Pluralisme Buya Syafii Maarif: Gagasan Dan Pemikiran Sang Guru Bangsa I
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Pluralisme Buya Syafii Maarif: Gagasan Dan Pemikiran Sang Guru Bangsa i PLURALISME BUYA SYAFII MAARIF: Gagasan Dan Pemikiran Sang Guru Bangsa Muhammad Qorib ii Muhammad Qorib Copy right ©2019, Muhammad Qorib All rights reserved PLURALISME BUYA SYAFII MAARIF: GAGASAN DAN PEMIKIRAN SANG GURU BANGSA Muhammad Qorib Kata Pengantar: Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution, MA. dan Dr. Agussani, M.A.P. Editor: Akrim, M.Pd & Gunawan, M.TH Desain Sampul: Ruhtata Lay out/tata letak Isi: Tim Redaksi Bildung Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Pluralisme Buya Syafii Maarif: Gagasan dan Pemikiran Sang Guru Bangsa/Muhammad Qorib/Yogyakarta: CV. Bildung Nusantara, 2019 xxiv + 432 halaman; 15,5 x 23 cm ISBN: 978-602-52639-7-2 Cetakan Pertama: Januari 2019 Penerbit: BILDUNG Jl. Raya Pleret KM 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta 55791 Telpn: +6281227475754 (HP/WA) Email: [email protected] Website: www.penerbitbildung.com Anggota IKAPI Hak cipta dilindungi oleh undang‐undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa seizin tertulis dari Penerbit. Pluralisme Buya Syafii Maarif: Gagasan Dan Pemikiran Sang Guru Bangsa iii KATA PENGANTAR PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA بِ ْس ِم ﱠﷲِ ﱠالر ْح َم ِن ﱠالر ِح ِيم الحمد � أشھد أن ﻻ إله إﻻ ﷲ وحده ﻻشريك له واشھد أن محمداً عبده ورسوله اللھم ّصل على ٍمحمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الدين Allah SWT. menganugerahi manusia kerinduan untuk menyembah-Nya (fithrah) dan keragaman potensi (al-quwwah) sebagai hidayah untuk berkreasi dalam hidup yang melahirkan keragaman dalam berbagai bentuk. Hal ini adalah keniscayaan dalam berketuhanan dan berkemanusiaan di tengah kehidupan umat manusia yang perwujudannya melahirkan nilai-nilai kesepakatan universal. Di antara nilai dimaksud adalah “ma’rifatullah” (mengenal Tuhan) dan yang terkait dengan-Nya. Dalam kenyataan, pemahaman dan konsep tentang Tuhan terdapat perbedaan secara eksetoris berdasarkan sudut pandang keyakinan. Karena itu penampakan agama pada peradaban manusia mengalami pluralitas dan menjadi sebuah keniscayaan yang tak terbantahkan. Seorang pemeluk agama tidak bisa mewujudkan mono agama disertai dengan aturannya dalam interaksi sosial. Untuk itu diperlukan sikap saling menghargai antar pemeluk agama. Ini bukan berarti melahirkan sikap menyamakan semua agama benar dalam iv Muhammad Qorib perspektif tauhid, tetapi memberikan kesempatan pada penganut lain untuk berbeda. Yang ditanamkan dalam pluralitas agama adalah hadirnya sikap menghormati antar umat beragama untuk menjalankan keyakinannya dengan menjunjung tinggi perasaan kebersamaan dalam menciptakan kedamaian, minimal dimungkinkan saling berbagi kebenaran (share of truth). Dewasa ini sering terjadi benturan antar pemeluk agama. Sikap kurang menghargai bahkan saling menyalahkan satu sama lain, dan pada gilirannya berpotensi dapat menyulut konflik sosial yang ditumpangi berbagai kepentingan. Boleh jadi hal itu muncul sebagai spontanitas yang menonjolkan rasa sensitifitas emosi keberagamaan (emotional religius) tanpa mengimbangi dengan pikiran-pikiran cerdas intelektual (rational religious). Atau dipicu oleh penafsiran-penafsiran radikal-fundamentalisme yang rigid (kaku). Atau adanya kepentingan terselubung dan spesifik untuk memanfaatkan kondisi disharmoni tersebut untuk tujuan-tujuan pragmatis. Bahkan tidak jarang para pemuka agama berperan di dalamnya untuk kemudian memperparah kondisi. Padahal agama sejatinya melahirkan nilai-nilai profetik di tengah umatnya dan perekat interaksi sosial, bahkan agama semestinya menjadi simbol kedamaian dan persatuan. Pengakuan terhadap agama lain, bukan dimaksudkan menghilangkan identitas dan semangat keberagamaan seseorang, tetapi ada kesadaran kemanusiaan bahwa hidup tidak dapat dilepas dari kebersamaan dan adanya perbedaan. Karena itu, tepatlah kalau ditelaah makna Q.S. Hud/11:118, sebagai berikut: Pluralisme Buya Syafii Maarif: Gagasan Dan Pemikiran Sang Guru Bangsa v ∩⊇⊇∇∪ š⎥⎫ÏÎ=tGøƒèΧ tβθä9#t“tƒ Ÿωuρ ( Zοy‰Ïn≡uρ Zπ¨Βé& }¨$¨Ζ9$# Ÿ≅yèpgm: y7•/u‘ u™!$x© öθs9uρ Artinya: Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Buku yang ditulis oleh Muhammad Qorib ini, dalam penilaian kami mempunyai arti khusus dan merupakan salah satu referensi untuk mendalami jejak pemikiran Syafii Ma`arif. Perhatian penulis untuk menciptakan harmonisasi umat beragama sangat besar. Agama bukan untuk dibenturkan, tetapi mencari titik temu dalam membangun peradaban bangsa yang tinggi. Sebagaimana dimaklumi Buya Syafii Ma`arif adalah tokoh sekaligus Bapak Bangsa yang berpikir dan bertindak melampaui kepentingan dirinya dan tidak terikat terhadap kepentingan suatu golongan. Kemandiriannya dalam berpendapat merupakan ciri utama beliau, dan tidak terjebak sektarianisme. Sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1997-2000 sd. 2000-2005, Buya Syafii Maarif sangat paham tentang problematika dan dinamika umat Islam dan umat beragama di Indonesia karena menjadi keahliannya dalam bidang ilmu peradaban Islam. Beliau memahami adanya perbedaan pada masing-masing agama, namun di setiap agama ada ajaran universal, yang dimiliki oleh semua agama dimuka bumi ini. Sebagai warga dunia, seseorang tidak bisa hidup berdampingan dengan mengedepankan sisi-sisi pemisah. Apalagi memunculkan sikap “arogansi beragama”. vi Muhammad Qorib Menurut Buya Syafii Ma`arif, Islam harus dirasakan eksistensinya kepada semua makhluk/ manusia yang membawa rahmatan lil alamin. Siapa pun yang hidup berdampingan dengan Islam akan merasakan kedamaian, ketenangan dan terlindungi hak-haknya. Islam harus mampu menjadi solusi ditengah persoalan bangsa yang semakin kompleks. Dalam konteks ini, umat sudah harus lebih genuin dalam beragama di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehadiran Islam di antara masyarakat majemuk, tidaka lain menjadi stabilisator dan katalisator perubahan. Islam harus hadir sebagai problem solver saat terjadi konflik. Untuk itu, pemeluk Islam tidak sepantasnya bersikap diskriminatif dalam kehidupan bersama dengan penganut agama lain. Sebagai seorang Bapak bangsa, Buya Syafii Maarif lebih mengedepankan nilai-nilai penyatu dalam ajaran agama. Bagi Buya Syafii Maarif, pluralitas agama tidak boleh dijadikan sumber masalah ditengah masyarakat, tetapi menjadi elan vital untuk membangun peradaban di antara perbedaan dan itu dimulai dari pemahaman yang utuh terhadap sumber ajaran masing- masing, dengan tidak melegitimasi satu kebenaran kepada kelompok agama lain dan menafikan esksistensinya. Sebagai Ketua PWM, saya merasa gembira dengan hadirnya karya ini. Kualitas dan narasi tulisan ini sangat kuat. Disamping itu, saya paham bahwa saudara Muhammad Qorib, memiliki perhatian yang cukup besar dalam menjalin hubungan lintas umat beragama, dan hal itu tampak dalam uraian-uraian yang disajikan secara utuh dalam buku ini. Semoga dengan Pluralisme Buya Syafii Maarif: Gagasan Dan Pemikiran Sang Guru Bangsa vii kehadiran buku ini membawa manfaat dalam membangun harmoni kehidupan, dan menjadi shadaqah jariyah bagi penulisnya. Medan, 31 Oktober 2018 Ketua, Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, MA PluralismePluralisme Buya Buya Syafii Syafii Maarif: Maarif: Gagasan Gagasan Dan PemikiranDan Pemikiran Sang SangGuru GuruBangsa Bangsa ix ix KAKTAAT PAE NPEGNAGNATNATRA R RekRtoerk tUonr iUvenrisvietarssi tMasu Mhaumhmamadmiyaadhiy Sauhm Sautmeraat eUrata Urat ara PluralitasPluralitas agama agama merupa merupakan kansebuah sebuah fakta fakta adanya adanya heterogenisasiheterogenisasi dalamdalam kehikehidupandupan bermasyarakat. bermasyarakat. Dalam Dalam tatarantataran sejarah sejarah pluralitas pluralitas agamaagama merupakan merupakan sunnatullsunnatullāh danāh dan sebuahsebuah kenyataan kenyataan aksiomatis aksiomatis (y ang(y angtak takbisa bisa dibantah dibantah dalam dalam kehidupankehidupan bermasyarakat). bermasyarakat). Dala Dalam mAlquran Alquran dapat dapat ditemukan ditemukan berbagaiberbagai ayat ayat tentang tentang adanya adanya pluralitas pluralitas (keragaman),dari (keragaman),dari mulai mulai tatatata surya, surya, flora flora dan danfauna, fauna, geografis geografis bahkan bahkan manusia manusia dalam dalam berbagaiberbagai kehidupannya kehidupannya baik baik yang yang bersifat bersifat fisik fisik maupun maupun nonfisik. nonfisik. Hal Halitu itusemakin semakin menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa keragaman keragaman merupakan merupakan sunnatullsunnatullāh. āh. KalauKalau kita kita tilik tilik fakta fakta seja sejarah rahjuga juga menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa sejaksejak dahulu, dahulu, Islam Islam telah telah mengenal mengenal sistem sistem kehidupan kehidupan yang yang plural. plural. TerbuktiTerbukti dengandengan berdirinyaberdirinya NegaraNegara IslamIslam MadinahMadinah yangyang penduduknya penduduknya terdiri terdiri dari dari lebih lebih dari dari satu satu kelompok, kelompok, etnis etnis dan dan agama.Tidakagama.Tidak hanya hanya kaum kaum Muslim Muslim sebagai sebagai kaum kaum mayoritas mayoritas yang yang hiduphidup dan dantinggal tinggal di Madinahdi Madinah saat saat itu, itu,namun namun kaum kaum musyrik musyrik dan dan kaumYahudikaumYahudi juga juga hidup hidup berdampinga berdampingan secaran secara damai damai dengan dengan kaum kaum muslimmuslim lainnya. lainnya. BegituBegitu juga juga dengan dengan kehidupan kehidupan berbangsa berbangsa dan danbernegara bernegara di di IndonesiaIndonesia ini, ini,kini kini masyarakat masyarakat Indonesia Indonesia yang yang jumlah jumlah penduduknyapenduduknya yang yang sudah sudah mencapai mencapai hampir