Pembinaan Musik Gambang Kromong Sebagai Seni Pertunjukan Wisata Budaya Di Perkampungan Budaya Betawi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PEMBINAAN MUSIK GAMBANG KROMONG SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN WISATA BUDAYA DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI Didin Supriyadi Jurusan Seni Musik Universitas Negeri jakarta Email: [email protected] Abstrak: Pene;litian ini untuk mengetahui bagaimana Pembinaan Musik Gambang Kromong Untuk Seni Pertunjukan Wisata Budaya Di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Srengseng Sawah Jakarta Selatan. Penelitian ini bersifat kualitatif sebab menghasilkan data deskriftif yang memaparkan data kata-kata dan kegiatan yang diamati sesuai fakta yang akurat secara sistematis. Data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Analisis dilakukan dengan model interaktif dari Miles dan Guberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkampungan Budaya Betawi dibangun oleh Pemda DKI atas usulan masyarakat betawi yang digagas oleh para tokoh-tokoh yang peduli pada seni budya mulai dari budayawan, seniman, dan tokoh masyarakat Betawi yang mempunyai multi fungsi yaitu sebagai permukiman, pembinaan dan pelestarian seni budaya, dan tempat sarana wisata. Ada beberapa Kesenian Betawi yang dibina di Perkampungan Budaya Betawi seperti : seni musiK tradisi, seni tari, dan penca silat. Kegiatan pembinaan musik gambang kromong ditempat Perkampungan Budaya Betawi ini adalah salah satu usaha pemerintah dan masyarakat DKI Jakarta yang sangat baik. Dengan kegiatan pembinaan musik. Kunci: Gambang Kromong, Budaya betawi, wisata budaya PENDAHULUAN Perkampungan Budaya Betawi (PBB) adalah salah satu kawasan daerah Perkembangan kesenian tradisional Jakarta Selatan menumbuh kembangkan khususnya seni pertunjukan ditentukan budaya yang meliputi seluruh hasil gagasan oleh sumber daya manusia dan dan karya, baik fisik yaitu, membangun pendukungnya, misalnya; pendidik seni, fasilitas sarana dan prasarana sebagai pusat seniman, penikmat, dan managemen seni. budaya Betawi dan sebagai tempat Objek Dengan dukungan dari semua pihak Wisata. PBB dibangun untuk tersebut, maka perkembangan seni mempertahankan, seni budaya dengan pertunjukan khususnya musik tradisional membina dan melindungi serta akan terus berlangsung jika generasinya mengembangkan jenis-jenis kesenian tradisi mau mempertahankan, melestasrikan dan seperti musik tradisional gambang mengembangkannya dengan baik, untuk kromong, gamelan topeng, tari tradisional mencapai kearah itu tentunya dibutuhkan dan sebagainya. Sebagai tempat yang pendukung-pendukung seni tradisi tadi menjadi tujuan pariwisata maka PBB selalu sebab tanpa ada pemerhati seperti para menampilkan pertunjukan diantanya pendukung di atas tadi, perkembangan seni adalah seni budaya tari topeng Betawi yang pentunjukan tradisi khususnya musik di iringi Gambang kromong. Kegiatan tradisional Betawi tidak mungkin bisa kelompok PBB sampai saat ini masih tetap ditumbuh kembangkan dengan baik. bertahan walaupun di tengah persaingan dan gencarnya budaya asing, ditambah Jago), Stambul (Satu, Dua, Serè Wangi, Rusak, dengan pesatnya perkembangan teknologi. dan Jalan), Pèrsi (Rusak, Jalan, dan Kocok), Kegiatan pelatihan gambang Centè Manis, Kodèhèl, Balo-balo, Rènggong kromong yang dilakukan sanggar PBB Manis, Kakang Haji, Rènggong Buyut, terbagi menjadi 2 kelompok umur yaitu Jeprèt Payung, Lènggang Kangkung, Kicir- anak-anak dan remaja. Dua kelompok ini kicir, dan Siri Kuning. adalah yang selalu dibina dalam PBB yang Pelarasan atau tangganada selalu melakukan kegiatan secara rutin. perangkat gamelan Gambang kromong Lagu-lagu yang dibawakan dalam menggunakan lima nada (pentatonis) dan gambang kromong pada awalnya hanya bukan tujuh nada (diatonis). Dalam lagu-lagu instrumentalia yang disebut lagu- permainannya juga terdengar adanya dua lagu pobin. Lagu-lagu pobin dapat ditelusuri gembyangan. Hal ini juga bisa dibuktikan kepada lagu-lagu tradisional Tionghoa di dengan jumlah penclon pada instrumen bagian barat propinsi Hokkian (Fujian) di Kromong yang berjumlah 10 buah. Jika Cina Selatan. Lagu-lagu pobin inilah yang dalam satu gembyangan terdapat lima nada, kini merupakan lagu tertua dalam repertoar maka secara jelas instrumen Kromong Gambang kromong. Di antara lagu-lagu memiliki dua gembyangan atau oktaf. pobin yang kini masih ada yang mampu Lima nada pada gambang kromong memainkannya, meskipun sudah sangat semuanya mempunyai nama dalam bahasa langka, adalah Pobin Khong Ji Liok, Peh Pan Tionghoa yaitu: sol (liuh), la (u), do (siang), re Thau, Cu Te Pan, Cai Cu Siu, Cai Cu Teng, (che) dan mi (kong). Tidak ada nada fa dan si Seng Kiok, serta beberapa Pobin lain yang seperti dalam musik diatonis. khusus dimainkan untuk mengiringi Secara umum, pertunjukan musik berbagai upacara dalam pernikahan dan gambang kromong disajikan pada pesta- kematian Tionghoa tradisional. pesta rakyat, perkawinan, pesta tahun baru Setelah lagu-lagu pobin, mulai Cina, penyambutan tamu, serta pada acara diciptakan lagu-lagu yang dinyanyikan. Tapekong (tempat peribadatan Cina). Jumlah Lagu-lagu ini disebut lagu dalem. Lagu-lagu pemain gambang kromong terdiri dari 8 dalem ini dinyanyikan dalam bentuk sampai 12 orang pemusik ditambah pantun-pantun dalam bahasa Melayu beberapa penyanyi, penari, bahkan pemain Betawi. Di antara lagu-lagu dalem yang lenong. Dengan semakin berkembangnya ada, tinggal Masnah dan Ating (sebagian) musik gambang kromong sehingga pada yang masih mampu menyanyikannya saat sekarang musik gambang kromong antara lain: Poa Si Li Tan, Peca Piring, Semar lebih banyak dipergunakan untuk Gunem, Mawar Tumpa, Mas Nona, Gula mengiringi lenong dan tari Ganting, dan Tanjung Burung. Setelah Secara umum istilah gambang generasi lagu dalem yang kini telah menjadi kromong diambil dari nama alat musik lagu klasik gambang kromong, generasi perkusi gambang dan kromong yaitu selanjutnya adalah lagu-lagu yang disebut kumpulan alat-alat musik [bunyi-bunyian] lagu sayur. Berbeda dengan lagu dalem, yang terbuat dari kayu dan perunggu atau lagu sayur memang diciptakan untuk besi dalam jumlah yang sedang. Bilahan ngibing (menari). Beberapa contoh lagu gambang yang berjumlah 18 buah, yang sayur di antaranya adalah: Kramat Karem terbuat dari kayu suangking, haru batu, (Pantun dan Biasa), Ondé-ondé, Glatik manggarawan atau kayu jenis lain yang Ngunguk, Surilang, Jali-jali (dalam berbagai empuk bunyinya bila dipukul. Kromong versi: Ujung Mèntèng, Kembang Siantan, terbuat dari logam besi atau perunggu Pasar Malem, Kacang Buncis, Cengkarèng, dan sebanyak 10 buah penclon. Semua alat tersebut dibunyikan secara bersama-sama mengobservasi situasi yang digambarkan atau sebagian saja dengan cara yang sesuai, dalam wawancara dan jadi sadar akan sehingga merupakan konser atau kumpulan adanya distorsi yang dikemukakan oleh suara yang teratur menurut tempo dan partisipan (Marshall dan Rossman: 102). irama tertentu Rachmat,1999:43). Data-data yang berhubungan dengan Sementara itu menurut Pendit (2000: permasalahan penelitian kualitatif, di 38) wisata budaya adalah perjalanan yang antaranya didapatkan dari buku, hasil-hasil dilakukan atas dasar keinginan untuk penelitian, artikel, dan makalah yang memperluas pandangan hidup seseorang berhubungan secara langsung atau-pun dengan jalan mengadakan kunjungan atau tidak langsung terhadap permaslahan peninjauan ke tempat lain atau keluar negri penelitian kualitatif. mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan Wawancara terhadap para pelaku adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kesenian, karena disini terdapat bahan- budaya dan seni. bahan yang diperlukan untuk dikaji. Adapun orang-orang yang dijadikan METODE sumber informan yaitu: (1) ketua pengelola Penelitian ini bertujuan untuk Perkampungan Budaya Betawi, (2) memperoleh data tentang pembinaan musik pemerintahan daerah khususnya yang Gambang kromong Untuk Seni Pertunjukan membidangi tentang kesenian daerah, (3) Wisata Budaya Di Perkampungan Budaya pelatih kesenian khususnya musik Betawi Setu Babakan Srengseng Sawah gambang kromong, dan (4) tokoh-tokoh Jakarta Selatan khusus yang mengeluti tentang kesenian Penelitian ini bersifat kualitatif tradisional Betawi sebab menghasilkan data deskriftif yang Dokumen yang digunakan sebagai memaparkan data kata-kata dan kegiatan sumber data berbentuk Foto, Audio visual yang diamati sesuai fakta yang akurat sebagai gambaran tentang bentuk secara sistematis. Data deskriftif berupa pengemasan musik gambang kromong dan kata-kata tertulis atau lisan dari orang- topeng Betawi. orang dan perilaku yang dapat diamati. Analisis data yang dilakukan ada Pemilihan tempat penelitian ini tiga unsur yaitu terdiri dari (1) reduksi dilokasikan di Perkampungan budaya data, (2) penyajian data dan (3) penarikan Betawi Setu Babakan Srengseng Sawah kesimpulan/verifikasi (Milles dan Jakarta Selatan. Penelitian ini direncanakan Huberman, 1994:12). kurang lebih enam bulan lebih dari mulai bulan Maret 2012 sampai bulan September HASIL DAN PEMBAHASAN 2012 di Setu Babakan Srengseng Sawah Perkampungan Budaya Betawi Jakarta Selatan. Perkampungan Budaya Betawi Teknik pengambilan data dalam memiliki tujuan membina dan melindungi penelitian ini adalah observasi, studi secara sungguh-sungguh dan terus pustaka, wawancara, dan dokumen. menerus menata kehidupan serta nilai-nilai Penggunaan observasi partisipasi budaya Betawi, menciptakan dan memungkinkan peneliti untuk; (1) menumbuh-kembangkan nilai-nilai budaya mengecek definisi istilah yang dipakai Betawi. Perkampungan Budaya Betawi di partisipan dalam wawancara pada tempat bangun oleh Pemda DKI atas usulan penelitian yang lebih alamiah, (2) masyarakat betawi yang digagas oleh para mengobservasi peristiwa yang tidak dapat