Hibriditas Dalam Kuliner Bandung: Citarasa Ramen

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Hibriditas Dalam Kuliner Bandung: Citarasa Ramen JURNAL KALATANDA 177 HIBRIDITAS DALAM KULINER BANDUNG: CITARASA RAMEN Patra Aditia1, Amaliatun Saleha2, Elly Setiawan Sutawikara3 1Universitas Telkom, 2Universitas Padjadjaran, 3Universitas Padjadjaran Email : [email protected] ABSTRAK Sudah umum diketahui orang bahwa Kota Bandung adalah surga bagi pecinta kuliner. Meski demikian, dalam keragaman tersebut, sulit jika mengatakan bahwa kuliner-kuliner tersebut murni berasal dari Bandung, termasuk ramen. Di Bandung, restoran ramen semakin banyak. Diantaranya yang terkenal adalah Jigoku Ramen, Mie Reman, Ramen House, Nobu Ramen, Udin Ramen, Shifu Ramen, Ramen Cemen, Kuma Ramen, hingga yang dijual di restoran Jepang umum seperti Gokkana Tepan, Suki Soba Restaurant dan Marugame Udon. Berdasarkan observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur terhadap sejumlah restoran ramen di Bandung, maka dapat diperoleh simpulan bahwa “Ramen Bandung” mempunyai pertimbangannya sendiri dalam hal citarasa, terkait dengan selera masyarakat di Kota Bandung pada umumnya yang tidak mengonsumsi daging babi dan tidak terlalu bisa menyesuaikan diri dengan rasa makanan Jepang yang asli. Sehingga dibuat berbagai variasi yang menjauhi rasa “ramen Jepang” yang asli. Selain itu, “Ramen Bandung” mempertahankan hibriditas dalam persoalan estetika restoran dan nama-nama pada menu, dengan cara mempertahankan aspek ke-Jepang-an. Hal tersebut menunjukkan bahwa hal-hal terkait Jepang, di mata masyarakat Kota Bandung, masih merupakan hal yang tinggi, menarik, sekaligus juga berkarakter. Secara estetika, masyarakat tidak perlu bersusah payah untuk mengenali sebuah unsur kebudayaan yang berasal dari Jepang. Kata kunci: Ramen, Hibriditas, estetika, Citarasa. 178 Jurnal KalaTanda, Vol.1 No.2, Desember 2016 warganya yang beragama Islam sehingga I. PENDAHULUAN tidak memakan daging babi-. Dengan sendirinya, maka batagor, sebagai makanan Sudah umum diketahui bahwa Kota yang berinovasi dari siomay yang digoreng, Bandung adalah salah satu surga pilihan bagi tidak lepas juga dari pengaruh Cina di pecinta kuliner, mengingat kondisi cuacanya dalamnya. Demikian halnya dengan serabi, yang berhawa sejuk dan ragam tanaman yang di Jawa juga mempunyai istilah surobi, yang bisa tumbuh subur di lahan-lahan dan keberadaannya konon terpengaruh oleh sekitarnya menambah keragaman bentuk, panekuk asal Belanda. sajian dan citarasa. Selain jenis jajanan yang bervariasi, harganya pun terjangkau. Pada Tak terkecuali dengan ramen, yang bulan November tahun 2015, predikat sekarang mulai populer di Kota Bandung. tersebut diresmikan oleh Kementrian Ramen sendiri merupakan makanan khas Pariwisata Republik Indonesia, yang Jepang yang asal muasalnya terbagi ke dalam mengatakan bahwa Bandung, bersama dua versi: berasal dari Cina, atau merupakan empat kota lain di Indonesia, yaitu temuan asli Jepang pada awal abad ke-20. Yogyakarta, Bali, Solo, dan Semarang, sebagai Meski demikian, ada satu fakta yang tidak Kota Destinasi Wisata Kuliner Indonesia. bisa dibantah, bahwa hingga sekitar tahun Makanan yang dikatakan sebagai kuliner 1950an, ramen disebut sebagai shina soba Bandung diantaranya serabi, pisang coklat, atau mie Cina. Nama ramen sendiri berasal cimol, siomay Bandung, bandros, nasi tutug dari kata lamian yang merupakan salah satu oncom, peuyeum, mie kocok, gepuk, cireng, jenis mie asal Cina. Pada perkembangannya colenak, batagor, perkedel bondon, lotek, kemudian, istilah ramen digunakan untuk comro, misro, rujak cuka, dan lain menggantika shina soba karena istilah Cina di sebagainya. beberapa kalangan menjadi peyoratif. Meski demikian, dalam keragaman Di Bandung, restoran ramen semakin tersebut, sulit jika mengatakan bahwa banyak. Diantaranya yang terkenal adalah kuliner-kuliner tersebut murni berasal dari Jigoku Ramen, Mie Reman, Ramen House, Bandung. Alasannya, kuliner, sebagai suatu Nobu Ramen, Udin Ramen, Shifu Ramen, turunan dari kebudayaan, pasti mengalami Ramen Cemen, Kuma Ramen, hingga yang berbagai macam akulturasi dalam dijual di restoran Jepang umum seperti perkembangannya. Seperti misalnya, dalam Gokkana Tepan, Suki Soba Restaurant dan akulturasi budaya Cina dan Indonesia, Marugame Udon. Diantara ramen-ramen dikenal istilah “kuliner peranakan” yang tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan berarti kuliner hasil perkawinan antara penyajian, yang jika dibagi ke dalam dua makanan Indonesia dan Cina. Beberapa aliran besar, dikategorikan sebagai berikut: contohnya antara lain siomay, yang di Cina Restoran ramen yang ingin semirip mungkin merupakan salah satu dim sum (makanan penyajiannya dengan aslinya, dan restoran kecil) dengan daging babi dibungkus kulit ramen yang ingin melakukan akulturasi terigu, dimatangkan dengan cara dikukus, budaya sehingga rasa ramen tersebut dapat disajikan dengan cocolan cuka atau kecap diterima oleh lidah orang Bandung pada asin. Di Indonesia, daging babi tersebut umumnya, meski kemudian menjauhi rasa diganti dengan daging ayam atau ikan – aslinya, bahkan hingga tidak bisa dikatakan mengingat populasi sebagian besar ramen –dalam definisi ramen pada kuliner Patra Aditia, Amaliatun Saleha dan Elly etiawan Sutawikara, 179 Hibriditas dalam kuliner Bandung: Citarasa Ramen Jepang-. Atas dasar itu, peneliti tertarik Udin Ramen, Metro Gokkana Tepan, Jalan untuk menelaah ramen dalam hibriditas Indah Mal, Jalan Cihampelas no. 160 kuliner di Bandung. Soekarno Hatta no. 590 II. RUMUSAN Ramen Cemen, Jalan Nobu Ramen & Sushi, Wira Angun-Angun Jalan Gegerkalong no. 36 Hilir nomor 01 Berdasarkan latar belakang di atas, Kuma Ramen, Jalan maka pertanyaan penelitian yang diajukan Cipaganti adalah sebagai berikut: Bagaimana ramen Shifu Ramen, Jalan menjadi bagian dari hibriditas kuliner di Purwakarta no. 33 Bandung? Giant Ramen, Jl. Cihampelas III. METODOLOGI Komodifikasi tersebut dilakukan untuk Penelitian ini menggunakan metode menyempitkan objek penelitian. deskriptif dengan pendekatan Diasumsikan bahwa restoran yang fenomenologis. Peneliti berusaha menjadikan ramen sebagai salah satu menu memaparkan fakta-fakta yang ada, disertai disamping menu-menu yang lain, tidak dengan analisis terhadap data yang menjadikan ramen sebagai sesuatu yang diperoleh dari observasi, wawancara mendapat perhatian lebih dalam hal inovasi mendalam, dan juga studi literatur. makanan. Sedangkan restoran yang khusus menjual ramen, kemungkinan selalu IV. PEMBAHASAN berinovasi dengan ramen karena memang itulah menu unggulannya. Diasumsikan Berdasarkan observasi dan juga studi bahwa dengan persaingan yang ketat literatur, terdapat sejumlah restoran Ramen diantara restoran ramen yang lain, maka di Kota Bandung. Sejumlah restoran tersebut dibutuhkan upaya-upaya penyesuaian kemudian dibagi ke dalam dua kategori. dengan lidah konsumen, yang melibatkan Kategori pertama adalah restoran yang riset juga diantara para pemilik restoran. khusus menjual ramen saja, sedangkan Asumsi ini diperkuat dengan hasil kategori kedua adalah restoran yang wawancara mendalam terhadap pemilik menjadikan ramen sebagai salah satu menu, Ramen Cemen, Moh. Agil (36) dan pemilik disamping makanan-makanan Jepang yang Jigoku Ramen, Krisna Utama (26). lain. Jika dilakukan kodifikasi, maka hasilnya Menurutnya, riset yang dilakukan adalah adalah sebagai berikut: sebagai berikut: Restoran Khusus Ramen sebagai 1. Mencari tahu citarasa ramen yang Ramen Salah Satu Menu asli di Jepang Jigoku Ramen, Jalan Midori, Jalan Sultan 2. Mencari tahu selera warga Bandung Cikutra no. 143 Agung Tirtayasa pada umumnya Mie Ramen, Jalan Suki Soba Braga no. 36 Restaurant, Jalan Kepatihan no. 18 Meski secara umum ramen Jepang Ramen House, Jalan Marugame Udon; sendiri sudah mempunyai berbagai varian, Ir. H. Juanda 185 Trans Studio Mall, Jl. namun berdasarkan wawancara tersebut, RE. Martadinata 112 kemudian dapat ditarik sebuah 180 Jurnal KalaTanda, Vol.1 No.2, Desember 2016 perbandingan antara “ramen Jepang” dan seksama, dalam perkembangannya, kian “ramen Bandung” yang secara umum sebagai menjauhi citarasa ramen Jepang yang asli. berikut: No. “Ramen Jepang” “Ramen Bandung” 1. Menggunakan Tidak memberikan daging babi opsi daging babi dalam salah satu dalam pilihan pilihan taburan (topping). taburannya (topping) 2. Opsi penggunaan Tidak menjadikan shoyu sebagai shoyu sebagai sumber rasa sumber rasa yang yang paling utama, bahkan di Foto 1. Warung Ramen Cemen klasik sekaligus beberapa restoran, Sumber foto: dokumentasi pribadi paling digemari. shoyu ini dihilangkan. 3. Kuah secara Tidak ada unsur umum daging babi. mengandung unsur daging babi, meski ada juga yang mengandung daging ayam. Foto 2. Warung Jigoku Ramen 4. Topping yang Topping tidak Sumber foto: dokumentasi pribadi umum: Chāshū, terbatas, mulai dari menma, daun bulgogi, baso ikan, Meski demikian, ramen sebagai sebuah bawang, telur otak-otak, chicken rebus, nori, katsu, telur dadar, kuliner Jepang tetap dipertahankan dalam kakuni, dan banyak lagi. ornamen-ornamen di restoran, ataupun narutomaki nama-nama di dalam menu. Estetika ini 5. Umumnya dibuat Bahan mie tidak dipertahankan justru untuk menunjukkan dari empat terlalu terikat. hibriditas yang jelas antara makanan Jepang bahan utama Kadang bisa dan makanan Indonesia. Bisa saja, misalnya, yaitu: gandum, menggunakan mie asal usul itu sudah terlalu melebur, seperti air, garam, dan kuning seperti yang halnya dalam siomay, batagor, atau serabi, kansui. digunakan pada sehingga merasa tidak perlu lagi mie kocok menunjukkan estetika dari bangsa dan kebudayaan lain, karena sudah sepenuhnya Berdasarkan wawancara tersebut dan diserap oleh kebudayaan yang berkembang setelah mengetahui perbandingan umum di
Recommended publications
  • Detection of Coliforms and Enteric Pathogens in Favorite Snack Food
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 528 Proceedings of the 7th International Conference on Research, Implementation, and Education of Mathematics and Sciences (ICRIEMS 2020) Detection of Coliforms and Enteric Pathogens in Favorite Snack Food Sold in Yogyakarta City Tri Yahya Budiarso1,*, Charis Amarantini1, Guruh Prihatmo1, Ratih Restiani1, Yesika Putri2, Virgin Kindagen2 and Sharoneva Linggardjati2 1Biology Department, Faculty of Biotechnology, Universitas Kristen Duta Wacana. Jl dr Wahidin Sudirohusodo 5- 25 Yogyakarta.55224 2Undergraduate Program, Biology Department, Faculty of Biotechnology, Universitas Kristen Duta Wacana. Jl dr Wahidin Sudirohusodo 5-25 Yogyakarta.55224 *Corresponding author. Email: [email protected] ABSTRACT Favorite snack food is very popular to Yogyakarta's residents, such as cilok, skewered meatballs, and dumplings. The processing and serving processes of these food does not pay attention to hygiene aspects, therefore, it is necessary to monitor the presence or absence of coliform bacteria and enteric pathogens that often cause digestive disorders. A total of 30 samples were collected from each food from different locations. These samples were then enumerated on a CCA medium to grow all types of coliforms and enteric pathogens. The resulted colonies were then selected on SSA, SMAC, and DFI Agar medium to obtain a single isolate, which were biochemically tested until their genus levels were identified using API 20E. Based on the identification results of 30 food samples, the contamination levels obtained were as follows, Escherichia coli (16.6%), Klebsiella pneumoniae (13.3%), Yersinia enterocolitica (13.3%), Pantoea spp (6.6%). ), Aeromonas hydrophila (6.6%), Enterobacter cloacae (6.6%), Serratia marcescens (6.6%), Bordetella / Alcaligenes / Moraxella spp (6.6%), Serratia liquefaciens (3.3%), Proteus mirabilis (3.3%), Shigella spp (3.3%), and Ewingella Americana (3.3%).
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Economics, Business and Management Research, volume 101 1st International Conference on Islamic Economics and Business (ICONIES 2018) Halal and Healthiness of Snacks Analysis for Creative Economic Business and Potential A New Business Opportunity 1st Muh. Mansur 2nd Agus Widarko 3rd Masyhuri M. Universitas Islam Negeri Maulana Universitas Islam Negeri Maulana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malik Ibrahim Malik Ibrahim Malang, Indonesia Malang, Indonesia Malang, Indonesia [email protected] . Abstract— The purpose of this research is guiding fast ASEAN Economic Community, especially in local product, foods be healthy (halal-healty) for creative economic business so it could not be imitated easily. and choosed alternative to appear a new bussines. The target group is the creative economic business on fast foods II. LITERATURE REVIEW commodity by using a method, participator action research Basic theory was taken from the result of the (PAR) through some strategies. The result of laboratory research in the second year as the continuance. The result analysis showed that creative economic business from the group, it is positive enough because the average for using conclution, Based on the results of the analysis and formaline, boraxs, and rhodamine B is 14,29%. This condition, discussion on the previous material, it can be concluded that there are two business opportunies which could be created in in order to improve the creative economy business short term, those are milling the meat shari’a and using (MSMEs) is known to have made various efforts that are natural color to avoid using rhodamine B. The offered expected to bring a better development, given the existence suggestion, everything had been done by the creative economic of UMKM itself has a very large number and evenly business, it was not they did themselves only but it is related to distributed almost on All aspects of the business [2].
    [Show full text]
  • Ethnobotanical Study on Local Cuisine of the Sasak Tribe in Lombok Island, Indonesia
    J Ethn Foods - (2016) 1e12 Contents lists available at ScienceDirect Journal of Ethnic Foods journal homepage: http://journalofethnicfoods.net Original article Ethnobotanical study on local cuisine of the Sasak tribe in Lombok Island, Indonesia * Kurniasih Sukenti a, , Luchman Hakim b, Serafinah Indriyani b, Y. Purwanto c, Peter J. Matthews d a Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Mataram University, Mataram, Indonesia b Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Brawijaya University, Malang, Indonesia c Laboratory of Ethnobotany, Division of Botany, Biology Research Center-Indonesian Institute of Sciences, Indonesia d Department of Social Research, National Museum of Ethnology, Osaka, Japan article info abstract Article history: Background: An ethnobotanical study on local cuisine of Sasak tribe in Lombok Island was carried out, as Received 4 April 2016 a kind of effort of providing written record of culinary culture in some region of Indonesia. The cuisine Received in revised form studied included meals, snacks, and beverages that have been consumed by Sasak people from gener- 1 August 2016 ation to generation. Accepted 8 August 2016 Objective: The aims of this study are to explore the local knowledge in utilising and managing plants Available online xxx resources in Sasak cuisine, and to analyze the perceptions and concepts related to food and eating of Sasak people. Keywords: ethnobotany Methods: Data were collected through direct observation, participatory-observation, interviews and local cuisine literature review. Lombok Results: In total 151 types of consumption were recorded, consisting of 69 meals, 71 snacks, and 11 Sasak tribe beverages. These were prepared with 111 plants species belonging to 91 genera and 43 families.
    [Show full text]
  • Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol
    1 Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2018, Vol. 5 No. 1, hlm. 1 - 10 OPEN ACCESS Indonesian Journal of Human Nutrition P-ISSN 2442-6636 E-ISSN 2355-3987 www.ijhn.ub.ac.id Artikel Hasil Penelitian Kadar Lemak Jajanan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Harun Al Rasyid1*, Sony Agung Santoso2, Mita Permatasari Araminta3 1 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 2 Departemen Biokimia-Biomolekuler Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 3 Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya *Alamat korespondensi: [email protected] Diterima: Maret 2018 Direview: April 2018 Dimuat: Juni 2018 Abstrak Lemak banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari termasuk jajanan. Mahasiswa termasuk kelompok yang sering mengonsumsi jajanan. Konsumsi jajanan dengan kadar lemak tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar lemak total pada jajanan yang sering dikonsumsi oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Penelitian potong lintang ini dilakukan dengan mengumpulkan 32 sampel jajanan yang dipilih dengan non random sampling. Sampel jajanan ini terdiri dari delapan kelompok yaitu kentang goreng, weci, batagor, siomay, taiwan street snacks, roti bakar, batagor, cilok dan jasuke. Kadar lemak total pada jajanan diukur menggunakan metode proksimat. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan ada perbedaan yang bermakna pada delapan kelompok jajanan yang diteliti (p < 0,001). Rerata kadar lemak total tertinggi ditemukan pada kelompok kentang goreng (7,97 g dalam 100 g makanan) dan terendah pada cilok (0,27 g dalam 100 g makanan). Kadar lemak total pada kentang goreng tidak berbeda dengan batagor, weci, dan taiwan street snacks.
    [Show full text]
  • The Globalization of Chinese Food ANTHROPOLOGY of ASIA SERIES Series Editor: Grant Evans, University Ofhong Kong
    The Globalization of Chinese Food ANTHROPOLOGY OF ASIA SERIES Series Editor: Grant Evans, University ofHong Kong Asia today is one ofthe most dynamic regions ofthe world. The previously predominant image of 'timeless peasants' has given way to the image of fast-paced business people, mass consumerism and high-rise urban conglomerations. Yet much discourse remains entrenched in the polarities of 'East vs. West', 'Tradition vs. Change'. This series hopes to provide a forum for anthropological studies which break with such polarities. It will publish titles dealing with cosmopolitanism, cultural identity, representa­ tions, arts and performance. The complexities of urban Asia, its elites, its political rituals, and its families will also be explored. Dangerous Blood, Refined Souls Death Rituals among the Chinese in Singapore Tong Chee Kiong Folk Art Potters ofJapan Beyond an Anthropology of Aesthetics Brian Moeran Hong Kong The Anthropology of a Chinese Metropolis Edited by Grant Evans and Maria Tam Anthropology and Colonialism in Asia and Oceania Jan van Bremen and Akitoshi Shimizu Japanese Bosses, Chinese Workers Power and Control in a Hong Kong Megastore WOng Heung wah The Legend ofthe Golden Boat Regulation, Trade and Traders in the Borderlands of Laos, Thailand, China and Burma Andrew walker Cultural Crisis and Social Memory Politics of the Past in the Thai World Edited by Shigeharu Tanabe and Charles R Keyes The Globalization of Chinese Food Edited by David Y. H. Wu and Sidney C. H. Cheung The Globalization of Chinese Food Edited by David Y. H. Wu and Sidney C. H. Cheung UNIVERSITY OF HAWAI'I PRESS HONOLULU Editorial Matter © 2002 David Y.
    [Show full text]
  • Pedoman Kriteria Cemaran Pada Pangan Siap Saji Dan Pangan
    PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA 2012 Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan Pangan Industri Rumah Tangga Jakarta : Direktorat SPP, Deputi III, Badan POM RI, 2012 34 hlm : 15 cm x 21 cm PEDOMAN KRITERIA CEMARAN PADA PANGAN SIAP SAJI DAN PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA ISBN 978-602-3665-11-2 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman atau cara apapun tanpa izin tertulis sebelumnya dari Badan POM RI. DIREKTORAT STANDARDISASI PRODUK PANGAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA Diterbitkan oleh Direktorat Standardisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat – 10560. Telepon (62-21) 42875584, REPUBLIK INDONESIA Faksimile (62-21) 42875780, E-mail: [email protected] 2012 TIM PENYUSUN PENGARAH Pedoman Kriteria Cemaran pada Pangan Siap Saji dan DR. Roy A. Sparringa, M.App, Sc. Ir. Tetty H. Sihombing, MP Pangan Industri Rumah Tangga KATA SAMBUTAN KETUA Makanan yang bergizi saja tidak cukup untuk membentuk generasi penerus Ir. Gasilan bangsa yang sehat dan cerdas. Keamanan dari pangan yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan karena dampak dari pangan yang tercemar dapat mengakibatkan SEKRETARIS berbagai kerugian seperti food borne diseases, penyebaran penyakit menular, keracunan, dan lain-lain. Pratiwi Yuniarti M., STP Berkembangnya berbagai aneka Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) NARA SUMBER dapat meliputi Pangan Siap Saji (PSS) dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
    [Show full text]
  • Welcome to the Heaven of Specialty Coffee
    Coffee Quotes INDONESIA “ I have measured out my life with coffee spoons. ” (T. S. Eliot) “ If I asked for a cup of coffee, EDITION someone would search for the double meaning. ” (Mae West) “ To me, the smell of fresh-made coffee is one Trade•Tourism•Investment FIRST of the greatest inventions. ” (Hugh Jackman) “ The ability to deal with people is as purchasable a commodity as sugar or coffee and I will pay more for that ability than for any other under the sun. ” Welcome to The Heaven (John D. Rockefeller) “ Coffee is a language in itself. ” of Specialty Coffee (Jackie Chan) “ I like cappuccino, actually. But even a bad cup of coffee is better than no coffee at all. ” (David Lynch) “ If it wasn't for the coffee, I'd have no identifiable personality whatsover. “ (David Letterman) :” Good communication is as stimulating as black coffee, and just as hard. ” (Anne Spencer) “ I would rather suffer with coffee than be senseless. “ (Napoleon Bonaparte) “ Coffee, the favourite drink of civilize world. ” (Thomas Jefferson) “ What on earth could be more luxurious than a sofa, a book and a cup of coffee? “ (Anthony Troloppe) “Coffee is far more than a beverage. It is an invitation to life, (Foto: web/edit) disguised as a cup of warm liquid. It’s a trumpet wakeup call or a gentle rousing hand on your shoulder… Coffee is an experience, an offer, a rite of passage, a good excuse to get together. ” (Nichole Johnson) “ A guy’s gotta live, you know, gotta make his way and find his Exotic & Unique Indonesian Coffee meaning in life and love, and to do that he needs coffee, he needs coffee and coffee and coffee.
    [Show full text]
  • Graduation Assignment
    Vidyadhana, S. (2017, January 22). Kenapa Sih Anak Muda Indonesia Bersedia Terbebani Resepsi Pernikahan Mahal? Retrieved June 5, 2017, from VICE: https://www.vice.com/id_id/article/kenapa-sih-anak-muda-indonesia-bersedia-terbebani- resepsi-pernikahan-mahal Wahyuni, T. (2015, March 7). Makanan yang Paling Diincar Tamu di Pesta Pernikahan. Retrieved from CNN Indoneisa : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150307100907-262- 37404/makanan-yang-paling-diincar-tamu-di-pesta-pernikahan/ Wisnu, K. (2017, April 27). Mr. (B. Kusuma, Interviewer) 12. Appendices Appendix I: Products of Karunia Catering Buffet Packages Buffet Package A @ IDR 55,000 Soup Salad Vegetables Red Soup Caesar Salad Seafood Stir Fry Asparagus Soup Red Bean Salad Sukiyaki Beef Stir Fry Asparagus Corn Soup Marina Salad Crab with Broccoli Sauce Corn Soup Mix Vegetables Salad Szechuan Green Bean Waru Flower Soup Special Fruit Salad Squid and Broccoli Stir Fry Fish Meatball Soup Avocado Salad Sapo Seafood Mango Salad Broccoli and Squid Spicy Food Fish / Chicken Bistik Tongue Balado Special Kuluyuk Chicken Beef Rolade Meat Beef Balado Sweet and Sour Shrimps Beef Tongue Tongue Black Pepper Shrimp with Bread Crumb Betutu Chicken Beef Black Pepper Floured Fried Shrimp Roasted Chicken Roll Tongue Asem-asem Mayonnaise Shrimp Chicken Satay Tongue with Cheese Drum Stick Shrimp Meat Kalio Fish with Padang Sauce Lungs with Coconut Sour Salad Fish Fish with Bread Crumb 45 Bistik Dish served with sliced vegetables except for roasted chicken and satay Drink: Tea, soft drink / lemon tea
    [Show full text]
  • Edisi 2 0 / Ii / Juni 2 0
    EDISI 20 / 20 EDISI / JUNI 2019 JUNI / II EDISI 20 / II / JUNI 2019 MEDIA KOMUNITAS KAWASAN BINTARO DAN SEKITARNYA INFORMASI PELAYANAN & PERJANJIAN : 021-256-555-55 (Customer Care) | Marketing : 088-1119-5555 PAKET VAKSINASI HEPATITIS & INFLUENZA VAKSINASI HEPATITIS B* VAKSINASI INFLUENZA Rp 560.000,- Rp 350.000,- (3x Suntik) (1X Suntik) VAKSIN COMBO* SKRINING HEPATITIS (HEPATITIS A & B) Rp 350.000,- Rp 1.200.000,- (HBsAg & Anti HBs) (3x Suntik) Berlaku mulai 1 April s/d 31 Desember 2019 KETENTUAN PAKET : • Paket berlaku untuk pasien dewasa > 18 thn • Peserta Vaksinasi Hepatitis wajib melakukan cek Lab HBsAg & anti HBs sebelum divaksin • Vaksinasi dilakukan oleh Dokter Umum Central Business District Lot IX, BSD City, Tangerang 15321 www.ekahospital.com Terakreditasi Terakreditasi Telp: (021) 256-555-55 (hunting)|IGD: (021) 256-555-77 Joint Commission Nasional International PARIPURNA 4 BERANDA HALO KELUARGA EBIN FOUNDER & CEO Valent Hartadi Keluarga besar Etalase Bintaro mengucapkan CONTENT DIRECTOR selamat Idul Fitri 1440 H, mohon maaf lahir dan batin. Yudhanti Budi REPORTER/ WRITER Lies Afroniyati, Miftakh Faried, Ita Baradja, Rio Aribowo, Cantik Lahir Batin Lintang Tribuana CONTRIBUTOR Vicky Amadea, Utami Kinasih, MENGAPA Idul Fitri selalu disambut dengan meriah oleh umat Islam, terutama di Five Fourina (Fashion Stylish) Indonesia? Karena pada hari tersebut, tombol “reset” disentuh. Segala kekhilafan, berharap LAYOUT & DESIGN bisa dimaafkan. Mulai bersama membuka lembaran baru dengan hati yang lebih sejuk. Iin Intansari, Gunung Aditomo HEAD OF SALES & MARKETING Majalah Etalase Bintaro sebagai media kawasan pilihan terbaik keluarga, juga tak Julian David luput dari kesalahan. Meskipun setiap edisi yang kami luncurkan sudah kami akurasi ACCOUNT EXECUTIVE semaksimal mungkin, namun bagaikan debu yang selalu menempel pada permukaan Azis Firmansyah, Zarkasih, Ahmad Dian Saputra barang, tentu ada kesalahan yang tak sengaja kami perbuat.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata tidak dipungkiri mendapat perhatian dan sorotan yang sangat meningkat di berbagai negara. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti A. Oka, 1996:118). Pariwisata merupakan salah satu hal yang menyangkut kebutuhan hidup manusia sebagai makhuk sosial dan merupakan alat vital yang dapat menunjang perekonomian negara kita ini. Pariwisata merupakan keseluruhan kegiatan, proses dan kaitan-kaitan yang berhubungan dengan perjalanan dan persinggahan dari orang-orang di luar tempat tinggalnya serta tidak dengan maksud mencari nafkah. Kepariwisataan merupakan keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan (Fandeli, 2001). Berbicara mengenai pariwisata Indonesia, tentu tidak ada habisnya. Keindahan alam Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan, dan setiap kepulauan tersebut memiliki keindahan panorama dan keunikannya tersendiri, itu terbukti banyak sekali wisatawan lokal atau mancanegara mengunjungi negara Indonesia. Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga
    [Show full text]
  • Konsentrasi Dan Resiko Kesehatan Pb Dan Cd Pada Siomay Dan Batagor Di Kota Yogyakarta Dan Solo
    Konsentrasi dan Resiko Kesehatan Pb dan Cd pada Siomay dan Batagor di Kota Yogyakarta dan Solo Skripsi Elisabet Dewi Kristina Silalahi 31140058 ©UKDW Program Studi Biologi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacan Yogyakarta 2018 Konsentrasi dan Resiko Kesehatan Pb dan Cd pada Siomay dan Batagor di Kota Yogyakarta dan Solo Skripsi Sebagai slah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Program Studi Biologi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana Elisabet Dewi Kristina Silalahi 31140058 Program Studi Biologi ©UKDWFakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta 2018 i ©UKDW ii ©UKDW iii KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya hanturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang karena berkat dan anugerah-Nya yang tidak berkesudahan, saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : ”Konsentrasi dan Resiko Kesehatan Pb dan Cd pada Siomay di kota Yogyakarta dan Solo”. Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Biologi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis dan segala halangan yang ada. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis (Gordang silalahi dan Eliya Yuhan) yang dengan penuh cinta dan kasih memberikan segala usaha terbaik mereka dalam mendukung penulis untuk menempuh dunia pendidikan terkhususnya penulisan skripsi melalui dukungan doa, perhatian, kasih, dan dukungan materil tanpa batas kepada penulis. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada keluarga besar Silalahi dan Keluarga besar Tjiam yang selalu bersedia membantu penulis dan keluarga dalam segala kekurangan materil agar penulisan skripsi ini dapat terlaksana tanpa adanya hambatan materil. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1.
    [Show full text]
  • MW Efficacy In
    Journal of International Dental and Medical Research ISSN 1309-100X Database of carboxymethyl lysine in foods http://www.jidmr.com Patricia Budihartanti Liman and et al Database Development of Carboxymethyl Lysine Content in Foods Consumed by Indonesian Women in Two Selected Provinces Patricia Budihartanti Liman1,2,3, Ratna Djuwita4, Rina Agustina1,3,5* 1. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 2. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia. 3. Human Nutrition Research Centre, Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 4. Department of Epidemiology, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia 5. Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) – Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstract Advanced glycation end products (AGEs) in foods are increased by heat processing, and high consumption of these compounds could contribute to the pathogenesis of non-communicable disease. Yet, the information on carboxymethyl lysine (CML) content, as a part of AGEs, in dietary intakes with predominantly traditional foods with diverse food processing is lacking. We developed a database of Indonesian foods to facilitate studies involving the assessment of dietary and plasma CML concentration by liquid-chromatography-tandem-mass spectrometry. We estimated dietary CML values of 206 food items from 2-repeated 24-h recalls of 235 Indonesian women with the mean age of 36±8 years old in a cross-sectional study. All foods were listed and grouped according to the Indonesian food composition table, completed for cooking methods, amount of consumptions, and ingredients.
    [Show full text]