PENERAPAN STANDARISASI PEJUALAN TIKET INTERNASIONAL PT. INDONESIA AIRASIA
KERTAS KARYA
OLEH MUHAMMAD IQBAL AL ZAREFI 122204055
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
LEMBAR PERSETUJUAN
PENERAPAN STANDARISASI PEJUALAN TIKET INTERNASIONAL PT. INDONESIA AIRASIA OLEH
MUHAMMAD IQBAL AL ZAREFI NIM. 122204055
Dosen Pembimbing Dosen Pembaca
Solahuddin Nasution, S.E., MSP Drs. Ridwan Azhar M.Hum NIP. NIP. 1955 0928 1982 0903 1.001
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : PENERAPAN STANDARISASI PEJUALAN TIKET INTERNASIONAL PT. INDONESIA AIRASIA
Nama : MUHAMMAD IQBAL AL ZAREFI
NIM : 122204055
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
Dr. Syahron Lubis, M.A NIP. 19511013 197603 1 001
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
Ketua,
Arwina Sufika, S.E., M.Si NIP. 19640821 199802 2 001
ABSTRAK
AirAsia merupakan salah satu maskapai LCC (Low Cost Carrier) Yang cukup popouler di Indonesia.Di Indonesia AirAsia dimiliki oleh PT. Indonesia AirAsia. Demi menunjang pelayanan dan memenuhi berbagai kebutuhan konsumen, AirAsia telah membuka beberapa kantor cabang dan sales center di beberapa wilayah di Indonesia. Kantor-kantor inilah yang bertugas sebagai tempat akses informasi terkait reservasi, pembelian tiket, atau berbagai info terbaru dari AirAsia. Sebagai maskapai penerbangan LCC AirAsia menerapkan penjualan elektronik tiket.Dalam eletronik tiket pelanggan hanya memperoleh “itinerary receipt” (tanda terima rinci perjalanan penumpang). Dan untuk mempermudah dan meminimalisir kesulitan penggunaan tiket, pelanggan atau tamu (sebutan AirAsia untuk penumpang) yang membeli kursi melalui internet, dapat melakukan mencetak sendiri dan dapat digunakan sebagai tiket, bahkan hanya dengan mengingat/mencatat 6 (enam) digit “boking code” tamu dapat meminta print-out ticket di kantor atau sale office dari perusahaan jasa transportasi yang bersangkutan.
Kata Kunci : PENERAPAN STANDARISASI PEJUALAN TIKET INTERNASIONAL PT. INDONESIA AIRASIA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim.
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tepat waktu, Shalawat beriring salam juga penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliaulah yang membawa peradaban umat manusia menjadi lebih baik.
Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Program Studi D-III
Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk menyusun dan menyelesaikan sebuah kertas karya. Kertas karya ini untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah
“Pembangunan Pulau Mursala Sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten
Tapanuli Tengah”
Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan, pengetahuan, kemampuan dan sumber bacaan yang diperoleh. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya yang penulis buat.
Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat dukungan, semangat dan motivasi yang penulis terima dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini terima kasih kepada :
1. Bapak Dr.Budi Agustono M.S sebagai Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si sebagai Ketua Program Studi D-III
Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Solahuddin Nasution, S.E., MSP sebagai dosen pembimbing dalam
kertas karya ini yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
memberikan kritik dan saran dalam pembuatan kertas karya ini dan rasa
terima kasih saya sampaikan kembali atas motivasi dan nasihat yang telah
ibu berikan selama ini, berbagi cerita dan pengalaman dan saya bangga
bisa mengenal ibu.
4. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si,sebagai dosen pembaca dalam kertas karya
ini yang telah meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan kritik
dan saran dalam pembuatan kertas karya ini.
5. Bapak Solahuddin Nasution, S.E., MSP, sebagai Koordinator Praktek
Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata, yang telah
membimbing, memberikan dukungan dan mengarahkan penulis. Dosen
yang selalu memberikan semangat dan inspirasi yang luar biasa
6. Tersayang dan tercinta Alm Ayahnda Tengku Dzulham Alhaj (Papa) dan
Ibunda Hj Tengku Fauziah Mansyur (Mama), yang telah memberikan
dukungan, do’a dan kasih sayang yang tiada hentinya. Insya Allah Habibi
akan mengembalikan kejayaan itu “Papa dan Mama adalah jiwa dan
tujuan dalam hidup ini”.
7. Uwak-Uwak, Om, Tante, Abang dan Kakak penulis tersayang,Om H. Tengku
Amin Ridwan, Tante Hj. Tengku Nadziah, Uwak Laki-laki H. Tengku
Tifka,Uwak Perempuan Chonza, Uwak Laki-laki Tengku Johan, Uwak
Perempuan Tengku Farida Mansyur, Om H Tengku Zainul Kakak Tengku
Safazulianin.,Kakak Tengku Rina Usman, Abang Tengku Zakaria, Abang
Tengku Difo, Dan Tengku Rina Johan, yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis “Habibi akan selalu menyayangi uwak,uwak, om, tante
abang dan kakak semua, karena kalian juga bagian dari tujuan dalam hidup
ini”
8. Sahabat-sahabat terhebat, kita selalu bekerja sama, dan saling
mendukung, dan mereka adalah orang – orang yang selalu berada di
belakang layar dalam setiap target dan prestasi yang saya raih, mereka
adalah M.Fauzi Sakat Ujung Amd Par, Yaser Arafat Amd Par, M. Budie
Rizckyanda Jhora Amd Par, Ryan Y Sihombing Amd Par, Maulizatul
Ummi Amd Par, Anetagreglicka Amd Par, Fitri Nanda Sari Amd Par,
Angga Pamostang Amd Par, M.Iqbal Alzarefi, M. Drian Syahputra, Devira
Amelia Amd Par, Afni Mey Risa Amd Par, Andrea Dwi Amd Par,Rizky
Rukawa Amd Par, Irma Anggraini Hsb Sp,d, Najwa Atika, dan Sahabat
Dekat Saya Mhd Deri Dermawansyah Lase. “Terima kasih telah menjadi
bagian hidupku, I’ll miss you and never forget you”
9. Teman – teman terbaik Usaha Wisata dan Perhotelan angkatan 2012, dan
adik – adik junior angkatan 2013 dan 2014, dan Keluarga Besar Ikatan
Mahasiswa Pariwisata (IMAPA) – USU
10. Buat Kakanda Mey Syarah Nauli Sitompul Amd Par, Dan Abangda
Lodewik Fraus S. Marpaung Amd Par, Abanda Dosen Samerdanta
Sinulingga S.Par, M.Par. Alumni Dan Dosen yang telah banyak
membantu dan memberikan kritik dan saran penulis, selama penelitian
hingga penulisan kertas karya ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini. Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang
membacanya. Dan kepada Engkau ya Allah segala kesempurnaan dan kami mohon atas segala keridhoan-Mu ya Allah.
Alhamdullilahirabil’alamin.
Medan, Oktober 2015
Penulis,
MUHAMMAD IQBAL AL ZAREFI NIM. 122204055
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN...... i
LEMBAR PENGESAHAN...... ii
ABSTRAK ……………………………………………………………………... iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul …………………….……………….……..1
1.2 Batasan Masalah…...…………………...…..…………………...… 5
1.3 Tujuan Penelitian ………………………..………………...…...… ..5
1.4 Metode Penulisan …………….……………..…….....…...... 5
BAB II URAIAN TEORETIS
2.1 Pengertian Industri Pariwisata...... ………....……..8
2.2 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan …………………….……..9
2.2.1 Sarana Kepariwisata …………...……………...... 9
2.2.2 PrasaranaKepariwisataan……………………………….. 12
2.3 Pengertian Trasportasi ………………...……………………... 13
2.4 Pengertian Pelayanan...... 15
2.5 Pengertian Penjualan...... 16
2.6 Standard Penjualan...... 17
2.7 Reservasi Tiket...... 17
2.8 Pengertian Tiket dan E-Tiket...... 18
2.9 Pengeertian Bandar Udara...... 20
BAB III GAMBARAN UMUM PT. INDONESIA AIRASIA
3.1 Sejarah PT INDONESIA AIRASIA ………….……………21
3.2 Visi, Misi, Kode Etik ...... 24
3.2.1 Visi….……………………………….…………..... 24
3.2.2 Misi …………………………..…….………...... 24
3.2.3 Kode Etik ...... ……..………………...…..24
3.3 Afiliansi Air Asia ...... 24
3.4 Struktur Organisasi...... 27
BAB IV PENERAPAN STANDARISASI PENJUALAN TIKET
INTERNASIONAL PT. INDONESIA AIRASIA
4.1 Airasia Low Cost Carrier...... 31
4.2 Model Bisnis...... 32
4.3 Strategi Bisnis...... 36
4.4 Jangkauan Pelayanan Airasia...... 39
4.5 Produk yang ditawarkan Airasia...... 41
4.6 Sistem Pemjualan tiket...... 42
4.6.1 Check-in web...... 46
4.6.2 Jenis tarif...... 50
4.7 Keuntungan dan kerugian menggunakan e-tiket...... 51
4.7.1 Keuntungan e-tiket...... 51
4.7.2 Kelemahan e-tiket...... 52
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan…..…………..……………....………………………. 53
5.2 Saran ………………………….……………………………...... 54
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………...... ….... .55
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Keberadaan infrastruktur transportasi yang handal, baik berupa jalan, rel, pelabuhan, dan bandara sebagai penunjang pariwisata itu disadari oleh semua pihak.Industri pariwisata hanya dapat berkembang pada daerah yang memiliki infrastruktur transportasinya bagus.Oleh karena itu, pengembangan industri pariwisata tidak dapat dilepaskan dari pengembangan infrastruktur transportasi.
Ambil contoh kasus di Raja Ampat di Papua, meskipun lokasi wisata di sana dikenal memiliki keindahan laut yang sangat eksotik, tapi karena infrastruktur transportasinya jelek, maka kunjungan wisata ke sana masih amat terbatas, dan lebih banyak bule-bule yang memiliki tradisi nyelam cukup tinggi, sebaliknya wisatawan nasional justru jarang karena dinilai terlalu mahal. Banyak lokasi wisata nasional yang tidak berkembang lantaran tidak didukung oleh infrastruktur transportasi yang memadai.
Kebutuhan infrastruktur transportasi yang bagus untuk sampai ke lokasi wisata merupakan kebutuhan mendasar, mutlak, dan tidak tergantikan. Pertanyaan pertama seseorang ketika menyebut lokasi wisata yang indah adalah “bagaimana jalur menuju ke lokasi tersebut?”.Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan tentang transportasi, baik prasarana (jalan, rel, pelabuhan, dan bandara) maupun sarana
(armada).Prasana dan sarana transportasi untuk pariwisata itu harus lengkap.Tersedia prasarana yang bagus, tapi kalau sarananya minim, wisatawan juga tidak sampai tujuan.Demikian pula tersedia sarana tapi bila infrastruktur
jalan, pelabuhan, atau bandara jelek; orang juga malas datang karena khawatir aspek keselamatannya.Jadi prasarana dan sarana transportasi untuk menunjang pariwisata itu ibarat dua sisi mata uang, tidak bisa dipisahkan karena saling memberi makna.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa fungsi utama transportasi sangat erat hubungannya dengan accessibility. Maksudnya, frekuensi penggunaannya, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak yang jauh seolah-olah menjadi lebih dekat. Hal ini berarti mempersingkat waktu dan tentunya akan lebih meringankan biaya perjalanan. Dengan demikian transportasi dapat memudahkan orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu, seperti misalnya daerah tujuan wisata.
Dalam kepariwisataan kita mengenal tiga macam transportasi yang biasa digunakan oleh wisatawan, yaitu: 1. Transportasi Udara (International Flight,
Domestic Flight). 2. Transportasi Laut (Regular Lines, Charter Lines Cruiser). 3)
Transportasi Darat (Sepeda, Dokar atau Delman, Sepeda Motor, Mobil penumpang, Kereta Api).
Dalam pemakaian transportasi untuk keperluan kepariwisataan jarang yang hanya menggunakan satu macam angkutan saja, hampir selalu merupakan kombinasi yang banyak tergantung pada kondisi tempat atau daerah tujuan wisata.
Jadi ada macam-macam kombinasi pengangkutan yang digunakan di daerah tujuan wisata, tergantung bagaimana penga•turan Tour Operator yang merencanakan sesuai dengan "tour itinerary" yang mereka susun.
Hasil Kajian UNWTO dan international Civil Aviation Organization
(ICAO) dalam Indeks.co.id 14 january 2015 menyebutkan, sebanyak 51%
wisatawan internasional bepergian keberbagai destinasi wisata dengan menggunakan moda transportasi udara.
Data BPS dan Pusat Data dan Informasi Kemenpar menunjukkan bahwa pada tahun 2011 wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebanyak
71,2% menggunakan jasa transportasi udara, sementara dengan moda transportasi laut dan transportasi darat masing-masing hanya 28,1% dan 0,7%.
Indonesia telah menjadi lahan yang subur untuk bisnis penerbangan.Setiap hari ada ratusan pesawat lalu lalang di atas langit Indonesia untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berbagai macam kepentingan misalnya bisnis, pulang kampong, naik haji, pergi ke tanah suci, umroh dan masih banyak lagi.
Mencermati kondisi tersebut, banyak maskapai – maskapai penerbangan baru yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 2000.Hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat di dunia penerbangan Indonesia.Maskapai berlomba- lomba untuk menyediakan tiket dengan harga yang amat murah untuk dapat memenangi persaingan yang amat ketat tersebut.Alhasil banyak maskapai yang tidak kuat untuk bersaing hingga mengalami pailit seperti yang dialami Mandala
Airlines, Adam Air, Batavia Air dan Merpati Nusantara.
Hal ini sebenarnya sangat baik karena konsumen memiliki banyak pilihan maskapai untuk bepergian ke suatu tujuan tertentu dengan beragam kualitas dan biaya.Maskapai penerbangan berpacu untuk beroperasi secara optimal dan efisien untuk menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan.
Pada proses penggunaannya ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelumnya oleh calon pengguna jasa transportasi, salah satunya yaitu proses
untuk mendapatkan tiket, pemesanan atau pembelian langsung. Karena tiket sebagai salah satu syarat utama untuk dapat menggunakan sarana transportasi yang diinginkan. Selain itu tiket juga merupakan dokumen berharga yang didalamnya terdapat identitas dari pengguna jasa transportasi.
Upaya pemesanan tiket semakin mudah dilakukan, apalagi dengan adanya sistem elektronik tiket (e-ticket), calon penumpang tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengantri di loket-loket pemesanan tiket.Sistem elektronik tiket (e- ticket) juga dapat menghindarkan pelanggan dari kemungkinan kehilangan tiket, karena seluruh data dalam tiket konvensioal tersebut telah tersimpan secara elektronik di sistem reservasi.
AirAsia merupakan salah satu maskapai LCC (Low Cost Carrier) Yang cukup popouler di Indonesia.Di Indonesia AirAsia dimiliki oleh PT. Indonesia
AirAsia. Demi menunjang pelayanan dan memenuhi berbagai kebutuhan konsumen, AirAsia telah membuka beberapa kantor cabang dan sales center di beberapa wilayah di Indonesia. Kantor-kantor inilah yang bertugas sebagai tempat akses informasi terkait reservasi, pembelian tiket, atau berbagai info terbaru dari
AirAsia.
Sebagai maskapai penerbangan LCC AirAsia menerapkan penjualan elektronik tiket.Dalam eletronik tiket pelanggan hanya memperoleh “itinerary receipt” (tanda terima rinci perjalanan penumpang). Dan untuk mempermudah dan meminimalisir kesulitan penggunaan tiket, pelanggan atau tamu (sebutan
AirAsia untuk penumpang) yang membeli kursi melalui internet, dapat melakukan mencetak sendiri dan dapat digunakan sebagai tiket, bahkan hanya dengan mengingat/mencatat 6 (enam) digit “boking code” tamu dapat meminta print-out
ticket di kantor atau sale office dari perusahaan jasa transportasi yang bersangkutan.
Aspek-aspek inilah yang menjadikan penulis tertarik mengangkat topik mengenai tiketing dan menuangkannya dalam sebuah Kertas Karya dengan judul“PENERAPAN STANDARISASI PENJUALAN TIKET
INTERNASIONAL PADA PT. INDONESIA AIR ASIA BANDARA
KUALANAMU “.
1.2 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan masalah ini pada sasarannya, maka penulis membatasi materi penulisan sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih terarah kepada maksud dan tujuan sebenarnya yang diinginkan.Krtas karya ini hanya membahas tentang penerapan standar penjualan tiket internasional pada PT.
Indonesia Air Asia Bandara Kualanamu.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan adalah sebagai berikut:
• Sebagai salah satu kelengkapan akademik untuk meraih Gelar Ahli
Madya Pariwisata Program Diploma III Pariwisata, Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Sumatera Utara.
• Menambah wawasan, khususnya insan Usaha Wisata dalam
memperkaya ide cemerlang yang dibutuhkan penerbangan.
• Mengetahui tentang Prosedur Penjualan Tiket
• Sebagai penerapan studi dari apa yang pernah diperoleh selama
mengikuti masa Praktek Kerja Lapangan dan perkuliahan.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menggunakan metode penulisan kualitatif yang diuraikan secara deskriftif. Agar menghasilkan kertas karya yang dapat dipertanggung jawabkan, maka penulis berusaha mendapatkan data-data dan informasi yang baik dan akurat.Dalam mengumpulkan data-data yang akurat penulis menggunakan metode pengambilan data sebagai berikut :
1. Field Research (Penelitian Lapangan)
Observasi lapangan adalah suatu metode atau cara yang dilakukan oleh penulis
untuk melakukan riset (penelitian) secara langsung.
2. Library Research (Penelitian Pustaka)
Penulis mengambil informasi ataupun resensi melalui sumber tertulis berupa
buku-buku bacaan selama dibangku perkuliahan di Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Program studi D-III Pariwisata dan yang tersedia
diperpustakaan yang berkenaan dengan judul yang penuis pilih.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan kertas karya ini penulis memilih judul “ Penerapan
Standarisasi Penjualan Tiket Internasional pada PT. Indonesia Air Asia Bandara
Kualanamu“ dimana akan digambarkan secara garis besar hal-hal yang akan dijabarkan pada bab-bab berikutnya. Kertas karya ini terdiri atas lima bab, dan
masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub-bab yang saling berhubungan, penjabaran bab tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini diawali dengan mengenal alasan pemilihan judul, batasan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II : URAIAN TEORITIS
Meliputi penjelasan tentang pengertian Industri pariwisata, sarana
dan prasarana kepariwisataan, jenis transportasi, pengertian
pelayanan, pengertian reservasi tiket, pengertian E-Tiket, Istilah-
istilah dalam bahasa tiket.
BAB III : GAMBARAN UMUMPT. INDONESIA AIR ASIA
Mencakup sejarah PT Indonesia Air Asia, visi dan misi PT
Indonesia Air Asia, dan struktur organisasi
BAB IV : PENERAPAN STANDARISASI PENJUALAN TIKET
INTERNASIONAL PADA PT. INDONESIA AIRASIA
BANDARA KUALANAMU
Bab ini menjelaskan tentang pelayanan di PT Indonesia AirAsia,
Penjualan tiket, Kendala e-ticket, Cara menanggulangi Kendala e-
tiket.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUST
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Industri Pariwisata
Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya, yang mempunyai cerobong asap dengan menggunakan mesin dalam proses produksinya.
Demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi tidak demikian halnya dengan industri pariwisata.
Nyoman S. Pendit (2002 : 32-33) mengemukakan definisi pariwisata yaitu salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.secara ekonomis juga dipandang sebagai industri.
Pariwisata adalah berbagai bentuk kegiatan wisata sebagai kebutuhan dasar manusia yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, didukung berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah (Suwardjoko P. Warpani & Indira P.
Warpani, 2007 : 7). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan Bab I Pasal 1; menyatakan bahwa Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha.
2.2 Sarana dan Prasarana Kepariwisata
2.2.1 Sarana Kepariwisataan
Menurut Pendit (2002) Yang dimaksud sarana kepariwisataan (tourism suprastructurs) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan.
Menurut Prof. Salah Wahab dalam Yoeti, (1983:179) memberi komentar tentang pengertian sarana kepariwisataan yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan pada wisatawan, tetapi hidup dan kehidupannya tidak selamanya tergantung kepada wisatawan.
Menurut pandangan ini, tanpa kedatangan wisatawan, perusahaan tersebut tetap hidup, karena masyarakat setempat juga membutuhkannya. Termasuk ke dalam kelompok ini diantaranya adalah :
• Entertaiment
• Konser
• Bioskop
• Night Club
• Steambath
• Casino dan sebagainya.
Prof. Salah Wahab dalam Yoeti, (1983:179) juga menambahkansarana kepariwisataan dapat dibagi atas tiga bagian yang penting yaitu:
1. Sarana Pokok Kepariwisataan
Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang sangat tergantung
kepada arus kedatangan wisatawan.Yaitu :
• Travel agent dan tour operator
• Perusahaan- perusahaan angkutan wisata
• Hotel dan jenis akomodasi lainnya
• Bar dan restaurant
• Objek wisata dan atraksi wisata
Perusahaan-perusahaan yang ada di atas adalah merupakan komponen-
komponen terpenting dalam kepariwisataan dan harus ada pada suatu daerah
tujuan wisata.Dapat kita bayangkan bila suatu daerah tujuan wisata tidak
memiliki hotel atau restaurant, maka pastilah wisatawan yang hendak
berkunjung menjadi ragu-ragu untuk datang berkunjung.
Sarana pokok kepariwisataan oleh Nyoman S.Pendit (1999)dalam bukunya
“pengantar ilmu pariwisata” disebutkannya dengan istilah perusahaan utama
yang langsung dan dibaginya atas dua bagian yang disebutkan sebagai
perusahaan-perusahaan yang termasuk objek sentral dan subjek sentral.
Perusahaan yang termasuk objek sentral tersebut adalah:
• Perusahaan akomodasi (hotel, losmen, pemondokan dan lain-lain).
• Tempat peristirahatan khusus bagi pengunjung yang sakit (senotarium),
pemandian khusus orang sakit dan lain-lain.
• Perusahaan pengangkutan pariwisata (pengangkutan darat, kereta api, bus
dan lain-lain).
• Perusahaan manufaktur (barang kerajinan tangan, souvenir).
• Lembaga institut yang khusus untuk mempromosikan pariwisata atau
perkumpulan yang mengatur, merawat objek-objek wisata yang dikunjungi
wisatawan.
Perusahaan yang termasuk subjek sentral adalah perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha agar orang merasa tertarik akan kebutuhan untuk
mengadakan perjalanan atau memberi kesempatan pada mereka untuk
menikmati perjalanan, perusahaan – perusahaan tersebut adalah:
• Perusahaan penerbitan yang memajukan promosi pariwisata secara umum
maupun khusus.
• Kantor yang membiayai kepariwisataan, seperti Bank kepariwisataan.
• Perusahaan asuransi pariwisata seperti kecelakaan pada waktu
mengadakan perjalanan wisata.
• Sarana pelengkap kepariwisataan
Sarana pelengkap kepariwisataan ini adalah perusahaan atau tempat yang
menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya hanya sebagai pelengkap
dari sarana-sarana pokok kepariwisataan. Sarana pelengkap ini adalah sebagi
berikut:
• Sarana Olahraga :
• Lapangan Tennis
• Lapangan Golf
• Daerah Perburuan
• Berselancar (surfing)
• Sarana Ketangkasan :
• Billiard
• Jackpot
• Pacino
• Sarana penunjang kepariwisataan
Sarana penunjang kepariwisataan ini adalah perusahaan-perusahaan yang
menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya
membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu tempat tujuan wisata, juga
supaya wisatawan yang datang lebih lama dan lebih banyak membelanjakan
uangnya di daerah yang dikunjunginya. Usaha-usaha yang termasuk
kelompok sarana penunjang kepariwisataan ini adalah:
a. Night club
b. Steambath
c. Casino
2.2.2 Prasarana Kepariwisataan
Prasarana (infrastructures) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancer sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya.
Lothar A. Kreck dalam bukunya “International Tourism” sebagaimana yang dikutip (Yoeti, 1983:172-173) membagi prasarana atas dua bagian yang penting yaitu:
• Prasarana perekonomian ( Economic infrastructures), yang dapat dibagi atas:
• Pengangkutan (transportation), yaitu pengangkutan yang dapat membawa
para wisatawan dari negara dimana ia biasanya tinggal ketempat atau negara
yang merupakan daerah tujuan wisata.
• Prasarana komunikasi (communication infrastructures) misalnya : telephon,
telegraf, radio, televisi, surat kabar dan pelayanan kantor pos.
• Kelompok yang termasuk “utilities”, yaitu penerangan listrik, persediaan air
minum, sistem irigasi dan sumber energi.
• Sistem perbankan, yaitu mendapat jaminan untuk dengan mudah menerima
atau mengirim uangnya dari ke negeri asalnya tanpa mengalami birokrasi
pelayanan.
• Prasarana sosial (social infrastructures), adalah semua faktor yang
menunjang kemajuan atau menjamin kelangsungan prasarana perekonomian
yang ada. Termasuk dalam kelompok ini adalah:
• Sistem pendidikan (school system)
• Pelayanan kesehatan (health services facilities)
• Faktor keamanan (safety)
• Petugas yang langsung melayani wisatawan (government apparatus)
2.3 Pengertia Transportasi
Menurut Maringan Masry S, 2003..Transportasi adalah kegiatan pemindahan barang dan manusia dari tempat asal (darimana kegiatan pengangkutan dimulai) ke tempat tujuan (kemana kegiatan pengangkutan diakhiri). Transportasi dalam kepariwisataan sangat penting kedudukannya sehingga jika transportasi ini melemah atau tidak dapat terpenuhi maka kelancaran mobilitas wisatawanpun akan terhambat dan akan menyebabkan kepariwisataan tidak akan maju dan berkembang. Dimana telah disebutkan bahwa transportasi itu terbagi atas 3 (tiga) segmen yaitu :
1. Transportasi Darat
• Angkutan jalan raya
Yang berfungsi sebagai penyedia angkutan kota dan pedesaan berdasarkan
pada kebutuhan masyarakat. Alata angkutan jalan raya ini terdiri atas : bus,
truk, mobil, dan lain – lain.
• Angkutan Kereta Api
Berfungsi sebagai penyedia jasa – jasa transportasi di atas rel yang
membawa barang dan penumpang serta peti kemas dan memegang peranan
yang penting, tidak saja di Indonesia di luar negeri juga dipergunakan untuk
menghubungkan kota kota penting.
2. Transportasi Laut
• International lines yaitu pelayaran internasional yang mengangkut
penumpang atau barang dari suatu negar ke negara lain.
• Interinsuler lines yaitu pelayaran dalam negeri yang membawa penumpang
atau barang antar pulau dalam suatu negara. Contoh : kapal ferry
• Irreguler atau charter lines yaitu kapal – kapal yang biasa digunakan untuk
keperluan khusus pesiar (cruise).
• Transportasi Udara
Transportasi udara adalah salah satu tulang punggung dari kepariwisataan atau
sarana yang paling penting manfaatnya di bidang pariwisata karena berbentuk
transportasi yang paling cepat digunakan. Dengan adanya transportasi
penerbangan maka suatu daerah akan mudah dicapai atau dala istilah
pariwisata disebut Accesbility.
Transportasi udara, ditinjau dari segi daerah pengoperasiannya terdapat 2 (dua)
jenis penerbangan yaitu :
• International Flight (Penerbangan Internasional)
• Domestic Flight (Penerbangan Dalam Negeri)
Transportasi udara merupakan sarana yang paling praktis dan efisien, sehingga
tidak perlu memakan waktu yang cukup lama untuk tiba di tempat tujuan pada
saat pengguna jasa melakukan perjalanan jarak jauh.Maka tidak heran jika
persentase penggunaan jasa angkutan pariwisata untuk jarak jauh sangat tinggi
memilih menggunakan jasa angkutan udara sebagai sarana transportasinya.
2.4 Pengertian Pelayanan
Menurut Supranto (2001:45) bahwa, pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses konsumsi jasa tersebut. Kepuasan pelanggan dapat didefenisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara dan harapan para pelanggan atas layanan yang mereka terima.
Pelayanan penting untuk menarik minat pelanggan, dan juga akan mempengaruhi penjualan produk.
Sedangkan Swastha (2001:21) menyatakan bahwa, pelayanan adalah perihal atau cara melayani yang semestinya atau kemudahan-kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa.Dalam melakukan pelayanan. Setidaknya kita sebagai pemberi dalam pelayanan haruslah (perilaku dalam bekerja) sebagai berikut :
• Tepat waktu dalam jadwal bekerja.
• Memiliki rasa hormat pada diri sendiri, rekan kerja dan kepada atasan.
• Menjalankan tugas sesuai dengan Job Descripstion yang telah diatur oleh suatu
perusahan.
• Memiliki loyalitas pada tugas kita sendiri dan pada perusahaan.
• Dapat dipercaya
• Mempunyai rasa aman dan nyaman dalam bekerja.
• Kita haruslah memiliki motivasi dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja
dalam perusahaan.
•
2.5 Pengertian Penjualan
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan bagi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Sebenarnya pengertian penjualan sangat luas, beberapa para ahli mengemukakan tentang definisi penjualan antara lain :
Menurut Moekijat (2000;488)dalam buku Kamus istilah ekonomi menyatakan bahwa :“Selling : melakukan penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak”.
Menurut Philip Kotler (2000: 8)yang diterjemahkan oleh Ronny A. Rusli dan Hendra dalam buku ”Manajemen Pemasaran” pengertian penjualan adalah
:”Penjualan adalah proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
Menurut Kusnadi (2000;19)dalam buku Akuntansi keuangan lanjutan yang menjelaskan bahwa:“Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual”.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian
(penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait didalam kegiatan tersebut..
2.6 Standar Penjualan
Dalam mengendalikan suatu biaya diperlukan suatu patokan atau tolak ukur yang dapat diandalkan untuk mengukur dan mengendalikan biaya. Menurut
M. Nafarin (2004 : 5) pengertian standar adalah : “ Standar adalah suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu patokan dalam pelaksanaan pekerjaan “
Pengertian standar penjualan menurut Willson and Campbell yang diterjemahkan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (2006;269)adalah : “Standar penjualan yaitu standar yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi penjualan menurut cara yang hampir serupa dengan cara yang digunakan untuk menilai prestasi pelaksanaan di dalam pabrik”.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar standar penjualan efektif dalam mencapai tujuannya yaitu :
• Penyimpangan (variances) antara pelaksanaan yang sebenarnya dengan
standar harus ditetapkan dengan segera.
• Sebab-sebab terjadinya penyimpangan harus diteliti dan dijelaskan.
• Tanggung jawab terhadap penyimpangan harus ditetapkan secara pasti.
• Para individu yang bertanggung jawab harus diberi kesempatan penuh untuk
mengemukakan penjelasannya.
• Tindakan yang segera harus diambil untuk memperbaiki setiap kelemahan yang
ditunjukkan.
• Metode pemberian imbalan harus wajar dan cermat.
2.7 Reservasi Tiket
Menurut International Air Traffic Association [IATA], reservasi adalah suatu permintaan penyediaan secara awal bagi ruang, tempat duduk, atau akomodasi untuk seseorang, atau suatu ruang untuk barang, yang dibawa oleh orang tersebut. Sedangkan definisi secara umum dapat diartikan sebagai suatu pemesanan tempat.Dimana reservasi tersebut dapat dilakukan diberbagai tempat, baik di Hotel, Restaurant, dan Perusahaan Angkutan (Perusahaan penerbangan,
Kereta Api, Bus, dsb).
Dalam dunia penerbangan, reservasi mempunyai pengertian, suatu pelayanan yang diberikan kepada seorang penumpang, berupa penyediaan tempat duduk / seat dipesawat serta menampung permintaan-permintaan khusus dari penumpang, berupa special request {Seperti: Adanya VVIP, VIP, UM, INCAP,
MEDA, EXPECTANT MOTHER, UM, dll} dari penumpang, yang berkaitan dengan service dan akomodasi lainnya pada waktu, jam, tanggal, dan rute tertentu.
Pemesanan tempat pada dunia penerbangan, diukur dalam satuan TON/KM
(untuk Kargo) dan SEAT/KM (untuk penumpang).
Atau reservasi dapat diartikan sebagai suatu transaksi yang menyangkut tentang penyediaan tempat (Seat/Space), pelayanan khusus, dan atau fasilitas-
fasilitas lainnya termasuk akomodasi lainnya, untuk penumpang yang mau melakukan perjalanannya dengan pesawat terbang.
2.8 Pengertian Tiket dan E-Ticket
Tiket adalah dokumen berharga berbentuk cetak, melalui proses elektronik atau bentuk lainnya yang merupakan salah satu alat bukti adanya perjanjian angkutan udara antara penumpang dan pengangkut, dan hak penumpang untuk menggunakan pesawat udara atau diangkut dengan pesawat udara. (UU No. 01
Tahun 2009 Tentang Penerbangan) atau, Dokumen penerbangan yang dikeluarkan oleh airlines yang didalamnya memuat serta menerangkan suatu kontrak antara penumpang (pelanggan) dan airline dalam hal pengangkutan udara.
Dalamhttp://bandara.web.id/sistem-tiket-pesawat-elektronika-e-ticket.html
(5 Oktober 2016) E-Tiket (Electronic Ticket) adalah metode untuk melakukan dokumentasi atas, proses penjualan dan aktivasi transportasi pelanggan tanpa menggunakan dokumen berharga (Paper Ticket). Semua informasi mengenai e- tiket (electronick ticket) disimpan secara elektronik didalam system computer milik airline dan sebagai gantinya pelanggan akan mendapatkan bukti rencana perjalanan (Itinerary Receipt) yang hanya berlaku sebagai alat untuk masuk ke dalam bandara, di Indonesia yang masih mengharuskan penumpang untuk membawa tanda bukti perjalanan. E-ticketing (ET) adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan kenyamanan penumpang. E-ticketing mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan fomulir kertas dan meningkatkan fleksibilitas penumpang dan agen perjalanan dalam membuat perubahan- perubahan dalam jadwal perjalanan.
Sederhananya e-tiket merupakan bentuk pelayanan jasa penerbangan dalam melayani calon penumpang untuk menggunakan pesawat-nya dalam bepergian dengan cara cepat dan akurat. Selain sederhana bentuk tiket-nya.
Bentuk tiket biasa adalah sepeti kupon dengan jumlah halaman lebih kurang 4 s/d
6 halaman tergantung kondisi tujuan penumpang yg menggunakan jasa penerbangan, semakin sering transit dan check in maka akan semkain banyak halaman-nya.
Untuk e-tiket, bentuk tiket hanya selembar kertas yg tertera secara lengkap mulai jadwal penerbangan, tujuan tanggal serta aturan lainnya. Sistem e-ticketing untuk memudahkan orang untuk membeli tiket untuk berbagai acara semua dari satu situs web. Tiket dapat dibeli dengan cara uang tunai, cek atau kredit / kartu debit.
2.9 Pengertian Bandar Udara
Bandar udara atau bandara memiliki pengertian yang berasal dari kata
"bandar"(tempat berlabuh) dan "udara".Bandar udara diartikan sebagai "suatu tempat di darat atau di air di mana pesawat udaradapat mendarat untuk menurunkan ataumengangkut penumpang dan barang, mengadakan perbaikan atau mengisi bahan bakar.1 (G&G Meriem Company (1959)).
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):
Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.Di masa Perang Dunia I, bandara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang.Setelah perang, bandara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat.Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko- toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandara yg berstatus bandara internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandara yang berstatus bandara internasional antara lain Polonia
(Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan
(Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
BAB III
GAMBARAN UMUM PT. INDONESIA AIRASIA
3.1 Sejarah PT Indonesia AirAsia
AirAsia adalah maskapai penerbangan berbiaya hemat dan murah terkemuka di Asia asal Malaysia yang berkantor pusat di Kuala Lumpur. Dalam kurun waktu 15 tahun, AirAsia telah melayani 149 destinasi, menerbangkan lebih dari 420 juta penumpang, yang berkembang dari 2 buah pesawat menjadi 160 buah pesawat. AirAsia menjadi maskapai penerbangan ASEAN dengan basis operasi di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan India. Jaringan rute
AirAsia tersebar di seluruh Asia Tenggara juga Cina, India, dan Australia.
AirAsia Indonesia berdiri pada tanggal 8 Desember 2004 dari penggabungan 2 perusahaan, yaitu AirAsia International Ltd. dan PT. Awair
International, sebuah maskapai lokal yang telah beroperasi sejak tahun 2000. Saat ini AirAsia Indonesia melayani penerbangan melalui 4 hub (stasiun penghubung) yang berada di Jakarta, Bali, Surabaya, dan Medan. Dalam kurun waktu 11 tahun,
AirAsia Indonesia telah menerbangkan lebih dari 47 juta penumpang. Sampai dengan saat ini, AirAsia Indonesia mengoperasikan 32 rute, 21 rute internasional dan 11 rute domestik, dan merupakan Indonesia Leading International Low Cost
Airline selama dua tahun berturut-turut (2014 & 2015) menurut Indonesia Travel and Tourism Awards Foundation (ITTA). AirAsia Indonesia merupakan afiliasi dari Grup AirAsia, yang merupakan maskapai berbiaya hemat terbaik dunia selama delapan tahun berturut-turut (2009-2016) versi Skytrax.
Pada awalnya maskapai penerbangan ini dimiliki oleh Pemerintah
Malaysia dibawah nama DRB-HICOM. Namun, karena manajemen dan kegiatan operasional yang tidak efisien, maka maskapai tersebut mengalami kerugian yang sangat besar, sehingga mengalami kebangkrutan.Keinginan Pemerintah Malaysia untuk menutup kegiatan operasional AirAsia, disambut oleh seorang eksekutif ternama dari Perusahaan Time Warner, yaitu Datuk Tony Fernandes.Ia menjadikannya sebagai sebuah peluang untuk menghidupkan dan memperbaiki kembali manajemen AirAsia. Saham AirAsia tersebut kemudian ia beli dari
Pemerintah Malaysia pada 2 Desember 2001.
Sesuai namanya, saham maskapai ini tidak hanya dimiliki oleh Malaysia saja, namun juga dimiliki oleh Singapura, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia, maskapai penerbangan ini berafiliasi dengan maskapai penerbangan AWAIR (Air
Wagon International) yaitu sebuah maskapai penerbangan yang berbiaya rendah, yang kemudian berganti nama menjadi PT. Indonesia AirAsia.
Dengan mengusung tagline "Now Everyone Can Fly", AirAsia melayani kota-kota utama di 11 negara Asia. Dengan tagline tersebut, membuat brand
AirAsia menjadi lebih mudah diingat oleh konsumen.Selain itu, armada penerbangan ini juga gencar membuat program promosi dengan harga yang relatif rendah, sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk menggunakan jasa armada penerbangan ini.
Tony Fernandes melakukan turn-around dan berhasil membukukan laba pada tahun 2002. Dengan berbagai rute baru dan harga promosi seharga 10 RM,
AirAsia kemudian menjadi pesaing bagi Malaysia Airlines.Pada tahun 2003,
AirAsia berhasil mendirikan pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru,
yang berada dekat dengan wilayah Singapore.AirAsia pun kemudian melakukan penerbangan internasionalnya ke Thailand.
Indonesia AirAsia yang dulunya Air Wagon International (AWAIR) merupakan salah satu maskapai yang mengedepankan layanan penerbangan dengan biaya rendah. Awal kemunculannya sebagai AWAIR pada tahun 1999 oleh Abdurrahman Wahid yang memiliki 40% saham di maskapai tersebut yang kemudian beliau lepaskan saat terpilih menjadi presiden Republik Indonesia pada tahun yang sama. Setahun kemudian tepatnya pada tanggal 22 Juni 2000 maskapai ini mulai mengudara dengan pesawat Airbus 300/310.Sayangnya pada Maret
2002, semua penerbangannya dihentikan dan mulai beroperasi kembali pada
Desember 2004 sebagai AirAsia.
Pada tanggal 1 Desember 2005, AWAIR resmi mengubah namanya menjadi Indonesia AirAsia yang melayani perjalanan di wilayah tersebut.Beberapa waktu kemudian, AirAsia mengembangkan usahanya dengan nilai saham 49% AirAsia Berhard dan 51% Fersindo Nusaperkasa.Pada tahun
2011, perusahaan ini menunjuk CIMB Securities Indonesia dan Credit Suisse
Securities Indonesia sebagai penjamin bersama.Tanggal 26 Juli 2012 AirAsia membeli Batavia Air yang pada akhirnya di-akusisi yang sempat menimbulkan beberapa kontroversi. Pada tanggal 11 Oktober 2012 dari hasil menjalin kesepakatan antara AirAsia Berhard, Fersindo Nusaperkasa dan PT Metro
Batavia. Sempat terjadi rencana pembatalan pengambilalihan antara Batavia dan
AirAsia, namun hal tersebut malah diumumkan dengan rencana melanjutkan sistem aliansi ground handling yang meliputi distribusi dan persediaan di
Indonesia. Pada akhirnya Batavia dan AirAsia mengumumkan rencana
membentuk perusahaan yang menyediakan pusat pelatihan pilot daerah di
Indonesia.
Beberapa prestasi yang telah diraih AirAsia antara lain TTG Travel
Awards kategori maskapai penerbangan tarif rendah terbaik di Asia, Maskapai
Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia, Maskapai Penerbangan Tarif
Rendah Terbaik se-Asia dari Skytrax, Maskapai Penerbangan Asing untuk Kargo
Tumbuh Paling Cepat dari Bandara Internasional Guangzhou Baiyun pada tahun
2011 serta Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia dari ATW pada tahun 2012. Adapun rute perjalanan yang disediakan antara lain meliputi Jawa,
Bali, Sumatera dan beberapa wilayah di Kalimantan dan Sulawesi. Serta melayani rute perjalanan ke Australia, Malaysia, Thailand dan Singapura.
3.2 Visi, Misi, Kode Etik
3.2.1 Visi :
Menjadi maskapai penerbangan berbiaya hemat di Asia dan melayani 3 juta orang yang sekarang dilayani dengan konektivitas yang kurang baik dan tarif yang mahal.
3.2.2 Misi :
• Menjadi perusahaan terbaik untuk bekerja, di mana para karyawan dianggap
sebagai anggota keluarga besar.
• Menciptakan brand ASEAN yang diakui secara global.
• Mencapai tarif terhemat sehingga semua orang bisa terbang dengan AirAsia.
• Mempertahankan produk berkualitas tinggi, menggunakan teknologi untuk
mengurangi pembiayaan dan meningkatkan kualitas layanan.
3.2.3 Kode Etik : Memastikan kita melakukan bisnis kita dengan adil, tidak memihak, etis, dan dengan sepenuhnya memperhitungkan keselamatan. Nilai utama yang diusung
AirAsia pun mengutamakan keselamatan yang bekerja sama dengan penyedia perawatan paling terkenal di dunia dan mematuhi standar operasi penerbangan dunia. Hal tersebut menjadi kunci dalam menyajikan tarif rendah dengan konsisten menjaga biaya tetap rendah.
3.3 AFiliansi AirAsia
Pada akhir tahun 2006 , Fernandes meluncurkan rencana lima tahun untuk lebih meningkatkan kehadiran AirAsia di Asia. Berdasarkan program tersebut,
AirAsia diusulkan memperkuat dan meningkatkan jaringan rute dengan menghubungkan semua tujuan yang ada di seluruh wilayah dan memperluas lebih lanjut ke Vietnam, Indonesia, China Southern (Kunming, Xiamen, Shenzhen) dan
India. Dengan meningkatnya frekuensi dan penambahan rute baru, AirAsia peningkatan volume penumpang menjadi 13,9 juta pada tahun fiskal 2007. Pada tanggal 27 September 2008, perusahaan mengumumkan 106 rute baru yang akan ditambahkan ke daftar perjalanan armada penerbangan Air Asia.
AirAsia telah memulai sejak anak perusahaan Thailand dan Singapura masuk ke dalam daftar tujuan, dan mulai melakukan penerbangan ke Indonesia.
Penerbangan ke Macau mulai pada bulan Juni 2004, dan penerbangan ke daratan
China (Xiamen ) dan Filipina ( Manila ) pada bulan April 2005. Penerbangan ke
Vietnam dan Kamboja diikuti kemudian pada tahun 2005 dan ke Brunei dan
Myanmar pada tahun 2006, yang terakhir dengan Thai AirAsia.
Pada bulan Agustus 2006, AirAsia mengambil alih Malaysia Airlines di rute Pedesaan Air Service di Sabah dan Sarawak, yang beroperasi di bawah merek
FlyAsianXpress. Namun, rute ini kemudian dikembalikan ke MASwings setahun kemudian, karena alasan komersial . Pada bulan Agustus 2011, AirAsia sepakat untuk membentuk aliansi dengan Malaysia Airlines melalui swapsaham Aliansi.
Pada awal 2013, AirAsia mengalami peningkatan tajam dalam profitabilitas.Perbandingan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan sebesar
168 % dalam keuntungan.Untuk kuartal yang berakhir 31 Desember 2012, laba bersih maskapai mencapai 350.650.000 RM (US $ 114.080.000). Meskipun harga nahan nakar mengalami kenaikan rata-rata 1 %, maskapai ini mencatat keuntungan 1,88 miliar RM untuk 2012 tahun fiskal penuh.
Pada Februari 2013, AirAsia mengajukan permohonan kepada Badan
Promosi Investasi Luar Negeri India, melalui jaringan investasi, AirAsia
Investment Limited, untuk meminta persetujuan untuk memulai operasinya di
India. AirAsia memperoleh 49% saham maskapai penerbangan AirAsia di India, yang merupakan batas maksimum yang diizinkan oleh pemerintah India pada waktu itu.Awalnya, AirAsia berkomitmen untuk berinvestasi hingga US $ 50 juta untuk maskapai baru. Operasi akan dimulai di Chennai, memperluas jaringan di seluruh India Selatan, di mana AirAsia telah mengoperasikan penerbangan dari
Malaysia dan Thailand .
Dan pada 1 Juli 2014, AirAsia mengumumkan akan bekerja sama dengan
Octave Japan Infrastructure Fund I GK (Octave), Rakuten Inc. (Rakuten), Noevir
Holdings Co.Ltd. (Noevir), dan Alpen Co.Ltd.(Alpen) untuk kembali mendirikan
AirAsia Jepang.Saat ini, Tim AirAsia Jepang sedang berusaha untuk mendapatkan
izin operasional yang dibutuhkan dari pihak otoritas terkait. AirAsia berencana akan memulai layanan penerbangan domestik serta internasional pada musim panas tahun 2015 nanti.
Afiliasi AirAsia di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan India telah berhasil mendapatkan respon yang sangat bagus dari pasar mereka masing-masing dan selalu berkomitmen untuk membawa AirAsia ke pasar Low Cost Carrier
(LCC).
Melihat pasar yang besar di Indonesia, Tony pun masuk ke Tanah Air dengan mendirikan Indonesia AirAsia.Kepemilikan sahamnya di Indonesia sebesar 49 persen melalui AirAsia Investment Limited, Tony berbagi saham dengan pengusaha Indonesia. Mengutip Wikipedia, Indonesia AirAsia didirikan pada September 1999 dengan nama PT AWAIR International. PT. AWAIR
International memperoleh ijin bisnis penerbangan udara berjadwal pada Mei 2000, dua armada A310-300 diantarkan ke AWAIR dengan meluncurkan penerbangan perdananya dari Jakarta ke Surabaya, Medan, dan Balikpapan pada Juni 2000.
Pada Desember 2000, AWAIR menambah armada A310-300 yang ketiga dan kemudian membuka rute dari Jakarta ke Singapura, Denpasar, dan Ujung
Pandang.
Mereka memulai penerbangan berjadwal ke beberapa kota di Indonesia pada 2000, yang kemudian diikuti pembukaan penerbangan ke luar negeri
(Singapura). Persaingan yang ketat di sektor penerbangan di Indonesia membuat
AWAIR menghentikan operasinya sekitar setahun kemudian.Pada 2004, AWAIR diambil alih AirAsia, dan mengalihkan orientasi pasarnya ke penerbangan
berbiaya rendah.Penerbangan pertamanya dimulai pada Desember tahun itu.
Mulai 1 Desember 2005, AWAIR berganti nama menjadi PT Indonesia AirAsia.
Di bawah manajemen baru, Indonesia AirAsia awalnya berencana melayani penerbangan berbiaya rendah antara Indonesia dan Singapura, namun dibatalkan setelah Otoritas Dirgantara Singapura (CAAS) menolak permohonan untuk hak pendaratan. Per Mei 2013, armada Indonesia AirAsia mempunyai 24 armada Airbus A320-200 yang berkapasitas 180 penumpang.
Indonesia AirAsia pun mengudara di langit Indonesia dengan menjelajah beberapa kota seperti Pulau Jawa (Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan
Yogyakarta), Bali dan Nusa Tenggara (Denpasar dan Lombok), Pulau Sumatera
(Palembang, Pekanbaru, dan Medan).
3.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada di Indonesia AirAsia saat ini digawangi oleh
Presiden Direktur Sunu Widyatmoko, Direktur Ridzki Kramadibrata, Direktur
Imron Fadil Siregar, Direktur Rd Achmad Sadikin, Direktur Andy Adrian
Febryanto, serta Direktur Perbowoadi.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diberikan gambaran organisasi PT
Indonesia AirAsia sebagai berikut :
Dimana masing-masing jabatan mempunyai garis besar tugas sebagai berikut:
• Board of commissioners : Mengangkat dewan direksi , memberikan
petunjuk terhadap berbagai rencana kebijakan perusahaan .
• President director : Memimpin seluruh dewan/komite eksekutif,
bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia
luar.
• Internal audit : Menyusun dan melaksanakan rencana internal audit
tahunan yang telah disetujui direktur utama& dewan komisaris.
• Direktur : Menentukan kebijakan tertinggi perusahaan,
bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan.
• Manager : Mengkoordinasikan seluruh kegiatan usaha,
administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta memberikan pelayanan
administratif kepada pengurus dan pengawas.
• Financial Manager : Membuat pembukuan dan jurnal laba bagi
perusahaan.
BAB IV
PENERAPAN STANDARISASI PENJUALAN TIKET INTERNASIONAL
PT INDONESIA AIRASIA
4.1 AIRASIA LOW COST CARRIER
AirAsia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industri penerbangan yang telah menerapkan strategi penerapan harga murah (low cost carier/LCC) dibandingkan dengan kompetitornya. Strategi ini dipilih karena sesuai dengan target market yang dipilih oleh AirAsia yaitu konsumen penerbangan yang sangat aware terhadap harga dan hanya membutuhkan maanfat utama dari produk dan pelayanan industri penerbangan yaitu transportasi.
Masuknya AirAsia ke segmen market ini didasari oleh pertimbangan bahwa masih banyaknya penduduk Asia khususnya Asia Tenggara yang membutuhkan transpotasi yamg cepat melalui udara baik antar negara maupun antar daerah tetapi terkendala oleh besarnya biaya penerbangan yang saat itu ada.Potensi segmen ini bertambah besar seiring dengan terjadinya switching konsumen penerbangan premium/biasa yang menginginkan harga yang lebih rendah.Swtiching ini banyak dipengaruhi oleh turunnya daya beli konsumen penerbangan secara keseluruhan sebagai akibat krisis yang melanda Asia.
Maskapai penerbangan bertarif rendah seperti AirAsia telah mengubah definisi penerbangan yang perjalanan udara mewah dan hanya dapat dinikmati oleh sebagian segmen pasar.Tujuan utama dari low cost carrier adalah untuk meningkatkan jangkauan layanan mereka dan menyediakan layanan ke segmen pasar yang lebih besar.
4.2 Model Bisnis
AirAsia menganut prinsip Low CostCarrier (LCC), dengan komponen- komponen utamanya sebagai berikut :
• Pemanfaatan pesawat terbang yang tinggi
Pesawat harus terbang sesering mungkin, penerbangan pertama tinggal landas
sepagi mungkin secara komersial dan penerbangan terakhir secara khusus
terbang pada tengah malam.Perjalanan pulang pergi yang cepat sangat
penting untuk memastikan waktu yang dihabiskan di darat sesedikit mungkin
– sebuah maskapai penerbangan menghasilkan uang saat pesawatnya terbang,
bukan saat pesawatnya terparkir.Masa perputaran pesawat AirAsia adalah 25
menit jika bandingkan dengan FSC yang masa perputarannya 1 jam. Rata-
rata, pemanfaatan AirAsia per pesawat adalah 12 jam blok per hari,
sedangkan sebuah pesawat FSC mungkin dimanfaatkan sekitar 8 jam blok per
hari.
• Tidak ada hiasan tambahan
Pokok bisnis untuk sebuah LCC adalah membawa seseorang dari poin A ke
poin B. Semua hal lainnya dianggap sebagai barang mewah atau "frill"
(hiasan tambahan), yang dapat diperoleh dengan mengeluarkan sedikit biaya.
Untuk menghindari hiasan tambahan, AirAsia memberlakukan sejumlah
ketetapan yaitu:
• Tidak ada makanan dan minuman gratis.
Para penumpang dipersilakan untuk membeli makanan dan minuman pada
harga yang terjangkau dari awak kabin.
• Tempat duduk bebas.
Tidak ada tempat duduk yang ditetapkan.Para penumpang menerima
boarding pass yang umum dan mereka nantinya harus menempati tempat
duduk manapun yang tersedia.
• Maskapai penerbangan tanpa tiket.
Meminimalkan kerumitan di pihak pelanggan, yang tidak lagi perlu
khawatir untuk direpotkan dengan kewajiban memegang tiket sebelum
bepergian, dan memberi efek biaya rendah bagi maskapai (dalam hal
kertas, pencetakan, pendistribusian).
• Tidak ada pengembalian uang tiket.
Maskapai penerbangan membuang banyak uang saat calon penumpang
tidak muncul hingga saat keberangkatan tiba karena adanya kebijakan
pengembalian uang tiket dan penjadwalan ulang. Terlepas dari si calon
penumpang muncul atau tidak, biaya penerbangan yang dikeluarkan
maskapai adalah sama. LCC tidak memberi keringanan bagi calon
penumpang yang tidak muncul dan tidak menawarkan pengembalian uang
tiket untuk penerbangan yang terlewatkan.
• Beroperasi dengan efektif
Membuat proses sesederhana adalah kunci keberhasilan LCC.
• Pesawat terbang berjenis tunggal.
Para pilot, pramugari/pramugara, mekanik dan personil pelaksana
mengkhususkan diri untuk satu jenis pesawat terbang, dengan demikian
maka tidak dibutuhkan adanya pelatihan ulang yang memakan biaya bagi
para staf, untuk menjaga ketersediaan suku cadang untuk jenis pesawat
terbang yang berbeda, maupun untuk pengetahuan dan keterampilan
mengoperasikan dan memelihara beragam jenis pesawat terbang dengan
karakteristik masing-masing, atau untuk kebutuhan pekerjaan baru.
• Tempat duduk berkelas tunggal.
Hanya ada satu jenis kelas tempat duduk, yaitu kelas satu, dan para
penumpang bebas duduk di tempat duduk yang mereka pilih.Jika
penumpang ingin memiliki hak istimewa untuk memilih sendiri tempat
duduk, maka mereka dapat membeli Xpress boarding.
• Prosedur Operasi Standar (SOP).
SOP penting untuk memastikan kesamaan tingkat kompetensi di antara
semua staff. Dengan cara ini AirAsia dapat memastikan kesamaan layanan
di seluruh perusahaan.
• Fasilitas Dasar
• Bandara-bandara sekunder.
Maskapai berbiaya rendah biasanya terbang dari dan ke bandara yang tidak
termasuk bandara tersibuk, misalnya, bandara Stanstead London, yang
tidak sesibuk bandara Heathrow London.Ini yang biasa disebut bandara
sekunder.Beroperasi dari bandara sekunder lebih murah daripada di
bandara utama yang lebih besar dan bandara sekunder tidak begitu padat
dan "masa perputaran" pesawat terbang jauh lebih singkat.Misalnya, untuk
meminimalkan biaya AirAsia terbang menuju Clark Airbase yang berjarak
70 km dari Manila demi menghindari terbang menuju bandara utama
Ninoy Aquino Manila.
• Tidak disediakannya Lounge Bisnis.
• Jaringan poin ke poin
LCC menghindari sistem hub-and-spoke dan merangkul jaringan poin ke poin
yang sederhana.Hampir seluruh penerbangan AirAsia berjarak tempuh
pendek (3 jam penerbangan atau kurang). Tidak ada pengaturan yang
dilakukan dengan perusahaan penerbangan lain dalam hal penerbangan
penghubung, kemungkinan pemindahan penerbangan, atau pelabelan bagasi
dan memindahkannya dari satu penerbangan ke penerbangan lain.
• Sistem distribusi andalan
Biaya distribusi adalah sesuatu yang paling sering diabaikan oleh FSC.
Seringkali, FSC mengandalkan agen-agen perjalanan dan dari kantor
penjualan mereka yang mewah. Lebih jauh lagi, FSC selalu memperbesar
anggaran dengan menyulitkan saluran-saluran distribusi mereka dengan
menyatukan sistem-sistem mereka dengan Sistem Distribusi Global yang
beragam.
LCC akan menjaga agar saluran distribusi menjadi sesederhana mungkin dan
akan meliputi seluruh spektrum profil para klien. Misalnya, AirAsia dapat
melayani penumpang Eropa yang paling modern melalui penjualan lewat
internet dan kartu kredit. Dan pada saat yang sama, AirAsia telah
menciptakan sistem untuk menjual tiket ke lokasi-lokasi yang sangat jauh dan
tak tersentuh teknologi seperti di Myanmar.
Sistem pendistribusian sebagai berikut :
• Penjualan Internet.
Bagian terbesar penjualan (±65%) dilakukan melalui situs web maskapai
AirAsia, dimana tarif dibayar dengan menggunakan kartu kredit. Cara ini
merupakan saluran distribusi yang paling efektif dari segi biaya.
• Kantor Penjualan AirAsia hanya memiliki sedikit kantor penjualan.
AirAsia hanya mendirikan sebuah call centre jika mereka yakin
penjualan yang berasal dari centre tersebut akan memberi hasil sepadan.
Lebih jauh lagi, AirAsia tidak terpaku dengan memiliki kantor penjualan
di kawasan mewah kota.
• Agen-agen perjalanan.
LCC sedapat mungkin menghindari mengandalkan penjualan melalui
agen perjalanan.Ini berarti bahwa maskapai tidak membayar komisi
apapun ke agen perjalanan, yang jika dilakukan bisa berdampak pada
harga tiket. Juga, karena mereka tidak menggunakan agen perjalanan,
mereka tidak menggunakan atau berpartisipasi dalam sistem reservasi
seluruh dunia dan itu akan menghemat biaya, yang sekali lagi akan
tercermin pada harga tiket mereka.
• Call centre Penjualan tiket hanya dapat dilakukan melalui telepon.
Ini adalah metode sederhana dan efektif dalam biaya.
4.3 Strategi Bisnis
Dilihat dari segi harga (price), maskapai penerbangan AirAsia sampai saat ini belum memiliki pesaing dalam hal penawaran harga tiket yang murah.Dari segi strategi penentuan harganya sebagai produk baru, AirAsia telah melakukan penetration price yang cukup baik dan menarik perhatian dimana strategi harga penetrasi menentukan harga awal yang rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen.
Dilihat dari segi strategi penentuan harga yang mempengaruhi psikologis konsumen, AirAsia telah melakukan leader pricing dimana strategi harga yang
ditetapkan lebih rendah daripada harga pasar untuk meningkatkan omset penjualan.Selain itu untuk menjaga konsumennya AirAsia juga menerapkan strategi harga diskon pada penjualannya yaitu dengan memberikan potongan harga dari harga yang sudah ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan pada umum dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai/cash, trade discount.
AirAsia dalam menciptakan pasarnya di Asia sangat cermat melakukan strategi penetrasi harga yang sangat murah yang diikuti dengan promo-promo yang mereka tawarkan. Stigma bahwa berlibur dengan menggunakan pesawat itu mahal pun sirna ketika penawaran yang ditawarkan AirAsia mendapatkan sambutan yang positif dan antusiasme yang tinggi dari target audience yang melihat iklan maupun merasakan dampak promosi yang gencar dilakukan oleh
AirAsia. Berlibur pun kini dipandang sudah menjadi suatu keharusan bagi sebagian orang setelah melihat murahnya harga tiket penerbangan yang ditawarkan AirAsia.
Di masa mendatang bukan tak mungkin maskapai penerbangan ini akan tumbuh dan berkembang pesat. Dengan tiket promo yang murah yang ditawarkan
AirAsia, berlibur dapat menjadi suatu kebiasaan dan hal tersebut dapat menguntungkan AirAsia yang sejak awalnya memiliki image berlibur murah dengan tagline “Now Everyone Can Fly”.AirAsia dapat secara perlahan menambah dan meluaskan pangsa pasarnya.
Dalam merebut pasar, AirAsia melakukan strategi bisnis sebagai berikut:
• Perkuat armada
Hingga saat ini, armada yang dimiliki AirAsia memang masih kalah jika
dibandingkan dengan Lion Air.Tapi maskapai asal Malaysia ini tidak segan
untuk membeli pesawat baru.Penambahan pesawat ini dilakukan untuk
menghubungkan AirAsia dengan daerah-daerah tujuannya yang berada di
berbagai negara.
• Tambah rute penerbangan
Selain mendatangkan pesawat baru untuk memperkuat armadanya, strategi
lain adalah penambahan rute penerbangan lokal maupun internasional.
• Promosi tiket
Salah satu strategi bisnis AirAsia menguasai pasar penerbangan murah adalah
dengan promosi tiket penerbangan.Tiket penerbangan murah masih menjadi
daya tarik bagi penumpang.
• Pasar Modal, BEI
Strategi lain yang diambil AirAsia untuk menancapkan kuku bisnisnya di
Indonesia adalah masuk ke pasar modal, yakni BEI. AirAsia melakukan
penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).Langkah IPO
tersebut untuk menunjang ekspansi perseroan yang berencana meningkatkan
pendapat dari tahun-tahun yang lalu.
• Kualitas pelayanan
AirAsia beranggapan salah satu strategi untuk merebut hati penumpang
pesawat adalah peningkatan kualitas pelayanan.Utamanya pada tingkat
keamanan dan kenyamanan bagi calon penumpang.AirAsia mengaku bakal
meningkatkan On Time Performance (OTP).Dengan ketepatan waktu
penerbangan, mampu membuat nyaman calon penumpang.Budaya AirAsia
memberikan pelayanan yang terbaik, kenyamanan dan keamanan.
• Kuasai Asia Tenggara
Sejak tahun 2001, AirAsia didirikan dengan dua pesawat saja.Yang kemudian
dilanjutkan dengan membangun hubungan dengan Thailand, Indonesia,
Filipina, dan Jepang. Setelah menguasai pasar Malaysia, AirAsia beralih
fokus ke pasar Indonesia, kemudian India dan Myanmar. Dan sekarang
Jepang akan menjadi sasaran berikutnya.
• Strategi marketing
Biasanya, maskapai dengan tarif standar akan bergantung pada agen travel
untuk menjual tiketnya. Namun, menurut AirAsia itu hanyalah memboroskan
ongkos distribusi. Oleh karena itu, AirAsia melakukan hubungan kerja sama
dengan penyedia kartu kredit karena dapat menghemat ongkos. Selain itu,
maskapai asal Malaysia ini juga mengedepankan penjualan melalui
internet.Terbukti penjualan melalui internet meraup 65 persen dari total
konsumen. AirAsia juga membangun sedikit kantor penjualan dan tidak
bekerjasama dengan agen travel. Bahkan, tiket juga bisa dibeli melalui call
centre.
4.4 Jangkauan Layanan AirAsia
Layanan AirAsia Group menjangkau jaringan paling luas di seluruh Asia
& Australia yang tersusun dari afiliasi maskapai penerbangan berikut:
• AirAsia Berhad (Malaysia) - Kode penerbangan: AK
Didirikan tahun 2001 dan terdaftar dalam Pasar Utama Bursa Malaysia
Securities Berhad di bulan November 2004, dengan cabang di Kuala Lumpur,
Kota Kinabalu, Penang, Johor Bahru dan Kuching.
• AirAsia Indonesia - Kode penerbangan: QZ
Didirikan pada tanggal 8 Desember 2004, melalui kerjasama ventura antara
AirAsia International Ltd. dengan PT. Awair Internasional, dengan cabang di
Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya dan Medan.
• Thai AirAsia - Kode penerbangan: FD
Didirikan pada tahun 2003 sebagai bentuk kerjasama ventura antara Asia
Aviation dengan AirAsia Investment, dan terdaftar pada Pertukaran Saham
Thailand di bulan Mei 2012. Thai AirAsia memulai penerbangan komersial
perdananya tanggal 4 Februari 2004 dari Bangkok ke Hat Yai, dan sekarang
beroperasi dari cabang di Bangkok, Phuket dan Chiang Mai.
• Philippines’ AirAsia - Kode penerbangan: PQ
Didirikan pada tahun 2010 sebagai AirAsia Inc. dengan 60% dimiliki dalam
kemitraan setara oleh para pengusaha di Filipina dan 40% dimiliki oleh
AirAsia Berhad melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya AirAsia
International Inc, yang beroperasi dari cabang ub di Manila.
• AirAsia India - Kode Maskapai: I5
Didirikan di tahun 2013, AirAsia (India) Limited adalah joint ventura antara
Tata Sons Limited & AirAsia Investment Limited. Maskapai ini
menerbangkan pesawatnya dari pangkalannya di Bengaluru dan Delhi ke
Chandigarh, Goa, Guwahati, Imphal, Jaipur, Kochi, Pune dan
Visakhapatnam.
• AirAsia Zest - Kode penerbangan: Z2
Maskapai Penerbangan Tarif Rendah ZestAir telah diganti namanya menjadi
AirAsia Zest pada tahun 2013 untuk mencerminkan kemitraannya dengan
AirAsia. Saat ini, maskapai tersebut melayani sembilan rute domestik dan
empat rute internasional dari Manila.
• AirAsia X - Kode penerbangan: D7
Didirikan pada tahun 2007, yang merupakan maskapai penerbangan jarak
jauh bertarif rendah dari AirAsia Group dan saat ini melayani penerbangan ke
tujuan-tujuan di wilayah Asia Pasifik.Beroperasi dari cabang di Kuala
Lumpur.
• Thai AirAsia X - Kode penerbangan: XJ
Didirikan pada tahun 2014, yang merupakan perluasan dari maskapai
penerbangan tarif rendah terdepan di Asia, AirAsia, dan berusaha
memberikan tarif rendah setiap hari kepada pelancong yang ingin melakukan
perjalanan ke tujuan yang memakan waktu lebih dari empat jam dari cabang
Bandara Internasional Don Mueang Bangkok.
• Indonesia AirAsia X - Kode penerbangan: XT
Indonesia AirAsia X adalah penerbangan jarak jauh dan murah pertama di
Indonesia, dan merupakan afiliasi dari AirAsia Group di Indonesia. Maskapai
saat ini menawarkan penerbangan langsung dari Denpasar, Bali ke Taipei dan
Melbourne, Australia. Indonesia AirAsia X beroperasi pada Airbus A330-
300, dengan pengaturan kursi dari 12 kursi Kelas Bisnis dan 365 kursi
ekonomi.
Visi AirAsia adalah untuk memperkuat posisi kami sebagai perusahaan
nasional dan global terkemuka dalam penerbangan jarak jauh dan berbiaya
murah serta untuk membangun jaringan yang kuat bersama operator lain dari
AirAsia Group.
AirAsia adalah Maskapai Penerbangan Bertarif Rendah Terbaik Sedunia dalam Survei Maskapai Penerbangan Dunia menurut Skytrax selama delapan tahun berturut-turut dari 2009-2016. AirAsia menyediakan lapangan pekerjaan untuk lebih dari 15.000 orang yang tersebar di seluruh benua yang luas ini, dari hanya 250 orang karyawan saat pertama kali dimulai pada tahun 2001.
4.5 Produk yang ditawarkan Air Asia
• AirAsia Car rental
• AirAsia Cargo
• AirAsia Go
• AirAsia Credit Card
• AirAsia BIG Loyalty Programme
• BIG Duty Free
• BIG Prepaid MasterCard
• AirAsia RedTix
• AirAsia Travel Protection
• CIMB Savers
• Travel 3Sixty
• eGV (Electronic Gift Voucher)
• roKKi Wi-Fi
• Sistem Penjualan Tiket
PT Indonesia AirAsia mengumumkan pihaknya menghadirkan customer service counter di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara
Internasional Kualanamu mulai 1 Maret 2015 menyusul ditutupnya loket penjualan tiket di kedua bandara tersebut sesuai kebijakan regulator. Customer service counter ini berfungsi sebagai pusat informasi dan layanan pelanggan terkait dengan penerbangan AirAsia.
Bagi pelanggan yang harus melakukan perjalanan segera atau go show,
AirAsia menyediakan komputer dan saluran telepon di customer service counter untuk pemesanan tiket melalui website dan call center 24 jam.
Pemesanan tiket melalui website dapat dilakukan sampai dengan 4 jam sebelum keberangkatan dengan pembayaran menggunakan kartu kredit. Sementara itu, pemesanan tiket lewat call center dapat dilakukan sampai dengan dua jam sebelum keberangkatan dengan pembayaran menggunakan kartu kredit dan kartu debit.
Khusus pembayaran kartu kredit dengan pemesanan melalui call center untuk keberangkatan pada hari yang sama, pemegang kartu harus ikut serta di dalam penerbangan.
Di customer service counter ini AirAsia juga melayani pelanggan yang ingin mengubah jadwal penerbangan maupun membeli produk atau layanan tambahan seperti bagasi, layanan pick-a-seat (pemilihan kursi) dan asuransi perjalanan. "Kami berharap customer service counter ini dapat melengkapi layanan AirAsia kepada pelanggan sehingga memberikan pengalaman terbang
terbaik di segmen penerbangan berbiaya hemat," ujar Presiden Direktur AirAsia
Indonesia, Sunu Widyatmoko.
Sebagai maskapai penerbangan asal “Negeri Jiran” Malaysia yang
didirikan pada tahun 1993, Air Asia kini telah memenuhi rute penerbangan ke
lebih dari 400 titik tujuan yang tersebar di 25 negara baik di Asia, Australia,
maupun Eropa diantaranya Australia, Cina, Filipina, Hongkong, Inggris, India,
Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, dan
tentunya Malaysia sendiri.
Penjualan tiket bisa dilakukan melalui internet dengan situs www.Airasia.com, atau menghubungiCall Center berikut :
Indonesia AirAsia & AirAsia X +62 21 2927 0999 6am - 10pm (GMT+7) flights +62 804 1333 333 Setiap Hari Untuk kemudahan mendapatkan tiket dan pelayanan bagi penumpang Indonesia
AirAsia menyediakan juga kantor penjualan sebagai berikut :
Kota Alamat
Bali • Ngurah Rai International Airport International/Domestic Departure Terminal, Jl. Raya Denpasar 80361, Bali, Indonesia. • Sun Boutique Hotel, JL.Sunset Road No.23, Kuta - Bali, Operational Hour : 08:00am - 08:00pm (everyday) Banda Aceh • Sultan Iskandar Muda International Airport, Jl Banda Aceh Blang Bintang, Kode Pos 23372, Nangroe Aceh Daroesalam. Bandung • Ruangan Pasundan No. 17, Husein Sastranegara Airport, Jalan Pajajaran No 156, Bandung, Jawa Barat. • Grand Serela Hotel, Jl. L.L.R.E. Martadinata (Jl. Riau), No. 56 Bandung, Jawa barat 40271, Indonesia. Operational Hour : 08:00am - 09:00pm (everyday) Balikpapan • Departure Terminal, Sepinggan International Airport, Jl. Marsma R. Iswahyudi, Sepinggan, Balikpapan. Jakarta • Jl. Bandara Soekarna Hatta, Cengkareng, Jakarta 19110 Terminal 3 Soekarno Hatta Airport, Jakarta. • Jl. Boulevard Raya, Blok LA 4, No. 10 Kelapa Gading, 14200 Jakarta Utara Operational Hour : 08:00am - 09:00pm (everyday) • Komplek Rukan Darmawangsa Jl. Darmawangsa VI No. 43, Jakarta Selatan 12160, Indonesia Operational Hour : 08:00am - 09:00pm (everyday) • Sarinah Plaza Jl. M.H Thamrim No. 11 LG Jakarta Pusat Operational Hour : 09:00am - 09:00pm (everyday) • Jl. Marsekal, Suryadharma (M1) No. 1 Kelurahan Selapajang Jaya, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang Propinsi Banten 15127 Operational Hour : 09:00am - 09:00pm (Monday - Friday)
Lombok • JLobby Departure Area, Lombok International Airport ( LOP ) Praya, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Medan • Arrival Terminal, Kualanamu International Airport, Deli Serdang, Sumatera Utara • Garuda Plaza Hotel Lobby Level, Jl. Sisingamanga
Raja No.18 Medan, Sumatera Utara 20213, Indonesia Operational Hour : 08:00am- 09:00pm (everyday) • Sales Counter Railink Station Medan JL. Stasiun No.1 ZONA A No. Ruangan A-7 Lantai 2 City Railway Station (CRS) Medan 20111 Operational Hour : 08:00am- 09:00pm (everyday)
Padang • Minangkabau International Airport, Jl. Adinegoro, Padang, Sumatera Barat.
Palembang • Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport , Jl. Tanjung Api-api No. 1 Palembang 30155.
Pekanbaru • Sales Office AirAsia No.20G, Sultan Syarif Kasim II International Airport, 28284 Pekanbaru.
Semarang • Ahmad Yani International Airport, Jl. Puad A. Yani Semarang, Jawa Tengah
Solo • Adisumarmo International Airport, Surakarta 57108.
Semarang • Ahmad Yani International Airport, Jl. Puad A. Yani Semarang, Jawa Tengah Surabaya • Lobby International Terminal, Juanda International Airport Jalan Raya Juanda Surabaya, Jawa Timur • Plaza East UG floor unit 48 Tunjungan Plaza 1 ( In front of entry point TP1 ) Operational Hours 09.00 AM - 10.00 PM Yogyakarta • Adisutjipto International Airport Yogyakarta 55282, Jl. Solo KM 9 Yogyakarta, Jawa Tengah • JL. HOS Cokroaminoto No. 119 C Kelurahan Tegal Rejo, KecamatanTegal Rejo Operational Hour : 08:00am- 09:00pm (everyday) Indonesia AirAsia juga memfasilitasi dengan AirAsia Travel and Service
Centres di sekitar kota tempat tinggal calon penumpang, dibawah ini alamat untuk wilayah medan :
Introducing our AirAsia Travel & Service Centres (ATSC) across Asia! From flight bookings to ground arrangement great planned trips to all our awesome destinations await you at our ATSC. Locate the ATSC’s closest to you to kick-start your journey with us! State: Indonesia
City Address Medan • Berjaya Holidays (PT. WIRA KENCANA BERJAYA ABADI)., Jl Asia No 548P Medan
Operating hours : 8:00am - 8:00pm (GMT +7) (Monday-Sunday) • ANGKASA TOUR AND TRAVELJL., BAKARAN BATU NO. 189 B.
Phone : 061 - 7952288 Operating hours: Mon - Fri 08:00 - 18:00 WIB Saturday 08:00 - 15:00 WIB Sunday 08:30 - 12:00 WIB 4.6.1 Check-in web
Mengapa harus mengantri di bandara jika Anda dapat check-in melalui web? Hemat waktu Anda dan lakukan check-in penerbangan dari situs web!
Harap diperhatikan bahwa penumpang yang berangkat dari Bandara
Internasional Kuala Lumpur 2 (klia2) harus melakukan chek-in mandiri. Sebelum memulai, pastikan dahulu bahwa Anda memenuhi syarat untuk check-in mandiri.
Anda juga bertanggung jawab untuk memenuhi syarat masuk negara tujuan Anda sebelum keberangkatan
• Melakukan check-in
Check-in web dapat dilakukan dengan mudah, dan dapat diselesaikan dalam
beberapa langkah! Pedoman check-in web kami akan membantu Anda untuk
melakukan check-in web sehingga Anda tidak akan repot lagi di bandara.
Setelah Anda check-in, Anda dapat mencetak boarding pass sehingga Anda
dapat melewati antrian panjang di bandara.
• Tidak memiliki printer?
Jangan khawatir. Anda dapat memilih opsi berikut selama proses check-in
web untuk menerima boarding pass yang dapat disimpan dan dicetak nanti:
Terima barkode 2D di smartphone Anda. Pindai barkode menggunakan salah
satu kios di bandara untuk mencetak boarding pass Anda.
Terima boarding pass melalui email. Anda dapat menyimpan salinan
boarding pass untuk dicetak nanti.
• Setelah check-in
Setelah selesai memeriksa bagasi terdaftar, Anda dapat langsung menuju
tempat penyerahan bagasi terdaftar. Harap diperhatikan bahwa Anda mungkin
diwajibkan untuk memverifikasi dokumen perjalanan Anda.
Lanjutkan ke pemeriksaan keamanan dan Anda tinggal selangkah lagi menuju
tujuan impian Anda!
• Kapan sebaiknya check-in?
Rentang waktu berikut ini akan memberitahu kapan Anda sebaiknya check in
untuk penerbangan Anda:
Penerbangan Domestik AirAsia
Penerbangan Internasional AirAsia
Penerbangan AirAsia X
4.6.2 Jenis tarif
Periksa tarif dan rasakan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan terbang
Anda! Tarif kami memiliki keuntungan sendiri karena membuat penerbangan dengan kami semakin mengasyikkan.
Jika Anda ingin terbang tanpa tambahan apa pun, kami memiliki opsi Low Fare untuk Anda. Tambahkan saja Value Pack untuk menikmati lebih dengan ekonomis, atau pilih Premium Flex untuk fleksibilitas lebih. Anda juga dapat menikmati kemewahan terjangkau dengan Premium FlatBed di penerbangan
AsiaAir X.
Lihat tabel AirAsia
Harga Hemat Premium Flex Premium Flatbed + Value Pack*
Bagasi
Bagasi kabin Bagasi yang didaftarkan Bagasi 20Kg Bagasi 20Kg Bagasi 40Kg Produk yang ditawarkan di atas pesawat
Makanan Hidangan Disertakan satu Disertakan satu gratis** makanan makanan
Bantal & selimut Hanya di dalam pesawat Fleksibilitas tarif
Ubah tanggal/waktu Maksimal 2 kali perubahan Ganti nama Ubah tujuan Batalkan penerbangan/Pengembalian uang Lainnya Prioritas penyerahan bagasi
Prioritas check-in Prioritas masuk pesawat Pemilihan kursi *** Poin BIG Anda harus menjadi Anggota Kartu AirAsia Rp 6000 = 1 Rp 3000 = 3 BIG agar dapat memperoleh poin. Rp 6000 = 1 Rp 3000 = 1 AirAsia BIG AirAsia BIG Poin Klik di sini untuk rincian selengkapnya. AirAsia BIG Poin AirAsia BIG Poin Poin **** Tersedia dengan Tidak tarif Komplimen tersedia
* Value Pack hanya tersedia selama booking awal pertama dan tidak dapat ditambahkan melalui Kelola Booking Saya. ** Value Pack dilengkapi dengan sandwich non-vegetarian yang sudah dipilihkan pada penerbangan AK, FD, QZ, XT (A320) dan Z2 sedangkan hidangan non- vegetarian panas akan disajikan di penerbangan D7, XJ, dan XT (A330). Sandwich vegetarian akan disajikan pada I5 penerbangan. Syarat dan Ketentuan Maskapai berlaku. *** Pemilihan kursi standar disertakan pada Value Pack. Anda juga dapat meningkatkan ke Hot Seat (dengan biaya tambahan). Cari tahu tentang opsi kursi kami di sini.
**** Tidak berlaku untuk penerbangan D7. Untuk tamu penerbangan D7 akan mendapatkan RM1=1 AirAsia BIG Poin Cara memilih tipe tarif yang Anda sukai. • Cari penerbangan seperti biasa. • Klik 'Low Fare' atau 'Premium Flatbed'. • Jika Anda memiliki 'Low Fare', pilih opsi yang disukai dan klik 'Tambah sekarang' untuk menikmati lebih tanpa membayar lebih. • Lanjutkan dengan langkah pemesanan normal. • Anda siap terbang!
4.6.3 Aturan tarif
Baik untuk kursi Harga hemat, Premium Flex atau Premium Flatbed, setiap tarif memiliki aturan dan keistimewaan tersendiri. Anda cukup menentukan jenis tarif terbaik sesuai pilihan Anda agar dapat menikmati perjalanan menakjubkan bersama kami.
Pilih tarif di bawah ini untuk menemukan aturan yang berlaku untuk setiap tarif.
Harga hemat:
Ketersediaan Catatan
Perubahan Diizinkan hingga 48 jam sebelum waktu keberangkatan tanggal/waktu yang dijadwalkan *Tergantung pada perbedaan tarif dan biaya perubahan (per penumpang per sektor)
Perubahan nama
Perubahan tujuan
Pengembalian uang untuk tarif dan layanan tambahan
Terlewat batas waktu Tarif yang dibayarkan tidak dapat dikembalikan atau check-in atau tertinggal hangus. Periksa jadwal perjalanan Anda untuk mengecek pesawat waktu check-in dan boarding yang ketat.
Perubahan detail Perubahan gratis melalui ‘Mengatur Pembelian Saya’ perjalanan sebelum check-in (kecuali perubahan nama). Setiap perubahan setelah check-in harus dilakukan melalui loket bandara dan dapat dikenai biaya tertentu.
Mata uang Semua jumlah akan dibebankan dalam mata uang di negara keberangkatan kecuali jika dipilih yang lain.
Diizinkan Tidak diizinkan
4.7 Keuntungan dan Kerugian MenggunakanE-Ticket
4.7.1 Keuntungan E-Ticket
• Pengguna dapat mudah mengerti dalam melakukan pemesanan tiket melalui
layanan ini.
• Pengguna diberikan fasilitas login dan hanya 1 orang dengan 1 nama yang
sudah terdaftar sebelumnya yang bias mengakses layanan menu utamanya.
• Pengguna diuntungkan dengan masalah waktu dan tenaga dalam melakukan
pemesanan serta adanya discount atau potongan harga jika pengguna sudah
menjadi pelanggan tetap.
• Pengguna dapat melakukan pemesanan dengan nyaman, tanpa adanya gangguan.
4..7.2 Kelemahan E-Ticket
• Kekhawatiran mengenai keamanan atas kode-kode kartu kredit dan ATM
• Karena pemesanan e-ticket dilakukan secara online melalui internet maka
belum tentu semua orang mengerti tentang internet. Artinya orang tersebut
belum bisa mengoperasikan internet dan belum semua orang tahu tentang
bagaimana memesan ticket secara online.
• Tidak semua orang tahu dan paham betul tentang e-ticket
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentangStrategi Air Asia, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
• Harga Air Asia selalu lebih rendah dibandingkan maskapai lainnya. Layanan
jasa seperti ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin terbang tanpa
embel embel makanan, tanpa layanan airport lounge.
• Frekuensi terbang Air Asia yang tinggi bertujuan untuk kenyamanan para
tamu. Maskapai ini mempraktekkan pola 25 menit untuk tinggal landas.
• Air Asia selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang nyaman
untuk membuat perjalanan lebih mudah.
• Menjadikan unsur keamanan sebagai yang utama dimana AirAsia (PT. IAA)
melakukan pemeriksaan rutin pesawatnya di hangar Garuda Maintenance
Facilities (GMF). Kegiatan in merupakan komitmen kepada masyarakat
bahwa Indonesia AirAsia selalu patuh pada ketentuan keselamatan
penerbangan.
• Dari kaca mata finance, strategi Air Asia ini bisa diterjemahkan mengubah
biaya fixed cost menjadi biaya variable karena pendapatan perusahaan
tersebut juga tidak tetap atau berubah-ubah, artinya efisiensi dilakukan
dengan tidak menurunkan kualitas tetapi beban operasional dibuat minimal.
5.2 Saran
Dari uraian dan kesimpulan di atas , penulis mencoba memberi saran sebagai berikut:
• Pemberian program loyalitas harus lebih ditingkatkan kepada penumpang dan
calon penumpang, karena bukan tidak mungkin program yang sudah ada ditiru
dan dipakai oleh maskapai yang lain
• Agar lebih menyederhanakan lagi proses pembelian e-tiket. Karena kalau
masih terlalu sulit . masyarakat masih bingung untuk menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swastha,2001. “Manajemen Pemasaran Modern”;Yogyakarta: BPFE
Nyoman.S. Pendit. 2002. “Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar”Perdana. Jakarta
P. Warpani, Suwardjoko. 2007. “Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah”. Bandung ; ITB
Supranto, 2001, “Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar”,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 230,243
Simbolon, Maringan Masry.(2003). “Ekonomi Transportasi (1)”.Jakarta:Chalia Indonesia.
Yoeti, Oka, A, 1983. “Pengantar Ilmu Pariwisata”. Bandung:Angkasa Offset
Yoeti,Oka, A, 1997. “ Tours and Travel Management”.Jakarta : Prajna Paramita
www.AirAsia.com