PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected]

PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE

Poni Ernis1) 1)STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh [email protected]

Diterima: DD MM YYYY Direvisi: DD MM YYYY Disetujui: DD MM YYYY

ABSTRAK

Penulis tertarik meneliti kedua novel ini karena ingin mengetahui bagaimanakah perbandingan karakter tokoh utama dan persamaan maupun perbedaan dari kedua novel tersebut. Alasan membandingkan dua novel dari penerbit yang berbeda karena 1) beda penerbit dan 2) beda karakter, menerbitkan novel yang bertema kawin paksa dan adat, sedangkan pujangga baru bersifat masyarakat modern. Jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Objek penelitian ini novel adalah Salah Asuhan dan Belenggu. Instrumen peneliti sendiri dan istrumen tambahan seperti pena dan buku. Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut 1) membaca dan memahami isi kedua novel yang akan diteliti 2) menginventarisasi dan mengklasifikasikan data tokoh dan karakter tokoh utama berdasarkan aspek karakter tokoh dengan menggunakan format 3) menganalisis data yang telah diklasifikasikan 4) membahas dan membandingkan karakter tokoh utama yang meliputi sifat, sikap, dan tingkah laku 5) menyimpulkan hasil penelitian. Hasil penelitian tentang perbandingan karakter tokoh utama novel Salah Asuhan dan Belenggu terdapat 106 data, dalam novel Salah Asuhan terdapat 49 data terdiri atas 23 data sifat, 12 data sikap, dan 14 data tingkah laku. Novel Belenggu terdapat 57 data terdiri atas 22 data sifat, 20 data sikap, dan 15 data tingkah laku.

Kata kunci: Karakter, tokoh utama, novel

PENDAHULUAN biasanya ditonjolkan oleh pengarang adalah karakter baik dan karakter buruk. Karakter baik anusia merupakan objek dalam kehidupan ini. adalah semua perbuatan yang baik dan tidak Setiap manusia dalam kehidupannya memiliki menentang aturan agama maupun norma yang karakter yang berbeda-beda, begitu pula dalam ada. Sedangkan, karakter buruk adalah karya sastra. Seorang pengarang akan kebalikan dari karakter yang baik. Semua yang menggambarkan tokoh dalam karyanya dengan diperlihatkan adalah tindakan, percakapan atau karakter yang berbeda-beda pula. Karakter yang

32 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] pernyataan yang mencerminkan bahwa karakter Armin Pane adalah seorang sastrawan tokoh itu buruk. yang juga mempunyai banyak bakat, banyak hal yang Armin Pane lakukan dan kerjakan. Armin Pada novel Salah Asuhan diceritakan Pane mengajar bahasa dan sejarah di sekolah tentang kisah percintaan antara Hanafi dan kebangsaan , Armin Pane juga seorang Corrie. Kisah percintaan mereka tidak berjalan yang istimewa, sehingga Armin Pane menerima dengan mulus karena Corrie menolak cinta penghargaan Anugerah Seni dari RI pada tahun Hanafi, mereka di tentang oleh ayah Corrie, dan 1969. Pada novel Belenggu, novel ini Hanafipun dijodohkan dengan Rapiah, anak merupakan novel yang mempunyai sejarah dari mamak Hanafi. Setelah Hanafi menikah menggemparkan. Karena pernah ditolak oleh dengan Rapiah, Hanafi bertemu lagi dengan Balai Pustaka, ramai dipuji dan dicela. Namun Corrie, dan akhirnya Hanafi menjadikan Corrie akhirnya menjadi salah satu novel yang harus sebagai istri kedua, tapi sayangnya pernikahan dibaca oleh semua kalang terpelajar. Selain itu, mereka tidak harmonis. Hanafi bunuh diri pengarang menyajikan konflik yang ada dengan setelah Corrie meninggal dunia terlebih dahulu. menarik sehingga pembaca dapat terbawa ke Pada novel Belenggu diceritakan tentang dalam karyanya. kehidupan rumah tangga antara dokter Sukartono dan Tini yang tidak pernah Melihat banyaknya hal yang menarik dari harmonis. Rumah tangga mereka selalu kedua novel di atas, maka penulis tertarik untuk diwarnai dengan percekcokan dan lebih menelitinya. Selain itu, penulis tertarik meneliti mengutamakan ego masing-masing. Akhirnya kedua novel di atas karena ingin mengetahui dokter Sukartono merasakan kehangatan bagaimanakah perbandingan karakter tokoh melalui Yah atau Siti Rohayah dan merasa lebih utama dan persamaan maupun perbedaan dari dihargai. Kemudian, dokter Sukartono menjalin kedua novel tersebut. Penelitian ini penting hubungan dengan Yah tanpa sepengetahuan untuk diteliti karena kedua novel tersebut istrinya. Hubungan mereka akhirnya diketahui memiliki keistimewaan dan mengkaji tentang oleh Tini dan mereka berpisah. Sementara itu, masalah kehidupan yang jalani dengan konflik- Yah memutuskan untuk pergi dari kehidupan konflik yang menarik. Apalagi dilihat dari cara dokter Sukartono. kedua pengarang menggambarkan penokohannya yang sama-sama memakai Abdoel Moeis adalah seorang sastrawan metode analitik atau secara langsung, yaitu yang mempunyai banyak bakat, dimana beliau pengarang menggambarkan watak-watak tokoh selain seorang sastrawan, Abdoel Moeis juga secara langsung. Tujuan dari penelitian seorang politikus dan wartawan. Satu hal yang mendeskripsikan perbandingan karakter tokoh paling istimewa dari Abdoel Moeis seorang utama novel Salah Asuhan karya Abdoel sastrawan dari Minangkabau. Pada novel Salah Moeis dan Belenggu karya Armin Pane, yang Asuhan, pengarang mencoba membahas celah meliputi, sifat, sikap dan tingkah laku. adat barat dan timur yang bercampur di kota Solok. Selain itu, pengarang berusaha A. Karya Sastra menggambarkan kelas sosial yang berbeda- 1. Pengertian Novel beda dan penulis menyatakan bahwa manusia Menurut Suhendar dan Supinah itu sama. Penulis juga menggambarkan betapa (1993:154) menyatakan novel adalah cerita angkuhnya manusia, dimana manusia bisa lupa prosa dalam ukuran yang luas, menguraikan diri karena cinta. Selain itu, pengarang menulis peristiwa kehidupan seseorang yang luar biasa, novel dengan baik, sehingga pembaca dapat dan berakhir dengan perubahan nasib larut dan ikut merasakan apa yang dirasakan kehidupan pelakunya. Kosasih (2003:250) oleh tokoh di dalam novel tersebut. mengemukakan Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti sebuah barang baru yang

33 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] kecil. Kemudian kata itu diartikan sebagai Tokoh utama merupakan tokoh yang sebuah karya sastra dalam bentuk prosa. paling banyak disukai oleh pembaca. 2. Unsur Intrinsik Novel b) Karakter Menurut Nurgiyantoro (1995:23) Ruskhan dkk (2008:623) menyatakan mengemukakan unsur intrinsik adalah unsur- karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau unsur yang membangun karya sastra itu sendiri budi pekerti yang membedakan seseorang seperti, amanat, sudut pandang, plot, tema, dengan yang lain. Berdasarkan pendapat latar, gaya bahasa dan penokohan. Ruskhan dkk tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter (2008:544) mengemukakan intrinsik adalah merupakan suatu sikap, emosi, dan perbuatan terkandung di dalamnya. Unsur intrinsik dalam dari tokoh yang diceritakan oleh pengarang. novel: Amanat, Sudut Pandang, Plot, Tema, Cara mengungkapkan karakter tersebut dapat Latar, Gaya Bahasa, dan Penokohan dilihat melalui pernyataan langsung, melalui peristiwa, percakapan, atau perbuatan tokoh Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro, dalam karya sastra. Karakter seorang tokoh 1995:165) menyatakan bahwa penokohan akan terlihat melalui sifat, sikap, dan tingkah adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang lakunya. Uraiannya adalah sebagai berikut ini. seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Kosasih (2003:256) mengemukakan (1) Sifat penokohan adalah cara pengarang Menurut Ruskhan dkk (2008:1302) menggambarkan dan mengembangkan karakter menyatakan sifat adalah dasar watak (dibawa tokoh-tokoh dalam cerita. Siswanto (2008:142) sejak lahir), tabiat. Berdasarkan pendapat menyatakan bahwa tokoh dalam karya rekaan tersebut, dapat disimpulkan sifat adalah rupa, selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah laku atau keadaan, ciri, tanda yang tampak pada suatu watak-watak tertentu. benda atau keadaan yang menurut kodratnya ada pada suatu orang, dasar watak atau tabiat 1. Tokoh dari seseorang yang telah dibawa sejak lahir Kokasih (2003:256) menyatakan bahwa ponokohan adalah cara pengarang (2) Sikap menggambarkan dan mengembangkan Menurut Bruno (dalam Syah, 2007:123) sikap adalah kecenderungan yang relatif karakter tokoh-tokoh dalam cerita. menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau Berdasarkan pendapat tersebut, dapat buruk terhadap orang atau barang tertentu. disimpulkan tokoh adalah orang atau pelaku Ruskhan dkk (2008:1303) Sikap adalah dalam cerita yang mengemban peristiwa- perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan peristiwa yang ada dalam cerita tersebut. pada pendirian, dan keyakinan). Berdasarkan Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh pendapat tersebut, dapat disimpulkan sikap tersebut akan menghasilkan cerita yang adalah suatu perbuatan dan sebagainya yang bagus. dilakukan oleh seseorang berdasarkan pada a) Tokoh Utama pendirian, pendapat atau keyakinan dari orang Menurut Nurgiyantoro (1995:176-177) tersebut, yang akan menjadi satu dengan mengemukakan tokoh utama adalah tokoh yang tingkah laku mereka. diutamakan penceritaannya dan paling banyak (3) Tingkah Laku diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian Menurut Syah (2007:253) tingkah laku maupun yang dikenai kejadian. Ruskhan dkk adalah perbuatan yang menyangkut (2008:1476) menyatakan tokoh utama adalah keanekaragaman perasaan, seperti takut, marah, peran utama dalam cerita rekaan atau drama. sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was- was, dan sebagainya. Daradjat dkk, (2008:266)

34 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] menyatakan bahwa Tingkah laku adalah sikap novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis dan seseorang yang dimanifestasikan ke dalam Belenggu karya Armin Pane. perbuatan. Berdasarkan pendapat tersebut, Objek penelitian ini adalah novel dapat disimpulkan bahwa tingkah laku adalah Salah Asuhan karya Abdoel Moeis. Novel sikap, kelakuan seseorang yang ini merupakan novel yang telah terbit dimanifestasikan ke dalam perbuatan. sampai pada cetakan ke-31. Di sini peneliti B. Studi Komparatif akan meneliti novel pada cetakan ke-31 Menurut Daradjat dkk, (2008:719) yang terdiri dari 242 halaman dengan menyatakan bahwa komparatif adalah penerbit Balai Pustaka. Kemudian novel berkenaan atau berdasarkan perbandingan. Belenggu karya Armin Pane merupakan Berdasarkan pendapat di atas, dapat novel yang telah terbit sampai pada cetakan disimpulkan penelitian komparatif atau ke-21. penelitian perbandingan merupakan suatu Instrumen penelitian adalah peneliti penelitian yang membandingkan dua atau lebih sendiri yang di bantu oleh instrumen karya sastra. Penelitian ini bertujuan untuk tambahan seperti pena dan buku. Yang mengetahui persamaan dan perbedaan antara karya sastra yang dibandingkan tersebut. melakukan keseluruhan proses penelitian yang dimulai dari perencanaan sampai C. Pendekatan Analisis Fiksi membuat laporan penelitian. Meneliti sebuah karya sastra memerlukan Teknik pengumpulan data yang suatu pendekatan penelitian sastra. Oleh karena dilakukan penulis untuk menganalisis novel itu, peneliti akan menggunakan pendekatan Salah Asuhan karya Abdoel moeis dan objektif untuk meneliti. Menurut Muhardi dan Belenggu karya Armin Pane tentang Hasanuddin (1992:40) mengemukakan perbandingan karakter tokoh utama adalah pendekatan analisis fiksi merupakan suatu strategi untuk memahami dan menjelaskan (1) Membaca dan memahami isi kedua temuan tentang fiksi yang diselidiki yang novel yang akan diteliti. (2) Menandai menuntut proses kerja sistematis dan objektif kalimat yang menunjukkan karakter pada dengan landasan berfikir logis. Selanjutnya, tokoh. (3) Mengkalisifikasikan data. (4) Muhardi dan Hasanuddin (1992:47) Melaporkan hasil penelitian. menyatakan pendekatan objektif dalam Teknik analisis data dengan langkah- penganalisisannya hanya bertumpu pada teks langkah sebagai berikut: (1) Menganalisis data karya fiksi semata dan lepas dari unsur-unsur yang telah diklasifikasikan, (2) membahas dan luar yang mempunyai andil dalam penciptaan membandingkan karakter tokoh utama yang sebelumnya. meliputi sifat, sikap, dan tingkah laku, dan (3) menyimpulkan hasil penelitian. METODE PENELITIAN Teknik pemeriksaan keabsahan data enis penelitian ini adalah penelitian dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kualitatif dengan metode deskriptif. teknik triangulasi sumber. Moleong (2005:330) Moleong (2005:6) mengemukakan J mengemukakan triangulasi adalah teknik penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemeriksaan keabsahan data yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi menggunakan prosedur analisis statistik atau sumber yang digunakan untuk menguji data cara kuantifikasi lainnya. Melalui penelitian ini, dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing secara deskriptif penulis akan menguraikan dari peneliti sendiri. tentang perbandingan karakter tokoh utama

35 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] HASIL DAN PEMBAHASAN (1) Jinak-jinak merpati “Sebagai lakumu selama ini, 1. Karakter Tokoh Utama Novel Salah bagaikan jinak-jinak merpati”. Asuhan Karya Abdoel Moeis (12/1) Berdasarkan Sifat Kutipan tersebur menjelaskan sifat a. Hanafi Corrie selalu tenang tatapi waspada, karena Sifat-sifat yang ada pada tokoh dia suka bergaul dengan semua orang, tapi hanafih adalah Sifat-sifat yang ada pada tidak mudah untuk dapatkan menjadinya tokoh Hanafi adalah pemarah, sombong, sebagai kekasih. Karna menang sudah dan egois. menjadi sifat Corrie yang tak mudah terayu. (1) Pemarah (2) Tegas “Hanafi, yang berasa naik darah, melihat pula kearah pemandangan “Hingga ini keatas pikiran yang sudut mata itu.” (9/12). sehat saja yang harus berlaku”. (47/9). Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Kutipan tersebut menggambarkan Hanafi bersifat pemarah. Terlihat pada saat sifat Corrie yang tegas, terlihat pada saat Corrie bercanda, Hanafi malah menanggapi Corrie sedang berbicara dengan Hanafi. serius gurauan Corrie! Sifat pemarah ini Dimana Corrie berkata mulai dari sekarang merupakan dasar watak Hanafi, dan seterusnya akan seperti itu, tidak bisa (2) Sombong dirubah lagi. “Uah, keluaran sekolah raja model (3) Keras hati kuno, waktu tidak di ajarkan bahasa “Hanya sayang Corrie berhati batu, Belanda.”(33/2). tidak mengampuni kesalahan orang, Kutipan tersebut menjelaskan Hanafi yang sudah diterimanya sebagai bersifat sombong, karna dia disekolahkan di suami”. (189/2) sekolah Belanda, sehingga dia merasa lebih Kutipan tersebut menjelaskan sifat pandai dari pada mamaknya yang lulusan sekolah biasa. Suka menganggap orang lain Corrie yang keras hati, hal ini terbukti dari lebih rendah derajatnya pada dia merupakan ucapan Hanafi kepada Temannya saat sudah menjadi dasar watak Hanafi. membicarakan kepergian Corrie dari rumah akibat kesalah pahaman Hanafi yang telah (3) Egois menuduh Corrie selingkuh. “Jika demikian duduknya, baiklah c. Rapiah mereka menghitung jumlah hutangku itu, supaya boleh di angsur bayarnya.”(32/2). Sifat-sifat yang ada pada tokoh Rapiah adalah sabar, dewasa, dan baik hati. Kutipan tersebut menjelaskan sifat (1) Sabar Hanafi yang egois, yang ingin menang sendiri, “Rapiah sedang meremas Kelapa tak mau menghiraukan orang lain, merasa dan sambil melihat dengan air muka hutang budi bisa dia bayar dengan uang dia, yang jernih pada suaminya.”(80/5). tampa dia berfikir bahwa bukan uanglah yang Kutipan tersebut menjelaskan sifat dibutuhkan mamaknya, tapi bayarlah dengan Rapiah yang sabar, menghadapi suami yang budi juga, dengan mempersunting Rapiah. cuma bisa marah, membentak dan mencaci- maki Rapiah saja. b. Corrie Sifat-sifat yag ada pada tokoh Corrie (2) Dewasa adalah jinak-jinak merpati, tegas, egois dan keras kepala. 36 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] “Meskipun Rapiah masih anak muda, Kutipan tersebut menjelaskan sikap tapi ujud kata mentuanya itu Hanafi yang pemarah kepada Rapiah, setiap difahamkannya benar.”(125/1). kali dia merasa ada masalah di tempat kerja Kutipan tersebut menjelaskan sifat atau masalah apapun, dia limpahkan Rapiah yang dewasa, mempunyai pemikiran kemarahannya kepada Rapiah. yang dewasa dalam setiap kali perkataan dia b. Corrie pahami maksud dan tujuan mertuanya berbicara Sikap-sikap yang ada pada tokoh padanya, agar dia tidak salah paham dan salah Corrie adalah cuek, bebas, penjijik dan makna dari setiap kali ucapan mertuanya. dingin. (3) Baik hati “Segala orang yang sudah bergaul dengan dia mengaku, bahwa anak itu (1) Cuek sudah bersifat wali, bukanlah bersifat “Sedikitpun Corrie tidak manusia lagi”. (84/9) mengindahkan ‘ratap dan tangis Kutipan tersebut menjelaskan sifat dari segala pihak itu, ancaman Rapiah yang baik hati, terbukti dari ucapan hendak meninggalkan dunia air mata’ ini dibacanya dengan gelak tokoh lain yang berpendapat mengenai diri terbahak-bahak seorang dirinya. Rapiah yang mempunyai hati yang baik. ”(18/3). Kutipan tersebur menjelaskan sikap Corrie yang cuek, terlihat dari sikap Corrie 2. Karakter Tokoh Utama Novel Salah yang tak mau menghiraukan perasaan para Asuhan Karya Abdoel Moeis laki-laki yang tertarik pada dirinya. Berdasarkan Sikap (2) Bebas a. Hanafi “Tapi Corrie hendak bermaksud Sikap-sikap yang ada pada tokoh membalas surat-surat itu, hendak Hanafi adalah sombong dan pemarah. diterangkannya, bahwa iya sekali-kali (1) Sombong tidak bermaksud hendak bersuami, “Itulah salahnya, ibu, bangsa kita dari karena hidup bersuami-istri itu tiadalah kampung; tidak suka menurutkan menarik hatinya”. (49/4) putaran jaman. Lebih suka duduk Kutipan tersebut menjelaskan sikap rungkuh dan duduk mengukul saja sepanjang hari. Tidak ubah dengan Corrie yang suka kebebasan, dimana Corrie kerbau bangsa kita, Bu! Dan segala sebenarnya tidak pernah ingin untuk sirih menyirih itu.”(29/4). menikah, karna pernikahan akan mengurung kebebasan hidup dia. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Hanafi bersikap sombong, merasa bangga hati (3) Jijik dengan dirinya yang di asuh orang Belanda, “Bahwa sesungguhnya Corrie sudah sehingga tidak suka dengan adanya adat berasa geli akan bersinggung dengan Minangkabau. laki-laki”. ( 49/5)

(2) Pemarah Kutipan di atas menjelaskan sikap “Setiap hari, asal saja sudah Corrie yang merasa jijik terhadap sentuhan menimbulkan amarahnya, perkara itu laki-laki, dia pun tak memahami alasannya. sedah dipakainya buat melepaskan c. Rapiah sakit hatinya kepada rapiah.”(hal/parg, 78/3). 37 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] Sikap yang ada pada tokoh Rapiah Kutipan tersebut menjelaskan tingkah adalah tidak malu. laku Hanafi yang sombong, sudah berubah “Rapiah memang sudang menjadi seperti orang Belanda, dan kehilangan getar dan malu, merendahkan harga dirinya sendiri sebagai bumiputra. memperlihatkan rupa seperti itu kesahabat-sahabat b. Corrie suaminya.”(82/6). Tingkah laku yang ada pada tokoh Kutipan tersebut menjelaskan sikap Corrie adalah waspada, salah tingkah dan Rapiah yang sudah tidak malu, akan anggapan kekanak-kanakan. sahabat Hanafi terhadap dirinya yang datang (1) Waspada dari dapur dengan pakaian yang terlihat kumuh “Corrie tinggal bermulut manis pada seperti pembantu saat mendengar anaknya sekaliannya, tapi jika perangai menjerit digendong Hanafi. mereka serupa hendak melampaui (3) Karakter Tokoh Utama Novel Salah baris, maka dengan segala manisnya pula Corrie seolah-olah membangun Asuhan Karya Abdoel Moeis benteng yang teguh membatasi Berdasarkan Tingkah Laku mereka, hingga tak ada yang berani mendekatinya.”(19/1). a. Hanafi Kutipan tersebut menjelaskan Tingkah laku yang ada pada tokoh tingkah laku Corrie yang selalu waspada Hanafi adalah merayu dan sombong. terhadap rayuan laki-laki, sehingga (1) Merayu membuat sebagian laki-laki tak berani “Setelah ia memandang sejurus mendekatinya. lamanya pada mata gadis itu, maka (2) salah tingkah digenggamlah kelima jarinya tangan “Dari pukul empat Corrie sudah berhias Corrie yang sedang meraba tangannya dan memakai di muka cermin besar. itu, lalu diciumnya punggung tangan si Mula-mula dipakainya baju biru laut, gadis itu.” (7/12). yaitu warna yang sangat disukainya, teringatlah oleh dia warna yang disukai oleh Hanafi adalah lila”. (42/1) Kutipan tersebut menjelaskan bahwa tingkah laku Hanafi sedang merayu Corrie, Kutipan tersebut menggambarkan terlihat disaat mereka sedang duduk berdua di tingkah laku Corrie sedang salah tingkah, lapangan tenis, Hanafi tiba-tiba meraba dan terlihat dengan cara Corrie menggonta-ganti menggenggam jari-jari tangan. pakaiannya saat ingin bertemu dengan Hanafi.

(2) sombong (3) Kekanak-kanakan “Pakaian cara Belanda, pergaulannya “Benar, Han; meskipun aku masih dengan Belanda saja. Jika ia berbahasa berperangai kekanak-kanak di dalam Melayu, meskipun dengan ibunya beberapa hal sampai dalamlah pula sendiri, maka dipergunakannya bahasa pikiranku”. (132/3) Riau, dan kepada orang yang

dibawahnya ia berbahasa cara orang Betawi. Begitupun juga sebagai Kutipan tersebut menggambarkan dipatah-patahkannya lidahnya dalam Corrie masih bertingkah laku kekanak-kanakan, berbahasa sendiri.”(29/5). terlihat dari ucapan Corrie sendiri. c. Rapiah 38 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] Tingkah laku yang ada pada tokoh tanggung jawabnya untuk saudara- Rapiah adalah bersedih dan terbawa saudaranya, karena memang sudah dari suasana hati. kecilnya sifatnya seperti itu. (1) Bersedih (2) Tidak pemarah “Tapi sekali itu Rapiah amat “Tetapi ndoronya tidak pernah nyaring dan keras, sampai terdengar marah, bukankah sukanya juga, kedalam kebun. Rupaya dia sedang menunggu ndoronya berhanyut-hanyut di bawa kembali?.”(56/3). untungnya.”(86/2). Kutipan tersebut menjelaskan sifat Kutipan tersebut menjelaskan tingkah Sukartono yang tidak pernah marah, laku Rapiah yang sedang meratapi nasib atau sehingga membuat bujangnya selalu setia bersedih, terlihat pada Rapiah yang terbawa menanti kepulangan Sukartono dari rumah suasana hatinya yang sedang sedih, sehingga sakit maupun dari rumah pasien. suara dia bernyanyi meratapi nasib terdengar (3) Suka seni sampai ke kebun tampa dia sadari. “Waktu masih menuntut pelajaran (2) Terbawa suasana disekolah Geneeskundige Hooge “Seketika itu tapisan santan pun sudah School Betawi, tiada sedikit kawan- ditahankannya di atas belanga yang kawan dokter Sukartono yang terjerang di atas tungku, sedang air memastikan, dia tidak akan sampai matanya, menghilir dan berderai- ke ujian penghabisan. Dia tiada derailah jatuh ke tanah”. (113/3) cakap jadi dokter, terlalu suka akan lagu, akan seni, pikiran terlalu Kutipan tersebut menggambarkan banyak terlalai”. (23/5) tingkah laku Rapiah yang terbawa suasana hati Kutipan tersebut menjelaskan sifat yang kusut karna rindu terhadap Hanafi, Sukartono yang berjiwa seni, dinama sehingga dia tidak sadang dengan apa yang Sukartono memang sudah dari dulunya sedang dia lakukan saat itu. suka akan seni. (4) Baik “Dokter biasanya banyak-banyak D. Karakter Tokoh Utama Novel Belenggu Karya Armin Pane datang, biar banyak-banyaknya dapat duit, Berdasarkan Sifat tetapi tuan dokter hendak lekas-lekas a. Dr. Sukartono jangan datang lagi, sudah mengatakan”. ( Sifat-sifat yang ada pada tokoh Dr. 27/8) Sukartono adalah tanggung jawab, tidak Kutipan tersebut menjelaskan sifat pernah marah, suka seni, dan suka Sukartono yang baik, karena Sukartono menjadi menolong. dokter bukan hanya sekedar mencari rezeki (1) Tanggung jawab saja, melainkan Sukartono juga bahagia jika “Saudaranya tau, sejak kecil, pasiennya lekas sembuh, tidak berlama-lama memang sudah begitu tabiat sakit, dan tidak terus-menerus berobat. Sukartono. Memang perasaan (5) Suka menolong tanggung jawab keras “Apa perlunya ilmu, kalau tidak padanya.”(24/1). mendapat uang! Sangkamu aku belajar Kutipan tersebut menjelaskan sifat berpuasa? Tidak, Tono, aku bukan seperti Sukartono yang mempunya rasa tanggung engkau”. (106/6) jawab tinggi, jika dia telah diberi beban, maka dia dengan senang hati memikul 39 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] Kutipan tersebut menjelaskan sifat Sifat-sifat yang ada pada tokoh Yah Sukartono yang suka menolong, karena adalah suka merayu, ramah dan pengalah. ilmu yang dia punya sebagai dokter bukan (1) Merayu sekedar digunakannya untuk mencari “Suaranya melembut: “Berkurang rezeki, tetapi sering juga dia sumbangkan lah kasihmu, kalau kita tidak bagi orang yang tidak mampu. berkenalan dulu?”.(36/2). b. Tini Kutipan tersebut menjelaskan sifat Sifat-sifat yang ada pada tokoh Tini Yah yang suka merayu sebagain wanita adalah pemarah, egois dan pandai membuat penggoda. orang bahagia. (2) Ramah (1) Pemarah “Pikiran melayang kembali ke Yah, “Bukan kau bilang tiada usah yang baru ditinggalkan. Benar-benar dijemput? Siapa bilang? Bukan kau perempuan, ramah-tamah, pandai yang mengatakan hendak bergurau, bercumbu-cumbu”. (57/3) menjemput aku? Tini Kutipan tersebut menggambarkan sifat memandangnya dengan Yah yang ramah, terlihat dari ucapan marah”.(35/4). Sukartono. Kutipan tersebut menjelaskan sifat Tini yang pemarah, tidak terima dengan perlakuan (3) Mengalah suaminya, “Janganlah nyonya bersedih hati. Saya bukan hendak selama-lamanya dengan (2) Egois dia,” kata Yah dengan berlahan-lahan”. “Tini tertawa; “Perlu, perlu! Keperluan (132/7) itu bukan dibuat-buat?” “Ah, aku tiada mengerti jalan pikiranmu.” “Memang, Kutipan tersebut menggambarkan sifat Ibu! Jalan pikiranku, menggembirakan Yah yang pengalah, terlihat dari ucapan Yah hatiku. Aku manusia juga yang untuk meninggalkan Sukartono demi Tini. berkemauan sendiri. Bukan ibu, bukankah demikian? Kami masing- masing berkemauan sendiri-sendiri”. (53/4) E. Karakter Tokoh Utama Novel Belenggu Karya Armin Pane Kutipan tersebut menggambarkan sifat Berdasarkan Sikap Tini yang egois, terlihat saat bercakap dengan ibu, dia tidak mau mendengarkan apa kata ibu a. Dr. Sukartono itu, dia lebih memilih apa kata hati dia sendiri. Sikap-sikap yang ada pada tokoh Dr. (3) bahagia Sukartono adalah teguh, menghibur, marah, “Pandai pula Tini mengajak-ngajak dan ramah. orang gembira.”(83/1). (1) Teguh “Imannya sebagai biasa ialah iman Kutipan tersebut menjelaskan sifat dokter.”(21/5). Tini yang pandai membuat orang bahagia. Kutipan tersebut menjelaskan sikap Disaat adanya acara bazar Tini bisa Sukartono yang teguh, bisa menjaga nafsu membuat orang yang duduk-duduk diam saat memeriksa pasien, terlihat pada menjadi bahagia dan terhibur saat berbicara kutipan di atas bahwa imannya adalah iman dengan Tini. dokter. c. Yah (2) Menghibur 40 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] “Karena itu sambil memberi recept, menyindir. Bersoal jawab sering juga, katanya katanya dengan lemah yaitu berbantah, untuk perubahan, biar lembut: tidak selamanya hari hujan, jangan terus menerus saja sama-sama besok lusa akan panas juga.”(22/4). diam”. (39/3) Kutipan tersebut menjelaskan sikap Kutipan tersebut menggambarkan sikap Sukartono yang pandai menghibur hati Tini yang egois, tak peduli pada Sukartono lagi, pasiennya yang sedang sakit. dia lebih suka diam dan sibuk sendiri dengan (3) Marah urusannya. “Tono menghampirinya. Jarinya menunjuk muka Yah. Katanya (3) Sombong dengan keras: “Sipatmu tidak dapat “Berkenalan! Aku datang kesini bukan berubah, kerbau suka juga kepada untuk berkenalan. Mana perempuan kubangnya. Dalam lumpur yang baik-baik, suka berkenalan tempatmu, kembalilah engkau dengan perempuan seperti engkau?”. kesana”. (121/4) (131/3) Kutipan tersebut menggambarkan Kutipan tersebut menggambarkan sikap sikap sukarono yang sedang marah, karena Tini yang sombong saat berkunjung kerumah dia merasa kecewa telah dibohongi oleh Yah, dengan perkataan yang merendahkan Yah. Dapat dilihat lagi kutipan yang harga diri Yah. menggambarkan sikap Sukartono yang c. Yah sedang marah. Sikap-sikap yang ada pada tokoh “Dia terkejut, mundur setapak, melihat Yah adalah setia, suka berpura-pura dan pandangan Tono.kedua belah jahat. tangannya berkepal dihadapan dadanya, (1) Setia menantikan kata Tono”. (hal/parg, “Memang sejak engkau ku kenal 120/5) tidak ada temanku lagi, karena itulah aku pindah kesini, biar kita Kutipan tersebut menggambarkan jangan diganggu. Tiadakah engkau Sukartono yang sedang marah pada Yah yang kesal, aku Cuma perempuan ....”. telah membohonginya. (38/10). b. Tini Kutipan tersebut menjelaskan sikap Sikap-sikap yang ada pada tokoh Yah berubah menjadi setia demi Kartono, Tini adalah marah, egois dan sombong. dimana Yah rela pindah agar tidak ada lagi (1) Marah tamu laki-lakinya yang datang menemui “Karno rajin dan setia, barang kali Yah. sebenarnya Tini hendak marah- (2) Suka berpura-pura marah kepadanya, tapi Karno yang “Serasa-rasa menyayat hatiku, menjadi kurban, bukankah Karno pedat didalam hatiku, tiada pernah pustaka dari dulu”.(26/1). kuucapkan, tiada pernah …(katanya Kutipan tersebut menjelaskan sikap dengan lambat-lambat) ada orang Tini melampiaskan rasa marahnya pada tempat aku mencurahkan hatiku, Karno. suka mendengarkan kata yang terbit dari hatiku yang sebenarnya... selalu (2) Egois perempuan, perempuan yang mesti “Dengan Tini tiada dapat ia bertukar menyukai hati orang, apa yang pikiran, bersoal jawab, sindir- terasa dalam hati kecilku, tiada

41 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] orang peduli, bukan buat itu orang memperhatikan gerak-gerik Tini secara menghampiri aku, untuk kata dibibir diam-diam. dia datang”. (49/6) Kutipan tersebut menggambarkan sikap Yah yang suka berpura-pura, Yah b. Tini hanya perpura-pura bahagia setiap kali Tingkah laku yang ada pada tokoh harus melayani laki-laki. Padahal dihatinya Tini adalah marah dan menyindir. sangat memberontak hal itu. (1) Marah (3) Jahat “Tini memandang dengan “Tono, aku benar jahat. Didalam marah”.(35/5). hatiku tertawa sebagai setan tertawa, Kutipan tersebut menjelaskan tingkah kalau ada laki-laki terpikat olehku. laku Tini yang sangat marah pada suaminya Kalau dia merendahkan diri tidur yang tidak menjemput dia, padahal Tini telah dengan aku, aku senang, aku lama menunggu gembira karena dia tertarik kelumpur tempat aku hidup”. (50/5) (2) menyindir Kutipan tersebut menggambarkan “Tini tertawa: apa perlunya sikap Yah yang jahat, karena dia akan menyusahkan pikiran? Untuk perkara merasa puas dan bangga jika ada laki-laki yang kecil-kecil itu?”.(43/6). yang tidur dengannya. Kutipan tersebut menjelaskan

tingkah laku Tini yang menyindir F. Karakter Tokoh Utama Novel kawannya, yang selalu ingin ikut campur Belenggu Karya Armin Pane Berdasarkan Tingkah Laku urusan rumah tangga Tini. c. Yah a. Dr. Sukartono Tingkah laku yang ada pada tokoh Tingkah laku yang ada pada tokoh Dr. Yah adalah menggoda, membujuk dan Sukartono adalah bahagia dan ingin tahu. kecewa. (1) bahagia (1) Menggoda “Tenang dan damai rasa hati dokter “Ketika tangannya hendak Sukartono disamput oleh orang ditaruhnya ke atas perut sisakit, sakit, dokter Sukartono biasa duduk tangan sisakit yang selama ini sebentar bercakap-cakap.”(16/4). menutup kimononya, Kutipan tersebut menjelaskan menyingkapkan kimono itu”.(21/4). tingkah laku Sukartono yang bahagia Kutipan tersebut menjelaskan tingkah sebagai dokter yang suka bergaul dengan laku Yah sedang menggoda dokter, walaupun hasilnya sia-sia, karna iman dokter teguh pasien. sebagai seorang dokter. (2) Ingin tahu (2) Membujuk “Diperhatikannya segala perbuatan “Setelah diberi minum, sambil ia Tini dengan diam-diam, seperti berlulut, katanya menengadah: ‘ memperhatikan seorang patient.”(66/2). katakanlah. Apa yang ketahuan?’ Dada Kutipan tersebut menjelaskan Kartono lega sedikit”.(44/6). Kutipan tersebut menjelaskan tingkah tingkah laku Sukartono yang ingin tahu laku Yah yang pandai membujuk Kartono tingkah laku Tini dengan cara sehingga merasa lebih tenang. (3) Kecewa 42 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected] “Perempuan itu menggigit bibir, keterlaluan, kasmaran, tobat, waspada, salah seolah-olah kecewa, ketika tangan tingkah, kekanak-kanakan, meratapi nasib, ragu Sukartono menutup kimononya, sambil dan terbawa suasana hati. kata Sukartono dengan pendek saja: “Tidak perlu nyonya buka”. (27/4) KESIMPULAN Kutipan tersebut menggambarkan edua novel yaitu novel Salah tingkah laku Yah yang merasa kecewa akibat Asuhan karya Abdoel Moeis dan penolakan dari Sukartono terhadap dirinya. K Belenggu karya Armin Pane tidak HASIL DAN PEMBAHASAN selalu memiliki karakter yang sama pada (1) Sifat tokoh, melainkan ada juga perbedaannya, Menurut Ruskhan dkk (2008:1302) ada tokohnya yang sama-sama memiliki menyatakan sifat adalah dasar watak karakter sombong, egois, pemarah dan (dibawa sejak lahir), tabiat. Berdasarkan penyabar. pendapat tersebut, dapat disimpulkan sifat 1. karakter pada tokoh novel Salah Asuhan adalah rupa, keadaan, ciri, tanda yang karya Abdoel Moeis tampak pada suatu benda atau keadaan No Karakter Jumlah yang menurut kodratnya ada pada suatu 1. Sifat 23 orang, dasar watak atau tabiat dari seseorang yang telah dibawa sejak lahir. 2. Sikap 12 (2) Sikap 3. Tingkah laku 14 Menurut Bruno (dalam Syah, 2007:123) sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik 2. Karakter pada tokoh novel Belenggu atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. karya Armin Pane Ruskhan dkk (2008:1303) Sikap adalah No Karakter Jumlah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, dan keyakinan). Berdasarkan 1. Sifat 22 pendapat tersebut, dapat disimpulkan sikap adalah suatu perbuatan dan sebagainya yang 2. Sikap 20 dilakukan oleh seseorang berdasarkan pada 3. Tingkah laku 15 pendirian, pendapat atau keyakinan dari orang tersebut, yang akan menjadi satu dengan tingkah lalu mereka.

(3) Tingkah Laku Menurut Syah (2007:253) laku adalah REFERENSI perbuatan yang menyangkut keanekaragaman Kosasih. 2003. Kompetensi Ketatabahasaan perasaan, seperti takut, marah, sedih, gembira, dan Kesusastraan. Bandung: Yrama kecewa, senang, benci, was-was, dan Widya. sebagainya. Daradjat dkk, (2008:266) menyatakan bahwa Tingkah laku adalah sikap Moeis, Abdoel. 2002. Salah Asuhan. Jakarta: seseorang yang dimanifestasikan ke dalam Balai Pustaka. perbuatan. Hal ini terbukti dari analisis data, terdapat 14 data yang menyatakan tingkah laku tokoh utama yang terdapat dalam novel Salah Moleong, J. Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Asuhan Karya Abdoel Moeis, dengan 12 jenis Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: tingkah laku: merayu, sombong, mengejek, Remaja Rosdakarya. 43 | Pena Literasi

PONI Ernis : PERBANDINGAN KARAKTER TOKOH UTAMA NOVEL SALAH ASUHAN KARYA ABDOEL MOEIS DAN BELENGGU KARYA ARMIN PANE Website : https://jurnal.umj.ac.id/index.php/penaliterasiEmail : [email protected]

Muhardi dan Hasanuddin. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang: IKIP Padang Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Pane, Armin. 2008. Belenggu. Jakarta: Dian Rakyat.

Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara.

Ruskhan dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa : Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhendar dan Supinah, Pien. 1993. Pendekatan Teori Sejarah & Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: Pionir Jaya.

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Perseda

44 | Pena Literasi