Jurnal Seni Musik
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JSM 5 (1) (2016) JURNAL SENI MUSIK http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsm SEJARAH DAN ENKULTURASI MUSIK GAMBANG KROMONG DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI Marissa Renimas Harlandea Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Abstrak ________________ ___________________________________________________________________ Sejarah Artikel: Pemerintah Daerah DKI Jakarta mewujudkan sebuah wilayah pelestarian budaya Betawi, kini Diterima Mei 2016 dikenal dengan Perkampungan Budaya Betawi yang lokasinya berada di Jakarta Selatan, tepatnya Disetujui Juni 2016 di daerah Setu Babakan, kelurahan Srengseng Sawah. Dalam wilayah Perkampungan Budaya Dipublikasikan Juni 2016 Betawi terdapat Sanggar Seni Betawi Setu Babakan, sanggar tersebut mengadakan pelatihan ________________ kesenian yang salah satunya adalah Gambang Kromong. Penelitian ini bertujuan mengetahui Keywords: bagaimana perjalanan sejarah Gambang Kromong yang ada di wilayah Perkampungan Budaya Enculturation, gambang Betawi ini, dan bagaimana proses enkulturasi yang berjalan di wilayah tersebut sebagai usaha kromong, betawi cultures. pewarisan kesenian tradisi kepada generasi penerusnya. Menggunakan pendekatan penelitian ____________________ deskriptif kualitatif, data diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi dokumen. Data yang diperoleh diperiksa keabsahannya dengan teknik triangulasi kemudian dianalisis dengan model deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan fakta bahwa musik Gambang Kromong telah ada di wilayah Setu Babakan sejak sebelum ditetapkannya Perkampungan Budaya Betawi di wilayah ini, dan proses enkulturasi kesenian Gambang Kromong terjadi melalui proses informal dan nonformal. Enkulturasi secara informal terjadi melalui proses pelaziman terhadap anak dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Sedangkan enkulturasi secara nonformal di Sanggar Seni Betawi Setu Babakan berjalan secara terprogram dalam ratihan rutin. Proses pewarisan Gambang Kromong di Sanggar Seni Betawi Setu Babakan dilakukan melalui tahap perkenalan, melihat, meniru, kemudian tahap pembinaan. Abstract ___________________________________________________________________ DKI Government actualizes a Betawi culture preservation area, now known as the Betawi Cultural Village which is located in South Jakarta, precisely in the area of Setu Babakan, Srengseng Sawah district. In the Betawi Cultural Village there is a Betawi Art Studio Setu Babakan. This studio held art training one of which is Gambang Kromong. This study aims to know how the Gambang Kromong history goes in this Betawi Cultural Village, moreover, how the process of enculturation goes as the effort of inheriting the art tradition to the next generation. By using descriptive qualitative research method, the data is collected by using observation, interview, documentation, and document study techniques. The validity of the collected data then being examined by using triangulation technique and analyzed by using descriptive qualitative method. The result of this study found a fact that Gambang Kromong music has been in Setu Babakan since Betawi Cultural Village hasn’t established yet, moreover, enculturation process of Gambang Kromong happened through informal and non-formal processes. Informal enculturation happens through the children’ habitually process in a family and social surroundings. Meanwhile, non-formal enculturation in Betawi Art Studio Setu Babakan goes programmatically in a daily practice. The inheriting process of Gambang Kromong at Betawi Art Studio Setu Babakan held through introduction, see, imitate, and development steps. © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: ISSN 2301- 4091 Gedung B2 Lantai 2 FBS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: [email protected] 22 Marissa Renimas Harlandea/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016) PENDAHULUAN atau masyarakat Betawi (Castle dalam Sukotjo 2012). Kesenian yang dimiliki suku bangsa Globalisasi membawa proses sosial yang Betawi itupun beragam, mulai dari seni rupa, seni berakibat pembatasan geografis pada keadaan tari, maupun seni musik. Salah satu seni musik sosial budaya menjadi kurang penting. Hal tradisi Betawi yang masih eksis ditengah tersebut membawa dampak negatif bagi sebuah maraknya globalisasi adalah Gambang Kromong. kebudayaan, karena dapat menyingkirkan budaya Gambang Kromong adalah sebuah orkes yang dari masyarakat pemiliknya, dan budaya tersebut diadopsi dari musik kaum Tionghoa peranakan, tidak lagi menjadi sebuah warna yang khas bagi yang kemudian disesuaikan dengan kondisi musik masyarakat bersangkutan. Koentjaraningrat Nusantara, hingga kini menjadi musik yang (1990) mendefinisikan budaya sebagai “daya melekat dengan tradisi Betawi. Perpaduan yang budi” yang berupa cipta, karsa, dan rasa. harmonis antara unsur Pribumi dan Cina, hal Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, tersebut tampak pada instrumen-instrumen pokok karsa, dan rasa itu. Corak khas dari suatu penyusunnya yaitu, gambang, kromong, suling, kebudayaan bisa tampil karena kebudayaan itu tehyan, kongahyan, sukong, ningnong, kecrek, menghasilkan suatu unsur kecil, berupa suatu gendang, dan gong. Seperti halnya musik unsur kebudayaan fisik dengan bentuk yang Tionghoa dan kebanyakan musik Timur yang khusus, atau karena diantara pranata-pranatanya lain, Kwa (2005) menerangkan bahwa Gambang terdapat suatu pola sosial yang khusus, atau dapat Kromong hanya memakai lima nada (pentatonis), juga karena warganya menganut suatu tema yang masing-masing mempunyai nama dalam budaya yang khusus. Berdasarkan corak khusus bahasa Tionghoa: tersebut, suatu kebudayaan dapat dibedakan dengan kebudayaan lain. Istilah etnografi untuk liuh 六 = sol (g), u五= la (a), siang 上 = do (c), suatu kebudayaan dengan corak khas adalah che 叉= re (d), dan kong工= mi (e) “suku bangsa” atau dalam bahasa Inggris adalah “ethnic group” (Fathoni, 2006). Terdapat unsur- Tidak ada nada fa = f dan si = b seperti usur pokok yang terkandung dalam kebudayaan, dalam musik diatonis, yakni utamanya musik dimana salah satu unsur tersebut adalah kesenian. Barat, larasnya adalah salendro yang khas Kesenian tradisi dapat diartikan sebagai kesenian Tionghoa, sehingga disebut Salendro Cina, atau masa lalu yang diciptakan oleh nenek moyang ada pula yang menyebutnya Salendro dan sampai sekarang masih dijalankan atau Mandalungan. Kesenian Gambang Kromong dimainkan oleh masyarakat kontemporer. turut terpojokkan akibat dari globalisasi sosial Kondisi sosial budaya DKI Jakarta masa budaya. Dalam kondisi terpojokkan oleh kini yang telah tersentuh globalisasi, keadaan, orkes ini masih tetap ada walaupun mengakibatkan terpinggirkannya budaya dalam jumlah yang tidak seramai dulu. masyarakat asli Jakarta yaitu suku bangsa Betawi, Menghadapi hal tergusurnya kebudayaan termasuk unsur budayanya yaitu kesenian tradisi Betawi beserta unsur-unsur budaya di dalamnya, Betawi. Akulturasi yang terjadi dengan adanya pihak Pemerintah Daerah DKI Jakarta para pendatang tersebut menjadikan sebuah mewujudkan sebuah wilayah pelestarian budaya komunitas tersendiri dari masyarakat Jakarta. Betawi, kini dikenal dengan Perkampungan Percampuran penduduk multi etnis itu Budaya Betawi yang lokasinya berada di Selatan memberikan suatu nuansa dari kehidupan kota kota Jakarta tepatnya di daerah Setu Babakan, Batavia yang heterogen. Dalam kelurahan Srengseng Sawah. Melalui perkembangannya (abad XIX) terjadilah sebuah pembangunan Perkampungan Budaya ini, perpaduan antar masyarakat yang ada di Batavia pemerintah berperan serta membina setiap dengan suatu melting pot antar etnis yang berasal macam kegiatan kebetawian yang ada di dari nusantara dan mancanegara sehingga Perkampungan Budaya ini, baik itu fisik maupun menjadikan suatu kelompok etnis yang nonfisik. Di Perkampungan Budaya Betawi kita mempunyai ciri khas, masyarakat etnis tersebut dapat menjumpai penduduk asli Betawi, menamakan komunitasnya dengan sebutan orang arsitektur rumah adat Betawi, makanan khas Marissa Renimas Harlandea/ Jurnal Seni Musik 5 (1) (2016) Betawi, pernak-pernik atau souvenir khas Betawi, hadir di tengah masyarakat bukan dengan mudah dan berbagai kesenian tradisi Betawi. Jalan tetap berdiri tegak, para kelompok musik pemerintah untuk merevitalisasi budaya tradisi Gambang Kromong tersebut telah melakukan Betawi melalui reka cipta wilayah Setu Babakan, usaha-usaha diantaranya dengan melakukan Srengseng Sawah ini dirasa sejalan dengan perubahan dalam penyajian musiknya. pendapat Tindaon (2012) mengenai kesenian Perubahan-perubahan yang dilakukan tersebut tradisi dan revitalisasi, yang menyatakan: tentunya dilakukan dengan tujuan sebagai upaya pemertahanan kebudayaan tradisi agar tetap bisa “Kebudayaan akan menjadi sesuatu eksis diterima masyarakat. yang bermakna bagi masyarakat jika Berdasarkan pemaparan panjang di atas, dikelola dan dipandu secara sadar, agar penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pada akhirnya kebudayaan itu dapat lebih dalam mengenai bagaimana kisah panjang berfungsi sebagai suatu sarana identitas perjalanan sejarah musik Gambang Kromong di yang bersifat mengangkat martabat Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, manusia. Banyak pihak yang sebenarnya dan bagaimana cara yang ditempuh dalam rangka berkepentingan dan seharusnya proses enkulturasi musik Gambang Kromong di bertanggung jawab mengenai wilayah Perkampungan Budaya Betawi tersebut perkembangan kebudayaan, pihak-pihak hingga musik ini masih tetap bisa bertahan dan utama dalam masyarakat yang berkembang dalam kondisi