Jurnal Kebudayaan Islam LANGGAR: INSTITUSI KULTURAL MUSLIM PEDESAAN JAWWWAAA Kholid Mawardi STAIN Purwokerto Jl. A. Yani 40-A, Purwokerto-53126. Email:
[email protected]) Abstrak: Langgar merupakan sentrum aktivitas masyarakat muslim pedesaan Jawa. Secara kultural, langgar mempunyai fungsi sebagai basis komunikasi religius jamaah, tempat inisiasi bagi anak-anak laki-laki menuju usia muda, dan tempat pertemuan umum warga. Sebagai institusi kultural muslim pedesaan Jawa, langgar telah menyediakan berbagai rujukan nilai-nilai dan norma-norma asetis bagi muslim pedesaan Jawa dalam beragama dan bermasyarakat, termasuk di dalamnya adalah tempat untuk melestarikan kesenian-kesenian leluhur mereka. Dengan demikian, secara konkrit langgar telah menjadi sumber tata nilai sekaligus model nyata dari tata beragama dan bermasyarakat. Langgar mempunyai arti penting secara kultural bagi muslim pedesaan Jawa, sebagai sentrum pelestarian dan peneguh identitas mereka sebagai orang Jawa yang sekaligus adalah seorang muslim. Kata kunci: Langgar, institusi kultural, nilai-nilai asetis. A. PENDAHULUAN Langgar merupakan bangunan kecil yang biasanya berada di samping atau depan sebuah rumah. Bangunannya sangat sederhana sekalipun juga terdapat model bangunan yang rumit dan kompleks. Langgar sebagaimana masjid fungsi utamanya diperuntukkan sebagai tempat ibadah, hanya sembahyang Jum’at saja yang tidak dilaksanakan di langgar. Bagi muslim pedesaaan Jawa, langgar merupakan sentra aktivitas warga, tempat berkumpul untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang digolongkan sebagai peribadatan atau yang bukan peribadatan. Tempat berjamaah bersama tetangga, tempat belajar anak-anak mengenai agama, pengajian hari-hari besar Islam, penyelenggaraan slametan dari hajatan warga desa. Dalam banyak segi, langgar merupakan simbol bagi kesatuan umat dan seorang kiai langgar sebagai 50 | Vol. 12, No. 1, Januari - Juni 2014 Kholid Mawardi: Langgar: Institusi Kultural Muslim Pedesaan Jawa (hal.