BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Angkutan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Angkutan Umum 2.1.1. Kinerja Angkutan Umum Kinerja adalah kemampuan atau potensi angkutan umum untuk melayani kebutuhan pergerakan pada suatu daerah, baik berupa transportasi barang maupun transportasi orang. Kinerja juga merupakan tingkat pencapaian atau hasil kerja perusahaan dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (Hazian, 2008). Indikator kinerja operasional angkutan kota berdasarkan (DepartemenPerhubungan, 2002): 1. Jumlah Penumpang Jumlah penumpang adalah rata-rata jumlah penumpang/armada/hari, untukperiode harian umumnya jumlah penumpang mencapai puncaknya pada pagidan siang hari. JPA = JPH / JAB Dimana: JPA = Jumlah penumpang/armada/hari JPH = Jumlah penumpang/hari JAB = Jumlah armada yang beroperasi 2. Jarak Perjalanan Jarak Perjalanan adalah jarak perjalanan yang dapat dilakukan oleh angkutanumum yang ditempuh tiap armada/hari. JP = JR/hr x Pr Dimana: JP = Jarak perjalanan JR /hr = Jumlah rata-rata rit/armada/hari Pr = Panjang rute (km) 3. Tingkat Konsumsi Bahan Bakar Volume bahan bakar (liter) yang dipergunakan untuk menempuh perjalanan. 9 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195 KBB = JBB / JP Dimana: KBB = Konsumsi bahan bakar (km/liter) JBB = Jumlah bahan bakar (liter) JP = Jarak perjalanan 4. Faktor Muatan (load factor) Perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dengan daya tamping pada tiap segmen jalan sebagai load factor yang mewakili satu lintasan jalan.Perhitungan load factor hanya berdasarkan pada penumpangyang naik pada tiap segmen jalan. LF = P/K x 100% Dimana: LF = Faktor muatan (load factor) P = Jumlah penumpang yang diangkut pada tiap segmen jalan K = Kapasitas atau banyaknya tempat duduk yang diijinkan Kualitas pelayanan Angkutan Kota meliputi beberapa indikator seperti : 1. Headway Headway merupakan rata-rata waktu kedatangan dari dua kendaraanangkutan kota yang merupakan interval waktu antara saat dimana bagiandepan suatu kendaraan melewati suatu titik pengamatan sampai bagian depankendaraan berikutnya melewati titik pengamatan yang sama. 2. Waktu Tunggu Waktu tunggu adalah jumlah waktu rata-rata dan maksimum penumpang saatmenunggu angkutan umum. Dalam mengestimasi waktu tunggu diasumsikanbahwa kedatangan angkutan umum bersifat acak dan tidak berdasarkanjadwal yang jelas, sehingga rata-rata waktu tunggu yang diperlukan penggunaangkutan umum diasumsikan sama dengan setengah headway. WT = 0,5 x H Dimana : 10 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195 WT = Waktu tunggu (menit) H = Headway (menit) 3. Waktu Perjalanan Waktu perjalanan yaitu waktu maksimum yang diperlukan dalam melakukanperjalanan, termasuk dalam waktu perjalanan ini adalah waktu tunggu, waktuberjalan menuju pemberhentian angkutan serta waktu selama bergerak. WP = Wt – Wb Dimana: WP = Waktu perjalanan Wt = Waktu tiba Wb = Waktu berangkat 4. Kecepatan Kecepatan adalah kecepatan rata-rata yang ditempuh angkutan umum dalamkm/jam. Diperoleh dari pencatatan waktu saat kendaraan berangkat dankembali lagi ke tempat asal dari perjalanan. V = JP / WP Dimana: V = Kecepatan rata-rata (km/jam) JP = Jarak perjalanan (km) WP = Waktu perjalanan (jam) 11 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195 Tabel 2.1 Standar Kinerja Operasional berdasarkan Departemen Perhubungan No Aspek Parameter Standar 1 Jumlah penumpang Jumlah penumpang/angkutan/hari (orang/hr) a. Bus besar lantai ganda 1500-1800 b. Bus besar lantai tunggal 10001200 c. Bus sedang 500-600 d. Bus kecil 300-400 e. Mobil penumpang umum 250-300 2 Jarak perjalanan Rata-rata jarak tertempuh (km/hr) angkutan a. Bus besar lantai ganda 250 b. Bus besar lantai tunggal 250 c. Bus sedang 250 d. Bus kecil 250 e. Mobil penumpang umum 250 3 Tingkat konsumsi bahan Penggunaan bahan bakar (km/lt) bakar a. Bus besar lantai ganda 2 b. Bus besar lantai tunggal 3-3,6 c. Bus sedang 5 d. Bus kecil 7,5-9 e. Mobil penumpang umum 7,5-9 4 Load Factor Perbandingan kapasitas terjual dan kapasitas 70% tersedia untuk satu perjalanan Sumber: Departemen Perhubungan, 2002 Standar kinerja dan kualitas pelayanan angkutan umum mengacu pada pedoman teknis penyelenggaraan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaaan dalam trayek tetap dan teratur yang dikeluarkan oleh (Departemen Perhubungan, 2002) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat yang ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Tabel 2.2 Standar Kualitas Pelayanan Berdasarkan Departemen Perhubungan No Aspek Parameter Standar 1 Waktu tunggu Waktu tunggu penumpang menunggu angkutan (menit) a. Rata-rata 5-10 b. Maksimum 10-20 2 Waktu perjalanan Waktu perjalanan setiap hari dari/ke tempat (jam) a. Rata-rata 1,0-1,5 b. Maksimum 2,0-3,0 3 Headway Waktu antara kendaraan (menit) a. Headway ideal 5-10 b. Headway puncak 2-5 4 Kecepatan Angkutan Berdasarkan kelas jalan (km/jam) a. Kelas I 30 b. Kelas II 30 c. Kelas IIIA 20-40 d. Kelas IIIB 20 e. Kelas IIIC 10-20 Berdasarkan jenis trayek a. Utama 30 b. Cabang 20 c. Ranting 10 d. Langsung 30 Sumber: Departemen Perhubungan, 2002 12 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195 2.2 Konsep Angkutan Umum 2.2.2. Angkutan Umum Angkutan Umum dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan manusia dan barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang,dan bus besar. Mobil penumpang yang digunakan untuk mengangkut penumpang umum disebut mobil penumpang umum (MPU). Bus kecil dicirikan dengan jumlah tempat duduk sekurang-kurangnya 9 (sembilan) sampai 19 (sembilan belas) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi. Bus sedang adalah mobil bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) sampai dengan 30 (tiga puluh) tempat duduk. Bus besar adalah bus yang dilengkapi sekurang-kurangnya 31 (tiga puluh satu) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi (Munawar, 2005). Tujuan utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi msyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah dan nyaman. Selain itu, keberadaan angkutan umum penumpang juga membuka lapangan kerja. Ditinjau dengan kacamata perlalu- lintasan, keberadaan angkutan umum penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi, hal ini dimungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya penumpang dapat ditekan serendah mungkin (Warpani, 2002). Angkutan umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : 1. Angkutan umum yang disewakan (Paratransit) Yaitu pelayanan jasa yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang berdasarkan ciri tertentu, misalnya: tarif dan rute. Angkutan umum ini pada umumnya tidak memiliki trayek dan jadwal yang tetap, misalnya: taksi. Ciri utama angkutan ini adalah melayani permintaan. 2. Angkutan umum massal (Masstransit) 13 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195 Yaitu layanan jasa angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap,misalnya: bus dan kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaanmelainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal, tarif maupun lintasannya(Warpani, 2002). Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003, BabIII, angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek terdiri dari: 1. Angkutan Lintas Batas Negara adalah suatu angkutan dari satu kota ke kotalain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan mobil busumum yang terikat dalam trayek. 2. Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) adalah angkutan dari satu kotake kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota yang melalui lebih darisatu daerah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikatdalam trayek. 3. Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) adalah angkutan dari suatukota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota dalam satu wilayah provinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek. 4. Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah kota atau wilayah ibukota kabupaten atau dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. 5. Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu daerah kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota kabupaten dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. 6. Angkutan Perbatasan adalah angkutan kota atau angkutan perdesan yang memasuki wilayah kecamatan yang berbatasan langsung pada kabupaten atau kota lainnya baik yang melalui satu provinsi maupun lebih dari satu provinsi. 7. Angkutan Khusus adalah angkutan yang mempunyai asal atau tujuan tetap, yang melayani antar jemput penumpang umum, antar jemput karyawan, permukiman dan pemandu moda. Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003, Bab IV, angkutan orang dengan kendaraan umum tidak dalam trayek terdiri dari: 14 ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM BRT KORIDOR VI SITI NURJANAH C.111.13.0195 1. Angkutan Taksi adalah angkutan yang menggunakan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas. 2. Angkutan Sewa adalah