Sejarah Munculnya Pemikiran Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 483

SEJARAH MUNCULNYA PEMIKIRAN ISLAM LIBERAL DI 1970-2015 THE BIRTH OF LIBERAL ISLAMIC THOUGHT IN INDONESIA 1970 - 2015

Samsudin dan Nina Herlina Lubis Universitas Padjajaran, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected]

Naskah Diterima: 15 April 2019 Naskah Direvisi: 20 September 2019 Naskah Disetujui : 28 September 2019

DOI: 10.30959/patanjala.v11i3.522

Abstrak Kemajuan yang dicapai oleh negara Barat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi, berakar pada trilogi liberalisme, pluralisme, dan sekularisme. Atas dasar itulah, beberapa tokoh Islam Indonesia ingin memajukan umatnya dengan trilogi tersebut. Dalam perjalanannya, tokoh Islam seperti dan Ulil Abshar menuai kritik dari Rasjidi dan Atiyan Ali. Puncaknya adalah ketika MUI mengeluarkan fatwa mengharamkan Islam liberal. Bagaimana gambaran sejarah masuk Islam liberal di Indonesia? Mengapa terjadi polemik Islam liberal di Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, metode yang digunakan adalah metode sejarah, meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, sejarah Islam liberal di Indonesia terbagi ke dalam empat tahap, yaitu: Tahap awal ketika masih menyatu dengan pemikiran neo-modernisme. Kedua, pembentukan enam paradigma Islam liberal. Ketiga adanya kritik dan evaluasi pemikiran Islam liberal. Kemudian sebab terjadinya polemk pemikiran Islam liberal disebabkan oleh perbedaan paradigma berfikir dan metodologi memahami ajaran Islam dalam melihat realitas yang terjadi di masyarakat pada masa kontemporer. Kata kunci: Islam liberal, sejarah, tokoh liberal, polemik.

Abstract The progress achieved by Western countries in the fields of science, technology and economics is rooted in liberalism, pluralism and secularism. For this reason, some Indonesian Muslim intellectuals want to reform their people accordingly. However, in working with these modern ideas, the polemics arose as those Muslim scholars such as Nurcholish Madjid and Ulil Abshar were criticized by Rasyidi and Atiyan Ali. This caused the MUI to issued a fatwa forbidding Liberal Islam. This study addressed two questions: How did liberal Islam come to Indonesia? Why did liberal Islam polemic occur in Indonesia? The method employed in this study is historical method which is comprised of heuristics, criticism or analysis, interpretation, and historiography. The result of the study shows that the history of liberal was developed into four stages. First, when the thought of liberal Islam was still integrated with neo- modernism. Second, the establishment of six liberal Islam paradigms. Third, the emergence of criticism and evaluation toward it. Fourth, the polemic of liberal Islamic thought was caused by different paradigms and methodology in understanding the teaching of Islam that is compatible with the needs of contemporary society. Keywords: liberal Islam, history, liberal Islamic scholar, polemic.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online) 484 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498

A. PENDAHULUAN Selain tersebar ke Eropa dan Secara etimologi, kata ”liberal‘ Amerika Serikat, gagasan liberalisme juga berasal dari kata liberte dalam bahasa menyebar ke Mesir melalui ekspedisi Prancis dan liberty dalam bahasa Inggris Napoleon Bonaparte. Mesir menjadi titik yang berarti kebebasan atau kemerdekaan. temu pemikiran Islam dengan liberalisme. Secara epistemology, liberalisme adalah Kemudian muncullah sebutan Islam paham yang berusaha memperbesar liberal. wilayah kebebasan individu dan Islam liberal berarti paham Islam mendorong kemajuan sosial. Manusia yang akomodatif terhadap ide kebebasan memiliki kebebasan dalam landasan individu untuk mendorong kemajuan pemikirannya dan mampu untuk bertindak sosial. Menurut Kurzman (2003:xxxiii), sesuai dengan apa yang diinginkannya. Islam liberal adalah gaya berfikir yang Tetapi kebebasan yang dimaksud yaitu merupakan perkawinan paripurna antara kebebasan yang bertanggungjawab karena trio filsafat kritik dialektis Socrates (470- tanpa adanya sikap tanggungjawab, tatanan 400M) dengan rasionalitas Descartes masyarakat liberal tak akan pernah (1596-1650) dan dipadukan dengan terwujud (Rachman, 2018:321-322; pemikiran Muktazilah (Rachman, 2018: Echols dan Shadily, 1987:356). 41). Istilah Islam liberal juga seringkali Selanjutnya gagasan liberalisme digunakan oleh para penulis Barat untuk diilhami oleh ilmuwan Prancis, yaitu: menganalisis perkembangan para tokoh Voltaire, Montesquieu, dan J.J. Rousseau. Islam yang mendukung ide kebebasan dan Semula liberalisme merupakan gerakan kemajuan. Beberapa tokoh yang terkenal di pemikiran yang kemudian berkembang Indonesia adalah Leonard Binder dan menjadi gerakan politik saat meletusnya Charles Kurzman. Revolusi Perancis pada 1789 yang Dawam Raharjo1 menganggap terkenal dengan semboyan; liberte bahwa negara-negara Barat yang berakar (kebebasan), egalite (keseteraan), dan pada trilogi liberalisme, pluralisme, dan fraternite (persaudaraan). Pasca revolusi, sekularisme, berperan dalam paham liberal disebarluaskan ke negara- perkembangan ilmu pengetahuan, negara Eropa, Amerika, dan Afrika teknologi, dan ekonomi. Atas dasar itulah (terutama Mesir) (Nasution, 1975: 28; ia dan beberapa tokoh Islam liberal lainnya Azra, 1986: 27). ingin membangkitkan semangat umat Pada 1886 patung liberty dijadikan Islam untuk mencapai kemajuan dengan simbol kebebasan masyarakat di Amerika mengangkat pemikiran tersebut. Tetapi Serikat. Menurut , itu dalam perjalanannya, ia mendapat kritikan adalah hadiah Prancis untuk Masyarakat tajam yang menimbulkan polemik Amerika Serikat dan juga mengukuhkan (Rachman: 2018: xv), seperti yang dialami persahabatan kedua negara. Akarnya dapat oleh Nurcholish Madjid dan Harun dilihat dari sejarah perjuangan masyarakat Nasution yang dikritik H.M Rasjidi, serta New England (Amerika Serikat) untuk tokoh muda dan Budi membebaskan diri dari Inggris. Saat itu, Munawar Rachman yang dikritik oleh Prancis yang membantu para pejuang Atiyan Ali M. Dai dan Adian Husaini. kemerdekaan menggunakan Liberty Puncaknya keluarlah fatwa MUI yang dengan patung obor pembebasan sebagai mengharamkan liberalisme. simbol kebebasan. Simbol tersebut mengandung arti sebagai harapan bagi para imigran yang tiba di pelabuhan di New 1 Dawam Raharjo adalah salah satu tokoh York agar terbebas dari tekanan hidup di senior Islam liberal yang menjadi inspirator tanah asalnya sehingga dapat mewujudkan tokoh muda Islam Liberal di Indonesia the American Dream (Azra, 1986:27). (Rahman, 2010: 28).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 485

Berdasarkan persoalan tersebut Islam Liberal (JIL)2. Zuly lebih banyak maka muncullah pertanyaan bagaimana menggunakan pendekatan sosiologi untuk gambaran sejarah masuknya Islam liberal memotret gerakan pemikiran di kalangan di Indonesia dan mengapa terjadi polemik umat Islam di Indonesia. Fokus kajian Islam liberal di Indonesia? karya penelitian dengan perspektif Kriteria tokoh Islam liberal yang sosiologi tampaknya kurang lengkap, dibahas dalam tulisan ini adalah para tokoh karena untuk mengetahui sejarah yang memiliki karya ilmiah mengenai pemikiran liberal perlu dibuka dengan Islam liberal dan dipublikasikan dalam berbagai perspektif. Seperti yang jurnal atau buku tentang paham tersebut. dilakukan penulis yang menggunakan Kedua, memiliki kedalaman ilmu dan perspektif sejarah, antropologi, sosiologi, wawasan tentang Islam Liberal. Ketiga, dan psikologi. mendukung sebagian besar paradigma Selanjutnya karya Adian Husaini Islam Liberal. Keempat, memiliki (2002), yang berjudul: Islam Liberal: pengaruh besar terhadap masyarakat baik Sejarah, Konsepsi, Penyimpangan, dan pro maupun kontra terhadap Islam Liberal. Jawabannya. Dalam buku itu, ia Kelima, mewakili latar belakang paham menguraikan alasan mengapa Islam liberal keagamaan, pendidikan, geografis, dan patut diwaspadai dan ditentang. Dari berbagai generasi. uraiannya cenderung menghakimi. Hal ini Beberapa karya yang dijadikan terlihat dari penggunaan kalimat rujukan dalam penulisan karya ini adalah —penyimpangan“. Isinya sendiri adalah karya Greg Barton dan Zuly Qodir, yang kumpulan kritik terhadap keberadaan mendukung Islam liberal. Lalu karya tokoh-tokoh Islam liberal dan perguruan Adian Husaini dan Fauzan Al-Anshari, tinggi Islam. Sedangkan penulis yang menolak Islam liberal di Indonesia. menghindari kalimat-kalimat yang Greg Barton menulis Gagasan Islam cenderung menghakimi. Tetapi Liberal di Indonesia (Pemikiran neo- kontribusinya dibutuhkan untuk Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan mengimbangi pemikiran yang menolak Efendi, Ahamad Wahib, dan Abdurahman Islam liberal. Wahid) pada 1999. Fokus tulisannya pada Selanjutnya hasil penelitian Fauzan keempat tokoh yang menjadi kontributor Al-Anshari (2003), Pengurus Majelis utama Islam liberal. Semua peristiwanya Mujahidin Indonesia (MMI), dengan judul terjadi pada 1960-1990an dan tokoh Melawan Konspirasi JIL (Jaringan Islam tersebut lahir dari neo-Modernis. Liberal). Ia menulis kritik atas Islam Selain tokoh yang diteliti oleh Greg liberal yang menjadi anggota organisasi Barton, ada beberapa tokoh utama Islam JIL. Menurut hasil penelitiannya, Jaringan liberal lainnya, seperti , Islam Liberal (JIL) adalah organisasi yang Dawam Raharjo, , dan Syafii menggunakan jargon kebenaran untuk Maarif. Karya Greg Barton memiliki mengelabui masyarakat. Jargon JIL keterbatasan karena fokus pada empat tokoh Islam Liberal. Sedangkan, penelitian 2 (JIL) yang didirikan penulis fokus pada 50 tokoh Islam liberal. pada 8 Maret 2001 dengan koordinatornya Ulil Zuly Qodir (2012) dalam, Islam Abshar Abdalla dan anggotanya, antara lain: Liberal: Varian-Varian Liberalisme Islam Luthfi Assyaukanie, Nong Darol Mahmada, di Indonesia 1991-2002 diterbitkan oleh Novriantoni, Burhanuddin Muhtadi, Rizal LkiS berupaya memotret latar belakang Malaranggeng, Saeful Mujani, Hamid Basyaib, munculnya gerakan pemikiran Jaringan Taufiq Adnan Amal, Syamsu Rizal Pangabean, Ahmad Sahal, Budi Munawar-Rahman, dll (Pribadi dan Haryono, 2002 :288; Rachman, 2018a: 46). Adapun tujuannya untuk mendukung pemikiran Islam Liberal.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

486 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498 mengatasnamakan kebebasan, persamaan C. HASIL DAN BAHASAN hak asasi manusia, dan kebersamaan. 1. Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Berdasarkan penjelasan tersebut Liberal di Indonesia buku ini merupakan kumpulan kritik dan Para ahli belum mencapai bantahan terhadap seluruh pemikiran dan kesepakatan mengenai kapan munculnya aktivitas Jaringan Islam Liberal. pemikiran Islam liberal di Indonesia. Tulisannya sangat subjektif, bahkan Meskipun begitu, embrionya sudah muncul cenderung kasar seperti memplesetkan dalam kebijakan politik Pemerintah Jaringan Islam Liberal dengan “Jaringan Belanda masa kepemimpinan Daendels Iblis liberal“. Terjadi pada peristiwa 1808-1811. Salah satu buktinya, ia polemik penulisan Ulil Abshar Abdalla di memberikan kesempatan mengenyam Harian Umum Kompas dan melihat JIL pendidikan. Dampaknya adalah para dengan perspektif yang menolak seluruh bumiputera memperoleh pendidikan pemikiran Islam liberal (Al-Anshari, modern dan melahirkan elit yang memiliki 2003). kesadaran nasionalisme (Abdullahan dan Penelitian mengenai Islam liberal Herlina, 2012: 235). masih belum banyak dikaji di Indonesia. Setelah berakhir pemerintahan Melalui tulisan ini, diharapkan masyarakat Daendels, Raffles3 menggantikannya pada memahami tentang paradigma Islam liberal 1811 sebagai Gubernur Jenderal. Beliau mulai dari proses pengenalan pemikiran, melakukan liberalisasi dalam bidang terbentuknya paradigma Islam liberal, pemerintahan, penghapusan ikatan kritik terhadap pemikirannya, hingga feodalisme di dalam dan luar Jawa serta terjadi evaluasi pemikiran Islam liberal. memberi kepastian hukum di kalangan masyarakat. B. METODE PENELITIAN Setelah Indonesia merdeka, dalam Metode yang digunakan adalah bidang politik muncul sistem demokrasi metode sejarah, yang meliputi; heuristik, liberal, yang memberikan kebebasan kritik, interpretasi, dan historiografi. berideologi, terutama ideologi partai, Dalam proses heuristik, penulis seperti Partai Majelis Syuro Musliman mendapatkan sumber-sumber di antaranya: Indonesia (Masyumi) yang mewakili Arsip Forum Umat Indonesia ideologi Islam, Partai Sosialis Indonesia (FUUI) (2002) tentang hukumam mati (PSI) yang mewakili Ideologi Sosialis bagi Ulil Abshar Abdalla sebagai efek dari Maxis, dan Partai Nasionalis Indonesia tulisan Ulil Abshar Abdalla (8 November (PNI) yang mewakili golongan nasionalis 2002) dalam HU Kompas yang —sekuler“. Mereka bergabung di parlemen menimbulkan polemik. Arsip Majalah dengan ideologi yang berbeda-beda. Panji Masyarakat (1984) tentang Akibatnya terjadi perdebatan ideologi di (Munawir Sjadzali, , Majelis Konstituante, terutama antara dan, M. Dawam Raharjo) pada 2016, dan kelompok ideologi Islam dan Pancasila. arsip hasil Munas MUI 11 Fatwa (2005) Dalam kondisi tersebut, Presiden Soekarno yang mengharamkan Islam. Selanjutnya melakukan kritik, dan interpretasi terhadap sumber-sumber tersebut. Setelah dikritik 3 Diambil dari Buku Indonesia dalam Arus dan diintepretasi, ditulis dalam laporan Sejarah (IDAS) 4 yang menjelaskan kebijakan sejarah, yang disebut historiografi. liberalime Raffles ketika terjadi peralihan kekuasaan dari Belanda ke Inggris maka

Raffles ditunjuk menggntikan Daendels

memimpin Hindia Belanda (Suhartono dalam Taufik Abdullah dan Nina Herlina Lubis, et al (editor) 2012 4 h:158 dan 168).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 487 mengeluarkan Dekrit Presiden tahun 1959 Abdurrahman Wahid memiliki pengaruh yang isinya kembali pada UUD 1945 dan paling mendalam dalam penyebaran demokrasi liberal diganti dengan pemikiran Islam liberal di Indonesia, demokrasi terpimpin (Yatim, 1993: 265- terutama di IAIN dan Nahdhatul Ulama 268). (NU) (Bachtiar, 2017: 43). Terlepas dari pembahasan tentang Kemudian pada masa awal munculnya paham liberal dalam bidang pemerintahan Orde Baru secara sistematis politik yang dilakukan Pemerintah melakukan —penyingkiran“ para tokoh Kolonial Belanda dan Inggris di Indonesia, Masyumi dan membatasi ruang gerak terutama masa Daendels, Raffles, dan tokoh Islam yang bergerak dalam bidang demokrasi liberal setelah kemerdekaan, politik dengan cara menolak melakukan sampai saat ini belum ada yang membahas revitalisasi Partai Masyumi (Abdullah, secara khusus tentang sejarah liberalisme 2012: 404). Secara tidak langsung, dalam bidang pemikiran, terutama dalam Pemerintah Orde Baru membolehkan Islam pemikiran Islam di Indonesia. politik ada tetapi “dikebiri“ atau dibatasi. Perkembangan pemikiran Islam Kebijakan lainnya dikeluarkan pada 1973 liberal dapat dilacak dalam berbagai setelah pemilu 1971. Pemerintahan gerakan pembaruan dan modernisme Islam Soeharto melakukan fusi partai-partai di Indonesia pada akhir abad ke-20. Islam dan memberlakukan azas tunggal Kemunculannya di Indonesia boleh bagi semua partai dan ormas. Akibatnya dikatakan lebih belakangan dibandingkan sebagian partai dan ormas harus mengganti di negara-negara Islam lainnya, seperti azasnya dari Islam ke Pancasila (Abdullah, Mesir dan Pakistan yang lebih dahulu 2012: 407). mengenalkan pemikiran ini (Bachtiar, Sementara di sisi lain Pemerintah 2017: 21). Orde Baru banyak memerankan tokoh Wacana pemikiran Islam liberal yang tergabung dalam Centre for Strategic muncul kali pertama di Indonesia oleh and International Studies (CSIS) yang Greg Barton dalam bukunya yang berjudul melibatkan tokoh Katolik, seperti Gagasan Islam Liberal di Indonesia pimpinannya Pater Beek S.J seorang Pastur (Pemikiran neo-Modernisme Nurcholish kelahiran Belanda yang didukung oleh Ali Madjid, , Djohan Efendi, Mutopo dan L.B. Murdani. Implikasi dari dan Abdurahman Wahid) pada 1999. kebijakan pemerintah Orde Baru Semenjak itu, wacana pemikiran Islam dipengaruhi kelompok CSIS sehingga liberal menjadi popular, yang kemudian menjadikan umat Islam merasa tertekan diteruskan oleh Charles Kurzman dalam dan melahirkan tokoh yang kritis terhadap bukunya Liberal Islam dan oleh Ulil pemerintah (Syam, 2012: 409-410). Segala Abshar Abdalla yang tergabung dalam gerak gerik umat Islam dicurigai, seperti organisasi JIL (Barton, 1999, Kurzman, peledakan Candi Borobudur, kasus Haur 2001, dan Hendra, 2008). Koneng, dan tragedi berdarah peristiwa Sebagian tokoh liberal rata-rata Tanjung Priok yang mengakibatkan mulai berkembang pada 1970-an, karena banyak korban dari umat Islam. Kemudian pada waktu itu, kaum intelektual Islam kebijakan lainnya, menjadikan Aceh yang mendapatkan pengaruh pemikiran sebagai Daerah Opearasi Militer (DOM), dari Timur Tengah dan Barat mulai pelarangan pelajar menggunakan busana muncul seperti Harun Nasution dan muslim dan pelarangan libur sekolah di Abdurrahman Wahid. Dalam konteks ini bulan Ramadan, dan memasukkan aliran keduanya mendapatkan banyak pengaruh kepercayaan dalam GBHN (Abdullah, dari pemikir liberal Mesir, seperti Ali 2012: 409-410). Abdul Raziq, Rifaat Al-Tahtawi, dan Melihat kondisi umat Islam pada Thaha Husein. Harun Nasution dan 1970-1980-an, muncullah kesadaran baru

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

488 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498 akan perlunya perubahan strategi dalam satu jargon kontroversial "Islam Yes, memperjuangkan nasib umat Islam di Partai Islam No!" Dia juga mengusulkan tengah modernisasi dalam politik agar umat Islam harus lebih Pemerintah Orde Baru. Kalangan aktivis mengutamakan kualitas daripada kuantitas, dan pemikir generasi muda mencari Islam yang harus diperjuangkan bukan berbagai cara yang berbeda dengan para organisasi seperti partai. Beliau pendahulunya. Menurut Abdul Munir mempertegas bahwa umat Islam perlu Mulkhan, pemikir generasi muda melakukan "sekulerisasi" pemikiran, merupakan babak baru perjuangan umat berpikir bebas, dan terbuka. Agar Islam yang sebelumnya terkait dengan sekulerisasi pemikiran terwujud, politik praktis bergeser ke pendekatan diperlukan kelompok pembaharuan yang sosial ekonomi dan kultural (Abdullah, liberal (Bachtiar, 2017: 44; Madjid, 2013: 2012: 411). 247-248; Barton, 1999:82). Gerakan pembaruan pemikiran Pidato kontroversi Nurcholish Islam yang lebih dikenal dengan neo- Madjid, seputar sekulerisasi dan jargon modernis lahir dari ketegangan antara umat "Islam Yes, Partai Islam No"! bagi media Islam dengan pemerintah. Adapun tokoh Tempo dan Pandji Masyarakat merupakan utamanya adalah Nurcholish Madjid yang isu yang menarik, terutama bagi pembaca proaktif melakukan modernisasi dan dari kalangan Islam maupun yang lainnya. mencari akses yang bersifat akomodatif Pernyataan Cak Nur menjadi menarik terhadap pemerintahan Orde Baru. Neo- karena situasi politik yang tengah modernis ini pertama kali muncul pada memanas. Umat Islam tengah berhadapan 1970-an digagas oleh Himpunan dengan romatisme menghidupkan kembali Mahasiswa Islam (HMI) serta IAIN partai Islam yang mendukung berdirinya (Abdullah, 2012: 412). Orde Baru. Kelompok politik dari sayap Munculnya Nurcholish Madjid Masyumi yang sudah berubah menjadi merupakan embrio lahirnya pemikiran Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Islam liberal. Pemicunya diawali oleh Nahdhatul Ulama (NU), , dan pidatonya pada acara silaturahim Idul Fitri Perti (Partai Tarbiyah Islamiyah) tengah yang diselenggarakan HMI, PII, GPI mengkonsolidasikan diri untuk ikut dalam (Gerakan Pemuda Islam), dan Persami perebutan kekuasaan di awal Orde Baru, (Persatuan Sarjana Muslim Indonesia) terutama menghadapi Pemilu pertama pada pada 3 Januari 1970. Dalam acara tersebut, 1971. Akan tetapi, ketika partai Islam ingin seharusnya Alfian Tanjuang (seorang menghidupkan kembali politik Islam, intelektual Muslim dari LIPI) sebagai pidato Cak Nur malah menyarankan tidak pembicara, namun ia tidak dapat hadir. perlu lagi menghidupkan partai Islam Sebagai penggantinya ditunjuk Harun (Bachtiar, 2017: 45). Nasution namun juga tidak bisa hadir. Pernyataan Cak Nur tentang Akhirnya Nurcholis Madjid yang keharusan liberalisasi dan sekulerisasi menggantikan mereka berdua (Bachtiar, umat Islam, semakin menambah panjang 2017: 44; Madjid, 2013: 247-248; Barton, kritik atasnya. Mengenai liberalisasi, ia 1999: 82). menyebut satu bab khusus di pidatonya Dalam pidatonya Nurcholish Madjid "Liberalisasi: Pandangan terhadap ajaran- menyampaikan keadaan umat Islam yang ajaran Islam saat ini.“ Pada bab itu ia jumud (mandek) akibat terus mengulang- menekankan bahwa pembaharuan harus ulang keinginan memperjuangkan dimulai dengan dua tindakan yang satu berdirinya kembali negara Islam melalui sama lain erat hubungannya, yaitu partai Islam. Padahal kenyataannya mereka melepaskan diri dari nilai nilai tradisional, tidak dapat membangun citra positif dan dan mencari nilai-nilai yang berorientasi simpatik. Oleh karena itu, ia mengusulkan masa depan. Orientasi pada masa lampau

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 489 dan nostalgia yang berlebihan harus pentingnya memperbarui cara berpikir digantikan dengan pandangan ke masa umat Islam yang dianggap gagal menjawab depan. Untuk mencapai nilai-nilai masa tantangan modern sehingga pemikirannya depan, diperlukan suatu proses liberalisasi" tidak "laku" di kalangan generasi muda. (Madjid, 2013; 250; Bachtiar, 2017: 46). Bahkan, ia menganggap banyak apologi Berdasarkan analisisnya atas kondisi peradaban modern yang menyebabkan yang menimpa umat Islam saat itu, ia umat Islam berpikir tidak kreatif dan tidak mengusulkan harus adanya kaum bisa menjawab tantangan zaman (Madjid, intelektual liberal yang dapat mewujudkan 2013; 289-290 Bachtiar, 2017: 48). usulnya. Intelektual liberal yang dimaksud Di sisi lain, Mukti Ali dan Harun bukan yang selama itu disebut sebagai Nasution melakukan pengubahan atau kaum pembaru, seperti; , pembaruan kurikulum IAIN 1973. Harun Al-Irsyad, dan Persatuan Islam. Madjid Nasution yang menjabat rektor IAIN menganggap organisasi tersebut telah pada 1973 dan menawarkan jumud dan berhenti menjadi pembaru paradigma dasar baru studi Islam di IAIN (Madjid, 2013; 258-259). yang ditulis dalam bukunya; Islam Selanjutnya Cak Nur menulis Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Buku ini makalah yang berisi anjuran untuk menandai perubahan orientasi IAIN dari dilakukannya liberalisasi pemikiran Islam, pendekatan studi yang dianggap salah satunya proses sekulerisasi. tradisional, berkiblat ke Universitas Al- Pembaruan Islam yang terjadi kembali di Azhar dan menjadi pusat studi Islam yang tengah umat Islam membuat para peneliti berorientasi ke pusat studi Islam. memberikan istilah yang berbeda untuk Kebijakan ini ditempuh sejalan dengan Nurcholish Madjid. Muhammad Kamal kebijakan modernisasi di segala bidang Hasan (1987) mengistilahkannya "Gerakan yang dicanangkan oleh Orde Baru Pembaruan" mengikuti istilah yang (Bachtiar, 2017: 51). berkembang di media massa saat itu Ide perubahan kurikulum ini berasal (Tempo dan Pandji Masyarakat). Charles dari Menteri Agama Mukti Ali (1971- Kurzman (2003) dan Zuly Qodir (2010) 1978). la adalah akademisi yang dididik di memberikan istilah "Islam Liberal". Timur Tengah dan Barat dan pernah Sedangkan, para pengkritiknya seperti bersekolah di Al-Azhar, Mesir dan Daud Rasyid (1999) menyebutnya sebagai menyelesaikan pascasarjananya di "Sekulerisasi Agama" (Bachtiar, 2017: 47). Universitas McGill, Kanada. Kemudian, Polemik yang berkembang luas dia mengabdi di IAIN Yogyakarta. melalui media seperti Tempo dan Pandji Pemikirannya lebih mendukung Masyarakat setelah pidatonya pada 1970 modernisasi yang tengah dicanangkan oleh rupanya tidak membuat Madjid mencabut pemerintah Orde Baru. Hal inilah yang pernyataannya. la malah memperkukuh menjadikan pilihan Soeharto jatuh pendapatnya saat diundang menyampaikan kepadanya untuk melakukan modernisasi Orasi Kebudayaan di Taman Ismail di bidang agama (Bachtiar, 2017: 51-52). Marzuki (TIM) Jakarta pada 1972 oleh Mukti Ali dipilih sebagai menteri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) setelah agama agar sejalan dengan program sebelumnya pidato tahun 1970-nya direvisi modernisasi yang tengah dijalankan dan diterbitkan kembali dalam Bulletin pemerintah. Dalam konteks Pendidikan Arena tahun 1972. Judul orasinya Tinggi Islam di Indonesia, ia menilai "Menyegarkan Kembali Pemahaman bahwa IAIN sangat kolot dan tradisional. Keagamaan di Kalangan Umat Islam Ia tertarik pada model kajian di McGill Indonesia“. Isi orasinya kurang lebih dengan pendekatan yang sistematis, merupakan pengembangan lebih lanjut atas rasional, dan meminjam istilahnya sendiri pidatonya terdahulu. Madjid menekankan holistis; baik dari segi ajaran, sejarah,

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

490 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498 maupun peradabannya (Bachtiar, 2017: kuliah Dirasah Islamiah 1-3 yang diambil 52). dari buku yang diberi judul Islam Ditinjau Kesadaran seperti itulah yang dari Berhagai Aspeknya sebanyak dua jilid disosialisasikannya ketika dia pulang ke (Nasution, 2016; Bachtiar, 2017: 54). Indonesia. Selain Akademi Dinas Ilmu Buku tersebut menjelaskan apa itu Agama (ADIA), lembaga yang pertama Islam. Ada dua belas bab dalam buku kali menjadi tempat mengajarnya yaitu STI tersebut, yang masing-masing bab (Sekolah Tinggi Islam) yang namanya menjelaskan satu aspek dari Islam versinya sudah berubah menjadi PTAIN (Perguruan sendiri. Aspek-aspek tersebut meliputi Tinggi Agama Islam Negeri) yang Islam sebagai bagian dari agama, esensi kemudian keduanya digabung menjadi Islam, perkembangan sejarah Islam, aspek IAIN (Institut Agama Islam Negeri) di politik dalam Islam, lembaga-lembaga Yogyakarta. Di sanalah ia kemasyarakatan dalam Islam, hukum memperkenalkan pendekatan studi Islam Islam, teologi Islam, filsafat Islam, baru yang ia dapatkan di McGill, terutama mistisisme Islam, dan aspek perubahan dalam hal metodologi dan perbandingan dalam Islam. Melalui buku ini Nasution agama. Saat diangkat menjadi menteri menjelaskan bahwa Islam memiliki agama ia melakukan pembaharuan dimensi yang beragam (Nasution, 2016: ix; kurikulum di IAIN (Bachtiar, 2017: 53). Bachtiar, 2017: 55). Pada tingkatan pengelola, ia bertemu Dengan mengubah kurikulum, dengan Harun Nasution yang saat itu sebetulnya Nasution ingin mengubah IAIN belum lama menjadi pengajar di IAIN agar menjadi rasionalis, tidak tekstualis Jakarta setelah mendapatkan Ph.D-nya di dan berpikiran sempit. la tidak ingin Universitas McGill, Kanada. Pendapat seperti Al-Azhar yang selalu dikritiknya Harun Nasution menurutnya hampir sama sebagai tidak rasional, terlalu menekankan dengan dirinya mengenai Al-Azhar dan hafalan dan tidak memberikan wawasan kurikulum IAIN. Dalam autobiografinya, analitik terhadap mahasiswa. la menulis pandangannya tentang IAIN mengidolakan cara belajar Islam seperti di bahwa ia sudah siap dengan konsepnya, Universitas McGill, tempatnya belajar sejak masih di luar negeri, sudah selepas dari Mesir. Tentu saja kurikulum mendengar kondisinya bahwa pun ia buat agar mendekati cara belajar pemikirannya sangat sempit. Buku-buku Islam. Dia mengaku bahwa di sanalah ia karangan tidak boleh menemukan Islam yang bercorak rasional, diajarkan (Bachtiar, 2017: 53-54). bukan irasional seperti yang ditemukannya Ide pembaruan yang sama antara di Indonesia, Makkah, dan Mesir. Ia Mukti Ali dan Harun Nasution sangat menyimpulkan bahwa karakter pemikiran berpotensi menjatuhkan pilihan kepada yang rasional itu ada dalam sejarah Harun Nasution sebagai Rektor IAIN pemikiran Islam, yaitu Muktazilah. Jakarta pada 1973. Saat itu posisi Harun Karakter pemikiran inilah yang nantinya pun memang sudah memadai, yaitu menggiring IAIN ke arah Islam liberal sebagai Wakil Rektor I yang membidangi yang dianggap lebih baik oleh Harun masalah akademik. Setelah diangkat daripada Islam yang tekstualis dan menjadi rektor, program yang segera rasional. Ketika pergi ke McGill pada 20 dikerjakan Harun adalah mengubah September 1962, di situlah ia betul-betul kurikulum IAIN. Sebagai usulan, mata puas belajar Islam dan baru melihat Islam kuliah Pengantar Ilmu Agama (PIA) perlu bercorak rasional. Bukan Islam irasional dimasukkan sebagai titik masuk untuk seperti didapatkan di Indonesia Makkah, membentuk paradigma berpikir mahasiswa dan Al-Azhar. Ia bisa mengerti kalau orang tentang studi Islam yang tengah berpendidikan Barat mengenal Islam dilakukannya. Selain itu, dimasukkan mata dengan baik melalui buku karangan

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 491 orientalis. Menurutnya bisa dimengerti Menghadirkan Islam yang lebih dinamis, mengapa orang tertarik Islam karena sebagai upaya untuk menjawab tantangan karangan-karangan orientalis. Sejak awal zaman, terutama pada masa awal sampai di McGill, ia sudah melihat pemikiran pertengahan pemerintahan Orde Baru. liberal Muktazilah maju sekali. Kaum Sebagaimana diketahui, selama Muktazilahlah yang dapat mengadakan pemerintahan Orde Baru umat Islam satu gerakan pemikiran dan peradaban dimarjinalkan, yang semula hanya dalam Islam (Nasution, 1996: 37; Bachtiar, 2017: bidang politik lambat laun masuk ke dalam 56-57). berbagai bidang yang membuat umat Islam la mengaku bahwa idenya untuk semakin tertekan. Seperti telah dijelaskan mengubah kurikulum ditolak oleh para sebelumnya segala gerak gerik umat Islam tokoh senior IAIN seperti Ismail Yakub dicurigai, seperti tragedi peristiwa Tanjung dan K.H. Bafaddal. Akan tetapi, dia juga Priok, menjadikan Aceh sebagai Daerah mendapat dukungan dari para petinggi di Opearasi Militer (DOM), pelarangan lingkungan Departemen Agama yang juga menggunakan busana muslim, dan sebagian besar lulusan dari McGill seperti pelarangan libur sekolah di bulan Mulyanto Sumardi (Dirjen Pendidikan Ramadan. Tinggi Islam), Zarkawi Suyuti (Sekdirjen Setelah terjadi pembaharuan cara Bimas lslam), dan tentu Mukti Ali sebagai pandang umat terhadap pemerintah, begitu Menteri Agama. Karena dukungan itu, juga pihak pemerintah yang mulai maka kemudian terjadi kompromi. mendekati tokoh Islam, terutama setelah Kurikulum yang ditawarkannya bisa ditetapkannya Pancasila sebagai azas berjalan, dan mata kuliah lama seperti tunggal, terjadi perubahan terhadap umat , hadis, dan fikih tetap berjalan Islam, dengan mendukung ditetapkannya (Bachtiar, 2017: 57). undang-undang peradilan agama, SKB tiga Walaupun harus melalui kompromi, menteri untuk penanganan zakat, dan izin akhirnya perlahan-lahan Harun melakukan memakai busana muslim di sekolah, dan pengubahan kurikulum yang sebelulmnya mendukung berdirinya ICMI. Pada periode kebanyakan fikih oriented dan berisi ajaran itu terjadi integrasi antara pemerintah dan yang bersifat normatif, kemudian berubah umat Islam. Mendekati akhir masa kurikulumnya menjadi lebih beragam dan pemerintahannya, Soeharto banyak rasional. Karakter pemikirannya inilah mengakomodasi tokoh Islam di yang nantinya menggiring IAIN ke arah pemerintahan, militer, dan DPR. Sehingga Islam Liberal terkenal dengan slogan “ijo royo-royo“ Terjadinya perubahan orientasi (Abdullah, 2012: 415-416). kurikulum UIN/IAIN ke arah Islam yang Ketika umat Islam merapat dengan rasional dan liberal tidak lepas dari peran pemerintah Orde Baru, terjadi krisis Harun Nasution yang bagi UIN Jakarta ekonomi. Banyak perubahan yang terjadi. mempunyai posisi yang penting. Ia juga, Termasuknya berakhirnya pemerintahan telah menulis sejumlah buku teks seperti Orde Baru dan masuk masa reformasi yang Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya dikenal dengan masa kebebasan dan yang menjadi buku rujukan wajib bagi keterbukaan dalam bidang sosial, politik, mata kuliah yang diwajibkan terhadap dan keagamaam. Para tokoh Islam yang seluruh mahasiswa IAIN/UIN seluruh sebelumnya mementingkan perjuangan Indonesia sehingga memengaruhi cara kultural daripada struktural, mengikuti berpikir mahasiswanya menjadi liberal. jejak Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Perkembangan pemikiran yang Wahid. Tetapi mereka malah terbawa arus dikembangkan oleh Harun Nasution dan dan mengubah pandangannya sehingga yang dijelaskan sebelumnya oleh mereka dianggap tidak konsisten. Nurcholish Madjid dan Mukti Ali.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

492 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498

Seperti Nurcholis Majdid dan ke arah itu kita memerlukan beberapa hal. kawan-kawannya, menurut Ulil Abshar Pertama, penafsiran Islam yang non-literal, Abdalla, mereka sudah tidak dinamis lagi. subtansial, kontekstual dan sesuai dengan Setelah periode reformasi Cak Nur yang denyut nadi peradaban manusia. Kedua, sebelumnya terkenal dengan semboyan penafsiran Islam yang dapat memisahkan Islam Yes, Partai Islam No, malah aktif mana kreasi budaya lokal dan mana nilai mendukung partai Islam, Partai Keadilan fundamental ajaran Islam. Ketiga, umat Sejahtera (PKS). Begitupun Harun Islam hendaknya tidak memandang dirinya Nasution yang mengurangi peran akal, sebagai —masyarakat“ atau —umat“ yang seperti aliran Mutazilah, dalam perjalanan terpisah dari golongan lain. Umat manusia hidupnya ia ikut menjadi jamaah Tarikat adalah keluarga universal yang Qodiriyyah Naqsyabandiyah Abah Anom, dipersatukan oleh kemanusiaan itu sendiri. Suryalaya Tasikmalaya. Abdurrahman Larangan kawin beda agama dalam hal ini Wahid yang terkenal dengan gagasan perempuan Islam dengan non-Muslim Islam sosial kultural tergoda masuk ke sudah tidak relevan lagi. Alquran sendiri wilayah struktural dengan mendirikan tidak pernah dengan tegas melarang itu, partai politik dan menjadi Presiden RI. Ini karena menganut pandangan universal. menggambarkan bahwa mereka terutama Keempat, umat Islam membutuhkan Nurcholish Madjid dan Abdurahman struktur sosial yang dengan jelas Wahid masih menyimpan suatu imajinasi memisahkan mana kekuasaan politik dan utopis untuk tujuan yang bersifat struktural mana kekuasaaan agama. Agama adalah sehingga pembaruan yang dilakukannya urusan pribadi; sementara pengaturan mengalami kemandegan. Kemudian Harun kehidupan publik adalah sepenuhnya hasil membatasi peran akal. Maka menurut Ulil kesepakatan masyarakat melalui prosedur Abshar Abdalla diperlukan terobosan baru demokrasi (Abdalla, 2002:4-5; Abdalla, untuk meneruskan gagasan Nurcholish Wawancara Tanggal 15 Februari 2018). Madjid, Abdurahman Wahid, dan Harun Selain Ulil, tokoh lainnya yang Nasution (Rachman, 2018: 38). tampil di awal 2000an adalah Musdah Terobosan baru untuk Mulia. Dia menuliskan pemikirannya mengembangkan ide Islam liberal dalam sebuah buku yang berjudul "Islam diteruskan oleh tokoh: Azyumardi Azra, Agama Rahmat bagi Alam Semesta". Bahtiar Effendy, Komaruddin Hidayat, Dalam bukunya tersebut, dia berterus- Masdar F. Masud, Moeslim Abdurrahman, terang mendukung perkawinan sesama Nasaruddin Umar, Said Aqil Sirajd, dan jenis, dengan argumen bahwa orientasi Zainun Kamal, M. Syafi”i Anwar, Ulil seksual sesama jenis baik itu homoseksual, Abshar Abdalla, Budi Munawar Rachman, lesbian, dan biseksual merupakan sebuah Abdul Muqsith Ghazali, Ahmad Sahal, kodrati yang dalam fikih disebut dengan Hamid Basyaid, Husein Muhammad, sunnatullah (sunnah Allah)4. Dia Ikhsan Ali Fauzi, Luthfi Assyaukanie, berargumen bahwa yang dilarang dalam Maman Imanul Haq Faqieh, Nong Darol Mahmada, Siti Musdah Mulia, Taupik Adnan Amal, Zuhairi Misrawi, dan Zuly 4 Sunatullah adalah mekanisme hukum (natur) Qadir (Rachman, 2011:Ixxix). alam yang berjalan secara natural. Tuhan tidak Awal tahun 2000-an, Ulil Abshar secara langsung mengatur perbuatan manusia, Abdalla menuliskan pemikirannya di HU akan tetapi melalui hukum-hukum alam yang biasa terjadi. Misalnya kalau mau pintar Kompas berjudul —Menyegar Kembali dengan cara belajar, bukan dengan cara-cara Pemahaman Islam“. Dia menjelaskan jalan lain yang bersifat irasional. Dalam sejarah satu-satunya menuju kemajuan Islam Islam pendukung konsep Sunatullah ini adalah mempersoalkan kembali cara dikembangkan oleh kaum Muktazilah menafsirkan ajaran agama. Untuk menuju (Nasution, 2002: 180).

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 493 kitab suci lebih ditekankan pada perilaku Muhammad Naquib Al-Attas, dan Daud seksualnya, bukan pada orientasi Rasyid. seksualnya. Sehingga jika hubungan Kritikan dimulai dengan tokoh sejenis atau homoseksual, baik gai maupun senior Nurcholish Madjid, yaitu lesbian sungguh-sungguh menjamin Muhammad Natsir yang mengkritiknya. kepada pencapaian-pencapaian tujuan Natsir sebelumnya mengharapkan dia dasar, maka hubungan demikian dapat menjadi penerusnya. Tetapi kecewa ketika diterima (Mulia, 2008: 3). Nurcholish Madjid menyampaikan ide-ide Selanjutnya gagasan Luthfi pembaruan, yang menurutnya akan Asyaukanie, Siti Musdah Mulia, dan Ulil menjauhkan diri dari aqidah dan cita-cita Abshar Abdalla didukung oleh tokoh muda umat Islam (Bachtiar, 2017: 98-99). Islam Liberal. Seperti: Zuhairi Misrawi, Setelah mendapat kritikan dari Taupik Adnan Amal, Mun‘im A. Sirry, Muhammad Natsir dan tokoh Masyumi, Hamid Basyaid, dan tokoh lainnya. Yang Nurcholish Madjid menjelaskan kembali mendukung pemikiran liberalisme, bahwa gerakan-gerakan politik Islam sekulerisme, dan pluralsime. melalui partai-partai Islam, yang salah satunya dipimpin oleh Muhammad Natsir, 2. Polemik Pemikiran Islam Liberal di awal kemerdekaan, sampai dengan awal Perkembangan Islam liberal dari Orde Baru yang lebih menekankan pada 1970-an sampai masa reformasi aspek ideologis, telah menyebabkan fungsi mengalami perkembangan yang pesat, kultural Islam mengalami kehilangan yang salah satu penyebabnya didukung tempat. Karena itulah, perjalanan Islam di oleh kebijakan pemerintahan yang Indonesia harus dimulai dari perjuangan memberi kebebasan. Maka 2001 terbentuk kultural yang pada waktu itu dianggap organisasi Jaringan Islam Liberal (JIL) sesuatu yang baru (Madjid, 1986). yang bertujuan menyampaikan gagasan Selanjutnya tokoh senior lainnya Islam melalui organisasi. Kemudian adalah H.M. Rasjidi yang secara serius muncul tokoh-tokoh muda Islam liberal. menolak gagasan Nurcholish tentang Untuk melihat situasi itu Charles sekulerisasi. Ia menilai bahwa pemikiran Kurzmanb (2003: 492) dan tokoh-tokoh sekuler akan melenyapkan peranan agama Islam liberal Indonesia membuat sebagaimana yang telah terjadi di negara- paradigma Islam Liberal di Indonesia negara lain di Barat. Walaupun tujuannya dijelaskan enam paradigma Islam Liberal untuk memperbaiki nasib umat Islam, di Indonesia, dengan enam paradigma, dengan menyesuaikan kepercayaan dengan antara lain: Pertama, kebebasan berpikir; realitas yang ia lihat sehari-hari namun Kedua, gagasan kemajuan; Ketiga pilihannya pada sekulerisasi adalah penolakan terhadap teokrasi; Keempat, langkah yang salah (Bachtiar, 2017: 103; mendorong demokrasi; Kelima, pluralisme Rachman, 2018: 349 dan 351). dan dialog dengan non-Muslim; dan Kemudian tokoh Muhammad Keanam, menjamin hak-hak perempuan. Naquib Al-Attas yang mengkritik Setelah terbentuknya paradigma Nurcholish Madjid yang mengatakan Islam liberal itu, sebagian besar tokoh- sekulerisasi pasti terkait dengan tokohnya sepakat dengan paradigma itu, sekularisme sehingga tidak bisa dipisahkan walaupun sebagian lagi menolaknya. dengan pengalaman Barat yang Kemudian dari kelompok penentang Islam mencetuskan ide sekularisme. Menurutnya liberal semakin mempertegas kritikan ada tiga ciri paham sekuler, yaitu, seluruh gagasan tokoh-tokoh Islam Liberal itu, kehidupan di dunia (terutama bidang seperti Nurcholish Madjid yang sosial, politik, dan budaya) harus sebelumnya mendapat kritikan keras dari dikosongkan dari makna rohaniah yang Muhammad Natsir, H.M. Rasjidi, menghubungkan dengan peran Tuhan.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

494 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498

Kedua, sebagai konsekuensi dari yang Islam yang rasional atas dasar pemikiran pertama, segala bentuk kewibawaan dari neo-Muktazilah (Rachman, 2011: Ixxviii; alam rohani harus ditolak. Ketiga, Nasution: 1986). menafikan pandangan mutlak. Ketiga ciri Menurutnya kemunduran umat paham sekuler itu bertentangan dengan Islam diakibatkan oleh teologi fatalistik ajaran Islam, karena sebaliknya segala yang semuanya diserahkan kepada Tuhan. sesuatu yang dilakukan umat Islam harus Untuk itu perlu diubah dengan teologi berkaitan dengan rohaniah (Al-Attas, yang dinamis yang bisa melahirkan 1987: 16). produktivitas, serta memberikan kebebasan Selanjutnya kritikan datang dari ahli manusia seperti Muktazilah dan Qadariyah Hadist UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan peran besar pada akal Daud Rasyid yang mengatakan Nurcholisd manusia (Nasution, 1996: 6; 111-113; Madjid itu sudah keluar dari ajaran Islam Hidayat 2014: 335-336). karena menghilangkan identitas Islam itu Semua gagasan Harun yang rasional sendiri. Dengan pemikiran sekulerisasi dan dan mendukung kebebasan berpikir itu pendapat-pendapatnya yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul mempersoalkan sesuatu yang sudah pasti, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, seperti kebanyakan umat Islam mendapat kritik keras dari H.M. Rasjidi mengatakan bahwa —Tiada Tuhan selain yang dituangkan dalam bukunya yang Allah“ diubah menjadi —tiada tuhan selain berjudul Koreksi Terhadap Dr. Harun Tuhan,“ itu telah melakukan tasykik Nasution tentang Islam Ditinjau dari (meragukan), tasywih (mengaburkan), Berbagai Aspeknya sebagai bentuk tadhlil (menyesatkan), dan tahrif kritikanya terhadap pemikiran Harun. Dia (menyelewengkan) ajaran Islam. Karena berharap karyanya akan membuka alasan-alasan itu, Daud Rasyid cakrawala baru dari cara berpikir umat mengatakan Nurcholish Madjid telah Islam Indonesia dalam menghadapi aliran —sesat“ (Bachtiar, 2017: 136-137). dan idologi yang bermacam-macam Kritikan dari H.M. Rasjidi, (Rasjidi, 1977: 13-14; Husaini: 2010: 61). Muhammad Naquib Al-Attas, dan Daud Dalam buku itu, Rasjidi mengatakan Rasyid dijawab Nurcholish Madjid dengan bahwa Buku Harun Nasution menunjukkan menjelaskan bahwa Islam sebagai agama terpengaruh metode orientalis Barat yang paling sekuler dalam sejarah sehingga menganggap Islam sebagai suatu kehidupan manusia, karena memiliki gejala masyarakat yang perlu konsep monotheisme yang keras menyesuaikan diri dengan peradaban mendesakralisasikan dan mendevaluasikan Barat. Dengan begitu, akan hilanglah tuhan-tuhan selain Allah. Dengan kata lain identitas Islam, dan akan hilang kekuatan apa yang dipandang manusia selama ini jiwa yang kita peroleh dari Alquran. Buku dianggap sakral, disekulerisasikan. Jadi tersebut menjelaskan bahwa agama Islam jangan diartikan meninggalkan kehidupan harus diubah penafsirannya sehingga politik dari agama atau mencopot agama sesuai dengan peradaban Barat itu (Rasjidi, dari kehidupan sosial. Sebaliknya 1977: 148-149; Rachman, 2011:Ixxviii). sekulerisasi pemurnian paham ketuhanaan Setelah polemik-polemik yang dengan meninggalkan apa-apa yang dialami tokoh senior Islam liberal, seperti sebelumnya dianggap Tuhan (Madjid, yang dialami Nurcholish Madjid dan 1987). Harun Nasution, pada periode berikutnya, Selain tokoh Nurcholish Madjid terutama awal 2000-an, giliran Ulil Abshar yang mendapat kritik dari berbagai Abdalla dengan organisasinya yang generasi, ada tokoh lain, yaitu Harun bernama Jaringan Islam Liberal (JIL) Nasution yang menjadi kontroversi karena Ulil Abshar Abdalla sebagai gagasannya membangun suatu teologi Kordinator JIL menulis artikel di H.U

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 495

Kompas yang menyatakan tidak ada yang menghina dan yang memutarbalikkan namanya —hukum Tuhan“ dalam kebenarana agama dapat diancam dengan pengertian seperti dipahami kebanyakan hukuman mati (FUUI, 2002). Klarifikasi orang Islam. Misalnya hukum Tuhan tersebut menunjukkan bahwa bukan K.H. tentang pencurian, jual beli, pernikahan, Athian Ali yang mengancam hukuman pemerintahan, dan sebagainya. Yang ada mati terhadap terhadap Ulil Abshar adalah prinsip-prinsip universal yang Abdalla. dalam tradisi pengkajian hukum Islam Selanjutnya setelah K.H. Atiyan Ali, klasik disebut maqashidusy syari‘ah atau muncul Adian Husaini yang mengkritik tujuan umum syariat Islam (Abdalla, JIL dan para pemikir Islam Liberal. Ia 2001:4). Pernyatan ini mendapat kritikan mengatakan Islam Liberal merupakan tajam dari berbagai kalangan. pengaruh dari Barat yang sekuler dan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menganggap kebenaran fundamental dari mengkritik Ulil Abshar Abdalla dengan agama bisa disamakan dengan teoritis organisasi JIL yang dianggap akan manusia. Kebenaran absolut dinegasikan "memberangus“ Islam yang kafah (Islam dan nilai-nilai relatif diterima sehingga yang menyeluruh), maka mereka tidak ada kepastian. Konsekuensinya memelesetkan Jaringan Islam Liberal manusia diposisikan sebagai satu-satunya dengan “Jaringan iblis Liberal“ karena yang berhak mengatur dunia. Hal ini secara etimologi iblis berarti bertentangan dengan ijma‘ (kesepakatan pembangkangan (noun) sedangkan ulama) mengenai pokok ajaran agama pekerjaannya (verb) disebut ablasa yang (Husaini, 2005:3; Bachtiar, 2017: 384). artinya membangkang. Oleh karena itu Dengan pernyataan itu Adian menurut bahasa segala bentuk Husaini ingin menjelaskan bahwa pembangkangan terhadap perintah Allah pemikiran Islam liberal sering masuk ke disebut iblis (Al-Anshari, 2003: 4). dalam persoalan yang sebelumnya sudah Selanjutnya kritikan terhadap Ulil qat‘i (pasti) dari perintah Allah, tetapi Abshar Abdalla dan organisasi JIL-nya dengan akalnya dipersoalkan kembali yang mendapat tanggapan keras dan sehingga akan menimbulkan keraguan. menimbulkan kontroversi di masyarakat Dengan demikian bisa dikatakan akal adalah kritikan yang dilakukan oleh Ketua manusia lebih tinggi dari Tuhannya. Forum Ulama Umat (FUU) Indonesia K.H. Setelah Ulil Abshar Abdalla, muncul Athian Ali M. Dai, MA (Priode 2000- tokoh Islam liberal berikutnya yang 2005) dengan para ulama Jawa Barat, Jawa menimbulkan kontroversi, seperti yang Tengah, dan Jawa Timur yang membuat dialami oleh; Siti Musdah Muliah, Luthfi pernyataan bersama bahwa Ulil Abshar Asyaukanie, Budi Munawar Rachman, Abdalla dalam tulisannya di Harian Umum Zuhairi Misrawi, Taupik Adnan Amal, Kompas tahun 2002 telah menghina Mun‘im A. Sirry, Hamid Basyaid dan Tuhan, Nabi Muhammad SAW, dan Islam kawan-kawannya yang juga mendapat itu sendiri sehingga Ulil bisa dihukum mati kritikan tajam dari berbagai kalangan. (FUUI, 2002: 2). Tokoh-tokoh Islam liberal itu Selanjutnya pernyataan Ulil bisa mendapat kritik dari organisasi yang tidak dihukum mati diklarifikasi oleh pihak secara khusus dibentuk untuk menghadapi FUUI karena terjadi “kegaduhan“ dan kelompok Islam Liberal, seperti: FPI, kesalahpahaman oleh media-media yang MMI, FUUI, dan HTI. Selanjutnya ada ada. Mereka menyatakan bahwa harus ada organisasi yang secara khusus untuk sangsi hukum yang jelas bagi pelanggar menghadapi kelompok Islam Liberal, hukum yang berkualifikasi delik seperti Institut for the Islamic Thought and penghinaan agama seperti itu. Apabila syariat Islam diterapkan, oknum yang

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

496 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498

Covilization (INSISTS)5 dan Indonesia kemunduran. Menurut para tokoh Islam Tanpa JIL (ITJ) (Bachtiar, 2017: 156). Liberal, hanya Islam liberallah yang akan Setelah menimbulkan polemik dan memberikan jalan kemajuan umat Islam, kontroversi yang berkepanjangan, seperti yang dijelaskan oleh Dawam puncaknya keluarlah Fatwa MUI yang Raharjo tadi di awal. Karena gerak sejarah mengharamkan paham sekular, pluralisme, terus maju secara progresif, dengan dan liberalisme. Isi fatwa tersebut adalah demikian diperlukan pemahaman terhadap pluralisme agama adalah suatu paham wahyu yang lebih progresif dan rasional. yang mengajarkan bahwa semua agama Dalam Islam liberallah potensi dinamis itu adalah sama dan karenanya kebenaran besar. Cara pandang inilah yang dijadikan setiap agama adalah relatif. Kedua, kerangka dasar Islam liberal dalam pluralisme agama adalah sebuah kenyataan menyampaikan gagasannya. Sedangkan bahwa di negara atau daerah tertentu tokoh-tokoh pengkritik Islam liberal terdapat berbagai pemeluk agama yang menggunakan kerangka berpikir neo- hidup secara berdampingan. Ketiga, revivalis, yang secara epistemologi liberalisme agama adalah memahami nas berusaha untuk melakukan pembersihan agama (Alquran dan Sunah Rasulullah) Islam dari pemikiran dan praktik agama dengan menggunakan akal pikiran yang yang dianggap tidak sesuai dengan dasar bebas. Keempat, sekulerisme agama adalah Alquran dan Hadis. Selain perbedaan memisahkan urusan dunia dari agama paradigma berpikir, terjadi juga perbedaan (MUI, 2005: 20). metodologi. Tokoh Islam liberal Keluarnya fatwa tersebut menggunakan metodologi hermeunetik dan menyudutkan tokoh Islam liberal, karena rasional (tafsir bi-ra‘yu) yang mencari tiga pilar utama Islam liberal, yaitu; makna-makna bahasa terhadap ajaran sekulerisme, liberalisme, dan pluralisme Islam. Serta membongkar kekudusan diharamkan MUI. Itulah titik puncak ajaran Islam. Sedangkan tokoh-tokoh polemik dan kontroversi wacana pemikiran penentang Islam liberal menggunakan Islam Liberal di Indonesia, baik yang metodologi yang berangkat dari wahyu setuju maupun yang menolaknya, karena yang disucikan melalui proses sejarah fatwa itu akumulasi dari perdebatan sehingga terjadi penyucian terhadap panjang dalam sejarah pemikiran Islam kandungan teksnya serta mengacu pada Liberal di Indonesia. Peristiwa ini pemahaman teks secara mendalam. Selain memengaruhi perkembangan pemikiran itu, pendekatan tekstual (tafsir bil-ma‘sur) Islam liberal pada periode berikutnya. juga digunakan sehingga setiap Dari penjelasan di atas, polemik pendapatnya selalu di dasarkan pada teks Islam Liberal terjadi diakibatkan oleh yang terdapat dalam Qur‘an dan Hadist paradigma berfikir dan metodologi apa adanya. Jadi yang dominan adalah memahami ajaran Islam dalam melihat pengertian bahasa (al-Qattan, 1987: 477- realitas yang terjadi di masyarakat pada 484). masa koontemporer. Perbedaan paradigma berpikir antara D. PENUTUP tokoh Islam liberal dan para pengkritiknya Sejarah Islam Liberal di Indonesia adalah adanya perbedaan dalam upaya melewati empat tahap, yaitu: Pertama, untuk membangkitkan umat Islam dari tahap awal yang masih menyatu dengan pemikiran Neo-Modernisme, yang terkenal 5 Organisasi ini didirikan oleh para mahasiswa dengan tokoh utamanya, yaitu Nurcholish Indonesia yang sedang kuliah di Madjid, Abdurahman Wahid, Mukti Ali, tahun 2003. Tokohnya antara lain: Adian dan Harun Nasution. Kedua, pembentukan Husaini, Hamid Fahmi Zarkasy, dan Adnin paradigma Islam Liberal. Ketiga, kritik Armas dan evaluasi terhadap tokoh Islam liberal,

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

Sejarah Munculnya Pemikiran Islam Liberal…(Samsudin dan Nina Herlina Lubis) 497 seperti yang dialami: Nurcholish Madjid 2. Buku dan Harun Nasution mendapat kritikan Abdullah, Taufik dan Nina Herlina. 2012. tajam dari H.M. Rasjidi, Al-Attas, dan Indonesia dalam Arus Sejarah Daud Rasyid. Kemudian Ulil Abshar yang Jakarta: Ichtiar van Hoeve. dikritik Atiyan Ali dan Adian Husaini. Keritikan dari berbagai kalangan itu Abdullah, Taufik dan Fardaus Syam. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah menimbulkan polemik yang Jakarta: Ichtiar van Hoeve. berkepanjangan dikalangan umat Islam Indonesia. Al-Anshari Fauzan. 2003. Polemik pemikiran Islam Liberal Melawan Konspirasi JIL (Jaringan diakibatkan oleh perbedaan paradigma Islam Liberal), Jakarta: Pustaka al- Furqan. berfikir dan metodologi memahami ajaran Islam dalam melihat realitas yang terjadi di Bachtiar, Anwar. 2017. masyarakat pada masa kontemporer. Pertarungan Pemikiran Islam di Kelompok Islam liberal memiliki Indonesia (Kritik-kritik Terhadap paradigma berpikir progresif. Dalam Islam Islam Liberal dari H.M.Rasjidi Sampai INSIST). Jakarta: Alkautsar. liberal potensi dinamis itu besar. Sedangkan tokoh-tokoh pengkritik Islam Barton, Greg. 1999. liberal menggunakan paradigma berpikir Gagasan Islam Liberal di Insdonesia neo-revivalis, yang secara epistemologi Pemikiran Neo-modernisme berusaha untuk melakukan pemurnian Nurcholish Madjid, Djohan Efendi, Islam, dengan selalu berpegang pada dasar Ahamad Wahib dan Abdurahman Wahid.Terj. Nanang Tahqiq. Jakarta: Alquran dan Hadist. Selain perbedaan Paramadina. paradigma berpikir, terjadi juga perbedaan metodologi. Di mana tokoh Islam liberal Echols, John M dan Hassan Shadly. 1987. menggunakan metodologi hermuenetik dan Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: rasional (tafsir bi-ra‘yu) serta membongkar Gramedia. kekudusan ajaran Islam. Sedangkan tokoh- Hidayat, Asep, Samsudin, dan Dadan tokoh penentang Islam liberal Rusmana. 2014. menggunakan metodologi yang berangkat Studi Islam Asia Tenggara. Bandung: dari wahyu yang disucikan melalui proses Pustaka Setia. sejarah sehingga terjadi penyucian. Husaini, Adian. 2005. Kemudian menggunakan pendekatan Wajah Peradaban Barat (Dari tekstual (tafsir bil-ma‘sur) sehingga setiap Hegemoni Kristen dan Dominasi pendapatnya di dasarkan pada teks. Sekuler-Liberal). Jakarta: Gema Insani. DAFTAR SUMBER ______. 2010. 1. Arsip Virus Liberalisme di Perguruan FUUI. 2002 Tinggi Islam, Yogyakarta: Ombak. Arsip Pernyataan Bersama ”Ulama dan Umat Islam Jawa Barat, Jawa Jatnika, Eka Hendra. 2008. Tengah Tengah, dan Jawa Timur. Kontroversi Islam Liberal di Pada tanggal 1 Desember. Indonesia. Pontianak: STAIN Pontianak Press. Majelis Ulama Indonesia. 2005. Arsip Fatwa MUI tentang Pluralisme, Kurzman, Charles. 2001. Liberalisme, dan Sekulerisme tahun Wacana Islam Liberal: Pemikiran 26-29 Juli 2005. Islam Kontemporer Tentang Isu- isu Global. Jakarta: Paramadina.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)

498 Patanjala Vol. 11 No. 3 September 2019: 483 - 498

Khalil al-Qattan, Manna. 1987. Rasjidi. 1972. Studi Ilmu-Ilmu Qur‘an. Terjemahan Koreksi Terhadap Drs Nurcholish Mudzakir AS. Bogor: Litera Antar Madjid Tentang Sekulerisasi. Jakarta: Nusa. Bulan Bintang. Madjid, Nurcholish. 2013. Yatim, Badry. 1993. Islam Ke Moderenan dan Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Keindonesiaan. Bandung: Mizan. Grafindo Prasada Yogyakarta: Tiara Wacana . Mulia, Siti Musdah. 2008.

Menuju Kemandirian Politik 3. Surat Kabar dan Majalah Perempuan. Yogyakarta: Kibar Press. Nasution, Harun. 1975. Al-Attas, Naquib. Pembaharuan dalam Islam (Sejarah —Mengantar Sebuah Dialog Terbuka“, Pemikiran dan Gerakan). Jakarta: dalam Panji Masyarakat, 21 Februari Bulan Bintang. 1987. ______. 2002. Abdalla, Ulil Abshar. Teologi Islam. Jakarta: UI Press. “Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam“ yang di muat dalam HU ______. 2016. Kompas, 8 November 2001. Islam Ditinjau dari Berbagai Azra, Azyumardi. Aspeknya. Jakarta: UI Press. —Faruki dan Studi Islam di Amerika“, dalam Panji Masyarakat, 11 Juli ______. 1996. 1986. Islam Rasional (Gagasan dan Pemikiran Prof Dr Harun Nasution). 4. Sumber Lisan/Informan Bandung: Mizan. Abdalla, Ulil Abshar. (51 Tahun). Pribadi, Airlangga dan Y.R. Haryono. 2002. Pendiri dan mantan Kordinator Post Islam Liberal (Membangun Jaringan Islam Liberal (JIL). Dentuman Mentradisikian Wawancara di Bandung, 2018. Eksperimentasi). Bekasi: Gugus Press.

Zuly Qodir. 2012. Islam Liberal: Varian-Varian Liberalisme Islam di Indonesia 1991-200. Yogyakarta: LkiS. Rachman, Budi Munawar. 2010. Sekulerisme, Liberalisme, dan Pluarlisme (Islam Progresif dan Perkembanagn Diskursusnya). Jakarta: Gramedia. ______. 2011. Ensiklopedi Nurcholish Madjid. Jakarta: Democracy Project. ______. 2018. Reorientasi Pembaharuan Islam Jakarta:The Asia Foundation.

Riswanto, Arif Munandar. 2010. Buku Pintar Islam. Bandung: Mizan.

Patanjala, ISSN 2085-9937 (print), ISSN: 2598-1242 (online)