Analisa Gaya Lagu Klasik Gambang Kromong “Pobin
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019 ANALISA GAYA LAGU KLASIK GAMBANG KROMONG “POBIN KONG JI LOK’ Oleh: Imam Firmansyah Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana [email protected] ABSTRAK Keberadaan repertoar lagu klasik gambang kromong pada masa kini sangat memprihatinkan. Puluhan lagu klasik gambang kromong banyak berkembang pada akhir abad ke-18, akan tetapi di masa kini hanya tersisa satu lagu yang masih mungkin untuk dimainkan, yaitu Pobin Kong Ji Lok”. Ini pun hanya pemain-pemain sepuh saja yang bisa memainkannya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pendokumentasian yang disertai dengan analisa gaya musik terhadap lagu “Pobin Kong Ji Lok”. Analisa gaya musik dilakukan dengan mendokumentasikannya dalam bentuk audio visual, mentranskripsicannya dalam bentuk notasi, kemudian dianalisa gaya musiknya melalui elemen musik yang paling menonjol, yaitu tangga nada, harmoni, sistem penalaan, ritem, dan warna suara alat musik. Kata kunci: gambang kromong, lagu dalem, Betawi. ABSTRACT Nowadays, the existing repertoire of the classic songs of gambang kromong is very apprehensive. Dozens of gambang kromong's classical songs developed comprehensively at the end of the 18th century, but in the present, there is only one song that is still possible to play, namely "Pobin Kong Ji Lok". Even, as a matter of fact, this song can only be played by an old music player. Based on the aforementioned problems, it is necessary to conduct a documentation of "Pobin Kong Ji Lok" song, associated with an analysis of its musical style. "Pobin Kong Ji Lok" will be documented in the form of audiovisual, transcribed in the form of notation, then analyzed its style of music through the most prominent musical elements, including the musical scale, harmony, tuning system, rhythm, and the timbre of musical instruments. Keywords: gambang kromong, lagu dalem, Betawi. A. PENDAHULUAN Repertoar lagu gambang kromong Latar Belakang diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan Gambang kromong merupakan sebuah masa perkembangannya, yaitu modern, ‘lagu ansambel musik tradisional yang berkembang sayur’ dan ‘lagu dalem’. dalam masyarakat Betawi. Nama gambang Lagu modern merupakan repertoar kromong diambil dari dua alat musiknya, baru yang muncul di sekitar tahun 60-an dan yaitu gambang dan kromong. Selain kedua alat 70-an yang dipopulerkan oleh Benyamin musik tersebut dalam gambang kromong Sueb, seorang penyanyi Betawi yang juga juga terdapat gendang, kecrek, gong, suling, dan dikenal sebagai aktor film dan televisi alat musik gesek yang terdiri dari tiga jenis, bergenre komedi. Lagu-lagu ini bergaya pop yaitu tehyan, kongahyan, dan sukong. dengan ansambel gambang kromong murni, NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 485 atau dengan ansambel musik pop, atau gambang kromong untuk menyebutkan campuran keduanya. Benyamin Sueb kumpulan lagu dengan sebuah gaya musiknya membawakan repertoar ini sebagai sarana cenderung lebih tenang dan instrumentasi untuk menyajikan realitas sosial dengan gaya yang lebih sedikit. Sementara istilah lagu lama humor yang dibawakan dengan dialek disebutkan oleh Yampolsky yang juga Betawi. didapatkan dari pemain-pemain gambang Lagu sayur merupakan repertoar yang kromong pada penelitiannya di tahun 1990. berasal dari masyarakat Betawi, misalnya lagu Untuk selanjutnya dalam tulisan ini akan ”Jali-jali”, ”Stambul”, ”Cente Manis”, “Kicir- menggunakan istilah ’lagu dalem’ karena kicir”, “Onde-onde”, dan lain-lain. Repertoar istilah ini yang masih sering disebut oleh ini disebut dengan lagu sayur karena sangat pemain-pemain gambang kromong di masa sering dimainkan dalam berbagai acara, sekarang. sehingga ’seperti makanan sehari-hari’ bagi Dalam pertunjukan - pertunjukan para pemainnya, sama seperti mereka makan gambang kromong di masa sekarang ini ‘lagu sayur. sayur’ dan lagu modern masih sering Lagu dalem merupakan repertoar klasik dibawakan oleh kelompok - kelompok musik yang diperkirakan berasal dari masyarakat gambang kromong. Lagu “Jali-Jali Ujung Tionghoa peranakan yang tinggal di Jakarta. Menteng”, “Kicir-Kicir”, “Ujan Gerimis” Repertoar ini mempunyai hubungan yang masih sering terdengar apabila gambang erat sekali dengan musik Tionghoa. Judul kromong dipentaskan dalam pesta lagu yang masuk dalam kalasifikasi ini antara perkawinan Betawi. Lagu-lagu tersebut biasa lain adalah ”Pobin Poa Si Litan”, ”Pobin dimainkan pada awal pertunjukannya, Kong Ji Lok”, ”Pobin Mas Nona”, ”Pobin Pe kemudian dilanjutkan dengan memainkan Pantau”, dan lain sebagainya. Menurut lagu-lagu dangdut dengan alat-alat musik Kuohuang dalam Yampolsky (1999: 18-19) gambang kromong. judul lagu-lagu pobin merupakan versi Sementara itu ‘lagu-lagu dalem’ sudah Indonesia dari judul-judul repertoar lagu sangat jarang dimainkan karena lagu-lagu Tionghoa kuno yang disebut qupai. Hal ini tersebut dianggap tidak bisa digunakan untuk mengisyaratkan sangat kentalnya pengaruh ngibing (tari dengan gerak bebas sejalanan budaya Tionghoa pada lagu dalem gambang dengan alunan musik gambang kromong). kromong. Para penanggap (orang yang mengundang ’Lagu dalem’ kadang disebut juga ’lagu kelompok gambang kromong untuk klasik’ atau ’lagu lama’. Istilah ’lagu dalem’ mengadakan pertunjukan) lebih menyukai dan lagu klasik didapatkan dari pemain ‘lagu sayur’ dan lagu modern dibandingkan Volume 6 Edisi 3, 2019 |486 JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019 dengan ‘lagu dalem’. Hal tersebut panjak-panjak sepuh yang semakin menua. menunjukan bahwa ‘lagu-lagu dalem’ Bagi panjak-panjak muda sendiri, penelitian gambang kromong dirasakan sudah tidak ini menjadi penting karena dapat menjadi diperlukan lagi oleh masyarakat pemiliknya. sarana untuk mempelajari ‘lagu dalem’ dan Akibatnya adalah panjak (pemain musik) yang untuk meneruskannya kembali untuk masa lebih sepuh merasa tidak perlu mewariskan sekarang dan yang akan datang. repertoar klasik tersebut tersebut kepada Identifikasi Permasalahan panjak yang lebih muda karena tidak akan ada Berdasarakan penjabaran di atas maka permintaan dari penanggap. Kondisi ini masalah penelitian dapat dirumuskan menyebabkan ‘lagu-lagu dalem’ gambang menjadi: kromong menjadi sangat langka pada masa a. Bagaimana gaya lagu klasik gambang kini. kromong “Pobin Kong Ji Lok”? Di masa sekarang ‘lagu dalem’ yang b. Bagaimana cara mengatasi agar lagu masih bisa dimainkan hanya tinggal satu lagu, “Pobin Kong Ji Lok” tidak punah dan yaitu “Pobin Kong Ji Lok”. Hanya panjak- dapat terus terjaga keberadaannya? panjak tertentu saja yang bisa memainkan lagu ini dan sebagian telah berusia sepuh dan B. TINJAUAN PUSTAKA jumlahnya hanya tinggal sedikit, diantaranya Gambang Kromong adalah Bapak Ukar dengan kelompoknya Tulisan mengenai gambang kromong masih yang bernama Sinar Baru yang berdomisili di sangat jarang dijumpai, akan tetapi ada Gunung Sindur, Bogor. beberapa tulisan yang dapat dijadikan acuan Keterbatasan dokumentasi yang layak bagi peneliti. juga menjadi salah satu penyebab terjadinya a. Musik dari Daerah Pinggiran Jakarta kelangkaan tersebut, terutama dalam bentuk Penelitian ini membahas mengenai musik rekaman audio, video, dan transkripsi musik. gambang kromong terutama yang berada di Dengan kondisi kelangkaan tersebut peneliti wilayah Tangerang. Penelitian tersebut merasa berkepentingan untuk melakukan dilakukan oleh Phillip Yampolsky dengan penelitian, pendokumentasian, dan mendeskripsikan gambang kromong secara transkripsi mengenai lagu “Pobin Kong Ji umum disertai dengan gaya khas setiap Lok”. kategorisasi musiknya. Hasil penelitian ini Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti. diharapkan dapat menjaga keberadaan ‘lagu Dari teori-teori tersebut ada beberapa dalem’ yang tersisa sebelum ia punah karena berhubungan dengan penelitian ini antara tidak adanya dokumen yang tersisa dan lain adalah mengenai klasifikasi lagu gambang NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 487 kromong terdiri dari lagu dalem, lagu sayur, d. Bunga Rampai Seni Pertunjukan dan lagu modern. Selain itu Yampolsky juga Kebetawian membahas gaya musik lagu sangat terasa Buku “Bunga Rampai Seni Pertunjukan pengaruh budaya Tionghoa. Mengenai gaya Kebetawian” karya Julianti Parani merupakan permainan, Yampolsky menyebutkan bahwa kumpulan artikel-artikel yang berisi mengenai terdapat kebebasan gaya bermain diantara seni pertunjukan yang berkembang dalam alat-alat musik dalam menghiasi melodi masyarakat Betawi. Dalam buku ini juga utama sehingga menghasilkan perpaduan memuat beberapa artikel mengenai musik yang heterofoni. kesejarahan dan tokoh-tokoh penting yang mempengaruhi perkembangan musik Selain itu ada pustaka pendukung gambang kromong. lainnya yang dijadikan acuan ujntuk memahami seni pertunjukan Betawi secara Acuan yang akan banyak digunakan umum. secara khusus membahas mengenai analisa gaya lagu klasik gambang kromong adalah b. Ikhtisar Kesenian Betawi karya Phillip Yampolsky “Musik dari Daerah “Ikhtisar Kesenian Betawi” karya Rachmat Pingiran Jakarta”. Karena artikel tersebut Ruchiat, Penerbit Dinas Kebudayaan DKI juga membahas gaya musik gambang Jakarta. Buku ini berisi deskripsi tentang kromong secara umum berdasarkan kesenian yang tumbuh dalam masyarakat klasifikasinya. Sementara itu pustaka lain Betawi. Penjelasan seluruh kesenian Betawi dijadikan untuk mendukung data secara lebih yang ditulis dalam satu buku setebal 204 umum, diantaranya mengenai sejarah dan halaman hanya memberikan penjelasan yang perkembangan gambang kromong serta seni