BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Bireuen adalah salah satu kabupaten di Aceh, .

Kabupaten ini beribukotakan di Bireuen dan menjadi wilayah otonom sejak 12

Oktober tahun 1999 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara. Kabupaten ini terkenal dengan julukan kota juangnya, namun sempat menjadi salah satu basis utama Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Semenjak diberlakukannya darurat militer sejak bulan Mei 2003, situasi di kabupaten ini berangsur-angsur mulai kembali normal, meski belum sepenuhnya. Kabupaten Bireuen juga terkenal di bidang kulinernya diantaranya Mie Kocok Geurugok (Gandapura), Rujak Manis dan

Gatok (Kuta Blang), Sate Matang (Peusangan) Bu Sie Itek dan (Kota

Juang/Bireuen).

Kabupaten Bireuen termasuk salah satu kabupaten yang bersejarah bagi bangsa ini. Kabupaten ini pernah ditetapkan sebagai ibukota Republik Indonesia kedua pada tanggal 18 Juni 1948 yakni tepat pada saat Agresi Militer Belanda II

(1947-1948). Akibatnya, Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang semula menetap di Kota Bukit tinggi berpindah lokasi ke Kabupaten Bireuen (a.k.a.

Kota Juang).

Secara geografis Kabupaten Bireuen terletak diantara 04° 54' 00” - 05° 21'

00” LU dan 96° 20' 00” - 97° 21' 00” BT (berdasarkan Undang-undang No. 48

32

33

Tahun 1999). Luas wilayah Kabupaten Bireun adalah 1.796,32 Km² (179.632 Ha), dengan ketinggian 0 - 2.637 mdpl (meter di atas permukaan laut). Terbagi dalam 17 kecamatan, dimana Kecamatan Peudada merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 312,84 Km2 atau sebesar 17,42 persen dari luas Kabupaten Bireuen.

Sedangkan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Kota Juang dengan luas hanya

16,91 Km.

4.2 Karakteristik Responden

Responden yang penulis jadikan sampel dalam penelitian memiliki karakteristik berdasarkan usia, jenis kelamin, status perkawinan dan pendidikan yang terlihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut;

Tabel 4.1 Karakteristik Responden No Uraian Frekuensi Persentase 1 Umur a. < 25 Tahun 6 15,8 b. 26-31 Tahun 8 21,1 c. 32-37 Tahun 6 15,8 d. 38-43 Tahun 9 23,7 e. 44-50 Tahun 6 15,8 f. >51 Tahun 3 7,9 Total 38 100,0 2 Jenis kelamin a. Pria 22 57,9 b. Wanita 16 42,1 Total 38 100,0 3 Status Perkawinan a. Belum Menikah 8 21,1 b. Menikah 30 78,9 Total 38 100,0

34

Lanjutan Tabel 4.1 No Uraian Frekuensi Persentase Pendidikan Terakhir 4. a. SLTA 2 5,3 b. Diploma 11 28,9 c. Sarjana 20 52,6 d. Pasca Sarjana 5 13,2 Total 38 100,0 Sumber: Data diolah, 2020

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang berusia dibawah 25 tahun yaitu sebanyak 6 responden atau 15,8%, yang berusia antara 26 sampai dengan 31 tahun yaitu sebanyak 8 responden atau 21,1%, yang berusia antara 32 sampai dengan

37 tahun yaitu sebanyak 6 responden atau 15,8%, yang berusia antara 38 sampai dengan 43 tahun yaitu sebanyak 9 responden atau 23,7%, yang berusia antara 44 sampai dengan 50 tahun sebanyak 6 responden atau 15,8% dan yang berusia di atas

51 tahun sebanyak 3 responden atau 7,9%

Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 22 responden atau 57,9% dan responden berjenis kelamin wamita yaitu sebanyak 16 responden atau 42,1%.

Kemudian Karakteristik berdasarkan status perkawinan dapat dijelaskan yang belum menikah adalah sebanyak 8 responden atau 21,1% dan yang sudah menikah sebanyak 30 responden atau 78,9%

Karakteristik berdasarkan Pendidikan terakhir dapat dijelaskan yang berpendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak 2 responden atau 5,3%, yang berpendidikan terakhir Diploma yaitu sebanyak 11 responden atau 28,9%, yang

35 berpendidikan terakhir sarjana yaitu sebanyak 20 responden atau 52,6% dan yang berpendidikan pasca sarjana sebanyak 5 responden atau 13,2%.

4.3 Hasil Pengujian Data 4.3.1 Uji Validitas Instrumen Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara stastitik, yaitu dengan menggunakan uji pearson product-moment coefficien of correlation dengan bantuan SPSS versi 22. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analysis corelation yang menjelaskan korelasi (hubungan) diantara sejumlah variabel dengan menggunakan satu set dimensi yang disebut faktor. Ukuran data dianggap valid apabila korelasi hitung lebih besar dari angka kritis nilai – r

(table product moment).Semua penyataan mempunayai nilai korelasi diatas nilai kritis 5 % yaitu di atas 0,320, sehingga pernyataan-pernyataan tersebut adalah signifikan dan memiliki validitas. Atau dalam bahasa statistik terdapat konsistensi

(internal consistence) yang berarti pernyataan-pernyataan tersebut mengukur aspek yang sama. Ini berarti data yang diperoleh adalah valid dan dapat dipergunakan untuk penelitianHasil Uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

36

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Nilai kritis Variabel Koefisien Ket No pertanyaan 5 % korelasi (N=32) 1 A1 0,552 0,320 Valid 2 A2 0,660 0,320 Valid 3 A3 0,818 0,320 Valid 4 A4 Y 0,878 0,320 Valid 5 A5 0,730 0,320 Valid 6 A6 0,878 0,320 Valid 7 B1 0,835 0,320 Valid 8 B2 0,523 0,320 Valid 9 B3 0,786 0,320 Valid 10 B4 0,786 0,320 Valid X1 11 B4 0,535 0,320 Valid 12 B6 0,677 0,320 Valid 13 B7 0,835 0,320 Valid 14 B8 0,866 0,320 Valid 15 C1 0,632 0,320 Valid 16 C2 0,794 0,320 Valid X2 17 C2 0,818 0,320 Valid 18 C4 0,736 0,320 Valid 19 D1 0,898 0,320 Valid 20 D2 0,721 0,320 Valid X3 21 D3 0,566 0,320 Valid 22 D4 0,712 0,320 Valid 23 E1 0,573 0,320 Valid 24 E2 0,448 0,320 Valid X4 25 E3 0,582 0,320 Valid 26 E4 0,580 0,320 Valid Sumber: Data diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan semuanya valid, karena mempunyai koefisien kerelasi diatas dari nilai kritis kerelasi produck moment yaitu sebesar 0,320

37 sehingga semua pertanyaan yang terkandung dalam kuesioner penelitian ini dinyatakan valid untuk dilanjutkan penelitian yang lebih mendalam.

4.3.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian Reliabilitas dilakukan dengan internal consistency atau derajat ketepatan jawaban. Untuk pengujian ini digunakan Statistical Packaged for Social

Sciences (SPSS) versi 22. Setelah melakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Untuk melakukan pengujian reliabilitas penulis menggunakan program SPSS. Versi 22

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas variabel penelitian (Alpha) No Variabel Item Variabel Nilai Alpha Kehandalan 1. Kualitas audit (Y) 6 0,907 Handal

2. Kompetensi (X1) 8 0,915 Handal

3. Pengalaman audit (X2) 4 0,878 Handal

4. Kepuasan (X3) 4 0,866 Handal

35 Integritas (X4) 4 0,745 Handal Sumber : data diolah 2020

Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat dari nilai cronbach Alpha, nilai cronbach alpa reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1, Reliabilitas yang kurang dari 0,60 adalah kurang baik, sedangkan lebih dari 0,60 dapat diterima dan reliabilitas dengan cronbach alpha 0,80 atau diatasnya adalah baik. Dari hasil pengujian reliabilitas diatas dapat diketahui bahwa relialibilitas variabel keputusan pembelian berdasarkan pengujian reliabilitas dari instrumen, diketahui bahwa hasil pengujian variabel kompetensi, pengalaman audit, kepuasan dan integritas seluruhnya adalah reliabel karena melebihi dari 0,60.

38

4.4 Analisis Deskriptif

Penelitian ini mengamati empat variabel bebas (indenpendent variabel) yaitu variabel kompetensi (X1), variabel pengalaman audit (X2) dan variabel kepuasan (X3) integritas (X4) dan juga mengamati satu variabel terikat (dependent variable) yaitu kualitas audit (Y).

4.4.1 Variabel Kualitas audit

Penjelasan responden tentang variabel kualitas audit pada dapat dilihat pada

Tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kualitas audit n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat Mean No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 1 Saat menerima penugasan, anda menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodelogi 0 6 1 2 1 1 3 4 2 3 pemeriksaan. 2 5,3 6 15,8 7 18,8 4 6,8 9 23,7 3,58 2 Dalam semua pekerjaan saya harus direview oleh atasan secara berjenjang sebelum laporan hasil 4 0 4 0 1 1 5 5 2 2 3 audit dibuat. 0 .0 9 23,7 9 23,7 13 34,2 7 18,4 3,47 3 Proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan audit serta 0 4 0 1 1 5 5 3 3 4 rekomendasi yang terkait. 0 0.0 4 10,5 4 10,5 21 55,3 9 23,7 3,92

39

Lanjutan Tabel 4.4 n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat Mean No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 4 Auditor menata usahakan dokumen audit dalam bentuk kertas kerja audit dan disimpan dengan baik dapat secara efektif diambil, dirujuk, dan 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 dianalisis. 42 5,7 3 7,9 6 15,8 14 36,8 13 34,2 3,87 Dalam5 melaksanakn audit, 5 anda harus mematuhi kode 4 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 etik yang diterapkan. 1 2,6 2 5,3 5 13,2 17 44,7 13 34,2 4,03 Dalam6 melaksanakan 6 tugas, anda merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di 4 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 Indonesia. 1 2,6 2 5,3 5 13,2 17 44,7 13 34,2 4,03 3 Rerata 3,79 Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas pada indikator pertama bahwa saat menerima penugasan, anda menetapkan sasaran, ruang lingkup, metodelogi pemeriksaan diperoleh nilai rata-rata 3,58 yang berarti responden menyatakan setuju. Dalam semua pekerjaan saya harus direview oleh atasan secara berjenjang sebelum laporan hasil audit dibuat diperoleh nilai rata-rata 3,47 yang berarti responden menyatakan setuju. Proses pengumpulan dan pengujian bukti harus dilakukan dengan maksimal untuk mendukung kesimpulan, temuan audit serta rekomendasi yang terkait diperoleh nilai rata-rata 3,92 yang berarti responden menyatakan setuju. Auditor menata

40 usahakan dokumen audit dalam bentuk kertas kerja audit dan disimpan dengan baik agar dapat secara efektif diambil, dirujuk, dan dianalisis diperoleh nilai rata-rata 3,87 yang berarti responden menyatakan setuju. Dalam melaksanakn audit, anda harus mematuhi kode etik yang diterapkan diperoleh nilai rata-rata 4,03 yang berarti responden menyatakan setuju dan dalam melaksanakan tugas, anda merencanakan materialitas atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang berlaku umum di Indonesia diperoleh nilai rata-rata 3,87 yang berarti responden menyatakan setuju.

Nilai rerata pada variabel kualitas audit sebesar 3,79 artinya responden menyatakan setuju.

4.4.2 Variabel Kompetensi

Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai kompetensi dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kompetensi n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 1 Responden harus mampu bekerja sama dengan tim 0 4 0 1 1 5 5 3 3 4 0 0.0 4 10,5 4 0,5 21 55,3 9 23,7 3,92 2 Responden harus memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpikir yang luas dan mampu menangani 2 4 1 7 1 1 4 6 1 3 ketidakpastian 1 2,6 4 10,5 7 8,4 20 52,6 6 15,8 3,68

41

Lanjutan Tabel 4.5 n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 3 Sebagai auditor, responden mampu dan telah memenuhi kualifikasi personel (indeks prestasi, asal 0 2 0 1 1 6 6 2 2 4 perguruan, dan lain-lain) 1 2,6 2 5,3 5 13,2 17 44,7 13 34,2 4,03 Responden4 mampu 4 menganalisis dengan cepat dalam mengaudit 1 0 2 0 1 1 6 6 2 2 4 suatu perusahaan 1 2,6 2 5,3 5 13,2 17 44,7 13 34,2 4,03 Untuk5 melakukan audit 5 yang baik, responden perlu mengetahui jenis 2 0 6 1 2 1 1 3 1 2 3 industri klien 2 5,3 6 15,8 7 18,8 4 16,8 9 3,7 3,58 Auditor6 mampu 6 membuat laporan audit dan mempresentasikan 4 0 4 0 1 1 5 5 2 2 3 dengan baik 0 .0 9 23,7 9 23,7 13 34,2 7 18,4 3,47 Keahlian8 khusus yang 7 responden miliki dapat mendukung audit yang 0 4 0 1 1 5 5 3 3 4 responden lakukan 0.00 4 10,5 4 10,5 21 55,3 9 23,7 3,92 Responden8 harus 8 memahami ilmu statistic serta mempunyai keahlian menggunakan 4 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 komputer 2 5,7 3 7,9 6 15,8 14 36,8 13 34,2 3,87 3 Rerata 3,81 Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan indikator yang pertama yaitu responden harus mampu bekerja sama dengan tim diperoleh nilai rata-rata 3,92 yang

42 berarti responden menyatakan setuju. Responden harus memiliki rasa ingin tahu yang besar, berpikir yang luas dan mampu menangani ketidakpastian diperoleh nilai rata- rata 3,68 yang berarti responden menyatakan setuju. Sebagai auditor, responden mampu dan telah memenuhi kualifikasi personel (indeks prestasi, asal perguruan, dan lain-lain) diperoleh nilai rata-rata 4,03 yang berarti responden menyatakan setuju.

Responden mampu menganalisis dengan cepat dalam mengaudit suatu perusahaan diperoleh nilai rata-rata 4,03 yang berarti responden menyatakan setuju. Untuk melakukan audit yang baik, responden perlu mengetahui jenis industri klien diperoleh nilai rata-rata 3,58 yang berarti responden menyatakan setuju. Auditor mampu membuat laporan audit dan mempresentasikan dengan baik diperoleh nilai rata-rata

3,47 yang berarti responden menyatakan setuju. Keahlian khusus yang responden miliki dapat mendukung audit yang responden lakukan diperoleh nilai rata-rata 3, 92 yang berarti responden menyatakan setuju dan responden harus memahami ilmu statistic serta mempunyai keahlian menggunakan komputer diperoleh nilai rata-rata

3,87 yang berarti responden menyatakan setuju. Nilai rerata pada variabel kompetensi

Kerja sebesar 3,81 artinya responden menyatakan setuju.

4.4.3 Variabel Pengalaman Audit

Hasil penelitian tentang penjelasan responden terhadap variabel pengalaman audit dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

43

Tabel 4.6 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Pengalaman Audit n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 1 Semakin lama menjadi auditor, semakin dapat mendeteksi kesalahan yang dilakukan objek 0 4 0 1 1 5 5 2 2 3 pemeriksaan 0 0 9 23,7 9 23,7 13 34,2 7 18,4 3,47 2 Responden terbiasa mengaudit pada perusahaan go public, sehingga responden dapat mengaudit

perusahaan yang belum 0 0 4 0 1 1 5 5 3 3 go public lebih baik 0 0 4 10,5 4 10,5 21 55,3 9 23,7 3,92 3 responden terbiasa mengaudit perusahaan yang belum go public, sehingga belum tentu menyadari perusahaan 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 yang telah go public 2 5,7 3 7,9 6 15,8 14 36,8 13 34,2 3,87 4 Jika responden pernah mengaudit klien perusahaan besar, maka responden dapat melakukan audit lebih 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 baik 1 2,6 2 5,3 5 13,2 17 44,7 13 34,2 4,03 2 Rerata 3,82 Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan indikator yang pertama yaitu

Semakin lama menjadi auditor, semakin dapat mendeteksi kesalahan yang dilakukan objek pemeriksaan diperoleh nilai rata-rata 3,47 yang berarti responden menyatakan setuju. Responden terbiasa mengaudit pada perusahaan go public, sehingga responden

44 dapat mengaudit perusahaan yang belum go public lebih baik diperoleh nilai rata-rata

3,92 yang berarti responden menyatakan setuju. Responden terbiasa mengaudit perusahaan yang belum go public, sehingga belum tentu menyadari perusahaan yang telah go public diperoleh nilai rata-rata 3,87 yang berarti responden menyatakan setuju dan jika responden pernah mengaudit klien perusahaan besar, maka responden dapat melakukan audit lebih baik diperoleh nilai rata-rata 4,03 yang berarti responden menyatakan setuju. Nilai rerata pada variabel pengalaman audit sebesar 3,82 artinya responden menyatakan setuju.

4.4.4 Variabel Kepuasan

Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai variabel kepuasan dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Kepuasan n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 1 Responden merasa puas dengan pekerjaan 0 1 6 6 2 2 responden saat ini 2 5,3 3 7,9 6 15,8 14 36,8 13 34,2 3,87 2 Responden sangat

menyukai pekerjaan 0 1 5 5 3 3 4 responden saat ini 0 0.0 4 10,5 14 0,5 21 55,3 9 23,7 3,92 3 Responden merasa ingin pindah dengan pekerjaan responden 2 4 1 7 1 1 4 6 1 3 saat ini 1 2,6 4 10,5 7 8,4 20 52,6 6 15,8 3,68

45

Lanjutan Tabel 4.7 n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Responden4 lebih 4 menyukai pekerjaan responden daripada 1 0 2 0 1 1 6 6 2 2 4 teman lainnya 1 2,6 2 5,3 5 13,2 17 44,7 13 34,2 4,03 3 Rerata 3,88 Sumber : Data diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan dari indikator yang pertama bahwa responden merasa puas dengan pekerjaan responden saat ini diperoleh nilai rata-rata 3,87 yang berarti responden menyatakan setuju. Responden sangat menyukai pekerjaan responden saat ini diperoleh nilai rata-rata 3,92 yang berarti responden menyatakan setuju. Responden merasa ingin pindah dengan pekerjaan responden saat ini diperoleh nilai rata-rata 3,68 yang berarti responden menyatakan setuju dan responden lebih menyukai pekerjaan responden daripada teman lainnya diperoleh nilai rata-rata 4,03 yang berarti responden menyatakan setuju. Nilai rerata pada variabel kepuasan sebesar 3,88 artinya responden menyatakakan setuju.

4.4.5 Variabel Integritas

Hasil penelitian tentang penjelasan responden mengenai variabel integritas dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

46

Tabel 4.8 Penjelasan Responden Terhadap Variabel Integritas n Sgt Tdk Tidak Kurang Setuju Sangat No Item pertanyaan Setuju Setuju Setuju Setuju Mean Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % 1 Responden tidak dapat diintimidasi oleh orang lain dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan oleh orang lain guna mempengaruhi sikap 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 dan pendapatannya 0 0 1 2,6 8 21,1 21 55,3 8 21,1 3,95 2 Responden selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya 4 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 dengan seksama 0 0 0 0 6 15,8 23 60,5 9 23,7 4,08 3 Responden tidak mempertimbangkan keadaan seseorang/sekelompok orang atau suatu unit organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau perundang-undangan 0 4 0 1 1 6 6 2 2 3 yang berlaku 0 0 5 13,2 10 26,3 16 42,1 7 18,4 3,66 Responden4 harus 4 memiliki rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi berbagai 4 0 4 0 1 1 6 6 2 2 4 kesulitan 1 2,3 1 2,3 5 13,2 23 60,5 8 21,1 3,95 3 Rerata 3,91 Sumber : Data diolah (2020)

47

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan dari indikator yang pertama bahwa responden tidak dapat diintimidasi oleh orang lain dan tidak tunduk karena tekanan yang dilakukan oleh orang lain guna mempengaruhi sikap dan pendapatannya diperoleh nilai rata-rata 3,95 yang berarti responden menyatakan setuju. Responden selalu menimbang permasalahan berikut akibat-akibatnya dengan seksama diperoleh nilai rata-rata 4,08 yang berarti responden menyatakan setuju.

Responden tidak mempertimbangkan keadaan seseorang/sekelompok orang atau suatu unit organisasi untuk membenarkan perbuatan melanggar ketentuan atau perundang-undangan yang berlaku diperoleh nilai rata-rata 3,66 yang berarti responden menyatakan setuju dan responden harus memiliki rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi berbagai kesulitan diperoleh nilai rata-rata 3,95 yang berarti responden menyatakan setuju. Nilai rerata pada variabel integritas sebesar 3,91 artinya responden menyatakakan setuju.

4.5 Pembahasan 4.5.1 Pengujian Hipotesis

Hipotesis menyatakan bahwa kompetensi (X1), pengalaman audit (X2), kepuasan (X3) dan integritas (X4) berpengaruh terhadap Kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Model yang digunakan untuk menduga pengaruh tersebut adalah:

48

Tabel 4.9 Pengaruh variabel bebas terhadap Kualitas audit Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta thitung ttabel Sig. 1 (Constant) ,468 .183 2.556 2,032 .015 Kompetensi (X1) ,541 ,024 ,567 25,762 2,032 ,000 Pengalaman Audit (X2) ,205 .062 .203 3.306 2,032 .003 Kepuasan (X3) ,196 .083 -.186 -2.361 2,032 .024 Integritas (X4) ,032 .055 .222 4.218 2,032 .000

Nilai Fhitung : 542,239 Nilai Ftabel : 2,650

Nilai sig : 0,000 Sumber: Data diolah (2020)

Berdasarkan hasil SPSS seperti terlihat tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut,

Y = 0,468 + 0,541X1 + 0,205X2 + 0,196X3 - 0,232X4

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:

1) Koefesien Regresi (β )

a. Dalam penelitian nilai konstanta adalah 0,468 artinya bila mana

kompetensi (X1), pengalaman audit (X2), kepuasan (X3) dan integritas

(X4), dianggap konstan, maka kualitas audit aparat pengawasan intern

pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen, adalah sebesar 0,468

pada satuan skala likert

b. Koefisien regresi kompetensi (X1) sebesar 0,541. Artinya setiap 100%

perubahan dalam variabel kompetensi akan menurunkan kualitas audit

aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen

49

sebesar 54,1% dengan asumsi variabel pengalaman audit (X2),

kepuasan (X3) integritas (X4) dianggap konstan.

c. Koefisien regresi pengalaman audit (X2) sebesar 0,205. Artinya setiap

100 % perubahan dalam variabel pengalaman audit secara relatif akan

meningkatkan kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah

(APIP) pada Inspektorat Bireuen sebesar 20,5% dengan asumsi

variabel kompetensi (X1), kepuasan (X3) dan integritas (X4) dianggap

konstan

d. Koefisien regresi kepuasan (X3) sebesar -0,196. Artinya setiap 100%

perubahan dalam variabel kepuasan secara relatif akan meningkatkan

kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen. sebesar 19,6% dengan asumsi variabel

kompetensi (X1) dan pengalaman audit (X2) serta integritas (X4),

dianggap konstan.

e. Koefisien regresi integritas (X4) sebesar 0,232. Artinya setiap 100%

perubahan dalam variabel integritas secara relatif akan meningkatkan

kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen. sebesar 3,2% dengan asumsi variabel kompetensi

(X1), pengalaman audit (X2) dan kepuasan (X3), dianggap konstan

2) Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kenaikan suatu linier dapat dijelaskan melalui hubungan antara veriabel-variabel (korelasi). Jika seluruh

50 nilai dari variabel-variabel tersebut dapat memenuhi suatu persamaan dengan benar, maka dapat dikatakan terdapat korelasi yang sempurna dalam model analisis ini. Dari output SPSS dapat diketahui tingkat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat antara lain:

Tabel 4.10 Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 .992a .985 .983 .11440

a. Predictors: (Constant), Kepuasan (X3), Pengalaman audit (X2), Kompetensi (X1)

Berdasarkan dari output komputer diatas maka diperoleh koefisien korelasi dalam penelitian diperoleh nilai sebesar 0,992 dimana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebesar 99,2%. Artinya faktor kompetensi (X1), pengalaman audit (X2), kepuasan (X3) dan integritas (X4) mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen.

Sementara itu koefisien determinasi yang diperoleh dengan nilai sebesar 0,983 artinya bahwa sebesar 98,3% perubahan-perubahan dalam variabel terikat (kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen.) dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan kompetensi

(X1), pengalaman audit (X2), kepuasan (X3) dan integritas (X4). Sedangkan selebihnya sebesar 1,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar tiga variabel

51

seperti dijelaskan di atas seperti audit internal, kompetensi SDM dan peran

auditor.

4.5.2. Pengujian Secara Simultan dan Parsial

Untuk menguji pengaruh kompetensi, pengalaman audit dan sistem akuntansi keuangan daerah secara bersama maupun secara parsial terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Dalam uji bersama-sama dapat dilihat dengan cara berikut:

1. Secara bersama-sama

H1 ; β1 = 0,541, β2 = 0,205, β3 = -0,196, β4 = 0,232, maka ß1, 2, 3, 4 ≠ 0, :

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak

dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya kompetensi, pengalaman

audit, kepuasan dan integritas secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP)

pada Inspektorat Bireuen. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

nilai Fhitung sebesar 542,239 dengan signifikasi 0,000, sedangkan Ftable

pada tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05

adalah 2,816. Dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftable , maka

Fhitung (542,239) lebih besar dari Ftable (2,659). Keputusannya adalah H0

ditolak dan Ha diterima, artinya kompetensi, pengalaman audit,

kepuasan dan integritas secara bersama-sama berpengaruh terhadap

52

kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen

2. Secara parsial

H2 : H1 : β1 = 0,541, β1 ≠ 0, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya

kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat

pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen.

Berdasarkan perbandingan dengan thitung (25,762) lebih besar dari ttabel

(2,032) dengan nilai signifikan sebesar 0,000, maka menolak Ha dan

merima H0, artinya kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap

kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen.

H3 : H2 : β2 = 0,205, β2 ≠ 0, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

hipotesis nul (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya

pengalaman audit secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit

aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen.

Berdasarkan perbandingan dengan thitung (3,306) lebih besar dari ttabel

(2,032) dengan nilai signifikan sebesar 0,002, maka menolak Ha dan

merima H0, artinya pengalaman audit secara parsial berpengaruh

terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP)

pada Inspektorat Bireuen.

53

H4 : H3 : β3 = -0,196, β3 ≠ 0, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

hipotesis nul (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya

kepuasan secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat

pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen.

Berdasarkan perbandingan dengan thitung (-2,361) lebih besar dari ttabel

(2,032) dengan nilai signifikan sebesar 0,024, maka menolak Ha dan

merima H0, artinya kepuasan secara parsial berpengaruh terhadap

kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen.

H5 : H4 : β4 = 0,232, β4 ≠ 0, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

hipotesis nul (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya

integritas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat

pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen.

Berdasarkan perbandingan dengan thitung (4,218) lebih besar dari ttabel

(2,032) dengan nilai signifikan sebesar 0,000, maka menolak Ha dan

merima H0, artinya integritas secara parsial berpengaruh terhadap

kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen.

54

4.5.3 Pembahasan 4.5.3.1 Pengaruh Kompetensi, Pengalaman Audit, Kepuasan Dan Integritas Secara Simultan Terhadap Kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen

Pengujian secara bersama-sama dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel kompetensi, pengalaman audit, kepuasan dan integritas bersama terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, pengalaman audit, kepuasan dan integritas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari Atmaja (2017) dan Falatah

(2017) serta Syahputra, Arfan dan Basri (2015) karena variabel yang diteliti sama- sama berpengaruh terhadap kualitas audit yaitu kompetensi, pengalaman audit, kepuasan dan integritas.

4.5.3.2 Pengaruh Kompetensi Secara Parsial Terhadap Kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk kompetensi adalah sebesar 0,541 yang berarti kompetensi mempengaruhi kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Hasil analisis menunjukkan nilai β1 sebesar 0,541 dengan hasil perhitungan β1 ≠ 0, dapat disimpulkan kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Hal ini sejalan dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian dari Falatah (2017) dan Basri

55

(2015) karena variabel yang diteliti yaitu kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

4.5.3.3 Pengaruh Pengalaman Audit Secara Parsial Terhadap Kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk pengalaman audit adalah sebesar 0,205 yang berarti pengalaman audit mempengaruhi kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada

Inspektorat Bireuen. Hasil analisis menunjukkan nilai β2 sebesar 0,205 dengan hasil perhitungan β2 ≠ 0, dapat disimpulkan pengalaman audit secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat

Bireuen. Hal ini sesuai dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian dari

Atmaja (2017) dan Basri (2015) karena variabel yang diteliti pengalaman audit sama- sama berpengaruh terhadap kualitas audit.

4.5.3.4 Pengaruh Kepuasan Secara Parsial Terhadap Kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk kepuasan adalah sebesar -0,196 yang berarti kepuasan mempengaruhi kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Hasil analisis menunjukkan nilai β3 sebesar -0,196 dengan hasil perhitungan β3 ≠ 0, dapat disimpulkan kepuasan secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Hal ini sesuai dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian dari Syahputra, Arfan dan Basri

56

(2015) karena variabel yang diteliti kepuasan sama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit.

4.5.3.5 Pengaruh Integritas Secara Parsial Terhadap Kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk integritas adalah sebesar 0,232 yang berarti integritas mempengaruhi kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Hasil analisis menunjukkan nilai β4 sebesar 0,232 dengan hasil perhitungan β4 ≠ 0, dapat disimpulkan integritas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Hal ini sesuai dengan penelitian dari sebelumnya yaitu penelitian dari Atmaja (2017) serta

Syahputra, Arfan dan Basri (2015) karena variabel yang diteliti integritas sama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit.

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian, pengolahan, dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi, pengalaman audit, kepuasan dan integritas secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern pemerintah

(APIP) pada Inspektorat Bireuen.

2. Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern

pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Artinya semakin tinggi

kompetensi maka semakin baik kualitas audit.

3. Pengalaman audit berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern

pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Artinya semakin tinggi

pengalaman audit maka semakin meningkat kualitas audit.

4. Kepuasan berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern

pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Semakin tinggi kepuasan maka

semakin semakin meningkat kualitas audit pada suatu instansi

5. Integritas berpengaruh terhadap kualitas audit aparat pengawasan intern

pemerintah (APIP) pada Inspektorat Bireuen. Artinya semakin tinggi integritas

maka semakin baik kualitas audit.

57

58

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran kepada Inspektorat Bireuen sebagai berikut:

1. Perlu meningkatkan kompetensi aparatur dengan memotivasikan aparatur

audit dalam meningkatkan kualitas audit misalnya dengan mengadakan

pelatihan kerja minimal 2 kali dalam setahun serta melakukan pengawasan

kepada aparatur dalam menyusun hasil kerja auditor

2. Perlu meningkatkan pengalaman aparatur dalam upaya kualitas audit menjadi

lebih baik dan tepat sasaran dan aparatur audit juga saling berbagai

pengalaman kerja demi mencapai kualitas kerja hasil auditor

3. Perlu meningkatkan pengalaman kerja dan menerapkan standar akuntansi

pemerintah di lingkungan Inspektorat Bireuen yang lebih efektif dan mudah

dimengerti oleh aparatur bagian auditor.

4. Untuk penelitian selanjutnya agar tidak berfokus kepada variabel kompetensi,

pengalaman audit, kepuasan dan integritas saja, tapi juga meneliti variabel

lainnya seperti kemampuan SDM, peggunaan teknologi dan peran audit