Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An Dr. H. Sutoyo, M.Ag Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Editor: Mukhibat Syaufa Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan KDT Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An Persaudaraan + hlm; 15,5 Setia x Hati23 cm Terate (PSHT) ISBN iv 146 978-623-6540-08-4 CetakanJudul Pertama, September 2020 Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An Penulis: Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) CopyrightDr.H. © 20 Sutoyo, M.Ag Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved20 Editor: Penata Isi:Mukhibat Syaufa Tim Kreatif Publica Institute Desain sampul: Tim Kreatif Publica Institute Diterbitkan oleh: Publica Institute Jakarta, Anggota IKAPI Jakarta JL. S. Citandui No. 977 Semper Barat Jakarta Utara Jl. Wisma Mas Blok C1 No. 12 Pondok Cabe, Sawangan, Kota Depok, Telephon: 0815 | email: [email protected] 78626131 Kata Pengantar Bismillahirrohmanirrohim Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan buku ini. Tanpa pertolongan- Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan penulisan buku ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat. Buku yang berjudul “Dimensi Tasawuf dalam Ke-Es-Ha-An Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun Jawa Timur” yang ada dihadapan bapak/ibu/saudara yang budiman ini merupakan hasil penelitian yang panjang dan memakan energi yang luar biasa mengingat PSHT merupakan organisasi pencak silat yang tergabung dan salah satu yang turut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada tanggal 18 Mei 1948. Saat ini PSHT diikuti puluhan juta anggota, memiliki cabang di berbagai kabupaten/ kota di Indonesia, beberapa komisariat di perguruan tinggi dan 10 komisariat luar negeri yakni Malaysia, Belanda, Rusia, Timor Leste, Korea Selatan, Jepang, Belgia, dan Perancis. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) iii proses penyelesaian penulisan buku ini. Penulis juga berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca Selain itu kami juga sadar bahwa buku ini ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif Madiun, Juli 2020 Penulis, Dr. H. Sutoyo, M.Ag. iv Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An Daftar Isi Kata Pengantar ...................................................................................... iii Daftar Isi ..................................................................................................v Bab I Pendahuluan ........................................................................xi A. Latar Belakang Masalah ................................................xi B. Murid Ki Ngabei Soeryodiwiryo ...............................xii C. Pencak Silat Sebagai Metode Da’wah .......................... 5 D. Sistematika Pembahasan ................................................ 7 Bab II Selayang Pandang Tentang Tasawuf ............................. 9 A. Eksistensi Tasawuf dalam Islam ................................... 9 B. Pengertian tasawuf ........................................................ 13 C. Perkembangan Tasawuf .............................................. 16 D. Dasar dan Sumber Ajaran Tasawuf ........................... 24 E. Masuknya Tasawuf di Indonesia ................................ 32 F. Faham dan Ajaran Tasawuf. ........................................ 34 Bab III Tradisi Kejawen ................................................................. 49 A. Masyarakat Jawa Dan Asal Usulnya .......................... 49 B. Ciri Khas Masyarakat Jawa .......................................... 51 C. Spiritual Dan Ritual Kejawen ...................................... 51 D. Kebudayaan Jawa .......................................................... 52 Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) v Bab IV Persaudaraan Setia Hati Madiun .................................... 55 A. Sejarah Kabupaten Madiun ......................................... 55 B. Sejarah Kota Madiun .................................................... 56 C..Profil.Persaudaraan.Setia.Hati.Madiun ..................... 60 Bab V Profil Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun ............ 71 A. Sejarah Berdirinya Persaudaraan Setia Hati Terate . 71 B. Sejarah Pendiri Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun ............................................................................ 73 C. Pendidikan “Persaudaraan Setia Hati Terate” Madiun ............................................................................ 73 D. Ajaran “Persaudaraan Setia Hati Terate” Madiun ... 75 Bab VI Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun di Bawah Kepemimpinan R. Imam Kusupangat dan H. Tarmaji Budi Harsono, SE. ......................................... 93 A. Persaudaraan Setia Hati Terate Kepemimpinan R. Imam Supangat. ............................................................. 93 B. Persaudaraan Setia Hati Terate Di Bawah Kepemimpinan H. Tarmaji Budi Harsono, SE ........ 100 Bab VII Pembahasan tentang Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun .................................................................. 105 A. Asal Usul Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun. ......................................................................... 105 B. Proses Integrasi Ajaran Tasawuf Dalam Tradisi Kejawen Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun. 119 C. Pola Integrasi Ajaran Tasawuf ke dalam Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun. ................ 123 Bab VIII Kesimpulan ....................................................................... 131 Daftar Pustaka ..................................................................................... 133 vi Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Eksistensi perguruan pencak silat di masyarakat telah menjamur di berbagai daerah, diminati oleh banyak kalangan baik pemuda, orang tua, laki-laki, perempuan dan juga anak- anak. Mereka bergabung dengan perguruan pencak silat dengan alasan beragam, mulai dari kesehatan, ingin menjadi atlet, ingin menjadi pendekar dan ada yang ingin mendalami doktrin ajaran batiniyah-nya. Dari sekian banyak aliran pencak silat di masyarakat terdapat aliran pencak silat yang bernama Persaudaraan Setia Hati (PSH) yang berdiri pada tahun 1903. Persaudaraan ini didirikan oleh Ki Ngabei Suryodiwiryo dengan nama kecilnya Masdan, berpusat di Madiun. Ki Ngabei Suryodiwiryo lahir pada hari Sabtu Pahing putra dari Ki Ngabei Suromiharjo keturunan Bupati Gresik. Ki Ngabei Suryodiwiryo mengembara di berbagai daerah untuk menuntut ilmu dan pernah belajar ngaji di Jombang.1 Dari pengembaraannya dalam menuntut ilmu termasuk ilmu pencak silat, pada akhirnya tahun 1903 menetap 1 Djimat Hendro Suwarno, Pusaka Pencak Silat Dalam Tiga Zaman. 13 Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) vii di Madiun dan mendirikan perguruan pencak silat dinamakan Persaudaraan Setia Hati. Banyak pelajaran hal yang menarik dan perlu dikaji lebih mendalam dalam diri Persaudaraan Setia Hati, karena pelajaran dalam.Persaudaraan.Setia.Hati.diajarkan.pelajaran.fisik.seperti. jurus hingga pelajaran batiniyah dengan latihan jiwa. Dengan latihan lahir dan batin menelorkan pengikut menjadi pendekar dan ahli dalam berbagai bidang dengan karakter yang beragam. Ada yang menjadi atlet dengan berkepribadian agung seperti seorang.‘Abid.dan.Shufi.sebagai.teladan.di.masyarakat dengan. pola hidup sederhana dan menjadi tokoh sentral sebagai tumpuan dan tempat bertanya. Tujuan pokok didirikannya Persaudaraan Setia Hati adalah mengolah raga dan batin untuk mencapai keluhuran budi guna untuk mendapatkan kesempurnaan hidup, kebahagiaan, kesejahteraan lahir dan batin di dunia dan akhirat.2 Warga Persaudaraan Setia Hati harus mempunyai prinsip menjauhi sifat adigang adigung adiguno (menjauhi sifat sombong). Warga Persaudaraan Setia Hati menjujung tinggi nilai-nilai persaudaraan kekal abadi yaitu suatu jalinan persaudaraan dengan rasa saling sayang menyayangi, saling hormat menghormati dan saling bertanggung jawab. Dalam memberikan pendidikan kepada siswanya Persaudaraan Setia Hati secara bertahap dan menggunakan tingkatan, sehingga terdapat pendekar tingkat satu, pendekar tingkat dua dan pendekar tingkat tiga. Anggota Setia Hati semakin tahun semakin berkembang dan setiap bulan Muharram ratusan ribu disahkan menjadi warganya, bahkan warga Persaudaraan Setia Hati diminati oleh banyak orang. B. Murid Ki Ngabei Soeryodiwiryo Murid Ki Ngabei Soeryodiwiryo pendiri Persaudaraan Setia Hati sangat banyak yang menguasai ilmu Setia Hati, sehingga setelah beliau wafat diantara murid-murid beliau mendirikan perguruan pencak silat sendiri-sendiri. Walaupun para murid 2 Djimat Hendro Soewarno, Pusaka Pencak Silat dalam Tiga Zaman. 24. viii Dimensi Tasawuf Dalam Ke-Es-Ha-An beliau mendirikan perguruan pencak silat sendiri-sendiri, namun tidak meninggalkan nama dasar yaitu Setia Hati. Murid beliau yang mendirikan pencak silat adalah: 1. Ki Hadjar Hardjo Oetomo, mendirikan perguruan pencak silat diberi nama Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) berpusat di Madiun. Setelah wafat digantikan oleh muridnya Sutomo Mangku Joyo, RM Imam Kusupangat, setelah Imam Kusupangat wafat diganti muridnya H.Tarmaji Budi Harsono sampai sekarang dan berkembang
Recommended publications
  • Peran Teungku Muhammad Daud Beureueh Dalam Pemberontakan Di Aceh 1953-1962
    PERAN TEUNGKU MUHAMMAD DAUD BEUREUEH DALAM PEMBERONTAKAN DI ACEH 1953-1962 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.) Disusun Oleh: Muhammad Illham NIM: 1111022000012 K O N S E N T R A S I A S I A T E N G G A R A JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M ABSTRAK Muhammad Illham Peran Teungku Muhammad Daud Beureueh Dalam Pemberontakan di Aceh 1953-1962. Masa awal kemerdekaan di Aceh tahun 1953-1962 menjadi awal meletusnya peristiwa berdarah yang dipimpin oleh Teungku Muhammad Daud Beureueh dalam menegakkan Syariat Islam di Aceh. Perjuangan yang dianggap suatu pemberontakan timbul akibat kekecewaan rakyat Aceh terhadap Pemerintah Pusat akibat dari janji-janji semu yang di ucapkan oleh Soekarno yang menjabat Presiden saat itu tidak kunjung terwujud. Rakyat Aceh yang sebelumnya berjuang mempertahankan kedaulatan RI dengan seluruh jiwa raganya, sangat geram karena salah satu keinginan untuk mendirikan negara yang berlandaskan Syariat Islam tidak kunjung tercapai, dan berujung pada pemberontakan rakyat Aceh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasca kemerdekaan, konflik terjadi antar kedua belah pihak yaitu pemerintah pusat dan rakyat aceh dibawah pimpinan Daud Beureueh bertikai mempertahankan ideologinya untuk dijadikan sebuah landasan suatu negara. Sesuatu hal yang sangat menarik, dan dalam kajian ini penulis ingin mengetahui bagaimana latar belakang pemberontakan serta usaha dan upaya yang dilakukan pihak Daud Beureueh dalam memperjuangkan dan mempertahankan ideologi Islam yang menjadi cita-cita rakyat Aceh. i KATA PENGANTAR Alhamdulilahi robbi al‟alamin, segala puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagaimana mestinya.
    [Show full text]
  • Muhammadiyah Cosmopolitan from Teo- Anthropocentris Toward World Citizenship
    JOURNAL OF CRITICAL REVIEWS ISSN- 2394-5125 VOL 7, ISSUE 05, 2020 Muhammadiyah Cosmopolitan From Teo- Anthropocentris Toward World Citizenship Isa Anshori, Muhammad, Arfan Mu’ammar Universita Muhammadiyah Surabaya, Indonesia Corresponding email: [email protected] Received: 28 February 2020 Revised and Accepted: 06 March 2020 Abstract Muhammadiyah as a social-religious movement in Indonesia has been was over century and has many faces like Nakamura saids. A lot of activities that have been carried out by Muhammadiyah as a socio- religious movement based on tauhid ( aqidah Islamiyah) through Islamic purification (tajrid) and in the other sides through modernity (tajdid) that’s puts forward enjoining whats is right and forbidding whats is wrong (amar ma’ruf nahi mungkar) as a theological bases (teologi al-ma’un). Have a lot of evidences shown in Muhammadiyah socio- religious movement in Indonesia, but the biggest challages is the ability to maintain the existence of and answered a range of challenges that are local and global (relations between islam and democration), pluralism, human rights and the marginals. Through tajdid Muhammadiyah has proven ability in respond of Islamic problems in Indonesia since before the independence of up to the twenty-first century.in a way to do interpretation of his base theologious through a shift paradigm in theologies and socio- religious movement (Thomas Kuhn). In fact, Muhammadiyah move forward with transformation of theological bases from theocentris to antrophocentris (Hasan Hanafi).Thus various issues on religious movement,political like nation-state wich is local or global had answered by Muhammadiyah with his theological bases and the charity efforts like educations, hospitals and the orphanage.
    [Show full text]
  • Rituals of Islamic Spirituality: a Study of Majlis Dhikr Groups
    Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Arif Zamhari THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY E P R E S S E P R E S S Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] This title is also available online at: http://epress.anu.edu.au/islamic_citation.html National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Author: Zamhari, Arif. Title: Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in East Java / Arif Zamhari. ISBN: 9781921666247 (pbk) 9781921666254 (pdf) Series: Islam in Southeast Asia. Notes: Includes bibliographical references. Subjects: Islam--Rituals. Islam Doctrines. Islamic sects--Indonesia--Jawa Timur. Sufism--Indonesia--Jawa Timur. Dewey Number: 297.359598 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design and layout by ANU E Press Printed by Griffin Press This edition © 2010 ANU E Press Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changesthat the author may have decided to undertake.
    [Show full text]
  • AKAL DAN WAHYU DALAM PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB Yuhaswita*
    AKAL DAN WAHYU DALAM PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB Yuhaswita* Abstract Reason according to M. Quraish Shihab sense is the thinking power contained in man and is a manipation of the human soul. Reason is not understood materially but reason is understood in the abstract so that sense is interpreted a thinking power contained in the human soul, with this power man is able to gain knowledge and be able to distinguish between good and evil. Revelation according to M. Quraish Shihab, is the delivery of God’s Word to His chosen people to be passed on to human beings to be the guidance of life. God’s revelation contains issues of aqidah, law, morals, and history. Furthermore, M. Quraish Shihab reveals that human reason is very limited in understanding the content of Allah’s revelation, because in Allah’s revelation there are things unseen like doomsday problems, death and so forth. The function of revelation provides information to the sense that God is not only reachable by reason but also heart. Kata Kunci: problematika, nikah siri, rumah tangga Pendahuluan M. Quraish Shihab adalah seorang yang tidak baik untuk dikerjakan oleh ulama dan juga pemikir dalam ilmu al Qur’an manusia. dan tafsir, M. Quraish Shihab termasuk Ketika M. Quraish Shihab seorang pemikir yang aktif melahirkan karya- membahas tentang wahyu, sebagai seorang karya yang bernuansa religious, disamping itu mufasir tentunya tidak sembarangan M. Quraish Shihab juga aktif berkarya di memberikan menafsirkan ayat-ayat al berbagai media massa baik media cetak Qur’an yang dibacanya, Wahyu adalah kalam maupun elektronik, M.Quraish Shihab sering Allah yang berisikan anjuran dan larangan tampil di televise Metro TV memberikan yang harus dipatuhi oleh hamba-hamba-Nya.
    [Show full text]
  • Tahun 2020 H / 1442 M
    1 RELEVANSI NILAI-NILAI KARAKTER DALAM SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 TERHADAP KURIKULUM PAI (Studi Tafsir Al Misbah) TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar magister Pendidikan (M.Pd) Ilmu Manejemn Pendidikan Islam Oleh : Firmawati NIM. 1811540039 PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU BENGKULU TAHUN 2020 H / 1442 M 2 3 4 5 6 ABSTRAK NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN (Studi Surat Al-An’Am ayat 151-153 menurut Tafsir al-Misbah) FIRMAWATI NIM :181154540039 Pembimbing 1: Dr. Samsudin,M.Pd Pembimbing 2: Dr.Kasmantoni,M.Si Penelitian ini mengangkat permasalahan bentuk nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam surat Al-An‟am ayat 151-153 dan bagaimana implementasi dan relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam surat Al-An‟am ayat 151-153 dalam tafsir al-Misbah terhadap kurikulum PAI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam surat Al-An‟am ayat 151-153 dan untuk menjelaskan implementasi dan relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam surat Al-An‟am ayat 151-153 dalam tafsir al-Misbah terhadap kurikulum PAI di kelas. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, dengan data penelitian kepustakaan yang dibagi menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder yang di dapat melalui mengumpulkan bahan pustaka, Memilih bahan pustaka yang dijadikan sumber data primer, Membaca bahan pustaka yang telah dipilih secara manual, setelah itu dilakukan analisis kualitatif secara penafsiran. Dari hasil penelitian didapati bahwa bentuk nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam surat Al-An‟am ayat 151-153 menurut tafsir Al-Misbah, yaitu; a) religius, b) jujur, c) tanggung jawab, d) kepedulian social, e) santun dan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam surat Al-An‟am ayat 151-153 dalam tafsir al- Misbah dapat diimplementasikan melalui pembelajaran di kelas.
    [Show full text]
  • The Formation of Liberal and Anti-Liberal Islamic Legal Thinking in Indonesia Akh
    Akh. Muzakki IS EDUCATION DETERMINANT? The Formation of Liberal and Anti-liberal Islamic Legal Thinking in Indonesia Akh. Muzakki The University of Queensland, Australia Abstract: Liberalism and anti-liberalism are two increasing- ly prominent but staunchly opposing streams of Islamic legal thinking in Indonesia. This article analyses the formation of each of the two through an examination of the role of formal education. It focuses on organic intellectuals during two periods, the New Order and the reformasi. Challenging the strongly-held thesis of the determinant role of education, this article argues that both liberal and anti-liberal Islamic legal thinking in Indonesia is a result of not only the intellectual formation in the sense of academic training and access to education and knowledge, but also the sociological background and exposure in building a new epistemic community in an urban context. As a theoretical understanding of sociolo- gical background and exposure, the concept of epistemic community deserves to be taken as an analytical framework in addition to education for the analysis of the formation of the two contesting bents of Islamic legal thinking in Indonesia. Keywords: Liberalism, anti-liberalism, Islamic legal think- ing, education, epistemic community. Introduction In his controversial speech entitled “The Necessity of Islamic Renewal Thinking and the Problem of the Integration of the Ummah” on 2 January 1970, Madjid argued for a dynamic approach to Islam which requires reinterpretation of Islamic teachings in context with place and time. In more elaborate ways, he further argued that Islamic values move in line with the spirit of humanitarianism which promotes 280 JOURNAL OF INDONESIAN ISLAM Volume 01, Number 02, December 2007 Is Education Determinant? the dignity of Mankind.
    [Show full text]
  • Surat Pencatatan Ciptaan
    REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yaitu Undang-Undang tentang pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra (tidak melindungi hak kekayaan intelektual lainnya), dengan ini menerangkan bahwa hal-hal tersebut di bawah ini telah tercatat dalam Daftar Umum Ciptaan: I. Nomor dan tanggal permohonan : EC00201706504, 12 Desember 2017 II. Pencipta Nama : Dr. Katarina Indah Sulastuti, S.Sn., M.Sn Alamat : Menggeh Anyar RT. 002 RW. 013, Lalung, Karanganyar, Jawa Tengah, Karanganyar, Jawa Tengah, 57751 Kewarganegaraan : Indonesia III. Pemegang Hak Cipta Nama : Dr. Katarina Indah Sulastuti, S.Sn., M.Sn Alamat : Menggeh Anyar RT. 002 RW. 013, Lalung, Karanganyar, Jawa Tengah, Karanganyar, Jawa Tengah, 57751 Kewarganegaraan : Indonesia IV. Jenis Ciptaan : Karya Tulis (Disertasi) V. Judul Ciptaan : Tari Bedhaya Ela-Ela Karya Agus Tasman: Representasi Rasa Dalam Budaya Jawa VI. Tanggal dan tempat diumumkan : 26 Mei 2017, di Yogyakarta untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia VII. Jangka waktu pelindungan : Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya. VIII. Nomor pencatatan : 05782 Pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait dalam Daftar Umum Ciptaan bukan merupakan pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang dicatat. Menteri tidak bertanggung jawab atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan atau produk Hak Terkait yang terdaftar. (Pasal 72 dan Penjelasan Pasal 72 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta) a.n.
    [Show full text]
  • IIAS Logo [Converted]
    Women from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia Educational Institutions Indonesia in Educational Negotiating Public Spaces Women from Traditional Islamic from Traditional Islamic Women Eka Srimulyani › Eka SrimulyaniEka amsterdam university press Women from Traditional Islamic Educational Institutions in Indonesia Publications Series General Editor Paul van der Velde Publications Officer Martina van den Haak Editorial Board Prasenjit Duara (Asia Research Institute, National University of Singapore) / Carol Gluck (Columbia University) / Christophe Jaffrelot (Centre d’Études et de Recherches Internationales-Sciences-po) / Victor T. King (University of Leeds) / Yuri Sadoi (Meijo University) / A.B. Shamsul (Institute of Occidental Studies / Universiti Kebangsaan Malaysia) / Henk Schulte Nordholt (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies) / Wim Boot (Leiden University) The IIAS Publications Series consists of Monographs and Edited Volumes. The Series publishes results of research projects conducted at the International Institute for Asian Studies. Furthermore, the aim of the Series is to promote interdisciplinary studies on Asia and comparative research on Asia and Europe. The International Institute for Asian Studies (IIAS) is a postdoctoral research centre based in Leiden and Amsterdam, the Netherlands. Its objective is to encourage the interdisciplinary and comparative study of Asia and to promote national and international cooperation. The institute focuses on the humanities and social
    [Show full text]
  • Download Article
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 302 2nd International Conference on Culture and Language in Southeast Asia (ICCLAS 2018) The Social History of Intellectual Struggle among Syarif Hidayatullah State Islamic University Community Post-Reformation Parlindungan Siregar Amrizal Siagian Muhammad Dwi Fajri Islmamic History and Civilization Universitas Pamulang The University of Muhammadiyah Syarif Hidayatullah State Islamic University Tengerang Selatan, Indonesia Prof. Dr. Hamka Jakarta, Indonesia [email protected] Jakarta, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract— This research was aimed at exploring the influence various lines. The period brought about figures at the national of intellectual communities in the development of intellectuals in a level and even at the level international. Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. To get the historical data of the student’s involvement on intellectual The intellectual community that was previously built by the activities inside and outside the campus, we collected the premier previous generation generated a new spirit, which made Syarif and secondary data from the library and conducted informal Hidayatullah State Islamic University of Jakarta an international interview with some influential figures. The study reveals that the campus. In addition, many intellectuals graduated from this intellectuals’ influence flows from generation to generation alma mater after the reformation occupied political positions. evidenced by the growth of discussion activities handled by the For example, the chairman of the House of Representatives, the internal and external organizations in the campus of Syarif Minister of Religion, and the chairpersons of the national and Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. In the 1970s the international non-governmental organizations.
    [Show full text]
  • Konsep Manusia Dalam Al-Qur'an
    KONSEP MANUSIA DALAM AL-QUR’AN (Telaah Kritis tentang Makna dan Eksistensi) Dudung Abdullah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Abstract: Humans are the best creatures of God's creation. Humans in the redaction of verses of the Qur'an have several terms, such as al nas, al ins, al insan, and Banu Adam. From these terms some of its meaning can be revealed which gives information about the origin of human creation and its behavior. Human existence generally serves as a servant of Allah (Abd.Allah) and as a guidance or prosper on the surface of the earth (Caliph of Allah). Keywords: Al-Insan: Man Abstrak: Manusia adalah makhluk terbaik ciptaan Tuhan. Manusia dalam redaksi ayat Al Quran mempunyai beberapa term, seperti al nas, al ins, al insan, dan Bani Adam. Dari term-term tersebut sebagian maknanya bisa terungkap yang memberi informasi tentang asal penciptaan manusia dan perilakunya. Eksistensi Manusia secara umum berperan sebagai hamba Allah (Abd.Allah) dan sebagai pengayom atau pemakmur di permukaan bumi (khalifah Allah). Kata Kunci: Al-Insan: Manusia A. LATAR BELAKANG erhatian umat Islam terhadap Al Quran terasa semakin besar. Hal itu terlihat dari berbagai gagasan yang dilontarkan para pakar, seperti dalam bentuk seruan untuk kembali menelaah ayat-ayat Al Quran (Rethingking Quran/ Al P 1 Ruju’ lla Al Quran) . Penelitian terhadap ayat-ayat Al Quran atau terhadap kitab-kitab tafsir tak kunjung berakhir, antara lain disebabkan penemuan informasi baru berjalan secara 1 Abd.Muin Salim, Metodologi Tafsir, Sebuah Rekonstruksi Epistimologis, Memantapkan Keberadaan Ilmu Tafsir Sebagai Disiplin Ilmu (Ujungpandang: IAIN Alauddin, 1999), h.1.
    [Show full text]
  • Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945
    Another Look at the Jakarta Charter Controversy of 1945 R. E. Elson* On the morning of August 18, 1945, three days after the Japanese surrender and just a day after Indonesia's proclamation of independence, Mohammad Hatta, soon to be elected as vice-president of the infant republic, prevailed upon delegates at the first meeting of the Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI, Committee for the Preparation of Indonesian Independence) to adjust key aspects of the republic's draft constitution, notably its preamble. The changes enjoined by Hatta on members of the Preparation Committee, charged with finalizing and promulgating the constitution, were made quickly and with little dispute. Their effect, however, particularly the removal of seven words stipulating that all Muslims should observe Islamic law, was significantly to reduce the proposed formal role of Islam in Indonesian political and social life. Episodically thereafter, the actions of the PPKI that day came to be castigated by some Muslims as catastrophic for Islam in Indonesia—indeed, as an act of treason* 1—and efforts were put in train to restore the seven words to the constitution.2 In retracing the history of the drafting of the Jakarta Charter in June 1945, * This research was supported under the Australian Research Council's Discovery Projects funding scheme. I am grateful for the helpful comments on and assistance with an earlier draft of this article that I received from John Butcher, Ananda B. Kusuma, Gerry van Klinken, Tomoko Aoyama, Akh Muzakki, and especially an anonymous reviewer. 1 Anonymous, "Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945: Pengkhianatan Pertama terhadap Piagam Jakarta?," Suara Hidayatullah 13,5 (2000): 13-14.
    [Show full text]
  • Pemikiran Abdurrahman Wahid Tentang Islam Dan Pluralitas
    PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID TENTANG ISLAM DAN PLURALITAS Zainal Abidin Jurusan Psikologi, Faculty of Humanities, BINUS University Jln. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan - Palmerah, Jakarta Barat 11480 ABSTRACT This article clarifies a research that concerned with Wahid’s thoughts and actions that saw Islam from its basic value, not merely as a symbol. Therefore, Wahid presented Islam from democratic and cultural sides. To present the phylosophical analysis of Wahid’s thoughts, the research applies hermeneutics approach and library research, especially reading Wahid’s books as the primary sources, and others’ books related to Wahid’s thoughts as the secondary sources. It can be concluded that Islam presented by Wahid is the Islam that relates to softness, adoring loves, defending the weakness and minority, sustaining to lead the justice, having faith and honesty, tolerance, inclusive, and showing plualities. Keywords: Islam, Islam basic value, plurality ABSTRAK Artikel ini menjelaskan penelitian tentang pemikiran dan tindakan Wahid yang lebih menekankan keislaman pada nilai dasar Islam, bukan pada simbol belaka. Karena itu, Wahid menampilkan Islam pada wajah demokrasi dan kebudayaan. Sebagai suatu analisis filosofis terhadap pemikiran Wahid, secara metodologis, penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutik (hermeneutics approach) dan dalam pencarian data menggunakan penelitian kepustakaan (library research) dengan cara membaca buku karya Wahid sebagai data primer, dan buku karya pengarang lain yang berhubungan dengan telaah ini sebagai data sekunder. Disimpulkan bahwa Islam yang ditampilkan oleh Wahid adalah Islam yang penuh dengan kelembutan, Islam yang diliputi oleh cinta-kasih, Islam yang membela kaum yang lemah dan minoritas, Islam yang senantiasa menegakan keadilan, Islam yang setia pada kejujuran, dan Islam yang toleran, inklusif dan pluralis.
    [Show full text]