Erfina Prabandari110110201010
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember RELASI KUASA DAN REPRESENTASITOKOH “KEN AROK” DALAM NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI K.M., NASKAH PARARATON, DAN NASKAH NAGARAKRETA- GAMA: PENDEKATAN INTERTEKSTUALITAS SKRIPSI Oleh Erfina Prabandari NIM 110110201010 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JEMBER 2016 i Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember RELASI KUASA DAN REPRESENTASITOKOH “KEN AROK” DALAM NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI K.M., NASKAH PARARATON, DAN NASKAH NAGARAKRETA- GAMA: PENDEKATAN INTERTEKSTUALITAS SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sastra Indonesia (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh Erfina Prabandari NIM 110110201010 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JEMBER 2016 ii Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahan untuk: 1. ayah Syamsul Arifin, Ibu Ermiyati serta nenek Siti Muryana yang tercinta; 2. almamater Fakultas Sastra Universitas Jember; 3. guru-guru sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. iii Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember MOTO You are the main character in your live, then live well so you will be remembered as the good figure.1 Terjemahan: Kamu merupakan tokoh utama dalam hidupmu, maka hiduplah dengan baik agar kamu dikenang sebagai tokoh yang baik. Grote dingen zijn niet gedaan door impuls maar een reeks van kleine dingen bij elkaar gebracht.2 Terjemahan: Karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, namun oleh rangkaian hal-hal kecil yang dibawa bersama-sama. 1 Moto karya penulis (Erfina Prabandari), sebelumnya belum pernah diterbitkan atau ditulis dalam media apapun. 2 Tulisan Vincent van Gogh (pelukis terkenal dari Belanda) dalam suratnya untuk Theo van Gogh (Oktober 1882). Dikutip bersamaan dengan terjemahannya dalam: http://jagokata.com/kutipan/ dari-vincent_van_gogh.html. iv Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: nama : Erfina Prabandari NIM : 110110201010 menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Relasi Kuasa dan Representasi Tokoh “Ken Arok” dalam Naskah Drama Ken Arok Karya Saini K.M., Naskah Pararaton, dan Naskah Nagarakretagama: Pendekatan Intertekstual” merupakan benar-benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar. Jember, Juni 2016 . Yang menyatakan, Erfina Prabandari NIM 110110201010 v Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember SKRIPSI RELASI KUASA DAN REPRESENTASITOKOH “KEN AROK” DALAM NASKAH DRAMA KEN AROK KARYA SAINI K.M., NASKAH PARARATON, DAN NASKAH NAGARAKRETA- GAMA: PENDEKATAN INTERTEKSTUALITAS oleh Erfina Prabandari NIM 110110201010 Pembimbing: Dosen Pembimbing Utama : Prof. Dr. Rr. Novi Anoegrajekti M.Hum. Dosen Pembimbing Anggota : Dra. Titik Maslikatin, M.Hum. vi Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember PENGESAHAN Karya ilmiah skripsi berjudul “Relasi Kuasa dan Representasi Tokoh “Ken Arok” dalam Naskah Drama Ken Arok Karya Saini K.M., Naskah Pararaton, dan Naskah Nagarakretagama: Pendekatan Intertekstual” telah diuji dan disahkan pada : hari, tanggal : Selasa, 21 Juni 2016 tempat : Fakultas Sastra Universitas Jember Tim Penguji: Ketua, Sekertaris, Prof. Dr. Rr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Dra. Titik Maslikatin, M.Hum. NIP 196611101992012001 NIP 196403041988022001 Penguji I, Penguji II, Dra. Sunarti Mustamar, M.Hum. Dra. Asri Sundari M.Si NIP 195901301985032001 NIP 195804111986032002 Mengesahkan Dekan, Dr. Hairus Salikin, M.Ed. NIP 196310151989021001 vii Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember RINGKASAN Relasi Kuasa dan Representasi “Ken Arok” dalam Naskah Drama Ken Arok, Pararaton dan Naskah Nagarakretagama: Pendekatan Intertekstualitas; Erfina Prabandari, 110110201010; 2016; 195 halaman, Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kisah Ken Arok yang sebenarnya, berdasarkan kisah dalam naskah kuna dan fakta sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskrptif kualitatif, Pararaton dan Nagarakretagama dengan menggunakan pendekatan struktural dan intertekstualitas. Pendekatan struktural digunakan untuk mempermudah memahami unsur-unsur intrinsik dalam naskah drama Ken Arok, Pararaton dan Nagarakretagama yaitu tema, penokohan dan perwatakan, latar, konflik dan bahasa figuratif. Pendekatan intertekstualitas digunakan untuk menganalisis perbedaan cerita Ken Arok sebagai pendiri pertama kerajaan Singasari yang terdapat dalam naskah drama Ken Arok, Pararaton dan Nagarakretagama, cara kepemimpinan tokoh “Ken Arok”, tafsir sejarah dan fakta sejarah pada masing- masing naskah. Pada struktural naskah drama Ken Arok, tema terbagi menjadi dua yaitu tema mayor dan minor. Tema mayor yang ditemukan yakni siasat licik memperoleh kekuasaan yang dapat merugikan diri-sendiri, sedangkan tema minornya ditemukan dua tema yakni keputusan yang salah mengakibatkan petaka dan kutukan keris mengakibatkan kematian. Tokoh utamanya yaitu Ken Arok yang memiliki watak jahat berkarakterter datar. Tokoh bawahannya yakni Tita berwatak setia berkarakter datar, Lohgawe yang merupakan Brahmana baik berkarakter datar, Tunggul Ametung yang juga baik dan berkarakter datar, Kertajaya pengeluh dan berkarakter datar, Ken Dedes yang baik dan berkarakter datar, dan terakhir Anusapati yang berkarakter bulat karena memiliki pergantian sifat dari bijak kemudian jahat. Struktur latar yang ditemukan yaitu latar tempat viii Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember yang terjadi dalam keraton Kediri, keraton Tumapel dan bengkel Mpu Gandring, latar alat yang digunakan yakni keris, latar lingkungan kehidupan yakni kerajaan, dan latar sistem kehidupan yakni Hinduisme. Struktur konflik yang ditemukan terbagi menjadi dua yakni konflik antara manusia dan manusia yang terjadi antara kaum Brahmana dan kaum Ksatria, dan konflik antara manusia dan masyarakat yang terjadi antara Ken Arok dan masyarakat Singasari. Struktur terakhir yang ditemukan dalam naskah drama Ken Arok yakni bahasa figuratif yang terdiri dari majas arkaisme dengan kata mamanda, maharesi dan kakenda, majas alegori dengan kata binatang, kecil hati, dan berat lidah, majas hiperbola dengan kata menggerogoti wibawa, menghabiskan darah, dan roda sejarah, majas personifikasi dengan kata lidah terpeleset, dan yang terakhir majas sarkasme dengan kata binatang, bajingan dan ular beludak. Kelima unsur struktural dalam naskah drama Ken Arok ini memiliki hubungan kausalitas yang saling berpengaruh dalam membentuk struktur yang padu. Struktural pada naskah Pararaton (pupuh 1-239) juga terdapat lima jenis, yang terdiri dari tema, penokohan dan perwatakan, latar, konflik dan bahasa figuratif. Tema mayornya yakni sikap ambisius mendatangkan malapetaka bagi dirinya sendiri, sedangkan tema minornya yaitu didikan buruk terhadap anak berakibat fatal, dan kutukan orangtua berakibat buruk bagi seseorang yang tidak beradap. Tokoh utamanya bernama Ken Angrok (Ken Arok). Ia memiliki watak manusiawi yakni memiliki sikap yang baik dan buruk yang dikemas dalam karakter datar. Tokoh bawahannya yakni Lembong yang juga memiliki sikap manusiawi dan berkarakter datar, Lohgawe yang merupakan Brahmana baik berkarakter datar, Ken Dedes yang baik juga berkarakter datar dan Anusapati yang jahat dan berkarakter datar. Struktur latar dalam Pararaton ini terbagi menjadi lima yakni latar tempat dengan lokasi desa Pangkur, Lulumbang dan Tumapel, latar waktu yang terdiri atas malam, siang dan sore, latar lingkungan kehidupan kerajaan dan pedesaan, latar terakhir yaitu sistem kehidupan Hinduisme. Struktur konflik hanya terbagi menjadi dua yakni konflik antara manusia dan manusia, dan konflik antara manusia dengan masyarakat. Konflik manusia dan manusia ditemukan dua konflik yakni konflik antara ken Angrok ix Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember dengan orangtuanya dan konflik antara Anusapati dan Ken Angrok. Pada struktur bahasa figuratif ditemukan empat jenis majas yakni arkaisme dengan kata empu dan ken, majas alegori dengan frasa alam Wisnu dan ditetesi benih, majas hiperbola dengan frasa menatap bumi, hatinya sebesar gunung anakan dan kecantikannya mengalahkan sang rembulan, majas personifikasi dengan frasa gapura besar meminta tumbal dan angin ribut datang meniup. Majas sarkasme tidak ditemukan dalam Pararaton karena tidak disebutkan kata-kata kasar. Berdasarkan lima struktur struktural dalam Pararaton dapat diketahui bahwa strukturnya sangat padu dan saling terikat. Struktural naskah Nagarakretagama (pupuh 40) terdiri atas tema, penokohan dan perwatakan, latar dan bahasa figuratif. Tema mayornya yaitu kuasa raja sebagai awal penyatuan bangsa dan tema minor yakni ketundukan rakyat terhadap kuasa raja. Penokohan dan perwatakan hanya terdapat tokoh Raja Rajasa (Ken Arok) sebagai tokoh tunggal dengan watak bijaksana