Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Suite Hotel & Spa

Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

Ilham Fajri Akademi Pariwisata NHI [email protected]

Abstract— The increase in the number of visitors to the hotel each year has the potential to further develop, but the problem is the appeal of Traditional Sundanese Foods found in the hotel is not known by many people. This study aims to formulate the appropriate sales promotion strategy to be applied at The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa through SWOT analysis approach. Where based on SWOT analysis results, external factors with the highest score that affect the increase in sales is an opportunity factor is branding the city of Bandung as a culinary destination, while the highest threat is food from other countries. Internal factor with highest score is the strength factor that is the appeal of the menu offered, while the weakness factor is promotion. A suitable strategy to be applied for market is penetration strategy and product improvement strategy.

Keywords— swot analysis; culinary tour; traditional sundanese food Abstrak— Peningkatan jumlah pengunjung Hotel tiap tahun berpotensi untuk lebih berkembang, namun masalahnya daya tarik Makanan Tradisional Sunda yang terdapat di hotel tersebut belum diketahui oleh banyak orang. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan strategi peningkatan penjualan yang tepat untuk diterapkan di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa melalui pendekatan analisis SWOT. Dimana berdasarkan hasil analisis SWOT, faktor eksternal dengan skor tertinggi yang mempengaruhi peningkatan penjualan adalah faktor peluang yaitu branding kota Bandung sebagai tujuan wisata kuliner, sedangkan ancaman tertinggi adalah makanan dari negara lain. Faktor internal dengan skor tertinggi adalah faktor kekuatan yaitu daya tarik menu yang ditawarkan, sedangkan faktor kelemahan yaitu promosi. Strategi yang cocok diterapkan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi peningkatan produk. Kata kunci— analisis swot; wisata kuliner; makanan tradisional sunda

I. PENDAHULUAN nya, serta lalapanya yang biasa dikonsumsi secara langsung dengan dicampur dan Seiring dengan meningkatnya kompetisi yang khas seperti , pada Hotel dan berkembangnya industri memperlihatkan bahwa orang Sunda sangat pariwisata di Bandung, kebudayaan lokal gemar pada sayur-sayuran mentah yang segar. menjadi suatu hal yang berharga untuk menarik Ciri khas lain dari masakan tradisional Sunda wisatawan baik dalam produk maupun yaitu dapat menggunakan bahan-bahan dasar aktivitasnya. Termasuk wisata kuliner yang dimana rata-rata orang menganggap bahan merupakan salah satu budaya lokal yang juga tersebut tidak dapat dimanfaatkan. Misalkan bisa menjadi usaha kepariwisataan sesuai seperti tumis genjer, goreng impun yang dibuat dengan UUD RI No.10 Thn.2009 pasal 14 Ayat dari anak ikan yang terdapat di sungai liar, sayur 1 tentang usaha pariwisata. Dapat dikatakan kadedemes yang seringkali dianggap tidak layak wisata kuliner timbul dari minat para wisatawan dimakan, hama keong atau tutut, yang hidup di yang meninginkan pengalaman wisata, selain pesawahan. Kemudian sambal goreng ati sapi dari keelokan alamnya akan tetapi juga dari atau jeroan sapi. Juga masakan cumi kuah hitam, makanan atau kuliner tradisional yang disajikan. dimana warna hitam kuahnya berasal dari cumi Salah satu makanan tradisional yang nya langsung yang sengaja dipakai. memiliki keunikan tersendiri dari makanan Sesuai dengan keinginan pemerintah yang tradisional Indonesia lainnya adalah makanan dituangkan melalui Peraturan presiden No. 22 tradisional Sunda. Makanan tradisional sunda thn 2009 tentang kebijakan pengangkatan merupakan makanan yang paling terkenal di keanekaragaman konsumsi pangan berbasis Indonesia. Makanan tradisional Sunda ini sumber daya lokal, dimana Departemen mempunyai ke khasan pada kesegaran bahan-

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 45

Ilham Fajri

Pariwisata dan Kebudayaan merupakan salah meningkatkan penjualan makanan tradisional satu instansi lembaga yang memberikan Sunda di hotel The Jayakarta Bandung Suite dukungan ini meminta kepada hotel untuk Hotel & Spa. Sedangkan secara khususnya menyajikan makanan nusantara atau olahan memiliki tujuan untuk : pangan lokal kepada para pelanggan. 1. Menganalisis lingkungan eksternal dan Salah satu hotel bintang 4 yaitu The internal strategi peningkatan penjualan Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa, mencoba makanan tradisional Sunda meliputi bahan menawarkan menu makanan khas Sunda dan makanan, peralatan, dan cara penyajian di aneka jajanan khas sunda pada saat Breakfast. The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa . Hal ini didasarkan juga dengan PerDa Kota Bandung No. 05 Thn 2012 Tentang Pelestarian 2. Menganalisis aspek apa saja dalam daya Seni Tradisional Pasal 24 dan 25. Ada banyak tarik produk wisata kuliner yang dapat macam aneka jajanan tradisional Sunda yang digunakan sebagai strategi dalam disuguhi kepada pengunjung di Hotel tersebut. peningkatan penjualan makanan tradisional Akan tetapi menu makanan tradisional sunda Sunda di The Jayakarta Bandung Suite Hotel yang di sajikan di The Jayakarta Bandung Suite & Spa. Hotel & Spa mengalami tidak adanya 3. Menentukan strategi apa yang dapat peningkatan pada penjualannya atau bahkan diaplikasikan dalam meningkatkan menurun, sehingga Hotel tersebut hanya penjualan makanan tradisional Sunda di The menyediakan beberapa jenis masakan Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa. tradisional sunda seperti Sop Buntut, dan Bandung dalam menunya. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini secara teoritis diharapkan Dalam merumuskan perencanaan jangka bisa dapat digunakan untuk kepentingan panjang, strategi peningkatan penjualan akademis dalam bidang ilmu pengetahuan merupakan cara di dalam proses penjualan yang terutama di bidang ilmu Manajemen perhotelan dapat memberikan efek peningkatan pada nilai dalam Strategi Peningkatan Penjualan Produk penjualan. Strategi penjualan yang unik dan makanan tradisionalnya selain penjualan kamar, kreatif akan menjadikan para konsumen lebih sekaligus juga dapat menjadi bahan acuan tertarik dibandingkan dengan cara-cara pemikiran bagi para peneliti kedepannya dalam monoton yang sudah biasa dilakukan orang. melakukan penelitian yang hampir sama dengan Dengan adanya strategi peningkatan penjualan penelitian ini. Sedangkan Manfaat praktisnya yang baik dan jelas, maka dapat dilihat tingkat ialah : penjualan yang meningkat pada saat proses evaluasi. Untuk melihat strategi yang tepat 1. Dapat dijadikan acuan pemerintah dalam dalam meningkatkan penjualan maka langkah pengambilan kebijakan terhadap perencanaan strategi adalah proses yang tepat pengangkatan makanan tradisional sunda di dengan menggunakan analisis lingkungan, baik restaurant hotel. itu lingkungan eksternalnya maupun lingkungan 2. Memberikan informasi dan sumbangan internal. Melalui perencanaan ini pula, sasaran pemikiran kepada para pelaku pariwisata, dan tujuan perusahaan akan dapat tercapai. baik itu pemilik rumah makan atau restoran, Maka berdasarkan hal tersebut, sangat perlu serta masyarakat setempat mengenai dilakukan penelitian tentang “Strategi kekuatan dan kelemahan juga peluang serta Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional ancaman, dari faktor internal dan eksternal Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata yang berkaitan dengan peningkatan Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel penjualan makanan tradisional Sunda. & Spa”. A. Rumusan Masalah II. KAJIAN PUSTAKA Melihat latar belakang dari penelitian di atas, A. Konsep Strategi yang menjadi inti permasalahan dalam Menurut Stoner (Tjiptono, 2011 : 3) penelitian ini yaitu strategi apa yang tepat dalam menyatakan bahwa terdapat dua perspektif yang meningkatkan penjualan makanan tradisional berbeda dalam strategi, yaitu perspektif kepada Sunda di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & apa yang ingin dijalankan oleh organisasi Spa. Atas hal ini untuk lebih jelasnya data (intend to do) dan apa yang akhirnya dijalankan rumusan masalah penelitian ini bisa dilihat pada oleh organisasi (eventually does). Berdasarkan pertanyaan penelitian berikut. dari perspektif pertama, strategi dapat B. Tujuan Penelitian didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi Penelitian ini secara umum bertujuan untuk dalam menjalankan rencananya. Makna yang mengetahui sejauh mana pihak hotel didapat dari strategi ini adalah dalam

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 46

Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

merumuskan strategi organisasi para manager 4. Promosi, yaitu aktifitas yang dijalankan memainkan peran yang aktif secara sadar dan perusahaan bertujuan membujuk, rasional. Kemudian pada perspektif yang kedua, menginformasikan, mengingatkan dan strategi didefinisikan sebagai pola respon atau mempengaruhi konsumen membeli tanggapan organisasi terhadap lingkungannya. produk yang ditawarkan. Setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah C. Penerapan Strategi Peningkatan Penjualan dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini Pada Hotel diterapkan bagi para manager yang memiliki Untuk mewujudkan sebuah strategi sifat reaktif, artinya dapat menyesuaikan diri peningkatan penjualan menurut Yodhia dan tanggap terhadap lingkungan secara pasif. Antariksa (rajapresentasi.com) didasarkan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi B. Peningkatan Penjualan penjualan (Basu Swastha, 2001 : 22) ada Dalam Ensiklopedi (duniapelajar.com) beberapa hal penting yang perlu diperhatikan Peningkatan adalah asal kata dari kata tingkat terkait dengan strategi dalam peningkatan yang berarti deretan dari sesuatu yang kemudian penjualan, yaitu: membentuk sebuah susunan. Kata peningkatan meng-gambarkan perubahan dari keadaan atau 1. Kualitas produk atau layanan jasa yang sifat yang negatif berubah menjadi positif. diberikan. Dalam merancang strategi Sedangkan Penjualan (Marom, 2002:28) adalah penjualan, sebelumnya harus memastikan penawaran barang dagangan sebagai usaha terlebih dahulu bahwa kualitas dari produk pokok perusahaan yang biasanya dilakukan atau layanan jasa yang ditawarkan. Ini secara berkala. merupakan hal yang sangat penting yang akan dirasakan oleh konsumen pada saat Hasil penjualan yang terus naik meningkat akan membeli atau memakai layanan jasa. merupakan tujuan dari konsep strategi Jika produk yang ditawarkan atau layanan peningkatan ini, maksudnya yaitu memperoleh jasa yang diberikan kurang berkualitas, laba dengan pemenuhan keinginan dan maka perusahaan harus memiliki kebutuhan dari tamu. Dengan adanya laba yang keunggulan tertentu yang tidak didapati pada didapat, maka perusahaan dapat terus meningkat produk atau jasa yang ditawarkan pihak lain. dengan pengembangan kemampuan yang lebih Sehingga konsumen memiliki alasan yang besar, dengan kata lain perusahaan dapat kuat untuk tetap membeli produk atau memperkuat posisinya dalam menjalankan layanan jasa yang ditawarkan. kelangsungan hidupnya. Sehingga lebih mudah dalam menyediakan barang dan jasa yang dapat 2. Pelayanan dan Pendistribusian yang baik memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada saat proses penjualan. Dalam kepada konsumen. menjalankan strategi peningkatan penjualan, satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Basu Swastha (2001 : 22) untuk beberapa pembeli adalah raja. Artinya penjual harus faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan memberikan pelayanan sebaik-baiknya penjualan yaitu sebagai berikut : terhadap para konsumen. Penjual perlu memperhatikan gaya bertutur kata, sikap, 1. Produk. Salah satu bagian dari penjualan respon, cara menjawab pertanyaan adalah produk yang dijual, dimana penjual konsumen dan sebagainya. Jangan sampai diminta untuk bertindak secara konstan dan bersikap kasar pada pelanggan, atau inovatif dalam memproduksi produk serta berwajah angkuh kepada para konsumen, memberikan saran perbaikan yang karena akan berdampak pada pencitraan diperlukan dalam memproduksi bisnis yang di kelola. Di dalam hal ini, /mengembangkan sebuah produk. sangat penting menumbuhkan sikap sabar 2. Harga Adalah jumlah nominal uang yang terhadap konsumen. Terkadang memang ada harus dibayarkan oleh konsumen dalam banyak hal yang membuat pihak pengelola mendapatkan suatu produk yang diinginkan. bisnis menjadi terpancing emosi. Untuk hal Penetapan harga suatu produk merupakan ini memang diperlukan upaya pengelolaan salah satu usaha penjual untuk menarik para emosional yang baik terutama untuk mereka pembeli agar mau membeli produk yang yang bekerja sebagai penjual atau marketing. dijual dalam jumlah yang banyak. 3. Promosi dan promosi. Strategi peningkatan 3. Distribusi. Merupakan jalur barang dari penjualan yang paling ampuh tak lain adalah produsen ke konsumen. Semakin luas upaya promosi yang maksimal. Sehebat pendistribusian maka akan mempengaruhi apapun produk atau jasa layanan yang penjualan diberikan, jika tidak ada upaya promosi yang maksimal, maka angka penjualan

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 47

Ilham Fajri

perusahaan akan biasa saja. Namun berbentuk fisik (misalnya bangunan atau sebaliknya, meskipun kualitas produk atau arsitektur bersejarah) dan unsur budaya atau seni layanan perusahaan biasa saja, tapi promosi (Sumaryadi & Pah, 2010:477). berjalan maksimal, maka hasilnya akan akan lebih berefek. Promosi sebagai bagian dari Menurut Sumaryadi & Pah (2010:477) strategi peningkatan penjualan yang berguna aspek dari makanan dan minuman itu meliputi untuk mengenalkan sebuah produk kepada bahan baku, cara pengolahan dan cara konsumen, baik itu tentang bagaimana penyajiannya. kualitasnya maupun cara penggunaannya. Bahan baku dinilai sebagai aspek daya tarik wisata kuliner, karena bahan baku D. Makanan Tradisional Sunda mengidentifikasikan corak dan ragam makanan Melihat pada Kamus Umum Bahasa yang disajikan. Dimana dalam hal ini, bahan Indonesia (2008:1543) kata makanan berartikan baku sangat tergantung pada keadaan alam dan sesuatu hal yang dimasukkan ke dalam mulut pada pola hidup masyarakat. Masyarakat yang yang padanya memiliki fungsi untuk tinggal dalam lingkungan alam dengan curah memberikan nutrisi pada tubuh, sedangkan kata hujan tinggi akan memiliki pola hidup menetap tradisional bermakna sebagai sesuatu yang (sedenter) dengan sistem bercocok tanam memiliki sifat turun temurun baik itu suatu adat sehingga bahan baku yang dimiliki akan daerah atau kawasan. sehingga apabila ditarik semakin beragam dan hasil olahannya pun kesimpulan dari makna diatas, maka makanan semakin kaya. Berbanding dengan masyarakat tradisional adalah segala sesuatu yang lain yang tinggal pada daerah padang rumput, dikonsumsi oleh masyarakat suatu daerah steppa, daerah savanna dengan iklim cukup tertentu yang dilakukan secara turun temurun kering dan sistem hidup berpindah-pindah guna memenuhi kebutuhan nutrisi bagi (nomaden) yang memiliki bahan baku yang masyarakat. terbatas. Sehingga Adimihardja (2005:4) Dalam Ensiklopedi Wikipedia, Masakan mengemukakan bahwa perbedaan corak hidup Sunda adalah salah satu makanan yang sangat antara masyarakat sedenter dan masyarakat terkenal di Indonesia yang mempunyai ciri khas nomaden akan berpengaruh dalam tersendiri seperti karedok dengan lalap mentah mengembangkan corak dan ragam dalam pola yang biasa dimakan dengan campuran sambal konsumsi. kacang sehingga memperlihatkan bahwa orang Kemudian Pengolahan, sejak zaman abad Sunda sangat menggemari sayuran segar yang sebelum masehi perkembangan pengolahan mentah. Lain halnya dengan masakan makanan sudah dimulai dimana dalam minangkabau yang padanya rata-rata banyak pengolahan makanannya menerapkan panas terdapat akan aneka bumbu, serta memiliki rasa yang sederhana. Seiring berjalannya waktu yang pedas juga padanya terdapat banyak perkembangan penyajian makanan dan teknik kandungan santan yang kental dan bumbu kari pengolahannya menjadikan adanya yang pekat. Dibandingkan dengan masakan pemahaman-pemahaman baru dalam dunia minangkabau, masakan Sunda banyak gastronomi. Misalnya nouvele cuisine, classical menyajikan citarasa yang sederhana, jelas dan cooking, moleculer, fusion food, sampai dengan ringan, antara asam segar, gurih asin, pedas, dan yang dinamakan courtesy food gastronomie. manis ringan. Penyertaan bumbu yang paling sering digunakan dalam sajian masakan Sunda Lalu Penyajian dimana dalam daya tarik adalah Sambal terasi, dimakan disertai wisata kuliner penyajian menjadi sebuah aspek juga tempe dan tahu yang di goreng. penting cara menyajikan suatu makanan yang menggambarkan kebisaan makan atau budaya E. Makanan Sunda sebagai Daya Tarik makan. Dalam sebuah restoran maupun hotel, Wisata Kuliner peran menyajikan makanan menjadi tugas dari Daya tarik wisata kuliner dewasa ini seorang pramusaji. berkembang sebagai suatu wujud penawaran akan pengalaman yang nyata. Dimana wisata III. METODE PENELITIAN kuliner diinterpretasikan sebagai bentuk wisata A. Jenis dan Metode Penelitian yang dinikmati oleh kelima panca indera Metode penelitian yang digunakan dalam manusia, yakni dengan dilihat, didengar, penelitian ini adalah Metode Penelitian dicium, diraba dan dirasakan. Dimana Deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti kesemuanya itu berkembang dari satu titik awal status suatu objek, sekelompok manusia, suatu yang disebut ‘makanan’. Dalam hal ini, sistem pemikiran, suatu set kondisi,ataupun makanan dinilai sebagai budaya dalam suatu kelas peristiwa masa sekarang dengan pengalaman mengonsumsi, mempelajari dan membuat gambaran secara sistematis atau pengetahuan tentang makanan, yang termasuk deskripsi, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat warisan/pusaka budaya tidak hanya yang

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 48

Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

atau fakta-fakta serta hubungan antar fenomena 3. Wawancara mendalam (indepth interview) yang diselidiki dengan interpretasi yang tepat Merupakan metode pengumpulan data (Nazir, 2005:54). dalam rangka memperoleh informasi melalui wawancara terhadap responden B. Sumber Informasi secara langsung. Metode ini dapat Sumber informasi yang penulis peroleh dilakukan secara terstruktur ataupun tidak terbagi menjadi dua jenis sumber, yaitu : terstruktur, tatap muka langsung, ataupun 1. Data primer, yaitu data yang didapatkan tidak langsung dengan melalui telepon secara langsung dari responden penelitian ataupun online. yang terdiri atas kepala dapur hotel dan 4. Studi dokumentasi (documentation studies) Manajer Hotel serta wisatawan yang Merupakan teknik pengumpulan data berkunjung. Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri dokumen-dokumen yang melalui daftar pertanyaan dan wawancara berkaitan dengan penelitian seperti yang bertujuan untuk mengetahui pendapat monografi wilayah, brosur, dan termasuk responden mengenai semua hal tentang pula pengambilan gambar sebagai bukti makanan tradisional sunda sebagai makanan pelaksanaan penelitian. yang dihidangkan kepada wisatawan. D. Teknik Analisis Data 2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan Dalam menganalisis, SWOT adalah alat dari sumber-sumber lain, baik yang sudah yang penulis pakai, karena menurut Bozac dan diolah maupun belum, yang menunjang Tipuric (dalam Hendrayana, 2011:51) untuk penelitian seperti profil tempat penelitian mengenali situasi analisis SWOT adalah alat dan teori-teori dari berbagai pustaka yang yang tepat yang jika dijalankan dengan benar digunakan sebagai landasan. maka akan menghasilkan pondasi yang kuat C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data dalam merumuskan atau memformulasikan Observasi, wawancara, dan dokumentasi suatu strategi. Analisis SWOT juga digunakan adalah teknik pengumpulan data yang penulis sebagai alat untuk mengetahui kekuatan, gunakan, yaitu dengan mengobservasi, kelemahan yang dipengaruhi kebijakan internal mewawancarai subjek, serta perusahaan serta peluang dan ancaman yang mendokumentasikan semua kegiatan yang dipengaruhi faktor-faktor eksternal yang tidak berkaitan dengan potensi makanan tradisional bisa dikontrol oleh perusahaan. Sunda yang dihidangkan kepada wisatawan Faktor kekuatan, Yang dimaksud dengan yang berkunjung ke The Jayakarta Bandung faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu Suite Hotel & Spa. perusahaan adalah antara lain kompetensi 1. Survei observasi (observational surveys) khusus yang terdapat dalam organisasi yang yaitu pengamatan secara langsung ke lokasi berakibat pada pemilikan keunggulan penelitian agar dapat melihat secara jelas komparatif oleh unit usaha di pasaran. Faktor mengenai gambaran umum lokasi penelitian kelemahan, Jika orang berbicara tentang mengenai prilaku dan aktivitas, serta kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu lingkungannya. Hal ini sangat penting satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan karena dilakukan dengan turun langsung ke atau kekurangan dalam hal sumber, ketrampilan lapangan, sehingga penulis bisa melihat dan kemampuan yang menjadi penghalang kondisi lapangan dengan nyata. serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Faktor peluang, Definisi sederhana 2. Penyebaran angket (questionnaires) tentang peluang ialah sebagai situasi lingkungan Kuesioner adalah suatu draf pertanyaan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. terstruktur secara tertulis yang sudah Yang dimaksud dengan berbagai situasi tersebut dirumuskan sebelumnya, yang kemudian antara lain ialah; Kecenderungan penting yang dijawab oleh responden. Penyebaran angket terjadi di kalangan penguna produk, identifikasi kuesioner ini memiliki tujuan untuk suatu segmen pasar yang belum mendapat mengetahui pendapat para wisatawan yang perhatian, perubahan dalam kondisi persaingan, berkunjung ke hotel, juga para pengelola perubahan dalam peraturan perundang- atau pemilik hotel mengenai potensi undangan yang membuka berbagai perubahan makanan tradisional Sunda berkaitan dengan dalam kondisi persaingan, hubungan dengan faktor internal maupun eksternal yang para pembeli yang akrab dan hubungan dengan disajikan kepada wisatawan yang pemasok yang harmonis. Faktor ancaman, berkunjung ke The Jayakarta Bandung Suite Pengertian ancaman merupakan kebalikan Hotel & Spa. pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 49

Ilham Fajri

lingkungan yang tidak menguntungkan suatu wajar bagi perusahaan ini untuk “putar haluan” satuan bisnis. dalam arti mengambil berbagai langkah untuk mengatasi kelemahan yang dihadapi secara Setelah faktor-faktor strategis telah internal agar peluang pasar dapat dimanfaatkan. diidentifikasi, kemudian disusun tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analisys Summary) IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal, dan EFAS (External Strategic Factor Analisys A. Profil Hotel Summary) untuk mengidentifikasi faktor-faktor The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa eksternal dimana dalam tabel tersebut terdapat merupakan induk Hotel pertama (pusatnya) beberapa faktor-faktor yang telah teridentifikasi yang didirikan di pusat pemerintahan Republik akan diberi nilai pembobotan dan rating. Indonesia yaitu di Kota Jakarta, yang mana asal mula nama Jakarta adalah Jayakarta. Diambilnya nama Jayakarta sebagai tanda penghargaan terhadap pendiri Kota Jakarta yaitu Pangeran Jayakarta. Hotel ini dibangun diatas tanah seluas 10.000 m2 dan dibuka pertama kali pada tanggal 10 Maret 1994. Kemudian selang setahun akhirnya diresmikan pula oleh Presiden Republik Indonesia Bapak Soeharto secara langsung yaitu pada tanggal 06 Desember 1995. Hotel ini merupakan satu-satunya hotel GAMBAR 1. MATRIX IFE - EFE bisnis dan resort bernuansakan Indonesia pada saat dibangun pertama kali di Jakarta, baik dari Gambar diatas menunjukkan bahwa situasi segi design interiornya maupun arsitektur yang paling didambakan ialah sel 1 karena bangunannya. Hotel ini merupakan tempat yang organisasi atau perusahaan menghadapi enak dan nyaman untuk beristirahat di akhir berbagai peluang lingkungan dan memiliki pekan bersama keluarga dan melakukan semua berbagai kekuatan yang mendorong kegiatan bisnis bersama relasi kerja. pemanfaatan berbagai peluang tersebut. Dalam kondisi demikian, strategi yang tepat untuk B. Analisis Faktor Internal & External ditempuh adalah strategi pertumbuhan. Analisis lingkungan internal menghasilkan 6 Sebaliknya, gambar 1 juga mnenunjukkan faktor kekuatan dan 3 faktor kelemahan bahwa organisasi yang berada pada sel 4 berdasarkan urutan yang di dapatkan dari menghadapi kondisi yang paling “buruk”. pembobotan. Hasil selengkapnya bisa dilihat Karena harus menghadapi tantangan besar yang pada Tabel 1 dibawah ini. bersumber pada lingkungan dan pada waktu TABEL 1. BOBOT, RATING DAN SKOR DARI INTERNAL yang bersamaan “dilanda” berbagai kelemahan FACTOR EVALUATION - IFE internal yang kritikal sifatnya. Strategi yang tepat dalam kondisi demikian adalah strategi yang bersifat defensif dalam arti mengurangi atau merubah bentuk keterlibatan perusahaan dalam produk atau pasar yang dianalisis mengunakan teknik SWOT. Pada sel 2 tergambar bahwa perusahaan yang memiliki berbagai kekuatan internal menghadapi situasi lingkungan yang tidak menguntungkan. Jika suatu perusahaan menemukan dirinya dalam kondisi demikian, strategi yang paling wajar untuk dipertimbangkan adalah strategi diversifikasi dalam arti suatu strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimilki sekarang untuk membuka peluang jangka panjang dengan produk atau pasar yang lain atau baru. Sel 3 pada diagram diatas menunjukkan posisi suatu Sedangkan untuk analisis lingkungan perusahaan yang menghadapi peluang pasar external menghasilkan 6 faktor peluang dan 2 yang besar disatu pihak akan tetapi “dihadang” faktor ancaman berdasarkan urutan yang di oleh keterbatasan kemampuan karena berbagai dapatkan dari pembobotan. Hasil selengkapnya kelemahan yang melekat dalam tubuh bisa dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. perusahaan tersebut. Dengan demikian, sangat

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 50

Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

TABEL 2. BOBOT, RATING DAN SKOR DARI EXTERNAL produk merupakan salah satu cara dalam FACTOR EVALUATION – EFE meningkatan kualitas pelayanan dengan cara meningkatkan mutu produk, memodifikasikan produk-produk atau jasa-jasa yang ada sekarang atau menambah jenis produk yang baru. Strategi pengembangan produk dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk. C. Interpretasi Hasil Strength – Opportunities (SO) Strategi yang memanfaatkan kekuatan untuk menggunakan peluang yang ada seperti : 1. Mengembangkan potensi daya tarik wisata dengan beragam jenis wisata kuliner, strategi ini dapat dilakukan dengan pengembangan program jenis wisata Berdasarkan hasil analisis faktor strategis kuliner, seperti atraksi demo masak atau lingkungan internal dan analisis faktor strategis cooking class makanan masakan Sunda lingkungan eksternal didapati nilai total skor dan menjadi tuan rumah atas kompetisi faktor lingkungan internal sebesar 2,94. Melihat atau event kuliner Sunda. total skor faktor lingkungan internal yang diatas 2. Mempertahankan keaslian dan kualitas nilai rata-rata 2,50 menyimpulkan posisi produk makanan khas Sunda dengan internalnya kuat. Kemudian juga dari perolehan diimplementasikan melalui kegiatan- nilai total skor faktor eksternal sebesar 2,90 kegiatan seperti membuat standar yang berada diatas nilai rata-rata 2,50 operasional dalam pengolahan makanan memposisikan juga faktor eksternalnya kuat. masakan Sunda atau Pemanfaatan Gambar dibawah menunjukkan matriks posisi teknologi tradisional dalam pemilihan penjualan makanan tradisional sunda melalui metode memasak dan pemilihan alat daya tarik produk di The Jayakarta Bandung memasak. Hotel Suite & Spa Strength – Treathness (ST) Strategi menggunakan kekuatan dalam mengatasi ancaman, seperti: 1. Meningkatkan kualitas makanan tradisional khas Sunda melalui program- program seperti tes makanan dan minuman serta memodifikasi produk- produk yang sudah ada. 2. Meningkatkan promosi makanan GAMBAR 2. MATRIKS INTERNAL-EKSTERNAL tradisional Sunda dimana promosi makanan tradisional Sunda dapat Matriks Internal-Eksternal pada Gambar melakukan pengiklanan atau Personal diatas menunjukkan posisi penjualan makanan selling. tradisional sunda melalui daya tarik produk di The Jayakarta Bandung Hotel Suite & Spa Weakness – Opportunities (WO) berada pada sel V. Karena itu, berdasarkan teori Strategi pemanfaatan peluang yang ada dari David (2006 : 302) maka strategi yang dengan cara mengatasi kelemahan seperti : seharusnya diterapkan oleh The Jayakarta Bandung Hotel Suite & Spa adalah “Hold and 1. Membuat standard mutu dari produk Maintain Strategy” atau strategi “Jaga dan makanan lokal khas Sunda, strategi ini Pertahankan” yang terdiri dari strategi penetrasi dapat dilaksanakan melalui kegiatan- pasar dan strategi pengembangan produk. kegiatan seperti penerapan standar Strategi penetrasi pasar, yaitu usaha peningkatan pembelian bahan dan membuat standar pangsa pasar atau market share suatu produk resep makanan masakan Sunda. atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha 2. Melaksanakan pengawasan terhadap pemasaran yang lebih gencar (David, 2006). mutu produk makanan khas Sunda, yang Strategi berikutnya adalah strategi dapat dilakukan melalui kegiatan- pengembangan produk. Strategi pengembangan kegiatan seperti preparation-check

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 51

Ilham Fajri

sebelum makanan diolah juga strategi ini menjadi pilihan utama. Kemudian melakukan final-check sebelum strategi mengembangkan potensi daya tarik makanan dihidangkan. wisata dengan beragam jenis wisata kuliner, dan memperbaiki kualitas pelayanan menjadi Weakness – Threatness (WT) pilihan kedua. Lalu strategi meningkatkan Strategi ini ditunjukan untuk meminimalkan kualitas makanan tradisional khas Sunda, dan kelemahan serta menghindari ancaman yang mempertahankan keaslian juga kualitas produk didasarkan pada kegiatan yang bersifat bertahan makanan khas Sunda, menjadi pilihan ketiga. (defensive), seperti: Serta strategi membuat standard mutu dari produk makanan lokal khas Sunda, dan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan, yang melaksanakan pengawasan terhadap mutu dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan produk makasnan khas Sunda menjadi pilihan seperti melakukan traning (pelatihan) terakhir. terhadap karyawan dan memberikan program rewards and punishment pada V. KESIMPULAN karyawan. Dari penelitian mengenai strategi 2. Meningkatkan penawaran produk peningkatan penjualan makanan tradisional makanan tradisional Sunda, yang dapat sunda melalui daya tarik wisata di The Jayakarta dilakukan melalui cara seperti membuat Bandung Suite Hotel & Spa, beberapa festival-festival makanan masakan Sunda kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil atau membuat sebuah jamuan makan. penelitian adalah sebagai berikut: D. Pemilihan Prioritas Strategi dengan 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Quantitative Strategics Planning Matrix dalam peningkatan penjualan masakan (QSPM) tradisional sundanya The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa memiliki kekuatan atau Dalam menetapkan kemenarikan relatif potensi sebagai daya tarik wisata kuliner di (relative attractiveness) dari variasi strategi- kota Bandung. Dimana potensi atau strategi yang telah dipilih, maka Analisis kekuatan yang dimiliki The Jayakarta matriks QSPM bertujuan untuk menentukan Bandung Suite Hotel & Spa sebagai daya strategi mana yang dianggap paling baik untuk tarik wisata kuliner di kota Bandung secara dilakukan. Matriks SWOT menghasilkan berurutan sebagai berikut: daya tarik menu strategi-strategi alternatif yaitu: yang ditawarkan, keunikan cita rasa, aroma 1. Mengembangkan potensi daya tarik dan penyajian makanan, penampilan, sikap wisata dengan beragam jenis wisata dan keramahan staf restoran menyajikan kuliner, makanan, beragamnya variasi menu yang ditawarkan, teknologi tradisional dalam 2. Mempertahankan keaslian dan kualitas pengolahan makanan, dan daya tarik produk makanan khas Sunda, keberagaman pengolahan makanan. 3. Meningkatkan kualitas makanan Sedangkan, faktor kelemahannya secara tradisional khas Sunda, berurutan antara lain berikut: manajemen operasional dapur yang tidak optimal, 4. Meningkatkan promosi makanan penguasaan bahasa asing dan hospitality tradisional Sunda, skill untuk wisatawan, hygiene dan sanitasi. 5. Membuat standard mutu dari produk Dimana dalam pengembangannya makanan lokal khas Sunda, berdasarkan total skor yang diteliti atas hasil evaluasi faktor internal yakni 6. Melaksanakan pengawasan terhadap kekuatan/potensi internal dan kelemahan mutu produk makanan khas Sunda, yang dimiliki oleh The Jayakarta Bandung 7. Memperbaiki kualitas pelayanan, Suite Hotel & Spa mampu memanfaatkan faktor-faktor kekuatan yang ada untuk dapat 8. Meningkatkan penawaran produk mengatasi faktor-faktor kelemahannya. makanan tradisional Sunda. Sehingga The Jayakarta Bandung Suite Strategi-strategi alternatif tersebut kemudian Hotel & Spa berpotensi dan mempunyai disusun dalam matriks QSPM sampai pada potensi yang kuat sebagai daya tarik wisata akhirnya ditemukan gambaran mengenai nilai kuliner di kota Bandung. TAS (Total Attractives Score). Hasilnya pada 2. Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti strategi meningkatkan penawaran produk berdasarkan observasi dan wawancara yang makanan tradisional Sunda, dan meningkatkan dilakukan atas pengembangan The Jayakarta promosi makanan tradisional Sunda, Bandung Suite Hotel & Spa, maka diperoleh menunjukkan nilai tertinggi yang berarti bahwa beberapa peluang The Jayakarta Bandung

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 52

Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

Suite Hotel & Spa sebagai daya tarik wisata kegiatan wisata pada makanan tradisional kuliner di kota Bandung. Dimana dihasilkan Sunda sehingga wisatawan merasa ingin sebuah peluang dari lingkungan eksternal kembali mencicipi sajian kuliner Sunda. atas daya tarik wisata kuliner di kota Bandung yang merupakan peluang secara 5. Strategi alternatif yang relevan untuk berurutan sebagai berikut: branding kota dilaksanakan pada The Jayakarta Bandung Bandung sebagai kota tujuan wisata kuliner, Suite Hotel & Spa sebagai daya tarik wisata berkembangnya wisata minat khusus (wisata kuliner di kota Bandung sebagai berikut: kuliner), akses strategis menuju The Strategi Strengths Opportunities (SO) Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa, adalah strategi yang menggunakan kekuatan himbauan pemerintah untuk lebih untuk memanfaatkan peluang yang ada memperkenalkan keaneka-ragaman kuliner terdiri dari mengembangkan potensi daya lokal, berkembangnya ketertarikan tarik wisata dengan beragam jenis wisata wisatawan terhadap makanan tradisional, kuliner, mempertahankan keaslian dan dan sedikitnya restoran/ rumah makan yang kualitas produk makanan khas Sunda. menyajikan makanan autentik khas Sunda. Strategi Strengths Threats (ST) adalah Sedangkan faktor ancamannya secara strategi yang menggunakan kekuatan untuk berurutan sebagai berikut: Produk makanan mengatasi ancaman terdiri dari dari daerah/ negara lain dan ketatnya meningkatkan kualitas makanan tradisional persaingan usaha jasa boga di kota Bandung. khas Sunda, meningkatkan promosi Dengan hasil analisis yang dilakukan dengan makanan tradisional Sunda. Strategi menggunakan matriks eksternal mampu Weaknesses Opportunities (WO) adalah memanfaatkan peluang dan menghindari strategi meningkatkan peluang dengan menekan kelemahan yang dimiliki dengan ancaman. Sehingga The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa memiliki peluang yang membuat standard mutu dari produk cukup potensial untuk mengembangkan The makanan lokal khas Sunda, melaksanakan Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa pengawasan terhadap mutu produk makanan sebagai daya tarik wisata kuliner di kota khas Sunda. Strategi Weaknesses Threats Bandung. (WT) adalah strategi memperbaiki kualitas pelayanan dan meningkatkan penawaran 3. Strategi yang relevan untuk dilaksanakan produk makanan tradisional Sunda. dalam rangka mendukung pengembangan The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa A. Saran sebagai daya tarik wisata kuliner di kota Dari berbagai uraian tersebut di atas, Bandung adalah: merujuk pada kelemahan dan ancaman yang dimiliki dalam peningkatan penjualan makanan 4. Berdasarkan analisis matriks IE diperoleh tradisional sunda di The Jayakarta Bandung strategi umum yang dapat dilaksanakan Suite Hotel & Spa melalui daya tarik wisata yaitu strategi penetrasi pasar dan strategi kuliner terdapat beberapa saran pada The pengembangan produk. Strategi penetrasi Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa seperti pasar dilakukan dengan usaha peningkatan berikut. pangsa pasar atau market share produk makanan tradisional pada The Jayakarta 1. Potensi dalam pengembangan wisata kuliner Bandung Suite Hotel & Spa yang sudah ada masih amat luas dan sangat kaya untuk dapat melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. lebih dieksplorasi. Dimana minat wisatawan Sedangkan, strategi pengembangan produk akan wisata kuliner pun dewasa ini semakin dapat dilakukan dengan cara meningkatkan meningkat setiap tahun, khususnya di kota mutu produk, memodifikasikan produk- Bandung. Perkembangan wisata kuliner produk atau jasa-jasa yang ada sekarang atau tersebut dapat dilihat dengan pertumbuhan menambah jenis produk yang baru. Strategi pengusaha jasa boga yang terus meningkat. tersebut dapat dilakukan dengan Hal ini dapat dimaknai baik ketika setiap menumbuhkan keyakinan bagi semua pihak, kompetitor memiliki ragam diversifikasi terutama pelaku usaha wisata yakni travel produk sehingga konsumen / wisatawan agent di kota Bandung untuk memberikan yang berasal dari luar kota Bandung dapat push factor (faktor pendorong) dengan dengan senang hati untuk terus datang membuat paket wisata kuliner dengan The kembali ke Bandung. Dalam hal ini, potensi Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa dan yang dimiliki The Jayakarta Bandung Suite juga pemerintah untuk mengenalkan bahwa Hotel & Spa dapat terus digali dengan potensi makanan tradisional Sunda amat menyajikan dan mengenalkan makanan- sangat potensial untuk dikembangkan makanan tradisional Sunda yang mulai sulit sehingga perlu intesifikasi pemasaran untuk ditemukan pada era globalisasi ini. melalui promosi serta menambah variasi Sesuai dengan konsep yang diusung oleh

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 53

Ilham Fajri

The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa Antara. (2014). Persaingan Hotel Kian Ketat. yakni memberikan sebuah nilai dan daya Melalui [01/03/16]. tak lagi bersua karena maraknya makanan luar negeri yang semakin gencar Antariksa, Y. (2012). Strategi Penjualan dan menawarkan produknya, selayaknya hal Teknik Penjualan yang Efektif. Melalui tersebut dapat menjadi dorongan bagi The [12/09/16] penjualan makanan tradisional yang Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu memberikan sebuah daya tarik bagi Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. konsumen untuk dapat mengenal identitas kuliner Sunda. Basu Swastha, (2005), Manajemen Penjualan, Cetakan ke- dua belas, Yogyakarta : Liberty 2. Dalam perkembangannya, wisata kuliner memiliki beragam jenis wisata yang dapat Basu Swastha, (2001). Manajemen Pemasaran ditingkatkan khususnya dalam hal menarik Modern; Yogyakarta: BPFE minat konsumen / wisatawan. Dimana Basu, S & Irawan. (2008). Manajement wisatawan yang ingin berwisata kuliner Pemasaran Moderen. Yogyakarta : Liberty seolah hanya dapat mengetahui rumah makan atau restoran saat ada kebutuhan Chairul Marom, (2002), Sistem Akuntansi untuk makan. Namun hal ini tentu tidak Perusahaan Dagang, Edisi ke-dua,, Jakarta : sejalan dengan perkembangan wisata kuliner Grasindo. dewasa ini, dimana kegiatan makan tidak David, F. R. (2006). Strategic Management: hanya dimaknai dari rasa lapar saja. Concepts. Terjemahan Ichsan Setiyo Budi. Kegiatan makan dewasa ini berkembang Jakarta: PT. Salemba Empat. menjadi sebuah keinginan sehingga hal ini selayaknya dapat dimanfaatkan dan Ernayanti. (2003). Ensiklopedi Makanan dioptimalkan oleh pelaku usaha perhotelan Tradisional di Pulau Jawa dan Pulau guna membuat push factor. Dimana Madura. Jakarta : Deputi Bidang Pelestarian manajemen hotel dapat bekerja sama dengan dan Pengembangan Kebudayaan. perencana kegiatan wisata seperti misalkan Hendrayana, M. (2011). Strategi Pengembangan dengan travel agent sehingga kegiatan Makanan Tradisional di Bali pada Hotel makan ini dapat didorong dengan kawasan Sanur. Denpasar: Universitas perencanaan yang baik dan kedepan Udayana kegiatan wisata kuliner ini dapat terus berkembang tidak hanya pada restoran Henry Simamora, (2000), Akuntansi Basis umum diluar hotel melainkan restoran di Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, dalam hotel. Mengingat potensi wisata Jakarta : Salemba Empat. kuliner di kota Bandung sangat luar biasa Herayati, D. Y., Masnia, D. N., & Haryanti, D. yang didukung pula dengan peminatnya T. (1986). Makanan: Wujud Variasi dan yang selalu meningkat. Fungsi Serta Cara Penyajiannya Pada Orang DAFTAR RUJUKAN Sunda Daerah Jawa Barat. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Adimihardja, K. (2005). Makanan dalam Khazanah Budaya. Bandung: Disbudpar Hunger, D. K., & Wheelen, T. L. (2003). Propinsi Jawa Barat & UPT Inrik Unpad. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi. Anonim. (tanpa tahun). Masakan Sunda. Kemendikbud. (tanpa tahun). Makanan Melalui [12/26/15] [01/14/16] Anonim. (2014). Pengertian Peningkatan Menurut Para Ahli. Melalui Jakarta : Erlangga. [02/07/16] Mertayasa, IGA. (2012). Food & Beverage Anonim. (2014). Pengertian Hotel dan Definisi Service Operational : Job Preparation. Hotel. Melalui Yogyakarta : ANDI. [12/09/16]

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 54

Strategi Peningkatan Penjualan Makanan Tradisional Sunda Melalui Daya Tarik Produk Wisata Kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa

Nasir, M. (2005). Metodelogi Penelitian. Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Jakarta: Ghalia Indonesia. Kreatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Nilasari, S. (2014). Manajemen Strategi itu Solihin, I. (2012). manajemen strategik. Jakarta: Gampang. Jakarta: Dunia Cerdas Erlangga. Oka, A, Yoeti. (2002). Perencanaan Strategis Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Bandung : CV. Alfabeta Pradnya Paramita. Sugono, D (red). (2008). Kamus Bahasa Oktama, IWAR. (2012). Pengertian Food & Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Beverage Service. Melalui Departemen Pendidikan Nasional Sumarni Murti dan Jhon Suprihanto. (2003). [12/09/16] Bauran Pemasaran dan Loyalitas Pelanggan, Edisi Ketiga, Jilid I. Jakarta : Bumi Aksa. Pearce dan Robinson. (2000). Strategic Management Formulation, Implementation, Sumaryadi, & Ganef. (2010). Kajian Wisata and Control. 7th Edition. McGraw-Hill Kuliner Kota Bandung. Jurnal Kepariwisataan Indonesia, 473. Pendit, I Nyoman, S. (1994). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Tjiptono, F. (2011). Pemasaran Jasa. Malang : Paramita. Bayu Media. Rangkuti, F. (2006). Analisis SWOT: Teknik Widyaningsih, H. (2013). Partisipasi Hotel Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi Menyajikan Makanan Tradisional Untuk Konsep Perencanaan Strategis untuk Memperkenalkan Kuliner Yogyakarta. Menghadapi Abad 21. Cetakan ke-14. Jurnal Khasanah Ilmu. Vol.04 No.02 : 49-57 Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 55

Ilham Fajri

Tourism and Hospitality Essentials (THE) Journal, Vol. 8, No. 1, 2018 - 56