­ Jika biaya transportasi sudah cukup terjang­ kan dan dikeluhkan Gubernur Sulut SH Sa­ kau, maka hal lainnya pun dapat berkem­ rundajang adalah masalah penerbangan. bang. Selain jumlah penerbangan yang belum Masih dalam kesempatan yang sama, terlalu banyak, harus saya akui, harga Anggota Komisi VI Lili Asdjudiredja tiket pesawat menuju ke Manado ini cu­ mengatakan, pengembangan pariwisata kup mahal,” imbuh Hekal. sebaiknya bukan hanya dilakukan di Bali Untuk itu, Politisi asal Dapil Jawa atau Jakarta saja, tetapi juga bisa dilaku­ Tengah IX ini setuju dengan apa yang kan di daerah-daerah lain, tak terkecuali diusulkan Gubernur, untuk menambah Sulawesi Utara. jumlah penerbangan, baik dari atau ke “Pemerintah sebaiknya memberikan Manado. Namun, bukan hanya penerbangan kesempatan kepada daerah-daerah selain dari Jakarta atau asal daerah domestik lainnya, Bali dan Jakarta untuk mengadakan event melainkan penerbangan internasional. internasional. Sehingga, pimpinan negara “Menambah jumlah penerbangan itu ataupun utusan dari negara lain itu dapat bukan selalu flight dari Jakarta saja, tapi juga penerbangan mempromosikan Indonesia di negaranya. Efeknya, potensi internasional. Karena yang kita harapkan juga kedatangan ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, termasuk wisatawan mancanegara. Seperti kemarin misalnya, Ma­ memberikan pendapatan ke daerah dan negara,” jelas Poli­ nado kedatangan wisatawan mancanegara dari China yang tisi Golkar ini. mencapai 2000 wisatawan. Ini kan luar biasa banyaknya,” Khusus untuk Provinsi Sulut, Lili menyarankan untuk

22 Buletin Parlementaria / Maret / 2015

bersinergi dengan Pemerintah Pusat. Selain itu, dapat diarahkan ke Sulut. Ini sebagai rasa keadilan Peme­rintah Provinsi juga dapat menggandeng dan keseimbangan antara Indonesia Barat dan investor untuk melakukan investasi di daerah, Timur. Sulut juga memiliki banyak potensi luar seperti membangun hotel, dan lainnya. biasa, namun harus dikembangkan secara “Di Sulut sudah ada international con- maksimal dan berkelanjutan,” jelas Vanda. vention center, dan hotelnya pun sudah Politisi PDI Perjuangan ini menyatakan, cukup banyak, sehingga wisatawan dukungan dari Pemerintah Pusat sendiri pun tidak akan kesulitan di Sulut. Perlu dinilai sudah cukup baik. Pemprov juga ditambah sinergi antara pemerintah agresif mengembangkan daerahnya se­ daerah dan pusat,” imbuh Politisi asal cara kreatif dan inovatif. Dapil Jawa Barat II ini. “Kami berikan apresiasi kepada Pem­ Hal senada diungkapkan oleh Ang­ prov Sulut yang gencar melakukan lobby- gota Komisi VI Vanda Sarundajang. Politisi lobby, bukan saja di pusat, tapi juga inter­ Senayan yang juga putri dari Gubernur Sulut nasional. Apalagi banyak yang bilang, Sulut ini mengaku, Pemerintah Provinsi Sulut sedang itu cantik dan memiliki potensi pariwisata yang mengembangkan pariwisata secara maksimal. sangat luar biasa,” tutup Politisi asal Dapil “Jadi, untuk pariwisata Indonesia Timur Sulut ini. (sf) foto: sofyan/parle/hr DPR Akan Panggil Konsultan Pengawasan dan Perencana Hanggar Kalibrasi Hasanudin Komisi V DPR akan segera memang­ gil dan meminta pertanggungjawaban konsultan pengawasan dan perencana terkait robohnya hangar Kalibrasi di Bandara Hasanudin, Makasar yang menelan 5 korban meninggal dunia dan 14 orang luka-luka. “kita memang belum melihat secara teknis, setelah kita lihat dilapangan kita akan mengundang dan meminta pertanggungjawaban konsultan pe­ nga­­wasan, perencana dan penga­ wasan terhadap robohnya hangar ka­ librasi di Hasanudin ini,” ujar Anggota Komisi V DPR Markus Nari dari Partai Golkar seusai melakukan peninjauan terkait jatuhnya Bandara Hasanuddin Makasar, Sulsel, baru-baru ini. Menurutnya, Komisi V DPR tidak ingin mencari tahu siapa yang salah terkait persoalan jatuhnya Hangar Kalibrasi tersebut. “Kita ingin melihat pengawasan apakah spek di pabrik beban yang mengakibatkan terjadi apakah sudah sesuai dengan mate­ dan barang yang diterima sudah se­ kerubuhan hangar kalibrasi tersebut,” rial yang masuk apakah sudah sesuai suai. “Kita meminta penjelasan dan katanya. dengan speknya jadi jelas nantinya,” tanggung jawab supervisi pelaksanaan Menurutnya, bisa saja terjadi kesa­ jelasnya. kontraktor tersebut,” jelasnya. lahan perencanaan dalam pekerjaan. Dia menambahkan, nanti akan ke­ Sementara anggota Komisi V DPR “Ini saya lihat adanya beban puntir, lihatan apakah ini akibat kelalaian Rendy Lamadjido dari Fraksi PDIP men­ selain itu ada struktur yang lemah kontraktor dan pengawasan. “Ini bisa sinyalir adanya kelemahan struktur yang membuat hangar itu jatuh karena juga ada kesalahan salah saat merakit. terkait pembangunan hangar kalibrasi tidak dapat menahan beban dan ber­ Jadi kita meminta konsultan penga­ tersebut. “Terlihat memang adanya tumpu di satu titik. ini bukan salah was menjelaskan kepada kita terkait kelemahan struktur bisa saja karena perencanaan tetapi salah pekerjaan,” kecelakaan Ini,” katanya. angin, maupun getaran bisa saja ada katanya. (Si) foto : sugeng irianto/parle/hr. Dia mengatakan, perlu dilakukan penguatan di satu titik sehingga jadi

23 EDISI 855 | Berita Bergambar

Jumpa Pers Pimpinan DPR RI dengan Pimpinan KPK, Senin (16/03), Foto: Iwan Armanias, Denus/Parle/HR

Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI mendapat penjelasan mengenai rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dari Wakil Walikota Bitung (kiri), dan meninjau DOK Perkapalan PT Industri Kapal Indonesia di Bitung, Sulawesi Utara (kanan), Rabu (18/03/15). Foto: Sofyan/Parle/HR

Panja Revisi UU Perbankan Komisi XI DPR dipimpin Gus Irawan Pasaribu menggelar pertemuan dengan mitra kerja di Makassar Sulsel, Senin (16/03)Foto: Andri/Parle/HR

Sampaikan aspirasi Anda melalui SMS ASPIRASI DPR RI di 08119443344 Layanan Informasi Publik di www.ppid.dpr.go.id @dpr_ri