BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kinerja Angkutan Umum 2.1.1. Kinerja Angkutan Umum Kinerja adalah kemampuan atau potensi angkutan umum untuk melayani kebutuhan pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang. Kinerja juga merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja perusahaan dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (Hazian, 2008). Indikator kinerja operasional angkutan kota berdasarkan (DepartemenPerhubungan, 2002): 1. Jumlah Penumpang Jumlah penumpang adalah rata-rata jumlah penumpang/armada/hari, untukperiode harian umumnya jumlah penumpang mencapai puncaknya pada pagidan siang hari. JPA = JPH / JAB Dimana: JPA = Jumlah penumpang/armada/hari JPH = Jumlah penumpang/hari JAB = Jumlah armada yang beroperasi 2. Jarak Perjalanan Jarak Perjalanan adalah jarak perjalanan yang dapat dilakukan oleh angkutanumum yang ditempuh tiap armada/hari. JP = JR/hr x Pr Dimana: JP = Jarak perjalanan JR /hr = Jumlah rata-rata rit/armada/hari Pr = Panjang rute (km) 3. Tingkat Konsumsi Bahan Bakar Volume bahan bakar (liter) yang dipergunakan untuk menempuh perjalanan.

9 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

KBB = JBB / JP Dimana: KBB = Konsumsi bahan bakar (km/liter) JBB = Jumlah bahan bakar (liter) JP = Jarak perjalanan

4. Faktor Muatan (load factor) Perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dengan daya tamping pada tiap segmen jalan sebagai load factor yang mewakili satu lintasan jalan.Perhitungan load factor hanya berdasarkan pada penumpangyang naik pada tiap segmen jalan. LF = P/K x 100% Dimana: LF = Faktor muatan (load factor) P = Jumlah penumpang yang diangkut pada tiap segmen jalan K = Kapasitas atau banyaknya tempat duduk yang diijinkan

Kualitas pelayanan Angkutan Kota meliputi beberapa indikator seperti : 1. Headway Headway merupakan rata-rata waktu kedatangan dari dua kendaraanangkutan kota yang merupakan interval waktu antara saat dimana bagiandepan suatu kendaraan melewati suatu titik pengamatan sampai bagian depankendaraan berikutnya melewati titik pengamatan yang sama. 2. Waktu Tunggu Waktu tunggu adalah jumlah waktu rata-rata dan maksimum penumpang saatmenunggu angkutan umum. Dalam mengestimasi waktu tunggu diasumsikanbahwa kedatangan angkutan umum bersifat acak dan tidak berdasarkanjadwal yang jelas, sehingga rata-rata waktu tunggu yang diperlukan penggunaangkutan umum diasumsikan sama dengan setengah headway. WT = 0,5 x H Dimana :

10 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

WT = Waktu tunggu (menit) H = Headway (menit) 3. Waktu Perjalanan Waktu perjalanan yaitu waktu maksimum yang diperlukan dalam melakukanperjalanan, termasuk dalam waktu perjalanan ini adalah waktu tunggu, waktuberjalan menuju pemberhentian angkutan serta waktu selama bergerak. WP = Wt – Wb Dimana: WP = Waktu perjalanan Wt = Waktu tiba Wb = Waktu berangkat 4. Kecepatan Kecepatan adalah kecepatan rata-rata yang ditempuh angkutan umum dalamkm/jam. Diperoleh dari pencatatan waktu saat kendaraan berangkat dankembali lagi ke tempat asal dari perjalanan. V = JP / WP Dimana: V = Kecepatan rata-rata (km/jam) JP = Jarak perjalanan (km) WP = Waktu perjalanan (jam)

11 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

Tabel 2.1 Standar Kinerja Operasional berdasarkan Departemen Perhubungan No Aspek Parameter Standar 1 Jumlah penumpang Jumlah penumpang/angkutan/hari (orang/hr) a. Bus besar lantai ganda 1500-1800 b. Bus besar lantai tunggal 10001200 c. Bus sedang 500-600 d. Bus kecil 300-400 e. Mobil penumpang umum 250-300 2 Jarak perjalanan Rata-rata jarak tertempuh (km/hr) angkutan a. Bus besar lantai ganda 250 b. Bus besar lantai tunggal 250 c. Bus sedang 250 d. Bus kecil 250 e. Mobil penumpang umum 250 3 Tingkat konsumsi bahan Penggunaan bahan bakar (km/lt) bakar a. Bus besar lantai ganda 2 b. Bus besar lantai tunggal 3-3,6 c. Bus sedang 5 d. Bus kecil 7,5-9 e. Mobil penumpang umum 7,5-9 4 Load Factor Perbandingan kapasitas terjual dan kapasitas 70% tersedia untuk satu perjalanan Sumber: Departemen Perhubungan, 2002 Standar kinerja dan kualitas pelayanan angkutan umum mengacu pada pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaaan dalam trayek tetap dan teratur yang dikeluarkan oleh (Departemen Perhubungan, 2002) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat yang ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Tabel 2.2 Standar Kualitas Pelayanan Berdasarkan Departemen Perhubungan No Aspek Parameter Standar 1 Waktu tunggu Waktu tunggu penumpang menunggu angkutan (menit) a. Rata-rata 5-10 b. Maksimum 10-20 2 Waktu perjalanan Waktu perjalanan setiap hari dari/ke tempat (jam) a. Rata-rata 1,0-1,5 b. Maksimum 2,0-3,0 3 Headway Waktu antara kendaraan (menit) a. Headway ideal 5-10 b. Headway puncak 2-5 4 Kecepatan Angkutan Berdasarkan kelas jalan (km/jam) a. Kelas I 30 b. Kelas II 30 c. Kelas IIIA 20-40 d. Kelas IIIB 20 e. Kelas IIIC 10-20 Berdasarkan jenis trayek a. Utama 30 b. Cabang 20 c. Ranting 10 d. Langsung 30 Sumber: Departemen Perhubungan, 2002 12 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

2.2 Konsep Angkutan Umum 2.2.2. Angkutan Umum Angkutan Umum dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar. Mobil penumpang yang digunakan untuk mengangkut penumpang umum disebut mobil penumpang umum (MPU). Bus kecil dicirikan dengan jumlah tempat duduk sekurang-kurangnya 9 (sembilan) sampai 19 (sembilan belas) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi. Bus sedang adalah mobil bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) sampai dengan 30 (tiga puluh) tempat duduk. Bus besar adalah bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 31 (tiga puluh satu) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi (Munawar, 2005). Tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi msyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Selain itu, keberadaan angkutan umum penumpang juga membuka lapangan kerja. Ditinjau dengan kacamata perlalu- lintasan, keberadaan angkutan umum penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi, hal ini dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya penumpang dapat ditekan serendah mungkin (Warpani, 2002). Angkutan umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : 1. Angkutan umum yang disewakan (Paratransit) Yaitu pelayanan jasa yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang berdasarkan ciri tertentu, misalnya: tarif dan rute. Angkutan umum ini pada umumnya tidak memiliki trayek dan jadwal yang tetap, misalnya: taksi. Ciri utama angkutan ini adalah melayani permintaan. 2. Angkutan umum massal (Masstransit)

13 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

Yaitu layanan jasa angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap,misalnya: bus dan kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaanmelainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal, tarif maupun lintasannya(Warpani, 2002). Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003, BabIII, angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek terdiri dari: 1. Angkutan Lintas Batas Negara adalah suatu angkutan dari satu kota ke kotalain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan mobil busumum yang terikat dalam trayek. 2. Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) adalah angkutan dari satu kotake kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota yang melalui lebih darisatu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikatdalam trayek. 3. Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) adalah angkutan dari suatukota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota dalam satu wilayah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek. 4. Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten atau dalam Daerah Khusus Ibukota dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. 5. Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. 6. Angkutan Perbatasan adalah angkutan kota atau angkutan perdesan yang memasuki wilayah kecamatan yang berbatasan langsung pada kabupaten atau kota lainnya baik yang melalui satu provinsi maupun lebih dari satu provinsi. 7. Angkutan Khusus adalah angkutan yang mempunyai asal atau tujuan tetap, yang melayani antar jemput penumpang umum, antar jemput karyawan, permukiman dan pemandu moda. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003, Bab IV, angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek terdiri dari:

14 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

1. Angkutan Taksi adalah angkutan yang menggunakan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas. 2. Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu, dengan atau tanpa pengemudi, dalam wilayah operasi yang tidak terbatas. 3. Angkutan Pariwisata adalah angkutan yang menggunakan mobil bus umum yang dilengkapi dengan tanda–tanda khusus untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar pelayanan angkutan dalam trayek, seperti untuk keperluan keluarga atau sosial lainnya. 4. Angkutan Lingkungan adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu. 2.3 Bus Rapid Transit (BRT) Bus Rapid Transit atau lebih sering disingkat menjadi BRT adalah sebuah sistem transportasi berbasis bus yang beroperasi dalam suatu koridor dengan memanfaatkan salah satu jalur pada jalan utama sebagai jalur khususnya, yang tidak mengizinkan kendaraan lain memasuki jalur tersebut (Program, 2003). BRT (Bus Rapid Transit) juga didefinisikan sebagai sistem transportasi yang memiliki kualitas tinggi baik dari segi keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu, infrastruktur, dan juga sistem transportasi yang terjadwal. BRT dapat dikatakan sebagai sebuah sistem yang meng integrasikan antara fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan yang bertujuan meningkatkan kecepatan, reliabilitas, dan ciri khas dari angkutan bus. Lain kata, BRT adalah Light Rail Transit (LRT) dalam bentuk bus, suatu transportasi yang mengombinasikan kualitas transportasi kereta dan fleksibilitas bus (Thomas, 2001). Transit Cooperative Research Program (2003) mengungkapkan bahwa terdapat 7 komponen dalam sistem BRT (Bus Rapid Transit), yaitu: 1. Galore (Running Ways) Jalur yang dipakai oleh sistem BRT adalah jalan raya pada umumnya jalan tersebut diambil satu atau dua jalur (sesuai dengan kondisi jalan yang ada) sebagai jalur khusus sistem BRT yang tidak boleh diakses oleh kendaraan lainnya.

15 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

2. Stasiun (Stations) Stasiun BRT sebaiknya mudah diakses oleh calon penumpang, selain itu jarak antar statiun perlu dipertimbangkan dengan memperhatikan berbagai variabel, seperti daerah pusat kota, pusatdistribusi, pemukiman warga, tempat hiburan, dan lain-lain. 3. Kendaraan (Vehicles) Kendaraan BRT harus memiliki daya angkut yang sangat besar yang mampu membawa penumpang dalam jumlah banyak per periode waktu. Selain itu kendaraan yang digunakan sebaiknya berbahan bakar ramah lingkungan. 4. Pelayanan (Services) Sistem operasi BRT menitikberatkan pada kecepatan, reliabilitas, dan kenyamanan bagi penumpang. BRT harus mampu melayani penumpang dalam jumlah yang sangat banyak dan pengguna tidak menunggu terlalu lama dalam antrian menunggu bus maupun dalam waktu tempuh perjalanan penumpang di dalam bus. 5. Struktur Rute (Route Structure) Memberikan kejelasan rute yang dilalui oleh bus, lengkap dengan informasi halte mana saja yang disinggahi maupun yang tidak disinggahi oleh bus-bus tertentu. 6. Sistem Pembayaran (Fare Collection) Membuat sistem pembayaran diluar bus yaitu di haltekeberangkatan, selain itu sistem pembayaran harus cepat dan mudah (menggunakan kartu khusus jika diperlukan). Kemudian loket pembayaran dibuat lebih dari satu untuk mengurangi antrian penumpang di loket pembayaran. 7. Transpotasi Sistem Cerdas (Intelligent Transportation Systems) BRT menggunakan teknologi digitalyang mampu memberikan informasi mengenai kedatangan bus, waktu keberangkatan, jumlah penumpang dalam bus, dan lain-lain yang dapat meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan pengguna. Sistem BRT (Bus Rapid Transit) membuat beberapa negara terinspirasi untuk membuatnya menjadi salah satu alternatif transportasi umum. Tahun 1937, Chicago sudah mulai merencanakannya yang kemudian diikuti oleh Washington D.C pada kurun waktu 1956-1959. Tidak berhenti disitu, pada tahun 1959, St. Louis juga sudah

16 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

mulaimerancang, dan Milwaukee menyusul pada tahun 1970 (Barton-Ashman Associates, 1971). Kota Curitiba, Brazil menerapkan BRT pertama kali pada tahun 1974 disusul oleh Equador (1996), Los Angeles, USA (1999), dan yang paling terkenal, Bogota, Colombia pada tahun 2000. Sistem BRT (Bus Rapid Transit) pada Bogota dinamakan TransMilenio, dan dikenal sebagai salah satu sistem transportasi yang berhasil menjadi transportasi umum yang efisien dan optimal. Hingga saat ini, terdapat berbagai macam BRT (Bus Rapid Transit) dengan keunikannya masing- masing pada beberapa negara seperti Colombia, China, dan .

Tabel 2.3. Indikator Kinerja Operasi No Aspek Parameter Standar 1 Jarak Perjalanan Bus Rata-rata perjalanan (kilometer per bus 210 - 260 per hari) 2 Rasio Operasi Total pendapatan dibagi dengan biaya 1,05:1 – 1,08:1 operasi (termasuk depresi) Sumber: World Bank (1986)

Parameter yang menentukan kinerja sistem angkutan umum mengacu pada indikator dan parameter angkutan umum yang direkomendasikan World Bank (urban transport) dari hasil studi pada negara-negara berkembang (Hefrianto, 2008).

Tabel 2.4 Indikator Kinerja Pelayanan No Aspek Parameter Standar 1 Waktu tunggu Waktu tunggu penumpang pada pemberhentian 5-10 bus (menit) 2 Headway Waktu antara kedatangan atau keberangkatan 10-20 dari kendaraan berikutnya yang diukur pada suatu titik tertentu (menit) 3 Waktu perjalanan Kecepatan perjalanan bus a. Wilayah padat pada lalu lintas campuran 10-12 kph b. Jalur khusus bus 15-18 kph c. Wilayah dengan kepadatan rendah 25 kph Sumber: World Bank (1986)

17 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

2.4 Pengertian Trans- 2.4.1 Trans - Semarang Trans-Semarang adalah sebuah layanan angkutan massal berbasis Bus Rapid Transit (BRT) yang beroperasi di Kota Semarang. TransSemarang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Semarang pada 2 Mei 2009 bertepatan dengan hari jadi Kota Semarang yang ke-462. Bus ini dioperasikan guna mengurai kemacetan di Kota Semarang yang semakin meningkat. Yang membedakan Trans-Semarang dengan bus kota pada umumnya adalah pintu otomatis yang terletak lebih tinggi, sehingga penumpang hanya dapat naik di halte BRT (shelter). Tarif yang relatif terjangkau, ketepatan waktu, serta berpendingin udara diharapkan menjadikan bus ini sebagai pilihan warga kota Semarang dalam bepergian. Saat ini TransSemarang memiliki enam koridor, yaitu Koridor I jurusan terminal mangkang-terminal penggaron, Koridor II jurusan terminal terboyo-terminal sisemut ungaran, Koridor III jurusan pelabuhan Tanjung Emas-Akademi Kepolisian, Koridor IV terminal cangkiran- bandara -Stasiun Tawang, Koridor V jurusan Meteseh-PRPP, dan Koridor VI jurusan UNDIP Tembalang-UNNES Sekaran. 1. Koridor I (Terminal Mangkang-Terminal Penggaron) Trans Semarang koridor I diresmikan pada tanggal 18 September 2009. Koridor I ini menggunakan bus berukuran besar untuk melayani penumpang dari Terminal Mangkang sampai Terminal Penggaron. a. Dari Mangkang : Terminal Mangkang - Pasar Mangkang – Sango - Kawasan Industri - Karanganyar (SMA 8) - Karpet - KTI - Taman Lele - Lapangan Tugu - PLN - RSUD Tugu – Pengadilan – Muradi – Cakrawala – Karangayu - ADA Pasar Bulu - Pasar Bulu – Tugu Muda - Halte Transit Imam Bonjol - Jalan Kapten Pierre Tendean – Jalan Pemuda– Halte Transit Balai Kota Semarang – Pandanaran - Gramedia –Simpang Lima - RRI Stasiun (Ahmad Yani I) - Mullo (Milo) - Beruang - ADA Majapahit - BLK - Pedurungan/Samsat - Zebra - Manunggal Jati - Pucang Gading – Terminal Penggaron. b. Dari Penggaron : Terminal Penggaron – Bitratex - Pucang Gading - Manunggal Jati - Zebra – BLK - ADA Majapahit - Pasar Gayamsari - Kelinci

18 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

- Mullo (Milo) – RRI - SPBU (Ahmad Yani II) – Simpang Lima - Gramedia - Pandanaran – Tugu Muda - Halte Transit Imam Bonjol - Jalan Kapten Pierre Tendean – Jalan Pemuda– Halte Transit Balai Kota Semarang - Pasar Bulu - ADA Pasar Bulu - Karangayu - Cakrawala - Muradi - Pengadilan - RSUD Tugu - PLN - Lapangan Tugu - Taman Lele - KTI - Karpet - Karanganyar (SMA 8) - Kawasan Industri - Sango - Pasar Mangkang – Terminal Mangkang. 2. Koridor II (Terminal Terboyo — Terminal Sisemut, Ungaran) Trans Semarang Koridor II diresmikan pada Senin tanggal 1 Oktober 2012 oleh Plt Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi di Halaman Balai Kota Semarang, Jalan Pemuda. Koridor II ini menggunakan bus berukuran medium untuk melayani penumpang dari Terminal Sisemut, Ungaran sampai dengan Terminal Terboyo, Semarang.Rute berdasarkan Shelter yang dilewati: a. Dari Terboyo : Terboyo - RSI Sultan Agung - LIK - Kampoeng Semarang - Sawah Besar Kaligawe - Pasar Kobong - Raden Patah – Kota Lama - STIE BPD Jateng - Johar – Balai Kota - Katedral - RSUP Kariadi - Ngaglik - SPBU Gajahmungkur – Halte Transit Taman /RS Elisabeth - Kagok - Akpol - Don Bosko - Kesatrian - Pasar Jatingaleh - Bukitsari - Ngesrep/Tembalang - Ruko Setiabudi - SPBU Sukun - Banyumanik - Mega Rubber - Gedawang - BPK Jawa Tengah - Alun-alun Ungaran - Sisemut (Terminal Ungaran). b. Dari Sisemut : Sisemut - Taman Unyil - BPK Jawa Tengah - Pudakpayung – Kodam IV/Diponegoro - Terminal Banyumanik - ADA Setiabudi - TK Srondol - Ngesrep - Gombel - Pasar Jatingaleh - Kesatrian - Don Bosco - Akpol - Kagok – Halte Transit Taman Diponegoro/RS Elisabeth - Taman Gajahmungkur - Ngaglik - RSUP Kariadi - RS Wira Bhakti Tama - Halte Transit Imam Bonjol - Dinkes Jateng - Johar - Layur – Stasiun Tawang - Pengampon - Penjaringan - Pasar Kaligawe - Kampoeng Semarang - SMP 4 - RSI Sultan Agung – Terboyo. Rute berdasarkan Jalan yang dilewati

19 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

a. Dari Terboyo : Terboyo - Jalan Kaligawe Raya - Jalan Raden Patah - Jalan Letjend Suprapto - Jalan Pemuda - Jalan Dr. IV - Jalan S. Parman - Jalan Taman Diponegoro - Jalan Sultan Agung - Jalan - Jalan Dr. Setiabudi - Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Gatot Subroto - Alun Alun lama Ungaran - Jalan HOS Cokroaminoto - Sisemut (Terminal Ungaran). b. Dari Sisemut : Sisemut - Jalan Kisarino Mangunpranoto - Jalan Perintis Kemerdekaan - Jalan Dr. Setiabudi - Jalan Teuku Umar - Jalan Sultan Agung - Jalan Taman Diponegoro - Jalan S. Parman - Jalan Dr. Sutomo IV - Jalan Imam Bonjol - Jalan Kapten Pierre Tendean - Jalan Pemuda - Jalan Kolonel Sugiono - Jalan Empu Tantular - Jalan Tawang - Jalan Pengapon - Jalan Kaligawe Raya - Terboyo 3. Koridor III (Pelabuhan Tanjung Emas – Akademi Kepolisian) Trans Semarang Koridor III mulai beroperasi semenjak 1 November 2014 dan diresmikan penggunaannya oleh Wali Kota Semarang, pada tanggal 5 November 2014. Menggunakan bus berukuran medium seperti Koridor II dan IV. a. Jalur 3 A : Pelabuhan Tanjung Emas – Jl. Ronggowarsito – Jl. Pengapon – Jl. R. Patah – Jl. Sayangan – Bubakan – Jl. – Jl. Dr. Cipto – Jl. MT Haryono – Jl. Dr. Wahidin – Jl. Sultan Agung – Halte Transit Taman Diponegoro – Jl. Diponegoro – Jl. Pahlawan – Jl. Taman Menteri (SMA1/Taman KB) – Simpang Lima – Jl. Gajahmada – Jl. Pemuda Halte Balai Kota – Tugu Muda – Jl. Imam Bonjol – Stasiun Poncol — Jl. Kolonel Sugiyono – Stasiun Tawang – Jl. Ronggowarsito – Pelabuhan Tanjung Emas. b. Jalur 3 B : Pelabuhan Tanjung Emas – Jl. Ronggowarsito – Jl. Pengapon – Jl. R. Patah – Jl. Letjen Suprapto – Jl. Imam Bonjol Stasiun Poncol — Jalan Kapten Pierre Tendean – Jl. Pemuda Halte Balai Kota – Tugu Muda – Jl. Pandanaran – Simpang Lima – Jl. Pahlawan – Jl. Diponegoro – Halte Transit Taman Diponegoro – Jl. Sultan Agung – Jl. Dr. Wahidin – Jl. MT Haryono – Bubakan – Jl. Cenderawasih – Jl. Letjen Suprapto – Jl. Kolonel Sugiyono – Stasiun Tawang – Jl. Ronggowarsito – Pelabuhan Tanjung Emas.

20 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

4. Koridor IV (Terminal Cangkiran — Stasiun Tawang) Trans Semarang Koridor IV diresmikan pada tanggal 2 Desember 2013. Pada awal peluncuran, koridor IV ini menggunakan armada bus berukuran besar. Namun atas masukan dari berbagai pihak, armada koridor ini diganti dengan bus berukuran medium. Koridor ini juga pada awal rencara hanya sampai Bandara Ahmad Yani. Namun dengan berbagai pertimbangan, mulai 1 Agustus 2014 jalur koridor ini diperpanjang sampai Stasiun Tawang. 1) Dari Cangkiran : Terminal Cangkiran - Jalan RM Hadi Soebeno - Jalan Dr - Jrakah - Jalan Urip Sumoharjo - Pengadilan - Muradi – Bandara Ahmad Yani - Cakrawala- Pasar Karang Ayu - Ada Siliwangi - Pasar Bulu - UDINUS – Stasiun Poncol - Layur – Stasiun Tawang 2) Dari Stasiun Tawang : Stasiun Tawang - Kota Lama – Stasiun Poncol - Jalan Kapten Pierre Tendean - Balai Kota - Pasar Bulu - ADA Siliwangi Pasar Karang Ayu - Cakrawala – Bandara Ahmad Yani - Muradi - Pengadilan - Jalan Urip Sumoharjo - Jrakah - Jalan Dr Hamka - Jalan RM Hadi Soebeno – Terminal Cangkiran.

5. Koridor V (Meteseh — PRPP) Trans Semarang Koridor V diluncurkan pada tanggal 31 Maret 2017 di Kampus Universitas Diponegoro. Pada awal peluncuran, Dishub menyediakan 14 armada bus dan 2 armada cadangan. Koridor V ini menggunakan armada bus berukuran sedang warna biru dengan kapasitas penumpang hingga 43 orang. a. Dari Meteseh : Perumahan Dinar Mas Tembalang - Jalan Kedungmundu - Jalan Tentara Pelajar - Jalan MT Haryono - Jalan Sriwijaya - Jalan Pahlawan - Jalan Gajahmada - Jalan Pemuda - Jalan Dr.Sutomo - RSUP Kariadi - Jalan Kaligarang - Jalan Pamularsih - Bundaran Kalibanteng - Jalan Siliwangi - Puri Anjasmoro – PRPP b. Dari PRPP : Puri Anjasmoro - Jalan Siliwangi - Bundaran Kalibanteng - Jalan Pamularsih - Jalan Kaligarang - RSUP Kariadi - Jalan Dr.Sutomo - Jalan Imam Bonjol - Jalan Kapten Pierre Tendean - Jalan MH Thamrin - Jalan

21 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

Pahlawan - Jalan Sriwijaya - Jalan MT Haryono - Jalan Tentara Pelajar - Jalan Kedungmundu - Perumahan Dinar Mas Tembalang 6. Koridor VI (UNDIP Tembalang – UNNES Sekaran) Trans Semarang Koridor VI diluncurkan pada tanggal 31 Maret 2017 bersamaan dengan peluncuran Trans Semarang Koridor V. Pada awal peluncuran, Dishub menyediakan 14 armada bus dan 2 armada cadangan. Koridor VI ini menggunakan armada bus berukuran sedang warna merah dengan kapasitas penumpang hingga 43 orang. a. Dari UNDIP : Rusunawa UNDIP - Jalan Prof H. Soedarto - Jalan Ngesrep Timur V - Jalan Setiabudi - Pasar Jatingaleh - Jalan Teuku Umar - Jalan Sultan Agung - Memutar di Halte Transit Taman Diponegoro/RS Elisabeth - Jalan Sultan Agung - Jalan Semeru Raya - Jalan Karangrejo Raya - Jalan Pawiyatan Luhur – Kampus Universitas Katolik Soegijapranata– Kampus Universitas 17 Agustus 1945 - Akpelni - Jalan Raya - Jalan Kolonel HR Hadijanto - Jalan Sekaran Raya –Kampus UNNES Sekaran b. Dari UNNES : Jalan Sekaran Raya - Jalan Kolonel HR Hadijanto - Jalan Dewi Sartika Raya – Akpelni – Kampus Universitas 17 Agustus 1945 Kampus Universitas Katolik Soegijapranata - Jalan Pawiyatan Luhur - Jalan Karangrejo Raya - Jalan Semeru Raya - Jalan Sultan Agung - Memutar di Halte Transit Taman Diponegoro/RS Elisabeth - Jalan Sultan Agung - Jalan Teuku Umar Halte Transit Trans-Semarang adalah halte yang khusus diperuntukkan bagi para penumpang yang ingin berpindah koridor/bus. Dengan adanya Halte khusus ini, penumpang tidak perlu membayar lagi jika ingin berganti bus/koridor. 1. Halte Imam Bonjol (Koridor I,II,III,IV dan V) 2. Halte Balai Kota Semarang (Koridor I,II,III dan IV) 3. Halte Stasiun Tawang (Koridor II,III dan IV) 4. Halte Pengadilan (Koridor I dan IV) 5. Halte Pasar Karang Ayu (Koridor I dan IV) 6. Halte Simpang Lima (Koridor I, III dan V) 7. Halte Taman Diponegoro (RS Elisabeth (Koridor II, III dan VI).

22 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

8. Halte Java Supermall (Koridor III dan V, khusus bagi penumpang koridor V dari arah Meteseh yang transit ke koridor III). Jadwal keberangkatan Trans-Semarang adalah sebagai berikut: 1. Awal Keberangkatan a. Hari Senin - Sabtu : 05.30 WIB b. Hari Minggu / Merah : 05.45 WIB 2. Akhir Keberangkatan a. Koridor 1 Terminal Penggaron : 17.50 WIB b. Koridor 1 Terminal Mangkang : 17.45 WIB c. Koridor 2 Terminal Terboyo : 18.05 WIB d. Koridor 2 Terminal Sisemut : 17.48 WIB e. Koridor 3A Pelabuhan : 17.32 WIB f. Koridor 3B Pelabuhan : 17.45 WIB g. Koridor 4 Terminal Cangkiran : 17.40 WIB h. Koridor 4 Stasiun Tawang : 18.15 WIB i. Koridor 5 Meteseh : 17:40 WIB j. Koridor 5 PRPP : 17:50 WIB k. Koridor 6 Rusunawa Universitas Diponegoro : 17:46 WIB l. Koridor 6 Universitas Negeri Semarang : 17:45 WIB Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 16A Tahun 2017 Tentang Tarif Bus Rapid Transit Trans Semarang, serta tarif untuk sekali jalan, pindah koridor hanya pada halte transit tidak dikenakan biaya tambahan. Namun, jika pindah koridor tidak di halte transit akan dikenakan tarif normal. 1. Pelajar (berseragam sekolah/menunjukkan Kartu Pelajar) & Mahasiswa (menunjukkan KTM) :Rp. 1.000,00. [Tidak berlaku pada hari Minggu atau libur nasional]. 2. Umum :Rp. 3.500,00. 3. Pengguna Kartu Identitas Anak :Rp. 1.000,00. 4. Anak dibawah umur 6 tahun :Rp. 1.000,00.

23 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

2.5 Kriteria Transportasi Publik

Pada kenyataannya persoalan kompleks mengenai transportasi umum sebagai salah satu pelayanan public yang dibutuhkan masyarakat.Mulai dari masalah tindak criminal di kendaraan, tidak aman dan nyaman, biaya mahal serta pelayanan yang buruk.Jasa transportasi perkotaan perkotaan yang dilaksanakan untuk melayani berbagai kegiatan ekonomi, social, administrasi pemerintahan dan politik harus diupayakan seefektif mungkin.

Alat transportasi public harus memenuhi criteria sebagai berikut: a. Lancar atau cepat (speed) b. Aman dan selamat (safety) c. Berkapasitas (capacity) d. Dilaksanakan dalam frekuensi yang memadai (frequency) e. Teratur (regularity) f. Komprehensif (comprehensive) g. Bertanggung jawab (responsibility) h. Biaya murah (reasonable cost) atau harga terjangkau (affordable price) i. Kenyamanan (comfort)

2.6 Penanganan Permasalahan Infrastruktur Transportasi

2.6.1 System Information Passenger

Sebuah sistem informasi yang menyediakan real-time informasi penumpang. Termasuk prediksi tentang waktu kedatangan dan keberangkatan, serta informasi tentang sifat dan penyebab gangguan. Ini dapat digunakan baik secara fisik dalam hubungan transportasi dan dari jarak jauh meggunakan browser atau web perangkat mobile.

Informasi operasional terkini mengenai layanan berjalan dikumpulkan dari sistem lokasi kendaraan otomatis dan dari sistem kontrol, termasuk sistem pengambilan kejadian. Informasi ini didapat dibandingkan dengan komputer dengan jadwal layanan yang diterbitkan untuk menghasilkan prediksi tentang bagaimana layanan akan berjalan dalam beberapa menit kedepan sampai berjam jam.

24 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195

Hal ini dapat diinformasikan oleh informasi tambahan misalnya layanan bus akan terpengaruh oleh kemacetan dijaringan jalan, sementara semua layanan mungkin terpengaruh oleh kondisi cuaca buruk.

Biaya modal dan pendapatan untuk sistem informasi wisatawan dapat dihitung dengan akurasi yang wajar. Namun, derivasi keuntungan finansial yang nyata jauh lebih sulit untuk ditetapkan dan sebagai konsekuensinya hanya ada sedikit penelitian.

Ini mengarahkan model bisnis untuk sistem informasi menuju manfaat lebih lembut seperti kepercayaan wisatawan dan lain lain. Perlu dicatat bahwa harus ada nilai aktual karna individu bersedia membayar sistem yang memberi mereka akses kedata real time yang berkaitan dengan perjalanan. Kesulitannya adalah membangun apa ini untuk masing masing individu dan mungkin masing masing bagian dari perangkat keras di pinggir jalan.

25 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195