AKULTURASI BUDAYA BETAWI DENGAN TIONGHOA (Studi Komunikasi Antarbudaya Pada Kesenian Gambang Kromong Di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

AKULTURASI BUDAYA BETAWI DENGAN TIONGHOA (Studi Komunikasi Antarbudaya Pada Kesenian Gambang Kromong Di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah) AKULTURASI BUDAYA BETAWI DENGAN TIONGHOA (Studi Komunikasi Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Ali Abdul Rodzik NIM: 104051001817 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 AKULTURASI BUDAYA BETAWI DENGAN TIONGHOA (Studi Komunikasi Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah) Oleh Ali Abdul Rodzik NIM: 104051001817 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 AKULTURASI BUDAYA BETAWI DENGAN TIONGHOA (Studi Komunikasi Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam Oleh Ali Abdul Rodzik NIM: 10405101817 Di Bawah Bimbingan, Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti NIP. 150 236 319 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “Akulturasi Budaya Betawi dengan Tionghoa (Studi Komunikasi Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Kelurahan Srengseng Sawah)”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 31 Juli 2008 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Sosial Islam Program Strata Satu (S-1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 31 Juli 2008 Panitia Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota Dr. Murodi, M.A. Umi Musyarofah, M.A. NIP. 150 254 102 NIP. 150 281 980 Anggota, Penguji I Penguji II Dr. Arief Subhan, M.A. Drs.Wahidin Saputra, M.A. NIP. 150 262 442 NIP. 150 276 299 Pembimbing Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti NIP. 150 236 319 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 12 Agustus 2008 Ali Abdul Rodzik ABSTRAK ALI ABDUL RODZIK Akulturasi Budaya Betawi dengan Tionghoa (Studi Komunikasi Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi, Serengseng Sawah. Akulturasi merupakan perpaduan antarabudaya yang telah terjadi pada ratusan tahun yang lalu. Akulturasi atau acculturation atau culture contact diartikan oleh para sarjana antropologi mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Akulturasi ini telah terjadi pada budaya Betawi dengan Tionghoa sehingga menghasilkan kesenian Gambang Kromong. Alasan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui proses akulturasi budaya yang terjadi pada Etnis Betawi dengan Tionghoa melalui beberapa variabel-variabel komunikasi dalam akulturasi. Adapun identifikasian dan rumusan masalah ini lebih terfokus pada variabel komunikasi dalam akulturasi sebagai cara pembuktian perpaduan pada alat-alat kesenian Gambang Kromong dilihat dari bagaimana komunikasi pribadi terbentuk antara kedua etnik tersebut? Bagaimana komunikasi sosial terbentuk antar kedua etnik tersebut dalam kesenian Gambang Kromong? Dan bagaimana lingkungan komunikasi memengaruhi kedua etnik tersebut dalam kesenian Gambang Kromong? Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan variabel-variabel komunikasi dalam akulturasi untuk menganalisa studi kesenian Gambang Kromong. Dalam pendekatan kualitatif, peneliti melakukan pencarian melalui dokumentasi berupa data-data yang bersifat teoritis berupa buku-buku, data-data dari dokumen yang berupa catatan formal, jurnal, internet dan sebagainya yang bersangkutan dengan judul. Peneliti juga melakukan observasi dengan mendatangi langsung Perkampungan Budaya Betawi sebagi lokasi studi penelitian. Peneliti juga melakukan wawancara kebeberapa narasumber yang dianggap tepat dalam memberikan informasi. Akulturasi terjadi sudah lama dan terbentuk dalam komunitas etnik Betawi dengan Tionghoa, ini terbukti dari adanya kesenian Gambang Kromong hingga saat ini dan menjadi budayanya etnik Betawi. Dalam proses akulturasi tersebut komunikasi persona (pribadi) terjadi pada saat orang-orang Tionghoa mengadu nasib ke Batavia dalam kurun waktu yang lama. Mereka mempelajari pola-pola relasi, aturan-aturan, dan sistem komunikasi orang-orang Betawi. Proses komunikasi sosial orang-orang Tionghoa pun tak terelakan, terbukti dari orang- orang Tionghoa telah mampu berpartisipasi dalam kehidupan sosio-budaya Betawi dan lebih jauh mengetahui unsur dan sistem sosio-budaya Betawi. Dari semua proses komunikasi tersebut maka lingkungan komunikasi sangat mendukung ini juga terbukti dari tempat pemukiman orang-orang Tionghoa dan Betawi yang berdekatan. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillahirabbil ‘aalamin, dengan penuh rasa syukur ke hadirat Allah SWT tiada kalimat yang lebih pantas diucapkan kepada-Nya, karena Dia adalah Dzat yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya serta memberikan banyak nikmat serta rizki kepada penulis, sehingga dengan izin Allah peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Akulturasi Budaya Betawi dengan Tionghoa, (Studi Komunikasi Antarbudaya pada Kesenian Gambang Kromong, Kelurahan Srengseng Sawah”. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada sosok manusia yang terjaga dari perbuatan buruk Nabi Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umatnya hingga hari akhir nanti. Terselesaikannya skripsi ini mulai dari penelitian sampai pada penyusunannya, banyak sekali pihak-pihak yang membantu, sehingga penulis memberikan penghargaan yang tinggi dengan ucapan terima kasih yang tiada tara kepada: 1. Bapak Dr. Murodi, M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku pembantu Dekan I, Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Study Rizal Lk, M.Ag selaku Pembantu Dekan III Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ibu Umi Musyarofah, MA., selaku Sekretarsis Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang memberikan banyak informasi dan pengarahan kepada penulis. 4. Bapak Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, memberikan banyak ilmu baru dan memberikan petunjuk dalam membimbing penulis sampai terselesaikannya skripsi ini. 5. Bapak Drs. Suhaimi, M.Si., selaku Penasehat Akademik yang banyak memberikan masukan kepada penulis. 6. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan baru mulai semester I sampai semester VIII, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 7. Seluruh staf Lembaga Kebudayaan Betawi, khususnya Drs. Yahya Andi Saputra yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan dalam memberikan informasi selama Penyusunan Skripsi. 8. Seluruh staf Pengelolah Perkampungan Budaya Betawi, khususnya Bang Indra Sutisna yang telah banyak meluangkan waktu dan kesempatan dalam memberikan informasi selama Penyusunan Skripsi. 9. Mpok Nori selaku pelaku seni yang telah bersedia untuk diwawancarai. 10. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Haji Kurnain(alm) dan Ibunda tercinta Hajah Sanati, yang telah banyak memberikan support baik materil maupun imateril dan senantiasa mendoakan disetiap sholatnya untuk penulis. Terima kasih atas keikhlasan dan kasih sayangnya yang tulus kepada penulis. Semoga ibunda selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Amin 11. My Brother KH. Abdul Muthi, Dr. H. Suryadinata, MA., H. Dani Ramdani, MA., Wawan Munjiani, MM., M. Sarwani, SE, Chaider S. Bamualim, MA., Iwan Setiawan, Ibnu Djarir, S.Ag, Iwan Dardiri, Ahmad Nabawi, Dzul Fikor Ali Akbar, Nuris Setiawan. To My Sister Hj. Marhani, Hj. Lilik Nurmaliha, Hanimah, Rusmiyati, Ika, Etty Kurniawati, Mila, Robiatu Adawiyah, Fitri, Icha, Khotimatu Sa’diyah, dan adikku tercinta Sakinatunnajah. yang telah banyak memberikan suport kepada penulis dan terutama kakanda Chaider S. Bamualim yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingannya kepada penulis. 12. Seluruh teman-teman jurusan KPI angkatan 2004, terutama kelas KPI-C, Dzikril, Willy, Kery, Badru, Ade, Bule, Hayus, Ray, Renal, Jaka, Lutfi, Adnan, Hilmi, Yusuf, Eko, Nia, Ety, Lilis, Intan, Dama, Kartika, Syukriah, Masyitoh, Emma, Eriz., yang selalu membantu penulis dalam berbagi pengalaman, bertukar fikiran, dan motivasinya. Semoga persahabatan ini akan terus berlanjut. 13. Teman terbaik penulis yang menjadi belahan jiwa. Dimana Saya ada, Dia selalu ada untuk menemani Saya mencari
Recommended publications
  • Download Article
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 271 2nd International Conference on Arts and Culture (ICONARC 2018) Gambang Semarang Music as A Cultural Identity Of Semarang’s Community E Raharjo*, U Arsih Drama, Dance, and Music Department Faculty of Languages and Arts Universitas Negeri Semarang, Semarang, Indonesia *[email protected] Abstract—As a performing art “Gambang Semarang law, broadcasting program, performance form, and culture music” is part of gambang Semarang art that was created in [3]–[12]. However, the researches that exclusively discuss form of complex performing arts consisting of Drama, Dance, about gambang Semarang are form and function of and Music. Several efforts have been done by Semarang’s performance [12] and the process of cultural hybridization society to make it a cultural identity of Semarang. The purpose [6]. Therefore, the researches discuss about the form of of this research was to know, to describe and to analyze the Semarang society’s participation in making Gambang Semarang societies’ participation in supporting the process Semarang music as a cultural identity of Semarang. The data of making gambang Semarang music as one of cultural obtained were qualitative that were from observations, identity of this city. document studies, and deep interviews with the informants. The results showed that Semarang society’s effort in realizing II. METHODOLOGY Gambang Semarang music as Semarang’s cultural identity was This research was done by mix method approach. The manifested in both formal and non formal education, festivals or competitions, workshop, discussions, and performances. combination between qualitative and participatory approach was needed because the both approaches can complete each Keywords—gambang semarang, music, cultural identity other in the process of research’s data taking and data collecting.
    [Show full text]
  • Analisa Gaya Lagu Klasik Gambang Kromong “Pobin
    JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019 ANALISA GAYA LAGU KLASIK GAMBANG KROMONG “POBIN KONG JI LOK’ Oleh: Imam Firmansyah Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana [email protected] ABSTRAK Keberadaan repertoar lagu klasik gambang kromong pada masa kini sangat memprihatinkan. Puluhan lagu klasik gambang kromong banyak berkembang pada akhir abad ke-18, akan tetapi di masa kini hanya tersisa satu lagu yang masih mungkin untuk dimainkan, yaitu Pobin Kong Ji Lok”. Ini pun hanya pemain-pemain sepuh saja yang bisa memainkannya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pendokumentasian yang disertai dengan analisa gaya musik terhadap lagu “Pobin Kong Ji Lok”. Analisa gaya musik dilakukan dengan mendokumentasikannya dalam bentuk audio visual, mentranskripsicannya dalam bentuk notasi, kemudian dianalisa gaya musiknya melalui elemen musik yang paling menonjol, yaitu tangga nada, harmoni, sistem penalaan, ritem, dan warna suara alat musik. Kata kunci: gambang kromong, lagu dalem, Betawi. ABSTRACT Nowadays, the existing repertoire of the classic songs of gambang kromong is very apprehensive. Dozens of gambang kromong's classical songs developed comprehensively at the end of the 18th century, but in the present, there is only one song that is still possible to play, namely "Pobin Kong Ji Lok". Even, as a matter of fact, this song can only be played by an old music player. Based on the aforementioned problems, it is necessary to conduct a documentation of "Pobin Kong Ji Lok" song, associated with an analysis of its musical style. "Pobin Kong Ji Lok" will be documented in the form of audiovisual, transcribed in the form of notation, then analyzed its style of music through the most prominent musical elements, including the musical scale, harmony, tuning system, rhythm, and the timbre of musical instruments.
    [Show full text]
  • Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
    HUBUNGAN SOSIAL MASYARAKAT MULTIKULTUR DALAM PERAYAAN SHEJIT KONGCO TJO SOE KONG DI KLENTENG TANJUNG KAIT DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN MAUK KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan untuk Memenuhhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Ag) Disusun oleh: Haikal Adriansyah (11160321000008) JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 LEMBAR PERSETUJUAN HUBUNGAN SOSIAL MASYARAKAT MULTIKULTUR DALAM PERAYAAN SHEJIT KONGCO TJO SOE KONG DI KLENTENG TANJUNG KAIT DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN MAUK KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Haikal Adriansyah NIM: 11160321000008 Pembimbing, Prof.Dr.M.Ikhsan Tanggok, M.Si NIP: 19651129 199403 1 002 PROGRAM STUDI STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 I LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Haikal Adriansyah NIM : 11160321000008 Fakultas : Ushuluddin Jurusan/Prodi : Studi Agama-agama Judul Skripsi : Hubungan Sosial Masyarakat Multikultur Dalam Perayaan Shejit Kongco Tjo Soe Kong di Kelenteng Tanjung Kait Desa Tanjung Anom Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang diajukan sebagai syarat wajib dalam memperoleh gelar sarjana agama (S.Ag). 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah dicantumkan, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti karya
    [Show full text]
  • Sejarah Sosial Kota Bekasi… (Adeng) 397
    Sejarah Sosial Kota Bekasi… (Adeng) 397 SEJARAH SOSIAL KOTA BEKASI SOCIAL HISTORY OF BEKASI CITY Adeng Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung Jl. Cinambo 136 Ujungberung Bandung. e-mail: [email protected] Naskah Diterima:21 Mei 2014 Naskah Direvisi: 23 Juni 2014 Naskah Disetujui:25 Juli 2014 Abstrak Kegiatan penelitian dan penulisan sejarah sosial baru dilakukan sekitar tahun 1950-an, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara yang sedang berkembang. Di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, kegiatan penelitian dan penulisan Sejarah Sosial masih sedikit dilakukan terutama yang bercorak sejarah sosial daerah. Penelitian dan penulisan sejarah yang sering dilakukan bercorak Sejarah Politik dan Sejarah Militer. Sejarah politik isinya menguraikan tentang pemerintahan kerajaan-kerajaan di Indonesia, pada masa pemerintahan Belanda, dan pendudukan Jepang. Sejarah Militer isinya tentang pertempuran-pertempuran baik melawan agresi Belanda maupun facisme Jepang. Dengan tersusunnya Sejarah Sosial Kota Bekasi diharapkan dapat diperoleh gambaran atau potret seluruh aspek kehidupan sosial daerah Kota Bekasi pada masa kini, dengan latar belakang masa lampau untuk memberikan proyeksi pada masa yang akan datang. Untuk merekontruksi digunakan metode sejarah yang meliputi empat tahap, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Kota Bekasi sebelumnya sebuah kecamatan dari Kabupaten Bekasi. Pada tahun 1982 Kecamatan Bekasi ditingkatkan statusnya menjadi kota administrasi. Pada tahun 1996 kembali ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya. Dalam perkembangannya Kota Bekasi menjadi kawasan industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban. Kota yang berada dalam lingkungan megapolitan ini merupakan salah satu kota besar urutan keempat di Indonesia yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kata kunci: Bekasi, sosial, budaya. Abstract The Research and writing of the new social history made around the 1950s, both in developed countries and in emerging countries.
    [Show full text]
  • Konsep Multikultural Dan Etnisitas Pribumi Dalam Penelitian Seni
    Humaniora, Vol. 24, No. 2 Juni 2012: 156 - 167 HUMANIORA VOLUME 24 No. 2 Juni 2012 Halaman 156 - 167 KONSEP MULTIKULTURAL DAN ETNISITAS PRIBUMI DALAM PENELITIAN SENI Victor Ganap* ABSTRACT Traditional arts are essentially public cultural expressions, not individual expressions. They are bound by the characteristics of their respective cultures which bring with them their local wisdom. While multiculturalism acknowledges the equality of all oral traditions that have been embedded in every indigenous ethnicity, any research conducted on traditional arts should appropriately be carried out by researchers who belong to the corresponding cultural groups and have a life time experience within their own primordiality. Therefore, new concepts introduced in research into traditional arts based on multiculturalism and indigenous ethnicity play an important role in maintaining truthful corroboration of the research outcome. Keywords: multiculturalism, indigenous ethnicity, traditional arts ABSTRAK Pada hakikatnya seni tradisi merupakan sebuah ekspresi kultural sebagai subjek kolektif yang terikat oleh karakteristik ranah budaya masing-masing sehingga identitas dan nilai kearifan lokalnya turut terbawa serta. Pandangan multikultural yang menjunjung tinggi kesetaraan budaya mengakui eksistensi tradisi lisan yang melekat pada setiap etnisitas pribumi sehingga penelitian terhadap seni tradisi selayaknya dilakukan oleh peneliti pribumi yang memiliki pengalaman seumur hidup terhadap ikatan primordial budayanya. Untuk itu, konsep baru dalam penelitian seni
    [Show full text]
  • Analisis Pengaruh Gambang Kromong Terhadap Masyarakat Di Pasar Perumpung Di Tinjau Dari Aspek Sosiokultural
    ANALISIS PENGARUH GAMBANG KROMONG TERHADAP MASYARAKAT DI PASAR PERUMPUNG DI TINJAU DARI ASPEK SOSIOKULTURAL Yulia, Metta Dewi, Andyni Khosasih BINUS UNIVERSITY, JL. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730 [email protected]; [email protected]; [email protected] ABSTRACT Gambang Kromong is a kind of art music which is a mixture of cultural elements between Betawi and Tionghoa. The mixture of cultural elements are clearly visible from its song and musical instruments. The author see the majority of people in Perumpung market are using gambang kromong for its variety of events, especially weddings. The author feels that gambang kromong is a unique art, that is why we choose "analysis the influence of gambang kromong in Perumpung market in term sosiocultural aspects" as thesis topic. To obtain actual data and information, the authors are interviewing the leader of gambang kromong orchestra. In addition, on april 28 until june 30, 2012, the author are spreading the questionnaire to the gambang kromong players and the people in Perumpung market. This thesis analyzes the origins of gambang kromong and condition of the Tionghoa Betawi society in Perumpung market, in terms of culture, economic and social aspects, its also analyzes the benefit gambang kromong players and people in Perumpung market and the impact of using gambang kromong in Perumpung market society. Through the analysis, the author find out that gambang kromong bringing a positive and negative impact to the society in Perumpung market and its players, and also brings many benefits for them. Keywords : Gambang Kromong, Perumpung Market, Sosiocultural, Benefits, Influence ABSTRAK Gambang kromong adalah jenis seni musik yang merupakan perpaduan unsur budaya Tionghoa dan Betawi.
    [Show full text]
  • Pembinaan Musik Gambang Kromong Sebagai Seni Pertunjukan Wisata Budaya Di Perkampungan Budaya Betawi
    PEMBINAAN MUSIK GAMBANG KROMONG SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN WISATA BUDAYA DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI Didin Supriyadi Jurusan Seni Musik Universitas Negeri jakarta Email: [email protected] Abstrak: Pene;litian ini untuk mengetahui bagaimana Pembinaan Musik Gambang Kromong Untuk Seni Pertunjukan Wisata Budaya Di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif sebab menghasilkan data deskriftif yang memaparkan data kata-kata dan kegiatan yang diamati sesuai fakta yang akurat secara sistematis. Data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Analisis dilakukan dengan model interaktif dari Miles dan Guberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkampungan Budaya Betawi dibangun oleh Pemda DKI atas usulan masyarakat betawi yang digagas oleh para tokoh-tokoh yang peduli pada seni budya mulai dari budayawan, seniman, dan tokoh masyarakat Betawi yang mempunyai multi fungsi yaitu sebagai permukiman, pembinaan dan pelestarian seni budaya, dan tempat sarana wisata. Ada beberapa Kesenian Betawi yang dibina di Perkampungan Budaya Betawi seperti : seni musiK tradisi, seni tari, dan penca silat. Kegiatan pembinaan musik gambang kromong ditempat Perkampungan Budaya Betawi ini adalah salah satu usaha pemerintah dan masyarakat DKI Jakarta yang sangat baik. Dengan kegiatan pembinaan musik. Kunci: Gambang Kromong, Budaya betawi, wisata budaya PENDAHULUAN Perkampungan Budaya Betawi (PBB) adalah salah satu kawasan daerah Perkembangan kesenian tradisional Jakarta Selatan menumbuh kembangkan khususnya seni pertunjukan ditentukan budaya yang meliputi seluruh hasil gagasan oleh sumber daya manusia dan dan karya, baik fisik yaitu, membangun pendukungnya, misalnya; pendidik seni, fasilitas sarana dan prasarana sebagai pusat seniman, penikmat, dan managemen seni. budaya Betawi dan sebagai tempat Objek Dengan dukungan dari semua pihak Wisata.
    [Show full text]
  • Kesenian Gambang Kromong Di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Jakarta Selatan : Kajian Sejarah Dan Enkulturasi
    KESENIAN GAMBANG KROMONG DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN : KAJIAN SEJARAH DAN ENKULTURASI SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Marissa Renimas Harlandea NIM : 2501412024 Program Studi : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik Jurusan : Pendidikan Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 KESENIAN GAMBANG KROMONG DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN : KAJIAN SEJARAH DAN ENKULTURASI SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Marissa Renimas Harlandea NIM : 2501412024 Program Studi : Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik Jurusan : Pendidikan Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 i ii iii iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto : Bersikap kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak. Ia tidak hanya berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu. (Marcus Aurelius) Persembahan : Untuk Mama almh. Rismauli Hartati, Papa Mardji Roy, dan Mario adikku yang selalu memberi doa dan semangat. Untuk seluruh keluarga dan sahabat yang senantiasa memberi dukungan dan senyuman bagi saya. v PRAKATA Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat penyertaan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kesenian Gambang Kromong di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan (Kajian Sejarah dan Enkulturasi)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Jurusan Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri Semarang. Skripsi ini dapat diselesaikan juga karena adanya dukungan dari berbagai pihak yang membantu. Doa dan semangat dari kedua orang tua, keluarga, dan sahabat, bimbingan dari beberapa dosen yang memperlancar proses penyelesaian skripsi ini, serta dialog dan sumbang saran dari rekan-rekan di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dan Sanggar Seni Betawi Setu Babakan.
    [Show full text]
  • Download (531Kb)
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambang kromong adalah bentuk dari kesenian yang berfungsi untuk menghibur tuan rumah acara maupun para tamu yang hadir dalam acara, perayaan, atau pesta tertentu. Kesenian yang juga hiburan ini, merupakan suatu kebutuhan manusia. Kebutuhan untuk beradab yang bercorak atau integratif, yakni mengintegrasikan berbagai unsur kebudayaan menjadi satu satuan sistem dan masuk akal bagi para pelakunya (Suparlan, 2004)1. Orkes gambang kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa. Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pada lagu dan instrumentasinya. Orkes tradisional Betawi yang merupakan perpaduan antara gamelan dan musik Barat dengan nada dasar pentatonis bercorak Tionghoa. Orkes ini memang erat hubungannya dengan masyarakat Tionghoa Betawi, terutama Tionghoa peranakan dan populer di tahun 1930-an (Pemprov DKI, 1995)2. Bagi orang Tionghoa Benteng, yaitu orang-orang peranakan etnis Tionghoa yang sudah tinggal di Provinsi Banten pada masa kolonial yang telah berbaur dengan masyarakat pribumi. Gambang kromong adalah bagian dari 1 Suparlan, P. 2004. Antropologi Perkotaan. Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian 2 Pemprov DKI. 1995. Gambang Kromong. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov DKI Jakarta (https://jakarta.go.id/artikel/konten/1100/gambang-kromong, Diakses pada 23 April 2020) 1 kesehariannya. Kesenian tradisional ini sangat populer, setiap pesta pernikahan bisa dipastikan dimeriahkan dengan orkes gambang kromong sebagai hiburan utama (Sugiharti, 2019)3. Gambang kromong yang dimainkan dalam pesta-pesta perkawinan, umumnya diwarnai tari cokek yang sebenarnya merupakan budaya tayub masyarakat Sunda pesisir seperti Indramayu (Adi, 2003)4. Gambang kromong digunakan untuk mengiringi cokek yaitu jenis tarian untuk menghibur tamu sebagai pemeriah pesta pernikahan orang Tionghoa (Kleden, 1996)5.
    [Show full text]
  • Jurnal Seni Musik
    JSM 5 (1) (2016) JURNAL SENI MUSIK http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm SEJARAH DAN ENKULTURASI MUSIK GAMBANG KROMONG DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI Marissa Renimas Harlandea Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Pemerintah Daerah DKI Jakarta mewujudkan sebuah wilayah pelestarian budaya Betawi, kini Diterima Mei 2016 dikenal dengan Perkampungan Budaya Betawi yang lokasinya berada di Jakarta Selatan, tepatnya Disetujui Juni 2016 di daerah Setu Babakan, kelurahan Srengseng Sawah. Dalam wilayah Perkampungan Budaya Dipublikasikan Juni 2016 Betawi terdapat Sanggar Seni Betawi Setu Babakan, sanggar tersebut mengadakan pelatihan ________________ kesenian yang salah satunya adalah Gambang Kromong. Penelitian ini bertujuan mengetahui Keywords: bagaimana perjalanan sejarah Gambang Kromong yang ada di wilayah Perkampungan Budaya Enculturation, gambang Betawi ini, dan bagaimana proses enkulturasi yang berjalan di wilayah tersebut sebagai usaha kromong, betawi cultures. pewarisan kesenian tradisi kepada generasi penerusnya. Menggunakan pendekatan penelitian ____________________ deskriptif kualitatif, data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi dokumen. Data yang diperoleh diperiksa keabsahannya dengan teknik triangulasi kemudian dianalisis dengan model deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan fakta bahwa musik Gambang Kromong telah
    [Show full text]
  • Peningkatan Presence Musik Betawi Dalam Film-Film Sebagai Salah Satu Strategi Pariwisata Indonesia
    Prosiding The 5th International Conference on Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization” PENINGKATAN PRESENCE MUSIK BETAWI DALAM FILM-FILM SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PARIWISATA INDONESIA Muthia Aisha Chandra Fakultas Hukum, Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Tourism is one of the most important modern industries, which contributes significantly to the welfare of many countries. They enjoy high economic earnings thanks to their developed tourism activities. The clear current examples are South Korea and France. In general, they share common strategy in handling their tourism sector, namely the introduction of their county’s culture to the potential tourists. It is psychologically true that people will tend to travel to a country which culture is closely known by potential tourists. Thus, the number of visitors will depend on the familiarity of foreigners on the cultural aspect of a country. Then it explains why the number of tourists visiting Jakarta is fewer than those who visit the island of Bali. Foreigners coming to Jakarta are mostly for business intentions, less who visit Jakarta due to its culture. Therefore, this paper aims to provide an effective strategy on how to increase the number of foreign tourists by t intensifying the Betawi music presence in films. By introducing Betawi’s music in films will make Indonesian culture, particularly Betawi culture, better known by the world public. Thus it will assist the development of Indonesia’s tourism. Keywords: Music, Film, Betawi, and Tourism A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Industri Pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara karena merupakan salah satu sumber penghasilan terbesar bagi banyak negara di dunia.
    [Show full text]
  • Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi)
    STRATEGI ADAPTASI KELOMPOK MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN SOSIAL ( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Oleh Rizkiyah Hasanah NIM: 106032201121 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 23 Mei 2012 Rizkiyah Hasanah ABSTRAK Rizkiyah Hasanah Strategi Adaptasi Kelompok Musik Gambang Kromong Dalam Menghadapi Perubahan Sosial ( Studi Kasus Kelompok Musik Gambang Kromong Mustika Forkabi) Seiring kemajuan zaman, beragam kesenian Betawi kini mulai tergeser karena keberadaan kesenian modern, sehingga kesenian-kesenian tradisional mulai punah dan kurang dilirik oleh generasi muda, yang seharusnya melestarikan kebudayaan nenek moyangnya. Dengan adanya berbagai macam pengaruh, termasuk seperti kemajuan teknologi, maka pelaku Gambang Kromong harus melakukan adaptasi untuk tetap bertahan. Maka, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi adaptasi yang dilakukan kelompok musik Gambang Kromong dalam menghadapi perubahan. Teori menggunakan pemikiran August Comte dan Piritim Sorokin tentang perubahan sosial. Auguste Comte dan Piritim Sorokin tentang perubahan sosial. Dalam hal ini Comte lebih mengusulkan suatu model linear yang berkulminasi pada munculnya masyarakat positivis, sedangkan Sorokin mengembangkan model siklus perubahan sosial.
    [Show full text]